• Tidak ada hasil yang ditemukan

CERITA RAKYAT KYAI AGENG SUTAWIJAYA DI DESA MAJASTO KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO (Sebuah Tinjauan Folklor).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CERITA RAKYAT KYAI AGENG SUTAWIJAYA DI DESA MAJASTO KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO (Sebuah Tinjauan Folklor)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

CERITA RAKYAT KYAI AGENG SUTAWIJAYA

DI DESA MAJASTO KECAMATAN TAWANGSARI

KABUPATEN SUKOHARJO

(Sebuah Tinjauan Folklor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sebelas Maret

DisusunOleh

FURQON FAROIED SYAHRONI

C0111014

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

CERITA RAKYAT KYAI AGENG SUTAWIJAYA

DI DESA MAJASTO KECAMATAN TAWANGSARI

KABUPATEN SUKOHARJO

(Sebuah Tinjauan Folklor)

Disusun oleh :

Furqon Faroied Syahroni C0111014

Telah disetujui oleh Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Muslifah, S.S., M.Hum. Prasetyo Adi Wisnu W., S.S., M.Hum. NIP 197311032005012001 NIP 197604212008121001

Mengetahui,

Kepala Program Studi Sastra Daerah

(3)

iii

CERITA RAKYAT KYAI AGENG SUTAWIJAYA

DI DESA MAJASTO KECAMATAN TAWANGSARI

KABUPATEN SUKOHARJO

(Sebuah Tinjauan Folklor)

Disusun oleh Furqon Faroied Syahroni

C0111014

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal

Dekan

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Prof. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed., Ph. D NIP 196003281986011001 Penguji I Siti Muslifah, S.S., M.Hum.

NIP 197311032005012001 ………. Penguji II Prasetyo Adi Wisnu W., S.S., M.Hum.

(4)

PERNYATAAN

Nama : Furqon Faroied Syahroni NIM : C0111014

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, skripsi berjudul CERITA RAKYAT KYAI AGENG SUTAWIJAYA DI DESA MAJASTO KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATAN SUKOHARJO (Sebuah Tinjauan Folklor) adalah benar- benar karya saya sendiri, dan bukan plagiat, dan tidak dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda/kutipan dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa mencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan,

(5)

v

MOTTO

“Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh”

(6)

PERSEMBAHAN

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya karena penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Cerita

Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya di Desa Majasto Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo (Sebuah Tinjauan Folklor)

Proses penyusunan skripsi ini penulis mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada yang terhormat :

1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya beserta staf yang telah mengijinkan penulis mengakhiri studi dengan penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Supana, M.Hum., selaku Kepala Program Studi Sastra Daerah Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberi dorongan serta bimbingan untuk menyelesaikan masa studi.

3. Siti Muslifah S.S., M.Hum., selaku pembimbing pertama, dengan kesabaran,

mengarahkan dan memberi petunjuk yang sangat berguna bagi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Prasetyo Adi Wisnu Wibowo. S.S. M.Hum., selaku pembimbing kedua,

(8)

5. Bapak dan ibu dosen yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat berharga dan berguna bagi penulis.

6. Seluruh staf serta karyawan perpustakaan Universitas Sebelas Maret dan perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya yang telah membantu dalam penyususnan

skripsi.

7. Masyarakat Desa Majasto beserta jajaran Pemerintah Desa Majasto yang telah member izin kepada penulis untuk melakukan penelitian sebagai data skripsi.

8. Kakak tersayang yang senantiasa memberi semangat dan banyak motifasi penulis dalam penyusunan skripsi.

9. Putri Virgantari yang senantiasa memberikan dukungan dan perhatian dalam penyusunan skripsi.

10. Sahabat tercinta Rizqi, Yoga, dan Wening, Nur, Pipit, beserta teman-teman Sastra Daerah 2011, Sinta, Chintya, Permata, Suro, Restu, Wilis, Arga, Heri, Aryo, Septi, Bayun, Satrio, Arya, Ari Mukti yang banyak membantu dan memberi banyak masukan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman KKN Fanny, Ema, Taufik, yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga

kebaikan dari semua pihak tersebut di atas meupun yang tidak penulis sebutkan mendapatkan imbalan dari Allah SWT.Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan walau telah diusahakan

(9)

ix

membangun penulis terima dengan terbuka untuk perbaikan tulisan ini di masa-masa mendatang.

Surakarta, Agustus 2015

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

ABSTRAK... xv

ABSTRACT... xvi

SARI PATHI... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

(11)

xi

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Batasan Masalah ... 6

E. Teori... 6

1. Hakikat Folklor... 6

2. Pengertian Cerita Rakyat ... 11

3. Ciri-Ciri Cerita Rakyat ... 12

4. Bentuk Cerita Rakyat... 14

5. Fungsi Cerita Rakyat... ... 14

6. Mitos ... 15

F. Sumber Data ... 17

1. Sumber Data Primer……… ... . 17

2. Sumber Data Sekunder ... 17

G. Metode Penelitian ... 18

1. Bentuk Penelitian... 18

2. Lokasi Penelitian ... 19

3. Teknik Pengumpulan Data ... 20

4. Populasi dan Sampel... 24

5. Teknik Analisis Data ... 25

6. Validitas Data ... 27

H. SistematikaPenulisan ... 29

BAB II PEMBAHASAN ... 30

(12)

1. Karakteristik Masyarakat Desa Majasto ... 30

2. Kondisi Geografis ... 32

3. Kondisi Demografis ... 33

4. Kondisi Sosial Budaya... 36

5. Tradisi Sadranan Masyarakat Desa Majasto... 38

B. Isi Dan Bentuk Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya ... 46

1. Deskripsi Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya... 46

2. Bentuk Cerita Kyai Ageng Sutawijaya ... 62

C. Fungsi Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya... . 65

1. Sebagai Sarana Sistem Proyeksi ... 65

2. Sebagai Alat Pengesahan Pranata-Pranata dan Lembaga-Lembaga Kebudayaan... 66

3. Sebagai Alat Pendidikan ... 67

4. Sebagai Pengawas Norma-Norma Masyarakat yang Harus Dipatuhi Oleh Kolektifnya... 70

5. Mempertebal Perasaan Solidaritas Kolektif ... 71

6. Sebagai Hiburan... 71

7. Sebagai Sarana Menambah Pendapatan Masyarakat... 72

8. Meningkatkan Etos Kerja ... 72

D. Makna/Penghayatan Masyarakat ... 73

1. Makna/Penghayatan Masyarakat ... 73

(13)

xiii

2. Mitos Pemakaman dengan Kedalaman Makam Hanya 50cm. 82 3. Mitos Orang yang Masuk ke Makam Bumi Arum Tidak Boleh

Melakukan Hal yang Tidak Senonoh... 83

BAB III PENUTUP ... 84

Kesimpulan ... 84

Saran... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Sinopsis Cerita

Lampiran II : Surat Penelitian

Lampiran III : Peta Kabupaten Sukoharjo

Lampiran IV : Data Monografi Desa

Lampiran V : Data Informan atau Narasumber

Lampiran VI : Pertanyaan dan Jawaban Informan atau Narasumber

(15)

xv ABSTRAK

Furqon Faroied Syahroni. C0111014. Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah (Sebuah Tinjauan Folklor). Skripsi : Jurusan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana bentuk dan isi cerita Kyai Ageng Sutawijaya di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo (2) bagaimana fungsi folklore cerita Kyai Ageng Sutawijaya bagi masyarakat Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo (3) bagaimana makna dan penghayatan masyarakat Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo terhadap cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya.

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan wangun dan isi cerita Kyai Ageng Sutawijaya di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. (2) menemukan fungsi folklor cerita Kyai Ageng Sutawijaya bagi masyarakat Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. (3) menemukan maknadan penghayatan masyarakat Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo terhadap keberadaan cerita rakyat makam Kyai Ageng Sutawijaya.

Data dalam penelitian ini berupa data lisan yaitu hasil wawancarayang berupa

cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya. Sumber data primer yaitu informan, sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah referensi maupun buku-buku yang relevan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (a) teknik observasi. (b) teknik wawancara. (c) content analysis.

Metode penelitian ini meliputi lokasi penelitian yang berada di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Penelitian ini mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, (1) cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya termasuk ke dalam golongan folklor. Cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya adalah suatu cerita yang berwangun legenda karena merupakan suatu cerita yang di anggap benar-benar terjadi oleh masyarakat Desa Majasto, serta tokoh dalam cerita di anggap ada serta terjadi di dunia nyata. (2) cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya memiliki fungsi antara lain : a) sebagai sarana system proyeksi. b) sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan. c) sebagai alat pendidikan. d) sebagai pengawas norma-norma masyarakat yang harus dipatuhi oleh kolektifnya. e) mempertebal perasaan solidaritas kolektifnya. f) sebagai hiburan. g) sebagai sarana menambah pendapatan masyarakat. h) meningkatkan etos kerja. (3) penghayatan masyarakat Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo masih banyak yang mengakui keberadaan cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya. Masyarakat Desa Majasto menganggap bahwa cerita tersebut merupakan warisan budaya dari leluhurnya dan harus tetap dijaga serta dilestarikan.

(16)

ABSTRACT

Furqon Faroied Syahroni. C0111014. Kyai Ageng Sutawijaya Folklore in Majasto Village, Tawangsari Sub District, Sukoharjo Regency, Central Java Province (A Folklore Study). Thesis: Local Letters Department of Cultural Science Faculty of Surakarta Sebelas Maret University.

The problems discussed in this research were (1) what are the form and the content of Kyai Ageng Sutawijayastory in Majasto Village, Tawangsari Sub District, Sukoharjo Regency? (2) what is the function of Kyai Ageng Sutawijaya folklore for the people of Majasto Village, Tawangsari Sub District, Sukoharjo Regency? and (3) what are the meaning and the perspective of Majasto Villagers, in Tawangsari Sub District, Sukoharjo Regency on the Kyai Ageng Sutawijayafolklore?

This study aimed (1) to describe the form and the content of Kyai Ageng Sutawijaya story in Majasto Village, Tawangsari Sub District, Sukoharjo Regency, (2) to find the function of Kyai Ageng Sutawijayafolklore for the people of Majasto Village, Tawangsari Sub District, Sukoharjo Regency, and (3) to find the meaning and the perspective of Majasto Villagers, in Tawangsari Sub District, Sukoharjo Regency on the existence of Kyai Ageng Sutawijayagrave folklore.

The data in this study is data that is the result of interviews oral form of folklore Kyai Ageng Sutawijaya. Primary data source informant, while the secondary data source in this study is a reference as well as books that are relevant to the research topic. Data collection techniques in this study were (a) observation. (b) interview techniques. (c) content analysis.

Methods This study includes research sites in the village Majasto, District Tawangsari, Sukoharjo, Central Java. The data in this study using descriptive analysis techniques. This research has benefited both theoretically and practically.

The conclusions of research were as follows. (1) Kyai Ageng Sutawijaya folklore belonged to folklore class. Kyai Ageng Sutawijaya folklore was considered as a legend-form story because it was the one considered as actually occurring by Majasto villagers, and the character of story was considered as present and occurring in real world. (2) Kyai Ageng Sutawijaya folklore functions: a) as a means of projection system, b) as a means of legalizing cultural regulation and institution, c) as a means of education, d) as a control of society norms that should be obeyed by its collective, e) as a means of thickening its collective’s solidarity feeling, f) as entertainment, g) as a means of increasing the society income, h) to improve work ethics. (3) The perspective of Majasto villagers, in Tawangsari Sub District, Sukoharjo Regency still recognized the existence of Kyai Ageng Sutawijayafolklore. Majasto villagers considered that the story was the cultural heritage from their ancestors and should be maintained and preserved.

(17)

xvii SARI PATHI

Furqon Faroied Syahroni. C0111014. Cerita Rakyat Kyai Agêng Sutawijaya di Désa Majasto, Kêcamatan Tawangsari, Kabupatèn Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah (Sebuah Tinjauan Folklor). Skripsi : Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pêrkawis ingkang dipun rêmbag wontên ing panalitèn punika (1) Kados pundi wujud lan isi carios Kyai Agêng Sutawijaya ing Désa Majasto, Kêcamatan Tawangsari, Kabupatèn Sukoharjo (2) Kadospundi ginanipun folklor cariyos Kyai Agêng Sutawijaya ing Désa Majasto, Kêcamatan Tawangsari, Kabupatèn Sukoharjo (3) Kadospundi makna lan penghayatan masyarakat Désa Majasto, Kêcamatan Tawangsari, Kabupatèn Sukoharjo dhateng cariyos rakyat Kyai Agêng Sutawijaya.

