• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Populasi dan Sampel

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Muhammadiyah Limbung pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

Sedangkan pada populasi terukur pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA Muhammadiyah Limbung pada semeseter ganjil tahun ajaran 2019/2020, yang terbagi kedalam 3 rombongan kelas.

39

Table 3.3 Distribusi Populasi

Kelas Jumlah siswa

XI MIA 1 31

XI MIA 2 31

XI MIA 3 32

Jumlah 94

Sumber: (Tata Usaha SMA Muhammadiyah Limbung, 2019) 2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Random Sampling dan kelas yang terpilih adalah kelas XI MIA 1 dan MIA 2 yang merupakan sampel penelitian sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3.4 Distribusi Sampel

Kelas Jumlah siswa Keterangan

XI MIA 1 31 Kelas kontrol

XI MIA 2 31 Kelas eksperimen

Jumlah 62

(Sumber: Siswa SMA Muhammadiyah Limbung, 2019) C. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas (independent variable) yaitu model pembelajaran snowball throwing merupakan model pembelajaran kelompok dengan cara kertas digulung persis seperti bola lalu di lemparkan ke setiap

masimg-masing kelompok yang berisi pertanyaan dengan tujuan untuk memancing kreativitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok.

1. Variabel terikat (dependent variable) yaitu hasil belajar merupakan keberhasilan setelah siswa melewati serangkaian tes, keberhasilan tersebut dapat diketahui melalui daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan yang didapat dari pre-test dan post-test yang berupa pilihan ganda sebanyak 30 nomor.

D. Instrumen Penelitian 1. Tes hasil belajar

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes kognitif dalam bentuk pre-test dan post-test. Tes kognitif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol yang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

2. Obsevasi

a. Lembar observasi

Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa yang didasarkan pada sintaks model pembelajaran yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pedoman dokumentasi

41

Pedoman dokumentasi ini berisi uraian yang menjadi pedoman dalam kegiatan dokumentasi penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes hasil belajar

Peneliti menggunakan tes berupa pre-test dan post-test. Pre-test diberikan sebelum melaksanakan pembelajaran, sedangkan post-test diberikan setelah pembelajaran dilaksanakan. Tujuannya untuk memperoleh data yang kuantitatif guna mengetahui bagaimana kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing. Jumlah soal dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 butir soal.

2. Non Tes a. Observasi

Dalam penelitian ini observasi keterlaksanaan model pembelajaran Snowball Throwing yang dilakukan guru dan siswa.

Observasi keterlaksanaan model pembelajaran bertujuan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran, dalam bentuk checklist.

Jadi dalam pengisiannya, dengan memberikan checklist pada tahapan-tahapan model pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat pengumpulan data tertulis atau tercetak tentang fakta-fakta yang akan dijadikan sebagai bukti fisik penelitian dan hasil penelitian dokumentasi ini akan menjadi sangat kuat kedudukannya.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial, yaitu:

1. Analisis Deskriptif

Teknik ini mendeskripsikan data yang disajikan melalui tabel, grafik, diagram lingkaran atau disajikan dalam bentuk lainnya beserta uraian-uraian singkat. Data yang dianalisis adalah hasil belajar siswa yang dibandingkan dengan kriteria dan skala penilaian ketetapan KKM.

Tabel 3.5 Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM

Nilai Kriteria

≥80 Tuntas

<80 Tidak Tuntas

Sumber: (SMA Muhammadiyah Limbung)

Table 3.6 Keriteria Hasil Belajar Peserta Didik Interval Nilai Predikat Keterangan

93-100 A Sangat baik

84-92 B Baik

75-83 C Cukup

<75 D Kurang

(Sumber: Kemendikbud, 2017).

43

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial adalah teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Teknik ini juga merupakan cara menganalisis data dan pengambilan kesimpulan. Penelitian ini juga menggunakan bantuan software SPSS 25.

Uji yang digunakan dalam analisis ini sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari responden berdistribusi normal atau tidak. Data dapat dikatakan berdistribusi normal, jika angka signifikan (Sig) > 0,05.

Uji normalitas yang digunakan adalah dengan uji Kolmogorov-smirnov menggunakan softwere SPSS 25.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varian sampel data apakah diantara dua kelompok memiliki varian yang sama atau berbeda. Uji homogenitas bias dilakukan setelah data normalitas terpenuhi artinya distribusi data harus normal. Uji homogenitas vatians dua buah variabel independen dapat dilakukan dengan uji Ancova. Untuk uji homogenitas dengan uji homogeneity of variance test. Kriterianya adalah signifikan untuk uji dua sisi jika hasil perhitungan lebih besat dari > 0,05 berarti variansi pada setiap kelompok sama.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan kedalam hipotesis penelitian menggunakan uji dua pihak dengan derajat kesalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau α = 0,05. Pengambilan keputusan uji hipotesis menggunakan N-Gain Persent yang dilanjutkan dengan Uji Independent Sampel T-Test.

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Muhammadiyah Limbung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2018/2019 dengan Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Kognitif siswa, maka diperoleh data-data yang telah didapatkan melalui instrument tes sebanyak 30 nomor untuk mengetahui hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selama proses pembelajaran berlangsung.

Terdapat dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis statistic deskriptif dan hasil analisis inferensial. Uraian dari masing-masing deskripsi hasil analisis sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini membahas tentang cara pengumpulan, peringkasan, penyajian data sehingga diperoleh informasi yang lebih mudah dipahami. Teknik analisis deskriptif yang digunakan adalah penyajian data berupa modus, median, mean (rata-rata) dan standar deviasi.

a. Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Hasil analisis data deskriptif pada materi sistem pencernaan pada kelas eksperimen disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif Hasil Belajar Biologi Kelas eksperimen menggunakan 31 sampel. Pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran Snowball Throwing memperoleh nilai rata-rata pada Pre-test sebesar 38,78 dan Post-test sebesar 86,17.

Apabila skor hasil belajar dikelompokkan ke dalam empat kelas interval skor, maka diperoleh distribusi frekuensi belajar hasil belajar seperti pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen

Interval Kategori

Pre-test Post-test

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi Persentase (%) eksperimen sangatlah rendah, yaitu tidak terdapat siswa yang

47

memperoleh nilai pada kategori sangat baik, begitu pula pada kategori baik dan kategori cukup. Seluruh siswa yang berjumlah 31 orang hanya memperoleh nilai dalam kategori kurang.

Untuk nilai Post-test kelas eksperimen pada kategori sangat baik yaitu terdapat 8 orang siswa, selanjutnya pada kategori baik terdapat 10 orang siswa, pada kategori cukup terdapat 11 orang siswa, dan pada kategori kurang terdapat 2 orang siswa. Selanjutnya, untuk menentukan kriteria keberhasilan dikatakan tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 80 pada mata pelajaran Biologi dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas

(%) Frekuensi Presentase (%)

< 80 Tidak

Tuntas 31 100 4 12,9

≥80 Tuntas 0 0 27 87,1

Total 31 100% 31 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat pada data distribusi frekuensi dan persentase menunjukkan bahwa nilai Pre-test seluruh siswa yang berjumlah 31 pada kelas eksperimen masuk dalam kategori tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM.

Sedangkan nilai Post-test seluruh siswa yang berjumlah 31 pada kelas eksperimen masuk dalam kategori tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM. Untuk memperjelas sebaran data nilai hasil belajar kelas eksperimen, dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 4.1. Pengkategorian Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

b. Hasil belajar kelas kontrol

Hasil analisis data deskriptif pada materi sistem pencernaan pada kelas kontrol disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kelas Kontrol

Statistik Kelas

Pre-test Post-test

Jumlah sampel 31 31

Skor Maksimum 56,6 93,3

Skor Minimum 30 60

Skor Rata-Rata 40,60 79,63

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada kelas kontrol menggunakan 31 sampel. Pada kelas kontrol yang hanya

0 5 10 15 20 25 30

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Frekuensi

Kategori Nilai Hasil Belajar

Pre-test Post-test

49

menggunakan model pembelajaran konvensional memperoleh skor rata-rata pada Pre-test yaitu 40,60 dan pada Post-test yaitu 79,63.

Apabila skor hasil belajar dikelompokkan kedalam empat kelas interval skor, maka diperoleh distribusi dan frekuensi hasil belajar setelah diberi perlakuan seperti ditunjukkan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Kontrol

Interval Kategori

Pre-test Post-test

Frekuensi Presentase

(%) Frekuensi Presentase (%) memperoleh nilai pada kategori sangat baik, begitu pula pada kategori baik dan kategori cukup. Seluruh siswa yang berjumlah 31 orang hanya memperoleh nilai dalam kategori kurang. Untuk nilai Post-test kelas kontrol terdapat 1 siswa pada kategori sangat baik, pada kategori baik terdapat 5 orang siswa, pada kategori cukup terdapat 17 orang siswa, sedangkan pada kategori kurang juga terdapat 8 orang siswa.

Selanjutnya, untuk menentukan kriteria keberhasilan dikatakan tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 80 pada mata pelajaran Biologi dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Kontrol

Nilai Hasil Belajar

Kategori

Pre-test Post-test

Frekuensi Presentase

(%) Frekuensi Presentase (%)

< 80 Tidak

Tuntas 31 100 12 38,7

≥80 Tuntas 0 0 19 61,3

Total 31 100% 31 100%

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat pada data distribusi frekuensi dan persentase menunjukkan bahwa nilai Pre-test seluruh siswa yang berjumlah 31 pada kelas kontrol masuk dalam kategori tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM. Sedangkan nilai Post-test seluruh siswa yang berjumlah 31 pada kelas kontrol masuk dalam kategori tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM. Untuk memperjelas sebaran data nilai hasil belajar kelas eksperimen, dapat dilihat pada grafik berikut.

51

Gambar 4.2. Pengkategorian Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik Inferensial membahas mengenai cara menganalisis data serta mengambil kesimpulan (berkaitan dengan estimasi parameter dan pengujian hipotesis). Metode ini sering disebut statistika induktif karena kesimpulan yang ditarik berdasarkan pada informasi dari sebagian data saja.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui distribusi normal atau tidak. Caranya yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada program statistik SPSS versi 25.0. Adapun analisis program SPSS memiliki taraf sig α = 0,05 yaitu > α maka data tersebut dikatakan normal sedangkan jika nilai analisis data < α maka data tersebut dikatakan tidak

0 5 10 15 20 25 30

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Frekuensi

Kategori Nilai Hasil Belajar

Pre-test Post-test

normal. Untuk lebih jelasnya mengenai uji normalitas pada penelitian ini, perhatikan tabel 4. 7.

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Eksperimen Kontrol

Prettest Posttest Prettest Posttest

Sig 0,144 0, 200 0,200 0,106

Tingkat Sig (α) 0,05

Pada tabel hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa pada pretest dan posstest baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Berdasarkan data hasil uji normalitas yang dilakukan, disimpulkan bahwa data dari sampel berdistribusi normal. Setelah melakukan uji normalitas tersebut, selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesamaan varians antara dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data dikatakan homogen apabila nilai signifikan (Sig) > 0,05. Uji homogenitas dua buah variabel dapat diperoleh melalui uji Homogenity of Variance Test dengan bantuan SPSS 25. Adapun hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Sig 0,513 0,924

53

Tingkat Sig

(α) 0,05

Kesimpulan Homogen Homogen

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat hasil dari uji homogenitas data Pretest dan Posttest diambil berdasarkan ketentuan kriteria pengujian, yaitu jika nilai signifikan SPSS ˃ tinkat varians signifikan (α) maka dapat dikatakan data tersebut homogen. Sedangkan juka nilai signifikan SPSS<

tingkat signifikan (α) maka data tidak homogen.

Pada tabel 4.6 Pretest dan Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varian data kelas eksperimen dan kelas kontrol data hasil belajar siswa bersifat homogen.

c. Uji Normalitas Gain (N-Gain)

Uji normalitas berguna untuk mengetahui nilai perbedaan pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol. Adapun hasil perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain)

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretes t

Posttest N-Gain

Kategori Pretest Posttest N-gain

Kategori

Jumlah

siswa 31 siswa 31 siswa

Nilai

rata-rata 38,78 86,17 0,77 Tinggi 40,60 79,63 0,65 Sedang

Berdasarkan data di atas dapat dianalisis bahwa untuk kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata nilai N-Gain sebesar 0.77 dan masuk kategori tinggi, sedangkan untuk kelas kontrol perolehan rata-rata nilai N-Gain sebesar 0.65 dan masuk kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar.

d. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) dimana variabel bebas pada penelitian ini pengaruh model pembelajaran yaitu snowball throwing terhadap hasil belajar siswa. Untuk mengetahui uji hipotesis data peneliti menggunakan uji Independent Sample T-Test. Adapun analisis taraf sig α

= 0,05 yaitu > α maka tidak ada perbedaan dua model pembelajaran, < α maka terdapat perbedaan dua model pembelajaran. Untuk lebih jelasnya mengenai uji hipotesis pada penelitian ini, perhatikan tabel 4.10.

Tabel 4.10 Uji Hipotesis

Statistik Nilai Signifikan

Sig(2-tailed) 0,001

Tingkat Sig (α) 0,05

Pada table 4.10 dapat di lihat bahwa uji hipotesis dilakukan pada hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontol dengan menggunakan uji

55

Independent Sample T-Test dengan nilai yang diperoleh adalah 0,001 < α

= 0,05. Karena data hasil uji hipotesis kurang dari 0,05 maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini diterima, jadi, ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Limbung, Kecamatan Gowa Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dengan sampel kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol.

Pada konsep materi yang digunakan peneliti yaitu materi sistem pencernaan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan tugas. Penelitian ini dilakukan 3 kali pertemuan. Setelah diberikan perlakuan, maka diberilah soal posttest untuk menguji pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa pada meteri sistem pencernaan kelas XI MIA SMA Muhammadiyah Limbung.

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap nilai kelas kontrol dan kelas eksperimen di SMA Muhammadiyah Limbung. Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1,dan tabel 4.4 nilai Post-Test kelas kontrol lebh rendah dari kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Snowball Throwing.

Kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Snowball Throwing.

Berdasarkan analisis statistik inferensial pada Tabel 4.9 dengan menggunakan Uji N-Gain persen dilanjutkan dengan Tabel 4.10 yaitu uji independen sampel t-test terlihat bahwa hipotesis dapat diterima karena pada penerapan model pembelajaran Snowball Throwing terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa materi sistem pencernaan pada kelas XI MIA 2 Muhammadiyah Limbung. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing berhasil karena nilai rata-rata sudah mencapai kategori baik.

Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing, perlu dipahami bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing tidak akan terlaksana dengan optimal apabila guru tidak mampu menjalankan kelas sebagaimana mestinya, peningkatan hasil belajar siswa juga didukung oleh instrumen penelitian lainnya dan metode yang tepat, pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Cooperative Learning yang terangkum dalam model Snowball Throwing.

Hasil belajar Pre-Test siswa pada kelas kontrol dan eksperimen tergolong rendah hal tersebut dipengaruhi karena siswa belum memahami konsep materi sistem pencernaan dengan baik dan pada saat test berlangsung dilakukan pengawasan yang ketat untuk menghindari segala bentuk kecurangan sehingga siswa yang ketergantungan dengan jawaban

57

teman mengerjakan dengan kemampuannya sendiri. Begitupun pada Post-Test kelas kontrol dan eksperimen, tetap dilakukan pengawasan yang ketat.

Hasil Post-test yang dilakukan menunjukkan nilai siswa yang aktif bertanya saat proses pembelajaran cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang pasif.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran Snowball Throwing.

Setelah diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan dimana siswa menajdi lebih aktif, siswa lebih percaya diri untuk menyampaikan pendapat di depan umum, siswa menjadi tidak malu untuk menghadapi teman sebayanya di kelas, pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa menjadi lebih menyenangkan. dan hal ini disebabkan, karena siswa dituntut untuk dapat menguasai materi, melatih siswa berpikir kreatif dan belajar bertanggung jawab dalam menjalankan tugas. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari (2013) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada materi Statistika dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini di lihat dari hasil sebelum tindakan diberikan dan setelah tindakan diberikan mengalami peningkatan yang cukup signifikan (Sari,2013).

Meski demikian terdapat kekurangan pada proses belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing

yakni kelas bisa menjadi gaduh saat proses pelemparan bola salju, kerja sama kelompok yang banyak menguras waktu, dan guru kewalahan untuk mengontrol siswa pada saat pelemparan. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya menurut Khosim (2019) adapun kelemahan dalam menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing yaitu, tidak semua pelajaran cocok menggunakan metode ini, pengetahuan/materi yang didapat kadang kurang luas, ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran, kelas bisa menjadi gaduh saat proses pelemparan bola salju, diperlukan kemampuan guru dalam mengontrol kelas

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda menyebabkan terjadinya hasil akhir yang berbeda antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran snowball throwing dan kelas kontrol dengan pemberian metode ceramah dan tugas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model Snowball Throwing berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI MIA pada materi sistem pencernaan di SMA Muhammadiyah Limbung

59 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Setelah di terapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada materi sistem pencernaann terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini bisa dilihat dari persentase jumlah siswa yang dikategorikan tuntas pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 87,1%, sedangkan untuk kelas kontrol 61,3%.

2. Ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada uji hipotesis yang diperoleh adalah 0,001 < α = 0,05.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, dan kesimpulan di atas, dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Peserta didik sebaiknya dapat memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh dan menjadi peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran.

2. Bagi sekolah

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan terdapat kendala, sebaiknya sekolah lebih memperhatikan kelengkapan alat yang diperlukan siswa untuk menunjang siswa agar lebih maju lagi.

3. Bagi Guru

Disamping menggunakan model konvensional guru juga perlu menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dalam proses pembelajaran supaya lebih menyenangkan, aktif, dan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar kognitif.

61

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rosyid, Aminol, dkk. 2019. Prestasi Belajar. Malang. Literasi Nusantara Abadi.

Afrizal .2014.Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Darmadi. H. 2017. Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.

Daniati, Vera. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Pembelajaran Seni Tari Kelas VIII C di SMP N 1 Bukittinggi. Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 2 (1).

Firdianti, Arinda. 2018. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar. Yogyakarta CV GRE Publishing.

Hanum, Umi, dkk. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwingn Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem Ekskresi. Journal of Biology Education. Vol. 4 (2). ISSN : 2252-6579.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hikmat. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Januwardana, I Gd Arta dkk. 2014. Pengaruh Metode Snowball Throwing Berbantuan Media Sederhana Terhadap Hasil Belajar Matematika Siwa

Januwardana, I Gd Arta dkk. 2014. Pengaruh Metode Snowball Throwing Berbantuan Media Sederhana Terhadap Hasil Belajar Matematika Siwa

Dokumen terkait