• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu. No. Peneliti Variabel Alat Analisis dan Hasil 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu. No. Peneliti Variabel Alat Analisis dan Hasil 1."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai acuan dalam menunjang penelitian tersebut. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian saat ini sebagai tersebut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Variabel Alat Analisis dan Hasil 1. Agus

Kurniawan, Muhammad Khafid, dan Amin Pujiati (2016)

Lingkungan keluarga (X1) Motivasi (X2) Kepribadian (X3) Minat

Berwirausaha (Y) Self efficacy (Z)

Alat analisis : Analisis jalur Hasil :

- Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat wirausaha

- Motivasi wirausaha

berpengaruh terhadap minat wirausaha

- Self-efficacy berpengaruh terhadap minat wirausaha - Terdapat pengaruh

lingkungan keluarga melalui self-efficcay terhadap minat wirausaha

- Terdapat pengaruh motivasi wirausaha melalui self- efficcay terhadap minat wirausaha

2. Asep Munawar dan Suryana (2020)

Pendidikan kewirausahaan (X1)

Motivasi (X2) Minat

berwirausaha (Y) Self efficacy (Z)

Alat analisi : Structural Equation Modelling (SEM)

Hasil :

- Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap Self efficacy

- Motivasi berpengaruh terhadap Self efficacy

(2)

No. Peneliti Variabel Alat Analisis dan Hasil - Self efficacy berpengaruh

terhadap intensi berwirausaha siswa

- Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap berwirausaha siswa

- Motivasi tidak berpengaruh terhadap intensi berwirausaha 3. Ika Indriyani

dan Subowo (2019)

Pengetahuan kewirausahaan (X1)

Lingkungan keluarga (X2) Minat

berwirausaha (Y) self-efficacy (Z)

Alat analisis: Analisi jalur Hasil :

- Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha

- Lingkungan keluarga tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha

- Self-efficacy berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha - Pengetahuan kewirausahaan

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap self- efficacy

- Lingkungan keluarga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap self-efficacy - Terdapat pengaruh positif

pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwiausaha melalui self-efficacy

- Terdapat pengaruh positif lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha melalui self-efficacy

(3)

No. Peneliti Variabel Alat Analisis dan Hasil 4. Melinda Dwi

Agustin dan Novi

Trisnawati (2021)

Lingkungan Keluarga (X1) Motivasi Berwirausaha (X2)

Minat

Berwirausaha (Y) Self-Efficacy (Z)

Alat analisis : SEM (Structural Equation Model) dengan SmartPLS

Hasil :

- Self-efficacy memediasi secara positif namun tidak signifikan pengaruh

lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha sehingga mediasi tidak berperan penuh (Partial Mediation)

- Self-efficacy memediasi secara posistif dan signifikan pengaruh motivasi

berwirausaha terhadap minat bewirausaha sehingga mediasi berpengaruh penuh (Full Mediation)

5. Endra Ubaidillah, Arlia Ulimaz Syamnasti, Citra Wahyu Pusparini, Muhammad Abdul Ghofur, Maulana Amirul Adha dan Nova Syafira Ariyanti (2021)

Pelatihan kewirausahaan (X1)

Lingkungan keluarga (X2) Motivasi

berprestasi (X3) Self-efficacy (X4) Minat

berwirausaha (Y)

Alat analisis : SEM (Structural Equation Model)

Hasil :

- Dukungan lingkungan keluarga memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap motivasi berprestasi - Dukungan lingkungan

keluarga memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap self-efficacy - Dukungan lingkungan

keluarga, motivasi berprestasi dan self-efficacy memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap minat berwirausaha

- Dukungan lingkungan keluarga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap minat berwirausaha melalui

motivasi berprestasi dan self- efficacy.

(4)

No. Peneliti Variabel Alat Analisis dan Hasil 6. Nur Anita

Chandra Putry, Dewi Kusuma Wardani, Deviska Panggalih Jati (2020)

Efikasi Diri (X1) Minat

Berwirausaha (Y) Motivasi (Z)

Alat analisis : Analisis Jalur - Self-efficacy memiliki

pengaruh positif pada motivasi

- Motivasi memiliki pengaruh positif terhadap minat wirausaha

- Efikasi diri tidak berpengaruh terhadap minat wirausaha - Efikasi diri berpengaruh

positif terhadap minat wirausaha melalui motivasi sebagai variabel intervensi 7. Said Yunus,

Karnelis, Amirullah, Zulkarnain (2020)

Motivasi (X1) Lingkungan (X2) Minat

Berwirausaha (Y)

Alat analisis : uji regresi linier berganda

Hasil :

- Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha

- Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap minat berwirausaha mahasiswa 8. Yunia Puji

Lestari dan Sukirman (2020)

Pendidikan Kewirausahaan (X1)

Lingkungan Keluarga (X2) Minat

Berwirausaha (Y) Self Efficacy (Z)

Alat analisis : analisis jalur Hasil :

- Minat berwirausaha masuk dalam kategori sangat tinggi, pendidikan kewirausahaan masuk kategori sangat baik, lingkungan keluarga masuk dalam kategori baik dan self- efficacy masuk dalam kategori sangat tinggi serta self-

efficacy mampu memediasi pengaruh pendidikan kewirausahaan dan

lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha

(5)

No. Peneliti Variabel Alat Analisis dan Hasil 9 Anik

Ariyanti (2018)

Motivasi (X1) Mental

berwirausaha (X2)

Minat

berwirausaha (Y)

Alat analisis : uji regresi berganda

Hasil :

- Motivasi berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha

- Mental berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha

- Motivasi berwirausaha dan mental berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha

10. Asep Munawar (2019)

Pendidikan kewirausahaan (X1)

Self efficacy (X2) Minat

berwirausaha (Y)

Alat analisis : regresi linier berganda

Hasil :

- Pendidikan kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha

- Self-efficacy berpengaruh terhadap minat berwirausaha

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dari tabel 2.1 diatas maka dapat diambil persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Persamaan penelitian Asep Munawar dan Suryana (2020), Melinda Dwi Agustin dan Novi Trisnawati (2021), dan Endra Ubaidillah, Arlia Ulimaz Syamnasti, Citra Wahyu Pusparini, Muhammad Abdul Ghofur, Maulana Amirul Adha dan Nova Syafira Ariyanti (2021) dengan penelitian saat ini yaitu terdapat kesamaan alat analisis penelitian dengan penelitian saat ini yaitu SEM PLS (Structural

(6)

Equation Model). Sedangkan penelitian Agus Kurniawan, Muhammad Khafid, dan Amin Pujiati (2016) dan Ika Indriyani dan Subowo (2019) terdapat perbedaan alat analisis dalam penelitiannya dengan penelitian saat ini. Selain itu perbedaan yang terdapat dalam penelitian saat ini dan peneliti terdahulu yaitu objek lokasi penelitian, peneliti saat ini mengambil objek penelitian pada Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian saat ini dapat memanfaatkan hasil dari penelitian sebelumnya untuk dijadikan bahan refrensi dan acuan untukmengerjakan penelitian saat ini.

Perbedaan variabel penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu penelitian Munawar dan Suryana (2020) tidak menggunakan variable lingkungan keluarga, penelitian Ika Indriyani dan Subowo (2019) tidak menggunakan variabel motivasi dan penelitian Endra Ubaidillah et al., (2021) tidak menggunakan variable self-efficacy sebagai variable intervening.

B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Minat berwirusaha

a. Definisi minat berwirausaha

Djamarah (2008:191) mengatakan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketrikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Alma (2013:24) wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang atau jasa baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Zimmerer (1996) wirausaha adalah seseorang yang

(7)

menciptakan bisnis baru dalam menghadapi resiko dan hal yang tidak menentu untuk tujuan pencapaian keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang dan merancang sumber-sumber yang penting utuk menuliskannya pada peluang-peluang ini.

Daryanto (2013:23) mendefinisikan minat berwirausaha sebagai keinginan dan kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup, memecahkan permasalahan hidup serta memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Menurut Yuwono, Susatyo (2008:121) bahwa minat berwirausaha yaitu rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko.

Minat tinggi berarti kesadaran bahwa wirausaha melekat pada dirinya sehingga individu lebih banyak perhatian dan lebih senang melakukan kegiatan wirausaha.

Maka dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha merupakan ketertarikan serta ketersediaan untuk bekerja keras atas dasar kemauan diri sendiri untuk melakukan aktivitas yang mengarah kepada suatu pilihan bidang wirausaha untuk memenuhi kebutuhannya tanpa ketakutan atas resiko yang akan datang.

(8)

b. Faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha

Basrowi (2014:64) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu faktor internal dan faktor eksternal, sebagai berikut :

1) Faktor Internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak dapat dipusatkan. Faktor internal ini terdiri dari:

a) Motivasi : proses psikologis yang mendasar dan merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang.

Motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian tujuan.

b) Faktor kemampuan : sesuatu kecakapan seseorang dalam bidang tertentu yang dapat diperoleh dari hasil belajar, melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal, dengan adanya kemampuan dalam berwirausaha tentu akan menimbulkan minat berwirausaha.

c) Perasaan Senang : Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang maka tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal tidaklah sama antar orang yang satu dengan orang yang lain. Perasaaan terhadap bidang wirausaha dapat menimbulkan minat berwirausaha

(9)

2) Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya. Faktor eksternal terdiri dari:

a) Faktor keluarga : Keluarga mempunyai peran penting dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang lebih baik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat, dengan adanya dorongan dari orang tua dan keluarganya dapat mempengaruhi seseorang dalam memupuk minat berwirausaha

b) Faktor lingkungan sekolah : merupakan lingkungan yang sangat potensial untuk mendorong peserta didik dalam pengembangan minat.

c) Faktor lingkungan masyarakat : yang mempengaruhi minat berwirausaha seperti lingkungan masyarakat serta nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat tersebut, pergaulan dengan teman sebaya, surat kabar, dan televisi.

c. Indikator minat berwirausaha

Menurut Tarmudji (2006:39), Indikator minat wirausaha sebagai berikut:

1) Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity), yaitu perasaan suka tidak suka, setuju tidak setuju dengan aktivitas, umumnya terhadap sikap positif atau menyukai aktivitas.

(10)

2) Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas (specific conciused for or living the activity), yaitu memutuskan untuk menyukai suatu aktivitas atau objek.

3) Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu individu merasa senang dengan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas yang diminatinya.

4) Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personal importence or significance of the activity to the individual).

5) Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participant in the activity) yaitu individu memilih atau berpartisipasi dalam aktivitas.

2. Motivasi

a. Pengertian motivasi berwirausaha

Menurut Hamalik (2014:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Ahmadi (2004) motivasi meruapakan dorongan yang telah terikat pada suatu tujuan. Motivasi merupakan hubungan sistematik antarasuatu respons atau himpuan respons dan keadaan dorongan tertentu. Saiman (2009) motivasi berwirausaha merupakan suatu keadaan yang timbul dalam diri seseorang untuk mengambil tindakan atau mencapai tujuan dalam bidang kewirausahaan.

(11)

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan karakteristik tingkah laku seseorang sebagai energi pendorong yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, dan ketekunan dalam mencapai suatu tujuan tertentu atau mencapai keinginannya.

b. Dimenasi motivasi berwirausaha

Venesaar (2006) menjelaskan bahwa motivasi seseorang menjadi wirausaha dibagi menjadi tiga dimensi yaitu :

1) Ambition for Freedom (Ambisi Kemandirian) a) Aktivitas lebih bebas

b) Memiliki usaha sendiri

c) Terdepan dalam menerapkan ide baru d) Mengembangkan hobi dalam bisnis 2) Self-realisation (Realisasi diri)

a) Memperoleh posisi yang lebih baik di masyarakat b) Merasakan tantangan

c) Memotivasi dan memimpin orang lain d) Melanjutkan tradisi keluarga

e) Mengimplementasikan idea tau berinovasi f) Mengikuti orang lain

3) Pushing factors (Faktor pendorong) a) Kehilangan pekerjaan

(12)

b) Memperoleh pendapatan yang lebih baik c) Tidak puas dengan pekerjaan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memilki motivasi tinggi maka seseorang tersebut akan memiliki dorongan atau hasrat yang sangat kuat dari dalam dirinya untuk melakukan kegiatan. Selain itu, seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan memenuhi segala kebutuhannya demi pencapaian harapan dan cita- citanya. Tercapainya cita-cita dan harapan yang telah ditentukan akan mendapatkan penghargaan atau penghormatan atas dirinya karena apa yang dikehendakinya dapat terwujud.

3. Lingkungan keluarga

a. Pengertian lingkungan keluarga

Menurut Semiawan (2010:1) lingkungan keluarga adalah media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Selain itu F. Patty dalam Baharuddin (2017:68) menyatakan lingkungan merupakan suatu yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orang tua, rumah, kawan bermain, dan masyarakat sekitar, maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaanperasaan yang dialami, cita-cita, persoalan-persoalan yang dihadapi dan sebagainya. Menurut Hasbullah (2012:38) mengatakan bahwasanya lingkungan keluarga yaitu lingkungan

(13)

pendidikan anak yang pertama dan utama sebab disitulah permulaan anak mendapatkan pendidikan juga bimbingan.

b. Faktor yang mempengaruhi dalam lingkungan keluarga

Dalam lingkungan keluarga tentunya ada proses pembinaan yang terjadi di dalamnya. Dalam proses pembinaan, pasti ada berbagai faktor yang berpengaruh setiap proses. Slameto (2013:60-64) menyatakan bahwasanya terdapat berbagai faktor yang berpengaruh pada proses pembinaan di lingkungan keluarga yakni:

1) Bagaimana Orang Tua Mendidik

Saat mendidik anaknya, cara orang tua sangat berpengaruh terhadap belajar anaknya. Ada beberapa hal yang dapat membuat anak tidak berhasil dalam belajar seperti: orang tua terkadang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, seperti acuh kepada anaknya, kurang perhatian pada minat anaknya dalam belajar, tidak tertarik dengan prestasi anaknya, masalah yang dihadapinya dalam belajar, dll mampu membuat anak menjadi tidak berhasil dalam belajar.

2) Hubungan Antar Anggota Keluarga

Hubungan yang dimiliki sebuah keluarga dengan keluarga lain tidak kalah pentingnya dengan hubungan antara orang tua dengan anak- anaknya. Selain itu, hubungan antara orang tua dengan saudara kandung maupun dengan anggota keluarga lainnya juga mempengaruhi belajar anak. Agar anak lancar belajar dan keberhasilan anak, perlu diupayakan

(14)

hubungan baik dalam keluarga anak. Hubungan yang baik yakni hubungan kasih sayang yang disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman guna melatih anak belajar mandiri.

3) Suasana Rumah

Maksud dari suasana.rumah adalah suatu keadaan ataupun peristiwa yang sering terjadi.pada.keluarga tempat anak berada dan sedang belajar. Suasana rumah adalah faktor yang sengaja. Jika suasana di rumah penuh ketegangan, ribut dan sering terjadi pertengkaran, perkelahian antar anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya dapat menyebabkan anak menjadi jenuh berada dalam rumah dan menjadi gemar berpergian atau nongkrong di luar rumah. Sebaliknya apabila suasana rumah tentram dan damai, anak menjadi nyaman berada di rumah serta nyaman belajar dirumah.

4) Keadaan ekonomi keluarga

Keluarga yang memiliki kondisi ekonomi relatif kurang, menyebabakan orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak. Namun faktor kesulitan ekonomi justru dijadikan sebagai motivator anak untuk berhasil. Sebaliknya orang tua yang mampu memenuhi kebutuhan anaknya termasuk masalah pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi, kadang-kadang membuat anak malas untuk belajar dan prestasi yang diperoleh tidak memusakan.

(15)

5) Pengertian Orang Tua

Dalam belajar, seorang anak sangat membutuhkan dukungan dan pemahaman yang luas. Jika anak sedang mengerjakan tugas, jangan diganggu. Terkadang anak dapat mengalami keputusasaan dan orang tua harus memberi motivasi serta pengertian guna menolong anak dalam menghadapi kesulitan yang terjadi pada mereka. Jika perlu, pantau anak melalui guru yang mengajar mereka.

6) Latar belakang budaya

Budaya yang ada di keluarga akan sungguh berpengaruh bagi tindakan anak guna melakukan sesuatu. Anak sangat perlu ditanamkan tabiat baik supaya dapat menumbuhkan kesukaan dalam belajar.

4. Self efficacy

a. Pengertian self efficacy

Menurut Bandura (2001) mendefinisikan bahwa self efficacy sebagai keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya. Menurut Zimmerman (2000) self- efficacy merupakan penilaian pribadi tentang kemampuan seseorang untuk

mengatur dan melaksanakan program kerja dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, dan ia berusaha menilai tingkat, keumuman, dan kekuatan dari seluruh kegiatan dan konteks.

(16)

b. Dimensi self-efficacy

Bandura (1997) mengemukakan bahwa self-efficacy individu dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu:

1) Dimensi tingkat (level)

Dimensi ini mengacu pada derajat kesulitan tugas yang dihadapi. Penerimaan dan keyakinan seeorang terhadap suatu tugas berbeda-beda. Persepsi setiap individu akan berbeda dalam memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas. Persepsi terhadap tugas yang sulit dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki individu. Ada yang menganggap suatu tugas itu sulit sedangkan orang lain mungkin merasa tidak demikian. Keyakinan ini didasari oleh pemahamannya terhadap tugas tersebut. Indikator dimensi tingkat Janatin (2015) :

a) Tingkat penyelesaian tugas b) Tingkat kesulitan tugas

c) Optimis menghadapi kesulitan.

2) Dimensi keluasan (generality)

Dimensi ini mengacu sejauh mana individu yakin akan kemampuannya dalam berbagai situasi tugas, mulai dari dalam melakukan suatu aktivitas yang biasa dilakukan atau situasi tertentu yang tidak pernah dilakukan hingga dalam serangkaian tugas atau situasi sulit dan bervariasi. Indikator dimensi keluasan Janatin (2015):

a) Penguasaan tugas-tugas yang diberikan.

(17)

b) Penguasaan materi-materi yang diberikan.

c) Cara mengatur waktu.

3) Dimensi kekuatan (strength)

Dimensi strength merupakan kuatnya keyakinan seseorang mengenai kemampuan yang dimiliki ketika menghadapi tuntutan tugas atau permasalahan. Hal ini berkaitan dengan ketahanan dan keuletan individu dalam pemenuhan tugasnya. Self-efficacy yang lemah dapat dengan mudah menyerah dengan pengalaman yang sulit ketika menghadapi sebuah tugas yang sulit. Sedangkan bila self-efficacy tinggi maka individu akan memiliki keyakinan dan kemantapan yang kuat terhadap kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas dan akan terus bertahan dalam usahannya meskipun banyak mengalami kesulitan dan tantangan. Indikator dimensi kekuatan Janatin (2015):

a) Gigih dalam belajar.

b) Gigih dalam mengerjakan tugas.

c) Konsistensi dalam mencapai tujuan.

C. Kerangka pikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting Sugiyono (2017:60). Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.

Kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(18)

Gambar 2.1 Kerangka pikir

Gambar 2.1 merupakan kerangka konseptual yang dipakai dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel bebas yaitu motivasi (X1) dan lingkungan keluarga (X2), 1 variabel terikat yaitu minat berwirausaha (Y), dan 1 variabel intervening yaitu self-efficacy (Z). Kerangka konseptual pada penelitian ini ditunjang oleh beberapa penelitian terdahulu, salah satunya penelitian dari Nurfitriana et al., (2019) yang memperoleh hasil bahwa lingkungan keluarga dan motivasi berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung melalui self-efficacy sebagai mediasi sehingga dapat disusun kerangka konseptual seperti gambar 2.1 diatas.

D. Hubungan antar variable

1. Pengaruh antara motivasi dengan self-efficacy

Menurut Gunawan et al., (2018) yang menyebutkan bahwa Motivasi Berwirausaha mempengaruhi Self-efficacy pada Mahasiswa Pendidikan Motivasi

Berwirausaha (X1)

Lingkungan Keluarga

(X2)

Self-efficacy (Z)

Minat Berwirausaha

(Y) H3

H6

H7

(19)

Ekonomi FKIP UNTAN, memiliki motivasi yang tinggi membuktikan adanya dorongan keinginan kuat dalam diri untuk dapat berwirausaha.

Hal ini selaras dengan penelitian Marzuki et al., (2020), Munawar &

Suryana (2020), yang menghasilkan bahwa motivasi dapat mempengaruhi self efficacy sehingga dapat menumbuhkan keinginan dalam berwirausaha.

H1: Motivasi berpengaruh signifikan terhadap self-efficacy 2. Pengaruh antara lingkungan keluarga terhadap self-efficacy

Hasil penelitian Indriyani & Subowo (2019), Kusuma & Jaka (2021) yang menunjukkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap self-efficacy. Lingkungan keluarga yang memberikan dukungan positif terhadap anggotanya maka akan menumbuhkan rasa percaya diri yang dimliki oleh seorang anak. Jika kondisi serta anggota keluarga mendukung keinginan seorang anak maka niat tersebut akan menjadi semakin kuat.

H2: Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap self- efficacy

3. Pengaruh antara self-efficacy terhadap minat berwirausaha

Bandura (2012) menekankan bahwa bahwa self-efficacy dapat mempengaruhi pertimbangan sesuatu yang serius dalam proses pengambilan keputusan untuk berkarir. Efikasi diri ini juga mempengaruhi pengambilan keputusan untuk berwirausaha yang disebut efikasi diri wirausaha. Pendapat tersebut di buktikan dari hasil penelitiaan Yanti

(20)

(2019), Puji Lestari & Sukriman (2020), Marini & Hamidah (2014) dan Munawar (2019) bahwa self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

H3: Self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha 4. Pengaruh antara motivasi terhadap minat berwirausaha

Hasil dari penelitian Mahmud & Sa’adah (2019), Abdullah & Septiany (2019), Said Yunus et al., (2020) menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Sejalan dengan pendapat Iswandari dalam jurnal Said Yunus et al., (2020) bahwa motivasi menjadi salah satu factor penting dalam mendorong keberanian seseorang untuk berwirausaha.

H4: Motivasi berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha 5. Pengaruh antara lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha

Nunung (2021) menyebutkan bahwa dalam budaya Indonesia, keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. Selain itu, orang tua juga sebagai faktor besar penentu dalam karir anak mereka pilihan. Ketika seorang mahasiswa mempunyai niat untuk berwirausaha maka dukungan keluarga menjadi salah satu faktor untuk menumbuhkan minat berwirausaha. Hal ini dibuktikan oleh hasil dari penelitian Marselina et al., (2019), Wahyuningsih (2020), Prayetno & Marwan (2020) bahwa lingkungan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha.

(21)

H5: Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

6. Pengaruh antara motivasi terhadap minat berwirausaha melalui self-efficacy Seorang yang memiliki motivasi yang tinggi maka akan memeliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi pula sehingga dapat meningkatkan minat berwirausaha Suyati & Rozikin (2021). Sejalan dengan penelitian Kurniawan et al., (2019), Agustin & Trisnawati (2021)

H6: Motivasi berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha melalui self efficacy

7. Pengaruh antara lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha melalui self efficacy

Semakin tinggi atau semakin baik lingkungan keluarga maka akan meningkatkan atau membentuk keyakinan serta kepercayaan yang ada dalam diri yang mampu mempengaruhi tingkat minat berwirausaha menurut Indriyani & Subowo (2019) . Sesuai dengan hasil penelitian Indriyani & Subowo (2019) dan Kurniawan et al., (2019) bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha melalui self efficacy sebagai variabel intervening.

H7: Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha melalui self efficacy

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka pikir

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini juga diperlukan inovasi dalam penerapan bentuk pembelajaran yang tepat, inovasi tersebut selain dilakukan oleh guru pada proses belajar mengajar

Ini berarti keberadaan komisaris independen efektif dalam usaha mencegah praktik tax avoidance, maka ini merupakan satu indikator bahwa pelaksanaan corporate

Terdapat lima tahap dari proses keputusan pembelian yang dikembangkan oleh (Kotler & Keller, 2016). 1) Pengenalan masalah : Proses keputusan pembelian diawali dengan

Setelah melewati berbagai hambatan dan rintangan, akhirnya penulisan skripsi dengan judul Pembacaan Surah Yasin dan al-Mulk dalam Penyelenggaraan Jenazah di

Berdasarkan tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh Pre Akreditasi JCI (Joint Commission International) Terhadap Kelengkapan Data

Menurut Sudana (2011), struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka.. panjang dengan modal

Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan data tentang penggambaran kontur dengan surfer pada perkuliahan Praktikum Ilmu Ukur

Tidak semua unsur didalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk tertarik sebagai sampel....