SKRIPSI
Oleh :
Flor ence Vania Angelina 0913010073/FE/EA
Kepa da
PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul “ PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI, DUKUNGAN
MANAJ EMEN PUNCAK, DAN PROGRAM PELATIHAN DAN
PENDIDIKAN TERHADAP KINERJ A SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DELTA TIRTA SIDOARJ O”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih pada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Hero Priono, SE. Msi. Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
8. Flobert Steven yang telah rela mengantar kesana-kemari dan selalu memberi semangat.
9. Nelson Vernando Kaligis yang tiada hentinya menyemangati dan memberikan perhatian serta kasih sayangnya bagi penulis.
10.Untuk Merinda, Yania, dan Resty terima kasih untuk bantuannya dan menjadi sahabat cerita terbaik.
11.Pihak perusahaan yang telah memberi data yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini.
12.Seluruh pihak terkait yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini. Kritik dan saran yang membangun penulis terima dengan senang hati dan penulis harapkan demi kesempurnaan karya ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis sendiri, tetapi juga bagi teman-teman satu Program Studi Akuntansi dan teman-teman di Fakultas Ekonomi serta pembaca pada umumnya.
Surabaya, 2 Juli 2013
diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul “ PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI, DUKUNGAN
MANAJ EMEN PUNCAK, DAN PROGRAM PELATIHAN DAN
PENDIDIKAN TERHADAP KINERJ A SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DELTA TIRTA SIDOARJ O”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih pada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Hero Priono, SE. Msi. Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
8. Flobert Steven yang telah rela mengantar kesana-kemari dan selalu memberi semangat.
9. Nelson Vernando Kaligis yang tiada hentinya menyemangati dan memberikan perhatian serta kasih sayangnya bagi penulis.
10.Untuk Merinda, Yania, dan Resty terima kasih untuk bantuannya dan menjadi sahabat cerita terbaik.
11.Pihak perusahaan yang telah memberi data yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini.
12.Seluruh pihak terkait yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini. Kritik dan saran yang membangun penulis terima dengan senang hati dan penulis harapkan demi kesempurnaan karya ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis sendiri, tetapi juga bagi teman-teman satu Program Studi Akuntansi dan teman-teman di Fakultas Ekonomi serta pembaca pada umumnya.
Surabaya, 2 Juli 2013
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR lAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah... 6
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA... 8
2.1. Penelitian Terdahulu... 8
2.2. Landasan Teori... 11
2.2.1. Pengertian Akuntansi Secara Umum... 12
2.2.2. Sistem Informasi... 12
2.2.2.1. Definisi Sistem Informasi... 12
2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi... 13
2.2.3.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi... 13
2.2.3.2. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi... 14
2.2.4.1. Partisipasi Pemakai... 19
2.2.4.2. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai... 20
2.2.4.3. Dukungan Manajemen Puncak... 20
2.2.5. Kerangka Pikir... .. 21
2.2.5.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai Berpengaruh Terhadap SIA... 21
2.2.5.2. Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Berpengaruh Terhadap SIA... 22
2.2.5.3. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Berpengaruh Terhadap SIA... 24
2.2.6. Hipotesis... . 25
BAB III METODE PENELITIAN... 26
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel... 26
3.1.1. Definisi Operasional... 26
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel... 27
3.2. Teknik Penentuan Sampel... . 30
3.2.1. Obyek Penelitian... 30
3.2.2. Populasi... 30
3.2.3. Sampel... 31
3.4. Uji Kualitas Data... 33
3.4.1. Uji Validitas... 33
3.4.2. Uji Reliabilitas... 33
3.4.3. Uji Normalitas... 34
3.5. Uji Asumsi Klasik, Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 34
3.5.1. Uji Asumsi Klasik... 34
3.5.2. Teknik Analisis... 36
3.5.3. Uji Hipotesis... 36
3.5.3.1. Uji F... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PE MBAHASAN... 40
4.1. Deskripsi Objek Penelitian... 40
4.1.1. Sejarah “PDAM” Delta Tirta... 40
4.1.2. Visi, Misi, dan Motto “PDAM” Delta Tirta... 41
4.1.3. Struktur Organisasi... 41
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 43
4.2.1. Deskripsi Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi... 43
4.2.2. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai... 45
4.2.3. Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak... 45
4.3.3. Uji Normalitas... 53
4.4. Uji Asumsi Klasik... 54
4.4.1. Persamaan Regresi Linear Berganda... 56
4.4.2. Koefisien Determinasi... 58
4.4.3. Uji F... 59
4.4.4. Uji T... 60
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian... 61
4.5.1. Pembahasan Hasil Penelitian... 61
4.5.2. Implikasi Penelitian... 64
4.6. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu... 64
4.7. Keterbatasan Penelitian... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 67
5.1. Kesimpulan... 67
5.2. Saran... 67 DAFTAR PUSTAKA
SIDOARJ O Oleh :
Flor ence Vania Angelina
Abstraksi
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dagang, dan manufaktur memerlukan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) untuk menjalankan usahanya terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini, dimana informasi merupakan suatu hal yang penting didalam memutuskan langkah organisasi guna memenangkan persaingan, dan teknologi juga sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sistem informasi akuntansi dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris adanya pengaruh dari partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, dan program pelatihan dan pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Perusahaan Daerah Air Minum Delta Tirta Sidoarjo.
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum Delta Tirta Tirta Sidoarjo. Analisis didasarkan pada data dari 25 responden yang pengumpulan datanya dilakukan dengan mengumpulkan data primer berupa penyebaran kuesioner. Variabel yang digunakan adalah partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak dan program pelatihan dan pendidikan sebagai variabel independen dan kinerja sistem informasi akuntansi sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak dan program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dagang, dan manufaktur
memerlukan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) untuk menjalankan
usahanya terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini, dimana
informasi merupakan suatu hal yang penting didalam memutuskan langkah
organisasi guna memenangkan persaingan, dan teknologi juga sangat
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sistem informasi akuntansi
dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan
informasi yang akurat dan tepat waktu (Fitri, 2011).
Informasi yang memadai hanya dapat dihasilkan oleh sistem
informasi yang mampu menangkap, mencipta, dan memanipulasi (proses
rekayasa dengan melakukan penambahan, penyembunyian, penghilangan
atau pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah realitas,
kenyataan, fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan berdasarkan sistem
perancangan sebuah tata sistem nilai) informasi internal dan eksternal
secara efektif (Lau, 2004:24).
Dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari
sistem informasi akuntansi yang digunakan juga sangat berpengaruh
terhadap kualitas informasi yang akan dijadikan sebagai dasar
informasi akuntansi dalam suatu perusahaan adalah sebagai alat bantu
pencapaian tujuan melalui penyediaan informasi. Tetapi peranan yang
penting dalam perusahaan tataplah manusia sebagai penentu keputusan.
Jadi peranan manusia dalam sistem informasi sangat vital, karena
perencanaan dan perancangan sistem informasi harus lebih jauh
memperhatikan dan melibatkan faktor manusia. (Burch dan
Grudnitski.1991. dalam Setianingsih.1998).
Kesuksesan perkembangan sistem sistem informasi akuntansi
sangat tergantung pada kesuksesan harapan antara sistem analisis, pemakai
(user), sponsor, dan costumer. Perkembangan sistem informasi akuntansi
memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk
menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan,
karena perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya
menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan
organisasional.
Suatu sistem belum dikatakan berhasil jika pemakai sistem tidak
menerimanya atau bahkan jika sistem tersebut dapat menurunkan
semangat kerja pemakainya Alter (1996) dalam Setianingsih (1998).
Sehingga dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya sistem informasi
yang dikembangkan dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya sistem
informasi yang dikembangkan dapat diukur dari seberapa besar tingkat
penerimaan dan tingkat kepuasan pemakai atas sistem. Jika pemakai
dikembangkan maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu kegagalan
bagi sistem informasi yang dikembangkan.
Manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada
puncak organisasi yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan
kesuksesan karyawan. Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini
memegang peranan penting dalam tahap siklus pengembangan sistem dan
dalam keberhasilan implementasi sistem informasi. Selain itu, manajemen
puncak melalui kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan
pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk
berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan ini akan
berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu,
partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem dan ini akan berpengaruh
pada kinerja sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu, partisipasi
pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya
dukungan dari manajemen puncak.
Perusahaan dalam mengikuti dan mengembangkan Sistem
Informasi Akuntansi perusahaan harus mengusahakan keberadaan program
pelatihan dan pendidikan bagi pemakai sistem informasi akuntansi. Karena
dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan
kemampuan untuk mengidentifikasikan persyaratan informasi mereka
mereka dan kesungguhan serta keterbatasan Sistem Informasi dan
kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Montazemi,
memiliki hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem
informasi akuntansi (Jen, 2002).
Kinerja sistem informasi akuntansi dapat dikatakan baik jika
informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh
faktor-faktor yang meliputi keterlibatan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi
akuntansi, dukungan manajemen puncak serta keberadaan program
pelatihan dan pendidikan pemakai. (Widyaningrum 2007).
Dengan adanya sistem informasi akuntansi tersebut diharapkan
informasi yang dihasilkan berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari
pemakai informasi. Serta mampu meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi, dimana kinerja sistem informasi akuntansi dapat diukur dengan
menggunakan kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi
akuntansi (Rosmiaty Toding, 2009).
Kenyataannya kinerja sistem informasi akuntansi pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Sidoarjo mengalami permasalahan yaitu pada
kepuasaan karyawan terhadap sistem informasi akuntansi yang kurang dari
standar yang telah ditentukan perusahaan, hal ini akan menyebabkan
karyawan mengerjakan tugasnya tidak sesuai dengan standar perusahaan,
sehingga akan berpengaruh terhadap hasil informasinya. Hal ini dapat
dilihat dari hasil kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Delta
Dalam Negeri (Kepmendagri) No. 47 Tahun 1999 tentang pedoman
penilaian kinerja PDAM.
TABEL 1.1
KINERJ A PDAM Delta Tirta Sidoarjo Tahun 2006 - 2009
No Uraian 2008 2009 2010 2011
1. 2. 3. Aspek Keuangan Aspek Operasional Aspek Administrasi 36 18,63 11 34 20 14,53 33 19,57 11,25 30 21,28 11,67 To tal
65,63 68,53 63,82 62,95
Sumber : Pertanggungjawaban Direktur PDAM
Berdasarkan tabel diatas tampak hasil penilaian kinerja PDAM
“Delta Tirta” Kabupaten Sidoarjo untuk tahun 2011 adalah 62,95
sedangkan untuk tahun 2010 adalah 62,94. Permasalahan dalam penelitian
ini adalah meneliti faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja perusahaan,
sehingga perusahaan tersebut dapat meningkatkan kinerjanya, Faktor-
faktor tersebut diantaranya : keterlibatan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi akuntansi, dukungan dari manajemen puncak, dan
keberadaan program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai, sehingga
faktor- faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam kinerja sistem
informasi agar dalam pengembangan sistem informasi dapat memperbaiki
pengendalian intern serta dapat memberikan informasi yang tepat dan
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik membahasnya
dalam sebuah skripsi dengan judul “ PENGARUH PARTISIPASI
PEMAKAI, DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, DAN PROGRAM
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR
MINUM (PDAM) DELTA TIRTA SIDOARJO”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
“Apakah partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, dan program
pelatihan dan pendidikan berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi di Perusahaan Daerah Air Minum Delta Tirta Sidoarjo?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan membuktikan secara empiris adanya pengaruh dari partisipasi
pemakai, dukungan manajemen puncak, dan program pelatihan dan
pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Perusahaan
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini penulis berharap dapat menerapkan ilmu berdasarkan
teori yang didapat selama masa studi, serta dapat menambah pengetahuan
tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk lebih
meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dalam mencapai tujuan
perusahaan di masa yang akan datang.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan riset untuk
pengembangan penelitian yang lebih mendalam bagi mahasiswa yang
tertarik untuk mendalaminya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Memberikan stimulus bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
sejenis dengan menemukan faktor-faktor lain yang masih relevan dengan
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian
ini:
1. Faisal Amri (2010)
a. Judul
“ Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia”.
