• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG MUNDURNYA HARY TANOE SOEDIBYO DARI PARTAI HANURA PADA MEDIA ONLINE (Analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Tentang Berita Mundurnya Hary Tanoe dari Partai Hanura di Vivanews.com dan Tempo.com Periode Tanggal 17 s.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG MUNDURNYA HARY TANOE SOEDIBYO DARI PARTAI HANURA PADA MEDIA ONLINE (Analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Tentang Berita Mundurnya Hary Tanoe dari Partai Hanura di Vivanews.com dan Tempo.com Periode Tanggal 17 s."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG MUNDURNYA HARY TANOE SOEDIBYO DARI PARTAI HANURA PADA MEDIA ONLINE

(Analisis Fr aming Zhongdang Pan dan Ger ald M. Kosicki Tentang Ber ita Mundur nya Har y Tanoe dar i Par tai Hanur a di Vivanews.com dan Tempo.com Per iode Tanggal 17

s.d. 23 Mei 2014)

SKRIPSI

Oleh :

TIARA SARI 1043010167

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG PENGUNDURAN DIRI HARY TANOESOEDIBJ O DARI PARTAI HANURA PADA MEDIA ONLINE (Analisis Fr aming Zhongdang Pan dan Ger ald M. Kosicki Tentang Ber ita Mundur nya Har y Tanoe dar i Par tai Hanur a di Vivanews.com dan Tempo.co

Per iode Tanggal 17 s.d 23 Mei 2014)

Oleh :

TIARA SARI

NPM. 10403010167

Telah diper tahankan dihadapkan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veeter an” J awa Timur Pada Tanggal 18 J uli 2014

Pembimbing Tim Penguji :

1. Ketua

Dr s. Kusnar to, M.Si J uwito, S.Sos, M.Si

NIP. 1958080 1198402 1001 NPT. 3 6704 95 00361

(3)

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG PENGUNDURAN DIRI HARY TANOESOEDIBJ O DARI PARTAI HANURA PADA MEDIA ONLINE (Analisis Fr aming Zhongdang Pan dan Ger ald M. Kosicki Tentang Ber ita Mundur nya Har y Tanoe dar i Par tai Hanur a di Vivanews.com dan Tempo.co

Per iode Tanggal 17 s.d 23 Mei 2014)

Oleh :

TIARA SARI

1043010167

Telah disetujui mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui,

Pembimbing

Dr s. Kusnar to, M.Si

NIP. 1958080 1198402 1001

Mengetahui,

Dekan

Dr a. Hj. Supar wati, M.Si

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rakhmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi dengan judul “PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNDURAN DIRI HARY TANOE SOEDIBJ O PADA MEDIA ONLINE” ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Kusnarto, Msi. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. Dan juga penulis menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra.Hj. Suparwati, Msi. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Juwito, S.Sos, Msi. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Drs. Sumardjijati, Msi. Selaku penyemangat untuk penulis dalam mengerjakan skripsi.

4. Papa dan Mama untuk doa dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis.

5. Ibu ku yang selalu memberi dukungan melalui BBM

6. “RF” yang memberi semangat menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga tercinta yang selalu memberi canda dan tawa pada saat penulis lelah dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Keluarga Cherry Guruh, Shilby, Funni, Shinta atas waktu yang diberikan untuk memberi masukan kepada penulis.

9. Keluarga kampus “TH” Indro sigito,Anis,Aya,Dhenz,Achwan,Danton,Deny,Rekad dan.Keluarga “IKOM” Mas Andre,Wulan,Mertien,Shani, dan rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberi dukungan.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis khususnya.

Surabaya, 03 Juni 2014

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN UJ IAN

SKRIPSI ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Penelitian Terdahulu ... 13

2.1.2 Media Massa ... 13

2.1.3 Konstruksi Realitas ... 15

2.1.4 Jurnalisme Online Sebagai Media Massa ... 19

2.1.5 Situs Berita Online ... 21

(6)

2.1.7 Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas ... 27

2.1.8 Kecenderungan Hierarchy Of Influence ... 28

2.1.9 Framing Termasuk Paradigma Konstruksionis ... 30

2.1.10 Komunikasi Politik di Media Massa... .... 31

2.1.11 Analisis Framing ... 32

2.1.12 Perangkat Framing Pan dan Kosicki ... 35

2.1.13 Priming... 41

2.2. Kerangka Berpikir ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45

3.1 Metode Penelitian ... 45

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 46

3.3 Unit Analisis ... 46

3.4 Populasi dan Korpus ... 47

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.6 Teknik Analisis Data... 49

3.7 Langkah-Langkah Analisis Framing ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………...………... 51

4.1 Gambaran Umum Penelitian………. 51

4.1.1 Gambaran Umum Media Online Vivanews.com…….. 51

4.1.2 Gambaran Umum Media Online Tempo.co………….. 53

4.2 Analisis Data………. 55

(7)

4.2.2 Analisis Data Media Online Tempo.co………. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. . 86

5.1 Kesimpulan………. . 86

5.2 Saran……… . 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hierarchy Of Influence

(Shoemaker dan Rease dalam Sobur 2002:138) ... 28

Tabel 2.2 Skema Perangkat Framing Zhongdang Pan dan

Gerald M. Kosicki ... 41

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Berita Vivanews.com... 93 19 Mei 2014 “Hary Tanoe dukung Prabowo-Hatta Hanura Pecah”

Lampiran 2 20 Mei 2014... 95 “Dukung Prabowo Hary Tanoe terancam dipecat dari Hanura”

Lampiran 3 21 Mei 2014...97 “Hary Tanoe dan Fuad Bawazier mundur Hanura pecah”

Lampiran 4 Berita Tempo.com...101 17 Mei 2014 “Koalisi dengan PDIP Wiranto ceraikan Hary Tanoe”

Lampiran 5 20 Mei 2014...103 “Dukung dua Capres Hary Tanoe mundur dari Hanura”

(10)

ABSTRAK

Tiar a Sar i, 1043010167 PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNDURAN DIRI HARY TANOESOEDIBJ O DARI PARTAI HANURA PADA MEDIA ONLINE (Analisis fr aming menggunakan metode Pan dan Kosicki tentang Ber ita Mundur nya Har y Tanoe dar i Par tai Hanur a di Vivanews.com dan Tempo.com Per iode Tanggal 17 s.d. 23 Mei 2014).

Media online merupakan media massa generasi ketiga setelah media cetak seperti koran, tabloid,majalah, buku dan media elektronik, dan sifatnya yang memiliki keunggulan dibanding media konvensional yang lain memiliki ketertarikan sendiri pada peminat massa. Semua media online memberitakan isu tersebut tidak terkecuali Vivanews.com dan Tempo.co yang turut memberi ruang yang begitu banyak pada timeline websitenya, bahkan mejadikan isu tersebut sebagai headline dalam situs onlinenya tersebut.

Metode yang digunakan adalah analisis framing milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki untuk mengetahui konstruksi berita yang dibuat oleh kedua media online tersebut. Metode tersebut termasuk dalam penelitian kualitatif. Disini analisis framing digunakan untuk mengetahui bagaimana kedua media dalam membentuk ideologi dalam berita yang disajikan kepada khalayak.

Hasil penelitian ini berdasarkan analisis data yang didapat dari berita pada media online menunjukkan bahwa Vivanews.com mengkonstruksi berita bahwa pengunduran diri Hary Tanoeseodibjo karena adanya perbedaan sikap politik terhadap partai, sedangkan Tempo.co mengkonstruksi berita bahwa Pemecatan Hary Tanoesoedibjo dari Partai Hanura karena kurangnya integritas Hary Tanoe dalam mendukung pencapaian partai. Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa Vivanews.com dan Tempo.co dalam memberitakan suatu isu masih terpengaruh oleh organisasional yang melingkupinya.

Kata Kunci : Framing, Media Online, Ideologi Media

ABSTRACT

Tiar a Sar i, 1043010167 fr aming NEWS Har y Tanoesoedibjo RESIGNATION OF PARTIES TO THE MEDIA ONLINE HANURA (fr aming analysis using the method of Pan and Kosicki News Har y Tanoe r esignation of Hanur a in Vivanews.com and Tempo.com Per iod Date 17 to May 23, 2014)

Online media is a third-generation media after the print media such as newspapers, tabloids, magazines, books and electronic media, and the nature of which has advantages over other conventional media have their own interest at the interest of the masses. All online media proclaim these issues are no exception Vivanews.com and Tempo.co that helped give so much space on the timeline website, even mejadikan the issue as a headline in its online site is.

