PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
S K R I P S I
Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyar atan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi
J ur usan Manajemen
Oleh :
AGASTYA DIGDO K.N 0512010318 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN
J AWA TIMUR
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
S K R I P S I
Oleh :
AGASTYA DIGDO K.N 0512010318 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN
J AWA TIMUR
USULAN PENELITIAN
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang diajukan
AGASTYA DIGDO K.N 0512010318 / FE / EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :
Pembimbing
Dr s. Ec. R.A. Suwaidi, MS. Tanggal : ………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
S K R I P S I
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang diajukan
AGASTYA DIGDO K.N 0512010318 / FE / EM
Telah disetujui untuk ujian lisan oleh :
Pembimbing
Dr s. Ec. R.A. Suwaidi, MS. Tanggal : ………..
Mengetahui,
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengar uh Rasio Keuangan Ter hadap Har ga Saham Pada
Per usahaan Retail Yang Go Public Di Bur sa Efek Indonesia” dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat
penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan
Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.
Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa
Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen
UPN “Veteran” Jawa Timur
4. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS, selaku Dosen Pembimbing yang telah
mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulisan
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmu yang
sangat bernilai. Sehingga ucapan terima kasihpun dirasa belum cukup untuk
menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a semoga apa yang sudah
diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Illahi.
6. Yang terhormat Bapak dan Ibu, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas
semua do’a, restu, dukungan, nasehat yang diberikan kepada penulis.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, Maret 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 10
2.2.1. Manajemen Keuangan ... 10
2.2.2. Pengertian Saham ... 11
2.2.3. Harga Saham ... 11
2.2.3.1. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 14
2.2.4. Pengertian Rasio Keuangan ... 16
2.2.5. Jenis-jenis Rasio ... 16
2.2.6. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham .. 20
2.2.6.1. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham ... 20
2.2.6.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap harga Saham ... 21
2.2.6.3. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham ... 23
2.2.6.4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham ... 24
2.3. Kerangka Konseptual ... 25
2.4. Hipotesis ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 29
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.4. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis ... 31
3.4.1. Asumsi Klasik (BLUE) ... 31
3.4.2. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 33
3.4.3. Uji Hipotesis ... 34
4.1.1. Harga saham Perusahaan Retail yang go public di
4.2.2. Asumsi-Asumsi Klasik Regresi ... 47
4.2.2.1. Uji Autokorelasi ... 47
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 48
4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas ... 48
4.2.3. Analisis Regresi Berganda ... 49
4.2.4. Koefisien Determinasi ... 52
4.2.5. Pengujian Hipotesis ... 53
4.3. Pembahasan ... 55
4.3.1. Pengaruh net profit margin (NPM) terhadap harga saham perusahaan retail ... 55
4.3.2. Pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan retail ... 57
4.3.3. Pengaruh return on equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan retail ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA
DAF TAR TABEL
Tabel 1.1. Harga Saham Perusahaan Retail yang go public di BEI ... 4
Tabel 1.2. NPM Perusahaan Retail yang go public di BEI... 5
Tabel 1.3. DER Perusahaan Retail yang go public di BEI ... 5
Tabel 1.4. ROE Perusahaan Retail yang go public di BEI ... 6
Tabel 1.5. EPS Perusahaan Retail yang go public di BEI ... 6
Tabel 4.1. Harga Saham Perusahaan Retail yang go public di BEI ... 37
Tabel 4.2. NPM Perusahaan Retail yang go public di BEI ... 38
Tabel 4.3. DER Perusahaan Retail yang go public di BEI... 39
Tabel 4.4. ROE Perusahaan Retail yang go public di BEI ... 40
Tabel 4.5. EPS Perusahaan Retail yang go public di BEI ... 41
Tabel 4.6. Uji Outliers 1 ... 43
Tabel 4.7. Uji Outliers 2 ... 44
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas ... 45
Tabel 4.9. Uji Multikolinearitas ... 47
Tabel 4.10. Uji Heterokedastisitas ... 48
Tabel 4.11. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 47
Tabel 4.12. Model Summaryb ... 49
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Secara Simultan (Uji F): ANOVAb ... 50
DAF TAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual... 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Tanggapan Responden Terhadap Net Profit Margin (X1), Debt To
Equity Ratio (X2), Return On Equity (X3), Earning Per Share (X4)
dan Harga Saham (Y)
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
AGASTYA DIGDO K.N
Abstr aksi
Adanya indikasi fluktuasi harga saham periode 2007 – 2009 yang cenderung menurun, yakni pada : Catur Sentosa Adiprana Tbk, Hero Supermarket Tbk, Mitra Adiperkasa Tbk, Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Rimo Catur Lestari Tbk, dan Sona Topas Tourism Industry Tbk menunjukkan bahwa pada perusahaan retail terdapat suatu permasalahan yang harus ditangani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh NPM, DER, ROE dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia
Teknik penelitian ini menggunakan teknik sampel adalah. Non-Probability
Sampling (penarikan sampel secara tidak acak). Sedangkan metode yang
digunakan adalah purposive sampling yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, antara lain: memberikan laporan keuangan secara periodik per 31 Desember tiap tahunnya selama periode 2007 - 2009 kepada BEI, memiliki laporan keuangan yang lengkap, dan perusahaan
retail yang go public di Bursa Efek di Indonesia (BEI) yang memberi keuntungan
atau laba selama tahun 2007 – 2009. Teknik analisis yang dgunakan adalah regresi linier berganda dengan uji statistik uji F dan uji t.
Hasil penelitian menyimpulkan net profit margin (NPM) dan debt to
equity ratio (DER) berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap harga saham
pada perusahaan Retail yang go public di BEI, sedangkan return on equity (ROE) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap harga saham pada perusahaan Retail yang go public di BEI, serta earning per share (EPS) berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham pada perusahaan Retail yang go public di BEI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belaka ng Masalah
Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia,
perusahaan-perusahaan sudah mulai mengadakan peningkatan-peningkatan kualitas dan
kuantitas untuk membuat perekonomian Indonesia maju pesat. Semua usaha untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan
diupayakan dapat merata bagi semua kalangan masyarakat.
Semakin berkembangnya kegiatan perkembangan perusahaan-perusahaan
di Indonesia tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Terutama pada tahun
terakhir-terakhir ini dimana bangsa Indonesia mengalami gejolak moneter yang
membuat kemampuan pemerintah dalam hal penyediaan dana semakin berkurang
akibat dari kenaikan BBM saat ini. Apalagi kebutuhan investasi untuk
tahun-tahun mendatang semakin besar.
Sumber dana dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Dana yang
didapat di dalam negeri ternyata tidak mampu mencukupi kebutuhan dana yang
dibutuhkan dalam pembangunan, sehingga harus ditambah dari pihak swasta.
Partisipasi pihak swasta sangat diharapkan guna ikut aktif menggerakkan
perekonomian nasional. Swasta harus diikut sertakan dalam mendukung dana
pembangunan, karena swasta mempunyai kemampuan untuk menghimpun dana
2
Didalam pasar modal, investor besar dan kecil dapat membeli dan menjual
saham atau efek-efek lainnya. Harga dari saham atau efek-efek lainnya
berfluktuasi sesuai dengan penawaran dan permintaan terhadap efek yang
bersangkutan. Harga dari efek merupakan barometer dari pandangan mereka
mengenai masa depan industri dan ekonomi pada umumnya. Dengan melakukan
analisis terhadap harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka
investor akan dapat mengetahui saat yang tepat, kapan mereka harus menjual atau
membeli sejumlah saham dengan tolak ukur nilai wajar yang diperdagangkan
serta menghitung tingkat resiko yang diprediksi sehingga akan terjadi
keseimbangan harga saham perusahaan pada pasar bursa.
Adapun faktor fundamental yang ingin dituju oleh setiap pasar modal
adalah adanya keterbukaan informasi secara lengkap dan akurat. Informasi yang
akurat berasal dari sistem informasi yang baik pula, bagi calon emiten sangat
menginginkan memperoleh gambaran yang lengkap tentang kinerja perusahaan.
Yang sangat penting untuk diperhatikan adalah tentang kenaikan harga saham dan
faktor-faktor yang mempengaruhi. Membeli saham bukanlah merupakan investasi
yang mendatangkan keuntungan yang sifatnya pasti. Untuk itu diperlukan suatu
analisis tentang harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak
faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan antara lain faktor
fundamental.
Fakta yang terjadi di lapangan adalah terjadi pada salah satu perusahaan
retail yaitu PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Sejak kuartal IV-2010 hingga
3
terjadi akibat faktor seasonality dan imbas penurunan harga komoditas. kinerja
Ramayana sejak awal 2011 terus menurun. Pada Januari-Februari saja, penjualan
Ramayana turun 5,1% dibanding tahun silam. Itu terjadi akibat terseret kejatuhan
tajam SSG sebesar 7,6%, seiring perlambatan ekonomi, terutama di luar Jawa.
Sangat masuk akal jika manajemen Ramayana mengindikasikan margin kotor
perseroan berada pada level 24,6% dalam dua bulan pertama 2011
dibanding 26,2% pada periode sama 2010. Sepanjang tahun ini, kinerja Ramayana
tampaknya tidak akan sekinclong tahun lalu. Margin kotor perseroan diperkirakan
hanya 26,7% dibandingkan 27,4% pada 2010. (www.google.com)
Peneliti menemukan fenomena dari perusahaan retail yang mendukung
bahwa ada indikasi fluktuasi harga saham periode 2007 – 2009 yang cenderung
menurun, yakni pada : Catur Sentosa Adiprana Tbk, Hero Supermarket Tbk, Mitra
Adiperkasa Tbk, Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Rimo Catur Lestari Tbk, dan
Sona Topas Tourism Industry Tbk. Berikut ini akan ditampilkan harga saham dari
perusahaan retail yang go public di Bursa Efek di Indonesia (BEI) periode 2007 -
4
Tabel 1.1
Harga Saham Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Tahun 2011
Dari fenomena diatas dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi harga saham
perusahaan Retail. Terjadinya fluktuasi harga saham menggambarkan perubahan
harga saham yang ada di Bursa Efek di pengaruhi oleh beberapa faktor eksternal
maupun faktor internal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rimi Gusliana Mais (2005) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
variabel NPM, ROA, ROE, EPS, DER dengan harga saham, dan secara
bersama-sama keempat variabel bebas tersebut berpengaruh nyata dengan harga saham.
Hal ini didukung dengan data Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity
Ratio (DER), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS) dari
perusahaan retail yang go public di Bursa Efek di Indonesia (BEI) yang diambil
dari laporan keuangan secara periodik per 31 Desember tiap tahunnya selama
5
Tabel 1.2
NPM Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Tahun 2011
Berdasarkan tabel 1.2, tercatat bahwa telah terjadi penurunan net profit
margin (NPM) periode tahun 2007 – 2009 pada beberapa perusahaan.
Tabel 1.3
DER Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Tahun 2011
Berdasarkan tabel 1.3, tercatat bahwa telah terjadi penurunan Debt to
6
Tabel 1.4
ROE Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009 10 Ramayana Lestari Sentosa Tbk 21.71 22.39 16.34 11 Rimo Catur Lestari Tbk 9.68 8.98 219.89 12 Sona Topas Tourism Industry Tbk 12.86 19.28 19.29 13 Toko Gunung Agung Tbk 86.47 117.91 29.28 14 Trikomsel Oke Tbk - - 23.88
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Tahun 2011
Berdasarkan tabel 1.4, tercatat bahwa telah terjadi penurunan Return on
Equity (ROE) periode tahun 2007 – 2009 pada beberapa perusahaan.
Tabel 1.5
EPS Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009 10 Ramayana Lestari Sentosa Tbk 51.93 60.84 47.39 11 Rimo Catur Lestari Tbk 3.34 4.14 -83.75 12 Sona Topas Tourism Industry Tbk 47.77 66.95 80.54 13 Toko Gunung Agung Tbk 38.31 16.27 4.93 14 Trikomsel Oke Tbk - - 26.45
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Tahun 2011
Berdasarkan tabel 1.5, tercatat bahwa telah terjadi penurunan Earning per
7
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mais (2005)
yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel NPM, ROA, ROE,
EPS, DER dengan harga saham. Secara bersama-sama kelima variabel diatas
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap harga saham.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti mengambil
judul “Pengar uh Rasio Keuangan Ter hadap Har ga Saham Pada Per usahaan
Reta il Yang Go Public Di Bur sa Efek Indonesia”
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi dan
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada
perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah ada pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada
perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah ada pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada
perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah ada pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada
perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
8
1. Untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga
saham pada perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga
saham pada perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham
pada perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk menganalisis pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga
saham pada perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
1. Bagi Investor
Membantu mengidentifikasi harga saham, sehingga investor dapat mengambil
keputusan untuk dapat memilih saham yang layak untuk dibeli.
2. Bagi Perusahaan
Memberi informasi tentang adanya pengaruh Net Profit Margin (NPM), Debt
to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian saat ini adalah
dilakukan oleh:
Rimi Gusliana Mais (2005) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh
rasio-rasio keuangan utama perusahaan terhadap harga saham perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2004”.
Faktor fundamental internal perusahaan yang digunakan sebagai variabel
bebas dalam penelitiannya adalah Net Profit Margin (NPM), Return On Assets
(ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio
(DER) perusahaan yang bergabung di JII. Pengelolaan data menggunakan teknis
analisis regresi berganda dengan jenis data cross section dalam program SPSS.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
variabel NPM, ROA, ROE, EPS, DER dengan harga saham. Secara bersama-sama
kelima variabel diatas mempunyai pengaruh yang nyata terhadap harga saham.
Penelitian yang akan dilakukan sekarang termasuk dalam kategori
pengembangan dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Rimi Gusliana
Mais. Penelitian sekarang dilakukan dengan menggunakan variabel penelitian
10
2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan
pengendalian kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut
sering disebut sebagai manajer keuangan. Meskipun demikian, kegiatan keuangan
tidaklah terbatas dilakukan oleh mereka yang menduduki jabatan seperti Direktur
Keuangan, Manajer Keuangan, Kepala Bagian Keuangan, dan sebagainya,
mungkin melakukan sekali kegiatan keuangan. Misalnya, keputusan untuk
memperluas kapasitas pabrik, menghasilkan produk baru, jelas akan dibicarakan
dan diputuskan oleh Direktur, tidak terbatas hanya oleh Direktur Keuangan.
Banyak keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dan berbagai
kegiatan yang harus dijalankan mereka. Meskipun demikian kegiatan - kegiatan
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan
menggunakan dana (allocation of fund) dan mencari pendanaan (raising of fund).
Dua kegiatan utama (fungsi) tersebut disebut sebagai fungsi keuangan. (Husnan,
2001: 4)
Manajemen keuangan merupakan bidang yang terluas dari tiga bidang
keuangan dan memiliki kesempatan karir yang sangat luas. Manajemen keuangan
sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga
keuangan lainnya serta perusahaan industri dan ritel. Manajemen keuangan juga
penting dalam kegiatan pemerintah, mulai dari sekolah, rumah sakit, hingga
11
2.2.2. Penger tian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan
atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila
seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut
sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. (Anoraga dan Pakarti, 2001 : 58).
Saham biasa ada dua jenis, yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk.
Untuk saham atas nama, nama pemilik saham tertera diatas saham tersebut,
sedangkan saham atas unjuk yaitu nama pemilik saham tidak tertera di atas saham
tersebut. Seluruh hak-hak pemegang saham akan diberikan pada penyimpanan
saham tersebut.
2.2.3. Har ga Saham
Menurut Arwanta dan Gantyowati (2004 : 29), Harga saham adalah harga
pasar (market value) saham yang berlaku dalam pasar modal pada saat itu. Dalam
proses penilaian saham perlu dibedakan antara nilai (value) dan harga (price).
Nilai adalah nilai intrinsik yang merupakan nilai nyata (true value) suatu saham
yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan.
Dalam pasar modal yang efisien, harga-harga saham mencerminkan semua
informasi yang relevan dan pasar akan bereaksi apabila terdapat informasi baru.
Salah satu informasi tersebut adalah informasi tentang laba perusahaan yang
diterbitkan melalui laporan keuangan. Implikasinya adalah harga saham dan
volume perdagangan saham perusahaan akan bereaksi terhadap informasi laba
12
relevan oleh pemodal dalam penentuan harga saham dan volume perdagangan
saham. Informasi baru tentang laba tersebut akan masuk kedalam dan membentuk
harga saham yang baru dan akan menunjukkan keseimbangan yang baru sehingga
menyebabkan jumlah volume saham yang akan dibeli/dijual akan sangat
bergantung terhadap informasi tersebut (Mais, 2005 : 29).
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis
keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolak ukur yang sering dipakai
adalah rasio atau indeks, yang menggabungkan dua data keuangan yang satu
dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat
memberi pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi
keuangan perusahaan bagi para analisis yang lebih baik ahli dan berpengalaman
dari pada analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang
tidak berbentuk rasio (Mais, 2005 : 29).
Menurut Halim (2003: 11) jenis-jenis harga saham itu adalah :
a. Harga Nominal
Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai
setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga nominal itu tercantum
dalam lembar saham tersebut.
b. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga sebelum saham tersebut dicantumkan di
Bursa Efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara
13
c. Harga Pasar
Harga pasar merupakan harga jual investor yang satu ke investor lain. Harga
saham terjadi setelah saham tersebut dicatatkan ke Bursa Efek atau disebut
harga pasar sekunder. Harga ini yang benar-benar mewakili perusahaan
penerbitnya, karena kecil sekali kemungkinan terjadi negosiasi antara
investor dan perusahaan penerbit. Harga yang diterbitkan setiap hari adalah
harga pasar ini.
d. Harga Pembukaan
Harga pembukaan merupakan harga yang diminta oleh penjual dari pembeli
pada saat jam bursa dibuka.
e. Harga Penutupan
Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual dari pembeli
pada saat akhir bursa.
f. Harga Tertinggi
Transaksi saham tidak hanya sekali atau dua kali terjadi dalam satu hari.,
tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi pada harga yang sama. Dari
harga-harga yang terjadi tentu ada harga-harga yang paling tinggi pada satu hari bursa
tersebut, harga itu disebut harga tertinggi.
g. Harga Terendah
Harga terendah merupakan harga yang paling rendah pada satu hari bursa.
h. Harga Rata-rata
Harga rata-rata merupakan harga tertinggi dan harga terendah. Harga ini bisa
14
i. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham mencerminkan situasi umum bursa efek. Indeks harga
saham merupakan ringkasan atas berbagai faktor yang berpengaruh, terutama
fenomena-fenomena ekonomi, social dan politik. Indeks harga saham adalah
angka Indeks Harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa
sehingga diharapkan bisa menghasilkan trend.
2.2.3.1. Faktor yang Memp engar uhi Har ga Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001: 10) harga saham dibentuk karena
adanya pemintaan dan penawaran atas saham. Permintaan dan penawaran tersebut
terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut
(kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor
yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial dan politik,
maupun informasi-informasi yang berkembang, selanjutnya Husnan dan Pudjiastuti
(1998: 134) mengatakan apabila kemampuan perusahaan menghasilkan laba
meningkat, harga saham akan meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas akan
mempengaruhi harga saham.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dapat dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu:
1. Faktor yang bersifat fundamental
Merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor ini meliputi:
a. Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan.
15
c. Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan.
d. Perkembangan teknologi yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
e. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
2. Faktor yang bersifat teknis
Faktor teknis menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek, baik
secara individu maupun secara kelompok. Para analis teknis dalam menilai harga
saham banyak memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Perkembangan kurs
b. Keadaan pasar modal
c. Volume dan frekuensi transaksi suku bunga
d. Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham perusahaan.
3. Faktor sosial politik
a. Tingkat inflasi yang terjadi
b. Kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah
c. Kondisi perekonomian
d. Keadaan politik suatu negara
2.2.3.2. Indeks LQ45
Index LQ45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia
(www.jsx.co.id). Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang
diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi
16
Untuk dapat masuk dalam pemilihan LQ45, suatu saham harus memenuhi
kriteria tertentu dan melewati seleksi utama. Menurut Harianto dan Sudomo (1998:
101) kriteria pemilihan saham untuk indeks LQ45 yaitu sebagai berikut:
a. Masuk dalam peringkat 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
b. Penentuan peringkat berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar
selama 12 bulan).
c. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) minimum 3 bulan.
d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
2.2.4. Penger tian Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2002: 64), Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan
dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka
rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio perbandingan yang digunakan
sebagai standar.
2.2.5. J enis-jenis Ra sio
Menurut Sutrisno (2001: 247), jenis-jenis rasio yang sering digunakan
17
1.Pr ofit Mar gin
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan setelah
pajak berdasar pada penjualan yang dilakukan, kemampuan menghasilkan
laba ini menjadi indikator penting dalam menilai kinerja perusahaan dan
berdampak pada perubahan ekspektasi investor akan harga saham
perusahaan yang bersangkutan.
Net Profit Margin (NPM) yang tinggi dapat meningkatkan harga saham
karena saham yang disukai oleh investor adalah saham yang
perusahaannya sehat yaitu mempunyai kemampuan menghasilkan laba
yang tinggi dan dapat dipahami bahwa dengan meningkatnya NPM maka
akan meningkatkan earning perusahaan sehingga akan meningkatkan
18
2.Debt to Equity Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan
imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding
dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaliknya besarnya hutang tidak
boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.
Untuk pendekatan konservatif besarnya hutang maksimal sama dengan
modal sendiri, artinya debt to equitynya maksimal 100%. Untuk
menghitung debt to equity ratio biasa menggunakan rumus sebagai
berikut:
hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi
rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit disbanding dengan
hutangnya. Semakin kecil angka rasio ini, berarti semakin besar jumlah
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan sehingga semakin besar penyangga
resiko investor.
3.Retur n on Equity
Return on Equity ini sering disebut dengan rate of return on Net Worth
yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai
19
setelah dipotong pajak atau EAT. Dengan demikian rumus yang digunakan
adalah :
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang
dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal
sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong
pajak atau EAT. Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan
memanfaatkan modalnya, karena semakin tinggi tingkat probabilitasnya
maka nilai perusahaan akan semakin tinggi dan akan berdampak pada
naiknya harga saham. (Mais, 2005: 41)
4.Ear ning Per Shar e
Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data keuntungan yang
diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Earning Per Share merupakan
ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per
lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba
20
angka rasio ini semakin besar laba yang dibagikan kepada pemegang
saham. (Mais, 2005: 41)
2.2.6. Pengar uh Rasio Keuangan Ter hadap Har ga Saham
2.2.6.1. Pengar uh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Har ga Saham
Menurut Sutrisno (2001: 245), semakin besar NPM (Net Profit Margin)
maka semakin baik perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dinbanding
dengan penjualan yang dicapai dan investor akan semakin tertarik sehingga harga
saham akan naik.
Menurut Mais (2005: 41), Net Profit Margin (NPM) yang tinggi dapat
meningkatkan harga saham karena saham yang disukai oleh investor adalah
saham yang perusahaannya sehat yaitu mempunyai kemampuan menghasilkan
laba yang tinggi dan dapat dipahami bahwa dengan meningkatnya NPM maka
akan meningkatkan earning perusahaan sehingga akan meningkatkan kekayaan
pemegang saham.
Meningkatnya NPM akan mendukung meningkatnya harga saham karena
sesuai dengan teori bahwa salah satu yang dapat menyebabkan naiknya harga
saham adalah peningkatan NPM. Bedasarkan peneltiian yang dilakukan oleh
Astuti (2002) NPM mempunyai hubungan positif tehadap harga saham. Hasil
tersebut sesuai dengan pengharapan teori dimana NPM yang meningkat akan
meningkatkan kekayaan pemegang saham sehingga saham lebih diminati dan
21
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa net profit
margin (NPM) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.
2.2.6.2. Pengar uh Debt to Equity Ratio (DER) Ter hadap har ga Saham
Menurut Halim dan Hanafi (2002: 185), Debt to Equity Ratio (DER)
termasuk dalam rasio leverage, dimana rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio ini berpengaruh negatif pada
harga saham karena semakin rendah utang, maka akan meningkatkan laba
perusahaan yang berarti dapat menyebabkan naiknya harga saham, dan sebaliknya
hal ini akan membuat menurunnya harga saham karena para investor cenderung
untuk menghindari resiko. Tetapi apabila perusahaan dapat mempertahankan
tingkat resiko serendah mungkin maka investor tidak akan khawatir melakukan
investasi. Sehingga kepercayaan investor akan tinggi terhadap suatu perusahaan
dan hal ini menjadikan harga saham perusahaan akan naik. Dengan demikian,
besarnya Debt to Equity Ratio disini berdampak pada perubahan harga saham, dan
keberadaannya tidak dapat diabaikan.
Menurut Fakhruddin et.al., (2001: 6), Debt to Equity Ratio (DER)
merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas
(modal sendiri). Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang aman biasanya kurang
dari 50 persen. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan, maka berarti
sebagian struktur modal perusahaan terdiri dari equity sehingga resiko financial
22
Menurut Mais (2005: 45), Debt to Equity Ratio (DER) adalah komposisi
atau struktur modal suatu perusahaan yaitu beberapa bagian berupa ekuitas dan
berapa bagian berupa hutang. Apabila perusahaan dilikuidasi maka urutan
pembayaran untuk debitur lebih dulu dibandingkan pemegang saham. Bila DER
meningkat karena semakin banyak maka resiko gagal bayar perusahaan juga
semakin besar. Dengan demikian risiko dana yang tidak dapat diterima kembali
oleh pemegang saham juga semakin besar. Maka dari sudut pandang investor
DER yang semakin tinggi menyebabkan investor relative (tidak mau membeli)
menghindari untuk membeli saham yang bersangkutan.
Hasil penelitian Mais (2005; 41) menunjukkan bahwa variabel DER
memiliki hubungan negative dengan harga saham. Hal ini dapat terjadi bila hutang
yang sudah ada melebihi nilai optimal yang ditentukan oleh dewan syariah
nasional yaitu sebesar 45% sehigga manfaat hutang sudah tidak berfungsi lagi
yaitu bahwa hutang dapat membuat perusahaan lebih efisien dalam biaya modal
karena pengaruh perlindungan pembayaran pajak.
Dalam teori Mogdliani Miller (MM) bila perusahaan beroperasi dengan
penggunaan utang yang melebihi titik optimalnya maka beban bunga akan lebih
besar yang akan mengakibatkan nilai perusahaan turun sehingga harga saham pun
turun. Namun dalam penelitian ini penulis memiliki keterbatasan untuk
mengetahui secara lebih detail tentang penggunaan hutang dan pembayaran
bunga. (Mais, 2005; 42)
Bila DER meningkat karena semakin banyak hutang maka resiko gagal
23
dapat diterima kembali oleh pemegang saham juga semakin besar. (Mais, 2005;
42).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa net profit
margin (NPM) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.
2.2.6.3. Pengar uh Return On Equity (ROE) Ter hadap Har ga Saham
Menurut Sutrisno (2001: 255), ROE memberi ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin
tinggi ROE maka keuntungan yang diperoleh bagi pemegang saham tinggi dan
saham perusahaan tersebut akan diminati oleh investor sehingga harga saham
akan naik. Begitu sebaliknya, apabila ROE rendah maka keuntungan yang
diperolehpun semakin rendah, sehingga harga saham turun.
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001: 65), Return On Equity (ROE)
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang
saham perusahaan. Apabila ROE rendah maka keuntungan yang diperoleh
semakinrendah sehingga harga saham turun. Begitu sebaliknya, semakin tinggi
tingkat ROE maka keuntungan yang diperoleh bagi pemegang saham tinggi dan
saham perusahaan tersebut akan diminati oleh investor sehingga harga saham
akan naik.
Hasil penelitian Mais (2005; 41) menunjukkan bahwa variabel ROE
memiliki koefisien positif dan signifikan yang berarti menunjukkan bahwa ROE
memiliki hubungan positif dengan harga saham. ROE menunjukkan return dari
24
berarti return yang akan diterima investor meningkat dengan demikian kesediaan
investor untuk berkorban yang ditujukan dengan harga yang harus dibayar untuk
saham tersebut juga meningkat.
Rasio yang rendah menunjukkan bahwa para pemilik atau investor
sebenarnya bisa menghasilkan lebih banyak uang jika melakukan investasi di
tamat lain. Namun demikian, resiko ini harus dipertimbangkan dalam sudut apa
yang terjadi selama siklus usaha yang sedang berlangsung. Rasio yang tinggi
berarti manajemen telah melakukan tugasnya dengan baik. (Mais, 2005; 43)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa return
on equity (ROE) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.
2.2.6.4. Pengar uh Earning Per Share (EPS) Ter hadap Har ga Saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001: 139), EPS merupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar keuntungan (retun) yang diperoleh investor atau
pemegang saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan
pemegang saham karena semakin besar laba yang desediakan untuk pemegang
saham, maka pemegang saham akan tertarik untuk membeli saham perusahaan
sehingga dapat menguatkan harga saham.
Menurut Indriyo (2000: 7), EPS sangat besar pengaruhnya terhadap harga
saham, meningkatnya laba per lembar saham cenderung meningkatkan harga
saham. Informasi mengenai pendapatan perlembar saham dapat digunakan oleh
pimpinan perusahaan untuk menentukan deviden yang akan dibagikan dan untuk
25
menginginkan deviden dan capital gain yang besar. Apabila EPS suatu
perusahaan tinggi maka deviden dan capital gain yang tinggi akan diminati oleh
investor sehingga menyebabkan harga saham naik. Begitu sebaliknya, apabila
EPS suatu perusahaan turun, maka deviden dan capital gain yang diperoleh
investor turun dan tidak menutup kemungkinan investor menderita capital loss.
Karena dirasa saham tersebut kurang memberikan keuntungan maka saham
kurang diminati oleh investor sehingga harga saham akan turun.
Hasil penelitian Mais (2005; 41) menunjukkan bahwa variabel EPS
memiliki koefisien positif dan signifikan yang berarti bahwa EPS memiliki
hubungan positif dengan harga saham. Di lapangan para pemegang saham biasa
dan calon pemegang saham sangat tertarik akan nilai EPS ini, karena memberi
gambaran jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para
calon investor saham tertarik dengan EPS yang besar karena hal ini merupakan
salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan sehingga nilai sahamnya akan
naik dan hargapun akan naik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa earning
26
2.3. Ker angka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan landasan
teori pada penelitian ini. Maka kerangka konseptual yang dipakai oleh peneliti
untuk menganalisis hubungan dan pengaruh antara net profit margin (NPM), debt
to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS)
terhadap harga saham pada perusahaan retail yang go public di BEI., adalah
sebagai berikut :
Gambar 2.1.
27
2.4. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan teori-teori penunjang yang
telah memperkuat permasalahan tersebut, maka diajukan suatu hipotesis atau
dugaan sementara yaitu :
a. Diduga ada pengaruh positif antara Net Profit Margin (NPM) terhadap harga
saham pada perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia.
b. Diduga ada pengaruh negatif antara debt to equity ratio (DER) terhadap harga
saham pada perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia.
c. Diduga ada pengaruh positif antara return on equity (ROE) terhadap harga
saham pada perusahaan Retail yang go public di Bursa Efek Indonesia.
d. Diduga ada pengaruh positif antara earning per share (EPS) terhadap harga
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Va r iabel
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka
variabel-variabel yang akan dianalisis dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Variabel terikat (Y) adalah harga saham
Merupakan harga per lembar saham perusahaan Retail yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia. Harga per lembar saham ditentukan berdasarkan
harga penutupan (Clossing Price) Per 31 Desember periode 2007 – 2009
yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp) (Sutrisno, 2001: 247).
