PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DALAM MEMILIH JAJANAN
SEHAT
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan
Disusun Oleh :
Evi Yunita Safitri J 210.110.005
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PENELITIAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DALAM MEMILIH JAJANAN
SEHAT Evi Yunita Safitri*
Arif Widodo, A. Kep., M. Kes** Enita Dewi, S.Kep., Ns., MN** Abstrak
Siswa sering membeli makanan jajanan dan memilih yang dijual paling dekat, memiliki tampilan menarik serta bercita rasa enak. Siswa tidak memperhatikan keamanan makanan seperti higienitas dan bahan tambahan makanan maupun kandungan gizi dalam jajanan sehingga dapat membahayakan kesehatan. Karena itu, pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam memelihara kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat. Penelitian ini menggunakan metode pre experiment dengan rancangan pretest-posstest control group. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 30 responden kelompok eksperimen dan 30 responden kelompok kontrol yang diambil dari siswa kelas 4-6 SD Muhammadiyah 14-6 Karangasem Surakarta dengan tehnik purposive sampling. Sampel yang diperoleh diukur tingkat pengetahuan dan sikap dalam memilih jajanan menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan teori. Hasil dalam penelitian dianalisis menggunakan uji t test. Untuk mengetahui peningkatan antara pre test dan post test digunakan uji paired sample t-testyang diperoleh nilaip-value =0,000 (<0,05) untuk pengetahuan dan sikap kelompok eksperimen, berarti terdapat pengaruh intervensi pendidikan kesehatan. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan hasil post test, digunakan
uji independent t- testyang diperoleh nilaip-value= 0,000 (<0,05) untuk variabel pengetahuan dan sikap, hal ini menunjukan adanya perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap siswa setelahpost testantara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tingkat pengetahuan dan sikap siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat. Diharapkan peneliti yang akan datang menambahkan metode pembelajaran lainnya, sehingga diperoleh peningkatan pengetahuan dan sikap yang lebih baik.
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION TOWARDS THE INCREMENT OF STUDENTS’ KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN CHOOSING
HEALTHY SNACKS
By: Evi Yunita Safitri
Students often buy and choose the snacks that are being sold near them, looks attractive also taste good. Students do not pay attention towards the food safety such as the hygienic and food additives,as well as the nutrient contents of the snack thus it might harmful to health. Therefore, health education is needed to increase the students’ knowledge and attitude in maintaining health. The purpose of this study is to discover the influences of health education towards the increment of students’ knowledge and attitude in choosing healthy snacks. This study uses pre - experiment method with the design of pretest - posttest control group. Samples were taken of 30 respondents of experimental group and 30 respondents of control group from fourth grade until sixth grade of Muhammadiyah Elementary School 16th Karangasem Surakarta by purposive sampling technique. The obtained samples were measured according to level of knowledge and attitude in snacks selection by using a questionnaire developed by the researchers based on the theory reviews. Results were analyzed by using t-test. In order to find out the pre test and post test, researchers used the paired sample t-test which obtained p-value = 0.000 (<0.05) for the knowledge and attitude variables of experimental group which means health education had intervention effect. Furthermore, to evaluate the difference of value in the post test, researchers used the independent t-test which obtained p-value = 0.000 (<0.05) for the knowledge and attitude variables, which shows that there are differences in students’ knowledge and attitude level after the post-test among the experimental and control group. Researchers found out that the students of experimental group have higher knowledge and attitude level than its counterpart after being given the health education. Hence it could be concluded that health education had influence towards the increment of students’ knowledge and attitude in choosing healthy snacks. Expected future researchers added other learning methods, in order to obtain an increase in knowledge and a better attitude.
Pendahuluan
Panganan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat terus mengalami peningkatan menjadi 80,79% pada tahun 2013 dan Jawa Tengah mengalami paparan tertinggi angka kesakitan dan kematian pada kejadian luar biasa keracunan pangan yaitu 4.935 kasus (BPOM, 2014).
Jajanan yang dijual di tempat umum bisa memiliki aspek positif untuk asupan energi antara waktu makan pagi dan makan siang, tetapi juga berefek negatif jika ditambahkan bahan tambahan makanan secara sembarangan (Khomsan, 2006). Saparinto dan Hidayati (2006) menambahkan bahwa penanganan jajanan yang tidak higienis juga beresiko terhadap kesehatan. Selain itu, makanan jajanan yang dikonsumsi harus mengandung cukup gizi yang diperlukan tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral serta air (Supariasa, 2010). Makanan yang sehat adalah makanan yang zat gizi tidak banyak hilang, tidak mengalami kerusakan, tidak bertentangan dengan keyakinan, higienis dan tidak menimbulkan keracunan (Mustika, 2012; Gichara, 2010).
Survey yang dilakukan BPOM tahun 2014 menunjukan tingkat keamanan makanan jajanan saat ini masih memprihatinkan karena banyak jajanan tidak memenuhi syarat antara lain karena menggunakan bahan yang dilarang untuk pangan, menggunakan bahan tambahan pangan melebihi batas maksimal, mengandung cemaran logam berat melebihi batas maksimal, dan kualitas mikrobiologi tidak memenuhi syarat. Salah satu usaha untuk menghindarkan siswa dari paparan jajanan yang tidak sehat dapat dilakukan melalui
pendidikan kesehatan sesuai dengan pernyataan WHO (1988) dalam Suiraoka dan Supariasa (2012) bahwa pendidikan kesehatan untuk membantu seseorang mengambil sikap bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup mereka.
Pendidikan kesehatan diperlu-kan untuk mengurangi faktor resiko masalah kesehatan, mempengaruhi dan meningkatkan pengetahuan agar melaksanakan gaya hidup sehat. Peningkatan pengetahuan dan sikap merupakan predisposing factorsdalam pembentukan perilaku sehat yang merupakan faktor terbesar kedua yang berpengaruh bagi kesehatan setelah lingkungan (Bloom dalam Notoatmodjo (2012)). Maka intervensi pada faktor perilaku memilih jajanan sehat dapat dimulai dengan meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa mengenai jajanan salah satunya melalui pendidikan kesehatan.
Berbagai metode telah dikembangkan dalam menyampai-kan pendidimenyampai-kan untuk meningkatmenyampai-kan pengetahuan dan sikap. Ceramah dan tanya jawab merupakan metode yang cukup efektif untuk menyampaikan informasi. Tetapi salah satu kelemahan ceramah adalah peserta didik tipe belajar visual lebih sulit menerima informasi. Untuk meningkatkan efektivitas ceramah, digunakan alat bantu visual salah satunya adalah leaflet dan slide bergambar untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan.
sebelum-nya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti peran pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SD dalam memilih jajanan yang sehat.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat.
Landasan Teori
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan individu di-pengaruhi beberapa faktor yaitu pendidikan; informasi/media massa; sosial, budaya dan ekonomi; lingkungan; pengalaman; serta usia (Budiman dan Riyanto (2013).
Sikap
Sikap adalah suatu respons seseorang yang masih tertutup terhadap objek dan stimulus, yang telah melibatkan faktor emosi dan pendapat (Notoatmodjo, 2010).
Pembentukan sikap dipenga-ruhi beberapa faktor seperti pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh budaya, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta factor emosional (Azwar, 2007).
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan atau promosi kesehatan merupakan salah satu bentuk intervensi yang ditujukan
pada perilaku, untuk menggugah kesadaran, mempengaruhi, menga-jak dan meningkatkan pengetahuan masyarakat, agar melaksanakan gaya hidup sehat (Noto-atmodjo, 2012).
Pendidikan kesehatan bertujuan agar terjadi perubahan sikap dan perilaku seseorang, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat untuk membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta ikut aktif dalam usaha mencapai derajat kesehatan yang optimal (Nurs dan Effendi, 2008).
Jajanan
Makanan jajanan atau yang bisa disebut snack foods/street food
adalah makanan dan minuman disiapkan dan/atau dijual oleh penjual dan penjaja terutama di jalan-jalan dan tempat umum lainnya (Fellows dan Hilmi, 2011).
Jajan merupakan hal biasa dilakukan oleh anak-anak, karena jeda waktu antara sarapan dan makan siang relatif panjang sehingga anak–anak memerlukan asupan gizi tambahan diantara kedua waktu makan tersebut (Khomsan, 2006).
Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi makanan jajanan juga berisiko terhadap kesehatan. Hal ini disebabkan oleh penanganannya yang sering tidak higienis, dan sering ditambahkan bahan tambahan pangan yang tidak diizinkan (Saparinto dan Hidayati, 2006).
Kerangka Konsep
Metode
Jenis penelitian ini adalah pre experimentdenganpre test post test control group design. Dalam penelitian ini responden terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberipre test-post test dengan intervensi pendidikan kesehatan dan kelompok kontrol yang diberikan pre test - post test
tanpa intervensi.
Populasi penelitian ini adalah siswa sekolah dasar yang bersekolah di SD Muhammadiyah 16 Karangasem yang berjumlah 644 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 60 sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan dan sikap yang disusun oleh peneliti. Kuesioner pengetahuan sebanyak 15 pernyata-an dengpernyata-an skala Guttman. Nilai 0 dan 1, skor minimal adalah 0 dan maksimal 15. Kuesioner sikap sebanyak 15 pernyataan dengan skala likert, nilai antara 1, 2, 3 dan 4. Skor minimal adalah 15 dan maksimal 60. Dengan kategori pengetahuan baik skor >76%-100%, cukup 56%-76% dan kurang <55% (Arikunto, 2006). Uji validitas dan reabilitas dilakukan di MI Muhammadiyah Wonosari Simo.
Leaflet yang digunakan sebagai media disusun oleh peneliti
berdasarkan materi yang disampaikan dalam ceramah. Leaflet berisi materi-materi mengenai jajanan sehat, jajanan tidak sehat dan dampaknya serta cara mencegah jajan sembarangan.
Pengambilan data dilakukan dengan melakukanpre testdanpost test pada kelompok eksperimen yang diberi intervensi pendidikan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi. Masing-masing kelompok diminta untuk mengisi kuesioner pre test, selanjutnya dua hari kemudian diberikan kuesioner dengan pertanyaan yang sama untuk post test. Uji statistik paired sample t test digunakan untuk mengetahui peningkatan pre test – post test pengetahuan dan sikap pada tiap kelompok responden. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap antara kedua kelompok digunakan uji independent sample t test.
Hasil dan Pembahasan
Analisa Data
Tabel 1. Karakteristik Responden
N o
Karakteristik Frekuen si
Perse ntase (%)
N
1 Jenis
kelamin siswa a. Laki-laki b. Perempuan
22 38
37% 63%
60
2 Umur siswa a. 10 tahun b. 11 tahun c. 12 tahun
15 25 20
25% 42% 33%
AnalisisUnivariate
Tabel 2. Tendensi Sentral Skor Pengetahuan
Pre testkel. Eksperimen
6 13 8,97 1,86
Pre testkel. Kontrol
Tabel 3. Distribusi FrekuensiPre TestPengetahuan
Pengetahuan Eksperimen Kontrol
Frek % Frek %
Kurang 13 43 16 53
Cukup 15 50 12 40
Baik 2 7 2 7
Total 30 100 30 100
Tabel 4. Distribusi FrekuensiPost TestPengetahuan
Pengetahuan Eksperimen Kontrol
Frek % Frek %
Kurang 0 0 14 47
Cukup 7 23 15 50
Baik 23 77 1 3
Total 30 100 30 100
Tabel 5. Tendensi Sentral Skor Sikap
Pre testkel. Eksperimen
32 54 43,67 4,74
Pre testkel. Kontrol
Tabel 6. Distribusi FrekuensiPre TestSikap
Sikap Eksperimen Kontrol
Frek % Frek %
Kurang 1 3 1 3
Cukup 20 67 21 70
Baik 9 30 7 27
Total 30 100 30 100
Tabel 7. Distribusi FrekuensiPost TestSikap
Sikap Eksperimen Kontrol
Frek % Frek %
Kurang 0 0 1 3
Cukup 1 3 20 67
Baik 29 97 9 30
Total 30 100 30 100
AnalisisBivariate
Uji Normalitas Data
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data
N o
Variable Zhitung p-value
0,844 0,475 Normal
2 Pre test
pengetahua n ktrl
0,919 0,367 Normal
3 Post test
pengetahua n eks
1,258 0,084 Normal
4 Post test
pengetahua n ktrl
1,280 0,075 Normal
5 Pre test
sikap eks
0,489 0,970 Normal
6 Pre test
sikap ktrl
0,567 0,905 Normal
7 Post test
sikap eks
1,021 0,248 Normal
8 Post test
sikap ktrl
0,913 0,375 Normal
Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-smirnovpada tingkat signifikansi 5%. Data dinyatakan normal jika memiliki nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari 0,05.
UjiMatching PretestPengetahuan
Tabel 9 ujimatchingpengetahuan
No Kel
responden
Pre test
Zhitung p-v Kes
1 Eksperimen 8,97
0,605 0,547 Tdk sign
Hasil uji matching pengetahuan diperoleh nilai thitung 0,605 dan nilai
signifikansi sebesar 0,547. karena nilaipv > 0,05 (0,547 > 0,05), maka diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pre test
pengetahuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan uji tersebut diartikan bahwa tingkat pengetahuan kedua kelompok pada awal penelitian adalah seimbang ataumatching.
UjiMatching Pre TestSikap
Tabel 10 ujimatchingsikap.
N
Zhitung p-v Kes
1 Eksperimen 43,67 0,24 1
0810 Tdk sign
2 Kontrol 43,37
Hasil ujimatching pre testsikap diperoleh nilai thitung 0,241 dan nilai
signifikansi sebesar 0,810. karena nilaipv > 0,05 (0,810 > 0,05), maka diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pre test sikap antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan uji tersebut diartikan bahwa sikap kedua kelompok pada awal penelitian adalah seimbang atau
matching.
UjiPaired Sample t-test
Tabel 11. Hasil UjiPaired sample t-testPengetahuan maka diambil kesimpulan uji terdapat perbedaan pre test dan
post test pengetahuan. Nilai rata-rata pre test pengetahuan adalah 8,97 dan post test sebesar 12,87 menunjukan bahwa nilai post test
pengetahuan lebih tinggi dibandingkan nilai pre test
pengetahuan.
Tabel 12. Hasil UjiPaired sample t-testSikap maka diambil kesimpulan uji terdapat perbedaan pre test dan
post test sikap. Nilai rata-rata pre testsikap adalah 43,67 danpost test
sebesar 53, 43. Menunjukan bahwa nilai post test sikap lebih tinggi dibandingkan nilaipre testsikap.
UjiIndependent Sample t-test
Tabel 13. Hasil UjiIndependent Sample t-testPengetahuan
N
Zhitung p-v Kes
1 Eksperime n
12,87
9,379 0,000 sign
2 Kontrol 8,97
Hasil ujiIndependent sample t-test post test pengetahuan diperoleh nilai thitung 9,379 dan nilai
perbedaan post test pengetahuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian pendidikan kesehatan yang diberikan kepada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap pengetahuan siswa tentang jajanan sehat.
Tabel 14. Hasil UjiIndependent Sample t-testSikap
N
Zhitung p-v Kes
1 Eksperimen 53,43 8,88
6 0,00
0
Sign
2 Kontrol 43,0
0
Hasil uji Independent Sample t-test post t-test sikap diperoleh nilai thitung 8,886 dan nilai signifikansi
sebesar 0,000. karena nilai pv < 0,05 (0,000 < 0,05), maka diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan post test sikap antara kelompok eksperimen dan kelompok control, dengan demikian pen-didikan kesehatan yang diberikan kepada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap sikap siswa tentang jajanan sehat.
Pembahasan
Responden menurut jenis kelamin menunjukkan sebagian besar adalah perempuan sebanyak 38 responden (63%). Jenis kelamin dapat mempengaruhi daya terima seseorang untuk menerima informasi atau pengetahuan baru. Selain itu jenis kelamin juga mempengaruhi kondisi psikis seseorang (Budiman,2007).
Distribusi umur responden menunjukkan sebagian besar responden adalah berumur 11 tahun sebanyak 25 responden (42%). Usia merupakan faktor internal individu yang menentukan terjadinya perubahan perilaku. Anak yang berada pada masa sekolah dasar
usia 6 sampai 14 tahun merupakan periode intelektual (Hasibuan, 2011). Distribusi pengetahuan awal siswa tentang jajanan sehat sebagian besar adalah kurang sebanyak 13 responden (43%) untuk kelompok eksperimen dan sebanyak 16 responden (53%) untuk kelompok kontrol. Pengetahuan tentang jajanan sehat adalah pemahaman siswa tentang pengertian jajanan sehat, jenis jajanan sehat, ciri-ciri jajanan sehat dan lain sebagainya. Tingkat pengetahuan siswa tentang jajanan sehat pada awal penelitian sebagian besar adalah kurang. Tingkat pengetahuan responden yang tersebut disebabkan adanya beberapa faktor penunjang pengetahuan, misalnya lingkungan sekolah yang banyak terdapat penjual jajanan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mubarak (2006) yang mengemukakan bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang kesehatan adalah kebudayaan lingkungan sekitar.
sekolah atau yang dibawa dari rumah.
Pendidikan kesehatan tentang jajanan sehat bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa tentang definisi jajanan sehat, jajanan sehat, dampak jajanan tidak sehat, cara memilih jajanan sehat dan lain-lain. Dengan pemberian informasi tersebut diharapkan pengetahuan siswa tentang jajanan sehat meningkat pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2007) yang mendefinisikan pendidikan kesehatan sebagai suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan.
Pada penelitian ini, kelompok eksperimen mengalami peningkatan pengetahuan dan sikap yang lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Hal ini menunjukan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan pengetahuan dan sikap dalam memilih jajanan sehat, hal ini merupakan pengaruh intervensi pendidikan kesehatan yang diberikan. Hasil penelitian ini mendukung teori peningkatan pengetahuan dan sikap, salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang bisa dilaksanakan melalui pendidikan kesehatan.
Saran-saran
Berdasarkan hasil pembahas-an dpembahas-an kesimpulpembahas-an, maka peneliti dapat memberikan saran - saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa senantiasa menun-jukan perilaku memilih jajanan sehat dan menyarankan kepada siswa yang lain untuk memilih jajanan sehat sesuai dengan pendidikan kesehatan yang telah diperoleh.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi pihak SD
Muhammadiyah 16 Karang-asem Surakarta, hasil yang diperoleh dari pendidikan kesehatan ini dapat ditindaklanjuti secara kontinyu yaitu memberikan promosi kesehatan secara berkala untuk meningkatkan penge-tahuan dan sikap dalam memilih jajanan sehat kepada seluruh siswa.
3. Bagi Profesi Keperawatan Perawat hendaknya senantiasa meningkatkan ke-mampuan dalam memberikan pendidikan kesehatan, se-hingga tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat tercapai dengan baik.
Daftar Pustaka
Aprilia, Bondika Ariandani; Dieny, Fillah Fitra (2011). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar. Journal of Nutrition Science. Semarang: Diponegoro University.
Arikunto, Suharsimi (2006).
Prosedur Penelitian Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S (2007). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BPOM (2014). Laporan Tahun 2013 – Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: BPOM RI. Budiman D (2007). Bahan Ajar M.K
Psikologi Anak dalam Penjas PGSD. Jakarta: EGC.
Budiman dan Riyanto, Agus (2013).
Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fellows, Peter dan Hilmi, Martin (2011). Selling street and snack food. Diversifcation booklet. No 16. Rome: Rural Infrastructure and AgroIndustries Division Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Gichara, Jenny (2010). Ibu Bijak Menghasilkan Anak-Anak Hebat. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Hanum, Marimbi (2009). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Hasibuan, W. S. (2011).
Penjadwalan perkuliahan dengan Algoritma Genetika. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Khomsan, Ali (2006). Solusi Makanan Sehat. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Mubarak, Wahid Iqbal (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: CV Sagung Seto. Mustika, Dewi Cakrawati (2012).
Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. Notoatmodjo, Soekidjo (2007).
Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
(2010).
Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
(2012).
Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nurs, M Nursalam; Effendi, Fery (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Saparinto, Cahyo dan Hidayati, Diana (2006).Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius. Suiraoka, Putu dan Supariasa, Dewa
Nyoman (2012). Media Pendidikan Kesehatan. Yogya-karta: Graha Ilmu
Supariasa, Dewa Nyoman. 2010.
Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC.
*Evi Yunita Safitri: Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura
**Arif Widodo, A. Kep., M. Kes :
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura.