• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penuntun Praktikum mikrobiologi sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penuntun Praktikum mikrobiologi sekolah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Penuntun Praktikum

MIKROBIOLOGI

di SEKOLAH

Disusun oleh:

Kusnadi, M.Si.

Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Pendahuluan

Mikrobiologi berasa dari bahasa Latin (micros=kecil, bios=hidup dan logos=ilmu). Jadi mikrobiologi merupakan suatu disiplin atau kajian tentang seluk beluk perikehidupan makhluk hidup yang berukuran kecil. Makhluk hidup yang berukuran kecil ini dikenal dengan berbagai istilah yaitu: mikroorganisme, mikroba, mikrobia, jasad renik, atau kuman . Mikroorganisme sendiri merupakan makhluk hidup berukuran mikroskopis (ukuran mikron=µm) yang memiliki karakteristik dan cara hidup yang khas, yang bisa dibedakan dari organisme lain yang akan lebih jelas bisa diamati dengan menggunakan bantuan mikroskop. Kajian mikrobiologi mencakup aspek berbagai jenis mikroorganisme baik bentuk-morfologi, fisiologi, reproduksi, genetika, dan ekologi serta peran mikroorganisme dalam berbagai bidang seperti pertanian, lingkungan, farmasi, kedokteran, pangan dan industri. Mikroroganisme meliputi berbagai organisme prokariota yaitu: Bakteri, Archaebakteri, Cyanobakteri, Mycoplasma (bakteri tidak memiliki dinding sel), dan Actinomiset. Mikroorganisme eukariota meliputi: jamur, protista (protozoa dan alga). Sedangkan virus merupakan mikroorganisme non seluler.

Secara praktik, mikrobiologi bukanlah ilmu baru, sejak ribuan tahun sebelum masehi bangsa Babilonia sudah mempraktikan pembuatan anggur atau bir dalam kehidupan sehari-hari. Dewasa ini mikrobiologi berkembang dengan pesat, dan mendasari perkembangan dan kemajuan yang berarti dalam bidang bioteknologi dan rekayasa genetika. Sehingga mikrobiologi merupakan satu kajian yang sangat diperlukan untuk masa depan kesejahteraan umat manusia.

Topik biologi terkait konsep-konsep mikrobiologi di sekolah mencakup beberapa topik penting diantaranya: Monera (Bakteri, arkebakteri dan cyanobakteri), protista (alga dan protozoa), jamur, virus, metabolisme (fermentasi), dan bioteknologi. Untuk mempelajari konsep-konsep tersebut diperlukan teknik dan metode laboratorium yang memadai, sehingga pembelajaran biologi terkait konsep mikrobiologi tersebut dapat lebih bermakna bagi siswa. Karena umumnya mikroorganisme berukuran mikroskopis, maka untuk memudahkan mempelajarinya perlu ditumbuhkan atau dibiakan dalam medium sintetis yang cocok di laboratorium. Lebih lanjut, selaras dengan hakikat IPA baik sebagai produk maupun proses, maka pembelajaran konsep-konsep mikrobiologi harus berbasis pada pengamatan (observasi) serta prosedur yang tepat sehingga siswa sendiri yang dapat membangun konsep tersebut dengan berbasis aktivitasminds-on danhands-on. Untuk itu sangatlah penting bagi mahasiswa calon guru dan guru biologi di sekolah untuk menguasai dan memahami berbagai prosedur laboratorium mikrobiologi untuk dapat mengobservasi serta membelajarkan konsep mikroorganisme kepada peserta didik dengan lebih bermakna.

A. Beberapa Organisme Kajian Mikrobiologi di Sekolah

1. Bakteri

(3)

( ) = 0,001 mm). Ukuran bakteri yang biasa diamati di laboratorium umumnya berukuran antara 0,15 sampai 1,5 lebar dan sampai 5 panjangnya.

Tabel I.1. Ukuran dan Bentuk Beberapa Jenis Bakteri

Bakteri Bentuk selb

Ukurana

Panjang Lebar

Staphylococcus aureusa Coccus 0,8 - 1,0 (diamater)

Mycobacterium tuberculosisa Bacil 0,3 - 1,4 2,0 - 4,0

Salmonella thypia Bacil 0,8 - 1,0 1,0 - 3,0

Vibrio choleraea Vibrio 0,4 - 0,6 1,0 - 2,0

Sumber :aSadigdoadi (2003:7)

Suatu sel bakteri mempunyai salah satu dari ketiga bentuk dasar berikut bulat (coccus), batang (bacillus), spiral (vibrio dan spirilum) (keterangan lebih lanjut dapat dilihat dalam Gambar I.1). Bakteri memiliki perbedaan komposisi kandungan dinding sel yang dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu bakteri Gram negatif dan Gram positif.

a. Rangkaian sel Bakteri

Bakteri berkembangbiak dengan jalan membelah diri secara sederhana, dan setelah pembelahan yang banyak, diantaranya ada yang tetap berkumpul mengelompok pada suatu tempat, sedangkan yang lainnya segera memisahkan diri dan membentuk rangkaian sel berupa rantai, berdua-dua dan sebagainya. Pembentukan formasi ini tergantung dari bidang pembelahannya. Gambar I.1 memperlihatkan beberapa bentuk formasi bakteri berserta bentuk selnya yang umumnya sering ditemukan.

Gambar I.1. Beberapa Bentuk dan Formasi Bakteri; (a) Monobacil, bakteri basil dan tunggal; (b) Monococcus, bakteri kokus dan tunggal; (c) Vibrio, bakteri bentulspiral tidak sempurna; (d) Diplococcus, koloni dua bakteri berbentuk ( ) = 0,001 mm). Ukuran bakteri yang biasa diamati di laboratorium umumnya berukuran antara 0,15 sampai 1,5 lebar dan sampai 5 panjangnya.

Tabel I.1. Ukuran dan Bentuk Beberapa Jenis Bakteri

Bakteri Bentuk selb

Ukurana

Panjang Lebar

Staphylococcus aureusa Coccus 0,8 - 1,0 (diamater)

Mycobacterium tuberculosisa Bacil 0,3 - 1,4 2,0 - 4,0

Salmonella thypia Bacil 0,8 - 1,0 1,0 - 3,0

Vibrio choleraea Vibrio 0,4 - 0,6 1,0 - 2,0

Sumber :aSadigdoadi (2003:7)

Suatu sel bakteri mempunyai salah satu dari ketiga bentuk dasar berikut bulat (coccus), batang (bacillus), spiral (vibrio dan spirilum) (keterangan lebih lanjut dapat dilihat dalam Gambar I.1). Bakteri memiliki perbedaan komposisi kandungan dinding sel yang dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu bakteri Gram negatif dan Gram positif.

a. Rangkaian sel Bakteri

Bakteri berkembangbiak dengan jalan membelah diri secara sederhana, dan setelah pembelahan yang banyak, diantaranya ada yang tetap berkumpul mengelompok pada suatu tempat, sedangkan yang lainnya segera memisahkan diri dan membentuk rangkaian sel berupa rantai, berdua-dua dan sebagainya. Pembentukan formasi ini tergantung dari bidang pembelahannya. Gambar I.1 memperlihatkan beberapa bentuk formasi bakteri berserta bentuk selnya yang umumnya sering ditemukan.

Gambar I.1. Beberapa Bentuk dan Formasi Bakteri; (a) Monobacil, bakteri basil dan tunggal; (b) Monococcus, bakteri kokus dan tunggal; (c) Vibrio, bakteri bentulspiral tidak sempurna; (d) Diplococcus, koloni dua bakteri berbentuk ( ) = 0,001 mm). Ukuran bakteri yang biasa diamati di laboratorium umumnya berukuran antara 0,15 sampai 1,5 lebar dan sampai 5 panjangnya.

Tabel I.1. Ukuran dan Bentuk Beberapa Jenis Bakteri

Bakteri Bentuk selb

Ukurana

Panjang Lebar

Staphylococcus aureusa Coccus 0,8 - 1,0 (diamater)

Mycobacterium tuberculosisa Bacil 0,3 - 1,4 2,0 - 4,0

Salmonella thypia Bacil 0,8 - 1,0 1,0 - 3,0

Vibrio choleraea Vibrio 0,4 - 0,6 1,0 - 2,0

Sumber :aSadigdoadi (2003:7)

Suatu sel bakteri mempunyai salah satu dari ketiga bentuk dasar berikut bulat (coccus), batang (bacillus), spiral (vibrio dan spirilum) (keterangan lebih lanjut dapat dilihat dalam Gambar I.1). Bakteri memiliki perbedaan komposisi kandungan dinding sel yang dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu bakteri Gram negatif dan Gram positif.

a. Rangkaian sel Bakteri

Bakteri berkembangbiak dengan jalan membelah diri secara sederhana, dan setelah pembelahan yang banyak, diantaranya ada yang tetap berkumpul mengelompok pada suatu tempat, sedangkan yang lainnya segera memisahkan diri dan membentuk rangkaian sel berupa rantai, berdua-dua dan sebagainya. Pembentukan formasi ini tergantung dari bidang pembelahannya. Gambar I.1 memperlihatkan beberapa bentuk formasi bakteri berserta bentuk selnya yang umumnya sering ditemukan.

(4)

kokus; (e)Streptobacil, koloni bakteri berbantuk basil dan memanjang membentuk rantai; (f) Streptococcus, koloni bakteri kokus berbentuk rantai memanjang; (g)

Tetrade, koloni bakteri kokus empat bakteri; (h)Sarcina, koloni bakteri berbentuk kubus dengan delapan bakteri; (i) Staphilococcus, koloni bakteri mengelompok banyak seperti buah anggur (Sumber Gambar: Hoog, 2005:52)

Rangkaian bakteri kokus berpasangan (Diplococcous) dan kokus rantai (Streptocuccus)

terbentuk karena bidang pembelahan bakteri hanya memiliki satu bidang pembelahan, sedangkan untuk membentuk rangkaian Tentrade, bakteri memiliki dua bidang pembelahan. Rangkaian sel bakteri bentuk Staphilococcus dan Sarcina memiliki tiga bidang pembelahan. Beberapa bentuk bakteri yang khas seperti tampak ada Gambar 1. 2 berikut:

(5)

b.

Koloni Bakteri

Koloni bakteri adalah kumpulan masa sel bakteri yang tumbuh dalam suatu media pembiakan, nampak jelas bila diamati dalam lempeng agar dalam medium kaldu nutrisi agar (KNA). Satu koloni secara progeni berasal dari satu sel bakteri yang mengalami pembelahan. Bentuk dan warna serta penampakan koloni bakteri khas untuk setiap jenis bakteri. Koloni bakteri umumnya berwarna krem, mengkilat seperti jelli dan berlendir. Gambar 1.3 berikut merepresentasikan variasi bentuk koloni bakteri yang tumbuh dalam lempeng agar.

Gambar I.3 Ciri-ciri koloni Bakteri,

jika dilihat dari bentuk koloninya

(Sumber, Syulasmi

et al,

2008)

2.

Fungi (Jamur)

Fungi merupakan organisme Eukariot yang beranekaragam, dimulai dari jenis organisme multiseluler, contohnya, Jamur cendawan (Basiodiomycota), kapang (Mold) hingga oganisme uniseluler seperti ragi (Yeast) yang berukuran diantara 2-3 hingga 20-50 panjangnya dan 1-10 lebarnya. Kapang (Mold) dapat dilihat secara kasat mata seperti Mucor sp., Rhizopus sp. dll., namun untuk pengamatan yang lebih jelas diperlukan bantuan mikroskop. Sedangkan untukYeastsepehunya tidak dapat dilihat secara kasat mata, sehingga pengamatannya memerlukan bantuan mikroskop. Jamur umumnya bersifat saprofit, namun ada juga yang bersifat parasit. Beberapa jenis jamur yang diperlihatkan dalam Gambar 1.4 berikut :

Bundar Bundar dengantepian kerang Bundar dengan

tepian timbul Keriput

Konsimetris Tak beraturan dan menyebar

Benang-benang Bentuk L

Bundar dengan tepian L

(6)

Gambar 1.4 beberapa jenis jamur yang sering dijumpai dalam berbagai substrat

(7)

B.

