• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PENGENALAN SOFTWARE ARCVIEW 3.3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL PENGENALAN SOFTWARE ARCVIEW 3.3"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

PENGENALAN SOFTWARE ARCVIEW 3.3

TIM PRAKTIKUM KARTOGRAFI DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

(2)

ii

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

ACARA I Pengenalan ArcView dan Membuat Folder Kerja ... 1

ACARA II Memulai ArcView ... 9

ACARA III Menampilkan View ... 14

ACARA IV Membuat Peta Digital ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(3)

ACARA I

PENGENALAN ARCVIEW DAN MEMBUAT FOLDER KERJA

A. Pengenalan ArcView

ArcView adalah salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute). ArcView memiliki kemampuan-kemampuan untuk visualisasi, meng-explore, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terhadap basis data (Query) baik basis data spasial maupun non-spasial, menganalisis data secara geografis.

Gambar 1. Tampilan awal ArcView 3.3

1. Kemampuan-kemampuan perangkat Sistem Informasi Geografis ArcView adalah sebagai berikut:

a. Pertukaran data: membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam format perangkat lunak Sistem Informasi Geografis yang lain.

b. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis.

c. Menampilkan informasi atau basis data spasial maupun atribut.

d. Menjawab query spasial maupun atribut.

e. Melakukan fungsi-fungsi dasar Sistem Informasi Geografis.

f. Membuat peta tematik

g. Meng-costumize aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip.

h. Melakukan fungsi-fungsi Sistem Informasi Geografis khusus lainnya dengan menggunakan extension yang digunalan untuk mendukung penggunaan perangkat lunak SIG ArcView.

(4)

ArcView dalam penggunaanya secara default-membaca, menggunakan, dan mengolah data spasial dengan menggunakan format Shapefile. Format ini dikembangkan dan dipublikasikan oleh ESRI (Environmental System Research Institute) digunakan untuk menyimpan informasi-informasi atribut dan geometri non-topologi atau yang tidak menggunakan metode matematis yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan spasial dengan features spasial di dalam kumpulan data.

Geometri feature ini disimpan sebagai shape yang terdiri dari sekumpulan koordinat-koordinat vektor. Shapefile dapat mendukung representasi berbagai features baik titik (point), garis (line), maupun area (polygon).

Setiap feature polygon direpresentasikan sebagai loop tertutup. Data atribut disimpan dalam format perangkat lunak DBMS (Database Management System). Shapefile ESRI terdiri dari beberapa file: file utama, file indeks, dan sebuah table Dbase. File utama merupakan direct- acces. File dengan panjang record yang bervariasi dimana setiap recordnya mendeskripsikan sebuah shape (feature) dengan sebuah daftar (list) pasangan koordinat (X,Y) suatu titik yang ada di sepanjang segmen yang disebut dengan Verteks. Sesuai dengan konvensi penamaannya, file utama, file indeks, dan file table Dbase memiliki nama depan atau prefix yang sama, tetapi nama belakang atau suffix/extension berbeda. Nama- nama belakangnya adalah:

File utama : SHP File Indeks : SHX File tabel : DBF

Informasi lanjut mengenai format dan struktur data shapefile dapat dibaca pada dokumentasi technical descriptionnya. Shapefile ESRI dapat dibuat atau dihasilkan dengan menggunakan eksport, digitasi, semi pemrograman, dan bahasa pemrograman.

Keuntungan-keuntungan menggunakan data spasial shapefile ArcView diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Proses penggambaran maupun penggambaran kembali dari features petanya dapat dilakukan dengan relatif cepat, setidaknya lebih cepat daripada proses penggambaran coverage milik Arcinfo.

(5)

b. Informasi atribut dan geometriknya dapat diedit.

c. Dapat dikonversikan ke dalam format data spasial lain.

d. Memungkinkan untuk proses on-screen digitizing atau digitasi langsung di layar monitor dengan menggunakan mouse tanpa meja digitizer.

2. Arsitektur ArcView

ArcView mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokan ke dalam komponen-komponen ArcView.

a. Project

Project adalah unit organisasi tetinggi di dalam ArcView. Project ini hampir sama dengan project yang dimiliki oleh bahasa-bahasa pemrograman computer (C/C++, Pascal/Delphi, Basic dan sebagainya) atau merupakan suatu file kerja yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengelompokan, dan mengorganisasikan semua komponen program: view, theme, table, chart, layout, dan script dalam satu kesatuan yang utuh. Sebuah project juga dikatakan sebagai kumpulan windows dan dokumen yang dapat diaktifkan dan ditampilkan selama bekerja dengan menggunakan ArcView. Project dalam ArcView ini diimplementasikan ke dalam sebuah file teks dengan nama belakang (extension) APR. sebuah project berisi pointers yang merujuk pada lokasi fisik dimana dokumen-dokumen tersebut disimpan, selain menyimpan informasi-informasi pilihan pengguna untuk projectnya baik ukuran, symbol, warna, dan sebagainya. Pilihan-pilihan yang disimpan dalam project ini hanya mengatur bagaimana cara basis data ditampilkan, tidak mempengaruhi data itu sendiri. Semua dokumen yang terdapat di dalam sebuah project dapat diaktifkan, dilihat, dan diakses melalui project window.

b. Theme

Theme adalah suatu bangunan dasar system ArcView yang merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu tematik tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan sebagai Theme adalah Shapefile, Coverage (Acinfo), dan Citra raster.

