75
Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gambaran Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) Pasien Stroke di RS PMI Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2-4 Mei 2019, dan pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara yang menggunakan kuesioner yang terdiri dari 34 pertanyaan terdiri dari 24 pertanyaan mengenai pengetahuan dan 10 pertanyaan mengenai sikap kepada 36 orang responden. Peneliti telah membuat table dan diagram mengenai distribusi frekuensi dari karakteristik responden berdasarkan usia, pekerjaan, suku, tingkat pendidikan dan sumber informasi. Adapun tujuannya untuk memperjelas hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) Pasien Stroke yang diyakini oleh responden. Data hasil penelitian ini kemudian diolah dan dianalisis univariat yang meliputi karakteristik sebagai berikut:
A. Gambaran Umum dan Lahan Penelitian
Rumah Sakit PMI Kota Bogor merupakan rumah sakit rujukan yang ada di Kota Bogor. Berdiri sejak tahun 1931 dan berlokasi di Jalan Raya Padjadjaran No. 80, Kota Bogor. RS PMI memiliki beberapa fasilitas penunjang medic sepert radiologi, elektromedik, laboratorium, farmasi, bank
darah, rehabilitasi medis dan hemodialisa, fasilitas ruang rawat inap dan ruang rawat jalan atau poliklinik seperti poliklinik umum, gigi dan mulut, anak, imunisasi, klinik ASI, saraf, bedah urologi, bedah orthopedic, penyakit dalam, mata, paru, THT, kulit dan kelamin, bedah umum, bedah saraf, bedah mulut, jantung dan pembuluh darah, fisioterapi serta konsultasi gizi.
Poliklinik saraf adalah pelayanan kesehatan terhadap pasien rawat jalan yang mengalami gangguan kesehatan pada organ saraf. Poliklinik saraf bertujuan untuk mengupayakan peningkatan kesehatan pada pasien dengan pelayanan kesehatan rawat jalan. Poli ini buka setiap hari senin-sabtu. Dalam sehari jumlah pasien yang datang berkisar 30-60 pasien. Kebanyakan pasien poliklinik saraf yang datang adalah pasien tetap dan rutin control serta pasien baru.
B. Hasil Penelitian
1. Karateristik Responden a. Usia
DIAGRAM 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Keluarga Pasien Stroke di RS PMI Kota Bogor (n=36)
Berdasarkan Diagram 5.1 ini menunjukkan bahwa usia keluarga pasien stroke di RS PMI lebih dari setengahnya sebanyak 25 orang (67%) yang berusia 41-65 tahun dan tidak satupun sebanyak (0%) yang berusia 12-20 tahun.
0
10
25
1
0% 28% 67% 3%
0 5 10 15 20 25 30
REMAJA DEWASA MUDA DEWASA PARUBAYA LANSIA
1 2 3 4
Series1 Series2
b. Pekerjaan
Diagram 5.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Keluarga Pasien Stroke di RS PMI Kota Bogor (n=36)
Berdasarkan Diagram 5.2 ini menunjukkan bahwa pekerja keluarga pasien stroke di RS PMI kurang dari setengahnya sebanyak 17 orang (47%) tidak bekerja dan sebanyak 19 orang (53%) yang bekerja.
TIDAK BEKERJA;
19; 53%
BEKERJA; 17;
47%
TIDAK BEKERJA BEKERJA
c. Suku
Diagram 5.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Keluarga Pasien Stroke di RS PMI Kota Bogor
(n=36)
Berdasarkan Diagram 5.3 ini menunjukkan bahwa suku keluarga pasien stroke di RS PMI lebih dari setengahnya sebanyak 26 orang (72%) suku sunda dan tidak satupun (0%) suku madura.
8
26
2 0
22% 72% 6% 0%
0 5 10 15 20 25 30
JAWA SUNDA BATAK MADURA
1 2 3 4
Series1 Series2
d. Tingkat Pendidikan
Diagram 5.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Keluarga Pasien Stroke di RS PMI Kota
Bogor (n=36)
Berdasarkan Diagram 5.4 ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan keluarga pasien stroke di RS PMI rata-rata sebanyak 10 orang (28%) berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tidak satupun (0%) berpendidikan tidak bersekolah.
0
7
10 10
9
0% 19% 28% 28% 25%
0 2 4 6 8 10 12
TIDAK SEKOLAH SD SMP SMA PERGURUAN
TINGGI
1 2 3 4 5
Series1 Series2
e. Sumber Informasi
Diagram 5.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Keluarga Pasien Stroke di RS PMI Kota Bogor
(n=36)
Berdasarkan Diagram 5.5 ini menunjukkan bahwa sumber informasi keluarga pasien stroke di RS PMI lebih dari setengahnya sebanyak 22 orang (61%) mendapatkan informasi dari petugas kesehatan dan tidak satupun (0%) tidak mendapatkan informasi.
6
2
22
6
0
17% 5% 61% 17% 0%
0 5 10 15 20 25
MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIK
PETUGAS KESEHATAN
MASYARAKAT UMUM
TIDAK ADA
1 2 3 4 5
Series1 Series2
2. Pengetahuan
Diagram 5.6
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Keluarga dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL)
pada Pasien Stroke di RS PMI Kota Bogor (n=36)
Berdasarkan Diagram 5.6 ini menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya responden dalam penelitian ini yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 25 orang (69%), dan tidak satupun (0%) yang memiliki pengetahuan kurang.
25
11
0
69% 31% 0%
0 5 10 15 20 25 30
BAIK CUKUP KURANG
Series1 Series2
3. Sikap
Diagram 5.7
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap Keluarga dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL) pada Pasien
Stroke di RS PMI Kota Bogor (n=36)
Berdasarkan Diagram 5.7 menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya sebanyak 24 orang (67%) memiliki sikap positif dan kurang dari setengahnya sebanyak 12 orang (33%) memiliki sikap negative.
12 24
33% 67%
P O S I T I F N E G A T I F
Series1 Series2
C. Pembahasan Penelitian
Pada pembahasan ini akan diuraikan tentang kesesuaian ataupun ketidaksamaan antara konsep teoritik dengan penelitian dilapangan mengenai Gambaran Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) pada Pasien Stroke di RS PMI Kota Bogor.
1. Karakteristik Responden a. Usia
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan usia termuda yaitu kategori 21-40 tahun sebanyak 10 orang (28%). Usia tertua kategori >65 tahun sebanyak 1 orang (3%). Pada penelitian ini rata-rata usia responden dalam kategori 41-65 tahun sebanyak 25 orang (67%) maka dalam hal ini usia rata-rata keluarga dalam kategori dewasa parubaya. Hasil ini menunjukkan keluarga dari semua golongan umur terlibat dan ikut berperan dalam memenuhi kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pada anggota keluarga yang menderita stroke. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lenni F. Saragih (2010) bahwa masyarakat dari semua golongan umur terlibat dalam upaya rehabilitasi pasien pasca stroke.
b. Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 36 responden, kurang dari setengahnya sebanyak 17 orang (47%) tidak bekerja dan sebanyak 19 orang (53%) yang bekerja. Hal ini sejalan dengan (Kozier 2011) bahwa konsep diri dipengaruhi oleh riwayat keberhasilan dan kegagalan individu yang pernah mengalami kegagalan menganggapdiri mereka sebagai orang yang gagal, sementara individu yang memiliki riwayat keberhasilan memiliki konsep diri yang lebih positif, yang kemungkinan dapat mencapai lebih banyak keberhasilan.
c. Suku
Berdasarkan hasil penelitian bahwa suku keluarga pasien stroke lebih dari setengahnya suku sunda 26 orang (72%), kurang dari setengahnya suku jawa 8 orang (22%), sebagian kecil suku batak 2orang (6%) dan tidak satupun suku Madura (0%). pengaruh suku sangatlah kuat karena budaya tersebut muncul dari suatu sistem, nilai, norma, karakteristik dan kebiasaan yang berkembang di dalam kehidupan bersuku bangsa. Oleh sebab itu karakteristik budaya yang berkembang pada suatu organisasi akan cenderung mengikuti sumber daya manusia yang mendominasi di lingkungan organisasi tersebut (I Gede Ariawan, 2011).
d. Tingkat Pendidikan
Menurut budiman dan Riyanto (2013) Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan sesorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang, orang yang berpendidikan akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian dilakukan kepada 36 orang keluarga pasien stroke di RS PMI Kota Bogor. Berdasarkan penelitian pendidikan terakhir tertinggi adalah Perguruan tinggi sebanyak 9 orang (25%), berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 10 orang (28%), berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 10 orang (28%) dan berpendidikan terakhir terendah adalah Sekolah Dasar sebanyak 7 orang (19%). Hal ini sejalan dengan peneliti peneliti yang dilakukan oleh (Sonatha, 2012) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan individu sangat penting untuk menentukan sikap dalam perawatan pasien stroke, selain itu rendahnya tingkat pengetahuan tentang stroke menyebabkan meningkatnya tingkat keparahan, pasien tidak memiliki
kemandirian, terjadi serangan berulang, lalu menyebabkan kematian.
e. Sumber Informasi
Berdasarkan hasil penelitian sumber informasi keluarga pasien stroke sebagian besar didapatkan dari petugas kesehatan 22 orang (61%), sebagian kecil dari media cetak masyarakat umum 6 orang (17%), dan media elektronik 2 orang (5%), serta tidak satupun tidak mendapatkan informasi (0%). Sumber informasi yang diperoleh dari berbagai sumber maka seseorang cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika mendapatkan informasi yang baik akan meningkatkan pengetahuan seseorang (Notoadmodjo, 2007).
2. Pengetahuan tentang Activity Daily Living (ADL).
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan responden tentang Activity Daily Living (ADL) yang telah dilakukan terhadap 36 responden keluarga pasien stroke, kurang dari setengahnya responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 25 orang (69%), yang memiliki pengetahuan cukup sebagian kecil responden
sebanyak 11 orang (31%) dan yang memiliki pengetahuan kurang tidak satupun (0%).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andalia Roza (2013) tingkat pengetahuan keluarga klien dalam merawat pasien stroke ruang merak 2 di RSUD Arifin Achmad pekanbaru menunjukkan bahwa dari 35 responden (100%), pengetahuan tinggi 7 orang (23,33%), pengetahuan sedang 18 orang (60%), dan pengetahuan rendah 5 orang (16,66%).
Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu (Wawan dan Dewi. 2011). Pengetahuan keluarga dengan hasil pengetahuan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Budiman dan Riyanto (2013) yaitu diantaranya pendidikan, informasi/media massa, usia, lingkungan, pengalaman, sosial budaya, dan ekonomi.
3. Sikap tentang Activity Daily Living (ADL)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 36 responden keluarga pasien stroke didapatkan hasil bahwa kurang dari setengahnya sebanyak 12 orang (33%) memiliki sikap positif dan lebih dari setengahnya sebanyak 24 orang (67%) memiliki sikap negatif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tiurmaida Simandalahi, (2017) Sikap keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien stroke menunjukkan proporsi responden yang memiliki kemampuan keluarga kurang mampu lebih banyak pada sikap negative yaitu 29 orang (78,4%) dibandingkan sikap positif yaitu 6 orang (19,4%), dengan p-value 0.001 (p < 0.05), Hal tersebut menunjukkan adanya sikap positif dan negatif karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Wawan dan Dewi (2011) yaitu, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, faktor emosional, lembaga pendidikan dan lembaga agama.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti telah berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal dan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh peneliti untuk mencapai hasil tersebut.
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menghadapi berbagai hambatan, diantaranya sulitnya perizinan untuk melakukan penelitian dan waktu yang sangat singkat untuk melakukan pengumpulan data hingga pengolahan data.