KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 – 2036
I. KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI STRUKTUR RUANG Zona Berdasarkan
Struktur Ruang
Wilayah Kabupaten Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
Sistem Pusat KegiatanPeraturan Zonasi PKN PKN yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional atau beberapa propinsi.
diperbolehkan dilakukan pengembangan dengan syarat maksimum yang ditetapkan dalam rencana rinci;
diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai skala kegiatan;
diperbolehkan dengan syarat intensitas pemanfaatan ruang yang tidak mengganggu fungsi sistem perkotaan dan jaringan prasarana; dan
tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya.
PKN bagi Kabupaten Bandung adalah wilayah Kabupaten Bandung yang merupakan bagian dari PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya.
Peraturan Zonasi PKL PKL yaitu pusat yang melayani satu atau lebih daerah Kabupaten/Kota.
Pusat pelayanan sekunder ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih tinggi
untuk memacu
pertumbuhan
perekonomian di wilayah
diperbolehkan dilakukan pengembangan dengan syarat maksimum yang ditetapkan dalam rencana rinci;
diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai skala kegiatan;
diperbolehkan dengan syarat intensitas pemanfaatan ruang yang tidak mengganggu fungsi
Pusat Kegiatan Lokal yang telah ditetapkan adalah Kecamatan Soreang – Kutawaringin - Katapang yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kabupaten / Ibukota Kabupaten, perdagangan dan jasa regional, perumahan, permukiman, industri, pariwisata
sekitarnya sistem perkotaan dan jaringan prasarana; dan
tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya
dan pertanian.
Peraturan Zonasi PKLp PKLp yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan.
diperbolehkan dilakukan pengembangan dengan syarat maksimum yang ditetapkan dalam rencana rinci;
diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai skala kegiatan;
diperbolehkan dengan syarat intensitas pemanfaatan ruang yang tidak mengganggu fungsi sistem perkotaan dan jaringan prasarana; dan
tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya.
PKLp bagi Kab. Bandung adalah Kecamatan Banjaran, Majalaya, Baleendah, Cileunyi – Rancaekek, dan Cicalengka yang berfungsi sebagai perdagangan dan jasa, perumahan, permukiman, industri, pertanian, perkebunan dan konservasi.
Peraturan Zonasi PPK PPK melayani kegiatan skala kecamatan dan beberapa desa.
diperbolehkan dilakukan pengembangan dengan syarat maksimum yang ditetapkan dalam rencana rinci;
diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai skala kegiatan;
diperbolehkan dengan syarat intensitas pemanfaatan ruang yang tidak mengganggu fungsi sistem perkotaan dan jaringan prasarana; dan
tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya.
PPK terdapat di Kecamatan Ciwidey, Pasirjambu, Pangalengan, Cangkuang, Ciparay, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Margahayu, Margaasih, Cilengkrang dan Cimenyan yang berfungsi sebagai perdagangan dan jasa, wisata alam, industri, agroindustri, perumahan, permukiman, pertanian, perkebunan dan kehutanan.
Peraturan Zonasi PPL PPK melayani kegiatan skala lingkungan/desa.
diperbolehkan dilakukan pengembangan dengan syarat maksimum yang ditetapkan dalam rencana rinci;
PPL terdapat di Kecamatan Rancabali, Cimaung, Arjasari, Pameungpeuk, Kertasari, Pacet, Ibun, Solokanjeruk, Paseh,
diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai skala kegiatan;
tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya;
tidak diperbolehkan dilakukan penambahan fungsi tertentu yang bertentangan.
Nagreg, dan Cikancung yang berfungsi sebagai perumahan, permukiman, pertanian, perkebunan, wisata alam, agroindustri, kehutanan dan konservasi.
Sistem Jaringan Prasarana Kawasan Sekitar Jaringan Jalan
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan.
Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan.
Ruang manfaat jalan hanya diperbolehkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.Trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki.
Ruang milik jalan diperbolehkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.
Ruang pengawasan jalan diperbolehkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.
Diperbolehkan bersyarat untuk kegiatan pembangunan bangunan dan jaringan utilitas, iklan dan media informasi, bangun bangunan, bangunan
1) Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
2) Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan.
3) Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
4) Jalan khusus merupakan jalan yang dibangun dan dipelihara oleh orang atau instansi untuk melayani kepentingan sendiri
gedung dalam ruang milik jalan.
Dilarang memanfaatkan ruang manfaat jalan, menggunakan dan memanfaatkan ruang milik jalan, menggunakan ruang pengawasan jalan kecuali untuk ruang pengawasan jalan khusus yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan.
Untuk pengengendalian dan pemanfaatan Ruang Milik Jalan di daerah sesuai kewenangan penyelenggara jalan kabupaten dan desa akan diatur oleh peraturan perundangan lebih lanjut Kawasan Sekitar
Jaringan Sumber Daya Air
Sistem pengembangan jaringan sumber daya meliputi sistem pengelolaan wilayah sungai (WS), cekungan air tanah (CAT), jaringan irigasi, jaringan air baku untuk air bersih dan sistem pengendalian daya rusak air.
Diperbolehkan kegiatan pertanian dengan syarat tidak merusak tatanan lingkungan dan bentang alam yang akan mengganggu kualitas maupun kuantitas air;
Diperbolehkan mendirikan bangunan yang mendukung pengelolaan sumber daya air;
Diperbolehkan membangun prasarana lalulintas air, kegiatan pembangunan prasarana pengambilan dan pembuangan air serta kegiatan pengamanan sungai dan sempadan sungai, waduk dan situ
Untuk jaringan sempadan irigasi diperbolehkan bersyarat untuk melakukan kegiatan berupa pelebaran jalan, pembuatan jembatan, pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telpon, pipa air minum, pipa gas, mikrohidro dan kegiatan yang bersifat sosial untuk kepentingan umum sepanjang tidak mengganggu fisik dan fungsi jaringan irigasi dan ruang sempadan jaringan irigasi.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan selain yang tidak menggangu fungsi konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air dan fungsi sistem jaringan sumber daya
Rencana pengembangan dan pengelolaan sumber daya air
bertujuan untuk
mempertahankan dan melindungi sumber daya air sebagai air baku kebutuhan penduduk di Kabupaten Bandung.
air.
Tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang atau kegiatan yang menggangu fungsi sungai, danau, waduk, situ, CAT sebagai sumber air, jaringan irigasi, sistem pengendalian banjir dan sistem pengamanan sungai dan sumber air.
Untuk prasarana pengendalian banjir berupa floodway, harus disetai dengan pembangunan jalan inspeksi di sepanjang kanan-kiri saluran.
Kawasan Sekitar Jaringan Drainase
Pengelolaan dan sistem drainase yang buruk merupakan salah satu penyebab banjir di Kabupaten Bandung.
Penyediaan dan
pemanfaatan saluran drainase diupayakan dengan pemisahan terhadap buangan air limbah, khususnya domestik dan non domestik untuk menghindari terhambatnya aliran air.
Diperbolehkan mendirikan bangunan mendukung jaringan drainase;
Diperbolehkan bersyarat pengembangan kegiatan perkotaan dengan didukung jaringan drainase;
Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sekitar prasarana jaringan drainase dengan tidak merubah fungsi utama;
Diperbolehkan bersayarat membangun jaringan drainase dengan sistem tertutup pada kegiatan perkotaan dengan tidak merubah fungsi utama;
Tidak diperbolehkan memanfaatkan saluran drainase sebagai tempat pembuangan sampah, air limbah atau material padat lainnya.
