iv
KEDUDUKAN SURAT PERNYATAAN BUKAN HAK MILIK TERHADAP SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG DIBELI BADAN HUKUM
ATAS NAMA WARGA NEGARA INDONESIA DITINJAU
BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN
DASAR POKOK-POKOK AGRARIA
Teungku Ichramsyah Darwis 110110100119
Badan hukum yang telah memilih tempat dan kediaman untuk melakukan kegiatan usahanya dapat memiliki hak-hak tertentu atas tanah sebagai lahan atau tempat untuk melakukan segala bentuk kegiatan usahanya. Namun terdapat hak atas tanah yang tidak dapat dimiliki oleh subjek hukum lain, selain oleh Warga Negara Indonesia yaitu hak milik atas tanah yang sifatnya terkuat dan tidak terdapat jangka waktu kepemilikannya. UUPA telah menentukan hak-hak atas tanah apa saja yang dapat di berikan kepada badan hukum, subjek hukum tersebut tetap mengusahakan untuk memiliki hak milik atas tanah demi kegiatan investasinya. Permasalahan muncul ketika terbitnya surat pernyataan bukan hak milik terhadap sertifikat hak milik atas tanah yang didalamnya menyatakan bahwa nama yang tercantum di dalam sertifikat hak milik tersebut tidaklah berhak atas isi yang dimaksudkan dalam sertifikat, melainkan badan hukum tertentulah yang berhak atas hak milik tanah yang dimaksudkan dalam sertifikat tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketentuan dan kedudukan dari surat peryataan bukan hak milik jika disandingkan dengan sertifikat hak milik atas tanah, serta cara mengatasi persoalan dari terjadinya pembelian tanah yang dilakukan oleh badan hukum dengan mengatasnamakan WNI.
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif dengan menitikberatkan penelitian pada bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier yang terkait dengan hak milik atas tanah. Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitis dengan memaparkan ketentuan mengenai hak milik atas tanah, cara pendaftaran dan pemindahannya, untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan simpulan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan mengkaji data sekunder dan penelitian lapangan yang diperoleh langsung dari lapangan sebagai pendukung data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah metode yuridis kualitatif.
Kedudukan surat pernyataan bukan hak milik terhadap sertifikat hak milik atas tanah adalah batal demi hukum, dan dikategorikan sebagai
penyelundupan hukum. Karena pada dasarnya telah secara tegas dalam