The method used is owned framing analysis Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki to know the news construction made by both the online media. The method is included in the qualitative research. Here the framing analysis is used to determine how the two media in shaping the ideology of the news presented to the audience.

(11)

integrity Hary Tanoe in support of the party. Based on the results of this study concluded that Vivanews.com and Tempo.co in reporting an issue still affected by surrounding organizational.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peran media massa dalam kehidupan sosial kerap dipandang secara

berbeda-beda, namun tidak ada yang menyangkal atas perannya yang signifikan dalam

masyarakat modern. Menurut Mc Quail, dalam bukunya Mass Communication

Theoris (2000:6), menyebutkan bahwa peran media sebagai Window on event and

experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak

“melihat” apa yang terjadi diluar sana. Selain itu, media massa sebagai “filter” atau

“gate keeper” yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media

massa senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk konten lain berdasarkan standar

pengelolanya. Khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang layak

diketahui dan mendapat perhatian. Disini, pentingnya peran media massa sebagai

realitas simbolik yang dianggap mempresentasikan realitas objektif sosial dan

berpengaruh pada realitas sosial dan berpengaruh pada realitas subjektif yang ada

pada perilaku interaksi sosial.

Ketika produk media massa sampai kepada masyarakat sesungguhnya

merupakan hasil “ rekonstruksi realita “. Bahwa peristiwa yang disaksikan atau

dialami oleh reporter dan juru kamera diproses melalui editing dan re-editing

penyuntingan ulang, baik oleh reporter dan juru kamera maupun oleh editor dan

redaktur maupun pemimpin redaksi. Suatu proses yang cukup kompleks meskipun

berlangsung cepat. Ini yang disebut sebagai rekonstruksi atas realita (Pareno, 2005 : 4

(13)

Untuk membuat informasi menjadi lebih bermakna biasanya sebuah media

melakukan penonjolan-penonjolan terhadap suatu berita. Dalam mengambil

keputusan mengenai isi mana yang akan ditonjolkan tentu melibatkan nilai dan

ideologi pada wartawan yang terlibat dalam proses produksi dalam sebuah berita. (

Sobur, 2001 : 163 )

Jurnalistik online didefinisikan sebagai suatu proses pelaporan fakta yang

diproduksi dan didistribusikan melalui saluran internet. Pada dasarnya jurnalistik

konvensional dan jurnalistik online tidak berbeda jauh, yang membedakan hanya

medium penyebaranluasannya saja. Dari segi sifat, keduanya sama-sama dituntut

untuk menyajikan berita paling up to date secepat mungkin dan se-aktual mungkin.

Karena dalam media online ketepatan dan kecepatan dalam penyebaran dan

pengeluaran berita merupakan kewajiban yang harus dilakukan dari setiap media

online sehingga masyarakat akan percaya dan beranggapan bahwa media tersebut

menjadi dan menampilkan berita yang hangat yang sedang terjadi, jadi intinya setiap

ada informasi atau peristiwa terbaru, mereka langsung melaporkannya. Perbedaan

yang paling jelas terletak pada media dan mekanisme efisiensi pencarian, pengolahan

dan penyebaran beritanya. Jurnalistik online merupakan jurnalistik yang menganut

proses pencarian,pengolahan dan penyebarluasan informasi melalui fasilitas dalam

internet. Akan tetapi dalam jurnalistik online tidak terpaku pada kaidah bahasa yang

digunakan dalam jurnalistik secara umum. Karakteristik jurnalistik online yang paling

terasa meskipun belum tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun

masyarakat untuk membuat pralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit

online bisa menerbitkan maupun mengarsipkan artikel-artikel untuk dapat dilihat saat

ini maupun nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalistik konvensional,

(14)

karena informasi yang disebarluaskan bisa lebih cepat daripada jurnalistik

konvensional.

Menurut Foust (2005, 12) media online merupakan media massa yang tersaji

secara online di situs web internet. Media online merupakan media massa generasi

ketiga setelah media cetak seperti koran, tabloid,majalah, buku dan media elektronik,

dan sifatnya yang memiliki keunggulan dibanding media konvensional yang lain

memiliki ketertarikan sendiri pada peminat massa. Salah satunya karena kemampuan

media massa konvensional seperti televisi, radio dan surat kabar mulai dibentuk untuk

dapat diakses dalam bentuk online. Khalayak yang mengkonsumsi berita melalui

surat kabar kini dapat menikmati berita dalam bentuk digital atau versi online.

Media online pun mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dengan

media lainnya. Jurnalistik online adalah tipe baru jurnalistik karena sejumlah fitur dan

karakteristik berbeda dengan jurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka

adalah teknologinya, menawarkan kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan

menyebarkan berita. Dalam buku Journalism and New Media karangan J.Pavlik

menyebut tipe baru jurnalisme ini sebagai “ contextualized journalism”, karena

mengintegrasikan tiga fitur komunikasi yang unik : kemampuan – kemampuan

multimedia berdasarkan platform digital, kualitas-kualitas interaktif komunikasi

online dan fitur-fitur yang ditatanya.

( Santana,2005:137 )

“ Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura Hary Tanoesoebdibjo

mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai calon Presiden dan Wakil

Presiden dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014”.

Petikan isi berita diatas adalah salah satu kutipan berita berjudul Hary Tanoe

(15)

Vivanews.com tanggal 19 Mei 2014 berita yang sama dimuat pada Tempo.co dengan

headline “ Koalisi dengan PDIP, Wiranto “ceraikan” Hary Tanoe” berita ini dilansir

pada tanggal 17 Mei 2014. Dari pemberitaan yang dimuat pada media online

Vivanews.com dan Tempo.co konstruksi media terlihat sama, dari berita tersebut

peneliti akan mencari tahu bagaimana media menjaga netralitasnya dalam

memberitakan suatu peristiwa. Peneliti tertarik untuk meneliti berita tersebut karena

Hary Tanoe adalah Cawapres yang diusung oleh Partai Hanura untuk mewakili

Capres Wiranto dan merupakan mogul media di Indonesia. Kemudian melihat pada

kampanye yang dilakukan oleh mantan Capres dan Cawapres tersebut yang

memenuhi salah satu stasiun televisi swasta milik Hary Tanoe tersebut. Dalam berita

tersebut dijelaskan bahwa terdapat perbedaan dukungan yang diinginkan oleh

keduanya, disebutkan juga bahwa Hary tanoe gagal dalam mempromosikan Hanura.

Disisi lain berita tentang mundurnya Hary Tanoe tersebut tidak terdapat pada media

miliknya sehingga peneliti tertarik untuk meneliti berita tersebut.

Alasan peneliti memilih media online sebagai objek untuk diteliti karena

maraknya pertumbuhan media online. Perkembangan teknologi memiliki banyak

implikasi pada seluruh manusia. Perkembangan teknologi yang begitu pesat ikut

mempengaruhi proses eksistensi media. Hal tersebut juga terjadi karena pola

perkembangan manusia modern yang cenderung serba instan. Media massa sedikit

banyak akan mengalami progres atau resolusi ke arah yang lebih canggih. Mulai dari

buku, majalah, surat kabar, atau media cetak lainnya tidak memakai kertas lagi karena

kita bisa membacanya secara online. Perkembangan media online sejalur dengan

makin merambahnya internet di setiap pelosok Indonesia, serta merebaknya

(16)

Media online mengubah para pelaku bisnis media yang sebelumnya

berpikiran bahwa media cetak sudah ideal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Televisi dan radio, dianggap tidak akan mampu menandingi pencapaian media cetak

dari sisi kedalaman dan kebebasan mengulas sesuatu. Sekalipun televisi dan radio

memiliki kelebihan sendiri. Tapi tetap tidak memiliki apa yang telah dicapai cetak.