(6)

c. View

View berfungsi untuk mengorganisasikan theme. View merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa layer atau theme informasi spasial seperti titik, garis, polygon, dan citra raster. Sebagai contoh posisi-posisi kota (titik), sungai dan jalan (garis), dan batas propinsi (polygon) dan membentuk theme dalam sebuah view.

Gambar 2. Tampilan jendela view

d. Table

Table adalah representsi data ArcView dalam bentuk sebuah tabel. Sebuah table akan berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu.

Gambar 3. Tampilan jendela table

(7)

e. Chart

Chart merupakan representasi grafis dari resume tabel data. Chart juga bisa merupakan hasil suatu query terhadap suatu tabel data.

Bentuk chart yang di dukung oleh Arciew adalah line, bar, coloum, xy scatter, area, dan pie.

Gambar 4. Tampilan jendela chart f. Layout

Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen seperti view, table, dan chart yang siap cetak yang dipersiapkan untuk pembuatan hard copy.

Gambar 5. Tampilan jendela Layout

g. Script

Script merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomatiskan kerja ArcView.

ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan avenue.

(8)

Dengan Avenue, pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface) ArcView, membuat program, menyederhanakan tugas-tugas yang kompleks, dan berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi lain.

Kesimpulannya script dapat mengcustomize ArcView sedemekian rupa sehingga dapat secara optimal memenuhi kebutuhan pengguna untuk tugas-tugas dan aplikasi tertentu.

3. Graphical User Interface ArcView

ArcView mengorganisasikan projects beserta tool yang tersedia kedalam bentuk sistem windows, menu, button, dan icon. Keseluruhan pengembangan (integrated development environment) dan graphical user interface ArcView terdapat dalam windows aplikasi utama. Semua interaksi dengan pengguna dilakukan di dalam area ini. Setiap tipe dokumen ArcView memiliki graphical user interface yang berbeda.

Menu Project Project Button Nama Project

Command

pada tipe dokumen

Area dimana terdapat list tipe dokumen yang aktif

Tipe dokumen ArcView

Gambar 6. Tampilan Graphical User Interface Arcview

Project merupakan window yang paling awal muncul untuk bekerja dengan ArcView. Menu-menu yang terdapat pada window ini menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mengatur project yang akan dibuat.

(9)

A. Menu File terdapat pilihan-pilihan:

a. New untuk membuat project baru

b. Open untuk membuka atau mengaktifkan project yang sudah ada c. Close untuk menutup project yang sedang aktif di memori

d. Save untuk menyimpan project yang aktif di memori ke disk

e. Save as untuk menyimpan project yang aktif di memori ke disk dengan nama yang lain

f. Extension untuk mengaktifkan modul-modul tambahan ArcView ke dalam project yang aktif

g. Exit untuk keluar dari ArcView B. Menu Project:

a. Properties untuk mengatur property pada saat start up, shut down, menentukan direktori kerja, dan sebagainya

b. Costumize untuk mengatur user interface termasuk menu-menu, toolbar, icon, dan fungsi yang diperlukan untuk kebutuhan pembuatan aplikasi

c. Rename untuk mengganti nama dokumen yang aktif d. Delete untuk menghapus dokumen yang aktif dari project

e. Add Table untuk mengaktifkan dan menampilkan suatu tabel dan memasukannya dalam project

f. Import untuk memasukan project lain yang sudah ada ke dalam project yang aktif

g. SQL Connect untuk mengkoneksikan aplikasi ke basis data eksternal yang sudah ada.

C. Menu Window

a. Tile untuk menampilkan semua window dokumen yang ada pada project secara tile

b. Cascade untuk menampilkan semua window dokumen yang ada project secara bertumpuk

c. Show Symbol Window untuk menampilkan window yang menyajikan pustaka symbol dari warna yang dapat dipilih di dalam ArcView.

(10)

D. Menu Help

a. Help Topics untuk mendapatkan keterangan pada ArcView disertai dengan indeksnya

b. How to get help adalah langkah-langkah untuk mendapatkan keterangan

c. About ArcView untuk mendapatkan keterangan mengenai perangkat lunak ArcView yang telah terinstal pada sistem computer yang bersangkutan.

4. Membuat Folder Kerja

Tujuan membuat folder kerja adalah untuk memastikan tujuan file pekerjaan yang akan dibuat sehingga memudahkan untuk melacak data yang telah dikerjakan. Langkah pembuatan folder kerja adalah:

 Pilih pada menu bar File – Set Working Direktory kemudian memasukkan tujuan direktori C:/SIG/”Nama Pengguna

 Adapun cara yang lain yaitu dengan membuka start menu pada computer kemudian pilih my computer/explore, kemudian pilih memori atau disk yang digunakan untuk menyimpan folder. Klik kanan pilih menu New Folder, kemudian deberi nama pengguna.

(11)

ACARA II MEMULAI ARCVIEW

Untuk memulai ArcView dapat diakses dengan klik dua kali pada icon ArcView GIS pada program ESRI melalui menu Start pada Windows atau klik ganda pada icon shortcut di desktop monitor.

Saat membuka ArcView, diawali dengan dialog 3 pilihan :

- with new View : untuk memulai proyek dengan halaman baru, namun ArcView akan mengarahkan user untuk membuka theme yang akan digunakan.

- as a blank project : untuk memulai proyek baru dari awal.

- open an existing project : untuk memulai proyek dengan membuka proyek yang sudah dibuat sebelumnya

Gambar 7. Tampilan ArcView GIS Versi 3.3

A. Membuka Project

1. Dari menu File pilih Open Project. Maka akan muncul kotak dialog Open Project.

2. Cari lokasi dimana direktori file-file project (*.apr) disimpan. Dalam latihan ini direktorinya dinamai “avtutor”.

3. Buka direktori “avtutor” (c:esri/av_gis30/avtutor/arcview).

(12)

4. Pilih file “qstart.apr” dan klik OK.

Gambar 8. Kotak Dialog Open Project

B. Membuka View

1. Pilih icon View pada sebelah kiri jendela Project.

2. Pilih salah satu view yang ada, kemudian akan ditampilkan di bagian sebelah kanan jendela project.

3. Klik menu Open yang terletak di bagian atas jendela project.

-alternatif lain klik dua kali pada nama view.

Sekarang anda siap memulai bekerja dengan peta anda.

C. Memindahkan (Menggerakkan) Peta

Menggerakkan, memindahkan atau memperbesar tampilan peta pada layar dapat digunakan beberapa buttons dan tools berikut :

 Buttons

Pada saat anda klik pada buttons maka operasi berikut akan segera tampil pada view :

(13)

Zoom out = memperkecil dari pusat tampilan zoom to view Zoom in = memperbesar pada pusat tampilan

Zoom to view

zoom to the extent of all themes

zoom to the extent of active themes

 Tools

Pan = menggeser/memindahkan peta Zoom out = memperkecil area yang dipilih Zoom in = memperbesar are yang dipilih

D. Mematikan/Menghidupkan Feature Peta (Turn On/Off Map Feature)

Klik pada kotak (check box) yang tersedia pada daftar (table of contents) yang terletak di bagian kiri view peta. Maka akan muncul tanda  (feature on) untuk mematikan, maka klik sekali lagi maka tanda  akan hilang (feature off).

E. Identifikasi Feature pada Peta Contoh:

Identifikasi feature polygon (Projected population in 2000)

1. Pilih salah satu theme poligon untuk diaktifkan, dan yakinkan bahwa theme poligon aktif tersebut sudah terpilih.

2. Pilih icon klik pada poligon peta yang ingin kita ketahui informasinya.

Maka akan tampil jendela Identify Result, yang menunjukan informasi atribut populasi yang kita inginkan, nama negara dan atribut populasi akan tampil di sebelah kanan.

(14)

Gambar 9. Tampilan hasil identifikasi feature polygon theme peta pada layar

F. Memberi Label

Pembuatan label pada ArcView bertujuan antara lain : untuk memeriksa kesalahan kompilasi database, serta untuk keperluan anotasi peta secara semi- otomatis yang mempermudah layout peta akhir yang akan dicetak.

Langkah-langkah pembuatan label adalah :

1. Aktifkan salah satu theme (Projected population in 2000).

2. Pilih icon label

3. Klik pada featur yang ada di peta yang akan diberi label tersebut.

4. Secara otomatis akan muncul label yang sesuai dengan database yang menjadi rujukan label tersebut (nama negara).

5. Pemberian label dapat juga mengunakan shortcut ctrl+L

G. Menambahkan Text

1. Klik icon Text

2. Pilih lokasi/tempat teks yang sesuai kenampakan kartografi yang diinginkan.

3. Klik pada tempat yang kita pilih, dimana text akan diletakan maka akan muncul kotak dialog text properties.

4. Ketik nama di jendela Text, contoh nama tempat pada peta tersebut.

5. Klik Ok

(15)

Gambar 10. Properties Text H. Merubah Ukuran dan Lokasi Text

1. Pilih icon

2. Klik pada text yang akan kita ubah.

3. Untuk memperbesar/memperkecil letakkan kursor pada text sampai muncul.

4. Untuk memindahkan text, letakkan kursor pada bagian tengah text hingga muncul tanda panah segiempat.

5. Merubah ukuran text secara otomatis dapat menggunakan shortcut ctrl+T I. Mengakhiri ArcVIEW

1. Save Project As pilihan ini akan menyimpan pekerjaan kita dalam nama file project yang baru dan lokasi baru.

2. Save Project Pilihan ini akan mengganti project lama menjadi project yang baru kita kerjakan. Alternatif lain dengan klik pada icon save

3. Close Project Pilihan ini akan menutup semua project yang telah kita kerjakan, tetapi tidak keluar dari ArcView sehingga kita bisa memulai bekerja dengan project lain.

4. Exit Dengan pilihan ini kita akan keluar dari Arc View.

(16)

ACARA III MENAMPILKAN VIEW

Latihan menampilkan sebuah view pada sesi ini dapat menggunakan view

“Continental United State” pada project “usa.apr” di direktori c:\esri\esridata.

A. Membuka Legenda

1. Aktifkan theme US States (klik pada nama theme).

2. Dari menu theme pilih Edit legend untuk menampilkan Legend Editor dialog.

 Alternatif lain dua kali pada nama theme.

 Atau klik pada icon Legend Editor button.

B. Merubah Warna Legenda

1. Klik satu kali symbol theme pada daftar table (table of content) maka akan tampil kotak dialog Legend Editor

2. Klik pada symbol yang akan diubah warnanya maka akan muncul kotak dialog Fill Palette

Gambar 11. Kotak dialog Legend Editor dan Fill Palette

(17)

3. Klik pada icon paintbrush maka akan keluar kotak dialog Color Palette, kemudian klik pada warna yang dikehendaki.

4. Jangan lupa klik Apply pada Legend Editor.

Gambar 12. Kotak dialog Color Pelette dan Specify Color 5. Close kotak dialog palette dan Legend Editor

C. Menambahkan Theme

1. Dari menu view pilih Add Theme untuk menampilkan file-file theme (.shp)

 alternatif lain klik icon Add Theme

2. Pilihlah theme yang akan ditambahkan. File-file theme mempunyai extension.shp untuk contoh ini tambahkan misalnya theme “Cities.shp” di direktori c:\esri\esridata\usa.

3. Klik pada theme yang akan ditampilkan, kemudian klik OK

D. Merubah Simbol

1. Buka Legend Editor untuk theme Cities.shp

2. Buka Fill Palette dengan klik pada symbol, dan akan muncul kotak dialog Fill Pallete, klik icon Marker pallete , kemudian pilihlah salah satu symbol yang baru.

(18)

3. Perubahan ukuran dapat dilakukan dengan meng-klik panah drop down, sedangkan untuk merubah warnanya dilakukan melalui klik pada icon paintbrush dan pilih warna yang diinginkan.

4. Klik Apply pada kotak dialog Legend Editor jika sudah setuju.

5. Close kotak dialog pallete dan Legend editor.

E. Membuka Tabel

1. Aktifkan theme Cities.shp

2. Dari menu Theme pilih Table untuk mendisplay atribut Cities, alternatif lain, klik pada icon

F. Menemukan Letak Negara Bagian dengan Menggunakan Tabel 1. Aktifkan theme US States.shp

2. Melalui menu Table pilih Find maka akan muncul kotak dialog Find, alternatif lain dengan klik icon

3. Ketikkan Negara Bagian yang akan dicari (contoh Texas)

4. Klik OK, secara otomatis negara bagian yang dicari akan ditandai pada tabel dan petanya di layar komputer.

G. Memperbesar Feature Yang Telah Dipilih

1. Menu View pilih Zoom To Selected, alternative lain klik pada icon H. Memeriksa “Text Label Properties”

1. Mulai dengan menampilkan kotak dialog Theme Properties 2. Klik icon Text Labels untuk menampilkan text labelling properties 3. Ketikkan City _name pada kotak Label field

4. Klik pada tombol TEXT untuk meletakkan posisi text 5. Klik OK

(19)

Gambar 13. Kotak dialog Theme Properties untuk kategori Text Labels

I. Merubah Karakteristik Text

1. Melalui menu Window, pilih Show Symbol Palette 2. Klik pada icon ABC, Font Palette akan ditampilkan 3. Merubah size menjadi 10

4. Memilih Font dan Font style.

J. Memilih Text Secara Otomatis 1. Aktifkan theme Capital Cities

2. Dari menu Theme pilih Auto-label. Maka kota-kota akan secara otomatis dilabeli.

K. Membuat Layout

1. Aktifkan view, pada menu View, pilih Layout untuk menampilkan kotak dialog TEMPLATE MANAGER, kemudian klik OK

Gambar 14. Kotak dialog Template Manager dalam pembuatan layout peta

(20)

Gambar 15. Hasil layout dengan menggunakan tipe Landscape yang ada dalam Template Manager

Tool yang muncul pada saat mengklik 3 detik pada Icon Add Frame dapat dilihat pada gambar di bawah ini. (untuk menambahkan chart, tabel, view dan lain-lain pada layout).

Add frame tool

View frame tool Legend frame tool Scale frame tool North arrow frame tool Chart frame tool Table frame tool Picture frame tool

Gambar 16. Icon detail pada Icon Add Frame

(21)

L. Merubah Judul Layouts

1. Pilih icon Pointer

2. Klik dua kali pada judul di layout

3. Tunggu hingga muncul kotak dialog TEXT PROPERTIES

M. Mencetak Peta

Pekerjaan terakhir dari seluruh kelelahan Dekstop Mapping adalah mencetak hasil akhir peta yang sudah di-layout, yaitu dengan cara :

1. Melalui menu File pilih Print, atau dengan meng-klik icon

2. Sesuaikan seting printer yang ada kertas, setelah sesuai klik OK.

3. Tunggu hingga hasil cetakan keluar.

N. Mengubah

Layout

ke File Gambar

Layout peta yang sudah selesai dibuat dapat diubah ke file gambar, dengan cara :

1. Melalui menu File pilih Export, pada kotak dialog export, pilih dimana file akan disimpan, jenis file yang diinginkan, dan nama file, kemudian klik OK 2. Hasil dapat dilihat dalam bentuk file gambar

Gambar 17. Tampilan Jendela Export Dialog

(22)

ACARA IV

MEMBUAT PETA DIGITAL

Latihan ini akan membuat peta administratif menggunakan program ArcView 3.3, peta yang digunakan sebagai dasar adalah peta administratif Provinsi DIY yang sudah disiapkan. Pada awal program, pilihlah as a blank project, kemudian klik New

A. Mengatur Setting View

1. Melalui menu View, pilih Properties

2. Beri nama View dengan nama administratif DIY, Creator nama anda, Map Unit : Decimal Degrees, dan Distance Unit : Kilometers, jika sudah klik OK

B. Mengatur Extensi

3. Melalui menu File, pilih Extensions

4. Pada kotak dialog Extensions beri tanda cek () untuk setiap extensi yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Dalam latihan ini, extensi yang dibutuhkan adalah Graticules and Measured Grid, JPEG (JFIF) Image Support, Legend Tool, Register and Transform Tool, dan Satya Georeference, kemudian klik OK

C. Menambahkan Theme Master Peta

1. Melalui menu View, pilih Add Theme

2. Pada kotak Data Source Type, pilih Image Data Source

3. Cari direktori penyimpanan master peta administratif Provinsi DIY, kemudian klik OK

4. Beri tanda  untuk mengaktifkan tema yang sudah ditambahkan

D. Meregistrasi Peta

Registrasi peta digunakan untuk menyamakan koordinat yang ada pada peta dengan koordinat yang terdapat pada ArcView. Sistem koordinat yang sering dipakai ada 2 macam, yaitu sistem koordinat geografis dan sistem koordinat UTM (Universal Tranverse Mercator)

1. Melalui menu View, pilih Register and Tranform

(23)

2. Keluar kotak dialog Register and Transform, kemudian pilih icon Source Point

3. Klik pada pada perpotongan garis lintang bujur yang ada pada master peta, jika pada master peta angka lintang bujur masih dalam bentuk DMS (Degree Minute Second), ubahlah dahulu menjadi Decimal Degree, dengan acuan 1o=60’=3600”. Misalkan dalam peta tertulis 110o45’, maka nilai yang harus dimasukkan dalam program adalah 110,75. Perhatikan juga nilai minus untuk lintang selatan, misalkan -7 untuk nilai 7o LS.

Masukkan nilai bujur pada kotak X dan nilai lintang pada kotak Y.

4. Buatlah minimal 4 titik ikat berurutan yang dibuat searah jarum jam

5. Jika RMS error kurang dari 0,5 maka pembuatan titik ikat sudah cukup akurat, klik icon Write World File pada bagian bawah kotak dialog. Pada kotak File Name, biarkan nama secara default, langsung klik OK. Master peta akan hilang, tutup kotak dialog Register and Transform.

(24)

6. Tambahkan tema Master Peta yang sudah diregister. Sekarang master peta sudah siap untuk didigitasi.

E. Membuat Polygon Provinsi DIY

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak feature type, pilih polygon, kemudian klik OK

3. Tentukan folder untuk menyimpan file (usahakan satu proyek dibuat satu folder), simpan file dengan nama Provinsi DIY, jika sudah klik OK

4. Theme yang sudah dibuat akan muncul pada jendela View sebelah kiri 5. Klik dan tahan icon Draw Rectangle kemudian pilih icon Draw

Polygon

6. Arahkan pointer secara hati-hati untuk membuat polygon sesuai master peta dengan mengklik mouse, semakin detail gambar, maka hasilnya akan semakin baik

Gambar 18. Proses pembuatan polygon Provinsi DIY 7. Doubel klik mouse jika pembuatan polygon propinsi telah selesai

F. Membuat Polygon Kabupaten

1. Polygon kabupaten dibuat dengan memecah polygon provinsi, maka dari itu polygon provinsi sebaiknya dibuat back-up nya dahulu, dengan cara :

 Aktifkan tema polygon Provinsi DIY

 Melalui menu Theme, pilih Convert to Shapefile

(25)

 Simpan file di folder yang sama dengan file lainnya, simpan file dengan nama Kabupaten, kemudian klik OK

2. Memulai membuat polygon kabupaten, terlebih dahulu aktifkan tema Kabupaten, kemudian pilih menu Theme, lalu Start Editing

3. Memulai memecah polygon dengan menggunakan icon Draw Line to Split Polygon dengan cara klik dan tahan icon Draw Rectangle

4. Klik pointer di luar polygon agar garis dapat memotong polygon, kemudian arahkan sesuai garis batas masing-masing kabupaten, jika sudah double klik pointer diluar polygon agar garis memotong polygon.

Ulangi hal yang sama untuk membuat polygon kabupaten yang lain

Gambar 19. Proses pembuatan polygon Kabupaten

G. Mengisi Attribute/Tabel Kabupaten

Setelah polygon kabupaten selesai dibuat, maka selanjutnya adalah mengisi tabel/atribut dari polygon kabupaten tersebut

1. Aktifkan tema Kabupaten, dengan cara mengklik tema tersebut, dan tema menjadi terlihat lebih gelap

2. Dari menu Theme, pilih Table atau mengklik icon Open Theme Table 3. Akan muncul jendela Tabel, jika judul kolom masih miring, maka tabel

perlu diaktifkan dengan cara pilih menu Tabel, kemudian Start Editing 4. Menambahkan kolom dengan memilih menu Edit, kemudian Add Field 5. Keluar kotak dialog Field Definition, pada kotak Name diisi dengan

Kabupaten, pada kotak Type pilih String, dan kotak Width diisi dengan angka 40, jika sudah klik OK

6. Untuk memudahkan penamaan, pilih Window, kemudian Tile

(26)

Gambar 20. Tampilan Tile pada ArcView

7. Pilih icon Select untuk mengklik salah satu data tabel, kemudian lihat pada jendela View, kabupaten manakah yang kita pilih yang ditandai dengan kotak hitam berjumlah 8 buah

8. Untuk mengisi tabel gunakan icon Edit

9. Isi tabel dengan nama kabupaten sesuai tanda yang ada pada peta. Jika sudah, klik icon select , kemudian tutup tabel

H. Membuat Jalan Raya

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak dialog New Theme, Feature Type pilih Line, kemudian klik OK 3. Tentukan folder penyimpanan, kemudian beri nama file dengan nama

Jalan Raya, jika sudah klik OK

4. Pilih icon Draw Line , kemudian arahkan pointer sesuai dengan jalan yang ada pada master peta dengan mengklik mouse. Jika sudah, double klik mouse di akhir titik. Ulangi hal yang sama untuk setiap perpotongan jalan.

5. Atur ukuran dan warna jalan dengan mengklik icon Edit Legend atau double klik tema Jalan Raya

6. Double klik garis jalan raya, atur ukuran garis dengan mengisi size dengan angka 2, kemudian klik tab Colour Pallete pilih warna merah, jika sudah klik Apply pada kotak Legend Editor

(27)

I. Membuat Rel Kereta Api

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak dialog New Theme, Feature Type pilih Line, kemudian klik OK 3. Tentukan folder penyimpanan, kemudian beri nama file dengan nama Rel

Kereta, jika sudah klik OK

4. Pilih icon Draw Line , kemudian arahkan pointer sesuai dengan rel yang ada pada master peta dengan mengklik mouse. Jika sudah, double klik mouse di akhir titik.

5. Atur ukuran dan warna jalan dengan mengklik icon Edit Legend atau double klik tema Rel Kereta Api

6. Double klik garis, atur style garis dengan memilih garis belang-belang, ukuran garis dengan mengisi size dengan angka 2, kemudian klik tab Colour Pallete pilih warna hitam, jika sudah klik Apply pada kotak Legend Editor

Gambar 21. Jalan Raya dan Rel Kereta Api

J. Membuat Titik Ibukota Kabupaten

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak dialog New Theme, Feature Type pilih Point, kemudian klik OK

3. Tentukan folder penyimpanan, kemudian beri nama file dengan nama Ibukota Kabupaten, jika sudah klik OK

(28)

4. Pilih icon Draw Point , kemudian klik pada setiap titik ibukota kabupaten dengan menggunakan pointer sesuai dengan master peta

5. Atur style, ukuran, dan warna titik dengan mengklik icon Edit Legend atau double klik tema Ibukota Kabupaten

6. Double klik titik, atur style titik dengan memilih titik yang sesuai, ukuran titik dengan mengisi size dengan angka 14, kemudian klik tab Colour Pallete pilih warna merah, jika sudah klik Apply pada kotak Legend Editor

Gambar 22. Lokasi titik Ibukota Kabupaten

K. Memberi Warna Setiap Kabupaten

1. Pilih/Aktifkan tema Kabupaten

2. Pilih icon Edit Legend atau duble klik tema Kabupaten

3. Drop-down kotak Legend Type, kemudian pilih Unique Value, pada Values Field pilih Kabupaten, kemudian pilih warna sesuai selera, untuk warna yang diolah ArcView dapat dilihat pada kotak Colour Scheme. Jika sudah klik Apply

L. Memberi Nama Kabupaten

1. Memberi nama masing-masing Kabupaten dan Ibukota Kabupaten dapat menggunakan icon Text . Klik pointer di tempat yang diinginkan, kemudian tulis nama Kabupaten dan Ibukota Kabupaten

(29)

2. Nama Kabupaten dapat juga dimunculkan melalui menu Theme, pilih Auto Label, atau mengklik icon Label kemudian klik di Kabupaten mana yang ingin dimunculkan namanya.

M. Membuat Batas Provinsi dan Batas Kabupaten

1. Klik icon Konversi Polygon/Polyline to Line

2. Pada saat muncul kotak dialog tentang permintaan tema yang ingin di konversi, pilih tema Provinsi DIY, kemudian klik OK

3. Pilih ID sebagai nama kolom yang akan dikonversi, klik OK

4. Tentukan folder penyimpanan untuk menyimpan hasil konversi, beri nama file dengan nama Batas Provinsi, klik OK

5. Untuk batas kabupaten caranya sama dengan batas provinsi hanya saja tema yang di konversi adalah tema Kabupaten, simpan file dengan nama Batas Kabupaten. Karena batas kabupaten juga mengandung batas provinsi, maka garis batas provinsi perlu di hapus dengan mengklik icon Pointer kemudian drag pointer pada garis yang akan dihapus, kemudian tekan delete pada keyboard

N. Membuat Laut

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak feature type, pilih polygon, kemudian klik OK

3. Tentukan folder untuk menyimpan file (usahakan satu proyek dibuat satu folder), simpan file dengan nama Laut, jika sudah klik OK

4. Klik dan tahan icon Draw Rectangle kemudian pilih icon Draw Polygon

5. Arahkan pointer untuk membuat laut di bagian selatan Provinsi DIY.

Ukuran laut lebih baik dibuat besar agar tampak luwes jika dibuat layout

(30)

Gambar 23. Tampilan View sebelum di Layout

O. Membuat Layout

1. Melalui menu View, pilih Layout

2. Pada kotak dialog Template Manager, pilih Landscape, kemudian klik OK 3. Pilih semua objek dengan drag pointer ke semua objek, kemudian tekan

delete pada keyboard, sekarang tampilan telah bersih a. Mengatur Ukuran Kertas

1. Melalui menu Layout, pilih Page Setup

2. Pada kotak Page Size, pilih ukuran kertas A3, jika sudah klik OK 3. Klik icon Zoom to Page agar semua tampilan terlihat pada layar b. Membuat Garis Tepi

1. Melalui menu Layout, pilih Add Neatline

2. Pilih Border Style sesuai selera, dengan mengklik salah satu garis 3. Pada kotak Width diisi angka 2, jika sudah klik OK

4. Untuk membuat kotak tambahan tempat legenda dan lainnya, tekan Ctrl+C dan Ctrl+V secara berturut-turut, kemudian geser tanda yang ada di sebelah kanan menggunakan pointer, sesuaikan ukuran sesuai selera

(31)

Gambar 24. Membuat garis tepi c. Menampilkan View

1. Pilih icon View Frame kemudian drag pointer untuk meletakkan peta pada tempat yang sudah disediakan

2. Jika sudah dirasa pas, lepaskan klik pada mouse

3. Pada kotak dialog View Frame Properties, pada kotak View pilih Administratif DIY, pada kotak Scale pilih User Specified Scale, tuliskan skalanya yaitu 400000, jika sudah klik OK

d. Membuat Grid/Garis Lintang Bujur 1. Pilih icon Graticules and Grid

2. Pilih frame yang akan diberi grid, yaitu Administrasi DIY, kemudian beri tanda cek () pada kotak Create a graticule saja, kemudian klik Next

3. Beri tanda pada kotak Graticule and Labels, untuk Latitude and Longitude Interval pada masing-masing kotak beri interval untuk Degrees : 0, Minute : 20, Second : 0 kotak kanan dan kiri diberi angka yang sama, jika sudah klik Next

4. Beri tanda cek () untuk 3 kotak yang ada, jika sudah klik Preview 5. Jangan tergesa-gesa untuk mengklik tombol Finish, beri tambahan

BT atau LS untuk masing-masing angka, dengan menggunakan icon Text kemudian klik pada setiap angka (untuk mempermudah penulisan, perbesar gambar terlebih dahulu), jika sudah klik Finish

