KONTRIBUSI KECEPATAN DAN DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA (SPEED ENDURANCE) PADA ATLET UKM SEPAK BOLA
UPI
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Ilmu Keolahragaan
Oleh
Jamaluddin Malik 1104098
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
KONTRIBUSI KECEPATAN DAN DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA
(SPEED ENDURANCE) PADA ATLET UKM SEPAK BOLA UPI
Oleh
Jamaluddin Malik
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Sains pada Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan
© Jamaluddin Malik
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
ABSTRAK
KONTRIBUSI KECEPATAN DAN DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA
(SPEED ENDURANCE) PADA ATLET UKM SEPAK BOLA UPI
Jamaluddin Malik 1104098
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
Iman Imanudin¹ Nur Indri Rahayu²
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kontribusi kecepatan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI. Untuk menguji kontribusi daya tahan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI. Untuk menguji perbedaan kontribusi kecepatan dan daya tahan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 30 orang dengan penarikan sampel menggunakan Simple Random Sampling.
Untuk mengetahui dan menguji hipotesis, penulis menggunakan tes dan pengukuran sebagai alat pengumpul data dengan menggunakan instrumen tes lari 20 meter untuk kecepatan, 400 meter untuk stamina dan tes balke untuk daya tahan. Data-data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan pendekatan statistik dengan teknik analisis korelasi regresi sederhana dan independent sample t-test.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, diketahui bahwa kecepatan memberikan kontribusi sebesar 18,7% dan daya tahan sebesar 13,2%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kontribusi kecepatan dan daya tahan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI.
ABSTRACT
SPEED CONTRIBUTION AND DURABILITY OF STAMINA (SPEED ENDURANCE) ON ATHLETES OF STUDENT ACTIVITY UNIT FOOTBALL IN
UPI.
Jamaluddin Malik 1104098
Faculty of Physical Education and Health Indonesia University of Education
Iman Imanudin¹ Nur Indri Rahayu²
The purpose of this study is to examine the contribution of speed to stamina on athletes of student activity unit of football in UPI. To examine the contribution of resistance to the athlete's stamina of student activity unit of football in UPI. To test the difference in the contribution rate to the stamina and endurance in athletes of student activity unit of football in UPI.
The method that used in this research is descriptive method. The total sample is 30 people and using Simple Random Sampling.
To know and test the hypothesis, the authors use test and measurement as a means of collecting data using test instruments for speed run 20 meters, 400 meters to test Balke's stamina and endurance. The data obtained were processed and analyzed with a statistical approach with simple regression correlation analysis techniques and independent sample t-test.
Based on the results of data analysis and processing, it is known that the velocity contributed by 18.7% and by 13.2% durability. From these results it can be concluded that there is a difference in speed contributes to stamina and endurance in athletes of student activity unit of football in UPI.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS ... 9
A. Sepak Bola ... 9
B. Aspek-Aspek Latihan ... 17
C. Kondisi Fisik ... 22
D. Penelitian Yang Relevan ... 43
E. Kerangka Pemikiran ... 44
F. Posisi Teoritis ... 45
G. Hipotesis Penelitian ... 45
BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 46
A. Desain Penelitian ... 46
B. Partisipan ... 48
C. Populasi dan Sampel ... 48
D. Instrumen Penelitian ... 49
E. Prosedur Penelitian ... 49
F. Analisis Data ... 51
BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Deskripsi Data ... 53
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 65
A. Simpulan ... 65
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 68
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1. Tahapan Latihan Daya Tahan ... 30
2.2. Latihan Daya Tahan Anaerobik Alaktasit ... 38
2.3. Tentang Vo2max ... 42
2.4. Standardisasi Nilai Vo2max Cabang Olahraga Sepak Bola ... 43
4.1. Rata-Rata Hasil Tes Kecepatan, Stamina dan Daya Tahan ... 53
4.2. Hasil Penghitungan T-Score Tes Kecepatan ... 53
4.3. Hasil Penghitungan T-Score Tes Stamina ... 54
4.4. Hasil Penghitungan T-Score Daya Tahan ... 55
4.5. Hasil Uji Normalitas Tes Kecepatan, Stamina dan Daya Tahan ... 56
4.6. Hasil Uji Korelasi Kecepatan Dengan Stamina ... 57
4.7. Tabel Koefisien Regresi ... 58
4.8. Hasil Regresi (R Square) Kecepatan Dengan Stamina ... 58
4.9. Hasil Uji Korelasi Daya Tahan Dengan Stamina ... 59
4.10. Tabel Koefisien Regresi ... 60
4.11. Hasil Regresi (R Square) Daya Tahan Dengan Stamina ... 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Menendang Dengan Kaki Bagian Dalam (Inside) ... 11
2.2. Menendang Dengan Kaki Bagian Luar (Outside) ... 11
2.3. Menendang Dengan Punggung Kaki (Instep) ... 11
2.4. Menghentikan Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ... 12
2.5. Menghentikan Bola Dengan Kaki Bagian Luar ... 12
2.6. Menghentikan Bola Dengan Punggung Kaki ... 13
2.7. Menghentikan Bola Dengan Telapak Kaki ... 13
2.8. Menghentikan Bola Dengan Paha ... 13
2.9. Menghentikan Bola Dengan Dada ... 14
2.10. Menggiring Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ... 14
2.11. Menggiring Bola Dengan Kaki Bagian Luar ... 15
2.12. Menggiring Bola Dengan Menggunakan Punggung Kaki ... 15
2.13. Menyundul Bola Sambil Berdiri ... 15
2.14. Menyundul Bola Sambil Meloncat dan Melompat ... 16
2.15. Merampas Bola (Tackling) ... 16
2.16 Lari Sprint ... 26
2.17. Speed Ladder ... 28
2.18. Berlari Menggunakan Parasut ... 28
3.1. Desain Penelitian ... 46
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Data Hasil Tes ... 68
Lampiran 2. Output Hasil Penghitungan Rata-Rata Dan Uji Normalitas ... 69
Lampiran 3. Output Uji Korelasi Kecepatan Dengan Stamina ... 70
Lampiran 4. Output Uji Regresi Kecepatan Dengan Stamina ... 71
Lampiran 5. Output Uji Korelasi Daya Tahan Dengan Stamina ... 73
Lampiran 6. Output Uji Regresi Daya Tahan Dengan Stamina ... 74
Lampiran 7. Output Uji Perbedaan Kontribusi Kecepatan dan Daya Tahan ... 76
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian ... 77
Lampiran 9. Surat Balasan Dari UKM Sepak Bola UPI ... 78
Lampiran 10. Surat Penunjukkan Judul dan SK Pembimbing Skripsi ... 79
Lampiran 11. Buku Hasil Bimbingan Skripsi ... 81
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sepak bola merupakan olahraga yang dinamis dan menuntut kesiapan fisik
yang prima dengan dukungan teknik, taktik dan mental yang memadai.
Pergerakan pemain dalam pertandingan, baik dengan bola maupun tanpa bola
sangat cepat dan dengan berlari mencari celah-celah daerah yang dapat diterobos
untuk memasukan bola ke gawang. Kondisi ini berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, sehingga begitu menguras energi dan menyebabkan kelelahan.
Dengan demikian, seorang pemain sepak bola harus melakukan latihan fisik
dengan baik untuk menunjang kemampuan kondisi tubuhnya selama pertandingan
berlangsung.
Atlet akan dapat berprestasi apabila atlet tersebut memiliki kondisi fisik yang
baik. Untuk menunjang hal tersebut maka atlet harus melakukan dan menerapkan
proses latihan yang benar dan berkualitas yang sesuai dengan aspek-aspek dan norma latihan yang ada. Harsono (1988 hlm. 100) mengatakan bahwa “Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu
(a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, dan (d) latihan mental”.
Berdasarkan pendapat diatas sangat jelas bahwa ke empat aspek tersebut
merupakan hal terpenting bagi atlet untuk menunjang presatasi yang maksimal.
Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan prestasi atlet dalam
olahraga tidak ada jalan lain adalah dengan melakukan latihan. Seseorang yang
melakukan latihan dengan terus-menerus sudah tentu saja orang tersebut memiliki
kemampuan fisik yang baik pula, karena latihan fisik merupakan latihan yang
sangat penting bagi semua cabang olahraga yang bertujuan untuk membentuk
kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan
pencapaian suatu prestasi. Sajoto (dalam Imanudin, 2008, hlm. 66) mengatakan bahwa “Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai
2
Aspek yang menunjang presatsi seorang atlet tidak hanya dihasilkan dari
proses latihan fisik saja, melainkan ada latihan teknik yang tetap harus
diperhatikan juga. Sudrajat (dalam Imanudin, 2008, hlm. 68) menjelaskan bahwa “Teknik dasar merupakan keterampilan-keterampilan pokok yang harus dikuasai untuk dapat berprestasi tinggi”. Dari pendapat tersebut bahwa latihan teknik merupakan latihan sebagai dasar seorang atlet untuk mempermahir keterampilan
gerak dalam setiap cabang olahraga yang diperlukannya. Dengan demikian proses
latihan teknik merupakan proses belajar gerak yang secara khusus ditujukan untuk
menampilakn mutu dalam cabang olahraga yang dilakukannya.
Latihan fisik dan latihan teknik tidak akan berarti jika ke dua aspek tersebut
tidak diterapkan dalam suatu pertandingan. Maka agar bisa dikolaborasikan antara
latihan fisik dan latihan teknik perlu juga dilatih aspek latihan yang lainnya yang
diantaranya adalah latihan taktik. Latihan taktik adalah persiapan yang
berhubungan dengan kemungkinan adanya pola bertahan dan pola menyerang
dalam pertandingan. Oleh karena itu taktik didalam suatu pertandingan bisa
dilakukan dengan berhasil apabila atlet atau tim meiliki teknik yang bagus dan
fisik yang prima.
Memiliki aspek fisik, teknik, dan taktik seorang atlet tidak lantas mereka akan
mudah meraih presatsi yang tinggi apabila mereka tidak memiliki mental yang baik. Harsono (1988, hlm. 101) menjelskan bahwa “Psychological training adalah training guna mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama apabila atlet berada dalam suatu situasi stress yang komples”. Mental sangat memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi seorang atlet, sebab ketika seorang atlet
memiliki ketiga aspek tersebut tapi tidak didukung oleh mental yang baik, sangat
tidak mungkin atlet tersebut bisa mencapai prestasi yang tinggi. Disinilah peranan
mental yang harus selalu diberikan pada saat melakukan latihan.
Dari ke empat aspek tersebut harus dilakukan melalui proses latihan. Latihan
yang baik yaitu latihan yang sesuai dengan norma-norma yang ada dan proses
3
mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan”. Sistematis berarti pelatihan dilaksanakan secara
teratur, terencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis
berkesinambungan, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks, dari yang mudah
ke yang sukar, dari yang ringan ke yang berat.
Dari uraian diatas aspek latihan fisik (physical conditioning) memegang
peranan yang sangat penting untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesegaran jasamani (physical fitness). Program latihan kondisi fisik perlu
direncanakan secara sistematik agar hasil yang didapat oleh seorang atlet juga
kian hari semakin meningkat kemampuannya. Oleh karena itu keadaan kondisi
fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek yang lain seperti
peningkatan motivasi dalam bekerja, rasa percaya diri yang bertambah, semangat
kerja termasuk semangat dalam melakukan proses latihan.
Dalam melakukan proses latihan seorang pelatih harus memiliki wawasan
tentang bagaimana cara melatih yang baik dan benar. Sebagai contoh adalah
dalam cabang olahraga sepak bola. Sepak bola sudah sangat jelas membutuhkan
kondisi fisik yang sangat prima, sehingga seorang pelatih sebelum turun ke
lapangan untuk memberikan latihan harus memahami apa yang harus diberikan
selama proses latihan berlangsung. Pengetahuan yang harus dimiliki tersebut
diantaranya mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan komponen
kondisi fisik.
Sepak bola membutuhkan kelengkapan komponen kondisi fisik yang baik
agar pemain tersebut mampu mendapatkan prestasi yang lebih baik pula,
disamping seorang atlet menguasai teknik, taktik dan strategi. Berkenaan dengan
pembinaan kondisi fisik, kita perlu mengenal beberapa unsur kondisi fisik yang
perlu dilatih. Unsur pokok itu adalah kekuatan (strength), kelentukan, (flexibility),
kecepatan (speed), dan daya tahan (endurance). Dari ke empat komponen tersebut
diatas merupakan komponen kondisi fisik dasar yang perlu dilatih dan
4
perkembangan tubuh secara keseluruhan yang secara teratur harus ditambah dalam intensitasnya”.
Jika kita melihat penjelasan diatas maka kita berpandangan bahwa seorang
pemain sepak bola yang baru memulai karirnya diharuskan memiliki komponen
kondisi fisik dasar yang bagus, berbeda hal nya dengan pemain lanjutan yang
sudah mengarah ke arah level yang lebih tinggi maka pemain tersebut tidak
sekedar hanya memiliki komponen kondisi fisik dasar melainkan harus memiliki
juga komponen kondisi fisik lanjutan yang pada dasarnya komponen tersebut
dibentuk atas gabungan dari komponen kondisi fisik dasar pula. Adapun
(speed endurance) atau kebanyakan orang biasa menyebutnya dengan istilah stamina. Harsono (1988, hlm. 159) menjelaskan bahwa “Stamina adalah tingkatan daya tahan yang lebih tinggi derajatnya dari pada endurance”. Oleh karena itu stamina ini sangat diperlukan saat pemain sudah mengalami kelelahan saat
melakukan pertandingan. Jadi stamina merupakan komponen dimana seorang atlet
sudah mengalami kelelahan tetapi mereka masih bisa melakukan aktivitas latihan,
pertandingan sesuai porsi yang harus dia tempuh pada aktivitas tersebut dengan
baik.
Stamina dibentuk atas komponen kecepatan dan daya tahan. Artinya stamina
disini merupakan komponen lanjutan dari komponen fisik dasar kecepatan dan
daya tahan. Dalam cabang olahraga sepak bola kecepatan sangat dibutuhkan saat
melakukan latihan atau juga pada saat petandingan, dimana seorang pemain jika
tidak memiliki kecepatan mereka tidak bisa melakukan akselerasi dengan baik
saat melakukan penyerangan. Begitu juga saat menjaga pertahanan dari serangan
lawan kecepatan benar-benar sangat diperlukan. Kecepatan ini merupakan salah
-5
gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya”.
Selain komponen kecepatan, daya tahan juga sangat berperan dalam
pembentukan stamina. Pada tahap persiapan umum suatu program latihan tidak
terlepas dari pembentukan komponen daya tahan yang baik, karena pada tahap ini
merupakan pondasi untuk keberlangsungan pada tahap berikutnya. Latihan-latihan
untuk mengembangkan daya tahan haruslah sesuai dengan batasan yang sudah
ada, yaitu bahwa latihan daya tahan harus berlangsung untuk waktu yang lama.
Terkait dengan hal tersebut defini tentang daya tahan menurut Harre;bauersfeld,
dan Schrouter, Yansen serta Zimmermann yang dikutip oleh Dikdik Zafar Sidik
(2010, hlm. 46) adalah sebagai berikut:
Daya tahan yaitu “kemampuan melawan kelelahan” sedangkan Letzelter
menambahkan daya tahan adalah kemampuan melawan kelelahan, yang terlihat
dengan kemampuan melakukan repetisi jumlah yang banyak disertai dengan
pemulihan yang cepat. Karena pengertian daya tahan digolongkan sebagai faktor
fisik yang menentukan prestasi.
Dapat ditarik keimpulan dari penjelasan diatas bahwa daya tahan kecepatan
(speed endurance) atau stamina dibentuk dari kedua komponen kondisi fisik dasar
yaitu kecepatan dan daya tahan. Selanjutnya dari penelitian yang sudah dilakukan
yang temanya membahas tentang daya tahan kecepatan atau stamina belum ada
yang menyebutkan atau mengetahui besarnya kontribusi kecepatan dan daya tahan
terhadap stamina tersebut. Maka dari itu disini penulis tertarik untuk meneliti dan
ingin mengetahui kontribusi serta gambaran dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian penulis mengusung judul “KONTRIBUSI KECEPATAN DAN
DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA (SPEED ENDURANCE) PADA
6
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian
dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana gambaran kecepatan terhadap stamina pada atlet UKM
sepak bola UPI?
2. Bagaimana gambaran daya tahan terhadap stamina pada atlet UKM
sepak bola UPI?
3. Bagaimana gambaran stamina atlet UKM sepak bola UPI?
4. Apakah terdapat kontribusi kecepatan terhadap stamina pada atlet
UKM sepak bola UPI?
5. Apakah terdapat kontribusi daya tahan terhadap stamina pada atlet
UKM sepak bola UPI?
6. Apakah terdapat perbedaan kontribusi antara kecepatan dan daya
tahan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran kecepatan terhadap stamina pada atlet
UKM sepak bola UPI.
2. Untuk mengetahui gambaran daya tahan terhadap stamina pada atlet
UKM sepak bola UPI.
3. Untuk mengetahui gambaran stamina atlet UKM sepak bola UPI.
4. Untuk menguji kontribusi kecepatan terhadap stamina pada atlet UKM
sepak bola UPI.
5. Untuk menguji kontribusi daya tahan terhadap stamina pada atlet
UKM sepak bola UPI.
6. Untuk menguji perbedaan kontribusi kecepatan dan daya tahan
7
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian 1. Bagi Akademisi
Sebagai informasi ilmiah bagi insan olahraga terutama bagi para atlet atau
pelatih dan pihak yang berkompeten dalam cabang olahraga sepakbola
perihal kontribusi kecepatan dan daya tahan terhadap stamina.
2. Bagi Kecabangan
Dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih cabang olahraga sebagai acuan
untuk menentukan program latihan selanjutnya demi menunjang prestasi
yang lebih optimal.
3. Umum
Dapat memberikan informasi dan wawasan yang berarti bagi
perkembangan ilmu pengetahuan tentang dunia olahraga khususnya
olahraga permainan diantaranya permainan sepakbola.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Pada bagian ini akan dibahas tentang struktur organisasi yang ada pada
bagian proposal penelitian ini. Adapun bagian-bagian yang akan dibahas adalah
sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini membahas inti dari bagian yang akan kita bahas pada bab
selanjutnya. Adapun struktur yang ada pada bab I ini adalah:
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
8
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS
Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dan relevan
terhadap penelitian yang akan diajukan. Teori tersebut tidak sembarangan
untuk dicantumkan melainkan harus sesuai dengan dalil-dalil atau hukum
yang sudah tercantum atas permasalahan yang akan diajukan.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Pada bagian ini membahas tentang alur dari mulai awal melakukan
penelitian sampai akhir penelitian serta instrumen yang akan digunakan
harus sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan. Adapun pada bagian
ini antara lain:
A. Desain Penelitian
B. Partisipan
C. Populasi dan Sampel
D. Instrumen Penelitian
E. Prosedur Penelitian
F. Analisis Data
4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian BAB IV ini akan membahas keseluruhan yang menjadi
permasalahan dan temuan-temuan yang didapat yang sesuai dengan
penelitian yang diajukan.
5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Bagian ini dapat menyimpulkan dari mulai awal melakukan penelitian
sampai akhir penelitian dan bisa diajukan untuk dimanfaatkan hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode
dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini
berarti metode penelitian mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan korelasi dan regresi.
Arikunto (dalam skripsi Muhammad Yusep, 2009, hlm. 34) mengungkapkan “Metode deskriptif merupakan metode penellitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Adapun desain yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan
paradigma ganda dengan dua variabel independen. Paradigma tersebut digunakan
untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y. Begitu juga dengan
penelitian ini yaitu akan mencari seberapa besar kontribusi dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen, maka dapat digunakan
paradigma tersebut, karena regresi akan mengetahui seberapa besar pengaruh
sedangkan korelasi hanya mengetahui keeratan hubungan. Adapun desain tersebut
dapat ditunjukan oleh gambar 3.1.
r1
R
r2
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Sumber: Prof. Dr. Sugiyono
Y
47
Keterangan :
X1 = Kecepatan
X2 = Daya Tahan
Y = Stamina
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.2. Langkah-langkah Penelitian Populasi
Sampel
Kecepatan, Stamina, Daya Tahan
Kesimpulan Analisis Data
Data
48
B. Partisipan
Pada penelitian ini partisipan yang terlibat adalah mahasiswa FPOK yang
mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepak bola yang berjumlah 50 orang
dan yang dijadikan sampel sebanyak 30 orang berjenis kelamin laki-laki. Sampel
tersebut memiliki rata-rata usia 19 tahun, tinggi badan 170 cm, dan berat badan 61
kg.
Adapun penelitian ini akan dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Jumat, 5 Juni 2015
Waktu : Pukul 14.00 WIB s.d selesai
Tempat : Stadion Sepak Bola Bumi Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hlm. 117).
Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa FPOK yang
masih aktif.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada di pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu (Sugiyono, 2014, hlm. 118). Roscoe (dalam Sugiyono, 2014,
hlm. 131) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian,
diantaranya adalah: Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariat (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10
kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dengan demikian penelitian ini terdapat 3
variabel (2 independen dan 1 dependen), maka jumlah anggota sampel yang akan
49
Adapun teknik pengambilan sampel yang diusung oleh peneliti adalah
dengan menggunakan simple random sampling. Alasan pengambilan teknik
tersebut karena dari jumlah keseluruhan anggota UKM sepak bola tersebut
memiliki kesempatan yang sama besar atas dasar rutinnya melakukan latihan.
“Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
(Sugiyono, 2014, hlm. 120).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan
instrumen sebagai berikut:
1. Untuk tes kecepatan akan menggunakan tes lari dengan jarak 20 meter.
2. Untuk tes daya tahan akan menggunakan tes lari 15 menit (balke tes)
yang telah dirancang oleh Bruno Balke.
3. Sedangkan untuk mengukur stamina dapat digunakan tes lari dengan
jarak 400 meter.
E. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini terdapat tiga alat instrumen yang akan dilaksanakan,
dari masing-masing instrumen tersebut ada prosedur yang harus dilaksanakan agar
dalam pengambilan data terstruktur dengan rapih. Adapun prosedur yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tes Lari 20 Meter
Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengetes kecepatan
Alat dan Fasilitas:
Lapangan datar jarak minimal 40 meter, dibatasi garis start dan garis finish jarak 20 meter dan lebar 1.22 meter.
50
Pelaksanaan:
Dengan aba-aba “Siap” testee siap lari dengan start berdiri, setelah
aba-aba “Ya” bersamaan bendera start diangkat, testee lari secepat
-cepatnya menempuh jarak 20 meter sampai melewati garis finish.
Kecepatan lari dihitung dari saat bendera diangkat sampai pelari melewati garis finish.
Kecepatan dicatat sampai dengan 0,1 detik, bila memungkinkan
dicatat sampai dengan 0,01 detik.
Lakukan tes lari tersebut dua kali, setelah berselang satu kali pelari
berikutnya/ kelompok lari berikutnya dan kecepatan lari yang terbaik
yang dihitung.
2. Tes Lari 15 Menit (Balke Test)
Tujuan: Untuk mengukur kebugaran jasmani atau juga Vo2max seseorang.
Alat dan Fasilitas:
Lapangan atau lintasan lari yang jaraknya jelas atau tidak terlalu jauh
(satu keliling 400 meter).
Penanda jarak atau bendera kecil untuk menandai jarak lintasan. Stopwatch atau alat pengukur waktu dalam satuan menit.
Pelaksanaan:
Peserta tes berdiri digaris start dan bersiap untuk berlari
secepat-cepatnya selama 15 menit.
Bersamaan dengan aba-aba “Ya” peserta tes mulai berlari dengan
pencatat waktu mulai meng-On kan stopwatch.
Selama waktu 15 menit, pengetes memberi aba-aba berhenti, dimana
bersamaan dengan itu stopwatch dimatikan dan peserta menancapkan
bendera yang telah disiapkan sebagai penanda jarak yang telah
ditempuhnya.
51
3. Tes Lari 400 Meter (Daya Tahan Kecepatan/ Stamina)
Tujuan: Untuk mengetahui kapasitas daya tahan kecepatan/ stamina
seorang atlet.
Alat dan Fasilitas:
Lintasan dengan jarak 400 meter. Peluit
Stopwatch Bendera start Alat tulis
Pelaksanaan:
Tempatkan kerucut/ cone setiap 50 meter disekitar lintasan 400 meter. Peserta tes berdiri dibelakang garis start.
Bersamaan dengan aba-aba “Ya” peserta tes mulai berlari secepat
mungkin sepanjang jarak 400 meter.
Pencatat bersiap untuk mencatat waktu yang ditempuh peserta tes.