Panalitèn punika nggadhahi ancas. (1) Njlèntrèhakên wangun lan isinipun cariyos Kyai Agêng Sutawijaya ing Désa Majasto, Kêcamatan Tawangsari, Kabupatèn Sukoharjo. (2) Njlèntrèhakên ginanipun folklore cariyos Kyai Agêng Sutawijaya tumrap masyarakat Désa Majasto, Kêcamatan Tawangsari, Kabupatèn Sukoharjo. (3) Njlèntrèhakên makna lan penghayatan masyarakat Désa Majasto, Kêcamatan Tawangsari, Kabupatèn Sukoharjo, cariyos Kyai Agêng Sutawijaya.

Data ing panalitèn punika arupi data lisan ingkang awujud wawanrembag ingkang arupi cariyos rakyt Kyi Ageng Sutawijaya.

Sumber data primer inggih punika informan, sumber data sekunder wontên ing panalitèn punika referensi lan buku-buku ingkang relevan kalawan topik panalitèn. Wujud panalitèn pengumpulan data (a) teknik observasi. (b) teknik wawancara. (c) content analysis

Metode panalitèn anglimputi papan panalitèn ingkang mapan wontên ing Désa Majasto, Kêcamatan Tawangsari, Kabupatèn Sukoharjo, Jawa Têngah. Teknik analisis ing panalitèn punika teknik panalitèn deskriptif . Panalitèn punika anggadahi kaginaan teoritislan praktis.

Dudutan saking panalitèn, (1) Cariyos rakyat Kyai Agêng Sutawijaya kalêbêt golongan folklore. Carios rakyat Kyai Agêng Sutawijaya salah satunggaling cariyos legenda amargi cariyos sanyatanipun dêning masyarakat Désa Majasto, sarta tokoh ing salêbêting cariyos dipunanggêp satêmenipun wontên ing kasunyatan. (2) Cariyos rakyat Kyai Agêng Sutawijaya anggadhahi kaginanantawisipun : a) minangka sarana sistem proyeksi. b) minangka piranti pengesahan pranata-pranata lan lambaga kebudayaan.c) minangka sarana pawiyatan. d) minangka pratanda norma-norma masyarakat ingkang kêdah dipunugêmi. e) nambahakên raos têpa slira masyarakat. f) minangka hiburan.g) minangka sarana pangupa jiwa masyarakat. h) nambahakênetos kerja. (3) Penghayatan masyarakat Désa Majasto, Kêcamatan Tawangsari, Kabupatèn Sukoharjo taksih kathah ingkang ngakèni kawontênan cariyos rakyat Kyai Agêng Sutawijaya. masyarakat Désa Majasto nganggêp cariyos punika minangka warisan budaya leluhur lan kêdah dipunuri-uri sarta dipunlêstantunakên.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang dianggap mempengaruhi perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kubu Raya, dari sisi faktor

Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2 rekapitulasi di atas, dapat di lihat bahwasanya rata-rata prosentase terbesar yang di dapat oleh guru matematika di Negeri 1

RSUD Kota Semarang sebagian besar kematian neonatal dini yang.. terjadi karena faktor dari ibu yang melahirkan ataupun

Pembangunan pertanian merupakan langkah memajukan pembangunan daerah, sehingga merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah daerah, pusat, petani,

Hasil akhir terapi amblyopia unilateral adalah terbentuknya kembali fiksasi alternat, tajam penglihatan dengan Snellen linear tidak berbeda lebih dari satu baris antara kedua mata..

Kondisi ini memberi indikasi bahwa pada titik lokasi ini termasuk lingkungan berenergi tinggi atau kurang stabil dan kurang cocok bagi kehidupan ostracoda yang berukuran lebih

Makna dari pernyataan informan berikut mengenai metode yang digunakan dalam pengadaan obat adalah berdasarkan pola penyakit dengan menggunakan Lembar Permintaan dan Lembar

Tindakan operasi ini membutuhkan sayatan pada tubuh pasien, sehingga micro organisme. Infeksi luka operasi menunjukkan 20 - 25 % dari semua infeksi nosokomial. Mikro