ABSTRACT
EFFORTS TO IMPROVE SKILLS BALL (HEADING) THROUGH THE TOOL
By:Seprendy Eko Nugroho Mentor:
Drs. Suranto, M.Kes Heru Sulistianta, S.Pd., M.Or
The purpose of this study was to determine whether the device support of can improve heading. This study is one form of learning models Penjas. This study uses action research (Classroom Action Research). Learning outcomes of Penjas on the football game ball heading in SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung is still low. As the object of this study is the number of sixth grade students amounted to 32 students, with the consideration that the learning outcomes in each cycle in passing the ball of this class is still very low. The results of this study indicate thate there is an increase, in each cycle in the first cycle, students who gained≥70 are 18.75%, the second cycle, students who gained ≥70 are 31.25%, third cycle students who received ≥ 70 are 75%. The conclusions that can be taken showed that the support of device (rubber ball) can improve the ball heading skills.
ABSTRAK
UPAYAMENINGKATKANKETERAMPILANMENYUNDULBOLA
(HEADING)MELALUIALATBANTU
Oleh:
Seprendy Eko Nugroho Pembimbing: Drs. Suranto, M.Kes Heru Sulistianta, S.Pd., M.Or
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian bantuan alat dapat meningkatkan keterampilan menyundul bola. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kaji tindak (Class room Action Research). Hasil pembelajaran Penjas pada permainan sepakbola menyundul bola di SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung masih rendah. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI dengan jumlah 32 orang siswa, dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut merupakan kelas yang hasil belajar mengoper bola masih sangat rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing siklus terdapat peningkatan, yaitu siklus I siswa yang memperoleh ≥70 sebanyak 18,75 %, siklus II siswa yang memperoleh ≥70 sebanyak 31,25 %, siklus III siswa yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 75 %. Kesimpulan yang dapat di ambil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bantuan alat (bola karet) dapat meningkatkan keterampilan menyundul bola.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pendidikan jasmani
bukan saja mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur pembentukan yang mencakup kemampuan fisik , intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani,
kemampuan dan keterampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
berdasarkan pancasila.Karena
pendidikan jasmani dan kesehatan dipandang sangat strategis dalam pembinaan kualitas fisik manusia Indonesia, maka dalam Garis Besar Haluan Negara ditegaskan bahwa
pembinaan dan pengembangan
olahraga merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia
Indonesia yang arahnya pada
peningkatan kesehatan jasmani,
rohani dan mental masyarakat. Mata
pelajaran Pendidikan Jasmani
merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik,
kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spritual-sosial).
Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang diberikan, kita harus memilih
alat-alat yang mengarah pada
pembentukan gerakan yang kita harapkan tersebut.
Identifikasi Masalah
Kurangnya alat pembelajaran dan
pembelajaran kurang bervariasi.
Dalam pembelajaran penjaskes gerak dasar menyundul bola kelas VI SD Negeri 1 Bakung belum terlihat adanya modifikasi alat. Pembelajaran Penjas gerak dasar menyundul di SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung kurang efektif
Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya ruang lingkup dalam penelitian ini hanya pada masalah peningkatan gerak dasar menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 .
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang
dikemukakan dalam latar belakang,
identifikasi masalah dan
permasalahan, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah melalui
alat bantu bola karet dapat
meningkatkan efektivitas
pembelajaran sehingga memperbaiki keterampilan menyundul bola pada
siswa kelas VI di SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung.
Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan mengetahui
apakah dengan modifikasi alat permainan (bola karet) dapat
meningkatkan gerak dasar
menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung.
2. Untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran gerak dasar
menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung .
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan
bermanfaat antara lain bagi: 1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru Penjas 3. Bagi Sekolah.
4. Program Studi
II. Tinjauan Pustaka
Hakekat Pendidikan Jasmani
Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat
berbeda pelaksanaannya dari
pembelajaran mata pelajaran lain.
Pendidikan Jasmani adalah
pendidikan melalui aktivitas jasmani dengan berpartisipasi dalam aktifitas
fisik, siswa dapat menguasai
keterampilan dan pengetahuan,
mengembangkan apresiasi estesis,
mengembangkan keterampilan
generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk
mencapai tujuan Pendidikan
Jasmani. Samsudin, (2008:21).
Pentingnya Pendidikan Jasmani
Disinilah pentingnya Pendidikan
Jasmani, Pendidikan Jasmani
menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui
Pendidikan Jasmani anak-anak
menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan
agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental
anak, menanamkan dasar-dasar
keterampilan yang berguna dan
merangsang perkembangan yang
bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.
Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
1. Perhatian dan Motivasi 2. Keaktifan
3. Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman 4. Pengulangan 5. Tantangan 6. Perbedaan Individu Pengembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan gerak adalah
gerakan secara efisien dan efektif.
Keterampilan gerak merupakan
perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang terlibat dalam gerakan. Semakin
kompleks gerak yang harus
dilakukan semakin komoleks pula koordinasi dan konrol tubuh yang harus dilakukan. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan. Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut Lutan (1988:31) berlangsungb dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, c) Tahap Otomatis.
Bermain Sepakbola
Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Muliono (1995:918). Bagi setiap pemain
bebas memainkan bola dengan
seuruh anggota badan kecuali lengan. Sedangkan bagi penjaga gawang
dalam memainkan bola bebas
menggunakan semua anggota
badannya. Seperti dikemukakan
Joseph A. Luxbacher (2004:2) bahwa
kiper diperbolehkan untuk
mengontrol bola dengan tangannya di dalam daerah penalti, pemain
lainnya tidak diperbolehkan
mengontrol bola menggunakan
tangan atau lengan tetapi
menggunakan kaki, tungkai, atau kepala.
Pengertian Menyundul Bola
Menyundul bola (heading) adalah salah satu teknik dasar sepakbola yang menuntut skill yang tinggi untuk memenangkan bola-bola lambung di atas kepala,baik untuk mengoper bola atau mencetak gol ke gawang lawan. Kepandaian menyundul bola itu bearti akan memenangkan setiap permainan bola melambung di atas kepala. (Abdoellah,
1981:424).Menyundul bola dapat dilakukan dengan baik, jika setiap pemain sepakbola mengetahui prinsip dasar menyundul bola yang benar.Menyundul bola harus memakai dahi dan mata harus selalu terbuka jangan sekali-kali
mata tertutup.(Kosasih,
1993:233).
Alat Bantu
Hamalik dalam Azhar Arsyad
(2005: 15) mengemukakan
bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan
proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi
pelajaran saat itu.
Hipotesis
Menurut Arikunto (2006:07),
bahwa “ Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu
hipotesis perlu diuji guna
mengetahui apakah hipotesis
tersebut terdukung oleh data yang
menunjukan sebenarnya atau
tidak”
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis
adalah suatu konsep yang
berfungsi sebagai jawaban
sementara terhadap masalah
penelitian.
Maka hipotesis dalam penelitian ini, “ Melalui Alat Bantu Bola
Karet Dapat Meningkatkan
Efektifitas Pembelajaran Sehingga
Memperbaiki Keterampilan
Menyundul Bola Pada Siswa Kelas VI di SD N 1 Bakung Bandar Lampung”.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan
strategi umum yang di anut dalam pengumpulan data dan analisis
data yang diperlukan, guna
menjawab persoalan yang
dihadapi.
Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid, agar isi dari penelitian
bisa dipertanggung jawabkan
kebenarannya.Untuk mendapatkan
data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian harus
dianalisa dengan menggunakan
metode penelitian yang logis dan rasional agar tingkat validitas
datayang bisa dipertanggung
jawabkan.Metode penelitian adalah “Cara ilmiah untuk memperoleh data
dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”.Terdapat beberapa metode
yang bisa dipergunakan untuk
pengkajian data dalam sebuah
penelitian agar tujuan penelitian
dapat tercapai seperti yang
diharapkan. Untuk menggunakan suatu metode penelitian, peneliti harus memperhatikan jenis ataupun
akanditeliti agar penggunaan metode penelitian menjadi tepat.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDNegeri 1 Bakung Bandar Lampung.Tahun pelajaran 2014/2015.Siswa kelas VI berjumlah 32siswa yang terdiri dari 18 laki-laki dan 14 perempuan.
Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Nama sekolah : SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung
Alamat : Jalan Banten
gang impresBakung Bandar Lampung
b. Pelaksanaan Penelitian
Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan dengan 3 siklus.
Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang
digunakan untuk mengukur
pelaksanaan penelitian yang
dilakukan pada tiap siklusnya.Alat berupa indikator dari peningkatan
keterampilan menyundul bola
(heading).
Teknik Analisis Data
Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk
menghitung prosentase
keberhasilan siswa digunakan
rumus :
100%
n
f
Keterangan : P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benarn : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Sedangkan untuk melihat
tingkat efektivitas tindakan yang dilakukan dapat menggunakan rumus :
100%
X
X
-X
E
i i n
(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997)
Keterangan :
E : Efektivitas tindakan yang dilakukan
Xn : Rerata nilai akhir siklus
ketiga
Xi : Rerata temuan awal
Bila hasil perhitungan
meningkat 50% ke atas maka
tindakan yang dilakukan
dinyatakan efektif
IV. HASIL PEMBAHASAN
Tabel 2. Deskripsi Hasil PTK
Pembelajaran Keterampilan
Menyundul Bola ( heading ). (Subagio dalam Surisman, 1997)
Berdasarkan tabel di atas, pada hasil obsevasi temuan awal menunjukkan rentang nilai yang didapat sebelum siswa diberikan tindakan adalah 12,5 sampai dengan 87,5 dengan nilai rata-rata 37,89. Jika dibandingkan dengan rata-rata kelas, maka dari 32 siswa sebanyak 7 siswa mencapai nilai di atas atau sama dengan rata-rata kelas atau prosentase keberhasilan 21,88
%, sedangkan siswa yang
mendapat nilai di bawah rata-rata kelas sebanyak 25 orang atau 78,12 %. Selanjutnya jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar maka dari 32 siswa
sebanyak 3 siswa yang
mendapat nilai di atas atau sama
dengan 70 atau prosentase
keberhasilan 9,4%, sedangkan siswa yang mandapat nilai di bawah 70 sebanyak 29 orang atau 90,6%.
Setelah tindakan pada siklus
pertama dilakukan berupa
penggunaan bola karet, siswa mencoba dengan caramenyundul bola yang di layangkan oleh rekannya.
Hasil penelitian menunjukkan
rentang nilai yang didapat setelah siswa diberikan tindakan adalah 12,5 sampai dengan 87,5 dengan
nilai rata-rata 44,14. Jika
dibandingkan dengan rata-rata kelas, maka dari 32 siswa sebanyak 12 siswa mencapai nilai di atas atau sama dengan rata-rata kelas atau prosentase keberhasilan 37,5 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelas sebanyak 20 orang atau 62,5 %. Selanjutnya jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar maka dari 32 siswa sebanyak 6 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 70 atau prosentase keberhasilan 18,75 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sebanyak 26 orang atau 81,25 %.
Setelah tindakan pada siklus
kedua dilakukan berupa
penggunaan alat bantubola karet,
dengan langkah-langkah
pembelajaran seperti yang
dilakukan pada siklus pertama
tetapi perbedaannya siswa
melakukan heading pada dinding dengan jarak 2 m. Siklus N il ai T er ti n g g i N il ai T er en d ah 𝑋
Berdasarkan Rata-Rata Kelas Ketuntasan Belajar
≥RK ≤RK ∑ ≥RK ≤RK ∑ f % f % F % F % f % f % Tes awal 87 ,5 12 ,5 37, 89 7 21,88 25 78,12 32 100 3 9,4 29 90,6 32 100 Pertama 87 ,5 12 ,5 44, 14 12 37,5 20 62,5 32 100 6 18,75 26 81,25 32 100 Kedua 10 0 25 61, 32 20 62,5 12 37,5 32 100 10 31,25 22 68,75 32 100 ketiga 10 0 37 ,5 73, 04 24 75 8 25 32 100 24 75 8 25 32 100
Hasil penelitian menunjukkan rentang nilai yang didapat setelah siswa diberikan tindakan adalah 25 sampai dengan 100 dengan nilai rata-rata 61,32. Jika dibandingkan dengan rata-rata kelas, maka dari 32 siswa sebanyak 20 siswa mencapai nilai di atas atau sama
dengan rata-rata kelas atau
prosentase keberhasilan 62,5 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelas sebanyak 12 orang atau 37,5 %.
Selanjutnya jika dibandingkan
dengan ketuntasan belajar maka dari 32 siswa sebanyak 10 siswa yang mendapat nilai di atas atau
sama dengan 70 atau
prosentasekeberhasilan 31,25 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sebanyak 22 orang atau 68,75 %.
Setelah tindakan pada siklus ketiga dilaksanakan berupa penggunaan bola karet dan siswa mlakukan
heading dengan rekannya sebanyak
10 kali. Hasil penelitian
menunjukkan rentang nilai yang didapat setelah siswa diberikan
tindakan adalah 37,5 sampai
dengan 100 dengan nilai rata-rata 73,04. Jika dibandingkan dengan rata-rata kelas, maka dari 32 siswa sebanyak 24 siswa mencapai nilai di atas atau sama dengan rata-rata kelas atau prosentase keberhasilan 75 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelas sebanyak 8 orang atau 25 %.
Selanjutnya jika dibandingkan
dengan ketuntasan belajar maka dari 32 siswa sebanyak 24 siswa
yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 70 atau prosentase keberhasilan 75 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sebanyak 8 orang atau 25 %.
Pembahasan
Berdasarkan hasil data temuan awal diperoleh data bahwa masih rendahnya prosentase ketuntasan belajar siswa, hanya 3 siswa
yang mencapai ketuntasan
belajar.Hasil analisis peneliti
menunjukkan bahwa masih
rendahnya kemampuan
melakukan keterampilan
menyundul bola.
Berdasarkan hasil analisis
tersebut pada siklus pertama digunakan alat bantu bola karet guna meningkatkan keterampilan menyundul bola yang dipelajari. Bola karet digunakan untuk
memotivasi siswa agar
mempermudah melakukan
teknik heading, dan berbeda disetiap siklusnya.
Saat peneliti menjelaskan materi menyundul bola beberapa siswa
telah memahami tentang
menyundul bola sehingga
mereka antusias dalam
menjawab penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh peneliti. Penelitimendemonstrasikan rangkaian gerakan dan memberi
kesempatan siswa untuk
menyundul bola. Peneliti
menyusun alat bantu yang
digunakan, menjelaskan manfaat dari penggunaan alat bantu
tersebut. Siswa diberi
kesempatan untuk melakukan teknik menyundul bola mulai dari tahappersiapan yaitu, sikap berdiri menghadap arah gerakan, kaki berada di depan kaki lainnya, sikap kedua lengan berada di depan dada,mata selalu tetap terbuka,pandangan terpusat pada bola. Selanjutnya sikap pelaksanaan yaitu, tekuk lutut
dan punggung kaki agak
condong ke belakang, perkenaan bola tepat pada dahi. Dan gerak lanjutan yaitu, pindahkan berat badan ke depan mengikuti arah bola.
V. SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan alat
bantúbola karetpada siklus pertama dapat memperbaiki keterampilan menyundul bola pada siswa kelasVI di SD Negeri 1 Bakung.
2. Dengan penggunaan alat
bantu bola karet pada siklus kedua dapat memperbaiki keterampilan menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung.
3. Dengan penggunaan alat
bantu bola karet pada siklus ketiga dapat memperbaiki keterampilan menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Dalam upaya meningkatkan
mutu proses dan hasil
pembelajaran yang lebih baik,
maka perlu mengadakan
perbaikan terhadap kualitas penggunaan alat bantu atau
media, dengan tujuan
memberdayakan siswa agar lebih banyak bergerak dan memperbaiki konsep gerak
yang dipelajari sehingga
tercapai efektivitas
pembelajaran.
2. Pada penelitian pembelajaran keterampilan menyundul bola
masih belum tercapai
ketuntasan belajar sebesar
100% atau semua siswa
belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih tepat dan
menarik agar dapat
meningkatkan penguasaan
keterampilan menyundul
DAFTAR PUSTAKA
Abdoellah. 1981. Olahraga Untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
PT. Sastra Budaya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kosasih. 1993. Teknik dan Program
Latihan. Jakarta : Balai Pustaka.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK.
Luxbacher, Joseph. 2004.
SepakbolaLangkah – langkah Menuju Sukses. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Muliono. 1995. Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Pustaka Jaya.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: PT. Inkha
Mitra Setia.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA. Jakarta:
Lit.
Surisman. 1997. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung :