• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSIK PROGRAMMATIK PERJANJIAN SINAI AWAL TURUNNYA KETETAPAN TUHAN DENGAN BANGSA ISRAEL. Tesis. Oleh: Andre Jeffry Irianta Sebayang NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MUSIK PROGRAMMATIK PERJANJIAN SINAI AWAL TURUNNYA KETETAPAN TUHAN DENGAN BANGSA ISRAEL. Tesis. Oleh: Andre Jeffry Irianta Sebayang NIM"

Copied!
278
0
0

Teks penuh

(1)

MUSIK PROGRAMMATIK PERJANJIAN SINAI

AWAL TURUNNYA KETETAPAN TUHAN DENGAN BANGSA ISRAEL

Tesis

Oleh:

Andre Jeffry Irianta Sebayang NIM 187037008

PROGRAM STUDI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)

MUSIK PROGRAMMATIK PERJANJIAN SINAI

AWAL TURUNNYA KETETAPAN TUHAN DENGAN BANGSA ISRAEL

Tesis

Oleh:

Andre Jeffry Irianta Sebayang NIM 187037008

PROGRAM STUDI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Medan, 27 Juli 2021

Andre Jerffry Irianta Sebayang NIM. 167037004

(6)

ABSTRAKSI

MUSIK PROGRAMMATIK PERJANJIAN SINAI

AWAL TURUNNYA KETETAPAN TUHAN DENGAN BANGSA ISRAEL

1.) Mengetahui cara proses ide / konsep karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai, 2.) Mengetahui cara proses penciptaan karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai, 3.) Mengetahui cara penyajian karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai. Metode pengkaryaan dalam hal ini menggunakan metode pengkaryaan yang bersifat deskriptif. Komposisi ini merupakan sebuah Musik Programmatik yang mengangkat cerita kisah dari dalam Alkitab yaitu Perjanjian Sinai yang merupakan awal turunnya ketetapan Tuhan dengan Bangsa Israel yang sangat menginspirasi banyak orang khususnya umat Kristiani. Seorang Musa yang ditunjuk Tuhan menggambarkan kisah perjalanan dalam membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Raja Firaun di Tanah Mesir sampai umat Israel tiba di kaki Gunung Sinai Melalui proses penciptaan hingga pelaksanaan resital Musik Programmatik “Perjanjian Gunung Sinai”, penulis mendapat banyak hal berupa penggalian modus,harmoni,dan ritem. Karya ini terdiri dari VI gerakan; Gerakan pertama adalah Sofar yang menggambarkan segitiga kehidupan dan Sofar dimainkan dengan 4 jenis tiupan yaitu ; TE’KI’AH yang ditiup keatas menggambarkan hubungan manusia kepada Tuhan, SH’VA’RIM yang ditiup kesamping kiri yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan manusia, TE’RU’AH ditiup kesamping kanan yang menggambarkan hubungan manusia kepada alam semesta, TE’KI’AH GE’DO’LAH yang ditiup dengan cara berputar membentuk sebuah lingkaran yang menggambarkan situasi umat Israel dibawah gunung Sinai. gerakan kedua adalah Gunung Sinai yang menceritakan tentang Tuhan dan Musa bertemu, gerakan ketiga adalah Musa yang menceritakan tentang kisah perjalanan Nabi Musa yang ditunjuk Tuhan memimpin Bangsa Israel, gerakan keempat adalah Lidah-lidah Api yang merupakan simbol kehadiran Tuhan pada saat bertemu Musa di atas Gunung Sinai, gerakan kelima adalah Tabut Perjanjian yang menceritakan tentang sebuah ketetapan yang telah dimateraikan Tuhan dengan Bangsa Israel dan gerakan keenam adalah Dua Loh Batu yang merupakan media ketetapan yang diberikan kepada Musa di atas Gunung Sinai.

Kata kunci: Musik Programatik, Perjanjian Sinai, proses, penyajian, komposisi.

(7)

ABSTRACT

THE PROGRAMMATIC MUSIC OF

THE EARLY SINAI AGREEMENT THE DESCENT OF GOD'S DECREE WITH THE NATION OF ISRAEL

1.) Know how to process the ideas / concepts of the work of Music Programmatic Agreement Sinai, 2.) Know how to process the creating the programmatic music work of the Sinai Agreement, 3.) Know how to present the work of programmatic music of the Sinai Agreement. The method of work in this case uses descriptive methods. This composition is a Programmatic Music that tells the story of the Bible, the Sinai Agreement, which was the beginning of God's decree with the Israelites that inspired many people, especially Christians. A God-appointed Moses described the story of the journey in bringing the Israelites out of the bondage of King Pharaoh in the Land of Egypt until the Israelites arrived at the foot of Mount Sinai Through the process of creation to the implementation of the Programmatic Music recital "The Covenant of Mount Sinai", the author gets a lot of things in the form of digging modes, harmony, and ritem. This work consists of VI movements; The first movement is the Sofar which depicts the triangle of life and the Sofar is played with 4 types of blows, namely; TE'KI'AH which is blown up depicts the relationship between man and God, SH'VA'RIM which is blown to the left depicts the relationship between man and man, TE'RU'AH is blown to the right which describes the relationship of man to the universe, TE'KI 'AH GE'DO'LAH is blown in a circular manner to form a circle which describes the situation of the Israelites under Mount Sinai. The second movement is Mount Sinai which tells about God and Moses met, the third movement is Moses which tells about the story of the journey of Moses who was appointed by God to lead the Nation of Israel, the fourth movement is the Tongues of Fire which is a symbol of God's presence at the time of meeting Moses on Mount Sinai , the fifth movement was the Ark of the Covenant which told of a decree that God had broken with the Israelites and the sixth movement was the Two Tablets of Stone which was the medium of decree given to Moses on Mount Sinai.

Keywords: Programmatic Music, Sinai Agreement, process, presentation, composition.

(8)

PRAKATA

Segala Puji Syukur kita panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas AnugerahNya yang selalu diberikan untuk kita, yang memberi hikmat dan yang paling memberi berdampak bagi seluruh umat manusia, sehinggaoleh karenaNya penulis dapat menyelesaikan tugas sebagai salah satu syarat untuk pengusulan penciptaan karya musik, semoga penciptaan karya musik ini dapat berjalan dengan baik dan diberikan kemudahan oleh Tuhan yang Maha Kuasa.

Dalam proses penyusunan tugas ini, penulis mengusulkanjudul yang telah disahkan oleh jurusan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Universitas Sumatera Utara yaitu dengan judul “ Musik Programmatik Perjanjian Sinai Awal Turunnya Ketetapan Tuhan dengan Bangsa Israel “. Yang berawal dari pokok permasalahan untuk meneliti kedua alat musik tersebut sejauh mana manfaat kedua alat musik yang digunakan oleh bangsa Israel dalam penyembahan.

Penciptaan karya musik ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan penulis juga sangat mengharapkan demi perbaikan untuk penciptaan karya musik selanjutnya. Harapan penulis semoga penciptaan karya musik ini bermanfaat khusunya bagi penulis dan bagi pembaca yang lain pada umumnya.

(9)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Foto

Nama : Andre Jeffry Irianta Sebayang

Tempat/Tanggal Lahir : Merauke, 02 Mei 1988 Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Makmur No. 2 Cinta Damai, Medan Helvetia

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Pendidikan :

a. 1994-2000 : SD F. TANDEAN Tebing Tinggi b. 2000-2003 : SMP F. TANDEAN Tebing Tinggi c. 2003-2006 : SMA F. TANDEAN Tebing Tinggi d. 2006-2010 : S-1 Teknik Informatika STMIK LOGIKA e. 2013-2017 : S-2 Magister Teologi STT PELITA

KEBENARAN Medan

f. 2018-sekarang : S-2 Magister Seni Universitas Sumatera Utara

Pengalaman di Bidang Kesenian :

a. Sebagai pelatih dalam Workshop musik Gereja Bethel Indonesia di Rantau Prapat tahun 2006.

b. Sebagai peserta dalam Workshop Musik Gereja Bethel Indonesia di Senayan Jakarta tahun 2007.

c. Sebagai peserta dalam Workshop Musik Gerejawi se-Asia Tenggara di Singapura Tahun 2007.

d. Musisi di Gereja Bethel Indonesia Sumatera Resort Medan dari tahun 2007 sampai sekarang.

e. Sebagai pengajar di Music Cresendo Binjai pada tahun 2008-2009

f. Juara 3 “Band Salvation” dalam kompetisi Band se-Sumatera Utara tahun 2009.

g. Sebagai pengajar di Lembaga Musik Cantabile Medan pada tahun 2012-2014.

h. Sebagai pengajar/Instruktur musik (piano) di Flow Musik Medan pada tahun 2015-sekarang.

(10)

i. Penerima penghargaan Royale Association London kelas teori musik tahun 2017.

j. Sebagai dosen tamu Musik Gerejawi di FGA (Full Gospel Assembly) Penang tahun 2018-sekarang.

k. Sebagai pengajar/instruktur musik (piano) di Farabi Medan pada tahun 2018- sekarang.

l. Sebagai musisi dalam Pertukaran Seni Budaya dalam pagelaran seni budaya mewakili Indonesia (Universitas Sumatera Utara) di Kuala Lumpur tahun 2018.

m. Sebagai pelatih dalam Workshop musik Gereja Bethel Indonesia di Berastagi tahun 2019.

