• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS “HAPPY SONG“ DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis “Happy Song” di Indosiar).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS “HAPPY SONG“ DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis “Happy Song” di Indosiar)."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Kharla Siska Dewi

NPM. 0643010121

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allahku yang Luar Biasa, karena

kasih karunia dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dan

tentunya masih banyak kekurangan dalam pembuatan Skripsi ini. Semoga

nikmat ini dapat mendorong menuntut ilmu yang lebih tinggi serta semangat

pengabdian yang tulus.

Ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang

turut berperan dalam kesuksesan penyusunan Skripsi, diantaranya adalah:

1. Dra. Ec. Suparwati, M.Si Dekan Jurusan Ilmu Komunikasi Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik UPN ”Veteran” Jawa Timur.

2. Juwito, S.Sos, MSi Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Ir. Didiek Tranggono, M.Si sebagai Dosen Pembimbing.

4. Kepada Ayah tercinta, Bapak M. Sophian Gultom, yang telah banyak

berkorban untuk putri-putrinya dan memberikan tauladan agar senang

pada ilmu pengetahuan. Ibu tercinta, Ibu Sri Sudarwati, yang telah

membina dan mendidik dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Berharap keduanya diampuni dan diberi berkat dan karunia oleh Allah.

5. Kepada kakak-kakak tercinta Helen Rosdiana dan Mega Herwati yang

telah memberikan semangat kepada Penulis.

6. Kepada Heru Prasetyo ”My Beb” yang telah membantu pembuatan

Skripsi ini dan setia menemani serta memberikan semangat kepada

(3)

v

8. Dan seluruh pihak yang telah membantu hingga Skripsi ini dapat

terselesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari hanya kata terima kasih yang dapat penulis

ucapkan dan biarlah Tuhan yang dapat membalas semua kebaikan kalian.

Bagaimanapun juga, Penulis juga menyadari akan banyaknya kekurangan

pada penulisan Skripsi ini, kritik dan saran dari berbagai pihak demi

sempurnanya Skripsi ini Penulis harapkan.

Surabaya, November 2009

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Televisi sebagai media komunikasi massa ... 10

2.1.2. Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa ... 11

2.1.3. Acara Happy Song di Indosiar ... 12

2.1.4. Motif ... 14

2.1.5. Teori Uses And Gratification ... 17

2.1.6. Remaja ... 18

2.2. Kerangka Berpikir ... 19

(5)

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 22

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 27

3.2.1. Populasi ... 27

3.2.2. Sampel dan Penarikan Sampel ... 27

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.4. Metode Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1. Gambaran Umum Obyek ... 32

4.2. Penyajian Data dan Analisa ... 35

4.2.1. Identitas Responden ... 35

4.2.2. Motif Responden Menonton Acara “Happy Song” di Indosiar ... 37

4.2.2.1. Motif Kognitif ... 37

4.2.2.2. Motif Identitas Personal ... 45

4.2.2.3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial ... 50

4.2.2.4. Motif Diversi ... 56

4.2.3. Motif Secara Keseluruhan ... 62

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 67

(7)

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 35

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 36 Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 36 Tabel 4.4. Motif Kognitif Responden Keinginan Memperoleh

Wawasan Tentang Musik ... 38

Tabel 4.5. Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Bintang Tamu ... 39

Tabel 4.6. Motif Kognitif Responden Keinginan Mengenal Lebih Jauh Lagu-Lagu Indonesia ... 40

Tabel 4.7. Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Acara Dari Awal Sampai Akhir ... 41

Tabel 4.8. Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Perkembangan Penyanyi di Indonesia ... 43

Tabel 4.9. Motif Kognitif Responden Dalam Menonton Program Acara “Happy Song” di Indosiar ... 44

Tabel 4.10.

Motif Identitas Personal Menceritakan apa saja

Yang Terjadi Pada Program Acara “Happy Song” 45

Tabel 4.11.

Motif Identitas Personal Responden Mengetahui

Kemampuan Bintang Tamu ... 46

(8)

Tabel 4.12.

Motif Identitas Personal Responden Tertarik

Mengetahui Siapa Saja Yang Menjadi Peserta

Kuis ... 47

Tabel 4.13.

Motif Identitas Personal Responden Ingin

Memberikan Komentar Tentang Program Happy

Song ... 48

Tabel 4.14.

Motif Identitas Personal Responden Dalam

Menonton Program Acara “Happy Song” di

Indosiar ... 49

Tabel 4.15.

Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden

Ikut – Ikutan Teman Atau Tetangga ... 50

Tabel 4.16.

Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden

Memberitahukan Isi Acara Kepada Teman atau

Saudara ... 51

Tabel 4.17.

Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden

Untuk Memiliki Banyak Teman ... 52

Tabel 4.18.

Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden

Untuk Membicarakan Model Pakaian ... 53

Tabel 4.19.

Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden

Untuk Memberitahukan Berapa Hadiah ... 54

(9)

Tabel 4.21.

Motif Diversi Responden Mengisi Waktu Luang .. 56

Tabel 4.22.

Motif Diversi Responden Ingin Bersantai ... 57

Tabel 4.23.

Motif Diversi Responden Melepaskan Diri Dari

Kejenuhan ... 58

Tabel 4.24.

Motif Diversi Responden Ingin Mencari Hiburan

... 59

Tabel 4.25. Motif Diversi Responden Untuk Menghilangkan

Stress ... 60

Tabel 4.26.

Motif Diversi Responden Dalam Menonton

Program Acara “Happy Song” di Indosiar ... 61

Tabel 4.27. Motif Secara Keseluruhan ... 62

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. : Uses and Gratification Model ... 19

Gambar 2. : Kerangka Berpikir ... 21

(11)

x

(12)

ABSTRAKSI

KHARLA SISKA DEWI, MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS “HAPPY SONG“ DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis “Happy Song” di Indosiar)

Happy Song adalah sebuah acara kuis di televisi yang berhubungan dengan musik dan ditayangkan secara langsung (live) oleh Indosiar. Pada kuis Happy Song ini, tim Happy Song mengundang empat belas peserta yang telah lolos di audisi sebelumnya untuk mengikuti program kuis ini. Dimana empat belas peserta ini dibagi menjadi dua, yakni pada babak pertama dan babak kedua. Dalam penelitian ini permasalahannya adalah bagaimana kebutuhan remaja sehingga memunculkan motif untuk menonton kuis “Happy Song di Indosiar.Tujuan penelitian adalah untuk untuk mengetahui motif remaja dalam menonton kuis “Happy Song” di Indosiar.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Televisi Sebagai Media Komunikasi, Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa, Acara Happy Song di Indosiar, Motif , Remaja, dan Teori Uses And Gratification.

Metode analisis menggunakan tabel frekuensi, dan data diperoleh dari hasil kuesioner. Multistage Cluster Random Sampling merupakan teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian..

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan motif remaja menyaksikan program acara “Happy Song” di Indosiar dikategorikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa remaja menyukai akan program acara “Happy Song” karena mereka mendapatkan semua keinginannya baik itu mengenai Motif Kognitif, Motif identitas personal, Motif diversi ataupun Motif Integratif Sosial.

Keyword : motif kognitif, motif diversi, motif identitas personal, motif integratif personal

(13)

1.1 Latar Belakang Masalah

Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama

di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk

mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang

televisi adalah teman, televisi menjadi perilaku masyarakat dan televisi dapat

menjadi candu. Televisi membujuk kita untuk mengkonsumsi lebih banyak

dan lebih banyak lagi. Televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan orang

lain dan memeberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup.

Sejak pemerintah membuka Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada

tanggal 24 Agustus 1962 maka selang 27 tahun penonton televisi di

Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Namun dalam

beberapa tahun belakangan ini industri pertelevisian di Indonesia telah

berkembang pesat. Bermula dari hanya satu stasiun televisi milik

pemerintah, kini telah berkembang menjadi belasan televisi swasta yang

berada di Jakarta dan daerah.

Pada tahun 1989, pemerintah memberikan ijin operasi kepada

kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi TPI yang

merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan

RCTI, SCTV, INDOSIAR, dan ANTV. Sejak tahun 2000 muncul hampir

(14)

2

secara serentak lima stasiun televisi swasta baru (Metro TV, Trans

TV, TV7, Lativi, Global). (Morissan, 20004 :3)

Semakin banyaknya stasiun televisi baru menambah ketatnya

persaingan terutama di segmen hiburan, dari situlah banyak televisi swasta

nasional kita yang melakukan terobosan- terobosan baru agar dapat tetap

eksis di pertelevisian dan meraih acara rating tertinggi.

Dalam kaitannya ini, salah satu program siaran televisi di segmen

hiburan yang menarik untuk dicermati adalah kuis. Kuis adalah tontonan,

permainan dengan berbagai tingkah pola manusia, program ini dapat

menggugah emosi positif terhadap kehidupan rumah tangga dan sosial.

Melalui kuis, penonton terhibur menyaksikan tingkah polah para pemain, di

sini yang dinikmati bukanlah akting seperti dalam drama tetapi emosi

dramatiknya. (Siregar, 2001 :113)

Program acara kuis di televisi memang menarik, selain bertabur

hadiah, bagi perserta dan penonton, otak dan mentalpun terasah. Adapun

program kuis yang bertemakan ilmu pengetahuan, kuis tentang musik,

sampai program kuis yang dipandu dengan ketahanan fisik dan mental

pesertanya. Program kuis yang baik adalah tidak hanya menghibur tetapi

juga bisa mendidik peserta dan penontonnya.

Salah satu acara hiburan dalam bentuk kuis yang bertemakan tentang

musik adalah kuis Happy Song, kuis yang ditayangkan secara langsung (live)

di Indosiar pada 27 April 2009 merupakan program kuis baru dan banyak

diminati oleh pemirsa televisi saat ini (www.indosiar.com ). Oleh karena itu

(15)

Indosiar. Terbukti dari sekian banyak program hiburan, porsi tayang reality

show dan musik adalah yang terbesar. Waktu pemirsa untuk menonton

program ini juga yang terpanjang, yaitu rata-rata 3-5 jam. Kedua program itu

kebanyakan ditonton oleh remaja kelas atas. Mereka juga menarik pemirsa

dengan usia yang sama, yaitu 20+, tapi selain itu program musik dan reality

show juga meraih pemirsa yang lebih muda 15-19 tahun.

(www.google/rating/abgnielsen.com). Dalam hal jumlah, jumlah penonton

musik lebih besar dari reality show. Pada bulan November, musik meraih

rata – rata 1,9 poin rating ( atau sama dengan 900 ribu orang), sementara

reality show mendapat rata – rata 1,2 poin rating ( atau hampir 600 ribu

orang).

Alasan dipilihnya kuis Happy Song sebagai obyek penelitian, karena

acara ini mempunyai daya tarik tersendiri, yaitu dari faktor hadiah, adanya

orang terkenal atau master kuis dan dengan musik yang mengiringi serta

adanya bintang tamu yang diundang dalam kuis ini.

Happy Song adalah sebuah acara kuis di televisi yang berhubungan

dengan musik dan ditayangkan secara langsung (live) oleh Indosiar dari hari

Senin sampai Sabtu pada pukul 12.30 sampai 14.30 dan pada hari Minggu

pukul 14.30 yang dipandu oleh Choky Sitohang. Acara ini pertama kali

dimulai pada tanggal 27 April 2009. Pada kuis Happy Song ini, tim Happy

Song mengundang empat belas peserta yang telah lolos di audisi

sebelumnya untuk mengikuti program kuis ini. Dimana empat belas peserta

(16)

4

Pada babak pertama, tujuh orang peserta ini harus melewati empat

tahap yakni pertama adalah babak “Tebak Judul” dimana masing-masing

peserta ini akan secara bergantian menebak judul lagu dari potongan –

potongan lagu yang diberikan dan waktu yang diberikan adalah 60 detik,

kalau mereka berhasil menebak minimal lima judul lagu, mereka akan lolos

ke tahap berikutnya. Lalu pada tahap kedua disebutkan babak “Acak Syair.”

Pada tahap acak syair ini bersifat berebut. Dimana tahap ini peserta yang

telah lolos pada tahap sebelumnya akan diberi petunjuk oleh pembawa acara

dimana petunjuknya terdiri dari tahun, nama penyanyi, dan judul lagu. Siapa

yang berhasil menekan tombol terlebih dahulu akan diberi pilihan apakah

mau melemparkan pada peserta yang lain atau memainkannya sendiri.

Peserta boleh ikut menyanyikan dengan diiringi sebuah band yang bernama

Audiensi band, kemudian pada layar di studio akan muncul beberapa syair

yang telah diacak dan peserta diwajibkan menyusun secara benar agar

dapat lolos ke babak berikutnya. Babak selanjutnya adalah tahap “Fill In The

Blank”, dimana peserta diharuskan untuk melengkapi syair lagu yang

kosong dan peserta diwajibkan untuk menyanyikannya dengan diiringi musik

band. Kemudian pada babak yang terakhir disebut dengan babak “Get It”

dimana hadiah yang diberikan adalah sebesar Rp.20 juta. Peserta akan

diberikan lima pertanyaan yang masing – masing pertanyaannya bernilai

Rp.2 juta dan setelah peserta berhasil menjawab, maka hadiah yang ia

dapatkan bisa digandakan, minimal ia boleh menginvestasikannya sebesar

50% dari jumlah uang yang ia dapat sebelumnya. Apabila peserta tidak

(17)

Kebutuhan pada setiap individu tidaklah sama. Kebutuhan yang tidak

sama ini sesuai dengan keingintahuan individu tersebut yang tumbuh sejalan

dengan tingkat perkembangannya. Kebutuhan pemirsa yang demikian besar

pun dapat dimengerti oleh stasiun TV sehingga semua stasiun televisi

berlomba-lomba dalam memberikan acara hiburannya. Kita ingin mencari

kesenangan, TV dapat memberikan hiburan. Kita mengalami masalah atau

mengalami goncangan jiwa, TV dapat dapat memberikan kesempatan

kepada kita untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian, dan TV

berfungsi sebagai sahabat. Sedemikian besarnya peran TV dalam memenuhi

kebutuhan, maka televisi dapat memuaskan kebutuhan pemirsa akan

hiburan. Kepuasan dari pemirsa sendiri bergantung dari motif masing-masing

khalayak (pemirsa ) dalam menonton TV dan pada dasarnya motif itu timbul

karena adanya kebutuhan.

Menonton TV bagi pemirsa merupakan suatu kegiatan yang bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut bisa berupa akan

informasi, pendidikan, dan hiburan. Dengan adanya kebutuhan tersebut,

maka peneliti akan tahu bagaimana motif yang mendasari pemirsa dalam

menonton acara kuis Happy Song di Indosiar. Motif merupakan dorongan,

keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri

individu dalam melakukan sesuatu. Dorongan inilah yang sering disebut

motif, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

mempertahankan eksistensinya (Effendi, 1993 : 45). Jika dikaitkan dengan

(18)

6

ada empat motif yaitu motif pengetahuan, motif integrasi dan interaksi sosial,

motif identitas pribadi, dan motif hiburan.

Jadi kebutuhan untuk menonton acara Happy Song, sebagai jawaban

adanya kebutuhan untuk mengetahui bagaimana tayangan kuis Happy Song

bisa memberikan informasi, wawasan, pengetahuan bagi remaja,bisa

memberikan hiburan, bisa menambah bahan percakapan dan interaksi sosial

serta bisa mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai pribadi khususnya dalam

media.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana

kebutuhan remaja itu sendiri sehingga memunculkan motif untuk menonton

kuis Happy Song di Indosiar.

Apakah kebutuhan untuk menambah pengetahuan baru, atau

keinginan remaja untuk mendapat hiburan setelah lelah menempuh kegiatan

di sekolah atau untuk menambah bahan percakapan dengan orang lain serta

menemukan nilai-nilai penunjang pribadi.

Teori yang digunakan untuk meneliti motif remaja dalam menonton

kuis Happy Song di Indosiar adalah teori Uses and Gratifications yang

menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah

bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana

media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya pada

khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai

tujuan khusus (Effendy, 1999 :289). Model ini tertarik pada apa yang

(19)

seseorang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif

menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui

motif apakah yang mendasari para remaja menonton kuis Happy Song di

Indosiar.

Dipilihnya remaja dengan segmen usia 17 – 24 tahun sebagai obyek

penelitian disebabkan karena pada kategori usia tersebut sudah mulai ada

tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya

identitas diri, dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral

(Sarwono, 2004 : 14-15).

Sementara dipilihnya kota Surabaya sebagai lokasi penelitian

disebabkan Surabaya adalah kota yang mempunyai penduduk yang cukup

besar karena Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia dan

merupakan kota metropolitan yang masyarakatnya bersifat dinamis dan

mempunyai aktifitas tinggi dimana masyarakat yang seperti ini membutuhkan

informasi dan hiburan untuk menghilangkan ketegangan akibat aktivitas

sehari-hari dan ketersediaan media massa khususnya televisi tergolong

banyak dan mudah.

Berdasarkan uraian di atas pada dasarnya peneliti ingin melakukan

penelitian dengan menitik beratkan pada motif yang mendasari individu

(pemirsa/remaja) menonton kuis Happy Song di Indosiar. Dari sini peneliti

berusaha untuk mengetahui apa motif remaja dalam menonton kuis Happy

(20)

8

1.1 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan

masalah dalam upaya penelitian ini adalah :

“Bagaimana Motif Remaja Dalam Menonton Kuis “Happy Song” di Indosiar ?”

1.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk

mengetahui motif remaja dalam menonton kuis “Happy Song” di Indosiar.

1.3 Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah khasanah

penelitian di bidang media massa khususnya televisi, seperti diketahui

peneliti ini mengenai motif remaja tentang acara Happy Song yang ada di

televisi.

b. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis dan

praktis.

1. Kegunaan teoritis yaitu dapat menambah wacana dan memberikan

inforrmasi serta sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu

komunikasi sebagai bahan masukan atau peferensi untuk penelitian

(21)

2. Kegunaan praktis yaitu memberikan masukan dan pertimbangan pada

pihak Indosiar berkaitan dengan motif remaja tentang program acara

Happy Song.

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori

2.1.1 Televisi sebagai media komunikasi massa

Pengertian dari komunikasi massa adalah komunikasi dengan

menggunakan media massa modern, surat kabar dengan sirkulasi yang luas,

radio, televisi yang siarannya yang ditujukan kepada umum dan film yang

dipertunjukkan di gedung bioskop. Komunikasi massa menyiarkan informasi,

gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam jumlah yang banyak

dengan menggunakan media (Effendi, 1993 : 79 – 80)

Televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siaran televisi

yang merupakan salah satu media elektronik dengan ciri – ciri berlangsung

satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum,

sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen,

dengan salah satu keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya

yang bersifat audio visual.

Televisi adalah salah satu media yang merupakan paduan radio

(broadcast) dan film (moving picture). Televisi terdiri dari istilah “tele” yang

berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi “jauh” dihasilkan

dengan prinsip radio, sedangkan segi “penglihatan” oleh gambar .

Televisi mempunyai daya tarik yang sangat kuat melebihi media

massa lainnya. Kalau radio memiliki daya tarik yang sangat kuat karena

unsur – unsur vocal, musik, dan efek suara maka televisi selain memiliki

(23)

ketiga unsur itu juga memiliki unsur visual berupa gambar hidup yang

menimbulkan kesan mendalam bagi penonton. Daya tarik ini melebihi

bioskop karena dapat dinikmati di rumah dengan santai, aman, dan nyaman.

Selain itu televisi menimbulkan dampak yang kuat bagi pemirsanya, selain

adanya tekanan pada sekaligus kedua indra yakni penglihatan dan

pendengaran, televisi juga mampu menciptakan kelenyuran bagi pekerja –

pekerja aktif, yaitu adanya kombinasi gerak , kecantikan, suara, dan humor.

Untuk tujuan komersil, televisi dipandang sebagai media yang paling

efektif untuk menyampaikan misinya. Televisi mempunyai kemampuan

menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton

televisi secara teratur. Televisi dapat menjangkau khalayak sasaran yang

tidak terjangkau oleh media massa lainnya, misalnya media cetak dan film.

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi

persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya

di depan televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan.

Pada intinya, televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan

pemirsa dalam era komunikasi dan informasi yang semakin berkembang

pesat. Dimana pada saat ini kebutuhan informasi sangat dibutuhkan

sebanyak – banyaknya oleh pemirsa. Oleh karena itu kehadiran televisi

menembus ruang dan jarak geografis pemirsa.

2.1.2 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar,

(24)

12

terpaannya (exposure) secara konteks sosial tempat dimana terpaan

berlangsung.

Kehadiran media massa dalam kehidupan manusia dewasa ini sangat

beragam dan kompleks. Kehadirannya yang beragam itu telah mendominasi

kehidupan manusia. Kehadiran media massa bukan saja menghilangkan

perasaan, ia pun bisa menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki

perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan

senang atau percaya pada media massa tertentu erat kaitannya dengan

pengalaman individu bersama media massa tersebut, boleh jadi faktor isi

pesan mula – mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media yang

diperhatikan, apapun yang disiarkan.

Kehadiran media massa juga dapat membentuk citra tentang

lingkungan sosial yang timpang, bias, dan tidak cermat. Pengaruh media

massa juga terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat moderen orang

memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada saat

yang sama, mereka sukar mengecek kebenaran yang disajikan media.

Media massa juga dapat memberikan perincian, analisis, dan tinjauan

mendalam tentang berbagai peristiwa. Penjelasan itu tidak mengubah tetapi

menjernihkan citra kita tentang lingkungan. Media massa mengurangi

ketidakpastian kita. Dengan media massa kita dapat menentukan mana yang

penting dan mana yang tidak.

Kehadiran media massa juga dapat memberikan pengajaran terhadap

kita dan juga dapat membangun mentalitas masyarakat ke arah yang lebih

(25)

2.1.3 Acara Happy Song di Indosiar

Program acara hiburan dalam bentuk kuis ini terbukti dapat

menggugah emosi yang positif terhadap kehidupan rumah tangga dan sosial.

Melalui kuis, penonton terhibur menyaksikan tingkah polah para pemain, di

sini yang dinikmati bukanlah akting seperti dalam drama tetapi emosi

dramatiknya. (Siregar, 2001 : 113).

Acara kuis Happy Song yang ditayangkan di Indosiar merupakan

program acara kuis yang menguji pengetahuan tentang musik. Pada

permulaan setiap show dimulai, pemandu memanggil tujuh orang peserta

kloter pertama dengan diiringi alunan musik dari home band. Peserta –

peserta tersebut harus menjalani babak pertama yang disebut dengan

“Tebak Judul” dimana mereka semuanya diminta untuk menebak minimal

lima judul lagu dari potongan – potongan lagu dan mereka diberi waktu

selama 60 detik. Peserta yang berhasil menebak lima judul lagu, selanjutnya

dapat masuk ke babak berikutnya.

Pada babak kedua disebut dengan “Acak Syair” dimana pada babak

ini peserta diberi petunjuk oleh pemandu yang terdiri dari tahun, nama

penyanyi, dan judul lagu. Siapa yang berhasil menekan tombol terlebih

dahulu akan diberi pilihan mau melemparkan pada peserta yang lain atau

memainkannya sendiri. Peserta boleh ikut menyanyikan dengan diiringi

home band yang bernama Audiensi band, kemudian pada layar di studio

akan muncul beberapa syair yang telah diacak dan peserta diwajibkan

menyusun secara benar agar dapat lolos ke tahap berikutnya. Kemudian

(26)

14

diharuskan untuk melengkapi syair lagu yang kosong dan peserta diwajibkan

untuk menyanyikannya dengan diiringi musik band. Kemudian pada babak

yang terakhir disebut dengan babak “Get It” dimana hadiah yang diberikan

adalah sebesar Rp.20 juta. Peserta akan diberikan lima pertanyaan yang

masing – masing pertanyaannya bernilai Rp.2 juta dan setelah peserta

berhasil menjawab, maka hadiah yang ia dapatkan bisa digandakan, minimal

ia boleh menginvestasikannya sebesar 50% dari jumlah uang yang ia dapat

sebelumnya. Apabila peserta tidak berhasil menjawab maka ia hanya

mendapat uang yang tersisa.(www.indosiar.com/happysong)

Sedangkan yang menjadi kelebihan dan menariknya acara kuis ini

dimana di dalam acara tersebut dikemas secara menarik, seperti :

1. Master kuis : adalah seseorang yang memandu kuis, yang

dimana digunakannya orang terkenal atau selebritis.

2. Materi – materi kuis : adalah isi kuis yang berupa pertanyaan –

pertanyaan yang bertemakan musik.

3. Ilustrasi musik : adalah musik pengiring atau mengisi ketika acara

kuis sedang berlangsung.

4. Bintang tamu : adalah sebuah band atau penyanyi yang diundang

untuk mengisi acara kuis yang sedang berlagsung.

5. Hadiah 20 juta : adalah pemberian ganjaran atau imbalan dengan

(27)

2.1.4 Motif

Dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan pasti didasarkan

pada motif – motif tertentu. Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari

kebutuhan (needs). Seseorang atau organisme yang berbuat sesuatu sedikit

banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak

dicapainya.

Istilah motif berasal dari kata motive yang berarti dorongan di dalam

diri organisme untuk menentukan pilihan – pilihan dari berbagai hal,

sehingga sesuai dengan tujuan. Semua tingkah laku manusia pada

hakekatnya mempunyai motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan dengan

dorongan, keinginan, hasrat dalam diri untuk melaksanakan sesuatu ysng

memberi arah dan tujuan pada tingkah seseorang. Dari definisi motif dapat

disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang

menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu.

(Ahmadi, 2004 : 192).

Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada

pendapat McQuail (2002 : 72) sebagai berikut :

1. Motif kognitif

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat

tertentu yang diinginkan, yang terdiri dari :

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan

(28)

16

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,

pendapat dan hal- hal yang berkaitan dengan penentuan

pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

d. Keinginan untuk belajar ( pendidikan terhadap diri sendiri)

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau

menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak

sendiri yang terdiri dari :

a. Menemukan penunjang nilai – nilai pribadi

b. Menemukan model perilaku, panutan atau figur untuk dicontoh.

c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai – nilai lain (dalam media).

d. Meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship)

Kebutuhan integrasi dan interaksi sosial terdiri dari :

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati

sosial.

b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki.

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

d. Memperoleh teman selain dari manusia (media).

e. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak

(29)

4. Motif Hiburan (diversi)

Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan

yang terdiri dari :

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

d. Mengisi waktu.

e. Penyaluran emosi.

f. Membangkitkan gairah seks.

2.1.5 Teori Uses and Gratifications

Teori Uses dan Gratifications menunjukkan yang menjadi

permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan

peilaku khalayak,, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan

sosial khalayak. Jadi bobotnya adalah pada khalayak yamg aktif yang

sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003

:289). Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk

memenuhi kebutuhannya, sehingga timbul istilah Uses and Gratifications

yang itu penggunaan dan pemenuhan kebutuhan.

Teori Uses and Gratifications muncul sebagai akibat ketidak puasan

pada penelitian – penelitian sebelumnya yang gagal membuktikan bahwa

khalayak langsung dipengaruhi oleh media massa. Oleh karena itu, model ini

digambarkan sebagai adramatic break with effect tradition of the past

(30)

18

Teori Uses and Gratifications menurut Kats, Gurevitch, dan Haas

dimulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan

manusia. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri – ciri afiliasi kelompok dan

ciri – ciri kepribadian.

Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang

berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan

pemahaman mengenai lingkungan.

2. Affective needs (kebutuhan afektif) adalah kebutuhan yang

berkaitan dengan peneguhan pengalaman – pengalaman estetis,

menyenangkan, dan emosional.

3. Personal Integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif)

adalah kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas.

4. Social Integrative Needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah

kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan

keluarga, teman, dan dunia.

5. Escapiest needs (kebutuhan pelepasan) adalah yang berkaitan

dengan upaya menghindar dari ketegangan, tekanan, dan hasrat

untuk keanekaragaman.

Untuk memperoleh kejelasan mengenai model Uses and Gratifications

maka Katz, Gurevitch, dan Haas mengemukakan gambar model Uses and

(31)

Gambar 1. Uses And Gratifications Model

Pada perilaku penggunaan media, teori Uses and Gratifications

menyatakan bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan

oleh khalayak berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga terfokus

pada apa yang dilakukan khalayak pada media massa yang diteliti di sini

adalah motif mengkonsumsi media untuk mencari kepuasan.

2.1.6 Remaja

Masa remaja adalah masa dimana seseorang membentuk atau

memulai membangun siapa dirinya atau jati dirinya. Dalam kamus Bahasa

Indonesia, remaja didefinisikan sebagai suatu fase kehidupan mulai dari

dewasa, sudah sampai umur untuk kawin.

Remaja yang dalam bahasa lainnya disebut adolescence, berasal dari

bahasa latin yang artinya “tumbuh mencapai kematangan”. Anak dianggap

sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.

Remaja juga sedang mengalami perkembangan yang pesat dalam

aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini

(32)

20

dalam masyarakat dewasa tapi juga merupakan karakteristik yang paling

menonjol dari semua periode perkembangan.

Remaja juga sebagai periode transisi antara kanak – kanak ke masa

dewasa atau usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah

laku tertentu, seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan

sebagainya. (Sarwono, 2004 : 2).

Remaja menurut Hukum Perdata,memberikan batas usia 21 tahun

(atau kurang dari itu asalkan sudah menikah) untuk menyatakan

kedewasaan seseorang. Di sisi lain, hukum pidana memberi batasan 18

tahun sebagai usia dewasa (atau yang kurang dari itu tetapi sudah menikah).

Anak – anak yang berusia kurang dari 18 tahun masih menjadi tanggung

jawab orang tuanya kalau ia melanggar hukum pidana.

Kendati variatif, pengelompokan usia remaja tidak pernah menjadi

perdebatan panjang. Inti permasalahannya, bukan pada usia tetapi apa yang

terjadi pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak

– anak menuju dewasa. Berdasarkan uraian tersebut, sesuai dengan tujuan

penelitian ini, remaja pada penelitian ini lebih difokuskan pada definisi

menurut Sarlito Wirawan Sarwono dengan kategori usia 17 – 24 tahun.

2.1.6 Kerangka Berpikir

Manusia mempunyai banyak kebutuhan seperti kebutuhan kognitif,

kebutuhan afektif, kebutuhan integratif sosial, kebutuhan integratif personal

dan kebutuhan akan pelarian. Salah satu dari kebutuhan manusia yang

(33)

agar mendapatkan penghargaan atau sebagai aktualisasi dirinya adalah

kebutuhan akan informasi dan hiburan.

Salah satu bentuk media komunikasi yang dapat memenuhi

kebutuhan informasi adalah media massa. Sedangkan menurut jenisnya

media massa dibagi menjadi dua yaitu media massa cetak dan media massa

elektronik.

Di sini media elektronik khususnya televisi memiliki kelebihan

dibandingkan media cetak maupun radio sekalipun yaitu bahwa suatu acara

dapat dinikmati langsung secara audio visual.

Acara Happy Song merupakan sebuah acara yang bertemakan atau

menguji pengetahuan tentang musik, dimana kuis ini dipandu oleh seorang

master kuis yang memberikan hadiah sebesar 20 juta.

Dalam hal ini peneliti berusaha melihat motif remaja dalam menonton

kuis Happy Song di Indosiar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan

berikut :

Gambar 2.

Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Motif Remaja Dalam Menonton Kuis “Happy Song” di Indosiar

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah segala sesuatu

yang mempunyai obyek pengamatan dalam penelitian ini yang dapat

dinikmati. Sehubungan dengan definisi di atas maka penelitian ini ditujukan

pada remaja yang menonton kuis “Happy Song”.

Motif dioperasionalisasikan sebagai sumber penggerak alasan –

alasan atau dorongan – dorongan di dalam diri manusia yang menyebabkan

seseorang berbuat sesuatu. Motif timbul karena adanya kebutuhan, dengan

kata lain bahwa motif merupakan ciri kebutuhan. Adapun motif tersebut

menurut McQuail (1972) (McQuail, 1991 : 72) adalah sebagai berikut :

1. Motif Kognitif

Motif yang mendorong individu untuk menonton kuis “Happy Song”

sebagai kebutuhan untuk mencari atau menambah wawasan dan

pengetahuan, meliputi :

a. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

b. Keinginan untuk belajar.

2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Motif yang mendorong individu untuk menonton kuis “Happy Song”

untuk memeperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam

keadaan atau situasi khalayak sendiri, meliputi :

(35)

a. Meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri.

b. Menemukan model perilaku, panutan, atau figur yang dicontoh.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship)

Yaitu adalah motif yang mendorong individu menggunakan media

massa untuk melangsungkan hubungannya dengan orang lain,

meliputi :

a. Membantu menjalankan peran sosial.

b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial

4.Motif Diversi (Hiburan)

Yaitu adalah motif yang mendorong individu untuk menonton kuis

“Happy Song” sebagai kebutuhan untuk melepaskan diri dari

perasaan dan kebutuhan akan hiburan, meliputi :

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

b. Mengisi waktu.

3.1.2Pengukuran Variabel

Untuk memudahkan pengukuran, maka penelitian ini digunakan pada

kategori motif individu menonton kuis “Happy Song” di Indosiar. Adapun

penggunaan kategori pengkonsumsian media secara umum adalah sebagai

berikut :

a. Motif Kognitif

Remaja Surabaya dikatakan mempunyai motif kognitif, apabila

menonton kuis “Happy Song” untuk :

1. Menguji pengetahuan tentang musik Indonesia.

(36)

23

3. Mengenal lebih jauh musik Indonesia.

4. Mengetahui tentang acara “Happy Song” di Indosiar

5. Mengetahui perkembangan penyanyi di Indonesia.

b. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Remaja Surabaya dikatakan mempunyai motif Identitas Pribadi,

apabila menonton kuis “Happy Song” untuk :

1. Dapat menceritakan informasi yang diberikan kepada

teman atau kerabat.

2. Mengetahui kemampuan bintang tamu dalam mengikuti

kuis “Happy Song” di Indosiar.

3. Mengenal siapa saja yang menjadi peserta kuis “Happy

Song” di Indosiar

4. Memberikan komentar dari kuis “Happy Song’ di Indosiar.s

c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Identity)

Remaja Surabaya dikatakan mempunyai motif Integrasi dan

Interaksi Sosial, apabila menonton kuis “Happy Song” untuk :

1. Ikut – ikutan teman atau tetangga

2. Memberitahukan isi acara kepada teman atau saudara

3. Memiliki banyak teman.

4. Membicarakan model pakaian seperti apa yang dikenakan

oleh pembawa acara.

5. Memberitahukan berapa hadiah yang dibawa pulang oleh

(37)

d. Motif Diversi (Hiburan)

Remaja Surabaya dikatakan mempunyai motif hiburan, apabila

menonton kuis “Happy Song” untuk :

1. Mengisi waktu luang dengan menonton kuis “Happy Song”

di Indosiar.

2. Sebagai sarana hiburan

3. Menghilangkan kejenuhan dari segala aktivitas sehari –

hari.

Kategori tersebut diukur berdasarkan skala likert (skala sikap). Cara

pengukurannya dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden

mengenai motif dan setiap pertanyaan akan disediakan dan jawaban

nantinya harus dipilih oleh responden untuk menyatakan ketidak setujuan

atau kesetujuan. Pilihan jawaban masing – masing pertanyaan akan

digolongkan dalam empat kategori yaitu : “Sangat Setuju”(SS), Setuju” (S),

“Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS).

Indikatornya untuk motif remaja dapat ditunjukkan melalui total skor

dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan dalam

kuisioner, sehingga untuk mempermudah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1

2. Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2

3. Setuju (S) : diberi skor 3

(38)

25

Skor dilakukan dengan menjumlahkan skor dari setiap items dari tiap

– tiap angket, sehingga diperoleh skor total dari tiap pernyataannya tersebut

untuk masing – masing individu. Selanjutnya tiap indikator untuk motif diukur

melalui pernyataan – pernyataan yang terdapat dalam angket. Kemudian

jawaban yang telah dipilih diberi skor dan ditotal. Total skor dari setiap

kategori, dikategorikan ke dalam tiga interval, yaitu rendah, sedang, tinggi.

Penentuan interval dilakukan dengan penggunaan range.

Range masing – masing kategori ditentukan dengan :

R(Range) = skor tertinggi – skor terendah

Jenjang yang diinginkan

Keterangan :

Range : batasan dari tiap individu

Skor tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item

pertanyaan

Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai item

pertanyaan

Jenjang : 3

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pada motif kognitif terdapat lima pertanyaan tentang responden yang

menonton kuis “Happy Song” di Indosiar, maka :

(39)

2. Motif Identitas personal terdapat empat pertanyaan tentang responden

yang menonton kuis “Happy Song” di Indosiar, maka :

Motif Identitas Personal =

( 4 x 4 ) – ( 1 x 4 ) = 16 – 4 = 12 = 4 3 3 3 rendah : 4 – 7

sedang : 8 – 11

tinggi : 12 – 15

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial terdapat lima pertanyaan tentang

responden yang menonton kuis “Happy Song” di Indosiar, maka :

Motif Integrasi dan Interaksi Sosial =

( 4 x 5 ) – ( 1 x 5) = 20 – 5 = 15 = 5 3 3 3

rendah : 5– 10

sedang : 11 – 15

tinggi : 12 – 15

4. Motif Hiburan terdapat lima pertanyaan tentang responden yang

menonton kuis “Happy Song” di Indosiar, maka :

Motif Hiburan =

( 4 x 5 ) – ( 1 x 5 ) = 20 – 5 = 15 = 5 3 3 3

rendah : 5 – 10

sedang : 11 – 15

(40)

27

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja Surabaya yang berumur

17 – 24 tahun. Jumlah penduduk Surabaya yang berumur 17 – 24 tahun

adalah sebesar 3.437.245 (sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa

Timur Tahun 2008).

3.2.2 Sampel dan Penarikan Sampel

Pada penelitian ini, teknik penarikan sampel yang digunakan adalah

teknik penarikan sampel Multistage Cluster Random Sampling.

Teknik penarikan sampel ini diambil dari rumus Yamane (Rakhmat,

2007 : 82)

n= N N [d]² + 1

Keterangan :

n = jumlah sampel yang diperlukan

N = jumlah populasi

D = presisi 10% derajat ketelitian (0,1)

Maka:

n = 3.437.245

3.437.245 (0,1)²+1

= 3.437.245 3.4373,45

(41)

Jadi dalam penelitian ini, banyaknya sampel yang diteliti adalah 100

penonton kuis “Happy Song” yang memenuhi kriteria yang dijadikan sampel.

Pengambilannya dengan menggunakan Multistage Cluster Random

Sampling. Multistage Cluster Random Sampling yaitu penarikan random

sampling yang dilakukan lebih dari dua tahap.

Agar daftar sampling tidak terlalu besar maka salah satu alternatif

untuk mengatasi hal ini adalah menyeleksi atau mengelompokkan populasi

atau sampel ke dalam kelompok kategori. Berikut adalah pengelompokan

berdasarkan wilayah tempat tinggalnya :

a. Tahap pertama ; dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian di

kota Surabaya terbagi dalam lima wilayah, setelah dilakukan

pengundian secara acak maka terpilihlah wilayah Surabaya Selatan

dan Surabaya Utara.

b. Tahap kedua ; dilakukan pemilihan pada wilayah kecamatan, dimana

wilayah Surabaya Selatan memiliki 8 (delapan) kecamatan dan

Surabaya Utara 5 (lima) kecamatan. Setelah dilakukan pengundian

secara acak maka terpilihlah Surabaya Selatan adalah Kecamatan

Karang Pilang dan Kecamatan Wonocolo sedangkan untuk Surabaya

Utara adalah Kecamatan Krembangan dan Kecamatan Kenjeran.

c. Tahap ketiga ; dilakukan pemilihan pada tingkat kelurahan dimana

setelah dilakukan pengundian secara acak maka terpilihlah Kelurahan

Siwalankerto dan Kelurahan Margorejo (Kecamatan Wonocolo),

Kelurahan Karang Pilang dan Kelurahan Warugunung (Kecamatan

(42)

29

(Kecamatan Krembangan), Kelurahan Sidotopo Wetan dan Kelurahan

Bulak Banteng (Kecamatan Kenjeran).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Surabaya

yang dirangkum dalam “Kecamatan dalam Angka 2008”, maka diperoleh

jumlah populasi responden pada masing – masing kelurahan sebagai berikut

a. Kelurahan Siwalankerto : 15442 jiwa

b. Kelurahan Margorejo : 12592 jiwa

c. Kelurahan Warugunung : 7872 jiwa

d. Kelurahan Karang Pilang : 10383 jiwa

e. Kelurahan Dupak : 25396 jiwa

f. Kelurahan Morokrembangan : 39684 jiwa

g. Kelurahan Sidotopo Wetan : 49773 jiwa

h. Kelurahan Bulak Banteng : 21998 jiwa 183140 jiwa

Guna lebih proposional dalam menentukan sampel yang digunakan

maka dari jumlah populasi tersebut diperoleh sampel masing – masing

kelurahan sebagai berikut :

1. Kelurahan Siwalankerto

15442 x 100 % = 8,43 = dibulatkan 8 183140

2. Kelurahan Margorejo

12592 x 100 % = 6,87 = dibulatkan 7

(43)

3. Kelurahan Warugunung

7872 x100 % = 4,29 = dibulatkan 4

183140

4. Kelurahan Karang pilang

10383 x 100 % = 5,66 = dibulatkan 6

183140

5. Kelurahan Dupak

25396 x 100 = 13,8 = dibulatkan 14

183140

6. Kelurahan Morokrembangan

39684 x 100 = 21,6 = dibulatkan 22

183140

7. Kelurahan Sidotopo Wetan

49773 x 100 % = 27,1 = dibulatkan 27

183140

8. Kelurahan Bulak Banteng

21998 x 100 % = 12,0 = dibulatkan 12

183140

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data diperoleh melalui dua sumber, yaitu :

a. Data primer

Diperoleh melalui daftar pertanyaan dan pertanyaan berstruktur

(44)

31

daftar pertanyaan telah disediakan pilihan ganda yang harus dipilih

responden.

b. Data sekunder

Diperoleh melalui bahan- bahan pustaka yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian. Bahan – bahan pustaka yang digunakan

berupa buku – buku literatur atau informasi tertulis lainnya. Data

sekunder akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan

analisis.

3.4 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh melalui kuisioner selanjutnya dikelompokkan

menurut identitas masing – masing, untuk selanjutnya disederhanakan dalam

bentuk tabel frekuensi untuk memudahkan pembacaan data sebagai

kerangka analisis data. Proses selanjutnya adalah menginterpretasikan data

untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana motif remaja menonton

(45)

4.1. Gambaran Umum Obyek

Indosiar Visual Mandiri (“Perseroan”) adalah salah satu dari

sederetan televisi swasta nasional di Indonesia yang terbilang sukses

menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas yang

bersumber pada in-house production, kreativitas dan sumber daya

manusia yang handal. Didirikan pada tahun 1991 dan mulai beroperasi

dengan menayangkan siaran perdana pada tanggal 11 Januari 1995,

Perseroan merupakan televisi termuda dari 4 televisi lain yang sudah ada

pada masa itu. Kehadiran Perseroan telah memberikan pencerahan bagi

industri pertelevisian Indonesia lewat serangkaian terobosan dan inovasi

baru yang mengutamakan kepuasan stakeholders serta kepedulian

terhadap lingkungan sekitar. Tidak heran jika dalam kurun waktu 5 tahun

kemudian Perseroan mampu mensejajarkan diri bahkan memimpin dalam

perolehan rating dan share pemirsa.

Perseroan sejak dulu dikenal terdepan dalam menyajikan

program-program produksi sendiri baik dalam bentuk drama, non drama maupun

pemberitaan. Sebanyak 45% dari seluruh program yang ditayangkan

Perseroan diproduksi secara in-house dan lebih dari separuhnya disiarkan

(46)

33

secara langsung. Didukung sumber daya manusia yang terampil

dan berpengalaman di bidangnya, Perseroan senantiasa menyajikan

program-program yang tidak hanya menarik bagi pemirsa namun juga

berkualitas, sehingga setiap tahunnya Perseroan memperoleh

penghargaan bertaraf nasional maupun internasional. Penghargaan terkini

yang diperoleh Perseroan adalah “Asian Television Awards 2005” untuk

program “Misa Malam Natal” dan “The Bells – A Christmas Concert”.

Agar program yang ditayangkan Perseroan dapat dinikmati oleh

seluruh pemirsa hingga pelosok tanah air, Perseroan telah memiliki 34

stasiun relai pada akhir tahun 2005 dengan jangkauan siaran yang

mencapai 80% dari total penduduk Indonesia. Saat ini Perseroan sedang

membangun stasiun pemancar baru di Jakarta dengan tinggi kurang lebih

400 meter untuk meningkatkan kualitas penerimaan siaran di wilayah DKI

Jakarta dan sekitarnya yang terganggu akibat perkembangan

pembangunan gedung-gedung tinggi yang sangat cepat selama 5 tahun

terakhir.

Dalam tiap aksi korporasinya sejak awal berdiri, Perseroan selalu

menempatkan kepuasan stakeholders sebagai prioritas utama, khususnya

dalam hal memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan

investor. Aksi korporasi Restrukturisasi Perseroan yang ditempuh akhir

(47)

besar dalam melakukan diversifikasi usaha.

Konsistensi upaya Perseroan dalam memberikan nilai tambah bagi

pemegang sahamnya selama 5 tahun berturut-turut membawa Perseroan

kembali meraih penghargaan “The Value Creator Award” dari Majalah

SWA Sembada di akhir tahun 2005. Di tengah kondisi makro ekonomi

yang dibayangi krisis baru dan ambruknya pasar obligasi, Obligasi

Perseroan berhasil masuk dalam daftar peringkat “Obligasi Korporasi

Terbaik 2005” versi Majalah Investor.

Kesuksesan dalam mengarungi kancah pertelevisian tidak

membuat Perseroan lupa pada misi sosial yang diembannya. Kegiatan

sosial “Peduli Kasih” dan “Kita Peduli” yang digalakkan dengan

mengumpulkan dana dari para pemirsa secara sukarela adalah salah satu

bentuk kepedulian Perseroan terhadap penderitaan rakyat kecil.

Penyaluran dana dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab.

Perseroan juga turut berperan aktif membantu program pemerintah

mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya dalam mengarahkan dan

menyalurkan kreativitas seni melalui pendidikan broadcast yang

diselenggarakan oleh Akademi Teknologi Komunikasi dan Informasi

(48)

35

4.1. Penyajian Data dan Analisis Data 4.1.1. Identitas Responden.

Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh

berdasarkan karakteristik responden yang meliputi : jenis kelamin pemirsa,

usia dan pendidikan terakhir. Selengkapnya tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah

(n)

Prosentase (%)

1 Laki-laki 38 38

2 Perempuan 62 62

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner No. I.3

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan dan berjumlah sebesar 62 orang

atau 62% dan sisanya sebanyak 38 orang atau sebesar 38% responden

berjenis kelamin laki-laki.

Banyaknya responden yang berjenis kelamin perempuan pada

penelitian ini disebabkan karena kebanyakan pemirsa yang menyaksikan

tayangan Happy Song di Indosiar adalah perempuan. Perempuan memiliki

ketertarikan yang tinggi dengan musik, terlebih lagi untuk menyanyikan

(49)

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam

penelitian ini berusia antara 17 hingga 20 tahun dengan jumlah sebanyak

68 orang atau sebesar 68%, kemudian responden yang berusia antara 21

hingga 24 tahun sebanyak 32 orang atau sebesar 32% responden.

Banyaknya responden yang berusia antara 17 hingga 20 tahun

tersebut dikarenakan pada usia-usia tersebut seseorang bisa memilih

tayangan yang sesuai dan yang disukai untuk menghibur dirinya, ketika

dirinya merasa butuh suatu hiburan di dalam rumah.

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Kelas Jumlah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini masih mengenyam bangku pendidikan di

SMA baik yang berada pada kelas 1 hingga 3 dimana hal tersebut

(50)

37

responden, terdapat pula sebanyak 41 orang atau sebesar 41%

responden yang masih berstatus sebagai mahasiswa.

Banyaknya responden yang masih menempuh pendidikan di

jenjang SMA disebabkan karena pada usia tersebut, anak telah memiliki

pola pikir dan sumber informasi yang lebih luas dari strata yang berada

dibawahnya, sehingga dengan menyaksikan tayangan ini dan dengan

pengetahuan mengenai musik yang dihadirkan akan semakin

membangkitkan semangatnya untuk terus menyaksikan tayangan

tersebut.

4.1.2. Motif Responden Menonton Acara “Happy Song” di Indosiar

Pada bab ini dijabarkan mengenai sebaran jawaban yang diberikan

oleh responden, dimana jawaban-jawaban tersebut dikelompokkan dan di

deskripsikan sesuai dengan kategori masing-masing motif, selengkapnya

sebagai berikut :

4.1.2.1. Motif Kognitif

Merupakan motif yang mendorong individu untuk menonton kuis

“Happy Song” sebagai kebutuhan untuk mencari atau menambah

wawasan dan pengetahuan, penjabaran pada tiap indikatornya akan

(51)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan

No 11 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Motif Kognitif Responden Keinginan Memperoleh Wawasan Tentang Musik

Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 00

Tidak Setuju 13 13

Setuju 39 39

Sangat Setuju 48 48

Total 100 100 Sumber : Kuesioner No. III.11

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini memberikan jawaban sangat setuju terhadap

pertanyaan yang diajukan dan ditunjukkan dengan banyaknya

jawaban responden yang berada pada skor 4 atau keterangan

jawaban sangat setuju sejumlah 48 jawaban atau sebesar 49%

responden. Banyaknya responden yang menyatakan sangat setuju

dapat di sebabkan karena dalam program kuis Happy Song selalu

memberikan wawasan dan pengetahuan tentang musik yang tentunya

sangat menarik untuk disaksikan guna menambah informasi tentang

musik yang sudah lama maupun musik yang terbaru. Happy Song

merupakan sebuah program games show dimana sejumlah peserta

ditantang untuk menguji pengetahuan mereka tentang lagu khususnya

(52)

39

Jawaban paling sedikit pada pertanyaan ini berada pada skor 2

atau tidak setuju yang ditunjukkan dengan jumlah sebanyak 13

jawaban atau sebesar 13% responden. Mengenai hal ini responden

menyatakan bahwa dirinya lebih suka memperhatikan peserta yang

mengikuti kuis tersebut.

2. Keinginan Mengetahui Bintang Tamu

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan

No 12 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.5.

Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Bintang Tamu Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0

Tidak Setuju 4 4

Setuju 37 37

Sangat Setuju 59 59

Total 100 100 Sumber : kuesioner No. III.12

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden menyatakan jawaban setuju terhadap pertanyaan

yang diajukan, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden

yang memberikan jawaban pada skor 4 atau dengan keterangan

sangat setuju dan berjumlah sebanyak 59 jawaban atau sebesar 59%

responden. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa banyak responden

yang ingin mengetahui siapa sajakah yang menjadi bintang tamu pada

(53)

yang ditantang pengetahuannya tentang lagu-lagu Indonesia.

Jumlah jawaban terkecil berada pada skor 2 atau dengan

keterangan tidak setuju sebanyak 4 jawaban atau sebesar 4%

responden, sebab menurut responden dirinya menonton program

acara Happy Song dengan tujuan untuk mengetahui lagu-lagu yang

dihadirkan di kuis Happy Song.

3. Keinginan Mengenal Lebih Jauh Lagu-Lagu Indonesia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan

No 13 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.6.

Motif Kognitif Responden Keinginan Mengenal Lebih Jauh Lagu-Lagu Indonesia

Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0

Tidak Setuju 10 10

Setuju 29 29

Sangat Setuju 61 61

Total 100 100 Sumber : Kuesioner No. III.13

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden menyatakan jawaban sangat setuju terhadap

pertanyaan yang diajukan, hal tersebut ditunjukkan dengan

banyaknya responden yang memberikan jawaban pada skor 4 atau

dengan keterangan sangat setuju dan berjumlah sebanyak 61

(54)

41

karena lagu-lagu yang digunakan dalam acara ini selalu

berganti-ganti dalam setiap episodenya sehingga sangat menarik untuk di

dapatkan informasi seputar lagu dan musik yang dihadirkan dalam

acara tersebut. Saat ini banyak bermunculan lagu-lagu Indonesia

yang diciptakan oleh para musisi Indonesia, sehingga acara

tersebut sangat bermanfaat untuk mengenal lagu-lagu tersebut

serta mengenal kembali lagu-lagu lama yang mulai terlupakan.

Jumlah jawaban terkecil berada pada skor 2 atau dengan

keterangan tidak setuju dan berjumlah sebanyak 10 jawaban atau

sebesar 10% responden, karena bagi responden lagu apapun yang

dihadirkan sama saja yang penting bintang tamunya yang

berganti-ganti.

4. Keinginan Mengetahui Acara Dari Awal Sampai Akhir

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan

No 14 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.7.

Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Acara Dari Awal Sampai Akhir

Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0

Tidak Setuju 10 10

Setuju 44 44

Sangat Setuju 46 46

Total 100 100 Sumber : Kuesioner No. III.14

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian

(55)

yang memberikan jawaban pada skor 4 atau dengan keterangan

sangat setuju sejumlah 46 jawaban atau sebesar 46% responden.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa responden merasa tertarik untuk

mengikuti acara dari awal sampai akhir acara. Dalam babak pertama

memilih tujuh peserta tersebut diminta untuk melanjutkan lagu yang

dibawakan home band. Dari ke-7 peserta yang dihadirkan, hanya

akan ada 3 peserta yang berhak untuk melaju ke babak berikutnya.

Pada babak selanjutnya, ke-3 peserta diminta kembali untuk menebak

lagu yang dibawakan home band. Dalam babak ini hanya akan ada

satu peserta yang berhak untuk masuk dalam babak berhadiah.

Dengan mengikuti pada setiap babaknya responden merasa tertarik

untuk selalu mengikutinya.

Sedangkan jawaban terkecil terletak pada skor 2 yaitu

responden menjawab tidak setuju sebanyak 10 orang atau 10%

responden. Hal ini dikarenakan responden tidak merasa tertarik untuk

mengikuti acara dari awal sampai akhir, karena mereka hanya tertarik

pada bintang tamu dan lagu yang dihadirkan saja.

5. Keinginan Mengetahui Perkembangan Penyanyi di Indonesia Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan

(56)

43

Tabel 4.8.

Motif Kognitif Responden Keinginan Mengetahui Perkembangan Penyanyi di Indonesia

Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0

Tidak Setuju 26 26

Setuju 34 34

Sangat Setuju 40 40

Total 100 100, Sumber : Kuesioner No. III.15

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden menyatakan jawaban setuju terhadap pertanyaan

yang diajukan, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden

yang memberikan jawaban pada skor 4 atau dengan keterangan

sangat setuju sejumlah 40 jawaban atau sebesar 40% responden. Hal

tersbeut menunjukkan bahwa sebagian besar responden ingin

mengetahui perkembangan penyanyi karya anak bangsa. Saat ini di

Indonesia berkembang musik indie tumbuh secara natural di

Indonesia. Banyak band-band indie yang berkembang, band yang

kemudian mewarisi apa yang dilakukan para pendahulu seperti God

Bless, AKA, Giant Step, Super Kid dari Bandung, Terncem dari Solo

dan Bentoel dari Malang. Dengan adanya perkembangan ini membuat

generasi muda dari pendengar musik indie ini jauh lebih baik dari 10

tahun yang lalu, sehingga lagu-lagu yang ada harus dilestarikan

melalui program acara seperti Happy Song di Indosiar.

Sedangkan jawaban terkecil terletak pada skor 2 yaitu

(57)

mengikuti perkembangan penyayi di tanah air, mereka hanya tertarik

pada musik yang dihadirkan saja.

Setelah dijabarkan frekuensi jawaban responden pada

masing-masing indikator, selanjutnya akan dilakukan pengkategorisasian ke

dalam tiga tingkatan yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Selengkapnya

dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9.

Motif Kognitif Responden Dalam Menonton Program Acara “Happy Song” di Indosiar

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Rendah 0 00

Sedang 21 21

Tinggi 79 79 Total 100 100 Sumber : Data diolah

Tabel di atas menyatakan bahwa motif kognitif responden

dalam menonton program acara acara “Happy Song” di Indosiar pada

kategori tinggi sebanyak 79 responden atau sebesar 79% responden,

sedangkan yang berada pada kategori sedang berjumlah 21

responden atau sebesar 21% dan tidak ada satupun yang tergolong

dalam kategori rendah. Banyaknya responden yang berada pada

kategori tinggi dapat diartikan bahwa sebagian besar responden

tersebut dalam menonton program acara “Happy Song” di Indosiar

selain bertujuan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan saja,

akan tetapi juga karena ingin mengetahui bintang tamu yang hadir

(58)

45

4.1.2.2. Motif Identitas Personal

Motif yang mendorong individu untuk menonton kuis “Happy Song”

untuk memeperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam

keadaan atau situasi khalayak sendiri. Dalam penelitian ini, responden

diberikan 4 pertanyaan untuk mengetahui motif ini, berikut data dan

analisanya :

1. Menceritakan Apa Saja Yang Terjadi Di Kuis Happy Song

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan

No 16 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.10.

Motif Identitas Personal Menceritakan Apa Saja Yang Terjadi Di Kuis Happy Song

Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0

Tidak Setuju 2 2

Setuju 42 41

Sangat Setuju 56 56

Total 100 100

Sumber : Kuesioner No. III.16

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini memberikan jawaban sangat setuju pada

pertanyaan yang diajukan, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

responden yang memberikan jawaban pada skor 4 atau dengan

keterangan sangat setuju sejumlah 56 jawaban atau sebesar 56%

responden. Kondisi tersebut dapat dikarenakan responden

menyaksikan tayangan Happy Song di Indosiar untuk menceritakan

(59)

dengan tetangga bahan pembicaraan yang biasanya digunakan

adalah tentang musik salah satunya acara yang favorit di saksikan

adalah Happy Song yang menurut mereka sangat menghibur dapat

dapat menjadi bahan pembicaraan.

Jawaban terkecil ditunjukkan pada skor 2 yaitu tidak setuju

dengan jumlah jawaban responden sebanyak 2 orang atau 2%

responden, karena responden merasa melihat program kuis Happy

Song tersebut hanya karena tertarik dengan bintang tamunya saja.

2. Mengetahui Kemampuan Bintang Tamu

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan

No 17 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.11.

Motif Identitas Personal Responden Mengetahui Kemampuan Bintang tamu

Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0

Tidak Setuju 10 10

Setuju 46 46

Sangat Setuju 44 44

Total 100 100

Sumber : Kuesioner No. III.17

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini memberikan jawaban setuju pada pertanyaan

yang diajukan, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya responden

yang memberikan jawaban pada skor 3 atau dengan keterangan

(60)

47

Hal tersebut dapat dikarenakan bahwa dengan menyaksikan kuis

Happy Song di Indosiar dapat mengetahui kemampuan bintang tamu..

Sedangkan responden yang menjawab pada skor 2 yaitu tidak

setuju sebanyak 10 orang atau 10% responden. Responden

menjawab tidak setuju dapat disebabkan responden melihat program

kuis Happy Song tersebut hanya ingin mengetahui lagu-lagu yang

dihadirkan baik lagu lama maupun lagu baru.

3. Mengetahui Siapa Saja Yang Menjadi Peserta Kuis

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan

No 19 diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.12.

Motif Identitas Personal Responden Mengetahui Siapa saja Yang Menjadi Peserta Kuis

Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0

Tidak Setuju 13 13

Setuju 40 40

Sangat Setuju 47 47

Total 100 100

Sumber : Kuesioner No. III.18

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari empat kategori

jawaban yang diberikan sebagaian besar responden yang sangat

setuju sebanyak 47 orang atau 47% dengan pertanyaan bahwa

menonton program acara “Happy Song” di Indosiar adalah untuk

mengetahui siapa saja yang menjadi peserta kuis. Dengan melihat

acara tersebut responden menjadi tahu siapa saja yang menjadi

Gambar

Tabel  4.1.
Gambar 1. Uses And Gratifications Model
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini robot pembersih lantai menggunakan mikrokontroler ATMega32A dan dirakit menjadi robot pembersih lantai yang bergerak sesuai keinginan pengguna

Dari persamaan regresi tersebut dapat terlihat bagaimana pengaruh variabel Religiusitas, Atribut Produk Islam dan Bauran Promosi terhadap Minat Menabung pada

Variabel kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasi KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem ini dibuktikan dari hasil pengolahan komputer

& LAYANAN PEND... ASTRA

Middle Range Theory tersebut tidak lain merupakan induk keilmuan dari teori aplikasi ( Applied Theory ) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Gaya

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan keterbacaan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Kelas X Edisi Revisi 2016 dengan menggunakan prosedur klose; dan 2)

Perbedaan dari skripsi dari Purwanti dengan yang peniliti tulis terletak pada obyek yang diteliti dimana peneliti lebih dalam meneliti sosok Saridin yang

Every year the students in Indonesia show the interesting of using technology and also the responses are often strongly associated with their use in academic context