• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE. Materi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI DAN METODE. Materi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

14

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Aneka Ternak Blok C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret-April 2011 yang meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian. Pengolahan data dan penulisan dilaksanakan selama enam bulan sampai dengan bulan September 2011.

Materi Kokon

Kokon yang digunakan dalam penelitian ini adalah 129 kokon ulat sutera emas (Cricula trifenestrata) tanpa pupa (ngengat sudah keluar). Kokon berasal dari tanaman alpukat (Persea americana M.).

Peralatan

Peralatan yang digunakan adalah timbangan digital Sartorius, jangka sorong digital, benang jahit, tissue, penggaris, label, sea-led plastic bag dan digital camera. Alat-alat pengolahan data meliputi kalkulator, software statistik Minitab 15 dan komputer.

Prosedur

Kokon yang dijadikan kokon sampel dibersihkan dari daun, ranting, kulit pupa yang tertinggal di dalam kokon dan floss, sehingga diperoleh kulit kokon tanpa floss. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan peubah pada setiap kulit kokon. Peubah yang Diamati

1. Bobot kulit kokon utuh (BKKU) dalam satuan mg, diukur dengan menggunakan timbangan digital Sartorius. BKKU diukur setelah kulit kokon utuh dibersihkan dari kotoran dan kulit pupa. Floss termasuk dalam BKKU. Gambar 6 mengilustrasikan pengukuran BKKU pada timbangan digital Sartorius.

(2)

15 Gambar 6. Kulit Kokon Utuh Saat Ditimbang.

Sumber: Koleksi Pribadi (2011)

2. Bobot floss (BF) dalam satuan mg, diperoleh dengan menimbang floss yang telah dipisahkan dari kulit kokon.

3. Persentase bobot floss dihitung berdasarkan bobot floss dibagi dengan BKKU lalu dikalikan 100%. Rumus persentase bobot floss sebagai berikut:

4. Bobot kulit kokon (BKK) dalam satuan mg, diperoleh dengan menimbang kulit kokon yang telah dibersihkan dari floss. Prosedur pemisahan kulit kokon diilustrasikan pada Gambar 6.

5. Persentase bobot kulit kokon (PBKK) dihitung berdasarkan bobot kulit kokon dibagi dengan BKKU lalu dikalikan 100%. Rumus persentase bobot kulit kokon sebagai berikut:

(3)

16 6. Panjang kokon (X1) dalam satuan mm diukur mulai dari bagian posterior sampai dengan bagian ujung anterior kokon. Panjang kokon diukur dengan menggunakan jangka sorong digital. Gambar 7 mengilustrasikan pengukuran panjang kokon.

Gambar 7. Pengukuran Panjang Kokon Sumber: Koleksi Pribadi (2011)

7. Diameter bagian medial kokon (X2) dalam satuan mm, diukur pada bagian medial kokon yang diilustrasikan pada Gambar 8 bagian (a). Gambar 8 bagian (b) mengilustrasikan pengukuran diameter bagian medial kokon.

(a) (b)

Gambar 8. Bagian-Bagian Pegukuran Diameter Kokon; (a) dan (b) Cara Pengukurannya.

Sumber: Koleksi Pribadi (2011)

8. Diameter ¼ bagian posterior kokon (X3) dalam satuan mm, diukur pada ¼ bagian posterior kokon yang diilustrasikan pada Gambar 8 bagian (a). Gambar 8 bagian (b) mengilustrasikan pengukuran diameter ¼ bagian posterior kokon. Diameter ¼ Bagian Posterior Kokon Dimeter Bagian Medial Kokon Diameter ¼ Bagian Anterior Kokon

(4)

17 9. Diameter ¼ bagian anterior kokon (X4) dalam satuan mm, diukur pada ¼ bagian anterior kokon yang diilustrasikan pada Gambar 8 bagian (a). dengan menggunakan jangka sorong digital. Gambar 8 bagian (b) mengilustrasikan pengukuran diameter ¼ bagian anterior kokon.

10. Lingkar bagian medial kokon (X5) dalam satuan mm, diukur pada bagian medial kokon dengan menggunakan benang, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9 bagian (a). Benang tersebut kemudian direntang pada penggaris, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9 bagian (b) untuk ukuran dari lingkar bagian medial kokon.

11. Lingkar ¼ bagian posterior kokon (X6) dalam satuan mm, diukur pada ¼ bagian posterior kokon dengan menggunakan benang seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9 bagian (a). Benang tersebut kemudian direntang pada penggaris, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9 bagian (b) untuk dicatat ukuran dari lingkar kokon ¼ bagian posterior kokon.

12. Lingkar ¼ bagian anterior kokon (X7) dalam satuan mm, diukur pada ¼ bagian anterior kokon dengan menggunakan benang, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9 bagian (a) dan kemudian benang tersebut direntangkan pada penggaris, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9 bagian (b) untuk dicatat ukuran dari lingkar ¼ bagian anterior kokon.

(a) (b)

Gambar 9. Pengukuran Lingkar Kokon Menggunakan Benang (a) dan Penggaris (b).

(5)

18 Pencatatan dan Pengolahan Data

Data yang diperoleh dicatat pada lembar data dan kemudian data diolah. Hasil olahan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar untuk kemudian dianalisis.

Analisis Data Statistik Deskriptif

Data yang diperoleh diolah secara deskriptif. Nilai rataan dan simpangan baku pada masing-masing peubah diolah berdasarkan rumus Mattjik dan Sumertajaya (2002), sedangkan koefisien keragaman berdasarkan rumus Warwick et al. (1995) sebagai berikut:

√∑ ( )

̅ Keterangan:

: Rataan data sampel Xi : Data ke- i

N : Banyak data sampel SB : Simpangan baku KK : Koefisien keragaman

Analisis Komponen Utama (AKU)

Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) atau AKU ditentukan dari matriks peragam. Konsep dasar dari AKU adalah berdasarkan rumus:

Yp = a1pXp + a2pXp +……+ a7pXp (Gaspersz, 1992) Keterangan:

Yp = Komponen utama ke-p (p = 1, 2) Xp = Peubah ke-p untuk p = 1, 2, 3, …, 7 a1p-a7p = Vektor eigen ke-p untuk p = 1, 2,3 … , 7

(6)

19 Model persamaan ukuran kulit kokon C. trifenestrata sebagai berikut:

Y1 = a11X1 + a21X2 +……+ a71X7 Keterangan:

Y1 = Komponen utama pertama atau ukuran X1 = Panjang kokon

X2 = Diameter bagian medial kokon X3 = Diameter ¼ bagian posterior kokon X4 = Diameter ¼ bagian anterior kokon X5 = Lingkar bagian medial kokon X6 = Lingkar ¼ bagian posterior kokon X7 = Lingkar ¼ bagian anterior kokon a11-a71 = Vektor eigen

Model persamaan bentuk kulit kokon C. trifenestrata sebagai berikut: Y2 = a12X1 + a22X2 +……+ a72X7

Keterangan:

Y2 = Komponen utama kedua atau bentuk X1 = Panjang kokon

X2 = Diameter kokon bagian medial X3 = Diameter kokon ¼ bagian posterior X4 = Diameter kokon ¼ bagian anterior X5 = Lingkar kokon bagian medial X6 = Lingkar kokon ¼ bagian posterior X7 = Lingkar kokon ¼ bagian anterior a12-a72 = Vektor eigen

Penentuan penciri ukuran dan bentuk dilakukan berdasarkan vektor eigen tertinggi pada masing-masing persamaan, yaitu persamaan ukuran dan bentuk. Keeratan hubungan (korelasi) antara peubah asal dan ukuran atau bentuk, dihitung melalui koefisien korelasi antara peubah asal dan ukuran atau bentuk. Komponen utama diturunkan dari matriks peragam. Koefisien korelasi antara peubah asal ke-i (Xi) i=1,2,3,4,5,6,7 dan komponen utama ke-j (Yj), j= 1,2 dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(Gaspersz, 1992) Keterangan:

Rxiy1 = Koefisien korelasi peubah ke-i (1,2,…,7) dan komponen utama ke-j (1,2) aij = Vektor eigen ke-i (1,2,…,7) dan komponen utama ke-j (1,2)

(7)

20 2 = Nilai eigen komponen utama ke-j (1,2)

Si = Simpangan baku ke-i (1,2,…,7)

Klasifikasi berdasarkan skor ukuran kulit kokon yang diamati meliputi kecil, sedang dan besar dilakukan dengan menggunakan rumus Gaspersz (1992) sebagai berikut:

Kelompok Besar, jika yh1 > y1 + Sy1

Kelompok Sedang, jika y1 -Sy1 ≤ yh1 ≤ y1 + Sy1 Kelompok Kecil, jika yh1 < y1 + Sy1

Keterangan:

yh1 = Skor ukuran (SK-1) y1 = Rataan ukuran (SK-1)

Sy1 = Simpangan baku skor ukuran (SK-1)

Pengklasifikasian divisualkan dalam bentuk digram kerumunan. Diagram kerumunan dibentuk berdasarkan perolehan skor ukuran (sumbu X) dan skor bentuk (sumbu Y) dari masing-masing data sampel yang diamati.

Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU)

Persamaan regresi dalam bentuk peubah asli Xi sebagai berikut:

Y = b0+ b1X2 +b2X2……+ b7X7 (Gaspersz, 1992) Keterangan:

= Peubah tidak bebas (bobot kulit kokon) = Panjang kokon

= Diameter bagian medial kokon = Diameter ¼ bagian posterior kokon = Diameter ¼ bagian anterior kokon = Lingkar bagian medial kokon = Lingkar ¼ bagian posterior kokon

= Lingkar ¼ bagian anterior kokon

= Konstanta

= Koefisien regresi dari peubah bebas ke-i (i = 1, 2, …, 7)

Elastisitas rata-rata dari bobot kulit kokon terhadap setiap peubah bebas Xi dalam model regresi dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Gaspersz, 1992):

̅ ̅ ( ̅ ̅)

(8)

21 Keterangan:

= Elastisitas rata-rata dari peubah tidak bebas Y (bobot kulit kokon) terhadap peubah bebas Xi (i= 1,2,…,7)

= Koefisien regresi dari peubah bebas Xi (i= 1,2,…,7) dalam persamaan regresi

̅ = Nilai rata-rata dari peubah bebas Xi (i= 1,2,…,7)

Gambar

Gambar 7. Pengukuran Panjang Kokon                       Sumber: Koleksi Pribadi (2011)

Referensi

Dokumen terkait

Penulis susun dalam rangka menyelesaikan studi di fakultas agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang1. Penulis dalam mengerjakan skripsi ini banyak mendapatkan kesulitan

1) Mahasiswa secara individu membuat resume materi tentang Pengertian bahasa dan format pemrograman CNC PU-3A, mekanisme titik nol mesin, mekanisme sistem pemrograman

Kopling-kopling satu arah (one way clucthes) adalah holding device untuk membebaskan ketika sebuah perpindahan gigi ke yang lebih tinggi (upshift) terjadi, tetapi

Tundaan waktu dipertimbangkan dalam model karena laju perubahan suatu populasi tidak hanya bergantung pada jumlah populasi pada saat sekarang tetapi juga bergantung

This is to cerify that the Sarjana thesis of “The Effectiveness of Basic Questioning Technique toward the Students’ Ability in Writing Descriptive Text at

Disetiap siklus selalu melaksanakan tahapan- tahapan berikut ini: (1) perencanaan, di dalam perencanaan ini peneliti dan guru melakukan kegiatan diantaranya

Aplikasi pada smartphone yang terintegrasi dengan web server dan pengolah data akan menampilkan persentase baterai secara real time dan notifikasi alarm pemakaian

Dalam analisis potensi pengguna, dengan mengalikan nilai probabilitas berpindah dengan volume kendaraan jalan eksisting malang-kepanjen (didapat dari TC) dan