(11)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak pernah terdapat karya yang diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau yang pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Medan,

Andre Jeffry Irianta Sebayang NIM 187037008

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

PRAKATA ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERNYATAAN ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang masalah ... 1

1.2 Rumusan masalah... 8

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat penelitian ... 8

1.4 Landasan teoritis ... 9

1.4.1 Teori Musik Ansamble ... 9

1.4.2 Teori Ahava Rabba Scale ... 11

1.4.3 Teori Musik Shofar ... 12

1.4.4 Teori Kinnor/Lyra/Kecapi ... 14

1.5 Metode Pengkaryaan ... 16

1.5.1 Observasi Data ... 18

1.5.2 Literatur Alkitab ... 18

1.5.3 Tahapan-tahapan Penciptaan Karya Musik ... 26

BAB II KONSEP KEKARYAAN ... 27

2.1 Ide atau Gagasan ... 27

2.2 Konsep Garapan dan Sistem Notasi ... 28

2.2.1 Konsep Garapan……….. 28

2.2.2 Sistem Notasi……….. 39

(13)

2.3 Media... 40

2.4 Deskripsi Sajian ... 40

2.4.1 Bagian I “Sofar” ... 40

2.4.2 Bagian II “Gunung Sinai” ... 44

2.4.3 Bagian III “Musa ... 46

2.4.4 Bagian IV “Lidah-Lidah Api” ... 51

2.4.5 Bagian V “Tabut Perjanjian”………... 54

2.4.6 Bagian VI “Dua Loh Batu”………. 56

BAB III OBSERVASI ... 59

3.1 Observasi ... 59

3.2 Proses Penciptaan Karya ... 59

BAB IV PERGELARAN KARYA ... 61

4.1 Sinopsis ... 61

4.2 Penataan Panggung ... 62

4.3 Pelaksanaan Komposisi Akhir ... 62

4.4 Pendukung Karya ... 62

BAB V PENUTUP ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68 DAFTAR GAMBAR

GLOSARIUM

LAMPIRAN SCORE

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seni adalah hasil keindahan sehingga dapat mempengaruhi perasaan seseorang yang melihatnya, dan seni merupakan perbuatan manusia yang bisa mempengaruhi dan menimbulkan perasaan indah (Ki Hajar Dewantara). Indah yang didalam seni rupa berbeda dengan indah yang berada dalam seni tari dan juga indah dalam seni musik.

Komposisi merupakan teknik menyusun karangan agar diperolehnya sesuatu yang indah (KBBI (2014)). Istilah komposisi sendiri berasal dari bahasa Jerman Kompenieren yang dicetuskan oleh seorang pujangga Jerman bernama Johann Wolfgang Goethe (1749-1832) yang memiliki arti cara menggubah musik dimana satu suara yang menjadi suara utama (lead) akan diikuti oleh suara-suara lain yang disusun, dikoordinasikan, ditata, dan dirangkai mengikuti suara utama. Orang yang menciptakan komposisi musik disebut sebagai komposer. Seorang komposer yang menciptakan sebuah lagu disebut juga sebagai songwriter atau pencipta lagu. Dan orang yang membuat lagu disebut sebagai lyricist atau pembuat lirik (https://tambahpinter.com/mengenal-komposisi- musik/). Komposisi diartikan sebagai susunan atau “rangkaian” dari medium dan membentuk bagian – bagian komposisi, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh (Pande(2011:2)).Komposisi musik adalah proses menyusun atau membentuk bagian musik dengan cara menggabungkan elemen-elemen musik (https://www.artofcomposing.com/how- to-compose-music-101).baik vokal atau instrumental, struktur karya musik, atau untuk proses membuat atau menulis karya musik baru. Orang yang membuat komposisi baru disebut komposer. Penggubah lagu terutama biasanya disebut penulis lagu ("100 Greatest Songwriters of All Time". Rolling Stone. Retrieved 26 January 2019.), dengan lagu, orang

(15)

yang menulis lirik untuk lagu adalah penulis lirik. Dalam banyak budaya, termasuk musik klasik Barat, tindakan penyusunan biasanya mencakup penciptaan notasi musik, seperti lembaran musik "skor," yang kemudian dilakukan oleh komposer atau oleh musisi lain.

Dalam musik populer dan musik tradisional, penulisan lagu dapat melibatkan pembuatan garis besar dasar lagu, yang disebut lead sheet, yang menguraikan melodi, lirik dan progresi akor. Dalam musik klasik, orkestrasi (memilih instrumen dari ansambel musik besar seperti orkestra yang akan memainkan berbagai bagian musik, seperti melodi, iringan, countermelody, bassline dan sebagainya) biasanya dilakukan oleh komposer, tetapi dalam teater musikal dan musik pop, penulis lagu dapat menyewa arranger untuk melakukan orkestrasi. Dalam beberapa kasus, seorang penulis lagu pop atau tradisional mungkin tidak menggunakan notasi tertulis sama sekali, dan sebagai gantinya menulis lagu dalam pikiran mereka dan kemudian memainkan, bernyanyi atau merekamnya dari memori. Dalam jazz dan musik populer, rekaman suara terkenal oleh pemain berpengaruh diberi bobot yang dimainkan skor tertulis atau dicetak dalam musik klasik ("Symphony – The mature Classical period". Encyclopedia Britannica. Retrieved 26 January 2019.).

Musik programmatik adalah istilah untuk musik instrumental yang berkaitan dengan puisi, cerita, atau sumber-sumber lainnya. Musik programmatikdiinspirasi oleh cerita, dan cerita itu menjadi sebuah ”program”.Musik programmatik diperkenalkan oleh Franz Liszt (1811-1860), seorang komponis dan pianis asal Hungaria.“Liszt defined a music programme as a ’preface added to a piece of instrumental music, by mean of which the composer intends to guard the listener against a wrong poetical interpretation, and to direct his attention to the poetical idea of the whole or to particular part of it.” (Frederick Niecks. Programme Music (London: Novella and Co., 1907), hlm. 279). IstilahMusik programmatik termasuk dalam kategori free form, atau komposisi bentuk bebas. Tidak ada aturan atau teknik penulisan yang baku, karena

(16)

bagian-bagian dari keseluruhan komposisi berdasarkan cerita atau puisi. Motif-motif melodi dalam komposisi musik program diciptakan berdasarkan imajinasi komponis untuk mewakili atau menggambarkan suatu tokoh, suasana, atau karakter yang ada (Dr.

Rhoderick J Mcneill.Sejarah Musik 2 (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia,2000), 61). Adapun

“Shofar “ dan “Lyra/Kinnor/Kecapi”merupakan bagian dari musik Programmatik yang akan Penulis angkat kedalam sebuah karya musik yang berjudul “Musik Programmatik Perjanjian Sinai”.

Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan dan sebagainya, yang dilakukan kepada orang lain baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku (Effendi, Ilmu Komunikasi teori dan praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hlmn. 60.).Dewasa ini, peradaban manusia telah berkembang demikian kompleksnya.

Manusia selain sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dan berkomunikasi dengan sesamanya, juga sebagai individu-individu dengan latar belakang budaya yang berlainan.

Mereka saling bertemu, baik secara tatap muka maupun melalui media komunikasi. Maka tidaklah heran, perkembangan dunia saat ini semakin menuju pada suatu global village (desa dunia). Hal ini menimbulkan anggapan bahwa sekarang ini komunikasi antarbudaya semakin penting dan semakin vital ketimbang di masa-masa sebelum ini. Komunikasi antarbudaya adalah sebuah situasi yang terjadi bila pengirim pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari suatu budaya yang lain. Dalam keadaan demikian komunikan atau komunikator dihadapkan kepada maasalah-masalah yang ada dalam suatu siatuasi dimana suatu pesan disandi dalam suatu budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain (Deddy Mulyana & Jalaludin Rahmat, Komunikasi Antar Budaya, Hlm. 20.).

Menurut Stewart Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu

(17)

kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan (S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi , Jakarta:Universitas Terbuka, 1944, hlm.

277.). Adapun teori komunikasi antar budaya berkaitan dengan penelitian yang berjudul

“Musik Programmatik Perjanjian Sinai” bahwa berisikan tentang budaya suku Yahudi, dimana diketahui bahwa alat musik yang digunakan oleh bangsa Israel yaitu “Sofar” dan

“Lyra/Kinnor/Kecapi” terkhusus “Lyra atau Kecapi” sebagai alat yang digunakan dalam penyembahan itu sebenarnya bukan alat musik asli bangsa Israel melainkan bangsa Mesir.

Pada saat masa perbudakan di Mesir bangsa Israel telah menggunakan kedua alat tersebut untuk penyembahan. Adapun hal ini akan dijelaskan lebih mendalam di Bab selanjutnya.

Timur Tengah adalah wilayah lintas benua yang meliputi Asia Barat (meskipun umumnya tidak termasuk Kaukasus) dan seluruh Mesir (yang sebagian besar di Afrika Utara). Istilah ini telah mulai digunakan secara luas sebagai pengganti istilah Timur Dekat (sebagai lawan dari Timur Jauh) yang dimulai pada awal abad ke-20. Konsep yang lebih luas dari "Timur Tengah Raya" (atau Timur Tengah dan Afrika Utara) juga menambahkan Maghreb, Sudan, Djibouti, Somalia, Afghanistan, Pakistan, dan kadang-kadang bahkan Asia Tengah dan Transkaukasia menjadi wilayah tersebut. Istilah "Timur Tengah" telah menyebabkan beberapa kebingungan tentang definisi yang berubah.

Salah satu dari beberapa negara yang ada di Timur Tengah yang paling terkenal adalah Mesir.Mesir memiliki salah satu sejarah terpanjang di negara mana pun, menelusuri warisannya kembali ke milenium ke-6 hingga ke-4 SM. Dianggap sebagai tempat lahirnya peradaban, Mesir Kuno melihat beberapa perkembangan paling awal dari penulisan, pertanian, urbanisasi, agama yang terorganisir, dan pemerintah pusat (Midant-Reynes, Béatrix. The Prehistory of Egypt: From the First Egyptians to the First Kings. Oxford:

Blackwell Publishers).

(18)

Secara geografis,Mesir berbatasan dengan Libya di barat, Sudan di selatan, dan Jalur Gaza dan Israel di timur. Peran penting Mesir dalam geopolitik berasal dari posisi strategisnya: negara lintas benua, ia memiliki jembatan darat (Isthmus of Suez) antara Afrika dan Asia, dilintasi oleh jalur air yang dapat dilayari (Kanal Suez) yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Samudra Hindia melalui Laut Merah.Terlepas dari Lembah Nil, sebagian besar lanskap Mesir adalah gurun pasir, dengan beberapa oase berserakan. Angin menciptakan bukit pasir produktif yang tingginya mencapai lebih dari 100 kaki (30 m). Mesir termasuk bagian dari gurun Sahara dan Gurun Libya. Gurun ini melindungi Kerajaan Firaun dari ancaman barat dan disebut sebagai "tanah merah" di Mesir kuno.Kota-kota kecil dan kota-kota besar termasuk Alexandria, kota terbesar kedua; Aswan; Asyut; Kairo, ibukota Mesir modern dan kota terbesar; El Mahalla El Kubra; Giza, situs Piramida Khufu;

Hurghada; Luxor; Kom Ombo; Port Safaga; Port Said; Sharm El Sheikh; Suez, tempat ujung selatan Terusan Suez berada; Zagazig; dan Minya. Oase termasuk Bahariya, Dakhla, Farafra, Kharga dan Siwa. Protektorat meliputi Taman Nasional Ras Mohamed, Zaranik Protektorat dan Siwa ("Egypt to build new administrative and business capital". BBC News. 13 March 2015). Archived from the original on 16 December 2018. Retrieved 20 June 2018).Di sebelah selatan Kairo, curah hujan rata-rata hanya sekitar 2 sampai 5 mm (0,1 hingga 0,2 in) per tahun dan dengan interval bertahun-tahun. Di jalur pantai utara yang sangat tipis, curah hujan bisa mencapai 410 mm (16,1 in) ("Marsa Matruh, Egypt". Weatherbase.com. Archived from the original on 4 November 2011. Retrieved 3 November 2011).Salju turun di pegunungan Sinai dan beberapa kota pesisir utara seperti Damietta, Baltim dan Sidi Barrani, dan jarang di Alexandria. Sejumlah kecil salju turun di Kairo pada 13 Desember 2013, pertama kalinya dalam beberapa dekade (Samenow, Jason (13 December 2013). "Biblical snowstorm: Rare flakes in Cairo, Jerusalem paralyzed by over a foot". The Washington Post. Archived from the original on 3 September 2015. Retrieved 26 August 2017).

(19)

Gunung Sinai adalah sebuah gunung dengan ketinggian sedang 2.285 meter (7.497 kaki) di dekat kota Saint Catherine di wilayah Sinai. Itu di sebelah Gunung Catherine (pada 2.629 m atau 8.625 kaki, puncak tertinggi di Mesir) ("Sinai Geology". AllSinai.info.).Batuan Gunung Sinai terbentuk pada tahap akhir dari evolusi Arab-Nubian Shield (ANS). Gunung Sinai menampilkan kompleks cincin (Hanaa M. Salem and A. A. ElFouly, "Minerals Reconnaissance at Saint Catherine Area, Southern Central Sinai, Egypt and their Environmental Impacts on Human Health". ICEHM2000, Cairo University, Egypt, September 2000, pp. 586–98).

Peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana alat musik yang digunakan oleh bangsa Israel dalam hal penyembahan. Peneliti juga ingin mengetahui alat musik apa yang mereka gunakan dalam penyembahan pada saat dibawah kaki gunung Sinai.Setelah Peneliti mempelajari ternyata alat musik yang digunakan oleh bangsa Israel dalam penyembahan adalah menggunakan alat musik “Shofar” dan “Lyra/Kinnor/Kecapi” (2Tawarikh 5 :10 – 11).

Oleh karena itu Penulis tertarik untuk meneliti kedua alat musik tersebut sejauh mana manfaat kedua alat musik yang digunakan oleh bangsa Israel dalam penyembahan. Dimana kita ketahui begitu banyak jenis alat musik yang digunakan oleh bangsa Israel dan kenapa dua alat musik ini yang mereka pilih untuk digunakan dalam penyembahan.

Berangkat dari sebuah ide mengenai “Musik Programmatik Perjanjian Sinai” maka dalam Karya ini penulis menciptakan sebuah karya musik programmatik yang menggabungkan musik Barat dan musik Tradisional. Adapun format alat musik yang digunakan adalah musik Yahudi ( Shofar ),Musik tradisonal Karo ( Kulcapi ( idiom Lyra/Kinnor),Keteng-keteng,Mangkok,Balobat,Gendang Singanaki,Gendang Sigindungi), Musik Kwartet String ( Violin 1, Violin 2, Violin Alto, Cello,dan Contrabass ), Musik Combo band ( Keyboard,Gitar Bass,Gitar Electric,Drum ), Musik Brass section ( Trumpet , Trombone ) dan Musik Woodwind ( Flute , Alto Saxophone , Tenor Saxophone ).Musik

(20)

programmatik untuk karya ini menggambarkan kisah Perjanjian Sinai Antara Nabi Musa Dan bangsa Israel dengan Allah yang terdiri dari 6 gerakan yaitu :

1). Gerakan pertama tentang Gunung Sinai di sajikan dengan Musik Combo band bersamaan dengan musik tradisional karo dan Shofar.

2). Gerakan kedua tentang Musa disajikan dengan musik kulcapi dan disambung secara bersamaan dengan alat tradisonal karo dan Combo band.

3). Gerakan ketiga tentang Lidah-lidah Apidisajikan dengan musik Trumpet Woodwind dan Kwartet String dengan memainkan tema Ahava Raba Scale .

4). Gerakan keempat tentang Shofar disajikan dalam 4 bentuk jenis suara yaitu : a.TE’KI’AH , ditiup panjang selama 7 detik dengan satu atau dua nada menyatakan Pujian / Ibadah.

b.SH’VA’RIM , ditiup dengan 3 tiupan pendek, masing-masing sekitar 3 detik dua nada untuk menyatakan Pertobatan.

c.TE’RU’AH , dititup dengan 9 tiupan yang sangat pendek, tiupan staccato untuk menyatakan Kemenangan / Perayaan.

d.TE’KI’AH GE’DO’LAH , tiupan satu ditiup sepanjang mungkin sesuai kemampuan yang meniup untuk menyatakan nada Yobel / Pendamaian / Yom Kippur.

5). Gerakan kelima tentang Dua loh batu disajikan dalam musik Kwartet String , Woowind, Brass section dan Combo Band.

6). Gerakan keenam tentang Tabut Perjanjian disajikan dalam musik Tradisional Karo, Kwartet String , Woowind, Brass section dan Combo Band.

(21)

Keseluruhan gerakan menggambarkan keseluruhan kisah Nabi yang bernama Musa ketika mendapat Wahyu yaitu 10 perintah Allah menurut kepercayaan Kristiani. Metode yang digunakan adalah Metode Kualitatif Deskriptif dengan menggunakan pendekatan based research practise , ( Leavy : 2009 ) pendekatan budaya dalam berkomposisi, Alma Hawkins ( Eksplorasi , Improvisasi , Pembentukan ). Tujuan penulisan karya adalah sebagai pembelajaran tentang penciptaan yang menyajikan wawasan pandangan Alkitab terhadap masyarakat maupun jemaat dan menambah referensi dalam karya penciptaan seni musik bagi masyarakat luas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara proses ide / konsep karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai ? 2. Bagaimana cara proses penciptaan karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai ? 3. Bagaimana cara penyajian karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai ?

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian

Adapun tujuan dan manfaat yang ingin pengkarya capai dalam karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan penelitian

1. Cara proses ide / konsep karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai

2. Cara proses penciptaan karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai.

3. Cara penyajian karya Musik Programmatik Perjanjian Sinai.

(22)

1.3.2 Manfaat penelitian

1. Sebagai pembelajaran tentang penciptaan yang menyajikan wawasan pandangan Alkitab terhadap masyarakat maupun jemaat .

2. Sebagai bahan referensi dan pembelajaran bagi mahasiswa Program Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya.

3. Menambah referensi dalam karya penciptaan seni musik bagi masyarakat luas

1.4 Landasan Teoritis

Menurut Neuman 2003 (dalam Sugiyono,2012) teori adalah seperangkatkonstruksi (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secarasistematis melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untukmenjelaskan dan meramalkan fenomena. Selanjutnya pengertian teori menurutDjojosuroto Kinayati & M.L.A Sumaryati, Teori adalah serangkaian asumsi, konsep,konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematisdengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Suka Hardjana(2006:302) mengungkapkan bahwa seorang seniman pada umumnya akan bekerja menggunakan daya referensi teoritis dan pengetahuan berdasarkan pengalaman empirisnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan ciptaanya.

Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010:281), juga menjelaskan bahwa untuk untuk melakukan sebuah kajian juga perlu mengunakan teori-teori yang dianggap paling relevan untuk menganalisis objek penelitian. Selanjutnya Sugiyono (2010:52) berpendapat bahwa landasan teoritis merupakan cara berpikir ilmiah untuk mendapatkan sebuah pemahaman dalam memahami fenomena dari data-data sosial. Adapun beberapa teori yang digunakan dalam penciptaan karya musik ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Teori Musik Ansamble

(23)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1995), ansambel kelompok pemain musik (penyanyi) yang bermain bersama secara tetap.Menurut kamus (M. Soeharto 1992), ansambel adalah kelompok kegiatan seni musik denhgan jenis kegiatan yang tercantum dalam sebutannya. Biasanya tampilsebagai hasil kerjasama peserta di bawah pimpinan seorang pelatih. Misalnya ansambel tari dan nyanyi, ansambel recorder, ansambel gitar.Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan musik ansambel adalah bermain musik secara bersama- sama dengan menggunakan beberapa alat musik tertentu. Serta memainkan lagu-lagu dengan aransemen sederhana. Musik ansambel adalah permainan musik secara bersamaan dengan kombinasi yang hampir tak terbatas dalam satuan alat musik (Hudha, 2014). Kata “ansambel”

berasal dari bahasa Perancis ensemble yang berarti “bersama-sama”. Biasanya pertunjukan musik ansambel tampil sebagai hasil kerjasama peserta dibawah pimpinan seorang pelatih.

Oleh karena itu, kekompakan antar pemain dibutuhkan untuk menghasilkan sajian yang harmonis dan selaras. Petunjuk dan saran dari pelatih harus diperhatikan agar keharmonisan dapat terjaga (Sanjaya dkk, 2019).fungsi musik ansambel sebagaimana terkait dengan seni pertunjukan menurut Susetyo (2007):

1. Sebagai sarana ritual, seperti musik ansambel tradisional Bali untuk mengiringi upacara atau musik ansambel untuk mengiringi acara keagamaan di Gereja.

2. Sebagai ungkapan pribadi yang umumnya berupa hiburan pribadi, yang berarti dapat memberikan hiburan untuk pribadi maupun khalayak umum yang menonton pertunjukan.

3. Sebagai presentasi estetis, yakni untuk memenuhi kebutuhan estetika dan berekspresi serta berapresiasi seni.

Berikut adalah 2 jenis ansambel berdasarkan bentuk penyajianya menurut Banoe (2003):

(24)

1. Ansambel musik sejenis, adalah bentuk penyajian musik ansambel dengan menggunakan alat musik yang sejenis/sama. Contoh ansambel musik sejenis adalah ansambel alat musik gesek, ansambel alat musik tiup, ansambel gitar, dll.

2. Ansambel musik campuran, adalah bentuk penyajian musik ansambel dengan menggunakan beragam alat musik. Contoh ansambel musik campuran adalah opera dan gamelan.

Menurut Setiawan (2008), musik ansambel dibagi menjadi 5 menurut cara memainkannya atau sumber bunyinya, yaitu:

1. Idiofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasarnya.

Contoh idiofon adalah angklung, kolintang, dll.

2. Aerofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara. Contoh aerofon adalah terompet, seruling, harmonika, dll.

3. Kordofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai (senar).

Contoh kordofon adalah gitar, sitar, organ, biola, dll

4. Membranofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari selaput atau membran. Contoh membranofon adalah drum, kendang, rebana, tifa, dll.

5. Elektrofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya bangkit dari tenaga listrik. Contoh elektrofon adalah piano (keyboard), dll.

Menurut Hartayo (1994), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk bermain musik ansambel, yaitu:

1. Aransemen lagu.

2. Kedisiplinan bermain dari masing-masing pemain.

3. Kemahiran dari masing-masing pemain.

4. Keseimbangan dari masing-masing bunyi instrumen.

(25)

5. Berlatih secara disiplin dan berulang-ulang.

1.4.2 Teori Ahava Rabba Scale

Ahava Rabboh, atau Freygish (disebut Ahava Rabboh dalam terminologi Yiddish Cantorial dan Freygish di Yiddish, dari Phrygisch dalam terminologi mode gereja Jerman.

Beregovsky menyarankan istilah "Altered Phryian" karena penggantian kenaikan derajat ke-3 untuk yang diturunkan ketiga). Bentuk bahasa Ibrani, Ahava Rabbah, berarti "Cinta yang Berlimpah" dan mengacu pada teks doa dari pelayanan Shabbat Shacharit: “Ahava rabah ahavtanu “ / "Dengan cinta berlimpah, engkau mencintai kita ..."Karena teks, ini disebut sebagai mode permohonan. Ahava Rabboh sering dibandingkan dengan makam Hijaz dari musik Timur Tengah. Ini sering, tetapi tidak secara eksklusif ditemukan di potongan Hassidic Klezmer. Idelsohn menunjukkan tidak adanya 2 ditambah dalam mode doa Alkitab dan keraguan, oleh karena itu, bahwa mode Ahava Rabboh berasal dari Yahudi. Karena komunitas yang tinggal di daerah yang didominasi oleh Tartaric-Altta menunjukkan penggunaan mode ini, Idelsohn menyimpulkan bahwa mode tersebut adalah Tartaric. Dia berspekulasi bahwa, dengan ekspansi orang-orang Tartar di Rusia Selatan ke Hungaria dimulai dengan abad ke-13, orang-orang Yahudi menyukai mode ini dan akhirnya mengadopsinya ke dalam ritual pagi Shabbat. Dia menyebutkan bahwa itu adalah mode yang sama dengan yang Olympus menghasut oposisi yang kuat ketika dia memperkenalkannya ke Yunani sekitar 800 SM. pada Aulos, dan menunjukkan bahwa Ahava Rabboh tidak digunakan pada periode awal penciptaan Piyyutim dari 800-1000 C.E. Komposer Yahudi Lazare Saminsky (1882-1959) dengan keras mengkritik mode tersebut.AHAVA RABBOH in

D (Nominal Mode): (B C) D Eb F# G A Bb C

D(https://www.klezmershack.com/articles/horowitz/horowitz.klezmodes.html#ahava_rabboh) .

(26)

1.4.3 Teori Musik Shofar

Shofar (pron. / Ʃoʊˈfɑːr /, dari bahasa Ibrani: Tentang bunyi ini (help · info), diucapkan [ʃoˈfaʁ]) adalah tanduk musik kuno yang biasanya terbuat dari tanduk domba jantan, yang digunakan untuk tujuan keagamaan Yahudi. Seperti terompet modern, shofar tidak memiliki alat pengubah nada, dengan semua kontrol nada dilakukan dengan memvariasikan kemampuan pemain. Shofar ditiup dalam layanan sinagog di Rosh Hashanah dan di akhir Yom Kippur, dan juga ditiup setiap pagi hari kerja di bulan Elul berlari ke Rosh Hashanah ("Jewish prayer-book". Cambridge Digital Library. Retrieved 25 September 2014.). Shofar datang dalam berbagai ukuran dan bentuk, tergantung pada pilihan hewan dan tingkat penyelesaian.Shofar sering disebutkan dalam Alkitab Ibrani, Talmud, dan sastra rabinik. Dalam contoh pertama, dalam Keluaran 19, tiupan shofar yang berasal dari awan tebal di Gunung Sinai membuat orang Israel gemetar kagum.Menurut Talmud, shofar dapat dibuat dari tanduk hewan apa pun dari keluarga Bovidae kecuali sapi (Rosh Hashanah, 26a. Although Maimonides ruled differently (Mishneh Torah Hilchot Shofar 1:1:

"…the shofar with which they make the blast, whether on Rosh Hashanah or the Yovel, is the curved horn of sheep. Now all [other] horns are invalid, except the horn of a sheep…"), the custom of Israel was to make use of other horns, and not only that of the ram (the male sheep). Some would use the horn of the wild goat (Walia ibex) on Rosh Hashanah, while others made use of the long, spiraling horn of the kudu antelope because of its deep, reverberating sound. Compare the teaching of Rabbi Isaac b. Judah ibn Giat, who wrote: "All shofars are valid, excepting that of a cow since it is a [solid] horn. Said Rabbi Levi: 'The shofar of Rosh Hashanah and of Yom Kippurim are curved, while those of the entire year are straight, and thus is the Halacha.' Why is it that they blow with a shofar of a ram on Rosh Hashanah? Said the Holy One, blessed be He: 'Blow before me the shofar of a ram so that I

(27)

might remember on your behalf the binding of Isaac the son of Abraham, and I impute it over you as if you had bound yourselves before me.'..." (Rabbi Isaac ibn Giat, Sefer Shaarei Simchah (Me'ah She'arim), vol. 1, Firta 1861, p. 32 [Hebrew])). Secara teoritis, tanduk dapat berasal dari hewan yang tidak halal, karena di bawah sebagian besar (tetapi tidak semua) interpretasi hukum Yahudi, shofar tidak diharuskan untuk menjadi muttar be-fikha ('diizinkan di mulut Anda'); mitzvah sedang mendengar shofar, tidak memakan hewan asalnya (Shofar digunakan terutama pada Rosh Hashanah. Merupakan kebiasaan untuk meniupkan shofar 100 atau 101 kali pada setiap hari Rosh Hashanah; namun, halakha hanya mengharuskannya ditiup 30 kali. Berbagai jenis tiupan dikenal sebagai tekiah, shevarim, dan teruah. 30 tiupan yang diperlukan terdiri dari urutan tekiah-shevarim-teruah-tekiah, tekiah-shevarim-tekiah, tekiah-teruah-tekiah, setiap urutan diulang tiga kali. Shofar juga ditiup di sinagog pada akhir Yom Kippur. Beberapa hanya meniup tekiah gedolah; yang lain meniup tekiah-shevarim- teruah-tekiah. Karena ikatannya yang melekat dengan Hari Pertobatan dan inspirasi yang datang bersamaan dengan mendengar tiupannya yang tajam, shofar juga ditiup setelah kebaktian pagi untuk seluruh bulan Elul, bulan terakhir tahun sipil Yahudi, sebelum Rosh Hashana. Namun, ini tidak ditiup pada hari terakhir Elul, untuk menandai perbedaan antara ledakan sukarela bulan ini dan ledakan wajib Rosh Hashana. Tiupan shofar juga digunakan selama ritual penyesalan seperti Yom Kippur Katan dan layanan doa opsional yang dipanggil selama masa kesusahan bersama. Mode suara yang tepat dapat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya.Dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan blower shofar, Hari Internasional Studi Shofar diamati pada Rosh Chodesh Elul, awal bulan sebelum Rosh Hashanah (International Day of Shofar Study).

1.4.4 Teori Kinnor/Lyra/Kecapi

Kinnor (bahasa Ibrani: ) adalah alat musik Israel kuno dalam keluarga kecapi kuk, yang pertama disebutkan dalam Perjanjian Lama.Identifikasi persisnya tidak jelas, tetapi di

(28)

zaman modern ini umumnya diterjemahkan sebagai "harpa" atau "kecapi", dan terkait dengan jenis kecapi yang digambarkan dalam citra Israel, khususnya koin Bar Kochba. (Geoffrey W.

Bromiley. The International Standard Bible Encyclopedia. Wm. B. Eerdmans Publishing. pp. 442–

. ISBN 978-0-8028-3785-1. Retrieved 4 June 2013.). Itu telah disebut sebagai "instrumen nasional" dari orang-orang Yahudi (Nathanael D. Putnam; Darrell E. Urban; Horace Monroe Lewis (1968). Three Dissertations on Ancient Instruments from Babylon to Bach. F. E. Olds.

Retrieved 4 June 2013.), dan luthiers modern telah menciptakan lyre reproduksi

"kinnor".Kata itu selanjutnya berarti biola dalam bahasa Ibrani Modern.kinnor juga merupakan alat musik gesek pertama yang disebutkan dalam Alkitab, muncul dalam Kejadian 4:21 (Theodore W. Burgh (23 May 2006). Listening to the Artifacts: Music Culture in Ancient Palestine. Continuum International Publishing Group. pp. 20–. ISBN 978-0-567- 02542-5. Retrieved 4 June 2013.).Josephus menggambarkan kinnor memiliki 10 senar, terbuat dari usus kecil domba, dan bermain dengan plectrum (pick) (Geoffrey W.

Bromiley. The International Standard Bible Encyclopedia. Wm. B. Eerdmans Publishing.

pp. 442–. ISBN 978-0-8028-3785-1. Retrieved 4 June 2013.). meskipun Kitab Samuel mencatat bahwa Daud memainkan kinnor "dengan tangannya" (Abraham Zebi Idelsohn (1929). Jewish Music: In Its Historical Development. Courier Dover Publications. pp. 8–

. ISBN 978-0-486-27147-7. Retrieved 4 June 2013.).The International Standard Bible Encyclopedia juga mencatat bahwa para bapa gereja mula-mula setuju bahwa cithara (kinnor) memiliki resonatornya di bagian bawah tubuhnya (Geoffrey W. Bromiley. The International Standard Bible Encyclopedia. Wm. B. Eerdmans Publishing. pp. 442–. ISBN 978-0-8028- 3785-1. Retrieved 4 June 2013.). Seperti halnya nevel, kinnor kemungkinan terdiri dari papan suara dengan dua tangan yang memanjang sejajar dengan tubuh, dengan lengan dilintasi oleh kuk yang darinya senar membentang hingga ke tubuh (Amnon Shiloah (1 May 1995). Jewish Musical Traditions. Wayne State University Press. pp. 137–. ISBN 978-0-8143-2235-2.

(29)

Retrieved 4 June 2013.).Salah satu etimologi Kinneret, nama Ibrani Laut Galilea, adalah bahwa ia berasal dari kinnor, karena bentuk danau yang menyerupai instrumen itu (Jeremy Montagu, Musical Instruments of the Bible, Scarecrow Press, 2002, p. 15).Jika etimologi ini benar, mungkin relevan dengan pertanyaan tentang bentuk instrumennya. Kinor disebutkan 42 kali dalam Perjanjian Lama, dalam kaitannya dengan "ibadah ilahi ... nubuat ... festival sekuler ... dan pelacuran." (Jonathan L. Friedmann (8 January 2013). Music in Biblical Life:

The Roles of Song in Ancient Israel. McFarland. pp. 71–. ISBN 978-0-7864-7409-7.

Retrieved 4 June 2013.). Kinnor kadang-kadang disebutkan dalam hubungannya dengan nevel, yang juga dianggap sebagai kecapi tetapi lebih besar dan lebih keras dari kinnor (Amnon Shiloah (1 May 1995). Jewish Musical Traditions. Wayne State University Press.

pp. 137–. ISBN 978-0-8143-2235-2. Retrieved 4 June 2013.). Mishna menyatakan bahwa jumlah minimum kinnor yang harus dimainkan di Kuil adalah sembilan, tanpa batas maksimum (Abraham Zebi Idelsohn (1929). Jewish Music: In Its Historical Development.

Courier Dover Publications. pp. 8–. ISBN 978-0-486-27147-7. Retrieved 4 June 2013.).

1.5 Metode Pengkaryaaan

Berangkat dari sebuah ide dan gagasan atas pengamatan terhadap salah satu peristiwa yang tertulis dalam Alkitab yaitu “Musik Programmatik Perjanjian Sinai”. Karya penciptaan ini dikerjakan melalui kegiatan ilmiah bertujuan untuk menceritakan kembali situasi tersebut dalam sebuah bentuk musikal yang akan dikomunikasikan melalui kombinasian unsur-unsur bunyian yang berakar dari berbagai unsur budaya. Metode pengkaryaan yang dilakukan dicapai melalui tahapan pelaksanaan observasi, dan studi literatur pada Alkitab. Metode pengkaryaan adalah sebuah manifestasi atau perwujudan keindahan yang diungkapkan mealui penciptaan suatu karya seni. Karya seni lahir bersama dengan kelahiran manusia.

Keduanya erat berhubungan dan tidak bisa dipisahkan, karena seni merupakan kebutuhan hidup bagi manusia. Karya seni merupakan hasil serangkai proses kreatif yang dilakukan oleh

(30)

seseorang dan interpretasikan dalam sebuah bentuk metode. Tahapan – tahapan pada penciptaan karya seni yang pada akhirnya menghasilkan sebuah karya metode penciptaan.

Metode merupakan sebuah cara yang sistematis dan teratur dilakukan dalam melaksanakan sebuah kegiatan yang bersifat akademis dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penciptaan karya musik ini pengkarya melakukan metode yang lebih bersifat kualitatif deskriptif. Hal tersebut dimaksudkan bahwa berdasarkan pengamatan berulang-ulang atas sebuah objek yaitu “Perjanjian Sinai”.Wallas (1926:26) dalam bukunya berjudul The art of though ialah preparation incubation, illumination and verification. Tahapan-tahapan tersebut adalah bukan termasuk tahapan yang baku, akan ada perubahan-perubahan dan perbedaan - perbedaan dari setiap pencipta sesuai dengan kehendak dan kemudahan yang diyakininya, adapun beberapa komposer besar seperti Igor Stravinsky (1947), Roger Sessions (1970), Pierre Boulez (1975), Morton Feldman (1984) dan banyak komposer yang lainya menggunakan konsep tahapan tersebut untuk menciptakan sebuah karya musiknya.

Metode pengkaryaan dalam hal ini menggukan metode pengkaryaan yang bersifat deskriptif. Menurut Nazir (1998) metode penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988:63).

Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010:281) juga menjelaskan bahwa untuk untuk melakukan sebuah kajian juga perlu mengunakan teori-teori yang dianggap paling relevan untuk menganalisis objek penelitian. Selanjutnya Sugiyono (2010: 52) berpendapat bahwa landasan teoritis merupakan cara berpikir ilmiah untuk mendapatkan sebuah pemahaman dalam memahami fenomena dari data-data sosial metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu

(31)

metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena.

Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, mengaanalisis data dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter dalam hal ini Alkitab adalah salah satu sumbernya. Hal yang berhubungan dalam kekaryaan antara lain adalah pelaksanaan observasi, wawancara, perekaman data audio visual, dan metode penciptaan karya musik yang diterangkan pada bagian berikut ini :

1.5.1 Observasi data

Observasi adalah proses pengumpulan data yang dilaksanakan tanpamengajukan pertanyaan, melainkan dengan cara mengamati secara langsung padaobjek yang diteliti.

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Teknik pengumpulan ini memiliki ciri yang spesifik jika dibandingkan dengan teknik pengumpulan data lain seperti wawancara atau kuesioner. Observasi tidak hanya dibatasi hanya pada komunikasi dengan narasumberatau orang yang terkait, tetapi juga pada lingkungannya langsung. Sugiyono (2010: 229) yang mengatakan bahwa : “Objekpenelitian kualitatif yang diobservasi adalah situasi sosial dan kebudayaan yangsedang berlangsung, yang terdiri dari tiga komponen yaitu place (tempat), actor(pelaku) dan activities (aktivitas).”

1.5.2 Literatur Alkitab

Menurut Kitab Keluaran, nama Musa (Mošeh השמ) berarti "diangkat dari air. Putri Firaun menamainya Musa (השמ), sebab katanya: "Karena aku telah menariknya (והתישמ) dari air." Nama "Musa" adalah bentuk pasif "ditarik keluar", yaitu "dia yang ditarik keluar", tetapi juga ada yang melihat dalam arti aktif, yaitu: "ia yang menarik keluar" dalam arti

"Juruselamat" (bahasa Latin: Soter; bahasa Inggris: saviour, deliverer). Musa adalah

(32)

anak Amram bin Kehat bin Lewi, anak Yakub bin Ishak. Ia diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1450 SM. Ia memiliki 2 orang anak (Gersom dan Eliezer) dari istrinya, Zipora. Ia wafat di Tanah Tih (Gunung Nebo) sekitar sebulan sebelum bangsa Israel memasuki tanah Kanaan setelah 40 tahun mengembara di padang gurun sesudah keluar dari Mesir.Musa adalah seseorang yang diutus oleh Allah untuk pergi membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dan menuntun mereka pada tanah perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham,yaitu tanah Kanaan.

Nabi Musa adalah seorang yang dipilih oleh Tuhan untuk diutus pergi membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir, dan menuntun bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian yang dijanjikan Tuhan kepada Nabi Abraham, yaitu Tanah Kanaan. Musa harus melewati berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel, misalnya hampir dibunuh ketika Musa masih bayi, dikejar-kejar oleh Firaun karena telah membunuh salah satu pegawai Firaun yang menyiksa budak Israel, sampai harus lari dan menjalani hidup sebagai gembala di tanah Midian selama 40 tahun. Itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk karakter Nabi Musa, sampai akhirnya Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Musa dalam peristiwa semak duri yang menyala, tetapi tidak dimakan api. Ketika Musa sudah menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel, kuasa Tuhan mulai menyertai Nabi Musa, ditandai dengan adanya mujizat-mujizat yang diadakan oleh Tuhan melalui Nabi Musa, baik ketika masa pembebasan Israel dengan tulah-tulah kepada bangsa Mesir, dengan kuasa Tuhan Nabi Musa membelah Laut Merah dan melaluinya, pemwahyuan firman Tuhan melalui Musa kepada bangsa Israel di puncak Gunung Sinai, maupun ketika masa perjalanan 40 tahun bangsa Israel di padang gurun menuju ke Tanah Kanaan. Pada akhirnya, Nabi Musa tidak

(33)

Nabi Musa di Mara yang disebabkan oleh betapa pahit hati Nabi Musa menghadapi orang Israel. Nabi Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi Sungai Yordan, sebelum menyeberang ke Tanah Kanaan, Tanah yang dijanjikan tersebut. Nabi Musa akhirnya digantikan oleh abdi Nabi Musa yang setia Yosua bin Nun, yang akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk dan menduduki Tanah Kanaan.

Bangsa Israel mengalami perbudakan yang sangat berat di negeri Mesir. Dan itu adalah penggenapan Firman Tuhan yang Tuhan sampaikan kepada Abraham, nenek moyang bangsa Israel ( Kejadian 15 ). Alkitab mengatakan bahwa bangsa Israel adalah bangsa perjanjian Tuhan dengan Abraham, melalui anak tunggalnya yang bernama Ishak. Bangsa Israel pun berseru - seru kepada Tuhan Israel, Yahweh. Dan, Tuhan pun mengabulkan doa mereka. Tuhan mengirimkan kepada mereka, Musa, menjadi pemimpin mereka yang membebaskan mereka keluar dari perbudakan Mesir. Alkitab mengatakan tentang penyertaan Tuhan yang dahsyat dan ajaib dalam dan melalui Musa, sejak dari lahir sampai dia meninggal di gunung Nebo. Firman Tuhan berkata : "Seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah Tuhan di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel. " ( Ulangan 34:10-12 ). Tuhan Israel begitu dahsyat dan luar biasa menyertai Musa.

Firman Tuhan berkata : " Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid - murid - Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu. " ( Markus 16:8 ).

Musa seseorang yang diutus oleh Allah untuk pergi membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dan menuntun mereka pada tanah perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham, yaitu tanah Kanaan. Setelah sekitar empat puluh tahun, Tuhan berfirman

(34)

kepada Musa dari semak duri yang, menyala tetapi tidak dimakan api. Tuhan menyuruh Musa kembali ke Mesir dan memimpin bani Israel ke Palestina, negeri yang telah dijanjikan-Nya kepada Abraham. Musa merasa tidak mampu dan ia mengemukakan berbagai alasan untuk tidak pergi. Tuhan memecahkan setiap alasannya dan memberikan kuasa kepada Musa untuk mengadakan berbagai mukjizat yang akan membujuk orang Israel untuk mengikut dia. Tuhan menyatakan nama-Nya yang kudus, YHWH ( Yahweh ) kepada Musa. Musa masih coba menolak dengan berkata, "Aku ini tidak pandai bicara" karena mungkin ia sukar berbicara.

Karena itu, Tuhan mengirim Harun, kakak Musa, bersama dia untuk mengartikan perkataan Musa ( Keluaran 7:1).

Musa dan Harun meyakinkan orang Israel untuk mengikut mereka, tetapi Firaun menolak untuk mengizinkan mereka meninggalkan Mesir. Tuhan mendatangkan sepuluh tulah kehancuran ke atas Mesir untuk mengubah hati Firaun ( Keluaran 7:17-12:36). Itulah yang terakhir membunuh putra yang sulung dalam tiap rumah yang pintunya tidak ditandai darah. Oleh sebab orang Israel menaati perintah Allah, maka malaikat maut melewati anak sulung orang Israel. (Tuhan memerintahkan orang Israel untuk merayakan peristiwa ini dengan hari raya setiap tahun yang disebut Paskah, artinya "melewati". Tulah kematian ini membuat Firaun menyerah; ia setuju untuk membiarkan bani Israel kembali ke tanah air mereka. Akan tetapi, segera setelah mereka berangkat, Firaun mengubah pikirannya lagi. Ia mengirim tentaranya untuk membawa bani Israel kembali. Tuhan memimpin umat-Nya ke Laut Merah, dan Ia membelah air laut dan memimpin mereka berjalan di tempat kering.

Beberapa ahli, seperti Leon Wood, memperkirakan bahwa kejadian ini terjadi sekitar 1446 SM. Musa memimpin umat itu dari Laut Merah ke Gunung Sinai. Dalam perjalanan itu, secara ajaib Tuhan menyediakan roti dan burung puyuh untuk menjadi makanan mereka. Di Gunung Sinai, melalui Musa, Tuhan menyatakan 10 perintah Allah tentang sesama manusia bahkan kepada Allah itu sendiri.

(35)

Dari Sinai, Tuhan memimpin bani Israel ke Kadesy. Di sana mereka mengutus pengintai-pengintai ke Palestina. Para pengintai melaporkan bahwa negeri itu kaya dan subur, tetapi penuh raksasa. Kebanyakan pengintai menganggap bahwa raksasa-raksasa itu akan menghancurkan mereka apabila mereka berusaha untuk merebut negeri itu. Hanya dua orang Kaleb dan Yosua yang yakin bahwa mereka patut berjuang untuk memperoleh negeri itu.

Bani Israel menerima nasihat mayoritas yang tidak percaya dan mereka meninggalkan Palestina. Tuhan menghukum mereka untuk mengembara di padang belantara selama 40 tahun karena mereka tidak percaya pada-Nya.Pada akhir pengembaraan mereka, mereka berkemah di dataran Moab. Di situ, Musa berbicara kepada mereka untuk terakhir kalinya dan perkataannya tersurat dalam Kitab Ulangan. Musa menyerahkan kepemimpinannya kepada Yosua. Lalu, ia memberi petunjuk-petunjuk terakhirnya kepada bani Israel dan menutup dengan sebuah kidung puji-pujian kepada Tuhan. Musa tidak dapat memasuki Negeri Perjanjian oleh karena ia telah memberontak melawan Tuhan di Meriba ( Bilangan 20:12). Akan tetapi, sesudah ucapan perpisahan Musa kepada orang Israel, Tuhan memimpin dia ke puncak Gunung Nebo untuk melihat negeri yang tidak dapat dimasukinya. Di puncak gunung itulah ia meninggal.

Dalam pertempuran dengan orang Amalek ( Keluaran 17:8-16), Yosua telah membuktikan bahwa ia seorang pemimpin yang cakap atas bala tentara Israel. Kini Tuhan memakai Yosua untuk memimpin bangsa Israel dalam menaklukkan dan menetap di Negeri Perjanjian. Yosua adalah salah seorang pengintai yang pertama kalinya melihat Negeri Perjanjian itu. Oleh sebab Yosua dan Kaleb memercayai Allah, maka merekalah satu-satunya orang dari generasi yang lahir di Mesir yang diizinkan Allah untuk memasuki negeri itu.

Semua yang lain telah mati di padang belantara.Demikianlah Musa mengangkat Yosua untuk menggantikan dia dan mengumumkan bahwa Allah akan menyerahkan Palestina ke dalam tangan Yosua. Setelah Musa meninggal, Allah berfirman kepada Yosua dan mendorong dia

(36)

untuk tetap setia kepada panggilannya ( Yos. 1:1-9).Dalam rencana-Nya Allah mempersiapkan dan memanggil Musa untuk menjadi seorang pemimpin. Sebelum memanggil Musa sebagai seorang pemimpin, Allah telah mempersiapkan Musa jauh sebelumnya. Dalam rencana-Nya Allah menyelamatkan Musa dari perintah Firaun untuk membunuh seluruh bayi laki-laki orang Ibrani, bahkan Musa diangkat sebagai anak oleh puteri Firaun. Musa adalah seorang pemimpin yang Allah yang panggil untuk menjadi pemimpin, Allah juga yang memperlengkapi Musa dengan berbagai kemampuan yang dibutuhkan. Allah yang memanggil, Allah yang mempersiapkan, memperlengkapi dan bahkan memampukan seorang menjadi pemimpin.

Walaupun Musa adalah seorang yang dipillih Tuhan namun Musa harus melewati berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel, misalnya: hampir dibunuh ketika ia masih bayi, dikejar-kejar oleh Firaun, sampai harus menjalani hidup sebagai gembala di tanah Midian selama 40 tahun. Itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk karakternya, sampai akhirnya Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam peristiwa semak duri yang menyala, tetapi tidak dimakan api. Ketika Musa sudah menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel, kuasa Tuhan mulai menyertai Musa, ditandai dengan adanya mujizat-mujizat yang diadakan oleh Tuhan melalui Musa, baik ketika masa pembebasan Israel dengan tulah-tulah, maupun ketika masa perjalanan bangsa Israel ke Kanaan.Pada akhirnya, Musa tidak sampai memimpin bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang disebabkan oleh betapa pahit hati Musa menghadapi orang Israel. Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi timur sungai Yordan, sebelum menyeberang ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa akhirnya digantikan oleh abdinya yang setia yaitu Yosua bin Nun, yang akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk dan menduduki tanah Kanaan.

(37)

Penulis menceritakan bagaimana Musa membawa bangsa Israel sebelum ke tanah perjanjian yaitu berada dalam kaki “Gunung Sinai”, Sinai adalah nama gunung, tempat Tuhan Allah menampakkan Diri kepada Musa dan membuat perjanjian dengan suku-suku bangsa Israel yang berkumpul di situ. menampakkan diriNya kepada Musa di puncak gunung ini dan memberikan Kesepuluh Firman dan hukum-hukum lainnya. Duabelas anak Yakub dan keturunannya sekarang disebut umat Israel. Mereka sudah menjadi bangsa yang besar dan raja mereka ialah Allah. Mereka terus berjalan dan akhirnya tiba di gunung Sinai. Allah memimpin Musa sampai umat Israel dapat berbakti di gunung itu. Allah memanggil Musa agar datang ke puncak Gunung Sinai untuk bercakap-cakap. Di situ Allah mengulangi rencana-Nya untuk membawa mereka keluar dari Mesir dengan kuasa-Nya yang besar dan dengan mujizat. Allah berkata kepada Musa, "Sekarang kalau kamu taat kepada-ku dan setia kepada perjanjian-Ku, kamu akan Kujadikan umat- Ku sendiri." Musa kembali kepada umatnya dan menceritakan semua yang dikatakan Allah kepadanya. Orang banyak itu berkata, "Kami mau melakukan segala sesuatu yang dikatakan Tuhan." Lalu Allah menyuruh Musa dan bangsanya bersiap-siap. Pada hari ketiga, Allah akan turun ke Gunung Sinai dan berbicara kepada umat Israel. Pada hari itu terjadi guruh dan petir. Awan yang tebal muncul di atas gunung dan terdengarlah bunyi terompet yang sangat keras. Semua orang di situ gemetar ketakutan. Musa membawa mereka keluar, agar dia dapat bertemu dengan Allah.

Mereka tidak boleh mendaki gunung itu. Kalau ada orang yang terlalu dekat, seketika itu juga dia akan mati. Hanya Musa saja yang boleh mendaki gunung itu.

Penulis menceritakan bagaimana peristiwa perjanjian yang diadakan Allah di situ dengan umat-Nya ketika mereka tiba di Gunung Sinai. Keluaran 24:12-18 Tuhan Allah berfirman kepada Musa: “Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka.” Lalu bangunlah Musa dengan Yosua, abdinya,

(38)

maka naiklah Musa ke atas gunung Allah itu. Tetapi kepada para tua-tua itu ia berkata:

“Tinggallah di sini menunggu kami, sampai kami kembali lagi kepadamu; bukankah Harun dan Hur ada bersama-sama dengan kamu, siapa yang ada perkaranya datanglah kepada mereka.” Maka Musa mendaki gunung dan awan itu menutupinya. Kemuliaan Tuhan diam di atas gunung Sinai, dan awan itu menutupinya enam hari lamanya; pada hari ketujuh dipanggil-Nyalah Musa dari tengah-tengah awan itu. Tampaknya kemuliaan Tuhan sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan orang Israel. Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya. Keluaran 34 : 28 berfirman, Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman Allah. Hukum itu memberitahukan caranya beribadah kepada Dia dan hal-hal lain yang harus dilakukan. Tuhan berseru dari gunung kepada Musa. Tuhan menyuruh Musa menyampaikan firman-Nya kepada orang Israel, bahwaOrang Israel telah melihat perbuatan dan dukungan-Nya yang ajaib membawa mereka kepada-Nya jika orang Israel sungguh-sungguh mendengarkan firman-Nya dan berpegang pada perjanjian-Nya, maka mereka akan menjadi harta kesayangan-Nya sendiri dari antara segala bangsa dan mereka akan menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus bagi- Nya.Musa mendaki gunung untuk bertemu dengan Tuhan. Di atas gunung itu, Tuhan memanggil Musa. Tuhan menyuruh Musa untuk menyampaikan pesan-Nya kepada orang Israel. Bahwa orang Israel telah menyaksikan Tuhan melakukan perbuatan ajaib untuk menolong mereka. Pada bagian ini penerapan kelas balita disampaikan. Tuhan memberikan janji kepada orang Israel. Mereka akan dijadikan anak kesayanganNya jika mereka hanya menyembah Tuhan Allah. Musa menyampaikan pesan Tuhan kepada Bangsa Israel, dan Bangsa Israel berjanji memilih hanya menyembah Tuhan Allah. Tuhan sangat senang

(39)

mendengar jawaban orang Israel. Tuhan pun mendatangi mereka. Ia menampakkan diri di atas Gunung Sinai dan Tuhan memanggil Musa untuk naik ke Gunung Sinai menemui-Nya.

Tuhan meminta Musa menyampaikan pesannya kepada orang Israel. Musa menuliskan semua di atas dua buah loh batu. Musa menulis hukum itu dan membacakannya kepada orang Israel.

Nabi Musa, atas perintah Tuhan mendaki Gunung Sinai menuju puncaknya. Di atas Gunung Sinai itu kemudian Tuhan memberikan firman yang berisi hukum yang harus ditaati bangsa Israel dan umat Kristen agar menjadi petunjuk kehidupan dikemudian hari, dengan kuasa Tuhan firman itu ditorehkan diatas dua Loh Batu dan tergenapilah 10 perintah Allah.

1.5.3 Tahapan-tahapan penciptaan karya musik

Dalam menciptakan karya musik “Perjanjian Sinai: yang dimaksud, pengkaryamusik melakukan tahapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Ide 2. Konsep

3. Merancang format musik

4. Pembuatan skor musik secara lengkap 5. Merancang dan menetapkan waktu latihan 6. Merancang dan menetapkan waktu pertunjukan 7. Pertunjukan

8. Evaluasi

(40)

BAB II

KONSEP KEKARYAAN 2.1. Ide atau Gagasan

Keindahan dalam seni mempunyai hubungan erat dengan kemampuan seniman dalam menilai karya seni, yaitu citarasa (Gie, 1976: 17).Menurut Kant (dalam Gie 1976: 17) citarasa diartikan sebagai kemampuan mental untuk menilai sesuatu benda atau suatu macam gagasan dalam hubungannya dengan kepuasan atau ketidakpuasan, termasuk hubungannya antar semua bidang seni, termasuk lukis, drama, puisi, music, tarian, arsitek.

Buzan (dalam Arnyana, 2007: 674) mengemukakan bahwa kreatifitas begitu penting agar menjadi yang terbaik. Kreatifitas muncul dari cara berpikir kreatif, yaitu sebuah aktivitas mental untuk mengembangkan atau menemukan ide, nilai estetis, konsep, dan menekankan aspek berpikir intuitif dan rasional, khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan perspektif asli pemikir.

Bear (dalam Arnyana 2007: 676 – 677) juga mengemukakan ada 4 indikator berpikir kreatif, yaitu (1) influence, adalah kemampuan menghasilkan banyak ide, (2) flexibility, kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi, (3) originality, kemampuan menghasilkan ide baru yang sebelumnya tidak ada, dan (4) elaboration, kemampuan mengembangkan atau menambahkan ide-ide sehingga dihasilkan ide yang rinci atau detail. Dari penjelasan tersebut, jelas ide sangat erat hubungannya dengan cara berpikir kreatif.

Menurut Robert (dalam Bolung, 2013: 3) ide adalah sebuah konsep, pemikiran, pendapat atau kepercayaan dalam arti sempit. Sedangkan, dalam arti yang lebih luas ide berbicara tentang hasil dari proses pemikiran.

Setiap composer memulai komposisi dengan sebuah ide musik.Ide itu sendiri „muncul‟ dalam berbagai bentuk, baik berupa melodi maupun rhythm (Copland, 2009: 18).

Musik Programmatik“Perjanjian Sinai” adalah perjanjian yang diikat oleh Allah terhadap Israel. Perjanjian ini mengikat bukan kepada seorang pribadi (Musa), melainkan kepada suatu umat (Israel). Dengan perjanjian ini, Allah dan umat Israel saling mengikat diri.

Dengan ikatan perjanjian ini diketahui bahwa Tuhan adalah Allah Israel, dan Israel adalah umat Tuhan.

Menurut Stephen L. Cook, ikatan perjanjian Sinai dapat ditelusuri melalui ide pemberian tanah kepada Israel sebagai milik pusakanya. Dalam Hosea 8:1, teritori yang dimiliki Israel wajib mengakui Yahweh sebagai pemberi tanah dan Israel sebagai penerimanya. Jadi, Israel harus mengakui Allah sebagai satu-satunya Allah penguasa

(41)

mengusahakan tanah yang sudah diberikan Allah, sebab perjanjian yang dibuat Yahweh ternyata memiliki sederat pasal penghukuman bagi yang melanggar. Varian Teks yang dipakai adalah: ASV, KJV, NET, NIV, NKJ, BIS. Jadi sekarang, jika kamu sungguh- sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku.

2.2. Konsep Garapan dan Sistem Notasi 2.2.1. Konsep Garapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, garapan adalah pekerjaan (apa yang dikerjakan). Di dalam menggarap tentu ada bahan yang digarap, dalam hal ini adalah ide-ide yang muncul dari berpikir kreatif yang dibahas di dalam bab 2.1.

Sebuah karya seni akan dapat tercipta manakala mempunyai konsep dalam penggarapan yang matang dan jelas. Dengan adanya kejelasan dan kematangan dalam mempersiapkan karya yang akan diciptakan, dengan sendirinya bobot atau nilai yang terkandung di dalamnya yaitu pesan dan makna akan dapat dimengerti oleh masyarakat sebagai pemerhati sekaligus penikmat (Warsana, 2013: 46).

Apabila kita mau menuangkan ide atau gagasan karya ke dalam bentuk musik, maka yang perlu dipersiapkan sebagai acuan atau dasar konsepnya adalah bagaimana konsep garap atau penyajian musiknya, apakah sendiri atau berkelompok, unsur bunyi apa yang harus dimunculkan, hal ini berkaitan dengan instrument apa saja yang dipakai berapa jumlah pemain yang dibutuhkan dan bagaimana dengan kostumnya (Warsana, 2013: 45).

Dalam penggarapan Musik Programmatik “Perjanjian Sinai”, penulis membaginya ke dalam 6 bagian.Bagian I menceritakan alat tiup Sofar yang dipakai bangsa Israel sebagai tanda hari perayaan dan peperangan, II menceritakan Gunung Sinai sebagai tempat Allah mengikatkan perjanjian dengan Umat Israel, III bercerita tentang Musa sebagai nabi yang ditunjuk oleh Allah untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menunuju Tanah Perjanjian, IV bercerita tentang Lidah-Lidah Api sebagai media Allah menyatakan diriNya unutk berkomunikasi dengan nabi Musa diatas Gunung Sinai,Bagian V bercerita tentang Tabud Perjanjian sebagai tanda 10 hukum Taurat yang harus renungkan dan dijaga oleh umat Israel, VI Dua Loh Batu sebagai media yang ditulis langsung oleh Allah kepada Musa diatas Gunung Sinai dan dipertunjukkan kepada Umat Israel.

1. Bagian I “Sofar” disajikan dalam 4 bentuk jenis suara yaitu : Pada bar 1-17 menggunakan jenis tiupan yang bernama “TE‟KI‟AH.ditiup panjang selama 7 detik dengan satu atau dua nada menyatakan Pujian / Ibadah. Pada bar 18-31

(42)

menggunakan jenis tiupan yang bernama SH‟VA‟RIM , ditiup dengan 3 tiupan pendek, masing-masing sekitar 3 detik dua nada untuk menyatakan Pertobatan. Pada bar 32-40 menggunakan jenis tiupan yang bernama TE‟RU‟AH , dititup dengan 9 tiupan yang sangat pendek, tiupan staccato untuk menyatakan Kemenangan / Perayaan.Pada bar 41-61 menggunakan jenis tiupan TE‟KI‟AH GE‟DO‟LAH , tiupan satu ditiup sepanjang mungkin sesuai kemampuan yang meniup untuk menyatakan nada Yobel / Pendamaian / Yom Kippur.

4 jenis suara sofar diatas secara harifiahnya tidak memiliki scale maupun tanda mula yang spesifik seperti instrumen musik pada umumnya.

(43)

g

Gambar 1. 4 jenis tiupan pada bagian I

“sofar”

(Sumber: Penulis)

Kemudian memakai Metrum 7/4 pada bar 1-17, 6/4 pada bar 18-31, 4/4 pada bar 32- 61.

Gambar

Gambar 1. 4 jenis tiupan pada bagian I
Gambar 2. Notasi Ahavah Rabbah scale bar 1-125, dan bar 130-135 bagian II   “Gunung Sinai”
Gambar 4. Pola Reharmonization yang mengacu pada melody line  pada bagian II
Gambar 5. Menggunakan akor mayor dan minor pada bagian III
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ditinjau dari perbaikan sifat fisika dan kimia tanah serta hasil biji kering kedelai, aplikasi formula pembenah tanah alternatif Biochar SP50 Submikron dan

S aat ini ada rekan anda, pem ilik sebuah perusahaan local kecil, yang sedang dalam kesulitan keuangan, sedang m elakukan pendekatan pada anda agar diijinkan m em injam dan

Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Penerapan Metode Problem Solving Pada Siklus II..

Harvard pada waktu itu tidak memiliki "buku wajah" (direktori berisi foto dan informasi dasar) mahasiswa. Facemash menarik 450 pengunjung dan. Facebook meluncurkan versi

Dalam hal ini, cerpen Kopi Kola boleh dikelaskan sebagai sebuah karya mediokriti jika dilihat dari sudut tema cerpen iaitu kisah percintaan remaja yang membawa

Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemandirian siswa Kelas I SDN Kelurahan Pejaten Barat Jakarta Selatan, yaitu anak yang diberikan perlakuan menggunakan kegiatan

Dalam konteks kajian ini, perkara yang ingin dijelaskan ialah hubungan antara faktor tahap penguasaan bahasa Inggeris pelajar iaitu dari segi pendengaran, pertuturan, pembacaan dan

4.28 Hasil Observasi terhadap Siswa tentang Penggunaan Model Kooperatif Tipe Round Table dengan Media Gambar Siklus III Pertemuan 2