Pada perkembangannya ketiga jenis media ini dianggap sebagai media tradisional

karena muncul yang namanya new media. Generasi ini datang ke Indonesia seperti

ingin mengganti media tradisional Indonesia. Dengan argumentasi peningkatan

pelayanan dan kepuasan terhadap pembaca, pemodal media cetak maupun televisi

ikut merambah dunia online. Para pebisnis media ini tidak ingin ditinggal

pembacanya yang telah menikmati kemudahan akses dengan new media ini. Namun

pada dasarnya, tidak serta merta media tradisional yang masuk ke dunia online ini

dapat menerapkan apa yang ada di media konvensionalnya ke dalam new media,

karena karakteristik yang terdapat di kedua media tersebut sedikit terdapat perbedaan.

Dari dua media online yang digunakan peneliti yaitu Vivanews.com dan

Tempo.co termasuk media yang menyoroti peristiwa tentang mundurnya Hary

Tanoesoedibjo dari partai Hanura. Berikut kutipan berita pada Vivanews.com :

Pada tanggal 19 Mei 2014 Vivanews.com menurunkan berita dengan headline “Hary Tanoe Dukung Prabowo-Hatta, Hanura Pecah” dengan kutipan berita “dalam pertemuan, kata Fadli, Bos Media Nusantara Citra (MNC) itu menyatakan dukungannya kepada Prabowo”.

(17)

Pada tanggal 22 Mei 2014 menurunkan judul berita “Hary Tanoe dan Fuad Bawazier Mundur, Hanura Pecah?” dengan kutipan berita “pengusaha Hary Tanoesoedibjo mundur dari partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Pilihan koalisi yang berbeda dengan Ketua Umumnya, Wiranto, disinyalir menjadi penyebab. Langkah mundur Hary Tanoe juga diikuti Ketua DPP Partai Hanura, Fuad Bawazier. Alasannya makin tidak aspiratif dan banyak hal lain”.

Sedangkan pada Tempo.co dalam memberitakan mundurnya Hary Tanoe dari

Partai Hanura dengan alasan yang sama. Berikut kutipan berita pada Tempo.co :

Kutipan berita Tempo.co yaitu :

Pada tanggal 17 Mei 2014 Tempo.co menurunkan headline berita “Koalisi dengan PDIP, Wiranto “Ceraikan” Hary Tanoe. Dengan kutipan berita “Wiranto tak menjawab saat ditanyai apakah pembubaran paket WIN-HT akan dilakukan secara resmi dalam forum internal partainya. Ia hanya menegaskan pembubaran itu otomatis terjadi setelah berkoalisi dengan PDI Perjuangan”.

Pada tanggal 20 Mei 2014 Tempo.co kembali menurunkan headline “Dukung dua capres, Hary Tanoe mundur dari Hanura” dengan kutipan berita “wakil sekretaris jenderal partai Hati Nurani Rakyat Saleh Husein menytakan Hary Tanoesoedibjo selaku ketua dewan pertimbangan Hanura mengundurkan diri dari jabatan dan kegiatan politik di partainya. Pengunduran diri itu menyusul keinginan Hary yang tidak hanya mendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden, tapi juga Prabowo Subianto”.

Pada tanggal 23 Mei 2014 Tempo.co menurunkan headline “Sokong kampanye Prabowo, ini kekayaan Hary Tanoe” dengan kutipan berita “mundur dari Hanura, pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo memberikan dukungan untuk kemenangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung koalisi pimpinan Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Bantuan itu, kata dia, bisa dalam bentuk dana ataupun jaringan”.

Menurut pengamatan peneliti, pemberitaan mundurnya Hary Tanoe dari

Partai Hanura tersebut mendapatkan porsi yang besar selama berhari-hari di media

online. Dari berbagai fakta mengenai proses mundurnya Hary Tanoe yang disajikan

oleh Vivanews.com dan Tempo.co, terdapat beberapa fakta yang sama pada

pemberitaan yang disajikan. Hal itu dapat dilihat pada beberapa tema yang sama

dalam pemberitaan yang disajikan. Meskipun tema yang diberitakan media online

tersebut terdapat beberapa persamaan, namun keduanya memiliki kekhasan

(18)

Hary Tanoesoedibjo dari Partai Hanura. Keduanya memiliki kebijakan redaksional

yang dapat membatasi kebebasan wartawan dalam menulis berita. Kebijakan

redaksional tersebut menjadi pedoman dan ukuran sebuah berita dalam menentukan

peristiwa apa yang akan diberitakan dan pembingkaian seperti apa yang akan

disampaikan pada khalayak. ( Rosi, 2012 : 12 )

Masing-masing institusi media tentunya memiliki ideologi serta visi dan misi

tersendiri. Ideologi tersebut akan mempengaruhi kebijakan redaksional media.

Seorang wartawan yang bekerja di suatu media dengan kebijakan redaksional

tentunya akan mencari, meliput, menulis dan melaporkan peristiwa atas realitas

berdasarkan kebijakan redaksional media. Kebijakan redaksional tersebut cara dia

menuliskan berita, akan mencerminkan ideologi institusi media dimana dia bernaung.

Sikap atau tendensi sang wartawan dalam meliput atau melaporkan sebuah berita

akan sekaligus menunjukkan sikap dan tendensi institusi media tempat mereka

bernaung. Seperti halnya parameter yaitu seorang wartawan dalam peliputan ada

hal-hal lain yang harus dihindari dan bahkan harus diketahui, semua itu tidak jauh beda

dari media yang diikuti.

Perspektif media juga menentukan fakta yang dipilih dan ditonjolkan.

Penonjolan merupakan proses membuat informasi jadi lebih bermakna. Realitas yang

disajikan secara menonjol memiliki potensial untuk dipertahankan dalam

mempengaruhi pembaca dalam memahami realitas.

Untuk melihat perbedaan dan gambaran berita, peneliti menggunakan metode

analisis framing. Metode tersebut akan mengupas bagaimana media menggambarkan

realitas (berita). Analisis framing ini dipilih karena analisis ini memusatkan perhatian

(19)

untuk memilih peristiwa tertentu untuk diberitakan dan menekankan aspek tertentu

dari peristiwa. Eriyanto menjelaskan bahwa framing adalah metode untuk melihat

cara bercerita ( story telling ) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada

“ cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. “Cara melihat” ini

berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. ( Eriyanto, 2005 : 10 )

Konstruksi realitas yang dilakukan kedua media online dalam membingkai

mundurnya Hary Tanoesoedibjo dari Partai Hanura akan dilihat melalui analisis

framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, karena pada perangkat

framing Kosicki menyebutkan bahwa framing sebagai cara untuk mengetahui

bagaimana suatu media mengemas berita dan mengkonstruksi realitas melalui

pemaknaan kata, kalimat, lead, hubungan antar kalimat, foto, grafik, dan perangkat

lain untuk membantu dirinya mengungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat

dipahami oleh pembaca. Karena berita dilihat terdiri dari berbagai simbol yang di

susun lewat perangkat simbolik yang dipakai yang akan dikontruksi dalam memori

khalayak. Dengan kata lain tak ada pesan atau simuli yang bersifat obyektif,

sebaliknya berita dilihat sebagai seperangkat kode yang membutuhkan interpretasi

makna. Teks berita tidak hadir begitu saja sebaliknya teks berita dilihat sebagai teks

yang dibentuk lewat struktur dan formasi tertentu, melibatkan proses produksi dan

konsumsi dari suatu teks.(Eriyanto, 2002 : 251 )

Serta terdapat empat perangkat framing. Pertama, struktur sintaksis yaitu

bagaimana wartawan menyusun peristiwa, opini dalam bentuk susunan berita. Kedua,

struktur skrip yaitu berhubungan dengan bagaimana wartawan menceritakan peristiwa

ke dalam bentuk berita. Ketiga, struktur tematik yaitu bagaimana wartawan

(20)

struktur retoris yaitu bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita.

(Eriyanto, 2001 : 254-256)

Alasan peneliti menggunakan perangkat framing model Pan dan Kosicki

sebab model ini membuat bagaimana wartawan mengkonstruksi dan memproses

mundurnya Hary Tanoesoedibjo dari Partai Hanura baik dari nilai-nilai sosial maupun

dari segi pemakaian kalimat, lead maupun perangkat lain untuk mengungkapkan fakta

serta pemaknaan sehingga dapat dimengerti oleh pembaca. Sehingga dengan jelas

dapat terlihat maksud-maksud yang tersembunyi dalam pembingkaian berita yang

dilakukan media online Vivanews.com dan Tempo.co dalam memberitakan

Mundurnya Hary Tanoesoedibjo dari Partai Hanura yang ada tersebut.

