• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang T2 942012065 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang T2 942012065 BAB IV"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan dan tujuan pene-litian. Agar sistematis, data hasil penelitian yang bersumber dari wawancara mendalam, observasi langsung, dokumentasi dan FGD akan dikelompokkan sesuai dengan permasalahan serta tujuan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi SD Negeri Peterongan

(2)

Pada tahun 2002 SD Peterongan 3, 4 harus gulung tikar. Adapun sisa murid dan gurunya kemu-dian digabung ke SD Peterongan 1, 2. Karena SD Peterongan 3, 4 sudah tidak ada, maka nama SD disesuaikan menjadi SD Peterongan 1, 2, 3 (tahun 2003) dan berlangsung hingga akhir tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Nomor: 420/4610 tentang perubahan nama sekolah dasar negeri, maka nama SD Negeri Peterongan 1, 2, 3 menjadi SD Negeri Peterong-an yPeterong-ang dipimpin oleh seorPeterong-ang kepala sekolah.

Data siswa dalam tiga tahun terakhir di awal tahun ajaran 2011/2012, jumlah seluruh siswa adalah 495 yang terdiri dari siswa kelas I (96 siswa); kelas II (83 siswa); kelas III (93 siswa); kelas IV (72 siswa); kelas V (66 siswa), dan kelas VI (85 siswa). Pada tahun ajaran 2012/2013 jumlah seluruh siswa adalah 533 orang yang terdiri dari siswa kelas I (92 siswa); kelas II (95 siswa); kelas III (75 siswa); kelas IV (62 siswa); kelas V (89 siswa); dan kelas VI (120 siswa). Pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah seluruh siswa adalah 456 orang yang terdiri dari siswa kelas I (105 siswa); kelas II (80 siswa); kelas III (78 siswa); kelas IV (57 siswa): kelas V (73 siswa); dan kelas VI (63 siswa).

(3)

meningkat menjadi 7.35; tahun 2012/2013 rata-rata ujian nasional meningkat lagi menjadi 7.43; dan pada Tahun 2013/2014 mengalami peningkatan lagi menja-di 7.94.

Berbagai fasilitas dimiliki SD Negeri Peterongan Semarang untuk menunjang mutu sekolah. Fasilitas tersebut antara lain: Kelas yang berjumlah 15 ruang; Perpustakaan dengan ukuran 15x8 m; 1 Ruang PAK dengan ukuran 6x5 m; 1 Ruang Komputer dengan ukuran 8 x7 m; Lapangan Olahraga dan Aula ukuran 8x16 m.

(4)

4.1.2 Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di SD Negeri Peterongan Semarang

Penerapan MMT di SD Negeri Peterongan Semarang ditempuh dengan melakukan perubahan budaya yang ada di sekolah menuju ke arah perbaikan kualitas secara total, baik kualitas pendidikan, tenaga pendidikan, fasilitas pendidikan, maupun aspek sekolah lainnya. SD Negeri Peterongan Semarang menerapkan MMT di sekolah dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu fokus pada pelanggan, perbaikan berkelanjutan, keterlibatan total (pembagian tang-gungjawab) ukuran baku mutu lulusan sekolah, peng-akuan dan penghargaan, pendidikan dan pelatihan, serta kepemimpinan yang efektif.

a. Penerapan Aspek Fokus terhadap Pelanggan

(5)

memperlakukan siswa sebagai customer (pelanggan) yang wajib untuk dilayani secara proporsional. Lebih-lebih guru yang sudah bersertifikat pendidik profesi-onal memandang siswanya tidak hanya sebagai objek tetapi juga subyek pembelajaran yang harus dilayani sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai agen pem-belajaran.

Langkah yang ditempuh Kepala Sekolah SD Negeri Peterongan Semarang dalam memberikan layanan dan kepuasan kepada pelanggan adalah sebagai berikut:

1. Menyusun program bersama tim pengembang sekolah (TPS) dan tenaga pendidik untuk mencari kegagalan dan hambatan yang telah dilalui, kemu-dian mencari solusi dan dilakukan secara konse-kuen. Penyusunan program tersebut dilalui dengan mengidentifikasikan dan mengantisipasi kebutuhan peserta didik dan tenaga pendidik baik sekarang maupun akan datang; menciptakan lingkungan yang kondusif dan menyenangkan; menyiapkan sarana-prasarana yang memadai bagi peserta didik dan tenaga pendidik dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya; memberikan pengakuan (reward) jika ada peserta didik maupun tenaga pendidik yang berprestasi;

(6)

dan tanggung jawab dalam menyusun standar ketuntasan minimal (SKM) dan standar kelulusan (SKL) mengacu pada SPM kurikulum nasional, peningkatan relevansi dan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang mencakup:(a) peningkatan mutu kurikulum melalui evaluasi silabus dan RPP (dibentuk tim pengembang kuri-kulum); (b) peningkatan mutu sarana prasarana pembelajaran dengan skala prioritas: pengadaan dan pembelian sarana pembelajaran sesuai karak-teristik materi, pengadaan buku siswa dengan rasio 1:1 dan buku penunjang referensi perpustakaan; (c) peningkatan program evaluasi: seksi bidang akademik dan non akademik sekolah; (d) pening-katan evaluasi diri peningpening-katan mutu pelayanan sekolah (EDS) dan tindak lanjut untuk peningkatan mutu pelayanan pendidikan di sekolah (Tim pengembang sekolah); (e) pelayanan ekstrakulikuler untuk membina bakat minat peserta didik dengan keterlibatan otang tua dalam pelatihan (seni tari, Macapat dan lukis).

b. Penerapan Aspek Perbaikan Berkelanjutan

(7)

tujuan untuk memberikan tugas dan tanggung jawab. Berdasakan hasil wawancara bahwa penerapan MMT konsep perbaikan berkelanjutan sebagaimana peran dan fungsi kepala sekolah selain sebagai motivator juga berperan sebagai seorang educator dengan mela-kukan berbagai upaya perbaikan mutu pembelajaran:

1. Pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan bagi guru berdasarkan potensi kinerja guru. Pende-legasian tugas dan tanggungjawab masing-masing atas dasar hasil rapat sekolah, dengan diterbitkan SK Kepala Sekolah. Bagi tim lomba, tugas dan ke-wenangannya dilaksanakan sejak pemilihan peserta sampai pelaksanaan lomba dan bertanggungjawab terhadap pencapaian hasil. Sedangkan pembagian tugas mengajar lebih dikhususkan pada guru kelas I, IV, dan VI. Untuk kelas VI karena 3 rombel sehingga dari 3 guru dikolaborasikan dalam mem-persiapkan peserta ujian khu-susnya pada Mapel Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Dari 3 Mapel tersebut masing-masing mempunyai kelebih-an dkelebih-an kekurkelebih-angkelebih-an agar rata-rata keluluskelebih-an dapat seimbang. Hasil lulusan dalam tiga tahun terakhir, setiap tahunnya ada peningkatan;

2. Memberikan tambahan jam pelajaran (untuk peser-ta didik yang mengalami masalah belum tunpeser-tas menguasai materi ajar);

(8)

evaluasi peserta didik belum mencapai batas ketun-tasan minimal (KKM), sedangkan pangayaan dilak-sanakan oleh guru jika peserta didik telah melam-paui batas ketentuan minimal;

4. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kepen-didikan dengan cara mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan pelatihan-pelatihan seperti

workshop, seminar, in house training, dan kegiatan KKG. Indikator keberhasilan dari perbaikan ber-kelanjutan adalah diraihnya berbagai prestasi dari lomba akademik dan non akademik baik dari segi peserta didik maupun guru dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

c. Penerapan Aspek Keterlibatan Total (Pembagian Tanggungjawab)

(9)

pelajaran dengan pembagaian tugas:

1. Penyusunan tim pengembang sekolah (TPS) dengan tugas mengerjakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang berisi delapan standar, dan masing-masing standar dikerjakan oleh tim berdasarkan keputus-an bersama (hasilnya menjadi bahkeputus-an penyusunkeputus-an RPS, RKJM, RKJP, dan RKAS);

2. Penyusunan tim pengembang kurikulum (TPK) dengan tugas menyusun Dokumen I Kurikulum berupa: (a) KTSP 2006; (b) Dokumen Permendiknas; (c) PP 32 tahun 2013/PP 19 tahun 2005; (d) Pergub tentang Muatan Lokal BHS Jawa; (e) Analisis KKM sekolah; (f) Penetapan Struktur Kurikulum (beban belajar dan mengajar); (g) Penetapan hari efektif belajar; (h) Pengembangan diri; (i) Peraturan aka-demik (kenaikan dan kelulusan sekolah); (j) Penyu-sunan jadwal dan kaldik;

3. Penyusuan Tim akademik dan kesiswaan dengan pembagian tugas: (a) Pendataan kegiatan pengem-bangan tenaga pendidik (Pemberdayaan KKG, Bintek, IHT, Workshop, dan Seminar); (b) Seleksi peserta lomba (sekolah, siswa, guru, dan tenaga kependidikan). Hasil tiga tahun terahkir ada peningkatan; (c) Penyusunan kegiatan ekstrakuri-kuler (jadwal, pelatih, dan penilaian);

(10)

d. Penerapan Aspek Ukuran Baku Mutu Lulusan Sekolah

SD Negeri Peterongan Semarang sudah mene-rapkan manajemen mutu sebagai ukuran atas pene-rapannya, yaitu dengan mengukur mutu lulusan. Pilar ukuran baku lulusan sekolah/pengukuran dalam penerapan MMT dimaksudkan jika mutu dapat dike-lola, maka mutu juga dapat diukur. Untuk mengejar mutu, maka kesalahan harus dieliminasi untuk men-capai kompetitif lulusan sekolah. Sebagai tolok ukur keberhasilan pencapai mutu sekolah bagi pelanggan adalah lulusan atau tamatan dari sekolah dapat dite-rima di sekolah lanjutan sesuai harapan pelanggan.

Sekolah dalam menentukan ukuran baku kelu-lusan (SKL) melibatkan guru, komite sekolah dan orang tua peserta didik kelas VI dalam forum rapat sekolah pada awal tahun pelajaran. Dengan maksud agar orangtua peserta didik ada pemahaman sejak awal sehingga ikut memberikan perhatian dan pantau-an belajar pantau-anak-pantau-anak mereka. Dengpantau-an adpantau-anya keterli-batan orangtua hasil NEM ada peningkatan dan mereka dapat ditampung di sekolah-sekolah yang menjadi harapan.

e. Penerapan Aspek Pengakuan dan Penghargaan

(11)

sekolah. Sekolah dalam hal ini kepala sekolah mem-berikan penghargaan atau pengakuan kepada peserta didik dan guru yang telah berhasil/berprestasi di bidangnya setelah mengikuti lomba atau berjasa bagi sekolah atas prestasi yang dilakukan. Misalnya: peme-nang lomba siswa berprestasi, lomba guru berprestasi, pemenang lomba seni dan kreativitas guru dan siswa, lomba sekolah lainnya. Tujuan diberikan reward

adalah untuk memberikan motivasi agar mereka terus berprestasi. Dengan banyaknya prestasi yang diraih maka kepercayaan pelanggan akan semakin mening-kat.

(12)

Gambar 4.1

Pemberian penghargaan (reward) kepada guru dan siswa sebagai bentuk motivasi kepala sekolah agar mereka terus berusaha lebih maju sehingga mampu

meningkatkan mutu pendidikan

f. Penerapan Aspek Pendidikan dan Pelatihan

(13)

seluas-luas-nya untuk studi lanjut dengan pendidikan yang relevan dengan tugas mengajar. Pelatihan penguasa-an IT komputer bagi guru-guru ypenguasa-ang belum mampu mengoperasikan sebagai penunjang pembelajaran di kelas. Optimalisasi kegiatan KKG dan mengikutserta-kan seminar yang relevan dengan bidang tugasnya.

g. Penerapan Aspek Kepemimpinan yang Efektif

Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MMT mensosialisasikan dan mengkoordina-sikan program kegiatan secara bertahap dan berkesi-nambungan, antara lain: (1) mengikutsertakan guru dan tenaga kependidikan dalam pelatihan dan pe-ngembangan; (2) melakukan pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas dan proporsional; (3) meli-batkan guru dan staf dalam pengambilan keputusan; (4) mengkomunikasikan dan memberikan umpan balik kepada guru tentang tugas dan tanggungjawab mere-ka; (5) melakukan evaluasi: (6) memberikan pengaku-an dpengaku-an penghargapengaku-an atau reward; (7) melibatkpengaku-an guru dalam penyusunan EDS, RKAS, RAPBS, dan RPS.

4.1.3 Peran Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di SD Negeri Peterongan Semarang

(14)

sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, terutama meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.

Berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai seorang manajer dan leader dalam menerapkan MMT di SD Negeri Peterongan Semarang dengan mensosiali sasikan unsur-unsur pokok MMT kepada seluruh pelanggan sekolah, yang meliputi pelanggan internal (guru, tenaga kepen-didikan dan tenaga administrasi) dan pelanggan eksternal (pelanggan primer/siswa, pelanggan sekunder/orang tua, pemerintah dan masya rakat,dan pelanggan lainnya/pemakai/penerima lulus an).Unsur-unsur pokok yang sering dibahas adalah dari faktor layanan pembelajaran.

Kepala sekolah senantiasa berusaha untuk me-ningkatkan kemampuan para tenaga pendidik dengan cara mengikutkan mereka pada pelatihan-pelatihan atau workshop. Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang sebagai berikut.

(15)

Salah seorang guru SDN Peterongan Semarang menambahkan sebagai berikut:

Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti berbagai kegiatan dan pela-tihan. Keikutsertaan kami sebagai guru dalam kegiatan pelatihan dalam pengembangan profesi wajib dilakukan mengingat 98% guru telah memi-liki sertifikat pendidik profesional (angkatan 2006-2013). Guna penguasaan teknologi pembelajaran bagi guru yang belum menguasai IT, sekolah mem-berikan pelatihan setiap seminggu satu kali latih-an sampai mereka mampu mengopersiklatih-an sarlatih-ana komputer dan media lainya. Karena sebagai seko-lah gugus inti, maka guru kelas SD Negeri Peterongan mempunyai kewajiban sebagai peman-du kelas (struktur organisasi gugus).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah yang lain dalam penerapan MMT di SD Negeri Peterongan Semarang adalah dengan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga pendidik dan kependidikan untuk mengikuti pelatihan berupa Bintek, Workshop, dan IHT dari tingkat Kecamatan, Dinas Pendidikan Kota, LPMP Provinsi dan Diklat tingkat Nasional. Selain itu sekolah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua guru untuk studi lanjut menempuh S1. Pada tahun 2010 dari 24 guru kelas dan guru Mapel dengan kualifikasi pendidikan jenjang S1 baru 8 orang, tahun 2014 seluruh guru telah menempuh pendidikan S1, dan 1 orang guru telah lulus S2.

(16)

guru telah memiliki sertifikat pendidik profesional (angkatan 2006-2013). Guna penguasaan teknologi pembelajaran bagi guru yang belum menguasai IT, sekolah memberikan pelatihan setiap seminggu satu kali latihan sampai mereka mampu mengoperasikan sarana komputer dan media lainya. Karena sebagai sekolah gugus inti, maka guru kelas SD Negeri Peterongan mempunyai kewajiban menjadi pemandu kelas (struktur organisasi gugus).

Berdasarkan hasil observasi peneliti diketahui bahwa, kepala sekolah berkomunikasi secara teratur dengan guru, staf, orang tua, peserta didik, dan masyarakat terkait dalam pelaksanaan MMT di SD Negeri Peterongan Semarang. Salah satu guru SD Negeri Peterongan Semarang menyampaikan sebagai berikut:

Program kegiatan sekolah terkait dengan pelayan-an terhadap pelpelayan-anggpelayan-an oleh kepala sekolah diko-munikasikan kepada segenap komponen yang terkait, melalui forum rapat sekolah, rapat sekolah bersama anggota komite, rapat sekolah bersama orangtua siswa pada awal tahun pelajaran, tengah semester, dan pada akhir tahun pelajaran sebagai bentuk kendali berhasil tidaknya program sekolah dalam satu tahun pelajaran.

(17)

anggota komite, rapat sekolah bersama orangtua siswa pada awal tahun pelajaran, tengah semester, dan pada akhir tahun pelajaran sebagai bentuk kendali berhasil tidaknya program sekolah dalam satu tahun pelajaran.

Dalam penerapan MMT, kepala sekolah melaku-kan pembagian tugas dan tanggung jawab yang tepat dan jelas kepada para guru dan staf sekolah. Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Peterong-an SemarPeterong-ang sebagai beriku:

Dalam menjalankan peran sebagai manajer, agar efektif dan efisien dalam menjalankan tupoksi ini, maka selaku harus membagi habis tugas kepada semua tenaga yang ada di sekolah dengan tepat dan jelas. Pembagian ini meliputi Stuktur organi-sasi sekolah, administrasi data kepegawaian (diterbitkan SK), dan deskripsi tugas organisasi sekolah. Dalam pembagian tugas ditentukan dalam forum rapat sekolah yang melibatkan segenap pemangku kepentingan sekolah.

Salah satu guru SD Negeri Peterongan Semarang menambahkan sebagai berikut:

Kepala sekolah selalu memberikan tugas dengan jelas. Hal ini memudahkan kami dalam melaksa-nakan tugas tersebut. Selain itu, kepala sekolah juga selalu melibatkan kami dalam mengambil setiap keputusan yang berkaitan dengan pening-katan mutu sekolah, khususnya dalam memberi-kan pelayanan kepada siswa, memenuhi kebutuh-an belajar mereka serta menjalin hubungkebutuh-an baik dengan orang tua siswa.

(18)

pene-rapan MMT melakukan tugas pokok dan fungsinya sebagai manajer dengan cara melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang tepat dan jelas kepada para guru dan staf sekolah. Pembagian ini meliputi stuktur organisasi sekolah, data kepegawaian (diterbit-kan SK, dan deskripsi tugas organisasi sekolah). Pembagian tugas ditentukan dalam forum rapat seko-lah yang melibatkan segenap pemangku kepentingan sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga selalu meli-batkan guru dalam mengambil setiap keputusan yang berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah, khusus-nya dalam memberikan pelayanan kepada siswa, memenuhi kebutuhan belajar mereka, serta menjalin hubungan baik dengan orang tua siswa.

4.1.4 Hambatan yang Dihadapi pada Pelaksanaan MMT di SDN Peterongan Semarang

Penerapan MMT di SD Negeri Peterongan Semarang belum berjalan secara maksimal. Hambatan yang muncul adalah hambatan yang berasal dari Sumber Daya Manusia sendiri dan dari Material/ Sarana-prasarana.

a. Hambatan dari Sumber Daya Manusia di Sekolah

Dari hasil observasi dan wawancara terhadap guru dan karyawan, ditemukan beberapa hambatan dalam implementasi MMT di SD Negeri Peterongan:

(19)

yang bekerja harus menunggu perintah dahulu (kurang inisiatif). Untuk mengatasi hal ini, biasanya kepala sekolah memberikan pengarahan langsung secara face to face kepada mereka;

2. Layanan pembelajaran kurang memanfaatkan media pembelajaran, dikarenakan terbatasnya guru yang menguasai perkembangan teknologi. Masih ada guru yang mengalami kesulitan dengan peng-gunaan teknologi baru, seperti pengpeng-gunaan LCD, serta penggunaan video-video pembelajaran inter-aktif. Hal ini juga mengganggu pelayanan sekolah kepada siswa.

b. Hambatan dari segi Sarana Prasarana

(20)

Data Ruang Penunjang Belajar

Jenis Ruangan Jumlah (buah)

Ukuran

(pxl) Kondisi

Perpustakaan 1 15 x 8 Rusak ringan

Ruang PAK 1 6 x 5 Rusak ringan

Ruang Komputer 1 8 x 7 Rusak ringan

Raung Pertemuan/

Aula

1 8 x 16 Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Ruang pendukung pembelajaran di SD Negeri Peterongan Semarang terdiri dari Perpustakaan, Ruang Aula, dan Ruang Komputer serta lapangan Olah Raga dalam katagori rusak ringan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di SD Negeri Peterongan Semarang.

Dalam penerapan MMT, SD Negeri Peterongan Semarang berfungsi sebagai Unit Layanan Jasa, yaitu pelayanan pembelajaran. Kerja sekolah terfokus pada pelanggan-pelanggan yang mempunyai berbagai kebu-tuhan, dan bagaimana memuaskan para pelanggan tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

(21)

secara bertahap dan terus menerus dalam peningkat-an mutu dengpeningkat-an pemenuhpeningkat-an harappeningkat-an pelpeningkat-anggpeningkat-an (client) internal maupun eksternal melalui dukungan, partisipasi aktif dan dinamis dari sejumlah pihak.

Dalam penerapan MMT, guru SD Negeri Peterongan Semarang memperlakukan siswa sebagai

customer (pelanggan) yang wajib untuk dilayani secara proporsional. Lebih-lebih guru yang sudah bersertifi-kat pendidik profesional memandang siswanya harus sebagai tamu yang terhormat yang harus dilayani sesuai tupoksi dan tanggungjawabnya.

Penerapan MMT di SD Negeri Peterongan Semarang melibatkan seluruh unsur di antaranya kepala sekolah, segenap guru, tenaga administrasi, siswa dan orangtua siswa dalam hal ini komite sekolah. Dalam penerapan MMT ini, sekolah juga melakukan upaya-upaya perbaikan mutu pembelajar-an secara berkelpembelajar-anjutpembelajar-an, misalnya: memberikpembelajar-an tam-bahan jam pelajaran, program remedial dan pengaya-an bagi siswa, dpengaya-an meningkatkpengaya-an kualitas pendidik dengan cara mengikutsertakan guru-guru dalam ke-giatan pelatihan-pelatihan seperti workshop, seminar,

in-house training dan lainnya

(22)

sekolah tersebut menjadi juara II lomba perpustakaan sekolah dan juara II lomba taman sekolah.

Penerapan MMT mampu meningkatkan prestasi guru dan siswa dalam tiga tahun terakhir di antaranya untuk siswa, juara 1 lomba melukis tingkat provinsi, juara 1 lomba menggambar tingkat kecamatan, juara II lomba sari tilawah tingkat kecamatan. Sedangkan untuk guru menjadi juara I lomba pembelajaran tematik tingkat kecamatan, juara I lomba pembuatan media belajar SBK tingkat kecamatan, juara I lomba pembuatan media belajar Matematika tingkat keca-matan, juara II lomba peraga PKn tingkat kecakeca-matan, dan masih banyak lagi.

Penerapan MMT SD Negeri Peterongan Semarang dengan memberikan penghargaan (reward) secara proposional kepada semua pelanggan sekolah dalam hal ini guru, staf sekolah, dan siswa yang berprestasi di bidangnya. Penghargaan yang diberikan ini sebagai motivasi berkompetisi positif untuk meningkatkan kualitas diri yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sekolah.

4.2.2 Peran Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di SD Negeri Peterongan Semarang

(23)

Kuali-tas Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris

Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Malang)”. Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh antara Total Quality Management terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang. Hasil dari Analisis MRA menyatakan bahwa Total Quality Management berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Kinerja Auditor dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi. Oleh karena itu, kombinasi penerapan Kualitas Audit yang baik dan implementasi

Total Quality Management yang terarah bisa berpenga-ruh pada peningkatan Kinerja Auditor.

Dalam penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan di SD Negeri Peterongan Semarang sama-sama meneliti tentang implementasi Total Quality Management, namun bedanya bahwa penelitian pada penelitian terdahulu lebih terfokus tentang pengaruh yang diberikan Total Quality Management dalam pe-ningkatan kinerja Auditor. Sedangkan dalam peneli-tian di SD Negeri Peterongan Semarang lebih terfokus dalam peran kepala sekolah dalam penerapan Mana-jemen Mutu di sekolah.

(24)

dengan memberikan kesempatan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan untuk mengikuti pelatihan berupa Bintek, Workshop, dan IHT dari tingkat Kecamatan, Dinas Pendidikan Kota, LPMP Provinsi dan Diklat tingkat Nasional. Selain itu sekolah memberi-kan kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua guru untuk studi lanjut menempuh S1.

Pada tahun 2010 dari 24 guru kelas dan guru Mapel dengan kualifikasi pendidikan jenjang S1 baru 8 orang, pada tahun 2014 seluruh guru telah menepuh pendidikan S1 dan 1 orang guru telah lulus S2. Keikutsertaan guru dalam kegiatan pelatihan dalam pengembangan profesi wajib dilakukan mengingat 98% guru telah memiliki sertifikat pendidik profesional (angkatan 2006-2013). Guna penguasaan teknologi pembelajaran bagi guru yang belum menguasai media komputer, sekolah memberikan pelatihan setiap seminggu satu kali sampai mereka mampu mengo-persikan sarana komputer dan media lainya. Sebagai sekolah gugus inti, maka guru kelas SD Negeri Peterongan mempunyai kewajiban sebagai pemandu kelas (struktur organisasi gugus).

(25)

akhir tahun pelajaran sebagai bentuk kendali berhasil tidaknya program sekolah dalam satu tahun pelajaran.

Kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang dalam penerapan MMT melakukan tugas pokok dan fungsinya sebagai manajer dengan cara melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang tepat dan jelas kepada para guru dan staf sekolah. Pembagian ini meliputi struktur organisasi sekolah, data kepe-gawaian (diterbitkan SK, dan deskripsi tugas organi-sasi sekolah). Pembagian tugas ditentukan dalam forum rapat sekolah yang melibatkan segenap pe-mangku kepentingan sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga selalu melibatkan guru dalam mengambil setiap keputusan yang berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah, khususnya dalam memberikan pelayan-an kepada siswa, memenuhi kebutuhpelayan-an belajar mere-ka serta menjalin hubungan baik dengan orang tua siswa.

4.2.3 Hambatan yang Dihadapi pada Pelaksanaan MMT di SD Negeri Peterongan Semarang

Penelitian yang dilakukan oleh Magutu (2010)

(26)

publik Kenya (kasus Universitas Nairobi). Ada kebu-tuhan untuk penelitian yang berfokus pada pelayanan akademik Universitas Nairobi dalam hubungannya dengan cirri-ciri manajemen mutu yang utama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen mutu dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja ke-uangan organisasi dan kepuasan pelanggan.

Dibandingkan dengan penelitian terdahulu, hasil penelitian di SD Negeri Peterongan Semarang menun-jukkan bahwa selain mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas sekolah, penerapan MMT juga menemui berbagai hambatan dalam penerapan-nya. Hambatan tersebut diidentifikasi dengan melaku-kan kegiatan bernama Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah. Kegiatan ini merupa-kan proses pengumpulan informasi dari suatu masa-lah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.

(27)

Hambatan tersebut antara lain kurangnya ke-mampuan guru dalam pemanfaatan perkembangan teknologi pembelajaran. Tidak semua guru menerima sebuah perubahan dan inovasi sehingga pelayanan terhadap pelanggan (siswa) tidak proposional dan kurang optimal. Contoh dari hasil pengamatan proses pembelajaran guru di kelas: Pembelajaran masih ter-pusat pada guru, pendekatan dominan dengan guru berceramah, guru mengajar duduk di tempat, dan kurang memanfaatkan media pembelajaran. Pendekat-an PAIKEM hPendekat-anya tertulis dalam RPP pada saat pelak-sanaan pembelajaran tak tersentuh, dengan alasan hanya menghabiskan waktu, kelas menjadi ramai. Contoh inovasi yang dilakukan oleh sekolah menye-diakan berbagai sarana media berupa media teknologi elektronika (Media audio visual) dan CD pembelajaran interkatif tidak dimanfaatkan dengan alasan merasa sudah tua dan tidak bisa menggunakan, tanpa media seperti itu yang penting anak bisa.

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pemaparan yang diterima oleh para konsumen mengenai produk sepatu Converse merupakan salah satu faktor yang dapat

Hubungan Antara Komitmen Berpacaran dengan Kualitas Persahabatan pada Remaja Akhir di Universitas Pendidikan Indonesia.. Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Mengeja ujaran bahasa Inggris sangat sederhana secara tepat dan berterima dengan tanda baca yang benar yang melibatkan: kata, frasa, dan kalimat sangat

Promosi dilakukan dengan batas waktu setahun dimulai dengan awal tahun Januari dan November akhir tahun , syarat- syarat terjadinya promosi tercantum pada Surat Edaran (SE)

Kadar Mioglobin Tinggi Rendah Cadangan Lemak Tinggi Rendah Cadangan Glikogen Tinggi Tinggi Kepadatan Mitokondria Tinggi Rendah Enzim Oksidatif Tinggi Rendah Jumlah Kapilaria

ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA UNTUK MENENTUKAN MODAL KERJA OPTIMAL PADA KOPERASI UNIT DESA PAKIS KABUPATEN

Urut an makanan yang meninggalkan vent riculus, Karbohidrat , Prot ein, lemak paling lama.. Pencernaan di dalam

Pengabdian pada Masyarakat (PPM) Program Wisata Kampus ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) mengenalkan Kampus Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Universitas