• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONTRASTIF PERUBAHAN FONEM PADA PROSES AFIKSASI, REDUPLIKASI, DAN KOMPOSISI DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA: KAJIAN MORFOFONEMIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KONTRASTIF PERUBAHAN FONEM PADA PROSES AFIKSASI, REDUPLIKASI, DAN KOMPOSISI DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA: KAJIAN MORFOFONEMIK."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONTRASTIF PERUBAHAN FONEM

PADA PROSES AFIKSASI, REDUPLIKASI, DAN KOMPOSISI

DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA:

KAJIAN MORFOFONEMIK

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh

Rama Ulun Sundasewu 1207127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ANALISIS KONTRASTIF PERUBAHAN FONEM PADA PROSES AFIKSASI, REDUPLIKASI, DAN KOMPOSISI DALAM BAHASA JEPANG DAN

BAHASA INDONESIA: KAJIAN MORFOFONEMIK” ini dan seluruh isinya

adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, 27 April 2015 Yang membuat pernyataan,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. Dedi Sutedi, MA., M.Ed. NIP. 196605071996011001

Pembimbing II

Nuria Haristiani, M.Ed., Ph.D. NIP. 198209162010122002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengontraskan atau menganalisis persamaan dan perbedaan perubahan fonem yang terjadi pada proses morfologi (afiksasi, reduplikasi, komposisi) bahasa Jepang-Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persamaan dan perbedaan perubahan fonem vokal dan konsonan dari proses morfologi kedua bahasa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis kontrastif secara deskriptif. Objek penelitian ini adalah fonem vokal dan fonem konsonan yang mengalami perubahan pada proses morfologi yaitu af iksasi, reduplikasi dan komposisi bahasa Jepang-Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan perubahan vokal dan konsonan pada proses afiksasi adalah prefiks /me/ BJ dan prefiks /me-/ BI tidak mengalami perubahan fonem, tetapi mengalami penambahan fonem ketika diikuti huruf vokal, prefiks /me/ BJ dan prefiks /me-/ BI jika digabungkan dengan kata yang diawali konsonan /k/, /s/, /t/, akan mengalami perubahan fonem. Sedangkan perubahan vokal pada proses reduplikas i tidak memiliki persamaan, akan tetapi perubahan konsonan memiliki persamaan, yaitu perubahan konsonan /k/, /s/, dan /h/ pada BJ dan BI berubah menjadi konsonan plosif. Kemudian persamaan perubahan vokal dan konsonan pada proses komposisi BJ dan BI adalah terbentuk dari beberapa gabungan kelas kata.

Sedangkan perbedaan perubahan vokal dan konsonan pada proses afiksasi adalah prefiks /me/ dan /o/ BJ mengalami penambahan fonem. Sedangkan prefiks /me-/ dan /ber-/ BI tidak mengalami penambahan fonem. Pada proses reduplikasi fonem vokal pada BJ tidak mengalami perubahan fonem, sedangkan dalam BI mengalami perubahan. Konsonan /r/ pada BJ tidak mengalami perubahan fonem, sedangkan konsonan /r/ pada BI mengalami perubahan fonem. Pada proses komposisi vokal BJ mengalami perubahan pada fonem akhir kata pertama, sedangkan dalam komposisi vokal bahasa Indonesia tidak berubah. Komposisi vokal BJ mengalami penambahan fonem, sedangkan BI tidak mengalami penambahan fonem. Komposis i konsonan BJ mengalami perubahan fonem pada fonem awal kata kedua, sedangkan dalam komposisi konsonan BI tidak ada perubahan fonem.

(5)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research conducted by analyzing similarities and differences of phoneme changes on Japanese and Indonesian affixation, reduplication, and composition process. The purpose of this research is to find out the similarities and differences of vowel phoneme and consonant phoneme changes on Japanese and Indonesian morphological process. This research is qualitative research, using the contrastive analysis with descriptive metods. Object of research is vowel phoneme and consonant phonem that change on Japanese and Indonesian morphological process.

Result of this study indicates that the similarities of the vowel and consonant changes on affixation are the Japanese /me/ prefix and Indonesian /me-/ prefix that do not have changes, but having the addition of phoneme when vowel phoneme follows. The Japanese /me/ prefix and Indonesian /me/ prefix when combined with a word that beginning by consonant /k/, /s/, /t/, will have changes. While the vowel changes on reduplication process do not have similarities, but the consonant has, that is consonant changes of /k/, /s/, and /h/ on Japanese and Indonesian that turns out to be a plosive consonant. In addition, the consonant phonem changes occur at the beginning of the word that has repetition. Then the similarites of the vowel and consonant changes on Japanese and Indonesian composition process is formed by several combined grade words.

And the differences of vowel and consonant on affixation are Japanese /me/ and /o/ addition of phonem, but Indonesian does not. The Japanese consonant composition process has changes in the first phoneme of second word, but Indonesian does not.