Penataan saluran drainase dilakukan pada kawasan perkotaan dan kawasan yang memiliki tingkat genangan air dan rawan banjir. Kawasan Desa Tegalluar, Babakan, Sayang, dan Desa Sapan Kecamatan Bojongsoang menjadi kawasan limitasi bagi pengembangan di Kabupaten Bandung. Secara rinci kawasan rawan bencana banjir adalah: Kecamatan Bojongsoang, Rancaekek, Banjaran, Ciparay, dan Majalaya, dimana banjir erat kaitannya dengan sistem drainase yang tidak dikelola dengan baik.
Selain itu setiap ruas jalan dengan intensitas kegiatan yang tinggi diikuti dengan kelengkapan infrastruktur saluran pembuangan air hujan yang terintegrasi dengan prasarana jaringan jalan.
Kawasan Sekitar Rencana sistem penyediaan
air bersih berupa rencana Diperbolehkan pemanfaatan ruang dan kegiatan
pembangunan prasarana air bersih serta kegiatan Pengembangan sistem penyediaan air bersih regional direncanakan
Jaringan Air Bersih pengembangan sistem pengembangan pelayanan air minum.
prasarana penunjang pengelolaan sistem jaringan air bersih.
Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sekitar sumber air bersih dengan tidak merubah fungsi utama.
Tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar sumber air bersih yang mengubah keberlanjutan fungsi utama, mengakitbatkan pencemaran air baku dari air limbah dan sampah dan mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana penyedian air bersih.
di Kecamatan Cileunyi, Soreang, Kutawaringin, Ciparay, Paseh, Cicalengka, Rancaekek, Cikancung, Ciwidey dan Pasirjambu.
Kawasan Sekitar Jaringan
Telekomunikasi
Pengembangan Sistem Komunikasi wilayah Kabupaten yang lebih
diutamakan pada
pengembangan jaringan komunikasi seluler, jaringan telepon nirkabel yang diimplementasikan dengan pembangunan Tower BTS Terpadu, pengembangan jaringan internet dan pengembangan jaringan cyber province yang mencakup keseluruhan wilayah Kab. Bandung terutama pada wilayah pusat kegiatan (PKL, PKLp, dan PPK)
Diperbolehkan jaringan melintasi tanah milik dan/atau dikuasai pemerintah.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pembangunan menara telekomunikasi bersama.
Tidak diperbolehkan mendirikan bangunan di sekitar menara telekomunikasi dalam radius bahaya keamanan dan keselamatan
Radius keselamatan ruang di sekitar menara dihitung 125%
(seratus dua puluh lima persen) dari tinggi menara, untuk menjamin keselamatan akibat kecelakaan menara. Tinggi menara tersebut diukur dari permukaan tanah atau air tempat berdirinya menara. Radius keselamatan ruang di sekitar menara tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik menara terkait.
Kawasan Sekitar Jaringan Listrik Dan Energi
Rencana pengembangan prasarana energi di Kabupaten Bandung merupakan arahan
Diperbolehkan jaringan melintasi tanah milik dan/atau dikuasai pemerintah.
Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk RTH.
Rencana sistem jaringan prasarana energi dan kelistrikan meliputi:
1) Peningkatan kapasitas
pengembangan jaringan prasarana energi adalah untuk menyediakan energi listrik yang layak untuk berbagai kegiatan masyarakat di seluruh wilayah permukiman dan pusat-pusat kegiatan dengan meningkatkan kapasitas terpasang serta kapasitas terpakai, serta pengembangan listrik di daerah-daerah terpencil dengan memanfaatkan energi alternatif.
Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang dibawah koridor SUTT dan SUTET dengan ketentuan ketinggian bangunan tergantung dari sifat ketahan arti bangunan , sifat pengantaran listrik bangunan.
Tidak diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik yang tidak memperhitungkan jarak aman dan kegiatan lain.
Tidak diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur transmisi.
Tidak diperbolehkan membangun dibawah koridor SUTT dan SUTET untuk bangunan dengan resiko kebakaran tinggi seperti pom bensin dan tempat penimbunan bahan bakar.
pembangkit listrik melalui peningkatan kapasitas Gardu Induk (GI);
2) Pengamanan dan penataan jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)Jawa – Bali – Nusa Tenggara 500 KV;
3) Pengembangan prasarana pembangkit baru dengan sumber energi alternatif, meliputi :
a. Pemanfaatan energi panas bumi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Cibuni;
b. Pemanfaatan energi panas bumi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Wayang-Windu;
c. Pemanfaatan energi panas bumi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Patuha;
d. Pemanfaatan energi panas bumi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang;
e. Pemanfaatan energi panas bumi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Darajat (lintas kabupaten);
f. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air;
g. Pemanfaatan sampah sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA);
h. Pengembangan Desa Mandiri Energi dengan berbasis potensi setempat (air, angin, surya, biogas, dll) di Kecamatan Pasirjambu, Pangalengan, Cilengkrang, Cangkuang, Kertasari, Pacet, Arjasari, Paseh, Cikancung, Rancabali, Ciwidey; dan i. Pengendalian potensi
limbah panas bumi dengan pengelolaan ramah lingkungan agar tidak mencemari lingkungan khususnya sungai.
4) Peningkatan jaringan distribusi listrik yang dilaksanakan untuk mendukung kegiatan industri pada pusat kegiatan utama di Kecamatan Majalaya, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek, Cileunyi, Baleendah, Cicalengka, Margaasih, Katapang, Arjasari, Pameungpeuk, Paseh, Solokanjeruk, Cikancung, Banjaran, Kutawaringin, Ibun
dan daerah lainnya yang belum teraliri listrik.
Kawasan Sekitar
Prasarana Persampahan Prasarana persampahan berupa TPPAS
Kawasan sekitar TPPAS dibagi menjadi zona penyangga dan zona budi daya terbatas;
Diperbolehkan melakukan kegiatan pengoprasian TPPAS pada zona penyangga berupa kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengelolaan dan pemrosesan akhir sampah, tempat mesin pengolah sampah, pengurungan lapis bersih (sanitary landfill), pemeliharaan TPPAS, dan kegiatan penunjang operasional TPPAS;
Diperbolehkan bersyarat pada zona budidaya terbatas kegiatan pertanian non-pangan, kegiatan penghijauan, kegiatan permukiman, dalam jarak yang aman dari dampak pengelolaan persampahan, industri terkait pengelolaan sampah, bangunan TPST dan kegiatan lain yang tidak mengganggu fungsi kawasan TPPAS;
Tidak diperbolehkan kegiatan sosial ekonomi yang mengganggu fungsi kawasan TPPAS
1) Zona penyangga adalah zona yang berfungsi sebagai penahan untuk mencegah atau
mengurangi dampak
keberadaan dan kegiatan- kegiatan TPPAS terhadap masyarakat yang melakukan kegiatan sehari-hari di kawasan sekitar TPPAS, dalam segi keselamatan, kesehatan dan kenyamanan, akibat dan gangguan-gangguan misalnya bau, kebisingan, dan sebagainya. Pemanfaatan lahan untuk zona penyangga ditentukan sebagai berikut:
- Jarak 0-100 m: diharuskan berupa sabuk hijau: dan - Jarak 101-500 m: tanaman
tahunan dan hutan.
2) Zona budi daya terbatas adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan dengan batasan tertentu.
Kawasan Sekitar Untuk sistem air limbah Diperbolehkan mendirikan prasarana air limbah Sistem pengelolaan air limbah
Jaringan Pengolahan Air
Limbah Dan B3 agar tidak mencemari lingkungan diusahakan pengembangan sistem pembuangan air limbah terpadu antar lingkungan dengan cara menggunakan sistem pengolahan sebelum masuk sungai-sungai yang ada, sehingga tidak terjadi pencemaran.
dalam rangka mengurangi, memanfaatkan kembali, dan mengolah air limbah serta pembangunan prasarana penunjangnya.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan selain yang tidak mengganggu fungsi sistem jaringan air limbah.
Tidak diperbolehkan pembuangan sampah, B3, limbah B3, dan kegiatan lain yang mengganggu fungsi sistem jaringan air limbah.
yang masih bisa diterapkan di Kabupaten Bandung adalah sistem pembuangan air limbah setempat (on-site sanitation) dengan pertimbangan biaya konstruksi rendah, bisa dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan. Pembuatan suatu sistem pembuangan air limbah setempat yang baik tentunya harus memenuhi persyaratan tertentu sehingga dapat diterapkan pada kondisi masyarakat setempat. Sedangkan Sistem off site direncanakan di daerah–daerah yang menjadi pusat kegiatan komersil dan pusat pemerintahan dengan pertimbangan luas tanah terbatas serta kepadatan relatif tinggi.
Kabupaten Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
Kawasan LindungKawasan Hutan Lindung Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah
Diperbolehkan kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian hutan lindung.
Diperbolehkan kegiatan pengembangan sumber resapan air, cagar alam dan suaka margasatwa, Kegiatan penataan dan pembangunan sempadan sungai, danau dan mata air.
Diperbolehkan kegiatan pemanfaatan ruang lainnya yang dapat meningkatkan fungsi konservasi.
Diperbolehkan terbatas kegiatan jasa pariwisata.
Diperbolehkan terbatas pendirian bangunan yang merupakan bagian dari suatu jaringan atau transmisi bagi kepentingan umum yang keberadaannya telah mendapat persetujuan dari instansi terkait, misal: pos pengamat kebakaran, pos penjagaan, papan petunjuk/penerangan, patok triangulasi, tugu.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pembangunan transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas.
Diperbolehkan bersyarat bangunan penunjang/prasarana bagi hutan lindung dan kegiatan pariwisata (wanawisata).
Dilarang melakukan kegiatan pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidayaPenentuan kawasan hutan lindung dilakukan berdasatkan tata batas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dimana pemanfaatan ruang Hutan Lindung di Kabupaten Bandung dengan sebaran Kecamatan Kutawaringin, Rancabali, Pasirjambu, Ciwidey, Banjaran, Pangalengan, Cangkuang, Cimaung, Arjasari, Pacet, Kertasari, Paseh, Ibun, Cicalengka, Nagrek, Cikancung, Cileunyi, Cimenyan, Cilengkrang.
non pertanian termasuk mendirikan bangunan kecuali yang dikategorikan diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat tersebut di atas.
Dilakukan pengendalian/pembatasan kegiatan pengembangan pemanfaatan mata air untuk industri air minum dalam kemasan.Kawasan Perlindungan
Kawasan Bawahannya Kawasan perlindungan bagi kawasan bawahannya di Kabupaten Bandung merupakan kawasan resapan air yang diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis sebagai kawasan konservasi serta resapan air.
Diperbolehkan kegiatanpengembangan/pembangunan sumber resapan air, cagar alam, suaka margasatwa;
Diperbolehkan kegiatan penataan dan pembangunan sempadan sungai, danau dan mata air;
Diperbolehkan kegiatan pemanfaatan ruang lainnya yang dapat meningkatkan fungsi perairan.
Diperbolehkan terbatas kegiatan pengembangan hutan lindung;
Diperbolehkan terbatas kegiatan jasa seperti jasa usaha pelayanan rekreasi dan hiburan serta jasa pariwisata;
Diperbolehkan terbatas kegiatan pendirian bangunan yang merupakan bagian dari suatu jaringan atau transmisi bagi kepentingan umum yang keberadaannya telah mendapat persetujuan dari instansi terkait, misal: pos penjagaan, papan petunjuk/penerangan, patok triangulasi, tugu.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pembagunan transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi;Kawasan resapan air tersebar di Kecamatan Cimenyan dan Cilengkrang (Bagian Utara) dan beberapa kecamatan di Bagian selatan antara lain: Kecamatan Rancabali, Pasirjambu, Kertasari, Paseh, Pacet, Ibun, Cicalengka, Nagreg, Cimaung, Banjaran dan Majalaya (sampai Gunung Patuha–
Gunung Wayang) Ciwidey - Pangalengan dan Cicalengka.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas. Dilarang melakukan kegiatan berupa semua pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian termasuk mendirikan bangunan kecuali yang dikategorikan diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat tersebut di atas.
Dilakukan pengendalian/pembatasan kegiatan pengembangan pemanfaatan mata air untuk industri air minum dalam kemasan.
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat dimaksudkan untuk melindungi fungsi hidrologis yang ada di Kabupaten Bandung, khususnya perlindungan terhadap wilayah Sungai, Danau/Waduk dan mata Air.
Kawasan perlindungan setempat meliputi :
1. Sempadan sungai 2. Sempadan
danau/waduk/situ 3. Kawasan sekitar mata
air
1) Ketentuan Umum Peraturan Zonasi sempadan sungai
Diperbolehkan pengembangan dan penataan perlindungan sungai, jalan inspeksi, kelengkapan bangunan yang diijinkan, dan bangunan pelindung terhadap kemungkinan banjir;
Diperbolehkan pemanfaatan ruang khusus seperti bangunan sumberdaya air, jembatan dan dermaga, jalur air minum, rentangan kabel telekomunikasi dan listrik, serta vegetasi rumput pada sempadan bertanggul dan tanaman keras pada sempadantidak bertanggul, penanaman tumbuhan pelindung; dan
Diperbolehkan bangunan bendung/bendungan dan bangunan lalu lintas air seperti dermaga, gardu listrik, bangunan telekomunikasi danpengontrol/pengukur debit air.
Diperbolehkan terbatas bangunan penunjang pariwisata sepert dermaga;
Diperbolehkan terbatas bangunan pengontrol debit dan kualitas air; dan
Diperbolehkan terbatas bangunan pengolahan limbah dan bahan pencemar lainnya.
Diperbolehkan bersyarat melakukan kegiatan pada kawasan sempadan antara lain Diperbolehkan bersyarat Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas, serta bangunan yang berpotensi mencemari sungai
Dilarang melakukan kegiatan yang berupa kegiatan yang dilarang pada kawasan sempadan adalah semua pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian termasuk mendirikan bangunan kecuali yang dikategorikan diiizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat tersebut di atas, khususnya membuang sampah dan mendirikan bangunan permanen dalam sempadan sungai.2) Ketentuan Umum Peraturan Zonasi sempadan danau/waduk/situ
Diperbolehkan kegiatan yang mempertahankan fungsi daerah sempadan danau/waduk/situ
Diperbolehkan kegiatan penelitian
Diperbolehkan kegiatan pengembangan ilmupengetahuan
Diperbolehkan jaringan utilitas, seperti pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telpon, dan pipa air minum
Diperbolehkan prasarana dan sarana minimum berupa pelindung danau berupa jalan setapak, kelengkapan bangunan yang diijinkan, dan bangunan pelindung terhadap kemungkinan banjir
Diperbolehkan pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalan/jembatan.
Diperbolehkan terbatas bangunan penunjang pariwisata.
Diperbolehkan terbatas bangunan pengontrol debit dan kualitas air.
Diperbolehkan bersyarat pembangunan prasarana bangunan pengambilan dan pembuangan air.
Diperbolehkan bersyarat pengembangan perikanan, pengelolaan perikanan di perairan.
Diperbolehkan bersyarat ekowisata yang diberi batasan sebagai bentuk dan kegiatan wisata yang bertumpu pada lingkungan dan bermanfaat secara ekologi, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat lokal serta bagi kelestarian sumberdaya alam dan pemanfaatan yang berkelanjutan.
Dilarang pendirian bangunan selain untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air; dan
Dilarang kegiatan yang mencemari kualitas lingkungan sekitar kawasan sempadan.3) Ketentuan Umum Peraturan Zonasi sempadan sekitar mata air
Diperbolehkan perlindungan sekitar mata air dan kelestarian sumber daya air
Diperbolehkan pemanfaatan berupa kawasan budidaya hutan, pertanian lahan kering dan perkebunan/tanaman tahunan, tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air
Diperbolehkan bangunan minimal pengelolaan dan pemanfataan mata air yang dizinkan dan ramah lingkungan
Diperbolehkan pemasangan jaringan kabel, listrik, telepon dan pipa air minum
Diperbolehkan kegiatan konservatif yang bersifat vegetatif.
Pemanfaatan mata air sebagai sumber air bersih dan irigasi dengan menyediakan sarana dan prasarana minimal tanpa merubah fungsi dan bentang alam kawasan Mata Air;
Diperbolehkan terbatas pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah longsor/erosi dan mempertahankan bentuk mata air
Diperbolehkan terbatas kegiatan wisata yang terbatas hanya pada kegiatan wisata alam tanpa merubah fungsi ekologis mata air
Diperbolehkan bersyarat kegiatan penunjang pariwisata alam sesuai ketentuan yang berlaku
Diperbolehkan bersyarat bangunan pengontrol debit dan kualitas air
Dilarang melakukan kegiatan penebangan dalam area sempadan mata air;
Dilarang melakukan kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air
Dilarang melakukan kegiatan penggalian atau perubahan bentuk medan atau pembangunan bangunan fisik yang mengakibatkan penutupan jalannya mata air serta mengganggu keberadaan dan kelestarian mata air
Dilarang melakukan kegiatan pembuangan limbah baik padat, cair maupun limbah berbahaya.
Dilakukan pengendalian/pembatasan kegiatan pengembangan pemanfaatan mata air untuk industri air minum dalam kemasan.Kawasan Hutan
Konservasi Kawasan hutan konservasi adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya,
Diperbolehkan kegiatan penelitian, pendidikan, konservasi, penangkaran satwa buru dan wisata buru, pembinaan habitat satwa, pengembangbiakan satwa dan pelestarian satwa, dan wisata alam/ ekowisata;
Diperbolehkan kegiatan perlindungan terhadap satwa dan tumbuhan langka, menanam pohon, berburu, menangkap ikan, berkemah, koleksi ilmiah dengan izin, pengelolaan habitat, eksplorasi mineral, pengendalian margasatwa;Rencana untuk pengelolaan kawasan hutan konservasi meliputi:
1) Pelestarian dan pemeliharaan keanekaragaman nabati dan hayati Cagar Alam Patengan, Cagar Alam Gunung Malabar, Cagar Alam Cigenteng, Cagar Alam Gunung Simpang (15.000 Ha), Cagar Alam Gunung Tilu, Cagar Alam Kamojang Barat, Cagar Alam Kamojang Timur,
pariwisata dan rekreasi
Diperbolehkan kegiatan berburu pada kawasan atau areal hutan buru dengan jenis satwa perburuan yang telah ditentukan;
Diperbolehkan berburu sesuai dengan jumlah dan jenis satwa buru yang diizinkan untuk diburu
Diperbolehkan penyediaan sarana dan prasarana perburuan seperti jalan inspeksi, rumah pohon, kantor pengawasan dan pengelolaan.
Diperbolehkan terbatas pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata terbatas
Diperbolehkan terbatas pengambilan herba dan kayu bakar secara terbatas dan diberikan izin
Diperbolehkan terbatas pengambilan koleksi ilmiah dengan izin untuk kemajuan pendidikan, penelitian dan ilmu pengetahuan
Diperbolehkan terbatas perdagangan dalam skala terbatas dapat dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dan di sekitar areal buru dan di sekitar taman buru sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perburuan satwa buru
Diperbolehkan bersyarat pengusahaantaman buru oleh badan usaha yang berbentuk badan hukum dan berizin.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan selain yang tidak mengganggu fungsi kawasan taman buru.
Diperbolehkan bersyarat perburuan yang dilakukan secara tradisional perlu memliki akta buru, pemandu buru dan membayar pungutan izin berburu.Cagar Alam Papandayan, Taman Wisata Alam Telaga Patengan, dan Taman Wisata Alam Cimangu. Cagar Alam terletak di Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu, dan Rancabali.
2) Kawasan pelestarian alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung, antara lain adalah Taman Hutan Raya Ir. H.
Juanda di Kecamatan Cimenyan, juga terdapat di Kecamatan Rancabali. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang didalamnya terdapat jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi.
3) Taman Wisata Alam berupa TWA Telaga Patenggang, TWA Cimanggu, dan TWA Kawasan Kamojang terletak di Kecamatan Pangalengan, Rancabali dan Ibun.
4) Taman Buru berupa Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBMK) yang sebagian terletak di Kabupaten Bandung.
Dilarang melakukan eksploitasi cagar alam, sumber daya hayati dan nabati
Dilarang berburu melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan dalam surat izin berburu.
Dilarang berburu tidak sesuai jenis dan melebihi jatah buru yang telah ditetapkan dalam surat izin berburu.
Dilarang melakukan pemanfaatan ruang yang dapat mengubah bentang alam dalam kawasan.
Dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengganggu fungsi cagar alam, taman hutan raya, taman wisata alam dan wisata buru
Dilarang melakukan pendirian bangunan yang bukan untuk menunjang kegiatan taman buru, kecuali blok desa binaan.Kawasan Bencana Alam Kawasan bencana alam meliputi:
1.
Kawasan rawan bencana banjir;2.
Kawasan rawan bencana tanah longsor/gerakan tanah;3.
Kawasan rawan bencana gempa bumi; dan4.
Kawasan rawan bencana puting beliung5.
Kawasan rawan bencana aliran lahar.1)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Bencana Alam
Diperbolehkan hutan, perkebunan, dan pertanian tanaman tahunan
Diperbolehkan prasarana dan sarana minimum berupa penyediaan sarana dan prasarana kegiatan penunjang hutan, perkebunan dan pertanian tanaman pangan.
Diperbolehkan bangunan pendukung prasarana wilayah.
Diperbolehkan terbatas prasarana wilayah yang hanya dapat melalui kawasan rawan bencana banjir
Diperbolehkan terbatas pemanfaatan dataranRencana terkait Kawasan Rawan Bencana Alam, meliputi :
1) Rehabilitasi lahan dan air pada SUB DAS Hulu Citarum, SUB DAS Cirasea dan SUB DAS Cisangkuy;
2) Pengendalian penanganan banjir dan genangan di Kecamatan Sub Das Cisangkuy, Cangkuang, Tegalluar, Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, Rancaekek, Pameungpeuk, Banjaran, Ciparay, dan Majalaya, Cicalengka.
3) Rehabilitasi lahan Hutan dan kritis pada daerah bencana
banjir bagi RTH dan pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah
Diperbolehkan bersyarat peternakan dan perikanan
Diperbolehkan bersyarat bangunan pendukung pengembangan peternakan dan perikanan dengan intensitas rendah.
Dilarang melakukan seluruh kegiatan berupa kawasan terbangun permukiman dan fasilitas penting
Dilarang merubah fungsi hutan, perkebunan, dan pertanian tanaman tahunan.2)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor/Gerakan Tanah
Diperbolehkan pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana
Diperbolehkan kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, hutan kota dan hutan produksi dengan penanaman vegetasi yang tepat, sistem terasering dan drainase yang tepat, kegiatan peternakan dengan sistem kandang, dan kegiatan lainnya yang tidak mempengaruhi pemotongan dan penggalian tanah/lereng.
Diperbolehkan terbatas pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan dengan dilengkapi peralatan keselamatan dan perlindungangerakan tanah, cukup tinggi pada wilayah Selatan wilayah Kabupaten Bandung yaitu Kertasari, Pangalengan, Pasirjambu, Rancabali, Pacet dan Ibun.
4) Inventarisasi dan penggunaan bangunan tahan gempa pada
wilayah Kecamatan
Pangalengan, Banjaran, Cimaung, Kertasari dan Cilengkrang disertai dengan sistem peringanan dini.
5) Pembatasan pembangunan (lahan terbangun) pada daerah rawan aliran lahar pada wilayah Kecamatan Cileunyi, Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali
dan dampak Gunung
Papandayan di Kecamatan Kertasari.
6) Mengendalikan erosi dengan menambah bangunan sipil teknis antara lain : sumur resapan, Gully Plug, terasering, check dam dan bangunan lain yang sejenis berdasarkan kajian dan perencanaan;
7) Pembatasan pembangunan (lahan terbangun) pada daerah rawangerakan tanah di Kecamatan Ciwidey,Rancabali dan Pasirjambu; dan
Dilarang melakukan kegiatan yang mengganggu fungsi lindung kawasan rawan bencana longsor dengan tingkat kerawanan/tingkat risiko tinggi
Dilarang melakukan pembangunan industri/pabrik
Dilarang melakukan penggalian dan pemotongan lereng
Dilarang mendirikan bangunan pada kelerengan >40%, tikungan sungai, serta alur sungai kering di daerah pegunungan
Dilarang melakukanpembangunan/pengembangan pusat-pusat hunian beserta sarana dan prasarana pendukung kegiatan sosial ekonominya.
3)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi
Diperbolehkan bangunan penting sarana pemantauan dan prasarana dengan persyaratan bangunan tahan gempa
Diperbolehkan penetapan mitigasi bencana, penentuan lokasi dan jalur evakuasi
Diperbolehkan terbatas kegiatan budidaya dengan syarat teknis rekayasa teknologi yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana.
Diperbolehkan terbatas pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum
Diperbolehkan bersyarat kegiatan budidaya
Diperbolehkan bersyarat kegiatan wisata alam8) Penetapan jalur dan ruang evakuasi bencana
dengan tidak mengganggu bentang alam dan ekosistem;
Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan tipologi dan tingkat kawasan atau resiko bencana;
Dilarang mendirikan bangunan pada kelerengan lebih besar dari 40 (empat puluh) persen;
Dilarang melakukan penggalian dan pemotongan lereng pada kelerengan lebih besar dari 40%(empat puluh) persen;
Dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan perusakan terhadap keutuhan kawasan dan ekosistemnya.4)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Rawan Bencana Puting Beliung
Diperbolehkan penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin
Diperbolehkan kegiatan budidaya pertanian
Diperbolehkan pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum
Diperbolehkan bangunan ruang evakuasi bencana.
Diperbolehkan terbatas bangunan ruang evakuasi bencana.
Diperbolehkan bersyarat pembangunan kawasan terbangun dengan menerapkan peraturan bangunan (building code) dengan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin.
Dilarang melakukan pembangunan fasilitaspenting pada daerah yang tidak terlindungi dari serangan angin puting beliung;
Dilarang melakukan pembangunan bangunan tinggi yang tidak dapat menahan serangan angin;dan
Dilarang melakukan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum.5)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Rawan Bencana Aliran Lahar.
Diperbolehkan kegiatan pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum
Diperbolehkan kegiatan mitigasi bencana, penentuan lokasi dan jalur evakuasi
Diperbolehkan terbatas kegiatan budidaya dengan syarat teknis rekayasa teknologi yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana.
Diperbolehkan terbatas pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan budidaya
Diperbolehkan bersyarat kegiatan wisata alam dengan tidak mengganggu bentang alam dan ekosistem
Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan tipologi dan tingkat kawasan atau resiko bencana
Dilarang mendirikan bangunan pada kelerenganlebih besar dari 40 (empat puluh) persen;
Dilarang melakukan penggalian dan pemotongan lereng pada kelerengan lebih besar dari 40 (empat puluh) persen;
Dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan perusakan terhadap keutuhan kawasan dan ekosistemnya.Kawasan Lindung
Geologi Kawasan lindung geologi menurut Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 Tentang RTRWN pasal 52 point (5) terdiri atas ; (a) kawasan cagar alam geologi, (b) Kawasan rawan bencana alam geologi, (c) kawasan
yang memberikan
perlindungan terhadap air tanah, dan (d) kawasan Cekungan Air Tanah (CAT).
Diperbolehkan kegiatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam kawasan lindung geologi;
Diperbolehkan kegiatan kehutanan dan reboisasi, serta budidaya non terbangun seperti perkebunan dan pertanian, serta kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; dan
Diperbolehkan pembangunan prasarana minimum diarahkan pada prasarana pendukung pemantauan geologi dan pariwisata geologi yang dikembangkan.
Diperbolehkan terbatas pengembangan pariwisata dan pembangunan jaringan prasarana tertentu yang karena lokasi dan fungsinya harus melalui kawasan tersebut
Diperbolehkan bersyarat kegiatan wisata alam dengan intensitas rendah.
Dilarang melakukan kegiatan pertambangan dan penggalian dalam kawasan lindung geologi;
Dilarang melakukan kegiatan pemanfaatan ruang yang mengubah bentukan geologi dan mengganggu kelestarian lingkungan; dan
Dilarang melakukan kegiatan budidaya untukArahan kegiatan perlindungan terhadap kawasan lindung geologi di Kabupaten Bandung, meliputi : a. Konservasi dan pendayagunaan
lingkungan geologi dengan penetapan wilayah yang secara geologis tertutup bagi pengembangan wilayah;
b. Inventarisasi dan perencanaan upaya mitigasi bencana geologi;
c. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan perlindungan lingkungan geologi dilaksanakan oleh Dinas bersama Instansi Teknis terkait.
kegiatan permukiman, fasilitas sosial, perdagangan, pertambangan dan industri, atau kegiatan yang berpotensi merusak bentukan geologi.
Dilakukan pengendalian/pembatasan kegiatan pengembangan pemanfaatan mata air untuk industri air minum dalam kemasan.Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya
berupa cagar budaya
Diperbolehkan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, serta pendidikan
Diperbolehkan untuk wisata alam, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dengan syarat tidak merubah bentang alam
Diperbolehkan kegiatan pelestarian budaya dan peninggalan sejarah
Diperbolehkan pemanfaatan lahan untuk lokasi evakuasi bencana
Diperbolehkan prasarana pendukung pemantauan dan pengendalian kawasan.
Diperbolehkan terbatas pengemasan bangunan dan objek alam dan bersejarah untuk dapat mendukung kegiatan pariwisata
Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan sumber daya alam (pertambangan dan geothermal) yang terkandung didalamnya
Dilarang melakukan eksploitasi cagar budaya;
Dilarang melakukan kegiatan budidaya dan pendirian bangunan yang tidak sesuai fungsi kawasan.Kawasan lindung lainnya yang terdapat di Kabupaten Bandung meliputi:
a. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan di Situ Gunung Kendan, Candi Bojong Menje dan kawasan Syech Mahmud.
b. Kawasan cagar budaya yang terdiri dari pelestarian benda sejarah, situs dan adat kampung yang ada di Kecamatan Arjasari, Dayeuhkolot, Soreang, Cileunyi, Ibun, Nagreg, Margaasih, Pangalengan, Pasirjambu, Rancaekek, Paseh dan Banjaran.
c. Kawasan Perlindungan Alam Plasma Nutfah eksitu meliputi Kawah Putih dan Gunung Patuha.
Kawasan Budidaya Kawasan Peruntukan
Hutan Produksi Kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
Kawasan hutan produksi meliputi:
1. Kawasan hutan produksi terbatas; dan
2. Kawasan hutan produksi tetap.
1) Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan hutan produksi terbatas
Diperbolehkan kegiatanpengembangan/pembangunan sumber resapan air, cagar alam dan suaka margasatwa;
Diperbolehkan kegiatan pembangunan/penataan sempadan sungai, danau dan mata air;
Diperbolehkan kegiatan pengembangan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan rakyat;
Diperbolehkan kegiatan budidaya tanamantahunan/perkebunan dan kebun
campuran/ladang;
Diperbolehkan kegiatan pemanfaatan ruang lainnya yang dapat meningkatkan fungsi hutan produksi.
Diperbolehkan terbatas kegiatan pengembangan hutan lindung,
Diperbolehkan terbatas kegiatan budidaya pertanian seperti budidaya sawah irigasi teknis, sawah irigasi desa, sawah tadah hujan dan perikanan.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan budidaya peternakan;
Diperbolehkan bersyarat kegiatan transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi;
Diperbolehkan bersyarat Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadiKawasan Hutan Produksi di Kabupaten Bandung yang memiliki fungsi lindung dan konservatif meliputi :
a. Hutan Produksi Gunung Tilu, Manglayang dan Wayang Windu, Kutawaringin, Pameungpeuk, Baleendah, Arjasari, Paseh, Cimenyan, Cikancung, dan Nagreg;
b. Hutan Produksi Terbatas di Kecamatan Rancabali, Kertasari, Ibun, Paseh, Pasirjambu, Pangalengan, Cimenyan, Nagreg, Cicalengka, Cimaung, dan Pacet.
pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas.
Dilarang melakukan semua kegiatan pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian kecuali yang dikategorikan diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat.2) Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan hutan produksi tetap
Diperbolehkan kegiatanpengembangan/pembangunan sumber resapan air, cagar alam, suaka margasatwa
Diperbolehkan kegiatan pembangunan dan penataan sempadan sungai, danau dan mata air
Diperbolehkan kegiatan pengembangan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan rakyat
Diperbolehkan kegiatan budidaya tanamantahunan/perkebunan dan kebun
campuran/ladang
Diperbolehkan kegiatan pemanfaatan ruang lainnya yang dapat meningkatkan fungsi hutan produksi.
Diperbolehkan terbatas kegiatan pengembangan hutan lindung
Diperbolehkan terbatas kegiatan budidaya pertanian seperti budidaya sawah irigasi teknis, sawah irigasi desa, sawah tadah hujan dan perikanan
Diperbolehkan terbatas kegiatan pengembangan/pembangunan hutan kota.
Diperbolehkan bersyarat kegiatan budidaya peternakan
Diperbolehkan bersyarat kegiatan budidaya transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi
Diperbolehkan bersyarat Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas.
Dilarang melakukan semua kegiatan pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian kecuali yang dikategorikan diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyaratKawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Pengelolaan hutan rakyat meliputi:
a. Penyediaan lembaga Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat)
dan Lembaga
Masyarakat Desa Hutan;
b. Rehabilitasi hutan rakyat dengan penanaman pohon produktif sebagai vegetasi tutupan lahan di Sub DAS:
1. Cisangkuy, di Kecamatan
Diperbolehkan kegiatan pengembangan/pembangunan sumber resapan air
Diperbolehkan kegiatan pembangunan dan penataan sempadan sungai, danau dan mata air
Diperbolehkan kegiatan pengembangan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas
Diperbolehkan kegiatan budidaya tanaman tahunan/perkebunan, kebun campuran/ladang dan penanaman pohon produktif sebagai vegetasi tutupan lahan
Diperbolehkan kegiatan pemanfaatan ruang lainnya yang dapat meningkatkan fungsi hutan rakyat.Kawasan peruntukan hutan rakyat tersebar di :
- Kecamatan Soreang;
- Kecamatan Kutawaringin;
- Kecamatan Pasirjambu;
- Kecamatan Ciwidey;
- Kecamatan Pangalengan;
- Kecamatan Cangkuang;
- Kecamatan Cimaung;
- Kecamatan Arjasari;
- Kecamatan Pameungpeuk;
- Kecamatan Ciparay;
- Kecamatan Pacet;
- Kecamatan Paseh;
- Kecamatan Ibun;
- Kecamatan Cicalengka;
Pangalengan;
2. Cirasea Kecamatan Paseh, Arjasari, Kertasari, Ibun, Cikancung dan Kecamatan Pacet;
dan
3. Citarik, di Kecamatan
Cicalengka.
Diperbolehkan terbatas pengembangan hutan lindung
Diperbolehkan terbatas pengembangan cagar alam dan suaka margasatwa
Diperbolehkan terbatas pengembangan budidaya pertanian antara lain budidaya sawah irigasi teknis, sawah irigasi desa, sawah tadah hujan dan perikanan
Diperbolehkan bersyarat kegiatan budidaya peternakan;
Diperbolehkan bersyarat pembangunan transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi;
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas.
Dilarang melakuakan semua kegiatan pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian kecuali yang dikategorikan diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat.- Kecamatan Nagreg; dan - Kecamatan Cimenyan.
Kawasan Peruntukan
Pertanian Kawasan peruntukan
pertanian meliputi:
1. Kawasan pertanian lahan basah;
2. Kawasan pertanian lahan kering
1) Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan pertanian lahan basah
Diperbolehkan pengembangan/pembangunan sumber resapan air
Diperbolehkan pembangunan dan penataan sempadan sungai, danau dan mata air1) Rencana pengembangan pertanian lahan basah meliputi :
a. Penetapan LP2B di Kecamatan Ciparay, Katapang, Solokanjeruk dan Majalaya serta kecamatan lainnya yang memiliki
Diperbolehkan pengembangan budidaya pertanian seperti budidaya sawah irigasi teknis, sawah irigasi desa, sawah tadah hujan, dan perikanan
Diperbolehkan pendirian bangunan penunjang usaha pertanian lahan basah / sawah irigasi teknis.
Diperbolehkan pengembangan teknik konservasi lahan pertanian yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan
Diperbolehkan terbatas pengembangan cagar alam dan suaka margasatwa;
Diperbolehkan terbatas pengembangan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan rakyat;
Diperbolehkan terbatas pengembangan budidaya tanaman tahunan/perkebunan dan kebun campuran/ladang;
Diperbolehkan terbatas pengembangan jasa usaha pelayanan rekreasi dan hiburan.
Diperbolehkan bersyarat pengembangan budidaya peternakan;
Diperbolehkan bersyarat pembangunan transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi;
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas.
Dilarang melakukan semua kegiatan pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupunpotensi berdasarkan kajian teknis; dan
b. Peningkatan produktivitas pertanian lahan basah diarahkan di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Pacet dan Arjasari.
2) Kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten Bandung tersebar di Kecamatan Soreang, Kutawaringin, Katapang, Rancabali, Pasirjambu, Ciwidey, Baleendah, Pangalengan, Cangkuang, Arjasari, Pameungpeuk, Ciparay, Pacet, Kertasari, Paseh, Ibun, Cicalengka, Nagreg, Cikancung, Cileunyi, Cimeunyan, Cilengkrang dan Margaasih
budidaya non pertanian kecuali yang dikategorikan diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan pertanian lahan kering;
2) Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan pertanian lahan basah
Diperbolehkan pengembangan/pembangunan sumber resapan air
Diperbolehkan pembangunan/penataan sempadan sungai, danau dan mata air;
Diperbolehkan pengembangan budidaya tanaman tahunan/ perkebunan, kebun campuran/ladang dan perikanan.
Diperbolehkan pengembangan teknik konservasi lahan pertanian yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan
Diperbolehkan terbatas pengembangan cagar alam, suaka margasatwa, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan rakyat;
Diperbolehkan terbatas pengembangan budidaya pertanian seperti budidaya sawah irigasi teknis, sawah irigasi desa dan sawah tadah hujan;
Diperbolehkan terbatas kegiatan jasa pemakaman,
Diperbolehkan terbatas pembangunan kantor pemerintah (kabupaten, kecamatan, kelurahan), dan kantor publik lainnya;
Diperbolehkan terbatas pembangunanTPST;
Diperbolehkan terbatas pembangunan fasilitas pendukung hankam (mess, diklat, perkantoran,koramil, polda, polres, polsek);
Diperbolehkan terbataspengembangan/pembangunan ruang terbuka hijau seperti taman pemakaman, rekreasi taman (taman pasif), taman kota, hutan kota dan RTH lainnya.
Diperbolehkan bersyarat pengembangan budidaya peternakan;
Diperbolehkan bersyarat pembangunan transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi;
Diperbolehkan bersyarat pembangunan ruang terbuka hijau seperti lapangan golf dan driving range;
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas.
Dilarang melakukan semua kegiatan pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian kecuali yang dikategorikan diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat.
Pengembangan kawasan pertanian di KBU menggunakan ketentuan intensitas pemanfaatan ruang yang mengacu pada peraturan perundang- undangan.Kawasan Peruntukan
Peternakan Kawasan peruntukan
peternakan merupakan
kawasan yang
diperuntukan bagi
Diperbolehkan pengembangan/pembangunan sumber resapan air
Diperbolehkan pembangunan/penataan sempadanBerdasarkan potensi perternakan yang dimiliki Kabupaten Bandung maka rencana pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten
peternakan hewan besar dan padang penggembalaan ternak.
sungai, danau dan mata air
Diperbolehkan pengembangan budidaya tanaman tahunan/ perkebunan dan kebun campuran/ladang
Diperbolehkan pengembangan budidaya pertanian antara lain peternakan dan perikanan.
Diperbolehkan terbatas pengembangan cagar alam dan suaka margasatwa,
Diperbolehkan terbatas pengembangan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan rakyat;
Diperbolehkan terbatas pengembangan budidaya pertanian seperti budidaya sawah irigasi teknis dan sawah irigasi desa;
Diperbolehkan terbatas pembangunan kantor pemerintahan (kabupaten, kecamatan, kelurahan) dan kantor publik lainnya;
Diperbolehkan terbatas pembangunan TPS
Diperbolehkan bersyarat pembangunan transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi,
Diperbolehkan bersyarat pembangunan fasilitas pengelolaan lingkungan seperti IPAL / IPLT, TPA dan fasilitas pengelolaan lingkungan lainnya,
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas.
Dilarang melakukan semua kegiatan pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian kecuali yang dikategorikanBandung dapat ditempuh dengan : 1) Intensifikasi budidaya
peternakan di Kecamatan Pangalengan, Kertasari, Ciwidey, Pasirjambu, Arjasari, Cikancung, Ibun, Pacet, Paseh dan Cimaung; dan
2) Pengelolaan kawasan peruntukan peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat.
Dilarang membuang kotoran hewan ternak menuju area yang dilindungi khususnya sungai
Pengembangan kawasan peternakan di KBU menggunakan ketentuan intensitas pemanfaatan ruang yang mengacu pada peraturan perundang- undangan.Kawasan Peruntukan Tanaman
Tahunan/Perkebunan
Kawasan perkebunan di Kabupaten Bandung dikembangkan berdasarkan fungsi kawasan dan potensi yang ada pada masing- masing kecamatan.
Kawasan perkebunan di Kabupaten Bandung dibedakan berdasarkan komoditas dengan potensi luas dominan/terbesar meliputi perkebunan cengkeh, kelapa, kopi, teh dan tembakau, kina.
Diperbolehkan pengembangan/pembangunan sumber resapan air, cagar alam, suaka margasatwa;
Diperbolehkan pembangunan dan penataan sempadan sungai, danau dan mata air;
Diperbolehkan pengembangan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan rakyat.
Diperbolehkan kegiatan budidaya tanaman tahunan/perkebunan dan kebun campuran/ ladang
Diperbolehkan kegiatan pemanfaatan ruang lainnya yang dapat meningkatkan fungsi hutan produksi.
Diperbolehkan pengembangan teknik konservasi lahan perkebunan yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Diperbolehkan terbatas kegiatan pengembangan hutan lindung.
Diperbolehkan terbatas kegiatan budidaya pertanian seperti budidaya sawah irigasi teknis, sawah irigasi desa, sawah tadah hujan dan perikanan.
Diperbolehkan terbatas kegiatan pengembangan/pembangunan hutan kota.
Diperbolehkan terbatas membangun bangunan pendukung kegiatan perkebunan dan jaringanSebaran komoditas perkebunan di Kabupaten Bandung, meliputi : a. Perkebunan Rakyat
1) Cengkeh di Kecamatan Arjasari, Cicalengka, Cikancung, Cileunyi,
Cimaung, Nagreg,
Pangalengan, Soreang, Kutawaringin;
2) Kelapa di Kecamatan Arjasari, Banjaran, Cicalengka, Cikancung, Cileunyi, Ciparay, Cangkuang, Ibun, Katapang, Nagreg, Paseh, Soreang, Kutawaringin;
3) Kopi di Kecamatan Arjasari, Cicalengka, Cikancung, Cileunyi, Cimaung, Nagreg, Pangalengan, Soreang, Kutawaringin;
4) Teh di Kecamatan Ciwidey, Kertasari, Pangalengan, Pasirjambu, Cicalengka,
prasarana wilayah;
Diperbolehkan bersyarat kegiatan budidaya peternakan
Diperbolehkan bersyarat membangun permukiman perdesaan bagi penduduk bekerja disektor perkebunan
Diperbolehkan bersyarat kegiatan penunjang pariwisata alam sesuai ketentuan yang berlaku
Diperbolehkan bersyarat pembangunan transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi;
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panas bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas.
Dilarang membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup;
Dilarang merubah jenis tanaman perkebunan bagi kawasan perkebunan besar yang tidak sesuai dengan perizinan;
Dilarang melakukan kegiatan perkebunan tanpa ijin usaha perkebunan;
Dilarang melakukan semua kegiatan pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian kecuali yang dikategorikan diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat.
Pengembangan kawasan perkebunan di KBU menggunakan ketentuan intensitas pemanfaatan ruang yang mengacu pada peraturan perundang-Rancabali;
5) Tembakau di Kecamatan Cicalengka, Cikancung, Paseh, Nagreg.
b. Perkebunan Besar Negara dengan luas HGU 20.029,20 Ha.
1) Teh di Kecaamatan Rancabali, Cimenyan, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari;
2) Kina di Kecaamatan Rancabali, Cimenyan, Pangalengan, Kertasari;
c. Perkebunan Besar Swasta dengan luas HGU 8.063,22 Ha.
1) Teh di Kecamatan Pasirjambu, Rancabali, Kertasari dan Pangalengan 2) Cengkeh di Kecamatan
Arjasari
undangan.
Kawasan Peruntukan
Perikanan Pengembangan kegiatan perikanan di Kabupaten Bandung didasari oleh penyediaan sarana dan prasarana perikanan serta ketersediaan potensi budidaya perikanan
tangkap mapun
pengembangan budidaya perikanan.
Diperbolehkan pengembangan/pembangunan sumber resapan air
Diperbolehkan pembangunan/penataan sempadan sungai, danau dan mata air
Diperbolehkan pengembangan budidaya tanaman tahunan/ perkebunan, kebun campuran/ladang
Diperbolehkan pengembangan budidaya pertanian seperti budidaya peternakan dan perikanan.
Diperbolehkan terbatas pengembangan cagar alam, suaka margasatwa,
Diperbolehkan terbatas pengembangan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas hutan rakyat,
Diperbolehkan terbatas pengembangan budidaya pertanian seperti budidaya sawah irigasi teknis, sawah irigasi desa dan sawah tadah hujan;
Diperbolehkan terbatas pembangunan kantor pemerintahan (kabupaten, kecamatan dan kelurahan /desa) dan kantor publik lainnya,
Diperbolehkan terbatas pembangunan TPS.
Diperbolehkan bersyarat pembangunan transmisi, relay, dan distribusi listrik, telekomunikasi dan energi,
Diperbolehkan bersyarat pembangunan fasilitas pengelolaan lingkungan seperti IPAL / IPLT, TPA dan fasilitas pengelolaan lingkungan lainnya,
Diperbolehkan bersyarat kegiatan pertambangan yang digolongkan menjadi pertambangan panasPengembangan kegiatan perikanan di Kabupaten Bandung meliputi : 1) Intensifikasi budidaya
perikanan di Kecamatan Ibun, Majalaya, Ciparay, Pacet dan
Bojongsoang dan
pemanfaatan/pengelolaan situ- situ di Kecamatan Pangalengan, Rancabali, Ibun dan Kertasari;
2) Pengembangan budidaya perikanan di Kecamatan Bojongsoang;
3) Pengembangan budidaya perikanan melalui pembenihan ikan di Kecamatan Kecamatan Ciparay, Pacet, Ibun dan Majalaya;
4) Kawasan budidaya perikanan melalui pembesaran (Kolam air deras) tersebar di Kecamatan Ciwidey, Soreang, Pacet, Banjaran, Cangkuang, Majalaya, dan Ibun;
5) Kawasan pengolahan ikan melalui pendedelan ikan tersebar di Kecamatan Banjaran, Dayeuhkolot, Cileunyi, Bojongsoang, Pameungpeuk, Pacet, Majalaya, Ciparay, dan Rancaekek;
bumi, pertambangan mineral logam, pertambangan batuan dan pertambangan migas.
Dilarang melakukan semua kegiatan pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian kecuali yang dikategorikan diizinkan, diizinkan terbatas dan bersyarat.
Pengembangan kawasan perikanan di KBU menggunakan ketentuan intensitas pemanfaatan ruang yang mengacu pada peraturan perundang- undangan.Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan memiliki fungsi utama antara lain:
1) Menghasilkan barang hasil tambang yang meliputi bahan galian pertambangan secara umum,
2) Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja,
3) Sumber pemasukan dana bagi pemerintah daerah (dana bagi hasil).
Diperbolehkan kegiatan bagi peningkatan kemampuan untuk melakukan pengawasan volume produksi
Diperbolehkan kegiatan bagi peningkatan kemampuan untuk mengendalikan dampak lingkungan dan sosial
Diperbolehkan pemanfaatan sumberdaya mineral, energi, dan bahan galian lainnya untuk kemakmuran rakyat
Diperbolehkan upaya rehabilitasi dan reklamasi lahan pasca kegiatan pertambangan
Diperbolehkan kegiatan usaha pertambangan sumberdaya mineral, energi, dan bahan galian lainnya sesuai dengan ketentuan perundangan- undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup
Diperbolehkan melaksanakan reklamasi pada lahan- lahan bekas galian/penambangan
Diperbolehkan terbatas kegiatan di kawasan berpotensi minyak dan gas bumi serta panas bumi bernilai ekonomi tinggi dilakukan pengeboranRencana kegiatan pertambangan di Kabupaten Bandung, meliputi : 1) Kawasan pertambangan di
tetapkan dengan mengacu pada penetapan lokasi wilayah pertambangan (WP) sesuai peraturan pertambangan, yang di bagi menjadi Wilayah Pencadangan Negara (WPN), Wilyah Usaha Pertambangan
(WUP) dan Wilayah
Pertambangan rakyat (WPR);
2) Kawasan pertambangan
mencakup potensi
pertambangan panas bumi, potensi pertambangan mineral logam, mineral non logam dan migas;
3) Pengembangan potensi panas bumi di kawasan panas bumi dan di wilayah yang di bawah permukaan tanahnya terdapat