Melalui analisis framing tersebut, nantinya dapat diketahui pembingkaian

yang dilakukan dan dalam menyajikan pemberitaan Mundurnya Hary Tanoesoedibjo

dari Partai Hanura. Peneliti memilih media online Vivanews.com karena media

online ini adalah milik salah satu koalisi pengusung Prabowo-Hatta yaitu Aburizal

Bakrie. Dari sisi tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana netralitas media online

tersebut dalam memberitakan mundurnya Hary Tanoe dari Partai Hanura. Sebagai

pilihan kedua, peneliti memilih media yang netral dari kedua kubu Capres dan

Cawapres 2014 yaitu Tempo.co sebagai objek penelitian karena kedua media online

tersebut memiliki konstruksi berita secara berbeda pada berita mundurnya Hary

Tanoesoedibjo dari Partai Hanura.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana media online Vivanews.co.id dan Tempo.co dalam

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah

diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembingkaian

berita Mundurnya Hary Tanoesoedibjo dari partai Hanura pada media online

Vivanews.com dan Tempo.co

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah kajian dalam bidang Ilmu Komunikasi

menggunakan metode kualitatif dan analisis framing pada khususnya. Dan

memberikan ciri ilmiah pada sebuah penelitian dengan mengaplikasikan

teori-teori khususnya teori-teori komunikasi tentang pemahaman pesan yang dikemas

oleh media melalui analisis framing, sebagai fenomena komunikasi yang

memiliki signifikasi, teoritis, metodologis dan praktis pada studi analisis

framing yang sedang berkembang pada disiplin Ilmu Komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi

sumbangan pemikiran pada pihak-pihak terkait, media online Kompas.com

dan Detik.com khususnya dalam membingkai, mengkonstruksi suatu realita.

Serta pada mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yang tertarik untuk

(22)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Penelitian Ter dahulu

Dalam penelitian terdahulu yang berjudul “ANALISIS FRAMING

PEMBERITAAN MERGER AREMA ISL DAN PELITA JAYA DI SITUS

ONGISNADE.COM DAN WEAREMANIA.NET” hasil penelitian menunjukkan

bahwa Pemberitaan Ongisnade.co.id lebih mengarah pada konsekuensi jika Arema

ISL dan Pelita Jaya melakukan merger. Sebaliknya, penelitian ini menemukan situs

Wearemania.net mengkonstruksi realitas dengan cara menonjolkan fakta yang

cenderung mengesankan bahwa merger itu baik dan membuat fakta yang cenderung

mengesankan bahwa merger itu baik dan membuat fakta yang memandang merger itu

buruk menjadi sesuatu yang kurang menonjol. Jurnal tersebut menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan metode framing miliki Zhongdang

Pan dan Gerald M. Kosicki. Sedangkan pada penelitian terdahulu yang kedua

berjudul “ANALISIS FRAMING TENTANG PEMBERITAAN KRISIS

KEPENGURUSAN PSSI di Okezone.com dan viva.co.id Edisi Januari – Februari

2012”. Penelitian ini menganalisis konstruksi media massa atas realitas pemberitaan

krisis kepengurusan PSSI pada media online dan bagaimana media tersebut membuat

penilaian moral atas krisis tersebut dan bagaimana bentuk penyelesaian masalah yang

ditawarkan kedua media dengan menggunakan analisis framing model Robert

N.Entman dan metode penelitian kualitatif. Berdasarkan kedua jurnal yang diperoleh

(23)

digunakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media online Vivanews.com

dan Tempo.co dengan berita Mundurnya Hary Tanoesoedibjo dari Partai Hanura.

Peneliti menggunakan analisis framing milik Zhongdang Pan dan Gerald. M Kosicki.

2.1.2 Media Massa

Media massa merupakan “kependekan” dari media komunikasi massa. Media

massa merupakan channel of mass communication, yaitu saluran,alat, atau sarana

yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa. Karakteristik media massa

meliputi publisitas, yaitu disebarluaskan kepada khalayak. Universalitas, pesannya

bersifat umum. Periodesitas, tetap atau berkala. Kontinuitas, berkesinambungan.

Aktualitas, berisi hal-hal baru. Fungsi media massa adalah tugas khusus yang

dibebankan pada media massa yaitu fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik,

fungsi menghibur dan fungsi mempengaruhi. Keempat fungsi tersebut melekat dalam

media massa secara utuh, dalam arti harus dilaksanakan secara bersama-sama, tidak

boleh, mengutamakan satu atau dua fungsi tapi mengabaikan fungsi lainnya.

Menurut Prof. Dr. H. Sam Abede Pareno, MM secara umum media massa

memiliki karakteristik,yaitu :

1. Komunikatornya melembaga

2. Pesannya serempak

3. Komunikannya heterogen

4. Umpan baliknya tertunda

Media online atau situs jaringan berita internet telah memenuhi karakteristik

(24)

dijalankan oleh situs internet untuk menyalurkan informasi,mendidik, menghibur, dan

mempengaruhi.(Pareno, 2005 : )

2.1.3 Konstr uksi Realitas

Teori Media Massa dan Konstruksi Realitas awalnya dikembangkan oleh

Peter L Berger dan Thomas Luckman (1990). Teori ini berpandangan bahwa realitas

tidak dibentuk secara ilmu, namun realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh

manusia. Sehingga dari pemahaman tersebut, realitas dapat memiliki konstruksi yang

berbeda dan setiap orang dapat memiliki konstruksi yang berbeda dan setiap orang

dapat memiliki konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas.

Produk interaksi wartawan dan fakta dapat disebut sebagai realitas. Menurut

Eriyanto, dalam pembentukan realitas, terdapat tiga tahapan yang terjadi yakni

internalisasi, objektivasi dan eksternalisasi. Dalam proses internalisasi, realitas

diamati dan diserap oleh wartawan. Sedangkan dalam proses eksternalisasi, wartawan

melibatkan dirinya untuk memahami realitas tersebut. dengan demikian, teks berita

yang dibaca di surat kabar atau pun berita yang didapat dari media-media lain

merupakan hasil dari proses interaksi wartawan terhadap fakta yang dilihatnya

dengan proses pemaknaannya dalam memaknai peristiwa tersebut.(Eriyanto,

2002:32)

Proses konstruksi realitas oleh media dapat dirangkum dalam enam perspektif :

1. Fakta/Peristiwa merupakan Hasil Konstruksi

Bagi kaum konstruktivis, realitas adalah bersifat subjektif. Realitas hadir

karena diciptakan dan dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Pernyataan

(25)

sendiri. Pembacalah yang memberikan definisi dan menentukan fakta tersebut

sebagai realitas.

2. Media sebagai Agen Konstruksi

Dalam pandangan konstruktivis, media sebagai subjek yang mengkonstruksi

realitas, lengkap dengan pandangan dan pemihaknya. Media dipandang

sebagai agen yang mengkonstruksi realitas dan menunjukkan pendapat

sumber berita, tetapi juga konstruksi dari media itu sendiri. Lewat berbagai

instrumen yang dimilikinya, media juga ikut membentuk realitas yang tersaji

dalam pemberitaannya.

3. Berita bukan Refleksi dari Realitas melainkan Konstruksi atas Realitas

Menurut pandangan konstruktivis, sebuah berita merupakan hasil konstruksi

sosial dimana selalu melibatkan pandangan,ideologi dan nilai-nilai dari

wartawan atau media. Bagaimana realitas itu dihajdikan berita tergantung

pada fakta yang dipahami dan dimaknai wartawan atau pembuat berita. Proses

pemaknaannya selalu emlibatkan nialai-nilai tertentu. Sehingga realitas yang

sama dapat menghasilkan berita yang berbeda-beda karena cara melihatnya

yang berbeda.

4. Berita bersifat Subjektif atas Realitas

Wartawan sendiri yang melihat dengan perspektifnya dan berbagai

pertimbangan subjektifnya. Penempatan sumber berita yang lebih ditonjolkan

dari sumber lainnya, menempatkan wartawan sebagai seorang tokoh yang

lebih besar dari tokoh lainnya.

(26)

Dalam pandangan konstruktivis, wartawan tidak bisa ,enyembunyikan pilihan

moral dan keberpihakannya. Karena ia merupakan bagian yang intrinsik

dalam pembentukan berita. Dan juga karena berita bukan hanya produk

individual, melainkan bagian dari proses organisasi dan interaksi antara

wartawannya. Wartawan tidak hanya melaporkan peristiwa, namun juga turut

mendefinisikan apa yang terjadi dan secara aktif membentuk peristiwa dalam

pemahaman mereka.

6. Etika, Pilihan Moral dan Keberpihakan Wartawan

Ketiga hal tersebut merupakan bagian dalam Produksi Berita.

7. Aspek Etika, moran dan nilai-nilai tertentu tidak mungkin dihilangkan dalam

pemberitaan media. (Eriyanto, 2002:17-18)

Etika dan moral dalam banyak hal dapat berarti keberpihakan pada suatu

kelompok atau integral yang tidak terpisahkan dalam membentuk dan

mengkonstruksi realitas. Water Lippman (dalam Eriyanto 2002:29)

mengatakan bahwa wartawan menyimpulkan dulu atas realitas atau sebuah

peristiwa yang ada, lalu baru melihat fakta apa yang akan dikumpulkan untuk

memperkuat kesimpulan tersebut.

Sebagai konsumen media, apapun yang kita terima dari media itulah yang

dalam tulisan ini kita sebut sebagai informasi. Informasi tersusun atas serangkaian

bahasa yang terstruktur menurut aturan kelaziman pemakaian, sehingga antara iklan

dan berita tertentu mempunyai jenis, kadar dan muatan tersendiri. Bahasa menempati

posisi terpenting dalam proses produksi dan distribusi informasi. Isi media notabene

merupakan sekumpulan bahasa yang terangkai menjadi satuan-satuan struktural yang

(27)

pada dasarnya adalah realitas tersendiri. Bahasa bukan saja mampu mengkorup

realitas sedemikian rupa sehingga ia tidak selalu sama persis dengan realitas

sesungguhnya, melainkan juga mampu menciptakan citra yang berlebihan terhadap

realitas yang sesungguhnya.(Sobur, 2002:90) Bahasa mampu memperlihatkan

bekerjanya bahasa di dalam mereproduksi realitas yang disampaikan pada khalayak

melalui media. Dalam ungkapan singkat, bahasa memproduksi wacana, yakni ketika

suatu informasi direproduksi melalui praktik berbahasa tertentu untuk

menghubungkan antara realitas yang diinformasikan dengan khalayak media.

Dari keenam perspektif diatas, dapat dilihat bahwa pekerjaan media adalah

sebuah pekerjaan yang berhubungan dengan pembentukan realitas. Realitas bukan

lagi sesuatu yang telah tersedia dan diambil oleh wartawan. Namun semua jurnalis

pada dasarnya adalah agen dari bagaimana terjadinya sebuah peristiwa yang acak,

kompleks, lalu disusun sedemikian rupa dan membentuk sebuah berita. Wartawan

yang membuatnya teratur, menjadi dipahami dan memilih aktor-aktor yang

diwawancarai sehingga membentuk sebuah berita yang layak dibaca khalayaknya.

2.1.4 J ur nalisme Online Sebagai Media Massa

Media massa bertambah anggota dengan kelahiran situs-situs berita di ruang

cyber. Publik dewasa ini tak hanya mengenal surat kabar,majalah,kantor berita, radio

dan televisi sebagai media massa, tetapi juga situs-situs berita di ruang cyber.

Jurnalisme Online adalah tipe baru jurnalisme karena memilki sejumlah fitur

dan karakteristik berbeda dari jurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka

dalam teknologinya, menawarkan kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan

menyebar berita. J. Pavlik dalam bukunya Journalism and New Media menyebut tipe

(28)

tiga fitur komunikasi yang unik : kemampuan - kemampuan multimedia berdasarkan

platform digital,kualitas-kualitas interaktif komunikasi online dan fitur-fitur

ditatanya. Jurnalisme online didefinisikan sebagai sesuatu proses pelaporan fakta

yang diproduksi dan didistribusikan melalui saluran internet. Pada dasarnya

jurnalisme konvensional dan jurnalisme online tidak jauh berbeda jauh. Yang

membedakan hanya medium penyebarluasannya saja. Dari segi fiat, keduanya

sama-sama dituntut untuk menyajikan berita paling up to date secepat mungkin. Setiap ada

informasi atau peristiwa terbaru, mereka langsung melaporkannya. Perbedaan yang

paling jelas terletak pada media dan mekanisme efisiensi pencarian, pengolahan dan

penyebarluasan beritanya. Jurnalisme online merupakan jurnalisme yang menganut

proses pencarian, pengolahan, dan penyebarluasan informasi melalui fasilitas internet.

Akan tetapi dalam jurnalisme online tidak terpaku pada kaidah bahasa yang

digunakan dalam jurnalistik secara umum. Karakteristik jurnalisme online yang

paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun

masyarakat untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit

online bisa menerbitkan maupun mengarsipkan artikel-artikel untuk dapat dilihat saat

ini maupun nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalisme konvensional,

namun jurnalisme online dimungkinkan untuk melakukannya lebih mudah dan cepat

karena informasiyang disebarluaskan bisa lebih cepat daripada jurnalisme

konvensional.

Berikut adalah keuntungan jurnalisme online, seperti yang tertulis dalam buku

Online Jurnalism,Principles, and Practices of New For The Web (Holcomb

(29)

1. Audience Contr ol. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa

lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatnya.

2. Nonlinear ity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang

disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca

secara berurutan untuk memahami.

3. Stor age And Retr ieval. Jurnalisme online memungkinkan berita tersimpan

dan diakses kembali dengan mudah oleh audience.

4. Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang

disampaikan / ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap

ketimbang media lainnya.

5. Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat sampai

secara cepat dan langsung kepada audience.

6. Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim

redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya

di dalam berita yang akan diterima audience.

7. Inter activity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan

partisipasi audience dalam setiap berita.

2.1.5 Situs Ber ita Online

Sejarah media massa memperlihatkan bahwa teknologi baru tidak pernah

meninggalkan teknologi yang lama, namun mensubtitusinya. Hal ini dapat dilihat dari

suatu contoh yaitu keberadaan radio yang tidak menggantikan surat kabar, namun

menjadi sebuah alternatif menciptakan sebuah kerajaan dan khalayak baru. Teori

konvergensi menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media massa terus

(30)

cenderung merupakan perpanjangan, atau evolusi dari model- model terdahulu.

Media baru adalah istilah umum yang ditujukan pada perubahan bentuk penyajian

informasi dan hiburan pada khalayak yang menjadi terus-menerus. Untuk saat ini

yang termasuk dalam media baru antara laian : internet, Telepon Seluler dengan fitur

WAP, Televisi digital, dll. Internet adalah saluran berita yang paling sesuai karena

bisa menyajikan informasi kedalam segala bentuk format media tradisional yaitu

gambar, teks, video dan suara ( Stovall, 2005 : 116 ). Internet adalah medium terbaru

yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari bentuk-bentuk terdahulu. Karena

itu, yang berubah bukanlah substansinya, melainkan model-model produksi dan

perangkatnya yang content oriented. Untuk lebih tepatnya berorientasi penyajian

informasi berupa berita. Secara umum, situs berita online biasa diidentikkan dengan

media tradisional lainnya, namun berisi online yang berbeda adalah situs berita online

tidak terbit berkala, institusi media dapat memuat atau meng up-load artikel atau

materi terbaru. Setiap ada perkembangan dan perubahan.( Hill,

Situs berita online merupakan situs yang ditujukan untuk menyampaikan

berita dan informasi secara periodik kepada khalayak. Dalam produksinya, situs

berita menggunakan kebijakan dan praktik jurnalisme tradisional dalam

mengumpulkan, menulis dan menyajikan berita. Situs berita online merupakan sarana

untuk sebuah institusi media menyajikan dan mendistribusikan isinya. Isi berita

tersebut ditujukan kepada khalayak yang terbagi berdasarkan minat dan wilayah

geografis ( Stovall, 2005 : 124 ).

