• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP MAHASISWA SURABAYA TERHADAP GAME SHOW HAPPY SONG DI INDOSIAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP MAHASISWA SURABAYA TERHADAP GAME SHOW HAPPY SONG DI INDOSIAR."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP GAME

SHOW ”HAPPY SONG” DI INDOSIAR

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Game Show ”Happy Song” di Indosiar)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN “ Veteran” Jawa Timur

OLEH:

STEPHANIE GITA PASASSUNG NPM . 0643110402

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

ABSTRAKSI

STEPHANIE GITA PASASSUNG. SIKAP MAHASISWA SURABAYA TERHADAP  GAME SHOW HAPPY SONG DI INDOSIAR. 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap mahasiswa  Ilmu Komunikasi di Surabaya terhadap tayangan Happy Song di Indosiar. 

Teori yang digunakan adalah teori S‐O‐R (Stimulus‐Organisme‐Respon).  Unsur‐ unsur yang terdapat dalam teori S‐O‐R adalah stimulus (pesan), organism (komunikan),  respon (efek).  Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap  stimuli khusus, sehingga seseorang dapat memperkirakan kesesuaian antara pesan dan  reaksi komunikan. 

  Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Dan  analisis data menggunakan analisis deskriptif. 

  Hasil  dari  penelitian  ini  menyebutkan  bahwa  sikap  mahasiswa  Surabaya  terhadap  tayangan  Happy  Song  di  indosiar  memiliki  perhatian,  pengertian  dan  penerimaan yang positif.   

 

Kata kunci : sikap, mahasiswa, game show, happy song, Indosiar.   

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi.

Kegiatan komunikasi tersebut hanya bisa dilakukan secara tatap muka, namun ada juga yang

menggunakan alat bantu media untuk menyampaikan pesan. Media yang menyediakan jasa

untuk menyampaikan pesan pada khalayak disebut media massa ( Effendy, 2002 : 50).

Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan isi pesan yang bersifat umum

kepada sejumlah orang yang jumlahnya relative besar, tinggalnya tersebar, heterogen,

anonym, melembaga, memiliki perhatian yang berpusat pada isi pesan yang sama, dengan

tidak memberikan arus balik secara langsung pada saat itu. Menurut jenisnya media massa di

bagi menjadi dua yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak adalah

suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata,

gambar foto dan sebagainya ( contoh : surat kabar, majalah, tabloid. Sedangkan media

elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan

eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet). yang mana masing-masing memiliki sifat,

karakter, daya tarik dan ciri khas sendiri-sendiri.

Dari beberapa media elektronik yang ada, televisi merupakan media yang paling akhir

kehadirannya. Meskipun demikian, televise merupakan media eletronik yang paling efektif

dan banyak menarik simpatik serta tidak dimiliki oleh media lainnya. Dalam hal

penayangannya televisi memiliki jangkauan yang tidak terbatas. Dengan modal visual yang

(4)

  2

itulah media televisi sangat bermanfaat bagi upaya pembentukan sikap maupun perilaku

sekaligus perubahan pola berfikir.

Menurut Effendy ( 1997 : 41) media televisi mempunyai daya tarik yang lebih tinggi

sebagai media elektronik, dibandingkan dengan radio yang sifatnya auditif (hanya dapat

didengar) sedangkan televisi memiliki unsure visual atau gambar bergerak ( moving picture)

sehingga segalanya seolah-olah terlihat “hidup” dan audiens merasa seperti ikut didalamnya.

Pada perkembangannya televisi selain memberikan informasi juga menayangkan acara-acara

hiburan yang pada umumnya dapat mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan

bagi yang menontonnya.

Media televisi sebagai salah satu pelopor dalam penyebaran informasi dengan

menggunakan perangkat satelit, kini menjadi informasi yang berkembang pesat dan juga

munculnya globalisasi teknologi informasi dimanapun bisa disaksikan lewat siaran jaringan

televisi dengan membawa dampak yang begitu besar, baik dalam bidang sosial, budaya,

ekonomi dan politik. Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau movie picture in the

home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar untuk menontonnya. Hal tersebut

merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki televisi dan keunggulan yang lain adalah

televise tersaji dalam bentuk audiovisual, dengan kata lain adalah perpaduan antara radio dan

film. Ini menjadi daya tarik kuat televisi, selain mempunyai unsur kata-kata sound effect,

music seperti radio, televisi juga mempunyai unsur visual berupa gambar hidup yang mampu

menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa sehingga seolah-olah khalayak berada di

tempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu. (Effendi,2000 : 177).

Menurut Kuswandi (1996:21-24), munculnya media televisi dalam kehidupan

manusia telah menghadirkan suatu peradapan, khususnya dalam proses komunikasi dan

(5)

  3

media tersebut menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik yang dimilki

media televisi semakin besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi

berubah total sama sekali.

Televisi telah hadir dengan segala acara yang berisi pesan-pesan pilihan dari

pihak-pihak produser atau pengelola stasiun televisi. Khalayak dihadapkan banyak pilihan program

acara yang disajikan di televisi. Khalayak atau pemirsa akan lebih selektif dalam menetukan

suatu acara yang sekiranya sesuai dengan kebutuhannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Melvin De Fleur & Mac Andrews (1998:5) bahwa individu-individu sebagai anggota

khalayak sasaran media menaruh perhatian kepada pesan-pesan, terutama jika berkaitan

dengan kepentingannya. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi akan membawa

dampak yang sangat besar pada perkembangan pertelevisian saat ini. Suatu siaran televisi

dituntut untuk dapat memberikan informasi yang tidak hanya akurat tetapi juga dapat

memberikan pengetahuan, pengalaman, bahkan sampai membuat para pemirsa peka terhadap

masalah sosial yang ada. Media televisi mempunyai daya tarik lebih tinggi sebagai media

elektronik karena sifatnya yang audiovisual, selain dapat didengar juga dapat dilihat dan

segala sesuatunya berlangsung hidup sehingga seolah-olah khalayak berada di tempat

peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu dibandingkan dengan radio yang sifatnya

auditif, hanya dapat didengarkan (Effendy, 2000: 175)/

Di Indonesia pertelevisian berkembang pesat sejak awal tahun 1990 dengan adanya

lima stasiun TV swasta seperti TVRI, RCTI, SCTV, ANTEVE, dan INDOSIAR kegiatan

komunikasi berkembang luas untuk memenuhi kebutuhan khalayak. Dengan adanya

persaingan yang sangat ketat maka masing-masing stasiun TV berusaha untuk menampilkan

(6)

  4

bermunculan stasiun TV baru seperti TRANS TV, TRANS7, Global TV, LATIVI dan

METRO TV. Di penghujung decade 1980-an dan awal decade 1990-an suasana pertelevisian

di Indonesia menjadi meriah. Munculnya stasiun swasta ini menguntungkan bagi berbagai

pihak, yakni dengan bertambahnya lapangan kerja dan bervariasinya program acara yang

ditayangkan di televisi, sehingga khalayak dihadapakan pada banyak pilihan program acara

yang disajikan oleh pengelola stasiun televisi (Effendy, 2000: 195). Stasiun televise yang

berformat informasi dan hiburan tersebut saling berlomba menonjolkan tayangan-tayangan

yang dinilai memiliki nilai hiburan diantaranya : Film, Komedi, Sinetron dan Game Show.

Game Show yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam suatu

lingkungan khusus guna bersaing memperebutkan hadiah. Salah satu stasiun televisi yang

menayangkan program acara dalam bentuk game show adalah Indosiar. Game Show Happy

Song ditayangkan setiap hari senin-jumat pukul 12.30-14.30. Happy Song merupakan sebuah

program games show Indosiar. Dalam program tersebut sejumlah peserta ditantang untuk

menguji pengetahuan mereka tentang lagu. Pastinya, jika mereka berhasil melewati

babak-demi babak, mereka akan membawa pulang hadiah jutaan rupiah. Dalam epiosde perdana,

Nardji Ca’gur dan Denny Ca’gur memilih tujuh peserta yang berasal dari para audience. Ke-7

peserta tersebut diminta untuk melanjutkan lagu yang dibawakan home band. Dari ke-7

peserta yang dihadirkan, hanya akan ada 3 peserta yang berhak untuk melaju ke babak

berikutnya. Pada babak selanjutnya, ke-3 peserta diminta kembali untuk menebak lagu yang

dibawakan home band. Dalam babak ini hanya akan ada satu peserta yang berhak untuk

masuk dalam babak berhadiah. Setelah satu diantara tiga peserta didapat, peserta yang

berhasil memasuki babak berhadiah, akan kembali dipertemukan dengan satu orang

penantang yang akan memeperbutkan hadiah jutaan rupiah. Tak hanya itu, jika dalam babak

duel muncul seorang pemenang, maka sang pemenang akan diberi kesempatan untuk

(7)

  5

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sikap pemirsa televise khususnya para

mahasiswa ilmu komunukasi terhadap game show Happy Song di Indosiar. Mahasiswa

dipilih karena menurut AGB Nielsen Research yang telah melakukan surveu kepemirsaan

televise, di 10 kota besar di Indonesi, yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang,

Makassar, Yogyakarta, Denpasar dan Banjarmasin dengan kelompok usia 17-25 tahun

mencapai 30%. Kelompok usia tersebut paling banyak adalah usia remaja akhir dan masa

dewasa awal. Kelompok ini berada pada tingkat pendidikan perguruan tinggi atau berstatus

mahasiswa. Hal ini sesuai usia dengan segmen yang dituju oleh game sho Happy Song.

Sebagai suatu program acara televisi dapat dikatakan diterima pemirsa televisi dan

terjaga eksistensinya apabila respon yang diterima pemirsa televisi terhadap program ini

positif. Salah satu cara untuk mengetahui respon yang diberikan oleh pemirsa televisi

terhadap game show Happy Song adalah mengetahui sikapnya. Menurut Azwar (2002:34)

sikap terdiri dari 3 komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif

berkaitan dengan keyakinan, kepercayaan dan pengetahuan terhadap suatu objek. Selain itu

komponen ini juga tersusun atas dasar pengetahuan yang dimiliki individu tentang objek

siakpnya. Pengetahuan ini kemudian akan memberikan keyakinan tertentu dalam diri

individu terhadap objek sikap. Jadi komponen kognitif ini yang akan menjawab pertanyaan

apa yang akan dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek tertentu. (Mar’at,1982:25).

Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan steriotip yang dimiliki individu

mengenai sesuatu, terutama apabila menyangkut masalah isu atau masalah yang controversial

(Azwar,1997:24). Komponen afektif dibentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Dimana

komponen ini berkaitan dengan aspek emosional terhadap objek tersebut. Objek tersebut

dirasakan sebagai hal yang menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Beban emosional

inilah yang memberikan watak tertentu terhadap sikap, yaitu watak mantap, tergerak dan

(8)

  6

ditunjukkan oleh pemirsa televisi terkait dengan objek tertentu. Jika seseorang bersikap

positif terhadap objek tertentu, maka ia cenderung membantu, memuji atau mendukung objek

tersebut. Tetapi jika seseorang individu bersikap negative terhadap objek tertentu, maka ia

cenderung menganggu, menghukum atau merusak. (Krech,1996:9).

Sikap merupakan perwujudan respon dari komunikan terhadap stimulus yang

diterima. Bila sikap pemirsa televisi terhadap game show Happy Song bagus, maka program

tersebut akan semakin eksis tayang di televisi. Khalayak dalam penelitian ini adalah pemirsa

televisi Surabaya. Pemilihan kota Surabaya dalam penelitian ini dikarenakan merupakan kota

metropolis dan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta dimana penduduknya bersifat

heterogen sehingga dapat memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap game show

Happy Song. Maksud peneliti dalam meneliti program acara game show Happy Song adalah

untuk mengajak pemirsa agar mau untuk mengenal dan mengetahui lagu-lagu Indonesia

ciptaan anak bangsa.

Pemirsa (television watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi melalui televise 

siaran yang karena heterogen maisng‐masing mempunyai kerangka acuan (frame of refenrence) 

yang berbeda satu sama lain.  Mereka berbeda bukan saja dalam usia dan jenis kelamin, tetapi juga 

dalam  latar  belakang  sosial  dan  kebudayaan,  sehingga  pada  gilirannya  berbeda‐beda  dalam 

pekerjaan, pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan, cita‐cita, keinginan, kesenangan 

dan sebgainya.   Kegiatan pemirsa dalam menonton acara televise merupakan kegiatan untuk 

memenuhi tujuan mereka, baik kebutuhan informasi, maupun hiburan. (Effendy, 2000:8).  Kegiatan 

pemirsa dalam menonton program acara televise merupakan kegiatan yang bertujuan  untuk 

memenuhi kebutuhan mereka, baik berupa informasi, pendidikan maupun hiburan.   Akan tetapi 

dalam soal kepuasan terganutng dari penafsiran masing‐masing  pemirsa, tentu saja kepuasan yang 

didapat oleh pemirsa televise tergantung dari motif masing‐masing khalayak dalam menonton 

(9)

  7

Secara khusus, peneliti memilih mahasiswa ilmu komunikasi sebagai subjek penelitiannya, 

karena (1) kelompok mahasiswa ini dinilai memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai dengan 

permasalahan yang diajukan peneliti, (2) karena memilki pemahaman yang cukup mengenai seluk 

beluk kehidupan media massa dan perkembangannya, (3) mereka juga dinilai memilki daya kritis 

yang memadai terhadap isi tayangan yang terdapat di televise sehingga mampu berfikir secara 

realistis dan bisa menilai sesuatu hal secara obyektif. 

Pada penelitian ini menggunakan teori S-O-R. Jika unsur stimulus berupa pesan,

unsure organism berupa perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan. Sedangkan unsur

respon berupa tigakomponen yang mempengaruhinya yakni ; kognitif, afektif dan konatif.

Tentunya yang berkaitan dengan kemampuan media televise dalam mepengaruhi sikap

komunikan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap pemirsa televisi Surabaya

tentang game show Happy Song di Indosiar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap mahasiswa Surabaya

terhadap game show Happy Song di Indosiar.

1.4 Kegunaan Penelitian

(10)

  8

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau

masukkan bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya terkait dengan sikap

mahasiswa terhadap tayangan program televisi.

2. Secara praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi

pihak yang memproduksi game show Happy Song mengenai sikap mahasiswa

(11)

  9

Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi di SurabayaTerhadap Game Show “Happy Song” di Indosiar

PROPOSAL

Oleh :

STEPHANIE GITA PASASSUNG NPM. 0643110402

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA

(12)

BAB II 

KAJIAN PUSTAKA 

 

2.1   Landasan Teori 

2.1.1   Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa 

  Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa

modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi

yang ditujukan kepada umum, film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Selain itu

menurut Everett M.Rogers, menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media

massa traditional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain

(Effendy, 2003 :50).

Pada dasarnya komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada

komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media massa

sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik

komunikasi massa, yaitu :

1. Komunikasi bersifat heterogen

Massa dalam komunikasi terdiri dari orang-orang yang heterogen yang meliputi

penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan

kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai

pekerjaan yang berjenis-jenis.

(13)

Yang dimaksud keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar

penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama

lainnya berada dalam keadaan yang terpisah.

3. Hubungan komunikator-komunikan yang bersifat non-pribadi

Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat

non-pribadi, karena komunikan yang anonym dicapai oleh orang yang dikenal hanya dalam

peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul

disebabkan teknologi dari penyebaran yang missal dan sebagian lagi dikarenakan

syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum (Effendy, 1993 : 81).

Televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah televisi siaran yang merupakan media

dari jaringan komunikasi yang dimiliki komunikasi massa yakni : berlangsung satu arah,

komunikator melembaga, pessannya bersifat umum, menimbulkan keserempakan, dan

komunikasi heterogen.

Sedangkan siaran televisi adalah siaran-siaran dalam bentuk suara dan gambar yang dapat

ditangkap oleh umum, baik dengan system pemancaran dalam gelombang-gelombang

elektromagnetis maupun kabel-kabel (Wahyudi, 1995 : 30).

Sebagai media audio visual, televise memiliki berbagai kelebihan dengan media

massa lainnya,antara lain :

a. Mampu memadukan gambar sekaligus suara.

b. Kemampuan untuk menyajikan gambar hidup sesuai atau mendekati aslinya

(14)

Televisi merupakan bagian media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya,

meskipun demikian TV dinilai sebagai media massa paling efektif saat ini dan banyak

menarik simpati kalangan masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu

cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak terbatas dengan

modal audion visual yang dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalam

memberikan pesannya. Karena itulah televisi sangat bermannfaat sebagai upaya

pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir. Pengaruh televisi

lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabra, hal ini karena kekuatn audio

visual televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa.

Sebagai media massa elektronik, televise mempunyai daya tarik yang kuat dengan

adanya hubungan visual dan audio, sehingga mampu memberikan informasi dan

hiburan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan khalayak. Gambar yang berasal

dari televisi adalah gamabr hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam

pada khalayak. Suara yang dihasilkan berguna untuk mendukung gambar yang

disajikan seperti unsur-unsur kata, music dan sound effect, sehingga akan terlihat

semakin hidup dan sesuai dengan nyatanya (Effendy, 1993 : 26).

Televisi sebagai media massa, secara umum memiliki lima fungsi utama, yaitu :

1. Pendidikan

2. Hiburan

3. Penerangan . Informasi

4. Iklan, dan

(15)

Televisi sebagai media massa, tidak mungkin pada saat yang bersamaan dapat

memuaskan semua orang. Hal ini dikarenakan media massa memiliki sifat

umum, artinya siaran televise dapat dilihat oelh semua orang yang memiliki latar

belakang usia, pendidikan, status sosial, kepercayaan, faham golongan yang

berbeda. Jelasnya siaran televise pada saat bersamaan dapat membuat orang puas,

tidak puas, senang, tidak senang, sedih, gembira, marah yang semuanya

merupakan hal yang wajar karena sifat manusia di dunia ini berbeda-beda.

Kepuasan manusia secara sempurna tidak dapat dicapai di dunia ini, tetapi di alam

lain. (Wahyudi, 1986 : 215).

Hal yang kemudian menjadi kekhawatiran adalah bahwa acara siaran

televise kemudian menyebabkan dampak sikap perilaku pemirsa yang cenderung

negative serta keluar batas dari realitas sosial karena ingin mengindentikkan diri

dengan kenyataan tayangan acara media televisi seperti film, iklan, music dan

sinetron. Karena apa yang diasumsikan televise suatu acara yang penting bagi

khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu tergantung dari situasi dan kondisi

pemirsa dan lingkungan sosialnnya. Berdasarkan hal itu timbul pendapat pro dan

kontra terhadap dampak acara televise (efek) yaitu :

1. Acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat.

2. Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakta.

3. Acara televise akan membentuk nilai-nilai sosial baru dalam kehidupan

masyarakat. (Kuswandi, 1996 : 99)

Setidaknya ada tiga pilar utama dalam menjalankan roda penyiaran televise, yaitu

(16)

ditayangkan oleh stasiun televisi. Game show Happy Song termasuk dalam pilar

ini. Kemudian pilar yang kedua adalah bisnis, menyangkut biaya operasional,

yaitu biaya pemakaian perangkat lunak, perangkat keras, perangkat antenna dan

elektronik lainnya serta perangkat pembelian materi acara. Pilar ketiga adalah

teknologi yang tidak lain menyangkut ujung tombaknya yaitu kekuatan pancaran

siaran.

2.1.3 Pemirsa Televisi Sebagai Khalayak Media

Mc Quail menyambut khalayak sebagai audience. Menurut Mc Quail (2005 :

202) audience adalah pertemuan public, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan

terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan

harapan tertentu bagi masalah menikmati, mengagumi, mempelajari merasa gembira,

tegang,kasihan atau lega. Audience merupakan kumpulan orang-orang yang bertujuan untuk

mendengarkan . istilah audience berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai

sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen

isinya (McQuail, 2005 : 201). Dalam istilah lainnya, audience juga bisa diartikan sebagai

khalayak. Audiens memiliki karakteristik tersendiri, dengan sifat-sifatnya sebagai berikut:

1. Heterogen

Artinya pendengar adalah massa, yaitu sejumlah orang yang sangat banyak, dengan

sifatnya yang heterogen dan terpancar diberbagai tempat yang berbeda. Disamping itu,

perbedaan pendengar juga meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, Frame of

Reference dan Field of Experience.

(17)

Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, maka isi pesan akan dapat diterima

dan dimengerti bila sifatnya pribadi sesuai dengan situasi dimana pendengar itu berada.

3. Aktif

Pendengar televise aktif, terutama menemui sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun

televise, mereka akan berfikir dan melakukan interpretasi.

4. Selektif

Pendegar dapat dengan leluasa memilih program dan chanel televise yang diminati.

Begitu banyak stasiun radio siaran dengan jenia acara siarannya yang masing-masing

berlomba untuk memikat perhatian pendengar. Isi siaran yang tidak memenuhi selera

pendengar, sudah tentu akan sia-sia.

2.1.4 Program Televisi

Stasiun televise setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat

banyak dan jenis beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di

televise selama program itu menarik dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan

kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk

memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya

yaitu : 1) Program informasi (berita) ; 2) Program hiburan (entertainment). Program informasi

kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu hard news yang merupakan laporan berita terkini

yang harus segera disiarkan dan soft news yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan

opini. Soft News juga dapat berbentuk perbincangan (talk show). Talk show adalah sebuah

(18)

penampilan penyanyi atau pelawak (comedian). Namun wawancara tetap menjadi sentral dalam

talk show dengan segala tipenya (Pane,2004 :90).

Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu music, drama permainan

(game show), sinetron dan pertunjukkan. (Morissan, 2005 : 100) program hiburan adalah segala

bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita dan

permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, music dan permainan

(game) (Morissan, 2005 : 100-101). Dalam penelitian ini tayangan game show Happy Song

termasuk dalam program informasi dengan kategori berita lunak (Soft News).

2.1.5 Konsep Sikap

Secara historis istilah “sikap” (attitude) digunakan oleh Herbert Spencer pada tahun 1862

yang sering dipakai dalam menilai status mental seseorang dan juga pada saat itu istilah tersebut

lebih ditunjukkan pada postur fisik atau posisi tubuh manusia, sedangkan pada tahun 1888 Lange

menggunakan istilah sikap dalam bidang eksperimen mengenai respon untuk menggambarkan

kesiapan subjek dalam menghadapi stimulus yang dating tiba-tiba (Azwar, 2002:4). Sikap

memang menpunyai beberapa definisi yang berbeda-beda dari beberapa pengamat. Ada 3

kerangka pemikiran dari bebrapa ahli mengenai definisi dari sikap yang dapat disimpulkan

sebagai berikut yaitu :

1. Kerangka pemikiran menurut para ahli psikolig yaitu adalah suatu bentuk evaluasi atau

reaksi perasaan.

2. Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi sosial dan psikologi kepribadian yang

dimana konsep sikap lebih kompleks. Menurut kelompok ini sikap mempunyai makna

(19)

terkait dengan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila

individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

3. Kerangka pemikiran yang ketiga berfikir bahwa sikap merupakan konstelasi

komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami,

merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek (Azwar, 2002 : 4).

Definisi sikap yang lain adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi,

berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, situasi dan nilai (Rakhmat, 2005 : 39-40).

Sikap manusia dapat berbentuk karena ada beberapa factor yang mempengaruhinya.

Menurut Azwar(2002 : 30-37) ada 6 faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu :

1. Pengalaman pribadi : apa yang telah kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi

penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan dapat menjadi salah satu dasar

terbentuknya sikap. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi harus

meniggalkan kesan yang kuat.

2. Orang lain yang dianggap penting: orang lain disekitar kita merupakan adalah satu diantara

komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,

seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan pendapat

kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita

akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita.

3. Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita.

4. Media massa : adanya informasi baru dari media massa mengenai sesuatu hal memberikan

(20)

yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam

menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama : lembaga pendidikan dan lembaga agama

sebagai suatu system yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

6. Faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang terbentuk karena didasari oleh

emosi.

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif,

komponen afektif, dan komponen konatif. Dibawah ini akan diuraikan lebih lanjut ketiga

komponen sikap tersebut.

1. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa

yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan terbentuk oleh apa yang telah kita lihat atau

apa yang telah kita ketahui, kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat

atau karakteristik umum suatu objek. Bila kepercayaan sudah terbentuk, maka akan

menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tersebut.

2. Komponen afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu

objek sikap. Komponen ini terbentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Komponen

ini berkaitan dengan aspek emosional terhadap objek tersebut. Beban emosional inilah

yang memberikan watak tertentu terhadap sikap yaitu watak mantap, tergerak dan

termotivasi.

(21)

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dala diri seseorang

berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa

kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

Fungsi sikap menurut Severi dan Tankard (2005 : 197) adalah :

1. Fungsi Instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan sejumlah sikap dipegang kuat

karena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan

eksternal dan meminimalkan sanksi.

2. Fungsi Pertahanan Diri

Sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia melindungi ego mereka dari hasrat

mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari pengetahuan tentang

kekuatan-kekuatan yang mengancam dari luar.

3. Fungsi Ekspresi Diri

Sejumlah sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang memberikan ekspresi

posotif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri.

4. Fungsi pengetahuan sejumlah sikap dipegang kuat karena memuaskan kebutuhan akan

pengetahuan atau member struktur dan makna pada sesuatu yang jika tanpanya dunia

akan kacau.

(22)

2.1.8 Mahasiswa

Remaja yang menuntut ilmu di perguruan tinggi disebut juga dengan mahasiswa.

Masa mahasiswa ini merupakan masa yang penuh tantangan dan kesukaran, masa yang

menuntut remaja menentukan sikap dan pilihan, masa yang menuntut kemampuan untuk

menyesuaikan diri (Kartono, 1985).

Mahasiswa merupakan elite masyarakat yang mempunyai cirri intelektualitas

yang lebih kompleks dibandingkan kelompok seusia mereka yang bukan manusia, ataupun

kelompok usia dibawah dan diatas mereka. Ciri intelektualitas tersebut adalah kemampuan

mereka dalam menghadapi, memahami dan mencari cara pemecahan berbagai masalah

secara lebih sistematis (Azwar, 1998).

Dunia mahasiswa berrbeda dengan SMU, terutama pada cara belajarnya yang

lebih menuntut keaktifan dan kemandirian. Menurut Marwaty, (2003), perguruan tinggi

merupakan satuan pendidikan yang menjadi terminal terakhir bagi seseorang yang

berpeluang belajar setinggi-tingginya melalui jalur pendidikan sekolah.

2.1.9 Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Respon, yang semula

berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi tidak mengherankan,

karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang

jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

(23)

seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dengan reaksi

komunikannya. Unsure-unsur dalam pesan yaitu :

1. Pesan (Stimulus ,S)

2. Komunukasi (Organism, O)

3. Efek (Respon, R)

Dalam proses komunikasi yang berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek

hon bukan what dan why. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to

change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunkan. Sedangkan dalam

proses perubahan sikap tamapk bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus

yang menerpa benar-benar melebihi semula. Ma’rat dalam bukunya “Sikap

Manusia, perubahan serta pengukurannya”, menurut pendapat Hovlan, Janis dan

Kelley yang menyatakan bahwa dalam penelaah sikap yang baru ada tiga variabel

penting, yaitu :

1. Perhatian

2. Pengertian

3. Penerimaan

Teori S-O-R digambarkan sebagai berikut :

Organism : 

‐ Perhatian 

‐ Pengertian 

‐ Penerimaan

(24)

Gambar tersebut menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang

terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin

diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikasi. Proses

berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses

berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan

untuk mengubah sikap (Effendy, 2000: 254-256).

Teori S-O-R menjadi landasan pada penelitian ini karena terdapat kesesuaian antara

unsur-unsur dari teori tersebut dengan topic yang diangkat, yaitu Sikap mahasiswa ilmu

komunikasi Surabaya terhadap program game show Happy Song.

2.2 Kerangka Berfikir

Televise adalah satu diantara sekian banyak media massa yang tengah berkembang.

Meskipun demikian, perekembangganya terus menerus dan cepat. Hal ini terbukti dari makin

banyaknya stasiun televise swasta bermunculan. Hal ini dikarenakan media televise memiliki

keunggulan tersendiri dibandingkan media lain yang lahir pada saat itu (Kuswandi, 1998 : 8).

Banyaknya stasiun televisi yang hadir di Indonesia menjadikan persaingan dalam menyuguhkan

program acara kepada pemirsa televise menjadi sangat ketat.

Televise merupakan sarana atau media yang disukai masyarakat. TV memperkenalkan

kepada masyarakat mengenai seluruh aktivitas dunia yang begitu luas dan trasparan. Dari

berbagai program acara yang ada, program acara reality show akhir-akhir

(25)

Televisi Sebagai media komunikasi massa

Tayangan game show Happy Song

Sikap mahasiswa ilmu komunikasi terhadap tayangan game show Happy Song :

1. Kognitif

2. Afektif

3. konatif

Gambar 2. Kerangka berpikir sikap mahasiswa ilmu komunikasi di Surabaya terhadap game

(26)

BAB III

METOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana peneliti menjabarkan

dan menginterpretasikan data hasil penelitian secara sistematis mengenai sikap mahasiswa

usia 17-25 tahun dalam menonton acara happy song di Indosiar.

3.1 Definisi Operasional Variabel

Pengertian dari variabel adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional

yang acuan-acuannya lebih nyata dan secara relatif mudah diindentifikasi dan di observasi

serta dengan mudah diklarifikasi (Bungin, 2001 : 77). Definisi operasional variabel

dilakukan dengan melakukan operasionalisasi konsep yaitu dengan mengubah konsep menadi

variabel, maka konsep-konsep tersebut akan dapat diteliti secara empiris (Singarimbun, 1995

-41). Dalam konteks definisi operasional variabel ini akan dijelaskan variabel-variabel yang

akan diamati dan menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang berkaitan dengan

kesimpulan yang dikehendaki. Hal ini dilakukan karena dengan melakukan operasionalisasi

konsep yaitu dengan mengubah konsep menjadi variabel maka konsep-konsep tersebut dapat

diteliti secara empiris. Sedangkan jenis penelitianyang digunakan adalah tipe kuantitatif

deskriptif, dimana dalam penelitian nantinya peneliti hanya menggambarkan, meringkas

berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang

menjadi objek penelitian itu (Bungin 2001: 48). Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah variabel sikap. Adapun operasionalisasi dari variabel sikap adalah sebagai berikut

:

1. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa

yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan terbentuk oleh apa yang telah kita lihat

(27)

  24

mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Bila kepercayaan sudah

terbentuk, maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang

diharapkan dari objek tersebut.

Kognitif berkaitan dengan keyakinan atau kepercayaan pemirsa televise Surabaya

mengenai tayangan Game Show Happy Song. Pengetahuan ini kemudian akan

memberikan keyakinan tertentu dalam diri individu terhadap objek sikap.

Pengetahuan ini dapat berupa pengetahuan mengenai nama presenter, atau mengenai

bintang tamu yang pernah bermain di Happy Song.

2. Afektif dibentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Komponen ini berkaitan

dengan aspek emosional dari dari pemirsa terlevisi terhadap tayangan game show

Happy Song. Seperti misalnya, perasaan suka atau tidak suka terhadap tayangan

game show Happy Song.

3. Konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang

dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan

banyak mempengaruhi perilaku. Konatif berkaitan dengan kecenderungan pemirsa

televisi untuk memberikan respon terhadap tayangan game show Happy Song.

Dalam melakukan pengukuran variabel sikap digunakan skala likert. Skala

likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden terhadap

objek penelitian yang menggunakan bobot 1 samapai dengan 4. Dalam melakukkan

penskalaan dengan model ini, responden diberi daftar pertanyaan mengenai sikap, dab

setiap pertanyaan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk

menyatakan ketidak setujuannya (Singarimbun, 1995 : 111). Jawaban dari

(28)

  25

jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat

Setuju (SS).

Setelah melakukan kategori pilihan jawaban dari pertanyaan kuisioner

dilanjutkan dengan pemberian nilainnya sebagai berikut :

- Sangat Tidak Setuju (STS) : mempunyai skor 1

- Tidak Setuju (TS) : mempunyai skor 2

- Setuju (S) : mempunyai skor 3

- Sangat Setuju (SS) : mempunyai skor 4

Dalam penelitian ini dilakukan penghilangan untuk nilai tengah atau untuk jawaban

netral dan ragu-ragu agar dalam skala pengukuran lebih simetrikal, yaitu jenjang kearah

positif sama banyak dengan jenjang kea rah negative. Selain itu penghilangan nilai

tengah ini juga ditujukan untuk menghindari kategori jawaban netral (ragu-ragu) yang

cendrung akan dipilih oleh responden sehingga data mengenai perbedaan diantara

jawaban menjadi kurang informative (Azwar, 200 : 34).

3.1.1 Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Definisi mahasiswa ilmu komunikasi dalam penelitian kali ini adalah bahwa

mahasiswa ilmu komunikasi menonton tayangan game show Happy Song di Indosiar dan

berusia 17-25 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, selain sudah dapat berfikir

secara logis, aspek perasaan dan moral pun juga telah berkembang sehingga dapat

mendukung penyelesaian tugas-tugasnya.

(29)

  26

populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa ilmu komunikasi yang berusia 17-25

tahun dan pernah menonton acara game show Happy Song di Indosiar. Hal ini dikarenakan

bahwa mahasiswa jurusan ilmu komunikasi merupakan kelompok mahasiswa yang dinilai

memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan peneliti.

Selain itu mereka juga memilii pemahaman yang cukup mengeanai seluk beluk kehidupan

media massa dan perkembangannya, dan mereka dinilai memilki daya kritis yang memadai

terhadap isi tayangan yang terdapat di televise sehingga mampu berfikir secara realistis dan

bisa menilai sesuatu hal secara obyektif. Selain itu, mahasiswa ini juga memiliki kesesuain

usia dengan segmen yang dituju oleh tayangan acara Happy Song.

3.2.2 Teknik Penarikan Sampel

Untuk teknik penarikan sampel yaitu dengan menggunakan Purposive Sampling yaitu

pemilihan sampel berdasarkan pada persyaratan tertentu yang dianggap mempunyai sangkut

pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun

persyaratan atau criteria yang dipakai peneliti yang akan dijadikan sampel, antara lain :

1. Mahasiswa Ilmu Komunikasi

2. Mahasiswa yang telah berusia 17-25 tahun.

3. Pernah menonton game show Happy Song di Indosiar.

Untuk mencari jumlah atau nilai sampel, maka digunakan rumus Yamane

(Rakhmat, 2001 : 82) sebagai berikut :

n= N

keterangan :

n = jumlah sampel yang diperlukan

N = jumlah populasi

(30)

  27

3.3 Teknik Pengumpula Data

Untuk mendapatkan responden yang sesuai dengan syarat-syarat penelitian ini yaitu

mahasiswa ilmu komunikasi yang telah menonton game show Happy Song di Indosiar yang

berusia 17-25 tahun.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden adalah dengan

menggunakan kuisioner, dimana dalam kuisioner diajukan pertanyaan tertutup. Untuk

menentukan tingkat ukuran dari jawaban yang diberikan oleh responden digunakan skala

pengukuran ordinal, yaitu pengukuruan berdasarkan tingkatan.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Sikap mahasiswa ilmu

komunikasi di Surabaya terhadap tayangan game show Happy Song di Indosiar”

adalah menggunakan statustik deskriprif. Hal ini dikarenakan jenis penelitian ini

kuantitatif deskriptif (Bungin, 2001 : 187). Pengolahan dalam bentuk statistic pada

dasarnya adalah proses pemberian makna (arti) terhadap data penelitian kuantitatif

melalui angka-angka. Dalam analisis statistik deskriptif bersifat menggambarkan

keadaan gejala sosial apa adanya tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada.

Teknik statistic deskriptif yang digunakan adalah table distribusi frekuensi.

(31)
(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Indosiar

PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk adalah stasiun televisi swasta nasional

yang berkedudukan di Jakarta tepatnya Jl. Damai 11 Daan Mogot Jakarta Barat

yang berdiri pada tanggal 11 Januari 1995 dan diresmikan oleh Menteri

Penerangan saat itu. Sampai sekarang daerah jangkauannya sudah mencakup

pulau Jawa, sebagian Pulau Sumatra dan sebagian Pulau Sulawesi. “Memang

Untuk Anda” menjadi motto PT.Indosiar Visual Mandiri Tbk agar senantiasa

dekat dengan masyarakat melalui tayangan program-programnya yang menarik.

4.1.2 Misi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk

Falsafah dari ikan terbang dipakai sebagai misi dari PT. Indosiar Visual

Mandiri Tbk, (www.indosiar.com), yaitu :

a. Futuristic, digambarkan bahwa ikan terbang berenang sangat cepat.

Maksudnya PT.Indosiar Visual Mandiri Tbk “Berorientasi maju dengan

Terobosan Baru”. Sebelum resmi mengudara PT.Indosiar Visual Mandiri

Tbk memproduksi sendiri program drama dan non drama melalui sebuah

system kerja baru di dunia pertelevisian yang belum pernah dilakukan oleh

(33)

 

 

41

PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk agar selalu berorientasi kedepan dan

unggul dalam persaingan.

b. Innovative. Digambarkan bahwa ikan terbang mampu terbang

setinggi-tingginya. Maksudnya adalah PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk seperti

penulisan lirik lagu (subtitle), penayang program pada hari berurutan (strip

in), pembuatan program sekaligus media promosi (promotainment), siaran

langsung dari 3 studio dan 2 kota berbeda secara stimulun, jajak pendapat

jarak jauh (telepooling), penggalangan dan bantuan yang terintegrasi

antara telpon automatis teller machine dan program (telethon), sponsor

produk dalam sebuah program-program yang disiarkan secara

internasional (internationaljointfeed).

Inovasi yang pernah dilakukan oleh PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk, antara lain :

a. Stasiun televisi yang pertama kali siaran langsung selama 24 jam

dan di relay lebih dari 50 negara dalam acara Bali Adventure (31

Desember 1999 s/d 1 Januari 2000).

b. Stasiun televise yang pertama kali menayangkan infotainment

yakni KISS (Kisah Seputar Selebritis) pada 11 November 1996.

c. Stasiun televise yang menayangkan paket variety show sponsorship

yakni Gebyar BCA (28 Juni 1997).

d. Stasiun televisi yang membuat acara dengan menampilkan 1000

pendukung pada acara Bali Adventures 2000.

(34)

 

 

42

c. Satisfactory, digambarkan bahwa sisik ikan memudahkan untuk meluncur

di air. Maksudnya PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk “Mengutamakan

Kepuasan Masyarakat”.

Saat ini PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk telah dinimati di lebih dari 106

kota di Indonesia dan akan terus bertambah, seiring dengan tuntutan masyarakat

akan kebutuhan informasi dan hiburan. PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk selalu

mengutamakan kualitas program-programnya untuk memberikan kepuasan

kepada masyarakat sebagai mitra.

Kualitas yang telah dicapai ditunjukan dengan berbagai penghargaan

nasional maupun internasional yang berhasil diraih. Penghargaan yang pernah

diraih oleh PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk, antara lain :

a. Asian television Award, The Best Music Program 1998 untuk paket

“Satu Jam Bersama Broery Pesolima”.

b. Panasonic Award 1999, Srimulat (Acara Komedi Televisi Favourit),

Saksi (Acara Bincang-Bincang Favourit), KISS (Acara Infotainmet

Televisi Favourite) dan Satu Jam Bersama Krisdayanti (Tayangan

Khusus).

c. Cakram Award, Media Terbaik 1999.

d. Anugrah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Award 1999, Paket

FOKUS untuk kategori penyajian berita terbaik.

e. Asian Television Award 2001-2002, untuk kuis Siapa Berani.

(35)

 

 

43

f. Panasonic Award 2001-2002, untuk kuis Siapa Berani (Acara Kuis

Favorit).

d. Humanity, digambarakan ikan tak akan tenggelam karena memiliki

kantung udara ditubuhnya. Maksudnya adalah PT. Indosiar Visual

Mandiri Tbk “Peduli Terhadap Lingkungan Sekitar”.

Lingkungan sekitar tidak pernah lepas dari perhatian PT. Indosiat

Visual Mandiri Tbk. Peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar

dilakukan dalam berbagai kegiatan sosial, seperti penyantunan

dana, bantuan pendidikan dan bakti sosial. PT. Indosiar Visual

Mandiri Tbk juga telah memberikan kesempatan bagi siapa saja,

termasuk para penyandang cacat untuk berkarya bersama 72 orang

karyawan dari 2000 orang yang dipekrjakan oleh Indosiar adalah

penyandang cacat.

4.1.3 Visi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk

Visi dari PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk adalah stasiun televise

terkemuka dengan tayangan Program Berkualitas. “FISH to be FIRST”.

(www.indosiar.com). Diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan

memperoleh rating yang tinggi. Dalam pelayanan informasi atau Customer

service pada masyarakat yang ingin lebih jauh mengenal keberadaan stasiun

televisi ini, PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk menerima kritik dan saran

(36)

 

 

44

perusahaan juga menyediakan layanan online yang dapat dibuka dan diketahui

setiap saat melalui internet dengan alamat Web Site Indosiar www.indosiar.com

4.2 Penyajian Data dan Analisis 4.2.1 Penyajian Data

4.2.2.1 Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran

kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang

harus diisi oleh responden dengan tujuan mencari informasi yang lengkap

mengenai sikap mahasiswa terhadap tanyangan Happy Song di Indosiar.

Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada persyaratan tertentu

yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi

sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun persyaratan atau kriteria yang dipakai peneliti yang akan

dijadikan sampel antara lain :

a. Mahasiswa yang tesebar di Surabaya baik negeri maupun swasta.

b. Mahasiswa yang telah berusia antara 18-25 tahun.

c. Menonoton tayangan Happy Song.

Penelitian dilakukan selama seminggu mulai 30 Maret- 9 April

2010, dan pengisian kuisioner diselesaikan pada hari itu juga. Kuisioner

yang disebarkan dalam penelitian ini sebanyak 115 eksemplar, kemudian

diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari 115 eksemplar

(37)

 

 

45

itu dipilih sebanyak 100 sampel sesuai dengan jumlah sampel yang telah

ditentukan sebelumnya.

4.2.2.2 Karakteristik Responden

Responden yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

mahasiswa yang berjumlah 100 orang sampel. Berdasarkan hasil jawaban

responden atas kuisioner yang dibagikan, maka dapat digambarkan profil

responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan seringnya menonton game

show Happy Song di Indosiar sebagai berikut :

Tabel 1

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n = 100)

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-Laki 42 42

Perempuan 58 58

Total 100 100

Sumber : Kuisioner profil responden no.2

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden (58

orang atau 58%) adalah berjenis kelamin perempuan dari total responden

sebanyak 100 orang. Sedangkan 42% responden berjenis kelami laki-laki. Hal ini

mencerminkan bahwa penonton Happy Song di Indosiar didominasi oleh para

(38)

 

 

46

wanita. Menurut Hurlock (2004, p.220) bahwa perempuan memiliki

kecederungan untuk menikmati hiburan dengan menonton televisi di rumah.

4.2.2 Usia Responden

Tabel 2

Profil Responden Berdasarkan Usia (n=100)

Sumber: kuisioner profil responden no.3

Usia Frekuensi Persentase

18 tahun 3 3

19 tahun 13 13

20 tahun 24 24

21 tahun 20 20

22 tahun 18 18 23 tahun 12 12 24 tahun 7 7 25 tahun 3 3 Total 100 100

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden ( 20 orang

dari 100 orang responden atau 24%) berusia 20 tahun. Dominasi mahasiswa yang

berusia 20 tahun menunjukkan bahwa mayoritas responden adaah mahasiswa

(39)

 

 

47

semester 1 atau mahasiswa baru yang kebetulan mudah dijumpai di

kampus-kampus perguruan tinggi yang dijadikan objek penelitian.

Hal ini didasarkan AGB Nielsen Research yang telah melakukan survei

kepemirsaan televisi, di 10 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya,

Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Yogyakarta, Denpasar dan Banjarmasin

dengan kelompok usia 18-25 tahun mencapai 30%. Kelompok usia tersebut

paling banyak adalah usia remaja akhir dan masa dewasa awal. Kelompok ini

berada pada tingkat pendidikan perguruan tinggi atau berstatus mahasiswa. Hal

ini sesuai usia dengan segmen yang dituju oleh game show Happy

Song.(www.lautanindonesia.com/forum/dunia-tv/rating).

4.2.2.2 Frekuensi Menonton

Tabel 3

Profil Responden Berdasarkan Seringnya Menonton Happy Song di Indosiar

(n=100)

Sumber: kuesioner profil responden 5

Tingkat Keseringan Frekuensi Persentase

1-2 kali seminggu 30 30

3-4 kali seminggu 49 49

5-6 kali seminggu 21 21

Total 100 100

(40)

 

 

48

Game show Happy Song di Indosiar mempunyai masa tayang 6 kali

seminggu dalam seminggu setiap senin-jumat pukul 12.30 WIB dan Sabtu pukul

10.00 WIB. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 49% responden menonton

Happy Song 3-4 kali dalam 1 minggu. Dapat disimpulkan bahwa responden ini

adalah responden yang sangat menyukai tayangan Happy Song dan mempunyai

banyak kesempatan atau waktu luang untuk menonton tayangan Happy Song di

Indosiar. Responden ini menyukai content acara tersebut secara keseluruhan.

Sebanyak 21% responden menonton tayangan Happy Song 5-6 kali dalam

seminggu dapat disimpulkan bahwa responden ini selalu menonton tayangan

Happy Song dan suka dengan pengemasan program tersebut. Dimungkinkan

responden ini apresiatif karena acaranya merupakan acara yang jarang di

tayangkan oleh stasiun televisi lainnya. Sebesar 30% responden menonton 1-2

kali dalam seminggu, disimpulkan responden ini adalah responden yang menyukai

tayangan Happy Song, akan tetapi mereka hanya memiliki kesempatan menonton

acara tersebut 1-2 kali dalam seminggu.

4.2.3 Aspek Kognitif

Komponen kognitif berkaitan dengan keyakinan atau kepercayaan

seseorang mengenai objek (Liliweri, 2000 : 120). Selain itu komponen ini juga

tersusun atas dasar pengetahuan yang dimiliki individu tentang objek sikapnya.

Pengetahuan ini kemudian akan memberikan keyakinan tertentu dalam diri

(41)

 

 

49

individu terhadap objek sikap. Untuk mengetahui kognitif dari pemirsa terlevisi

terhadap game show Happy Song dapat dilihat pada tabel 4-10 di bawah ini.

Tabel 4

Konsep acara Happy Song didasarkan untuk mengembangkan musik-musik Indonesia

(n=100)

Sumber kuesioner bagian sikap no.1

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 25 25

Setuju 52 52

Tidak Setuju 21 21

Sangat Tidak Setuju 2 2

Jumlah 100 100

Hasil tabel 4 di atas dapat diketahui bila sebagian besar responden

memberikan jawaban setuju terhadap pernyataan bahwa konsep acara Happy

Song didasarkan untuk mengembangkan musik-musik Indonesia dengan

persentase setuju sebesar 52%, responden yang memberikan jawaban sangat

setuju sebesar 25%, responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 21% dan

2% untuk responden yang memberikan jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis

data yang ada di tabel 4 di atas dapat diketahui bila responden yang merupakan

mahasiswa Surabaya mengetahui bila konsep acara Happy Song yang di

tayangkan di Indosiar didasarkan untuk mengembangkan musik-musik Indonesia.

Hal ini bisa terlihat dari persentase responden yang memberikan jawaban setuju

(42)

 

 

50

dan sangat setuju. Banyaknya responden yang memberikan jawaban setuju dan

sangat setuju menunjukkan bila responden memiliki pengetahuan terhadap konsep

game show Happy Song. Hal ini dikarenakan banyak acara-acara musik lainnya

yang tayang hanya sebagai hiburan tidak untuk mengembangkan musik-musik

Indonesia seperti konsep acara game show Happy Song yang bertujuan untuk

menghibur dan juga menguji pemahaman tentang lirik-lirik lagu.

Tabel 5

Happy Song didasarkan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan pemirsa tentang musik-musik Indonesia

(n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 31 31

Setuju 60 60

Tidak Setuju 5 5

Sangat Tidak Setuju 4 4

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.2

Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bila sebagian besar responden

memberikan jawaban setuju dengan persentase sebesar 60% untuk pernyataan

bahwa Happy Song didasarkan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan

pemirsa tentang musik-musik Indonesia. Responden yang memberikan jawaban

sangat setuju sebesar 31%, responden dengan jawaban tidak setuju sebesar 5%

dan 4% responden yang memberikan jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis

(43)

 

 

51

data yang ada di tabel 5 dapat diketahui bila responden yang merupakan

mahasiswa Surabaya mengetahui bahwa Happy Song didasarkan untuk

mengetahui seberapa besar pengetahuan pemirsa tentang musik-musik Indonesia,

hal ini bisa dilihat dari persentase responden yang memberikan jawaban setuju

dan sangat setuju yaitu sebesar. Dalam melengkapi lirik lagu dan menebak judul

lagu di butuhkan pengetahuan yang cukup sehingga mampu untuk menjawab lagu

yang di maksud. Besarnya persentase jawaban responden membuktikan bahwa

tayangan Happy Song mampu mengukur pengetahuan pemirsa tentang

musik-musik Indonesia.

Tabel 6

Happy Song didasarkan untuk hiburan (n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 40 40

Setuju 44 44

Tidak Setuju 11 11

Sangat Tidak Setuju 5 5

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.3

Dari tabel 6 di atas dapat diketahui bila sebagian besar responden

memberikan jawaban setuju dengan persentase sebesar 44%, responden dengan

jawaban sangat setuju sebesar 40% terhadap pernyataan bahwa Happy Song

(44)

 

 

52

didasarkan untuk menghibur, sedangkan responden dengan jawaban tidak setuju

sebesar 11% dan 5% untuk jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis tabel 6 di

atas dapat diketahui bila responden yang merupakan mahasiswa Surabaya

mengetahui bahwa Happy Song didasarkan untuk menghibur, hal ini bisa terlihat

dari persentase responden yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju.

Happy Song tidak hanya game show yang menghibur karena konsep acaranya

tetapi juga dikarenakan oleh penyanyi yang menghibur pemirsa dengan

membawakan 2 lagu.

Tabel 7

Home Band sebagai pengiring peserta dalam menebak lagu (n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 33 33

Setuju 45 45

Tidak Setuju 17 17

Sangat Tidak Setuju 5 5

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.4

Dari tabel di atas responden yang memberikan jawaban setuju sebesar

45% dan 33% untuk responden yang memberikan jawaban sangat setuju terhadap

pernyataan mengetahui bila home band sebagai pengiring peserta dalam menebak

lagu. Sebesar 17% responden yang menjawab tidak setuju dan 5% untuk jawaban

sangat tidak setuju. Home band mempunyai peran untuk mengawali satu lagu

(45)

 

 

53

kemudian pada pertengahan lirik akan di lanjutkan oleh peserta, sehingga fungsi

home band dalam sebuah acara terutama game show n talk show sangat penting.

Tabel 8

Happy Song mengajak pemirsa untuk lebih mengenal musik-musik Indonesia

(n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 29 29

Setuju 52 52

Tidak Setuju 13 13

Sangat Tidak Setuju 6 6

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.5

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pernyataan mengetahui happy

song mengajak pemirsa untuk lebih mengenal musik-musik Indonesia sebagian

besar responden menjawab setuju dengan persentase sebesar 52% dan sangat

setuju sebesar 29%. Sedangkan responden dengan jawaban tidak setuju sebesar

13% dan 6% untuk jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis data di atas

diketahui bila responden yang merupakan mahasisawa Surabaya mengetahui

bahwa Happy Song mengajak pemirsa untuk lebih mengenal musik-musik

Indonesia, hal ini bisa terlihat dari persentase responden yang memberikan

jawaban setuju dan sangat setuju. Sebagian besar responden memilih setuju dan

sangat setuju di mungkinkan karena game show tersebut adalah game yang

(46)

 

 

54

menebak judul lagu dan melengkapi lirik lagu sehingga untuk mengetahuinya

pemirsa harus mempunyai pemahaman tentang musik-musik Indonesia.

Tabel 9

Happy Song dipandu oleh Choky Sitohang (n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 100 100

Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.6

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 100 orang responden mengetahui

bila happy song di pandu oleh Choky Sitohang sehingga disimpulkan bahwa

100% jawaban sangat setuju. Dimungkinkan karena pemirsa televisi banyak yang

menyukai Choky sebagai pembawa acara Happy Song karena penampilan, baik

secara fisik maupun gaya di atas panggung sehingga memiliki daya tarik untuk

menarik perhatian pemirsa agar menonton game show Happy Song.

(47)

 

 

55

Tabel 10

Happy Song menghadirkan artis sebagai bintang tamu (n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 27 27

Setuju 61 61

Tidak Setuju 9 9

Sangat Tidak Setuju 3 3

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.7

Dari tabel di atas 61% responden memilih jawaban setuju untuk

pernyataan Happy Song menghadirkan artis sebagai bintang tamu. 27%

responden yang memberikan jawaban sangat setuju. Sedangkan 9% responden

memberikan jawaban tidak setuju dan 3% responden yang sangat tidak setuju.

Disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang setuju dan sangat setuju

dimungkinkan mengetahui setiap bintang tamu yang hadir.

4.2.4 Aspek Afektif

Dalam penelitian ini sikap afektif dilihat dari ketertarikan responden

terhadap tayangan happy song. Menurut Azwar (200,p.24) bahwa komponen

afektif menyangkut masalah emosional sebjektif seseorang terhadap suatu objek

sikap. Komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki tehadap sesuatu.

Namun pengertian perasaan pribadi sering kali sangat berbeda perwujudannya bila

(48)

 

 

56

dikaitkan dengan sikap. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan

komponen afektif banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai

benar dan berperilaki bagi objek termaksud.

Tabel 11

Saya tertarik dengan konsep Happy Song (n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 23 23

Setuju 62 62

Tidak Setuju 13 13

Sangat Tidak Setuju 2 2

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.8

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memberikan jawaban setuju dengan persentase sebesar 62% dan 23% untuk

jawaban sangat setuju terhadap pernyataan saya tertarik dengan konsep Happy

Song. Sebesar 13% untuk jawaban tidak setuju dan 2% jawaban sangat tidak

setuju. Di simpulkan bahwa responden tertarik dengan konsep tayangan Happy

Song dengan jawaban setuju dan sangat setuju. Banyaknya responden yang setuju

dan tertarik dengan konsep tayangan Happy Song membuktikan bahwa Happy

Song dapat menarik perhatian pemirsa televisi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Surabaya.

(49)

 

 

57

Tabel 12

Saya senang dengan adanya artis sebagai peserta (n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 2 29

Setuju 50 50

Tidak Setuju 18 18

Sangat Tidak Setuju 3 3

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.9

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 50% responden memberikan

jawaban setuju terhadap pernyataan saya senang dengan adanya artis sebagai

peserta dan 2% untuk jawaban sangat setuju. Sedangkan persentase responden

yang menjawab tidak setuju sebesar 18% dan 3% dengan jawaban sangat tidak

setuju. Keikutsertaan artis dalam game show Happy Song merupakan salah satu

cara untuk menarik pemirsa televisi untuk menyaksikan tayangan tersebut oleh

karena itu sebanyak 52% responden merasa senang dengan keikutsertaan artis

dalam tayangan tersebut. Selain itu keikutsertaan artis dianggap lebih

meramaikan acara menjadi lebih seru dan untuk menghindari kebosanan pemirsa

terhadap tayangan tersebut.

(50)

 

 

58

Tabel 13

Saya tertarik dengan adanya home band sebagai pengiring (n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 34 34

Setuju 51 51

Tidak Setuju 13 13

Sangat Tidak Setuju 2 2

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.10

Dari hasil tabel di atas, responden yang memberikan jawaban setuju

terhadap pernyataan saya tertarik dengan adanya home band sebagai pengiring

sebesar 51% dan 34% jawaban sangat setuju. Sedangkan 13% responden yang

memberikan jawaban tidak setuju dan 2% sangat tidak setuju. Dari analisis data

pada tabel 13, dapat diketahui bahwa 85 responden tertarik dengan adanya home

band sebagai pengiring peserta. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden

yang menjawab setuju dan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa responden

tidak hanya tertarik terhadap konsep tayangannya tetapi juga terhadap unsur-unsur

yang ada ada dalam tayangan tersebut, salah satunya adalah adanya home band

sebagai pengiring peserta untuk menebak judul ataupun melengkapi lirik.

(51)

 

 

59

Tabel 14

Saya merasa senang ketika peserta Happy Song berhasil mendapatkan hadiah

(n=100)

Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 40 40

Setuju 46 46

Tidak Setuju 9 9

Sangat Tidak Setuju 5 5

Jumlah 100 100

Sumber kuesioner bagian sikap no.11

Dari data tabel di atas dapat di lihat bahwa sebagian besar responden

setuju dengan pernyataan saya merasa senang ketika peserta Happy Song berhasil

mendapatkan hadiah, hal ini dapat di lihat dari jawaban responden dengan

persentase sebesar 46% dan 40% yang memberikan jawaban sangat setuju.

Responden yang memberikan jawaban tidak setuju sebesar 9% dan 5% untuk

jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis yang ada pada tabel di atas, diketahui

bila jawaban responden setuju dan sangat setuju dan merasa senang ketika peserta

Happy Song berhasil mendapatkan hadiah. Setiap manusia tentunya merasa

senang ketika mendapatkan hadiah, sama halnya ketika orang lain yang

berkompetisi untuk merebutkan hadiah dan pada akhirnya mendapatkan hadiah

dengan usaha-usaha yang cukup keras membuat orang lain yang menyaksikan

merasa senang, hal tersebut disebabkan karena aspek emosional seseoraang

terhadap objek tersebut.

Gambar

Tabel 1      Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2 Profil Responden Berdasarkan Usia
Tabel 3 Profil Responden Berdasarkan Seringnya
Tabel 4 Konsep acara Happy Song didasarkan untuk mengembangkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari persamaan regresi tersebut dapat terlihat bagaimana pengaruh variabel Religiusitas, Atribut Produk Islam dan Bauran Promosi terhadap Minat Menabung pada

Pembuatan Aplikasi Diet Mayo berbasis android ini diharapkan dapat membantu orang – orang yang ingin melakukan hidup sehat dengan menggunakan diet mayo, dimana diet mayo bukan

Perbedaan dari skripsi dari Purwanti dengan yang peniliti tulis terletak pada obyek yang diteliti dimana peneliti lebih dalam meneliti sosok Saridin yang

Hasil penghitungan statistik menunjukan bahwa dimensi perilaku individu telah memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 13,0 %. Hasil ini mengisyaratkan bahwa hipotesis

Ukuran pengambilan sampel pada penelitian ini tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki, tingkat ketelitian atau kepercayaan yang dikehendaki

Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilakaukan oleh guru, siswa, dan prestasi belajar learning achievement pada kompetensi active English siswa. Dilihat

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ketebalan lapisan teka folikel de Graaf masih dalam kisaran normal, dengan demikian ekstrak air biji pepaya yang diberikan tidak

Dimana sangat dianjurkan pada pelaku diet ini untuk mengonsumsi garam dapur (garam yang mengandung iodium) tidak lebih dari 6 gram per hari atau setara dengan satu