F. Analisis Data
Teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan penghitungan
komputerisasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0
for windows. Selanjutnya data yang dianalisis pada penelitian ini adalah
kontribusi dari kedua komponen yaitu kecepatan dan daya tahan terhadap stamina
(speed endurance). Mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan
memiliki satuan yang berbeda, maka perlu disamakan dulu satuan ukurannya
sehinggan lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
Dengan demikian data mentah diubah menjadi data yang standard (T
skor). Analisis selanjutnya adalah uji normalitas untuk menentukan sifat distribusi
data. Analisis uji ini menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov
Z. Uji statistik ini biasa digunakan untuk menentukan normalitas suatu kumpulan
52
Oleh karena itu, setelah melakukan uji normalitas maka selanjutnya akan
dilakukan uji korelasi. Uji korelasi bertujuan untuk mengukur keeratan hubungan
antara dua variabel X dan Y (kecepatan terhadap stamina dan daya tahan terhadap
stamina). Kemudian selanjutnya data akan dihitung menggunakan Analisis
Regresi Sederhana (Simple Regression). Analisis regresi ini ditujukan untuk
mengetahui pengaruh independent variabel terhadap dependent variabel dan
bagaimana kriterium dependent variabel dapat diprediksikan melalui predictor,
secara individual (parsial) ataupun bersama-sama (simultan).
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan kontribusi dari kedua variabel
tersebut maka dapat digunakan uji statistik Independent Sample T-Test. Uji ini
bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok, yaitu kontribusi dari
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian, pengujian
hipotesis, serta hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
maka pada bab ini peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat kontribusi antara kecepatan dengan stamina pada atlet UKM
sepak bola UPI.
2. Terdapat kontribusi antara daya tahan dengan stamina pada atlet UKM
sepak bola UPI.
3. Terdapat perbedaan kontribusi antara kecepatan dan daya tahan terhadap
stamina pada atlet UKM sepak bola UPI.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan pada penelitian yang disebut dalam bab sebelumnya dan
simpulan hasil penelitian maka selanjutnya dikemukakan beberapa implikasi dan
rekomendasi sebagai berikut:
1. Diharapkan adanya penelitian yang lebih lanjut tentang kontribusi
kecepatan dan daya tahan terhadap stamina (speed endurance) pada elite
athlete cabang olahraga sepak bola.
2. Dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih UKM sepak bola di lingkungan
Universitas bahwa untuk melatih daya tahan kecepatan (speed endurance)
harus lebih banyak dilatih komponen kecepatannya dibanding komponen
daya tahan.
3. Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, tenaga dan hasil yang didapat
pada penelitian ini, sebaiknya ditindak lanjuti dengan penelitian terkait
atau serupa dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S. (2013). Survey teknik dasar dan kondisi fisik pada siswa sekolah sepak
bola (SSB) se kabupaten demak tahun 2012. (skripsi). FIK.
Universitas Negeri Semarang.
Asidik, D. (2015). Dampak penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan
kemampuan daya tahan kecepatan (speed endurance). (skripsi).
FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.
Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta:
Tambak Kusuma.
Harsono. (2001). Latihan kondisi fisik. Bandung: Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.
Harsono. (2007). Teori dan metodologi pelatihan. Bandung. Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.
Imanudin, I. (2008). Modul ilmu kepelatihan olahraga. Bandung: FPOK
Universitas Pendidikan Indonesia.
Kardjono. (2008). Modul Pembinaan kondisi fisik. Bandung. FPOK Universitas
Pendidikan Indonesia.
Kebugaran. (2011). Tes jalan lari 15 menit [Online]. Tersedia di
http://kebugaran.wordpress.com [Diakses 3 April 2015]
Luxbacher, Joseph. (2011). Sepakbola. Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Sport.
Mackenzie, B. (2005). 101 performance evaluation tests. London.
Nurhasan, (2014). Modul tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: FPOK
Universitas Pendidikan Indonesia.
Purnama, J. (2010). Perbandingan validitas dan reliabilitas antara bleep test
dengan balke test pada atlet sepakbola. (Skripsi). FPOK,
67
Sidik, D. (2011). Modul pembinaan kondisi fisik dasar dan lanjutan. Bandung:
FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Sucipto dkk. (2000) Sepak bola. DEPDIKBUD. DIRJEN Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian, kuantitatif, kualitatif dan kombinasi (mixed
methods). Bandung: Alfabeta.
Suherman, A. & Indri Rahayu, N. (2012). Modul statistika untuk ilmu