SKRIPSI
Oleh :
Kharla Siska Dewi
NPM. 0643010121
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allahku yang Luar Biasa, karena
kasih karunia dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dan
tentunya masih banyak kekurangan dalam pembuatan Skripsi ini. Semoga
nikmat ini dapat mendorong menuntut ilmu yang lebih tinggi serta semangat
pengabdian yang tulus.
Ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang
turut berperan dalam kesuksesan penyusunan Skripsi, diantaranya adalah:
1. Dra. Ec. Suparwati, M.Si Dekan Jurusan Ilmu Komunikasi Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UPN ”Veteran” Jawa Timur.
2. Juwito, S.Sos, MSi Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Ir. Didiek Tranggono, M.Si sebagai Dosen Pembimbing.
4. Kepada Ayah tercinta, Bapak M. Sophian Gultom, yang telah banyak
berkorban untuk putri-putrinya dan memberikan tauladan agar senang
pada ilmu pengetahuan. Ibu tercinta, Ibu Sri Sudarwati, yang telah
membina dan mendidik dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Berharap keduanya diampuni dan diberi berkat dan karunia oleh Allah.
5. Kepada kakak-kakak tercinta Helen Rosdiana dan Mega Herwati yang
telah memberikan semangat kepada Penulis.
6. Kepada Heru Prasetyo ”My Beb” yang telah membantu pembuatan
Skripsi ini dan setia menemani serta memberikan semangat kepada
v
8. Dan seluruh pihak yang telah membantu hingga Skripsi ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari hanya kata terima kasih yang dapat penulis
ucapkan dan biarlah Tuhan yang dapat membalas semua kebaikan kalian.
Bagaimanapun juga, Penulis juga menyadari akan banyaknya kekurangan
pada penulisan Skripsi ini, kritik dan saran dari berbagai pihak demi
sempurnanya Skripsi ini Penulis harapkan.
Surabaya, November 2009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Kegunaan Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
2.1. Landasan Teori ... 10
2.1.1. Televisi sebagai media komunikasi massa ... 10
2.1.2. Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa ... 11
2.1.3. Acara Happy Song di Indosiar ... 12
2.1.4. Motif ... 14
2.1.5. Teori Uses And Gratification ... 17
2.1.6. Remaja ... 18
2.2. Kerangka Berpikir ... 19
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 22
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 27
3.2.1. Populasi ... 27
3.2.2. Sampel dan Penarikan Sampel ... 27
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.4. Metode Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1. Gambaran Umum Obyek ... 32
4.2. Penyajian Data dan Analisa ... 35
4.2.1. Identitas Responden ... 35
4.2.2. Motif Responden Menonton Acara “Happy Song” di Indosiar ... 37
4.2.2.1. Motif Kognitif ... 37
4.2.2.2. Motif Identitas Personal ... 45
4.2.2.3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial ... 50
4.2.2.4. Motif Diversi ... 56
4.2.3. Motif Secara Keseluruhan ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN ... 67
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 35
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 36 Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 36 Tabel 4.4. Motif Kognitif Responden Keinginan Memperoleh
Wawasan Tentang Musik ... 38
Tabel 4.5. Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Bintang Tamu ... 39
Tabel 4.6. Motif Kognitif Responden Keinginan Mengenal Lebih Jauh Lagu-Lagu Indonesia ... 40
Tabel 4.7. Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Acara Dari Awal Sampai Akhir ... 41
Tabel 4.8. Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Perkembangan Penyanyi di Indonesia ... 43
Tabel 4.9. Motif Kognitif Responden Dalam Menonton Program Acara “Happy Song” di Indosiar ... 44
Tabel 4.10.
Motif Identitas Personal Menceritakan apa saja
Yang Terjadi Pada Program Acara “Happy Song” 45
Tabel 4.11.
Motif Identitas Personal Responden Mengetahui
Kemampuan Bintang Tamu ... 46
Tabel 4.12.
Motif Identitas Personal Responden Tertarik
Mengetahui Siapa Saja Yang Menjadi Peserta
Kuis ... 47
Tabel 4.13.
Motif Identitas Personal Responden Ingin
Memberikan Komentar Tentang Program Happy
Song ... 48
Tabel 4.14.
Motif Identitas Personal Responden Dalam
Menonton Program Acara “Happy Song” di
Indosiar ... 49
Tabel 4.15.
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden
Ikut – Ikutan Teman Atau Tetangga ... 50
Tabel 4.16.
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden
Memberitahukan Isi Acara Kepada Teman atau
Saudara ... 51
Tabel 4.17.
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden
Untuk Memiliki Banyak Teman ... 52
Tabel 4.18.
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden
Untuk Membicarakan Model Pakaian ... 53
Tabel 4.19.
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden
Untuk Memberitahukan Berapa Hadiah ... 54
Tabel 4.21.
Motif Diversi Responden Mengisi Waktu Luang .. 56
Tabel 4.22.Motif Diversi Responden Ingin Bersantai ... 57
Tabel 4.23.Motif Diversi Responden Melepaskan Diri Dari
Kejenuhan ... 58
Tabel 4.24.
Motif Diversi Responden Ingin Mencari Hiburan
... 59Tabel 4.25. Motif Diversi Responden Untuk Menghilangkan
Stress ... 60
Tabel 4.26.
Motif Diversi Responden Dalam Menonton
Program Acara “Happy Song” di Indosiar ... 61
Tabel 4.27. Motif Secara Keseluruhan ... 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. : Uses and Gratification Model ... 19
Gambar 2. : Kerangka Berpikir ... 21
x
ABSTRAKSI
KHARLA SISKA DEWI, MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS “HAPPY SONG“ DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis “Happy Song” di Indosiar)
Happy Song adalah sebuah acara kuis di televisi yang berhubungan dengan musik dan ditayangkan secara langsung (live) oleh Indosiar. Pada kuis Happy Song ini, tim Happy Song mengundang empat belas peserta yang telah lolos di audisi sebelumnya untuk mengikuti program kuis ini. Dimana empat belas peserta ini dibagi menjadi dua, yakni pada babak pertama dan babak kedua. Dalam penelitian ini permasalahannya adalah bagaimana kebutuhan remaja sehingga memunculkan motif untuk menonton kuis “Happy Song di Indosiar.Tujuan penelitian adalah untuk untuk mengetahui motif remaja dalam menonton kuis “Happy Song” di Indosiar.
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Televisi Sebagai Media Komunikasi, Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa, Acara Happy Song di Indosiar, Motif , Remaja, dan Teori Uses And Gratification.
Metode analisis menggunakan tabel frekuensi, dan data diperoleh dari hasil kuesioner. Multistage Cluster Random Sampling merupakan teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian..
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan motif remaja menyaksikan program acara “Happy Song” di Indosiar dikategorikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa remaja menyukai akan program acara “Happy Song” karena mereka mendapatkan semua keinginannya baik itu mengenai Motif Kognitif, Motif identitas personal, Motif diversi ataupun Motif Integratif Sosial.
Keyword : motif kognitif, motif diversi, motif identitas personal, motif integratif personal
1.1 Latar Belakang Masalah
Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama
di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk
mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang
televisi adalah teman, televisi menjadi perilaku masyarakat dan televisi dapat
menjadi candu. Televisi membujuk kita untuk mengkonsumsi lebih banyak
dan lebih banyak lagi. Televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan orang
lain dan memeberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup.
Sejak pemerintah membuka Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada
tanggal 24 Agustus 1962 maka selang 27 tahun penonton televisi di
Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Namun dalam
beberapa tahun belakangan ini industri pertelevisian di Indonesia telah
berkembang pesat. Bermula dari hanya satu stasiun televisi milik
pemerintah, kini telah berkembang menjadi belasan televisi swasta yang
berada di Jakarta dan daerah.
Pada tahun 1989, pemerintah memberikan ijin operasi kepada
kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi TPI yang
merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan
RCTI, SCTV, INDOSIAR, dan ANTV. Sejak tahun 2000 muncul hampir
2
secara serentak lima stasiun televisi swasta baru (Metro TV, Trans
TV, TV7, Lativi, Global). (Morissan, 20004 :3)
Semakin banyaknya stasiun televisi baru menambah ketatnya
persaingan terutama di segmen hiburan, dari situlah banyak televisi swasta
nasional kita yang melakukan terobosan- terobosan baru agar dapat tetap
eksis di pertelevisian dan meraih acara rating tertinggi.
Dalam kaitannya ini, salah satu program siaran televisi di segmen
hiburan yang menarik untuk dicermati adalah kuis. Kuis adalah tontonan,
permainan dengan berbagai tingkah pola manusia, program ini dapat
menggugah emosi positif terhadap kehidupan rumah tangga dan sosial.
Melalui kuis, penonton terhibur menyaksikan tingkah polah para pemain, di
sini yang dinikmati bukanlah akting seperti dalam drama tetapi emosi
dramatiknya. (Siregar, 2001 :113)
Program acara kuis di televisi memang menarik, selain bertabur
hadiah, bagi perserta dan penonton, otak dan mentalpun terasah. Adapun
program kuis yang bertemakan ilmu pengetahuan, kuis tentang musik,
sampai program kuis yang dipandu dengan ketahanan fisik dan mental
pesertanya. Program kuis yang baik adalah tidak hanya menghibur tetapi
juga bisa mendidik peserta dan penontonnya.
Salah satu acara hiburan dalam bentuk kuis yang bertemakan tentang
musik adalah kuis Happy Song, kuis yang ditayangkan secara langsung (live)
di Indosiar pada 27 April 2009 merupakan program kuis baru dan banyak
diminati oleh pemirsa televisi saat ini (www.indosiar.com ). Oleh karena itu
Indosiar. Terbukti dari sekian banyak program hiburan, porsi tayang reality
show dan musik adalah yang terbesar. Waktu pemirsa untuk menonton
program ini juga yang terpanjang, yaitu rata-rata 3-5 jam. Kedua program itu
kebanyakan ditonton oleh remaja kelas atas. Mereka juga menarik pemirsa
dengan usia yang sama, yaitu 20+, tapi selain itu program musik dan reality
show juga meraih pemirsa yang lebih muda 15-19 tahun.
(www.google/rating/abgnielsen.com). Dalam hal jumlah, jumlah penonton
musik lebih besar dari reality show. Pada bulan November, musik meraih
rata – rata 1,9 poin rating ( atau sama dengan 900 ribu orang), sementara
reality show mendapat rata – rata 1,2 poin rating ( atau hampir 600 ribu
orang).
Alasan dipilihnya kuis Happy Song sebagai obyek penelitian, karena
acara ini mempunyai daya tarik tersendiri, yaitu dari faktor hadiah, adanya
orang terkenal atau master kuis dan dengan musik yang mengiringi serta
adanya bintang tamu yang diundang dalam kuis ini.
Happy Song adalah sebuah acara kuis di televisi yang berhubungan
dengan musik dan ditayangkan secara langsung (live) oleh Indosiar dari hari
Senin sampai Sabtu pada pukul 12.30 sampai 14.30 dan pada hari Minggu
pukul 14.30 yang dipandu oleh Choky Sitohang. Acara ini pertama kali
dimulai pada tanggal 27 April 2009. Pada kuis Happy Song ini, tim Happy
Song mengundang empat belas peserta yang telah lolos di audisi
sebelumnya untuk mengikuti program kuis ini. Dimana empat belas peserta
4
Pada babak pertama, tujuh orang peserta ini harus melewati empat
tahap yakni pertama adalah babak “Tebak Judul” dimana masing-masing
peserta ini akan secara bergantian menebak judul lagu dari potongan –
potongan lagu yang diberikan dan waktu yang diberikan adalah 60 detik,
kalau mereka berhasil menebak minimal lima judul lagu, mereka akan lolos
ke tahap berikutnya. Lalu pada tahap kedua disebutkan babak “Acak Syair.”
Pada tahap acak syair ini bersifat berebut. Dimana tahap ini peserta yang
telah lolos pada tahap sebelumnya akan diberi petunjuk oleh pembawa acara
dimana petunjuknya terdiri dari tahun, nama penyanyi, dan judul lagu. Siapa
yang berhasil menekan tombol terlebih dahulu akan diberi pilihan apakah
mau melemparkan pada peserta yang lain atau memainkannya sendiri.
Peserta boleh ikut menyanyikan dengan diiringi sebuah band yang bernama
Audiensi band, kemudian pada layar di studio akan muncul beberapa syair
yang telah diacak dan peserta diwajibkan menyusun secara benar agar
dapat lolos ke babak berikutnya. Babak selanjutnya adalah tahap “Fill In The
Blank”, dimana peserta diharuskan untuk melengkapi syair lagu yang
kosong dan peserta diwajibkan untuk menyanyikannya dengan diiringi musik
band. Kemudian pada babak yang terakhir disebut dengan babak “Get It”
dimana hadiah yang diberikan adalah sebesar Rp.20 juta. Peserta akan
diberikan lima pertanyaan yang masing – masing pertanyaannya bernilai
Rp.2 juta dan setelah peserta berhasil menjawab, maka hadiah yang ia
dapatkan bisa digandakan, minimal ia boleh menginvestasikannya sebesar
50% dari jumlah uang yang ia dapat sebelumnya. Apabila peserta tidak
Kebutuhan pada setiap individu tidaklah sama. Kebutuhan yang tidak
sama ini sesuai dengan keingintahuan individu tersebut yang tumbuh sejalan
dengan tingkat perkembangannya. Kebutuhan pemirsa yang demikian besar
pun dapat dimengerti oleh stasiun TV sehingga semua stasiun televisi
berlomba-lomba dalam memberikan acara hiburannya. Kita ingin mencari
kesenangan, TV dapat memberikan hiburan. Kita mengalami masalah atau
mengalami goncangan jiwa, TV dapat dapat memberikan kesempatan
kepada kita untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian, dan TV
berfungsi sebagai sahabat. Sedemikian besarnya peran TV dalam memenuhi
kebutuhan, maka televisi dapat memuaskan kebutuhan pemirsa akan
hiburan. Kepuasan dari pemirsa sendiri bergantung dari motif masing-masing
khalayak (pemirsa ) dalam menonton TV dan pada dasarnya motif itu timbul
karena adanya kebutuhan.
Menonton TV bagi pemirsa merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut bisa berupa akan
informasi, pendidikan, dan hiburan. Dengan adanya kebutuhan tersebut,
maka peneliti akan tahu bagaimana motif yang mendasari pemirsa dalam
menonton acara kuis Happy Song di Indosiar. Motif merupakan dorongan,
keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri
individu dalam melakukan sesuatu. Dorongan inilah yang sering disebut
motif, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mempertahankan eksistensinya (Effendi, 1993 : 45). Jika dikaitkan dengan
6
ada empat motif yaitu motif pengetahuan, motif integrasi dan interaksi sosial,
motif identitas pribadi, dan motif hiburan.
Jadi kebutuhan untuk menonton acara Happy Song, sebagai jawaban
adanya kebutuhan untuk mengetahui bagaimana tayangan kuis Happy Song
bisa memberikan informasi, wawasan, pengetahuan bagi remaja,bisa
memberikan hiburan, bisa menambah bahan percakapan dan interaksi sosial
serta bisa mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai pribadi khususnya dalam
media.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana
kebutuhan remaja itu sendiri sehingga memunculkan motif untuk menonton
kuis Happy Song di Indosiar.
Apakah kebutuhan untuk menambah pengetahuan baru, atau
keinginan remaja untuk mendapat hiburan setelah lelah menempuh kegiatan
di sekolah atau untuk menambah bahan percakapan dengan orang lain serta
menemukan nilai-nilai penunjang pribadi.
Teori yang digunakan untuk meneliti motif remaja dalam menonton
kuis Happy Song di Indosiar adalah teori Uses and Gratifications yang
menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah
bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana
media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya pada
khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai
tujuan khusus (Effendy, 1999 :289). Model ini tertarik pada apa yang
seseorang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
motif apakah yang mendasari para remaja menonton kuis Happy Song di
Indosiar.
Dipilihnya remaja dengan segmen usia 17 – 24 tahun sebagai obyek
penelitian disebabkan karena pada kategori usia tersebut sudah mulai ada
tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya
identitas diri, dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral
(Sarwono, 2004 : 14-15).
Sementara dipilihnya kota Surabaya sebagai lokasi penelitian
disebabkan Surabaya adalah kota yang mempunyai penduduk yang cukup
besar karena Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia dan
merupakan kota metropolitan yang masyarakatnya bersifat dinamis dan
mempunyai aktifitas tinggi dimana masyarakat yang seperti ini membutuhkan
informasi dan hiburan untuk menghilangkan ketegangan akibat aktivitas
sehari-hari dan ketersediaan media massa khususnya televisi tergolong
banyak dan mudah.
Berdasarkan uraian di atas pada dasarnya peneliti ingin melakukan
penelitian dengan menitik beratkan pada motif yang mendasari individu
(pemirsa/remaja) menonton kuis Happy Song di Indosiar. Dari sini peneliti
berusaha untuk mengetahui apa motif remaja dalam menonton kuis Happy
8
1.1 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan
masalah dalam upaya penelitian ini adalah :
“Bagaimana Motif Remaja Dalam Menonton Kuis “Happy Song” di Indosiar ?”
1.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui motif remaja dalam menonton kuis “Happy Song” di Indosiar.
1.3 Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah khasanah
penelitian di bidang media massa khususnya televisi, seperti diketahui
peneliti ini mengenai motif remaja tentang acara Happy Song yang ada di
televisi.
b. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis dan
praktis.
1. Kegunaan teoritis yaitu dapat menambah wacana dan memberikan
inforrmasi serta sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu
komunikasi sebagai bahan masukan atau peferensi untuk penelitian
2. Kegunaan praktis yaitu memberikan masukan dan pertimbangan pada
pihak Indosiar berkaitan dengan motif remaja tentang program acara
Happy Song.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori
2.1.1 Televisi sebagai media komunikasi massa
Pengertian dari komunikasi massa adalah komunikasi dengan
menggunakan media massa modern, surat kabar dengan sirkulasi yang luas,
radio, televisi yang siarannya yang ditujukan kepada umum dan film yang
dipertunjukkan di gedung bioskop. Komunikasi massa menyiarkan informasi,
gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam jumlah yang banyak
dengan menggunakan media (Effendi, 1993 : 79 – 80)
Televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siaran televisi
yang merupakan salah satu media elektronik dengan ciri – ciri berlangsung
satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum,
sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen,
dengan salah satu keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya
yang bersifat audio visual.
Televisi adalah salah satu media yang merupakan paduan radio
(broadcast) dan film (moving picture). Televisi terdiri dari istilah “tele” yang
berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi “jauh” dihasilkan
dengan prinsip radio, sedangkan segi “penglihatan” oleh gambar .
Televisi mempunyai daya tarik yang sangat kuat melebihi media
massa lainnya. Kalau radio memiliki daya tarik yang sangat kuat karena
unsur – unsur vocal, musik, dan efek suara maka televisi selain memiliki
ketiga unsur itu juga memiliki unsur visual berupa gambar hidup yang
menimbulkan kesan mendalam bagi penonton. Daya tarik ini melebihi
bioskop karena dapat dinikmati di rumah dengan santai, aman, dan nyaman.
Selain itu televisi menimbulkan dampak yang kuat bagi pemirsanya, selain
adanya tekanan pada sekaligus kedua indra yakni penglihatan dan
pendengaran, televisi juga mampu menciptakan kelenyuran bagi pekerja –
pekerja aktif, yaitu adanya kombinasi gerak , kecantikan, suara, dan humor.
Untuk tujuan komersil, televisi dipandang sebagai media yang paling
efektif untuk menyampaikan misinya. Televisi mempunyai kemampuan
menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton
televisi secara teratur. Televisi dapat menjangkau khalayak sasaran yang
tidak terjangkau oleh media massa lainnya, misalnya media cetak dan film.
Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya
di depan televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan.
Pada intinya, televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan
pemirsa dalam era komunikasi dan informasi yang semakin berkembang
pesat. Dimana pada saat ini kebutuhan informasi sangat dibutuhkan
sebanyak – banyaknya oleh pemirsa. Oleh karena itu kehadiran televisi
menembus ruang dan jarak geografis pemirsa.
2.1.2 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa
Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar,
12
terpaannya (exposure) secara konteks sosial tempat dimana terpaan
berlangsung.
Kehadiran media massa dalam kehidupan manusia dewasa ini sangat
beragam dan kompleks. Kehadirannya yang beragam itu telah mendominasi
kehidupan manusia. Kehadiran media massa bukan saja menghilangkan
perasaan, ia pun bisa menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki
perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan
senang atau percaya pada media massa tertentu erat kaitannya dengan
pengalaman individu bersama media massa tersebut, boleh jadi faktor isi
pesan mula – mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media yang
diperhatikan, apapun yang disiarkan.
Kehadiran media massa juga dapat membentuk citra tentang
lingkungan sosial yang timpang, bias, dan tidak cermat. Pengaruh media
massa juga terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat moderen orang
memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada saat
yang sama, mereka sukar mengecek kebenaran yang disajikan media.
Media massa juga dapat memberikan perincian, analisis, dan tinjauan
mendalam tentang berbagai peristiwa. Penjelasan itu tidak mengubah tetapi
menjernihkan citra kita tentang lingkungan. Media massa mengurangi
ketidakpastian kita. Dengan media massa kita dapat menentukan mana yang
penting dan mana yang tidak.
Kehadiran media massa juga dapat memberikan pengajaran terhadap
kita dan juga dapat membangun mentalitas masyarakat ke arah yang lebih
2.1.3 Acara Happy Song di Indosiar
Program acara hiburan dalam bentuk kuis ini terbukti dapat
menggugah emosi yang positif terhadap kehidupan rumah tangga dan sosial.
Melalui kuis, penonton terhibur menyaksikan tingkah polah para pemain, di
sini yang dinikmati bukanlah akting seperti dalam drama tetapi emosi
dramatiknya. (Siregar, 2001 : 113).
Acara kuis Happy Song yang ditayangkan di Indosiar merupakan
program acara kuis yang menguji pengetahuan tentang musik. Pada
permulaan setiap show dimulai, pemandu memanggil tujuh orang peserta
kloter pertama dengan diiringi alunan musik dari home band. Peserta –
peserta tersebut harus menjalani babak pertama yang disebut dengan
“Tebak Judul” dimana mereka semuanya diminta untuk menebak minimal
lima judul lagu dari potongan – potongan lagu dan mereka diberi waktu
selama 60 detik. Peserta yang berhasil menebak lima judul lagu, selanjutnya
dapat masuk ke babak berikutnya.
Pada babak kedua disebut dengan “Acak Syair” dimana pada babak
ini peserta diberi petunjuk oleh pemandu yang terdiri dari tahun, nama
penyanyi, dan judul lagu. Siapa yang berhasil menekan tombol terlebih
dahulu akan diberi pilihan mau melemparkan pada peserta yang lain atau
memainkannya sendiri. Peserta boleh ikut menyanyikan dengan diiringi
home band yang bernama Audiensi band, kemudian pada layar di studio
akan muncul beberapa syair yang telah diacak dan peserta diwajibkan
menyusun secara benar agar dapat lolos ke tahap berikutnya. Kemudian
14
diharuskan untuk melengkapi syair lagu yang kosong dan peserta diwajibkan
untuk menyanyikannya dengan diiringi musik band. Kemudian pada babak
yang terakhir disebut dengan babak “Get It” dimana hadiah yang diberikan
adalah sebesar Rp.20 juta. Peserta akan diberikan lima pertanyaan yang
masing – masing pertanyaannya bernilai Rp.2 juta dan setelah peserta
berhasil menjawab, maka hadiah yang ia dapatkan bisa digandakan, minimal
ia boleh menginvestasikannya sebesar 50% dari jumlah uang yang ia dapat
sebelumnya. Apabila peserta tidak berhasil menjawab maka ia hanya
mendapat uang yang tersisa.(www.indosiar.com/happysong)
Sedangkan yang menjadi kelebihan dan menariknya acara kuis ini
dimana di dalam acara tersebut dikemas secara menarik, seperti :
1. Master kuis : adalah seseorang yang memandu kuis, yang
dimana digunakannya orang terkenal atau selebritis.
2. Materi – materi kuis : adalah isi kuis yang berupa pertanyaan –
pertanyaan yang bertemakan musik.
3. Ilustrasi musik : adalah musik pengiring atau mengisi ketika acara
kuis sedang berlangsung.
4. Bintang tamu : adalah sebuah band atau penyanyi yang diundang
untuk mengisi acara kuis yang sedang berlagsung.
5. Hadiah 20 juta : adalah pemberian ganjaran atau imbalan dengan
2.1.4 Motif
Dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan pasti didasarkan
pada motif – motif tertentu. Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari
kebutuhan (needs). Seseorang atau organisme yang berbuat sesuatu sedikit
banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak
dicapainya.
Istilah motif berasal dari kata motive yang berarti dorongan di dalam
diri organisme untuk menentukan pilihan – pilihan dari berbagai hal,
sehingga sesuai dengan tujuan. Semua tingkah laku manusia pada
hakekatnya mempunyai motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan dengan
dorongan, keinginan, hasrat dalam diri untuk melaksanakan sesuatu ysng
memberi arah dan tujuan pada tingkah seseorang. Dari definisi motif dapat
disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang
menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu.
(Ahmadi, 2004 : 192).
Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada
pendapat McQuail (2002 : 72) sebagai berikut :
1. Motif kognitif
Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat
tertentu yang diinginkan, yang terdiri dari :
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan
16
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,
pendapat dan hal- hal yang berkaitan dengan penentuan
pilihan.
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
d. Keinginan untuk belajar ( pendidikan terhadap diri sendiri)
e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau
menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak
sendiri yang terdiri dari :
a. Menemukan penunjang nilai – nilai pribadi
b. Menemukan model perilaku, panutan atau figur untuk dicontoh.
c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai – nilai lain (dalam media).
d. Meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri.
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship)
Kebutuhan integrasi dan interaksi sosial terdiri dari :
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati
sosial.
b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki.
c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
d. Memperoleh teman selain dari manusia (media).
e. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak
4. Motif Hiburan (diversi)
Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan
yang terdiri dari :
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
b. Bersantai.
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
d. Mengisi waktu.
e. Penyaluran emosi.
f. Membangkitkan gairah seks.
2.1.5 Teori Uses and Gratifications
Teori Uses dan Gratifications menunjukkan yang menjadi
permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan
peilaku khalayak,, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan
sosial khalayak. Jadi bobotnya adalah pada khalayak yamg aktif yang
sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003
:289). Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya, sehingga timbul istilah Uses and Gratifications
yang itu penggunaan dan pemenuhan kebutuhan.
Teori Uses and Gratifications muncul sebagai akibat ketidak puasan
pada penelitian – penelitian sebelumnya yang gagal membuktikan bahwa
khalayak langsung dipengaruhi oleh media massa. Oleh karena itu, model ini
digambarkan sebagai adramatic break with effect tradition of the past
18
Teori Uses and Gratifications menurut Kats, Gurevitch, dan Haas
dimulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan
manusia. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri – ciri afiliasi kelompok dan
ciri – ciri kepribadian.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang
berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan
pemahaman mengenai lingkungan.
2. Affective needs (kebutuhan afektif) adalah kebutuhan yang
berkaitan dengan peneguhan pengalaman – pengalaman estetis,
menyenangkan, dan emosional.
3. Personal Integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif)
adalah kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas.
4. Social Integrative Needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan
keluarga, teman, dan dunia.
5. Escapiest needs (kebutuhan pelepasan) adalah yang berkaitan
dengan upaya menghindar dari ketegangan, tekanan, dan hasrat
untuk keanekaragaman.
Untuk memperoleh kejelasan mengenai model Uses and Gratifications
maka Katz, Gurevitch, dan Haas mengemukakan gambar model Uses and
Gambar 1. Uses And Gratifications Model
Pada perilaku penggunaan media, teori Uses and Gratifications
menyatakan bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan
oleh khalayak berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga terfokus
pada apa yang dilakukan khalayak pada media massa yang diteliti di sini
adalah motif mengkonsumsi media untuk mencari kepuasan.
2.1.6 Remaja
Masa remaja adalah masa dimana seseorang membentuk atau
memulai membangun siapa dirinya atau jati dirinya. Dalam kamus Bahasa
Indonesia, remaja didefinisikan sebagai suatu fase kehidupan mulai dari
dewasa, sudah sampai umur untuk kawin.
Remaja yang dalam bahasa lainnya disebut adolescence, berasal dari
bahasa latin yang artinya “tumbuh mencapai kematangan”. Anak dianggap
sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan yang pesat dalam
aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini
20
dalam masyarakat dewasa tapi juga merupakan karakteristik yang paling
menonjol dari semua periode perkembangan.
Remaja juga sebagai periode transisi antara kanak – kanak ke masa
dewasa atau usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah
laku tertentu, seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan
sebagainya. (Sarwono, 2004 : 2).
Remaja menurut Hukum Perdata,memberikan batas usia 21 tahun
(atau kurang dari itu asalkan sudah menikah) untuk menyatakan
kedewasaan seseorang. Di sisi lain, hukum pidana memberi batasan 18
tahun sebagai usia dewasa (atau yang kurang dari itu tetapi sudah menikah).
Anak – anak yang berusia kurang dari 18 tahun masih menjadi tanggung
jawab orang tuanya kalau ia melanggar hukum pidana.
Kendati variatif, pengelompokan usia remaja tidak pernah menjadi
perdebatan panjang. Inti permasalahannya, bukan pada usia tetapi apa yang
terjadi pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak
– anak menuju dewasa. Berdasarkan uraian tersebut, sesuai dengan tujuan
penelitian ini, remaja pada penelitian ini lebih difokuskan pada definisi
menurut Sarlito Wirawan Sarwono dengan kategori usia 17 – 24 tahun.
2.1.6 Kerangka Berpikir
Manusia mempunyai banyak kebutuhan seperti kebutuhan kognitif,
kebutuhan afektif, kebutuhan integratif sosial, kebutuhan integratif personal
dan kebutuhan akan pelarian. Salah satu dari kebutuhan manusia yang
agar mendapatkan penghargaan atau sebagai aktualisasi dirinya adalah
kebutuhan akan informasi dan hiburan.
Salah satu bentuk media komunikasi yang dapat memenuhi
kebutuhan informasi adalah media massa. Sedangkan menurut jenisnya
media massa dibagi menjadi dua yaitu media massa cetak dan media massa
elektronik.
Di sini media elektronik khususnya televisi memiliki kelebihan
dibandingkan media cetak maupun radio sekalipun yaitu bahwa suatu acara
dapat dinikmati langsung secara audio visual.
Acara Happy Song merupakan sebuah acara yang bertemakan atau
menguji pengetahuan tentang musik, dimana kuis ini dipandu oleh seorang
master kuis yang memberikan hadiah sebesar 20 juta.
Dalam hal ini peneliti berusaha melihat motif remaja dalam menonton
kuis Happy Song di Indosiar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan
berikut :
Gambar 2.
Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Motif Remaja Dalam Menonton Kuis “Happy Song” di Indosiar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional
Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah segala sesuatu
yang mempunyai obyek pengamatan dalam penelitian ini yang dapat
dinikmati. Sehubungan dengan definisi di atas maka penelitian ini ditujukan
pada remaja yang menonton kuis “Happy Song”.
Motif dioperasionalisasikan sebagai sumber penggerak alasan –
alasan atau dorongan – dorongan di dalam diri manusia yang menyebabkan
seseorang berbuat sesuatu. Motif timbul karena adanya kebutuhan, dengan
kata lain bahwa motif merupakan ciri kebutuhan. Adapun motif tersebut
menurut McQuail (1972) (McQuail, 1991 : 72) adalah sebagai berikut :
1. Motif Kognitif
Motif yang mendorong individu untuk menonton kuis “Happy Song”
sebagai kebutuhan untuk mencari atau menambah wawasan dan
pengetahuan, meliputi :
a. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
b. Keinginan untuk belajar.
2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
Motif yang mendorong individu untuk menonton kuis “Happy Song”
untuk memeperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam
keadaan atau situasi khalayak sendiri, meliputi :
a. Meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri.
b. Menemukan model perilaku, panutan, atau figur yang dicontoh.
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship)
Yaitu adalah motif yang mendorong individu menggunakan media
massa untuk melangsungkan hubungannya dengan orang lain,
meliputi :
a. Membantu menjalankan peran sosial.
b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
4.Motif Diversi (Hiburan)
Yaitu adalah motif yang mendorong individu untuk menonton kuis
“Happy Song” sebagai kebutuhan untuk melepaskan diri dari
perasaan dan kebutuhan akan hiburan, meliputi :
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
b. Mengisi waktu.
3.1.2Pengukuran Variabel
Untuk memudahkan pengukuran, maka penelitian ini digunakan pada
kategori motif individu menonton kuis “Happy Song” di Indosiar. Adapun
penggunaan kategori pengkonsumsian media secara umum adalah sebagai
berikut :
a. Motif Kognitif
Remaja Surabaya dikatakan mempunyai motif kognitif, apabila
menonton kuis “Happy Song” untuk :
1. Menguji pengetahuan tentang musik Indonesia.
23
3. Mengenal lebih jauh musik Indonesia.
4. Mengetahui tentang acara “Happy Song” di Indosiar
5. Mengetahui perkembangan penyanyi di Indonesia.
b. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
Remaja Surabaya dikatakan mempunyai motif Identitas Pribadi,
apabila menonton kuis “Happy Song” untuk :
1. Dapat menceritakan informasi yang diberikan kepada
teman atau kerabat.
2. Mengetahui kemampuan bintang tamu dalam mengikuti
kuis “Happy Song” di Indosiar.
3. Mengenal siapa saja yang menjadi peserta kuis “Happy
Song” di Indosiar
4. Memberikan komentar dari kuis “Happy Song’ di Indosiar.s
c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Identity)
Remaja Surabaya dikatakan mempunyai motif Integrasi dan
Interaksi Sosial, apabila menonton kuis “Happy Song” untuk :
1. Ikut – ikutan teman atau tetangga
2. Memberitahukan isi acara kepada teman atau saudara
3. Memiliki banyak teman.
4. Membicarakan model pakaian seperti apa yang dikenakan
oleh pembawa acara.
5. Memberitahukan berapa hadiah yang dibawa pulang oleh
d. Motif Diversi (Hiburan)
Remaja Surabaya dikatakan mempunyai motif hiburan, apabila
menonton kuis “Happy Song” untuk :
1. Mengisi waktu luang dengan menonton kuis “Happy Song”
di Indosiar.
2. Sebagai sarana hiburan
3. Menghilangkan kejenuhan dari segala aktivitas sehari –
hari.
Kategori tersebut diukur berdasarkan skala likert (skala sikap). Cara
pengukurannya dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden
mengenai motif dan setiap pertanyaan akan disediakan dan jawaban
nantinya harus dipilih oleh responden untuk menyatakan ketidak setujuan
atau kesetujuan. Pilihan jawaban masing – masing pertanyaan akan
digolongkan dalam empat kategori yaitu : “Sangat Setuju”(SS), Setuju” (S),
“Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS).
Indikatornya untuk motif remaja dapat ditunjukkan melalui total skor
dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan dalam
kuisioner, sehingga untuk mempermudah dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
2. Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
3. Setuju (S) : diberi skor 3
25
Skor dilakukan dengan menjumlahkan skor dari setiap items dari tiap
– tiap angket, sehingga diperoleh skor total dari tiap pernyataannya tersebut
untuk masing – masing individu. Selanjutnya tiap indikator untuk motif diukur
melalui pernyataan – pernyataan yang terdapat dalam angket. Kemudian
jawaban yang telah dipilih diberi skor dan ditotal. Total skor dari setiap
kategori, dikategorikan ke dalam tiga interval, yaitu rendah, sedang, tinggi.
Penentuan interval dilakukan dengan penggunaan range.
Range masing – masing kategori ditentukan dengan :
R(Range) = skor tertinggi – skor terendah
Jenjang yang diinginkan
Keterangan :
Range : batasan dari tiap individu
Skor tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item
pertanyaan
Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai item
pertanyaan
Jenjang : 3
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pada motif kognitif terdapat lima pertanyaan tentang responden yang
menonton kuis “Happy Song” di Indosiar, maka :
2. Motif Identitas personal terdapat empat pertanyaan tentang responden
yang menonton kuis “Happy Song” di Indosiar, maka :
Motif Identitas Personal =
( 4 x 4 ) – ( 1 x 4 ) = 16 – 4 = 12 = 4 3 3 3 rendah : 4 – 7
sedang : 8 – 11
tinggi : 12 – 15
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial terdapat lima pertanyaan tentang
responden yang menonton kuis “Happy Song” di Indosiar, maka :
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial =
( 4 x 5 ) – ( 1 x 5) = 20 – 5 = 15 = 5 3 3 3
rendah : 5– 10
sedang : 11 – 15
tinggi : 12 – 15
4. Motif Hiburan terdapat lima pertanyaan tentang responden yang
menonton kuis “Happy Song” di Indosiar, maka :
Motif Hiburan =
( 4 x 5 ) – ( 1 x 5 ) = 20 – 5 = 15 = 5 3 3 3
rendah : 5 – 10
sedang : 11 – 15
27
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja Surabaya yang berumur
17 – 24 tahun. Jumlah penduduk Surabaya yang berumur 17 – 24 tahun
adalah sebesar 3.437.245 (sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa
Timur Tahun 2008).
3.2.2 Sampel dan Penarikan Sampel
Pada penelitian ini, teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
teknik penarikan sampel Multistage Cluster Random Sampling.
Teknik penarikan sampel ini diambil dari rumus Yamane (Rakhmat,
2007 : 82)
n= N N [d]² + 1
Keterangan :
n = jumlah sampel yang diperlukan
N = jumlah populasi
D = presisi 10% derajat ketelitian (0,1)
Maka:
n = 3.437.245
3.437.245 (0,1)²+1
= 3.437.245 3.4373,45
Jadi dalam penelitian ini, banyaknya sampel yang diteliti adalah 100
penonton kuis “Happy Song” yang memenuhi kriteria yang dijadikan sampel.
Pengambilannya dengan menggunakan Multistage Cluster Random
Sampling. Multistage Cluster Random Sampling yaitu penarikan random
sampling yang dilakukan lebih dari dua tahap.
Agar daftar sampling tidak terlalu besar maka salah satu alternatif
untuk mengatasi hal ini adalah menyeleksi atau mengelompokkan populasi
atau sampel ke dalam kelompok kategori. Berikut adalah pengelompokan
berdasarkan wilayah tempat tinggalnya :
a. Tahap pertama ; dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian di
kota Surabaya terbagi dalam lima wilayah, setelah dilakukan
pengundian secara acak maka terpilihlah wilayah Surabaya Selatan
dan Surabaya Utara.
b. Tahap kedua ; dilakukan pemilihan pada wilayah kecamatan, dimana
wilayah Surabaya Selatan memiliki 8 (delapan) kecamatan dan
Surabaya Utara 5 (lima) kecamatan. Setelah dilakukan pengundian
secara acak maka terpilihlah Surabaya Selatan adalah Kecamatan
Karang Pilang dan Kecamatan Wonocolo sedangkan untuk Surabaya
Utara adalah Kecamatan Krembangan dan Kecamatan Kenjeran.
c. Tahap ketiga ; dilakukan pemilihan pada tingkat kelurahan dimana
setelah dilakukan pengundian secara acak maka terpilihlah Kelurahan
Siwalankerto dan Kelurahan Margorejo (Kecamatan Wonocolo),
Kelurahan Karang Pilang dan Kelurahan Warugunung (Kecamatan
29
(Kecamatan Krembangan), Kelurahan Sidotopo Wetan dan Kelurahan
Bulak Banteng (Kecamatan Kenjeran).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Surabaya
yang dirangkum dalam “Kecamatan dalam Angka 2008”, maka diperoleh
jumlah populasi responden pada masing – masing kelurahan sebagai berikut
a. Kelurahan Siwalankerto : 15442 jiwa
b. Kelurahan Margorejo : 12592 jiwa
c. Kelurahan Warugunung : 7872 jiwa
d. Kelurahan Karang Pilang : 10383 jiwa
e. Kelurahan Dupak : 25396 jiwa
f. Kelurahan Morokrembangan : 39684 jiwa
g. Kelurahan Sidotopo Wetan : 49773 jiwa
h. Kelurahan Bulak Banteng : 21998 jiwa 183140 jiwa
Guna lebih proposional dalam menentukan sampel yang digunakan
maka dari jumlah populasi tersebut diperoleh sampel masing – masing
kelurahan sebagai berikut :
1. Kelurahan Siwalankerto
15442 x 100 % = 8,43 = dibulatkan 8 183140
2. Kelurahan Margorejo
12592 x 100 % = 6,87 = dibulatkan 7
3. Kelurahan Warugunung
7872 x100 % = 4,29 = dibulatkan 4
183140
4. Kelurahan Karang pilang
10383 x 100 % = 5,66 = dibulatkan 6
183140
5. Kelurahan Dupak
25396 x 100 = 13,8 = dibulatkan 14
183140
6. Kelurahan Morokrembangan
39684 x 100 = 21,6 = dibulatkan 22
183140
7. Kelurahan Sidotopo Wetan
49773 x 100 % = 27,1 = dibulatkan 27
183140
8. Kelurahan Bulak Banteng
21998 x 100 % = 12,0 = dibulatkan 12
183140
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data diperoleh melalui dua sumber, yaitu :
a. Data primer
Diperoleh melalui daftar pertanyaan dan pertanyaan berstruktur
31
daftar pertanyaan telah disediakan pilihan ganda yang harus dipilih
responden.
b. Data sekunder
Diperoleh melalui bahan- bahan pustaka yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian. Bahan – bahan pustaka yang digunakan
berupa buku – buku literatur atau informasi tertulis lainnya. Data
sekunder akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan
analisis.
3.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh melalui kuisioner selanjutnya dikelompokkan
menurut identitas masing – masing, untuk selanjutnya disederhanakan dalam
bentuk tabel frekuensi untuk memudahkan pembacaan data sebagai
kerangka analisis data. Proses selanjutnya adalah menginterpretasikan data
untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana motif remaja menonton
4.1. Gambaran Umum Obyek
Indosiar Visual Mandiri (“Perseroan”) adalah salah satu dari
sederetan televisi swasta nasional di Indonesia yang terbilang sukses
menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas yang
bersumber pada in-house production, kreativitas dan sumber daya
manusia yang handal. Didirikan pada tahun 1991 dan mulai beroperasi
dengan menayangkan siaran perdana pada tanggal 11 Januari 1995,
Perseroan merupakan televisi termuda dari 4 televisi lain yang sudah ada
pada masa itu. Kehadiran Perseroan telah memberikan pencerahan bagi
industri pertelevisian Indonesia lewat serangkaian terobosan dan inovasi
baru yang mengutamakan kepuasan stakeholders serta kepedulian
terhadap lingkungan sekitar. Tidak heran jika dalam kurun waktu 5 tahun
kemudian Perseroan mampu mensejajarkan diri bahkan memimpin dalam
perolehan rating dan share pemirsa.
Perseroan sejak dulu dikenal terdepan dalam menyajikan
program-program produksi sendiri baik dalam bentuk drama, non drama maupun
pemberitaan. Sebanyak 45% dari seluruh program yang ditayangkan
Perseroan diproduksi secara in-house dan lebih dari separuhnya disiarkan
33
secara langsung. Didukung sumber daya manusia yang terampil
dan berpengalaman di bidangnya, Perseroan senantiasa menyajikan
program-program yang tidak hanya menarik bagi pemirsa namun juga
berkualitas, sehingga setiap tahunnya Perseroan memperoleh
penghargaan bertaraf nasional maupun internasional. Penghargaan terkini
yang diperoleh Perseroan adalah “Asian Television Awards 2005” untuk
program “Misa Malam Natal” dan “The Bells – A Christmas Concert”.
Agar program yang ditayangkan Perseroan dapat dinikmati oleh
seluruh pemirsa hingga pelosok tanah air, Perseroan telah memiliki 34
stasiun relai pada akhir tahun 2005 dengan jangkauan siaran yang
mencapai 80% dari total penduduk Indonesia. Saat ini Perseroan sedang
membangun stasiun pemancar baru di Jakarta dengan tinggi kurang lebih
400 meter untuk meningkatkan kualitas penerimaan siaran di wilayah DKI
Jakarta dan sekitarnya yang terganggu akibat perkembangan
pembangunan gedung-gedung tinggi yang sangat cepat selama 5 tahun
terakhir.
Dalam tiap aksi korporasinya sejak awal berdiri, Perseroan selalu
menempatkan kepuasan stakeholders sebagai prioritas utama, khususnya
dalam hal memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan
investor. Aksi korporasi Restrukturisasi Perseroan yang ditempuh akhir
besar dalam melakukan diversifikasi usaha.
Konsistensi upaya Perseroan dalam memberikan nilai tambah bagi
pemegang sahamnya selama 5 tahun berturut-turut membawa Perseroan
kembali meraih penghargaan “The Value Creator Award” dari Majalah
SWA Sembada di akhir tahun 2005. Di tengah kondisi makro ekonomi
yang dibayangi krisis baru dan ambruknya pasar obligasi, Obligasi
Perseroan berhasil masuk dalam daftar peringkat “Obligasi Korporasi
Terbaik 2005” versi Majalah Investor.
Kesuksesan dalam mengarungi kancah pertelevisian tidak
membuat Perseroan lupa pada misi sosial yang diembannya. Kegiatan
sosial “Peduli Kasih” dan “Kita Peduli” yang digalakkan dengan
mengumpulkan dana dari para pemirsa secara sukarela adalah salah satu
bentuk kepedulian Perseroan terhadap penderitaan rakyat kecil.
Penyaluran dana dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab.
Perseroan juga turut berperan aktif membantu program pemerintah
mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya dalam mengarahkan dan
menyalurkan kreativitas seni melalui pendidikan broadcast yang
diselenggarakan oleh Akademi Teknologi Komunikasi dan Informasi
35
4.1. Penyajian Data dan Analisis Data 4.1.1. Identitas Responden.
Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh
berdasarkan karakteristik responden yang meliputi : jenis kelamin pemirsa,
usia dan pendidikan terakhir. Selengkapnya tertera pada tabel berikut :
Tabel 4.1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah
(n)
Prosentase (%)
1 Laki-laki 38 38
2 Perempuan 62 62
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner No. I.3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan dan berjumlah sebesar 62 orang
atau 62% dan sisanya sebanyak 38 orang atau sebesar 38% responden
berjenis kelamin laki-laki.
Banyaknya responden yang berjenis kelamin perempuan pada
penelitian ini disebabkan karena kebanyakan pemirsa yang menyaksikan
tayangan Happy Song di Indosiar adalah perempuan. Perempuan memiliki
ketertarikan yang tinggi dengan musik, terlebih lagi untuk menyanyikan
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini berusia antara 17 hingga 20 tahun dengan jumlah sebanyak
68 orang atau sebesar 68%, kemudian responden yang berusia antara 21
hingga 24 tahun sebanyak 32 orang atau sebesar 32% responden.
Banyaknya responden yang berusia antara 17 hingga 20 tahun
tersebut dikarenakan pada usia-usia tersebut seseorang bisa memilih
tayangan yang sesuai dan yang disukai untuk menghibur dirinya, ketika
dirinya merasa butuh suatu hiburan di dalam rumah.
Tabel 4.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Kelas Jumlah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini masih mengenyam bangku pendidikan di
SMA baik yang berada pada kelas 1 hingga 3 dimana hal tersebut
37
responden, terdapat pula sebanyak 41 orang atau sebesar 41%
responden yang masih berstatus sebagai mahasiswa.
Banyaknya responden yang masih menempuh pendidikan di
jenjang SMA disebabkan karena pada usia tersebut, anak telah memiliki
pola pikir dan sumber informasi yang lebih luas dari strata yang berada
dibawahnya, sehingga dengan menyaksikan tayangan ini dan dengan
pengetahuan mengenai musik yang dihadirkan akan semakin
membangkitkan semangatnya untuk terus menyaksikan tayangan
tersebut.
4.1.2. Motif Responden Menonton Acara “Happy Song” di Indosiar
Pada bab ini dijabarkan mengenai sebaran jawaban yang diberikan
oleh responden, dimana jawaban-jawaban tersebut dikelompokkan dan di
deskripsikan sesuai dengan kategori masing-masing motif, selengkapnya
sebagai berikut :
4.1.2.1. Motif Kognitif
Merupakan motif yang mendorong individu untuk menonton kuis
“Happy Song” sebagai kebutuhan untuk mencari atau menambah
wawasan dan pengetahuan, penjabaran pada tiap indikatornya akan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan
No 11 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.4.
Motif Kognitif Responden Keinginan Memperoleh Wawasan Tentang Musik
Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 00
Tidak Setuju 13 13
Setuju 39 39
Sangat Setuju 48 48
Total 100 100 Sumber : Kuesioner No. III.11
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini memberikan jawaban sangat setuju terhadap
pertanyaan yang diajukan dan ditunjukkan dengan banyaknya
jawaban responden yang berada pada skor 4 atau keterangan
jawaban sangat setuju sejumlah 48 jawaban atau sebesar 49%
responden. Banyaknya responden yang menyatakan sangat setuju
dapat di sebabkan karena dalam program kuis Happy Song selalu
memberikan wawasan dan pengetahuan tentang musik yang tentunya
sangat menarik untuk disaksikan guna menambah informasi tentang
musik yang sudah lama maupun musik yang terbaru. Happy Song
merupakan sebuah program games show dimana sejumlah peserta
ditantang untuk menguji pengetahuan mereka tentang lagu khususnya
39
Jawaban paling sedikit pada pertanyaan ini berada pada skor 2
atau tidak setuju yang ditunjukkan dengan jumlah sebanyak 13
jawaban atau sebesar 13% responden. Mengenai hal ini responden
menyatakan bahwa dirinya lebih suka memperhatikan peserta yang
mengikuti kuis tersebut.
2. Keinginan Mengetahui Bintang Tamu
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan
No 12 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Bintang Tamu Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 4 4
Setuju 37 37
Sangat Setuju 59 59
Total 100 100 Sumber : kuesioner No. III.12
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menyatakan jawaban setuju terhadap pertanyaan
yang diajukan, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden
yang memberikan jawaban pada skor 4 atau dengan keterangan
sangat setuju dan berjumlah sebanyak 59 jawaban atau sebesar 59%
responden. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa banyak responden
yang ingin mengetahui siapa sajakah yang menjadi bintang tamu pada
yang ditantang pengetahuannya tentang lagu-lagu Indonesia.
Jumlah jawaban terkecil berada pada skor 2 atau dengan
keterangan tidak setuju sebanyak 4 jawaban atau sebesar 4%
responden, sebab menurut responden dirinya menonton program
acara Happy Song dengan tujuan untuk mengetahui lagu-lagu yang
dihadirkan di kuis Happy Song.
3. Keinginan Mengenal Lebih Jauh Lagu-Lagu Indonesia
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan
No 13 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.6.
Motif Kognitif Responden Keinginan Mengenal Lebih Jauh Lagu-Lagu Indonesia
Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 10 10
Setuju 29 29
Sangat Setuju 61 61
Total 100 100 Sumber : Kuesioner No. III.13
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menyatakan jawaban sangat setuju terhadap
pertanyaan yang diajukan, hal tersebut ditunjukkan dengan
banyaknya responden yang memberikan jawaban pada skor 4 atau
dengan keterangan sangat setuju dan berjumlah sebanyak 61
41
karena lagu-lagu yang digunakan dalam acara ini selalu
berganti-ganti dalam setiap episodenya sehingga sangat menarik untuk di
dapatkan informasi seputar lagu dan musik yang dihadirkan dalam
acara tersebut. Saat ini banyak bermunculan lagu-lagu Indonesia
yang diciptakan oleh para musisi Indonesia, sehingga acara
tersebut sangat bermanfaat untuk mengenal lagu-lagu tersebut
serta mengenal kembali lagu-lagu lama yang mulai terlupakan.
Jumlah jawaban terkecil berada pada skor 2 atau dengan
keterangan tidak setuju dan berjumlah sebanyak 10 jawaban atau
sebesar 10% responden, karena bagi responden lagu apapun yang
dihadirkan sama saja yang penting bintang tamunya yang
berganti-ganti.
4. Keinginan Mengetahui Acara Dari Awal Sampai Akhir
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan
No 14 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.7.
Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Acara Dari Awal Sampai Akhir
Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 10 10
Setuju 44 44
Sangat Setuju 46 46
Total 100 100 Sumber : Kuesioner No. III.14
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian
yang memberikan jawaban pada skor 4 atau dengan keterangan
sangat setuju sejumlah 46 jawaban atau sebesar 46% responden.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa responden merasa tertarik untuk
mengikuti acara dari awal sampai akhir acara. Dalam babak pertama
memilih tujuh peserta tersebut diminta untuk melanjutkan lagu yang
dibawakan home band. Dari ke-7 peserta yang dihadirkan, hanya
akan ada 3 peserta yang berhak untuk melaju ke babak berikutnya.
Pada babak selanjutnya, ke-3 peserta diminta kembali untuk menebak
lagu yang dibawakan home band. Dalam babak ini hanya akan ada
satu peserta yang berhak untuk masuk dalam babak berhadiah.
Dengan mengikuti pada setiap babaknya responden merasa tertarik
untuk selalu mengikutinya.
Sedangkan jawaban terkecil terletak pada skor 2 yaitu
responden menjawab tidak setuju sebanyak 10 orang atau 10%
responden. Hal ini dikarenakan responden tidak merasa tertarik untuk
mengikuti acara dari awal sampai akhir, karena mereka hanya tertarik
pada bintang tamu dan lagu yang dihadirkan saja.
5. Keinginan Mengetahui Perkembangan Penyanyi di Indonesia Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan
43
Tabel 4.8.
Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Perkembangan Penyanyi di Indonesia
Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 26 26
Setuju 34 34
Sangat Setuju 40 40
Total 100 100, Sumber : Kuesioner No. III.15
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menyatakan jawaban setuju terhadap pertanyaan
yang diajukan, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden
yang memberikan jawaban pada skor 4 atau dengan keterangan
sangat setuju sejumlah 40 jawaban atau sebesar 40% responden. Hal
tersbeut menunjukkan bahwa sebagian besar responden ingin
mengetahui perkembangan penyanyi karya anak bangsa. Saat ini di
Indonesia berkembang musik indie tumbuh secara natural di
Indonesia. Banyak band-band indie yang berkembang, band yang
kemudian mewarisi apa yang dilakukan para pendahulu seperti God
Bless, AKA, Giant Step, Super Kid dari Bandung, Terncem dari Solo
dan Bentoel dari Malang. Dengan adanya perkembangan ini membuat
generasi muda dari pendengar musik indie ini jauh lebih baik dari 10
tahun yang lalu, sehingga lagu-lagu yang ada harus dilestarikan
melalui program acara seperti Happy Song di Indosiar.
Sedangkan jawaban terkecil terletak pada skor 2 yaitu
mengikuti perkembangan penyayi di tanah air, mereka hanya tertarik
pada musik yang dihadirkan saja.
Setelah dijabarkan frekuensi jawaban responden pada
masing-masing indikator, selanjutnya akan dilakukan pengkategorisasian ke
dalam tiga tingkatan yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Selengkapnya
dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9.
Motif Kognitif Responden Dalam Menonton Program Acara “Happy Song” di Indosiar
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Rendah 0 00
Sedang 21 21
Tinggi 79 79 Total 100 100 Sumber : Data diolah
Tabel di atas menyatakan bahwa motif kognitif responden
dalam menonton program acara acara “Happy Song” di Indosiar pada
kategori tinggi sebanyak 79 responden atau sebesar 79% responden,
sedangkan yang berada pada kategori sedang berjumlah 21
responden atau sebesar 21% dan tidak ada satupun yang tergolong
dalam kategori rendah. Banyaknya responden yang berada pada
kategori tinggi dapat diartikan bahwa sebagian besar responden
tersebut dalam menonton program acara “Happy Song” di Indosiar
selain bertujuan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan saja,
akan tetapi juga karena ingin mengetahui bintang tamu yang hadir
45
4.1.2.2. Motif Identitas Personal
Motif yang mendorong individu untuk menonton kuis “Happy Song”
untuk memeperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam
keadaan atau situasi khalayak sendiri. Dalam penelitian ini, responden
diberikan 4 pertanyaan untuk mengetahui motif ini, berikut data dan
analisanya :
1. Menceritakan Apa Saja Yang Terjadi Di Kuis Happy Song
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan
No 16 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.10.
Motif Identitas Personal Menceritakan Apa Saja Yang Terjadi Di Kuis Happy Song
Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 2 2
Setuju 42 41
Sangat Setuju 56 56
Total 100 100
Sumber : Kuesioner No. III.16
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini memberikan jawaban sangat setuju pada
pertanyaan yang diajukan, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
responden yang memberikan jawaban pada skor 4 atau dengan
keterangan sangat setuju sejumlah 56 jawaban atau sebesar 56%
responden. Kondisi tersebut dapat dikarenakan responden
menyaksikan tayangan Happy Song di Indosiar untuk menceritakan
dengan tetangga bahan pembicaraan yang biasanya digunakan
adalah tentang musik salah satunya acara yang favorit di saksikan
adalah Happy Song yang menurut mereka sangat menghibur dapat
dapat menjadi bahan pembicaraan.
Jawaban terkecil ditunjukkan pada skor 2 yaitu tidak setuju
dengan jumlah jawaban responden sebanyak 2 orang atau 2%
responden, karena responden merasa melihat program kuis Happy
Song tersebut hanya karena tertarik dengan bintang tamunya saja.
2. Mengetahui Kemampuan Bintang Tamu
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan
No 17 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.11.
Motif Identitas Personal Responden Mengetahui Kemampuan Bintang tamu
Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 10 10
Setuju 46 46
Sangat Setuju 44 44
Total 100 100
Sumber : Kuesioner No. III.17
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini memberikan jawaban setuju pada pertanyaan
yang diajukan, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya responden
yang memberikan jawaban pada skor 3 atau dengan keterangan
47
Hal tersebut dapat dikarenakan bahwa dengan menyaksikan kuis
Happy Song di Indosiar dapat mengetahui kemampuan bintang tamu..
Sedangkan responden yang menjawab pada skor 2 yaitu tidak
setuju sebanyak 10 orang atau 10% responden. Responden
menjawab tidak setuju dapat disebabkan responden melihat program
kuis Happy Song tersebut hanya ingin mengetahui lagu-lagu yang
dihadirkan baik lagu lama maupun lagu baru.
3. Mengetahui Siapa Saja Yang Menjadi Peserta Kuis
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan
No 19 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.12.
Motif Identitas Personal Responden Mengetahui Siapa saja Yang Menjadi Peserta Kuis
Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 13 13
Setuju 40 40
Sangat Setuju 47 47
Total 100 100
Sumber : Kuesioner No. III.18
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari empat kategori
jawaban yang diberikan sebagaian besar responden yang sangat
setuju sebanyak 47 orang atau 47% dengan pertanyaan bahwa
menonton program acara “Happy Song” di Indosiar adalah untuk
mengetahui siapa saja yang menjadi peserta kuis. Dengan melihat
acara tersebut responden menjadi tahu siapa saja yang menjadi