SIKAP MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP GAME
SHOW ”HAPPY SONG” DI INDOSIAR
(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Game Show ”Happy Song” di Indosiar)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN “ Veteran” Jawa Timur
OLEH:
STEPHANIE GITA PASASSUNG NPM . 0643110402
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
ABSTRAKSI
STEPHANIE GITA PASASSUNG. SIKAP MAHASISWA SURABAYA TERHADAP GAME SHOW HAPPY SONG DI INDOSIAR.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap mahasiswa Ilmu Komunikasi di Surabaya terhadap tayangan Happy Song di Indosiar.
Teori yang digunakan adalah teori S‐O‐R (Stimulus‐Organisme‐Respon). Unsur‐ unsur yang terdapat dalam teori S‐O‐R adalah stimulus (pesan), organism (komunikan), respon (efek). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimuli khusus, sehingga seseorang dapat memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Dan analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa sikap mahasiswa Surabaya terhadap tayangan Happy Song di indosiar memiliki perhatian, pengertian dan penerimaan yang positif.
Kata kunci : sikap, mahasiswa, game show, happy song, Indosiar.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi.
Kegiatan komunikasi tersebut hanya bisa dilakukan secara tatap muka, namun ada juga yang
menggunakan alat bantu media untuk menyampaikan pesan. Media yang menyediakan jasa
untuk menyampaikan pesan pada khalayak disebut media massa ( Effendy, 2002 : 50).
Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan isi pesan yang bersifat umum
kepada sejumlah orang yang jumlahnya relative besar, tinggalnya tersebar, heterogen,
anonym, melembaga, memiliki perhatian yang berpusat pada isi pesan yang sama, dengan
tidak memberikan arus balik secara langsung pada saat itu. Menurut jenisnya media massa di
bagi menjadi dua yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak adalah
suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata,
gambar foto dan sebagainya ( contoh : surat kabar, majalah, tabloid. Sedangkan media
elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan
eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet). yang mana masing-masing memiliki sifat,
karakter, daya tarik dan ciri khas sendiri-sendiri.
Dari beberapa media elektronik yang ada, televisi merupakan media yang paling akhir
kehadirannya. Meskipun demikian, televise merupakan media eletronik yang paling efektif
dan banyak menarik simpatik serta tidak dimiliki oleh media lainnya. Dalam hal
penayangannya televisi memiliki jangkauan yang tidak terbatas. Dengan modal visual yang
2
itulah media televisi sangat bermanfaat bagi upaya pembentukan sikap maupun perilaku
sekaligus perubahan pola berfikir.
Menurut Effendy ( 1997 : 41) media televisi mempunyai daya tarik yang lebih tinggi
sebagai media elektronik, dibandingkan dengan radio yang sifatnya auditif (hanya dapat
didengar) sedangkan televisi memiliki unsure visual atau gambar bergerak ( moving picture)
sehingga segalanya seolah-olah terlihat “hidup” dan audiens merasa seperti ikut didalamnya.
Pada perkembangannya televisi selain memberikan informasi juga menayangkan acara-acara
hiburan yang pada umumnya dapat mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan
bagi yang menontonnya.
Media televisi sebagai salah satu pelopor dalam penyebaran informasi dengan
menggunakan perangkat satelit, kini menjadi informasi yang berkembang pesat dan juga
munculnya globalisasi teknologi informasi dimanapun bisa disaksikan lewat siaran jaringan
televisi dengan membawa dampak yang begitu besar, baik dalam bidang sosial, budaya,
ekonomi dan politik. Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau movie picture in the
home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar untuk menontonnya. Hal tersebut
merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki televisi dan keunggulan yang lain adalah
televise tersaji dalam bentuk audiovisual, dengan kata lain adalah perpaduan antara radio dan
film. Ini menjadi daya tarik kuat televisi, selain mempunyai unsur kata-kata sound effect,
music seperti radio, televisi juga mempunyai unsur visual berupa gambar hidup yang mampu
menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa sehingga seolah-olah khalayak berada di
tempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu. (Effendi,2000 : 177).
Menurut Kuswandi (1996:21-24), munculnya media televisi dalam kehidupan
manusia telah menghadirkan suatu peradapan, khususnya dalam proses komunikasi dan
3
media tersebut menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik yang dimilki
media televisi semakin besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi
berubah total sama sekali.
Televisi telah hadir dengan segala acara yang berisi pesan-pesan pilihan dari
pihak-pihak produser atau pengelola stasiun televisi. Khalayak dihadapkan banyak pilihan program
acara yang disajikan di televisi. Khalayak atau pemirsa akan lebih selektif dalam menetukan
suatu acara yang sekiranya sesuai dengan kebutuhannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Melvin De Fleur & Mac Andrews (1998:5) bahwa individu-individu sebagai anggota
khalayak sasaran media menaruh perhatian kepada pesan-pesan, terutama jika berkaitan
dengan kepentingannya. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi akan membawa
dampak yang sangat besar pada perkembangan pertelevisian saat ini. Suatu siaran televisi
dituntut untuk dapat memberikan informasi yang tidak hanya akurat tetapi juga dapat
memberikan pengetahuan, pengalaman, bahkan sampai membuat para pemirsa peka terhadap
masalah sosial yang ada. Media televisi mempunyai daya tarik lebih tinggi sebagai media
elektronik karena sifatnya yang audiovisual, selain dapat didengar juga dapat dilihat dan
segala sesuatunya berlangsung hidup sehingga seolah-olah khalayak berada di tempat
peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu dibandingkan dengan radio yang sifatnya
auditif, hanya dapat didengarkan (Effendy, 2000: 175)/
Di Indonesia pertelevisian berkembang pesat sejak awal tahun 1990 dengan adanya
lima stasiun TV swasta seperti TVRI, RCTI, SCTV, ANTEVE, dan INDOSIAR kegiatan
komunikasi berkembang luas untuk memenuhi kebutuhan khalayak. Dengan adanya
persaingan yang sangat ketat maka masing-masing stasiun TV berusaha untuk menampilkan
4
bermunculan stasiun TV baru seperti TRANS TV, TRANS7, Global TV, LATIVI dan
METRO TV. Di penghujung decade 1980-an dan awal decade 1990-an suasana pertelevisian
di Indonesia menjadi meriah. Munculnya stasiun swasta ini menguntungkan bagi berbagai
pihak, yakni dengan bertambahnya lapangan kerja dan bervariasinya program acara yang
ditayangkan di televisi, sehingga khalayak dihadapakan pada banyak pilihan program acara
yang disajikan oleh pengelola stasiun televisi (Effendy, 2000: 195). Stasiun televise yang
berformat informasi dan hiburan tersebut saling berlomba menonjolkan tayangan-tayangan
yang dinilai memiliki nilai hiburan diantaranya : Film, Komedi, Sinetron dan Game Show.
Game Show yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam suatu
lingkungan khusus guna bersaing memperebutkan hadiah. Salah satu stasiun televisi yang
menayangkan program acara dalam bentuk game show adalah Indosiar. Game Show Happy
Song ditayangkan setiap hari senin-jumat pukul 12.30-14.30. Happy Song merupakan sebuah
program games show Indosiar. Dalam program tersebut sejumlah peserta ditantang untuk
menguji pengetahuan mereka tentang lagu. Pastinya, jika mereka berhasil melewati
babak-demi babak, mereka akan membawa pulang hadiah jutaan rupiah. Dalam epiosde perdana,
Nardji Ca’gur dan Denny Ca’gur memilih tujuh peserta yang berasal dari para audience. Ke-7
peserta tersebut diminta untuk melanjutkan lagu yang dibawakan home band. Dari ke-7
peserta yang dihadirkan, hanya akan ada 3 peserta yang berhak untuk melaju ke babak
berikutnya. Pada babak selanjutnya, ke-3 peserta diminta kembali untuk menebak lagu yang
dibawakan home band. Dalam babak ini hanya akan ada satu peserta yang berhak untuk
masuk dalam babak berhadiah. Setelah satu diantara tiga peserta didapat, peserta yang
berhasil memasuki babak berhadiah, akan kembali dipertemukan dengan satu orang
penantang yang akan memeperbutkan hadiah jutaan rupiah. Tak hanya itu, jika dalam babak
duel muncul seorang pemenang, maka sang pemenang akan diberi kesempatan untuk
5
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sikap pemirsa televise khususnya para
mahasiswa ilmu komunukasi terhadap game show Happy Song di Indosiar. Mahasiswa
dipilih karena menurut AGB Nielsen Research yang telah melakukan surveu kepemirsaan
televise, di 10 kota besar di Indonesi, yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang,
Makassar, Yogyakarta, Denpasar dan Banjarmasin dengan kelompok usia 17-25 tahun
mencapai 30%. Kelompok usia tersebut paling banyak adalah usia remaja akhir dan masa
dewasa awal. Kelompok ini berada pada tingkat pendidikan perguruan tinggi atau berstatus
mahasiswa. Hal ini sesuai usia dengan segmen yang dituju oleh game sho Happy Song.
Sebagai suatu program acara televisi dapat dikatakan diterima pemirsa televisi dan
terjaga eksistensinya apabila respon yang diterima pemirsa televisi terhadap program ini
positif. Salah satu cara untuk mengetahui respon yang diberikan oleh pemirsa televisi
terhadap game show Happy Song adalah mengetahui sikapnya. Menurut Azwar (2002:34)
sikap terdiri dari 3 komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif
berkaitan dengan keyakinan, kepercayaan dan pengetahuan terhadap suatu objek. Selain itu
komponen ini juga tersusun atas dasar pengetahuan yang dimiliki individu tentang objek
siakpnya. Pengetahuan ini kemudian akan memberikan keyakinan tertentu dalam diri
individu terhadap objek sikap. Jadi komponen kognitif ini yang akan menjawab pertanyaan
apa yang akan dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek tertentu. (Mar’at,1982:25).
Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan steriotip yang dimiliki individu
mengenai sesuatu, terutama apabila menyangkut masalah isu atau masalah yang controversial
(Azwar,1997:24). Komponen afektif dibentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Dimana
komponen ini berkaitan dengan aspek emosional terhadap objek tersebut. Objek tersebut
dirasakan sebagai hal yang menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Beban emosional
inilah yang memberikan watak tertentu terhadap sikap, yaitu watak mantap, tergerak dan
6
ditunjukkan oleh pemirsa televisi terkait dengan objek tertentu. Jika seseorang bersikap
positif terhadap objek tertentu, maka ia cenderung membantu, memuji atau mendukung objek
tersebut. Tetapi jika seseorang individu bersikap negative terhadap objek tertentu, maka ia
cenderung menganggu, menghukum atau merusak. (Krech,1996:9).
Sikap merupakan perwujudan respon dari komunikan terhadap stimulus yang
diterima. Bila sikap pemirsa televisi terhadap game show Happy Song bagus, maka program
tersebut akan semakin eksis tayang di televisi. Khalayak dalam penelitian ini adalah pemirsa
televisi Surabaya. Pemilihan kota Surabaya dalam penelitian ini dikarenakan merupakan kota
metropolis dan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta dimana penduduknya bersifat
heterogen sehingga dapat memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap game show
Happy Song. Maksud peneliti dalam meneliti program acara game show Happy Song adalah
untuk mengajak pemirsa agar mau untuk mengenal dan mengetahui lagu-lagu Indonesia
ciptaan anak bangsa.
Pemirsa (television watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi melalui televise
siaran yang karena heterogen maisng‐masing mempunyai kerangka acuan (frame of refenrence)
yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda bukan saja dalam usia dan jenis kelamin, tetapi juga
dalam latar belakang sosial dan kebudayaan, sehingga pada gilirannya berbeda‐beda dalam
pekerjaan, pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan, cita‐cita, keinginan, kesenangan
dan sebgainya. Kegiatan pemirsa dalam menonton acara televise merupakan kegiatan untuk
memenuhi tujuan mereka, baik kebutuhan informasi, maupun hiburan. (Effendy, 2000:8). Kegiatan
pemirsa dalam menonton program acara televise merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan mereka, baik berupa informasi, pendidikan maupun hiburan. Akan tetapi
dalam soal kepuasan terganutng dari penafsiran masing‐masing pemirsa, tentu saja kepuasan yang
didapat oleh pemirsa televise tergantung dari motif masing‐masing khalayak dalam menonton
7
Secara khusus, peneliti memilih mahasiswa ilmu komunikasi sebagai subjek penelitiannya,
karena (1) kelompok mahasiswa ini dinilai memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai dengan
permasalahan yang diajukan peneliti, (2) karena memilki pemahaman yang cukup mengenai seluk
beluk kehidupan media massa dan perkembangannya, (3) mereka juga dinilai memilki daya kritis
yang memadai terhadap isi tayangan yang terdapat di televise sehingga mampu berfikir secara
realistis dan bisa menilai sesuatu hal secara obyektif.
Pada penelitian ini menggunakan teori S-O-R. Jika unsur stimulus berupa pesan,
unsure organism berupa perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan. Sedangkan unsur
respon berupa tigakomponen yang mempengaruhinya yakni ; kognitif, afektif dan konatif.
Tentunya yang berkaitan dengan kemampuan media televise dalam mepengaruhi sikap
komunikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang
dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap pemirsa televisi Surabaya
tentang game show Happy Song di Indosiar?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap mahasiswa Surabaya
terhadap game show Happy Song di Indosiar.
1.4 Kegunaan Penelitian
8
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau
masukkan bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya terkait dengan sikap
mahasiswa terhadap tayangan program televisi.
2. Secara praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi
pihak yang memproduksi game show Happy Song mengenai sikap mahasiswa
9
Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi di SurabayaTerhadap Game Show “Happy Song” di Indosiar
PROPOSAL
Oleh :
STEPHANIE GITA PASASSUNG NPM. 0643110402
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa
modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi
yang ditujukan kepada umum, film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Selain itu
menurut Everett M.Rogers, menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media
massa traditional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain
(Effendy, 2003 :50).
Pada dasarnya komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media massa
sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik
komunikasi massa, yaitu :
1. Komunikasi bersifat heterogen
Massa dalam komunikasi terdiri dari orang-orang yang heterogen yang meliputi
penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan
kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai
pekerjaan yang berjenis-jenis.