2. Variabel bebas (X) terdiri dari :
a. Net Profit Margin (X1)
Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
berdasarkan penjualan. Satuan variabel ini adalah prosentase dan skala
variabel adalah skala rasio. (Sutrisno, 2001: 247)
Rumus: Net Profit Margin =
Penjualan
EAT
x 100%
b. Debt to Equity Ratio (X2)
Merupakan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan. Satuan variabel ini adalah prosentase dan skala variabel
adalah skala rasio. (Sutrisno, 2001: 247)
29
c. Return on Equity (X3)
Merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal sendiri yang dimiliki. ROE merupakan prosentase laba
bersih setelah pajak (EAT), terhadap modal sendiri di perusahaan
Retail. Satuan variabel ini adalah prosentase dan skala variabel adalah
skala rasio. (Sutrisno, 2001: 247)
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan per lembar saham pemilik. EPS yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah rupiah dan skala variabelnya adalah skala rasio.
(Sutrisno, 2001: 247)
Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan obyek adalah perusahaan
Retail yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai saat ini
sebanyak 14 perusahaan.
b. Sampel
Dalam penentuan sampel, teknik yang digunakan adalah teknik
30
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu (Sakaran, 2006 : 136).
Berikut kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti :
1. Memberikan laporan keuangan secara periodik per 31 Desember tiap
tahunnya selama periode 2007 - 2009 kepada BEI.
2. Memiliki laporan keuangan yang lengkap
3. Perusahaan retail yang go public di Bursa Efek di Indonesia (BEI) yang
memberi keuntungan atau laba selama tahun 2007 - 2009
Sejumlah populasi yang dijadikan obyek penelitian didapatkan
sebanyak 11 perusahaan Retail yang terdaftar pada BEI sebagai sampel.
Adapun ke sebelas perusahaan kelompok industri Retail yang
memenuhi kriteria diatas yaitu sebagai berikut :
1. Ace Hardware Indonesia Tbk
2. Alfa Retailindo Tbk
3. Catur Sentosa Adiprana Tbk
4. Hero Supermarket Tbk
5. Mitra Adiperkasa Tbk
6. Matahari Putra Prima Tbk
7. Metro Supermarket Realty Tbk
8. Ramayana Lestari Sentosa Tbk
9. Rimo Catur Lestari Tbk
10.Sona Topas Tourism Industry Tbk
31
3.3. Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari data dokumentasi perusahaan yang diserahkan ke BEI.
Adapun data sekunder yang diambil meliputi :
1. Data perkembangan harga saham perusahaan Retail yang diteliti
periode 2007 - 2009 pada BEI.
2. Laporan keuangan perusahaan Retail yang diteliti Per 31 Desember
selama periode 2007 - 2009 pada BEI.
b. Sumber Data
Data sekunder diperoleh dari perpustakaan BEI dalam bentuk ICMD
(Indonesia Capital Market Directory).
c. Pengumpulan Data
Pengumpulana data sekunder diambil dengan teknik dokumentasi dan
teknik pengumpulan data historis perusahaan yang telah didokumentasikan
dan masih berlaku saat ini. Kemudian dilakukan rekapitulasi sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
3.4. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis
3.4.1. Asumsi Klasik (BLUE)
Persamaan regresi tersebut bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator), artinya pengambilan keputusan uji t tidak boleh bias. Untuk
menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga
32
1. Tidak boleh ada autokorelasi
Istilah autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang
diurutkan menurut waktu atau ruang. Data time series biasanya menimbulakn
gejala autokorelasi karena diambil berdasarkan kronologis urutan waktu,
dimana selang waktu observasi yang berlaku pendek, seperti satu hari, satu
minggu, satu bulan. Hal ini menyebabkan terjadinya interkorelasi diantara
observasi yang berurutan, sehingga hasil regresi menjadi tidak efisien karena
varians atau standard error of estimate tidak minimum dan menjadikan test
signifikansi tidak akurat, tetapi hasil regresi tetap akurat atau tidak bias.
Uji statistik d dari Durbin Watson (D-W Test) digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya autokorelasi, dengan cara membandingkan nilai statistik d
dengan batas bawah (dL) dan batas bawah (dU) yang diperoleh dari tabel
statistic. Pengujian ini menggunakan pengujian dua arah dimana H0 adalah
tidak ada autokorelasi baik positif dan negative dan H1 terdapat autokorelasi,
dengan ketentuan sebagai berikut (Gujarati, 2001:216) :
1. Jika d < dL , maka terjadi autokorelasi positif
2. Atau d > 4-dL, maka terjadi autokorelasi negative
3. Jika dU < d < 4- dU , maka tidak terjadi autokorelasi
4. Jika dL ≤ d ≤ dU atau 4-dU ≤ d ≤ dL , maka pengujian tidak meyakinkan
2. Tidak boleh ada multikolonieritas
Multikolinieritas terjadi apabila masing-masing variabel bebas saling
berhubungan secara linier. Jika hubungan itu sangan erat (r = 1) berarti terjadi
33
dapat ditentukan dan besarnya standard error menjadi tidak hingga.
Tanda-tanda gejala multikolinearitas dapat dilihat jika nilai VIF (Variance Inflation
Factor) ≥ 10 dan nilai tolerance ≤ 0,10 maka terjadi multikolinearitas
(Gujarati, 2001: 166).
3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu
variabel bebas. Atau adanya perbedaan nilai ragam dengan semakin
meningkatnya nilai variabel bebas. Pengujian terhadap adanya gejala
heterokedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan mempergunakan
pengujian Korelasi Rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan nilai
absolut residual dengan seluruh variabel bebas, apabila p (probabilitas) > α (α
= 0.05) maka tidak terjadi heterokedastisitas. Deteksi adanya
Heterokedastisitas adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai Sig. (2-tailed) kurang dari dari α = 0,05, maka variabel tersebut
mengindikasikan adanya heterokedastisitas.
2. Jika nilai Sig. (2-tailed) melebihi dari α = 0,05, maka variabel tersebut
mengindikasikan tidak adanya heterokedastisitas.
3.4.2. Teknik Analisis Regr esi Linier Ber ganda
Sifat penelitian yang dilakukan adalah untuk melihat kejelasan pengaruh
variabel bebas (Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Return on Equity,
34
Model statistik yang dipakai adalah model linier berganda yang
dirumuskan sebagai berikut :
Y = β 0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + e (Algifari, 1997: 79)
Keterangan :
Y = Harga Saham
X1 = NPM (Net Profit Margin)
X2 = DER (Debt to Equity Ratio)
X3 = ROE (Return On Equity)
X4 = EPS (Earning Per Share)
β 0 = Konstanta
β 1, β 2, β 3, β 4 = Koefisien regresi untuk variabel bebas
e = Komponen pengganggu
3.4.3. Uji Hipotesis
Dari model regresi linier berganda di atas, untuk membuktikan
apakah variabel-variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen, dilakukan uji t. Dalam uji t ini dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut :
1. H0: β i = 0 : tidak terdapat pengaruh nyata (signifikan) variabel
independen (X) secara parsial terhadap variabel dependen
(Y)
H0: β i ≠ 0 : terdapat pengaruh nyata (signifikan) variabel independen
35
2. Level signifikan (α) = 0,05.
3. t hitung sebesar :
( )
bi Sebi thitung =
4. Kriteria Pengujian :
- Jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya variabel- variabel independen (X) secara parsial mempunyai
pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap variabel dependen (Y)
- Jika –ttabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya
variabel- variabel independen (X) secara parsial tidak mempunyai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Hasil Penelitian
Data yang digunakan dalam analisis ini adalah rata-rata harga saham dan
laporan keuangan yang diterbitkan oleh beberapa perusahaan Retail yang go
public di Bursa Efek Indonesia periode periode 2007 – 2009 yang berjumlah 14
perusahaan, antara lain: PT. Ace Hardware Indonesia Tbk, PT. Alfa Retailindo
Tbk, PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk, PT. Hero
Supermarket Tbk, PT. Kokoh Inti Arebama Tbk, PT. Mitra Adiperkasa Tbk,
PT. Matahari Putra Prima Tbk, PT. Metro Supermarket Realty Tbk, PT.
Ramayana Lestari Sentosa Tbk, PT. Rimo Catur Lestari Tbk, PT. Sona Topas
Tourism Industry Tbk, PT. Toko Gunung Agung Tbk, dan PT. Trikomsel Oke
Tbk
4.1.1. Har ga saham Per usahaan Retail yang go public di BEI
Merupakan harga per lembar saham perusahaan Retail yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia. Harga saham dari perusahaan retail yang go public di
Bursa Efek di Indonesia (BEI) yang diambil dari laporan keuangan secara
periodik per 31 Desember tiap tahunnya selama periode 2007 – 2009 dapat dilihat
37
Tabel 4.1
Harga Saham Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa telah terjadi penurunan
fluktuasi harga saham periode 2007 – 2009 yang cenderung menurun, yakni pada :
Catur Sentosa Adiprana Tbk, Hero Supermarket Tbk, Mitra Adiperkasa Tbk,
Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Rimo Catur Lestari Tbk, dan Sona Topas
Tourism Industry Tbk.
4.1.2. NPM (X1) Per usahaan Retail yang go public di BEI
Net Profit Margin (NPM) mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih berdasarkan penjualan. Satuan variabel NPM ini adalah
prosentase dan skala variabel adalah skala rasio. Net Profit Margin (NPM) dari
perusahaan retail yang go public di Bursa Efek di Indonesia (BEI) yang diambil
dari laporan keuangan secara periodik per 31 Desember tiap tahunnya selama
38
Tabel 4.2
NPM Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.2, tercatat bahwa telah terjadi penurunan net profit
margin (NPM) periode tahun 2007 – 2009 pada PT. Alfa Retailindo Tbk yaitu
dari 0,13 pada tahun 2007 menjadi -4.85 pada tahun 2009, PT. Catur Sentosa
Adiprana Tbk yaitu dari 1.57 pada tahun 2007 menjadi 0,39 pada tahun 2009, PT.
Metro Supermarket Realty Tbk yaitu dari 9.47 pada tahun 2007 menjadi 4,18
pada tahun 2009, PT. Rimo Catur Lestari Tbk yaitu dari 0,87 pada tahun 2007
menjadi -40.36 pada tahun 2009, dan PT. Toko Gunung Agung Tbk yaitu dari
0.18 pada tahun 2007 menjadi 0,02 pada tahun 2009
4.1.3. DER (X2) Per usahaan Retail yang go public di BEI
Debt to Equity Ratio merupakan gambaran mengenai struktur modal yang
dimiliki oleh perusahaan. Satuan variabel DER ini adalah prosentase dan skala
39
yang go public di Bursa Efek di Indonesia (BEI) yang diambil dari laporan
keuangan secara periodik per 31 Desember tiap tahunnya selama periode 2007 –
2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3
DER Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.3, tercatat bahwa telah terjadi penurunan Debt to
Equity Ratio (DER) periode tahun 2007 – 2009 pada PT. Ace Hardware Indonesia
Tbk yaitu dari 0,2 pada tahun 2007 menjadi 0,12 pada tahun 2009, PT. Sumber
Alfaria Trijaya Tbk yaitu dari 2.81 pada tahun 2008 menjadi 2.21 pada tahun
2009, PT. Metro Supermarket Realty Tbk yaitu dari 0.29 pada tahun 2007
menjadi 0.28 pada tahun 2009, PT. Rimo Catur Lestari Tbk yaitu dari 3.65 pada
tahun 2007 menjadi -2.25 pada tahun 2009, dan PT. Toko Gunung Agung Tbk
40
4.1.4. ROE (X3) Per usahaan Retail yang go public di BEI
Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Satuan variabel ROE ini adalah
prosentase dan skala variabel adalah skala rasio. ROE merupakan prosentase laba
bersih setelah pajak (EAT), terhadap modal sendiri di perusahaan Retail. Return
on Equity (ROE) dari perusahaan retail yang go public di Bursa Efek di Indonesia
(BEI) yang diambil dari laporan keuangan secara periodik per 31 Desember tiap
tahunnya selama periode 2007 – 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4
ROE Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009 10 Ramayana Lestari Sentosa Tbk 21.71 22.39 16.34
11 Rimo Catur Lestari Tbk 9.68 8.98 219.89
12 Sona Topas Tourism Industry Tbk 12.86 19.28 19.29
13 Toko Gunung Agung Tbk 86.47 117.91 29.28
14 Trikomsel Oke Tbk - - 23.88
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.4, tercatat bahwa telah terjadi penurunan Return on
Equity (ROE) periode tahun 2007 – 2009 pada PT. Alfa Retailindo Tbk yaitu dari
-1.58 pada tahun 2007 menjadi -23.59 pada tahun 2009, PT. Catur Sentosa
41
PT. Kokoh Inti Arebama Tbk yaitu dari 8.87 pada tahun 2008 menjadi 7,46 pada
tahun 2009, PT. Metro Supermarket Realty Tbk yaitu dari 7.92 pada tahun 2007
menjadi 3.92 pada tahun 2009, dan PT. Toko Gunung Agung Tbk yaitu dari 86.47
pada tahun 2007 menjadi 29.28 pada tahun 2009.
4.1.5. EPS (X4) Per usahaan Retail yang go public di BEI
Earning per Share merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. EPS yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah rupiah dan skala variabelnya adalah skala rasio. Earning per
Share (EPS) dari perusahaan retail yang go public di Bursa Efek di Indonesia
(BEI) yang diambil dari laporan keuangan secara periodik per 31 Desember tiap
tahunnya selama periode 2007 – 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5
EPS Perusahaan Retail yang go public di BEI
No Perusahaan 2007 2008 2009 10 Ramayana Lestari Sentosa Tbk 51.93 60.84 47.39
11 Rimo Catur Lestari Tbk 3.34 4.14 -83.75
12 Sona Topas Tourism Industry Tbk 47.77 66.95 80.54
13 Toko Gunung Agung Tbk 38.31 16.27 4.93
14 Trikomsel Oke Tbk - - 26.45
42
Berdasarkan tabel 4.5, tercatat bahwa telah terjadi penurunan Earning per
Share (EPS) periode tahun 2007 – 2009 pada PT. Alfa Retailindo Tbk yaitu dari
8.92 pada tahun 2007 menjadi -162.33 pada tahun 2009, PT. Catur Sentosa
Adiprana Tbk yaitu dari 11.57 pada tahun 2007 menjadi 3.89 pada tahun 2009,
PT. Kokoh Inti Arebama Tbk yaitu dari 8.16 pada tahun 2008 menjadi 6.96 pada
tahun 2009, PT. Metro Supermarket Realty Tbk yaitu dari 55.05 pada tahun 2007
menjadi 16.64 pada tahun 2009, PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk yaitu dari
51.93 pada tahun 2007 menjadi 47.39 pada tahun 2009, PT. Rimo Catur Lestari
Tbk yaitu dari 3.34 pada tahun 2007 menjadi -83.75 pada tahun 2009, dan
PT. Toko Gunung Agung Tbk yaitu dari 38.31 pada tahun 2007 menjadi 4.93
pada tahun 2009.
4.2. Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.2.1. Uji Kualitas Data
4.2.1.1. Uji Outlier
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau
mutivariate. Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel) perlu
dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers
pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah
saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat
43
dalam sebuah ruang multidimensional (Hair dkk, 1998). Uji terhadap outliers
multivariate dilakukan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%.
Jarak mahalanobis dievaluasi menggunakan χ² ( chi kuadrat), derajat bebas sebesar
jumlah variabel dalam penelitian ini. Hasil uji outliers tampak pada tabel di
bawah berikut ini :
Deteksi terhadap outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak
Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan
menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan
dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari
nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers.
44
Mahalanobis diperoleh nilai 29.834 yang lebih besar dari χ2 tabel 20,515 tersebut.
Dengan demikian terjadi outliers, terdapat 4 data yang terkena outliers antara lain
case No 27= 29,83; 30=23,54; 31=21,42; 32=26,86; sehingga dieliminasi.
Selanjutnya akan dilakukan uji outlier lagi untuk mengetahui apakah data
sudah bebas outlier atau belum. Hasil uji outliers ke-2 tampak pada tabel di bawah
berikut ini :
45
4.2.1.2. Uji Nor malitas
Sebuah model regresi yang variabel terikat dan variabel bebas atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Deteksi normalitas
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan Lilliefors Significance Correction
dan Shapiro-Wilk, dengan menggunakan uji ini diperoleh hasil analisis bahwa
semua variable yang diteliti tidak memiliki distribusi yang normal, karena nilai
signifikansi dari hasil analisis dibawah 0,05, sehingga dapat disimpulkan semua
data tersebut tidak memenuhi asumsi berdistribusi normal. Seperti pada tabel
normalitas data berikut:
Normal Parametersa Mean 3.1407 1.4166 11.5017 61.6624 1285.66
Std.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dengan menggunakan uji ini diperoleh hasil analisis bahwa semua variable yang
diteliti tidak memiliki distribusi yang normal, karena nilai signifikansi dari hasil
analisis dibawah 0,05, sehingga dapat disimpulkan semua data tersebut tidak
46
4.2.2. Asumsi-Asumsi Klasik Regr esi
Pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
hasil estimasi regresi yang dilakukan betul-betul terbebas dari adanya gejala
autokorelasi, gejala multikolinearitas dan gejala heterokedastisitas. Hasil
pengujian disajikan sebagai berikut :
4.2.2.1. Uji Autokor elasi
Identifikasi ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dilihat dari tabel Durbin
Watson Test dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n) sehingga dL
dan dU dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada atau tidaknya korelasi.
Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini dilihat
dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar
1,908, hal ini menunjukkan tidak terdapat gejala autokorelasi. Dimana k=3; n=56;
dL = 0,995 dan dU = 1,51 (dilihat dari tabel Durbin-Watson) 4 – 1,51 = 2,49 dan 4
– 0,995 = 3,001, jadi DW = 1,196 berada didaerah keraguan- raguan.
47
4.2.2.2. Uji Multikolinear itas
Uji multikolinearitas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak terjadi
hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang sempurna atau
dapat pula dikatakan bahwa antar variabel bebas tidak saling berkaitan.
Cara pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai tolerance yang
didapat dari perhitungan regresi berganda, apabila nilai tolerance < 0.05 maka
terjadi multikolinearitas. Berikut hasil pengujian dari masing-masing variabel
bebas :
Tabel 4.9
Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF
NPM 0.319 3.136
DER 0.699 1.430
ROE 0.265 3.772
EPS 0.543 1.842
Sumber : lampiran 3
Uji multikolinearitas dapat pula dilakukan dengan melihat pada nilai
Variance Inflation Factor (VIF). Apabila VIF < 10 maka regresi bebas dari
multikolinearitas sedangkan apabila VIF ≥ 10 regresi mengandung multikolinier.
Dari tabel 4.10. diketahui bahwa nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10,
sehingga metode regresi ini tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.2.3. Uji Heter ok edastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi