6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Video Klip sebagai Media Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa sebenarnya tidak lepas dari media massa sebagai alat penyalur informasi atau pesan. Prakteknya pada kehidupan sehari – hari semua orang membutuhkan sebuah alat untuk menerima informasi, mengirim informasi atau bertukar informasi. Cara ini dikenal dengan sebutan komunikasi.
Melalui komunikasi masyarakat bisa saling bertukar informasi, menyampaikan sebuah berita(pesan), mengajukan sebuah gagasan atau ide serta interaksi lainnya.
Pada dasarnya komunikasi massa merupakan sebuah komunikasi yang prosesnya melalui media massa (media elektronik dan juga cetak). Pada perkembangan awalnya komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of masscommunication (media saluran komunikasi) Nurudin,( 2007:3).
Pada satu sisi komunikasi untuk menciptakan dan membagun hubungan dengan lingkungan dan orang lain. Untuk membangun hubungan dengan khalayak komunikasi tidak bisa berdiri sendiri untuk menciptakan fenomena tersebut, tentu komunikasi membutuhkan media untuk menjadi sebuah perantara. Komukasi massa menjadi alat paling berperan dalam membagun hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi massa mempunyai fungsi yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan dari seluruh belahan dunia. Informasi yang didapatkan dari komunikasi massa tentu sangat perlu untuk membagun suatu hubungan yang baik dengan lingkungan dan orang lain. Dan tentunya komunikasi massa menunjukan perannya sebagai alat yang paling penting untuk interaksi sosial masyarakat Mulyana, (2005:4)
Menurut Bittner dalam Ardianto & Lukiati, (2015 : 3) mengemukakan definisi komunikasi massa paling sederhana, yakni : “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi berbicara tentang
7 banyak orang, tentang khalayak ramai dan media massa. Apabila sebuah informasi disampaikan kepada banyak orang atau khalayak tidak dengan menggunakan media massa sebagai bagian dari penyampaian tersebut maka itu tidak bisa dikatakan bagian dari komunikasi massa. Komunikasi massa tidak berdiri sendiri tapi ada dua komponen yang harus disatukan agar dapat disebut sebagai komunikasi massa.
Pada dasarnya komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan alat, yang dimana media seperti media elektronik dan cetak merupakan saluran yang membatu komunikasi massa dalam penyebaran pesan yang dikirim melalui media massa akan tersebar secara menyeluruh dan serentak. Pesan yang disampaikan komunikasi massa juga tidak memilih golongan – golongan tertentu dalam penyebaranya.
Dengan adanya penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan penyampaian pesan kepada seluruh lapisan masyarakat secara serentak dengan menggunakan media massa. Selain itu komunikasi massa juga merupakan komunikasi satu arah yang disampaikan media kepada publik tentang informasi – informasi dan sebuah peristiwa. Selain bersifat komunikasi satu arah, komunikasi massa juga merupakan media yang berbentuk suara, gambar, dan suara bergambar.
Media massa merupakan alat yang digunakan dalam melakukan komunikasi massa. Media Massa berasal dari media komunikasi massa (media of mass communication). John R. Bitter dalam Nurudin (2007 ) mengatakan bahwa pesan yang dikomunikasikan oleh beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu lain melalui media massa (media of mass communication). Ciri-ciri dari komunikasi massa yaitu :
a. Komunikator melembaga b. Komunikasi bersifat heterogen c. Pesan bersifat umum
d. Berlangsung satu arah e. Menimbulkan keserempakan
8 f. Mengandalkan peralatan teknis
g. Dikontrol oleh gatekeeper.
Media massa lahir untuk menjembatani komunikasi antarmassa. Massa adalah masyarakat luas yang heterogen, tetapi saling bergantung satu sama lain.
Ketergantungan menyalurkan hasrat, gagasan dan kepentingan masing-masing agar diketahui dan dipahami oleh yang lain. Pada hakikatnya media massa adalah media saling-silang pesan antarmassa. Media massa memiliki 4 fungsi yaitu penyalur informasi, fungsi mendidik, fungsi menghibur dan fungsi mempengaruhi.Fungsi ini harus dilaksanakan secara bersama-sama dan tidak boleh mengabaikan fungsi lainnya.
Video klip merupakan media visualisasi yang dilatarbelakangi oleh music dan lagu yang memiliki alur cerita layaknya sebuah film pendek, biasanya sebuah video music yang sering dibuat merupakan gambaran besar dari lagu tersebut.
Memiliki alur cerita yang layaknya sebuah film, memiliki konflik dan part – part yang menggambarkan situasi dari lagu dan music sehingga disebutlah video music atau video klip. Pada dasarnya video music memang merupakan salah satu bentuk komunikasi massa, bentuk penyampaian pesan kepada khalayak. Biasanya pembuatan suatu proses pesan seringkali berdasarkan hal yang pernah terjadi atau sedang marak terjadi maupun berdasarkan pengalaman dari diri sendiri, sehingga akan membuat penyampaian pesan dalam proses rekaman video klip akan mudah tersampaikan.
Menurut Donald P. Ely dan Vernon S. Gerlach, pengertian video music/
video klip ada dua bagian yaitu dalam arti yang sempit dan dalam arti yang luas. Arti sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memprotes serta menyampaikan informasi. Sedangkan arti luas, yaitu keadaan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa, video klip atau video music dapat diartikan
9 sebagai media komunikasi dalam menyampaikan sebuah pesan dan informasi kepada khalayak ramai.
Video klip merupakan salah satu alat untuk berdakwa yang paling efektif dan gampang diterima khalayak luas. Music digunakan karena mengandung hiburan yang menimbulkan emosi bagi pendengarnya selain itu music juga gampang dicerna dan diterima berbagai kalangan. Mulyana (2005:54-56).
Sebagai salah satu media dakwa video klip adalah media untuk mengirim pesan melalui karya audio visual. video klip tidak tersebar melalui, media cetak yang maupun radio yang dimana penyebaranya berbentuk karya yang hanya menyediakan visual saja ataupun audio saja. Karna video klip menyebar melalui media yang bisa menikmati keduanya, audio visual. Video klip dapat menyebar dan ditemui melalui media konvensional seperti televisi, atau media baru seperti internet, melalui situs youtube.com.
2.2. Media dan Isu Keberagaman
Media menjadi salah satu perantara dimana komunikator dan komunikan saling mengirim dan menerima pesan. Media dapat dijadikan sebagai penyuara perdamaian dan kebencian sekaligus. Media akan sangat berperan penting bagi kedaulatan suatu hubungan yang hidup berdampingan dalam suatu perbedaan.
Amerika Negara yang mempunyai keberagaman didunia, latar belakang yang begitu beragam, perbedaan budaya yang sangat banyak, tentu tidak serta merta menjadikan masyarakatnya hidup berdampingan dengan rukun, damai dalam perbedaan.
Keberagaman suku, ras, budaya, serta kepercayaan, meski melakukan interaksi yang begitu sering, menggunakan bahasa yang sama sekalipun tidak secara otomatis dapat menjadikan mereka hidup dalam kedamaian dan pengertian.
Amett mengungkapkan Gudy kunts dan Kim dalam Mulyana (2005), komunikasi ditandai dengan retorika “kami yang benar” dan “kamu yang salah”.
Setiap kelompok hanya cenderung etnosentrik, yaitu menganggap nilai – nilai
10 budaya sendiri lebih baik dari budaya lain dan mengukur budaya lain menurut tinjauan budayanya.
Jika seseorang dihadapkan terhadap orang – orang yang beda dengan budaya, suku serta ras, biasanya orang tersebut akan dihadapkan dengan sebuah adat istiadat yang beda pula dikarenakan perbedaan ras, budaya dan suku yang berbeda nilainya. Komunkasi antar budaya biasanya akan semakin sulit untuk diterapkan apabila masih adanya sistem nilai secara etnosentrik, menilai berdasarkan pemahaman dari satu budaya saja.
Stereotip – stereotip yang biasanya dilabeli kepada suatu kelompok dan budaya yang berbeda dengan budaya lain, seringkali dianggap berbeda serta lebih buruk dari budaya yang mereka anut hingga negative. Pemahaman seperti ini cenderung tumbuh pada mereka yang mempunyai golongan dan kelompok lebih besar sehingga menilai kelompok lebih kecil dengan sistem etnosentrik.
Pada dasarnya keberagaman dapat dikelolah, dapat diatur sedemikian rupa agar menjadi kekuatan bagi suatu bangsa yang beragam. Namun sangat disayangkan bahwa isu SARA kerap kali terjadi di Negara yang hidup berdampingan dengan keanekaragaman di dalamnya, menjadikan isu SARA sebagai pemecah belah kedamaian. Tidak dapat dipungkiri bahwa isu mengenai ras, agama, topic – topic yang melibatkan etnik tertentu selalu menjadi tabu untuk dibicarakan. Perbedaan seharusnya menjadi jembatan pemersatu yang dikelola bersama agar selalu hidup akur, rukun, damai dan berdampingan. Namun lagi – lagi stereotip antar budaya akan selalu kental meski dipermukaan baik – baik saja. Mulyana (2005:14)
2.3. Proses Pemaknaan Audio Visual
Proses Pemaknaan Audio Visual Pesan Audio Visual merupakan sebuah pesan yang proses penyampaianya melalui dua jalur, atau unsur media yakni pesan seperti suara dan gambar. Dalam proses penyajian audio visual dapat berupa iklan, live report, film serta video klip dan lain sebagainya. Proses penyampaian pesan audio visual tentu membutuhkan media sebagai sarana untuk menyebarluaskanya.
11 Media yang dimaksud dalam hal ini antara lain ada televisi, internet (youtube, facebook, instagram,dll).
Muslimin : (2016) dalam bukunya mengatakan bahwa “khalayak memaknai sesuatu secara berbeda” dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap individu punya pandangan tersendiri terhadap pesan yang mereka terima. Dalam proses penerimaan pesan tentu akan ditemukan audiens yang aktif dalam menyikapi informasi yang mereka terima, dalam hal ini biasanya audiens dipengaruhi oleh lingkungan, serta pengalaman yang serupa dengan fenomena yang terjadi.
Sedangkan audiens yang pasif, akan terlihat cuek dan tidak terlalu memberi tanggapan terhadap pesan yang disampaikan, dalam hal ini bisa di buktikan dengan seberapa sering respon yang diberikan terhadap pesan yang tersampaikan.
Liliwery : (2011) dalam bukunya menjelaskan bahwa “komunikasi merupakan inti dari suatu proses-kegiatan yang menghubungkan pengirim dengan penerima pesan yang dihubungkan oleh ruang dan waktu”. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa proses komunikasi terjadi dengan sangat fundamental. Bukan hanya sekedar cara penerimaan dan pengiriman pesan. Komunikasi merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis antara pengirim dan penerima pesan supaya terjadinya komunikasi yang maksimal dan efektif dalam penerimaanya.
2.4. Proses Encoding dan Decoding
Pada proses ini komunikan akan mengirim pesan kepada komunikan sebagai bagian dari penerimaan pesan. Dalam proses pengiriman pesan encoder atau komunikator mengirim pesan kepada komunikan dan menganggap pesan yang telah dikirim nantinya akan diterima dengan baik.
1. Encoding diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk mendeskripsikan pikiran, gagasan, serta ide – ide dalam satu bentuk yang dimana pihap penerima dapat mengartikanya. Encoding pada proses komunikasi dapat berlangsung berkali – kali ataupun hanya sekali. Encoding bisa dikatannya sebagai pesan, bedanya encoding apabila prosesnya terjadi
12 penolakan maka akan menghasilkan pesan, sedangkan pesan adalah hasil dari proses encoding itu sendiri yang diterima maupun yang dirasakan. Hasil dari pesan ini nantinya akan diolah menjadi proses decoding. (Morissan 2013) 2. Hegemoni dan hegemoni tandingan, pada proses ini kemampuaan audiens
dalam menerima dan membandingkan sebuah pesan yang ada sangat di harapkan, karena proses ini tidak akan berlangsung jika audiens tidak memiliki kemampuan tersebut. Proses ini akan terjadi dengan adanya kemampuan dari audiens untuk mengingat, merangkai sebuah kejadian yang terkandung dan makna dalam sebuah pesan.. Pada proses ini disebut dengan proses decoding, apabila penerimaan pesan dari pihak lain maka decoding akan menjalankan tugasnya terhadap pesan tersebut. Berdasarkan pengalaman masa lalu dan persepsi pemikiran. (Morissan,2013)
2.5. Rasisme dalam Media Massa
Rasisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah prasangka berdasarkan keturunan bangsa, perilalu yang cenderung berat, prilalu yang selalu mengkotak – kotakakan suku bangsa tertentu, menganggap bahwa rasnya lebih baik dan unggul dari bangsa lainnya. Rasisme adalah tindakan dari kriminalisasi terhadap bentuk fisik manusia. Ideology yang semula tumbuh pada zaman penjajahan lalu mereka mengekspsikanya kepada Negara jajahannya sebagai bentuk kekuasaan, untuk menunjukan bawasanya mereka unggul. Liliweri, (2005).
pada awalnya muncul praduga – praduga yang menyebutkan bahwa manusia sebenarnya berawal dari dari kelompok – kelompok tertentu yang disebut dengan ras dan etnis. Dalam satu masyarakat yang lebih besar, kelompok atau budaya yang lebih dominan tentu ada masanya kelompok – kelompok tersebut akan membedakan dari kelompok lainnya. Mulyana dan Rahma, (2014).
13 Peran media dalam membangun opini public memang sudah tidak
diragukan lagi, media massa memiliki peran yang sama halnya dalam persoalan rasisme, kesenjangan yang ditampilkan oleh media massa dalam video klip “this is America” karya Childish Gambino juga merupakan persoalan rasisme yang terjadi pada kelompok – kelompok orang berkulit hitam. Video klip Gambino menuai banyak sekali reaksi dari seluruh penikmat music di dunia.
Video klip atau music video menjadi bahan dakwa paling efektif yang bisa dipilih oleh seorang seniman ketika tidak adanya kesempatan untuk berbicara maka music atau video klip adalah jalannya.
Rasisme merupakan sebuah persoalan yang menyoroti pada hubungan nilai – nilai, sikap – sikap serta perilaku yang berlangsung dalam sebuah kelompok, dan biasanya yang menjadi persoalan utama yang seringkali dihadapi oleh masyarakat kontemporer adalah ciri – ciri fisik yang berbeda dari kelompok lainya. Tidak ada tindakan yang membenarkan dalam diskriminasi.
Grillo,Liliweri, (2005).
Rasisme merupakan suatu konsep yang sangat rumit, memiliki banyak dimensi dan dapat dibagi-bagi dalam beberapa golongan. Dengan adanya penjelasan tersebut, maka ada dua bagian atau golongan yang dibagi dalam kelompok. Kelompok yang besar akan disebut sebagai kelompok mayoritas sedangkan kelompok kecil akan disebut sebagai kelompok minoritas. Orang – orang yang termasuk dalam kelompok mayoritas (besar) biasanya memiliki sikap mendominasi orang – orang dari kelompok minoritas ( kecil). Kelompok mayoritas sering kali berprasangka buruk, selalu merasa curiga kepada kelompok minoritas sehingga menganggap bahwa minoritas akan melakukan kudeta terhadap mereka. Sedangkan kelompok minoritas akan terus menerus mendapatkan perilaku tidak adil dan sasaran diskriminasi.
Dalam Bukunya yang berjudul Prasangka dan Konflik, Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S. (2005 :29-30) mendefinisikan rasisme sebagai berikut :
14 1. Suatu ideology, pada dasarnya manusia dapat dipisahkan dari kelompok ras;
pengelompokan ras disesuaikan dengan hirarki atau derajat, berdasarkan kecerdasan, kecakapan, kemampuan bahkan moralitas.
2. Suatu keyakinan, merupakan suatu kelompok yang terorganisasi yang dimana kelompok ini tidak memiliki tingkat kepercayaan diri (inferioritas). Kemudian mendapat keyakinan untuk mendominasi kekuasaan, yang artinya dipraktikkan dalam kehidupan sebagai cara untuk menunjukan diri.
3. Diskriminasi, dalam hal ini seringkali kita dengar dimana seseorang atau kelompok merasa paling unggul, paling kuat dan hebat dari kelompok atau ras lain.
4. Suatu kompleks merupakan keyakinan yang mendasari terhadap tingkat orang – orang yang lebih rendah daripada manusia lainnya.
5. Kadang-kadang juga rasisme menilai sesuatu berdasarkan keyakinan atau kebudayaan standar mereka sendiri terhadap ras dan golongan tertentu. Rasisme juga sering kali bersifat egois, apalagi mereka yang mempercayai mitos, jarak sosial, kesenjangan serta tercitapanya diskriminasi yang disengaja. Hal ini akan terus berlanjut jika budaya lain tidak sesuai standar budaya mereka.
6. Rasisme kadang – kadang merupakan salah satu dari bentuk khusus prasangka atau rasa tidak suka terhadap variasi fisik. Sering terjadi, perbedaan warna kulit, tinggi badan, bahkan hingga berat badan seseorang kadang bisa menjadikannya rasis. Perasaan superioritas terjadi dalam hal ini.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa rasisme dapat diartikan berdasarkan karakteristik setiap individu, superioritas dan inferioritas, suatu kepercayaan yang yang didasari pada derajat, perlakuan diskriminasi, serta sikap menilai sesuatu berdasarkan standar budayanya lebih unggul dari budaya lain. Hal ini bukanlah sesuatu yang asing dalam masyarakat multikultural.
2.5.1. Jenis-Jenis Rasisme
15 Carmichael dan Hamilton dalam buku Liliweri, (2005 : 171) menyatakan
ada dua tipe rasisme, yaitu individual dan institusional.
1. Rasisme Individu (Personal racism), ketidakadilan ini bermula apabila seseorang dari golongan atau ras tertentu berlaku kasar dan tidak adil keras kepada orang lain. Perlakuan ini didasari karena individu tersebut lebih unggul dari individu lainnya dan ia merasa bahwa punya kekuasaan sebagai kaum mayoritas. Biasanya hal ini sering terjadi terkait rasisme individu karena sikap kerap curiga atau terlibat dalam perilaku diskriminatif dan sejenisnya.
a. Diskriminasi
Menurut Zastrow (1989), diskriminasi merupakan faktor yang merusak kerjasama antar manusia maupun komunikasi diantara mereka. Diskriminasi ditujukan untuk kelompok, atau membatasi kelompok lain yang berusaha memiliki atau mendapatkan sumberdaya. Tindakan ini berdasarkan prasangka yang dipandang berdasarkan keyakinan, dan percaya bahwa diskriminansi merupakan ideology tersebut. Liliweri, (2005 : 218).
b. Prasangka
Allport mengatakan prasangka adalah suatu antipati berdasarkan generalisasi yang salah atau generalisasi yang tidak luwes. Prasangka adalah perasaan negatif yang timbul tidak hanya pada perorangan tapi juga pada kelompok.
Hal ini sering kali terjadi apabila suatu kelompok memberi penilaian terhadap kelompok lain berdasarkan nilai yang mereka. Liliweri, (2005 : 199).
2. Rasisme institusional,
Rasisme ini merupakan tindakan kelompok mayoritas terhadap minoritas yang dilembagakan atau diinstitusionalkan. Hal ini biasanya terjadi ketika suatu lembaga Negara, hukum, layanan kesehatan, sistem ekonomi/bisnis, lembaga pendidikan menciptakan aturan – aturan tertentu yang membatasi ruang gerak kelompok atau ras tertentu. Contohnya pengaturan undang –
16 undang yang dibuat untuk memisahkan segala sesuatunya berdasarkan warna kulit yang dibuat pada hotel, sekolah, transportasi umum dan masih banyak lagi aturan – aturan lainnya yang bersifat rasis. Liliweri, (2005 : 171&172).
2.5.2. Mayoritas dan Minoritas
Kelompok mayoritas dan dominan dalam suatu masyarakat merupakan kelompok yang merasa punya kekuasaan serta dapat mengontrol kelompok lain.
Mereka beranggapan mereka mempunyai kekuasaan atas segala hal, akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi dikarenakan memiliki kelompok yang mampu menguasai dalam segala setting institusi yang berbeda –beda. Sebaliknya juga kelompok minoritas tidak mendapatkan sumberdaya dan kurangnya peluang untuk mengakses suatu kekuasaan layaknya kaum mayoritas. misalnya mengatakan kelompok minoritas lebih rendah derajatnya dari kelompok mayoritas.
Ciri – ciri kelompok minoritas adalah Liliweri, (2005:110) :
1. Mereka yang ditekan atau dihalangi oleh kelompok mayoritas sebagai hasil dari perkembangan kekuasaan yang berbeda. Minoritas merupakan merupakan kelompok yang selalu tidak beruntung daripada kelompok minoritas.
2. Mereka dibedakan secara fisik atau budaya dari kelompok mayoritas yang dominan.
3. Status mereka tidak bebas.
4. Kelompok minoritas yang kurang memiliki kepercayaan diri dan mempunyai pengalaman tentang ketidakmampuan dan ketidakberdayaan.
17 2.5.3. Pengelompokan Ras
Pengelompokan ras mengacu pada gagasan manusia untuk membagi setiap dari mereka dalam golongan – golongan tertentu. Misalnya perbedaan genetic, tampilan fisik seperti, rambut, warna kulit, warna mata, Liliweri, (2005 : 23).
Menurut Daldjoeni dalam Buku Prasangka & Konflik 2005, ada empat metode klasifikasi ras yang diperkenalkan untuk mengklarifikasi umat manusia Liliweri, (2005 : 25)
a. Metode biologis.
b. Metode geografis.
c. Metode historis.
d. Metode kultural.
Menurut Gill dan Gilbert (1988) dalam liliweri,(2005). Ras dapat diartikan dalam pengertian biologis merupakan perbedaan dalam karakteristik fisik yang dihasilkan dari proses produksi. Ras acapkali merupakan status sosial yang sering kali dijelaskan oleh istilah kebudayaan ketimbang ras dalam istilah biologis.
Perbedaan antar etnis sering kali timbul bukan hanya dari satu budaya saja tapi ada lebih dari perbedaan budaya. Klarifikasi ras dan rasisme sering kali terjadi biasanya karena tampilan fisik yang kemungkinan berbeda dari kebadayaan lainya yang juga menjadi dasar perbedaan kelompok etnik tersebut.