Pembiakan Bakteri

Berdasarkan pada prostulat dari Koch, bahwa penetapan sifat pathogenik dari suatu bakteri atau mikroorganisme lainnya, diperlukan sebuah determinasi dari sifat-sifat yang dimiliknya dalam kultur murni(pure culture). Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan sebuah medium untuk menumbuhkan/membiakkan bakteri agar proses pengamatan dapat dilakukan yang dinamakan sebagai medium tumbuh/ pembenihan. Jenis medium tumbuh sangat beragam, mulai dari media alami seperti air susu, substrat makanan dan media sintetis seperti kaldu agar. Berdasarkan sifat heterotopi, medium dibedakan atas medium hidup dan medium mati.

1. Manfaat Penggunaan Medium Tumbuh

Kegunaan dari medium tumbuh dalam laboratotium adalah sebagai berikut:

1. Untuk pembiakan dengan maksud memperbanyak bakteri yang akan dicari dan dipelajari.

2. Untuk tujuan isolasi bakteri agar didapatkan biakan murni (kultur murni) 3. Unutk menyimpan bakteri yang telah murni baik untuk keperluan sehari-hari

maupun untuk waktu yang lama.

4. Untuk memperlajari sift-sifat petumbuhan bakteri(culture characteristic).

Gambar 1.5 contoh beberpa jenis bakteri yang tumbuh dalam agar miring

(8)

Gambar 1.5 Beberpa jenis bakteri yang ditumbuhkan dalam media agar miring a) Staphylococcus epidermidis(white), b)Pseudomonas aeruginosa(green), c))Chromobacterium violaceum(violet), d)Serratia marcescens(red/orange),e)Kocuria rosea(rose), and f)Micrococcus luteus (yellow).

2. Jenis Medium

a. Medium Hidup

Medium hidup umumnya dipakai dalam laboratoriumvirologi untuk membiak isolasi berbagai jenis virus, sedangkan dalam bakteriologi hanya untuk beberapa jenis bakteri tertentu terutrama menggunakan hewan percobaan. Contoh medium hidup:

1) Hewan percobaan

2) Telur ayam berembrio(embryonated egg)

3) Biakan jaringan(tissue ciulture)

4) Sel-sel bakteri tertentu untukbakteriofaga

b. Medium mati

Berdasarkan konsistensi medium dibagi menjadi :

1) Medium padat, contohnya agar nutrient,ptotato dextrose agar, tauge agar, agar endo, agar SSdsb.

2) Medium semipadat, yaitu medium semi padat adalah medium yang mengandung agar ½ % sehingga konsistensinya menjadi setengah padat. Pembenihan ini dipakai untuk melihatgerak kuman secara mikroskopik.

3) Medium cair, seperti:air pepton, deret gula-gula dsb.

Berdasarkan komposisi atau susunan bahan mediumnya, medium dibedakan menjadi: 1) Medium sintesis, yaitu medium yang memiliki jenis dan susunan kimia tertentu.

Contohnya,cairan Hanks, Locke,dsb.

2) Medium non-sintetis, yaitu medium yang mengandung bahan-bahan yang tidak diketahui pasti baik kadar maupun susunanya. Contohnya: air kaldu golongan daging, serum, plasma, dsb.

3) Medium semi sintetis, contohnya adalah cairan Hanks ditambah cairan serum, dan medium Tauge agar.

Berdasarkan sifat fisika dan biologiknya serta tujuan isolasi, medium dibagi menjadi: 1) Medium umum (nutrient medium), yaitu medium yang kaya akan zat makanan

dan mempunyai susunan bahan sedemikian rupa sehingga baik untuk pembiakan berbagai jenis bakteri, seprti KNA (kaldu nutrisi agar).

2) Medium selektif, medium yang mempunyai susunan bahan sedemikin rupa sehingga bakteri-bakteri tertentu memang dapat tumbuh dengan masing-masing koloni yang khas. MisalnyaAgar endo, untuk bakteri golongancoliform, yang akan berwarna merah sedang untuk untuk golongan Salmonella sp.akan menunjukkan koloni yang tidak berwarna.

C. Pembuatan Sediaan Mikroskopis (Apusan/SmearBakteri) dan Pengamatan Sel Bakteri

(9)

lebih selama berlangsungnya proses pewarnaan sehingga organismenya tidak hilang tercuci namun sel-selnya tidak menjadi salah bentuk atau menyusut. Kaca objek yang dipakai tidak boleh tergores dan harus bersih. Hal ini dikarenakan ukuran bakteri yang sangat kecil, maka goresan atau partikel debu pada kaca objek dapat dikelirukan sebagai mikroorganisme.

Pengamatan sel bakteri perlu menggunakan teknik pewarnaan (stainning) karena sel bakteri umumnya trasnparan, tidak berwarna dan mikroskopis. Beberapa tekni pewarnaan diantara: pewarnaan tuanggal menggunakan satu jenis zat warna seperti pewarnaan sederhana, dan pewarnaan negatif. Pewarnaan diferensial merupakan teknik pewrnaan menggunakan lebih dari satu zat warna, seperti pewarnaan Gram, pewarnaan kapsul, dan sebagainya. Untuk pengamatan sediaan atau apusan bakteri yang telah dibuat di bawah mikroskop memerlukan keterampilan khusus, karena biasanya menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 100x, (total pembesaran 1000x), sehingga sebelum diamati sediaan perlu diteteskan minyak imersi dan setelahnya perlu dibersihkan dengan tisu lensa yang ditetesi xylol atau alkohol 70%.

