ii
Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demostrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “VETERAN” Jawa Timur
OLEH :
TJONG EVA JESSICA FELICIA
0743010062
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
ii
Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demostrasi Gerakan Sekali Bilas”
di Televisi)
Disusun Oleh :
TJONG EVA JESSICA FELICIA
0743010062
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dra. Sumardjijati, M.Si NIP. 19620323 199309 2001
Mengetahui,
DEKAN
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
ii di Televisi)
Oleh :
TJONG EVA JESSICA FELICIA
0743010062
Telah Dipertahankan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada 30 Januari 2011
Mengetahui,
Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si. NIP. 19550718 198302 2001
ii
dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“SIKAP IBU RUMAH TANGGA SURABAYA TERHADAP ISI PESAN IKLAN
MOLTO ULTRA SEKALI BILAS DI TELEVISI” (Studi Deskriptif Kuantitatif
Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali
Bilas versi “Demostrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi) dengan baik.
Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing,
ibu Dra. Sumardjijati M.Si yang telah berjasa besar dalam memberikan bantuan,
dukungan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
Ungkapan rasa terima kasih yang dalam juga penulis ungkapkan kepada
banyak pihak yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran,
masukan dan semangat kepada penulis, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Ungkapan tersebut penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada
penulis dan keluarga.
2. Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan yang senantiasa
mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai hidup.
3. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto,MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.
4. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak/Ibu Dosen Penguji Program Studi Ilmu Komunikasi yang bersedia
meluangkan waktu dan sabar untuk menguji skripsi penulis
7. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan
ii
9. Sahabatku semasa SMA, Suryo, Lino, Inu, Icha, Putri, Opec, Henry yang
setia menghibur and Making Me Laugh disaat ku lagi Boring selama
pengerjaan skripsi ini.
10.Sahabatku tercinta Miranti Riski yang selalu semangat, Rizka Rachmawati,
Tiofilus Diego A Sorbu, Irfan Iskandar, Akbar Tri, Dwi Yulianti, Maria
Ulfah, Arek-arek UPN TV “Veteran” Jatim, Briyan Dede I.P atas semangat,
saran dan bantuannya dalam pengerjaan skripsi ini.
11.Seluruh keluarga, saudara, sahabat dan teman-teman yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang selama ini telah memberikan support kepada
penulis.
12.Terakhir dan tak terhingga…..
Thanks a Lot GOD’s .“Thank’s for everything”.
Penulis menyadari bahwa didalam Proposal Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata, dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak
umumnya, dan penulis khususnya
Surabaya, Desember 2010
ii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN SEMINAR PROPOSAL ... ii
ABSTRAKSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
1.4.1 Manfaat Akademis ... 8
1.4.2 Manfaat Praktis ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1. Pengertian Sikap ... 9
2.1.2. Ibu Rumah Tangga sebagai Pemirsa Televisi ... 11
ii
2.1.4. Teori S-O-R ... 18
2.2. Kerangka Berpikir... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 21
3.1.1. Sikap dan Pengukuran Variabel ... 22
3.1.2. Ibu Rumah Tangga Surabaya ... 31
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 31
3.2.1. Populasi ... 31
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 32
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4. Metode Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 35
4.1.1 Molto Ultra Sekali Bilas ... 35
4.1.2 PT. Unilever Indonesia ... 38
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 38
4.2.1 Identitas Responden ... 39
4.2.2 Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Isi Pesan Molto Ultra Sekali Bilas di Televisi ... 41
ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
5.1 Kesimpulan ... 76
5.2 Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
ii
Gambar 1.2. Iklan Molto Ultra Sekali Bilas ... 5
ii
Molto Ultra Sekali Bilas ... 78
Lampiran 2. Data Penelitian Aspek Kognitif Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya
Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas di Televisi ... 83
Lampiran 3. Data Penelitian Aspek Afektif Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya
Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas di Televisi ... 83
Lampiran 4. Data Penelitian Aspek Konatif Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya
Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas di Televisi ... 83
ii
Tabel 4.2 Pendidikan Responden ... 40
Tabel 4.3 Frekuensi Melihat “Iklan Molto Ultra Sekali Bilas” ... 41
Tabel 4.4 Molto Ultra Sekali Bilas merupakan varian baru dari PT Unilever yang dapat mencuci dengan sekali bilas ... 42
Tabel 4.5 Gerakan Sekali Bilas yang bertujuan melakukan penghematan air Negara ... 43
Tabel 4.6 Cukup dengan sekali bilasan busa sabun hilang ... 45
Tabel 4.7 Hasil cucian akan selesai dengan waktu yang cepat ... 46
Tabel 4.8 Hasil cucian akan lebih lembut, wangi tahan lama, dan tidak kaku ... 47
Tabel 4.9 Pakaian yang telah dicuci dapat langsung dimasukkan kedalam air yang sudah dicampur dengan Molto Ultra Sekali Bilas ... 49
Tabel 4.10 Setengah tutup botol Molto Ultra Sekali Bilas kedalam 5L air ... 51
Tabel 4.11 Merendam selama 10-15 menit, cucian akan bersih dari busa-busa tanpa dibilas lagi ... 52
Tabel 4.12 Aspek Kognitif Responden ... 54
Tabel 4.13 Senang dengan hadirnya varian baru dari Molto Ultra yaitu Molto Ultra Sekali Bilas ... 55
Tabel 4.14 Senang karena produk Molto Ultra Sekali BIlas dapat meringankan pekerjaan ibu rumah tangga dalam kegiatan mencuci pakaian ... 56
Tabel 4.15 Senang dengan isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang cukup membilas pakaian dengan sekali bilas ... 57
ii
sekitar ... 61
Tabel 4.19 Senang dengan aroma dari produk Molto Ultra Sekali Bilas yang lebih
wangi dari produk lain ... 62
Tabel 4.20 Senang dengan Molto Ultra Sekali Bilas karena dapat menghemat
pengeluaran air bersih ... 64
Tabel 4.21 Aspek Afektif Responden ... 65
Tabel 4.22 Kecenderungan responden untuk mencoba produk Molto Ultra Sekali
Bilas ... 66
Tabel 4.23 Kecenderungan responden untuk mendukung Gerakan Sekali Bilas
dengan menggunakan Molto Ultra Seakali Bilas ... 67
Tabel 4.24 Kecenderungan responden untuk membeli produk Molto Ultra Sekali
Bilas ... 68
Tabel 4.25 Kecenderungan responden untuk mendorong ibu-ibu yang lain agar
menggunakan produk Molto Ultra Sekali Bilas ... 69
Tabel 4.26 Kecenderungan responden untuk menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas
pada bilasan pertama saat mencuci pakaian ... 70
Tabel 4.27 Kecenderungan responden untuk mendukung penghematan air dengan
menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas pada saat mencuci pakaian ... 71
Tabel 4.28 Kecenderungan responden untuk membiasakan diri mencuci pakaian
dengan sekali bilas menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas ... 71
Tabel 4.29 Kecenderungan responden untuk meninggalkan kebiasaan yang
menghabiskan banyak air dan waktu dengan menggunakan Molto Ultra
Sekali Bilas ... 72
Tabel 4.30 Aspek Konatif Responden ... 73
ii
TERHADAP ISI PESAN IKLAN MOLTO ULTRA SEKALI BILAS DI TELEVISI. (Studi Deskriptif Terhadap Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi)
Alasan memilih penelitian ini adalah Semakin hari cadangan air bersih semakin berkurang, sementara kebutuhan akan air bersih selalu bertambah. Menyikapi kondisi ini, maka PT Unilever mengeluarkan produk Molto Ultra Sekali Bilas yang membuat proses pembilasan pencucian pakaian cukup dilakukan satu kali saja sehingga akan menghemat penggunaan air. Untuk mendukung program penghematan air tersebut, maka perlu bantuan dari masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam Gerakan Sekali Bilas yang dapat mempengaruhi sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap ibu rumah tangga Surabaya terhadap isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di televisi, baik sikap kognitif, afektif dan konatif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner dengan purposive sampling, yakni sampel yang telah ditentukan karakteristiknya oleh peneliti sesuai dengan tujuan dan permasalahan penelitian. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini secara keseluruhan adalah sikap responden pada kategori positif sebesar 73 persen dan netral 27 persen. Sikap pada kategori positif menunjukkan bahwa responden turut mendukung dan ikut berpartisipasi dalam Gerakan Sekali Bilas yang dihimbau dalam tayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang bertujuan untuk penghematan air Negara, dengan menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas saat mencuci pakaian yang cukup sekali bilas.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dengan komunikasi, manusia dapat mendapatkan
informasi-informasi penting yang dibutuhkan, dapat memperoleh pendidikan, sebagai sarana
untuk pengembangan mental, dapat beradaptasi dengan lingkungan dan dapat
memberikan pengaruh terhadap pihak yang diajak berkomunikasi (Ardinanto dan
Erdinaya, 2005 : 21). Dari sekian banyak bentuk komunikasi, iklan merupakan salah
satu bentuk komunikasi yang pada saat ini sangat banyak ditemukan.
Iklan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan produk atau jasa
yang dimiliki oleh produsen kepada konsumen agar konsumen mau membeli atau
menggunakan jasa atau produk yang dihasilkan. Periklanan dipandang sebagai media
yang paling lazim digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang
persuasive kepada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan,
pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan
suatu produk atau merek ( Durianto, 2003 : 2).
Sedangkan menurut Schifman dan Kanuk (1997) menyatakan bahwa sikap
adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah senang atau
tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak terhadap suatu obyek.
Obyek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu dan
Salah satu iklan yang saat ini banyak ditayangkan di televise adalah iklan
Molto Ultra Sekali Bilas. Selain untuk mempromosikan sebuah produk, iklan ini juga
memberitahukan kepada masyarakat, terutama para ibu rumah tangga untuk
melakukan penghematan air pada waktu mencuci, yaitu dengan membilas pakaian
yang telah dicuci, cukup dengan satu kali.
Ajakan PT. Unilever selaku pengiklan iklan Molto Ultra Sekali Bilas ini
sesuai dengan kondisi yang ada pada saat ini, dimana persediaan air bersih semakin
menurun, sementara itu kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sehingga perlu
untuk melakukan gerakan penghematan air. Seperti data yang telah ditunjukkan oleh
Technical Observation Study PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2001 dan data BPS
tahun 2005 bahwa kegiatan mencuci menghabiskan air terbanyak kedua setelah
kegiatan mandi, yaitu menghabiskan rata-rata 1,17 milyar m3/tahun untuk seluruh
penduduk Indonesia.
Sedangkan untuk Surabaya pada tahun 2010 berpotensi mengalami
kekurangan air baku sebesar 1,12 meter kubik per detik dan jumlah kekurangan akan
terus bertambah pada tahun-tahun selanjutnya. Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kota Surabaya, Togar Arifin Silaban, mengungkapkan, ancaman kekurangan air
antara lain akibat pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan industri disekitar
Kali Surabaya. Padahal kebutuhan air bagi PDAM Surabaya terutama berasal dari
pasokan Kali Surabaya. “Penggunaan air yang berlebihan membuat krisis air akan
melanda sejumlah kota besar di Jawa pada 2010, salah satunya Surabaya. Krisis air
bersih terjadi akibat pemanfaatan air yang tidak efisien” (Data Dinas Pengairan
Atas dasar kondisi tersebut, maka Hugo Silalahi selaku Customer Marketing
Manager Molto PT Unilever Indonesia Tbk menilai bahwa penting untuk segera
melakukan kesadaran akan kondisi tersedianya air bersih di Indonesia. Karena itu,
Molto mengajak para ibu untuk peduli pada kondisi tersebut, dimulai dengan
menghemat penggunaan air bersih pada saat mencuci dan membilas pakaian
(Kabargress.wordpress.com, 12 Januari 2008). Hugo juga menyampaikan bahwa
inovasi terbaru PT Unilever tersebut, yaitu membilas tiga kali menjadi satu kali akan
mampu melakukan penghematan air bersih yang bisa dilakukan dalam satu tahun
sama dengan 783 juta meter kubik air. Hal ini juga sesuai dengan himbauan dari
pemerintah kepada masyarakat Indonesia agar dapat menghemat penggunaan air
bersih. Kampanye penghematan air telah menjadi program nasional serangkai
dengan gerakan penghematan energi dan air. Gerakan penghematan energi dan air ini
telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Apel Nasional
Gerakan Penghematan Energi dan Air
(http:/www.pdambandarmasih.com/forumpdam/index.php?topic=26.0).
Senior Brand Manager Molto PT Unilever Indonesia Tbk, Veronica Utami
mengatakan kelebihan Molto Ultra Sekali Bilas yaitu mengusung teknologi baru,
yaitu bahan penghilang busa yang dapat menghilangkan busa seketika hanya dalam
sekali bilas. Bahan penghilang deterjen yang dapat menghilangkan residu deterjen
dari pakaian dan anti redeposisi yang mencegah kotoran menempel kembali ke
pakaian (Kabargress.wordpress.com, 12 Januari 2009).
Iklan Molto Ultra gerakan sekali bilas ini merupakan satu-satunya iklan
pelembut dan pewangi pakaian yang turut mendukung program pemerintah untuk
AGB Nielson, sebuah lembaga survey media di Indonesia, iklan Molto Ultra masuk
dalam 5 besar iklan “Most Watched Brand” in January 2009” dengan jumlah
penanyangan selama bulan Januari sebanyak 2194 kali tayang di televise (News
Letter AGB Nielson, Pebruary 2009). Data dalam gambar dibawah ini menunjukkan
iklan-iklan yang masuk dalam kategori “Most Watched Brand in January 2009”.
Gambar 1.1 Iklan yang paling banyak dilihat di televise
Sumber : News Letter AGB Nielson, Februari 2009
Dalam data ini dapat kita lihat bahwa iklan Molto Ultra Sekali Bilas
merupakan iklan pelembut dan pewangi yang berada dalam lima besar “Most
Watched Brand” pada bulan Januari 2009.
Berdasarkan beberapa data diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pesan
iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang ditayangkan di televise dan yang akan diteliti
adalah pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas terhadap sikap ibu rumah tangga tentang
produk Molto Ultra Sekali Bilas. Penulis ingin mengetahui perubahan sikap dari ibu
rumah tangga karena sikap merupakan salah satu proses kedua setelah seorang
Most
EXCELCOMINDO XL – GSM
CARD 3,832% 2400
CLEAR ANTI KETOMBE-
SHAMPOO 3,565% 2346
MOLTO ULTRA SEKALI
khalayak menerima sebuah pesan komunikasi dan setelah orang tersebut aware atau
sadar dengan pesan komunikasi yang ada tersebut (Kasali, 2007 : 54). Setiap tahapan
awal ini akan berpengaruh pada tahapan-tahapan berikutnya. Sebuah pesan akan
bermakna dan akan memberikan pengaruh kepada khalayaknya apabila khalayak
tersebut mengetahui pesan yang ada dalam komunikasi tersebut. Penulis ingin
mengetahui sikap ibu rumah tangga yang ada di Surabaya ketika menerima pesan
iklan Molto Ultra Sekali Bilas. Pemilihan iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi
demonstrasi gerakan sekali bilas ini selain karena iklan ini menjadi Most Watched
Brand in January 2009, iklan ini juga merupakan iklan pertama yang digunakan
untuk memperkenalkan variant baru dari Molto, yaitu Molto Ultra Sekali Bilas.
Gambar 1.2. Gambaran iklan Molto Ultra Sekali Bilas
Gambar tersebut merupakan gambaran Molto Ultra sekali Bilas. Iklan Molto
Ultra Sekali Bilas versi “demonstrasi gerakan sekali bilas” yang untuk
mendemonstrasikan tentang penggunakan Molto Ultra Sekali Bilas. Dalam iklan
Molto Ultra Sekali Bilas dan hasil cucian yang menggunakan Molto Ultra Sekali
Bilas, bahwa pakaian yang dicuci dengan Molto Ultra Sekali Bilas wangi, lebih
wangi dari cucian yang dicuci dengan deterjen lain.
Sebagai varian baru dari softener Unilever, Molto Ultra Sekali Bilas perlu
melakukan pengenalan produknya kepada para pelanggannya, dan iklan Molto Ultra
Sekali Bilas ini menjadi iklan pertama untuk memperkenalkan gerakan Molto Ultra
Sekali Bilas serta produk iklan Molto Ultra Sekali Bilas. Karena produk ini
merupakan produk baru, sehingga pihak PT Unilever Indonesia Tbk
memperkenalkan produk, serta memberikan informasi kepada khalayak bahwa
produk baru yang ada ini akan memberikan keuntungan lebih kepada khalayak, lebih
baik apabila dibandingkan dengan keuntungan yang biasa diperoleh dari produk yang
lain (Rahmat, 2005 : 223-231) sehingga khalayak akan mengetahui betul produk apa
yang sedang diiklankan.
Dari iklan tersebut juga dapat dilihat bahwa segmen untuk produk iklan
Molto Ultra Gerakan Sekali Bilas adalah untuk ibu rumah tangga, karena
pemeran-pemeran yang terdapat dalam iklan tersebut adalah para ibu rumah tangga. Selain itu,
pernyataan dari Veronica Utami selaku Senior Brand Manager Molto, PT. Unilever
Indonesia Tbk mengatakan bahwa, “Molto Ultra Sekali Bilas mengajak keluarga
Indonesia khususnya ibu rumah tangga untuk mengubah kebiasaan mencuci yang
tadinya pembilasan dilakukan tiga kali kini bisa dilakukan hanya dengan satu bilas
saja. Tentu saja dengan satu kali bilas, selain menghemat air juga menghemat waktu,
tenaga dan biaya.” (
http://poetryana.blogspot.com/2009/01/pemahaman-inovasi-melalui-berbagai.html-jumat,30januari2009). Karena itu, maka responden yang akan
Surabaya dan sudah pernah melihat tayangan iklan Molto Ultra Gerakan Sekali
Bilas.
Sedangkan Surabaya yang dipilih sebagai tempat penelitian, karena Surabaya
merupakan salah satu kota di Indonesia yang menurut AGB Nielson Media Research
mempunyai tingkat rata-rata kepemirsaan yang cukup tinggi yaitu 1,01 juta penonton
(Tempointeraktif, 7 Mei 2008) bahkan pada bulan Mei 2008 terjadi peningkatan
menjadi 1,30 juta penonton. Tingkat kepemirsaan yang cukup tinggi ini akan
membuat tayangan yang ditayangkan di stasiun televise (salah satunya adalah iklan),
akan banyak dilihat oleh khalayak yang pada akhirnya iklan tersebut akan dapat
menimbulkan pengaruh terhadap khalayak.
Penelitian ini menggunakan proses komunikasi berdasar pada teori S-O-R
(Stimulus - Organism - Respon). Hal ini dikarenakan obyek penelitian ini adalah
manusia, yang jiwanya meliputi komponen – komponen sikap, opini, perilaku,
kognisi, afeksi, dan konasi (Effendy, 2003 : 254). Stimulus atau pesan yang
disampaikan dalam hal ini adalah pesan dalam iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang di
tayangkan di televise, yang kemudian disampaikan kepada komunikan (ibu rumah
tangga di Surabaya) yang mungkin ditolak atau diterima. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian, pengertian, dan penerimaan dari komunikasi
(Organism). Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah
kesediaan untuk mengubah sikap (Respon). Karena dalam penelitian ini yang akan
diteliti adalah sikap ibu rumah tangga di Surabaya, maka peneliti akan meneliti efek
dalam komunikasi yang ditandai dengan perubahan kognitif (perubahan pendapat,
penambahan pengetahuan, perubahan kepercayaan), perubahan afektif (sikap,
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dari penelitian
ini adalah Bagaimana sikap ibu rumah tangga di Surabaya terhadap isi pesan iklan
Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana sikap ibu
rumah tangga di Surabaya terhadap isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi
“Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi?
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan memberikan manfaat untuk berbagai pihak antara
lain :
1.4.1 Manfaat Akademis
Memberikan khasanah serta bahan referensi bagi penelitian Study Stimulus
Organism Respon yang meliputi pesan iklan yang ditayangkan di Televise yang
dikaitkan pada sikap khalayaknya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk dapat mengetahui bagaimana
sikap ibu rumah tangga di Surabaya mengenai suatu pesan iklan yang ditayangkan di
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, dan merasa dalam
menghadapi obyek, ide, situasi, ataupun nilai. Sikap disini bukan perilaku, tetapi
lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku tertentu terhadap obyek sikap.
Obyek sikap biasanya berupa orang, situasi informasi, maupun kelompok (Sobur,
2003 : 361).
Sikap berbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar.
Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa
berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya (pendidikan, komunikasi,
dan lain sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang (Sobur, 2003 : 362).
Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan
seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam
lingkungannya. Lebih mudahnya, sikap adalah evaluative terhadap obyek atau
subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan
dengan obyek sikap. Tujuan perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap seseorang
tetapi juga oleh harapan lingkungan sosialnya terhadap perilaku tersebut,
norma-norma subyektif, serta kemampuannya untuk melakukan perilaku itu, yakni penilaian
Pada hakikatnya, sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen,
komponen-komponen tersebut ada tiga, yaitu (Gito Sudarmo, 2000 :24-25) :
1. Komponen Kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi,
keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya.
Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada
rasionalitas dan logika. Adanya kenyataan dan evaluative yang dimiliki
seseorang diwujudkan dalam kesan baik atau tidak baik terhadap
lingkungannya.
2. Komponen Afektif
Komponen emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan
rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya evaluative yang berhubungan erat
dengan nilai-nilai budaya dan system nilai yang dimiliki.
3. Komponen Konatif
Komponen yang merupakan kecenderungan seseorang bertindak terhadap
lingkungannya dengan cara ramah, sopan, bermusuhan, menentang,
melaksanakan dengan baik dan sebagainya.
Apabila dihubungkan dengan tujuan komunikasi yang terpenting adalah
bagaimana suatu pesan (isi atau content) yang disampaikan oleh komunikator
tersebut mampu menimbulkan dampak atau efek pesan tertentu pada komunikan.
Dampak tersebut antara lain (Rachmat, 2005 : 219) :
a. Dampak Kognitif
Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan seseorang
diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan
transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.
b. Dampak Afektif
Timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau
dibenci khalayak. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya
komunikan tahu, tetapi juga tergerak hatinya, misalnya perasaan takut,
gembira, marah dan sebagainya.
c. Dampak Konatif
Merujuk pada behavioural atau perilaku nyata yang dapat diamati, yang
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku.
Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang dapat
diketahui melalui respon atau tanggapan yang dapat di bagi dalam tiga jenis, yaitu:
a. Respon positif jika seseorang menyatakan setuju
b. Respon negative jika seseorang menyatakan tidak setuju
c. Respon netral jika seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang
sesuatu obyek (Effendy, 1993 : 6-7).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa akan terjadi
perubahan sikap komunikan apabila komunikasi yang dilakukan antara komunikator
dengan komunikan mempunyai efek, apabila komunikasi yang dilakukan
komunikator dengan komunikan “gagal” maka tidak akan terjadi perubahan sikap
pada komunikan. Dengan demikian, dapat dipertegas bahwa untuk sikap komunikan
2.1.2 Ibu Rumah Tangga Sebagai Pemirsa Televisi
Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai
penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan atau penerima
merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi
massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam
keberadaannya secara terpencar-terpencar, dimana satu sama lainnya tidak saling
mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai
jenis : jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman,
pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan lain sebagainya (Effendy, 1993 : 25).
Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televise.
Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya
dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada dasarnya pemirsa
televise dapat dibedakan dalam 4 hal, yaitu : pertama, heterogen (anekaragam) yakni
pemirsa televise adalah massa, sejumlah orang sangat banyak, yang sifatnya
heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat. Selain itu pemirsa televise dapat
dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, taraf kehidupan
dan kebudayaan. Kedua, kepribadian yakni untuk dapat diterima dan dimengerti oleh
pemirsa maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam arti
sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. Ketiga, aktif yakni pemirsa sifatnya aktif,
mereka aktif, seperti apabila mereka menumpai sesuatu menarik dari sebuah stasiun
televisi mereka berpikir aktif, aktif melakukan interpretasi. Mereka bertanya-tanya
pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televise benar atau tidak.
Keempat, selektif yakni pemirsa sifatnya selektif, dia memilih program televise yang
sejumlah acara diperuntukan bagi kelompok tertentu sebagai sasaran (target group),
disamping khalayak keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran (target
audience). Dalam penelitian ini yang menjadi target audience adalah ibu rumah
tangga. Ibu rumah tangga merupakan wanita dalam keluarga dan ibu rumah tangga
yang pada dasarnya mempunyai peran ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga yang
melakukan pekerjaan rumah tangga (memasak, mengasuh anak, mencuci dan tugas
lainnya). Suatu pekerjaan produktif yang tidak langsung menghasilkan pendapatan,
tetapi pekerjaan itu memberikan dukungan bagi pencari nafkah lain untuk
mendapatkan peluang kerja serta sebagai istri dan ibu dimana apa yang dikerjakan
wanita mencerminkan “peranan kewanitaan” (Mubyanto, 1985 : 100).
Menurut fungsi dalam masyarakat, ibu rumah tangga sendiri dibagi menjadi
dua, yaitu ibu rumah tangga karier dan ibu rumah tangga domestic. Sedangkan itu,
ibu rumah tangga yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga
sebagai tenaga kerja domestic, yakni sebagai ibu rumah tangga yang murni
mengurusi pekerjaan rumah tangga dan tidak kerja secara langsung tapi memberikan
dukungan bagi anggota keluarga yang lain pencari nafkah untuk memanfaatkan
peluang kerja yang ada (Mubyanto, 1985 : 95).
2.1.3 Iklan
Iklan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan produk atau jasa
yang dimiliki oleh produsen kepada konsumen agar konsumen mau membeli atau
menggunakan jasa atau produk yang dihasilkan. Periklanan dipandang sebagai media
yang paling lazim digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang
pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan
suatu produk atau merek (Durianto, 2003 : 2).
2.1.3.1 Tujuan Periklanan
Sedangkan maksud dari penayangan iklan di media-media massa ataupun di
media-media yang lain adalah untuk (Shimp, 2003 : 357) :
1. Informing (memberikan informasi). Iklan berperan untuk memberikan
informasi sehingga membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek
baru, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
2. Persuasing (membujuk). Iklan berperan untuk membujuk konsumen, sehingga
iklan akan dikatakan efektif apabila iklan tersebut mampu mempersuasi
(membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3. Reminding (mengingatkan). Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar
dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul yang berhubungan
dengan produk yang diiklankan, dampak periklanan di masa lalu
memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai
suatu kandidat merek yang akan dibeli.
4. Adding Value (menambah nilai). Terdapat tiga cara mendasar dimana
perusahaan dapat memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka
dengan inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen.
Menurut maksudnya, maka penayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di
televise adalah untuk informing dan persuasing. Kalau dahulu iklan hanya bertujuan
menginformasikan keberadaan produk kepada khalayak sehingga khalayak akan
sadar dan mengetahui akan keberadaan produk ataupun pesan yang diiklankan.
Selain itu, iklan ini juga bertujuan untuk membujuk khalayak agar mau membeli
produk Molto Ultra Sekali Bilas yang diiklankan tersebut.
2.1.3.2 Klasifikasi Periklanan
Periklanan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar (Lee dan
Johnson, 2004 : 4), yaitu :
1. Periklanan produk
Periklanan produk adalah periklanan yang ditujukan untuk mengiklankan
sebuah produk. Porsi utama pengeluaran periklanan adalah untuk item ini.
2. Periklanan eceran
Berlawanan dengan iklan produk, periklanan eceran bersifat local dan
berfokus pada satu toko, tempat dimana beragam produk atau dimana suatu
jasa ditawarkan.
3. Periklanan korporasi
Focus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau untuk
mendapatkan dukungan public terhadap sudut pandang organisasi.
4. Periklanan bisnis ke bisnis
Istilah ini berkaitan dengan periklanan yang ditujukan kepada para pelaku
5. Periklanan politik
Periklanan politik sering kali digunakan para politik untuk membujuk orang
untuk memilih mereka dan karenanya iklan jenis ini merupakan sebuah
bagian penting dari proses politik.
6. Periklanan direktori
Orang merujuk iklan direktori untuk menemukan cara membeli produk atau
jasa, bentuk terbaik dari iklan direktori yang dikenal adalah Yellow Pages,
meskipun sekarang terdapat berbagai direktori yang menjalankan fungsi
serupa.
7. Periklanan respon langsung
Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah diantara
pengiklan dan konsumen. Periklanan tersebut dapat menggunakan sembarang
media periklanan dan konsumen juga dapat memberi tanggapan melalui
berbagai media yang ada.
8. Periklanan pelayanan masyarakat
Periklanan pelayanan masyarakat dirancang beroperasi untuk kepentingan
masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.
9. Periklanan advokasi
Periklan advokasi berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan
klarifikasi isu social yang kontroversial dan menjadikan kepentingan
masyarakat.
Menurut klarifikasi diatas, iklan Molto Ultra Sekali Bilas dapat dikategorikan
kedalam iklan produk karena dirancang untuk memperkenalkan produk yang dimiliki
2.1.3.3 Iklan di Televisi
Iklan menurut Sulaksana (2003 : 90), “merupakan semua bentuk presentasi
non personal yang mempromosikan gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai oleh
pihak sponsor tertentu”. Tak jauh berbeda dengan penjelasan O’Guinn, Allen dan
Semenik dalam buku milik Ibrahim (2007), “Kecerdasan komunikasi : Seni
Berkomunikasi Kepada Publik”, yang mendefinisikan iklan sebagai komunikasi yang
dibayar oleh organisasi tertentu agar informasinya disebarkan oleh media. Dalam
bahasa iklan, perusahaan atau organisasi yang membayar untuk iklan itu biasa
disebut klien atau sponsor.
Pengaruh televise lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar, hal
ini terjadi karena mampu menampilkan gambar-gambar dan warna-warna sesuai
dengan aslinya. Sebagaimana dijelaskan oleh Effendi (1993 : 177) bahwa, “Televisi
mempunyai daya tarik kuat yang disebabkan unsur kata-kata, music, sound effect
dan unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang
mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio juga melebihi film
bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman,
sedangkan pesawat yang kecil mungil itu dapat menghidangkan selain film juga
2.1.4 Teori S-O-R
Proses komunikasi pada penelitian ini berdasarkan pada teori S-O-R, dimana
singkatan dari S-O-R adalah Stimulus – Organism – Respon. Hal ini dikarenakan
“obyek penelitian ini adalah manusia, yang jiwanya meliputi komponen-komponen
sikap, opini, perilaku, kognatisi, afeksi, dan konasi” (Effendy, 2003 : 254).
Menurut teori stimulus respon ini, dalam proses komunikasi, hal yang
berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek how, bukan what ataupun why.
Perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu.
Stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
mungkin ditolak atau diterima. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian,
pengertian, dan penerimaa dari komunikan. Oleh karena itu, penelitian ini hanya
ditujukan bagi ibu rumah tangga di Surabaya yang tahu mengenai iklan Molto Ultra
Sekali Bilas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Effendy, 2003 :
255).
Proses Terjadinya S-O-R
Gambar 2.1 Teori S-O-R
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung
jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti,
kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah
komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah
sikap (Effendy, 2003 : 254-257). Dari gambar tersebut juga menunjukkan efek dalam
komunikasi ditandai dengan perubahan kognitif (perubahan pendapat, penambahan
pengetahuan, perubahan kepercayaan), perubahan afektif (sikap, perasaan,
kesukaan), dan perubahan konatif (perilaku atau kecenderungan perilaku).
2.2 Kerangka Berpikir
Semakin hari cadangan air bersih semakin berkurang, sementara kebutuhan
akan air bersih selalu bertambah. Menyikapi kondisi ini, maka PT Unilever
mengeluarkan produk Molto Ultra Sekali Bilas yang membuat proses pembilasan
pencucian pakaian cukup dilakukan satu kali saja sehingga akan menghemat
penggunaan air. Untuk mendukung program penghematan air tersebut, maka PT
Unilever gencar melakukan komunikasi kepada konsumennya, salah satunya adalah
dengan melakukan penayangan Iklan Molto Ultra Gerakan Sekali Bilas.
Iklan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan produk atau jasa
yang dimiliki oleh produsen kepada konsumen agar konsumen mau membeli atau
menggunakan jasa atau produk yang dihasilkan. Iklan ditujukan untuk
mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra
konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek (Durianto, 2003 : 2).
Salah satu iklan yang saat ini banyak ditayangkan di televise adalah iklan Molto
Ultra Gerakan Sekali Bilas.
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Respon. Stimulus sendiri
berarti pesan diantara dua unsure komunikasi yaitu komunikator dan komunikan.
komunikan. Organism berarti diri komunikan sebagai penerima pesan atau informasi
dari komunikator. Setelah komunikan memperhatikan tanda, lambang maupun
gambar, kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami
pesan yang disampaikan. Selanjutnya Respon diartikan efek sebagai akhir dalam
proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan
perubahan kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan. Dampak atau pengaruh
yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Sendjaja,
1999:71). Dan definisi dari efek kognitif tersebut adalah perubahan pengetahuan.
Dan dalam hal ini, peneliti ingin meneliti sikap ibu rumah tangga Surabaya
karena stimuli yang dalam hal ini pesan akan diterima bila ada perhatian, pengertian
dan penerimaan dari khalayak yang menjadi obyek dalam penelitian ini, selanjutnya
setelah menerima pesan atau stimulus berikutnya akan terjadi perubahan sikap oleh
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator dari
variable-variabel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai
kondisi, berbagai situasi atau beragam variable yang timbul di masyarakat yang
menjadi obyek penelitian itu, kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri
atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variable tertentu (Bungin, 2001 : 48).
Pengertian dari variable adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep
operasional yang acuan-acuannya lebih nyata dan secara relative lebih mudah
diidentifikasi dan diobservasi serta dengan mudah diklasifikasi (Bungin, 2001:77).
Definisi operasional variable dilakukan dengan melakukan operasionalisasi konsep
yaitu dengan mengubah konsep menjadi variabel. Maka konsep-konsep tersebut akan
diteliti secara empiris (Singarimbun, 1995:41).
Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui sikap ibu rumah tangga Surabaya
terhadap isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali
Bilas” di televise. Sikap ibu rumah tangga Surabaya ini dapat dibedakan menjadi tiga
hal, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, serta komponen konatif. Variabel
3.1.1 Sikap dan Pengukuran Variabel
Sikap ibu rumah tangga terhadap isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di
televisi, diartikan sebagai penggambaran dari kecenderungan ibu rumah tangga untuk
suka atau tidak suka terhadap produk Molto Ultra Sekali Bilas. Sikap merupakan
pernyataan positif, netral atau negative terhadap obyek sikap. Ibu rumah tangga
dikatakan memiliki sikap positif apabila suka terhadap iklan Molto Ultra Sekali Bilas
yang disampaikan melalui televise, demikian sebaliknya.
Dalam penelitian ini peneliti memilih tiga komponen sikap, yaitu efek
kognitif, efek afektif dan efek konatif. Peneliti memilih efek kognitif karena peneliti
ingin mengetahui pandangan ibu rumah tangga setelah menerima pesan dari iklan
produk Molto Ultra Sekali Bilas. Dari segi efek afektif, peneliti memilih efek
tersebut karena peneliti ingin mengetahui kesukaan masyarakat terhadap produk
Molto Ultra Sekali Bilas, dan efek konatif karena peneliti ingin mengetahui
kecenderungan perilaku ibu rumah tangga terhadap produk Molto Ultra Sekali Bilas
sehingga pada akhir penelitian didapatkan hasil akhir berupa penilaian dari
keseluruhan aspek apakah itu positif, netral atau negatif.
Variabel sikap tersebut diukur berdasarkan atas komponen sikap, yang
meliputi :
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif, berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau
apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan terbentuk oleh apa yang telah kita
lihat atau apa yang telah kita ketahui, kemudian terbentuk suatu idea tau gagasan
terbentuk, maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang
diharapkan dari objek tersebut. Indicator dari aspek kognitif antara lain :
a) Mengetahui bahwa Molto Ultra Sekali Bilas merupakan produk varian baru
dari PT Unilever yang dapat mencuci dengan sekali bilas.
b) Mengetahui bahwa Molto Ultra Sekali Bilas mengadakan Gerakan Sekali
Bilas yang bertujuan melakukan penghematan air Negara.
c) Mengetahui bahwa dengan Molto Ultra Sekali Bilas, cukup dengan sekali
bilasan busa-busa sabun sudah hilang.
d) Mengetahui bahwa dengan Molto Ultra Sekali Bilas, hasil cucian akan selesai
dengan waktu yang cepat.
e) Mengetahui bahwa hasil cucian dengan Molto Ultra Sekali Bilas, akan lebih
lembut, wangi tahan lama, dan tidak kaku.
f) Mengetahui bahwa pakaian yang sudah dicuci dapat dimasukkan langsung ke
dalam air yang sudah dicampur dengan Molto Ultra Sekali Bilas.
g) Mengetahui bahwa cukup dengan setengah tutup botol Molto Ultra Sekali
Bilas ke dalam 5L air pada bilasan pertama.
h) Mengetahui bahwa dengan merendam pakaian selama 10-15 menit, cucian
akan bersih dari busa-busa yang ada tanpa dibilas lagi.
Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
Tidak Setuju (TS) : skor 2
Setuju (S) : skor 3
Interval komponen kognitif = (4x8) – (1x8) = 32 – 8 = 24 = 8
3 3 3
Skor Negative = 8 – 15 : Artinya bahwa responden tidak mengetahui dan
memahami informasi yang disampaikan dan hal-hal
yang berkaitan dengan penayangan iklan Molto
Ultra Sekali Bilas
Skor Netral = 16 – 23 : Artinya bahwa responden tidak berpendapat
tentang hadirnya produk Molto Ultra Sekali Bilas.
Ibu rumah tangga Surabaya juga cenderung tidak
mengalami perubahan sikap.
Sikap Positif = 24 – 32 : Artinya bahwa responden mengetahui dan
memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam
iklan Molto Ultra Sekali Bilas dan mengetahui
hal-hal yang berkaitan dalam penayangan iklan Molto
Ultra Sekali Bilas.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif, dibentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Komponen ini
berkaitan dengan aspek emosional dari ibu rumah tangga Surabaya terhadap
penayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di televisi, yang dijabarkan sebagai
berikut :
a) Perasaan senang dengan hadirnya variant baru dari produk Molto Ultra
b) Perasaan senang karena produk Molto Ultra Sekali Bilas dapat
meringankan pekerjaan ibu rumah tangga dalam kegiatan mencuci
pakaian.
c) Perasaaan senang dengan isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas karena
cukup membilas pakaian dengan sekali bilas.
d) Perasaan tidak khawatir menggunakan produk Molto Ultra Sekali Bilas
karena hasil pakaian lebih wangi, lembut dan tidak kaku.
e) Perasaan senang dengan hadirnya produk Molto Ultra Sekali Bilas
karena mempunyai inovasi dapat mengurangi busa dengan cepat pada
pakaian saat mencuci.
f) Perasaan senang dengan iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang peduli
dengan lingkungan sekitar.
g) Perasaan senang dengan aroma dari produk Molto Ultra Sekali Bilas
yang lebih wangi dari produk lain.
h) Perasaan senang dengan Molto Ultra Sekali Bilas karena dapat
menghemat pengeluaran air bersih.
Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
Tidak Setuju (TS) : skor 2
Setuju (S) : skor 3
Sangat setuju (SS) : skor 4
Interval komponen kognitif = (4x8) – (1x8) = 32 – 8 = 24 = 8
Skor Negative = 8 – 15 : Artinya bahwa responden merasa tidak kecewa
dengan hadirnya produk Molto Ultra Sekali Bilas.
Mereka menganggap itu adalah suatu hal yang
lumrah dalam sebuah inovasi teknologi. Mereka juga
tidak bersimpati terhadap hadirnya produk Molto
Ultra Sekali Bilas.
Skor Netral = 16 – 23 : Artinya bahwa responden hanya melihat tayangan
iklan Molto Ultra Sekali Bilas sebagai sebuah
inovasi baru. Tetapi tidak terpengaruh sehingga
tidak melakukan perubahan sikap.
Sikap Positif = 24 – 32 : Artinya bahwa responden bersimpati terhadap
tayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas. Responden
merasa senang dengan inovasi baru dari produk
Molto Ultra Sekali Bilas.
c. Aspek Konatif
Aspek konatif, dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan
perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Konatif berkaitan dengan
kecenderungan untuk memberikan respon. Dalam penelitian ini adalah :
a) Adanya kecenderungan responden untuk mencoba produk Molto Ultra
b) Adanya kecenderungan responden untuk mendukung gerakan sekali bilas
dengan menggunakan produk Molto Ultra Sekali Bilas.
c) Adanya kecenderungan responden untuk membeli produk Molto Ultra
Sekali Bilas.
d) Adanya kecenderungan responden untuk mendorong ibu-ibu yang lain
agar menggunakan produk Molto Ultra Sekali Bilas.
e) Adanya kecenderungan responden untuk menggunakan produk Molto
Ultra Sekali Bilas pada bilasan pertama saat mencuci pakaian.
f) Adanya kecenderungan responden untuk mendukung penghematan air
dengan menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas pada saat mencuci
pakaian.
g) Adanya kecenderungan responden untuk membiasakan diri mencuci
pakaian dengan sekali bilas menggunakan Molo Ultra Sekali Bilas.
h) Adanya kecenderungan responden untuk meninggalkan kebiasaan
mencuci yang menghabiskan banyak air dan waktu dengan menggunakan
Molto Ultra Sekali Bilas.
Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
Tidak Setuju (TS) : skor 2
Setuju (S) : skor 3
Sangat setuju (SS) : skor 4
Interval komponen kognitif = (4x8) – (1x8) = 32 – 8 = 24 = 8
Skor Negative = 8 – 15 : Artinya bahwa responden tidak mencoba dan
mendukung gerakan sekali bilas. Responden tidak
berpartisipasi dalam gerakan sekali bilas dengan
menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas.
Skor Netral = 16 – 23 : Artinya bahwa responden tidak berpendapat atau
mendukung adanya gerakan sekali bilas dengan
menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas. Ibu rumah
tangga Surabaya juga cenderung tidak mengalami
perubahan sikap.
Sikap Positif = 24 – 32 : Artinya bahwa responden mencoba, mendukung
dan ikut berpartisipasi dalam gerakan sekali bilas
dengan menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas.
Dalam melakukan pengukuran variable sikap digunakan skala likert. Skala
likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden terhadap
objek penelitian yang menggunakan bobot 1 sampai dengan 4. Dalam melakukan
penskalaan dengan model ini, responden diberi daftar pertanyaan mengenai sikap,
setiap pertanyaan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk
menyatakan ketidaksetujuannya (Singarimbun, 1995 : 111). Jawaban dari
masing-masing pertanyaan yang ada di kuesioner digolongkan dalam empat jenis pilihan
jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat
Setuju (SS). Dalam kategorisasi ini, alternative jawaban ragu-ragu (undecided)
1. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat
memberikan jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang
memiliki arti ganda instrument.
2. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan multi interpretable. Hal ini
tidak diharapkan dalam kecenderungan menjawab ke tengah (central
tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan
kecenderungan jawabannya.
3. Disediakan jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data
penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring
dari responden.
Setelah melakukan kategori pilihan jawaban dari pertanyaan kuisioner
dilanjutkan dengan pemberian nilai sebagai berikut :
Sangat tidak setuju (STS) (diberi skor 1)
Tidak setuju (TS) (diberi skor 2)
Setuju (S) (diberi skor 3)
Sangat setuju (SS) (diberi skor 4)
Maka selanjutnya scoring dilakukan dengan menjumlahkan skor dari setiap
pertanyaan, sehingga diperoleh skor total dari tiap kuisioner tersebut untuk
masing-masing responden. Untuk mengkategorikan sikap masyarakat kedalam tiga interval,
yaitu positif, netral dan negative dilakukan dengan menggunakan rumus :
Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah Interval =
Ketrangan :
Range (R) : Batasan dari setiap tingkatan
Skor tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan
Skor terrendah : Perkalian antara nilai terrendah dengan jumlah item pertanyaan
Jumlah dari keseluruhan yang berkaitan dengan Sikap Ibu Rumah Tangga
Surabaya terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi
Gerakan Sekali Bilas” di Televisi adalah 24 pertanyaan. Maka perhitungan
pengukuran intervalnya adalah sebagai berikut :
Skor terrendah : 1 x 24 = 24
Skor tertinggi : 4 x 24 = 96
Interval keseluruhan : 96 – 24 = 72 = 24
3 3
Jadi, interval keseluruhan (batasan skor) terbagi menjadi 3, yaitu negative, netral, dan
positif :
Skor Negative = 24 – 47 : Artinya bahwa responden tidak mendapat
informasi yang jelas dalam tayangan iklan Molto
Ultra Sekali Bilas di televisi. Mereka tidak
mengetahui dan memahami, sehingga mereka tidak
mendukung gerakan sekali bilas yang dihimbau
dalam iklan Molto Ultra Sekali Bilas.
Skor Netral = 48 – 71 : Artinya bahwa responden mengetahui tentang
tayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di televisi.
bagi mereka. Tayangan tersebut hanya dijadikan
sebagai tambahan pengetahuan dan informasi.
Sikap Positif = 72 – 96 : Artinya bahwa responden melakukan dan
mendukung gerakan sekali bilas yang ditayangkan
dalam iklan Molto Ultra Sekali Bilas. Mereka peduli
dan ikut berpartisipasi dalam gerakan sekali bilas
dengan menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas.
3.1.2 Ibu Rumah Tangga Surabaya
Ibu rumah tangga di kota Surabaya disini merupakan khalayak sasaran (target
audience). Ibu rumah tangga yang menjadi target penelitian disini adalah ibu rumah
tangga yang masih aktif dengan aktifitas di rumahnya (ibu rumah tangga domestic),
termasuk mencuci dan pernah menyaksikan tayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas
versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di televisi.
3.2 Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002 : 55). Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah ibu rumah tangga domestic
(melakukan pekerjaan rumah) yang tinggal di Surabaya. Menurut data yang didapat
dari BPS (Badan Pusat Statistik) Surabaya, jumlah ibu rumah tangga yang ada di
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tertentu (Sugiyono, 2002 : 56). Silalahi (2003 : 65) menyebutkan bahwa
teknik sampel adalah metode pengumpulan informasi (data) terhadap sebagian dari
anggota populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non
Probability Sampling dengan menggunakan Purposive Sampling. Teknik ini adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria/karakteristik objek yang jelas yang
telah dirumuskan oleh peneliti dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2002 : 64).
Adapun karakteristik objek ialah : ibu rumah tangga yang ada di Surabaya, ibu
rumah tangga domestic, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan pernah menonton
iklan Molto Ultra Sekali Bilas.
Setelah dilakukan pengundian maka diperoleh masing-masing populasi dari
tiap kelurahan. Jadi berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel
digunakan rumus Yamane, sebagai berikut :
Keterangan :
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
d = presisi (derajat ketelitian 10%)
1 = angka konstan
N n =
Dengan demikian, penghitungan responden adalah sebagai berikut :
Jadi yang menjadi responden dalam penelitian ini nantinya berjumlah 100 orang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara dalam pengumpulan
data-data dari lapangan yang nantinya digeneralisasikan dan dianalisis. Pengumpulan data-data
dapat dilakukan dengan cara observasi, penyebaran kuesioner, dan pengumpulan
data-data sekunder (Rakhmat, 2001 : 96). Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari pihak pertama langsung dari
sumber pertama di lapangan (Bungin, 2001 : 128). Sumber data ini bisa
responden atau subyek penelitian berdasarkan hasil pengisian kuesioner,
wawancara, atau observasi dan termasuk data mentah (row data) yang harus
diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan survey melalui kuesioner
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan.
Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti
perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian dan lain sebagainya.
Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan
analisis.
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “ Sikap Ibu
Rumah Tangga Surabaya Terhadap Iklan Molto Ultra Sekali Bilas Di Televisi”
adalah menggunakan statistic deskriptif. Hal ini dikarenakan jenis penelitian ini
adalah kuantitatif deskriptif (Bungin, 2001 : 187). Pengolahan dalam bentuk statistic
pada dasarnya adalah proses pemberian makna (arti) terhadap data penelitian
kuantitatif melalui angka-angka. Dalam analisis deskriptif bersifat menggambarkan
keadaan gejala social apa adanya tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada. Tenik
statistic deskriptif yang digunakan adalah table distribusi frekuensi.
Keterangan :
P = Presentase Responden
F = Frekuensi Responden
N = Jumlah Responden
Dari table frekuensi yang telah dibuat, selanjutnya akan diberikan interpretasi
agar kesimpulannya mudah dibaca.
F
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Molto Ultra Sekali Bilas
Molto Ultra Sekali Bilas merupakan produk pelembut dan pewangi varian
terbaru dari PT Unilever Tbk. Molto Ultra Sekali Bilas yang memiliki keunikan
disbanding dengan produk lainnya, yaitu tidak perlu membilas hingga 3x saat
mencuci namun cukup 1x bilas sudah mampu menghilangkan busa, residu deterjen
dan noda dari pakaian. Senior Brand Manager Molto PT Unilever Indonesi Tbk,
Veronica Utami mengatakan bahwa kelebihan Molto Utra Sekali Bilas yaitu
mengusung teknologi baru, yaitu bahan penghilang busa yang dapat menghilangkan
busa seketika hanya dalam sekali bilas, bahan penghilang deterjen yang dapat
menghilangkan residu deterjen dari pakaian dan anti redeposisi yang mencegah
kotoran kembali ke pakaian. Produk varian baru Molto Ultra Sekali Bilas ini
diluncurakn dengan tujuan dapat menghemat pemakaian air negara karena semakin
terbatasnya sumber daya alam terutama air bersih yang makin sulit dan mahal
didapat, dan juga sebagai jawaban atas kebutuhan atas konsumen untuk proses
pencucian yang lebih mudah, meringankan, efisien dari segi waktu dan biaya.
Molto Ultra Sekali Bilas merupakan satu-satunya produk pelembut dan
pewangi dari PT Unilever Indonesia yang memperoleh penghargaan Indonesia
Customer Satisfaction Award Index (ICSA Index) 2008 dari majalah SWA yang
Molto Ultra Sekali Bilas telah berhasil memuaskan keinginan konsumen dengan
kelebihan yang dimiliki oleh produk ini. Costumer Marketing Manager Molto PT
Unilever Tbk, Hugo Silalahi, mengungkapkan bahwa Molto sebagai brand pelembut
dan pengharum pakaian terdepan sangat menyadari masalah akan kelangkahan air
bersih yang makin sulit didapat dengan mengeluarkan variant terbaru Molto Ultra.
Sedangkan Gerakan Sekali Bilas merupakan gerakan social yang dipelopori Molto
Ultra Sekali bilas (MUSB) yang mengajak keluarga Indonesia khususnya para ibu
untuk mengubah paradigma dalam aktivitas rumah tangga yang dalam hal ini
aktivitas mencuci. “Dengan MUSB, pembilasan tidak perlu dilakukan tiga kali tetapi
hanya cukup satu kali saja. Diharapkan lewat perubahan ini dapat memberikan
manfaat baik bagi individu maupun lingkungan dari segi waktu, tenaga, biaya dan
turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan khususnya penghematan air.” Dengan
Gerakan Sekali Bilas yang diusungkan oleh Molto, mengajak keluarga Indonesia
khususnya ibu rumah tangga untuk merubah kebiasaan mencuci yang tadinya
pembilasan dlakukan 3x, kini bisa dilakukan hanya dengan 1x bilas saja.gerakan itu
bisa menghemat air hingga 783 juta m3 air. Molto Ultra Sekali Bilas memiliki warna
dasar biru tua, dan terdapat dalam kemasan botol dan sachet yang masing-masing
memiliki ukuran 300ml. Target market dari Molto Ultra Sekali Bilas ini adalah ibu
rumah tangga.
Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” ini
merupakan iklan satu-satunya pelembut dan pewangi pakaian yang turut mendukung
program pemerintah untuk melakukan penghematan pemakaian air bersih, selain itu
iklan ini juga merupakan iklan pertama yang digunakan untuk memperkenalkan
dikumpulkan oleh AGB Nielson, sebuah lembaga survey media di Indonesia, iklan
Molto Ultra Sekali Bilas masuk dalam 5 besar iklan “Most Watched Brand in
January 2009” dengan jumlah penayangan selama bulan January sebanyak 2.194
kali tayang di televisi (News Letter AGB Nielson, Pebruari 2009). Data dalam
gambar dibawah ini menunjukkan iklan-iklan yang masuk dalam kategori “Most
Watched Brand in January 2009”.
Iklan yang memiliki durasi 30 detik ini menampilkan Rina Gunawan sebagai
endorser dari Molto Ultra Sekali Bilas yang memanggil ibu-ibu rumah tangga untuk
melihat demonstrasi produk varian baru Molto Ultra Sekali Bilas. Kemudian Rina
Gunawan menunjukkan cara pemakaian dari produk ini, serta memperlihatkan hasil
pakaian yang lembut, wangi, dan tidak kaku dengan menggunakan Molto Ultra
Sekali Bilas.
Berikut ini adalah cuplikan mengenai iklan tersebut :
Gambar 4.1 Potongan ganbar dalam iklan Molto Ultra Sekali Bilas
4.1.2 PT. Unilever Indonesia
Berdasarkan Company Profile Perusahaan yang didapat dari website resmi
PT. Unilever diperoleh data sejarah perusahaan bahwa, PT Unilever Indonesia telah
berdiri sejak 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No.
33 yang dibuat oleh Tn.A.H. Van Ophuijsen, notaris di Batavia. Kemudian pada
tanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.
Perusahaan ini banyak melakukan merger dengan perusahaan-perusahaan produksi
yang lain seperti, PT Knorr, Ultrajaya, dan lain-lain. PT Unilever Indonesia saat ini
telah menjadi salah satu perusahaan produksi terbesar di Indonesia yang bergerak
dibanyak bidang, antara lain detergen, sabun, shampoo, pasta gigi, deodorant,
pelembap wajah, margarine, minuman, dan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga
lainnya (salah satunya adalah produk Molto Ultra Sekali Bilas).
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data
Pada bab ini akan disajikan dan diuraikan hasil penelitian yang diperoleh dari
pengumpulan data penelitian. Pada penelitian ini ditetapkan 100 responden sebagai
sample. Sejumlah kuesioner yang disebarkan kepada ibu-ibu rumah tangga di
Surabaya yang peneliti temui dan bisa dijadikan responden.
Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga domestic di
Surabaya, melakukan pekerjaan rumah, dan pernah menonton iklan Molto Ultra
Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di televisi. Metode analisis
data dalam penelitian ini menggunakan table frekuensi yang digunakan untuk
menggambarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang diisi oleh
4.2.1 Identitas Responden
Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner untuk mengumpulkan data
penelitian. Sebelum responden diminta untuk mengisi data identitas responden.
Karakteristik responden meliputi : usia, pendidikan, dan frekuensi melihat iklan.
Table 4.1
Usia Responden
No. Usia Frekuensi Prosentase (%)
1 17 – 26 tahun 20 20
2 27 – 36 tahun 34 34
3 37 – 46 tahun 33 33
4 47 – 56 tahun 13 13
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Responden
Berdasarkan table 1 di atas, diketahui bahwa untuk kategori usia, responden
terbanyak adalah perempuan dengan usia 27-36 tahun yaitu sebanyak 34 orang atau
34%. Responden yang memiliki usia antara 37-46 tahun adalah sebanyak 33 orang
atau 33%, ada sebanyak 20 orang responden atau 20% memiliki usia antara 17-26
tahun. Dan diurutan yang terakhir, 13orang lainnya atau 13% berusia antara 47-56
tahun. Berdasarkan pernyataan dari majalah Cakram edisi 281/07/2007, Roy Morgan
yang mengadakan penelitian di Indonesia mengenai perhatian perempuan terhadap
media dan iklan sesuai klasifikasi usia, ternyata perempuan yang memiliki tingkat
pemerhati iklan paling tinggi adalah perempuan dengan usia 25-34 tahun. Sedangkan
diurutan kedua adalah usia 35-49 tahun. Apabila hasil ini dibandingkan dengan hasil
usia 27-36 tahun dan 37-46 tahun, maka termasuk dalam rentang usia yang dibuat
oleh Roy Morgan.
Table 4.2
Pendidikan Responden
No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1 S1 23 23
2 D1 5 5
3 SMA 56 56
4 SMP 10 10
5 SD 6 6
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Responden
Dari table diatas dapat dilihat bahwa responden ibu rumah tangga terbanyak
berpendidikan di jenjang SMA dengan persentase sebanyak 56 Responden atau 56%.
Kemudian di urutan kedua adalah yang berpendidikan di jenjang S1 sebanyak 23
orang responden atau 23%. Sebanyak 10 orang responden atau 10% memiliki
pendidikan terakhir SLTA dan SMP, 6 orang atau 6% memiliki pendidikan terakhir
SD, sebanyak 5 orang responden atau 5% memiliki pendidikan terakhir D1. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penonton terbanyak adalah ibu rumah tangga
dengan pendidikan terakhir di jenjang SMA. Menurut asumsi peneliti, banyaknya
responden yang berpendidikan terakhir di jenjang SMA dikarenakan dengan
pemikiran kuno jaman dahulu dimana seorang perempuan akan dianggap dewasa dan
telah dianggap layak untuk berumah tangga pada usia 17-20 tahun, sehingga mereka
Table 4.3
Frekuensi Melihat “Iklan Molto Ultra Sekali Bilas”
No. Frekuensi Melihat Iklan Frekuensi Prosentase (%)
1 1 kali 0 0
2 2 kali 3 3
3 3 kali 11 11
4 > 3 kali 86 86
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Responden
Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa responden yang menonton iklan
Molto Ultra Sekali Bilas sebanyak lebih dari 3 kali yaitu sebanyak 86 responden atau
86%. Sebanyak 11 responden atau 11% menonton iklan ini sebanyak 3 kali dan
diurutan terakhir sebanyak 3 orang responden atau 3% lainnya yang menonton
sebanyak 2 kali. Dari hasil pengisian kuesioner ini diketahui bahwa mayoritas
responden telah melihat iklan ini sebanyak lebih dari 3 kali. Iklan Molto Ultra Sekali
Bilas selalu dikemas menarik dalam penyajiannya, tidak heran banyak ibu-ibu
reponden yang melihat iklan ini lebih dari tiga kali.
4.2.2 Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan Molto
Ultra Sekali Bilas di Televisi.
Berikut ini adalah data yang menunjukkan tentang sikap responden terhadap
isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di televisi. Sikap pada diri responden dapat
dikategorisasikan menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek