• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA (SPEED ENDURANCE) PADA ATLET UKM SEPAK BOLA UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KECEPATAN DAN DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA (SPEED ENDURANCE) PADA ATLET UKM SEPAK BOLA UPI."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA (SPEED ENDURANCE) PADA ATLET UKM SEPAK BOLA

UPI

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Ilmu Keolahragaan

Oleh

Jamaluddin Malik 1104098

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA

(SPEED ENDURANCE) PADA ATLET UKM SEPAK BOLA UPI

Oleh

Jamaluddin Malik

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Sains pada Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan

© Jamaluddin Malik

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(3)
(4)

ABSTRAK

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA

(SPEED ENDURANCE) PADA ATLET UKM SEPAK BOLA UPI

Jamaluddin Malik 1104098

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Iman Imanudin¹ Nur Indri Rahayu²

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kontribusi kecepatan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI. Untuk menguji kontribusi daya tahan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI. Untuk menguji perbedaan kontribusi kecepatan dan daya tahan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 30 orang dengan penarikan sampel menggunakan Simple Random Sampling.

Untuk mengetahui dan menguji hipotesis, penulis menggunakan tes dan pengukuran sebagai alat pengumpul data dengan menggunakan instrumen tes lari 20 meter untuk kecepatan, 400 meter untuk stamina dan tes balke untuk daya tahan. Data-data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan pendekatan statistik dengan teknik analisis korelasi regresi sederhana dan independent sample t-test.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, diketahui bahwa kecepatan memberikan kontribusi sebesar 18,7% dan daya tahan sebesar 13,2%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kontribusi kecepatan dan daya tahan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI.

(5)

ABSTRACT

SPEED CONTRIBUTION AND DURABILITY OF STAMINA (SPEED ENDURANCE) ON ATHLETES OF STUDENT ACTIVITY UNIT FOOTBALL IN

UPI.

Jamaluddin Malik 1104098

Faculty of Physical Education and Health Indonesia University of Education

Iman Imanudin¹ Nur Indri Rahayu²

The purpose of this study is to examine the contribution of speed to stamina on athletes of student activity unit of football in UPI. To examine the contribution of resistance to the athlete's stamina of student activity unit of football in UPI. To test the difference in the contribution rate to the stamina and endurance in athletes of student activity unit of football in UPI.

The method that used in this research is descriptive method. The total sample is 30 people and using Simple Random Sampling.

To know and test the hypothesis, the authors use test and measurement as a means of collecting data using test instruments for speed run 20 meters, 400 meters to test Balke's stamina and endurance. The data obtained were processed and analyzed with a statistical approach with simple regression correlation analysis techniques and independent sample t-test.

Based on the results of data analysis and processing, it is known that the velocity contributed by 18.7% and by 13.2% durability. From these results it can be concluded that there is a difference in speed contributes to stamina and endurance in athletes of student activity unit of football in UPI.

(6)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB IIKAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS ... 9

A. Sepak Bola ... 9

B. Aspek-Aspek Latihan ... 17

C. Kondisi Fisik ... 22

D. Penelitian Yang Relevan ... 43

E. Kerangka Pemikiran ... 44

F. Posisi Teoritis ... 45

G. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 46

A. Desain Penelitian ... 46

B. Partisipan ... 48

C. Populasi dan Sampel ... 48

D. Instrumen Penelitian ... 49

E. Prosedur Penelitian ... 49

F. Analisis Data ... 51

BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi Data ... 53

(7)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 65

A. Simpulan ... 65

B. Implikasi dan Rekomendasi ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 68

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1. Tahapan Latihan Daya Tahan ... 30

2.2. Latihan Daya Tahan Anaerobik Alaktasit ... 38

2.3. Tentang Vo2max ... 42

2.4. Standardisasi Nilai Vo2max Cabang Olahraga Sepak Bola ... 43

4.1. Rata-Rata Hasil Tes Kecepatan, Stamina dan Daya Tahan ... 53

4.2. Hasil Penghitungan T-Score Tes Kecepatan ... 53

4.3. Hasil Penghitungan T-Score Tes Stamina ... 54

4.4. Hasil Penghitungan T-Score Daya Tahan ... 55

4.5. Hasil Uji Normalitas Tes Kecepatan, Stamina dan Daya Tahan ... 56

4.6. Hasil Uji Korelasi Kecepatan Dengan Stamina ... 57

4.7. Tabel Koefisien Regresi ... 58

4.8. Hasil Regresi (R Square) Kecepatan Dengan Stamina ... 58

4.9. Hasil Uji Korelasi Daya Tahan Dengan Stamina ... 59

4.10. Tabel Koefisien Regresi ... 60

4.11. Hasil Regresi (R Square) Daya Tahan Dengan Stamina ... 61

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Menendang Dengan Kaki Bagian Dalam (Inside) ... 11

2.2. Menendang Dengan Kaki Bagian Luar (Outside) ... 11

2.3. Menendang Dengan Punggung Kaki (Instep) ... 11

2.4. Menghentikan Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ... 12

2.5. Menghentikan Bola Dengan Kaki Bagian Luar ... 12

2.6. Menghentikan Bola Dengan Punggung Kaki ... 13

2.7. Menghentikan Bola Dengan Telapak Kaki ... 13

2.8. Menghentikan Bola Dengan Paha ... 13

2.9. Menghentikan Bola Dengan Dada ... 14

2.10. Menggiring Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ... 14

2.11. Menggiring Bola Dengan Kaki Bagian Luar ... 15

2.12. Menggiring Bola Dengan Menggunakan Punggung Kaki ... 15

2.13. Menyundul Bola Sambil Berdiri ... 15

2.14. Menyundul Bola Sambil Meloncat dan Melompat ... 16

2.15. Merampas Bola (Tackling) ... 16

2.16 Lari Sprint ... 26

2.17. Speed Ladder ... 28

2.18. Berlari Menggunakan Parasut ... 28

3.1. Desain Penelitian ... 46

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Data Hasil Tes ... 68

Lampiran 2. Output Hasil Penghitungan Rata-Rata Dan Uji Normalitas ... 69

Lampiran 3. Output Uji Korelasi Kecepatan Dengan Stamina ... 70

Lampiran 4. Output Uji Regresi Kecepatan Dengan Stamina ... 71

Lampiran 5. Output Uji Korelasi Daya Tahan Dengan Stamina ... 73

Lampiran 6. Output Uji Regresi Daya Tahan Dengan Stamina ... 74

Lampiran 7. Output Uji Perbedaan Kontribusi Kecepatan dan Daya Tahan ... 76

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian ... 77

Lampiran 9. Surat Balasan Dari UKM Sepak Bola UPI ... 78

Lampiran 10. Surat Penunjukkan Judul dan SK Pembimbing Skripsi ... 79

Lampiran 11. Buku Hasil Bimbingan Skripsi ... 81

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sepak bola merupakan olahraga yang dinamis dan menuntut kesiapan fisik

yang prima dengan dukungan teknik, taktik dan mental yang memadai.

Pergerakan pemain dalam pertandingan, baik dengan bola maupun tanpa bola

sangat cepat dan dengan berlari mencari celah-celah daerah yang dapat diterobos

untuk memasukan bola ke gawang. Kondisi ini berlangsung dalam waktu yang

cukup lama, sehingga begitu menguras energi dan menyebabkan kelelahan.

Dengan demikian, seorang pemain sepak bola harus melakukan latihan fisik

dengan baik untuk menunjang kemampuan kondisi tubuhnya selama pertandingan

berlangsung.

Atlet akan dapat berprestasi apabila atlet tersebut memiliki kondisi fisik yang

baik. Untuk menunjang hal tersebut maka atlet harus melakukan dan menerapkan

proses latihan yang benar dan berkualitas yang sesuai dengan aspek-aspek dan norma latihan yang ada. Harsono (1988 hlm. 100) mengatakan bahwa “Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu

(a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, dan (d) latihan mental”.

Berdasarkan pendapat diatas sangat jelas bahwa ke empat aspek tersebut

merupakan hal terpenting bagi atlet untuk menunjang presatasi yang maksimal.

Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan prestasi atlet dalam

olahraga tidak ada jalan lain adalah dengan melakukan latihan. Seseorang yang

melakukan latihan dengan terus-menerus sudah tentu saja orang tersebut memiliki

kemampuan fisik yang baik pula, karena latihan fisik merupakan latihan yang

sangat penting bagi semua cabang olahraga yang bertujuan untuk membentuk

kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan

pencapaian suatu prestasi. Sajoto (dalam Imanudin, 2008, hlm. 66) mengatakan bahwa “Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai

(12)

2

Aspek yang menunjang presatsi seorang atlet tidak hanya dihasilkan dari

proses latihan fisik saja, melainkan ada latihan teknik yang tetap harus

diperhatikan juga. Sudrajat (dalam Imanudin, 2008, hlm. 68) menjelaskan bahwa “Teknik dasar merupakan keterampilan-keterampilan pokok yang harus dikuasai untuk dapat berprestasi tinggi”. Dari pendapat tersebut bahwa latihan teknik merupakan latihan sebagai dasar seorang atlet untuk mempermahir keterampilan

gerak dalam setiap cabang olahraga yang diperlukannya. Dengan demikian proses

latihan teknik merupakan proses belajar gerak yang secara khusus ditujukan untuk

menampilakn mutu dalam cabang olahraga yang dilakukannya.

Latihan fisik dan latihan teknik tidak akan berarti jika ke dua aspek tersebut

tidak diterapkan dalam suatu pertandingan. Maka agar bisa dikolaborasikan antara

latihan fisik dan latihan teknik perlu juga dilatih aspek latihan yang lainnya yang

diantaranya adalah latihan taktik. Latihan taktik adalah persiapan yang

berhubungan dengan kemungkinan adanya pola bertahan dan pola menyerang

dalam pertandingan. Oleh karena itu taktik didalam suatu pertandingan bisa

dilakukan dengan berhasil apabila atlet atau tim meiliki teknik yang bagus dan

fisik yang prima.

Memiliki aspek fisik, teknik, dan taktik seorang atlet tidak lantas mereka akan

mudah meraih presatsi yang tinggi apabila mereka tidak memiliki mental yang baik. Harsono (1988, hlm. 101) menjelskan bahwa “Psychological training adalah training guna mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama apabila atlet berada dalam suatu situasi stress yang komples”. Mental sangat memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi seorang atlet, sebab ketika seorang atlet

memiliki ketiga aspek tersebut tapi tidak didukung oleh mental yang baik, sangat

tidak mungkin atlet tersebut bisa mencapai prestasi yang tinggi. Disinilah peranan

mental yang harus selalu diberikan pada saat melakukan latihan.

Dari ke empat aspek tersebut harus dilakukan melalui proses latihan. Latihan

yang baik yaitu latihan yang sesuai dengan norma-norma yang ada dan proses

(13)

3

mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai

sasaran yang telah ditentukan”. Sistematis berarti pelatihan dilaksanakan secara

teratur, terencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis

berkesinambungan, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks, dari yang mudah

ke yang sukar, dari yang ringan ke yang berat.

Dari uraian diatas aspek latihan fisik (physical conditioning) memegang

peranan yang sangat penting untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat

kesegaran jasamani (physical fitness). Program latihan kondisi fisik perlu

direncanakan secara sistematik agar hasil yang didapat oleh seorang atlet juga

kian hari semakin meningkat kemampuannya. Oleh karena itu keadaan kondisi

fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek yang lain seperti

peningkatan motivasi dalam bekerja, rasa percaya diri yang bertambah, semangat

kerja termasuk semangat dalam melakukan proses latihan.

Dalam melakukan proses latihan seorang pelatih harus memiliki wawasan

tentang bagaimana cara melatih yang baik dan benar. Sebagai contoh adalah

dalam cabang olahraga sepak bola. Sepak bola sudah sangat jelas membutuhkan

kondisi fisik yang sangat prima, sehingga seorang pelatih sebelum turun ke

lapangan untuk memberikan latihan harus memahami apa yang harus diberikan

selama proses latihan berlangsung. Pengetahuan yang harus dimiliki tersebut

diantaranya mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan komponen

kondisi fisik.

Sepak bola membutuhkan kelengkapan komponen kondisi fisik yang baik

agar pemain tersebut mampu mendapatkan prestasi yang lebih baik pula,

disamping seorang atlet menguasai teknik, taktik dan strategi. Berkenaan dengan

pembinaan kondisi fisik, kita perlu mengenal beberapa unsur kondisi fisik yang

perlu dilatih. Unsur pokok itu adalah kekuatan (strength), kelentukan, (flexibility),

kecepatan (speed), dan daya tahan (endurance). Dari ke empat komponen tersebut

diatas merupakan komponen kondisi fisik dasar yang perlu dilatih dan

(14)

4

perkembangan tubuh secara keseluruhan yang secara teratur harus ditambah dalam intensitasnya”.

Jika kita melihat penjelasan diatas maka kita berpandangan bahwa seorang

pemain sepak bola yang baru memulai karirnya diharuskan memiliki komponen

kondisi fisik dasar yang bagus, berbeda hal nya dengan pemain lanjutan yang

sudah mengarah ke arah level yang lebih tinggi maka pemain tersebut tidak

sekedar hanya memiliki komponen kondisi fisik dasar melainkan harus memiliki

juga komponen kondisi fisik lanjutan yang pada dasarnya komponen tersebut

dibentuk atas gabungan dari komponen kondisi fisik dasar pula. Adapun

(speed endurance) atau kebanyakan orang biasa menyebutnya dengan istilah stamina. Harsono (1988, hlm. 159) menjelaskan bahwa “Stamina adalah tingkatan daya tahan yang lebih tinggi derajatnya dari pada endurance”. Oleh karena itu stamina ini sangat diperlukan saat pemain sudah mengalami kelelahan saat

melakukan pertandingan. Jadi stamina merupakan komponen dimana seorang atlet

sudah mengalami kelelahan tetapi mereka masih bisa melakukan aktivitas latihan,

pertandingan sesuai porsi yang harus dia tempuh pada aktivitas tersebut dengan

baik.

Stamina dibentuk atas komponen kecepatan dan daya tahan. Artinya stamina

disini merupakan komponen lanjutan dari komponen fisik dasar kecepatan dan

daya tahan. Dalam cabang olahraga sepak bola kecepatan sangat dibutuhkan saat

melakukan latihan atau juga pada saat petandingan, dimana seorang pemain jika

tidak memiliki kecepatan mereka tidak bisa melakukan akselerasi dengan baik

saat melakukan penyerangan. Begitu juga saat menjaga pertahanan dari serangan

lawan kecepatan benar-benar sangat diperlukan. Kecepatan ini merupakan salah

(15)

-5

gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya”.

Selain komponen kecepatan, daya tahan juga sangat berperan dalam

pembentukan stamina. Pada tahap persiapan umum suatu program latihan tidak

terlepas dari pembentukan komponen daya tahan yang baik, karena pada tahap ini

merupakan pondasi untuk keberlangsungan pada tahap berikutnya. Latihan-latihan

untuk mengembangkan daya tahan haruslah sesuai dengan batasan yang sudah

ada, yaitu bahwa latihan daya tahan harus berlangsung untuk waktu yang lama.

Terkait dengan hal tersebut defini tentang daya tahan menurut Harre;bauersfeld,

dan Schrouter, Yansen serta Zimmermann yang dikutip oleh Dikdik Zafar Sidik

(2010, hlm. 46) adalah sebagai berikut:

Daya tahan yaitu “kemampuan melawan kelelahan” sedangkan Letzelter

menambahkan daya tahan adalah kemampuan melawan kelelahan, yang terlihat

dengan kemampuan melakukan repetisi jumlah yang banyak disertai dengan

pemulihan yang cepat. Karena pengertian daya tahan digolongkan sebagai faktor

fisik yang menentukan prestasi.

Dapat ditarik keimpulan dari penjelasan diatas bahwa daya tahan kecepatan

(speed endurance) atau stamina dibentuk dari kedua komponen kondisi fisik dasar

yaitu kecepatan dan daya tahan. Selanjutnya dari penelitian yang sudah dilakukan

yang temanya membahas tentang daya tahan kecepatan atau stamina belum ada

yang menyebutkan atau mengetahui besarnya kontribusi kecepatan dan daya tahan

terhadap stamina tersebut. Maka dari itu disini penulis tertarik untuk meneliti dan

ingin mengetahui kontribusi serta gambaran dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian penulis mengusung judul “KONTRIBUSI KECEPATAN DAN

DAYA TAHAN TERHADAP STAMINA (SPEED ENDURANCE) PADA

(16)

6

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian

dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana gambaran kecepatan terhadap stamina pada atlet UKM

sepak bola UPI?

2. Bagaimana gambaran daya tahan terhadap stamina pada atlet UKM

sepak bola UPI?

3. Bagaimana gambaran stamina atlet UKM sepak bola UPI?

4. Apakah terdapat kontribusi kecepatan terhadap stamina pada atlet

UKM sepak bola UPI?

5. Apakah terdapat kontribusi daya tahan terhadap stamina pada atlet

UKM sepak bola UPI?

6. Apakah terdapat perbedaan kontribusi antara kecepatan dan daya

tahan terhadap stamina pada atlet UKM sepak bola UPI?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran kecepatan terhadap stamina pada atlet

UKM sepak bola UPI.

2. Untuk mengetahui gambaran daya tahan terhadap stamina pada atlet

UKM sepak bola UPI.

3. Untuk mengetahui gambaran stamina atlet UKM sepak bola UPI.

4. Untuk menguji kontribusi kecepatan terhadap stamina pada atlet UKM

sepak bola UPI.

5. Untuk menguji kontribusi daya tahan terhadap stamina pada atlet

UKM sepak bola UPI.

6. Untuk menguji perbedaan kontribusi kecepatan dan daya tahan

(17)

7

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian 1. Bagi Akademisi

Sebagai informasi ilmiah bagi insan olahraga terutama bagi para atlet atau

pelatih dan pihak yang berkompeten dalam cabang olahraga sepakbola

perihal kontribusi kecepatan dan daya tahan terhadap stamina.

2. Bagi Kecabangan

Dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih cabang olahraga sebagai acuan

untuk menentukan program latihan selanjutnya demi menunjang prestasi

yang lebih optimal.

3. Umum

Dapat memberikan informasi dan wawasan yang berarti bagi

perkembangan ilmu pengetahuan tentang dunia olahraga khususnya

olahraga permainan diantaranya permainan sepakbola.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Pada bagian ini akan dibahas tentang struktur organisasi yang ada pada

bagian proposal penelitian ini. Adapun bagian-bagian yang akan dibahas adalah

sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini membahas inti dari bagian yang akan kita bahas pada bab

selanjutnya. Adapun struktur yang ada pada bab I ini adalah:

A. Latar Belakang Penelitian

B. Rumusan Masalah Penelitian

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

(18)

8

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS

Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dan relevan

terhadap penelitian yang akan diajukan. Teori tersebut tidak sembarangan

untuk dicantumkan melainkan harus sesuai dengan dalil-dalil atau hukum

yang sudah tercantum atas permasalahan yang akan diajukan.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Pada bagian ini membahas tentang alur dari mulai awal melakukan

penelitian sampai akhir penelitian serta instrumen yang akan digunakan

harus sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan. Adapun pada bagian

ini antara lain:

A. Desain Penelitian

B. Partisipan

C. Populasi dan Sampel

D. Instrumen Penelitian

E. Prosedur Penelitian

F. Analisis Data

4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian BAB IV ini akan membahas keseluruhan yang menjadi

permasalahan dan temuan-temuan yang didapat yang sesuai dengan

penelitian yang diajukan.

5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Bagian ini dapat menyimpulkan dari mulai awal melakukan penelitian

sampai akhir penelitian dan bisa diajukan untuk dimanfaatkan hasil

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini

berarti metode penelitian mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan

pengumpulan dan analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan korelasi dan regresi.

Arikunto (dalam skripsi Muhammad Yusep, 2009, hlm. 34) mengungkapkan “Metode deskriptif merupakan metode penellitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

Adapun desain yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan

paradigma ganda dengan dua variabel independen. Paradigma tersebut digunakan

untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y. Begitu juga dengan

penelitian ini yaitu akan mencari seberapa besar kontribusi dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen, maka dapat digunakan

paradigma tersebut, karena regresi akan mengetahui seberapa besar pengaruh

sedangkan korelasi hanya mengetahui keeratan hubungan. Adapun desain tersebut

dapat ditunjukan oleh gambar 3.1.

r1

R

r2

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Sumber: Prof. Dr. Sugiyono

Y

(20)

47

Keterangan :

X1 = Kecepatan

X2 = Daya Tahan

Y = Stamina

Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

Gambar 3.2. Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

Kecepatan, Stamina, Daya Tahan

Kesimpulan Analisis Data

Data

(21)

48

B. Partisipan

Pada penelitian ini partisipan yang terlibat adalah mahasiswa FPOK yang

mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepak bola yang berjumlah 50 orang

dan yang dijadikan sampel sebanyak 30 orang berjenis kelamin laki-laki. Sampel

tersebut memiliki rata-rata usia 19 tahun, tinggi badan 170 cm, dan berat badan 61

kg.

Adapun penelitian ini akan dilaksanakan pada:

Hari/ Tanggal : Jumat, 5 Juni 2015

Waktu : Pukul 14.00 WIB s.d selesai

Tempat : Stadion Sepak Bola Bumi Siliwangi

Universitas Pendidikan Indonesia

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/ subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hlm. 117).

Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa FPOK yang

masih aktif.

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada di pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu (Sugiyono, 2014, hlm. 118). Roscoe (dalam Sugiyono, 2014,

hlm. 131) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian,

diantaranya adalah: Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan

multivariat (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10

kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dengan demikian penelitian ini terdapat 3

variabel (2 independen dan 1 dependen), maka jumlah anggota sampel yang akan

(22)

49

Adapun teknik pengambilan sampel yang diusung oleh peneliti adalah

dengan menggunakan simple random sampling. Alasan pengambilan teknik

tersebut karena dari jumlah keseluruhan anggota UKM sepak bola tersebut

memiliki kesempatan yang sama besar atas dasar rutinnya melakukan latihan.

“Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu

(Sugiyono, 2014, hlm. 120).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan

instrumen sebagai berikut:

1. Untuk tes kecepatan akan menggunakan tes lari dengan jarak 20 meter.

2. Untuk tes daya tahan akan menggunakan tes lari 15 menit (balke tes)

yang telah dirancang oleh Bruno Balke.

3. Sedangkan untuk mengukur stamina dapat digunakan tes lari dengan

jarak 400 meter.

E. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga alat instrumen yang akan dilaksanakan,

dari masing-masing instrumen tersebut ada prosedur yang harus dilaksanakan agar

dalam pengambilan data terstruktur dengan rapih. Adapun prosedur yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tes Lari 20 Meter

Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengetes kecepatan

Alat dan Fasilitas:

 Lapangan datar jarak minimal 40 meter, dibatasi garis start dan garis finish jarak 20 meter dan lebar 1.22 meter.

(23)

50

Pelaksanaan:

 Dengan aba-aba “Siap” testee siap lari dengan start berdiri, setelah

aba-aba “Ya” bersamaan bendera start diangkat, testee lari secepat

-cepatnya menempuh jarak 20 meter sampai melewati garis finish.

 Kecepatan lari dihitung dari saat bendera diangkat sampai pelari melewati garis finish.

 Kecepatan dicatat sampai dengan 0,1 detik, bila memungkinkan

dicatat sampai dengan 0,01 detik.

 Lakukan tes lari tersebut dua kali, setelah berselang satu kali pelari

berikutnya/ kelompok lari berikutnya dan kecepatan lari yang terbaik

yang dihitung.

2. Tes Lari 15 Menit (Balke Test)

Tujuan: Untuk mengukur kebugaran jasmani atau juga Vo2max seseorang.

Alat dan Fasilitas:

 Lapangan atau lintasan lari yang jaraknya jelas atau tidak terlalu jauh

(satu keliling 400 meter).

 Penanda jarak atau bendera kecil untuk menandai jarak lintasan.  Stopwatch atau alat pengukur waktu dalam satuan menit.

Pelaksanaan:

 Peserta tes berdiri digaris start dan bersiap untuk berlari

secepat-cepatnya selama 15 menit.

 Bersamaan dengan aba-aba “Ya” peserta tes mulai berlari dengan

pencatat waktu mulai meng-On kan stopwatch.

 Selama waktu 15 menit, pengetes memberi aba-aba berhenti, dimana

bersamaan dengan itu stopwatch dimatikan dan peserta menancapkan

bendera yang telah disiapkan sebagai penanda jarak yang telah

ditempuhnya.

(24)

51

3. Tes Lari 400 Meter (Daya Tahan Kecepatan/ Stamina)

Tujuan: Untuk mengetahui kapasitas daya tahan kecepatan/ stamina

seorang atlet.

Alat dan Fasilitas:

 Lintasan dengan jarak 400 meter.  Peluit

 Stopwatch  Bendera start  Alat tulis

Pelaksanaan:

 Tempatkan kerucut/ cone setiap 50 meter disekitar lintasan 400 meter.  Peserta tes berdiri dibelakang garis start.

 Bersamaan dengan aba-aba “Ya” peserta tes mulai berlari secepat

mungkin sepanjang jarak 400 meter.

 Pencatat bersiap untuk mencatat waktu yang ditempuh peserta tes.

F. Analisis Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan penghitungan

komputerisasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0

for windows. Selanjutnya data yang dianalisis pada penelitian ini adalah

kontribusi dari kedua komponen yaitu kecepatan dan daya tahan terhadap stamina

(speed endurance). Mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan

memiliki satuan yang berbeda, maka perlu disamakan dulu satuan ukurannya

sehinggan lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

Dengan demikian data mentah diubah menjadi data yang standard (T

skor). Analisis selanjutnya adalah uji normalitas untuk menentukan sifat distribusi

data. Analisis uji ini menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov

Z. Uji statistik ini biasa digunakan untuk menentukan normalitas suatu kumpulan

(25)

52

Oleh karena itu, setelah melakukan uji normalitas maka selanjutnya akan

dilakukan uji korelasi. Uji korelasi bertujuan untuk mengukur keeratan hubungan

antara dua variabel X dan Y (kecepatan terhadap stamina dan daya tahan terhadap

stamina). Kemudian selanjutnya data akan dihitung menggunakan Analisis

Regresi Sederhana (Simple Regression). Analisis regresi ini ditujukan untuk

mengetahui pengaruh independent variabel terhadap dependent variabel dan

bagaimana kriterium dependent variabel dapat diprediksikan melalui predictor,

secara individual (parsial) ataupun bersama-sama (simultan).

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan kontribusi dari kedua variabel

tersebut maka dapat digunakan uji statistik Independent Sample T-Test. Uji ini

bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok, yaitu kontribusi dari

(26)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian, pengujian

hipotesis, serta hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,

maka pada bab ini peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang

telah dilakukan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi antara kecepatan dengan stamina pada atlet UKM

sepak bola UPI.

2. Terdapat kontribusi antara daya tahan dengan stamina pada atlet UKM

sepak bola UPI.

3. Terdapat perbedaan kontribusi antara kecepatan dan daya tahan terhadap

stamina pada atlet UKM sepak bola UPI.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan pada penelitian yang disebut dalam bab sebelumnya dan

simpulan hasil penelitian maka selanjutnya dikemukakan beberapa implikasi dan

rekomendasi sebagai berikut:

1. Diharapkan adanya penelitian yang lebih lanjut tentang kontribusi

kecepatan dan daya tahan terhadap stamina (speed endurance) pada elite

athlete cabang olahraga sepak bola.

2. Dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih UKM sepak bola di lingkungan

Universitas bahwa untuk melatih daya tahan kecepatan (speed endurance)

harus lebih banyak dilatih komponen kecepatannya dibanding komponen

daya tahan.

3. Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, tenaga dan hasil yang didapat

pada penelitian ini, sebaiknya ditindak lanjuti dengan penelitian terkait

atau serupa dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada penelitian

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. (2013). Survey teknik dasar dan kondisi fisik pada siswa sekolah sepak

bola (SSB) se kabupaten demak tahun 2012. (skripsi). FIK.

Universitas Negeri Semarang.

Asidik, D. (2015). Dampak penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan

kemampuan daya tahan kecepatan (speed endurance). (skripsi).

FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta:

Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan kondisi fisik. Bandung: Pasca Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.

Harsono. (2007). Teori dan metodologi pelatihan. Bandung. Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Imanudin, I. (2008). Modul ilmu kepelatihan olahraga. Bandung: FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia.

Kardjono. (2008). Modul Pembinaan kondisi fisik. Bandung. FPOK Universitas

Pendidikan Indonesia.

Kebugaran. (2011). Tes jalan lari 15 menit [Online]. Tersedia di

http://kebugaran.wordpress.com [Diakses 3 April 2015]

Luxbacher, Joseph. (2011). Sepakbola. Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Sport.

Mackenzie, B. (2005). 101 performance evaluation tests. London.

Nurhasan, (2014). Modul tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia.

Purnama, J. (2010). Perbandingan validitas dan reliabilitas antara bleep test

dengan balke test pada atlet sepakbola. (Skripsi). FPOK,

(28)

67

Sidik, D. (2011). Modul pembinaan kondisi fisik dasar dan lanjutan. Bandung:

FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Sucipto dkk. (2000) Sepak bola. DEPDIKBUD. DIRJEN Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian, kuantitatif, kualitatif dan kombinasi (mixed

methods). Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. & Indri Rahayu, N. (2012). Modul statistika untuk ilmu

Gambar

Gambar 3.1. Desain Penelitian
Gambar 3.2. Langkah-langkah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Para peserta mendapatkan manfaat berupa pengetahuan tentang penciptaan lagu anak dengan menggunakan kosakaya yang sesuai dengan perkembangan usia anak, sekaligus

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR (BPTP JATIM).. Jalan Raya Karangploso

pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan dengan harmonis. Sebuah proses pembelajaran yang interaktif yang memberikan

KEGIATAN PENINGKATAN MANAJEMEN ASET / BARANG DAERAH PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR TANAH BRD.. TAHUN

Isti Fadah, Ms selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember dan juga selaku dosen pembing I yang dengan perhatian dan kesabarannya

Ilmu Hubungan Internasional Reguler 608 21 S.15-A0036 RADEN YOGA GANTIKA GANDAWIDURA 62.. Ilmu Hubungan Internasional Reguler 615 28 S.15-A0080 MAITSA IBTISAMAH

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi

Thus, intercropping method could better the growth of vetiver root, where it was also supported by the number of crotch, as shown in Figure 4.. The heights of