• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V RITUAL MUSIKAL TOTOBUANG SEBAGAI PENDEKATAN KONSELING PUBLIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V RITUAL MUSIKAL TOTOBUANG SEBAGAI PENDEKATAN KONSELING PUBLIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

56

BAB V

RITUAL MUSIKAL TOTOBUANG SEBAGAI PENDEKATAN KONSELING PUBLIK

A. DESAIN KONSELING RITUAL MUSIKAL TOTOBUANG

Komponen Landasan Nilai Teknik Masalah Tujuan Sasaran Teori filosofis spiritual pendekatan pencapaian

I Kerukunan Pemberdayaan Ketidaksetaran Kesetaraan Kualitas

Sosial sosial sosial hidup Potensi Penerimaan Krisis Penghargaan Integritas

diri diri identitas diri diri

Ritual musikal Isi Hidup yang Ekonomi Jejaring Krisis Hidup Kesetaraan komunitas Totobuang teori Memanusiakan kreaktif sosial ekonomi sejahtera hidup

haur

Inovasi Pengembangan Disfungsi Peningkatan Kemandirian

diri diri sosial hidup hidup

Sasaran teori Pemberdayaan Ekonomi Kesetaraan sosial

(2)

57

Bagan diatas disusun berdasarkan teori konseling masyarakat, pemberdayaan ekonomi, konseling sosial justice dan teori ritual, yang dipakai untuk menganalisis konteks hidup komunitas haur di Dusun Kusu-kusu Sereh. Teori-teori ini dipakai untuk mengkaji pelaksanaan ritual musikal totobuang yang memiliki landasan filosofis yakni “hidup yang memanusiakan” . Hidup yang memanusiakan artinya proses pendampingan dan konseling yang terjadi bukan saja membawa klien keluar dari penderitaan dan keterpurukan hidup tetapi konselor dapat memberdayakan klien untuk dapat memberikan kontribusi baik untuk diri sendiri, orang lain maupun masyarakat. Perubahan yang terjadi pada hidup klien baik dari klien itu sendiri maupun juga perubahan lingkungan sosial. Dalam pelaksanaan ritual musikal totobuang terkandung nilai-nilai spiritual yang dapat dijadikan sebagai upaya pembangunan dan pengembangan hidup yang mengarah pada arah kerukunan, pengembangan potensi diri, ekonomi kreaktif, inovasi diri yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi komunitas yang berkualitas untuk menciptakan kesejahteraan dan kesetaraan hidup dalam masyarakat. Keempat nilai yang ditemukan memiliki keterkaitan satu sama lain yang dapat digunakan juga untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah menyangkut kesenjangan dan ketidaksetaraan relasi sosial

A.1 LANDASAN FILOSOFIS

Ritual musikal totobuang merupakan manifestasi dari pelestarian dan pengembangan budaya lokal yang masih terus dikelola dan dijaga oleh masyarakat Maluku. Pewarisan akan sebuah tradisi lokal yang memiliki nilai-nilai spritual terus diapresiasi oleh individu maupun kelompok. Pelaksanaan praktek hidup bermasyarakat seringkali mengharuskan individu maupun kelompok harus memiliki nilai potensi diri dan pengembangan diri dalam masyarakat sehingga dapat memberikan kontribusi baik untuk diri sendiri, orang lain maupun masyarakat. Dalam era yang terus berkembang, pola interaksi dan relasi

(3)

58

sosial dalam suatu masyarakat seringkali menimbulkan kesenjangan dan ketidaksetaraan, hal tersebut dilatarbelakangi oleh strata sosial yang berbeda, budaya maupun tingkat ekonomi yang berbeda.

Dengan adanya berbagai perbedaan yang sering menimbulkan ketidaksetaraan dalam masyarakat, maka proses pengembangan dan pembangunan hidup yang lebih berkualitas sangat dibutuhkan bagi setiap individu maupun kelompok. Salah satu komunitas yang berdomisili di Dusun Kusu-kusu Sereh, Ambon, dengan pemahaman dan paradigma yang sudah berkembang jauh menjadikan ritual musikal totobuang sebagai wadah pengembangan dan pemberdayaan potensi diri, ekonomi kreatif dan inovasi diri yang mengarah pada peningkatan perekonomian dari komunitas tersebut yang akan menciptakan kesejahteraan dan kesetaraan dalam masyarakat. Landasan filosofis dari ritual musikal totobuang yakni “hidup yang memanusiaka”. Pelaksanaan ritual musikal totobuang juga melahirkan nilai-nilai spiritual yang dapat dijadikan sebagai landasan hidup yang memanusiakan.

A.2. NILAI-NILAI SPIRITUAL

Adapun nilai-nilai spiritual yang dapat diambil dan dijadikan sebagai landasan hidup yang memanusiakan diri sendiri, orang lain maupun masayarakat, antara lain:

1. Nilai kerukunan: pelaksanaan ritual musikal totobuang biasanya dilakukan pada saat perkawinan adat, pelantikan raja, perayaan hari-hari besar gerejawi bahkan dalam perayaan ramadhan oleh kaum muslim. Dalam proses tersebut terjadi dan terbangun relasi sosial yang mengarah pada kebersamaan dan harmonisasi hidup lintas agama. Dengan berbagai perbedaan yang beragam baik dari segi budaya, strata sosial, tingkat perekonomian bahkan agama, semua dapat disatukan dalam sebuah ikatan kekerabatan yang damai. Melalui pelaksanaan ritual musikal pemberdayaan sosial dapat tercipta

(4)

59

sehingga permasalahan menyangkut ketidaksetaraan dalam masyarakat dapat diatasi dan menghasilkan kesetaraan hidup dalam masyarakat.

2. Nilai potensi diri : dalam realita sosial yang begitu beragam dan memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan berbagai latar belakang strata sosial yang berbeda, budaya dan bahkan tingkat perekonomian yang berbeda menjadikan individu maupun kelompok merasa terpinggirkan dan dan mengalami krisis identitas . Ritual musikal totobuang hadir sebagai upaya proses penerimaan diri bagi individu maupun kelompok dalam membangun relasi dalam masyarakat yang beragam dan berbeda. Proses penerimaan diri bertujuan sebagai menciptakan penghargaan diri yang tinggi bagi individu maupun kelompok bahwa mereka juga dapat memberikan kontribusi baik untuk diri sendiri, orang lain dan masyarakat sehingga integritas diri mereka dapat diwujudkan.

3. Nilai Ekonomi kreaktif: pengembangan integritas diri sebagai bagian dari penghargaan terdapat potensi yang dimiliki akan mewujudkan ekonomi kreaktif sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi akibat dari masalah krisis ekonomi yang dialami komunitas haur. Nilai ekonomi kreaktif akan memunculkan kesejahteraan hidup bagi komunitas haur untuk dapat memiliki kesetaraan dalam masyarakat.

4. Nilai inovasi diri: pelaksanaan ritual musikal totobuang dijadikan sebagai wadah untuk pengembangan diri yang terus menerus meningkat dengan berbagai potensi diri yang ada. Pengembangan diri merupakan bagian dari proses mengembangan kekuatan dan bakat untuk membangun atau memperbaharui identitas diri yang lebih berkualitas. Inovasi diri juga dapat meningkatkan kemampuan sosial untuk membangun interaksi serta relasi sosial yang berbeda. Pencapaian utama dari proses inovasi diri yakni kejahteraan hidup yang berkualitas.

(5)

60

A.3. TEKNIK PENDEKATAN

Teknik pendekatan yang dipakai dalam konseling berbasis masyarakat melalui ritual musikal totobuang merupakan langkah kerja dan upaya perubahan yang dilakukan dalam rangka mempromosikan perubahan baik untuk individu maupun lingkungan sosial. langkah perubahan yang terdapat dalam konseling masyarakat mengarah pada proses pemberdayaan hidup baik untuk diri sendiri, orang lain maupun masyarakat. Dalam konseling masyarakat terdapat konselor masyarakat yang berperan untuk menciptakan perubahan bagi klien. Konselor masyarakat dengan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki membangun kemitraan dengan berbagai professional yang dapat dijadikan sebagai agen pemberdayaan potensi diri dari komunitas haur. Perubahan yang dipromosikan oleh konselor masyarakat juga mampu memberi perubahan bagi relasi dan interaksi sosial yang akan dibangun oleh klien sehingga memiliki kesimbangan dan kesetaraan dalam masyarakat.

A.3.1 Pemberdayaan sosial

Dalam menyelesaikan permasalahan menyangkut kesenjangan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat, teknik pendekatan yang digunakan yakni melalui pemberdayaan sosial. Konselor masyarakat dalam perannya memberikan perubahan kepada klien bukan saja menyangkut perubahan diri dari individu maupun kelompok itu sendiri tetapi juga menyangkut perubahan lingkungan sosial. Dengan adanya berbagai perbedaan yang terjadi dalam masyarakat, membuat klien merasa terpinggirkan. Konselor dengan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki mempromosikan perubahan agar klien dapat mengembangkan kemampuan diri sehingga mampu membangun relasi sosial yang setara dan dapat memiliki kualitas hidup yang baik dalam masyarkat. Pelaksanaan ritual musikal totobuang menjadi

(6)

61

wadah untuk pemberdayaan sosial bagi individu maupun kelompok. Kerukunan sebagai salah satu nilai spiritual yang terkandung dalam ritual musikal totobuang mampu menciptkan kesetaraan dalam masyarakat.

A.3.2 Penerimaan diri

Dengan bertolak dari konteks sosial masyarakat di Dusun Kusu-kusu Sereh, Ambon yang beragam dan memiliki tingkat perbedaan yang tinggi baik menyangkut budaya, strata sosial maupun ekonomi, memperhadapkan individu ataupun kelompok dengan situasi yang mengarah pada krisis identitas diri. Krisis identitas yang ditimbulkan dari prapaham individu maupun kelompok yang merasa terpinggirkan dan tidak memberikan kontribusi bagi masyarakat. Ritual musikal totobuang hadir sebagai bagian dari upaya menciptakan integritas diri individu maupun kelompok yang juga memiliki potensi diri yang tinggi yang dapat memberikan kontribusi baik untuk diri sendiri, orang lain maupun masyarakat. .

A.3.3 Jejaring sosial

Teknik ini digunakan untuk memberikan perubahan baik bagi individu maupun kelompok dalam masyarakat. Perubahan yang dipromosikan oleh konselor masyarakat bukan saja menyangkut perubahan pada diri klien tetapi perubahan pada lingkungan sosial. Konselor masyarakat dalam hal ini professional atau orang-orang yang memiliki ketrampilan dan pengetahuan memberikan perubahan pada diri individu maupun kelompok. Mempromosikan pembangunan dan pengembangan hidup bagi klien. Membangun mitra atau jejaring sosial juga merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh konselor masyarakat untuk menyalurkan kemampuan dan potensi yang ada pada diri klien sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kreatif sehingga klien dapat juga merasa memberikan kontribusi baik untuk

(7)

62

diri sendiri, orang lain maupun masyarakat dan mampu menciptakan kesetaraan dan kesejahteraan hidup dalam masyarakat.

A.3.4 Pengembangan diri

Teknik dan pendekatan ini dipakai untuk menyelesaikan permasalahan menyangkut disfungsi sosial dalam masyarakat. Sebagai upaya untuk menciptakan kemandirian hidup yang terus berkembang, maka individu maupun kelompok harus mampu melakukan pengembangan diri dengan menciptakan sesuatu yang baru dari proses pelaksanaan ritual musikal totobuang. Ekonomi kreaktif yang sebelumnya telah dilakukan oleh individu maupun kelompok sebagai upaya untuk menyelesaikan krisis ekonomi perlu untuk terus dikembangkan dengan sikap inovasi diri yang tinggi dalam rangka peningkatan hidup yang lebih berkualitas.

Teknik dan pendekatan yang telah dijelaskan diatas memiliki tujuan utama yaitu memberdayakan dan memanusiakan individu maupun kelompok dari segi perekonomian serta menciptakan kesetaraan sosial dalam masyarakat. Pemberdayaan ekonomi merupakan sebuah proses sosial multidimensi yang membantu orang untuk menguasai kehidupan mereka sendiri dan mendorong orang untuk memiliki kekuatan dalam pengembangan jati diri, potensi diri, menciptkan ekonomi kreatif dan terus meningkatkan inovasi diri untuk kemandirian hidup. Proses membangun kekuatan inilah yang akan menentukan kedudukan seorang individu maupun kelompok juga dalam masyarakat. Selain itu, dengan adanya potensi dan ketrampilan yang terus diberdayakan maka individu maupun kelompok dapat memberikan kontribusi baik untuk diri sendiri, orang lain maupun masyarakat dan memiliki keseimbangan dan kesetaraan sosial. Kesetaraan sosial akan terjadi jika masyarakat mampu menyadari bahwa membina dan memupuk pemberdayaan sosial yang berorientasi pada

(8)

63

keseimbangan dan kesetaraan sosial akan membawa masyarakat pada kehidupan yang damai dan setara tanpa melihat berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Masalah umum dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan metode inquiry pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dapat menigkatkan hasil belajar

6 Mahasiswa diharapkan akan mampu menjelaskan (C2) keragaman Kelas Ostracoda dan Branchiopoda, Ciri karakteristik, struktur badan, siklus hidup reproduksi, serta

Tidak menulis jawaban pertanyaan dari lembar kerja siswa atau bahan ajar, menulis hasil diskusi kelompok dengan tidak lengkap, dan membuat laporan praktikum tidak

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan karunia-Nya sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah

Abstrak: Kinerja guru disekolah menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan mutu sekolah. Guru bersertifikasi di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Sudung Kabu-

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi data, hasil analisis mengenahi pengaruh Financial

Kayu Jati yang Dibutuhkan (m3) Rata – Rata Per Unit Produk dan yang Maksimal Dimiliki Oleh Industri Kecil Mebel Pada masing – Masing Strata Setiap Satu Periode Produksi ~ 62.

Ada pun tujuan penelitian ini adalah: 1) apakah terdapat hubungan antara persepsi kemudahan menggunakan forum berita online Kompasiana dengan motif menjadi pewarta warga?;