b. Rumusan Masalah
1. “ Apakah faktor keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem
informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai
secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)?”.
c. Hasil Penelitian
Semakin tinggi keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
SIA, kapabilitas personal sistem informasi, dukungan manajemen
puncak, formalisasi pengembangan SIA, dan program pendidikan
pelatihan pemakai yang diberikan maka akan semakin tinggi pula
2. Oriana Hayu Anggraeni (2011)
a. Judul
“ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya”.
b. Rumusan Masalah
1. “ Apakah faktor Partisipasi Pemakai, Kemampuan Teknik
Personal, Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan
dan Pendidikan berpengaruh positif terhadap Kinerja Sistem
Informasi akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri
Surabaya”.
c. Hasil Penelitian
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh secara positif
signifikan dengan Partisipasi Pemakai. Sedangkan Kinerja Sistem
informasi Akuntansi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap Kemampuan Teknik Personal, Dukungan Manajemen
Puncak, dan Program Pelatihan dan Pendidikan.
3. Rino Monaci (2012)
a. Judul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada PT. Wijaya karya Beton Wilayah Penjualan V ”.
b. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh Dukungan Manajemen Puncak,
Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada
PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan V.
c. Hasil Penelitian
Dukungan Manajemen Puncak dan Partisipasi Pemakai
berpengaruh secara negatif tetapi tidak signifikan terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi. Kemampuan Teknik Personal
berpengaruh secara positif signifikan terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi.
Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan
sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya.
Penelitian terdahulu digunakan sebagai sebagai argumentasi yang kuat dan
logis bahwa penelitian dengan permasalahan yang dimaksudkan dipandang
perlu untuk dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian
terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain : Objek, tempat, dan lokasi
Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel
1 Faisal Amri
(2010)
Analisis Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
X1 = Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
X2 = Kapabilitas Personal Sistem Informasi
X3 = Dukungan Manajemen Puncak
X4 = Fomalisasi Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi X5 = Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai
Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
2 Oriana Hayu A
(2011)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi
Akuntansi pada PT.
Karya Anugerah
Mandiri Surabaya
X1 = Partisipasi Pemakai
X2 = Kemampuan Teknik
Personal
X3 = Dukungan Manajemen Puncak
X4 = Program Pelatihan dan Pendidikan
Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
3 Rino Monaci
(2012)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi
Akuntansi pada PT.
Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan V
X1 = Dukungan Manajemen Puncak
X2 = Partisipasi Pemakai
X3 = Kemampuan Teknik
Personal
Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
4 Florence Vania A
(2013)
Pengaruh Partisipasi
Pemakai, Dukungan
Manajemen Puncak,
dan Program Pelatihan
dan Pendidikan
Terhadap Kinerja
Sistem Informasi
Akuntansi pada
Perusahaan Daerah Air
Minum Delta Tirta
Sidoarjo
X1 = Partisipasi Pemakai
X2 = Dukungan Manajemen Puncak
X3 = Program Pelatihan dan Pendidikan
Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
2.2. Landasan Teori
Dalam landasan teori akan disajikan beberapa teori yang relevan
dengan permasalahan yang akan dibahas teori-teori tersebut disajikan
dalam sub-sub bab meliputi partisipasi pemakai, dukungan manajemen
puncak dan program pelatihan dan pendidikan.
2.2.1. Pengertian Akuntansi Secara Umum
Dapat dikatakan akuntansi merupakan penyedia informasi,
sehingga menurut Mursyidi (2010:17) Akuntansi adalah proses
pengidentifikasian data keuangan, memproses pengolahan dan
penganalisisan data yang relevan untuk diubah menjadi informasi yang
dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Oleh karena sebab itu
akuntansi memegang peranan penting dimana menurut Fess (2005:10),
akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perubahan.
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
disebut dengan bahasa perusahaan, karena melalui akuntansilah
perusahaan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
2.2.2. Sistem Infor masi
2.2.2.1.Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana
data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada
para pemakai (A. Hall, 2001:7).
Menurut Wilkinson (1993:7), sistem informasi adalah suatu
kerangka kerja dengan mana sumberdaya (manusia, komputer)
dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran
(informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
2.2.3. Sistem Infor masi Akuntansi
2.2.3.1.Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Dalam melaksanakan suatu sistem informasi akuntansi unsur-unsur
yang terlibat adalah manusia sebagai pelaksana dari sistem, organisasi atau
perusahaan sebagai objek yang membutuhkan sistem, dan pengolahan data
transaksi untuk menghasilkan informasi. Unsur-unsur tersebut merupakan
rangkaian yang terpadu dan saling berkaitan dalam melaksanakan suatu
sistem.
Banyak para ahli akuntansi yang mencoba mendefinisikan sistem
informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah:
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001:1), “an accounting
equipment, design to transform financial and other data into information
to a variety of decision makers according to their needs and entitlement”.
Menurut Wilkinson et al (2001:1), “an accounting information
system is unified structure within an entity, such as a business firm, that
employes physical resource and other components to transform economic
data into accounting information, with the purpose of satisfying the
information needs of variety of user”.
Menurut James A. Hall (2010:10). “sistem informasi akuntansi
adalah sistem yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu transaction
processing system, general ledger/financial reporting systems,
management reporting systems”.
Definisi di atas menjelaskan bahwa sistem informasi adalah
kesatuan struktu-stuktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis
yang mempekerjakan sumber-sumber daya fisik dan komponen-komponen
lain untuk mentrasformasi data ekonomi menjadi informasi akuntansi,
dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi yang
bervariasi.
2.2.3.2.Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi
Menurut A. Hall (2001:13) elemen- elemen penting dalam sistem
informasi akuntansi adalah :
1. Pemakai Akhir (End User), dibagi dalam dua kelompok umum:
eksternal dan internal. Pemakai eksternal meliputi para kreditur, para
peraturan, otoritas pajak, para pemasok, dan pelanggan. Sedangkan
para pemakai internal adalah pihak manajemen di setiap tingkat
organisasi, juga personel operasi.
2. Sumber Data, adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem
informasi dari sumber internal dan eksternal.
3. Pengumpulan Data, merupakan tahap operasional pertama dalam
sistem informasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
data-data peristiwa yang memasuki sistem itu sah (valid), lengkap dan
bebas dari kesalahan material.
4. Pemrosesan Data, Sekali dikumpulkan, data biasanya perlu diproses
untuk menghasilkan informasi. Tugas dalam tahap pemrosesan data
bervariasi dari yang sederhana sampai kompleks.
5. Manajemen Database, database organisasi merupakan tempat
penyimpanan fisik data keuangan dan non-keuangan. Manajemen
database memiliki tiga tugas mendasar yaitu penyimpanan, perbaikan,
dan penghapusan.
6. Penghasil Informasi, merupakan proses mengumpulkan, mengatur,
memformat, dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi
dapat berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, suatu
laporan yang terstruktur, atau pesan di layar komputer.
7. Umpan Balik, adalah suatu bentuk output yang dikirmkan kembali ke
sistem sebagai suatu sumber data.
Dalam memenuhi kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan
pihak eksternal maupun internal, sistem informasi akuntansi harus di
desain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula
suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus
mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memeberikan pedoman kepada
manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilkan
informasi-informasi yang berguna, terutama dalam menunjang
perencanaan dan pengendalian.
Tujuan sistem informasi akuntansi menurut Fakhari (2004:6)
adalah meyediakan informasi akuntansi bagi berbagai pemakai/pengguna.
Secara lebih khusus tujuannya adalah:
a. Untuk mendukung operasi harian
b. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat
keputusan intern perusahaan.
c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan
perusahaan.
2.2.3.4.Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Simamora (2002:8-14) Sistem akuntansi melayani
kebutuhan informasi dari beragam pemakai informasi. Para pemakai
laporan keuangan dapat dibagi dalam dua golongan yaitu pemakai internal,
dan pemakai eksternal.
1. Manajer dan staf internal. Manajer-manajer perusahaan memakai
informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran organisasinya,
mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran tersebut dan mengambil
tindakan/langkah korektif manakala dibutuhkan. Pemakai Internal
dapat meminta jenis informasi apapun yang mereka butuhkan, yang
mampu disediakan oleh sistem akuntansi, untuk membuat
keputusan-keputusan atas aktivitas/operasi internal perusahaan.
2. Pemilik perusahaan atau dewan direksi, membutuhkan informasi
untuk mengevaluasi kinerja manajer dan menentukan imbalan bagi
manajer manakala kinerja mereka mengesankan.
b. Pemakai eksternal
1. Pemegang saham, pemegang saham memerlukan laporan eksternal
bertujuan untuk menjawab pertanyaan pemegang saham itu sendiri,
seperti: berapa laba usaha tahun berjalan dan tahun lalu?, apakah
aktiva memadai untuk mencapai rencana bisnis?, apakah biaya
pemasaran sesuai dengan tingkat dan jenis penjualan?, apakah
tagihan pelanggan dibayar secara tepat waktu?, dan apakah
pinjaman terlalu besar atau wajar?
2. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai
kegiatan usaha. Untuk memutuskan permodalan suatu perusahaan,
pemodal potensial biasanya mengkalkulasi besarnya pendapatan
3. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang atau jasa,
dan sumber daya keuangan bagi perusahaan, baik berupa kucuran
kredit usaha maupun pinjaman. Kreditor berminat untuk
mengetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi
kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.
4. Auditor Eksternal, untuk memeriksa dan memberikan opini tentang
apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Laporan eksternal dari perusahaan-perusahaan
yang bersaing digunakan oleh auditor untuk membantu menilai
kewajaran laporan keuangan klien.
5. Karyawan, para karyawan menaruh perhatian pada penilaian posisi
finansial perusahaan, guna menunjukkan suatu indikasi keselamatan
pekerjaan mereka. Serikat pekerja dan kelompok karyawan
memakai informasi akuntansi untuk mengevaluasi kesanggupan
perusahaan dalam mengkompensasi tenaga kerjanya. Karyawan
juga mengevaluasi risiko dan imbalan dalam hubungan
kepegawaian.
6. Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam
upaya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan sebagai dasar
untuk membuat statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan.
Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan
7. Pemasok, pemasok kerap kali memakai informasi akuntansi tentang
pelanggan mereka untuk menilai risiko ketidaksanggupan pembeli
membayar barang dan jasa yang dibelinya.
8. Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba (nonprofit organizations)
seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, memakai
informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengelola
bermacam-macam aktivitasnya. Mereka perlu menyusun anggaran, menggaji
pegawai, membeli peralatan, yang semuanya itu membutuhkan
informasi akuntansi.
9. Masyarakat, masyrakat umum sering bergantung pada informasi
keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk
mengevaluasi sepak terjang perusahaan besar/raksasa di Indonesia.
Masyarakat memakai banyak informasi finansial untuk
mengevaluasi keberadaan ekonomi perusahaan di tengah
masyarakat.
2.2.3.5.Kualitas Sistem Infor masi Akuntansi
Menurut Hall (2001:17) Karakteristik kualitas informasi meliputi:
1. Relevan, Isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu
tujuan.
2. Tepat waktu, Umur informasi merupakan faktor yang kritikal
dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak lebih tua
dari periode waktu tindakan yang didukungnya.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi
Akuntansi adalah sebagai berikut: partisipasi pemakai, program pelatihan
dan pendidikan pemakai, dan dukungan manajemen puncak.
2.2.4.1.Partisipasi Pemakai
Penelitian yang dilakukan Soegiharto (2001) dengan responden
perusahaan Australia, menemukan hubungan yang positif antara
keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem dan pemakai sistem
serta hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara variabel
keterlibatan pemakai dan kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi.
Tjhai Fung Jen (2002:137) pada penelitiannya menemukan variabel
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi, dari koefisien korelasi hubungan yang positif terhadap
sebagaian kinerja sistem informasi akuntansi. Dari dua variabel yang
digunakan untuk menemukan kinerja sistem informasi akuntansi yaitu
kepuasan pemakai dan pemakaian sistem, variabel keterlibatan pemakai
hanya mempengaruhi secara signifikan terhadap pemakai sistem.
2.2.4.2.Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
Penelitian Soegiharto (2001) tidak menemukan adanya perbedaan
yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan
pendidikan pemakai dengan perusahaan yang tidak memiliki. Sedangkan
dalam Tjhai Fung Jen (2002:140), dalam penelitiannya menemukan bahwa
memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai
terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat
pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang
telah dikuasainya dengan baik.
2.2.4.3.Dukungan Manajemen Puncak
Penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001), menemukan
adanya hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan
kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan adanya
hubungan yang signifikan. Tjhai Fung Jen (2002:139), menemukan
variabel dukungan manajemen puncak memiliki hubungan yang positif
dengan kinerja sistem informasi akuntansi tetapi hanya dengan kepuasan
yang signifikan sedangkan hubungan dengan pemakaian sistem informasi
tidak signifikan.
2.2.5. Kerangka Pikir
2.2.5.1.Pengaruh Partisipasi Pemakai Berpengaruh Ter hadap Kinerja Sistem
Infor masi Akuntansi
Menurut Nunik (2005) dalam Hariadi (2010:44), Partisipasi secara
luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para individu
dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh terhadap individu
tersebut dan salah satu cara untuk memotivasi. Partisipasi dalam
pengembangan sistem informasi dari tahap perencanaan, pengembangan,
dan implementasi sistem informasi, dalam pengembangan sistem informasi
baik terhadap organisasi, maka partisipasi pemakai dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengukuran kinerja sistem informasi akuntansi.
Jen (2002) dan Nunik(2005) dalam Hariadi (2010:45) mengatakan
bahwa dengan keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan
sistem informasi, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih
tinggi sehingga akan memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.
Teori yang mendukung partisipasi pemakai terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi adalah Teori Y dari Mc Gregor.
Teori ini dipelopori oleh Mc Gregor (1957) ini diantaranya
menyatakan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan
diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terkait dengan
tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai, mereka belajar menerima dan
mencari tanggung jawab (Davis dan Newstrom, 1994 dalam Hariadi,
2010:45).
Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari pengarahan
dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai
informasi juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan dalam kegiatan
pengembangan sistem informasi yang berguna untuk mencapai kepuasan
bagi para pemakai dan pemakai tersebut akan bersedia untuk
menggunakan sistem informasi yang diterapkan oleh perusahaan.
2.2.5.2.Pengaruh Pr ogram Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Berpengaruh
Perusahaan yang memperkenalkan sebuah program pelatihan dan
pendidikan pemakai dan perusahaan yang tidak memperkenalkannya tidak
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan pemakai, tetapi
tidak terbukti menunjukkan adanya perbedaan dengan pemakaian sistem
(Jen, 2002).
Sebuah program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan
untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman
pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan
membuat pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan
sistem yang telah dikuasainya dengan baik (Jen, 2002).
Teori yang melandasi adalah Teori Profesional yang dikemukakan
oleh Scott (1996) dikutip dari Liliweri (1997:45)mengemukakan bahwa
seseorang disebut profesional apabila dia memiliki karakteristik, antara
lain setelah mendapat latihan dan pendidikan profesional di sekolah,
pelatihan dalam lembaga, ataupun pelatihan khusus. Seseorang profesional
telah dan selalu menambah wawasan pengetahuan serta keterampilan yang
khusus, atas dasar itu dia dapat melakukan mekanisme control atas
pekerjaan.
Menurut pendapat Choe (1996) yang dikutip oleh Jen (2002:140),
perusahaan yang memperkenalkan program pelatihan dan pendidikan
karyawan akan memiliki kinerja sistem informasi akuntansi yang lebih
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang
mengadakan pelatihan dan pendidikan kepada para pemakai akan memiliki
kinerja yang lebih baik, karena dapat menggunakan sistem informasi
akuntansi yang telah dikuasainya, sehingga menciptakan kepuasan
terhadap pemakai.
2.2.5.3.Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Berpengaruh Ter hadap
Kinerja Sistem Infor masi Akuntansi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) dalam
Jen (2002) menemukan hubungan yang positif atas dukungan manajemen
puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan
adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan dari hasil penelitian Choe
(1996) dalam Jen (2002) yang menemukan adanya hubungan yang positif
dan signifikan hanya pada hubungan antara kepuasan pemakai dan
dukungan manajemen puncak.
Teori yang mendukung adalah Teori Nilai Guna (utility theory)
menurut Neumann (1999:201) adalah bahwa manusia memilih alternatif
yang tidak memiliki harapan tertinggi tetapi memiliki kegunaan yang
diharapkan tinggi.
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara dukungan manajemen puncak dan kinerja sistem
informasi akuntansi, dengan adanya dukungan manajemen puncak yang
semakin tinggi, maka kepuasaan pemakai dalam menggunakan sistem
Dari penjelasan diatas yang terdapat pada kerangka pikir dapat
digambarkan dalam bagan dibawah ini:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
2.2.6. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah:
Diduga bahwa partisipasi pemakai, program pelatihan dan
pendidikan pemakai, dan dukungan manajemen puncak berpengaruh
positif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Partisipasi Pemakai
(X1)
Program Pelatihan dan Pendidikan
Pemakai
(X2)
Dukungan Manajemen Puncak
(X3)
Kinerja SIA
(Y)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti, atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005:126).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel
terikat (Y) yaitu Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dan 3 variabel bebas
yaitu Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2), dan
Program Pelatihan dan Pendidikan (X3).
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut,
yaitu sebagai berikut :
1. Variabel Terikat
a. Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Kinerja Sistem Informasi adalah penilaian atas efektifitas sistem
informasi di dalam organisasi dengan menggunakan kepuasan
pemakai, pemakai sistem, dan kualitas sistem informasi sebagai
2. Variabel Bebas
a. Partisipasi Pemakai (X1) adalah keikutsertaan yang dilakukan oleh
pemakai mulai tahap perencanaan, analisis desain, pemilihan,
implementasi, dan pengembangan/operasional Sistem Informasi.
b. Dukungan Manajemen Puncak (X2) adalah suatu dorongan yang
dilakukan oleh sekelompok eksekutif yang terlibat dalam kegiatan
pengembangan dan pengorganisasian sistem informasi bagi
perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
c. Program Pelatihan dan Pendidikan (X3) adalah merupakan cara
perusahaan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian seseorang
agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru/ untuk
mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada
(Widyaningrum: 2007 ).
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel
Adapun teknik pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kinerja Sistem Infor masi Akuntansi (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang diadopsi
Andreas (2004), dalam Astri (2009: 35). Indikator kepuasan pemakai
sistem diukur dengan menggunakan 16 (enam belas) item pertanyaan
yang terdiri dari 11 (sebelas) pertanyaan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pemakai terhadap sistem informasi akuntansi, 2 (dua) item
menggunakan sistem di perusahaan, dan 3 (tiga) item pertanyaan untuk
mengetahui kualitas sistem informasi akuntansi di perusahaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan
teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang
mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai
tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
2. Partisipasi Pemakai (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang diadopsi
Andreas (2004), dalam Astri (2009: 36), dengan 2 (dua) item
pertanyaan, dengan menggunakan indikator tingkat partisipasi
pengguna dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan
teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang
mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai
tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
3. Dukungan Manajemen Puncak (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang diadopsi
Andreas (2004), dalam Astri (2009: 36), dengan 5 (lima) item
pertanyaan, dengan menggunakan indikator yaitu tingkat pemahaman
manajemen puncak terhadap sistem informasi, keterlibatan manajemen
puncak dan dukungan manajemen puncak.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan
teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang
mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai
tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat
4. Pr ogram Pelatihan dan Pendidikan (X3)
Variabel ini diukur dengan meggunakan empat pertanyaan yang
digunakan 4 (empat) item pertanyaan yang digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh program pelatihan masih diperlukan dan
bermanfaat bagi perusahaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan
teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang
mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai
tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Obyek penelitian
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDAM Delta
Tirta Sidoarjo yang berlokasi di Jl. Pahlawan No. 1, Sidoarjo.
3.2.2. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2009:61)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM
Delta Tirta yang berjumlah 231 orang.
3.2.3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari
dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).
Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah teknik
pengambilan nonprobality sampling, yaitu sampling jenuh (sensus) karena
jumlah populasi relatif kecil. Serta menentukan kriteria-kriteria khusus
yang menjadi sampel.
Kriteria-kriteria khusus meliputi :
1. Manajer atau Pelaksana yang menggunakan sistem informasi akuntansi.
2. Pelaksana bagian finance accounting.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas maka jumlah anggota
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya
peristiwa (Sekaran, 2006:77). Data primer dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh secara langsung dari angket atau kuisioner yang diisi oleh
responden.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada
seluruh manajer dan staf PDAM Delta Tirta Sidoarjo yang berlokasi di Jl.
Pahlawan No. 1, Sidoarjo.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data primer
yaitu:
a. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk
memenuhi gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari
wawancara dan kuisioner.
b. Wawancara
Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
c. Kuisioner
Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi pertanyaan
menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai
atau skor.
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur itu (kuisioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau
tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor
yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total
yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan(Soemarsono,
2004:31).
Menurut Azwar (2003:157-158), koefisien validitas itu kurang
daripada 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini
ditetapkan sebagai konvensi yang didasarkan pada asumsi distribusi skor
dari kelompok subyek yang berjumlah besar. Dari uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa:
- Jika nilai rhitung≥ 0,30 berarti pernyataan valid
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:45).
Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan
fasilitas yang diberikan SPSS 20 untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistik Cronbach Alpha (α).
Ukuran untuk menentukan reliabilitas adalah (Ghozali, 2006:46):
1. Jika nilai alpha > 0,6 maka pertanyaan reliabel.
2. Jika nilai alpha < 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel.
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal data normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal
atau tidak dilakukan dengan alat uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman dalam
mengambil keputusan apakah distribusi data mengikuti distribusi normal
3.5. Uji Asumsi Klasik, Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak
bias. Untuk menghasilkan yang BLUE maka harus dipenuhi diantara tiga
asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, yaitu:
a. Tidak boleh ada autokorelasi
b. Tidak boleh ada multikolonieritas
c. Tidak boleh ada heteroskedasitisitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar,
maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui uji
F dan uji t menjadi bias.
a. Multikolinieritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(Independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolineritas dapat dilihat dari
besaran VIF (Varians Inflation Factor) yang dapat dihitung dengan
(Ghozali, 2006:95):
Kriteria pengujiannya:
VIF =
1
1. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolineritas
2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolineritas
b. Heteroskesdastisitas
Heteroskesdastisitas adalah nilai varians setiap variabel bebas tidak
sama atau E (u²1) ≠ 0. Jika nilai varians residual dengan varians setiap
variabel bebas tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskesdastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen.
Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau
tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5.2. Teknik Analisis
Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan regresi
linier berganda sebagai berikut (Anonim, 2010: L-21):
Y = β 0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + e
Keterangan:
Y : Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
β 1 : Koefisien regeresi X1
β 2 : Koefisien regeresi X2
β 3 : Koefisien regeresi X3
X1 : Partisipasi Pemakai
X2 : Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
X3 : Dukungan Manajemen Puncak
e : Kesalahan baku
3.5.3. Uji Hipotesis
3.5.3.1.Uji F (Uji Kesesuaian Model)
Uji F atau uji kesesuaian model ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas secara bersama-sama. Adapun prosedur pengujian
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Pengujian
a. H0 : β 1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok
guna melihat pengaruh partisipasi pemakai, program pelatihan dan
pendidikan pemakai, dan dukungan manajemen puncak terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi.
b. H0 : β 1 ≠0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok
guna melihat pengaruh partisipasi pemakai, program pelatihan dan
pendidikan pemakai, dan dukungan manajemen puncak terhadap
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0.05
3. Kriteria Keputusan
a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolakyang
berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat
pengaruh partisipasi pemakai, program pelatihan dan pendidikan
pemakai, dan dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi.
b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterimayang
berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh
partisipasi pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai,
dan dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi.
3.5.3.2.Uji Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris
pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan
Program Pelatihan dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
Hipotesis Statistik
1. H0 : β 1 = 0, menunjukkan tidak ada pengaruh Partisipasi Pemakai,
Dukungan Manajemen Puncak, dan Program Pelatihan
dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi
H1 : β 1 ≠ 0, menunjukkan ada pengaruh Partisipasi Pemakai,
Dukungan Manajemen Puncak, dan Program Pelatihan
dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05.
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang
berarti tidak ada pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen
Puncak, dan Program Pelatihan dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi.
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti ada pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen
Puncak, dan Program Pelatihan dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejar ah PDAM “DELTA TIRTA” Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu Kabupaten di wilayah
Propinsi Jawa Timur yang memiliki batas administratif sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
• Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan
• Sebelah Timur : Selat Madura
• Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto
Pelayanan air bersih di Wilayah Kabupaten Sidoarjo sudah dimulai
sejak Jaman Hindia Belanda oleh Waterleiding Bedrijiven. Pada masa
kemerdekaan kepengurusannya dilimpahkan kepada Dinas Pekerjaan
Umum Propinsi Jawa Timur.
Dengan adanya Perda Propinsi Datti I : No. 4/1976, tanggal 10 Juli
1976, pemerintah Kabupaten Sidoarjo menerima penyerahan sebanyak
1.904 unit pelanggan yang meliputi wilayah Larangan, Candi, Candi
Selatan, Porong, Gedangan, Waru, Buduran Selatan, Buduran Utara,
Tanggulangin, Sepanjang, Kedurus, Driyorejo, Krian, Prambom dan Watu
Tulis.
Pada tanggal 5 Juli 1978 terbit Peraturan Daerah Kabupaten Dati II
(PDAM) dan disahkan oleh Gubenur KDH. Tingkat I jawa Timur dengan
Nomor: HK/498/1978.
4.1.2. Visi, Misi dan Motto PDAM “DELTA TIRTA” Kabupaten Sidoarjo
Visi
Menjadi PDAM terbaik di Tingkat Nasional.
Misi
1. Memberikan pelayanan prima di bidang penyediaan air minum.
2. Meningkatkan kesehatan aspek keuangan dan aspek operasional
perusahaan.
3. Meningkatkan produktivitas dan profesionalisme karyawan.
Motto
“Excellent Company Excellent Service”
4.1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PDAM “Delta Tirta” Kabupaten Sidoarjo terdiri
dua unsur manajemen yaitu :
1. Unsur Pengawasan
Badan pengawas ditetapkan mengacu pada Mendagri No. 50 tahun
1999 tentang kepengurusan BUMD.
2. Direksi
Susunan Direksi sesuai SK No. 188/846/404.1.1.3/2006 tanggal 28 Juli
2006 adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : H. Djajadi, SH, MM
Direktur Umum : Drs. Abdul Basit Lao, MM
Direktur Teknik : Iewan Prasetya, ST
4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian
4.2.1. Deskr ipsi Variabel Kinerja Sistem Infor masi Akuntansi
Berikut adalah deskripsi jawaban responden pada Variabel Kinerja
Tabel 4.2. Deskripsi Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Item Skor Mean
1 2 3 4 5 6 7
Y1 0 0 2 0 2 10 13 6,40
Y2 0 0 0 0 3 13 9 6,2
Y3 0 0 0 0 5 12 8 6,12
Y4 0 1 0 1 6 11 6 5,8
Y5 0 0 0 2 4 15 4 5.84
Y6 0 0 0 0 3 12 10 6
Y7 0 0 0 0 7 13 5 5,9
Y8 0 0 0 3 7 8 7 5,8
Y9 0 0 0 0 5 11 9 6,16
Y10 0 0 0 0 2 14 9 6,3
Y11 0 0 0 1 6 7 11 6,1
Y12 0 0 0 1 7 9 8 6
Y13 0 0 0 1 1 19 4
6
Total 0 1 0 9 59 154 103
6,04 Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa item pertanyaan variabel
Kinerja Sistem Informasi yang mendapat rata-rata jawaban tertinggi adalah
Y1 (Sistem Informasi Akuntansi mampu membantu departemen berfungsi
lebih baik) dengan nilai sebesar 6,40 yang berarti responden menilai
sistem mampu membantu departemen berfungsi lebih baik.
Secara keseluruhan tanggapan responden terhadap pertanyaan
variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi adalah sebesar 6,04 yang
membantu memberikan informasi yang dibutuhkan dan dapat
meningkatkan kepuasaan kinerja pemakai sistem informasi akuntansi.
4.2.2. Deskr ipsi Variabel Partisipasi Pemakai
Berikut adalah deskripsi jawaban responden pada Variabel
Partisipasi Pemakai (X1) :
Tabel 4.3. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai
Item Skor Mean
1 2 3 4 5 6 7
X1.1 0 0 0 1 4 16 4 5,92
X1.2 0 0 0 5 4 13 3 5,56
Total 0 0 0 6 8 29 7 5,74
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa item pertanyaan variabel
Partisipasi Pemakai yang mendapat rata-rata jawaban tertinggi adalah X1.1
(Tingkat partisipasi saya dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi) dengan nilai sebesar 5,92 yang berarti responden menilai
pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
Secara keseluruhan tanggapan responden terhadap pertanyaan
variabel Partisipasi Pemakai adalah sebesar 5,74 yang berarti responden
setuju bahwa partisipasi pemakai mempengaruhi pengembangan kinerja
sistem informasi akuntansi.
4.2.3. Deskr ipsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak
Berikut adalah deskripsi jawaban responden pada Variabel
Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak
Item Skor Mean
1 2 3 4 5 6 7
X2.1 0 0 2 1 2 15 7 6
X2.2 0 0 0 0 2 13 10 6,32
X2.3 0 1 0 0 2 16 6 6,12
X2.4 0 1 0 0 3 15 6 6
X2.5 0 0 0 0 7 14 4 5.96
Total 0 2 0 1 16 73 33 6,03
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa item pertanyaan variabel
Dukungan Manajemen Puncak yang mendapat rata-rata jawaban tertinggi
adalah X2.2 (Manajemen puncak memiliki harapan yang tinggi terhadap
penggunaan sistem informasi) dengan nilai sebesar 6,32 yang berarti
responden menilai bahwa tingginya harapan manajemen puncak terhadap
penggunaan sistem informasi akuntansi.
Secara keseluruhan tanggapan responden terhadap pertanyaan
variabel Dukungan Manajemen Puncak adalah sebesar 6,03 yang berarti
responden setuju bahwa manajemen puncak harus memahami penggunaan
sistem informasi dan keterlibatan manajemen puncak dalam perencanaan
maupun masalah yang berkaitan dengan sistem informasi perusahaan.
4.2.4. Deskr ipsi Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan
Berikut adalah deskripsi jawaban responden pada Variabel
Tabel 4.5. Deskripsi Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan
Item Skor Mean
1 2 3 4 5 6 7
X3.1 0 0 0 1 4 10 10 6,2
X3.2 0 0 0 0 2 7 16 6,56
X3.3 0 1 0 1 1 12 11 6,12
X3.4 0 1 0 0 1 16 8 6
Total 0 2 0 2 8 45 45 6,34
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui item pertanyaan variabel Program
Pelatihan dan Pendidikan yang mendapat rata-rata jawaban tertinggi
adalah X3.2 (Keuntungan yang didapat oleh Bapak/Ibu dari
program-program pelatihan dan pendidikan besar pengaruhnya bagi perusahaan)
dengan nilai sebesar 6,56 yang berarti responden setuju bahwa keuntungan
yang didapat dari program pelatihan dan pendidikan berpengaruh besar
bagi perusahaan.
Secara keseluruhan tanggapan responden terhadap pertanyaan
variabel Program Pelatihan dan Pendidikan adalah sebesar 6,34 yang
berarti responden setuju bahwa program pelatihan dan pendidikan masih
sangat diperlukan oleh perusahaan karena manfaat yang didapat dari
program tersebut dapat berguna bagi perusahaan untuk meningkatkan
4.3. Uji Kualitas Data
4.3.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur itu (kuisioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau
tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor
yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total
yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan(Soemarsono,
2004:31). Uji validitas instrumen pengukuran menggunakan angka
rata-rata dari hasil korelasi yang dianalisis. Hasil analisis dan validitas
masing-masing variabel menunjukkan signifikan untuk semua variabel yang diuji,
dimana semua nilai rata-rata Pearson Correaltion diatas 0,30.
1. Uji Validitas Kinerja Sistem Infor masi Akuntansi (Y)
Pengujian validitas variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
dilakukan melalui 2 putaran. Adapun hasil uji validitas variabel Kinerja
Tabel 4.6.Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
(Uji Pertama)
Item
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
Y1 0.497 VALID
Y2 0.632 VALID
Y3 0.751 VALID
Y4 0.540 VALID
Y5 0.279 TIDAK VALID
Y6 0.475 VALID
Y7 0.557 VALID
Y8 0.553 VALID
Y9 0.623 VALID
Y10 0.444 VALID
Y11 0.701 VALID
Y12 0.716 VALID
Y13 0.430 VALID
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa ada 1 item pernyataan
pada variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) yang tidak valid yaitu pada
pernyataan nomer 5, karena nilai Corrected Item Total Correlation yang
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi