• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAMADHAN: MENYELAMATKAN GENERASI! OLEH: DUSKI SAMAD. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol. Dan Ketua MUI Kota Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RAMADHAN: MENYELAMATKAN GENERASI! OLEH: DUSKI SAMAD. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol. Dan Ketua MUI Kota Padang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RAMADHAN:

MENYELAMATKAN GENERASI!

OLEH: DUSKI SAMAD

Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol

Dan Ketua MUI Kota Padang

Tulisan ini hadir sebagai artikulasi renungan penulis terhadap pengamatan berbagai

kecendrungan pengerusan dan perusakan nilai-nilai moral, budaya dan agama di era reformasi ini. Judul tulisan sebagaimana di atas, dimaksudkan untuk mengugah ruang kesadaran anak nagari, yang masih cinta pada khazanah moral, etika, budaya dan agama yang pernah jaya mengantar putra terbaik daerah ini menjadi tokoh nasional, cendikiawan dan pjuangga bangsa yang dibanggakan. Fenomena pengerusan dan penghancuran moral, budaya dan agama yang berjalan sistemik adalah bencana dahsyat yang akan menenggelamkan generasi mendatang.

Krisis kehidupan secara kasat mata telah menimbulkan bencana kemanusiaan dan peradaban, yang ditandai dengan berkembangnya kejahatan hukum dan pelanggaran moral yang sulit untuk dicegah. Tumbuhnya kebiasaan hidup hedonis (mau enaknya), berkecambahnya pola hidup materialistik (mengukur sesuatu dengan benda dan uang) adalah bahaya laten yang meruntuhkan nilai-nilai universal.

Krisis Moral Nan Mencemaskan.

Sejarah tidak pernah mundur, sebagaimana juga kehidupan ia terus bergerak maju.

Mencermati modus dan varian baru maksiat, pelanggaran moral, krisis kepercayaan dan bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang semangkin mencemaskan, maka patut diajukan pertanyaan apakah masjid dapat dijadikan benteng kokoh untuk melindungi umat manusia dari krisis moral dan jati diri?. Ada beberapa trend maksiat yang patut dicemaskan oleh siapapun

(2)

yang cinta kebaikan.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi antar individu dan

komunitas maka interaksi sosial masyarakat mengalami kemajuan yang cukup kuat dan luas.

Perilaku personal dan sosial juga ikut berkembang mengikuti arah dan corak yang dibawa  oleh arus budaya asing yang nota benenya dikomunikasi kan oleh media informasi cetak elektronik, massege singkat melalui

handphone, internet dalam berbagai bentuk dan cara. Perubahan sikap dan gaya hidup

manusia era digital tidak saja lagi dipandu oleh nilai-nilai kultural, sosial dan religi yang terbatas dalam komunitas dilingkungannya, akan tetapi ia telah pula diacukan oleh media lintas negara dan budaya.

Kekuatan agama (sebagai nilai dan pemandu moral melalui peran tokohnya) dan budaya lokal secara perlahan tapi pasti mulai terkalahkan oleh budaya populer. Penyimpangan prilaku sosial tumbuh dan berkembang begitu luas, tidak saja ada dilingkungan masyarakat perkotaan tapi juga merambah jauh ke pedesaan dan nagari-nagari terpencil. Bentuk dan cara penyimpangan perilaku sosial juga hadir dalam berbagai bentuk, yang sebelumnya tidak dikenal dalam budaya lokal.

Laporan media tentang penyimpangan perilaku dan moral saat ini terasa sekali cukup jauh lari dari nilai-nilai budaya, sosial dan keagamaan, sebagai contoh saja tari telanjang di hotel, café shop dan wisma. Tari sebagai budaya lokal pada dasarnya adalah ekspresi fenomena sosial yang hidup dalam masyarakat pada waktu tertentu. Di Sumatra Barat ada tari pasambahan dim ainkan untuk menunggu tamu datang, tari piring, tari payung, tari alang babega dan tari lainnya dimaksud untuk menunjukkan kegembiraan dalam even tertentu. Tarian yang apapun yang dimainkan anak nagari Minangkabau sejak awal, baik oleh remaja putri maupun putra, mereka dalam pakaian yang sopan dan beradat.

Pada tahun 2011 lalu berita media menyajikan bahwa ada anak-anak remaja putri Minang mencoreng muka adat, budaya dan peradaban bangsanya dengan adanya tari telanjang yang digerebek oleh Satpol PP. Apapun alasannya dan siapapun orangnya kasus tari telanjang, sampai disidangkan di Pengadilan Negeri Padang bukan saja melanggar ketertiban sosial akan tetapi lebih dalam lagi adalah pencorengan harga diri dan muruah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

(3)

Dalam kehidupan sehari-hari, dikota dan nagari, mudah sekali melihat dan menyaksikan anak-anak remaja putri dan orang dewasa perempuan yang mengunakan pakaian layaknya di diskotik. Pakaian celana panjang ketat dan baju kelihatan belahan dada perempuan

seolah-olah hal biasa dan dinikmati oleh pemuda dan siapa saja. Tidak adanya rasa malu gadis putri dan perempuan muda berpakaian ketat, tipis dan kelihatan belahan punggung atau dada adalah prilaku penyimpangan moral yang ditiru dari budaya asing yang tidak lagi mengindahkan rasa malu.

Sungguh naif, aneh dan sulit dijelaskan mengapa orang-orang tua di negeri yang beragama dan beradat ini merasa tidak bersalah saja membiarkan anak-anak gadis atau isterinya

berpakaian layaknya orang-orang tidak terhormat ditempat-tempat tidak terhormat. Pembiaran terhadap sytle berpakai dan berbusana ala budaya barat atau kebarat-baratan ini adalah virus ganas yang merusak mental dan moral masyarakat. Khususnya generasi muda yang memang tengah sedang mencari jati diri dan tengah bergejolak darah mudahnya.

Peristiwa lain yang sangat meresahkan adalah apa yang diberitakan oleh Harian Pagi Padang Eskpres dalam satu kali terbitan Minggu melaporkan satu halaman penuh berita dan gambar tentang perilaku penyimpangan sosial yang seolah-olahnya ditolerir dan dibiarkan begitu saja oleh tokoh agama, tokoh adat dan pemuka masyarakat yaitu pesta orgen tunggal seksi disaat ada pesta perkawinan atau memang sengaja diadakan untuk hiburan masyarakat. Musik orgen tunggal yang menjadi hiburan alternatif bagi masyarakat adalah kemajuan teknologi yang besar manfaatnya, akan tetapi karena lemah kontrol dan kepedulian sosial pemanfaatan orgen

tunggal dipakai layaknya pesta ditempat-tempat tertutup atau café-café di kota-kota besar. Sulit menjelaskan mengapa pihak pemilik rumah yang menyelenggarakan hajat pernikahan menjadi begitu permisif dan membiarkan bahkan menfasilitasi penyimpangan kepatutan adat dan moral pada orgen tunggal tersebut. Pakaian yang seksi, lagu yang seronok, tarian dan goyangan yang memancing syahwat dan gesekan antara anak-anak ABG di atas pentas, bahkan ada yang disertai dengan minuman keras adalah bentuk pelecehan moral yang ditonton secara terbuka di tengah-tengah masyarakat yang katanya beradat dan beragama.

Dari sisi parawisata fenomena adanya pondok baremoh atau warung esek-esek di pinggiran pantai adalah bentuk terselubung terbukanya peluang maksiat. Bentuk pelanggaran sosial, moral dan akhlak yang hidup dalam masyarakat Sumatra Barat hari ini adalah penyediaan tempat maksiat di sekitar lokasi wisata. Warung tenda yang rendah, menutupi hanya

sebahagian badan saja, ada juga kamar-kamar tertutup ditempat-tempat wisata pantai, yang disediakan untuk anak muda yang sedang pacaran adalah bentuk penyimpangan moral sosial dan personal.

(4)

Berkali-kali dilakukan razia dan penertiban oleh aparat, - ingat kasus Bekingan Marinir terhadap tempat maksiat di Bungus - namun beberapa hari saja kemudian datang lagi yang baru. Di kota dan pelosok nagari ada pula perjudian di lapau dan tempat ramai. Begitu juga miras (minuman keras dan mabuk-mabukan) di setiap ada pesta dan hari raya dan natal. Di kalangan

mahasiswa juga seringkali dilaporkan ada tempat kost mahasiswa yang sekaligus dijadikan ajang tempat pacaran tanpa pengawasan, bahkan ada yang tertangkap basah melakukan perbuatan zina. Dalam lapangan teknologi juga dipakai untuk perbuatan maksiat warnet tertutup dan memberi peluang esek-esek bagi anak-anak remaja pemula. Dari sisi keluarga juga ada hal yang harus dicemaskan yakni meningkatkanya kasus perceraian karena alasan perselingkuhan  suami atau isteri.

Penginapan, hotel dan wisma juga tidak ketinggalan memberikan kesempatan untuk menjadi langganan bagi pelacur, germo dan hidung belang. Di jalur kendaraanpun ada bentuk krisis moral yang dikenal dengan taksi bergoyang dipinggir laut dan pantai wisata. Trend hidup popular, hedonis dan bergaya berjuois juga tidak luput dikalangan anak negeri ini, lihat saja pergaulan bebas anak muda di hall, mall dan tempat umum.

Kendaraan umum juga tidak absen membuka peluang bagi hadirnya tindakkan kekerasan dan pelanggaran moral seperti yang ditunjukkan prilaku sopir yang menyediakan musik angkot yang keras dan layaknya di diskotik, yang akhirnya dapat mendorong pencurian dan pelecehan di atas angkotan kota itu. Dilorong-lorong dang gang-gang kecil ada pula angkutan ojek yang begitu mudah lengketnya pengendara dengan penumpang yang mendorong nafsu. Tidak kalah dahsyatnya dijalan raya lintas Sumatra atau jalur antar propinsi para pemilik warung

menyediakan kamar ronsen untuk dipakai bagi perempuan pelayan seks bagi supir truk di jalan lintas dan batas propinsi itu.

Dikalangan pejabat negara, pihak penyelenggara negara, pejabat dalam berbagai strata begitu mudah melacak betapa lemahnya moral dan iman mereka. Kasus korupsi dan pelecehan moral yang terjadi saat ini banyak sangkut pautnya dengan integritas dan kepribadian aparatur

negara. Berita korupsi Kepala Daerah yang berujung dengan dijatuhi hukuman bagi mereka, sehingga menjadi terpidana adalah awan gelap moral pejabat negeri ini.

Dari sisi kebocoran keuangan juga tidak kalah mencemaskannya sebagaimana laporan keuan gan yang dilansir BPK sebagai

disclaimer

. Begitu juga hal dengan adanya pola komisi dan fee yang diberikan oleh pengusaha kepada aparat, adalah berita harian yang disuguhi kepada khalayak ramai tanpa merasa malu. Begitu juga halnya dengan pola manipulasi dan

(5)

mark up

anggaran dalam pembangunan adalah virus ganas yang membahayakan negeri ini. Lebih parah lagi, juga ada berita yang menyatakan bahwa ada penyalahgunaan dana untuk orang miskin dan dana bencana.

Belum lagi berkaitan dengan Narkoba, banyak kasus Narkoba di lingkungan narapida penjara, Narkoba di kalangan anak muda, Narkoba di lingkungan pelaku seni/artis/selebritis, Narkoba terminal dan pasar, Narkoba di mahasiswa dan pelajar, baik pada skala sebagai agen dan pemakai narkoba. Begitu juga halnya dengan sulit menjinakan jaringan (mafia) narkoba nasional dan internasional.

Dari aspek moral individual yang mengunakan icon kebebasan sangat mendesak untuk diselamatkan, misalnya merebaknya kasus AIDS/HIV, pergaulan bebas remaja berupa

kebiasaan pacaran yang akhirnya mendekati zina.  Adanya orang dewasa yang suka banyak pasangan hidup atau disebut juga orang dewasa cacat moral adalah sumber bencana yang tidak mudah untuk dicegah. Lain pula halnya dengan pasangan

gaydan lesbian yang hidup abnormalitas adalah prilaku mencemaskan. Pelecehan dan

Penyimpang prilaku seksual oleh orang dewasa dan remaja jika tidak dicegah akan berdampak buruk bagi kemanusiaan.

Optimalisasi Makna Puasa.

Peran apa yang bisa disumbangkan oleh pelatihan puasa Ramadhan untuk mencegah atau setidak-tidaknya mengurangi laju perusakan akidah, moral dan budaya adalah pertanyaan besar yang hendak bisa dijawab oleh umat yang berpuasa. Yang pasti puasa dengan arti menahan diri, secara personal dapat menjadikan shaim (pelaku puasa) tidak terus menerus mengumbar syahwat dan nafsu kotornya. Mereka yang terbiasa berpuasa, tentu dengan kesadaran mendalam, akan mulai melakukan perenungan arti pentinya menahan diri karena menahan diri orang bisa selamat dari bencana kehidupan. Orang-orang cendrung terjatuh ada kesalahan yang sama pada kali berikutnya, lazim sekali karena ketidakmampuannya

mengendalikan diri. Ketersediaan fasilitas, pembiayaan dan iklim yang mendukung, tanpa adanya pengendalian diri adalah akan sangat memudahkan orang mengulangi kekeliruan yang sama.

Pelatihan hidup sederhana, terkendali, iklim kehidupan yang tidak wah-wah selama Ramadhan jika dapat dimaknai dipastikan dapat menjadi pengontrol diri dari prilaku menyimpang.

Revitalisasi arti dan makna keluarga yang dibangun lewat buka dan sahur bersama juga bisa

(6)

diefektifkan untuk membuat orang merasa saling membutuhkan dalam hidup berkeluarga.

Terciptanya iklim ramadhan yang sejuk dan terjauh dari rayuan maksiat, karena ada usaha serius pemerintah untuk menutup tempat maksiat selama ramadhan, adalah momen berharga yang harus diberdayakan untuk menjauhkan mereka yang sudah terjerat dengan dunia setan tersebut. Dari sisi kelembagaan umat kehadiran Ramadhan yang mengairahkan masjid, mushalla dan institusi umat lainya adalah juga peluang yang hendaknya dapat dimaksimalkan bagi penyehatan moral, budaya dan agama. Selamat Menyelamatkan Kapal Umat, Bangsa dan masyarakat yang akhlak mulia, berperadaban tinggi dan bermartabat terhormat. Amin.

Ds.20072012.  

Referensi

Dokumen terkait

Bendungan Ma'rib yang merupakan salah satu monumen terpenting dari kaum ini, adalah merupakan indikasi penting yang menunjukkan tingkatan teknologi yang telah diraih oleh kaum

sebagian besar waktu manajer keuangan digunakan untuk menganalisis setiap perubahan aktiva lancar dan utang lancar. Laporan keuangan perubahan modal kerja

Kalau para sastrawan menggunakan teknik narasi modern ataupun bahasa Inggris untuk menawarkan makna-makna identitas lokal di tengah-tengah hegemoni modernitas—sebagai bentuk

Kecermatan memilih bentuk sediaan obat topikal yang sesuai dengan kondisi ke- lainan kulit diperlukan, karena merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keber- hasilan

1. Pengukuran kembali atas program imbalan pasti. Sesuai dengan PSAK 24 revisi tahun 2013, untuk beban imbalan kerja netto diakui dalam laporan laba rugi dan

● Risiko Likuiditas -> memenuhi kewajiban saat jatuh tempo ● Risiko Operasional -> tidak berfungsinya proses internal ● Risiko hukum -> kelemahan aspek hukum

Penelitian ini mengambil judul “Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Menyiapkan Organisasi Perangkat Daerah Di Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015” Latar belakang

Selain kriteria tersebut di atas, PBB juga menggunakan ekonomi pasar (market economy) sebagai salah satu kriterianya. Di Indonesia, masalah yang ada adalah belum