Oka Saraswati
AP;
Salain, IP;
V
o
lu
m
e
(
5
)
N
o
m
o
r
(1
)
E
d
is
i
Ja
n
u
a
ri
2
0
1
7
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur
Teknik-Universitas Udayana yang terbit
dalamsetahun.www.ojs.unud.ac.id
Oka Saraswati, AAA; WidyaParamadhyaksa, IN
AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM
Salain, IP;Sueca, NP; Suartika, GAM;Susanta, IN; Suryada,
IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB;
Muktiwibowo, A
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
dan Desain Riset
Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
rsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Universitas Udayana yang terbit dua kali
www.ojs.unud.ac.id
WidyaParamadhyaksa, IN; Syamsul,
Swanendri, NM; Rumawan
Susanta, IN; Suryada,
Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
e-Jurnal Arsitektur
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata d
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsi
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk
JA UNUD mempublikasikan stud
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi d
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.
merupakan hasil studi/skrips
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah p
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,
dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
[email protected]
@
www.ojs.unud.ac.id
;
www.ar.unud.ac.id
Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah p
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,
Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.
Bali, Indonesia
[email protected]
www.ar.unud.ac.id
) Universitas Udayana
Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
unia kerja dalam bidang arsitektur dan
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
tektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
i riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
an desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.Artikel biasanya
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Penanggung Jawab
Anak Agung Ayu Oka Saraswati
Pengarah
I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik
Bendahara
Ni Made Swanendri
Penyunting dan Reviewer
I Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Validasi
I Ketut Mudra
Ngakan Putu Sueca
Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Penerbit
I Made Widja
Ngakan Putu Sueca
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017
ISSN No. 9 772338 505776
Hak Cipta 2017 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
UNUD
untuk
mereproduksi,
mendistribusikan,
dan
mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id
Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.
Keterangan umum:
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.
Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah.Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya.Selain
itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya.Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 5 nomor
1 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang
sangat terbatas mewarnai volume kelima ini.Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir
arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal
mudah.Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester.Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan.Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 5 nomor 1 ini.
Daftar Isi
Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... i
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ... iii
Editorial ... iv
Daftar Isi ... v
1. Museum Seni Karikatur dan Patung di Tabanan, Bali. Penerapan Konsep Tri Mandala.
(I Putu Eka Masvianto, I Ketut Muliawan Salain, I Wayan Wiryawan) ... 1-4 2. Gelanggang Olahraga Baseball di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular.
(I Gusti Ngurah Krisma Dewa, I Made Adhika, I Gusti Bagus Budjana) ... 5-8 3. Klinik Rehabilitasi Medik di Badung, Bali. Transformasi Konsep Sirkulasi dalam Rancangan
Denah.
(Putu Shanti Apsari Prehastuti, Widiastuti, I Nyoman Surata) ... 9-12 4. Pelatihan Seni Tari Tradisional Bali di Gianyar, Bali
(Cok Istri Agung Prama Dewi, I Wayan Gomudha, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra) ... 13-16 5. Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar. Penerapan Tema Arsitektur Post-Modern
dalam Tampilan Bangunan.
(Gamaliel Sangga Buana, Syamsul Alam Paturusi, I Ketut Muliawan Salain) ... 17-20 6. Hostel di Seririt, Bali. Penerapan Konsep Perancangan Tampilan Bangunan.
(Rizky Ramadhan, I Made Suarya, I Nyoman Susanta) ... 21-24 7. Pusat Desain Arsitektur dan Interior di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep Tampilan Bangunan.
(I Nyoman Adi Arimbawa, Ngakan Putu Sueca, Ni Made Swanendri) ... 25-28 8. Klungkung Fine Art Space, Bali. Penerapan Tema Gravity in Art Object.
(I Wayan Sabath Sukma Miarna, I Wayan Gomudha, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ... 29-32 9. Restoran dan Bar Klub Motor Klasik di Badung, Bali. Penerapan Tema Sustainable Architecture
in Rustic Style.
(Ni Nengah Widnyana Shantyasri Putri, A. A. Ayu Oka Saraswati, Tjok Oka A. A. Sukawati) ... 33-36 10. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi Bali di Denpasar
(Ahmad Elbi Alfarisi Muzakir, I Wayan Gomudha, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ... 37-40 11. Automotive Shop di Denpasar, Bali. Konsep Sirkulasi Kendaraan.
(Gede Igam Asia Candira, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 41-44 12. Pusat Pelatihan Selam di Tulamben, Bali. Konsep Eco Architecture pada Rancangan Bangunan.
(Fandy Mahindra, I Nyoman Surata, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra) ... 45-48 13. Penataan Kawasan Air Terjun Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng. Penerapan Tema
Neo-Vernacularism terhadap Tampilan Bangunan.
(Komang Gede Agus Satria, Nengah Keddy Setiada, I Nyoman Surata)... 49-52 14. Pusat Rehabilitasi Narkoba dengan Metode Therapeutic Community di Denpasar, Bali
(Nyoman Febriadi Megananda, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik) ... 53-56 15. Outbound di Desa Muncan Karangasem. Penerapan Tema Dinamis pada Perancangan.
(Dewa Gede Gita Gotama, I Nengah Lanus, I Gusti Bagus Budjana) ... 57-60 16. Sekolah Alam Masyarakat Kurang Mampu di Abang Karangasem, Bali. Penerapan Konsep Tri
Hita Karana pada Tampilan Bangunan.
(Putu Gitta Wisnu Suryana, I Made Adhika, I Nyoman Sudiarta) ... 61-64 17. Redesain Terminal Barang Cargo di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep pada Desain Bangunan.
18. Sekolah Anak Autis di Tabanan, Bali.
(A.A Aris Santanu Puriasa, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, Evert Edward Moniaga)...69-74 19. Fasilitas Workout Plaza di Kabupaten Badung, Bali
(I Gusti Bagus Wahyu Adnyana, I Wayan Kastawan, Ni Made Swanendri) ...75-78 20. Galeri Lukisan Wayang Kamasan di Klungkung. Penerapan Arsitektur Neo Vernakular pada
Rancangan Desain Bangunan Galeri.
(Cokorda Agung Aristya Pranatha, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Putu Sugiantara) ...79-84 21. Pusat Pelatihan Mixed Martial Arts di Badung, Bali. Penerapan Tema “Champion Spirit” dalam
Perancangan.
(Bambang Gde Grady Indura, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, Tri Anggraini Prajnawrdhi) ...85-88 22. Redesain UPT Puskesmas Kintamani I di Bali. Penerapan Tema Kehangatan dalam Rancangan.
(I Made Agus Suardi Putra, Gusti Ayu Made Suartika, I Nyoman Sudiarta) ...89-92 23. Pusat Perbelanjaan Batu Permata di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Kontemporer.
(Agus Komang Januadi Putra ND, Ida Ayu Armeli, I Ketut Muliawan Salain) ...93-98 24. Resort Bernuansa Budaya Pertanian di Tabanan, Bali. Penerapan Konsep Eco Architecture pada
Unit Hunian Resort.
(Putu Indra Setiawan, I Ketut Mudra, I Gusti Agung Bagus Suryada) ...99-102 25. Pengembangan Kawasan Pesinggahan, Goa Lawah-Klungkung, Bali. Pemanfaatan Tata Guna
Lahan.
(Putu Prasada Dhanwantara, I Dewa G.A. Diasana Putra, Anak Agung Gde Djaja Bharuna) ... 103-108 26. Sport Center di Kabupaten Badung, Bali. Konsep Penggunaan Sun Pipe pada Rancangan
Bangunan.
(Dimi Elkana, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Gusti Bagus Budjana) ... 109-112 27. Rumah Sehat Ibu dan Anak di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep Perancangan Ruang Dalam
dan Ruang Luar pada Bangunan. Penerapan Konsep Perancangan Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Bangunan.
(Gede Yudha Prasepta, Ni Ketut Agusintadewi, I Putu Sugiantara) ... 113-116 28. Pusat Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini Terpadu di Denpasar, Bali. Penerapan Tema
Playscape.
(Ryan Rachmawati, Tri Anggraini Prajnawrdhi, Evert Edward Moniaga) ... 117-120 29. Penerapan Tema “Industrial” pada Industri dan Pelatihan Pembuatan Keramik Tableware di
Kabupaten Badung
(Ni Kadek Sari Murti, I Made Suarya, I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 121-124 30. Agrowisata Ternak Sapi Bali di Kabupaten Badung, Bali. Penerapan Tema Fun and
EcologyDesign pada Tampilan Bangunan.