(6)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

要旨

本 研 究 イ ンド ネ シア 語 日本 語 複 合 語 重 複及 び 接辞 け 音韻 交 替 共 通

点 相違 点を 比 較す あ 本研 究 目 的 両言 語 形 態論 過程 母 音 交替 子

音 交 替 共通 点 相 違点 を明 ら た あ 本 研究 複合 語 重複 及 び接 辞

け 母 音 や子音 交替を 記述的 分析 した

そ 結 果 接辞 け 母 音交 替 子 音 交替 共通 点 イ ンド ネ シア 語 me

日 本語 雌 /牝 接頭 辞 音 素 交替 し い 母音 始ま 場 合 音 素 付加

さ こ 分 た また イン ドネ シア 語 me 日 本 語 雌 /牝 接 頭辞

k,s,t 子音 始 ま 音 素 交 替す こ 示 さ た イン ドネ シア語 日 本語

重 複 け 母音 交替 共 通 点 見ら い 子音 交替 イ ンド ネシ ア 語 日本

語 k,s,t 子 音 破裂音 変 わ いう 共通点 見 ら た さら インド ネシ ア語

日 本語 複 合 語 け 母 音 交替 子 音交 替 共 通点 一 般 的 いく 品詞 ら

形 成 さ い こ 明 確 た

一 方 接 辞 け 母 音 交替 子音 交 替 相 違点 日本 語 雌 /牝 雄 / 牡

接 頭辞 音素 付 加さ こ あ イ ンド ネシア 語 me- ber- 接 頭辞

交替 いこ 分 た 日本 語 重複 け 母 音交 替 全 く見 ら い

イ ン ドネ シア 語 母音 交替 非常 多 く見 ら た ま た 日 本語 ら 子 音 交替

し い イ ンド ネシア 語 r 子音 交 替す 日 本語 複合 語 母 音交替 一 番目

語 彙 語幹 交替 す 一方 イン ドネ シア 語 複 合語 母 音交 替 全く いこ

分 た 日 本 語 複合 語 音 韻付 加 あ イ ンド ネシ ア 語 音韻 付加 い 考

え ら さ ら 日本 語 複 合語 子 音交 替 二 番目 語 彙 最 初 音素 交替 す

イ ン ド ネシア 語 複 合語 子音 交替 交替し いこ 明ら た

(7)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb.

Puji seraya syukur ke hadirat Ilahi Rabbi pemilik semesta alam atas nafas yang masih menghela, jantung yang masih berdegup untuk berkarya dan menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada organisator terbaik sepanjang masa, panutan dan suri tauladan Rasulullah SAW.

Penelitian ini menggarap tentang “Analisis Kontrastif Perubahan Fonem

pada Proses Afiksasi, Reduplikasi, dan Komposisi dalam Bahasa Jepang dan

Bahasa Indonesia” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian magister Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Sekolah Pascasarjana UPI.

Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang konstruktif guna pencapaian yang lebih baik lagi.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamualaikum Wr. Wb.

(8)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses penulisan tesis ini banyak sekali bantuan yang diraih penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Orang tua tercinta, ibu Titin Yunara dan bapak Dr. Dedi Koswara, M. Hum yang selalu mengiringi setiap langkah dengan doa dan setiap degup jantung ini dengan penuh kasih yang tak pernah surut.

2. Bapak Dr. Dedi Sutedi, MA., M.Ed selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Pascasarjana UPI sekaligus Pembimbing I yang selalu membimbing, mendukung, dan memberikan ilmu- ilmu serta nasihat yang sangat bermanfaat bagi penulis, dan masukan-masukan kepada penulis.

3. Ibu Nuria Haristiani, M.Ed., Ph.D selaku Pembimbing II yang membimbing dan memberikan saran serta masukan yang sangat bermanfaat kepada penulis. 4. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Pascasarjana UPI atas

semua ilmu yang telah penulis terima.

5. Ibu Senny Lusiyana selaku staf tata usaha P rogram Studi Pendidikan Bahasa Jepang Pascasarjana UPI.

(9)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pandudipraja, selamat datang ke dunia! Semoga kau bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari pamanmu ini, Semangat!

7. Azrin Daniar Aprilia, S.E untuk semua kasih sayang, kesabaran, kritik, saran, pelajaran hidup dan hal terindah yang penuh makna dalam hidup penulis, dan Selamat Ulang Tahun! Terima kasih juga kepada keponakannya tercinta, Fazliana Qaulan Sakila dan Syahdan Malikul Haq yang selalu memberikan senyum, menghibur, dan melukiskan tawa.

8. Sahabat-sahabat terbaik dalam segala kondisi: Arsyl, Feri, Mas Didik, Juju, Ami, Idea, Pradana, Mas Tio, Aryo Haris Pana, Isan, Hadi Badak, Aliona Gushchina. Bersama kalian benar-benar menorehkan cerita hebat!

(10)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

(11)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

B. Pengertian Morfologi dan Proses Morfologi ...11

1. Proses Morfologi Bahasa Jepang...13

2. Proses Morfologi Bahasa Indonesia ...19

C. Pengertian Morfofonemik...27

D. Proses Morfofonemik ...29

E. Jenis Morfofonemik Bahasa Jepang ...32

F. Jenis Mrofofonemik Bahasa Indonesia ...39

G. Penelitian Terdahulu...46

BAB III METODE PENELITIAN ...52

A. Metode Penelitian ...52

B. Teknik Pengumpulan Data ...53

C. Teknik Analisis Data ...55

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...57

A. Pengantar ...57

B. Analisis Perubahan Fonem Vokal ...57

1. Afiksasi Bahasa Indonesia...57

(12)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Afiksasi Bahasa Indonesia...96

2. Afiksasi Bahasa Jepang ...107

3. Reduplikasi Bahasa Indonesia ...121

4. Reduplikasi Bahasa Jepang ...127

5. Komposisi Bahasa Indonesia...133

6. Komposisi Bahasa Jepang ...139

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...146

A. Kesimpulan...146

1. Perbandingan Afiksasi Bahasa Jepang dan Indonesia ...146

2. Perbandingan Reduplikasi Bahasa Jepang dan Indonesia ...149

3. Perbandingan Komposisi Bahasa Jepang dan Indonesia ...150

B. Rekomendasi ...151

DAFTAR PUSTAKA ...152

LAMPIRAN ...155

(13)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL 4.6. Perbandingan Proses Reduplikasi Fonem Vokal pada Bahasa

Jepang-Indonesia ... 85 4.7. Proses Komposisi Fonem Vokal dalam Bahasa Indonesia ... 90 4.8. Proses Komposisi Fonem Vokal dalam Bahasa Jepang ... 94 4.9. Perbandingan Proses Komposisi Kata yang Mengandung Fonem

Vokal pada Bahasa Jepang-Indonesia ... 95 4.10. Gabungan Fonem Konsonan dengan Prefiks /me-/ dan /ber-/ Bahasa

Indonesia ... 105 4.11. Gabungan Fonem Konsonan dengan Prefiks /me/ dan prefiks /o/

Bahasa Jepang... 117 4.12. Perbandingan Proses Prefiks yang Diikuti Oleh Huruf Konsonan pada

Bahasa Jepang-Indonesia ... 119 4.13. Proses Reduplikasi Fonem Konsonan dalam Bahasa Indonesia ... 126 4.14. Proses Reduplikasi Fonem Konsonan dalam Bahasa Jepang... 131 4.15. Perbandingan Proses Reduplikasi Fonem Konsonan pada Bahasa

Jepang-Indonesia ... 132 4.16. Proses Komposisi Kata yang Mengandung Fonem Konsonan dalam

Bahasa Indonesia ... 138 4.17. Proses Komposisi Fonem Konsonan dalam Bahasa Jepang ... 144 4.18. Perbandingan Proses Komposisi Kata yang Mengandung Fonem

Konsonan pada Bahasa Jepang-Indonesia ... 145 19. Perbandingan Perubahan Fonem pada Proses Prefiks Bahasa

Jepang-Indonesia ... 159 20. Perbandingan Perubahan Fonem pada Proses Reduplikasi Bahasa

Jepang-Indonesia ... 160 21. Perbandingan Perubahan Fonem pada Proses Komposisi Bahasa

(14)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

(15)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihon go-gaku) dapat dikaji mengenai beberapa hal, seperti kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa diperoleh, serta ba gaimana sosio-kultural yang memengaruhi masyarakat pengguna bahasa tersebut. Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihongo-gaku) akan melahirkan berbagai cabang linguistik, diantaranya adalah fonetik

(onseigaku), fonologi (on-in-ron), morfologi (keitairon), sintaksis (tougoron), semantik (imiron), pragmatik (goyouron), sosio- linguistik (shakai gengogaku) dan lainya (Sutedi, 2003: 6).

Fonetik (Onseigaku) yaitu: ilmu yang mengkaji tentang bagaimana bunyi bahasa dihasilkan, bagaimana bunyi tersebut bisa sampai pada telinga seseorang, serta bagaimana orang tersebut memahaminya.

Fonologi (On-inron) yaitu: ilmu yang mengkaji tentang fonem- fonem dan aksen suatu bahasa.

Morfologi (Keitairon) yaitu: ilmu yang mengkaji tentang jenis-jenis dan proses pembentukan kata dalam suatu bahasa.

Sintaksis (Tougoron) yaitu: ilmu yang mengkaji tentang struktur kalimat atau kaidah-kaidah yang mengatur suatu kalimat dalam suatu bahasa.

Semantik (Imiron) yaitu: ilmu yang mengkaji tentang makna kata, frase, dan klausa dalam suatu kalimat.

Pragmatik (Goyouron) yaitu: ilmu yang mengkaji makna bahasa dihubungkan dengan situasi dan kondisi pada saat bahasa tersebut digunakan.

Sosio-linguistik (Shakai gengogaku) yaitu: salah satu cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dengan masyarakat pemakai bahasa tersebut.

(16)

2

morfofonemik. Morfofonemik adalah gabungan dua cabang linguistik, yaitu

morfologi dan fonologi. Kridalaksna (2007: 183) mengatakan bahwa proses

morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuaan morfem

dengan morfem. Atau morfofonemik adalah peristiwa berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologi, yaitu ketika morfem dengan morfem digabungkan sering menimbulkan perubahan fonem.

Pendapat ini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ramlan dalam Tarigan (1986: 27) yang mengatakan bahwa morfofonemik adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.

Proses morfofonemik dalam Bahasa Indonesia hanya terjadi dalam

pertemuaan realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks (morfem), baik prefiks, sufiks, infiks, maupun konfiks (Kridalaksana, 2007: 183). Jadi, morfofonemik adalah gabungan dari dua bidang studi yaitu morfologi dan fonologi

atau morfologi dan fonemik.

Dalam bahasa Jepang, morfofonemik disebut dengan igyoutai no koutai atau keitai on inron (Koizumi, 1993: 100). Bidang kajiaan morfofonemik ini meskipun biasanya dibahas dalam tataran morfologi, tetapi sebenarnya lebih banyak menyangkut masalah fonologi. Namun, kajian tentang morfofonemik ini tidak dibicarakan dalam tataran fonologi karena masalahnya baru akan muncul dalam kajian morfologi, terutama dalam proses afiksasi, reduplikasi dan komposisi. Pada proses afiksasi bahasa Indonesia , misalnya perfiks me- , dalam

linguistik biasanya disimbolkan dengan {meN-} atau {me(N)- }, akan berubah bentuk menjadi /mem-/, /men-/, /meny-/, /meng-/, /menge-/, atau tetap /me-/, sesuai dengan kondisi morfem yang mengikutinya.

(17)

3

Contoh: prefiks /o-/ + /- shika/ → /ojika/.

Pada proses reduplikasi bahasa Jepang, fonem awal suku kata kedua dari kata dasarnya akan berubah dengan menambahkan nigori pada suku kata kedua tersebut.

Contoh: /kuni-/ + /-kuni/ → /kuniguni/.

Menurut Koizumi (1993: 108 ), Reduplikasi dalam bahasa Jepang disebut juufuku.

Kemudian pada proses komposisi bahasa Jepang, Contoh: /ame-/ + /-kasa/ → /amagasa/.

Komposisi bahasa Jepang disebut fukugougo (Koizumi,1993: 94).

Jadi, perubahan fonem yang terjadi dalam proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi tersebut akan dijumpai dalam bidang kajian morfofonemik. Menurut

Suzuki (1975: 80) bahwa dalam bahasa Jepang, perubahan fonem dalam proses morfofonemik ada enam, yaitu :

1. On in datsuraku (elipsis / pelesapan fonem)

2. On in shukuyaku (kontraksi / penyingkatan fonem)

3. On in koutai (disimilasi / perubahan fonem)

4. On in tenkan (pergeseran fonem)

5. On in tenka (penambahan fonem)

6. On in yuugou (asimilasi / peleburan fonem)

(18)

4

hubungan antara bentuk-bentuk morfem dan fonem, yang menjadi telaah dalam bidang morfofonemik (Parera, 1994: 30). Misalnya, prefiks ber- yang berubah menjadi bel-, jika ditambahkan kata dasar ’ajar’. Perubahan tersebut dikarenakan adanya fonem yang berubah pada proses morfologi.

/ber-/ + /ajar/ → /be-la-jar/

Begitu juga perubahan fonem bahasa Jepang yang terjadi dalam proses morfofonemik seperti yang terjadi dalam proses afiksasi, reduplikasi. Fonem yang berubah itu bisa terjadi pada fonem vokal dan fonem konsonan. Misalnya, perubahan fonem vokal /e/ menjadi fonem /a/ pada kata ame (hujan) dan fonem konsonan /k/ menjadi fonem /g/ pada kata kasa (payung), yang berubah setelah kedua kata tersebut digabungkan, yakni :

/ame-/ + /-kasa/ → /amagasa/

Dari kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa kedua bahasa ini mengalami perubahan fonem dalam proses morfologi. Jika mengalami perubahan tidak menutup kemungkinan bahwa perubahan fonem yang terjadi dari kedua bahasa ini memiliki persamaan dan perbedaan. Lalu apakah persamaan dan perbedaan perubahan fonem pada proses morfologi bahasa Jepang-Indonesia? Kemudian apakah semua fonem vokal dan konsonan pada bahasa Jepang-Indonesia mengalami perubahan fonem pada proses morfologi?

Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk meneliti perubahan fonem yang terjadi dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, baik pada perubahan vokal maupun konsonan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Masalah pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah penjelasan mengenai perubahan yang terjadi pada fonem bahasa Jepang (On in koutai) dan bahasa Indonesia, baik itu pada proses afiksasi, reduplikasi maupun komposisi. Dalam peneilitan ini penulis mengambil judul Analisis Kontrastif Perubahan Fonem pada Proses Afiksasi, Reduplikasi, dan Komposisi dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia: Kajian

(19)

5

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan perubahan fonem bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada proses afiksasi ditinjau dari segi morfofonemik?

2. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan perubahan fonem bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada proses reduplikasi ditinjau dari segi morfofonemik? 3. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan perubahan fonem bahasa Jepang dan

bahasa Indonesia pada proses komposisi ditinjau dari segi morfofonemik?

C. Batasan Masalah Penelitian

1. Penelitian ini hanya akan membahas prefiks /me-/ (雌/牝) ‘betina’ dan /o/ (雄/ 牡) ‘jantan’ bahasa Jepang, meskipun menurut Timothy (1993: 1), prefiks yang biasanya sering dipakai ada 16 prefiks. Akan tetapi tidak semuanya mengalami perubahan fonem. Penelitian ini sama sekali tidak membahas mengenai makna dari prefiks tersebut, penulis menggunakan prefiks ini karena sering terjadi perubahan bunyi ketika digabungkan dengan morfem lain. Fonem yang akan dibahas adalah fonem vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/ dan fonem konsonan /k/, /s/, /t/, /n/, /h/, /m/, dan /r/. Begitu juga dengan proses afiksasi dalam bahasa Indonesia, penulis hanya akan membahasa prefiks /me-/ dan /ber-/ saja, sedangkan fonem yang akan dibahas adalah fonem vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/ dan fonem konsonan /k/, /s/, /t/, /n/, /h/, /m/, dan /r/.

(20)

6

3. Penelitian ini hanya akan membahas komposisi yang mengalami perubahan fonem. Fonem yang akan dibahas adalah fonem vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/ dan fonem konsonan /k/, /s/, /t/, /n/, /h/, /m/, dan /r/. Karena hanya pada fonem-fonem tersebut yang mengalami perubahan fonem-fonem ketika terjadi pe nggabungan morfem, yaitu nomina1 + nomina2. Sedangkan proses komposisi pada bahasa Indonesia, penulis akan membahas komposisi yang mengalami perubahan fonem. Fonem yang akan dibahas adalah fonem vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/ dan fonem konsonan /k/, /s/, /t/, /n/, /h/, /m/, dan /r/.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan proposal tesis ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah persamaan dan perbedaan perubahan fonem bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada proses afiksasi ditinjau dari segi morfofonemis?

2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah persamaan dan perbedaan perubahan fonem bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada proses reduplikasi ditinjau dari segi morfofonemis?

3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah persamaan dan perbedaan perubahan fonem bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada proses afiksasi ditinjau dari segi morfofonemis?

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan tesis ini adalah:

(21)

7

persamaan dan perbedaan proses perubahan fonem yang terjadi pada proses morfologi (afiksasi, reduplikasi, dan komposisi) pada bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi informasi dan memperkaya khazanah penguasaan bahasa Jepang, terutama oleh pemakai atau pembelajar bahasa Jepang sebagai bahasa asing, terutama tentang morfofonemik bahasa Jepang. Selain itu, mempermudah pembelajar dalam memahami proses pembentukan kata yang mengalami perubahan fonem pada proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dari kedua bahasa ini.

F. Defenisi Operasional

1. Analisis Kontrastif

Menurut Tarigan (1988: 23-29) menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang lebih dikenal dengan anakon adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa pertama dengan bahasa kedua untuk mengindentifikasi perbedaan dan persamaan antara kedua bahasa.

2. Perubahan fonem

Yaitu berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi, sebagai akibat terjadinya proses morfologi. Umpamanya, dalam pengimbuhan prefiks /ber-/ pada dasar ajar terjadi perubahan bunyi, dimana fonem /r/ berubah menjadi fonem /l/. (Chaer, 2008: 43)

3. Afiksasi

(22)

8

4. Reduplikasi

Cahyono (1995: 145-146) mengatakan bahwa, reduplikasi adalah pengulangan bentuk satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian, baik disertai variasi fonem maupun tidak. Secara umum, reduplikasi merupakan proses morfemis yang mengulang kata dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian, maupun dengan perubahan bunyi (Chaer, 2003: 182).

5. Komposisi

Dalam bahasa Indonesia, komposisi dapat berupa kata majemuk. Menurut Chaer (2003: 185) komposisi adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau yang baru.

6. Morfofonemik

Ramlan dalam Tarigan (1986: 27) yang mengatakan bahwa morfofonemik adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.

G. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA mencangkup penjelasan mengenai teori yang relevan tentang proses morfologi bahasa Jepang-Indonesia, pengertian dan proses morfofonemik beserta jenis morfofonemik bahasa Jepang-Indonesia, dan penelitian terdahulu.

(23)

9

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN pada bab ini penulis melakukan analisis berdasarkan perubahan fonem vokal dan konsonan yang terjadi pada proses morfologi kedua bahasa tersebut. setelah analsis dilakukan, penulis mengontraskan data yang telah dianalisis.

(24)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan langkah-langkah yang tepat agar tujuan penelitian yang telah ditetapkan dapat tercapai. Metode merupakan cara yang disiapkan peneliti untuk sampai pada tujuan penelitian (Alwasilah, 2009: 85). Metode penelitian memberikan arah apa dan bagaimana penelitian dilakukan, prosedur yang ditempuh, sumber data yang digunakan, dan bagaimana data tersebut dikumpulkan serta dianalisis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2009: 58).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penulis mencoba mendeskripsikan, mengontraskan, menganalisis, dan menginterpretasi perubahan-perubahan fonem yang terjadi pada proses morfologi dari kedua bahasa tersebut berdasarkan teori, data, dan literatur yang terkumpul. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk menemukan persamaan dan perbedaan perubahan fonem dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada proses morfologi (afiksasi, reduplikasi, komposisi) ditinjau dari segi morfofonemik. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis kontrastif secara deskriptif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2001) mengungkapkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

(25)

53

kepustakaan (library research), yaitu studi kepustakaan atau pengumpulan data-data dan informasi yang bersumber dari buku-buku kepustakaan yang ada kaitannya dengan perubahan fonem vokal dan konsonan bahasa Jepang.

Secara umum, prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Melakukan studi pustaka 2. Mengumpulkan data 3. Mengklasifikasi data 4. Menganalisis data

5. Menyimpulkan hasil penelitian 6. Melaporkan hasil penelitian

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah perubahan fonem yang terjadi dalam proses morfologi seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi pada bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Jumlah fonem dari kedua bahasa ini tentu berbeda, bahasa Jepang memiliki 46 fonem termasuk fonem vokal dan konsonan, sedangkan bahasa Indonesia memiliki 26 fonem termasuk fonem vokal dan konsonan. Tidak semua fonem dari kedua bahasa ini mengalami perubahan fonem ketika mengalami proses morfologi. Oleh karena itu, penulis membatasi objek penelitian ini dengan hanya meneliti fonem yang mengalami perubahan saja. Fonem yang akan diteliti dari kedua bahasa tersebut adalah vokal a, i, u, e, o, dan konsonan k, s, t, n, h, m, dan r.

(26)

54

Pengumpulan data dilakukan setelah membaca literatur yang relevan dengan penelitian ini. Literatur yang dimaksud adalah teori dan penelitian terdahulu yang mengkaji tentang morfofonemik dari kedua bahasa. Berdasarkan teori terebut, penulis memilih fonem dari masing-masing bahasa yang mengalami perubahan pada proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.

Kemudian, penulis melakukan pengumpulan data, dalam hal ini adapun tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.

1. Mencari kata-kata yang mengalami perubahan fonem pada proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dari sumber yang akan digunakan dalam penelitian ini, baik sumber bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia.

2. Mencatat dan menyalin semua data yang ditemukan.

3. Mengumpulkan data dengan sistem kartu, memberinya nomor dan kode, lalu mengklasifikasikannya berdasarkan kode-kode tersebut.

4. Memilah data, yaitu mengelompokkan kata-kata yang mengalami perubahan fonem dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia berdasarkan perubahan fonem vokal dan konsonan.

Setelah data-data dimasukkan ke dalam klasifikasi atau kategori masing-masing, kemudian dilakukan analisis kontrastif dengan tahapan sebagai berikut.

1. Pendeskripsian data pada kedua bahasa 2. Pengontrasan data kedua bahasa

3. Pemerian jenis kontrastif yang terjadi, baik persamaan maupun perbedaan

(27)

55

2. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan sifat dari penelitian kualitatif pada umumnya, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian, dengan menggunakan kartu data dan melakukan studi literatur. Data diambil dalam bentuk ragam tulis dengan pertimbangan bahwa ragam tulis memperlihatkan ciri yang telah konsisten dalam penggunaan struktur kalimat ataupun pilihan kata (Alwi, 2003: 25).

3. Sumber Data

Sumber data dari kedua bahasa tersebut diambil dari beberapa tulisan dalam surat kabar, majalah, maupun portal berita, yang dipubilkasikan secara digital (online). Sumber data bahasa Jepang diambil dari Asahi.com, Shidaikyo.or.jp, Amazon.co.jp, Chiebukuro.yahoo.co.jp, dan beberapa portal media yang didalamnya memuat beberapa artikel dan majalah. Sedangkan sumber data bahasa Indonesia diambil dari Tempo online, Wikipedia online, Okezone online, Vivanews online, Koran-Sindo online, Kompas online, Metrotvnews

online, Repubilka online, dan Tribunnews online.

C. Teknik Analisis Data

(28)

56

Kedua, setelah pencatatan yang sesuai dengan jenis perubahan fonem dari

masing-masing bahasa dilakukan, selanjutnya penulis akan melakukan tahap analisis data. Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan merujuk beberapa teori tentang morfofonemik dari beberapa ahli, dan fonem yang mengalami perubahan dianalisis secara fonetis. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatahui apakah kata-kata tersebut mengalami perubahan fonem atau tidak, serta untuk mengetahui penyebab berubah atau tidaknya fonem tersebut.

Ketiga, pada tahap ini penulis menyusun kembali data yang telah

(29)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dianalisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa persamaan dan perbedaan perubahan fonem yang terjadi pada proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dalam bahasa Jepang-Indonesia adalah sebagai berikut. Dalam hal ini penulis menggunakan istilah BJ (bahasa Jepang) dan BI (bahasa Indonesia).

1. Perbandingan Perubahan Fonem pada Proses Afiksasi Bahasa

Jepang-Indonesia.

a. Prefiks /me/ dan /o/ BJ dan prefik /me-/ dan /ber-/ BI diikuti oleh fonem vokal.

Persamaannya adalah prefiks /me/ bahasa Jepang dan prefiks /me-/ bahasa

(30)

147

bunyi /su/ pada bunyi /me/ tidak digunakan. Sedangkan bumyi /me/ dalam bahasa Indonesia terbentuk dari konsonan /m/ yang merupakan bunyi konsonan sengau dwibibir dan vokal /e/ yang merupakan bunyi vokal madya/tengah, diucapkan [mə]. Jika bunyi /me/ digabungkan dengan bunyi vokal, maka akan mengalami penambahan fonem /ng/ yang merupakan bunyi sengau [ŋ], menjadi /meng-/. Penambahan fonem ini terjadi karena kehomorganan artikulasinya atau penyesuaian bentuk alomorf-alomorf yang bersangkutan secara fonemis. Secara fonetik bunyi [ŋ] merupakan bunyi sengau, hal ini dapat menjadikan kombinasi bunyi [mə] dengan kata yang diawali huruf vokal enak didengar.

Perbedaanya adalah sebagai berikut.

1. Secara keseluruhan prefiks /me/ dan prefiks /o/ dalam bahasa Jepang hanya bisa digabungkan dengan kata benda saja, sedangkan prefiks /me-/ dan prefiks /ber-/dalam bahasa Indonesia dapat digabungkan dengan kata benda dan kata kerja.

2. Secara keseluruhan penggabungan prefiks /me/ dan /o/ dalam bahasa Jepang dengan kata benda, tidak mengubah kelas kata pada kata benda tersebut, sedangkan penggabungan prefiks /me-/ dan /ber-/ dalam bahasa Indonesia dengan kata benda, mengubah kelas kata pada kata benda tersebut. akan tetapi jika digabungkan dengan kata kerja, tidak akan mengubah kelas kata, tetap menjadi kata kerja.

(31)

148

/ajar/ merupakan konsonan gesek pasca-rongga-gigi bersuara. Jika diucapkan tanpa mengalami perubahan, menjadi /berajar/ kombinasi bunyi terdengar aneh. Sehingga prefiks /ber-/ apabila digabungkan dengan kata /ajar/ berubah menjadi /bel-/.

b. Prefiks /me/ dan /o/ BJ vs prefik /me-/ dan /ber-/ BI diikuti oleh fonem konsonan.

1. Persamaannya adalah prefiks /me/ bahasa Jepang dan prefiks /me-/ bahasa Indonesia, jika digabungkan dengan kata yang diawali konsonan /k/, /s/, /t/, maka konsonan tersebut akan mengalami perubahan fonem. 2. Prefiks /me/ bahasa Jepang mengalami penambahan fonem /su/, ketika

diikuti oleh nomina yang diawali konsonan /n/, /h/, /r/, dan /m/. Dan juga mengalami penambahan fonem /n/ ketika diikuti oleh kata /tori/. Sedangkan prefiks /me-/ bahasa Indonesia mengalami penambahan fonem /ng/ ketika digabungkan dengan kata yang diawali konsonan /h/.

Perbedaannya adalah sebagai berikut.

1. Secara keseluruhan prefiks /me/ dan prefiks /o/ dalam bahasa Jepang hanya bisa digabungkan dengan kata benda saja, sedangkan prefiks /me-/ dan prefiks /ber-/dalam bahasa Indonesia dapat digabungkan dengan kata benda dan kata kerja.

2. Secara keseluruhan penggabungan prefiks /me/ dan /o/ dalam bahasa Jepang dengan kata benda, tidak mengubah kelas kata pada kata benda tersebut, sedangkan penggabungan prefiks /me-/ dan /ber-/ dalam bahasa Indonesia dengan kata benda, mengubah kelas kata pada kata benda tersebut. akan tetapi jika digabungkan dengan kata kerja, tidak akan mengubah kelas kata, tetap menjadi kata kerja.

(32)

149

fonem. Akan tetapi mengalami pelesapan fonem /r/, jika diikuti oleh kata yang diawali konsonan /r/ dan jika suku kata pertama berupa huruf /r/.

2. Perbandingan Perubahan Fonem pada Proses Reduplikasi Bahasa

Jepang-Indonesia.

a. Reduplikasi BJ dan BI yang mengandung fonem vokal.

Reduplikasi vokal dari BJ dan BI hampir tidak memiliki persamaan. Akan tetapi memiliki perbedaan sebagai berikut.

1. Secara keseluruhan tidak semua nomina, verba, adjektiva, dan adverbia dalam bahasa Jepang dapat diulang, sedangakan dalam bahasa Indonesia dapat diulang dan menyatakan jamak.

2. Reduplikasi kata yang memiliki fonem vokal pada bahasa Jepang tidak mengalami perubahan fonem, sedangkan dalam bahasa Indonesia reduplikasi kata yang memiliki fonem vokal mengalami perubahan fonem, seperti berikut a/→/i/, /a/→/e/, /a/→/u/, /i/→/a/, /u/→/a/, /o/→/a/, hanya vokal /e/ yang tidak mengalami perubahan fonem. Perubahan fonem vokal tersebut terikat secara struktural dan semantis pada bentuk dasarnya.

3. Dalam bahasa Jepang reduplikasi yang diawali fonem vokal tidak mengalami perubahan fonem, sedangkan dalam bahasa Indonesia perubahan fonem terjadi pada fonem di awal, tengah, dan akhir.

b. Reduplikasi BJ dan BI yang mengandung fonem konsonan. Persamaannya adalah sebagai berikut.

(33)

150

konsonan tersebut terikat secara struktural dan semantis pada bentuk dasarnya.

2. Konsonan /n/ dan /m/ pada bahasa Jepang-Indonesia, tidak mengalami perubahan fonem.

3. Perubahan fonem terjadi di fonem awal dari kata kedua.

Perbedaannya adalah konsonan /r/ pada bahasa Jepang tidak mengalami

perubahan fonem, sedangkan fonem /r/ pada bahasa Indonesia mengalami perubahan fonem.

3. Perbandingan Komposisi bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

a. Komposisi BJ dan BI yang mengandung fonem vokal.

Persamaannya adalah komposisi bahasa Jepang-Indonesia secara keseluruhan terbentuk dari beberapa gabungan kelas kata, seperti gabungan antara nomina, verba, dan adjektiva.

Perbedaannya adalah sebagai berikut.

1. Komposisi vokal bahasa Jepang mengalami perubahan fonem pada fonem terakhir pada kata pertama, sedangkan dalam komposisi vokal bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan fonem.

2. Komposisi vokal bahasa Jepang mengalami penambahan fonem /s/ ketika digabungkan dengan kata yang diawali vokal /a/ pada kata kedua. Kata same yang berasal dari kata ame merupakan pergeseran bunyi yang

(34)

151

b. Komposisi BJ dan BI yang mengandung fonem konsonan.

Persamaannya adalah komposisi konsonan bahasa Jepang-Indonesia secara

keseluruhan terbentuk dari beberapa gabungan kelas kata, seperti gabungan antara nomina, verba, dan adjektiva. Sedangkan perbedaannya adalah komposisi konsonan bahasa Jepang mengalami perubahan fonem pada fonem awal pada kata kedua, sedangkan dalam komposisi bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan fonem.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan mengenai persamaan dan perbedaan perubahan fonem yang terjadi pada proses morfologi seperti pada afiksasi (prefiks), reduplikasi, dan komposisi dalam bahasa Jepang-Indonesia.

Penulis beranggapan bahwa penelitian ini memiliki banyak kekurangan dan perlu ditindaklanjuti. Penulis berharap agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perubahan-perubahan fonem lainnya, seperti yang terjadi pada proses infiks, sufiks bahasa Jepang-Indonesia. Berikut adalah kekurangan dalam penelitian ini dan dapat menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya.

1. Penelitian ini tidak membahas tentang perubahan fonem yang terjadi pada proses infiks, sufiks, dan konfiks. Selain itu tidak semua fonem pada bahasa Indonesia dibahas dalam penelitian ini.

2. Penelitian ini hanya membahas satu bidang morfofonemik, yaitu perubahan fonem saja. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti bidang morfofonemik lainnya seperti pergesaran fonem, pelesapan fonem, dan lain sebagainya.

3. Menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengkaji lebih dalam lagi pengontrasan perubahan-perubahan fonem yang terjadi selain pada proses morfologi lainnya.

(35)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

152

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. (2009). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Alwi, Hasan. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, Zainal dan Junaiyah. (2007). Morfologi (Bentuk, Makna, dan Fungsi). Jakarta: PT Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik . Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

Cahyono, Yudi.B. (1995). Kristal- Kristal Ilmu Bahasa, Surabaya: Airlangga University Press.

Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum, Jakarta : Rineka cipta.

Chamberlain, Basil Hall. (1898). A Hand Book of Qolloquial Japanese. Tokyo: Shuyeisha, Ichigaya.

Dahidi, Ahmad & Sudjianto. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Itô, Junko and Armin Mester. 1986. The phonology of voicing in Japanese: Theoretical consequences for morphological accessibility. Linguistic Inquiry 17. 49-73.

Kaji. (http://japanese.stackexchange.com/questions/15087/). (2014, 27 Maret).

-pronunciations. E-mail kepada Pikines.

(http://japanese.stackexchange.com/questions/15087/).

Kamui. (yahoo.com). (2004, 26 Juli). Help. E-mail kepada Arian I. (yahoo.com). Kobayashi, Yasuhide. (2006). Nihongo Fukugomeishi no Boinkoutai. Makalah

pada Bulletin of Hiroshima Jogakuin University, Hiroshima.

Koizumi, Tamotsu. (1993). Gengogakunyumon, Tokyo: Daishukan Shoten.

Kubozono, Haruo. (2005). “Rendaku: Its Domain and Linguistic Conditions”, dalam Voicing in Japanese, diedit oleh Jaroen van de Weijer dan Tetsuo Nishihara. Berlin: Mouton de Gruyter.

Kuster, Harold. (2004). “Vowel Alternation in Modern Japanese and Sonority “.

(36)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

153

Kridalaksana, Harimurti. (2007). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lyman, Benjamin Smith. (1894). Change from surd to sonant in Japanese compounds. Oriental Club of Philadelphia.

Makino, Seichi dan Michio Tsutsui. (2003). A Dictionary of Intermediate Japanese Grammar, Tokyo : The Japan Time, ltd.

Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muchtar, Muhizar. (2006). Morfologi ( kompilasi ), Medan: USU Press.

Muslich. Masnur. (2008). Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara.

Muhajir. (1984). Morfologi Dialek Jakarta, afiksasi dan reduplikasi. Jakarta: Djambatan.

Narbuko, Cholid dan H. Abu Achmadi. (1997). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Angkasa.

Nishfullayli, Sa’idatun. (2012). Analisis Kontrastif Makna Kosakata Emosi Malu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang. Tesis pada FIPB Universitas Indonesia: tidak diterbitkan.

Nomura, Masaki, 1992. Nihongo no Jiten ’ Kamus Bahasa Jepang’. Seiji Koike. Ono, Koji. (2004). “Nihongo no Boinyuugou to Boinkoutai”. Makalah dalam

J.Fac. Edu. Saga University Vol.9, 107-115.

Parera, J. Daniel. (2009). Morfologi Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka utama. Pateda. Mansoer. (1999). Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung: Angkasa.

Ramlan. (2009). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.

Rice, Keren. (1997). “Sequential Voicing, Postnasal Voicing, and Lyman’s Law Revisited. dalam Voicing in Japanese. dalam Voicing in Japanese, diedit oleh Jaroen van de Weijer dan Tetsuo Nishihara. Berlin: Mouton de Gruyter.

(37)

Rama ulun sundasewu, 2015

Analisis konstrastif perubahan fonem pada proses afikasi,reduflikasi,dan komposisi dalam bahasa jepang dan bahasa indonesia kajian morfofonemik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

154

Sarosa, Teguh. (2005). Proses Morfofonemik Afiksasi dalam Bahasa Indonesia. Tesis pada program pasca sarjana Universitas Gadjah Mada: tidak diterbitkan.

Sudaryanto. (1988). Metode Linguistik, Yokyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. (2009). Metodelogi penelitian Kuantitatif dan kualitatif, Bandung: CV. Alfa Beta.

Suparman, Tatang. (2008). Proses Morfologis dalam Bahasa Indonesia (Analisis Bahasa karya Samsuri). Penelitian untuk seminar di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran: tidak diterbitkan.

Sutedi, Dedi. (2003). Dasar- dasar Linguistik Bahasa Jepang, Bandung: Humaniora Utama press.

___________. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang, Bandung: Humaniora Utama press.

Suzuki, Daikichi. (1975). Tanoshii Nihongo no Bunpo, Tokyo: Kabushiki Kaisha. Tarigan, Henry. G. (2003). Pengajaran Morfologi, Bandung: Angkasa.

______________. (1988). Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, Bandung: Angkasa.

Tomisaka, Yoko. (1996). Nameraka Nihongo Kaiwa. Jepang: Aruku.

Vance, Timothy. (1987). “Rendaku in Inflected Words”, dalam Voicing in Japanese. dalam Voicing in Japanese, diedit oleh Jaroen van de Weijer dan Tetsuo Nishihara. Berlin: Mouton de Gruyter.

_____________. (2007). “Rendaku”, dalam Benjamin Smith Lyman and His Law. University of Arizona.

Verhaar. (2006). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wirjosoedarma, Soekono. (1985). Tatabahasa, Bahasa Indonesia (edisi Lengkap), Surabaya: Sinar Wijaya Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa anak usia balita (4—5 tahun) telah memperoleh fonem vokal dan konsonan serta silabel dalam bahasa Indonesianya sehingga

Adjektiva bahasa Inggris yang memiliki satu silabe dan dua silabe dengan bunyi akhir -er, -le, -y, -ow, dan -some mengalami proses afiksasi dengan penambahan

Kata menu dalam bahasa Inggris me- nunjukkan kepada bentuk jamak sehingga berakhiran /s/. Ketika diserap dalam ba- hasa Indonesia, konsonan /s/ tersebut di-

Proses reduplikasi tersebut menyebabkan tabitabi tidak mengalami perubahan bunyi walaupun awal kata pada komponen kedua merupakan konsonan /t/, karena di bagian

Tulisan ini berfokus pada pembentukan kata dan perubahan makna ism (nomina) yang mengalami variasi afiksasi-aglutinatif dari bentuk dasar verba (fi‟il) baik dari tiga,

Morfofonemik pada proses pengimbuhan ater-ater atau prefiks pan- pada kata dasar berawalan vokal /a/ yaitu aba, abdi, absah, abur, adol, adu dan ajar

Variasi dialek bahasa Bugis yang muncul di dua daerah pengamatan mengalami perbedaan fonologis yang terdiri dari proses perubahan fonem vokal, perubahan vonem konsonan, dan

Kata menu dalam bahasa Inggris me- nunjukkan kepada bentuk jamak sehingga berakhiran /s/. Ketika diserap dalam ba- hasa Indonesia, konsonan /s/ tersebut di-