• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SHOT DALAM FILM PENDEK ANIMASI 3D ONDEL UNTUK MEMVISUALKAN HALUSINASI ANAK- ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN SHOT DALAM FILM PENDEK ANIMASI 3D ONDEL UNTUK MEMVISUALKAN HALUSINASI ANAK- ANAK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SHOT DALAM FILM PENDEK ANIMASI 3D

“ONDEL” UNTUK MEMVISUALKAN HALUSINASI ANAK- ANAK

Skripsi Penciptaan

Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (S.Sn.)

Nama : Shavira Aileen

NIM : 00000019139

Program Studi : Film

Fakultas : Seni dan Desain

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG

2021

(2)

iii

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Shavira Aileen

NIM : 00000019139

Program Studi : Film

Fakultas : Seni dan Desain

Universitas Multimedia Nusantara Judul Skripsi:

PERANCANGAN SHOT DALAM FILM PENDEK ANIMASI 3D

“ONDEL” UNTUK MEMVISUALKAN HALUSINASI ANAK-ANAK

dengan ini menyatakan bahwa, laporan dan karya Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana, baik di Universitas Multimedia Nusantara maupun di perguruan tinggi lainnya.

Karya tulis ini bukan saduran/ terjemahan, murni gagasan, rumusan dan pelaksanan penelitian/ implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan nara sumber.

Demikian surat Pernyataan Orisinalitas ini saya buat dengan sebenarnya, apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan serta ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan

(3)
(4)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SHOT DALAM FILM PENDEK ANIMASI 3D “ONDEL” UNTUK MEMVISUALKAN HALUSINASI ANAK-ANAK

Nama NIM

Program Studi Fakultas

: Shavira Aileen : 00000019139 : Film

: Seni dan Desain

Tangerang, 25 Mei 2021

Ketua Program Studi

Kus Sudarsono, S.E., M.Sn.

Penguji

Yohanes Merci Widiastomo, S.Sn., M.M.

Ketua Sidang

Christian Aditya, S. Sn., M. Anim.

Pembimbing

Fachrul Fadly, S. Ked., M. Sn.

Oleh

v

Digitally signed by Kus

Sudarsono Date:

2021.06.04 18:30:18 +07'00'

(5)

vi

PRAKATA

Pertama-tama, puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan pengerjaan skripsi perancangan shot untuk memvisualkan halusinasi anak-anak pada film animasi 3D “ONDEL”.

Skripsi dan penelitian ini dibuat sebagai bagian dari pemenuhan tugas akhir penulis.

Topik ini digunakan sebagai penelitian karena penulis memiliki ketertarikan lebih terhadap film-film bergenre psikolog horor. Film-film tersebut menggunakan elemen-elemen psikologi untuk membuat nuansa horor. Dari berbagai elemen psikologis, penulis memilih untuk menggunakan halusinasi karena sangat menarik jika dibahas lebih dalam. Penulis juga berharap agar pembaca yang akan mengambil penelitian dengan pendekatan atau topik sejenis dapat mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai perancangan shot yang dapat memvisualkan halusinasi anak-anak.

Dalam pengerjaan laporan skripsi ini, penulis dibantu oleh banyak sekali pihak. Penulis turut berterima kasih kepada orang-orang yang sudah terlibat dalam membantu menyelesaikan skripsi ini:

1. Bapak Kus Sudarsono, S.E., M.Sn. selaku Ketua Program Studi Film 2. Bapak Fachrul Fadly, S. Ked. M.Sn. selaku Dosen Pembimbing Tugas

Akhir

3. Bapak Yohanes Merci Widiastomo, S.Sn., M.M. selaku Dosen Penguji Sidang

4. Bapak Christian Aditya, S. Sn., M. Anim. selaku Ketua Sidang

(6)

vii

5. Anggota AntMotion lainnya yang sudah berjuang bersama-sama dalam suka maupun duka selama pengerjaan Tugas Akhir ini

6. Teman-teman terdekat (Aurelia Devara, Andrey Lesmana, Jessica Cheryl, Stevany, Dillon Sachio, Richard D., dan lainnya) yang mendukung penulis selama melakukan pengerjaan, menjaga kewarasan penulis sampai bisa menyelesaikan skripsi ini

7. Orang tua dan keluarga yang sudah mendukung dan membantu menjaga kesehatan penulis

Tangerang, 18 April 2021

Shavira Aileen

(7)

viii

ABSTRAKSI

Dalam penceritaan melalui sinemasi, teknik penceritaan visual merupakan kunci filmmaker untuk menyampaikan cerita kepada penonton. Penyampaian cerita menggunakan teknik penceritaan visual dapat disampaikan melalui segi teknis dan segi filosofis. Setiap penggunaan teknik yang berbeda, bisa memberikan pemahaman cerita yang berbeda-beda pula. Dibandingkan medium pencerita lainnya, animasi memiliki ketergantungan lebih terhadap tampilan visual untuk menyampaikan ceritanya. Selain itu, teknik penceritaan visual yang diaplikasikan ke dalam setiap shot juga memiliki kemampuan untuk membawa penonton dapat mengalami cerita seakan benar-benar dialaminya. Melalui skripsi penciptaan ini, penulis akan melakukan penelitian untuk merancang shot untuk memvisualkan halusinasi anak-anak dalam film pendek animasi 3D “ONDEL”. Untuk dapat menyampaikan visual tersebut, perancangan akan menggunakan mise-en-scène, POV shot, pergerakan dan angle kamera, serta jenis lensa. Pengaplikasian teknik- teknik tersebut sebelumnya akan diteliti terlebih dahulu oleh penulis melalui literasi serta riset lapangan dan analisa referensi film-film yang sudah melakukan pendekatan sejenis. Perancangan shot ini diharapkan dapat membawa penonton dapat merasakan pengalaman yang dialami oleh karakter dalam cerita.

Kata kunci: halusinasi, visual storytelling, animasi, shot

(8)

ix

ABSTRACT

In storytelling through cinemation, visual storytelling techniques are the key for filmmakers to convey stories to the audiences. Telling stories using visual storytelling techniques can be conveyed through both technical and philosophical point of view. Each use of different techniques can provide different understanding of the story. Compared to other storytelling mediums, animation relies more on visuals to convey the story. In addition, the visual storytelling technique that is applied to each shot also has the ability to give the audience the same experience that happened in the story. Through this thesis, the author will conduct research to design a shot to visualize children's hallucinations in 3D animated short film

"ONDEL". To be able to convey this visual, the design will use mise-en-scene, POV shot, camera movement and angle, as well as the type of lenses. The application of these techniques will be previously examined by the author through literacy as well as field research and reference analysis of films that have taken a similar approach.

This shot design is expected to bring the audience to experience the incident experienced by the characters in the story.

Keywords: hallucination, visual storytelling, animation, shot

(9)

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ... III HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... V PRAKATA ... VI ABSTRAKSI ... VIII ABSTRACTION ... IX

DAFTAR ISI ... X DAFTAR GAMBAR ... XIII DAFTAR TABEL ... XVI DAFTAR LAMPIRAN ... XVIII

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah... 2

1.4. Tujuan Skripsi ... 3

1.5. Manfaat Skripsi ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Animasi 3D ... 5

2.2. Visual Storytelling ... 6

2.3. Mise-en-Scène ... 7

(10)

xi

2.4. Sinematografi ... 8

2.4.1. Angle Kamera ... 9

2.4.2. Pergerakan Kamera ... 13

2.4.3. Lensa Kamera... 17

2.4.4. POV ... 24

2.5. Halusinasi Visual ... 27

2.5.1. Halusinasi pada Anak-Anak ... 28

BAB III METODOLOGI ... 30

3.1. Gambaran Umum ... 30

3.1.1. Sinopsis ... 30

3.1.2. Posisi Penulis ... 31

3.2. Tahapan Kerja ... 32

3.3. Acuan ... 33

3.3.1. Analisis Acuan Sequence Shot 25-27 ... 34

3.3.2. Analisis Acuan Sequence Shot 41-43 ... 49

3.3.3. Analisis Acuan Sequence Shot 52 ... 61

3.4. Proses Perancangan ... 71

3.4.1. Perancangan Shot 25, 26, dan 27 ... 71

3.4.2. Perancangan Shot 41, 42, dan 43 ... 77

3.4.3. Perancangan Shot 52 ... 82

BAB IV ANALISIS ... 87

4.1. Konsep Shot Efek Halusinasi pada Anak-Anak ... 87

(11)

xii

4.2. Analisis Scene 1 Shot 25, 26, dan 27 ... 87

4.2.1. Shot 25 ... 88

4.2.2. Shot 26 ... 91

4.2.3. Shot 27 ... 92

4.3. Analisis Scene 3 Shot 41-43 ... 95

4.3.1. Shot 41 ... 95

4.3.2. Shot 42 ... 97

4.3.3. Shot 43 ... 99

4.4. Analisis Scene 5 Shot 52 ... 102

BAB V PENUTUP ... 107

5.1. Kesimpulan ... 107

5.2. Saran ... 108 DAFTAR PUSTAKA ... XIV

(12)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Koordinat dalam Animasi 3D ... 6

Gambar 2.2. Adegan dalam film On a Clear Day You Can See Forever (1970) ... 8

Gambar 2.3. Contoh Low Angle of an Individual ... 12

Gambar 2.4. Contoh Low Angle as a POV dalam film Home Alone 2... 13

Gambar 2.5. Contoh Low Angle of an Environment ... 13

Gambar 2.6. Penggunaan swish la pan dalam film Hot Fuzz (2007) ... 15

Gambar 2.7. Contoh tilt shot dalam film Solaris (2002) ... 15

Gambar 2.8. Penggunaan dolly shot pada film Raiders of the Lost Ark (1981) ... 16

Gambar 2.9. Susunan Bagian dalam Lensa ... 18

Gambar 2.10. Contoh distorsi pada lensa wide menggunakan lensa 24 mm (kiri) dan perbandingannya dengan lensa normal 35 mm (kanan) ... 19

Gambar 2.11. Perbandingan lensa telephoto (bawah) dengan lensa normal (atas) 21 Gambar 2.12. Gambar (a) menggunakan lensa wide, (b) menggunakan lensa normal, dan (c) menggunakan lensa telephoto, sedangkan gambar (a1), (b1), dan (c1) menggunakan lensa wide ... 22

Gambar 2.13. Ilustrasi fokus depth of field ... 23

Gambar 2.14. Perbandingan hasil depth of field berdasarkan perbedaan ukuran aperture dan focal length pada lensa ... 24

Gambar 2.15. Sudut pandang orang pertama (kiri) dan sudut pandang orang kedua (kanan) dalam film The Lost Thing (2010)... 26

Gambar 3.1. Skematika Perancangan... 33

Gambar 3.2. Analisis pergerakan kamera pan to shot dalam It: Chapter 2 ... 37

(13)

xiv

Gambar 3.3. Analisis pergerakan kamera pan to shot dalam halusinasi Murni .... 39 Gambar 3.4. Analisis angle kamera anak-anak ketika Danny berhalusinasi ... 44 Gambar 3.5. Analisis first person POV ketika tokoh berhalusinasi ... 46 Gambar 3.6. Perbandingan penggunaan jenis lensa sesudah dan sebelum

halusinasi ... 46 Gambar 3.7. Analisis penggunaan low angle ketika Richie dikejar sosok monster

... 50 Gambar 3.8. Mise-en-scène halusinasi dengan menggunakan layar handphone .. 51 Gambar 3.9. Mise-en-scène halusinasi dengan menggunakan layar TV ... 53 Gambar 3.10. Analisis perbandingan jarak karakter dengan pagar taman sebagai

background ... 54

Gambar 3.11. Analisis perbandingan jarak antara karakter dengan tembok sebagai background ... 56

Gambar 3.12. Analisis penggunaan lensa wide yang menunjukkan distorsi ... 58 Gambar 3.13. Analisis angle dan penempatan kamera pada shot Danny di lorong

hotel ... 61 Gambar 3.14. Analisis pergerakan kamera tracking (kiri) dan pan to shots (kanan) pada saat Chuck melihat sosok monster... 63 Gambar 3.15. Analisa pergerakan kamera yang berputar-putar pada shot

halusinasi dalam film La Noria ... 68 Gambar 3.16. Mise-en-scène halusinasi dengan media cermin dan kaca jendela . 69 Gambar 3.17. Mise-en-scène halusinasi Nina dengan cermin studio ... 70 Gambar 3.18. Eksplorasi pertama sequence shot awal halusinasi Zaki ... 72

(14)

xv

Gambar 3.19. Eksplorasi kedua sequence shot awal halusinasi Zaki ... 74

Gambar 3.20. Eksplorasi ketiga sequence shot awal halusinasi Zaki ... 76

Gambar 3.21. Ekplorasi pertama sequence shot halusinasi di balik pohon ... 78

Gambar 3.22. Eksplorasi kedua sequence shot halusinasi di balik pohon ... 80

Gambar 3.23. Eksplorasi terakhir sequence shot halusinasi di balik pohon ... 81

Gambar 3.24. Eksplorasi pertama shot puncak halusinasi Zaki... 83

Gambar 3.25. Eksplorasi kedua shot puncak halusinasi Zaki ... 84

Gambar 3.26. Eksplorasi ketiga shot puncak halusinasi Zaki ... 85

Gambar 3.27. Eksplorasi keempat shot puncak halusinasi Zaki ... 86

Gambar 4.1. Visual akhir dari shot 25 ... 88

Gambar 4.2. Ukuran focal length yang digunakan dalam shot 25 ... 89

Gambar 4.3. Visual akhir shot 26 ... 91

Gambar 4.4. Ukuran focal length yang digunakan dalam shot 26 ... 92

Gambar 4.5. Ukuran focal length dalam shot 27 ... 93

Gambar 4.6. Hasil akhir shot 27 ... 95

Gambar 4.7. Hasil akhir shot 41 ... 96

Gambar 4.8. Ukuran focus length pada shot 42 ... 98

Gambar 4.9. Perbandingan penggunaan lensa wide (kiri) dan lensa tele (kanan). 98 Gambar 4.10. Visual akhir shot 42 ... 99

Gambar 4.11. Penempatan posisi kamera untuk mendapatkan low angle pada shot 43 ... 100

Gambar 4.12. Perbandingan penggunaan lensa normal (kiri) dan wide (kanan) 101 Gambar 4.13. Hasil akhir shot 43 ... 102

(15)

xvi

DAFTAR TABEL

Table 3.1. Analisis shot adegan Richie melihat halusinasi patung ... 36

Table 3.2. Analisis shot Murni berhalusinasi melihat Jodi dalam A Mother’s Love ... 38

Table 3.3. Analisis shot tokoh ayam saat berhalusinasi dalam Fractured ... 42

Table 3.4. Analisis shot halusinasi Danny dalam Doctor Sleep ... 43

Table 3.5. Analisis shot tokoh anak saat mengalami halusinasi dalam Doctor Sleep ... 45

Table 3.6. Analisis shot halusinasi dalam Point of View: A Horror Short ... 47

Table 3.7. Analisis POV shot dalam Before 7 Days ... 48

Table 3.8. Analisis shot halusinasi dalam It: Chapter 2 ... 49

Table 3.9. Analisis shot tokoh saat mengalami halusinasi dalam Hallucination .. 53

Table 3.10. Analisis shot halusinasi Kakak Richie dalam film Scaries Stories to Tell in The Dark 2019 ... 55

Table 3.11. Analisis shot halusinasi Freck dalam A Scanner Darkly ... 57

Table 3.12. Analisis shot Danny berhalusinasi dalam The Shining ... 60

Table 3.13. Analisis shot halusinasi Chuck dalam Scaries Stories to Tell in The Dark ... 62

Table 3.14. Analisis shot halusinasi tokoh anak dalam La Noria ... 66

Table 4.1. Analisis teknik sinematografi yang digunakan dalam shot 25 ... 88

Table 4.2. Analisis teknik sinematografi yang digunakan dalam shot 26 ... 91

Table 4.3. Analisis teknik sinematografi yang digunakan dalam shot 27 ... 95

(16)

xvii

Table 4.4. Analisis teknik sinematografi yang digunakan dalam shot 42 ... 99 Table 4.5. Analisis teknik sinematografi yang digunakan dalam shot 42 ... 102 Table 4.6. Identifikasi pergerakan kamera shot 52 ... 104

(17)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI ... XVII KS II: FORMULIR PERJANJIAN ... XVIII KS III: FORMULIR BIMBINGAN SKRIPSI

PENCIPTAAN/PENGKAJIAN ... XIX LAMPIRAN A: HASIL PENGECEKAN PLAGIARISME TURNITIN .. XXII LAMPIRAN B: FORMULIR KONSULTASI TOPIK PEMBAHASAN XXIII

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang ini, peneliti menemukan disharmoni antara kebijakan eco-campus ITB untuk menjadi kampus yang berkesadaran lingkungan dengan LPIK ITB yang belum menerapkan

berdasarkan hasil percobaan (pada

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2)

Studi kepustakaan meliputi pengumpulan sumber-sumber yang berkenaan dengan topik penelitian seperti hasil-hasil penelitian terdahulu, data mengenai hasil penelitian yang

Pelajaran terpenting yang saya dapatkan ketika sedang menulis skripsi ini adalah saya bisa mendapatkan kesempatan untuk mendalami ilmu kamera dan berbagai tahap yang

Tanah Luas Keluarga korban dan tokoh masyarakat Buluka Teubai, anggota AMM, personil Polres dan KPA Aceh Utara Rakyat Aceh, 18 Juli 2006 Ditemukan di dalam liang

Saran yang yang dapat diberikan pada penelitian selanjutnya adalah melakukan variasi seperti kecepatan pengadukan, waktu pengeringan biji kelor dan ukuran biji

Karena hubungan perusahaan dengan pelanggan hanya sebatas kontrak, hal ini menyebabkan perusahaan tidak memilki strategi tersendiri dalam mempertahankan pelanggan yang