Gambar I.6. Proses pembuatan apusan (smear) bakteri berdasarkan jenis medium

DARI MEDIUM PADAT DARI MEDIUM CAIR

Taruhlah 1-2 lup penuh suspensi

organisme pada kaca objek Taruhlah 1-2 lup penuh air steril(aquadest) pada kaca objek

Sebarkan organisme hingg rata

seluas area yang disediakan Dengan jarum inokulasi (yang lurus) pindahkan sedikit biakan ke atas tetesan air pada kaca objek, campurkan dan sebarkan hingga rata seluas area yang disediakan

Biarkan olesan kering di udara

Lalukan kaca objek tersebut beberapa kali diatas api bunsen, kaca objek itu harus terasa agak panas jika diletakkan diatas punggung tangan kita.

lebih selama berlangsungnya proses pewarnaan sehingga organismenya tidak hilang tercuci namun sel-selnya tidak menjadi salah bentuk atau menyusut. Kaca objek yang dipakai tidak boleh tergores dan harus bersih. Hal ini dikarenakan ukuran bakteri yang sangat kecil, maka goresan atau partikel debu pada kaca objek dapat dikelirukan sebagai mikroorganisme.

Pengamatan sel bakteri perlu menggunakan teknik pewarnaan (stainning) karena sel bakteri umumnya trasnparan, tidak berwarna dan mikroskopis. Beberapa tekni pewarnaan diantara: pewarnaan tuanggal menggunakan satu jenis zat warna seperti pewarnaan sederhana, dan pewarnaan negatif. Pewarnaan diferensial merupakan teknik pewrnaan menggunakan lebih dari satu zat warna, seperti pewarnaan Gram, pewarnaan kapsul, dan sebagainya. Untuk pengamatan sediaan atau apusan bakteri yang telah dibuat di bawah mikroskop memerlukan keterampilan khusus, karena biasanya menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 100x, (total pembesaran 1000x), sehingga sebelum diamati sediaan perlu diteteskan minyak imersi dan setelahnya perlu dibersihkan dengan tisu lensa yang ditetesi xylol atau alkohol 70%.

Gambar I.6. Proses pembuatan apusan (smear) bakteri berdasarkan jenis medium

DARI MEDIUM PADAT DARI MEDIUM CAIR

Taruhlah 1-2 lup penuh suspensi

organisme pada kaca objek Taruhlah 1-2 lup penuh air steril(aquadest) pada kaca objek

Sebarkan organisme hingg rata

seluas area yang disediakan Dengan jarum inokulasi (yang lurus) pindahkan sedikit biakan ke atas tetesan air pada kaca objek, campurkan dan sebarkan hingga rata seluas area yang disediakan

Biarkan olesan kering di udara

Lalukan kaca objek tersebut beberapa kali diatas api bunsen, kaca objek itu harus terasa agak panas jika diletakkan diatas punggung tangan kita.

lebih selama berlangsungnya proses pewarnaan sehingga organismenya tidak hilang tercuci namun sel-selnya tidak menjadi salah bentuk atau menyusut. Kaca objek yang dipakai tidak boleh tergores dan harus bersih. Hal ini dikarenakan ukuran bakteri yang sangat kecil, maka goresan atau partikel debu pada kaca objek dapat dikelirukan sebagai mikroorganisme.

Pengamatan sel bakteri perlu menggunakan teknik pewarnaan (stainning) karena sel bakteri umumnya trasnparan, tidak berwarna dan mikroskopis. Beberapa tekni pewarnaan diantara: pewarnaan tuanggal menggunakan satu jenis zat warna seperti pewarnaan sederhana, dan pewarnaan negatif. Pewarnaan diferensial merupakan teknik pewrnaan menggunakan lebih dari satu zat warna, seperti pewarnaan Gram, pewarnaan kapsul, dan sebagainya. Untuk pengamatan sediaan atau apusan bakteri yang telah dibuat di bawah mikroskop memerlukan keterampilan khusus, karena biasanya menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 100x, (total pembesaran 1000x), sehingga sebelum diamati sediaan perlu diteteskan minyak imersi dan setelahnya perlu dibersihkan dengan tisu lensa yang ditetesi xylol atau alkohol 70%.

Gambar I.6. Proses pembuatan apusan (smear) bakteri berdasarkan jenis medium

DARI MEDIUM PADAT DARI MEDIUM CAIR

Taruhlah 1-2 lup penuh suspensi

organisme pada kaca objek Taruhlah 1-2 lup penuh air steril(aquadest) pada kaca objek

Sebarkan organisme hingg rata

seluas area yang disediakan Dengan jarum inokulasi (yang lurus) pindahkan sedikit biakan ke atas tetesan air pada kaca objek, campurkan dan sebarkan hingga rata seluas area yang disediakan

Biarkan olesan kering di udara

(10)

tempat penyimpanan bakteri yang berbeda (medium padat dan cair)

D. Pengenalan Alat Laboratorium spesifik Mikrobiologi

Sebelum melaksanakan kegiatan praktikum mikrobiologi perlu diketahui mengenai berbagai alat atau perlengkapan yang sering digunakan dalam praktikum ini. Berikut ini beberapa ala

t

danperlengkapan yang sering digunakan dalam praktium mikrobiologi.

Tabel I.4. Beberapa Alat dan Perlengkapan dalam Praktikum Mikrobiologi

No Nama dan Gambar Fungsi

1 Tabung Reaksi Mencampur atau memanaskan larutan dalam jumlah kecil, tempat media padat (agar miring (a) atau agar diri (b)) atau cair

2 Cawan Petri Digunakan untuk menyimpan media agar/lempeng agar yang digunakan untuk perkembangbiakan mikroorganisme. Caranya bagian yang kecil (b) digunakan untuk menyimpan plat agar dan bagian yang lebih besar (a) digunakan sebagai tutupnya

3 Objek dan kaca tutup Digunakan untuk membuat apusan(smear)bakteri atau sediaan mikroskopis

4 Lampu Spirtus Digunakan untuk memanaskan atau mensterilkan jarum inokulasi juga digunakan untuk melarutkan, mendidihkan medium.

(a) (b)

(a)

(b)

tempat penyimpanan bakteri yang berbeda (medium padat dan cair)

D. Pengenalan Alat Laboratorium spesifik Mikrobiologi

Sebelum melaksanakan kegiatan praktikum mikrobiologi perlu diketahui mengenai berbagai alat atau perlengkapan yang sering digunakan dalam praktikum ini. Berikut ini beberapa ala

t

danperlengkapan yang sering digunakan dalam praktium mikrobiologi.

Tabel I.4. Beberapa Alat dan Perlengkapan dalam Praktikum Mikrobiologi

No Nama dan Gambar Fungsi

1 Tabung Reaksi Mencampur atau memanaskan larutan dalam jumlah kecil, tempat media padat (agar miring (a) atau agar diri (b)) atau cair

2 Cawan Petri Digunakan untuk menyimpan media agar/lempeng agar yang digunakan untuk perkembangbiakan mikroorganisme. Caranya bagian yang kecil (b) digunakan untuk menyimpan plat agar dan bagian yang lebih besar (a) digunakan sebagai tutupnya

3 Objek dan kaca tutup Digunakan untuk membuat apusan(smear)bakteri atau sediaan mikroskopis

4 Lampu Spirtus Digunakan untuk memanaskan atau mensterilkan jarum inokulasi juga digunakan untuk melarutkan, mendidihkan medium.

(a) (b)

(a)

(b)

tempat penyimpanan bakteri yang berbeda (medium padat dan cair)

D. Pengenalan Alat Laboratorium spesifik Mikrobiologi

Sebelum melaksanakan kegiatan praktikum mikrobiologi perlu diketahui mengenai berbagai alat atau perlengkapan yang sering digunakan dalam praktikum ini. Berikut ini beberapa ala

t

danperlengkapan yang sering digunakan dalam praktium mikrobiologi.

Tabel I.4. Beberapa Alat dan Perlengkapan dalam Praktikum Mikrobiologi

No Nama dan Gambar Fungsi

1 Tabung Reaksi Mencampur atau memanaskan larutan dalam jumlah kecil, tempat media padat (agar miring (a) atau agar diri (b)) atau cair

2 Cawan Petri Digunakan untuk menyimpan media agar/lempeng agar yang digunakan untuk perkembangbiakan mikroorganisme. Caranya bagian yang kecil (b) digunakan untuk menyimpan plat agar dan bagian yang lebih besar (a) digunakan sebagai tutupnya

3 Objek dan kaca tutup Digunakan untuk membuat apusan(smear)bakteri atau sediaan mikroskopis

4 Lampu Spirtus Digunakan untuk memanaskan atau mensterilkan jarum inokulasi juga digunakan untuk melarutkan, mendidihkan medium.

(a) (b)

(a)

(11)

5 Staining jar Digunakan untuk menyimpan preparat dalam zat pewarna atau bahan kimia lainnya dalam proses pewarnaan

6 Jarum inokulasi (Ose) Digunakan untuk mengambil suatu mikroorganisme dan untuk inokulasi. Sebelum dan sesudah

pemakaian, ose harus dipanaskan kembali dengan api bunsen. Sebelum digunakan setelah pemanaan, dinginkan terlebih dahulu ose selama kurang lebih 30 detik, agar mikroorganisme yang dipindahkan tidak mati. Terdapat bermacam-macam jarum ose yaitu, ose jarum (a), ose bermata (b) dan ose jamur (c).

7 Mikroskop Digunakan untuk pengamatan mikroorganisme

Dengan pembesaran 1000x untuk bakteri dan 100-400 untuk jamur. Sebelum penggunaan sebaiknya lensa objektif mikroskop untuk pengematan bakteri diteteskan dulu minyak imersi pada sediaan dan setelahnya harus dibersihkan dengan tissue lensa &

xylol.

8 Tabung Durham Digunakan untuk menampung gas yang dilakukan di percobaan-percobaan mikrobiologi. Ukuran tabung Durham adalah 0,5 cm (diameter) dan 2 cm untuk tinggi.

9 Bak Pewarna Digunakan untuk menampung kelebihan zat pewarna pada proses pewarnaan

10 Inkubator Suatu kabinet dengan suhu internal yang dapat diatur untuk penyimpanan mikroorganisme untuk tujuan tertentu.

11 Oven Digunakan untuk proses sterilisasi media ataupun alat-alat yang tidak mudah rusak, terbakar, hangus atau menguap. Proses pemanasan yang digunakan (a)

(b) (c)

5 Staining jar Digunakan untuk menyimpan preparat dalam zat pewarna atau bahan kimia lainnya dalam proses pewarnaan

6 Jarum inokulasi (Ose) Digunakan untuk mengambil suatu mikroorganisme dan untuk inokulasi. Sebelum dan sesudah

pemakaian, ose harus dipanaskan kembali dengan api bunsen. Sebelum digunakan setelah pemanaan, dinginkan terlebih dahulu ose selama kurang lebih 30 detik, agar mikroorganisme yang dipindahkan tidak mati. Terdapat bermacam-macam jarum ose yaitu, ose jarum (a), ose bermata (b) dan ose jamur (c).

7 Mikroskop Digunakan untuk pengamatan mikroorganisme

Dengan pembesaran 1000x untuk bakteri dan 100-400 untuk jamur. Sebelum penggunaan sebaiknya lensa objektif mikroskop untuk pengematan bakteri diteteskan dulu minyak imersi pada sediaan dan setelahnya harus dibersihkan dengan tissue lensa &

xylol.

8 Tabung Durham Digunakan untuk menampung gas yang dilakukan di percobaan-percobaan mikrobiologi. Ukuran tabung Durham adalah 0,5 cm (diameter) dan 2 cm untuk tinggi.

9 Bak Pewarna Digunakan untuk menampung kelebihan zat pewarna pada proses pewarnaan

10 Inkubator Suatu kabinet dengan suhu internal yang dapat diatur untuk penyimpanan mikroorganisme untuk tujuan tertentu.

11 Oven Digunakan untuk proses sterilisasi media ataupun alat-alat yang tidak mudah rusak, terbakar, hangus atau menguap. Proses pemanasan yang digunakan (a)

(b) (c)

5 Staining jar Digunakan untuk menyimpan preparat dalam zat pewarna atau bahan kimia lainnya dalam proses pewarnaan

6 Jarum inokulasi (Ose) Digunakan untuk mengambil suatu mikroorganisme dan untuk inokulasi. Sebelum dan sesudah

pemakaian, ose harus dipanaskan kembali dengan api bunsen. Sebelum digunakan setelah pemanaan, dinginkan terlebih dahulu ose selama kurang lebih 30 detik, agar mikroorganisme yang dipindahkan tidak mati. Terdapat bermacam-macam jarum ose yaitu, ose jarum (a), ose bermata (b) dan ose jamur (c).

7 Mikroskop Digunakan untuk pengamatan mikroorganisme

Dengan pembesaran 1000x untuk bakteri dan 100-400 untuk jamur. Sebelum penggunaan sebaiknya lensa objektif mikroskop untuk pengematan bakteri diteteskan dulu minyak imersi pada sediaan dan setelahnya harus dibersihkan dengan tissue lensa &

xylol.

8 Tabung Durham Digunakan untuk menampung gas yang dilakukan di percobaan-percobaan mikrobiologi. Ukuran tabung Durham adalah 0,5 cm (diameter) dan 2 cm untuk tinggi.

9 Bak Pewarna Digunakan untuk menampung kelebihan zat pewarna pada proses pewarnaan

10 Inkubator Suatu kabinet dengan suhu internal yang dapat diatur untuk penyimpanan mikroorganisme untuk tujuan tertentu.

11 Oven Digunakan untuk proses sterilisasi media ataupun alat-alat yang tidak mudah rusak, terbakar, hangus atau menguap. Proses pemanasan yang digunakan (a)

(12)

adalah sterilisasi panas/kering.

12 Autoklaf Digunakan untuk sterilisasi media ataupun alat-alat. Sterilisasi dengan autoklaf disebut dengan sterilisasi basah dengan mengunakan uap air bertekanaan pada suhu 121oC, tekanan 1,5 atm selama 15 menit. Bisa

diganti dengan Presto.

E. Teknik Pengambilan Biakan dari Pembenihan dalam Tabung

Gambar I.7. (a) Bukalah tutup tabung dengan jari kelingking; (b) mulut tabung segera dibakar; (c) ambil biakan dengan manggunakan ose; (d) segera bakar kembali mulut tabung sebelum ditutup kembali. (Sumber Gambar: Sadigdoaji, 2003)

(d) (a)

(b)

(c)

adalah sterilisasi panas/kering.

12 Autoklaf Digunakan untuk sterilisasi media ataupun alat-alat. Sterilisasi dengan autoklaf disebut dengan sterilisasi basah dengan mengunakan uap air bertekanaan pada suhu 121oC, tekanan 1,5 atm selama 15 menit. Bisa

diganti dengan Presto.

E. Teknik Pengambilan Biakan dari Pembenihan dalam Tabung

Gambar I.7. (a) Bukalah tutup tabung dengan jari kelingking; (b) mulut tabung segera dibakar; (c) ambil biakan dengan manggunakan ose; (d) segera bakar kembali mulut tabung sebelum ditutup kembali. (Sumber Gambar: Sadigdoaji, 2003)

(d) (a)

(b)

(c)

adalah sterilisasi panas/kering.

12 Autoklaf Digunakan untuk sterilisasi media ataupun alat-alat. Sterilisasi dengan autoklaf disebut dengan sterilisasi basah dengan mengunakan uap air bertekanaan pada suhu 121oC, tekanan 1,5 atm selama 15 menit. Bisa

diganti dengan Presto.

E. Teknik Pengambilan Biakan dari Pembenihan dalam Tabung

Gambar I.7. (a) Bukalah tutup tabung dengan jari kelingking; (b) mulut tabung segera dibakar; (c) ambil biakan dengan manggunakan ose; (d) segera bakar kembali mulut tabung sebelum ditutup kembali. (Sumber Gambar: Sadigdoaji, 2003)

(d) (a)

(b)

(13)

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

A. : Pembuatan Media Agar dan Sterilisasi. Tujuan :

mengetahui cara-cara membuat media

mengetahui macam dan kegunaan media

mengetahui cara sterilisasi

Alat dan bahan :

- Beaker glass - Daging tanpa lemak

- Gelas ukur - Akuades

- Batang pengaduk - Tauge

- Tabung reaksi - bacto pepton

- pH indikator/pH meter (221.03BI.J002 - Agar agar

- Corong - NaCl

- Kertas saring - Sukrosa

- Kapas - Cawan petri

- Pembakar - Autoklaf

Cara pembuatan media :

a. Kaldu nutrisi agar

- Buatlah ekstrak daging (daging 0,5 kg direbus dalam air 1000 ml hingga volume air menjadi setengahnya atau direbus selam 1 2 jam).

- Saring ekstrak daging dengan kertas saring, kemudian tambahkan akuades hingga volume menjadi 1000 ml.

- Masukkan pepton 10,0 g NaCl 5,0 g dan agar-agar 15,0 g kemudian panaskan suspensi tersebut hingga mendidih selam 15 menit dengan menggunakan magnetic stirer with hotplate

- Ukur pH, usahakan pH menjadi 6,8 7,3.

- Buatlah agar diri dan agar miring dengan menggunakan tabung reaksi. Untuk agar diri ke dalam tiap tabung isikan 12 15 ml suspensi agar dan untuk agar miring ke dalam tiap tabung isikan 3 5 ml suspensi agar.

- Tutup semua tabung reaksi dengan kapas sebaik mungkin, sterilkan semua tabung dan cawan petri dengan menggunakan otoklaf selama 15 20 menit pada suhu 1210C.

- Setelah disterilkan, untuk agar diri biarkan dalam keadaan tegak dan untuk agar miring letakkan tabung dalam keadaan miring, biarkan sampai dingin.