Yang dimaksud keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama
lainnya berada dalam keadaan yang terpisah.
3. Hubungan komunikator-komunikan yang bersifat non-pribadi
Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat
non-pribadi, karena komunikan yang anonym dicapai oleh orang yang dikenal hanya dalam
peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul
disebabkan teknologi dari penyebaran yang missal dan sebagian lagi dikarenakan
syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum (Effendy, 1993 : 81).
Televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah televisi siaran yang merupakan media
dari jaringan komunikasi yang dimiliki komunikasi massa yakni : berlangsung satu arah,
komunikator melembaga, pessannya bersifat umum, menimbulkan keserempakan, dan
komunikasi heterogen.
Sedangkan siaran televisi adalah siaran-siaran dalam bentuk suara dan gambar yang dapat
ditangkap oleh umum, baik dengan system pemancaran dalam gelombang-gelombang
elektromagnetis maupun kabel-kabel (Wahyudi, 1995 : 30).
Sebagai media audio visual, televise memiliki berbagai kelebihan dengan media
massa lainnya,antara lain :
a. Mampu memadukan gambar sekaligus suara.
b. Kemampuan untuk menyajikan gambar hidup sesuai atau mendekati aslinya
Televisi merupakan bagian media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya,
meskipun demikian TV dinilai sebagai media massa paling efektif saat ini dan banyak
menarik simpati kalangan masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu
cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak terbatas dengan
modal audion visual yang dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalam
memberikan pesannya. Karena itulah televisi sangat bermannfaat sebagai upaya
pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir. Pengaruh televisi
lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabra, hal ini karena kekuatn audio
visual televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa.
Sebagai media massa elektronik, televise mempunyai daya tarik yang kuat dengan
adanya hubungan visual dan audio, sehingga mampu memberikan informasi dan
hiburan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan khalayak. Gambar yang berasal
dari televisi adalah gamabr hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam
pada khalayak. Suara yang dihasilkan berguna untuk mendukung gambar yang
disajikan seperti unsur-unsur kata, music dan sound effect, sehingga akan terlihat
semakin hidup dan sesuai dengan nyatanya (Effendy, 1993 : 26).
Televisi sebagai media massa, secara umum memiliki lima fungsi utama, yaitu :
1. Pendidikan
2. Hiburan
3. Penerangan . Informasi
4. Iklan, dan
Televisi sebagai media massa, tidak mungkin pada saat yang bersamaan dapat
memuaskan semua orang. Hal ini dikarenakan media massa memiliki sifat
umum, artinya siaran televise dapat dilihat oelh semua orang yang memiliki latar
belakang usia, pendidikan, status sosial, kepercayaan, faham golongan yang
berbeda. Jelasnya siaran televise pada saat bersamaan dapat membuat orang puas,
tidak puas, senang, tidak senang, sedih, gembira, marah yang semuanya
merupakan hal yang wajar karena sifat manusia di dunia ini berbeda-beda.
Kepuasan manusia secara sempurna tidak dapat dicapai di dunia ini, tetapi di alam
lain. (Wahyudi, 1986 : 215).
Hal yang kemudian menjadi kekhawatiran adalah bahwa acara siaran
televise kemudian menyebabkan dampak sikap perilaku pemirsa yang cenderung
negative serta keluar batas dari realitas sosial karena ingin mengindentikkan diri
dengan kenyataan tayangan acara media televisi seperti film, iklan, music dan
sinetron. Karena apa yang diasumsikan televise suatu acara yang penting bagi
khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu tergantung dari situasi dan kondisi
pemirsa dan lingkungan sosialnnya. Berdasarkan hal itu timbul pendapat pro dan
kontra terhadap dampak acara televise (efek) yaitu :
1. Acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat.
2. Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakta.
3. Acara televise akan membentuk nilai-nilai sosial baru dalam kehidupan
masyarakat. (Kuswandi, 1996 : 99)
Setidaknya ada tiga pilar utama dalam menjalankan roda penyiaran televise, yaitu
ditayangkan oleh stasiun televisi. Game show Happy Song termasuk dalam pilar
ini. Kemudian pilar yang kedua adalah bisnis, menyangkut biaya operasional,
yaitu biaya pemakaian perangkat lunak, perangkat keras, perangkat antenna dan
elektronik lainnya serta perangkat pembelian materi acara. Pilar ketiga adalah
teknologi yang tidak lain menyangkut ujung tombaknya yaitu kekuatan pancaran
siaran.
2.1.3 Pemirsa Televisi Sebagai Khalayak Media
Mc Quail menyambut khalayak sebagai audience. Menurut Mc Quail (2005 :
202) audience adalah pertemuan public, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan
terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan
harapan tertentu bagi masalah menikmati, mengagumi, mempelajari merasa gembira,
tegang,kasihan atau lega. Audience merupakan kumpulan orang-orang yang bertujuan untuk
mendengarkan . istilah audience berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen
isinya (McQuail, 2005 : 201). Dalam istilah lainnya, audience juga bisa diartikan sebagai
khalayak. Audiens memiliki karakteristik tersendiri, dengan sifat-sifatnya sebagai berikut:
1. Heterogen
Artinya pendengar adalah massa, yaitu sejumlah orang yang sangat banyak, dengan
sifatnya yang heterogen dan terpancar diberbagai tempat yang berbeda. Disamping itu,
perbedaan pendengar juga meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, Frame of
Reference dan Field of Experience.
Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, maka isi pesan akan dapat diterima
dan dimengerti bila sifatnya pribadi sesuai dengan situasi dimana pendengar itu berada.
3. Aktif
Pendengar televise aktif, terutama menemui sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun
televise, mereka akan berfikir dan melakukan interpretasi.
4. Selektif
Pendegar dapat dengan leluasa memilih program dan chanel televise yang diminati.
Begitu banyak stasiun radio siaran dengan jenia acara siarannya yang masing-masing
berlomba untuk memikat perhatian pendengar. Isi siaran yang tidak memenuhi selera
pendengar, sudah tentu akan sia-sia.
2.1.4 Program Televisi
Stasiun televise setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat
banyak dan jenis beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di
televise selama program itu menarik dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan
kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk
memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya
yaitu : 1) Program informasi (berita) ; 2) Program hiburan (entertainment). Program informasi
kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu hard news yang merupakan laporan berita terkini
yang harus segera disiarkan dan soft news yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan
opini. Soft News juga dapat berbentuk perbincangan (talk show). Talk show adalah sebuah
penampilan penyanyi atau pelawak (comedian). Namun wawancara tetap menjadi sentral dalam
talk show dengan segala tipenya (Pane,2004 :90).
Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu music, drama permainan
(game show), sinetron dan pertunjukkan. (Morissan, 2005 : 100) program hiburan adalah segala
bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita dan
permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, music dan permainan
(game) (Morissan, 2005 : 100-101). Dalam penelitian ini tayangan game show Happy Song
termasuk dalam program informasi dengan kategori berita lunak (Soft News).
