• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1   

1.1 Latar Belakang

Jepang adalah negara kepulauan. Secara geografis terletak di bagian timur berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan Rusia dan di bagian barat dengan Semenanjung Korea (Anonim, 1986: 5-7).

Dilihat dari letaknya sangat memungkinkan Jepang untuk mempunyai adat dan budaya yang sangat berbeda dengan negara-negara Asia yang lain. Karena letak geografisnya juga menyebabkan masyarakat Jepang kurang dapat berhubungan dengan bangsa lain, memungkinkan kultur dan budaya Jepang menjadi sangat kuat karena kurangnya pengaruh dari bangsa lain (Anonim, 1985: 5-7).

Pada tahun 1603 Ieyasu yang telah berhasil menyatukan seluruh Jepang, membangun kekaisarannya di Edo, sekarang dikenal sebagai Tokyo. Ieyasu mencoba membangun setiap aspek di negara ini sehingga negara ini mampu berdiri sendiri. Hasil politik yang dilakukan Ieyasu ini kemudian dimanfaatkan oleh Shogun Tokugawa pada tahun 1963 dengan lahirnya politik isolasi. Latar belakang dari lahirnya Politik Isolasi ini adalah banyaknya misionaris Kristen yang datang menyebarkan Agama Kristen. Tokugawa berpikiran bahwa misionaris Kristen akan membawa dampak negative bagi Jepang. Berkembangnya agama Kristen akan

(2)

membawa mimpi buruk bagi kekaisaran, oleh sebab itu Tokugawa mengambil langkah untuk tidak berhubungan dengan dunia asing.

Pada zaman Edo pemerintahan bersifat otonomi daerah dan berada di tangan bangsawan selama lebih dari dua ratus tahun. Sebagai klan terkuat, pemimpin klan Tokugawa dari generasi ke generasi menjabat sebagai shogun. Zaman Edo adalah zaman keemasan seni lukis ukiyo-e 1, teater kabuki 2 dan bunraku.3

Bangsa Jepang sebelum Restorasi Meiji adalah bangsa yang penuh carut marut konflik politik, antarkelompok, termasuk ekonomi, rentetan perang saudara yang terjadi di Jepang di tahun 1467 menyebar ke seluruh Jepang (Samson, 1974: 249-398). Restorasi Meiji (1868) adalah sejarah agung manusia Jepang sesudah carut marut politik tersebut. Terjadinya korupsi dan kemiskinan akibat kebijakan isolasi membawa Jepang untuk membuka diri terhadap dunia luar. Dampak dari peristiwa tersebut masih bisa dirasakan sampai sekarang. Ke arah modernisasi atau westernisasi? Itulah tema yang paling esensial yang dihadapi Jepang sesudah zaman Edo, Shogun Tokugawa. Satu sistem pemerintahan dan tata susunan masyarakat feodal hendak ditinggalkan, hendak dirombak dan di atasnya itu disusun satu sistem pemerintahan dan penataan masyarakat baru.

      

1

Ukiyo-e adalah sebutan untuk teknil cukil kayu yang berkembang di Jepang pada zaman Edo yang digunakan untuk menggandakan lukisan pemandangan, keadaan alam dan kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat.

2

Kabuki adalah seni teater tradisional khas Jepang. 3

Bunraku adalah sandiwara boneka tradisional Jepang yang merupakan salah satu jenis ningyo joruri (boneka joruri).

(3)

Sisa-sisa keadaan peninggalan Shogun Tokugawa masih tetap menjadi keadaan yang amat berat dihadapi oleh pemerintahan baru. Tekanan-tekanan dari luar kepada Shogun pada tahun-tahun terakhir kekuasaannya membawa masalah yang amat meruncing dalam lapangan politik. Restorasi Meiji atau pemulihan kekuasaan ke tangan Kaisar dijalankan pemerintahan oleh sekelompok orang yang disebut “kaum loyalist” menuju satu sasaran yang paling didambakan bangsa Jepang, yaitu mengangkat martabat bangsanya sejajar dengan bangsa-bangsa Barat yang disadari mempunyai kelebihan-kelebihan dalam kemajuan kebudayaan materi, peralatan teknologi dan keuletan menggumuli kehidupan. Jepang membuka diri, melihat dunia yang lebih luas dan memberikan tanggapan terhadap apa yang dihadapinya dan mengambil sikap terhadapnya sehingga dapat dikatakan bahwa hakekat intisari zaman itu ialah perluasan wawasan dan pelebaran medan perjuangan bangsa Jepang. Bangsa Jepang meninggalkan wawasan yang berkenaan dengan kitaran sendiri, dan memperlebar medan perjuangan sebagai satu bangsa yang utuh, di antara bangsa-bangsa lain di muka bumi. Dengan demikian, Jepang memperkokoh diri sebagai satu bangsa, dan mempertajam pandangan hidupnya sebagai satu cara hidup yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang dihadapinya dalam pergaulan global.

Pada tahun 1868 pemerintah Jepang menyatakan secara resmi zaman Meiji telah dimulai. Ibukota yang semula bernama Edo berubah menjadi Tokyo. Perubahan ini terjadi setelah selama 250 tahun Jepang menjalani kebijakan politik isolasi

(4)

negaranya. Jepang mulai membuka dirinya sejak Jenderal Matthew Calbraith Perry berhasil memaksa Jepang untuk menandatangani perjanjian pembukaan negara Jepang pada tanggal 8 Juli 1853. Kedatangannya yang disertai empat kapal perang ini tiba di Uraga. Peristiwa ini merupakan kontak pertama kali, setelah sekian lama tidak terjadi kontak dengan pihak internasional yang juga turut diikuti dengan kontak dagang dengan pihak asing.

Dalam beberapa hal, masa itu merupakan hari-hari yang paling indah bagi kaum muda Jepang. Masa yang ditandai oleh perubahan yang menyeluruh sesudah kedatangan Perry itu membawa suatu iklim segar yang memupuk ambisi, vitalitas, dan panggilan sejarah baru. Tiba-tiba kekangan-kekangan lama dilenyapkan. Jepang yang sudah tertutup rapat-rapat bagi seluruh dunia selama lebih dari dua abad, sekarang tiba-tiba saja membuka diri terhadap pengaruh-pengaruh yang menyegarkan. Penghancuran sistem Tokugawa yang penuh dengan kekangan-kekangan menciptakan suatu lingkungan baru yang secara tak terduga menaruh simpati dan mau mendengarkan gejolak dan percobaan-percobaan kaum muda.

Keingintahuan tentang perubahan besar negara Jepang yang dari awal sebagai negara terasingkan dan sekarang menjadi negara maju adalah alasan penulis memilih tema ini. Ada tiga aspek yang akan dipaparkan mengenai kehidupan masyarakat Jepang pra dan pasca Meiji. Restorasi Meiji adalah awal ketika Jepang mulai menerima pengaruh-pengaruh bangsa Barat dan menerapkannya pada sistem

(5)

kepemerintahan di Jepang. Penulis ingin memberikan gambaran mengenai peristiwa Restorasi Meiji khususnya mengenai kehidupan sosial di dalamnya.

Dalam masa restorasi tersebut kaum muda ditantang untuk membawa Jepang lebih maju, salah satunya dengan pendidikan. Pada masa Bakufu, muncul sekolah yang diselenggarakan di kuil-kuil Budha yang disebut Terakoya. Selain itu muncul juga ajaran Kokugaku yaitu ilmu klasik Jepang dan mencari pemikiran-pemikiran asli Jepang. Saat itu kaum muda hanya mempelajari budaya-budaya Jepang tanpa paham akan perkembangan dunia luar namun setelah dibukanya Jepang dan bangsa asing diperbolehkan masuk muncul pula pengetahuan-pengetahuan baru dari Barat dan berkembang menjadi Rangaku4. Masuknya pengaruh Barat akan berdampak pula pada pendidikannya dan inilah yang akan dibahas oleh penulis.

Bagaimana dengan kehidupan wanita pada masa itu? Wanita pada saat itu merasa terkekang oleh kodratnya. Para pria menganggap wanita lemah dan hanya membawa beban jika ikut berperang. Hal itu juga yang mempengaruhi para wanita untuk memperoleh haknya, karena selama ini mereka menganggap bahwa haknya telah dirampas oleh kaum pria. Mereka ingin membuktikan bahwa sebenarnya para pria dan wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Peran wanita pada zaman Meiji maupun masa Bakufu hampir sama, namun dalam Tugas Akhir ini penulis akan lebih memaparkan peran wanita pada zaman Meiji.

      

4

Rangaku adalah sebutan untuk ilmu pengetahuan, budaya, dan teknologidari Eropa yang dikenal Jepang pada zaman Edo.

(6)

Pada zaman Bakufu para Shogun lebih mengandalkan samurai sebagai pengawal atau kaki tangannya. Biasanya upah samurai didapat dari pajak para tuan tanah. Akan tetapi saat masa pemerintahan Tokugawa banyak samurai yang tidak bertuan kemudian para samurai mengandalkan diri sendiri untuk menyambung hidup dengan cara mencuri atau merampok. Awal Meiji menjadi awal dihapusnya kebijakan tentang samurai. Kembalinya kekuasaan ke tangan Kaisar menjadi awal terbentuknya sistem militer.

Penulis tertarik membahas tema Restorasi Meiji karena kegigihan Jepang untuk mengubah negaranya dari negara isolasi menjadi negara maju. Masyarakat Jepang tidak membutuhkan waktu lama untuk mengejar ketertinggalannya dari negara Barat terutama dalam bidang pendidikan dan militer. Hal inilah yang akan dijelaskan penulis dalam Tugas Akhir.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan pendidikan setelah Restorasi Meiji?

2. Bagaimana kehidupan wanita di zaman Meiji?

3. Bagaimana awal mula terbentuknya sistem militer setelah Restorasi Meiji?

(7)

Tugas Akhir ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut, yang pertama untuk mengetahui perkembangan pendidikan setelah Restorasi Meiji, kehidupan wanita di zaman Meiji, dan awal mula terbentuknya sistem militer. Berawal dari pokok masalah tersebut, selain berusaha menjelaskan Restorasi Meiji secara singkat, penulisan Tugas Akhir ini juga dimaksudkan untuk mencari jawaban dari masalah-masalah yang telah dikemukan di atas.

1.4 Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa tulisan mengenai Restorasi Meiji. Wastu Praja Adhitama dalam tulisannya yang berjudul “Politik Tokugawa Dalam Mengambil Alih Kekuasaan Di Jepang” mengungkapkan bahwa Shogun Tokugawa adalah pemerintahan diktator militer ketiga dan terakhir di Jepang setelah Shogun Kamakura dan Shogun Muromachi. Keshogunan Tokugawa dimulai pada tanggal 24 Maret 1603 dengan pengangkatan Tokugawa Ieyasu sebagai Sei-I Taishogun dan berakhir ketika Tokugawa Yoshinobu mengembalikan kekuasaan ke tangan kaisar (Taisei Hokan) pada 9 November 1867. Pemerintahan Shogun Tokugawa selama 264 tahun disebut sebagai zaman Edo atau zaman Tokugawa. Periode terakhir Shogun Tokugawa yang diwarnai dengan maraknya gerakan untuk menggulingkan Shogun Tokugawa yang dikenal sebagai Bakumatsu. Pada kenyataannya Tokugawa tidak memenuhi syarat sebagai shogun karena bukan keturunan klan Minamoto. Agar syarat utama menjadi shogun terpenuhi, Ieyasu memalsukan garis keturunannya menjadi keturunan klan

(8)

Minamoto agar bisa menjadi shogun. Dialah shogun yang paling sukses mempersatukan seluruh bangsa dan menjaga stabilitas keamanan.

Syilvia Rista dalam tulisannya yang berjudul “Politik Luar Negeri Jepang Era Meiji” memaparkan perbedaan utama dalam hubungan luar negeri antara zaman Edo dan zaman Meiji adalah sakoku. Sakoku yang diberlakukan pada era Edo (1639), berarti Jepang tidak melakukan hubungan luar negeri dengan negara-negara lain, sedangkan orang-orang Jepang yang berada di luar negeri tidak boleh kembali ke Jepang. Jika mereka melakukannya, mereka akan dihukum. Sakoku berakhir pada awal keruntuhan Edo. Seorang utusan dari Amerika Serikat, Komodor M. Perry, memaksa shogun untuk segera mengakhiri sakoku. Tunduknya shogun kepada negara Barat ini membuat rakyat Jepang berontak. Akhirnya, pada tahun 1867 zaman Edo pun berakhir dan digantikan zaman Meiji.

Aceng Ulumudin dalam tulisannya yang berjudul “Sebab-Sebab Penghapusan Gakusee Sebagai Sistem Pendidikan Modern Pada Awal Zaman Meiji” memaparkan penerapan Gakusee oleh pemerintah sebagai realisasi pembaharuan di bidang pendidikan pada waktu itu merupakan awal dari lahirnya sistem pendidikan modern di Jepang. Hal itu karena Gakusee berisi kebijakan-kebijakan tentang pendidikan yang berbeda dengan pola pendidikan sebelumnya yang bersifat feodal, misalnya dalam kebijakan Gakusee dijelaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah milik semua orang tanpa membeda-bedakan status sosial dan jenis kelamin. Kaum wanita yang sebelumna sama sekali tidak diberi kesempatan untuk belajar mulai diberi

(9)

kesempatan seperti halnya kaum lelaki. Dilihat dari kebijakan-kebijakan Gakusee yang sebagian besar memberikan dampak positif terhadap masyarakat pada waktu itu, penghapusan Gakusee tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan yang menarik, seperti seberapa besar beban yang diterima oleh masyarakat akibat pelaksanaan Gakusee sehingga dampak positif yang mereka terima tidak menjadi pertimbangan bagi mereka untuk tidak melakukan pemboikotan dan perusakan-perusakan.

Muhlisul Fuad dalam tulisannya yang berjudul “Proses Dan Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Pergerakan Demokrasi Jepang (Jiyuu Minken Undoo) Pada Zaman Meiji” mengungkapkan bahwa Jiyuu Minken Undoo adalah pergerakan politik nasional pada awal pemerintahan Meiji yang melibatkan aliansi-aliansi dari kelas samurai. Dalam perkembangannya gerakan ini juga melibatkan kalangan rakyat kelas menengah seperti para petani kaya, kaum intelektual, pedagang, hingga masyarakat kelas bawah yakni petani kecil, kaum buruh dan sebagainya. Selain itu pergerakannya mengalami perubahan dari perjuangan melalui partai-partai politik menjadi aksi-aksi radikal seperti pemberontakan-pemberontakan rakyat antara tahun 1880-1884. Tujuan utama dari pergerakan Jiyuu Minken Undoo ini adalah untuk membentuk kembali pemerintah Meeji baru berdasarkan demokrasi Barat.

Bahrul Muflih Nurhabib dalam tulisannya yang berjudul “Kritik Sosial Natsume Sooseki Terhadap Perilaku Masyarakat Jepang Zaman Meiji Yang Terkandung Dalam Novel San’shiroo” mengungkapkan bahwa tema yang diangkat dalam novel ini adalah “penyimpangan” perilaku masyarakat Jepang dari tradisi yang

(10)

telah berlaku turun temurun sebagai akibat modernisasi yang dijalankan Jepang. “Penyimpangan” di sini adalah perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan, yaitu perubahan-perubahan yang berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Tema ini diangkat melalui cerita pengalaman tahun pertama Ogawa San’shiroo menjalani kehidupan barunya di Tokyo sebagai mahasiswa. Situasi baru kota Tokyo itu merupakan penggambaran situasi Jepang yang berubah secara drastis ketika Jepang memasuki zaman Meiji.

Pada Tugas Akhir ini penulis akan memaparkan kehidupan sosial era zaman Meiji, misalnya pendidikan, peran wanita, serta sistem militer. Pendidikan pada zaman Bakufu dirasa tidak terlalu penting, mereka yang menerima pendidikan didominasi oleh kaum bangsawan. Terjadinya kesenjangan status sosial menjadi salah satu alasan pokok masyarakat mulai menerima pengaruh dari bangsa Barat. Hal inilah yang akan mempengaruhi emansipasi wanita, wanita yang awalnya hanya sebagai boneka suami mulai memperjuangkan haknya sebagai wanita. Pada masa itu juga diberlakukan sistem militer yang mendapat kecaman keras dari para samurai.

Perbedaan Tugas Akhir ini dengan judul-judul di atas adalah penulis akan membahas kehidupan masyarakat Jepang setelah era Bakufu berakhir. Penulis akan lebih mengacu pada berakhirnya zaman Edo dan awal dari zaman Meiji karena dari kurun waktu tersebut terjadi Restorasi Meiji.

(11)

1.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan ini adalah triangulasi, yaitu sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Sependapat dengan Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2008: 241) yang menyatakan bahwa tujuan triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman penulis terhadap apa yang telah ditemukan. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, seperti pengambilan data melalui refrensi literatur dari kepustakaan yang ada relevansinya dan pengambilan data yang didapat dari media cetak ataupun on-line (elektronik).

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam Tugas Akhir ini penulis menyusun sistematika penulisan dengan membagi bab-bab dan sub-bab sebagai berikut :

Bab I yaitu pendahuluan yang terdiri atas sub-bab latar belakang , rumusan masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, metode pengumpulan data, sistematika penulisan. Bab II yaitu restorasi meiji yang terdiri atas sub-bab sejarah singkat restorasi meiji, tokoh-tokoh yang berperan dalam restorasi meiji, runtuhnya Shogun Tokugawa.

(12)

Bab III yaitu awal bangkitnya negara Jepang yang terdiri dari sub-bab pendidikan di zaman meiji, kehidupan wanita di zaman meiji, awal mula terbentuknya sistem militer. Bab IV berisi rangkuman penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis efisiensi penggunaan input usahatani padi sawah di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan pada satu musim tanam dari bulan Maret- Juni 2011 menunjukkan

2) Penyuluhan Bimbimbing Jabatan adalah kegiatan pemberian informasi tentang jabatan dan dunia kerja kepada pencari kerja dan/atau masyarakat serta proses membantu

Seperti yang dikemukakan Semi (1993): “berbicara atau bercakap memainkan peranan penting karena bahasa pada hakikatnya adalah bahasa lisan”. Dalam kehidupan sehari-hari

 Pada konsep temperatur yaitu pada termokopel ini menggunakan dua termokopel yang dimana memiliki temperatur yang berbeda maka akan terbentuk aliran energi yang

dikatakan bahwa penggunaan bahan penggumpal getah pepaya lebih baik dibanding dengan bahan penggumpal ekstrak buah nenas karena kadar lemak pada whey lebih kecil.

Isolat bakteri diperkirakan merupakan golongan termofilik karena isolasi dan penapisan bakteri dilakukan pada suhu tinggi di atas 45 o C yaitu pada suhu 60 o C dengan

Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney, didapatkan nilai p-value 0,002 <  (0,05) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

diantaranya area parker yang tersedia di Stasiun Jember khususnya untuk kendaraan roda dua, petugas cepat tanggap dalam menangani kritik dan saran yang diberikan oleh