(I Putu Andi Irawan, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Nengah Lanus) ... 125-128 31. Rumah Pintar di Klungkung, Bali. Penerapan Tema dan Konsep Rancangan.
(I Made Abdi Suhendra, Ni Ketut Ayu Siwalatri, Evert Edward Moniaga) ... 129-132 32. Natural Spa & Yoga Center di Badung, Bali. Penerapan Tema Harmony with Nature pada Ruang
Luar.
(A.A. Angga WIcaksana, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra) ... 133-136 33. Pasraman Hindu di Buleleng, Bali. Penerapan Zoning, Tampilan Eksterior dan Interior pada
Perancangan Bangunan.
(Kadek Ajas Setiadika, Ngakan Putu Sueca, I Nyoman Susanta) ... 137-140 34. Denpasar Tourismn and Cultural Information Center di Bali. Penerapan Tema Perancangan pada
Desain Bangunan.
(I Gede Wiryasuta, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Wayan Kastawan) ... 141-146 35. Pusat Upakara di Badung, Bali. Penerapan Zoning, Tampilan Eksterior dan Interior pada
Perancangan Bangunan.
(I Made Prasetya Widiasra, Gusti Ayu Made Suartika, I Nyoman Susanta) ... 147-150 36. Martial Arts Community Center di Klungkung, Bali
37. Perancangan Fasilitas Rest Area di Jalan Raya Denpasar Gilimanuk, Bali. Penerapan Tema pada Konsep Perancangan Bangunan.
(I Wayan Candra WIbawa, I Wayan Kastawan, I Nyoman Susanta) ... 155-158 38. SLB Golongan A di Jimbaran, Bali. Penerapan Tema Arsitektur Tropis.
(Nuril Haqi Paramitha, Ni Ketut Agusintadewi, Evert Edward Moniaga) ... 159-162 39. Penataan Daya Tarik Wisata Alam Di Desa Sambangan Singaraja, Bali. Perancangan dan
Pemanfaatan Tata Guna Lahan.
(Kadek Arta Adnyana, Tri Anggraini Prajnawrdhi, Anak Agung Gde Djaja Bharuna) ... 163-168 40. Sport Hall di Badung, Bali. Penerapan Konsep Perancangan pada Desain Bangunan.
(Ni Made Lusi Karolina, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Nengah Lanus) ... 169-174 41. Sasana Seni Ukir di Bangli, Bali. Penerapan Tema Neo Vernakular dalam Rancangan.
(I Dewa Gede Darma Putra, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 175-180 42. Karakteristik Desain Pondok Pesantren Putri di Jembrana, Bali.
1) 2) 3)
DENPASAR TOURISM AND CULTURAL INFORMATION CENTER Penerapan Tema Perancangan pada Desain Bangunan
I Gede Wiryasuta1), Ida Bagus Gde Wirawibawa2), dan I Wayan Kastawan3)
1)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected]
2)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected]
3)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana [email protected]
ABSTRACT
Information is an important thing that is needed by all people. Every town or region must have information center, such as tourism and cultural information center. Denpasar city already has building with the same function as mention, but it does not work maximally in terms of the facilities and services, so it are needed a building with tourism and cultural information center function and have completed facilities and good services. This building is not just functioned as information center, but also as an education media and place for artist, art and tourism community to do their creations, particularly in Denpasar city. In accordance with the building function and the chosen location, when we do arrange of the Tourism and Cultural Information Center building, it is needed a design theme about how the building will be presented. It is needed an approach in terms of function, culture dan location. Thus it would be easier to determine the design theme, “smooth and cozy” will be used in designing of the Tourism and Culutral Information Center. That is applied to some parts such as building display, building mass and open space arrangement.
Keywords: information center, tourism, culture, neo vernacular
ABSTRAK
Informasi adalah salah satu hal penting yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Pada setiap kota atau daerah harus memiliki pusat informasi, seperti halnya informasi pariwisata dan budaya. Di Kota Denpasar, bangunan yang mewadahi fungsi ini sudah ada, akan tetapi fungsinya kurang maksimal baik dari fasilitas dan pelayanan, sehingga diperlukan sebuah wadah yang memiliki fasilitas memadai dan pelayanan yang maksimal. Bangunan ini tidak hanya sebagai pusat informasi wisata dan budaya, akan tetapi juga sebagai media edukasi dan wadah berkreatifitas baik itu penggiat seni, budaya dan pariwisata, khususnya di Kota Denpasar. Sesuai dengan fungsi bangunan dan lokasi yang dipilih, dalam perancang Tourism and Culutral Information Center, diperlukan tema perancangan bagaimana bangunan tersebut akan ditampilkan. Diperlukan pendekatan dari segi fungsi, budaya dan lokasi, dengan demikian akan mempermudah dalam menentukan tema rancangan. Berdasarkan hal tersebut, tema yang digunakan dalam perancangan Tourism and Culutral Information Center ini yaitu “smooth and cozy” yang diterapkan pada beberapa bagian yaitu tampilan bangunan, penataan masa dan ruang terbuka, serta sirkulasi.
Kata Kunci: pusat informasi, pariwisata, budaya, neo vernakular
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Denpasar telah ditetapkan menjadi Kota Pusaka oleh komite World Heritage City, karena memiliki banyak kekayaan budaya benda dan non benda. Selain itu Kota Denpasar salah satu destinasi favorit wisatawan, memiliki banyak objek wisata yang berbasis budaya. Dapat dilihat dari kunjungan yang meningkat tiap tahunnya dari tahun 2010 dengan jumlah kunjungan sebanyak 418.057 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 504.130, peningkatannya sebesar 5,9% pertahunnya, selain itu terdapat juga event pariwisata dan budaya yang diadakan di Kota Denpasar seperti Denpasar Heritage City Tour, Mahabandana Prasadhaadan Pesta kesenian Bali (Dinas Pariwisata Kota Denpasar Th. 2015). Oleh karena itu diperlukan sebuah wadah untuk menampung dan menyampaikan informasi pariwisata dan budaya tersebut, selain memberi informasi juga sebagai media edukasi, sebagai wadah beraktivitas berbagai sekaa, sanggar dan komunitas seni yang
Gambar 1. Pola dan posisi natah pada rumah tradisional Bali Sumber : Wiryasuta, 2015
natah
ada di Kota Denpasar, penyelengaraan event pariwisata dan budaya dan juga sebagai wadah membantu pemasaran bisnis lokal di Kota Denpasar, yaitu Tourism and Cultural Information Center.
Metode
Metode yang digunakan yaitu metode 5 tahapan perancangan (Snyder,1984:225), untuk menyelesaikan tiap persoalan dalam perancangan Tourism and Cultural Information Center ini. Adapun tahapannya yaitu sebagai berikut : (1) Identifikasi, tahapan ini membahas mengenai pemahaman dan identifikasi objek yang akan dirancang, mulai dari pengenalan Tourism and Cultural Information Center, (2) Persiapan, yaitu pengumupulan data dan analisa mengenai Tourism and Cultural Information Center. terdiri dari data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi literatur, hasil penelitian, dan dari sumber lain dan data primer adalah data yang didapat dari pengamatan langsung, observasi dan wawancara, (3) Sintesis, yaitu mengumpulkan dan menyaring hasil-hasil data disesuaikan dengan permasalahan serta konteks terkait perancangan Tourism and Cultural Information Center, (4) Evaluasi, mengevaluasi hasil dari sintesis, dilakukan dengan menganalisis konsep rancangan dari berbagai aspek, sehingga didapat beberapa alternatif desain yang dapat digunakanTindakan, tahap perealisaian alternatif terpilih menjadi sebuah gambar rancangan.
PENERAPAN TEMA DAN KONSEP PERANCANGAN PADA DESAIN BANGUNAN
Tema Rancangan
Dalam penentuan tema, dipilih dengan melakukan beberapa pendekatan yaitu pendekatan dari segi fungsi dan pendekatan budaya serta lokasi. Dari pendekatan tersebut maka didapat tema rancangan yaitu “Smooth and Cozy”, yang diterapkan sebagai berikut : Menggunakan gaya arsitektur Neo Vernakular, yaitu menggunakan bentuk yang modern, akan tetapi masih menggunakan tata nilai dan unsur Arsitektur Tradisional Bali, mengambil bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal. Tata nilai yang digunakan dalam perancangan yaitu konsep natah, Tri Angga dan mengambil bentuk serta pola rumah tradisional Bali.
Sesuai dengan pemahannya, natah adalah ruang tengah yang dikelilingi massa-massa bangunan untuk pusat orientasi dan pusat sirkulasi, natah juga dapat berfungsi sebagai ruang tamu sementara atau ruang komunal untuk tamu dan pemiliknya (Glebet dkk, 1985 : 107). Penerapan konsep natah pada fungsi bangunan bertujuan untuk memberikan ruang komunal sebagai wadah aktivitas sehingga tercipta keterkaitan antara fungsi ruang dalam dan ruang luar dan mempermudah sirkulasi ke tiap massa bangunan
Dan penerapannya pada TCIC ini yaitu memberikan ruang terbuka atau plaza, sebagai natah, dengan fungsi yang hampir sama yaitu sebagai pusat sirkulasi dan penghubung untuk mengakses setiap bangunan yang ada disekelilingnya. Plaza ini dapat juga difungsikan sebagai tempat beraktifitas outdoor, dengan memberikan furniture outdoor, seperti meja dan kursi, dilengkapi juga dengan dengan memberikan softscape berupa tanaman peneduh. Pada bagian ini, ditutupi dengan deck kayu, sebagian dibiarkan terbuka, sebagai area hijau.
1) 2) 3)
KEY PLAN
Batas antara bagian terluar bangunan dan masa bangunan, difungsikan sebagai area arkir pengunjung.
Natah, sebagai plaza atau ruang komunal dan sebagai pusat sirkulasi, penghubung tiap masa bangunan
Gambar 3. Penerapan konsep Tri Angga pada tapak Sumber : Wiryasuta 2016
Gambar 4. Konsep Tri Angga Sumber : Susila Patra 2016
Menggunakan juga konsep Tri Angga pada bangunan, yaitu pembagian bangunan menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan dan kaki yang disesuaikan dengan proporsi tubuh manusia. Sementara perwujudannya pada tapak yaitu pembagian area tapak menjadi 3, yaitu parhyangan, pawongan, dan palemanan. Pengimplementasian konsep tersebut pada rancangan adalah sebagai berikut. Keterangan : (1) Area palemahan merupakan bagian kaki (nista), berfungsi sebagai area servis. Pada arean ini memiliki sifat publik dan bising, (2) Area pawongan merupakan bagian badan (madya), sebagai tempat aktifitas utama, terdiri dari masa bangunan dan natah atau plaza yang dirancang sebagai ruang luar, bersifat semi publik dan semi bising, (3) Area parhyangan merupakan bagian kepala (utama), sebagai area suci tempat memposisikan merajan yang ada di dalam TCIC dan tempat aktivitas pengelola, bersifat privat dan tenang.
Sementara penerapannya pada bentuk bangunan yaitu, membagi komposisi bangunan dengan memberikan bataran sebagai kaki, dinding bangunan sebagai badan dan atap sebagai kepala. Proporsi bangunan disesuaikan dengan proporsi tubuh manusia. Dengan penggunaa konsep tersebut pada tapak maka akan didapatkan kesesuaian dengan budaya Bali, selain itu juga dapat diterapkan pada pembagian zoning area tapak, sesuai sifat serta fungsinya. Sementara penerapannya pada bangunan, selain untuk memenuhi peraturan daerah setempat, yang harus menampilkan gaya arsitektur Bali, juga untuk memberikan kenyamanan bagi civitas, baik itu penglola dan pengunjung, sehingga lebih nyaman dalam beraktifitas.
Gambar 2. Penerapan konsep natah dan pola rumah tradisional Bali pada TCIC Sumber : Wiryasuta, 2016
KAKI BADAN KEPALA
Gambar 6. Tampilan fisik bangunan utama Sumber : Wiryasuta 2016
Gambar 5. Tampilan fisik bangunan utama Sumber : Wiryasuta 2016
Untuk tampilan bangunan, mengambil morfologi bentuk bale sakanem atau sakutus, dengan tampilan memanjang, tiang penyangga berjajar (saka) dan kental konsep Tri Angga-nya. Bentuk masa tersebut lalu dimodifikasi dengan tampilan dan fungsi yang lebih modern. Untuk tampilan saka, disusun kolom struktur yang modular dan terekspose, bentuk pintu masuk bangunan mengambil bentuk angkul-angkul yang proporsinya dibuat lebih vertikal sesuai dengan dimensi rancangan (lihat gambar 4, garis merah).
Gambar 4. Penerapan konsep Tri Angga pada bangunan Sumber : Wiryasuta, 2016
1) 2) 3)
Gambar 8. Sirkulasi dalam bangunan Sumber, Wiryasuta, 2016
Gambar 7. Sirkulasi pada tapak Sumber : Wiryasuta 2016
Gambar 9. Sirkulasi R. Informasi Sumber, Wiryasuta, 2016
Sesuai fungsinya, TCIC memerlukan kelancaran dan kecepatan dalam akses informasi budaya atau pariwisata, oleh karena itu dari sisi arsitektur diperlukan pengelolaan pola dan sistem sirkulasi baik di dalam atau luar bangunan. Hal tersebut mencerminkan unsur smooth yang ada pada tema. Untuk sirkulasi pada luar bangunan, menggunakan natah atau plaza yang dirancang sebagai pusatnya dengan pola sirkulasi menyebar, sehingga mudah mengakses tiap masa yang ada.
Sementara sirkulasi pada dalam bangunan menggunakan pola sirkulasi linear, pengunjung diarahkan melalui selasar dan koridor untuk mengakses tiap ruang yang ada di lamannya. Dengan demikian maka akan lebih mudah mengakses tiap ruang dan pengunjung tidak kebingungan. Untuk pengelola, menggunakan sirkulasi menembus ruang, pada tiap ruang diberikan penghubung agar mengevisienkan sirkulasi sehingga antara sirkulasi penglola dan pengunjung tidak tercampur.
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam merancang Tourism and Cultural Information Center harus menyediakan fasilitas yang lengkap, agar dapat memenuhi kebutuhan pengunjung dan lokasi yang dipilih berada di pusat atau sekitar kegiatan pariwisata. Dan dalam menentukan tema agar lebih mudah, dapat melakukan pendekatan, sesuai fungsi bangunan itu sendiri dan karakteristik serta kebudayaan daerah lokasi yang dipilih yaitu Kota Denpasar. Sehingga Tema yang diaplikasikan yaitu “Smooth and Cozy”. Unsur smooth tersebut bermakna, TCIC harus lancar dan cepat dalam akses informasi, sehingga selain berada pada lokasi yang merupakan jalur akses utama dan pelayanannya, juga harus melakukan pengelolaan sirkulasi civitas pada TCIC dengan memilih pola sirkulasi yang efisien. Sementara unsur cozy pada tema memiliki makna, sebuah bangunan harus memberikan kenyamanan baik pada civitas dan pada lingkungan. Kenyamanan tersebut dapat diterapkan pada tampilan bangunan yang proposional sesuai dengan ukuran rata-rata tubuh manusia, selain itu pada tampilan luar dan dalam bangunan, menggunakan warna-warna cerah, perpaduan material lokal serta modern dan furniture yang menarik.
Selain itu agar selaras dengan lingkungan, budaya dan fungsi bangunan, dapat diterapkaan gaya atau konsep arsitektur neo vernakular, yaitu menggunakan bentuk yang modern, akan tetapi masih menggunakan tata nilai dan unsur Arsitektur Tradisional Bali, mengambil bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal, dengan demikian akan tercipta kesesuaian antara fungsi dan budaya lokasi yang terpilih, yaitu Kota Denpasar. Kota Denpasar terkenal akan arsitektur lokalnya yaitu Arsitektur Tradisional Bali yang memiliki berbagai konsep serta aturan dalam merancang bangunan. Beberapa konsep yang akan diterapkan pada bangunan yaitu Konsep natah dan Tri Angga.
DAFTAR PUSTAKA
Glebet, I Nyoman,1985, ‘Arsitektur Tradisional Daerah Bali’, Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah.
Patra, Made Susila, 1992, ‘Hubungan Seni Bangunan Dengan Hiasan Dalam Rumah Tinggal Adati Bali’, Jakarta: Balai Pustaka
Snyder, James C dan Anthony J. Catanese,1984,’Pengantar Arsitektur’,Jakarta: Erlangga.
Wiryasuta, I Gede, 2015, ‘Menggambar Rumah Tradisional Bali’, Tugar Mata Kuliah Perundagian pada Universitas Udayana: tidak diterbitkan.
Wiryasuta, I Gede, 2016, ‘Denpasar Tourism and Cultural Information Center’, Tugar Akhir Arsitektur pada Universitas Udayana: tidak diterbitkan.