ii
Dipertahankan di depan dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat – syarat Guna
Memperoleh
Derajat Sarjana S1 Psikologi Pada Tanggal
Mengesahkan, Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi dan Imu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
Ketua Program Studi
Hj. Qurotul Uyun., S.Psi.,M.Si.
Dewan Penguji Tanda tangan,
1. Sus Budiharto, S.Psi., Psi.
2. Emi Zulaifah, Dra., M.Sc
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah
Produktivitas kerja merupakan tuntutan utama bagi perusahaan agar kelangsungan hidup atau operasionalnya dapat terjamin. Produktivitas suatu badan usaha dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah ataupun pusat. Produktivitas kerja menjadi masalah nasional, karena produktivitas tenaga kerja Indonesia masih memprihatinkan. Kualitas sumber daya manusia Indonesia dewasa ini dibandingkan dengan kualitas sumber daya manusia di beberapa negara anggota ASEAN nampaknya masih rendah kualitasnya, sehingga mengakibatkan produktivitas per jam kerjanya masih rendah. Berrdasarkan data World Development Report, Indonesia pada tahun 2002, produktifitas per pekerja per jam sebesar 1,84 US $ dan yang tertinggi adalah Singapura 35,91 US $, diikuti oleh Malaysia 4,71 US $ dan Thailand 4,56 US $ (Soejoeti, 2005). Banyak hal yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, untuk itu perusahaan harus berusaha menjamin agar faktor-faktor yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dapat dipenuhi secara maksimal.
Banyak faktor pada suatu perusahaan yang mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan jalannya perusahaan tentunya diwarnai oleh perilaku individu yang berkepentingan. Perilaku individu yang muncul akan sangat mempengaruhi suatu perusahaan baik secara langsung ataupun tidak langsung, hal ini akibat adanya kemampuan individu yang berbeda-beda dalam
menghadapi tugasnya. Perilaku akan timbul akibat adanya pengaruh dari lingkungan yang ada (baik internal maupun eksternal), dengan begitu individu akan mempertimbangkan perilakunya sehingga produktivitas kerja karyawan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan.
Lazimnya, produktivitas kerja yang baik jika mengalami kestabilan atau mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada PT. X yang ada di Tangerang dengan Manajer Produksi tanggal 27 Februari 2007. Sejak awal berdirinya perusahaan tingkat produktivitas kerja karyawan administrasi office departemen produksi dikatakan cukup baik bahkan sering mengalami peningkatan. Tetapi sejak kurun waktu 4 tahun terakhir produktivitas kerja karyawan mengalami penurunan. Penurunan produktivitas kerja karyawan pada PT X dapat terlihat dari hasil kerja karyawan yang meliputi penyelesaian pekerjaan sesuai dengan target yang diberikan dan tingkat kedisiplinan yang meliputi ketepatan waktu dalam bekerja, tidak bolos bekerja tanpa alasan yang jelas dan meninggalkan pekerjaan. Penurunan produktivitas kerja pada PT X dikarenakan berbagai macam faktor, salah satunya adalah lingkungan kerja yang kurang nyaman sehingga membuat para pekerja tidak semangat dalam bekerja (manajemen PT X, 2007). Pemberian musik merupakan salah satu desain lingkungan kerja. Selain itu menurut pihak perusahaan produktivitas kerja karyawan menurun pada waktu pagi, siang dan menjelang pulang. Produktivitas karyawan dapat dikatakan menurun apabila selama waktu kerja karyawan terlihat malas, tidak bersemangat, mengantuk, pekerjaan yang dilakukan tidak maksimal, sering absen kerja , telat datang kerja.
Seiring dengan berubahnya zaman, perusahaan-perusahaan pun terus membenahi diri mempersiapkan segala konsekuensi menghadapi era globalisasi ini untuk meningkatkan produktivitas karyawan, salah satunya memberi musik sebagai latar yang mengiringi karyawan dalam bekerja (Munandar, 2001)
Musik merupakan suatu hasil seni budaya yang berupa unsur-unsur atau bunyi teratur sehingga terjadi suatu harmoni yang dapat memuaskan pendengarnya. Musik telah lama hadir di dalam kehidupan manusia, bahkan boleh dibilang manusia tidak dapat melepaskan diri dari musik dimanapun ia berada. Musik telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, yang di dalam perkembangannya tidak saja menjadi media hiburan, tetapi musik telah mempunyai fungsi yang kompleks (Haliman & Rosyid, 2000).
Musik mempunyai suatu kekuatan yang tidak sama dengan yang lain. Musik hadir dalam semua lapisan masyarakat dan kultur budaya yang berbeda. Dalam dunia industri musik dapat dipakai sebagai latar ditempat produksi agar hasil kerja menjadi lebih optimal. Musik di dalam tempat kerja dapat mengurangi sifat membosankan dari tenaga kerja (Prichard, 2006)
Sejak tahun 1940-an banyak perusahaan di Amerika Serikat mulai memperdengarkan musik yang mengiringi sebagai latar belakang karyawan bekerja. Sebagaimana halnya dengan warna, banyak yang berpendapat bahwa musik yang mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas karyawannya. Dengan musik sebagai latarnya, pada umumnya para tenaga kerja bekerja dengan perasaan senang, bekerja lebih keras, tidak banyak absen, dan kurang merasa lelah pada akhir kerja hari kerja (Munandar, 2001)
Riset yang dilakukan oleh psikolog industri menyatakan bahwa efek musik yang ada di dalam tempat kerja dapat mengurangi kelelahan dan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Oldham; dalam Prichard, 2006). Sundstrom (Prichard, 2006) meringkas hasil riset yang menguji tentang keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu ; musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para pekerja merupakan hal yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga produktivitas dapat ditingkatkan dan musik dapat meningkatkan performance yang menimbulakan efek psikologis. Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesehatan psikologis.
Musik memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan yang rutin dan monoton. Latar belakang musik di dalam tempat kerja mempunyai hal yang positif untuk mempengaruhi perilaku dan untuk mengurangi frustrasi para tenaga kerja (Oakes; dalam Prichard, 2006). Tapi hal itu tidak berlaku pada pekerjaan yang majemuk dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi pada pekerjaan, seperti tenaga kerja yang bekerja sebagai pengendali lalu lintas udara. Pada umumnya musik yang berjenis musik ringan yang dimainkan dengan instrumen saja (instrumentalia) yang digunakan sebagai musik pengiring kerja (Munandar, 2001).
Schultz (Munandar, 2001) mengemukakan hasil penelitian, bahwa 80% dari penyelia dan bukan penyelia berpendapat, musik sebagai latar belakang dalam bekerja akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan. Dengan lingkungan kerja yang menyenangkan, produktivitas kerja dapat meningkat. Kira-kira 40% pekerja percaya musik dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja.
Sedangkan sekitar 86% berkeyakinan bahwa mereka merasa senang mendengar musik yang mengiringi kerja mereka selama jam-jam kerja.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh musik sebagai pengiring kerja terhadap produktivitas kerja karyawan administrasi office departemen produksi PT. TIFICO, Tbk di Tangerang.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat yaitu : 1. Manfaat Praktis
Menambah pengetahuan bagi para mahasiswa dan pihak perusahaan mengenai adanya pengaruh musik yang diperdengarkan di tempat kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti pada perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi dengan cara memberi tambahan data hasil penelitian eksperimen tentang pengaruh musik terhadap produktivitas kerja karyawan.
D. Keaslian Penelitian
Sejauh yang peneliti ketahui, penelitian mengenai pengaruh musik terhadap produktivitas kerja karyawan belum ada, akan tetapi penelitian yang serupa sudah pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2003) tentang perbedaan produktivitas kerja karyawan antara shift kerja pagi dan shif kerja malam.
1. Keaslian topik
Pada penelitian sebelumnya yang berjudul perbedaan produktivitas kerja karyawan antara shift kerja pagi dan shift kerja malam variabel bebas adalah shift kerja sedangkan pada penelitian ini variabel bebasnya adalah musik sebagai pengiring kerja.
2. Keaslian Teori
Keaslian teori salah satunya dapat dinilai dari aspek dari suatu variabel penelitian. Pada penelitian sebelumnya aspek yang digunakan dikemukakan oleh Hadi (1988) sedangkan pada penelitian ini menggunakan aspek yang dikemukakan Ghiselli dan Brown (Putraningrum, 2001).
3. Keaslian alat ukur
Pada penelitian sebelumnya alat ukur yang digunakan menggunakan metode dokumentasi yang dikemukakan oleh Hadi (1988) sedangkan pada penelitian ini menggunakan musik sebagai pengiring kerja, skala produktivitas kerja Soejoeti (2005) berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Ghiselli dan
Brown (Putraningrum, 2001), observasi dengan metode chec list dan dokumentasi pada saat penelitian.
4. Keaslian subjek penelitian
Subjek pada penelitian tersebut adalah karyawan PT. Madu Baru PG Madukismo Yogyakarta. Subjek berjumlah 253 orang karyawan bagian pabrikasi/produksi. Sedangkan pada penelitian ini subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah karywan PT. TIFICO, Tbk. di Tangerang pada bagian office departement produksi. Subjek berjumlah 30 orang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Produktivitas Kerja
1. Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas diartikan sebagai suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan, bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Sudomo; dalam Dulhadi, 1994) dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa produktifitas merupakan hasil interaksi dari beraneka ragam faktor produksi yang komplementer yang bergabung atau diikut sertakan dalam proses produksi.
Produktivitas kerja mempunyai dua faktor utama, yaitu: korban (input) dan hasil (output ) (Hadi; dalam Harahap, 2005). Konsep produktivitas dengan input dan output sebagai elemen utama pertama kali dicetuskan pada tahun 1810 (Putraningrum, 2001). Inti konsepnya adalah bagaimana output akan berubah apabila besar input akan berubah. Dengan kata lain hasil yang diperoleh ( output ) seimbang dengan masukan (input). Produktivitas mempunyai dua dimensi (Umar, 2003). Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja ( job performance) yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi yang kedua adalah efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Menurut Hezberg faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang tidak menimbulkan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja dinamakan faktor motivator yang berkaitan dengan isi pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan tersebut. Faktor-faktor ini meliputi tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, achievement, dan pengakuan. Sedangkan faktor yang menimbulkan ketidakpuasan berkaitan dengan faktor ekstrinsik yang dinamakan kelompok hygiene. Faktor-faktor tersebut meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, gaji, hubungan antar pribadi dan kondisis kerja. Produktivitas kerja dalam penelitian ini berkaitan dengan kondisi kerja yang termasuk dalam kelompok hygiene. Dalam hal ini jika faktor-faktor tersebut kurang atau tidak diberikan, maka tenaga kerja akan merasa kurang puas tetapi tidak berati tidak puas.
Ada pendapat lain yang mengatakan produktivitas adalah rasio antara hasil kegiatan (output) dengan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tertentu. Bayu (2005) berpendapat bahwa produktivitas adalah “ Kemampuan memperoleh hasil yang maksimal dengan mempergunakan sarana dan prasarana yang relatif terbatas persediaannya “.
Hadipranata (1987) berpendapat bahwa produktivitas kerja secara tekhnik, ekonomik dan psikologik adalah rangkuman atau gabungan antara unsur efektifitas, efisiensi, dan kepuasan kerja yang harus mengandung volume produksi, hemat masukan, serta optimalisasi kepuasan kerja secara manusiawi.
Kusriyanto (1993) berpendapat bahwa produktivitas merupakan indikator yang baik (peka) dalam proses perekonomian dan merupakan tolak ukur yang
penting bagi kemajuan ekonomi yang dicapai. Definisi produktifitas tenaga kerja secara spesifik adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (per jam orang)
Berdasarkan uraian didepan, produktivitas kerja dalam penelitian ini adalah hasil kerja karyawan untuk mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah tersedia.
2. Aspek-Aspek Produktivitas Kerja
Menurut Ghiselli dan Brown (Putraningrum, 2001) pengukuran produktivitas kerja terdiri dari 3 aspek, yaitu :
a. Jumlah dan Mutu, terdiri dari :
1. Proses mengerjakan pekerjaan, yaitu bagaimana karyawan mengerjakan pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan..
2. Kualitas dalam melakukan pekerjaan, yaitu bagaimana hasil pekerjaaan yang dilakukan karyawan memiliki hasil yang memuaskan.
3. Kemampuan dan kecermatan kerja yang dimiliki karyawan, yaitu kemampuan karyawan dan kecermataan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan.
b. Lama Kerja, terdiri dari :
1. Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan kondisi kondisi kerja di perusahaan.
2. Kemampuan karyawan bekerja sama dengan siapa saja yang berada di perusahaan
c. Lama melakukan pekerjaan, terdiri dari :
1. Waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Menurut hasil pengamatan, faktor-faktor keinginan para pekerja bukan hanya imbalan yang besar saja, tetapi ada faktor-faktor lain yang lebih penting dari itu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan menurut (Suma’mur, 1982) adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan, pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai produktifitas kerja yang baik. Dengan demikian, pendidikan merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
b. Motivasi, pimpinan perusahaan perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja dari setiap karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu, maka pimpinan dapat membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.
c. Disiplin Kerja, adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau memenuhi segala peraturan yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi. Kedisiplinan dapat dibina melalui latihan-latihan antara lain bekerja menghargai waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan.
d. Keterampilan, keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan. Keterampilan karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus, latihan,dll.
e. Sikap Etika Kerja, sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain, dan etika dalam hubungan kerja sangat penting artinya karena dengan tercapainya hubungan yang selaras dan serasi dan seimbang antara perilaku dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja.
f. Gizi dan Kesehatan, daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan, dan semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
g. Tingkat Penghasilan, penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan karena semakin tinggi prestasi karyawan akan makin besar upah yang diterima. Dengan penghasilan yang cukup, akan memberikan semangat kerja bagi tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan akan tercapai.
h. Lingkungan Kerja, lingkungan kerja dari karyawan di sini termasuk hubungan antar karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja, musik, penerangan dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja karena tidak ada kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak menyenangkan, hal ini akan mengganggu kerja karyawan
i. Teknologi, dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih, yang bisa mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.
j. Sarana Produksi, faktor-faktor produksi harus saling memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.
k. Jaminan Sosial, perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja.
l. Manajemen, dengan adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan baik pula. Dengan demikian, produktivitas kerja karyawan akan tercapai.
m. Kesempatan Berprestasi, setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan produktivitasnya.
Wartini (2003) memandang produktivitas dari sudut potensial pribadi seseorang dengan mengatakan bahwa orang yang produktif adalah orang yang dapat memberikan sumbangan yang positif dan berarti bagi lingkungan kerjanya dan mampu mewujudkan sesuatu yang berguna bagi dirinya, penuh ide yang kreatif, berwawasan jauh kedepan dan senantiasa berupaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
B. Musik Pengiring Kerja
1. Pengertian Musik Pengiring Kerja
Istilah musik memiliki pengertian yang berbeda sejak zaman Yunani Kuno hinga kini. Ada yang mendefinisikan “…art combining sounds of voice(s) or instrument(s) to achive beauty of form and expression of emotion…” (Seykjes; dalam Rachmawati, 2005).
Musik merupakan suatu hasil seni budaya yang berupa unsur-unsur atau bunyi yang teratur sehingga terjadi suatu harmoni yang dapat memuaskan pendengarnya. Musik adalah hal yang paling nyata dan senantiasa hadir dalam kehidupan. Musik merupakan bagian paling penting dalam budaya suatu masyarakat. Musik digunakan untuk mengekspresikan perasaan ataupun pemikiran. Musik juga digunakan dalam acara resmi ataupun sekadar untuk relaksasi.
Sedangkan dalam World Book Encyclopedia (Rachmawati, 2005) disebutkan bahwa :
“ Musik adalah suar atau bunyi-bunyian yang diatur menjadi sesuatu yang menraik dan menyenagkan. Dengan kata lain musik dikenal sebagai sesuatu yang terdiri atas nada dan ritme yang mengalun secara teratur”.
Khan (2002) mengemukakan bahwa musik adalah harmoni nada-nada yang bisa didengar. Musik untuk mengiringi para karyawan yang sedang bekerja disebut musik pengiring kerja (Nasution, 1998). Musik dalam kerja diharapkan dapat meningkatkan kegairahan dan kesegaran. Musik pengiring kerja dapat berefek stimulus dan meningkatkan pelaksanaan kerja, khususnya pada pekerjaan yang
monoton (Nasution, 1998). Hadi (Soejoeti, 2005) menyatakan bahwa salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam lingkungan kerja fisik adalah adanya musik pengiring kerja.
Musik pengiring kerja adalah musik yang diberikan untuk mengiringi para karyawan dalam melakukan pekerjaannya (Sumihardi, 2000). Grandjean (Sumihardi, 2000) menyatakan bahwa penggunaan musik di tempat kerja dapat mengurangi beban kerja dan nyanyian yang ada dapat menghidupkan suasana kerja. Suara musik juga dapat berpengaruh pada kinerja karyawan (Hadi; Soejoeti, 2005). Suma’mur (Sumihardi , 2000) menyatakan bahwa sesuai dengan norma ergonomi, maka musik pengiring kerja harus tersedia di tempat kerja.
Musik pengiring kerja pada umumnya dapat diterima secara merata oleh para karyawan (Beckett; Soejoeti, 2005). Hal itu menujukan bahwa musik telah dapat membantu menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan di perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik (Hadi; Soejoeti, 2005). Musik di tempat kerja dapat membantu menciptakan atmosfer yang menyenangkan, yang secara tidak langsung dapat menggairahkan kerja (Maurits; Soejoeti, 2005).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa musik pengiring kerja adalah suara atau bunyi–bunyian yang mengalun secara teratur menjadi nada-nada, irama dan melodi yang harmoni yang menarik dan menyenangkan bagi pendengarnya yang secara tidak langsung dapat menggairahkan kerja.
2. Aspek-aspek Musik
Menurut Mahmud (Rachmawati, 2005), unsur pokok musik adalah irama, melodi dan harmoni. Musik itu sendiri adalah paduan seimbang dari semua unsur tersebut. Mahmud mengatakan irama adalah denyut jantung suatu musik yang menyimpan daya kekuatan serta dapat menggerakkan pikiran dan perasaan, sedangkan harmoni adalah bingkai komposisi yang menopang melodi serta memberi sifat dan warna tertentu pada musik.
Aspek-aspek tersebut, yaitu : a) Irama
Menurut Plato (Prier; Rachmawati, 2005), “irama adalah suatu ketertiban terhadap gerakan melodi dan harmoni atau suatu ketertiban terhadap tinggi rendahnya nada-nada.” Sedangkan menurut Aristoxanos (Prier; Rachmawati, 2005), irama adalah susunan waktu. Dalam Ensiklopedia Musik (1992: 243; Rachmawati, 2005), irama dinyatakan sebagai ritme yang mencakup wiwaksa etnis atau wilayah suku dan bangsa, yang didalamnya terkandung melodi dan harmoni. Irama selalu ada, diperdengarkan dan diungkapkan dalam kehidupan keseharian.
b) Melodi
Dalam Ensiklopedia Musik (1995: 28; Rachmawati, 2005) melodi ialah naik turunnya nilai nada. Suatu musik dikatakan utuh jika melodi berpadu dengan irama, tempo dan bentuk-bentuk lain dari musik. Didalam melodi terkandung:
Jangkauan atau pola yang pasti akan tinggi rendahnya nada
Selingan tinggi nada yang disimak melalui sedikit atau banyaknya interval
Pengaturan nada c) Harmoni
Menurut Ensiklopedia Musik (1992: 196; Rachmawati, 2005) yang dimaksud harmoni adalah cita rasa umum dan asasi dari bebunyian musik. Di era ini, harmoni terkait dengan konsep akord sebagai sebuah struktur musik. Musik dikatakan harmoni jika ia berhasil memadukan dua jenis musik atau lebih menjadi bunyi-bunyian yang indah dan enak didengar. Bahkan Aristoxenos (Prier; Rachmawati, 2005) menyatakan adanya kesamaan antara harmoni jiwa dengan harmoni musik.
3. Teori Musik
a. Teori Generatif ( Lerdahl dan Jackendoff )
Menurut teori Lerdahl dan Jackendoff (Rachmawati, 2005), dimaksudkan untuk “ memberikan idiom musik bagi pengalaman pendengar” sebagai penggabungan dari psikolinguistik dan teori Scenkeriann. Dalam teori ini terdapat uraian persepsi atas karakter musik tonal seperti segmentasi, periodik, dan tingkat perbedaan dalam komponen musik.
b. Teori kognitif mengenai emosi
Teori dari Mandler (Rachmawati, 2005), mengatakan terjadinya peningkatan dalam kognisi merupakan prasyarat terjadinya pengalaman emosi
c. Teori Berlyne
Teori dari Berlyne (Rachmawati, 2005) mengatakan bahwa bila kita mendengar musik, ada beberapa faktor yang dapat dihitung, seperti kompleksitas,
keakraban, dan kesenangan baru yang diperoleh dari musiknya. Musik dikatakan akrab bila musik tersebut dialami sebagai sesuatu yang menimbulkan perasaan menyenagkan atau nyaman. Bagi Berlyne dan Mandler, pengalaman merasakan getaran adalah faktor terpenting dalam pengalaman musik. Semakin kompleks musik yang didengar maka terdengar akan semakin mengalami getaran karena secara tidak disadari dia akan mencari aktifasi yang tetap pada setiap tahapan tertentu.
4. Manfaat Musik
Manfaat utama dari musik adalah membuat pikiran menjadi lebih tenang dan nyaman sehinga dapat melakukan segala sesuatu dengan lebih baik dan menyenangkan.
Menurut Sundstrom (Prichard, 2006) meringkas hasil riset yang menguji tentang keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu :
a. Musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para pekerja merupakan hal yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Ada beberpa bukti bahwa musik dapat menurunkan kesalahan dalam manufacturing.
b. Musik dapat meningkatkan performance yang menimbulakan efek psikologis. Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesehatan psikologis.
C. Musik Sebagai Pengiring Kerja Dan Produktivitas Kerja Karyawan Produktivitas kerja karyawan pada suatu perusahaan di pengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah lingkungan kerja karyawan. Pada umumnya setiap perusahaan selalu ingin meningkatkan produktivitas kerja untuk menunjukan bahwa perusahaan tersebut berkembang. Salah satunya dengan memberi lingkungan kerja yang menyenangkan salah satunya dengan memberikan musik sebagai pengiring kerja pada karyawan, karena musik sangat mempengaruhi mutu dan kualitas output dari perusahaan ( Oborne; Soejoeti, 2005 ).
Musik merupakan salah satu stimulus yang membuat seseorang berespon. Stimulus tersebut diterima oleh telinga yang kemudian dilanjutkan ke otak. Di otak, stimulus ini kemudian di kenali dan dipilah-pilih dan kemudian menghasilkan reaksi tertentu. Reaksi tersebut dapat berupa ketenangan dan relaksasi. Orang yang bekerja dengan keadaan tenang dan rileks dapat meningkatkan gairah dan produktivitas kerja.
Seashore (Rachmawati, 2005) menunjukan bahwa aktivitas musikal melibatkan banyak aspek psikologis. Perbedaan tinggi-rendah nada, contohnya, mempengaruhi persepsi terhadap rangsang pendengaran yang merujuk pada penafsiran makna yang berbeda. Nada yang tinggi cenderung dipersepsi sebagai sesuatu yang mengandung emosi yang lebih kuat dibandingkan nada yang rendah. Contoh lain, tempo yang cepat lebih menggugah semangat dibandingkan tempo yang lambat. Berdasarkan barbagai penelitian menunjukan bahwa musik tertentu dapat mengahasilkan mood yang menunjang produktivitas manusia.
Suyatno (1985) mengutip dari hasil penelitian dari Kerr yang menanyakan 666 pekerja tentang tanggapan mereka terhadap musik di pabrik-pabrik Amerika. Para pekerja yang bertugas menggulung kumparan, menghendaki agar diperdengarkan musik selama jam-jam kerja secara terus-menerus tanpa henti. Jika musik tidak diperdengarkan secara sambung-menyambung seluruh hari kerja, maka sebagian besar dari pekerja menghendaki distribusi musik secara merata sebanyak 10-16 kali.
Selain itu Suyatno (1985) berpendapat bahwa musik pengiring kerja harus dipandu oleh pertimbangan sebagai berikut :
1. Musik dalam bekerja harus menciptakan suasana akustik yang menghasilkan efek menguntungkan pada pikiran.
2. Musik akan bernilai sekali pada pekerja tangan pada pekerjaan repetitif dan pekerjaan lain yang hanya memerlukan sedikit kegiatan mental.
3. Musik tidak akan bernilai tinggi jika ada suara atau bunyi lain yang cukup keras.
4. Musik bernada meriah diperdengarkan secara singkat pada awal hari, permulaan kerja, untuk membangkitkan gairah, diperdengarkan juga pada akhir hari, dan empat kali masing-masing selama setengah jam diperdengarkan musik ringan di tengah hari.
5. Tempo musik jangan terlalu lambat (slow) tetapi juga jangan terlalu cepat. Irama yang lambat bisa menidurkan sedang irama yang cepat bisa mengganggu dan menciptakan ketergesaan.
Menurut Sundstrom (Prichard, 2006) meringkas hasil riset yang menguji tentang keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu :
1. Musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para pekerja merupakan hal yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Ada beberpa bukti bahwa musik dapat menurunkan kesalahan dalam manufacturing.
2. Musik dapat meningkatkan performance yang menimbulkan efek psikologis. Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesehatan psikologis. Satu metode untuk membangkitkan semangat dan meningkatkan kinerja dan motivasi karyawan adalah pemberian musik selama bekerja (Aamodt; Soejoeti, 2005). Dasar pemikirannya adalah musik dapat mengurangi kebosanan kerja para karyawan dan membuat mereka tetap perhatian pada pekerjaanya.
Menurut Wiggins (Sumihardi, 2000), memanipulasi lingkungan kerja, yaitu dengan memberikan stimulus berupa musik pengiring kerja terhadap kondisi kerja, menyebabkan karyawan melalui organ penginderaanya merasakan stimulus yang diberikan sebagai sesuatu yang menyenangkan, sehingga karyawan merasa nyaman dan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya, yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Dengan demikian berdasarkan uraian diatas, maka dengan menggunakan musik sebagai pengiring kerja, diharapkan dapat membuat produktivitas kaerja karyawan semakin meningkat pada suatu perusahaan.
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan produktivitas kerja pada karyawan yang mendapat perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja dibandingkan dengan karyawan tidak mendapatkan perlakuan. Karyawan yang mendapat perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja mengalami peningkatan produktivitas kerja dibandingkan dengan karyawan yang tidak mendapat perlakuan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Produktivitas Kerja Karyawan 2. Variabel Bebas : Musik Pengiring Kerja
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Produktivitas Kerja Karyawan
Produktivitas kerja dalam penelitian ini adalah hasil kerja karyawan untuk mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah tersedia. Produktifitas kerja karyawan dapat dilihat dari kualitas, kuantitas, dan waktu yang digunakan. Untuk memudahkan pengukuran produktifitas kerja maka dibagi 2 jenis pekerjaan; pertama, pekerjaan produksi yang hasilnya dilihat dari pengujian hasil (quality control ) sehingga standar yang objektif dapat dibuat secara kuantitatif; dan kedua, pekerjaan non produksi hasilnya diperoleh melalui penilaian atasan, teman, dan diri sendiri. Pengukuran non produksi ini biasa disebut dengan skala penilaian (Maier; Putraningrum, 2001).
Maier (Putraningrum, 2001) mengatakan bahwa produktivitas kerja dapat di ukur dari penilaian yang dilakukan oleh karyawan itu sendiri atau dapat dikatakan pengukuran produktivitas kerja dalam penelitian ini bukan dari output yang sesungguhnya tetapi dari faktor persepsi karyawan terhadap produktivitas kerjanya.
Pengukuran dalam pekerjaan nonproduksi ini biasa disebut skala penilaian (Maier; Putraningrum, 2001). Pengukuran produktivitas kerja dalam penelitian ini menggunakan skala yang telah digunakan sebelumnya dari Soejoeti (2005) berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown (Putraningrum, 2001).
Aspek-aspek produktivitas kerja yang digunakan dalam skala ini meliputi : a) Jumlah dan Mutu, terdiri dari :
1. Proses mengerjakan pekerjaan, yaitu bagaimana karyawan mengerjakan pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan..
2. Kualitas dalam melakukan pekerjaan, yaitu bagaimana hasil pekerjaaan yang dilakukan karyawan memiliki hasil yang memuaskan.
3. Kemampuan dan kecermatan kerja yang dimiliki karyawan, yaitu kemampuan karyawan dan kecermataan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan.
b) Lama Kerja, terdiri dari :
1. Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan kondisi kondisi kerja di perusahaan.
2. Kemampuan karyawan bekerja sama dengan siapa saja yang berada di perusahaan
c) Lama melakukan pekerjaan, terdiri dari :
1. Waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin baik tingkat produktivitas kerja karyawan. Semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah produktivitas kerja karyawan
2. Musik Pengiring Kerja
Musik pengiring kerja adalah suara atau bunyi–bunyian yang mengalun secara teratur menjadi nada-nada, irama dan melodi yang harmoni yang menarik dan menyenangkan bagi pendengarnya yang secara tidak langsung dapat menggairahkan kerja. Suara musik juga dapat berpengaruh pada kinerja karyawan (Hadi; Soejoeti, 2005). Suma’mur (Sumihardi , 2000) menyatakan bahwa sesuai dengan norma ergonomi, maka musik pengiring kerja harus tersedia di tempat kerja. Musik pengiring kerja pada umumnya dapat diterima secara merata oleh para karyawan (Beckett; Soejoeti, 2005). Hal itu menujukan bahwa musik telah dapat membantu menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan di perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik (Hadi; Soejoeti, 2005). Musik di tempat kerja dapat membantu menciptakan atmosfer yang menyenangkan, yang secara tidak langsung dapat menggairahkan kerja (Maurits; Soejoeti, 2005).
Musik adalah salah satu metode yang digunakan sebagai pengiring kerja guna membantu karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja. Metode pemberian musik sebagai pengiring kerja pada penelitian ini mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB, dilaksanakan selama 1 bulan pada jam kerja. Munandar (2001) menyatakan bahwa jenis musik apa yang paling baik untuk diperdengarkan belum dapat disepakati
melalui penelitian. Untuk memilih jenis musik yang cocok diputar di tempat kerja digunakan beberapa patokan sederhana ( www.google.com ) yaitu :
a. Mulai pukul 08.00 – 12.00, dimana diperlukan kinerja yang mantap dan vitalitas yang tinggi maka digunakan lagu jazz ringan dan yang terpenting tidak ada syairnya (instrumental).
b. Setelah jam istirahat sekitar pukul 13.00 – 13.30 WIB, karena siklus tubuh kita saat itu tidak akan menerima suatu paksaan untuk bekerja terus secara optimal maka lagu yang diputar musik klasik (instrumental).
c. Pukul 13.30 – 15.00 WIB, diputar musik dengan irama yang cukup cepat agar suasana kerja kembali meningkat, tetap dengan lagu instrumental.
d. Pukul 15.00 – 16.00, dimana beban pekerjaan sudah banyak terselesaikan, maka digunakan lagu yang sama seperti pada saat awal kerja, seperti musik jazz. Hal tersebut akan memberikan suasana tenang.
C. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, masing-masing berjumlah 15 orang. Karakteristik subjek penelitian yang dipakai pada penelitian ini antara lain:
1. Karyawan yang telah menjadi karyawan tetap (bukan honorer) pada PT. TIFICO, Tbk.
2. Bekerja pada bagian administrasi office departemen produksi. 3. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengukur Produktivitas Kerja
a) Skala Jumlah dan Mutu; proses mengerjakan pekerjaan, kualitas dalam melakukan pekerjaan, kemampuan dan kecermatan kerja yang dimiliki karyawan.
b) Skala Lama kerja; kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan kondisi kerja diperusahaan dan kemampuan karyawan bekerja sama dengan siapa saja yang berada di perusahaan.
c) Skala Lama melakukan pekerjaan; waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Skala pengukuran produktivitas kerja pada penelitin ini menghasilkan 30 aitem yang terdiri dari 3 aspek pengukuran produktivitas kerja (Ghiselli dan Brown; Putraningrum, 2001). Aitem-aitem tersebut terdiri dari dua bagian yaitu aitem favourable dan aitem yang unfavourable. Pernyataan favourable adalah pernyataan yang mendukung atau memihak objek sikap, sedangkan pernyataan unfavourable adalah pernyataan yang tidak mendukung objek sikap (Azwar, 2001). Skala produktivitas kerja tersebut harus direspon oleh subjek dengan empat alternatif jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Skor pada aitem favourable bergerak dari 1 sampai dengan 4 sedangkan pada
aitem unfavourable bergerak dari 4 sampai dengan 1. Subjek diminta untuk mengisi jawaban dengan memberi tanda check list (√) salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan diri subjek. Distribusi penyebaran aitem dari tiap-tiap aspek pada skala produktivitas kerja dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 1
Distribusi Aitem Skala Pengukuran Produktivitas Kerja
Aspek Nomor Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
Jumlah dan Mutu 1 10 15 23 3 11 14 17 19 27 10 Lama Kerja 2 16 18 24 26 6 12 13 21 30 10 Lama melakukan pekerjaan 5 25 28 29 4 7 8 9 20 22 10 Jumlah 30 2. Lembar Observasi
Metode pendukung lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktifitas karyawan berdasarkan hasil kerja dan kehadiran kerja.. Metode observasi yang digunakan adalah covert, non partisipan, dan contrieved (terkontrol). Jadi subjek penelitian tidak mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi. Observer dalam penelitian ini tidak ikut ambil bagian dalam aktivitas subjek selama pelatihan berlangsung, dan situasi yang digunakan dalam observasi ini dalam keadaaan terkontrol, artinya subjek penelitian berada dalam ruangan dan terdapat perlakuan (Kumolohadi). Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk cheklist.
Tabel 2
Lembar observasi Hasil Kerja dan Kehadiran Kerja
Metode Faktor
Checklist
1. Quantity 2. Quality 3. Efisiensi
4. Ketepatan masuk kerja 5. Ketepatan waktu pulang 6. Kedisiplinan masuk kerja
3. Dokumentasi
Metode pendukung lain yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi yang berisi beberapa foto jalannya proses eksperimen namun dalam hal ini peneliti tidak menggunakan camera melainkan dengan camera handphone, agar subjek tidak mengetahui bahwa sedang dilakukan eksperimen. Dokumentasi ini digunakan peneliti sebagai bukti terhadap pelaksanaan eksperimen.
E. Rancangan Eksperimen
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaiitu suatu pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti (Latipun, 2004). Pada penelitian ini diharapkan variabel bebas berupa musik yang digunakan sebagai pengiring kerja dapat
meningkatkan produktifitas kerja karyawan dengan cara menghadapkan kelompok eksperimen pada kondisi perlakuan yaitu memberikan musik sebagai pengiring kerja.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara non-random dengan teknik accidental sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan karena faktor kebetulan (Latipun, 2004)
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-randomized pretest-posttest control group desaign. Yaitu desain eksperimen yang dilakukan dengan pretest sebelum perlakuan dilakukan dan postest sesudahnya, sekaligus ada perlakuan dan kontrol (Latipun, 2004). Subjek penelitian ini terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen subjek dipilih secara non-random kemudian dilakukan pengukuran pada masing-masing kelompok secara serentak.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menyusun rancangan eksperimen sebagai berikut : Tabel 3 Rancangan eksperimen Eksperimen (NR) Y1 X Y2 Kontrol (NR) Y1 X- Y2 Keterangan : (NR) :non- random Y1 : pre test
Y2 : post test X : perlakuan
X- : tidak ada perlakuan
Pre test diberikan kepada subjek penelitian sebelum penelitian dimulai. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini dengan memberikan musik sebagai pengiring dalam bekerja. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan pada jam kerja kemudian langsung diadakan postest pada akhir jam kerja.
F. Metode Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis statistik. Digunakannya analisis statistik ini karena statistik bekerja dengan angka-angka yang bersifat objektif dan universal. Untuk menganalisis data penelitian digunakan metode t-test gain score. Analisis dilakukan dengan komputer program SPSS for window versi 12 (Andi offset, 2004 ).
G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang merupakan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya,semakin tinggi tingkat validitasnya maka data yang diperoleh semakin relevan dengan tujuan pengukuran (Azwar, 2001).
Validitas menurut (Azwar, 2001) bahwa aitem yang memiliki koefisien validitas minimal 0,30 atau 0,25 telah memiliki syarat untuk dipakai dalam penelitian sedangkan aitem yang memiliki koefisien validitas 0,20 sangat tidak disarankan untuk dipakai. Berdasarkan ketentuan tersebut maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan aitem dengan validitas minimal 0,30.
2. Reliabilitas Skala
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang berasal dari kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Reliabilitas juga mempunyai berbagai nama lain seperti keterpecayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya. Akan tetapi ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2001).
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi kancah
Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan mengambil 30 orang subjek dari departemen produksi pada PT. TIFICO, Tbk, yang beralamat Jl. M.H. Thamrin, Tangerang. Kriteria subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan dan karyawati PT. TIFICO yang bersatatus karyawan tetap.
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. TIFICO, Tbk, yang berjumlah 30 orang terdiri dari kelompok kontrol dan eksperimen yang masing-masing berjumlah 15 orang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di PT. TIFICO, Tbk. Pengambilan data pre test dan post test kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan pada departemen produksi namun berbeda ruangan.
Produktivitas kerja dalam penelitian ini dapat dikategorikan tinggi berdasarkan hasil pre test yang dilakukan. Secara keseluruhan subjek kelompok kontrol berada pada kategori tinggi, dengan presentase 73,33%. Kelompok eksperimen secara keseluruhan juga berada pada kategori tinggi dengan presentase 93,33%.
Tabel 4
Deskripsi Kategori Produktivitas Kerja karyawan berdasarkan hasil Pre test Kategori Norma Kelompok kontrol Kelompok Eksperimen
n Presentase n Presentase Sangat rendah X < 48 0 0% 0 0% Rendah 48 ≤ X < 66 0 0% 0 0% Sedang 66 ≤ X < 84 1 6,67% 0 0% Tinggi 84 ≤ X < 102 11 73,33% 14 93,33% Sangat tinggi 102 ≤ X 3 20% 1 6,67%
Lingkungan kerja pada PT. TIFICO, Tbk, membentuk sikap dan perilaku para karyawan. Hal ini yang menyembabkan tingkat produktivitas kerja karyawan pada PT. TIFICO, Tbk, yang tinggi.
2. Persiapan Penelitian a. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Persiapan administrasi meliputi perijinan pelaksanaan penelitian.
1) Perijinan tempat pengambilan data peneltian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan di satu tempat yang sama yaitu departemen produksi PT. TIFICO, Tbk, namun berbeda ruangan. Setelah mendapat ijin dari dosen pembimbing dan pihak managemen PT.TIFICO, Tbk, peneliti menyebarkan alat ukur penelitian untuk mengambil data penelitian. Alat ukur penelitian berupa skala disebarkan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara bersama-sama pada tanggal 9 dan 30 April 2007. Skala dibagikan pada masing-masing kelompok sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 9 April 2007 sebagai
pre test dan tanggal 30 April 2007 sebagai post test. Pemberian perlakuan dilakukan pada tanggal 10 – 30 April 2007, pada kelompok eksperimen.
b. Persiapan Skala Produktivitas Kerja
Adapun alat ukur yang digunakan dalam mengukur produktivitas kerja subjek penelitian adalah skala Produktivitas Kerja yang telah digunakan oleh Soejoeti (2005) sesuai dengan aspek-aspek produktivitas kerja yang dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown (dalam Putraningrum, 2001). Pada bagian depan skala terdapat identitas diri subjek, petunjuk pengisian, tanda tangan subjek, dan ucapan terimakasih.
Skala produktifitas kerja ini dibutuhkan sebagai alat untuk mengukur seberapa tinggi dan rendahnya produktivitas kerja karyawan. Setelah mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing maka tidak ada try out untuk skala produktivitas kerja. Aitem yang favourable berjumlah 13 aitem, yaitu 1, 2, 5, 10, 15, 16, 18, 23, 24, 25, 26, 28, 29. Sedangkan aitem yang unfavourable berjumlah 27 aitem, yaitu 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 27, 30. 30 aitem sahih tersebut selanjutnya digunakan dalam pengambilan data pre test dan post test pada masing-masing kelompok.
c. Persiapan Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. satu unit CD player yang sudah terpasang pada ruangan tersebut. 2. 1 buah speaker yang sudah tersedia dalam ruangan eksperimen. 3. dua buah kaset CD Musik instrumental.
4. angket produktivitas kerja yamg terdiri dari 30 aitem. Aitem dibedakan menjadi 2 yaitu favourable dan unfavourable.
d. Seleksi Subjek Penelitian
Pembagian subjek pada kedua kelompok dibagi secara random dengan keputusan dari pihak manajemen PT.TIFICO, Tbk. Tiap kelompok terdiri dari 15 orang
Dua hari sebelum pelaksanaan peneliti diberi kesempatan untuk melakukan briefing dengan pihak manajemen perusahaan. Dalam briefing tersebut pihak perusahaan ingin mengetahui prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian 1. Pelaksanaan pre test
Sebelum dilakukan pre test, subjek penelitian dibagi ke dalam dua kelompok secara random berdasarkan kebijakan pihak perusahaan. Pelaksanaan pre test dilakukan secara serentak pada kedua kelompok sebelum pelatihan dimulai yaitu tanggal 9 April 2007
Pre test pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada jam 10.00 WIB sedangkan pre test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari yang sama jam 10.45 WIB. Kedua kelompok tersebut melakukan pre test di tempat yang sama namun berbeda ruangan.
Subjek penelitian yang berjumlah 30 orang dibagi dalam dua kelompok yaitu, kelompok kontrol dan eksperimen. Sehingga diperoleh subjek pada kelompok ekperimen berjumlah 15 orang dan subjek kelompok kontrol berjumlah 15 orang.
Subjek kelompok eksperimen kemudian diberikan perlakuan berupa musik pada tanggal 10 – 30 April 2007.
2. Pelaksanaan eksperimen
Subjek kelompok eksperimen kemudian diberikan perlakuan berupa musik pada tanggal 10 – 30 April 2007.
Proses pelaksanaan pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen, yaitu sebagai berikut :
1. Mulai pukul 08.00 – 12.00, dimana diperlukan kinerja yang mantap dan vitalitas yang tinggi maka digunakan lagu jazz ringan dan yang terpenting tidak ada syairnya (instrumental).
2. Setelah jam istirahat sekitar pukul 13.00 – 13.30 WIB, karena siklus tubuh kita saat itu tidak akan menerima suatu paksaan untuk bekerja
terus secara optimal maka lagu yang diputar musik klasik (instrumental).
3. Pukul 13.30 – 15.00 WIB, diputar musik dengan irama yang cukup cepat agar suasana kerja kembali meningkat, tetap dengan lagu instrumental.
4. Pukul 15.00 – 16.00, dimana beban pekerjaan sudah banyak terselesaikan, maka digunakan lagu yang sama seperti pada saat awal kerja, seperti musik jazz. Hal tersebut akan memberikan suasana tenang.
Pada proses pelaksanaan penelitian peneliti dibantu oleh 3 orang observer dan 2 orang sebagai pengawas pada kelompok kontrol dan eksperimen.
3. Pelaksanaan post test
Pelaksanaan post test bagi kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 30 April 2007 jam 16.30 WIB atau segera setelah proses pemberian perlakuan selesai. Sedangkan untuk kelompok kontrol, post test dilakukan di tempat yang sama dengan tempat pre test pada tanggal 30 April 2007 jam 15.00.
C. Hasil Penelitian 1. Kategori Subjek Penelitian
Kategorisasi produktivitas kerja karyawan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tabel 5
Deskripsi Kategori Produktifitas Kerja berdasarkan hasil Post test
Kategori Norma Kelompok kontrol Kelompok eksperimen n Presentase n Presentase Sangat rendah X < 48 0 0% 0 0% Rendah 48 ≤ X < 66 0 0% 0 0% Sedang 66 ≤ X < 84 2 13,33% 0 0% Tinggi 84 ≤ X < 102 10 66,67% 10 66,67% Sangat Tinggi 102 ≤ X 3 20% 5 33,33% Post test kelompok kontrol menperoleh hasil rata-rata sebesar 92,1333,
sehingga secara keseluruhan subjek kelompok kontrol berada pada kategori tinggi. Kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata sebesar 99,8667 pada skor post test. Hasil ini menunjukan subjek pada kelompok eksperimen juga berada pada kategori tinggi. Dibandingkan dengan kategorisasi pada skor pre test, baik kelompok kontrol maupun eksperimen tidak mengalami perubahan kategori, namun secara individu
pada kelompok eksperimen terdapat empat subjek yang mengalami peningkatan yaitu dari kategori tinggi menjadi sangat tinggi setelah diberikan perlakuan.
2. Uji Asumsi
Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah normal atau tidak maka digunakan uji normalitas. Uji normalitas yang digunakan dengan bantuan program SPSS 12 for windows. Uji normalitas yang digunakan yaitu dengan menggunakan non parametic test, two – sample Kolmogorov – Smirnov Test.
a. Skala Produktivitas Kerja Gains Score
Gains score memperoleh nilai ksz sebesar 1,095, nilai p = 0,181 berarti nilai p > 0.05. sehingga dikatakan nilai gains score atau selisih normal.
b. Skala Produktivitas Kerja Pre test
Pre test memperoleh nilai ksz sebesar 0,548, nilai p = 0,925 berarti p > 0,05 sehingga dikatakan nilai produktivitas kerja pre test normal.
c. Skala Produktivitas Kerja Post test
Post test memperoleh nilai ksz sebesar 1,278, nilai p = 0.076 berarti p > 0,05 sehingga dikatakan nilai produktivitas kerja post test normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk mengetahui homogen atau tidaknya subjek yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan independent sample test.
a. Produktivitas Kerja Gains Score
Skor t sebesar 0, 682 dan nilai p > 0,05. Disimpulkan produktivitas kerja gains score homogen.
b. Produktivitas Kerja Pre test
Skor t sebesar 0,412 dan nilai p > 0, 05. Disimpulkan produktivitas kerja pre test homogen.
c. Produktivitas Kerja Post test
Skor t sebesar 0,373 dan nilai p > 0, 05. Disimpulkan produktivitas kerja pre test homogen.
3. Deskripsi Data Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian musik sebagai pengiring kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t. uji perbedaan dilakukan dengan melihat selisih antara skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
a. Gains Score Tabel 6
Deskripsi Data gains score kelompok kontrol – kelompok eksperimen
N Minimum Maximum Mean Std. deviation KK 15 -35 19 -0,67 12,748 KE 15 -11 20 7,93 8,689
Gains score untuk kelompok kontrol dengan jumlah subjek lima belas orang diperoleh nilai terendah sebesar -35 dan nilai tertinggi sebesar 19. Nilai rata-rata
diperoleh sebesar -0,67 dan standar deviasinya sebesar 12,748. subjek kelompok eksperimen berjumlah 15 orang diperoleh nilai terendah sebesar -11 dan nilai tertinggi sebesar 20. rata-rata kelompok eksperimen sebesar 7,93 dan standar deviasinya sebesar 8,689.
Hasil analisis t-test gains score diperoleh skor t sebesar │2,159│ dan skor p sebesar 0,04, sehingga skor p < 0,05. maka gains score menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Disimpulkan pemberian musik sebagai pengiring kerja berpengaruh pada produktivitas kerja.
b. Pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Tabel 7
Deskripsi Data pre test kelompok kontrol – kelompok eksperimen
N Minimum Maximum Mean Std. deviation KK 15 81 103 92,80 7,183 KE 15 84 104 91,93 6,088
Pre test kelompok kontrol dengan subjek 15 orang diperoleh skor terendah sebesar 81 dan skor tertinggi 103. Kelompok kontrol memiliki skor rata-rata sebesar 92,80 dan standar deviasinya 7,183. Pre test untuk kelompok eksperimen dengan subjek sebanyak 15 orang dengan hasil yaitu skor terendah diperoleh sebesar 84 dan skor tertinggi 104. Rata-rata untuk kelompok eksperimen yaitu sebesar 91,93 dan standar deviasinya 6,088.
Hasil analisis diperoleh nilai t sebesar 0,356 dan nilai signifikan menunjukan 0, 724, sehingga nilai p > 0,05. maka skor pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukan tidak ada perbedaan produktivitas kerja.
c. Pre test dan post test kelompok kontrol Tabel 8
Deskripsi Data pre test dan post test kelompok kontrol
N Minimum Maximum Mean Std. deviation
Pre test 15 81 103 92,80 7,183 Post test 15 66 114 92,13 11,501
Pre test kelompok kontrol dengan subjek 15 orang, diperoleh skor terendah sebesar 81 dan skor tertinggi sebesar 103. Kelompok kontrol memiliki skor rata-rata sebesar 92,80 dan standar deviasinya sebesar 7,183. Post test diperoleh nilai terendah sebesar 66 dan skor tertinggi sebesar 114. Nilai rata-rata sebesar 92,13 dan nilai standar deviasinya sebesar 11,501.
Hasil analisis diperoleh nilai t sebesar 0,203 dan nilai signifikan menunjukan 0,842, sehingga nilai p > 0,05. Maka skor pre test dan post test kelompok kontrol menunjukan tidak adanya perbedaan produktifitas kerja antara pre test dan post test. Sehingga tidak ada peningkatan produktivitas kerja pada kelompok kontrol.
d. Pre test dan post test kelompok eksperimen Tabel 9
Deskripsi Data pre test dan post test kelompok eksperimen
N Minimum Maximum Mean Std. deviation
Pre test 15 84 104 91,93 6,088 Post test 15 89 118 99,87 8,132
Pre test kelompok eksperimen dengan subjek 15 orang, diperoleh skor terendah sebesar 84 dan skor tertinggi sebesar 104. Kelompok eksperimen memiliki
skor rata-rata sebesar 91,93 dan standar deviasinya sebesar 6,088. Post test diperoleh nilai terendah sebesar 89 dan skor tertinggi sebesar 118. Nilai rata-rata sebesar 99,87 dan nilai standar deviasinya sebesar 8,132.
Hasil analisis diperoleh nilai t sebesar -3,536 dan nilai signifikan menunjukan 0,003, sehingga nilai p < 0,01. Maka skor pre test dan post test kelompok eksperimen menunjukan adanya perbedaan yamg samgat signifikan produktivitas kerja antara pre test dan post test. Sehingga ada peningkatan produktivitas kerja pada kelompok eksperimen.
4. Analisis Tambahan
Analisis tambahan dilakukan untuk mengetahui deskripsi produktivitas kerja berdasarkan aspek-aspeknya. Selain itu dalam analisis tambahan ini juga bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang paling besar mengalami perubahan setelah diberikan perlakuan berupa musik.
Analisis aspek produktifitas kerja Tabel 10
Deskripsi Aspek Jumlah dan Mutu
Jumlah dan Mutu Mean Sd Uji-t Sig-(2-tailed)
Pre test 31,27 3,058 -3,096 0,008
Post test 34,47 3,335
Berdasarkan tabel, pada aspek jumlah dan mutu mengalami perubahan nilai mean, sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 31,27 dan setelah mendapat perlakuan sebesar 34,47. Pada uji-t menunjukan nilai t = -3,096 dan nilai p = 0,008 (p<0,01). Hasil ini menunjukan bahwa ada perubahan yang sangat signifikan pada
aspek jumlah dan mutu antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.
Tabel 11
Deskripsi Aspek Lama Kerja
Lama Kerja Mean Sd Uji-t Sig-(2-tailed)
Pre test 31,47 2,232 -1,825 0,089
Post test 33,33 3,395
Berdasarkan tabel, pada aspek lama kerja mengalami perubahan nilai mean, sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 31,47 dan setelah mendapat perlakuan sebesar 33,33. Pada uji-t menunjukan nilai t = -1,825 dan nilai p = 0,089 (p>0,05). Hasil ini menunjukan bahwa tidak ada perubahan pada aspek lama kerja antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.
Tabel 12
Deskripsi Aspek Lama Melakukan Pekerjaan
Lama melakukan pkrjaan Mean Sd Uji-t Sig-(2-tailed)
Pre test 29,00 2,000 -3,743 0,002
Post test 32,07 3,011
Berdasarkan tabel, pada aspek lama melakukan pekerjaan mengalami perubahan nilai mean, sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 29,00 dan setelah mendapat perlakuan sebesar 32,07. Pada uji-t menunjukan nilai t = -3,743 dan nilai p = 0,002 (p<0,01). Hasil ini menunjukan bahwa ada perubahan yang sangat sidnifikan pada aspek lama melakukan pekerjaan antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.
5. Hasil Analisis individu
Berdasarkan hasil uji-t maka peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan data tambahan sebagai penunjang dalam penelitian ini pada tiap-tiap subjek kelompok eksperimen dengan menggunakan observasi berupa check list, observasi ini tidak dilakukan sendiri oleh peneliti melainkan dibantu oleh orang lain yang berjumlah 3 orang. Hal ini, dimaksudkan agar tidak terjadi penilaian secara subjektf selama pengambilan data. Secara keseluruhan berdasarkan hasil observasi semua subjek sudah melakukan hal-hal yang terdapat yang berkaitan dengan hasil kerja dan kehadiran kerja yang meliputi quality, quantity, efisiensi, ketepatan waktu masuk, ketepatan waktu pulang dan kedisiplinan masuk kerja. Selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran hasil observasi.
Lembar observasi dengan format check list digunakan peneliti sebagai data pelengkap dalam penelitian. Berikut ini hasil observasi masing-masing subjek yang berjumlah 15 orang (kelompok eksperimen):
a. Subjek 1
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara keseluruhan, subjek 1 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 1 datang dan pulang kerja tepat pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
b. Subjek 2
Tidak jauh berbeda dengan subjek 1, subjek 2 juga menunjukan perilaku yang baik dalam bekerja. Hal tersebut terlihat bahwa subjek menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan target, merapikan dan menyimpan alat kerja sesuai dengan tempat yang telah ditentukan, semangat dalam bekerja, tidak pernah bolos kerja tanpa ada alasan yang jelas.
c. Subjek 3
Subjek 3 menunjukan perilaku yang sama seperti halnya subjek 1 dan 2, terlihat dari perilaku subjek yang datang tepat pada waktunya, pulang tepat pada waktunya, menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan, tidak pernah bolos kerja dan semangat dalam bekerja.
d. Subjek 4
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara keseluruhan, subjek 4 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 4 datang ½ jam sebelum masuk kerja dan pulang kerja tepat pada waktunya, sebelum mulai bekerja subjek menyiapkan alat-alat kerja dan merapikannya setelah selesai bekerja, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
e. Subjek 5
Subjek 5 menunjukan perilaku yang baik setelah diberikan perlakuan berupa musik yaitu tidak pernah datang terlambat, mengikuti penelitian ini dari awal sampai akhir, datang ½ jam sebelum masuk kerja, pulang tepat pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, semangat dalam bekerja.
Observer : Suci Lestari
f. Subjek 6
Subjek 6 menunjukan perilaku yang cukup baik walaupun ada sedikit gangguan yaitu subjek sering mengikuti rapat tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Namun subjek tetap melakukan semua pekerjaan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, datang tepat pada waktunya, semangat dalam bekerja, dan tidak pernah meninggalkan ruangan kerja tanpa ada alasan yang jelas.
g. Subjek 7
Tidak jauh berbeda dengan subjek lainnya, subjek 7 juga menunjukan perilaku yang baik dalam bekerja. Hal tersebut terlihat bahwa subjek menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan target, merapikan dan menyimpan alat kerja sesuai dengan tempat yang telah ditentukan, semangat dalam bekerja, tidak pernah bolos kerja tanpa ada alasan yang jelas.
h. Subjek 8
pekerjaan sesuai dengan target, tetap semangat dalam bekerja, datang ½ jam sebelum masuk kerja, pulang tepat pada waktunya, dan menyiapkan alat-alat kerja sebelum bekerja dan merapikannya setelah selesai bekerja.
i. Subjek 9
Subjek 9 menunjukan perilaku yang baik setelah diberikan perlakuan berupa musik yaitu tidak pernah datang terlambat, mengikuti penelitian ini dari awal sampai akhir, datang ½ jam sebelum masuk kerja, pulang tepat pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, semangat dalam bekerja.
j. Subjek 10
Tidak jauh berbeda dengan subjek lainnya, subjek 10 juga menunjukan perilaku yang baik dalam bekerja. Hal tersebut terlihat bahwa subjek menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan target, merapikan dan menyimpan alat kerja sesuai dengan tempat yang telah ditentukan, semangat dalam bekerja, tidak pernah bolos kerja tanpa ada alasan yang jelas.
Observer : Desy K.S
k. Subjek 11
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara keseluruhan, subjek 11 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 11 datang ½ jam sebelum masuk kerja dan pulang kerja tepat pada waktunya, sebelum mulai bekerja subjek
menyiapkan alat-alat kerja dan merapikannya setelah selesai bekerja, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
l. Subjek 12
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara keseluruhan, subjek 12 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 12 datang dan pulang kerja tepat pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
m. Subjek 13
Sama halnya seperti subjek yang lain, subjek 13 dapat menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan target, tetap semangat dalam bekerja, datang ½ jam sebelum masuk kerja, pulang tepat pada waktunya, dan menyiapkan alat-alat kerja sebelum bekerja dan merapikannya setelah selesai bekerja.
n. Subjek 14
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara keseluruhan, subjek 14 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 14 datang ½ jam sebelum masuk kerja dan pulang kerja tepat pada waktunya, sebelum mulai bekerja subjek menyiapkan alat-alat kerja dan merapikannya setelah selesai bekerja, menyelesaikan
semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
o. Subjek 15
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara keseluruhan, subjek 15 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 15 datang dan pulang kerja tepat pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
D. Pembahasan
Berdasarkan analisis uji hipotesis, gains score yang digunakan untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian musik sebagai pengiring kerja terhadap peningkatan produktivitas kerja, menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara subjek yang mendapat perlakuan dengan subjek yang tidak mendapat perlakuan, atau dengan kata lain ada perbedaan produktivitas kerja antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukan dengan skor p<0,05, yaitu sebesar 0,04. Setelah dianalisis juga terdapat peningkatan skor produktivitas kerja yang sangat signifikan pada kelompok eksperimen antara pre test dan post test. Pada kelompok eksperimen menunjukan signifikan 0,003, sehingga p<0,01. Pada kelompok kontrol menunjukan tidak ada perbedaan produktivitas kerja antara pre test dan post test karena tidak diberikan perlakuan.
Aspek produktivitas kerja yang paling besar mengalami perubahan berdasarkan perhitungan statistik adalah aspek jumlah dan mutu serta aspek lama melakukan pekerjaan, dengan nilai p sebesar 0,008 dan 0,002 (p<0,01).
Berdasarkan perhitungan statistik diketahui bahwa aspek lama kerja tidak mengalami perubahan skor pada pre test dan post test. Hal ini dapat dijelaskan karena mugkin aspek lama kerja yang terdapat pada skala produktivitas kerja tidak dapat mempengaruhi subjek dalam peningkatan produktivitas kerja. Berdasarkan hasil observasi setelah mendapat perlakuan dengan pemberian musik dalam bekerja, subjek menjadi lebih bersemangat dalam bekerja dan tidak merasa bosan dalam lingkungan kerjanya.