TIPS sederhana membuat Kaldu Agar:

Mencampurkan air kaldu dengan agar swallow (bening) ditambahkan sedikit MSG kemudian di sterilisasi.

b. Tauge Agar

- Buatlah ekstrak tauge (dari 100,0 g tauge digerus atau dihaluskan dan diambil airnya), saring ekstrak dengan kertas saring kemudian tambahkan akuades hingga volume menjadi 1000 ml.

(14)

- Masukkan suspensi ke dalam tabung reaksi masing-masing 12-15 ml untuk agar diri.

- Sterilkan dengan autoklaf selama 15-20 menit pada suhu 121oC.

Gambar : bagan penuangan agar cawan

Cabutlah tutup tabung tuangkan agar ke dalam petri, lalu lewatkan mulut tabung di atas api biarkan menjadi dingin dan padat

B. Pembuatan

Smear

Bakteri, Pewarnaan Sederhana dan Pewarnaan Gram

A. Tujuan

1. Membuatsmearbakteri dari biakan murni dan dari sumber lain

2. Melakukan pewarnaan bakteri dengan menggunakan teknik pewarnaan sederhana dan Gram

B. Pendahuluan

Mengamati sel bakteri dan mikroorganisme lainnya dalam keadaan hidup sulit tanpa bantuan mikroskop, terutama sel bakteri. Hal ini dikarenakan selain ukuran sel bakteri yang sangat kecil, juga sifatnya yang transparan dan tidak berwarna. Setelah metode paewarnaan diketahui dan dikembangkan, pengamatan bakteri menjadi lebih mudah. Bahkan hasil pewarnaan lebih lanjut dan mendalam, antara lain digunakan untuk penentuan jenis dan identifikasi. Banyak metode pewarnaan yang dapat digunakan dan mempunyai tujuan-tujuan tertentu, dintaranya pewarnaan sederhana, pewarnaan Gram, pewarnaan negatif, pewarnaan endospora dll.

1. Pewarnaan Sederhana (Loeffer, 1884)

a. Prinsip Dasar

Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang umum digunakan dengan menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai sel bakteri. Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat basa sepertiMethilen Blue,

(15)

60-120 detik, Crystal Violet memerlukan waktu 2-60 detik dan Carbol Fuchsin

memerlukan waktu 15-60 detik.

b. Alat dan Bahan

1) Mikroskop 2) Lampu Spirtus 3) Jarum Inokulasi 4) Bak dan Rak Pencuci 5) Objek gelas

6) Botol Semprot berisi Aquadest

7) Kertas hisap

8) Biakan bakteri 24-48 jam, bibit yoghurt, kotoran gigi dan kuku

9) Methilen Blue

10) Kertas lensa 11) Minyak Imersi

12) Xylol c. Cara Kerja

1) Buatlah sediaan mikroskopis dari biakan bakteri yang akan diwarnai

2) Tuangi sedian tersebut dengan Methilen Blue, dan larutan warna harus menutupi seluruh permukaan sediaan, kemudian diamkan selama 1-3 menit. 3) Bilaslah sediaan untuk menghilangkan kelebihan zat warna, dan air yang

dialirkan tidak boleh mengenai sediaan langsung.

4) Keringkan diudara atau dengan menggunakan kertas isap, selipkan diantara kedua kertas isap.

5) Berilah minyak imersi pada sediaan yang terwarnai dan amati pada mikroskop. 6) Setelah pengamatan selesai dilakukan bersihkan mikroskop dengan kertas

lensa atau dengan mengoleskan kertas tisue/kapas yang telah dibasahixylol. d. Hasil Pengamatan

Tanggal Pengamatan Bahan Pemeriksaan (BP)

Gambar Identifikasi

Mikroorganisme :____________________

Bentuk dan warna koloni _______________

Bentuk Sel :__________________________

Rangkaian Sel :_______________________

Warna Sel :__________________________

Pembesaran:_________________________

e. Pertanyaan

1) Bagaimana bentuk dan susunan sel bakteri yang teramati?__________________ 2) Mengapa dalam pembuatansmearbakteri harus dilakukan fiksasi panas?_____ ______________________________________________________________________

(16)

Pewarnaan Gram banyak dilakukan untuk identifikasi bakteri, terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Hasil pewarnaan terdapat dua macam yaitu yang berwarna ungu yang disebut sebagai Gram Positif dan yang berwarna merah yang disebut sebagai Gram negatif. Bakteri Gram negatif umumnya bersifat patogen. Prinsip pewarnaan Gram adalah kemampuan dinding sel mengikat zat warna dasar (Crystal Violet) yang diberi penguatan Iodium, sebagai pewarna penguat (mordan), setelah dilakukan pencucian dengan alkohol 96% dan setelah itu diberikan pewarna pembanding (pewarna kedua) yaitu safranin. Pada bakteri Gram positif mengandung

peptidoglikanlebih banyak dan lemak lebih sedikit dibandingkan bakteri Gram negatif.

b. Alat dan Bahan

1) Mikroskop 2) Lampu Spirtus 3) Jarum Inokulasi 4) Bak dan Rak Pencuci 5) Objek gelas

6) Botol Semprot berisi Aquadest 7) Staining jar

8) Biakan bakteri 24-48 jam

9) Crystal Violet

10) LarutanIodium 11) Safranin

12) Kertas lensa 13) Minyak Imersi 14) Alkohol 96 %

c. Cara kerja

1) Buatlah sedian mikroskopik dari biakan yang akan diwarnai

2) Tuangilah sedian mikroskopik denganCrystal Violet, diamkan selama 3 menit. 3) Buanglah kelebihan zat warna yang ada dengan mencucinya oleh akuades 4) Tuangi larutan lugol, diamkan selama 45-60 detik.

5) Masukkan sediaan kedalam alkohol 96 %, goyangkan selama 1 menit. 6) Bilaslah dengan botol semprot akuades dan keringkan dengan kertas isap 7) Tuangkan larutansafranindan bairkan selama 3 menit.

8) Cuci dengan botol semprot dan keringkan di udara.

9) Berilah minyak imersi pada sediaan yang terwarnai dan amati pada mikroskop.

