• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP IBU RUMAH TANGGA SURABAYA TERHADAP ISI PESAN IKLAN MOLTO ULTRA SEKALI BILAS DI TELEVISI. (Studi Deskriptif Terhadap Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP IBU RUMAH TANGGA SURABAYA TERHADAP ISI PESAN IKLAN MOLTO ULTRA SEKALI BILAS DI TELEVISI. (Studi Deskriptif Terhadap Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televis"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demostrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “VETERAN” Jawa Timur

OLEH :

TJONG EVA JESSICA FELICIA

0743010062

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

ii

Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demostrasi Gerakan Sekali Bilas”

di Televisi)

Disusun Oleh :

TJONG EVA JESSICA FELICIA

0743010062

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dra. Sumardjijati, M.Si NIP. 19620323 199309 2001

Mengetahui,

DEKAN

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

   

(3)

ii di Televisi)

Oleh :

TJONG EVA JESSICA FELICIA

0743010062

Telah Dipertahankan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada 30 Januari 2011

Mengetahui,

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si.  NIP. 19550718 198302 2001

(4)

ii

dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“SIKAP IBU RUMAH TANGGA SURABAYA TERHADAP ISI PESAN IKLAN

MOLTO ULTRA SEKALI BILAS DI TELEVISI” (Studi Deskriptif Kuantitatif

Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali

Bilas versi “Demostrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi) dengan baik.

Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing,

ibu Dra. Sumardjijati M.Si yang telah berjasa besar dalam memberikan bantuan,

dukungan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

Ungkapan rasa terima kasih yang dalam juga penulis ungkapkan kepada

banyak pihak yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran,

masukan dan semangat kepada penulis, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Ungkapan tersebut penulis persembahkan kepada :

1. Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada

penulis dan keluarga.

2. Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan yang senantiasa

mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai hidup.

3. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto,MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

4. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak/Ibu Dosen Penguji Program Studi Ilmu Komunikasi yang bersedia

meluangkan waktu dan sabar untuk menguji skripsi penulis

7. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan

(5)

ii

9. Sahabatku semasa SMA, Suryo, Lino, Inu, Icha, Putri, Opec, Henry yang

setia menghibur and Making Me Laugh disaat ku lagi Boring selama

pengerjaan skripsi ini.

10.Sahabatku tercinta Miranti Riski yang selalu semangat, Rizka Rachmawati,

Tiofilus Diego A Sorbu, Irfan Iskandar, Akbar Tri, Dwi Yulianti, Maria

Ulfah, Arek-arek UPN TV “Veteran” Jatim, Briyan Dede I.P atas semangat,

saran dan bantuannya dalam pengerjaan skripsi ini.

11.Seluruh keluarga, saudara, sahabat dan teman-teman yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang selama ini telah memberikan support kepada

penulis.

12.Terakhir dan tak terhingga…..

Thanks a Lot GOD’s .“Thank’s for everything”.

Penulis menyadari bahwa didalam Proposal Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah

dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata, dengan segala

keterbatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak

umumnya, dan penulis khususnya

Surabaya, Desember 2010

(6)

ii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN SEMINAR PROPOSAL ... ii

ABSTRAKSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Manfaat Akademis ... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1. Pengertian Sikap ... 9

2.1.2. Ibu Rumah Tangga sebagai Pemirsa Televisi ... 11

(7)

ii

2.1.4. Teori S-O-R ... 18

2.2. Kerangka Berpikir... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 21

3.1.1. Sikap dan Pengukuran Variabel ... 22

3.1.2. Ibu Rumah Tangga Surabaya ... 31

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 31

3.2.1. Populasi ... 31

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4. Metode Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 35

4.1.1 Molto Ultra Sekali Bilas ... 35

4.1.2 PT. Unilever Indonesia ... 38

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 38

4.2.1 Identitas Responden ... 39

4.2.2 Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Isi Pesan Molto Ultra Sekali Bilas di Televisi ... 41

(8)

ii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(9)

ii

Gambar 1.2. Iklan Molto Ultra Sekali Bilas ... 5

(10)

ii

Molto Ultra Sekali Bilas ... 78

Lampiran 2. Data Penelitian Aspek Kognitif Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya

Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas di Televisi ... 83

Lampiran 3. Data Penelitian Aspek Afektif Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya

Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas di Televisi ... 83

Lampiran 4. Data Penelitian Aspek Konatif Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya

Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas di Televisi ... 83

(11)

ii

Tabel 4.2 Pendidikan Responden ... 40

Tabel 4.3 Frekuensi Melihat “Iklan Molto Ultra Sekali Bilas” ... 41

Tabel 4.4 Molto Ultra Sekali Bilas merupakan varian baru dari PT Unilever yang dapat mencuci dengan sekali bilas ... 42

Tabel 4.5 Gerakan Sekali Bilas yang bertujuan melakukan penghematan air Negara ... 43

Tabel 4.6 Cukup dengan sekali bilasan busa sabun hilang ... 45

Tabel 4.7 Hasil cucian akan selesai dengan waktu yang cepat ... 46

Tabel 4.8 Hasil cucian akan lebih lembut, wangi tahan lama, dan tidak kaku ... 47

Tabel 4.9 Pakaian yang telah dicuci dapat langsung dimasukkan kedalam air yang sudah dicampur dengan Molto Ultra Sekali Bilas ... 49

Tabel 4.10 Setengah tutup botol Molto Ultra Sekali Bilas kedalam 5L air ... 51

Tabel 4.11 Merendam selama 10-15 menit, cucian akan bersih dari busa-busa tanpa dibilas lagi ... 52

Tabel 4.12 Aspek Kognitif Responden ... 54

Tabel 4.13 Senang dengan hadirnya varian baru dari Molto Ultra yaitu Molto Ultra Sekali Bilas ... 55

Tabel 4.14 Senang karena produk Molto Ultra Sekali BIlas dapat meringankan pekerjaan ibu rumah tangga dalam kegiatan mencuci pakaian ... 56

Tabel 4.15 Senang dengan isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang cukup membilas pakaian dengan sekali bilas ... 57

(12)

ii

sekitar ... 61

Tabel 4.19 Senang dengan aroma dari produk Molto Ultra Sekali Bilas yang lebih

wangi dari produk lain ... 62

Tabel 4.20 Senang dengan Molto Ultra Sekali Bilas karena dapat menghemat

pengeluaran air bersih ... 64

Tabel 4.21 Aspek Afektif Responden ... 65

Tabel 4.22 Kecenderungan responden untuk mencoba produk Molto Ultra Sekali

Bilas ... 66

Tabel 4.23 Kecenderungan responden untuk mendukung Gerakan Sekali Bilas

dengan menggunakan Molto Ultra Seakali Bilas ... 67

Tabel 4.24 Kecenderungan responden untuk membeli produk Molto Ultra Sekali

Bilas ... 68

Tabel 4.25 Kecenderungan responden untuk mendorong ibu-ibu yang lain agar

menggunakan produk Molto Ultra Sekali Bilas ... 69

Tabel 4.26 Kecenderungan responden untuk menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas

pada bilasan pertama saat mencuci pakaian ... 70

Tabel 4.27 Kecenderungan responden untuk mendukung penghematan air dengan

menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas pada saat mencuci pakaian ... 71

Tabel 4.28 Kecenderungan responden untuk membiasakan diri mencuci pakaian

dengan sekali bilas menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas ... 71

Tabel 4.29 Kecenderungan responden untuk meninggalkan kebiasaan yang

menghabiskan banyak air dan waktu dengan menggunakan Molto Ultra

Sekali Bilas ... 72

Tabel 4.30 Aspek Konatif Responden ... 73

(13)

ii

TERHADAP ISI PESAN IKLAN MOLTO ULTRA SEKALI BILAS DI TELEVISI. (Studi Deskriptif Terhadap Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi)

Alasan memilih penelitian ini adalah Semakin hari cadangan air bersih semakin berkurang, sementara kebutuhan akan air bersih selalu bertambah. Menyikapi kondisi ini, maka PT Unilever mengeluarkan produk Molto Ultra Sekali Bilas yang membuat proses pembilasan pencucian pakaian cukup dilakukan satu kali saja sehingga akan menghemat penggunaan air. Untuk mendukung program penghematan air tersebut, maka perlu bantuan dari masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam Gerakan Sekali Bilas yang dapat mempengaruhi sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap ibu rumah tangga Surabaya terhadap isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di televisi, baik sikap kognitif, afektif dan konatif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner dengan purposive sampling, yakni sampel yang telah ditentukan karakteristiknya oleh peneliti sesuai dengan tujuan dan permasalahan penelitian. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini secara keseluruhan adalah sikap responden pada kategori positif sebesar 73 persen dan netral 27 persen. Sikap pada kategori positif menunjukkan bahwa responden turut mendukung dan ikut berpartisipasi dalam Gerakan Sekali Bilas yang dihimbau dalam tayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang bertujuan untuk penghematan air Negara, dengan menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas saat mencuci pakaian yang cukup sekali bilas.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Dengan komunikasi, manusia dapat mendapatkan

informasi-informasi penting yang dibutuhkan, dapat memperoleh pendidikan, sebagai sarana

untuk pengembangan mental, dapat beradaptasi dengan lingkungan dan dapat

memberikan pengaruh terhadap pihak yang diajak berkomunikasi (Ardinanto dan

Erdinaya, 2005 : 21). Dari sekian banyak bentuk komunikasi, iklan merupakan salah

satu bentuk komunikasi yang pada saat ini sangat banyak ditemukan.

Iklan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan produk atau jasa

yang dimiliki oleh produsen kepada konsumen agar konsumen mau membeli atau

menggunakan jasa atau produk yang dihasilkan. Periklanan dipandang sebagai media

yang paling lazim digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang

persuasive kepada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan,

pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan

suatu produk atau merek ( Durianto, 2003 : 2).

Sedangkan menurut Schifman dan Kanuk (1997) menyatakan bahwa sikap

adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah senang atau

tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak terhadap suatu obyek.

Obyek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu dan

(15)

Salah satu iklan yang saat ini banyak ditayangkan di televise adalah iklan

Molto Ultra Sekali Bilas. Selain untuk mempromosikan sebuah produk, iklan ini juga

memberitahukan kepada masyarakat, terutama para ibu rumah tangga untuk

melakukan penghematan air pada waktu mencuci, yaitu dengan membilas pakaian

yang telah dicuci, cukup dengan satu kali.

Ajakan PT. Unilever selaku pengiklan iklan Molto Ultra Sekali Bilas ini

sesuai dengan kondisi yang ada pada saat ini, dimana persediaan air bersih semakin

menurun, sementara itu kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sehingga perlu

untuk melakukan gerakan penghematan air. Seperti data yang telah ditunjukkan oleh

Technical Observation Study PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2001 dan data BPS

tahun 2005 bahwa kegiatan mencuci menghabiskan air terbanyak kedua setelah

kegiatan mandi, yaitu menghabiskan rata-rata 1,17 milyar m3/tahun untuk seluruh

penduduk Indonesia.

Sedangkan untuk Surabaya pada tahun 2010 berpotensi mengalami

kekurangan air baku sebesar 1,12 meter kubik per detik dan jumlah kekurangan akan

terus bertambah pada tahun-tahun selanjutnya. Kepala Badan Lingkungan Hidup

Kota Surabaya, Togar Arifin Silaban, mengungkapkan, ancaman kekurangan air

antara lain akibat pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan industri disekitar

Kali Surabaya. Padahal kebutuhan air bagi PDAM Surabaya terutama berasal dari

pasokan Kali Surabaya. “Penggunaan air yang berlebihan membuat krisis air akan

melanda sejumlah kota besar di Jawa pada 2010, salah satunya Surabaya. Krisis air

bersih terjadi akibat pemanfaatan air yang tidak efisien” (Data Dinas Pengairan

(16)

Atas dasar kondisi tersebut, maka Hugo Silalahi selaku Customer Marketing

Manager Molto PT Unilever Indonesia Tbk menilai bahwa penting untuk segera

melakukan kesadaran akan kondisi tersedianya air bersih di Indonesia. Karena itu,

Molto mengajak para ibu untuk peduli pada kondisi tersebut, dimulai dengan

menghemat penggunaan air bersih pada saat mencuci dan membilas pakaian

(Kabargress.wordpress.com, 12 Januari 2008). Hugo juga menyampaikan bahwa

inovasi terbaru PT Unilever tersebut, yaitu membilas tiga kali menjadi satu kali akan

mampu melakukan penghematan air bersih yang bisa dilakukan dalam satu tahun

sama dengan 783 juta meter kubik air. Hal ini juga sesuai dengan himbauan dari

pemerintah kepada masyarakat Indonesia agar dapat menghemat penggunaan air

bersih. Kampanye penghematan air telah menjadi program nasional serangkai

dengan gerakan penghematan energi dan air. Gerakan penghematan energi dan air ini

telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Apel Nasional

Gerakan Penghematan Energi dan Air

(http:/www.pdambandarmasih.com/forumpdam/index.php?topic=26.0).

Senior Brand Manager Molto PT Unilever Indonesia Tbk, Veronica Utami

mengatakan kelebihan Molto Ultra Sekali Bilas yaitu mengusung teknologi baru,

yaitu bahan penghilang busa yang dapat menghilangkan busa seketika hanya dalam

sekali bilas. Bahan penghilang deterjen yang dapat menghilangkan residu deterjen

dari pakaian dan anti redeposisi yang mencegah kotoran menempel kembali ke

pakaian (Kabargress.wordpress.com, 12 Januari 2009).

Iklan Molto Ultra gerakan sekali bilas ini merupakan satu-satunya iklan

pelembut dan pewangi pakaian yang turut mendukung program pemerintah untuk

(17)

AGB Nielson, sebuah lembaga survey media di Indonesia, iklan Molto Ultra masuk

dalam 5 besar iklan “Most Watched Brand” in January 2009” dengan jumlah

penanyangan selama bulan Januari sebanyak 2194 kali tayang di televise (News

Letter AGB Nielson, Pebruary 2009). Data dalam gambar dibawah ini menunjukkan

iklan-iklan yang masuk dalam kategori “Most Watched Brand in January 2009”.

Gambar 1.1 Iklan yang paling banyak dilihat di televise

Sumber : News Letter AGB Nielson, Februari 2009

Dalam data ini dapat kita lihat bahwa iklan Molto Ultra Sekali Bilas

merupakan iklan pelembut dan pewangi yang berada dalam lima besar “Most

Watched Brand” pada bulan Januari 2009.

Berdasarkan beberapa data diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pesan

iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang ditayangkan di televise dan yang akan diteliti

adalah pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas terhadap sikap ibu rumah tangga tentang

produk Molto Ultra Sekali Bilas. Penulis ingin mengetahui perubahan sikap dari ibu

rumah tangga karena sikap merupakan salah satu proses kedua setelah seorang

Most

EXCELCOMINDO XL – GSM

CARD 3,832% 2400

CLEAR ANTI KETOMBE-

SHAMPOO 3,565% 2346

MOLTO ULTRA SEKALI

(18)

khalayak menerima sebuah pesan komunikasi dan setelah orang tersebut aware atau

sadar dengan pesan komunikasi yang ada tersebut (Kasali, 2007 : 54). Setiap tahapan

awal ini akan berpengaruh pada tahapan-tahapan berikutnya. Sebuah pesan akan

bermakna dan akan memberikan pengaruh kepada khalayaknya apabila khalayak

tersebut mengetahui pesan yang ada dalam komunikasi tersebut. Penulis ingin

mengetahui sikap ibu rumah tangga yang ada di Surabaya ketika menerima pesan

iklan Molto Ultra Sekali Bilas. Pemilihan iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi

demonstrasi gerakan sekali bilas ini selain karena iklan ini menjadi Most Watched

Brand in January 2009, iklan ini juga merupakan iklan pertama yang digunakan

untuk memperkenalkan variant baru dari Molto, yaitu Molto Ultra Sekali Bilas.

Gambar 1.2. Gambaran iklan Molto Ultra Sekali Bilas

Gambar tersebut merupakan gambaran Molto Ultra sekali Bilas. Iklan Molto

Ultra Sekali Bilas versi “demonstrasi gerakan sekali bilas” yang untuk

mendemonstrasikan tentang penggunakan Molto Ultra Sekali Bilas. Dalam iklan

(19)

Molto Ultra Sekali Bilas dan hasil cucian yang menggunakan Molto Ultra Sekali

Bilas, bahwa pakaian yang dicuci dengan Molto Ultra Sekali Bilas wangi, lebih

wangi dari cucian yang dicuci dengan deterjen lain.

Sebagai varian baru dari softener Unilever, Molto Ultra Sekali Bilas perlu

melakukan pengenalan produknya kepada para pelanggannya, dan iklan Molto Ultra

Sekali Bilas ini menjadi iklan pertama untuk memperkenalkan gerakan Molto Ultra

Sekali Bilas serta produk iklan Molto Ultra Sekali Bilas. Karena produk ini

merupakan produk baru, sehingga pihak PT Unilever Indonesia Tbk

memperkenalkan produk, serta memberikan informasi kepada khalayak bahwa

produk baru yang ada ini akan memberikan keuntungan lebih kepada khalayak, lebih

baik apabila dibandingkan dengan keuntungan yang biasa diperoleh dari produk yang

lain (Rahmat, 2005 : 223-231) sehingga khalayak akan mengetahui betul produk apa

yang sedang diiklankan.

Dari iklan tersebut juga dapat dilihat bahwa segmen untuk produk iklan

Molto Ultra Gerakan Sekali Bilas adalah untuk ibu rumah tangga, karena

pemeran-pemeran yang terdapat dalam iklan tersebut adalah para ibu rumah tangga. Selain itu,

pernyataan dari Veronica Utami selaku Senior Brand Manager Molto, PT. Unilever

Indonesia Tbk mengatakan bahwa, “Molto Ultra Sekali Bilas mengajak keluarga

Indonesia khususnya ibu rumah tangga untuk mengubah kebiasaan mencuci yang

tadinya pembilasan dilakukan tiga kali kini bisa dilakukan hanya dengan satu bilas

saja. Tentu saja dengan satu kali bilas, selain menghemat air juga menghemat waktu,

tenaga dan biaya.” (

http://poetryana.blogspot.com/2009/01/pemahaman-inovasi-melalui-berbagai.html-jumat,30januari2009). Karena itu, maka responden yang akan

(20)

Surabaya dan sudah pernah melihat tayangan iklan Molto Ultra Gerakan Sekali

Bilas.

Sedangkan Surabaya yang dipilih sebagai tempat penelitian, karena Surabaya

merupakan salah satu kota di Indonesia yang menurut AGB Nielson Media Research

mempunyai tingkat rata-rata kepemirsaan yang cukup tinggi yaitu 1,01 juta penonton

(Tempointeraktif, 7 Mei 2008) bahkan pada bulan Mei 2008 terjadi peningkatan

menjadi 1,30 juta penonton. Tingkat kepemirsaan yang cukup tinggi ini akan

membuat tayangan yang ditayangkan di stasiun televise (salah satunya adalah iklan),

akan banyak dilihat oleh khalayak yang pada akhirnya iklan tersebut akan dapat

menimbulkan pengaruh terhadap khalayak.

Penelitian ini menggunakan proses komunikasi berdasar pada teori S-O-R

(Stimulus - Organism - Respon). Hal ini dikarenakan obyek penelitian ini adalah

manusia, yang jiwanya meliputi komponen – komponen sikap, opini, perilaku,

kognisi, afeksi, dan konasi (Effendy, 2003 : 254). Stimulus atau pesan yang

disampaikan dalam hal ini adalah pesan dalam iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang di

tayangkan di televise, yang kemudian disampaikan kepada komunikan (ibu rumah

tangga di Surabaya) yang mungkin ditolak atau diterima. Komunikasi akan

berlangsung jika ada perhatian, pengertian, dan penerimaan dari komunikasi

(Organism). Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah

kesediaan untuk mengubah sikap (Respon). Karena dalam penelitian ini yang akan

diteliti adalah sikap ibu rumah tangga di Surabaya, maka peneliti akan meneliti efek

dalam komunikasi yang ditandai dengan perubahan kognitif (perubahan pendapat,

penambahan pengetahuan, perubahan kepercayaan), perubahan afektif (sikap,

(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dari penelitian

ini adalah Bagaimana sikap ibu rumah tangga di Surabaya terhadap isi pesan iklan

Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana sikap ibu

rumah tangga di Surabaya terhadap isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi

“Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televisi?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan memberikan manfaat untuk berbagai pihak antara

lain :

1.4.1 Manfaat Akademis

Memberikan khasanah serta bahan referensi bagi penelitian Study Stimulus

Organism Respon yang meliputi pesan iklan yang ditayangkan di Televise yang

dikaitkan pada sikap khalayaknya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk dapat mengetahui bagaimana

sikap ibu rumah tangga di Surabaya mengenai suatu pesan iklan yang ditayangkan di

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, dan merasa dalam

menghadapi obyek, ide, situasi, ataupun nilai. Sikap disini bukan perilaku, tetapi

lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku tertentu terhadap obyek sikap.

Obyek sikap biasanya berupa orang, situasi informasi, maupun kelompok (Sobur,

2003 : 361).

Sikap berbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar.

Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa

berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya (pendidikan, komunikasi,

dan lain sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang (Sobur, 2003 : 362).

Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan

seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam

lingkungannya. Lebih mudahnya, sikap adalah evaluative terhadap obyek atau

subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan

dengan obyek sikap. Tujuan perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap seseorang

tetapi juga oleh harapan lingkungan sosialnya terhadap perilaku tersebut,

norma-norma subyektif, serta kemampuannya untuk melakukan perilaku itu, yakni penilaian

(23)

Pada hakikatnya, sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen,

komponen-komponen tersebut ada tiga, yaitu (Gito Sudarmo, 2000 :24-25) :

1. Komponen Kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi,

keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya.

Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada

rasionalitas dan logika. Adanya kenyataan dan evaluative yang dimiliki

seseorang diwujudkan dalam kesan baik atau tidak baik terhadap

lingkungannya.

2. Komponen Afektif

Komponen emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan

rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya evaluative yang berhubungan erat

dengan nilai-nilai budaya dan system nilai yang dimiliki.

3. Komponen Konatif

Komponen yang merupakan kecenderungan seseorang bertindak terhadap

lingkungannya dengan cara ramah, sopan, bermusuhan, menentang,

melaksanakan dengan baik dan sebagainya.

Apabila dihubungkan dengan tujuan komunikasi yang terpenting adalah

bagaimana suatu pesan (isi atau content) yang disampaikan oleh komunikator

tersebut mampu menimbulkan dampak atau efek pesan tertentu pada komunikan.

Dampak tersebut antara lain (Rachmat, 2005 : 219) :

a. Dampak Kognitif

Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan seseorang

(24)

diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan

transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.

b. Dampak Afektif

Timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau

dibenci khalayak. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya

komunikan tahu, tetapi juga tergerak hatinya, misalnya perasaan takut,

gembira, marah dan sebagainya.

c. Dampak Konatif

Merujuk pada behavioural atau perilaku nyata yang dapat diamati, yang

meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku.

Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang dapat

diketahui melalui respon atau tanggapan yang dapat di bagi dalam tiga jenis, yaitu:

a. Respon positif jika seseorang menyatakan setuju

b. Respon negative jika seseorang menyatakan tidak setuju

c. Respon netral jika seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang

sesuatu obyek (Effendy, 1993 : 6-7).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa akan terjadi

perubahan sikap komunikan apabila komunikasi yang dilakukan antara komunikator

dengan komunikan mempunyai efek, apabila komunikasi yang dilakukan

komunikator dengan komunikan “gagal” maka tidak akan terjadi perubahan sikap

pada komunikan. Dengan demikian, dapat dipertegas bahwa untuk sikap komunikan

(25)

2.1.2 Ibu Rumah Tangga Sebagai Pemirsa Televisi

Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai

penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan atau penerima

merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi

massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam

keberadaannya secara terpencar-terpencar, dimana satu sama lainnya tidak saling

mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai

jenis : jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman,

pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan lain sebagainya (Effendy, 1993 : 25).

Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televise.

Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya

dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada dasarnya pemirsa

televise dapat dibedakan dalam 4 hal, yaitu : pertama, heterogen (anekaragam) yakni

pemirsa televise adalah massa, sejumlah orang sangat banyak, yang sifatnya

heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat. Selain itu pemirsa televise dapat

dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, taraf kehidupan

dan kebudayaan. Kedua, kepribadian yakni untuk dapat diterima dan dimengerti oleh

pemirsa maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam arti

sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. Ketiga, aktif yakni pemirsa sifatnya aktif,

mereka aktif, seperti apabila mereka menumpai sesuatu menarik dari sebuah stasiun

televisi mereka berpikir aktif, aktif melakukan interpretasi. Mereka bertanya-tanya

pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televise benar atau tidak.

Keempat, selektif yakni pemirsa sifatnya selektif, dia memilih program televise yang

(26)

sejumlah acara diperuntukan bagi kelompok tertentu sebagai sasaran (target group),

disamping khalayak keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran (target

audience). Dalam penelitian ini yang menjadi target audience adalah ibu rumah

tangga. Ibu rumah tangga merupakan wanita dalam keluarga dan ibu rumah tangga

yang pada dasarnya mempunyai peran ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga yang

melakukan pekerjaan rumah tangga (memasak, mengasuh anak, mencuci dan tugas

lainnya). Suatu pekerjaan produktif yang tidak langsung menghasilkan pendapatan,

tetapi pekerjaan itu memberikan dukungan bagi pencari nafkah lain untuk

mendapatkan peluang kerja serta sebagai istri dan ibu dimana apa yang dikerjakan

wanita mencerminkan “peranan kewanitaan” (Mubyanto, 1985 : 100).

Menurut fungsi dalam masyarakat, ibu rumah tangga sendiri dibagi menjadi

dua, yaitu ibu rumah tangga karier dan ibu rumah tangga domestic. Sedangkan itu,

ibu rumah tangga yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga

sebagai tenaga kerja domestic, yakni sebagai ibu rumah tangga yang murni

mengurusi pekerjaan rumah tangga dan tidak kerja secara langsung tapi memberikan

dukungan bagi anggota keluarga yang lain pencari nafkah untuk memanfaatkan

peluang kerja yang ada (Mubyanto, 1985 : 95).

2.1.3 Iklan

Iklan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan produk atau jasa

yang dimiliki oleh produsen kepada konsumen agar konsumen mau membeli atau

menggunakan jasa atau produk yang dihasilkan. Periklanan dipandang sebagai media

yang paling lazim digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang

(27)

pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan

suatu produk atau merek (Durianto, 2003 : 2).

2.1.3.1 Tujuan Periklanan

Sedangkan maksud dari penayangan iklan di media-media massa ataupun di

media-media yang lain adalah untuk (Shimp, 2003 : 357) :

1. Informing (memberikan informasi). Iklan berperan untuk memberikan

informasi sehingga membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek

baru, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.

2. Persuasing (membujuk). Iklan berperan untuk membujuk konsumen, sehingga

iklan akan dikatakan efektif apabila iklan tersebut mampu mempersuasi

(membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

3. Reminding (mengingatkan). Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar

dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul yang berhubungan

dengan produk yang diiklankan, dampak periklanan di masa lalu

memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai

suatu kandidat merek yang akan dibeli.

4. Adding Value (menambah nilai). Terdapat tiga cara mendasar dimana

perusahaan dapat memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka

dengan inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen.

Menurut maksudnya, maka penayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di

televise adalah untuk informing dan persuasing. Kalau dahulu iklan hanya bertujuan

(28)

menginformasikan keberadaan produk kepada khalayak sehingga khalayak akan

sadar dan mengetahui akan keberadaan produk ataupun pesan yang diiklankan.

Selain itu, iklan ini juga bertujuan untuk membujuk khalayak agar mau membeli

produk Molto Ultra Sekali Bilas yang diiklankan tersebut.

2.1.3.2 Klasifikasi Periklanan

Periklanan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar (Lee dan

Johnson, 2004 : 4), yaitu :

1. Periklanan produk

Periklanan produk adalah periklanan yang ditujukan untuk mengiklankan

sebuah produk. Porsi utama pengeluaran periklanan adalah untuk item ini.

2. Periklanan eceran

Berlawanan dengan iklan produk, periklanan eceran bersifat local dan

berfokus pada satu toko, tempat dimana beragam produk atau dimana suatu

jasa ditawarkan.

3. Periklanan korporasi

Focus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau untuk

mendapatkan dukungan public terhadap sudut pandang organisasi.

4. Periklanan bisnis ke bisnis

Istilah ini berkaitan dengan periklanan yang ditujukan kepada para pelaku

(29)

5. Periklanan politik

Periklanan politik sering kali digunakan para politik untuk membujuk orang

untuk memilih mereka dan karenanya iklan jenis ini merupakan sebuah

bagian penting dari proses politik.

6. Periklanan direktori

Orang merujuk iklan direktori untuk menemukan cara membeli produk atau

jasa, bentuk terbaik dari iklan direktori yang dikenal adalah Yellow Pages,

meskipun sekarang terdapat berbagai direktori yang menjalankan fungsi

serupa.

7. Periklanan respon langsung

Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah diantara

pengiklan dan konsumen. Periklanan tersebut dapat menggunakan sembarang

media periklanan dan konsumen juga dapat memberi tanggapan melalui

berbagai media yang ada.

8. Periklanan pelayanan masyarakat

Periklanan pelayanan masyarakat dirancang beroperasi untuk kepentingan

masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.

9. Periklanan advokasi

Periklan advokasi berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan

klarifikasi isu social yang kontroversial dan menjadikan kepentingan

masyarakat.

Menurut klarifikasi diatas, iklan Molto Ultra Sekali Bilas dapat dikategorikan

kedalam iklan produk karena dirancang untuk memperkenalkan produk yang dimiliki

(30)

2.1.3.3 Iklan di Televisi

Iklan menurut Sulaksana (2003 : 90), “merupakan semua bentuk presentasi

non personal yang mempromosikan gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai oleh

pihak sponsor tertentu”. Tak jauh berbeda dengan penjelasan O’Guinn, Allen dan

Semenik dalam buku milik Ibrahim (2007), “Kecerdasan komunikasi : Seni

Berkomunikasi Kepada Publik”, yang mendefinisikan iklan sebagai komunikasi yang

dibayar oleh organisasi tertentu agar informasinya disebarkan oleh media. Dalam

bahasa iklan, perusahaan atau organisasi yang membayar untuk iklan itu biasa

disebut klien atau sponsor.

Pengaruh televise lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar, hal

ini terjadi karena mampu menampilkan gambar-gambar dan warna-warna sesuai

dengan aslinya. Sebagaimana dijelaskan oleh Effendi (1993 : 177) bahwa, “Televisi

mempunyai daya tarik kuat yang disebabkan unsur kata-kata, music, sound effect

dan unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang

mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio juga melebihi film

bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman,

sedangkan pesawat yang kecil mungil itu dapat menghidangkan selain film juga

(31)

2.1.4 Teori S-O-R

Proses komunikasi pada penelitian ini berdasarkan pada teori S-O-R, dimana

singkatan dari S-O-R adalah Stimulus – Organism – Respon. Hal ini dikarenakan

“obyek penelitian ini adalah manusia, yang jiwanya meliputi komponen-komponen

sikap, opini, perilaku, kognatisi, afeksi, dan konasi” (Effendy, 2003 : 254).

Menurut teori stimulus respon ini, dalam proses komunikasi, hal yang

berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek how, bukan what ataupun why.

Perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu.

Stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan

mungkin ditolak atau diterima. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian,

pengertian, dan penerimaa dari komunikan. Oleh karena itu, penelitian ini hanya

ditujukan bagi ibu rumah tangga di Surabaya yang tahu mengenai iklan Molto Ultra

Sekali Bilas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Effendy, 2003 :

255).

Proses Terjadinya S-O-R

Gambar 2.1 Teori S-O-R

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses

yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada

komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung

jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti,

kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah

(32)

komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah

sikap (Effendy, 2003 : 254-257). Dari gambar tersebut juga menunjukkan efek dalam

komunikasi ditandai dengan perubahan kognitif (perubahan pendapat, penambahan

pengetahuan, perubahan kepercayaan), perubahan afektif (sikap, perasaan,

kesukaan), dan perubahan konatif (perilaku atau kecenderungan perilaku).

2.2 Kerangka Berpikir

Semakin hari cadangan air bersih semakin berkurang, sementara kebutuhan

akan air bersih selalu bertambah. Menyikapi kondisi ini, maka PT Unilever

mengeluarkan produk Molto Ultra Sekali Bilas yang membuat proses pembilasan

pencucian pakaian cukup dilakukan satu kali saja sehingga akan menghemat

penggunaan air. Untuk mendukung program penghematan air tersebut, maka PT

Unilever gencar melakukan komunikasi kepada konsumennya, salah satunya adalah

dengan melakukan penayangan Iklan Molto Ultra Gerakan Sekali Bilas.

Iklan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan produk atau jasa

yang dimiliki oleh produsen kepada konsumen agar konsumen mau membeli atau

menggunakan jasa atau produk yang dihasilkan. Iklan ditujukan untuk

mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra

konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek (Durianto, 2003 : 2).

Salah satu iklan yang saat ini banyak ditayangkan di televise adalah iklan Molto

Ultra Gerakan Sekali Bilas.

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Respon. Stimulus sendiri

berarti pesan diantara dua unsure komunikasi yaitu komunikator dan komunikan.

(33)

komunikan. Organism berarti diri komunikan sebagai penerima pesan atau informasi

dari komunikator. Setelah komunikan memperhatikan tanda, lambang maupun

gambar, kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami

pesan yang disampaikan. Selanjutnya Respon diartikan efek sebagai akhir dalam

proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan

perubahan kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan. Dampak atau pengaruh

yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Sendjaja,

1999:71). Dan definisi dari efek kognitif tersebut adalah perubahan pengetahuan.

Dan dalam hal ini, peneliti ingin meneliti sikap ibu rumah tangga Surabaya

karena stimuli yang dalam hal ini pesan akan diterima bila ada perhatian, pengertian

dan penerimaan dari khalayak yang menjadi obyek dalam penelitian ini, selanjutnya

setelah menerima pesan atau stimulus berikutnya akan terjadi perubahan sikap oleh

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator dari

variable-variabel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai

kondisi, berbagai situasi atau beragam variable yang timbul di masyarakat yang

menjadi obyek penelitian itu, kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri

atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variable tertentu (Bungin, 2001 : 48).

Pengertian dari variable adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep

operasional yang acuan-acuannya lebih nyata dan secara relative lebih mudah

diidentifikasi dan diobservasi serta dengan mudah diklasifikasi (Bungin, 2001:77).

Definisi operasional variable dilakukan dengan melakukan operasionalisasi konsep

yaitu dengan mengubah konsep menjadi variabel. Maka konsep-konsep tersebut akan

diteliti secara empiris (Singarimbun, 1995:41).

Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui sikap ibu rumah tangga Surabaya

terhadap isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali

Bilas” di televise. Sikap ibu rumah tangga Surabaya ini dapat dibedakan menjadi tiga

hal, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, serta komponen konatif. Variabel

(35)

3.1.1 Sikap dan Pengukuran Variabel

Sikap ibu rumah tangga terhadap isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di

televisi, diartikan sebagai penggambaran dari kecenderungan ibu rumah tangga untuk

suka atau tidak suka terhadap produk Molto Ultra Sekali Bilas. Sikap merupakan

pernyataan positif, netral atau negative terhadap obyek sikap. Ibu rumah tangga

dikatakan memiliki sikap positif apabila suka terhadap iklan Molto Ultra Sekali Bilas

yang disampaikan melalui televise, demikian sebaliknya.

Dalam penelitian ini peneliti memilih tiga komponen sikap, yaitu efek

kognitif, efek afektif dan efek konatif. Peneliti memilih efek kognitif karena peneliti

ingin mengetahui pandangan ibu rumah tangga setelah menerima pesan dari iklan

produk Molto Ultra Sekali Bilas. Dari segi efek afektif, peneliti memilih efek

tersebut karena peneliti ingin mengetahui kesukaan masyarakat terhadap produk

Molto Ultra Sekali Bilas, dan efek konatif karena peneliti ingin mengetahui

kecenderungan perilaku ibu rumah tangga terhadap produk Molto Ultra Sekali Bilas

sehingga pada akhir penelitian didapatkan hasil akhir berupa penilaian dari

keseluruhan aspek apakah itu positif, netral atau negatif.

Variabel sikap tersebut diukur berdasarkan atas komponen sikap, yang

meliputi :

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif, berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau

apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan terbentuk oleh apa yang telah kita

lihat atau apa yang telah kita ketahui, kemudian terbentuk suatu idea tau gagasan

(36)

terbentuk, maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang

diharapkan dari objek tersebut. Indicator dari aspek kognitif antara lain :

a) Mengetahui bahwa Molto Ultra Sekali Bilas merupakan produk varian baru

dari PT Unilever yang dapat mencuci dengan sekali bilas.

b) Mengetahui bahwa Molto Ultra Sekali Bilas mengadakan Gerakan Sekali

Bilas yang bertujuan melakukan penghematan air Negara.

c) Mengetahui bahwa dengan Molto Ultra Sekali Bilas, cukup dengan sekali

bilasan busa-busa sabun sudah hilang.

d) Mengetahui bahwa dengan Molto Ultra Sekali Bilas, hasil cucian akan selesai

dengan waktu yang cepat.

e) Mengetahui bahwa hasil cucian dengan Molto Ultra Sekali Bilas, akan lebih

lembut, wangi tahan lama, dan tidak kaku.

f) Mengetahui bahwa pakaian yang sudah dicuci dapat dimasukkan langsung ke

dalam air yang sudah dicampur dengan Molto Ultra Sekali Bilas.

g) Mengetahui bahwa cukup dengan setengah tutup botol Molto Ultra Sekali

Bilas ke dalam 5L air pada bilasan pertama.

h) Mengetahui bahwa dengan merendam pakaian selama 10-15 menit, cucian

akan bersih dari busa-busa yang ada tanpa dibilas lagi.

Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

Tidak Setuju (TS) : skor 2

Setuju (S) : skor 3

(37)

Interval komponen kognitif = (4x8) – (1x8) = 32 – 8 = 24 = 8

3 3 3

Skor Negative = 8 – 15 : Artinya bahwa responden tidak mengetahui dan

memahami informasi yang disampaikan dan hal-hal

yang berkaitan dengan penayangan iklan Molto

Ultra Sekali Bilas

Skor Netral = 16 – 23 : Artinya bahwa responden tidak berpendapat

tentang hadirnya produk Molto Ultra Sekali Bilas.

Ibu rumah tangga Surabaya juga cenderung tidak

mengalami perubahan sikap.

Sikap Positif = 24 – 32 : Artinya bahwa responden mengetahui dan

memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam

iklan Molto Ultra Sekali Bilas dan mengetahui

hal-hal yang berkaitan dalam penayangan iklan Molto

Ultra Sekali Bilas.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif, dibentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Komponen ini

berkaitan dengan aspek emosional dari ibu rumah tangga Surabaya terhadap

penayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di televisi, yang dijabarkan sebagai

berikut :

a) Perasaan senang dengan hadirnya variant baru dari produk Molto Ultra

(38)

b) Perasaan senang karena produk Molto Ultra Sekali Bilas dapat

meringankan pekerjaan ibu rumah tangga dalam kegiatan mencuci

pakaian.

c) Perasaaan senang dengan isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas karena

cukup membilas pakaian dengan sekali bilas.

d) Perasaan tidak khawatir menggunakan produk Molto Ultra Sekali Bilas

karena hasil pakaian lebih wangi, lembut dan tidak kaku.

e) Perasaan senang dengan hadirnya produk Molto Ultra Sekali Bilas

karena mempunyai inovasi dapat mengurangi busa dengan cepat pada

pakaian saat mencuci.

f) Perasaan senang dengan iklan Molto Ultra Sekali Bilas yang peduli

dengan lingkungan sekitar.

g) Perasaan senang dengan aroma dari produk Molto Ultra Sekali Bilas

yang lebih wangi dari produk lain.

h) Perasaan senang dengan Molto Ultra Sekali Bilas karena dapat

menghemat pengeluaran air bersih.

Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

Tidak Setuju (TS) : skor 2

Setuju (S) : skor 3

Sangat setuju (SS) : skor 4

Interval komponen kognitif = (4x8) – (1x8) = 32 – 8 = 24 = 8

(39)

Skor Negative = 8 – 15 : Artinya bahwa responden merasa tidak kecewa

dengan hadirnya produk Molto Ultra Sekali Bilas.

Mereka menganggap itu adalah suatu hal yang

lumrah dalam sebuah inovasi teknologi. Mereka juga

tidak bersimpati terhadap hadirnya produk Molto

Ultra Sekali Bilas.

Skor Netral = 16 – 23 : Artinya bahwa responden hanya melihat tayangan

iklan Molto Ultra Sekali Bilas sebagai sebuah

inovasi baru. Tetapi tidak terpengaruh sehingga

tidak melakukan perubahan sikap.

Sikap Positif = 24 – 32 : Artinya bahwa responden bersimpati terhadap

tayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas. Responden

merasa senang dengan inovasi baru dari produk

Molto Ultra Sekali Bilas.

c. Aspek Konatif

Aspek konatif, dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau

kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan

sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan

perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Konatif berkaitan dengan

kecenderungan untuk memberikan respon. Dalam penelitian ini adalah :

a) Adanya kecenderungan responden untuk mencoba produk Molto Ultra

(40)

b) Adanya kecenderungan responden untuk mendukung gerakan sekali bilas

dengan menggunakan produk Molto Ultra Sekali Bilas.

c) Adanya kecenderungan responden untuk membeli produk Molto Ultra

Sekali Bilas.

d) Adanya kecenderungan responden untuk mendorong ibu-ibu yang lain

agar menggunakan produk Molto Ultra Sekali Bilas.

e) Adanya kecenderungan responden untuk menggunakan produk Molto

Ultra Sekali Bilas pada bilasan pertama saat mencuci pakaian.

f) Adanya kecenderungan responden untuk mendukung penghematan air

dengan menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas pada saat mencuci

pakaian.

g) Adanya kecenderungan responden untuk membiasakan diri mencuci

pakaian dengan sekali bilas menggunakan Molo Ultra Sekali Bilas.

h) Adanya kecenderungan responden untuk meninggalkan kebiasaan

mencuci yang menghabiskan banyak air dan waktu dengan menggunakan

Molto Ultra Sekali Bilas.

Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

Tidak Setuju (TS) : skor 2

Setuju (S) : skor 3

Sangat setuju (SS) : skor 4

Interval komponen kognitif = (4x8) – (1x8) = 32 – 8 = 24 = 8

(41)

Skor Negative = 8 – 15 : Artinya bahwa responden tidak mencoba dan

mendukung gerakan sekali bilas. Responden tidak

berpartisipasi dalam gerakan sekali bilas dengan

menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas.

Skor Netral = 16 – 23 : Artinya bahwa responden tidak berpendapat atau

mendukung adanya gerakan sekali bilas dengan

menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas. Ibu rumah

tangga Surabaya juga cenderung tidak mengalami

perubahan sikap.

Sikap Positif = 24 – 32 : Artinya bahwa responden mencoba, mendukung

dan ikut berpartisipasi dalam gerakan sekali bilas

dengan menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas.

Dalam melakukan pengukuran variable sikap digunakan skala likert. Skala

likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden terhadap

objek penelitian yang menggunakan bobot 1 sampai dengan 4. Dalam melakukan

penskalaan dengan model ini, responden diberi daftar pertanyaan mengenai sikap,

setiap pertanyaan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk

menyatakan ketidaksetujuannya (Singarimbun, 1995 : 111). Jawaban dari

masing-masing pertanyaan yang ada di kuesioner digolongkan dalam empat jenis pilihan

jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat

Setuju (SS). Dalam kategorisasi ini, alternative jawaban ragu-ragu (undecided)

(42)

1. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memberikan jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang

memiliki arti ganda instrument.

2. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan multi interpretable. Hal ini

tidak diharapkan dalam kecenderungan menjawab ke tengah (central

tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan

kecenderungan jawabannya.

3. Disediakan jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data

penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring

dari responden.

Setelah melakukan kategori pilihan jawaban dari pertanyaan kuisioner

dilanjutkan dengan pemberian nilai sebagai berikut :

Sangat tidak setuju (STS) (diberi skor 1)

Tidak setuju (TS) (diberi skor 2)

Setuju (S) (diberi skor 3)

Sangat setuju (SS) (diberi skor 4)

Maka selanjutnya scoring dilakukan dengan menjumlahkan skor dari setiap

pertanyaan, sehingga diperoleh skor total dari tiap kuisioner tersebut untuk

masing-masing responden. Untuk mengkategorikan sikap masyarakat kedalam tiga interval,

yaitu positif, netral dan negative dilakukan dengan menggunakan rumus :

Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah Interval =

(43)

Ketrangan :

Range (R) : Batasan dari setiap tingkatan

Skor tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan

Skor terrendah : Perkalian antara nilai terrendah dengan jumlah item pertanyaan

Jumlah dari keseluruhan yang berkaitan dengan Sikap Ibu Rumah Tangga

Surabaya terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi

Gerakan Sekali Bilas” di Televisi adalah 24 pertanyaan. Maka perhitungan

pengukuran intervalnya adalah sebagai berikut :

Skor terrendah : 1 x 24 = 24

Skor tertinggi : 4 x 24 = 96

Interval keseluruhan : 96 – 24 = 72 = 24

3 3

Jadi, interval keseluruhan (batasan skor) terbagi menjadi 3, yaitu negative, netral, dan

positif :

Skor Negative = 24 – 47 : Artinya bahwa responden tidak mendapat

informasi yang jelas dalam tayangan iklan Molto

Ultra Sekali Bilas di televisi. Mereka tidak

mengetahui dan memahami, sehingga mereka tidak

mendukung gerakan sekali bilas yang dihimbau

dalam iklan Molto Ultra Sekali Bilas.

Skor Netral = 48 – 71 : Artinya bahwa responden mengetahui tentang

tayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di televisi.

(44)

bagi mereka. Tayangan tersebut hanya dijadikan

sebagai tambahan pengetahuan dan informasi.

Sikap Positif = 72 – 96 : Artinya bahwa responden melakukan dan

mendukung gerakan sekali bilas yang ditayangkan

dalam iklan Molto Ultra Sekali Bilas. Mereka peduli

dan ikut berpartisipasi dalam gerakan sekali bilas

dengan menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas.

3.1.2 Ibu Rumah Tangga Surabaya

Ibu rumah tangga di kota Surabaya disini merupakan khalayak sasaran (target

audience). Ibu rumah tangga yang menjadi target penelitian disini adalah ibu rumah

tangga yang masih aktif dengan aktifitas di rumahnya (ibu rumah tangga domestic),

termasuk mencuci dan pernah menyaksikan tayangan iklan Molto Ultra Sekali Bilas

versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di televisi.

3.2 Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002 : 55). Dalam

penelitian ini populasi yang digunakan adalah ibu rumah tangga domestic

(melakukan pekerjaan rumah) yang tinggal di Surabaya. Menurut data yang didapat

dari BPS (Badan Pusat Statistik) Surabaya, jumlah ibu rumah tangga yang ada di

(45)

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tertentu (Sugiyono, 2002 : 56). Silalahi (2003 : 65) menyebutkan bahwa

teknik sampel adalah metode pengumpulan informasi (data) terhadap sebagian dari

anggota populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non

Probability Sampling dengan menggunakan Purposive Sampling. Teknik ini adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria/karakteristik objek yang jelas yang

telah dirumuskan oleh peneliti dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2002 : 64).

Adapun karakteristik objek ialah : ibu rumah tangga yang ada di Surabaya, ibu

rumah tangga domestic, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan pernah menonton

iklan Molto Ultra Sekali Bilas.

Setelah dilakukan pengundian maka diperoleh masing-masing populasi dari

tiap kelurahan. Jadi berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel

digunakan rumus Yamane, sebagai berikut :

Keterangan :

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel

d = presisi (derajat ketelitian 10%)

1 = angka konstan

N n =

(46)

Dengan demikian, penghitungan responden adalah sebagai berikut :

Jadi yang menjadi responden dalam penelitian ini nantinya berjumlah 100 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara dalam pengumpulan

data-data dari lapangan yang nantinya digeneralisasikan dan dianalisis. Pengumpulan data-data

dapat dilakukan dengan cara observasi, penyebaran kuesioner, dan pengumpulan

data-data sekunder (Rakhmat, 2001 : 96). Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari pihak pertama langsung dari

sumber pertama di lapangan (Bungin, 2001 : 128). Sumber data ini bisa

responden atau subyek penelitian berdasarkan hasil pengisian kuesioner,

wawancara, atau observasi dan termasuk data mentah (row data) yang harus

diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan survey melalui kuesioner

(47)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan.

Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti

perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian dan lain sebagainya.

Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan

analisis.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “ Sikap Ibu

Rumah Tangga Surabaya Terhadap Iklan Molto Ultra Sekali Bilas Di Televisi”

adalah menggunakan statistic deskriptif. Hal ini dikarenakan jenis penelitian ini

adalah kuantitatif deskriptif (Bungin, 2001 : 187). Pengolahan dalam bentuk statistic

pada dasarnya adalah proses pemberian makna (arti) terhadap data penelitian

kuantitatif melalui angka-angka. Dalam analisis deskriptif bersifat menggambarkan

keadaan gejala social apa adanya tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada. Tenik

statistic deskriptif yang digunakan adalah table distribusi frekuensi.

Keterangan :

P = Presentase Responden

F = Frekuensi Responden

N = Jumlah Responden

Dari table frekuensi yang telah dibuat, selanjutnya akan diberikan interpretasi

agar kesimpulannya mudah dibaca.

F

(48)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Molto Ultra Sekali Bilas

Molto Ultra Sekali Bilas merupakan produk pelembut dan pewangi varian

terbaru dari PT Unilever Tbk. Molto Ultra Sekali Bilas yang memiliki keunikan

disbanding dengan produk lainnya, yaitu tidak perlu membilas hingga 3x saat

mencuci namun cukup 1x bilas sudah mampu menghilangkan busa, residu deterjen

dan noda dari pakaian. Senior Brand Manager Molto PT Unilever Indonesi Tbk,

Veronica Utami mengatakan bahwa kelebihan Molto Utra Sekali Bilas yaitu

mengusung teknologi baru, yaitu bahan penghilang busa yang dapat menghilangkan

busa seketika hanya dalam sekali bilas, bahan penghilang deterjen yang dapat

menghilangkan residu deterjen dari pakaian dan anti redeposisi yang mencegah

kotoran kembali ke pakaian. Produk varian baru Molto Ultra Sekali Bilas ini

diluncurakn dengan tujuan dapat menghemat pemakaian air negara karena semakin

terbatasnya sumber daya alam terutama air bersih yang makin sulit dan mahal

didapat, dan juga sebagai jawaban atas kebutuhan atas konsumen untuk proses

pencucian yang lebih mudah, meringankan, efisien dari segi waktu dan biaya.

Molto Ultra Sekali Bilas merupakan satu-satunya produk pelembut dan

pewangi dari PT Unilever Indonesia yang memperoleh penghargaan Indonesia

Customer Satisfaction Award Index (ICSA Index) 2008 dari majalah SWA yang

(49)

Molto Ultra Sekali Bilas telah berhasil memuaskan keinginan konsumen dengan

kelebihan yang dimiliki oleh produk ini. Costumer Marketing Manager Molto PT

Unilever Tbk, Hugo Silalahi, mengungkapkan bahwa Molto sebagai brand pelembut

dan pengharum pakaian terdepan sangat menyadari masalah akan kelangkahan air

bersih yang makin sulit didapat dengan mengeluarkan variant terbaru Molto Ultra.

Sedangkan Gerakan Sekali Bilas merupakan gerakan social yang dipelopori Molto

Ultra Sekali bilas (MUSB) yang mengajak keluarga Indonesia khususnya para ibu

untuk mengubah paradigma dalam aktivitas rumah tangga yang dalam hal ini

aktivitas mencuci. “Dengan MUSB, pembilasan tidak perlu dilakukan tiga kali tetapi

hanya cukup satu kali saja. Diharapkan lewat perubahan ini dapat memberikan

manfaat baik bagi individu maupun lingkungan dari segi waktu, tenaga, biaya dan

turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan khususnya penghematan air.” Dengan

Gerakan Sekali Bilas yang diusungkan oleh Molto, mengajak keluarga Indonesia

khususnya ibu rumah tangga untuk merubah kebiasaan mencuci yang tadinya

pembilasan dlakukan 3x, kini bisa dilakukan hanya dengan 1x bilas saja.gerakan itu

bisa menghemat air hingga 783 juta m3 air. Molto Ultra Sekali Bilas memiliki warna

dasar biru tua, dan terdapat dalam kemasan botol dan sachet yang masing-masing

memiliki ukuran 300ml. Target market dari Molto Ultra Sekali Bilas ini adalah ibu

rumah tangga.

Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” ini

merupakan iklan satu-satunya pelembut dan pewangi pakaian yang turut mendukung

program pemerintah untuk melakukan penghematan pemakaian air bersih, selain itu

iklan ini juga merupakan iklan pertama yang digunakan untuk memperkenalkan

(50)

dikumpulkan oleh AGB Nielson, sebuah lembaga survey media di Indonesia, iklan

Molto Ultra Sekali Bilas masuk dalam 5 besar iklan “Most Watched Brand in

January 2009” dengan jumlah penayangan selama bulan January sebanyak 2.194

kali tayang di televisi (News Letter AGB Nielson, Pebruari 2009). Data dalam

gambar dibawah ini menunjukkan iklan-iklan yang masuk dalam kategori “Most

Watched Brand in January 2009”.

Iklan yang memiliki durasi 30 detik ini menampilkan Rina Gunawan sebagai

endorser dari Molto Ultra Sekali Bilas yang memanggil ibu-ibu rumah tangga untuk

melihat demonstrasi produk varian baru Molto Ultra Sekali Bilas. Kemudian Rina

Gunawan menunjukkan cara pemakaian dari produk ini, serta memperlihatkan hasil

pakaian yang lembut, wangi, dan tidak kaku dengan menggunakan Molto Ultra

Sekali Bilas.

Berikut ini adalah cuplikan mengenai iklan tersebut :

Gambar 4.1 Potongan ganbar dalam iklan Molto Ultra Sekali Bilas

(51)

4.1.2 PT. Unilever Indonesia

Berdasarkan Company Profile Perusahaan yang didapat dari website resmi

PT. Unilever diperoleh data sejarah perusahaan bahwa, PT Unilever Indonesia telah

berdiri sejak 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No.

33 yang dibuat oleh Tn.A.H. Van Ophuijsen, notaris di Batavia. Kemudian pada

tanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.

Perusahaan ini banyak melakukan merger dengan perusahaan-perusahaan produksi

yang lain seperti, PT Knorr, Ultrajaya, dan lain-lain. PT Unilever Indonesia saat ini

telah menjadi salah satu perusahaan produksi terbesar di Indonesia yang bergerak

dibanyak bidang, antara lain detergen, sabun, shampoo, pasta gigi, deodorant,

pelembap wajah, margarine, minuman, dan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga

lainnya (salah satunya adalah produk Molto Ultra Sekali Bilas).

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data

Pada bab ini akan disajikan dan diuraikan hasil penelitian yang diperoleh dari

pengumpulan data penelitian. Pada penelitian ini ditetapkan 100 responden sebagai

sample. Sejumlah kuesioner yang disebarkan kepada ibu-ibu rumah tangga di

Surabaya yang peneliti temui dan bisa dijadikan responden.

Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga domestic di

Surabaya, melakukan pekerjaan rumah, dan pernah menonton iklan Molto Ultra

Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di televisi. Metode analisis

data dalam penelitian ini menggunakan table frekuensi yang digunakan untuk

menggambarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang diisi oleh

(52)

4.2.1 Identitas Responden

Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner untuk mengumpulkan data

penelitian. Sebelum responden diminta untuk mengisi data identitas responden.

Karakteristik responden meliputi : usia, pendidikan, dan frekuensi melihat iklan.

Table 4.1

Usia Responden

No. Usia Frekuensi Prosentase (%)

1 17 – 26 tahun 20 20

2 27 – 36 tahun 34 34

3 37 – 46 tahun 33 33

4 47 – 56 tahun 13 13

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Berdasarkan table 1 di atas, diketahui bahwa untuk kategori usia, responden

terbanyak adalah perempuan dengan usia 27-36 tahun yaitu sebanyak 34 orang atau

34%. Responden yang memiliki usia antara 37-46 tahun adalah sebanyak 33 orang

atau 33%, ada sebanyak 20 orang responden atau 20% memiliki usia antara 17-26

tahun. Dan diurutan yang terakhir, 13orang lainnya atau 13% berusia antara 47-56

tahun. Berdasarkan pernyataan dari majalah Cakram edisi 281/07/2007, Roy Morgan

yang mengadakan penelitian di Indonesia mengenai perhatian perempuan terhadap

media dan iklan sesuai klasifikasi usia, ternyata perempuan yang memiliki tingkat

pemerhati iklan paling tinggi adalah perempuan dengan usia 25-34 tahun. Sedangkan

diurutan kedua adalah usia 35-49 tahun. Apabila hasil ini dibandingkan dengan hasil

(53)

usia 27-36 tahun dan 37-46 tahun, maka termasuk dalam rentang usia yang dibuat

oleh Roy Morgan.

Table 4.2

Pendidikan Responden

No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

1 S1 23 23

2 D1 5 5

3 SMA 56 56

4 SMP 10 10

5 SD 6 6

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Dari table diatas dapat dilihat bahwa responden ibu rumah tangga terbanyak

berpendidikan di jenjang SMA dengan persentase sebanyak 56 Responden atau 56%.

Kemudian di urutan kedua adalah yang berpendidikan di jenjang S1 sebanyak 23

orang responden atau 23%. Sebanyak 10 orang responden atau 10% memiliki

pendidikan terakhir SLTA dan SMP, 6 orang atau 6% memiliki pendidikan terakhir

SD, sebanyak 5 orang responden atau 5% memiliki pendidikan terakhir D1. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penonton terbanyak adalah ibu rumah tangga

dengan pendidikan terakhir di jenjang SMA. Menurut asumsi peneliti, banyaknya

responden yang berpendidikan terakhir di jenjang SMA dikarenakan dengan

pemikiran kuno jaman dahulu dimana seorang perempuan akan dianggap dewasa dan

telah dianggap layak untuk berumah tangga pada usia 17-20 tahun, sehingga mereka

(54)

Table 4.3

Frekuensi Melihat “Iklan Molto Ultra Sekali Bilas”

No. Frekuensi Melihat Iklan Frekuensi Prosentase (%)

1 1 kali 0 0

2 2 kali 3 3

3 3 kali 11 11

4 > 3 kali 86 86

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa responden yang menonton iklan

Molto Ultra Sekali Bilas sebanyak lebih dari 3 kali yaitu sebanyak 86 responden atau

86%. Sebanyak 11 responden atau 11% menonton iklan ini sebanyak 3 kali dan

diurutan terakhir sebanyak 3 orang responden atau 3% lainnya yang menonton

sebanyak 2 kali. Dari hasil pengisian kuesioner ini diketahui bahwa mayoritas

responden telah melihat iklan ini sebanyak lebih dari 3 kali. Iklan Molto Ultra Sekali

Bilas selalu dikemas menarik dalam penyajiannya, tidak heran banyak ibu-ibu

reponden yang melihat iklan ini lebih dari tiga kali.

4.2.2 Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan Molto

Ultra Sekali Bilas di Televisi.

Berikut ini adalah data yang menunjukkan tentang sikap responden terhadap

isi pesan iklan Molto Ultra Sekali Bilas di televisi. Sikap pada diri responden dapat

dikategorisasikan menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

Gambar

Gambar 2.1 Teori S-O-R  Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
Gambar 4.1 Potongan ganbar dalam iklan Molto Ultra Sekali Bilas
Table 4.1
Table 4.2 Pendidikan Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses evaporasi dari filtrat semanggi air dengan ketiga jenis pelarut menghasilkan karakteristik yang berbeda-beda. Ekstrak heksana berwarna kuning dan kering, ekstrak

Persepsi yang positif pada perilaku yang mengarah seks sebelum menikah harus dihalangi dengan otoritas struktural melalui peraturan- peraturan maupun menggerakkan aparatur untuk

Hambatan yang dialami oleh pustakawan dalam meningkatkan kualitas layanan antara lain: kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) perpustakaan, sehingga kegiatan

5 Karyawan ini selalu bekerja sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 6 Tingkat pencapaian volume kerja yang dihasilkan karyawan ini

Hasil yang diharapkan dari penulisan karya tulis ilmiah ini ketika implementasi gagasan berhasil, dan akan berdampak signifikan bagi wirausaha unnes dalam

Hasil analisis dari contoh kasus ini, jumlah tenaga kerja yang diperlukan adalah sebanyk enam orang tenaga kerja dengan tiga shift setiap harinya, dan juga memerlukan waktu

Sebagai lembaga yang secara khusus menangani zakat Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) nampaknya belum menjadi organisasi yang banyak dipilih masyarakat

Pasal 1 ayat(1) huruf a dan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pembebanan Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang