Wei
mI
‘S wWei
uWei
:
4,831.6
:
-19.3 (-0.40%)
:
4,570
Mn shrs
:
4,676
Bn rupiah
+/-
%
BMRI
9,975
200
2.0
ADRO
745
65
9.6
MIKA
2,330
110
5.0
INCO
1,940
160
9.0
HMSP
105,500
-3,450
-3.2
UNVR
44,150
-1,050
-2.3
ICBP
15,500
-425
-2.7
GGRM
65,025
-1,175
-1.8
Foreign Net Buy / Sell
Net Buy (Rpbn)
Net Sell (Rpbn)
BMRI
260
BTPN
49
BBNI
121
UNTR
28
BBRI
115
ASII
25
LPCK
30
HMSP
24
PTBA
22
INDF
15
Money Market
+/-
%
USD/IDR13,087
-48.0
-0.4
JIBOR O/N5.1
0.0
-Infl (MoM)-0.1
-
-Dual Listing Securities
+/-
%
TLKM
52.1
-0.3
-0.5
ISAT
37.6
0.4
1.0
EIDO
23.7
-0.1
-0.5
World Indices
+/-
%
DJIA
17,074
67
0.4
S&P 500
2,002
2
0.1
Euro Stoxx3,021
-16
-0.5
MSCI Worl d1,608
0
0.0
Nikkei
16,911
-103
-0.6
Hang Seng20,160
-17
-0.1
Commodities
+/-
%
WTI Oil
38
0.0
0.0
CPO Mal ay2,537
30.0
1.2
Coal Newc51
0.0
0.0
Nickel
9,362
41.5
0.4
Tin
17,423
284.5
1.7
Lagging Movers
Market Activity
Tuesday, 08 Mar 2016
Market Index
Index Movement
Market Volume
Market Value
Last
Close
Changes
Leading Movers
Last
Close
Changes
www.samuel.co.idLast
Close
Changes
Last
Close
Changes
Last
Close
Changes
RISET
SAHAM
HARIAN
Selasa, 08 Maret 2016
Dow Jones dan S&P 500 melanjutkan penguatan dalam 5
hari terakhir
Indeks AS kembali mencatat sedikit kenaikan kemarin dan
melanjutkan penguatannya minggu lalu. Indeks S&P 500
ditutup positif +0.09% dan DJIA naik +0.40% sedangkan
NASD turun -0.19% ditekan oleh saham-saham FANG.
Kenaikan saham kemarin utamanya didorong oleh kenaikan
harga minyak yang naik tinggi. Harga minyak Brent kembali
menyentuh level $40.81/barel (+5.48%). Sementara itu harga
komoditas lain, bijih besi (iron ore) naik 19% sedangkan bursa
Asia dibuka mixed tidak mengikuti loncatnya harga komoditas.
Dari dalam negeri, IHSG kemarin terkoreksi 0.4% ke level
4,831.6 setelah menguat selama 8 hari berturut-turut adapun
sektor pertambangan (+4.1%) menjadi contrarian kemarin
didukung oleh saham ADRO (+9.6%), INCO (+9.0%), dan
PTBA (+11.6%). Investor asing mencatatkan net buy sebesar
Rp525.6 miliar di pasar reguler.
Highlights
BTPN
: Laba bersih melemah di 2015
WIKA
: Peroleh kontrak baru Rp1.33triliun
AMRT
: Menambah 1000 gerai
WTON
: Akan lepas saham treasury
TINS
: Pendapatan turun 9,3%
Automotive
: Butuh tambahan investasi US$2.6miliar
Perbankan
: Dorongan menurunkan suku bunga
SAMUEL
BTPN: Laba bersih melemah di 2015
Pada 2015, BTPN mencetak pertumbuhan kredit hampir 11% menjadi Rp 54.9
triliun dengan NIM yang menurun dari 11,41% menjadi 11,27%. Pendapatan bunga
dan syariah bersih meningkat 9,3% menjadi Rp 7,7 triliun.
Pertumbuhan kredit dimotori oleh penyaluran dana ke segmen masyarakat
prasejahtera produktif serta pelaku UMKM. Kredit prasejahtera produktif naik 47%
dan kredit UMKM naik 23%. Sementara itu kredit pensiun tumbuh 9%.
Kualitas aset relatif terjaga dengan NPL gross tercatat 0,7%, sama dengan tahun
sebelumnya. Biaya provisi untuk pembiayaan syariah agak meningkat, sementara
biaya operasional lainnya juga naik, membuat BOPO naik dari 80,42% menjadi
82,14%. Laba operasionalnya turun 3,8% menjadi Rp 2,5 triliun.
Bottom-line profit pada 2015 turun 9,0% menjadi Rp 1,7 triliun mencerminkan 87%
dari konsensus FY15. (Bisnis Indonesia) BTPN: Non-
Coverage; ‘16E consensus
PE 7.3x & PBV 1.0x.
WIKA: Peroleh kontrak baru Rp1.33triliun
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), memperoleh kontrak baru hingga pekan
kedua Maret 2016 sebesar Rp 1,33 triliun atau 2,5% dari target kontrak baru tahun
ini Rp 52,26 triliun.
Selain itu, WIKA juga menjadi penawar terendah dalam proyek perumahan, jalan
layang, dan jalan nasional senilai Rp 1,33 triliun. Adapun hingga minggu ke dua
Maret tahun ini, beberapa proyek yang telah diperoleh anatar lain: jaringan gas
prabumulih senilai Rp 296 miliar, dan proyek strategis kementerian ESDM senilai
Rp 207,33 miliar.
Untuk proyek Jalan Tol, WIKA telah memperoleh kontrak antara lain: proyek tol
Manado-Bitung Rp 169,63 miliar, elevated road Maros-Bone Rp 91,46 miliar dan tol
Bawean-Solo Seksi II Rp 75,40 miliar.
Adapun target kontrak tahun ini, sebesar Rp 86 triliun. Angka tersebut terdiri atas
kontrak baru Rp 52,26 triliun, dan carry over 2015 Rp 33,74 triliun, dengan
komposisi kontrak: pemerintah 20.7%, BUMN 15.9% dan swasta 63.4%. (Investor
Daily)
WIKA: BUY, 16E’ PE: 21.4x, PBV: 3.3x.
AMRT: Menambah 1000 gerai
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) akan menambah 1000 gerai pada tahun ini.
Menurut keterangan dari pihak manajemen, pembukaan gerai baru tersebut akan
dilakukan di sejumlah lokasi potensi, termasuk di luar Pulau Jawa. Perusahaan
berencana terus meningkatkan gerainya di masa mendatang.
Adapun jumlah gerai paling banyak berada di kawasan Jabodetabek dan
perusahaan juga memiliki sejumlah anak usaha yang telah melakuan ekspansi ke
negara
– negara Asia Tenggara lainnya. AMRT juga telah membuka gerai di
Filipina. (Bisnis Indonesia) AMRT: Non
– coverage, 16E’PE:36.6x, PBV:4.9.
WTON: Akan lepas saham treasury
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berencana melepas saham simpanan
(treasury stock) tahun ini. Perseroan membidik perolehan dana sekitar Rp 450-500
miliar. Saat ini, Wika Beton memiliki sekitar 337.2juta saham simpanan.
Adapun rencana harga pelepasan adalah berkisar antara Rp1.200-Rp1.250 per
saham dengan batas waktu sekitar November 2016. Dana hasil penjualan akan
digunakan untuk keperluan ekspansi WTON.
Tahun ini, perusahaan mengalokasikan capex sebesar Rp425miliar (sumber dana
salah satunya dari sisa hasil IPO sekitar Rp340miliar). Target kontrak baru tahun ini
sebesar Rp4triliun, dengan kontribusi dari sektor listrik sebesar Rp20% (saat ini
WTON telah siap menyuplai beton pracetak untuk konstruksi pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) Cilacap fase II berkapasitas 1x1.000 megawatt (MW). (Investor
Daily) WTON: Non-Cove
rage, 16E’ PE: 28.8x, PBV: 3.4x.
Perbankan: Dorongan menurunkan suku bunga
OJK telah mengirimkan surat kepada bank-bank untuk mengarahkan suku bunga
kredit ke level satu digit. Rata-rata suku bunga kredit pada 2015 sebesar 12,83%.
Sebelumnya BBCA telah menyatakan tidak akan menurunkan suku bunga deposito
lagi karena relatif sudah kecil. Efisiensi akan dilakukan melalui penurunan ekspansi
kantor cabang dan ATM serta peningkatan fee-based income seperti melalui biaya
transaksi.
BBNI akan menurunkan biaya operasional dan menaikkan fee-based income tanpa
merinci dengan lebih detil. Penurunan suku bunga deposito mungkin tidak bisa
banyak dilakukan karena suku bunganya sudah diturunkan sebelumnya.
Fitch menyatakan bahwa dunia bisnis akan lebih baik, termasuk sektor properti,
auto, dan konsumsi ketika suku bunga bank diturunkan menjadi single-digit. Bank
akan mengalami penurunan NIM namun volume kreditnya akan bertumbuh. Dalam
jangka panjang, sustainability dari suku bunga kredit rendah akan tergantung dari
kondisi makro dan level inflasi. Apabila pemerintah tidak bisa menjaga level inflasi
yang rendah, suku bunga rendah tidak akan sustain. (Investor Daily, Reuters).
Comment:
Kami melihat BBCA merupakan bank yang paling siap menghadapi dorongan
penurunan suku bunga kredit, dilihat dari cost of fund yang rendah dan fee-based
income yang kuat. Sementara itu, BBRI yang memiliki rata-rata suku bunga kredit
relatif tinggi berpotensi untuk sangat dirugikan.
Saat ini kami masih mempertahankan rating overweight untuk sektor perbankan,
namun terbuka peluang untuk downgrade menjadi neutral, menunggu keluarnya
detil aturan dari OJK dan rencana bank-bank terkait hal itu. Untuk lebih detil dapat
dilihat
pada
http://www.samuel.co.id/research/banking-sector-overweight-3/
TINS: Pendapatan turun 9,3%
PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan pendapatan sebesar Rp6,8 triliun pada 2015,
turun 9.3%YoY (FY14: Rp 7.5 triliun), capaian tersebut relatif in-line dengan
konsensus (101%) dan estimasi kami (103%).
Sementara itu, laba bersih turut turun sebesar 84.9% menjadi sebesar Rp101.5
miliar (FY14: Rp673 miliar), akan tetapi 354% di atas estimasi konsensus, akan
tetapi di bawah estimasi kami yang sebesar Rp 232 miliar (atau hanya mencapai
44% dari estimasi kami).
Seiring dengan harga komoditas yang jatuh pada tahun lalu, TINS menggenjot
kontribusi dari diversifikasi usaha, dan membidik kontribusi anak usaha di bidang
properti, rumah sakit, dan barang jadi dapat mencapai 20% dari pendapatan tahun
ini.
TINS akan memulai konstruksi smelter mineral tanah jarang (rare earth mineral) di
Bangka Barat pada kuartal III-2016. Smelter yang berkapasitas 5000
– 6000 ton
per tahun ini akan rampung sekitar 2 tahun. Harga timah saat ini sekitar 15 dolar
AS per kilogram, dengan demikian dapat diasumsikan harga tanah jarang bisa
mencapai 150 dolar AS per kilogram, atau kurang lebih setara Rp2,09 juta. TINS:
Under review, 16E’PE:12.3, PBV:1.1.
Automotive: Butuh tambahan investasi US$2.6miliar
Industri otomotif Indonesia membutuhkan tambahan investasi setidaknya senilai
US$2.6miliar untuk menjadi pusat produksi utama di wilayah ASEAN, sekaligus
mengungguli Thailand, melalui pembangunan pabrik baru dan meningkatkan
kapasitas pabrik.
Saat ini kapasitas produksi telah mencapai 2juta unit atau hanya terpaut 500ribu
unit dengan Thailand. Potensi pasar Indonesia serta kemampuan untuk
menciptakan pasar ekspor melalui peningkatan produksi akan mendorong
pembangunan pabrik baru kedepannya.
Produksi mobil di Thailand mencapai 1.8juta unit sedangkan Indonesia baru 1.2juta
unit, dengan porsi ekspor untuk Thailand sebesar 55% dan Indonesia 23%.
(Investor Daily) Automotive: Neutral.
TINS's FY15 result highlight
(Rp Bn)
3Q15
4Q15
QoQ
FY14
FY15
YoY
Revenue
5,143 1,731
-66.3% 7,518 6,874
-8.6%
Gross Profit
508 178
-65.0% 1,615 686
-57.5%
Operating Profit (EBIT)
74 8
-89.2% 962 82
-91.5%
Net Income
932 (830)
-189.1% 673 102
-84.8%
Gross Margin
9.9%
10.3%
0.4%
21.5%
10.0%
-11.5%
EBIT Margin
1.4%
0.5%
-1.0%
12.8%
1.2%
-11.6%
Net Margin
18.1%
-47.9%
-66.1%
9.0%
1.5%
-7.5%
Ticker Rec. JCI Wgt Last price 1D Chg 1M Chg YTD Chg TP Cons TP SSI Upside
(%) (Rp) (%) (%) (%) (Rp) (Rp) (%) 16E 17E 16E 17E 16E 17E 16E 17E
Banks
BMRI BUY 4.5 9,975 2.0 (3.6) 7.8 10,272 10,200 2.3 10.4 8.7 1.8 1.5 16.8% 17.4% n/a n/a BBCA BUY 6.5 13,575 - 1.1 2.1 14,139 15,300 12.7 17.2 14.8 3.1 2.7 18.1% 17.9% n/a n/a BBRI BUY 5.4 11,400 0.2 (7.3) (0.2) 12,488 13,000 14.0 10.7 9.1 2.1 1.8 19.7% 19.7% n/a n/a BBNI BUY 1.9 5,300 0.5 0.5 6.2 5,921 5,900 11.3 8.0 6.9 1.3 1.1 16.3% 16.4% n/a n/a
Consumer (Staples)
ICBP HOLD 1.8 15,500 (2.7) (6.6) 15.0 16,276 15,600 0.6 26.4 23.0 5.2 4.6 19.7% 20.1% 18.0 15.3 INDF BUY 1.3 7,400 (1.0) 12.5 43.0 7,655 7,400 - 17.6 14.6 2.3 2.1 12.9% 14.2% 9.0 8.1 KLBF BUY 1.2 1,325 0.4 (2.2) 0.4 1,467 1,610 21.5 28.8 24.1 5.3 4.7 18.5% 19.4% 18.9 15.8 ROTI BUY 0.1 1,250 (1.2) (7.7) (1.2) 1,468 1,500 20.0 25.0 17.9 4.5 3.7 17.9% 20.8% 11.2 10.0 ULTJ BUY 0.2 3,725 - 0.7 (5.6) n/a 4,800 28.9 17.2 14.4 3.9 3.2 22.5% 22.4% 10.6 9.0 UNVR HOLD 6.6 44,150 (2.3) 8.7 19.3 38,357 39,000 (11.7) 52.0 47.5 63.2 56.6 121.5% 119.1% 36.8 33.7 Cigarette HMSP HOLD 9.6 105,500 (3.2) (3.2) 12.2 108,938 109,750 4.0 41.4 37.1 13.9 10.3 33.6% 27.9% 28.1 25.7 GGRM BUY 2.4 65,025 (1.8) 8.0 18.2 66,359 59,500 (8.5) 20.8 18.3 3.1 2.8 14.9% 15.5% 13.9 13.1 Healthcare MIKA BUY 0.7 2,330 5.0 6.4 (2.9) 2,759 2,950 26.6 54.2 48.5 9.3 8.6 17.2% 17.6% 27.2 24.5 SILO HOLD 0.2 8,000 0.6 (10.1) (18.4) 11,422 8,600 7.5 95.2 74.8 4.0 3.3 4.2% 4.4% 13.8 11.2 Retail MAPI BUY 0.2 4,865 (2.3) 35.1 28.2 4,642 4,200 (13.7) 38.9 19.9 2.5 2.2 6.3% 11.0% 8.4 6.7 RALS HOLD 0.1 790 (3.1) 27.4 22.5 762 625 (20.9) 16.8 13.4 1.5 1.4 9.2% 10.8% 11.4 10.1 ACES HOLD 0.3 935 (1.1) 11.3 13.3 872 815 (12.8) 26.0 20.3 5.1 4.2 19.8% 20.8% 18.1 16.0 Telco EXCL BUY 0.7 4,175 1.1 3.3 14.4 4,571 4,500 7.8 47.4 27.1 2.4 2.3 5.1% 8.5% 6.4 5.5 ISAT HOLD 0.6 5,675 - 4.6 3.2 6,095 5,550 (2.2) 26.4 18.4 2.0 1.9 7.6% 10.4% 3.8 3.4 TLKM HOLD 6.7 3,395 (0.6) (3.0) 9.3 3,525 3,500 3.1 20.5 18.2 4.2 3.7 20.5% 20.5% 6.7 6.1 Auto and HE ASII HOLD 5.4 6,850 (0.7) 3.0 14.2 7,081 6,800 (0.7) 15.0 13.4 2.6 2.4 17.6% 17.8% 13.0 12.6 UNTR HOLD 1.1 14,875 (0.7) (14.0) (12.2) 15,924 16,700 12.3 10.6 10.1 1.3 1.3 12.7% 12.5% 3.4 2.9 Aviation GIAA BUY 0.2 439 (1.3) 7.6 42.1 497 490 11.6 9.2 8.9 0.6 0.6 6.8% 6.8% 4.0 3.9 Property BSDE BUY 0.6 1,725 (1.1) (2.5) (4.2) 2,164 1,950 13.0 10.5 9.4 1.6 1.4 15.6% 15.2% 10.0 8.7 PWON HOLD 0.4 474 (0.6) 2.8 (4.4) 553 465 (1.9) 11.0 9.9 2.5 2.1 23.0% 21.3% 6.8 5.8 KPIG BUY 0.2 1,300 - 0.4 (7.8) n/a 1,810 39.2 30.2 25.5 1.1 1.0 3.5% 4.1% n/a n/a ASRI HOLD 0.1 363 (1.1) 9.0 5.8 434 350 (3.6) 11.0 9.1 1.0 0.9 9.1% 10.1% 5.7 5.0 SMRA BUY 0.5 1,610 0.3 7.0 (2.4) 1,722 1,750 8.7 15.0 13.2 2.9 2.5 19.1% 19.0% 10.7 9.7 Construction PTPP HOLD 0.4 3,725 0.5 (4.9) (3.9) 4,574 4,000 7.4 22.2 18.3 5.1 4.2 23.1% 23.2% 9.6 8.5 ADHI HOLD 0.2 2,680 2.7 1.3 25.2 3,178 2,700 0.7 25.0 20.8 1.9 1.8 7.6% 8.6% 7.8 6.9 WSKT BUY 0.5 1,905 0.3 6.7 14.1 2,298 2,200 15.5 31.2 24.4 2.7 2.4 8.6% 10.0% 16.3 14.1 WIKA BUY 0.3 2,520 2.0 (5.8) (4.5) 3,192 3,300 31.0 20.7 17.3 3.2 2.8 15.4% 16.4% 9.3 8.0 Cement INTP HOLD 1.4 20,100 (1.5) 1.8 (10.0) 20,751 22,500 11.9 14.9 12.8 2.8 2.5 18.6% 19.5% 9.8 8.3 SMGR BUY 1.2 10,400 (0.2) (3.9) (8.8) 11,691 13,700 31.7 9.9 8.6 2.0 1.8 20.2% 21.2% 6.3 5.3 SMCB BUY 0.1 995 (0.5) 9.9 - 956 1,070 7.5 71.1 34.3 1.0 1.0 1.4% 2.9% 10.5 8.5 Utility PGAS BUY 1.3 2,645 (0.2) 9.1 (3.6) 3,334 3,400 28.5 11.4 10.8 1.7 1.6 14.7% 14.5% 7.6 6.7 JSMR BUY 0.7 5,275 (1.4) (11.3) 1.0 6,476 6,500 23.2 22.0 20.7 3.0 2.8 13.9% 13.7% 11.5 11.1
Coal and Metal
ANTM HOLD 0.2 422 4.7 23.4 34.4 333 375 (11.1) (23.4) 38.4 0.8 0.7 -3.2% 1.9% 22.0 17.2 INCO BUY 0.4 1,940 9.0 34.3 18.7 1,650 2,400 23.7 71.1 17.8 0.8 0.7 1.1% 4.2% 111.0 74.6 TINS BUY 0.1 635 4.1 17.6 25.7 461 650 2.4 15.5 12.7 0.8 0.8 5.1% 6.0% 4.6 4.0 ITMG BUY 0.2 7,050 6.0 47.2 23.1 5,753 9,000 27.7 6.5 5.2 0.7 0.7 10.3% 12.8% 1.8 1.5 ADRO BUY 0.5 745 9.6 16.4 44.7 640 700 (6.0) 13.3 10.3 0.5 0.5 3.8% 4.8% 10.7 8.2 PTBA BUY 0.3 6,475 11.6 43.6 43.1 6,520 7,800 20.5 9.1 7.2 1.4 1.3 15.6% 17.7% 6.8 5.1 Plantation AALI BUY 0.5 15,775 4.5 (7.6) (0.5) 19,319 20,000 26.8 19.0 16.3 2.0 1.8 10.4% 11.1% 11.6 10.5 LSIP BUY 0.2 1,525 2.7 4.5 15.5 1,683 1,800 18.0 12.1 10.1 1.3 1.2 10.6% 11.7% 6.2 5.0 SIMP BUY 0.1 401 2.6 19.7 20.8 501 550 37.2 11.8 10.0 0.4 0.4 3.6% 4.1% 5.5 5.1 Poultry
CPIN BUY 1.1 3,400 (2.2) (8.0) 30.8 3,564 4,000 17.6 21.4 17.5 3.9 3.4 18.4% 19.4% n/a n/a JPFA BUY 0.2 795 (2.5) 5.3 25.2 889 1,000 25.8 11.2 8.4 1.3 1.2 11.5% 14.2% n/a n/a MAIN BUY 0.1 1,345 0.4 (3.2) (11.8) 1,456 1,420 5.6 11.9 6.9 1.5 1.3 12.8% 18.7% n/a n/a
Other Sectors
AKRA HOLD 0.6 7,700 - (8.1) 7.3 7,628 7,000 (9.1) 24.8 19.8 4.2 3.7 16.9% 18.4% 17.6 14.2 DOID BUY 0.0 71 2.9 39.2 31.5 #N/A N/A 95 33.8 1.7 1.7 0.4 0.3 21.4% 17.6% 2.9 2.6 WINS BUY 0.0 119 3.5 5.3 (28.7) 194 200 68.1 (9.7) 12.5 0.1 0.1 -1.5% 1.1% 6.5 4.8 Source: SSI Research, Bloomberg
Note: GIAA, PGAS, ITMG, ADRO, DOID, INCO, WINS report in USD.
EV/EBITDA (x)