• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH LIMBUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH LIMBUNG"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH LIMBUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh NUR AISYAH NIM. 105440007315

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Lakukanlah sesuatu yang kau pikir tidak bisa dilakukan

Allah tidak akan menguji hambanya kecuali sesuai dengan kemampuannya

Saya persembahkan karya ini untuk : Diriku sendiri, dan terkhusus kepada kedua orang tua yang

kuhormati dan kusayangi Ibunda ku tercinta Hj. Dra. Jasniah dan bapak Alm. H. Drs. Basrul Yang senantiasa mendoakan kesuksesanku dalm setiap sujudnya dan menyebutkan namaku dalam setiap lantunan doanya dan Juga untuk saudaraku serta keluarga besar Dan seluruh kawan terbaikku, sebagai motivator yang selalu Membantu dalam kondisi apapun.

(7)

ABSTRAK

Nur Aisyah. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hilmi Hambali dan Pembimbing II Anisa

Jenis penelitian ini adalah eksperimen quasi yang bertujuan untuk(1)untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada materi sistem pencernaan kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung (2)untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran snowball throwing terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA Muhammadiyah Limbung pada semeseter ganjil tahun ajaran 2019/2020, yang terbagi kedalam 3 rombongan kelas dan sampel terdiri dari dua kelas yakni kelas eksperimen (XI MIA 2) yang di beri perlakuan dengan model Snowball Throwing dan kelas kontrol (XI MIA 1) yang tidak diberi perlakuan, menggunakan Random Sampling dengan pertimbangan bahwa kemampuan siswa diasumsikan homogen. Data yang dikumpulkan berdasarkan dari hasil belajar siswa pre-test dan post-test yang diamana data diolah dengan dua cara yaitu dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Setelah di terapkan model pembelajaran snowball throwing pada materi sistem pencernaan terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa, dimana adanya peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen yang memiliki rata-rata hasil belajar 86,17. Hasil uji hipotesis yang diperoleh adalah 0,001 < α = 0,05 dengan menggunakan uji Idependent Simple T-Test menunjukkan bahwa ada pengaruh model Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung.

Kata kunci: Snowball Throwing, hasil belajar

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, karunia dan Hidayah- Nya, sehinnga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung”

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S,Pd) pada jenjang Strata I (S1) di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penulisan іnі tidak dараt terselesaikan tanpa dukungan dаrі bеrbаgаі ріhаk bаіk mоrіl mаuрun mаtеrіl. Oleh karena іtu, реnulіѕ ingin mеnуаmраіkаn ucapan terima kаѕіh kераdа ѕеmuа ріhаk yang telah membantu dаlаm реnуuѕunаn ѕkrірѕі іnі.

Ucapan terima kasih yang teramat tulus dari relung hati yang paling dalam dipersembahkan kedua оrаng tua, ayahanda tеrсіntа Alm. H. Drs Basrul dаn іbundа tersayang Hj. Dra. Jasniah yang menjadi motivasi utama penulis, sabar dalam mengasuh, membesarkan, mendidik, menafkahi, mendoakan, memberikan semangat dan nasihat berharga selama penulis menempuh pendidikan.

Terima kasih kepada Ibunda Hilmi Hambali, S.Pd, M.Kes dan Ibunda Anisa, S.Pd., M.Pd., sebagai pembimbing I dan II dengan penuh keikhlasan dan kesabaran serta ketelitian dalam membimbing, mengarahkan dan membantu memberikan ide-ide kepada penulis dari awal sampai dengan penyusunan skripsi ini selesai.

vi

(9)

Ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. sebagai rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, serta Ibunda Irmawanty, S.Si, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan para staf dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar karena berkat bimbingan dan arahan kepemimpinan mereka pula penulis bisa menyelesaikan proposal ini.

Ucapan terima kasih kepada kepala sekolah SMA Muhammadiyah Limbung yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian, serta ibu Nurul Rahmadani, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah membantu dalam proses pengambilan data di SMA Muhammadiyah Limbung.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh keluarga, sahabat (uppa, yupi, wirdhah, iin, arina, ana), teman kost pak arsyad, dan teman-teman angakatan 2015 jurusan Pendidikan Biologi yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, yang telah memberikan masukan mengenai materi yang perlu ditambahkan dalam skripsi ini, motivasi dan semangat ketika penulis sedang mengalami kesulitan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis mеnуаdаrі bahwa ѕkrірѕі іnі mаѕіh jаuh dаrі ѕеmрurnа dikarenakan tеrbаtаѕnуа pengalaman dаn реngеtаhuаn yang dimiliki реnulіѕ. Olеh kаrеnа іtu, реnulіѕ mеnghаrарkаn segala bеntuk saran serta mаѕukаn bahkan krіtіk yang membangun dаrі bеrbаgаі ріhаk. Sеmоgа skripsi іnі dapat bermanfaat bаgі раrа реmbаса dаn ѕеmuа ріhаk khuѕuѕnуа dalam bidang pendidikan.

Makassar, Januari 2020

Penulis

(10)
(11)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ……. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ……. ii

SURAT PERYATAAN ... ……. iii

SURAT PERJANJIAN ... ……. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... ……. v

ABSTRAK ... ……. vi

KATA PENGANTAR ... ……. vii

DAFTAR ISI ... ……. xiii

DAFTAR TABEL ... ……. xi

DAFTAR GAMBAR ... ……. xii

DAFTAR LAMPIRAN ... ……. xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 6

1. Hasil Belajar Kognitif ... 6

2. Model Pembelajaran Snowball Throwing ... 11

3. Sintaks Model Pembelajaran ... 22

4. Hubungan Antara Model Pembelajaran Dengan Materi ... 25

5. Hasil Penelitian Yang Relevan... 25

6. Materi Sistem Pencernaan ... 27

B. Kerangka Pikir ... 31

(12)

ix

1. Jenis Penelitian ... 34

2. Desain Penelitian ... 34

3. Waktu dan Tempat ... 35

4. Prosedur Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 38

C. Definisi Operasional Variabel ... 39

D. Instrumen Penelitian... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 64 RIWAYAT HIDUP

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung pada situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu interaksi inilah yang menjadi syarat utama dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Seorang siswa dikatakan belajar apabila dapat mengetahui sesuatu yang dapat dipahami sebelumnya, dapat melakukan atau menggunakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat digunakannya termasuk sikap tertentu yang mereka miliki. Sebaliknya seorang guru dikatakan telah mengajar apabila dia membantu siswa untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki.

Keberhasilan siswa dalam menangkap pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru sangat tergantung pada ketrampilan seorang guru tersebut dalam mengajar.

Permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah SMA Muhmmadiyah Limbung yaitu kurangnya variasi model pembejaraan yang dilakukan guru biologi di sekolah tersebut sehingga hasil belajar siswa masih rendah dan mengakibatkan siswa merasa jenuh pada saat belajar didalam kelas dan kurangnya tingkat prestasi belajar siswa akibat keterampilan guru yang kurang dalam proses belajar mengajar sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa tidak mencapai standar KKM. Hal ini

(14)

terlihat pada hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah, terlihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan di bawah KKM dengan rata-rata 50 sedangkan KKM yang diharapkan di kelas XI untuk pelajaran Biologi adalah 80, Sehingga perlu ada variasi model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, rata-rata hasil belajar siswa kelas XI MIA 1 yang berjumlah 31 orang siswa, hanya 10 yang tuntas dan mencapai nilai KKM hal ini berarti persentase siswa kelas XI MIA 1 yang tuntas dengan nilai hanya 32,25%. Untuk kelas XI MIA 2 yang berjumlah 31 orang siswa hanya 12 siswa yang tuntas dan mencapai nilai KKM yang berarti bahwa persentase siswa yang tuntas hanya 38,70%.

Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda. Sejalan dengan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning.

Model Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan kelompok kecil siswa dan membangun kondisi belajar yang kondusif. Pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran

(15)

3

dengan mengembangkan interaksi siswa antara satu dengan yang lain sehingga terbentuk rasa pengertian, pemahaman satu sama lain, model pembelajaran koioperatif (cooperative learning) terbagi menjadi beberapa tipe model pembelajaran antara lain model pembelajaran tipe snowball throwing.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran Snowball Throwing. Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dituntut untuk dapat menguasai materi, melatih siswa berpikir kreatif dan belajar bertanggung jawab dalam menjalankan tugas. Dalam model pembelajaran ini, siswa dibagi dalam tim- tim atau kelompok belajar. Setiap siswa mempunyai tanggung jawab atas ketuntasan materi pelajaran, dimana setiap siswa diberikan kesempatan untuk membuat dan menjawab pertanyaan dari materi yang telah dipelajari.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.

Berdasarkan penelitian Yuliati (2015) dapat dilihat dari data hasil belajar siswa sebanyak 12 siswa yang tuntas sebelum diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing dengan persentase (40%) dan terjadi peningkatan setelah diterapkan medel pembelajaran Snowball Throwing yaitu sebanyak 28 siswa yang tuntas dengan persentase (93%). Hal ini menunjukan bahwa nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 53%. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing adalah 74.

Sedangkan setelah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing hasil

(16)

belajar siswa yaitu 83. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mulyasa (2007) yang mengatakan bahwa “keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mampu mencapai nilai minimal 75, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada dikelas tersebut”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah Limbung.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada materi sistem pencernaan kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung?

2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran snowball throwing terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

(17)

5

1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada materi sistem pencernaan kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran snowball throwing terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menambah ilmu pengetahuan dalam pengembangan dunia pendidikan melalui model pembelajaran Snowball Throwing sebagai pemahaman bagi guru biologi mengenai model pembelajaran tersebut, sebagai dorongan bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta sebagai acuan/referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Praktis

a. Bagi guru, sebagai strategi alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi siswa, agar lebih percaya diri dan tidak ragu untuk mengeluarkan potensi yang ada dalam diri yang akan sangat berguna dalam kehidupan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

c. Bagi sekolah, dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi.

(18)
(19)

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar

Belajar yaitu hasil dari penguasaan ilmu pengetahuan dengan diungkapkan dalam wujud perubahan perilaku yang menyangkut pencapaian siswa selama proses pembelajaran pada aspek kognitif, psikomotor dan efektif. Aspek kognitif dapat di artikan sebagai penguasaan dalam menangkap materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru pada saat di dalam kelas, yang mana diukur menggunakan alat test.

Aspek psikomotor yaitu kemampuan siswa dalam dalam mengungkapkan kembali kemampuannya yang telah dia miliki, sehingga mampu mempraktekannya secara nyata. Sedangkan aspek Afektif merupakan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya kemudian mengaplikasikannya dikehid upan sehari-hari (Sinar, 2018: 20).

Menurut Firdianti (2018: 23) prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan pembelajaran yang dicapai oleh siswa yang mencakup pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kecakapan yang dirumuskan dalam bentuk angka atau huruf untuk siswa yang mendapatkan penghargaan yang dianggap berhasil.

