• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK UNTUK SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN BENDA-BENDA NYATA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK UNTUK SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN BENDA-BENDA NYATA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK UNTUK SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN BENDA-BENDA

NYATA.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Silmi Sabili Hijriyati

1105035

PROGRAM STUDI S1 PGSD

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG

(2)
(3)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK UNTUK SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN BENDA-BENDA

NYATA.

Oleh

Silmi Sabili Hijriyati

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Uneversitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

© Silmi Sabili Hijriyati

Universitas Indonesia Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(4)

Halaman Pernyataan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan

Kemampuan Menulis Cerita Pendek Untuk Siswa Kelas V Dengan

Menggunakan Benda-benda Nyata” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan saya tersebet, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila

dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015

(5)

ABSTRAK

Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Untuk Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Benda Nyata Di SDN Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang

Dilatarbelakangi adanya kenyataan pengajaran menulis di SDN Pereng yang terbilang biasa saja. Permasalahan yang sering ditemukan dalam pembelajaran menulis terbilang cukup banyak diantaranya yaitu rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis, dikarenakan siswa tidak memiliki rasa ketertarikannya pada pelajaran bahasa Indonesia. Masalah tersebut juga dikarenakan kurangnya kreativitas dalam mengembangkan teknik pembelajaran menulis. Adapun permasalah yang penulis dapatkan antara lain: 1) bagaimana kemampuan menulis cerita pendek siswa dalam penggunaan benda-benda nyata? 2) seberapa besarkah peningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa dengan menggunakan benda-benda nyata. Tujuannya adalah 1) menganalisa bagaimana kemampuan menulis cerita pendek siswa melalui benda-benda nyata. 2) mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek setelah menggunakan benda-benda nyata. Penelitian yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Siklus yang dipakai hanya dua, dengan setiap siklusnya terdapat perencanaan, tindakan, observasi dan revleksi. Untuk pengumpulan datanya peneliti memakai tiga rangkai cara yaitu observasi, tes dan wawancara. Lokasi penelitiannya di SDN Pereng, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, tahun Pelajaran 2015 dengan jumlah siswa kelas V 40 orang siswa. Peningkatan hasil yang didapatkan membuat peneliti senang karena berhasil menggunakan cara yang peneliti buat yaitu menulis dengan menggunakan benda nyata. Hasil belajar siswa yang didapatkan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu pra siklus siswa mendapat nilai rata-rata sebesar 54,75, kemudian siklus I siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 66,5, dan yang terakhir adalah siklus II siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 71,12. Dapat dilihat dari pemaparan sebelumnya bahwa peningkatan hasil belajar siswa meningkat dan itu berarti pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan benda nyata telah berhasil penulis lakukan. Kesimpulannya, dengan menggunakan benda-benda nyata dalam pembelajaran menulis siswa sangat membantu dalam memecahkan kesukaran siswa dalam menulis cerita pendek, karena siswa dapat dengan mudah menuangkan idenya diatas kertas dalam penulisan cerita pendek. Direkomendasikan kepada semua pihak terutama guru untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu seperti yang sudah peneliti lakukan, karena hal itu dapat memudahkan prosesnya pembelajaran.

(6)

ABSTRACT

Efforts Upgrades Short Story Writing Class V For Students Using Real Objects

In SDN Pereng Taktakan District of Serang

Against the background of the fact the teaching of writing in SDN Pereng fairly mediocre. The problems that are often found in the teaching of writing is quite a lot of them, namely the low interest of students towards learning to write, because students do not have a sense of interest in the Indonesian language teaching. The problem is also due to the lack of creativity in developing learning writing techniques. The problems that writers get among other things: 1) how the students' ability to write short stories in the use of real objects? 2) how much an increase in the ability of students to write a short story using real objects. Its purpose is 1) to analyze how the ability to write short stories students through real objects. 2) describe the student's ability to write short stories after using real objects. Research by the author is to use a Class Action Research (PTK). Used only two cycles, with each cycle are planning, action, observation and revleksi. To collect the data the researchers used three bunches of ways observations, tests and interviews. Location research on SDN Pereng, District Taktakan, Kota Serang, Lesson year 2015 the number of students of class V 40 students. Improved results obtained make happy because researchers succeeded in using means that researchers make is to write by using real objects. Student learning results obtained by the researchers in this study are pre-cycle students scored an average of 54.75, then the first cycle of students scored an average of 66.5, and the last is the second cycle students get average value amounting to 71.12. Can be seen from previous exposure that improving student learning outcomes increased and that means learning to write stories using real objects have been successful writers do. In conclusion, by using real objects in writing class students is very helpful in solving the difficulties students in writing a short story, because students can easily pour his ideas on paper in writing short stories. Recommended to all parties, especially the teachers to make learning by using tools such as researchers are already doing, because it can facilitate the learning process.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional... 5

1. Definisi Menulis ... 5

2. Definisi Cerita Pendek ... 5

3. Definisi Media ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 8

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD ... 8

2. Menulis ... 9

a. Hakikat Menulis ... 9

b. Fungsi Menulis ... 10

(8)

3. Cerita Pendek ... 11

4. Benda-benda Nyata ... 11

5. Langkah-langkah Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata ... 12

6. Pembelajaran Menulis Cerita Pendek di Kelas V SD ... 13

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14

C. Kerangka Berpikir ... 14

D. Hipotesis Tindakan... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 17

B. Instrumen Penelitian... 21

a. Pengumpulan Data ... 21

b. Alat Pengolahan Data/Analisis Data ... 24

C. Indikator Keberhasilan ... 25

D. Lokasidan Subjek Penelitian ... 26

a. Lokasi Penelitian ... 26

b. Subjek Penelitian ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

1. Pra Siklus ... 27

2. Siklus I ... 30

3. Siklus II ... 37

B. Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 51

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Terhadap Guru ... 22

Tabel 3.2 Pedoman Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ... 23

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes ... 24

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar pada Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Tahap

Pra Siklus ... 28

Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek

Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata Siklus I ... 33

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Cerita

Pendek Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata Siklus I ... 34

Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Menulis Cerita Pendek

dengan Menggunakan Benda Nyata Siklus I ... 34

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Menulis Cerita

Pendek Dengan Mengggunakan Benda-benda Nyata Siklus II ... 40

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Cerita

Pendek Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata Siklus II ... 41

Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Menulis Cerita Pendek

dengan Menggunakan Benda Nyata Siklus II ... 41

(10)

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Menulis Cerita

Pendek Dengan Menggunakan Benda Nyata Siklus I dan II ... 45

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Cerita

Pendek Dengan Menggunakan Benda Nyata Siklus I dan II ... 46

Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Hasil Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan

(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Hubungan antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen .... 15

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran

Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Benda Nyata ... 46

Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Benda Nyata ... 47

Grafik 4.3 Nilai Hasil Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Benda

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

lampiran 1 RPP Siklus I

Lampiran 2 RPP Siklus II

Lampiran 3 SK Pembimbing Skripsi

Lampiran 4 Surat Ijin Observasi

Lampiran 5 SuratKeterangan Mengadakan Penelitian

Lampiran 6 Foto-foto Kegiatan Penelitian

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran menulis di SD saat ini masih terbilang monoton.Masalah

yang dilontarkan dalam pembelajaran menulis terbilang cukup banyak di

antaranya yaitu rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis, di

karenakan siswa tidak memiliki rasa ketertarikannya pada pelajaran Bahasa

Indonesia.Masalah tersebut juga dikarenakan kurangnya kereativitas dalam

mengembangkan teknik pembelajaran menulis.

Informasi tersebut penulis dapatkan melalui penyebaran angket dan

wawancara singkat dengan siswa dan guru yang

bersangkutan.Masalah-masalah tersebut dapat menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran

menulis. Banyak hal yang membuat proses menulis dan mengarang dirasa

sulit bagi siswa. Berdasarkan observasi awal di kelas V SDN Pereng,

Kecamatan Taktakan, Kota Serang, siswa hanya duduk terpaku, diam dan

bingung untuk memulai menulis, ketika guru mengajarkan pelajaran menulis

cerita pendek. Sehingga dari 40 jumlah siswa kelas V yang mampu menulis

cerita pendek dengan kriteria penilaian cukup atau apabila dipresentasikan

hanya 15 %, dan siswa mampu membuat karangan dengan hasil kurang 85 %,

sedangkan yang lainnya kesulitan dan sama sekali tidak bisa membuat cerita

pendek. Sedangkan rata-rata kelas yang diperoleh hanya 54,75 jauh di bawah

KKM yang telah di tetapkan di kelas V dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia di SDN Pereng yaitu 70,00.

Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi

harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Henry, 2008, hlm.

(15)

Kiranya sangat jelas dari pernyataan yang penulis kutip, bahwasannya

keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya, tetapi diperlukan juga

banyak belajar dan berlatih.Itulah yang penulis ingin terapkan juga pada siswa

kelas V agar nilai rata-rata kelas memenuhi kriteria KKM.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai empat aspek

keterampilan berbahasa, yaitu : (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca,

(4) menulis. Keempat aspek tersebut harus dimiliki oleh siswa, karena bila

salah satu aspek tersebut tidak dimiliki oleh siswa maka akan sulit untuk

mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dan bidang studi lainnya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia disekolah saat ini sudah diterapkan

keempat aspek keterampilan bahasa tersebut, hanya saja cara pengajaran yang

diberikan oleh guru kurang menarik sehingga siswa tidak maksimal untuk

mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Indikasi yang terlihat adalah

sedikitnya kata dan kalimat yang mampu ditulis siswa pada kertas yang

disediakan guru. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakmampuan siswa

dalam menulis, dan disinilah peran guru sangat menentukan, oleh karena itu

guru dituntut agar lebih kreatif dan inovatif serta memiliki kemampuan yang

memadai dalam merancang pembelajaran menulis terutama menyangkut

teknik dan strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis.

Mengingat pentingnya pengajaran menulis, kurikulum mencantumkan tujuan

pengajaran bahasa yang cenderung ke arah keterampilan berbahasa termasuk

keterampilan menulis.

Dari berbagai masalah yang ada, masalah kurangnya minat menulis

cerita pendek perlu diangkat karena bila siswa berminat untuk menulis maka

masalah dalam pemahamannya sudah berkurang. Adapun upaya dalam

peningkatan menulis cerita pendek untuk siswa kelas V ini adalah

menggunakan alat bantu atau media ke arah benda-benda nyata.

Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan

(16)

dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.Disamping mampu

menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat

mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan

digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media

pembelajaran, yang meliputi (Hamalik dalam Arsyad, 2011, hlm. 2).

Dari pernyataan diatas, peneliti percaya bahwa dengan menggunakan

media akan membantu kesulitan siswa dalam mencari inspirasi dalam

pembelajaran menulis cerita pendek, yaitu dalam studi penelitian yang akan

dilakukan di kelas V SDN Pereng Kec.Taktakan dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Untuk Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata” (PTK di Kelas

VSDN Pereng, Kec.Taktakan, Kota Serang).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan

(Arikunto, 2010, hlm. 36).

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi fokus penelitian

tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuanmenulis cerita pendek siswa dengan

menggunakan benda-benda nyata?

2. Seberapa besarkah peningkatan kemampuanmenulis cerita pendek siswa

dengan menggunakan benda-benda nyata?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan antara lain:

1. Mendeskripsikan kemampuanmenulis cerita pendek siswa dengan

(17)

2. Mendeskripsikan kemampuansiswa dalam menulis cerita pendek setelah

menggunakan benda-benda nyata .

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian pembelajaran menulis cerita pendek dengan

menggunakan benda-benda nyata, penulis mengharapkan akan timbul

manfaat, diantaranya:

1. Segi Teori

Melaluui penelitian ini dapat dijadikan sumbangan bagi ilmu pendidikan

khususnya upaya dalam peningkatan kemampuan siswa dalam menulis

cerita pendek.Dengan adanya inovasi dan variasi dalam pengajaran

diharapkan mampu meningkatkan minat menulis siswa terutama dalam

menulis cerita pendek dengan optimal.

2. Segi Kebijakan

Untuk Dinas Pendidikan diharapkan dapat membuat kebijakan yang

profesional dan berkompeten dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini

dikarenakan masih adanya nilai bahasa Indonesia yang kurang dari KKM

yang sudah ditetapkan.

3. Segi Praktik

a. Bagi guru

Hasil penelitian tindakan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar

khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan

benda nyata.

b. Bagi siswa

(18)

b. Penelitian tindakan ini dapat memperbaiki aktifitas belajar siswa

serta dapat mendorong siswa untuk secara aktif terlibat dalam

pembelajaran

c. Dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam menungkan ide

kedalam tulisan.

c. Bagi sekolah

Dapat menjadi informasi tentang pengajaran dalam menulis cerita

pendek dengan menggunakan benda nyata.

E. Definisi Operasional

1. Definisi Menulis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian menulis adalah

membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb)

anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (seperti

mengarang, membuat surat).

Menurut Henry (2008, hlm. 3), menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu

kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Menulis dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

mengemukakan gagasan-pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan

media tulisan. Menulis juga disebut sebagai sebuah kegiatan dalam

menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan

(19)

2. Definisi Cerita Pendek

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa cerpen

adalah cerita atau kisah pendek dengan jumlah kata kurang dari 10.000

dengan memberikan kesan tunggal dan ceritanya terpusat pada salah satu

tokoh.

Sesuai dengan namanya, cerita pendek (cerpen) tentulah pendek.Jika

dibaca, biasanya jalannya peristiwa di dalam cerpen lebih padat.

Sementara itu latar maupun kilas baliknya disinggung sambil lalu

saja(Harris, 2009, hlm. 5)

Cerita Pendek atau sering disingkat sebagai Cerpen adalah suatu

bentuk Prosa Naratif Fiktif.Cerita Pendek cenderung padat dan langsung

pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang,

seperti Novella (dalam pengertian modern) dan Novel. Karena singkatnya,

cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra

seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas

dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.Ceritanya bisa dalam

berbagai jenis.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan

singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi

penceritaan lisan.Dengan munculnya Novel yang realistis, cerita pendek

berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam

cerita-cerita karya E.T.A Hoffmann dan Anton Chekhov.

Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan

novel.Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada suatu kejadian,

mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas,

mencakup jangka waktu yang singkat.

Dari penjelasan di atas tentunya kita sudah dapat mendefinisikan cerita

pendek.Cerita pendek adalah cerita singkat berbentuk prosa yang jumlah

(20)

lebih dari seratus halaman berarti bukanlah cerpen melainkan novel atau

cerita panjang.

3. Definisi Media

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan(Arsyad, 2011, hlm. 3).

Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah

merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses

belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,

atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan sebuah kegiatan yang

dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk

memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses

sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik (Arikunto, 2010, hlm. 8).

Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini juga dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran

yang sudah dijelaskan dan diajarkan oleh guru.Dengan adanya Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) sangat membantu para guru dalam peningkatan kinerja

pembelajaran.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki peranan yang sangat

penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila

diimplementasikan dengan baik dan benar.

Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang

nyata.Tindakan itu dilakukan pada pada situasi alami (bukan dalam

laboraturium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan

praktis.Tindakan tersebut merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu.Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan

dalam rangkaian siklus kegiatan.

Keunikan lain dari PTK, diantaranya sebagai berikut:

1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk

memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.

PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional

(22)

membelajarkan guru untuk berpikir keritis dan sistematis, mampu

membiasakan-membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.

2. Hal yang dipermasalhkan bukan dihasilkan dari kajian teoretis atau dari

hasil penelitian terdahulu, tetapi dari adanya permasalahan yang nyata

dan actual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain,

PTK berfokus pada masalah praktis bukan problem teoretis atau bersifat

bebas konteks.

3. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas,

dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas.

4. Adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah,

siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang

permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan

kesamaan tindakan (action).

5. Di samping itu PTK dilakukan hanya apabila ada (a) keputusan kelompok

dan komitmen untuk pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan

profesionalisme guru, (c) alas an pokok: ingin tahu, ingin membantu,

ingin meningkatkan, dan (d) bertujuan memperoleh pengetahuan dan /

atau sebagai pemecajan masalah.

Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumnya

maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan

dapat dikenai aktivitas.Di samping itu, karena PTK menggunakan kegiatan

nyata dikelas, menuntuk etika (a) tidak boleh mengganggu tugas proses

pembelajaran dan tugas mengajar guru, (b) jangan terlalu menyita banyak

waktu (dalam pengambilan data) (c) masalah yang dikaji harus merupakan

masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru, (d) dilaksanakan

dengan selalu memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan

(23)

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 3.1

Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Tagart

(Arikunto, 2010, hlm. 105) Pra siklus

Observasi

Refleksi

Dst …

Siklus I

Rencana

Tindakan

Observasi

Refleksi

Siklus II

Rencana

Tindakan

Observasi

(24)

a. Pelaksanaan siklus I

Sesuai dengan tahap-tahap kegiatan PTK, maka kegiatan yang

dilakukan pada siklus I diantaranya :

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru (pengajar)

melakukan diskusi sehubungan dengan penyusunan rencana

pengajaran serta rencana format penilaian dengan menggunakan

media melalui benda-benda nyata yang akan digunakan selama

penelitian berlangsung.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran yang

sudah didiskusikan sebelumnya agar pelaksanaan pembelajaran

sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

3) Observasi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati langsung proses kegiatan

pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, dan juga untuk

mengemukakan hal atau temuan-temuan baru sebagai bahan

evaluasi dan refleksi.

4) Refleksi

Pada kegiatan refleksi ini adalah upaya untuk merefleksikan hasil

kegiatan belajar mengajar pada siklus I dan mendiskusikan

temuan-temuan serta kesulitan yang dialami. Namun, apabila hasil

perolehan dalam siklus I belum mencapai target maka akan

dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus berikutnya sampai

mencapai hasil yang diharapkan atau yang telah direncanakan.

b. Pelaksanaan siklus II

Sesuai dengan tahap-tahap kegiatan PTK, maka kegiatan yang

(25)

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru (pengajar)

melakukan diskusi terkait dengan penyusunan rencana pengajaran

serta rencana format penilaian dengan mengacu pada hasil evaluasi

siklus I dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat

pada siklus I.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran

dengan rancangan pembelajaran yang berbeda dari siklus I. karena

pada siklus I belum mencapai hasil yang sesuai target, maka

rancangan pembelajaran disusun ulang dengan menggunakan

strategi pembelajaran yang berbeda.

3) Observasi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati proses kegiatan

pembelajaran yang dilakukan pada siklus II, untuk mengemukakan

hal atau temuan-temuan baru sebagai bahan perbandingan dengan

pelaksanaan siklus I serta sebagai evaluasi dan refleksi siklus II.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi ini adalah upaya untuk merefleksikan dan

membandingkan hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus I dan

siklus II.

B. Instrumen Penelitian

a. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan 3 macam

(26)

1) Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.Efek

dari suatu intervensi (action) terus dimonitor secara reflektif

(Arikunto, 2010, hal 127).

Pedoman observasi dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu :

a. Observasi Terhadap Guru

Observasi ini didasarkan pada indikator-indikator seperti: membuat

peta konsep dari materi yang akan diajarkan; menetapkan indikator

pencapaian kompetensi; membuat strategi pembelajaran yang

dengan menggunakan media benda nyata; mempersiapkan media

dan sumber belajar; penguasaan materi pembelajaran; cara guru

memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran; dan merancang

evaluasi yang sesuai

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Terhadap Guru

No Aspek yang diamati Ya Tidak

1 Membuat peta konsep dari materi yang akan diajarkan

2 Menetapkan indikator pencapaian kompetensi

3 Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan

media benda nyata

4 Menyiapkan media dan sumber belajar

(27)

6 Cara guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran

7 Merancang evaluasi yang sesuai

b. Observasi Terhadap Siswa

Observasi pada aktifitas dan kreativitas siswa pada saat kegiatan

belajar mengajar dan melaksanakan yang didasarkan pada aspek

kerjasama siswa dalam kelompok, aktivitas siswa secara mandiri,

kemampuan siswa dalam memahami konsep, kemampuan siswa

dalam menjawab pertanyaan guru, dan sebagainya.Seperti pada

tabel pedoman observasi dibawah ini.

Tabel 3.2

Pedoman Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

No Aspek yang diamati YA Tidak

1 Siswa aktif dalam kelompok

2 Siswa aktif dalam mengamati media

3 Siswa memahami konsep.

4 Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi

5 Siswa mampu mengerjakan evaluasi secara

mandiri.

2) Tes

Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau tugas

atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh

informasi tentang trait (sifat) atau atribut pendidikan atau

psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut

(28)

Tes yang digunakan oleh peneliti yaitu tes tertulis dan tes lisan

meliputi :

a. Bentuk tes tertulis untuk pembelajaran menulis cerita

pendek adalah dengan menggunakan benda nyata. Siswa

diminta untuk menuliskan sebuah cerita pendek dengan

benda yang sudah guru siapkan.

b. Tes lisan, siswa diminta mendeskripsikan benda yang

sudah guru perlihatkan secara lisan, supaya tidak ada

kesalahpahaman dalam penulisannya.

Dimana kedua bentuk tes tersebut diberikan ketika proses

belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa dalam menyimak dan menguasai pembelajaran

yang telah diberikan oleh guru, serta keterampilan guru dalam

menguasai penulisan cerita pendek melalui media sehingga dapat

diketahui hal-hal yang harus diperbaiki,dipertahankan atau lebih

ditingkatkan lagi,demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes

Jenis Soal Aspek yang di nilai Skor

Esay

Tanda baca 30

Penempatan huruf kapital 30

Kecocokan isi cerita dengan tema

40

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diklasifikasi menjadi

kriteria sebagai berikut:

(29)

≥ 90 : Baik sekali 30-49 : Kurang

70 – 89 : Baik ≤ 20 : Kurang sekali

50 – 69 : Cukup

b. Alat Pengolahan Data/ Analisis Data

Tahap-tahap pengolahan data/analisis data yaitu sebagai berikut:

1) Pengumpulan data

Data yang telah diperoleh dari peneliti, guru, dan siswa dikumpulkan

dan disusun.Kemudian data tersebut dipilih berdasarkan kategori yang

sudah ditentukan untuk mempermudah menganalisis.Kategori-kategori

tersebuthasil dari pembelajaran siswa seperti prestasi siswa, perubahan

kemampuan siswa, dan perubahan kondisi dan suasana kelas.

2) Validitas

Agar diperoleh data yang objektif dan sahih, maka didalam penelitian

ini digunakan teknik tringulasi.Bila peneliti melakukan pengumpulan

data dengan tringulasi, maka peneliti dapat mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek data dengan

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

3) Analisis data

Data yang sudah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara

deskriptif komparatif. Mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan ke dalam uinit-unit, melakukan sintesa, menyusun

kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain. Selanjutnya dari hasil analisis data ini diperoleh

suatu kerangka referensi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

melakukan tindakan selanjutnya.

(30)

Berdasakan pada hasil analisis data secara keseluruhan maka akan

terjadi referensi tentang situasi pembelajaran yang bermakna, sehingga

bermanfaat dan menjadi dasar guru untuk melakukan tindakan

pembelajaran selanjutnya.

C. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu adanya perubahan

dalam pembelajaran, seperti pengajaran yang tepat, media yang sesuai dengan

pembelajarnnya, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam

pembelajaran.Selain itu peningkatan hasil belajar diatas KKM pada

pembelajaran menulis juga menjadi salah satu indikator keberhasilan.

Penelitian ini akan peneliti anggap berhasil jika setengah (50%) dari

jumlah siswa mencapai nilai diatas KKM (70,00).

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di kelas V Sekolah

Dasar Negeri Pereng, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Hal ini

dikarenakan kemampuan belajar menulis siswa masih jauh dibawah

KKM.

b. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini yaitu seluruh siswa-siswi kelas V Sekolah

Dasar Negeri Pereng, pada kegiatan pembelajaran menulis dengan

menggunakan media nyata. Jumlah murid laki-laki terdiri dari 25 siswa

dan jumlah murid perempuan terdiri dari 15 siswa. Jadi, keseluruhan

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan temuan dalam penelitian tindakan kelas

yang dilaksanakan di kelas V SDN Pereng, Kecamatan Taktakan, Kota

Serang, sebagai berikut :

1. Dari hasil observasi, kemampuan menulis cerita pendek mengenai

aktivitas guru dan siswa terjadi peningkatan dalam merencanakan

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari data hasil rata-rata observasi guru

pada setiap siklus. Hasil persentase mencapai 42,8% pada siklus I dan

85,7% pada siklus II. Sedangkan hasil persentase observasi siswa pada

siklus I mencapai 40% dan pada siklus II mencapai 80%.

2. Terkait hal hasil belajar siswa dapat dinyatakan bahwa penerapan

benda-benda nyata dapat meningkatakan kemampuan menulis siswa pada

pembelajaran menulis cerita pendek di kelas V. Hal tersebut terlihat dari

setiap tindakan mulai dari siklus I ke siklus II. Perolehan nilai hasil

belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 66,5% dan

pada siklus II sebesar 71,12%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa siswa merasa pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi

menyenangkan dan bermakna. Karena siswa mampu mengumpulkan

ide-idenya dan menuliskannya menjadi sebuah cerita pendek.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan penelitian di atas, maka

peneliti membuat rekomendasi kepada :

1. Guru Sekolah Dasar

Penelitian ini menghasilkan RPP yang dapat digunakan dalam

(32)

pembelajaran yang inovatif, seperti yang telah diterapkan peneliti, yaitu

menggunakan benda-benda nyata dalam setiap pembelajaran yang

berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Karena dengan begitu siswa akan lebih aktif dan semakin termotivasi

dalam belajar, apalagi bila belajar dalam suasana yang menyenangkan.

2. Kepala Sekolah

Penelitian ini menghasilkan data rekapitulasi yang dapat mendukung

pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, serta pembinaan terhadap

guru-guru untuk penerapan pembelajaran yang inovatif, khususnya

dengan menggunakan media atau alat bantu seperti benda-benda nyata

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

3. Peneliti selanjutnya

Agar dapat meneruskan penelitian pada pembelajaran Bahasa Indonesia

dengan metode yang berbeda dalam pembelajaran menulis cerita

pendek.Peneliti selanjutnya dapat menggunakan instrument penelitian

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : BUMI AKSARA

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO

PERSADA

Departemen Pendidikan Nasional, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pusat. Bahasa

Effendi, Harris. (2009). Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung : Angkasa

Guntur, Henry. (2008). Menulis (Sebagai Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa

Guntur, Henry. (2011). Psikosastra. Bandung : Angkasa

Nur’aeni dan Yusnandar, E. (2013). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang :

Ikhwan Mandiri Press.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad.(2009). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru

Algenso.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syarif, Elina (2009). Menulis. Bandung : Angkasa

Titik. (2012). Kreatif Menulis Cerita Anak. Bandung: NUANSA

Warsidi, Edi dan Farika. (2008). Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 5. Jakarta: Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Hasil Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan
Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Tagart
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual Skripsi saya yang berjudul “ PERBANDINGAN DATA BOR DAN STANDARD PENETRATION TEST (SPT) DENGAN DATA GEOLISTRIK

: Mengangkat Dosen Pengajar Semester Genap Tahun Akademik 2016/2017 Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia S-2; Magister Teknologi Pendidikan (S-2; Pendidikan Bahasa

Namun seringkali permainan ini susah untuk dimainkan (membutuhkan area yang luas, harus menyusun sasaran tembak terlebih dulu, dll) dan seringkali menjadi tidak aman

Pada saat diterapkannya demokrasi parlementer di Indonesia dan demokrasi terpimpin sedikit banyak mempengaruhi gerakan mahasiswa. Pada saat demokrasi parlementer, mahasiswa

Nilai intrinsik adalah potensi manfaat ekonomi nyata yang bisa diperoleh oleh investor selama dirinya memiliki aset tersebut.. Dalam konteks investor saham,

Whereas, For Chuck Todd as a Host in this speech events, the mostly types of deixis that he used the second pronoun You which refers to President Obama as

Dari Tabel 5 diketahui bahwa menurut observer 1 rata-rata keberhasilan aktifitas guru dalam menerapkan rencana pembelajaran pada siklus II sebesar 91,96%, sehingga taraf

Interval of the Difference t-test for Equality