TIPS penentuan jenis Gram bakteri:

Dapat dilakukan sederhana dengan cara KOH string test. Mengambil setes KOH 4% kemudian diletakkan dalam gelas objek yang bersih, setelah itu ambil biakan bakteri dengan jarum ose dan campurkan kemudian angkat. Bila lengket menunjukkan bakteri tersebut gram negatif (seperti tmpak pada gambar di bawah), sebaliknya adalah

bakteri Gram positif.

Hasil Pengamatan

(17)

Gambar Identifikasi

Mikroorganisme :____________________ Bentuk dan warna koloni _______________ Bentuk Sel :__________________________ Rangkaian Sel :_______________________ Warna Sel :__________________________ Gram (+)/(-) :_________________________ Pembesaran:_________________________

d. Pertanyaan

1) Bagaimana bentuk dan susunan sel bakteri yang teramati?__________________ 2) Mengapa bakteri Gram positif memberikan karakter warna ungu dan bakteri

Gram negatif memberikan warna merah?_________________________________ ______________________________________________________________________

Pengamatan Jamur

Judul : Pengamatan Jamur.

Tujuan :

mempelajari sifat - sifat koloni jamur yang tumbuh pada media tauge agar

mengidentifikasi jenis jamur yang tumbuh

Alat dan Bahan :

- Mikroskop - Media tauge agar

- Objek gelas dan penutup gelas - Bahan makanan: tape, tempe, roti, ragi

- Jarum inokulasi - Air

- Pipet tetes

- Inkubator

Caranya :

- Amati berbagai jenis koloni jamur yang tumbuh dalam media agar atau dalam makanan fermentasi atau makanan yang sudah berjamur.

- Identifikasi setiap koloni jamur yang tumbuh dengan melihat warna koloni dan bentuk jamur di bawah mikroskop.

(18)

- Untuk mengamati bentuk jamur yang utuh biasanya digunakan teknik pembiakan slide culture yaitu membiakan jamur dlam cawan Petri secara terpisah.

- Untuk mengamati sel ragi, terlebih dahulu mencampurkan ragi tape atau radi roti kedalm larutan gula hangat (1-5%) selama minimal 3 jam, lalu ambil dan teteskana dalam gelas objek dan diamati di bawah mikroskop.

- TABEL PENGAMATAN :

No. Jamur dari...

Nama jamur

G a m b a r dan keterangan 1

2

3

Pertanyaan:

1. Bagaimanakah karakteristik perbedaan koloni bakteri dan jamur yang tumbuh dalam media agar ? jelaskan !

______________________________________________________________________

2. Apakah yang menjadi dasar klasifikasi jamur ?

______________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2005) Petunjuk dan Jurnal Praktikum Bakteriologi. Bandung: Jurusan Analisis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Bandung

(19)

Benson . (2001). Microbiology Application: Laboratory Manual in General Microbiology, The McGrawHill Companies.

Madigan,MT., Martinko,J.M., Stahl DA. Clark,DP (2012).Brock Biology of Microorganisms. thirteenth ed. Pearson Education, Inc., publishing as Benjamin Cummings, 1301 Sansome Street, San Francisco, CA.

Hoog, S.(2005)Esential Microbiology. West Sussex : John Willey and Sons

Howard, D.H., Weitzman, I., Padhye, A.A. (2002) Onygenales, Arthrodermataceae dalam Howard, D.H. (ed.) Pathogenic Fungi in Human and Animal. New York: Marcel Dekker

James G. Cappucino, N. Sherman, (1983), Microbiology : a Laboratory Manual, Addison Wesley Publishing Company, Sydney.

Kusnadi & Atep S. (2011). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi untuk mahasiswa keperawatan. Stikep PPNI Jabar.

Purnomo, Gunawan, J.W., Magdalena, L.J., Ayda, R., Harijani, A.M. (2001) Atlas Helmitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia

Sadigdoadi, S. (ed.) (2003) Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kedokteran. Bandung: Universitas Padjadjaran

Gambar

Gambar I.1. Beberapa Bentuk dan Formasi Bakteri; (a) Monobacil, bakteri basildan tunggal; (b) Monococcus, bakteri kokus dan tunggal; (c) Vibrio, bakteribentulspiral tidak sempurna; (d) Diplococcus, koloni dua bakteri berbentukGambar I.1
Gambar 1.2  representasi beberapa tipe rangkaian sel bakteri
Gambar I.3 Ciri-ciri koloni Bakteri, jika dilihat dari bentuk koloninya
Gambar 1.4 beberapa jenis jamur yang sering dijumpai dalam berbagai substrat
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam keadaan masih cair, tuangkan nutrien agar yang telah mengandung suspensi bakteri tersebut ke dalam cawan petri secara aseptis sebanyak 20 ml. Biarkan

Peralatan kaca yang terdapat di laboratorium memiliki berbagai fungsi, antara lain mengukur volume cairan, menyimpan sampel atau bahan kimia, tempat mencampur atau

sesuai dengan tujuan ekologi dimulai dari unit yang paling kecil adalah individu yaitu makhluk tunggal suatu organism, namun tidak ada makhluk hidup yang

Inokulasi satu ose bakteri dari biakan campuran ke dalam media NA tadi dengan cara menggores sesuai tipe goresan yang diinginkan (radian, kuadran, sinambung, tipe goresan

Metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba di dalam bahan pangan terdiri dari metode hitungan lempeng (“plate count”), “Most Probable Number (MPN), dan

Peralatan kaca yang terdapat di laboratorium memiliki berbagai fungsi, antara lain mengukur volume cairan, menyimpan sampel atau bahan kimia, tempat mencampur atau

Khamir adalah mikroorganisme eukariotik bersel tunggal yang tergolong Khamir adalah mikroorganisme eukariotik bersel tunggal yang tergolong fungi. Berukuran antara 5

Materi yang dipratikumkan tentang : Pemeriksaan urin secara makroskopis, mikroskopis, dan sedimen urin; Analisa karbohidrat pemeriksaan urin terhadap glukosa dan analisa protein