• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengandung kandungan utama aluminium oksida (alumina). Baksit diolah dalam dapur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengandung kandungan utama aluminium oksida (alumina). Baksit diolah dalam dapur"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aluminium

Aluminium berasal dari biji aluminium alam, yang dijumpai sebagai tambang bauksit yang mengandung kandungan utama aluminium oksida (alumina). Baksit diolah dalam dapur listrik yang menghasilkan ingot aluminium.

Aluminium tahan karat karena di udara membentuk paduan aluminium oksida hasil reaksi antara O2 di udara dengan permukaan logam aluminium. Lapisan aluminium ini berisi oksida yang cukup kedap udara dan tidak dapat terhembus dan ini menghambat terjadinya pengkaratan. Agar aluminium ini tahan terhadap karat perlu dilakukan finishing lebih lanjut dengan meggunakan anodisasi/anodixing. Lapisan oksida aluminium terbentuk secara alami amat tipis ini membuat daya tahan meningkat, lapisan ini dapat dipertebal dengan proses anodisasi. Dengan cara menempatkan aluminium ke dalam larutan elektrolit yang kemudian dialiri arus listrik. (Wargadinata, 2002)

2.2 Alumina

Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina(Al2O3). Meskipun demikian, kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat Al2O3 yaitu α-Al2O3

dan -Al2O3. Logam-logam trivalensi lainnya (misalnya Ga, Fe) membentuk oksida-oksida yang

(2)

mengkristal dalam kedua struktur yang sama. Keduanya mempunyai tatanan terkemas rapat ion- ion oksida tetapi berbeda dalam tatanan kation-kationnya.

α-Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia

terdapat di alam sebagai mineral korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan -Al2O3 atau oksida anhidrat apa pun di atas 1000o. -Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada suhu rendah (~ 450o). α-Al2O3 keras dan tahan terhadap hidrasi dan penyerapan asam. -Al2O3

mudah menyerap air dan larut dalam asam; alumina yang digunakan untuk kromatografi dan diatur kondisinya untuk berbagai kereaktifan adalah -Al2O3.

Terdapat beberapa bentuk alumina terhidrat dengan stokiometri dari AlO.OH sampai Al(OH)3. Penambahan amoniak pada larutan mendidih garam aluminium menghasilkan suatu bentuk AlO.OH yang dikenal sebagai bohmite. Bentuk kedua AlO.OH terdapat di alam sebagai mineral diaspore. Hidroksida sesungguhnya Al(OH)3 diperoleh sebagai endapan Kristal putih bilamana CO2 dialirkan ke dalam larutan basa “Aluminat”. (Max Well, 1968)

2.2.1 Proses Pengolahan Alumina

Alumina adalah bahan baku utama dalam industry peleburan aluminium. Alumina ini berasal dari bermacam-macam bahan baku seperti : bauksit, dowsit, kaolinit, anorthosit, dan lain- lain.

Untuk mendapatkan alumina, bahan baku tersebut dapat diekstraksi dan masing-masing bahan baku tersebut mempunyai kandungan alumina yang berbeda-beda serta tingkat pengotoran yang berbeda-beda pula. Akan tetapi pada umumnya bauksit merupakan bijih yang paling banyak mengandung alumina dari yang diperdagangkan sekitar 30-65 % Al2O3. Bauksit dari

(3)

suatu tambang mungkin mengandung satu atau lebih mineral aluminium yang masih bercampur dengan bermacam-macam pengotoran.

Gibbsite megandung silika reaktif dalam jumlah yang rendah dibanding dengan boehmite dan diaspore, sehingga ongkos untuk memproduksi alumina lebih murah karena suhu, tekanan dan kaustik soda dalam prosesnya lebih rendah. Pengotoran-pengotoran utama yang terdapat pada bijih bauksit adalah SiO2, Fe2O3, TiO2, MnO2, NiO2, Cr2O3, dan lain-lain.

Pada prinsipnya pembuatan alumina dari bauksit adalah proses bayer yang ditemukan pada tahun 1888 oleh Karl Bayer seorang ahli dari Jerman. Secara garis besar proses pembuatan alumina dari bauksit dengan metode bayer terdiri dari 4 tahap yaitu : ekstraksi, penjernihan, pengendapan, dan kalsinasi. (www.azom.com)

2.2.2 Produksi Al2O3 dengan Proses Bayer

Mendominasi bahan baku untuk produksi aluminium adalah bauksit. ini adalah suatu aluminium hidroksida yang tidak murni dengan Fe2O3 dan silika sebagai zat pengotor utama.

kebanyakan bauksit diperlakukan dalam proses bayer untuk produk Al2O3 murni.

Setelah solusi telah dipenuhi dengan hidroksida aluminium di dalam bagian yang dapat larut dipindahkan oleh penyelesaian, cucian, dan filtrasi. solusi didinginkan ke suhu-kamar dan melemahkan dengan air. ini penurunan temperatur dan pH membawa solusi itu ke dalam area keunggulan untuk Al(OH)3. bagaimanapun, dalam rangka mempercepat hidroksida itu, menabur benih dengan Al(OH)3 segar adalah perlu. ketika tidak ada hujan/timbulnya lebih lanjut terjadi hidroksida itu dipisahkan dengan bahan pengental, mencuci, dan filtration. hidroksida adalah

(4)

calcined pada sekitar 1200 oC untuk memberi 99.5% Al2O3, dimana solusi dipusatkan oleh penguapan dan dikembalikan ke dalam larut langkah.

Jika bauksit tadinya tanah kerikil tinggi pada bagian yang tidak dapat larut dari larut langkah, lumpur merah, akan masih berisi sejumlah oksida aluminium pantas dipertimbangkan.

proses khusus telah dikembangkan untuk memulihkan oksida aluminium ini. Dengan begitu lumpur yang merah mungkin calcined dengan kapur perekat dan abu soda untuk memberi aluminat sodium dapat larut dalam air dan silikat zat kapur tidak dapat larut, yang terdahulu dilarutkan ke luar dan trated seperti diuraikan di atas. lumpur merah yang sisanya menjadi nilai kecil, tetapi boleh temukan beberapa penggunaan sebagai suatu bijih besi. (Rosenqvist, 1983)

2.2.3 Sifat-Sifat Alumina

Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik yang baik. Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut dengan corondum atau α-aluminium oksida.

Aluminium oksida dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya.

Aluminium oksida berperan penting dalam ketahan logam aluminium terhadap pengkaratan dengan udara. Logam aluminium sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida, yang terbentuk sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan aluminium. Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksida lebih lanjut.

(5)

Alumina yang dihasilkan melalui anodiasi bersifat amorf, namun beberapa proses oksidasi seperti plasma electrolytic oxydation menghasilkan sebagian besar alumina dalam bentuk kristalin, yang meningkatkan kekerasan.

Menjelaskan sifat-sifat aluminium oksida dapat menimbulkan kebingungan karena dapat berada pada beberapa bentuk yang berbeda. Salah satu bentuknya sangat tidak reaktif. Ini diketahui secara kimia sebagai α-Al2O3 dan dihasilkan pada temperatur yang tinggi. Aluminium oksida merupakan senyawa amfoter, artinya dapat bereaksi baik sebagai basa maupun asam.

Reaksi dengan air

Aluminium oksida tidak dapat bereaksi secara sederhana dengan air seperti natrium oksida, magnesium oksida, dan tidak dapat larut dalam air. Walaupun masih mengandung ion oksida, tetapi terlalu kuat berada dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air.

Reaksi dengan asam

Aluminium oksida mengandung ion oksida, sehingga dapat bereaksi dengan asam seperti pada natrium atau magnesium oksida. Artinya sebagai contoh, aluminium oksida dapat bereaksi dengan asam klorida encer yang panas menghasilkan larutan aluminium klorida.

Al2O3 + 6HCl 2 AlCl3 + 3 H2O

Dalam hal ini (dan sama dalam reaksi dengan asam yang lain), aluminium oksida menunjukkan sisi basa dari sifat amfoternya.

(6)

Reaksi dengan basa

Aluminium oksida juga dapat menunjukkan sifat asamnya, dapat dilihat dalam reaksi dengan basa seperti larutan natrium hidroksida.

Berbagai aluminat dapat terbentuk senyawa dimana aluminium ditemukan dalam ion negatif. Hal ini menunjukkan karena aluminium memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan kovalen dengan oksigen

Pada contoh natrium, perbedaan elektronegativitas antara natrium dengan oksigen terlalu besar untuk membentuk ikatan selain ikatan ionik. Elektronegativitas meningkat dalam satu periode sehingga elektronegativitas antara aluminium dan oksigen lebih kecil. Hal ini menyebabkan terbentuknyanikatan kovalen diantara keduanya. Dengan larutan natrium hidroksida pekat yang panas aluminium oksida bereaksi menghasilkan larutan natrium tetrahidroksoaluminat yang tidak bewarna.

2.2.4 Fase Alumina dan Penggunaannya

2.2.4.1 Hidrat Alumina (hidroksida alumina)

Hidrat alumina ini merupakan produksi pertama yang dipakai yang diperoleh dengan proses Bayer dan kandungan aluminanya ± 65 %.

Variasi-variasi yang terjadi di dalam produksi ini merupakan perbedaan kandungan soda dan besi ataupun urutan penaganan-penganan selanjutnya. Hidriksida alumina ini dipakai untuk produk-produk bahan kimia aluminium, yang dipakai sebagai perubahan (pengubah-pengubah di dalam produksi dari aluminium utama seperti flourida aluminium).

(7)

2.2.4.2 Calcined Alumina

Calcined alumina ini mempunyai kandungan alumina 99 %, yang terdiri dari 93 % alumina aktif dan 6 % kandungan air campuran kimia. Calcined alumina ini merupakan produk akhir utama dari proses Bayer. Calcined alumina digunakan untuk berbagai keperluan antara lain :

1. untuk peleburan (smelting), dipakai adalah yang umum, berukuran kasar dan sedang.

2. untuk bata tahan api.

3. untuk busi kendaraan dipakai kadar sodanya yang rendah.

4. untuk pembuatan gelas dipakai ukuran sedang dan halus serta kandungan soda yang rendah.

5. Untuk pembuatan cat

2.2.4.3 Fused Alumina

Fused alumina putih ini mempunyai kandungan alumina sebanyak 99.5 % - 99.9 %, dan diproduksi dari calcined alumina di dalam pemanas listrik. Sedangkan fused alumina cokelat kandungan alumina sebanyak 94 % - 97 % dan diproduksi dari calcined bauksit di dalam pemanas listrik. Alumina-alumina fused ini secara jelas digunakan dalam industri abrasives (alat pengempelas, penggosok, dan o bat asah).

2.2.4.4 Tabular Alumina

Tabular alumina mempunyai kandungan alumina lebih dari 99.5 % diproduksi dengan memanaskan hidrat alumina dengan temperatur sedikit di bawah titik lebur dari alumina tersebut

(8)

(2040-2300 oC) untuk mengubah alumina corundum ke dalam bentuk kristal berbentuk tablet yang amat keras dan padat. Alumina jenis ini terutama dipakai dalam refractory.

2.2.5 Pengggunaan Alumina

Setiap tahunnya, 65 juta ton alumina digunakan lebih dari 90 %-nya digunakan dalam pruduksi logam aluminium. Aluminium oksida digunakan dalam pembuatan bahan kimia pengelolaan air seperti aluminium sulfat, polialuminium klorida, dan natrium aluminat. Berton- ton alumina digunakan dalam pembuatan zeolit, pelapisan pigmen titania dan pemadam api.

Aluminium oksida memiliki kekerasa 9 dalam skala Mohr. Hal ini menyebabkannya banyak digunakan sebagai abrasif untuk menggantikan intan yang jauh lebih mahal. Beberapa jenis ampelas, dan pembesih CD/DVD juga menggunakan aluminium oksida.

2.2.6 Proses fabrikasi alumina

Secara alami, aluminium oksida terdapat dalam bentuk kristal corundum. Batu mulia rubi dan sapphire tersusun atas corundum dengan warna-warna khas yang disebabkan kadar ketidakmurnian dalam struktur corundum.

Aluminium oksida atau alumina merupakan komponen utama dalam bijih bauksit aluminium yang utama. Pabrik alumina terbesar di dunia adalah Alcoa, Alcan, dan Rusal.

Perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam produksi aluminium oksida dan aluminium hidroksida misalnya adalah Alcan dan Almatis. Bijih bauksit terdiri dari Al2O3, Fe2O3, dan SiO2

yang tidak murni. Campuran ini dimurnikan terlebih dahulu melalui proses Bayer :

Al2O3 + 3H2O + 2NaOH + panas 2NaAl(OH)4

(9)

Fe2O3 tidak larut dalam basa yang dihasilkan, sehingga bisa dipisahkan melalui penyaringan.

Sio2 larut dalam bentuk silikat Si(OH)62-. Ketika cairan yang dihasilkan didinginkan, terjadi endapan Al(OH)3, sedangkan silikat masih larut dalam cairan tersebut. Al(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan.

2Al(OH)3 + panas Al2O3 + H2O

Al2O3 yang terbentuk adalah alumina.

Pada tahun 1961, perusahaan General Electric mengenbangkan lucalox, alumina transparan yang digunakan dalam lampu natrium. Pada Agustus 2006, ilmuwan Amerika Serikat yang bekerja untuk 3M berhasil mengembangkan teknik untuk membuat alloy dari aluminium oksida dan unsur-unsur lantanida, untuk memproduksi kaca yang kuat, yang disebut dengan alumina transparan. (www.chem-is-try.org)

2.3 Besi (Fe)

Besi yang murni adalah logam bewarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur pada 1535 oC. jarang terdapat besi yang komersial yang murni; biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klroda encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi. Pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hidrogen.

Besi membentuk dua deret garam yang penting.

(10)

Garam-garam besi (II) atau ferro diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan bewarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks sepit yang bewarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila disimpan untuk waktu yang agak lama.

Garam-garam besi (III) atau ferri diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3. Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe2+ yang bewarna kuning muda; jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II). (Vogel, 1985)

2.4 Besi Oksida(Fe2O3) dalam alumina

Bauksit ditambang di Weipa, di Queensland, lalu ditumbuk dan dicuci untuk membuang air kotoran larut. Bahan yang tersisa disovved dalam NaOH dan dipanaskan. Fe2O3 adalah oksida kasar dan arena itu tidak larut dalam dalam ini dan dapat disaring. Seiring waktu Na3Al(OH)6

terurai menjadi Al(OH)3 (suatu spesies yang tidak larut), yang juga disaring. Ini kemudian diurai dengan pemanasan untuk temperature di atas 1000oC untuk membberikan alumina.

Besi oksida di dalam alumina harus mempunyai skala yang lebih kecil, karena besi dapat bersifat korosi. Apabila kadar besi dalam alumina tinggi akan mempengaruhi kualitas aluminium yang diperoleh. Banyak paduan yang telah dikembangkan yang tujuan untuk meningkatkan kekuatan sementara tetap mempertahankan diinginkan dari sifat aluminium, yang paling ringan

(11)

khususnya dan ketahanan korosi. Sedangkan penambahan sebuah elemenpaduan meningkatkan kekuatan, itu mengurangi ketahanan korosi, membuat kompromi property yang diperlukan.

(Rosenqvist, 1983)

2.5 Beberapa Metode Penentuan Besi

2.5.1 Secara Kimia

2.5.1.1 secara titrasi

Penentuan besi dengan metode titrasi yaitu dengan titrasi oksidasi reduksi. Dimana pelarutan sering dilakukan dalam asam klorida pekat; besi (III)d direduksi menjadi besi(II) lalu ditetapka dalam larutan yang dihasilkan. Dalam titrasi ini, larutannya tidak bewarna atau sedikit saja bewarna. Pemakaian indikator tidaklah perlu karena kalium permanganate 0,01 N sudah member warna merah jambu-pucat. Intensitas warna dalam larutan yang encer dapat ditingkatkan. Jika dikehendaki, dengan penambahan suatu indikator redoks tepat sebelum titik akhir titrasi. Ini biasanya tidak diperlukan, tyetapi menguntungkan jika digunakan larutan permanganate yang lebih encer. Larutan diasamkan dengan asam sulfat encer. Jika jon klorida ada, akan diperoleh hasil yang tinggi, karena reaksi antara besi(II) dan permanganat mengimbas (menginduks i) oksidasi dari asam klorida.

Suatu larutan yang mengandung besi dalam keadaan trivalent dapat juga dianalisis dengan titrasi dengan kalium permanganat standar setelah mereduksi besi kekeadaan trivalent.

Besi juga dapat ditetapkan dengan menambahkan EDTA standar berlebih kepada larutan yang dingin, lalu mentitrasi balik larutan dengan larutan timbel nitrat dengan menggunakan jingga xilenol sebagai indikator; asalkan larutan tetap dijaga tetap dingin.

(12)

2.5.1.2 secara gravimetric

Larutan yang mengandung garam besi(III) diolah dengan larutan air ammonia yang sedikit berlebih untuk mengendapkan oksida-terhidrasi Fe2O3xH2O. endapan tak mempunyai komposisi stokiometric yang tetap, tetapi mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, sebagian terikat secara kimia dan sebagian teradsorpsi.

Seperti yang diharapkan dari sifatnya yang koloidal, besi(III) oksida terhidrasi mempunyai kecenderungan yang besar untuk mengadsorpsi ion-ion yang lain yang ada. Jika penendapan dilakukan dari larutan basa, ion-ion yang pertama-tama teradsorpsi adalah ion hidroksida dan ion-ion ini dengan mudah menahan. Dengan adsorpsi yang kedua, ion-ion positif yang mungkin ada. Jika terdapat ion ammonium dengan sangat berlebih dalam larutan yang diendapkan dan dalam larutan pencuci, adsorpsi kation dapat dijaga seminimal mungkin, karna ammonium mudah menguap jika dipijarkan.

Besi(III) oksida terhidrasi, ketika dipijarkan pada 1000o C, menghasilkan besi(III) oksida, pada temperature-temperatur yang tinggi, terbentuk tribesi teroksida dengan perlahan-lahan.

Pemijaran ini haruslah dilakukan pada kondisi-kondisi oksidasi yang baik, terutama sewaktu pembakaran kertas saring, karena kalau tidak, dapat timbul pereduksi parsial menjadi oksida megnetik. Produk-produk reduksi ini hanya dengan lambatdiubah menjadi besi(III) oksida setelah pemanasan lebih lanjut dengan udara yang dapat masuk dengan bebas. (Basset, 1994)

(13)

2.5.2 Secara Spektroskopi

2.5.2.1 spektrofotometri uv-visible

Banyak senyawa organik yang menyerap dalam daerah ultraviolet spektrumnya, dan pra pengolahan hanya melibatkan pemisahan pengganggu-pengganggu. Beberapa unsur dalam tabel berkala menyerap dengan kuat dalam daerah tampak atau ultraviolet, sekurang-kurangnya dalam oksidasi tertentu, dan tahap-tahap pendahuluan dapat melibatkan reaksi redoks maupuin pemisahan.

Perkembangan absorpsi dengan pertolongan reagensia anorganik kadang-kadang dimungkinkan. Miksalnya besi dapat ditetapkan dengan memanfaatkan warna merah yang diperoleh dengan menggunakan larutan besi (III) dengan o-fenantrolina. Sistem ini menjadi rumit oleh kecenderungan terbentuknya kompleks yang lebih tinggi.

Kompleks bewarna yang dibentuk oleh ion logam dengan reagensia organik menawarkan keanekaragaman metode spektrofotometri yang paling mengesankan, dan mereka teristimewa berguna dalam bidang analisis penurut. Kebanyakan kompleks ini adalah bertipe kelat yang dibahas lebih lengkap di tempat lain. (Underwood, 1983)

Molekul spektrofotometri uv-visible juga biasanya dilakukan dengan menggunakan sebuah transmitansi pengukuran dengan sampel cair. Dalam hal ini suatu spesies molekul dalam larutan adalah diukur, sehingga tidak perlu untuk melakukan langkah atomisasi yang dijelaskan di atas. Dalam hal ini, reaksi kompleksasi dilakukan antara besi dengan 1,10 fenantrolin untuk membentuk kompleks bewarna oranye yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk sensitive dan selektif pengukuran. Pengisapan kompleks tersebut adalah pada panjang gelombang 508 nm.

(14)

Intensitas independen warna pada kisaran pH 2-9. Kompleks ini sangat stabil dan intensitas warna tidak berubah pada waktu yang lama.

Satu komplikasi adalah bahwa besi harus dalam keadaan besi. Dengan demikian, agen mengurangi harus ditambahkan ke sampel untuk mengkonversi Fe3+ menjadi berbentuk kompleks. (Basset, 1994)

2.5.2.2 spektrofotometri serapan atom (AAS)

Metode spektrofotometri serapan atom berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.

Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorbsi energi, berarti lebih banyak memperoleh energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikan tingkat energinya ke tingkat eksitasi.

Spektrofotometer Serapan Atom merupakan alat instrumentasi yang paling banayak di gunakan untuk mengukur kadar unsur-unsur. Bila suatu larutan analit diaspirasikan ke dalam nyala api maka akan terjadi suatu larutan berbentuk gas yang di sebut plasma. Plasma ini berisi suatu partikel-partikel atom yang telah teratomisasi (telah direduksi menjadi atom-atomnya).

Pada Spektrofotometer Serapan Atom, radiasi dari suatu sumber radiasi yang sesuai (lampu katoda cekung) di lewatkan kedalam nyala api yang telah teratomisasi maka radiasi tersebut akan diabsorbsi oleh atom yang telah teratomisasi. Besarnya radiasi yang diabsorbsi diketahui dari selisih radiasi asal dengan radiasi yang di teruskan (yang tidak terabsorbsi). Konsentrasi unsur diperoleh berdasarkan besarnya radiasi yang diabsorbsi, sesuai dengan hukum beer, bahwa

(15)

hubungan antara absorben dengan konsentrasi berbandng lurus atau liner. Untuk menentukan konsentrasi suatu unsur dapat diketahui dengan menggunakan larutan standar untuk mendapatkan kurva kalibrasi. Analisis yang menggunakan Spektrofotometer serapan atom adalah analisis K, Na, Ca, Mg, Al, Fe, Cu, Zn, Mn, dan beberapa logam-logam lainnya.

(www.chem-is-try.org)

2.6 Analisis Fe2O3 dalam Alumina yang Digunakan di PT.INALUM

Analisa besi dalam alumina yang digunakan di PT.INALUM dengan menggunakan spektrofotometer varian cary 50 uv-vis, yang dilengkapi dengan balok kisi spektrofotometer dengan konstan 20 nm bandpass dan sebuah lampu kilat Xe intensitas tinggi digunakan sebagai sumber untuk kedua UV dan terlihat cahaya, spektrofotometer ini digunakan di PT. INALUM karena dapat mengambil 80 data per detik dan juga dapat mengkalibrasi absorbansi dan menyiapkan kurva kalibrasi dengan akurat.

Di INALUM juga menggunakan metode 1,10 orto fenantrolin karena dapat bereaksi dengan logam seperti besi untuk membentuk bewarna sangat kompleks. Property ini memberikan metode yang sangat baik dan sensitive untuk menentukan ion logam dalam larutan tersebut.

Sebagai contoh, o-fenantrolin dapat bereaksi dengan besi membentuk kompleks bewarna merah.

Dari kompleks besi, panjang gelombang intensitas serapan maksimum pada 508 nm. Nilai ini menunjukkan besar kompleks menyerap sangat kuat. Intensitas warna pH pada kisaran 2-9.

Kompleks ini sangat stabil dan warna tidak berubah pada jangka waktu yang panjang.

Untuk menentukan besi total dalam sampel, ini harus benar-benar dalam keadaan besi dan besi(II) dapat mudah teroksidasi di udara. 1,10 fenantrolin akan membentuk kompleks

(16)

bewarna dengan besi(III) tetapi spectrum yang berbeda dari kompleks besi dan warnanya tidak intens. Jadi seseorang tidak bias menetukan total besi ini dengan membuat pengukuran hanya pada satu panjang gelombang. Oleh karena itu, agen mengurangi ringan akan ditambahkan sebelum warna dikembangkan dalam rangka menyediakan ukuran masa kini total Fe dalam larutan. Hidroksilamin, sebagai garam hidrokloridanya dapat juga digunakan. Di PT. INALUM tidak menggunakan metode titrasi karena proses pengerjaannya membutuhkan banyak waktu sehingga metode titrasi ini tidak digunakan dalam menganalisis bahan baku hanya dilakukan untuk menganalisis bahan pendukung. Untuk menetukan besi dalam bentuk oksida tidak dilakukan pengukuran dengan AAS karena AAS tidak bisa mengukur senyawa tetapi bisa mengukur logamnya saja. (www.inalum.co.id)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini difokuskan kepada evaluasi kebijakan penetapan surplus Bank Indonesia sebagai objek pajak penghasilan dalam rangka optimalisasi penerimaan negara

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui biofisik tanah yaitu kandungan C-organik, pH tanah, Kalium serta Fosfor yang ada di tanah tembakau, jenis makro dan

hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang

Perangkat daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pasal 1 angka 8 PP ini menyatakan

Tanah bengkok milik perangkat Desa Tawangrejo juga ada yang disewakan, dalam penyewaan aset Desa berupa tanah bengkok masyarakat ikut andil dalam pengelolaan aset Desa dengan

kesenjangan (gap) antara pengetahuan yang dimiliki petani gurem dengan keinginan untuk menyelesaikan masalah dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar yaitu saat bekerja

Abstrak Pada kasus-kasus aktual di lapangan, penelitian mengenai kondisi air tanah adalah sulit untuk dilakukan, sehingga untuk mempelajari lebih lanjut mengenai tinggi muka air

Integrasi dengan Bursa Mata Uang Kripto – Kami akan mengintegrasikan API perdagangan dari bursa mata uang kripto utama, seperti Binance, Bitfinex, Bittrex, dll, agar pengguna