(32)

e. Membuat Judul Peta

1. Menggunakan Icon Text untuk membuat judul

2. Tulis judul peta, yaitu PETA ADMINISTRATIF PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

3. Tulisan dibuat rata tengah menggunakan Center Aligment , jika sudah klik OK

Gambar 25. Tampilan Layout sementara f. Membuat Orientasi Peta

1. Klik dan tahan icon View Frame , kemudian pilih icon North Arrow 2. Drag pointer pada tempat untuk meletakkan orientasi, jika sudah

sesuai, lepaskan klik pada mouse

3. Pilih arah orientasi sesuai selera, jika sudah klik OK

4. Ganti penunjuk arah NESW dengan UTSB, yaitu dengan meng- ungroup (Ctrl+U atau menekan icon Ungroup ), kemudian klik icon Text , lalu klik huruf yang akan diganti, jika sudah, orientasi kembali di-group-kan (Ctrl+G atau menekan icon Group )

g. Membuat Skala Garis

1. Klik dan tahan icon View Frame, kemudian pilih icon Scale Bar Frame 2. Drag pointer ditempat yang sudah disediakan untuk meletakkan skala

garis, jika sudah sesuai, lepaskan klik pada mouse

(33)

3. Pada kotak dialog Scale Bar Properties, View Frame diisi dengan Administratif DIY, unit : kilometers, Interval yang atas diisi dengan angka 4, kemudian klik OK

4. Untuk mengganti tulisan Kilometers menjadi Km, maka ungroup dahulu scale bar-nya (klik kanan, kemudian pilih Simplify), lalu ganti tulisan Kilometers menggunakan icon Text (jika skala sudah di simplify, maka skala tidak boleh diperbesar ukurannya)

Gambar 26. Orientasi dan Skala Garis h. Membuat Legenda

1. Pilih icon Custom Legend Tool

2. Pada kotak dialog Custom Legend, langsung klik Next

3. Kotak disebelah kanan merupakan tema yang akan dimunculkan pada Legenda, masukkan semua tema yang dibutuhkan untuk legenda, urutkan tema agar terlihat luwes. Pada kotak paling bawah, ganti One per Theme menjadi 1, jika sudah klik Next

4. Enter an optional tittle diisi dengan kata LEGENDA

5. Pilih border style sesuai selera, kemudian klik Next, klik Next lagi, klik Next lagi, kemudian klik Preview, dan terakhir klik Finish

6. Legenda yang dihasilkan belum rapi, misalnya masih berupa.shp dan lainnya, untuk menggantinya ungroup legenda (Ctrl + U atau klik icon Ungroup) hingga tulisan dapat diedit. Untuk mengedit, gunakan icon Text

(34)

Gambar 27. Tampilan Legenda sesudah diedit i. Menambahkan Lambang Lembaga

1. Klik dan tahan icon View Frame, kemudian pilih icon Picture Frame 2. Drag pada tempat yang diinginkan, jika sudah lepaskan klik

3. Cari lokasi tempat penyimpanan lambing lembaga dengan mengklik Browse, jika sudah klik OK

j. Membuat Keterangan Peta

1. Keterangan peta berisi tentang identitas pembuat peta, tahun pembuatan peta, sumber peta, diletakkan di bawah legenda

2. Untuk membuat keterangan peta, klik icon Text

Gambar 28. Lambang Lembaga dan Keterangan Peta

(35)

k. Mengubah Peta ke File Gambar 1. Melalui menu File, pilih Export

2. Pada kotak List File of Type, pilih JPEG, tentukan folder penyimpanan, kemudian beri nama file dengan nama Peta Administrasi DIY, jika sudah klik OK

3. Peta sudah siap untuk dicetak atau dipublikasikan

Gambar 29. Peta Administratif Provinsi DIY yang sudah di Layout

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Arif Rianto Budi, S.T, M.Si. _____. Tutorial ArcView GIS. Yogyakarta:

UPN

Nursa’ban, Muhammad, M.Pd. ____. Panduan Praktikum Pemetaan Digital Menggunakan ArcView 3.3. Yogyakarta: UNY

Referensi

Dokumen terkait

Pada ruangan dan slot yang sama, tidak boleh ada mata kuliah yang berbeda karena akan beradu jadwal. Jika tidak, maka jadwal akan beradu dan ruang tidak dapat digunakan. Contoh

Pendekatan Kualitatif Pada Rencana Detail Tata Ruang (Studi Kasus: Kawasan Sisi Banjir Kanal Timur di Kelurahan Pulogebang. Universitas Tarumanagara

Identifikasi bahaya pada pakan ayam akan dilakukan dari awal proses feed mill yaitu dari proses penerimaan bahan baku hingga penyimpanan produk jadi.. Penerimaan

Data pokok yang digali dalam penelitian ini adalah prestasi peserta didik yang menginap dan tidak menginap asrama. 1) Perbandingan prestasi belajar Fiqh siswa kelas VII yang

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pariwisata yang bagus serta didukung dengan panorama yang berpotensi, seperti yang ada pada pulau Bali dan Lombok

Lebih rendahnya beban kognitif intrinsik dan beban kognitif germane siswa pada kelas eksperimen diduga kuat dampak dari strategi pembelajaran two stay two stray yang

Berdasarkan observasi peneliti selama Internship di Seksi Pengadaan dan Analisa Harga dan Pasar (Gasar) Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Divre DIY selama 40 hari, yaitu

Model Pembelajaran kooperatif tipe Student teams Achieverment Division (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada materi pokok memahami