2.1.5 Konsep Sikap
Secara historis istilah “sikap” (attitude) digunakan oleh Herbert Spencer pada tahun 1862
yang sering dipakai dalam menilai status mental seseorang dan juga pada saat itu istilah tersebut
lebih ditunjukkan pada postur fisik atau posisi tubuh manusia, sedangkan pada tahun 1888 Lange
menggunakan istilah sikap dalam bidang eksperimen mengenai respon untuk menggambarkan
kesiapan subjek dalam menghadapi stimulus yang dating tiba-tiba (Azwar, 2002:4). Sikap
memang menpunyai beberapa definisi yang berbeda-beda dari beberapa pengamat. Ada 3
kerangka pemikiran dari bebrapa ahli mengenai definisi dari sikap yang dapat disimpulkan
sebagai berikut yaitu :
1. Kerangka pemikiran menurut para ahli psikolig yaitu adalah suatu bentuk evaluasi atau
reaksi perasaan.
2. Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi sosial dan psikologi kepribadian yang
dimana konsep sikap lebih kompleks. Menurut kelompok ini sikap mempunyai makna
terkait dengan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
3. Kerangka pemikiran yang ketiga berfikir bahwa sikap merupakan konstelasi
komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami,
merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek (Azwar, 2002 : 4).
Definisi sikap yang lain adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi,
berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, situasi dan nilai (Rakhmat, 2005 : 39-40).
Sikap manusia dapat berbentuk karena ada beberapa factor yang mempengaruhinya.
Menurut Azwar(2002 : 30-37) ada 6 faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu :
1. Pengalaman pribadi : apa yang telah kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi
penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan dapat menjadi salah satu dasar
terbentuknya sikap. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi harus
meniggalkan kesan yang kuat.
2. Orang lain yang dianggap penting: orang lain disekitar kita merupakan adalah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,
seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan pendapat
kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita
akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita.
3. Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita.
4. Media massa : adanya informasi baru dari media massa mengenai sesuatu hal memberikan
yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama : lembaga pendidikan dan lembaga agama
sebagai suatu system yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan
keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
6. Faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang terbentuk karena didasari oleh
emosi.
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen konatif. Dibawah ini akan diuraikan lebih lanjut ketiga
komponen sikap tersebut.
1. Komponen kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan terbentuk oleh apa yang telah kita lihat atau
apa yang telah kita ketahui, kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat
atau karakteristik umum suatu objek. Bila kepercayaan sudah terbentuk, maka akan
menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tersebut.
2. Komponen afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu
objek sikap. Komponen ini terbentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Komponen
ini berkaitan dengan aspek emosional terhadap objek tersebut. Beban emosional inilah
yang memberikan watak tertentu terhadap sikap yaitu watak mantap, tergerak dan
termotivasi.
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dala diri seseorang
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa
kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.
Fungsi sikap menurut Severi dan Tankard (2005 : 197) adalah :
1. Fungsi Instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan sejumlah sikap dipegang kuat
karena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan
eksternal dan meminimalkan sanksi.
2. Fungsi Pertahanan Diri
Sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia melindungi ego mereka dari hasrat
mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari pengetahuan tentang
kekuatan-kekuatan yang mengancam dari luar.
3. Fungsi Ekspresi Diri
Sejumlah sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang memberikan ekspresi
posotif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri.
4. Fungsi pengetahuan sejumlah sikap dipegang kuat karena memuaskan kebutuhan akan
pengetahuan atau member struktur dan makna pada sesuatu yang jika tanpanya dunia
akan kacau.
2.1.8 Mahasiswa
Remaja yang menuntut ilmu di perguruan tinggi disebut juga dengan mahasiswa.
Masa mahasiswa ini merupakan masa yang penuh tantangan dan kesukaran, masa yang
menuntut remaja menentukan sikap dan pilihan, masa yang menuntut kemampuan untuk
menyesuaikan diri (Kartono, 1985).
Mahasiswa merupakan elite masyarakat yang mempunyai cirri intelektualitas
yang lebih kompleks dibandingkan kelompok seusia mereka yang bukan manusia, ataupun
kelompok usia dibawah dan diatas mereka. Ciri intelektualitas tersebut adalah kemampuan
mereka dalam menghadapi, memahami dan mencari cara pemecahan berbagai masalah
secara lebih sistematis (Azwar, 1998).
Dunia mahasiswa berrbeda dengan SMU, terutama pada cara belajarnya yang
lebih menuntut keaktifan dan kemandirian. Menurut Marwaty, (2003), perguruan tinggi
merupakan satuan pendidikan yang menjadi terminal terakhir bagi seseorang yang
berpeluang belajar setinggi-tingginya melalui jalur pendidikan sekolah.
2.1.9 Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Respon, yang semula
berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi tidak mengherankan,
karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang
jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dengan reaksi
komunikannya. Unsure-unsur dalam pesan yaitu :
1. Pesan (Stimulus ,S)
2. Komunukasi (Organism, O)
3. Efek (Respon, R)
Dalam proses komunikasi yang berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek
hon bukan what dan why. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to
change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunkan. Sedangkan dalam
proses perubahan sikap tamapk bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus
yang menerpa benar-benar melebihi semula. Ma’rat dalam bukunya “Sikap
Manusia, perubahan serta pengukurannya”, menurut pendapat Hovlan, Janis dan
Kelley yang menyatakan bahwa dalam penelaah sikap yang baru ada tiga variabel
penting, yaitu :
1. Perhatian
2. Pengertian
3. Penerimaan
Teori S-O-R digambarkan sebagai berikut :
Organism :
‐ Perhatian
‐ Pengertian
‐ Penerimaan
Gambar tersebut menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang
terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikasi. Proses
berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses
berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan
untuk mengubah sikap (Effendy, 2000: 254-256).
Teori S-O-R menjadi landasan pada penelitian ini karena terdapat kesesuaian antara
unsur-unsur dari teori tersebut dengan topic yang diangkat, yaitu Sikap mahasiswa ilmu
komunikasi Surabaya terhadap program game show Happy Song.
2.2 Kerangka Berfikir
Televise adalah satu diantara sekian banyak media massa yang tengah berkembang.
Meskipun demikian, perekembangganya terus menerus dan cepat. Hal ini terbukti dari makin
banyaknya stasiun televise swasta bermunculan. Hal ini dikarenakan media televise memiliki
keunggulan tersendiri dibandingkan media lain yang lahir pada saat itu (Kuswandi, 1998 : 8).
Banyaknya stasiun televisi yang hadir di Indonesia menjadikan persaingan dalam menyuguhkan
program acara kepada pemirsa televise menjadi sangat ketat.
Televise merupakan sarana atau media yang disukai masyarakat. TV memperkenalkan
kepada masyarakat mengenai seluruh aktivitas dunia yang begitu luas dan trasparan. Dari
berbagai program acara yang ada, program acara reality show akhir-akhir
Televisi Sebagai media komunikasi massa
Tayangan game show Happy Song
Sikap mahasiswa ilmu komunikasi terhadap tayangan game show Happy Song :
1. Kognitif
2. Afektif
3. konatif
Gambar 2. Kerangka berpikir sikap mahasiswa ilmu komunikasi di Surabaya terhadap game
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana peneliti menjabarkan
dan menginterpretasikan data hasil penelitian secara sistematis mengenai sikap mahasiswa
usia 17-25 tahun dalam menonton acara happy song di Indosiar.
3.1 Definisi Operasional Variabel
Pengertian dari variabel adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional
yang acuan-acuannya lebih nyata dan secara relatif mudah diindentifikasi dan di observasi
serta dengan mudah diklarifikasi (Bungin, 2001 : 77). Definisi operasional variabel
dilakukan dengan melakukan operasionalisasi konsep yaitu dengan mengubah konsep menadi
variabel, maka konsep-konsep tersebut akan dapat diteliti secara empiris (Singarimbun, 1995
-41). Dalam konteks definisi operasional variabel ini akan dijelaskan variabel-variabel yang
akan diamati dan menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang berkaitan dengan
kesimpulan yang dikehendaki. Hal ini dilakukan karena dengan melakukan operasionalisasi
konsep yaitu dengan mengubah konsep menjadi variabel maka konsep-konsep tersebut dapat
diteliti secara empiris. Sedangkan jenis penelitianyang digunakan adalah tipe kuantitatif
deskriptif, dimana dalam penelitian nantinya peneliti hanya menggambarkan, meringkas
berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang
menjadi objek penelitian itu (Bungin 2001: 48). Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah variabel sikap. Adapun operasionalisasi dari variabel sikap adalah sebagai berikut
:
1. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan terbentuk oleh apa yang telah kita lihat
24
mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Bila kepercayaan sudah
terbentuk, maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang
diharapkan dari objek tersebut.
Kognitif berkaitan dengan keyakinan atau kepercayaan pemirsa televise Surabaya
mengenai tayangan Game Show Happy Song. Pengetahuan ini kemudian akan
memberikan keyakinan tertentu dalam diri individu terhadap objek sikap.
Pengetahuan ini dapat berupa pengetahuan mengenai nama presenter, atau mengenai
bintang tamu yang pernah bermain di Happy Song.
2. Afektif dibentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Komponen ini berkaitan
dengan aspek emosional dari dari pemirsa terlevisi terhadap tayangan game show
Happy Song. Seperti misalnya, perasaan suka atau tidak suka terhadap tayangan
game show Happy Song.
3. Konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan
banyak mempengaruhi perilaku. Konatif berkaitan dengan kecenderungan pemirsa
televisi untuk memberikan respon terhadap tayangan game show Happy Song.
Dalam melakukan pengukuran variabel sikap digunakan skala likert. Skala
likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden terhadap
objek penelitian yang menggunakan bobot 1 samapai dengan 4. Dalam melakukkan
penskalaan dengan model ini, responden diberi daftar pertanyaan mengenai sikap, dab
setiap pertanyaan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk
menyatakan ketidak setujuannya (Singarimbun, 1995 : 111). Jawaban dari
25
jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat
Setuju (SS).
Setelah melakukan kategori pilihan jawaban dari pertanyaan kuisioner
dilanjutkan dengan pemberian nilainnya sebagai berikut :
- Sangat Tidak Setuju (STS) : mempunyai skor 1
- Tidak Setuju (TS) : mempunyai skor 2
- Setuju (S) : mempunyai skor 3
- Sangat Setuju (SS) : mempunyai skor 4
Dalam penelitian ini dilakukan penghilangan untuk nilai tengah atau untuk jawaban
netral dan ragu-ragu agar dalam skala pengukuran lebih simetrikal, yaitu jenjang kearah
positif sama banyak dengan jenjang kea rah negative. Selain itu penghilangan nilai
tengah ini juga ditujukan untuk menghindari kategori jawaban netral (ragu-ragu) yang
cendrung akan dipilih oleh responden sehingga data mengenai perbedaan diantara
jawaban menjadi kurang informative (Azwar, 200 : 34).
3.1.1 Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Definisi mahasiswa ilmu komunikasi dalam penelitian kali ini adalah bahwa
mahasiswa ilmu komunikasi menonton tayangan game show Happy Song di Indosiar dan
berusia 17-25 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, selain sudah dapat berfikir
secara logis, aspek perasaan dan moral pun juga telah berkembang sehingga dapat
mendukung penyelesaian tugas-tugasnya.
26
populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa ilmu komunikasi yang berusia 17-25
tahun dan pernah menonton acara game show Happy Song di Indosiar. Hal ini dikarenakan
bahwa mahasiswa jurusan ilmu komunikasi merupakan kelompok mahasiswa yang dinilai
memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan peneliti.
Selain itu mereka juga memilii pemahaman yang cukup mengeanai seluk beluk kehidupan
media massa dan perkembangannya, dan mereka dinilai memilki daya kritis yang memadai
terhadap isi tayangan yang terdapat di televise sehingga mampu berfikir secara realistis dan
bisa menilai sesuatu hal secara obyektif. Selain itu, mahasiswa ini juga memiliki kesesuain
usia dengan segmen yang dituju oleh tayangan acara Happy Song.
3.2.2 Teknik Penarikan Sampel
Untuk teknik penarikan sampel yaitu dengan menggunakan Purposive Sampling yaitu
pemilihan sampel berdasarkan pada persyaratan tertentu yang dianggap mempunyai sangkut
pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun
persyaratan atau criteria yang dipakai peneliti yang akan dijadikan sampel, antara lain :
1. Mahasiswa Ilmu Komunikasi
2. Mahasiswa yang telah berusia 17-25 tahun.
3. Pernah menonton game show Happy Song di Indosiar.
Untuk mencari jumlah atau nilai sampel, maka digunakan rumus Yamane
(Rakhmat, 2001 : 82) sebagai berikut :
n= N
keterangan :
n = jumlah sampel yang diperlukan
N = jumlah populasi
27
3.3 Teknik Pengumpula Data
Untuk mendapatkan responden yang sesuai dengan syarat-syarat penelitian ini yaitu
mahasiswa ilmu komunikasi yang telah menonton game show Happy Song di Indosiar yang
berusia 17-25 tahun.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden adalah dengan
menggunakan kuisioner, dimana dalam kuisioner diajukan pertanyaan tertutup. Untuk
menentukan tingkat ukuran dari jawaban yang diberikan oleh responden digunakan skala
pengukuran ordinal, yaitu pengukuruan berdasarkan tingkatan.
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Sikap mahasiswa ilmu
komunikasi di Surabaya terhadap tayangan game show Happy Song di Indosiar”
adalah menggunakan statustik deskriprif. Hal ini dikarenakan jenis penelitian ini
kuantitatif deskriptif (Bungin, 2001 : 187). Pengolahan dalam bentuk statistic pada
dasarnya adalah proses pemberian makna (arti) terhadap data penelitian kuantitatif
melalui angka-angka. Dalam analisis statistik deskriptif bersifat menggambarkan
keadaan gejala sosial apa adanya tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada.
Teknik statistic deskriptif yang digunakan adalah table distribusi frekuensi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Indosiar
PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk adalah stasiun televisi swasta nasional
yang berkedudukan di Jakarta tepatnya Jl. Damai 11 Daan Mogot Jakarta Barat
yang berdiri pada tanggal 11 Januari 1995 dan diresmikan oleh Menteri
Penerangan saat itu. Sampai sekarang daerah jangkauannya sudah mencakup
pulau Jawa, sebagian Pulau Sumatra dan sebagian Pulau Sulawesi. “Memang
Untuk Anda” menjadi motto PT.Indosiar Visual Mandiri Tbk agar senantiasa
dekat dengan masyarakat melalui tayangan program-programnya yang menarik.
4.1.2 Misi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk
Falsafah dari ikan terbang dipakai sebagai misi dari PT. Indosiar Visual
Mandiri Tbk, (www.indosiar.com), yaitu :
a. Futuristic, digambarkan bahwa ikan terbang berenang sangat cepat.
Maksudnya PT.Indosiar Visual Mandiri Tbk “Berorientasi maju dengan
Terobosan Baru”. Sebelum resmi mengudara PT.Indosiar Visual Mandiri
Tbk memproduksi sendiri program drama dan non drama melalui sebuah
system kerja baru di dunia pertelevisian yang belum pernah dilakukan oleh
41
PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk agar selalu berorientasi kedepan dan
unggul dalam persaingan.
b. Innovative. Digambarkan bahwa ikan terbang mampu terbang
setinggi-tingginya. Maksudnya adalah PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk seperti
penulisan lirik lagu (subtitle), penayang program pada hari berurutan (strip
in), pembuatan program sekaligus media promosi (promotainment), siaran
langsung dari 3 studio dan 2 kota berbeda secara stimulun, jajak pendapat
jarak jauh (telepooling), penggalangan dan bantuan yang terintegrasi
antara telpon automatis teller machine dan program (telethon), sponsor
produk dalam sebuah program-program yang disiarkan secara
internasional (internationaljointfeed).
Inovasi yang pernah dilakukan oleh PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk, antara lain :
a. Stasiun televisi yang pertama kali siaran langsung selama 24 jam
dan di relay lebih dari 50 negara dalam acara Bali Adventure (31
Desember 1999 s/d 1 Januari 2000).
b. Stasiun televise yang pertama kali menayangkan infotainment
yakni KISS (Kisah Seputar Selebritis) pada 11 November 1996.
c. Stasiun televise yang menayangkan paket variety show sponsorship
yakni Gebyar BCA (28 Juni 1997).
d. Stasiun televisi yang membuat acara dengan menampilkan 1000
pendukung pada acara Bali Adventures 2000.
42
c. Satisfactory, digambarkan bahwa sisik ikan memudahkan untuk meluncur
di air. Maksudnya PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk “Mengutamakan
Kepuasan Masyarakat”.
Saat ini PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk telah dinimati di lebih dari 106
kota di Indonesia dan akan terus bertambah, seiring dengan tuntutan masyarakat
akan kebutuhan informasi dan hiburan. PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk selalu
mengutamakan kualitas program-programnya untuk memberikan kepuasan
kepada masyarakat sebagai mitra.
Kualitas yang telah dicapai ditunjukan dengan berbagai penghargaan
nasional maupun internasional yang berhasil diraih. Penghargaan yang pernah
diraih oleh PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk, antara lain :
a. Asian television Award, The Best Music Program 1998 untuk paket
“Satu Jam Bersama Broery Pesolima”.
b. Panasonic Award 1999, Srimulat (Acara Komedi Televisi Favourit),
Saksi (Acara Bincang-Bincang Favourit), KISS (Acara Infotainmet
Televisi Favourite) dan Satu Jam Bersama Krisdayanti (Tayangan
Khusus).
c. Cakram Award, Media Terbaik 1999.
d. Anugrah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Award 1999, Paket
FOKUS untuk kategori penyajian berita terbaik.
e. Asian Television Award 2001-2002, untuk kuis Siapa Berani.
43
f. Panasonic Award 2001-2002, untuk kuis Siapa Berani (Acara Kuis
Favorit).
d. Humanity, digambarakan ikan tak akan tenggelam karena memiliki
kantung udara ditubuhnya. Maksudnya adalah PT. Indosiar Visual
Mandiri Tbk “Peduli Terhadap Lingkungan Sekitar”.
Lingkungan sekitar tidak pernah lepas dari perhatian PT. Indosiat
Visual Mandiri Tbk. Peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar
dilakukan dalam berbagai kegiatan sosial, seperti penyantunan
dana, bantuan pendidikan dan bakti sosial. PT. Indosiar Visual
Mandiri Tbk juga telah memberikan kesempatan bagi siapa saja,
termasuk para penyandang cacat untuk berkarya bersama 72 orang
karyawan dari 2000 orang yang dipekrjakan oleh Indosiar adalah
penyandang cacat.
4.1.3 Visi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk
Visi dari PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk adalah stasiun televise
terkemuka dengan tayangan Program Berkualitas. “FISH to be FIRST”.
(www.indosiar.com). Diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan
memperoleh rating yang tinggi. Dalam pelayanan informasi atau Customer
service pada masyarakat yang ingin lebih jauh mengenal keberadaan stasiun
televisi ini, PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk menerima kritik dan saran
44
perusahaan juga menyediakan layanan online yang dapat dibuka dan diketahui
setiap saat melalui internet dengan alamat Web Site Indosiar www.indosiar.com
4.2 Penyajian Data dan Analisis 4.2.1 Penyajian Data
4.2.2.1 Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran
kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh responden dengan tujuan mencari informasi yang lengkap
mengenai sikap mahasiswa terhadap tanyangan Happy Song di Indosiar.
Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada persyaratan tertentu
yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi
sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun persyaratan atau kriteria yang dipakai peneliti yang akan
dijadikan sampel antara lain :
a. Mahasiswa yang tesebar di Surabaya baik negeri maupun swasta.
b. Mahasiswa yang telah berusia antara 18-25 tahun.
c. Menonoton tayangan Happy Song.
Penelitian dilakukan selama seminggu mulai 30 Maret- 9 April
2010, dan pengisian kuisioner diselesaikan pada hari itu juga. Kuisioner
yang disebarkan dalam penelitian ini sebanyak 115 eksemplar, kemudian
diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari 115 eksemplar
45
itu dipilih sebanyak 100 sampel sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan sebelumnya.
4.2.2.2 Karakteristik Responden
Responden yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa yang berjumlah 100 orang sampel. Berdasarkan hasil jawaban
responden atas kuisioner yang dibagikan, maka dapat digambarkan profil
responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan seringnya menonton game
show Happy Song di Indosiar sebagai berikut :
Tabel 1
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n = 100)
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-Laki 42 42
Perempuan 58 58
Total 100 100
Sumber : Kuisioner profil responden no.2
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden (58
orang atau 58%) adalah berjenis kelamin perempuan dari total responden
sebanyak 100 orang. Sedangkan 42% responden berjenis kelami laki-laki. Hal ini
mencerminkan bahwa penonton Happy Song di Indosiar didominasi oleh para
46
wanita. Menurut Hurlock (2004, p.220) bahwa perempuan memiliki
kecederungan untuk menikmati hiburan dengan menonton televisi di rumah.
4.2.2 Usia Responden
Tabel 2
Profil Responden Berdasarkan Usia (n=100)
Sumber: kuisioner profil responden no.3
Usia Frekuensi Persentase
18 tahun 3 3
19 tahun 13 13
20 tahun 24 24
21 tahun 20 20
22 tahun 18 18 23 tahun 12 12 24 tahun 7 7 25 tahun 3 3 Total 100 100
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden ( 20 orang
dari 100 orang responden atau 24%) berusia 20 tahun. Dominasi mahasiswa yang
berusia 20 tahun menunjukkan bahwa mayoritas responden adaah mahasiswa
47
semester 1 atau mahasiswa baru yang kebetulan mudah dijumpai di
kampus-kampus perguruan tinggi yang dijadikan objek penelitian.
Hal ini didasarkan AGB Nielsen Research yang telah melakukan survei
kepemirsaan televisi, di 10 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya,
Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Yogyakarta, Denpasar dan Banjarmasin
dengan kelompok usia 18-25 tahun mencapai 30%. Kelompok usia tersebut
paling banyak adalah usia remaja akhir dan masa dewasa awal. Kelompok ini
berada pada tingkat pendidikan perguruan tinggi atau berstatus mahasiswa. Hal
ini sesuai usia dengan segmen yang dituju oleh game show Happy
Song.(www.lautanindonesia.com/forum/dunia-tv/rating).
4.2.2.2 Frekuensi Menonton
Tabel 3
Profil Responden Berdasarkan Seringnya Menonton Happy Song di Indosiar
(n=100)
Sumber: kuesioner profil responden 5
Tingkat Keseringan Frekuensi Persentase
1-2 kali seminggu 30 30
3-4 kali seminggu 49 49
5-6 kali seminggu 21 21
Total 100 100
48
Game show Happy Song di Indosiar mempunyai masa tayang 6 kali
seminggu dalam seminggu setiap senin-jumat pukul 12.30 WIB dan Sabtu pukul
10.00 WIB. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 49% responden menonton
Happy Song 3-4 kali dalam 1 minggu. Dapat disimpulkan bahwa responden ini
adalah responden yang sangat menyukai tayangan Happy Song dan mempunyai
banyak kesempatan atau waktu luang untuk menonton tayangan Happy Song di
Indosiar. Responden ini menyukai content acara tersebut secara keseluruhan.
Sebanyak 21% responden menonton tayangan Happy Song 5-6 kali dalam
seminggu dapat disimpulkan bahwa responden ini selalu menonton tayangan
Happy Song dan suka dengan pengemasan program tersebut. Dimungkinkan
responden ini apresiatif karena acaranya merupakan acara yang jarang di
tayangkan oleh stasiun televisi lainnya. Sebesar 30% responden menonton 1-2
kali dalam seminggu, disimpulkan responden ini adalah responden yang menyukai
tayangan Happy Song, akan tetapi mereka hanya memiliki kesempatan menonton
acara tersebut 1-2 kali dalam seminggu.
4.2.3 Aspek Kognitif
Komponen kognitif berkaitan dengan keyakinan atau kepercayaan
seseorang mengenai objek (Liliweri, 2000 : 120). Selain itu komponen ini juga
tersusun atas dasar pengetahuan yang dimiliki individu tentang objek sikapnya.
Pengetahuan ini kemudian akan memberikan keyakinan tertentu dalam diri
49
individu terhadap objek sikap. Untuk mengetahui kognitif dari pemirsa terlevisi
terhadap game show Happy Song dapat dilihat pada tabel 4-10 di bawah ini.
Tabel 4
Konsep acara Happy Song didasarkan untuk mengembangkan musik-musik Indonesia
(n=100)
Sumber kuesioner bagian sikap no.1
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 25 25
Setuju 52 52
Tidak Setuju 21 21
Sangat Tidak Setuju 2 2
Jumlah 100 100
Hasil tabel 4 di atas dapat diketahui bila sebagian besar responden
memberikan jawaban setuju terhadap pernyataan bahwa konsep acara Happy
Song didasarkan untuk mengembangkan musik-musik Indonesia dengan
persentase setuju sebesar 52%, responden yang memberikan jawaban sangat
setuju sebesar 25%, responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 21% dan
2% untuk responden yang memberikan jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis
data yang ada di tabel 4 di atas dapat diketahui bila responden yang merupakan
mahasiswa Surabaya mengetahui bila konsep acara Happy Song yang di
tayangkan di Indosiar didasarkan untuk mengembangkan musik-musik Indonesia.
Hal ini bisa terlihat dari persentase responden yang memberikan jawaban setuju
50
dan sangat setuju. Banyaknya responden yang memberikan jawaban setuju dan
sangat setuju menunjukkan bila responden memiliki pengetahuan terhadap konsep
game show Happy Song. Hal ini dikarenakan banyak acara-acara musik lainnya
yang tayang hanya sebagai hiburan tidak untuk mengembangkan musik-musik
Indonesia seperti konsep acara game show Happy Song yang bertujuan untuk
menghibur dan juga menguji pemahaman tentang lirik-lirik lagu.
Tabel 5
Happy Song didasarkan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan pemirsa tentang musik-musik Indonesia
(n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 31 31
Setuju 60 60
Tidak Setuju 5 5
Sangat Tidak Setuju 4 4
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.2
Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bila sebagian besar responden
memberikan jawaban setuju dengan persentase sebesar 60% untuk pernyataan
bahwa Happy Song didasarkan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan
pemirsa tentang musik-musik Indonesia. Responden yang memberikan jawaban
sangat setuju sebesar 31%, responden dengan jawaban tidak setuju sebesar 5%
dan 4% responden yang memberikan jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis
51
data yang ada di tabel 5 dapat diketahui bila responden yang merupakan
mahasiswa Surabaya mengetahui bahwa Happy Song didasarkan untuk
mengetahui seberapa besar pengetahuan pemirsa tentang musik-musik Indonesia,
hal ini bisa dilihat dari persentase responden yang memberikan jawaban setuju
dan sangat setuju yaitu sebesar. Dalam melengkapi lirik lagu dan menebak judul
lagu di butuhkan pengetahuan yang cukup sehingga mampu untuk menjawab lagu
yang di maksud. Besarnya persentase jawaban responden membuktikan bahwa
tayangan Happy Song mampu mengukur pengetahuan pemirsa tentang
musik-musik Indonesia.
Tabel 6
Happy Song didasarkan untuk hiburan (n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 40 40
Setuju 44 44
Tidak Setuju 11 11
Sangat Tidak Setuju 5 5
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.3
Dari tabel 6 di atas dapat diketahui bila sebagian besar responden
memberikan jawaban setuju dengan persentase sebesar 44%, responden dengan
jawaban sangat setuju sebesar 40% terhadap pernyataan bahwa Happy Song
52
didasarkan untuk menghibur, sedangkan responden dengan jawaban tidak setuju
sebesar 11% dan 5% untuk jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis tabel 6 di
atas dapat diketahui bila responden yang merupakan mahasiswa Surabaya
mengetahui bahwa Happy Song didasarkan untuk menghibur, hal ini bisa terlihat
dari persentase responden yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju.
Happy Song tidak hanya game show yang menghibur karena konsep acaranya
tetapi juga dikarenakan oleh penyanyi yang menghibur pemirsa dengan
membawakan 2 lagu.
Tabel 7
Home Band sebagai pengiring peserta dalam menebak lagu (n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 33 33
Setuju 45 45
Tidak Setuju 17 17
Sangat Tidak Setuju 5 5
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.4
Dari tabel di atas responden yang memberikan jawaban setuju sebesar
45% dan 33% untuk responden yang memberikan jawaban sangat setuju terhadap
pernyataan mengetahui bila home band sebagai pengiring peserta dalam menebak
lagu. Sebesar 17% responden yang menjawab tidak setuju dan 5% untuk jawaban
sangat tidak setuju. Home band mempunyai peran untuk mengawali satu lagu
53
kemudian pada pertengahan lirik akan di lanjutkan oleh peserta, sehingga fungsi
home band dalam sebuah acara terutama game show n talk show sangat penting.
Tabel 8
Happy Song mengajak pemirsa untuk lebih mengenal musik-musik Indonesia
(n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 29 29
Setuju 52 52
Tidak Setuju 13 13
Sangat Tidak Setuju 6 6
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.5
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pernyataan mengetahui happy
song mengajak pemirsa untuk lebih mengenal musik-musik Indonesia sebagian
besar responden menjawab setuju dengan persentase sebesar 52% dan sangat
setuju sebesar 29%. Sedangkan responden dengan jawaban tidak setuju sebesar
13% dan 6% untuk jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis data di atas
diketahui bila responden yang merupakan mahasisawa Surabaya mengetahui
bahwa Happy Song mengajak pemirsa untuk lebih mengenal musik-musik
Indonesia, hal ini bisa terlihat dari persentase responden yang memberikan
jawaban setuju dan sangat setuju. Sebagian besar responden memilih setuju dan
sangat setuju di mungkinkan karena game show tersebut adalah game yang
54
menebak judul lagu dan melengkapi lirik lagu sehingga untuk mengetahuinya
pemirsa harus mempunyai pemahaman tentang musik-musik Indonesia.
Tabel 9
Happy Song dipandu oleh Choky Sitohang (n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 100 100
Setuju 0 0
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.6
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 100 orang responden mengetahui
bila happy song di pandu oleh Choky Sitohang sehingga disimpulkan bahwa
100% jawaban sangat setuju. Dimungkinkan karena pemirsa televisi banyak yang
menyukai Choky sebagai pembawa acara Happy Song karena penampilan, baik
secara fisik maupun gaya di atas panggung sehingga memiliki daya tarik untuk
menarik perhatian pemirsa agar menonton game show Happy Song.
55
Tabel 10
Happy Song menghadirkan artis sebagai bintang tamu (n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 27 27
Setuju 61 61
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju 3 3
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.7
Dari tabel di atas 61% responden memilih jawaban setuju untuk
pernyataan Happy Song menghadirkan artis sebagai bintang tamu. 27%
responden yang memberikan jawaban sangat setuju. Sedangkan 9% responden
memberikan jawaban tidak setuju dan 3% responden yang sangat tidak setuju.
Disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang setuju dan sangat setuju
dimungkinkan mengetahui setiap bintang tamu yang hadir.
4.2.4 Aspek Afektif
Dalam penelitian ini sikap afektif dilihat dari ketertarikan responden
terhadap tayangan happy song. Menurut Azwar (200,p.24) bahwa komponen
afektif menyangkut masalah emosional sebjektif seseorang terhadap suatu objek
sikap. Komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki tehadap sesuatu.
Namun pengertian perasaan pribadi sering kali sangat berbeda perwujudannya bila
56
dikaitkan dengan sikap. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan
komponen afektif banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai
benar dan berperilaki bagi objek termaksud.
Tabel 11
Saya tertarik dengan konsep Happy Song (n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 23 23
Setuju 62 62
Tidak Setuju 13 13
Sangat Tidak Setuju 2 2
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.8
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memberikan jawaban setuju dengan persentase sebesar 62% dan 23% untuk
jawaban sangat setuju terhadap pernyataan saya tertarik dengan konsep Happy
Song. Sebesar 13% untuk jawaban tidak setuju dan 2% jawaban sangat tidak
setuju. Di simpulkan bahwa responden tertarik dengan konsep tayangan Happy
Song dengan jawaban setuju dan sangat setuju. Banyaknya responden yang setuju
dan tertarik dengan konsep tayangan Happy Song membuktikan bahwa Happy
Song dapat menarik perhatian pemirsa televisi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Surabaya.
57
Tabel 12
Saya senang dengan adanya artis sebagai peserta (n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 2 29
Setuju 50 50
Tidak Setuju 18 18
Sangat Tidak Setuju 3 3
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.9
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 50% responden memberikan
jawaban setuju terhadap pernyataan saya senang dengan adanya artis sebagai
peserta dan 2% untuk jawaban sangat setuju. Sedangkan persentase responden
yang menjawab tidak setuju sebesar 18% dan 3% dengan jawaban sangat tidak
setuju. Keikutsertaan artis dalam game show Happy Song merupakan salah satu
cara untuk menarik pemirsa televisi untuk menyaksikan tayangan tersebut oleh
karena itu sebanyak 52% responden merasa senang dengan keikutsertaan artis
dalam tayangan tersebut. Selain itu keikutsertaan artis dianggap lebih
meramaikan acara menjadi lebih seru dan untuk menghindari kebosanan pemirsa
terhadap tayangan tersebut.
58
Tabel 13
Saya tertarik dengan adanya home band sebagai pengiring (n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 34 34
Setuju 51 51
Tidak Setuju 13 13
Sangat Tidak Setuju 2 2
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.10
Dari hasil tabel di atas, responden yang memberikan jawaban setuju
terhadap pernyataan saya tertarik dengan adanya home band sebagai pengiring
sebesar 51% dan 34% jawaban sangat setuju. Sedangkan 13% responden yang
memberikan jawaban tidak setuju dan 2% sangat tidak setuju. Dari analisis data
pada tabel 13, dapat diketahui bahwa 85 responden tertarik dengan adanya home
band sebagai pengiring peserta. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden
yang menjawab setuju dan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa responden
tidak hanya tertarik terhadap konsep tayangannya tetapi juga terhadap unsur-unsur
yang ada ada dalam tayangan tersebut, salah satunya adalah adanya home band
sebagai pengiring peserta untuk menebak judul ataupun melengkapi lirik.
59
Tabel 14
Saya merasa senang ketika peserta Happy Song berhasil mendapatkan hadiah
(n=100)
Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 40 40
Setuju 46 46
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju 5 5
Jumlah 100 100
Sumber kuesioner bagian sikap no.11
Dari data tabel di atas dapat di lihat bahwa sebagian besar responden
setuju dengan pernyataan saya merasa senang ketika peserta Happy Song berhasil
mendapatkan hadiah, hal ini dapat di lihat dari jawaban responden dengan
persentase sebesar 46% dan 40% yang memberikan jawaban sangat setuju.
Responden yang memberikan jawaban tidak setuju sebesar 9% dan 5% untuk
jawaban sangat tidak setuju. Dari analisis yang ada pada tabel di atas, diketahui
bila jawaban responden setuju dan sangat setuju dan merasa senang ketika peserta
Happy Song berhasil mendapatkan hadiah. Setiap manusia tentunya merasa
senang ketika mendapatkan hadiah, sama halnya ketika orang lain yang
berkompetisi untuk merebutkan hadiah dan pada akhirnya mendapatkan hadiah
dengan usaha-usaha yang cukup keras membuat orang lain yang menyaksikan
merasa senang, hal tersebut disebabkan karena aspek emosional seseoraang
terhadap objek tersebut.