(20)

Proses belajar mengajar dapat ditentukan dengan standarisasi atau indikator-indikator tertentu yang ingin dicapai oleh pendidik. Indikator tersebut merupakan hasil dari proses belajar siswa yang di harapkan mampu untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan hal ini kemampuan yang telah dicantumkan dalam tujuan pembelajaran tersebut mencakup tujuan akhir pembelajaran yang harus dicapai siswa yang dapat dilihat dari hasil belajarnya. (Rosyid 2019: 11).

Menurut Sihwidi (2018: 1) setiap guru dalam mengukur hasil belajar siswa dilakukan dengan cara menilai hasil belajar. Pekerjaan menilai tak selamanya membuat nyaman disebabkan karna banyaknya menguras tenaga, waktu bahkan berbagai macam pengorbanan. Namun dengan adanya era digital seperti androit ataupun laptop bisa memudahkan pekarjaan termasuk menilai hasil ulangan yang berbentuk pilihan ganda maupun berbentuk uraian singkat.

Menurut Slameto (2003: 54-72) dalam Darmadi (2017:305) adapun prestasi siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

1) Faktor internal merupakan faktor yang terdapat didalam diri seseorang yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah contohnya seperti kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis contohnya seperti inteligensi, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesepian.

c) Faktor kelelahan.

(21)

8

2) Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat dari luar seseorang.

Faktor eksternal terdiri dari:

a) Faktor kelurga contohnya seperti cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah contohnya seperti metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat contohnya seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Menurut Kanisius (2010: 112) belajar yang efektif itu paling lama selama 2 jam setelahnya itu beristirahat, dan juga ia mengharuskan keanekaragaman di ruang kelas, belajar juga harus menyenangkan baik secara batin maupun lahir sebab ketika dari awal perhatian siswa di arahkan pada bahan yang akan dibahas maka minat belajar mereka akan tergugah. Dalam suasana ini siswa banyak mementaskan drama maupun sandiwara sejarah, bahkan untuk merangsang studi sastra pun harus diadakan lomba dan kontes sehingga keinginan para pelajar menonjol dan merangsang studi mereka dan menjadikan belajar suatu kegiatan yang menarik.

(22)

Menurut Susanto (2013: 5), hasil belajar merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada siswa baik pada aspek kognitif, efektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai materi pelajaran tertentu. Keberhasilan anak-anak mencapai tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi yang merupakan penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan yang efektif terhadap pemenuhan kebutuhan siswa. Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.

Menurut Rosyid (2019: 12), Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, dengan mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang juga merupakan perubahan perilaku siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dapat ditentukan apabila siswa memiliki tujuan dan proses pembelajaran yang memiliki standar dalam mengukur perubahan atau perkembangan jiwanya yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dengan itu, pembelajaran akan memiliki tujuan tertentu sehingga dalam pelaksanaannya akan berjalan sistematis dan terarah.

Menurut Susanto (2013: 5), hasil belajar merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada siswa baik pada aspek kognitif, efektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar juga

(23)

10

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai materi pelajaran tertentu. Keberhasilan anak-anak mencapai tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi yang merupakan penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan yang efektif terhadap pemenuhan kebutuhan siswa. Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.

Selain itu, hasil belajar adalah proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar atau keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf atau simbol yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan. Dengan itu, prestasi digambarkan dari hasil yang diperoleh oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan pencapaian yang diraihnya atau siswa telah mendapatkan prestasi apabila telah mengikuti dan menyelesaikan serangkaian proses belajar-mengajar sesuai pedoman yang ada dan akan diberikan hasil dari aktivitas serta dievaluasi (Rosyid, 2019: 12).

Menurut Susanto (2013: 5), hasil belajar merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada siswa baik pada aspek kognitif, efektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

(24)

pelajaran di sekolah dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai materi pelajaran tertentu. Keberhasilan anak-anak mencapai tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi yang merupakan penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan yang efektif terhadap pemenuhan kebutuhan siswa. Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.

2. Model Pembelajaran Snowball Throwing

Menurut Joyce & Weil (1980), dalam Lefudin (2017:173) model pengajaran sebenarya merupakan model pembelajaran yang memiliki tujuan yaitu membantu siswa memperoleh informasi, ide-ide, keterampilan, nila-nilai, cara-cara berfikir, alat-alat untuk mengekspresikan diri, serta cara-cara belajar. Model pembelajran memiliki tujuan jangka panjang yaitu agar siswa mampu meningkatkan kemampuan belajar yang mudah dan efektif.

Menurut Khosim (2019:120) model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibagi beberapa kelompok heterogen, tiap anggota kelompok membuat bola yang berisi pertanyaan, penerapan model Snowball Throwing yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menangkap materi yang telah di ajarkan, dapat melatih jiwa kepemimpinan dan keterampilan dalam membuat pertanyaan.

(25)

12

Menurut Mariyaningsih (2018:32) adapun langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing yaitu guru menyampaikan materi yang akan dipaparkan dan KD yang ingin dicapai, kemudian guru membentuk siswa berkelompok lalu memanggil masing-masing dari setiap ketua kemudian ketua kelompok menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya, setelah itu masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya, dan setiap siswa diberikan selembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan dari materi yang telah dijelaskan oleh ketua kelompok, kemudian kertas yang berisi pertanyaan dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke siswa yang lainnya dalam waktu kurang lebih 15 menit, setelah siswa mendapatkan satu bola yang berisi pertanyaan siswa di berikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan secara bergantian, setelah itu evaluasi dan penutup.

Menurut Khosim (2019:121-122) adapun kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing sebagai berikut:

a. Kelebihan

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam merumuskan dan menjawab pertanyaan.

2) Melatih kesiapan siswa dalam memahami materi.

(26)

3) Biasanya penjelasan dari teman sebaya lebihi mudah dipahami oleh siswa karena menggunakan level bahasa yang setara.

4) Melatih keberanian dalam mengungkapkan pendapat.

5) Meningkatkan kerja sama antarsiswa dan melatih tanggung jawab.

b. Kelemahan

1) Tidak semua pelajaran cocok menggunakan metode ini.

2) Pengetahuan/materi yang di dapat kadang kurang luas.

3) Kelas bisa menjadi gaduh saat proses pelemparan bola salju.

4) Diperlukan kemampuan guru dalam mengontrol kelas.

5) Keberhasilan mengembngkan kerja sama dalam kelompok memerlukan waktu yang cukup lama dan memerlukan tahapan berikutnya, tidak hanya satu kali pertemuan dengan metode Snowball Throwing saja.

Penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing telah memperlihatkan peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes awal dan akhir, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan perbaikan ini telah menunjukan keberhasilan dalam memberi pemahaman kepada para siswa dengan tepat dan akurat (Yuliati, 2015: 75).

Kondisi awal presentasi belajar siswa sangat rendah dengan nilai yang dicapai yaitu 55 sedangkan nilai tertinggi 78. Hal ini disebabkan cara pengajaran yang diberikan guru hanya berbentuk ceramah saja, dan

(27)

14

siswa hanya sebagai pendengar, sehingga membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar, akibatnya prestasi belajar mereka sangat rendah, siswa yang nilainya di atas KKM hanya 12 siswa dengan nilai 76, sedangkan 24 di bawah nilai KKM, sehinggga penerapan model pembelajaran snowball throwing sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa (Mujiningsih, 2018: 27).

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan pembelajaran mengelompokkan siswa dimana siswa di bagi menjadi beberapa kelompok kemudian siswa mengunakan alat yang berupa selembar kertas yang digunakan untuk membuat bola salju, tujuan dari penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing ini di harapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Munawaroh, 2014: 171).

Menurut Shoimin (2014:175) penggunaan model pembelajaran snowball throwing guru dapat melatih kesiapan siswa dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah. Sedangkan menurut Nurhaedah (2017:20) penerapan model pembelajaran snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran agar siswa dapat mudah menguasai materi pelajaran. Dan menurut Setiawati (2017) penggunaan model pembelajaran snowball throwing efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing ialah dapat melatih kesiapan siswa dan saling memberikan pengetahuan.

(28)

Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing yaitu pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa, dan tidak efektif (Yuliati,2015).

pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh salah satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentuka kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing- masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh ( Huda, 2013 : 226).

Model pembelajaran snowball throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing- masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Sumiati, 2011).

Menurut Isjoni (2011:20) pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan mengajar dimana murid bekerja

(29)

16

sama diantara satu sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber balajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran tipe kooperatif yang dapat melatih kemampuan komunikasi siswa. Menurut Widodo metode snowball throwing merupakan

“gelundungan atau lemparan bola salju berisi pertanyaan yang diisi dan dilempar-lemparkan oleh siswa kepada temannya, yang terkena lemparan wajib untuk menjawab pertanyaan yang tersedia di dalamnya. Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas (Januwardana, 2014).

Menurut Aqib (2014: 27) ada beberapa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing sebagai berikut :

1. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas

2. Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang.

(30)

3. Kemudian tiap-tiap ketua kelompok mendapatkan penjelasan dari guru yang kemudian diteruskan kepada anggota kelompoknya.

4. Setelah semua siswa mengetahui materi pembelajaran setiap siswa menuliskan satu pertanyaan yang tidak diketahuinya kedalam selembar kertas lalu kertas tersebut diremas menyerupai bola.

5. Selanjutnya masing-masing siswa memiliki satu bola pertanyaan.

6. Guru membimbing siswa untuk membagi bola pertanyaan tersebut kepada teman-temanya. Hendaknya pembagian bola pertannyaan dilakukan secara berkelompok.

7. Setelah semua siswa mendapatkan bola pertanyaan dari temanya, secara bergiliran membuka bola tersebut lalu menjawab pertanyaan yang terdapat dalam bola tersebut.

8. Sementara temannya menjawab pertanyaan, siswa yang lain mengevaluasi kebenaran jawaban dari temannya dan dapat menanggapi jawaban temannya.

9. Setelah semua bola pertanyaan terjawab. Guru memberikan penguatan materi.

10. Guru membagikan LKS kepada siswa.

11. Guru memberi penghargaan atas hasil kerja siswa secara individu maupun kelompok

Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan pengembangan dari model pembelajaran diskusi dan merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Hanya saja, pada

(31)

18

model ini kegiatan belajar diatur sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan (Afrizal, 2014).

Snowball throwing terdiri dari dua kata snowball dan throwing dalam bahasa Inggris snowball artinya “bola salju”, sedangkan throwing

“melempar”, sehingga secara keseluruhan artinya melempar bola salju.

Disebut melempar bola salju karena dalam pembelajaran siswa diajak menuliskan pertanyaan di kertas kemudian dibuat menjadi bola. Kertas berbentuk bola inilah yang dianggap sebagai bola salju dan dilempar ke siswa lain. Siswa yang mendapat bola lalu membuka dan menjawab pertanyaan yang tertulis pada kertas tersebut. Snowball throwing merupakan model pembalajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok. Siswa dilatih untuk terampil membuat, menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju (Hikmat, 2011: 67).

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju. Snowbal Throwing mampu melatih siswa lebih tanggap dalam menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang dibentuk menjadi sebuah bola kertas lalu dilemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat

(32)

bola kertas tersebut membuka dan menjawab pertanyaan.

(Mulyadi,2011).

Model pembelajaran snowball throwing merupakan suatu cara penyajian dengan kreativitas siswa dalam membuat soal matematikadan menyelesaikan soal yang dibuat oleh temanya dengan jawaban sebaik mungkin. Penerapan model pembelajaran snowball throwing dalam pembelajaran matematika melibatkan siswa untuk mampu berperan aktif dengan bimbingan guru tentunya, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep ini dapat terarah lebih baik dan tidak terlalu jauh melenceng dari konsep (Arikunto, 2010).

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran tipe kooperatif yang dapat melatih kemampuan komunikasi siswa. Metode snowball throwing merupakan “gelundungan atau lemparan bola salju berisi pertanyaan yang diisi dan dilempar-lemparkan oleh siswa kepada temannya, yang terkena lemparan wajib untuk menjawab pertanyaan yang tersedia di dalamnya. Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran tipe kooperatif yang dapat melatih kemampuan komunikasi siswa. Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus

(33)

20

menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas (Januwardana, 2014).

Menurut Hamdani (2011) penggunaan pendekatan pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa ini dirasakan cukup efektif karena siswa akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Pada materi komposisi fungsi dan fungsi invers ini peneliti membahas pada pokok bahasan aljabar fungsi.

Model pembelajaran kooperatatif Snowball throwing merupakan salah satu dari sekian banyak tipe pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball thowring ini selalu diawali dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok, dimana setiap kolompok memiliki satu orang ketua yang akan mewakili teman sekelompoknya untuk mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang akan di pelajari. Setiap siswa di berikan kesempatan untuk menuliskan pertanyaan di selembar kertas mengenai hal-hal yang kurang atau belum mereka pahami guna membentuk pola pikir yang mandiri bagi setiap siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kinerja siswa mandiri. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwingsiswadapat belajar sambil bemain, sehingga dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa di

(34)

bagi dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi mengenai suatu materi dengan melakukan permainan yang dapat menciptakan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan siswa merasa lebih santai dalam menjalani proses belajar mangajar, sehingga materi pelajaran dapat lebih mudah untuk diserap. Pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing memiliki kelebihan dan kekurangan (Yuliati,2015)

Menurut Vera (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.

Menurut Suprijono (2010:51) adapun langkah-langkah pembelajaran snowball throwing yaitu :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing- masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing- masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya

4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5. Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ±15 menit.

(35)

22

6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7. Evaluasi.

8. Penutup.

3. Sintaks Model Pembelajaran Snowball Throwing

Adapun Sintaks model pembelajaran yang digunakan yaitu:

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Fase 1

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan seluruh tujuan dalam pembelajaran dan memotivasi siswa.

Siswa mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

Fase 2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan

informasi tentang materi pembelajaran.

Siswa mencatat informasi tentang materi pembelajaran .

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-

kelompok belajar

 Guru memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksaan pembelajaran snowball throwing

 Guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok belajar yang terdiri dari 6-7 orang siswa dan masing- masing kelompok memiliki ketua kelompok.

 Siswa

mendengarkan informasi prosedur pembelajaran snowball

throwing yang di sampaikan guru

 Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6-7 orang siswa untuk melakukan

diskusi

(36)

Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

 Guru memanggil ketua

kelompok dan

menjelaskan materi serta pembagian tugas kelompok.

 Guru meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masing-

masing untuk

mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan anggota

kelompok dan

membacakan sub materinya

 Guru memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta kelompok tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan sub materi yang dijelaskan guru.

 Guru meminta setiap kelompok untuk membuat lembar kertas seperti bola dan melemparkan

pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain selama kurang lebih 5 menit

 Guru meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan yang didapatkan dari kelompok lain pada

 Siswa yang dipilih menjadi ketua kelompok mendatangi guru dan

mendengarkan materi serta tugas yang dibeikan.

 Masing-masing Ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan mendiskusikan tugas yang di berikan guru dengan anggota kelompoknya dan membacakan sub materinya

 Setiap kelompok mengambil kertas yang diberikan guru dan menulis pertanyaan sesuai dengan sub materi yang di jelaskan guru.

 Setiap kelompok membuat lembar kertas seperti bola dan melemparkan pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain.

 Setiap kelompok menuliskan jawaban atas Lanjutan tabel 2.1

(37)

24

kertas yang berbentuk bola dan memberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan secara bergantian.

pertanyaan yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas yang berbentuk bola dan menjawab pertanyaan secara bergantian.

Fase 5 Evaluasi

 Guru memberikan kesimpulan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberi kesempatan untuk menyimpulkan

pembelajaran yang telah di laksanakan.

 Siswa

menanyakan hal- hal yang belum dipahami dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

. Fase 6

Memberi

penilaian/pengharg aan

 Guru menutup pelajaran dan

menyampaikan materi yang akan di pelajari selanjutnya dan memberi penghargaan kepada kelompok.

 Siswa

mendengarkan penjelasan guru dan siswa mengapresiasi teman ataupun diri sendiri dengan bertepuk tangan

(Shoimin, 2017: 175-176)

4. Hubungan antara Model Pembelajaran dengan Materi

Materi Sistem Pencernaan sering dianggap sulit oleh siswa, hal ini dikarenakan pada materi ini siswa kesulitan dalam menghafalkan organ- organ pada sistem pencernaan. Untuk itu dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing, siswa dituntut untuk dapat menguasai materi, melatih siswa berpikir kreatif dan belajar bertanggung jawab

Lanjutan tabel 2.1

Lanjutan tabel 2.1

(38)

dalam menjalankan tugas karena siswa memiliki kesempatan untuk bertanya dan menjawab serta dapat bertukar pikiran antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dengan berdiskusi.

5. Penelitian Yang Relevan

1) Menurut Rosidah (2017:34) hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terbukti diperoleh data dari hasil pembelajaran siklus I siswa mendapat nilai ≥ 70 ke atas (KKM)

= 15 orang atau 71,42% dengan nilai rata-rata 76,61, sedangkan hasil pembelajaran siklus II siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (KKM) = 18 orang atau 85,71% dengan nilai rata-rata 78,09.

2) Menurut Hanum (2015:175-176) pada penelitiannya berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa tahap awal dapat di peroleh data yang menunjukan bahwa kelas yang diambil sebagai sampel mempunyai varians yang homegen, dimana sampel berasal dari kondisi atau keadaan yang sama. Kemudian dipilih berdasarkan guru yang mengajar yaitu dari kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing sedangkan kelas XI MIA 2 sebagai kelas kontrol yang diberi pembelajaran Discovery Learning. Setalah di beri perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat dua perbedaan rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas konrtol, dimana pada kelas eksperimen rata-rata hasil belajar (pengetahuan) 3,09

(39)

26

sedangkan pada kelas kontrol rata-rata 2,91. Sedangkan pada hasil belajar (keterampilan) pada kelas eksperimen 3,31 dan pada kelas kontrol 3,17. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran Discovery Learning.

3) Menurut Nurhaedah (2017:11) hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe snowball throwing pada siswa kelas v SD mappala dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, siswa menjadi aktif dalam pembelajaran pendekatan kooperatif tipe snowball throwing, guru mampu melaksanakan pembelajaran pendekatan kooperatif tipe snowball throwing, adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe snowball throwing karena siswa pada saat belajar siswa lebih aktif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

6. Materi Sistem Pencernaan

a. Pengertian Sistem Pencernaan Pada Manusia

Sistem pencernaan manusia adalah sebuah sistem yang membantu manusia dalam mencerna makanan dan minuman yang dikonsumsinya menjadi zat yang lebih mudah dicerna oleh tubuh dan diambil berbagai kandungan di dalamnya yang berguna untuk organ dalam dan bagian tubuh secara keseluruhan. Dalam pengertian lain,

(40)

sistem pencernaan adalah proses perubahan makanan dan penyerapan sari makanan yang berupa nutrisi- nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan bantuan enzim yang memcah molekul makanan kompleks menjadi sederhana sehingga mudah dicerna tubuh.Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:

1) Injesti

Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.

2) Pencernaan Mekanik

Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.

3) Pencernaan Kimiawi

Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul- molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, „bile‟, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.

(41)

28

4) Penyerapan

Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan „lymphatic capallaries‟ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.

5) Penyingkiran

Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari „tract‟ pencernaan melalui defekasi.

b. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia

Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:

1). Saluran Pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.

2). Organ pencernaan tambahan (aksesoris) berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam

(42)

pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.

c. Saluran Utama Pencernaan Pada Manusia

Gambar. 2.1 Saluran Utama Pencernaan pada Manusia

Bagian-bagian utama saluran pencernaan pada manusia diantaranya.

1) Mulut

2) Kerongkongan 3) Lambung 4) Usus Halus

(43)

30

5) Usus Besar 6) Anus

d. Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia

Pertama-tama, makanan akan masuk ke mulut dan melalui proses pengunyahan agar menjadi halus (pencernaan mekanik) lalu diteruskan ke dalam lambung secara sedikit demi sedikit melalui kerongkongan. Setelah berada di lambung makan akan dilakukan proses pencernaan kimiawi yang berkaitan dengan enzim dalam lambung, makanan akan berada dalam lambung selama kurang lebih 3 atau 4 jam. Setelah itu diteruskan ke usus halus, pada usus halus inilah nantinya makanan itu akan dipilah dari kandungan yang diperlukan tubuh dan sisa makanan, sisa makanan kembali diteruskan ke dalam usus besar dan diubah menjadi feses. Sedangkan kandungan makanan yang diperlukan oleh tubuh disebarkan ke berbagai bagian tubuh yang memerlukannya. Setelah sisa makanan menjadi feses maka akan diteruskan ke rektum saat sudah penuh dan dikeluarkan melalui anus.

e. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia

Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada

(44)

organ pencernaan. Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:

1) Gastritis 2) Hepatitis 3) Diare 4) Konstipasi 5) Apendisitis

6) Hemeroid/Wasir/Ambeyen 7) Maag

8) Keracunan 9) Tukak Lambung

10) . Malnutrisi (kurang gizi) B. Kerangka Pikir

Suatu pembelajaran yang dianggap berhasil sebagai suatu kriteria adalah tercapainya nilai KKM pada suatu pembelajaran. Hasil belajar merupakan nilai rata-rata kumulatif yang diperoleh peserta didik setelah diberikan suatu pembelajaran. Dan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu pemahaman konsep.

Permasalahan yang sering terjadi di SMA Muhammadiyah Limbung pada saat proses belajar mengajar kurangnya variasi model pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh dan tidak fokus dalam menerima materi yang sedang berlangsung, sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa tidak mencapai standar KKM.

(45)

32

Upaya yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun model pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu model pembelajaran Snowball Throwing, model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang berbasis kelompok yang mampu membangun komunikasi antar siswa dan saling membantu dalam menyelesaikan materi pembelajaran yang diberikan.

(46)

Gambar 2.2 Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran snowball throwing terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung.

Rendahnya hasil belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung

Model pembelajaran yang kurang bervariasi

Model pembelajaran Snowball Throwing

Hasil belajar meningkat dan memberi pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar

kognitif siswa

(47)

34

(48)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Jenis penelitian

Penelitian ini digunakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental). Penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental) merupakan pengembangan dari True Experimental Design.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua kelompok kelas, yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan pada kelas kontrol menggunakan model yang kurang bervariasi.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Preetest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

(Sugiyono, 2017)

(49)

35

Keterangan :

X1: Pemberian perlakuan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing

X2: Pemberian perlakuan dengan metode ceramah dan tugas O1: Pemberian nilai pretest kelompok eksperimen

O2: Pemberian nilai posttest kelompok eksperimen O3: Pemberian nilai pretest kelompok kontrol O4: Pemberian nilai postest kelompok kontrol.

3. Waktu dan tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Limbung, waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.

4. Prosedur Penelitian a. Tahap Observasi

Observasi dilakukan di SMA Muhammadiyah Limbung kabupaten Gowa pada siswa kelas XI MIA.

b. Tahap Persiapan

1) Mengajukan syarat permohonan izin kepada kepala sekolah SMA Muhammadiyah Limbung.

2) Melakukan pertemuan dengan guru bidang studi biologi kelas XI MIA.

3) Menetukan materi ajar yang akan diberikan kepada siswa

4) Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus

5) Membuat soal tes berupa essai dan pilihan ganda yang akan digunakan untuk uji pretes dan posttest sesuai dengan materi yang diajarkan.

(50)

c. Tahap Pelaksanaan, termasuk dalam kegiatan ini adalah melaksanakan sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya, seperti melakukan pretest untuk menentukan kelas eksperimen dan melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Adapun sintaks atau fase-fase model pembelajaran Snowball Throwing

Tabel 3.2 Sintaks Model Pembelajaran

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Fase 1

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan seluruh tujuan dalam pembelajaran dan memotivasi siswa.

Siswa mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

Fase 2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan

informasi tentang materi pembelajaran siswa.

Siswa mencatat informasi tentang materi pembelajaran siswa.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-

kelompok belajar

 Guru memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksaan pembelajaran snowball throwing

 Guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok belajar yang terdiri dari 6-7 orang siswa.

 Siswa

mendengarkan informasi prosedur pembelajaran snowball

throwing yang di sampaikan guru

 Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6-7 orang siswa untuk melakukan

diskusi Fase 4

Membimbing kelompok bekerja

 Guru memanggil ketua

kelompok dan

menjelaskan materi

 Siswa yang dipilih menjadi ketua kelompok

(51)

37

dan belajar serta pembagian tugas kelompok.

 Guru meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masing-

masing untuk

mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan anggota kelompok.

 Guru memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta kelompok tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang dijelaskan guru.

 Guru meminta setiap kelompok untuk menggulung dan melemparkan

pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain.

 Guru meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut.

mendatangi guru dan

mendengarkan materi serta tugas yang dibeikan.

 Masing-masing Ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan mendiskusikan tugas yang di berikan guru dengan anggota kelompoknya.

 Setiap kelompok mengambil kertas yang diberikan guru dan menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang di jelaskan guru.

 Setiap kelompok menggulung pada kertas dan melemparkan pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain.

 Setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut

Lanjutan Tabel 3.2

(52)

Fase 5 Evaluasi

Guru meminta setiap

kelompok untuk

membacakan jawaban atas pertanyaan yang diterima dari kelompok lain.

Perwakilan dari setiap kelompok membacakan

jawaban atas pertanyaan yang diterima dari kelompok lain.

Fase 6 Memberi

penilaian/pengharg aan

Guru memberikan

penilaian terhadap hasil kerja kelompok.

Siswa mengapresiasi teman ataupun diri sendiri dengan bertepuk tangan

(Shoimin, 2017: 175-176)

d. Tahap Evaluasi, termasuk dalam kegiatan ini adalah melakukan pengujian hasil belajar siswa melalui pemberian soal Pre-test dan Post-tes apakah mengalami peningkatan atau tidak mengalami perubahan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Muhammadiyah Limbung pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

Sedangkan pada populasi terukur pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA Muhammadiyah Limbung pada semeseter ganjil tahun ajaran 2019/2020, yang terbagi kedalam 3 rombongan kelas.

(53)

39

Table 3.3 Distribusi Populasi

Kelas Jumlah siswa

XI MIA 1 31

XI MIA 2 31

XI MIA 3 32

Jumlah 94

Sumber: (Tata Usaha SMA Muhammadiyah Limbung, 2019) 2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Random Sampling dan kelas yang terpilih adalah kelas XI MIA 1 dan MIA 2 yang merupakan sampel penelitian sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3.4 Distribusi Sampel

Kelas Jumlah siswa Keterangan

XI MIA 1 31 Kelas kontrol

XI MIA 2 31 Kelas eksperimen

Jumlah 62

(Sumber: Siswa SMA Muhammadiyah Limbung, 2019) C. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas (independent variable) yaitu model pembelajaran snowball throwing merupakan model pembelajaran kelompok dengan cara kertas digulung persis seperti bola lalu di lemparkan ke setiap

(54)

masimg-masing kelompok yang berisi pertanyaan dengan tujuan untuk memancing kreativitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok.

1. Variabel terikat (dependent variable) yaitu hasil belajar merupakan keberhasilan setelah siswa melewati serangkaian tes, keberhasilan tersebut dapat diketahui melalui daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan yang didapat dari pre-test dan post-test yang berupa pilihan ganda sebanyak 30 nomor.

D. Instrumen Penelitian 1. Tes hasil belajar

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes kognitif dalam bentuk pre-test dan post-test. Tes kognitif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol yang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

2. Obsevasi

a. Lembar observasi

Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa yang didasarkan pada sintaks model pembelajaran yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pedoman dokumentasi

(55)

41

Pedoman dokumentasi ini berisi uraian yang menjadi pedoman dalam kegiatan dokumentasi penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes hasil belajar

Peneliti menggunakan tes berupa pre-test dan post-test. Pre-test diberikan sebelum melaksanakan pembelajaran, sedangkan post-test diberikan setelah pembelajaran dilaksanakan. Tujuannya untuk memperoleh data yang kuantitatif guna mengetahui bagaimana kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing. Jumlah soal dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 butir soal.

2. Non Tes a. Observasi

Dalam penelitian ini observasi keterlaksanaan model pembelajaran Snowball Throwing yang dilakukan guru dan siswa.

Observasi keterlaksanaan model pembelajaran bertujuan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran, dalam bentuk checklist.

Jadi dalam pengisiannya, dengan memberikan checklist pada tahapan-tahapan model pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Dokumentasi

(56)

Dokumentasi adalah alat pengumpulan data tertulis atau tercetak tentang fakta-fakta yang akan dijadikan sebagai bukti fisik penelitian dan hasil penelitian dokumentasi ini akan menjadi sangat kuat kedudukannya.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial, yaitu:

1. Analisis Deskriptif

Teknik ini mendeskripsikan data yang disajikan melalui tabel, grafik, diagram lingkaran atau disajikan dalam bentuk lainnya beserta uraian-uraian singkat. Data yang dianalisis adalah hasil belajar siswa yang dibandingkan dengan kriteria dan skala penilaian ketetapan KKM.

Tabel 3.5 Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM

Nilai Kriteria

≥80 Tuntas

<80 Tidak Tuntas

Sumber: (SMA Muhammadiyah Limbung)

Table 3.6 Keriteria Hasil Belajar Peserta Didik Interval Nilai Predikat Keterangan

93-100 A Sangat baik

84-92 B Baik

75-83 C Cukup

<75 D Kurang

(Sumber: Kemendikbud, 2017).

(57)

43

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial adalah teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Teknik ini juga merupakan cara menganalisis data dan pengambilan kesimpulan. Penelitian ini juga menggunakan bantuan software SPSS 25.

Uji yang digunakan dalam analisis ini sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari responden berdistribusi normal atau tidak. Data dapat dikatakan berdistribusi normal, jika angka signifikan (Sig) > 0,05.

Uji normalitas yang digunakan adalah dengan uji Kolmogorov- smirnov menggunakan softwere SPSS 25.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varian sampel data apakah diantara dua kelompok memiliki varian yang sama atau berbeda. Uji homogenitas bias dilakukan setelah data normalitas terpenuhi artinya distribusi data harus normal. Uji homogenitas vatians dua buah variabel independen dapat dilakukan dengan uji Ancova. Untuk uji homogenitas dengan uji homogeneity of variance test. Kriterianya adalah signifikan untuk uji dua sisi jika hasil perhitungan lebih besat dari > 0,05 berarti variansi pada setiap kelompok sama.

c. Uji Hipotesis

(58)

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan kedalam hipotesis penelitian menggunakan uji dua pihak dengan derajat kesalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau α = 0,05. Pengambilan keputusan uji hipotesis menggunakan N-Gain Persent yang dilanjutkan dengan Uji Independent Sampel T-Test.

(59)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Muhammadiyah Limbung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2018/2019 dengan Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Kognitif siswa, maka diperoleh data-data yang telah didapatkan melalui instrument tes sebanyak 30 nomor untuk mengetahui hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selama proses pembelajaran berlangsung.

Terdapat dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis statistic deskriptif dan hasil analisis inferensial. Uraian dari masing-masing deskripsi hasil analisis sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini membahas tentang cara pengumpulan, peringkasan, penyajian data sehingga diperoleh informasi yang lebih mudah dipahami. Teknik analisis deskriptif yang digunakan adalah penyajian data berupa modus, median, mean (rata-rata) dan standar deviasi.

a. Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Hasil analisis data deskriptif pada materi sistem pencernaan pada kelas eksperimen disajikan dalam tabel berikut ini:

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Diskusi Panel dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi

(3) .To determine the effect of leadership style and work environment to employees performance at PT.Inti Indosawit Fertile Maro Sebo Ilir in the district of

Oleh yang demikian, kajian ini dijalankan atas dasar keprihatinan penyelidik untuk mengetahui sejauhmana tahap pengetahuan dan pandangan pelajar sebagai salah satu

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah, kasih setia, bimbingan, dan penyertaan-Nya yang begitu melimpah dicurahkan untuk penulis

METODOLOGI PENELITIAN penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis Mc Taggart. Tahap- tahap penelitian ini meliputi

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara persepsi dan berpikir kritis siswa dengan keterampilan menulis karangan argumentasi hal ini dibuktikan dari

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam pada penelitian yang berjudul “Peran Kepemimpinan Efektif Dan Kedisiplinan

Pancasila merupakan landasan utama dalam pembuatan hukum (Peraturan Perundang-Undangang) baru maupun dengan penggantian hukum lama (politik hukum), sehingga nilai-nilai