UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK UNTUK SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN BENDA-BENDA
NYATA.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Silmi Sabili Hijriyati
1105035
PROGRAM STUDI S1 PGSD
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK UNTUK SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN BENDA-BENDA
NYATA.
Oleh
Silmi Sabili Hijriyati
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Uneversitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.
© Silmi Sabili Hijriyati
Universitas Indonesia Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Halaman Pernyataan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan
Kemampuan Menulis Cerita Pendek Untuk Siswa Kelas V Dengan
Menggunakan Benda-benda Nyata” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan saya tersebet, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2015
ABSTRAK
Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Untuk Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Benda Nyata Di SDN Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang
Dilatarbelakangi adanya kenyataan pengajaran menulis di SDN Pereng yang terbilang biasa saja. Permasalahan yang sering ditemukan dalam pembelajaran menulis terbilang cukup banyak diantaranya yaitu rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis, dikarenakan siswa tidak memiliki rasa ketertarikannya pada pelajaran bahasa Indonesia. Masalah tersebut juga dikarenakan kurangnya kreativitas dalam mengembangkan teknik pembelajaran menulis. Adapun permasalah yang penulis dapatkan antara lain: 1) bagaimana kemampuan menulis cerita pendek siswa dalam penggunaan benda-benda nyata? 2) seberapa besarkah peningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa dengan menggunakan benda-benda nyata. Tujuannya adalah 1) menganalisa bagaimana kemampuan menulis cerita pendek siswa melalui benda-benda nyata. 2) mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek setelah menggunakan benda-benda nyata. Penelitian yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Siklus yang dipakai hanya dua, dengan setiap siklusnya terdapat perencanaan, tindakan, observasi dan revleksi. Untuk pengumpulan datanya peneliti memakai tiga rangkai cara yaitu observasi, tes dan wawancara. Lokasi penelitiannya di SDN Pereng, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, tahun Pelajaran 2015 dengan jumlah siswa kelas V 40 orang siswa. Peningkatan hasil yang didapatkan membuat peneliti senang karena berhasil menggunakan cara yang peneliti buat yaitu menulis dengan menggunakan benda nyata. Hasil belajar siswa yang didapatkan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu pra siklus siswa mendapat nilai rata-rata sebesar 54,75, kemudian siklus I siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 66,5, dan yang terakhir adalah siklus II siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 71,12. Dapat dilihat dari pemaparan sebelumnya bahwa peningkatan hasil belajar siswa meningkat dan itu berarti pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan benda nyata telah berhasil penulis lakukan. Kesimpulannya, dengan menggunakan benda-benda nyata dalam pembelajaran menulis siswa sangat membantu dalam memecahkan kesukaran siswa dalam menulis cerita pendek, karena siswa dapat dengan mudah menuangkan idenya diatas kertas dalam penulisan cerita pendek. Direkomendasikan kepada semua pihak terutama guru untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu seperti yang sudah peneliti lakukan, karena hal itu dapat memudahkan prosesnya pembelajaran.
ABSTRACT
Efforts Upgrades Short Story Writing Class V For Students Using Real Objects
In SDN Pereng Taktakan District of Serang
Against the background of the fact the teaching of writing in SDN Pereng fairly mediocre. The problems that are often found in the teaching of writing is quite a lot of them, namely the low interest of students towards learning to write, because students do not have a sense of interest in the Indonesian language teaching. The problem is also due to the lack of creativity in developing learning writing techniques. The problems that writers get among other things: 1) how the students' ability to write short stories in the use of real objects? 2) how much an increase in the ability of students to write a short story using real objects. Its purpose is 1) to analyze how the ability to write short stories students through real objects. 2) describe the student's ability to write short stories after using real objects. Research by the author is to use a Class Action Research (PTK). Used only two cycles, with each cycle are planning, action, observation and revleksi. To collect the data the researchers used three bunches of ways observations, tests and interviews. Location research on SDN Pereng, District Taktakan, Kota Serang, Lesson year 2015 the number of students of class V 40 students. Improved results obtained make happy because researchers succeeded in using means that researchers make is to write by using real objects. Student learning results obtained by the researchers in this study are pre-cycle students scored an average of 54.75, then the first cycle of students scored an average of 66.5, and the last is the second cycle students get average value amounting to 71.12. Can be seen from previous exposure that improving student learning outcomes increased and that means learning to write stories using real objects have been successful writers do. In conclusion, by using real objects in writing class students is very helpful in solving the difficulties students in writing a short story, because students can easily pour his ideas on paper in writing short stories. Recommended to all parties, especially the teachers to make learning by using tools such as researchers are already doing, because it can facilitate the learning process.
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i
PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional... 5
1. Definisi Menulis ... 5
2. Definisi Cerita Pendek ... 5
3. Definisi Media ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 8
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD ... 8
2. Menulis ... 9
a. Hakikat Menulis ... 9
b. Fungsi Menulis ... 10
3. Cerita Pendek ... 11
4. Benda-benda Nyata ... 11
5. Langkah-langkah Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata ... 12
6. Pembelajaran Menulis Cerita Pendek di Kelas V SD ... 13
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14
C. Kerangka Berpikir ... 14
D. Hipotesis Tindakan... 15
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 17
B. Instrumen Penelitian... 21
a. Pengumpulan Data ... 21
b. Alat Pengolahan Data/Analisis Data ... 24
C. Indikator Keberhasilan ... 25
D. Lokasidan Subjek Penelitian ... 26
a. Lokasi Penelitian ... 26
b. Subjek Penelitian ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27
1. Pra Siklus ... 27
2. Siklus I ... 30
3. Siklus II ... 37
B. Pembahasan ... 47
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 51
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Terhadap Guru ... 22
Tabel 3.2 Pedoman Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ... 23
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes ... 24
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar pada Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Tahap
Pra Siklus ... 28
Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata Siklus I ... 33
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Cerita
Pendek Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata Siklus I ... 34
Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
dengan Menggunakan Benda Nyata Siklus I ... 34
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Menulis Cerita
Pendek Dengan Mengggunakan Benda-benda Nyata Siklus II ... 40
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Cerita
Pendek Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata Siklus II ... 41
Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
dengan Menggunakan Benda Nyata Siklus II ... 41
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Menulis Cerita
Pendek Dengan Menggunakan Benda Nyata Siklus I dan II ... 45
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Cerita
Pendek Dengan Menggunakan Benda Nyata Siklus I dan II ... 46
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Hasil Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Hubungan antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen .... 15
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Benda Nyata ... 46
Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Benda Nyata ... 47
Grafik 4.3 Nilai Hasil Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Benda
DAFTAR LAMPIRAN
lampiran 1 RPP Siklus I
Lampiran 2 RPP Siklus II
Lampiran 3 SK Pembimbing Skripsi
Lampiran 4 Surat Ijin Observasi
Lampiran 5 SuratKeterangan Mengadakan Penelitian
Lampiran 6 Foto-foto Kegiatan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran menulis di SD saat ini masih terbilang monoton.Masalah
yang dilontarkan dalam pembelajaran menulis terbilang cukup banyak di
antaranya yaitu rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis, di
karenakan siswa tidak memiliki rasa ketertarikannya pada pelajaran Bahasa
Indonesia.Masalah tersebut juga dikarenakan kurangnya kereativitas dalam
mengembangkan teknik pembelajaran menulis.
Informasi tersebut penulis dapatkan melalui penyebaran angket dan
wawancara singkat dengan siswa dan guru yang
bersangkutan.Masalah-masalah tersebut dapat menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran
menulis. Banyak hal yang membuat proses menulis dan mengarang dirasa
sulit bagi siswa. Berdasarkan observasi awal di kelas V SDN Pereng,
Kecamatan Taktakan, Kota Serang, siswa hanya duduk terpaku, diam dan
bingung untuk memulai menulis, ketika guru mengajarkan pelajaran menulis
cerita pendek. Sehingga dari 40 jumlah siswa kelas V yang mampu menulis
cerita pendek dengan kriteria penilaian cukup atau apabila dipresentasikan
hanya 15 %, dan siswa mampu membuat karangan dengan hasil kurang 85 %,
sedangkan yang lainnya kesulitan dan sama sekali tidak bisa membuat cerita
pendek. Sedangkan rata-rata kelas yang diperoleh hanya 54,75 jauh di bawah
KKM yang telah di tetapkan di kelas V dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SDN Pereng yaitu 70,00.
Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi
harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Henry, 2008, hlm.
Kiranya sangat jelas dari pernyataan yang penulis kutip, bahwasannya
keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya, tetapi diperlukan juga
banyak belajar dan berlatih.Itulah yang penulis ingin terapkan juga pada siswa
kelas V agar nilai rata-rata kelas memenuhi kriteria KKM.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai empat aspek
keterampilan berbahasa, yaitu : (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca,
(4) menulis. Keempat aspek tersebut harus dimiliki oleh siswa, karena bila
salah satu aspek tersebut tidak dimiliki oleh siswa maka akan sulit untuk
mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dan bidang studi lainnya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia disekolah saat ini sudah diterapkan
keempat aspek keterampilan bahasa tersebut, hanya saja cara pengajaran yang
diberikan oleh guru kurang menarik sehingga siswa tidak maksimal untuk
mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Indikasi yang terlihat adalah
sedikitnya kata dan kalimat yang mampu ditulis siswa pada kertas yang
disediakan guru. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakmampuan siswa
dalam menulis, dan disinilah peran guru sangat menentukan, oleh karena itu
guru dituntut agar lebih kreatif dan inovatif serta memiliki kemampuan yang
memadai dalam merancang pembelajaran menulis terutama menyangkut
teknik dan strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis.
Mengingat pentingnya pengajaran menulis, kurikulum mencantumkan tujuan
pengajaran bahasa yang cenderung ke arah keterampilan berbahasa termasuk
keterampilan menulis.
Dari berbagai masalah yang ada, masalah kurangnya minat menulis
cerita pendek perlu diangkat karena bila siswa berminat untuk menulis maka
masalah dalam pemahamannya sudah berkurang. Adapun upaya dalam
peningkatan menulis cerita pendek untuk siswa kelas V ini adalah
menggunakan alat bantu atau media ke arah benda-benda nyata.
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan
dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.Disamping mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran, yang meliputi (Hamalik dalam Arsyad, 2011, hlm. 2).
Dari pernyataan diatas, peneliti percaya bahwa dengan menggunakan
media akan membantu kesulitan siswa dalam mencari inspirasi dalam
pembelajaran menulis cerita pendek, yaitu dalam studi penelitian yang akan
dilakukan di kelas V SDN Pereng Kec.Taktakan dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Untuk Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Benda-benda Nyata” (PTK di Kelas
VSDN Pereng, Kec.Taktakan, Kota Serang).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan
(Arikunto, 2010, hlm. 36).
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi fokus penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kemampuanmenulis cerita pendek siswa dengan
menggunakan benda-benda nyata?
2. Seberapa besarkah peningkatan kemampuanmenulis cerita pendek siswa
dengan menggunakan benda-benda nyata?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan antara lain:
1. Mendeskripsikan kemampuanmenulis cerita pendek siswa dengan
2. Mendeskripsikan kemampuansiswa dalam menulis cerita pendek setelah
menggunakan benda-benda nyata .
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian pembelajaran menulis cerita pendek dengan
menggunakan benda-benda nyata, penulis mengharapkan akan timbul
manfaat, diantaranya:
1. Segi Teori
Melaluui penelitian ini dapat dijadikan sumbangan bagi ilmu pendidikan
khususnya upaya dalam peningkatan kemampuan siswa dalam menulis
cerita pendek.Dengan adanya inovasi dan variasi dalam pengajaran
diharapkan mampu meningkatkan minat menulis siswa terutama dalam
menulis cerita pendek dengan optimal.
2. Segi Kebijakan
Untuk Dinas Pendidikan diharapkan dapat membuat kebijakan yang
profesional dan berkompeten dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini
dikarenakan masih adanya nilai bahasa Indonesia yang kurang dari KKM
yang sudah ditetapkan.
3. Segi Praktik
a. Bagi guru
Hasil penelitian tindakan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar
khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
benda nyata.
b. Bagi siswa
b. Penelitian tindakan ini dapat memperbaiki aktifitas belajar siswa
serta dapat mendorong siswa untuk secara aktif terlibat dalam
pembelajaran
c. Dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam menungkan ide
kedalam tulisan.
c. Bagi sekolah
Dapat menjadi informasi tentang pengajaran dalam menulis cerita
pendek dengan menggunakan benda nyata.
E. Definisi Operasional
1. Definisi Menulis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian menulis adalah
membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb)
anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (seperti
mengarang, membuat surat).
Menurut Henry (2008, hlm. 3), menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Menulis dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
mengemukakan gagasan-pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan
media tulisan. Menulis juga disebut sebagai sebuah kegiatan dalam
menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan
2. Definisi Cerita Pendek
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa cerpen
adalah cerita atau kisah pendek dengan jumlah kata kurang dari 10.000
dengan memberikan kesan tunggal dan ceritanya terpusat pada salah satu
tokoh.
Sesuai dengan namanya, cerita pendek (cerpen) tentulah pendek.Jika
dibaca, biasanya jalannya peristiwa di dalam cerpen lebih padat.
Sementara itu latar maupun kilas baliknya disinggung sambil lalu
saja(Harris, 2009, hlm. 5)
Cerita Pendek atau sering disingkat sebagai Cerpen adalah suatu
bentuk Prosa Naratif Fiktif.Cerita Pendek cenderung padat dan langsung
pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang,
seperti Novella (dalam pengertian modern) dan Novel. Karena singkatnya,
cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.Ceritanya bisa dalam
berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan
singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi
penceritaan lisan.Dengan munculnya Novel yang realistis, cerita pendek
berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam
cerita-cerita karya E.T.A Hoffmann dan Anton Chekhov.
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan
novel.Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada suatu kejadian,
mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas,
mencakup jangka waktu yang singkat.
Dari penjelasan di atas tentunya kita sudah dapat mendefinisikan cerita
pendek.Cerita pendek adalah cerita singkat berbentuk prosa yang jumlah
lebih dari seratus halaman berarti bukanlah cerpen melainkan novel atau
cerita panjang.
3. Definisi Media
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan(Arsyad, 2011, hlm. 3).
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan sebuah kegiatan yang
dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk
memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses
sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik (Arikunto, 2010, hlm. 8).
Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini juga dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran
yang sudah dijelaskan dan diajarkan oleh guru.Dengan adanya Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) sangat membantu para guru dalam peningkatan kinerja
pembelajaran.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki peranan yang sangat
penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar.
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang
nyata.Tindakan itu dilakukan pada pada situasi alami (bukan dalam
laboraturium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan
praktis.Tindakan tersebut merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu.Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan
dalam rangkaian siklus kegiatan.
Keunikan lain dari PTK, diantaranya sebagai berikut:
1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk
memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional
membelajarkan guru untuk berpikir keritis dan sistematis, mampu
membiasakan-membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.
2. Hal yang dipermasalhkan bukan dihasilkan dari kajian teoretis atau dari
hasil penelitian terdahulu, tetapi dari adanya permasalahan yang nyata
dan actual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain,
PTK berfokus pada masalah praktis bukan problem teoretis atau bersifat
bebas konteks.
3. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas,
dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas.
4. Adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah,
siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang
permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan
kesamaan tindakan (action).
5. Di samping itu PTK dilakukan hanya apabila ada (a) keputusan kelompok
dan komitmen untuk pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan
profesionalisme guru, (c) alas an pokok: ingin tahu, ingin membantu,
ingin meningkatkan, dan (d) bertujuan memperoleh pengetahuan dan /
atau sebagai pemecajan masalah.
Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumnya
maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan
dapat dikenai aktivitas.Di samping itu, karena PTK menggunakan kegiatan
nyata dikelas, menuntuk etika (a) tidak boleh mengganggu tugas proses
pembelajaran dan tugas mengajar guru, (b) jangan terlalu menyita banyak
waktu (dalam pengambilan data) (c) masalah yang dikaji harus merupakan
masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru, (d) dilaksanakan
dengan selalu memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat
pada gambar berikut :
Gambar 3.1
Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Tagart
(Arikunto, 2010, hlm. 105) Pra siklus
Observasi
Refleksi
Dst …
Siklus I
Rencana
Tindakan
Observasi
Refleksi
Siklus II
Rencana
Tindakan
Observasi
a. Pelaksanaan siklus I
Sesuai dengan tahap-tahap kegiatan PTK, maka kegiatan yang
dilakukan pada siklus I diantaranya :
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru (pengajar)
melakukan diskusi sehubungan dengan penyusunan rencana
pengajaran serta rencana format penilaian dengan menggunakan
media melalui benda-benda nyata yang akan digunakan selama
penelitian berlangsung.
2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran yang
sudah didiskusikan sebelumnya agar pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
3) Observasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati langsung proses kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, dan juga untuk
mengemukakan hal atau temuan-temuan baru sebagai bahan
evaluasi dan refleksi.
4) Refleksi
Pada kegiatan refleksi ini adalah upaya untuk merefleksikan hasil
kegiatan belajar mengajar pada siklus I dan mendiskusikan
temuan-temuan serta kesulitan yang dialami. Namun, apabila hasil
perolehan dalam siklus I belum mencapai target maka akan
dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus berikutnya sampai
mencapai hasil yang diharapkan atau yang telah direncanakan.
b. Pelaksanaan siklus II
Sesuai dengan tahap-tahap kegiatan PTK, maka kegiatan yang
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru (pengajar)
melakukan diskusi terkait dengan penyusunan rencana pengajaran
serta rencana format penilaian dengan mengacu pada hasil evaluasi
siklus I dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada siklus I.
2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran
dengan rancangan pembelajaran yang berbeda dari siklus I. karena
pada siklus I belum mencapai hasil yang sesuai target, maka
rancangan pembelajaran disusun ulang dengan menggunakan
strategi pembelajaran yang berbeda.
3) Observasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati proses kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus II, untuk mengemukakan
hal atau temuan-temuan baru sebagai bahan perbandingan dengan
pelaksanaan siklus I serta sebagai evaluasi dan refleksi siklus II.
4) Refleksi
Kegiatan refleksi ini adalah upaya untuk merefleksikan dan
membandingkan hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus I dan
siklus II.
B. Instrumen Penelitian
a. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan 3 macam
1) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.Efek
dari suatu intervensi (action) terus dimonitor secara reflektif
(Arikunto, 2010, hal 127).
Pedoman observasi dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu :
a. Observasi Terhadap Guru
Observasi ini didasarkan pada indikator-indikator seperti: membuat
peta konsep dari materi yang akan diajarkan; menetapkan indikator
pencapaian kompetensi; membuat strategi pembelajaran yang
dengan menggunakan media benda nyata; mempersiapkan media
dan sumber belajar; penguasaan materi pembelajaran; cara guru
memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran; dan merancang
evaluasi yang sesuai
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Terhadap Guru
No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Membuat peta konsep dari materi yang akan diajarkan
2 Menetapkan indikator pencapaian kompetensi
3 Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan
media benda nyata
4 Menyiapkan media dan sumber belajar
6 Cara guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran
7 Merancang evaluasi yang sesuai
b. Observasi Terhadap Siswa
Observasi pada aktifitas dan kreativitas siswa pada saat kegiatan
belajar mengajar dan melaksanakan yang didasarkan pada aspek
kerjasama siswa dalam kelompok, aktivitas siswa secara mandiri,
kemampuan siswa dalam memahami konsep, kemampuan siswa
dalam menjawab pertanyaan guru, dan sebagainya.Seperti pada
tabel pedoman observasi dibawah ini.
Tabel 3.2
Pedoman Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
No Aspek yang diamati YA Tidak
1 Siswa aktif dalam kelompok
2 Siswa aktif dalam mengamati media
3 Siswa memahami konsep.
4 Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi
5 Siswa mampu mengerjakan evaluasi secara
mandiri.
2) Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau tugas
atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang trait (sifat) atau atribut pendidikan atau
psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
Tes yang digunakan oleh peneliti yaitu tes tertulis dan tes lisan
meliputi :
a. Bentuk tes tertulis untuk pembelajaran menulis cerita
pendek adalah dengan menggunakan benda nyata. Siswa
diminta untuk menuliskan sebuah cerita pendek dengan
benda yang sudah guru siapkan.
b. Tes lisan, siswa diminta mendeskripsikan benda yang
sudah guru perlihatkan secara lisan, supaya tidak ada
kesalahpahaman dalam penulisannya.
Dimana kedua bentuk tes tersebut diberikan ketika proses
belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa dalam menyimak dan menguasai pembelajaran
yang telah diberikan oleh guru, serta keterampilan guru dalam
menguasai penulisan cerita pendek melalui media sehingga dapat
diketahui hal-hal yang harus diperbaiki,dipertahankan atau lebih
ditingkatkan lagi,demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes
Jenis Soal Aspek yang di nilai Skor
Esay
Tanda baca 30
Penempatan huruf kapital 30
Kecocokan isi cerita dengan tema
40
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diklasifikasi menjadi
kriteria sebagai berikut:
≥ 90 : Baik sekali 30-49 : Kurang
70 – 89 : Baik ≤ 20 : Kurang sekali
50 – 69 : Cukup
b. Alat Pengolahan Data/ Analisis Data
Tahap-tahap pengolahan data/analisis data yaitu sebagai berikut:
1) Pengumpulan data
Data yang telah diperoleh dari peneliti, guru, dan siswa dikumpulkan
dan disusun.Kemudian data tersebut dipilih berdasarkan kategori yang
sudah ditentukan untuk mempermudah menganalisis.Kategori-kategori
tersebuthasil dari pembelajaran siswa seperti prestasi siswa, perubahan
kemampuan siswa, dan perubahan kondisi dan suasana kelas.
2) Validitas
Agar diperoleh data yang objektif dan sahih, maka didalam penelitian
ini digunakan teknik tringulasi.Bila peneliti melakukan pengumpulan
data dengan tringulasi, maka peneliti dapat mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
3) Analisis data
Data yang sudah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara
deskriptif komparatif. Mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan ke dalam uinit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain. Selanjutnya dari hasil analisis data ini diperoleh
suatu kerangka referensi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan tindakan selanjutnya.
Berdasakan pada hasil analisis data secara keseluruhan maka akan
terjadi referensi tentang situasi pembelajaran yang bermakna, sehingga
bermanfaat dan menjadi dasar guru untuk melakukan tindakan
pembelajaran selanjutnya.
C. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu adanya perubahan
dalam pembelajaran, seperti pengajaran yang tepat, media yang sesuai dengan
pembelajarnnya, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam
pembelajaran.Selain itu peningkatan hasil belajar diatas KKM pada
pembelajaran menulis juga menjadi salah satu indikator keberhasilan.
Penelitian ini akan peneliti anggap berhasil jika setengah (50%) dari
jumlah siswa mencapai nilai diatas KKM (70,00).
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di kelas V Sekolah
Dasar Negeri Pereng, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Hal ini
dikarenakan kemampuan belajar menulis siswa masih jauh dibawah
KKM.
b. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini yaitu seluruh siswa-siswi kelas V Sekolah
Dasar Negeri Pereng, pada kegiatan pembelajaran menulis dengan
menggunakan media nyata. Jumlah murid laki-laki terdiri dari 25 siswa
dan jumlah murid perempuan terdiri dari 15 siswa. Jadi, keseluruhan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan temuan dalam penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan di kelas V SDN Pereng, Kecamatan Taktakan, Kota
Serang, sebagai berikut :
1. Dari hasil observasi, kemampuan menulis cerita pendek mengenai
aktivitas guru dan siswa terjadi peningkatan dalam merencanakan
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari data hasil rata-rata observasi guru
pada setiap siklus. Hasil persentase mencapai 42,8% pada siklus I dan
85,7% pada siklus II. Sedangkan hasil persentase observasi siswa pada
siklus I mencapai 40% dan pada siklus II mencapai 80%.
2. Terkait hal hasil belajar siswa dapat dinyatakan bahwa penerapan
benda-benda nyata dapat meningkatakan kemampuan menulis siswa pada
pembelajaran menulis cerita pendek di kelas V. Hal tersebut terlihat dari
setiap tindakan mulai dari siklus I ke siklus II. Perolehan nilai hasil
belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 66,5% dan
pada siklus II sebesar 71,12%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa merasa pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi
menyenangkan dan bermakna. Karena siswa mampu mengumpulkan
ide-idenya dan menuliskannya menjadi sebuah cerita pendek.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan penelitian di atas, maka
peneliti membuat rekomendasi kepada :
1. Guru Sekolah Dasar
Penelitian ini menghasilkan RPP yang dapat digunakan dalam
pembelajaran yang inovatif, seperti yang telah diterapkan peneliti, yaitu
menggunakan benda-benda nyata dalam setiap pembelajaran yang
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Karena dengan begitu siswa akan lebih aktif dan semakin termotivasi
dalam belajar, apalagi bila belajar dalam suasana yang menyenangkan.
2. Kepala Sekolah
Penelitian ini menghasilkan data rekapitulasi yang dapat mendukung
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, serta pembinaan terhadap
guru-guru untuk penerapan pembelajaran yang inovatif, khususnya
dengan menggunakan media atau alat bantu seperti benda-benda nyata
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Peneliti selanjutnya
Agar dapat meneruskan penelitian pada pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan metode yang berbeda dalam pembelajaran menulis cerita
pendek.Peneliti selanjutnya dapat menggunakan instrument penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : BUMI AKSARA
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA
Departemen Pendidikan Nasional, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat. Bahasa
Effendi, Harris. (2009). Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung : Angkasa
Guntur, Henry. (2008). Menulis (Sebagai Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa
Guntur, Henry. (2011). Psikosastra. Bandung : Angkasa
Nur’aeni dan Yusnandar, E. (2013). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang :
Ikhwan Mandiri Press.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad.(2009). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Algenso.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syarif, Elina (2009). Menulis. Bandung : Angkasa
Titik. (2012). Kreatif Menulis Cerita Anak. Bandung: NUANSA
Warsidi, Edi dan Farika. (2008). Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 5. Jakarta: Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.