Secara garis besar karakteristik situs berita online yaitu :

1. Real Time, informasi atau berita dapat dipublikasikan dalam waktu seketika, baik

(31)

ini dapat ditemukan pada kedua situs berita yang dipilih peneliti. Kecepatan

update berita kedua situs sudah tidak diragukan lagi, waktu upload berita

seringkali berjarak tidak terlalu jauh dengan waktu kejadian peristiwa dan jarak

antar berita satu dengan yang lain ataupun update berita berikutnya juga tidak

terlalu berjauhan.

2. Multimedia. Pada jenis ini membuat berita dapat dimasukkan elemen multimedia

seperti teks, grafis, suara, music, motion video atau flash, dan animasi tiga

dimensi. Pada Merdeka.com setiap berita yang disajikan tentu saja disertai dengan

grafis yang memperjelas berita. Dan juga adanya gambar atau grafis yang

ditempatkan pada konten tersendiri yaitu “ foto “. Begitu juga dengan Utusan.com

yang menyajikan berita disertai dengan gambar atau grafis.

3. Inter active. Adanya hyperlinks yang mewakili mekanisme utama interaktifitas

pada web, sehingga memberi pilihan pada publik untuk memberi tanggapan,

berinteraksi atau bahkan meng- customize (menyesuaikan denan kebutuhan dari

keinginan publik bersangkutan ) terhadap berita-berita tertentu ( interactivity ) .

Kedua situs berita tentunya saja telah menyediakan fasilitas seperti ini bagi

khalayak penggunaannya. Pada Merdeka.com kolom interaktif disebut “ Suara

Pembaca” yang fungsinya memberikan komentar, kritik, dan saran bagi

pemberitaan di Merdeka.com, begitu juga di Utusan.com nama juga cenderung

sama yaitu “ surat pembaca “.

4. Asvnchr onous. Penditribusian informasi atau berita melewati batas waktu.

Sehingga tidak harus mengakses berita atau informasi dalam waktu yang

bersamaan. Dengan kata lain kita yang ingin mencari berita hanya tinggal mencari

(32)

tentang I-phone 5S, kita tinggal menuliskan keyword dikolom “search” atau

“cari”.

5. Hyper textual, adalah inovasi teknologi internet lainnya yang sering disebut yang

memungkinkan pengguna untuk mengerti arti dari seluruh keajdian dalam satu

hari dalam konteks yang personal. Proses ini terdiri dari dalam bentuk

alamat-alamat atau link yang menghubungkan pengumuman atau berita pendek ke dalam

konteks yang lebih dalam, penuh dan ilustrasi, informasi latar dan

pernyataan-pernyataan sebelumnya pada subjek yang sama ( berita terkait ).

6. Digital. Media memproses data-data yang masuk dan mengubah menjadi

angka-angka bukannya menjadi obyek yang lain. Data ini dapat berupa cahaya, suara

atau bentuk apapun ( teks, gambar, foto dll ). Data ini kemudian diproses menjadi

angka dan dihasilkan atau diambil kembali dalam bentuk sumber online, digital

disk atau drive memory yang kemudian diuraikan kembali kedalam tampilan layar

atau dibuat hardcopy-nya.

Sebagai bagian dari media massa, jurnalisme online pun memiliki dan

menjalankan fungsi-fungsi media massa yaitu :

1. Fungsi Infor masi

Melalui media massa, baik cetak maupun elektronik, masyarakat

mendapatkan informasi mengenai berbagai fenomena kehidupan bermasyarakat dan

benegara, mulai dari informasi mengenai aspek sosial, kriminalitas, budaya, ekonomi

sampai dengan informasi mengenai politik. Media juga menjadi sarana komunikasi

yang efektif antara pemerintah sebagai pengambil kebijakan denga masyarakat.

Dalam berbagai aspek, media merupakan pemberi informasi yang pemberi informasi

(33)

2. Fungsi Edukasi

Fungsi edukasi merupakan fungsi yang dilakukan oleh media massa dalam

memberikan pendidikan kepada masyarakat, baik mengenai nilai-nilai maupun

norma-norma yang mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat seperti

mengenai ekonomi, politik, hukum, sosial budaya dan aspek-aspek lainnya yang pada

intinya informasi yang diberikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.

3. Fungsi Hibur an

Media massa juga memiliki fungsi hiburan,terlebih dengan media elektronik

yang secara umum merupakan sarana hiburan bagi masyarakat Indonesia pada

umumnya. Setiap hari berbagai acar hiburan ditayangkan di televisi, baik hiburan

untuk anak-anak mapun orang dewasa. Bahkan media massa sekarang ini sudah

menjadi “ agama baru “ yang menggeser nilai-nilai moral dan isntitusi yang lain, baik

keluarga, sekolah maupun agama.

4. Fungsi Kontr ol Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, media juga melakanakan

fungsi kontrol sosial. Media memberikan sosialisasi nilai-nilai yang baik dan buruk,

dan media menjadi saran efektif dalam memberikan kontrol kepada pengambil

kebijakan dengan memberikan isu-isu yang memancing opini publik.

2.1.6 Ideologi Media

Konsep ideologi dalam sebuah institusi media massa ikut berpengaruh dalam

menentukan arah pemberitaan yang akan disampaikan kepada pembaca. Hal ini

disebabkan karena teks, percakapan dan lainnya adalah bentuk dari praktek ideologi

atau pencerminan dari ideologi tertentu. Teori-teori klasik tentang ideologi

(34)

dengan tujuan memproduksi dan melegitimasi dominasi mereka. Salah satu strategi

utamanya adalah dengan membuat kesadaran pada khalayak bahwa dominasi itu

diterima secara taken for granted. Ideologi dari kelompok dominan hanya efektif jika

didasarkan pada kenyataan bahwa anggota komunitas termasuk yang dominasi

menganggap hal tersebut sebagai kebenaran dan kewajaran. Disini, Van Djik, dapat

menjelaskan fenomena apa yang disebut sebagai “kesadaran palsu”, bagaimana

kelompok dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak dominan

melalui kampanye disinformasi, melalui kontrol media dan sebagainya. (Eriyanto,

2004: 13)

Pertimbangan ideologi suatu media massa biasanya ditentukan oleh latar

belakang pendiri atau pemiliknya, baik itu latar belakang agama maupun nilai-nilai

yang dihayati. Tetapi pertimbangan ideologis itu bukan hanya agama, melainkan juga

nilai-nilai yang dihayati, seperti kemanusiaan, kebangsaan, dan sebagainya. Setiap

kali terjadi peristiwa yang terkait dengan nilai-nilai tersebut, maka hal itu menjadi

dasar pertimbangan untuk menyiarkan suatu berita. (Tebba, 2005: 152)

Dalam produksi berita selalu melibatkan pandangan dan ideologi wartawan

atau bahkan media yang bersangkutan. Ideologi ini menentukan aspek fakta dipilih

dan membuang apa yang ingin dibuang. Artinya jika seorang wartawan menulis berita

dari salah satu sisi, menampilkan sumber dari satu pihak dan memasukkan opininya

pada berita semua itu dilakukan dalam rangka pembenaran tertentu. Dapat dikatakan

media bukanlah merupakan sarana yang netral dalam menampilkan kekuatan dan

kelompok dalam masyarakat secara apa adanya tetapi kelompok dan idelogi yang

dominan dalam media itulah yang akan ditampilkan dalam

(35)

2.1.7 Ber ita Sebagai Hasil Konstr uksi Realitas

Berita adalah laporan tentang sesuatu yang baru dan menarik (perhatian)

audience tertentu, apakah dalam lingkup dunia, Negara, atau lainnya. Berita

merupakan nyawa dari media massa. Keberadaan media massa baik apda awal

kelahirannya, masa perkembangannya maupun sampai di era kejayaannya sekarang

ini sehingga memasuka era informasi, bukan saja penting tetapi sangat menentukan

arah peradaban manusia. ( Pareno, 2005:2)

Berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa sutau berita

setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita

tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita.

( Tebba, 2005:55)

Peristiwa-peristiwa yang dijadikan berita oleh media tentunya melalui proses

penyeleksian terlebih dahulu, hanya peristiwa yang memenuhi kriteria kelayakan

informasi yang akan menjadi berita. Peristiwa yang layak untuk dijadikan berita akan

diangkat oleh media massa kemudian ditampilkan kepada khalayak. (Eriyanto,

2004:26)

Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu akan dibingkai

sedemikian rupa oleh wartawan tentunya melalui proses konstruksi. Proses konstruksi

atau suatu realitas ini dapat berupa penonjolan dan penekanan pada aspek tertentu

atau dapat juga berita tersebut ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan

disembunyikan dalam pemberitaan. ( Eriyanto, 2004:3)

Peristiwa atau realitas yang sama dapat dibingkai oleh media secara baik oleh

masing-masing media (Sobur,2001 : vi), hal ini terkait dengan visi, misi, dan ideologi

(36)

tersebut dapat diketahui bahwa media lebih berpihak kepada siapa (jika yang

diberitakan adalah seorang tokoh, golongan atau kelompok tertentu). Keberpihakan

pemberitaan media terhadap salah satu kelompok atau golongan dalam masyarakat,

dalam banyak hal tergantung pada etika, moral, dan nilai-nilai. Aspek-aspek etika,

moral, dan nilai-nilai tertentu tidak mungkin dihilangkan dalam pemberitaan media.

Hal ini merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan

mengkonstruksi suatu realitas. Media menjadi tempat pertarungan ideologi antara

kelompok-kelompok yang ada di masyarakat.

2.1.8 Kecender ungan Hierarchy of Influence

Kecenderungan atau perbedaan setiap media dalam memproduksi infomasi

khalayak dapat diketahui dari pelapisan-pelapisan yang melingkupi institusi media.

Pamela Shoemaker dan Stephen D. Rease membuat model “Hierarchy of Influence”

yang menjelaskan bahwa :

1. Tingkat individual

2. Tingkat rutinitas media

3. Tingkat Organisasi

4. Tingkat ekstramedia

5. Tingkat ideologis

Gambar 2.1 :

(37)

1. Pengaruh individu-individu pekerja media. Dia diantaranya adalah pekerja

komunikasi, latar belakang personal dan profesional.

2. Pengaruh rutinitas media. Apa yang dihasilkan oleh media massa dipengaruhi

oleh kegiatan seleksi-seleksi yang akan dilakukan oleh komunikator, termasuk

tenggat (deadline) dan rintangan waktu yang lain, keterbatasan tempat (space),

struktur pramida terbalik dalam penelitian berita dan kepercayaan reporter pada

sumber-sumber resmi dalam berita yang dihasilkan.

3. Pengaruh organisasional, salah satu tujuan yang penting dari media adalah

memberi keuntungan materiil. Tujuan-tujuan dari media akan berpengaruh pada

isi yang dihasilkan.

4. Pengaruh dari luar organisasi media. Pengaruh ini meliput lobi dari kelompok

kepentingan terhadap isi media, pseudoevent dari praktisi public relations dan

pemerintah yang membuat peraturan-peraturan di bidang pers.

5. Pengaruh ideologi, ideologi merupakan sebuah pengaruh yang paling menyeluruh

dari semua pengaruh. Ideologi disini diartikan sebagai mekanisme simbolik yang

menyediakan kekuatan kohesif yang mempersatukan didalam masyarakat.

(Shoemaker dan Rease dalam Sobur, 2002: 138-139)

Pokok perhatian dalam studi mengenai teks atau isi media dan merupakan

tingkatan yang paling menyeluruh adalah ideologi. Begitu pula para pekerja media,

praktisi dan hubungan-hubungannya dapat berfungsi secara ideologis. (Sobur,

(38)

2.1.9 Fram ing Ter masuk Par adigma Konstr uksionis

Analisis framing adalah salah satu analisis teks yang termasuk dalam

paradigma konstruksionis. Paradigma ini memandan realitas kehidupan sosial

bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi

analisis pada paradigma ini adalah menemukan bagaimana cara konstruksi itu

dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionais ini sering disebut

sebagai paradigma produksi dan peraturan makna. Yang menjadi titik perhatian

bukan bagaimana masing-masing pihak dalam lalu lintas komunikasi saling

memproduksi dan mempertukarkan makna. Disini diandaikan tidak ada pesan dalam

arti yang statis yang saing dipertukarkan dan disebarkan. Pesan itu sendiri dibentuk

secara bersama-sama antara pengirim dan penerima atau phak yang berkomunikasi

dan dihubungkan dengan konteks sosial dimana mereka berada. Fokus dari

pendekatan ini adalah bagaimana pesan politik dibuat atau diciptakan oleh individu

sebagai penerima.

Ada dua karakteristik penting dari pendekatan konstruksionis. Pertama,

pendekatan kosntruksionis menekankan pada politij pemaknaan dan proses

bagaimana seseorang membuat gambaran tentang realitas. Makna adalah suatu proses

aktif yang ditafsirkan seseorang dalam suatu pesan. Kedua, pendekatan

konstruksionis memandang kegiatan komunikasi sebagai proses yang dinamis.

Pendektan konstrusionis memeriksa bagaimana pembentukan pesan disisi

komunikator, dan dalam sisi penerima ia memeriksa bagaimana konstruksi makna

individu ketika menerima pesan. Pesan dipandang bukan sebagai mirror of reality

yang menampilkan fakta apa adanya. Dalam menyampaikan pesan, seseorang

(39)

pemaknaan tersendiri terhadap suatu peristiwa dalam konteks pengalaman,

pengetahuannya sendiri. (Eriyanto, 2005:39-41)

2.1.10 Komunikasi Politik di Media Massa

komunikasi politik merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu. Dalam

perkembangannya studi tentang komunikasi politik lebih mendapat perhatian oleh

sarjana ilmu politik dibandingkan dengan sarjana ilmu komunikasi. Hal serupa juga

diungkapkan Cangara bahwa di Indonesia pada awalnya perhatian untuk

membicarakan komunikasi politik justru tumbuh di kalangan para sarjana ilmu politik

daripada para sarjana ilmu komunikasi itu sendiri (Cangara, 2009:34).

Kegiatan politik merupakan suatu interaksi atau dapat dikatakan adalah suatu

kegiatan berkomunikasi antara orang-orang. Politik sangat berkaitan erat dengan apa

yang disebut dengan komunikasi. Salah satu kajian penting dalam kegiatan politik

yaitu bahwa semua kegiatan politik sangat berhubungan dengan komunikasi. All

political action is a reaction to communication one of kind or another. There are,

however, different levels and types of communication. Face-to-face communication is

the most basic (Roskin, 1997:166).

Sebagai suatu bentuk kajian yang berhubungan dengan kegiatan

berkomunikasi, beberapa ahli juga menjelaskan beberapa unsur-unsur komunikasi

politik melalui beberapa sudut pandang yang berbeda-beda. Cangara dalam bukunya

menyebutkan unsur komunikasi politik meliputi sumber (komunikator), pesan, media

atau saluran, penerima dan efek (Cangara, 2009:37).

1. Komunikator politik

Semua pihak yang ikut terlibat dalam proses penyampaian pesan. Pihak-pihak ini

(40)

2. Pesan Politik

Pesan politik merupakan pernyataan yang disampaikan baik itu tertulis maupun

tidak, dalam bentuk simbol atau verbal yang mengandung unsur politik missal

pidato politik, UU, dll.

3. Saluran atau Media Politik

Dalam perkembengan sekarang ini, media massa dianggap sebagai saluran yang

paling tepat untuk melakukan proses komunikasi politik.

4. Penerima Pesan Politik

Semua lapisan masyarakat yang diharapkan memberikan respon terhadap pesan

komunikasi politik. Misalnya dengan memberikan suara pada pemilihan umum.

5. Efek atau Pengaruh

Efek merupakan pengukur seberapa jauh pesan politik dapat diterima dan

dipahami.

2.1.11 Analisis Fr aming

Gagasan mengenai framing pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun

1995 (Sudibyo dalam Sobur, 2004: 161). Pada awalnya frame dimaknai sebagai

struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan

politik, kebijakan dan wacana, dan yang menyediakan kategori-kategori standar untuk

mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman

(1974) yang mengendalikan frame sebagai kepingan- kepingan perilaku ( strips of

behaviour ) yang membimbing individu dalam membaca realita.(Sobur, 2001: 162 )

Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk

dan dikonstruksi oleh media. Hasil dari pembentukan dan konstruksi tersebut adalah

(41)

khalayak lebih mengingat aspek-aspek tertentu yang ditonjolkan oleh media. Framing

juga merupakan sebuah cara bagaimana peristiwa disajikan oleh media dengan

menekankan, menonjolkan, membesarkan atau bahkan membuang yang tidak perlu

dari suatu peristiwa. Media menyeleksi, menghubungkan dan menonjolkan peristiwa

sehingga maksa dari peristiwa lebih mudah dipahami, dimaknai, dan diingat oleh

khalayak. Bagi khalayak, penyajian realitas yang demikian membuat realitas lebih

bermakna dan dimengerti. ( Eriyanto, 2005 :15)

Penyajian realitas suatu peristiwa tentunya membutuhkan cara pandang

wartawan dalam menyeleksi isu dan menulis berita (Sobur, 2009: 16 ). Wartawan

melihat realitas melalui frame untuk mengemas peristiwa yang kompleks untuk lebih

mudah dipahami dengan perspektif yang berbeda dan lebih menarik perhatian. Frame

media adalah bentuk yang muncul dari pikiran ( kognisi ), penafsiran, dan penyajian

dari seleksi, penekanan, dan penguculan dengan simbol-simbol yang dilakukan secara

teratur dalam wacana yang terorganisir baik dalam bentuk verbal maupun visual.

Pengkontruksian realitas dapat dilihat melalui beberapa elemen teks berita

seperti headline, lead, latar informasi, serta kutipan sumber. Pada headline

mempunyai framing yang kuat. Pembaca cenderung lebih mengingat headline yang

dipakai dibndingkan bagian berita. Hal tersebut disebabkan headline memiliki tingkat

kemenonjolan tinggi menunjukan kecenderungan berita. Pada lead terlihat sudut

pandang dari berita yang menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang

diberitakan. (Eriyanto, 2005 : 258)

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruuhi makna yang ingin

(42)

khalayak hendak dibawa. Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi alasan

pembenar gagasan yang diajukan pada lead. (Sobur, 2009: 79)

Pengutipan sumber berita dimaksudkan untuk membangun objektivitas,

prinsip keseimbangan dan tidak memihak. Ia juga merupakan bagian berita yang

menekankan bahwa apa yang ditulis wartawan semata, melainkan pendapat dari

orang yang mempunyai otoritas tertentu.

Pengkonstruksian realita juga dapat ditinjau melalui perangkat framing dari

Pan dan Gerald M. Kosicki. Ada dua konsepsi framing yang saling berkaitan.

Pertama, dalam konsepsi psikologi. Framing dalam konsepsi ini lebih menekankan

pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan

dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah

informasi dan ditunjukkan dalam skema tertentu.

2.1.12 Per angkat Fr aming Pan dan Ger ald M. Kosicki

Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan yakni model Pan dan Gerald M.

Kosicki, dimana model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang

berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang

dihubngkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita kedalam teks secara

keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memakai

suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks.

Dalam pendekatan ini, perangkat framing dibagi ke dalam empat struktur

besar.

(43)

Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari

bagian berita headline,lead,latar informasi,sumber, penutup dalam satu kesatuan teks

berita secara keseluruhan. Bagian ini tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur

sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun.

Bentuk sintaksis yang paling populer adalah struktur piramida terbalik yang dimulai

dengan judul headline,lead,episode,latar dan penutup ( Eriyanto,2002:257)

1. Headline : merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat

kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita.

2. Pembaca cenderung lebih mengingat headline yang dipakai dibandingkan

bagian berita. Headline mempunyai fungsi framing yang kuat. Headline

mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan

dalam membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka

beberkan. ( Eriyanto, 2002:257 )

3. Lead : perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead yang baik

umunya memberikan sudut pandang berita, menunjukkan perspektif

tertentu dari peristiwa yang diberitakan. Berfungsi sebagai pengantar

ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara

lengkap. ( Eriyanto,2002:257)

4. Pengutipan Sumber Ber ita : bagian ini dalam penelitian berita

dimaksudkan untuk membangun obyektifitas – prinsip keseimbangan tidak

memihak. Ia juga merupakan bagian berita yang menekankan bahwa apa

yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan

pendapat dari orang yang mempunyai otoritas tertentu. (Eriyanto,2002 :

(44)

2. Str uktur Skr ip

Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengkonstruksi berita :

bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun

bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan

dan bagaimana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan

informasi. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan dibagian akhir

agar terkesan kurang menonjol. (Eriyanto, 2002:261)

Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W + 1H, who,

what,when,where,why dan how.

a. Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa ?

b. What : Apa yang terjadi ?

c. When : Kapan peristiwa itu terjadi ?

d. Where : Dimana peristiwa itu terjadi ?

e. Why : Mengapa ( Apa yang menyebabkan) peristiwa itu terjadi ?

f. How : Bagaimana peristiwa itu terjadi ?

Meskipun pola ini tidak selalu dapat dijumpai dalam setiap berita yang

ditampilkan, kategori informasi ini yang diharapkan diambil oleh wartawan untuk

dilaporkan. Unsur kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda framing yang

penting. (Eriyanto,2002:260)

3. Str uktur Tematik

Tema yang dihadirkan atau dinyatakan secara tidak langsung atau kutipan

(45)

untuk menyebut struktur tematik dari berita. Struktur tematik dapat diamati dari

bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur tematik

berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis. Bagaimana kalimat yang dipakai,

bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks berita secara

keseluruhan. (Eriyanto, 2002 : 262)

Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik ini,

diantaranya adalah :

1. Koher ensi : pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau kalimat. Dua

buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat

dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidak

berhubungan sekalipun dapat diamati dari perangkat tematik ini. Ada

beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat. Proposisi atau

kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Kedua,

koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas atau

proposisi kalimat lainnya. Ketiga, koherensi pembela. Proposisi atau

kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat

lain. (Eriyanto, 2002 : 263 )

2. Detail : elemen detail merupakan strategi bagaimana media

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana

dikembangkan oleh media kadangkala tidak perlu disampaikan secara

terbuka, tetapi dari detail bagaimana yang dikembangkan dan mana yang

diberitakan dengan detail yang besar, akan menggambarkan bagaimana

wacana yang dikembangkan oleh media. (Eriyanto, 2002 : 238)

3. Maksud : dalam konteks media, elemen maksud menunjukkan bagaimana

Gambar

Gambar 2.1 :
menekankan fakta Cara wartawan 8. Grafis 9. Metafora grafik
Tabel 4.1 Struktur Dewan Komisaris Vivanews.com

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat lain dari penggunaan media sistem informasi berbasis Web bagi masyarakat, konsumen dan pelanggan adalah website sangat bermanfaat yaitu memudahkan konsumen

nyata dengan perlakuan H2 (Hormon Sitokinin) dan H3 (Kombinasi Hormon Auksin dan Sitokinin).H1 memiliki jumlah akar terbaik yaitu sebesar 80,00 hal ini dikarenakan auksin

, investor merespon sebagai sinyal negatif pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan tidak bertumbuh (terima Ha 5 ). Kata kunci

Pemahaman siswa terhadap pembelajaran ditandai dengan adanya rasa motivasi atau ketersediaan siswa mengikuti pembelajaran yang tinggi seperti siswa mendengarkan dengan

juga nilai yang berlaku dalam kepengurusan Komisi Pemuda GKI Ngagel. Berdasarkan wawancara dengan TRP dapat diketahui bahwa nilai-nilai yang.. dianut komisi pemuda GKI Ngagel

Adsorpsi adalah proses yang terjadi pada permukaan suatu zat padat yang. berkontak dengan suatu larutan dimana terjadi akumulasi

Sebagaimana yang terjadi di MA Salafiyah Ahmad Said Kirig Mejobo Kudus banyak peserta didik yang kurang tertarik pada mata pelajaran Fiqih, banyak peserta didik masih

Elektroda Batang (Rod), yaitu elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan ke dalam tanah.. Elektroda ini merupakan