• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Spasial Siswa Kelas VIII.2 MTsN 3 Agam Berdasarkan Gender Tahun Pelajaran 2020/2021 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kemampuan Spasial Siswa Kelas VIII.2 MTsN 3 Agam Berdasarkan Gender Tahun Pelajaran 2020/2021 SKRIPSI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Kemampuan Spasial Siswa Kelas VIII.2 MTsN 3 Agam Berdasarkan Gender Tahun Pelajaran 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) Pendidikan Matematika

MERIN DESTIANI NIM : 2416012

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BUKITTINGGI

TA 2021 M / 1442 H

(2)

i ABSTRAK

Merin Destiani/2416.012/2021: “Kemampuan Spasial Siswa Kelas VIII.2 MTsN 3 Agam Berdasarkan Gender Tahun Pelajaran 2020/2021”.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan spasial siswa.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran kemampuan spasial siswa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam yang dilihat berdasarkan gender atau jenis kelamin Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan spasial antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII.2 MTsN 3 Agam.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini sebanyak 30orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan kelas VIII.2 MTsN 3 Agam Tahun Pelajaran 2020/2021. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan spasial.

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa kemampuan spasial siswa laki-laki berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor siswa laki-laki 6,53 atau 65,3%dan siswa perempuan berada pada kategori rendahdengan rata-rata skor siswa perempuan6.29 atau 62,9%dengan kategori rendah.Pencapaian masing- masing unsur yaitu siswa laki-laki lebih unggul pada unsur Visualization, Spasial Orientation dan Spasial Rotation dan siswa laki laki berada pada katogori rendah pada unsur Spasial Perception dan Mental Rotation. Untuk siswi perempuan lebih unggul pada unsur Spasial Orientation dan berada pada kategori rendah pada unsurSpasial Perception, Visualization,Mental Rotation dan Spasial Rotation.

(3)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang teknologi sangat berkembang dengan pesat. Semua aspek kehidupan di muka bumi ini didukung dengan teknologi. Teknologi dibuat untuk mempermudahkan manusia dalam mengerjakan sesuatu. Seperti melintasi negara demi negara hanya dengan hitungan menit menggunakan pesawat. Pesawat pada sekarang ini terus dikembangkan oleh manusia semakin canggih. Sebenarnya hal ini bukan lah suatu hal yang baru karena 14 abad lalu Allah SWT telah menantang manusia untuk melintasi langit dan bumi yang dapat kita lihat pada surah Ar-Rahman ayat 33:1

َلَ اوُذُفْناَف ِض ْرَ ْلْا َو ِتا َواَمَّسلا ِراَطْقَأ ْنِماوُذُفْنَت ْنَأ ْمُتْعَطَتْسا ِنِإ ِسْنِ ْلْا َو ِِّن ِجْلا َرَشْعَم اَي ناَطْلُسِب َّلَِإَنوُذُفْنَت

Artinya: wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).

Maksud ayat diatas adalah untuk semua jin dan manusia, seandainya mereka sanggup untuk menembus (melintasi) penjuru atau kawasan-kawasan langit dan bumi maka lintasilah.2

Pesawat membutuhkan sistem navigasi yang canggih untuk bisa memposisikan lokasi tujuan dengan tepat. Sehingga seorang pilot harus

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Woman, (Bogor: Sigma Exagrafika,2007), h.459

2 Jalaluddin Muhammad Bin Ahmad Al-Mahalli dan Abu Al-Fadl Abdur Rahman, Tafsir Jalalain,(Depok: Senja Media Utama), hl. 717

(4)

2

mempunyai kemampuan yang baik sebagai navigator. Menurut Gardner pada tahun 1983 mengatakan bahwa navigator tidak dapat melihat pulau ketika dia berlayar, sabaliknya dia memetakan lokasinya berupa”gambar”

pejalan itu di dalam hati. Selain itu menyelesaikan masalah ruang diperlukan untuk navigasi dan dalam penggunaan sistem pencatatan peta.3 Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa navigator harus mempunyai kemampuan gambar dan kemampuan keruangan yang baik.

Yang mana kemampuan gambar atau kemampuan ruang ini selanjutnya kita sebut dengan kemampuan spasial.

Kemampuan spasial sering kali kita temui pada matematika terutama pada bidang geometri.Dalam bidang geometri setiap siswa di tuntut untuk mengembangkan kemampuan spasialnya agar dapat memahami relasi dan sifat-sifat pada bangun tersebut, dan dapat memecahkan masalah matematika dan juga masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut diperkuat dengan persepsi dari suatu objek atau gambar yang dipengaruhi oleh orientasi objek tersebut, sehingga dapat mengenali suatu objek atau gambar dengan tepat, dan untuk itu diperlukan kemampuan spasial. Dengan kemampuan tersebut, maka siswa dapat belajar mengenali lingkungan disekitarnya, misalnya hubungan keruangan yang merupakan bagian yang penting dalam belajar matematika. karena begitu pentingnya kemampuan spasial ini bagi perkembangan kemajuan manusia, maka sedini mungkin kemampuan spasial ini dikembangkan

3 g3Howard Gardner. Multiple Intelligences, (Tanggerang: INTERAKSARA) hl. 46

(5)

3

akan lebih baik. Oleh karena itu, di tingkat sekolah kemampuan spasial ini perlu dikembangkan.

Gender adalah dimensi sosiokultural dan psikologis dari pria dan wanita. Istilah gender dibedakan dari istilah jenis kelamin.4Menurut Sudarma, gender adalah perbedaan-perbedaan sifat wanita dan pria yang tidak hanya mengacu pada perbedaan biologis, tetapi juga mencakup nilai- nilai sosial budaya.

Identitas gender melibatkan makna gender sendiri, termasuk pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan sebagai laki-laki atau perempuan. Peran gender ini adalah seperangkat harapan yang menetapkan bagaimana perempuan atau laki-laki harus berpikir, bertindak, dan merasa.5

Berdasarkan hasil wawancara di MTsN 3 Agam pada tanggal 2 November 2020.Ketika peneliti mengadakan wawancara terkait pembelajaran matematika mereka mengeluhkan bahwa pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang sulit, banyaknya materi yang harus mereka pelajari dan banyaknya gambar-gambar yang harus mereka pelajari. Akan tetapi mereka juga mengatakan bahwa terkadang matematika pelajaran yan menyenangkan ketika mereka mengerti dengan materi yang diberikan oleh guru. Selain itu dari wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa siswa peneliti melihat antusias yang di

4Santrock, John W,Psikologi Pendidikan... h.194

5Zubaidah Amir.Perspektif Gender dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Unversitas Pendidikan Indonesia Bandung, Vol.XII No.1 Juni 2013

(6)

4

tunjukkan oleh siswa laki-laki berbeda dengan siswa perempuan. Siswa laki-laki lebih senang ketika dihadapkan kepada gambar-gambar.

Kemudian mereka juga senang belajar dengan menggunakan media-media gambar. Dalam menyelesaiakan soal mereka lebih senang membayangkan soal-soal gambar kemudian menyelesaikannya tanpa harus mereka tulis.

Akan tetapi mereka sering melakukan kesalahan pada perhitungan karena mereka cendrung tergesa-gesa dan ceroboh dalam melakukan perhitungan. Hal ini berbeda dengan perempuan mereka juga senang dengan pelajaran tentang gambar-gambar tetapi mereka mengeluhkan banyaknya gambar yang harus mereka buat, karena mereka kurang bisa membayangkan gambar yang diberikan kalau tidak ditulis. Karena itu beberapa siswa perempuan mengganggap materi geometri merupakan materi yang sulit. Kemudian dalam menyelesaikan soal-soal gambar yang diberika siswa perempuan lebih sering menuliskan gambar tersebut dikertas kemudian menyelesaikannya karena mereka mengatakan bahwa terkadang ketika mereka hanya membayangkan tanpa harus menulisannya maka mereka merasa kesulitan dan juga mereka bingung untuk menyelesaikan soal. Kemudian peneliti juaga melakukan wawancara dengan guru matematika yang mengatakan bahwa siswa-siswa masih kelihatan kesulitan ketika diberikan soal yang berbeda dengan soal yang dicontohkan. Seperti ketika guru memberikan mereka soal bergambar kemudian gambar pada soal tersebut dirubah maka mereka kurang bisa menyelesaikan soal tersebut. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar

(7)

5

siswa pada materi geometri. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan media papan tulis dalam menjelaskan pelajaran.

Sehingga siswa merasa kurang tertarik dalam pembelajaran, karena sebagian dari mereka kurang bisa membayangkan objek geometri yang diberikan. Hal ini terkadang membuat siswa malas untuk mendengarkan penjelasan yang diberikan. Dalam pembelajaran geometri mereka seringkali mengeluh karena banyaknya gambar yang harus mereka buat, dan mereka sering sembarangan dalam membuat gambar. Untuk perbedaan dalam proses pembelajaran siswa laki-laki membutuhkan lebih banyak perhatian dibandingkan siswa perempuan yang lebih mandiri dalam proses pembelajaran. Siswa laki-laki cendrung lebih cepat memahami materi dibanding dengan siswa perempuan terlebih ketika materi itu mempunyai banyak gambar.

Peneliti juga melakukan meminta hasil belajar siswa pada ulangan hariankelas VIII MTsN 3 Agam, pada materi phytagoras sebanyak 10 soal kemudian peneliti mengkategorikan kemampuan geometri siswa seperti berikut:

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VIII MTsN 3 Agam kelas Jumlah

siswa

Kriteria ketuntasan

Tuntas (78-100) Tidak tuntas (<78)

VIII.1 31 9 22

VIII.2 30 4 26

VIII.2 30 6 24

VIII.4 31 11 20

Jumlah 122 30 92

Sumber: Guru Mata Pelajaran Matematika kelas VIII MTsN 3 Agam

(8)

6

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah, yaitu dari 122 orang siswa 92 siswa masih memiliki kemampuan geometri yang rendah.

Sedangakan untuk siswa yang tuntas hanya 30 siswa. Lebih lanjut peneliti mengadakan wawancara dikelas VIII.2 karena banyak nya siswa tidak tuntas di kelas VIII.2 dibandingkan dengan kelas lain. Setelah dilakukan wawancara lebih lanjut dikelas VIII.2 mereka mengatakan bahwa geometri merupakan materi yang sulit. Dan mereka juga mengatakan bahwa mereka kesulitan apabila diberikan soal cerita karena mereka tidak bisa menggambarkan soal tersebut dengan benar sehingga mereka tidak bisa menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Selanjutnya peneliti juga menanyai guru yang mengajar dikelas VIII.2 beliau juga mengatakan bahwa diantara semua kelas VIII.2 merupakan kelas yang paling sulit dalam memamhami materi yang diberikan. Ketika diberikan soal yag berbeda dengan contoh mereka akan kebingunan, tak hanya itu apabila gambar pada soal di ubah mereka akan bingung dan tidak bisa menyelesaikan soal yang diberikan. Secara umum peneliti mengasumsikan bahwa kelas VIII.2 memiliki kesulitan dalam geometri terutama dalam kemampuan spasial.

Kemudian peneliti berinisisatif untuk memberikan 1 soal terkait dengan kemampuan spasial siswa pada unsur visualisasikarena unsur visualisasimemuat soal tentang jaring-jaring bangun dan sangat berkaitan erat dengan materi siswa dibandingkan dengan unsur yang lain. Sehingga

(9)

7

peneliti memilih unsur visualisasi untuk diteskan kepada siswa. Berikut hasil tes awal kemampuan spasial siswa:

Tabel 1.2 Kategori Kemampuan spasial siswa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam

Kelas Jumlah Siswa

Laki-Laki Perempuan

Benar Salah Benar Salah

VIII.2 30 4 9 4 13

Dari tabel 1.2 diatas dapat kita lihat bahwa masih banyak siswa yang menjawab salah yaitu sebanyak 22 siswa sedangkan siswa yang menjawab benar hanya 8 siswa.Dengan siswa laki-laki yang menjawab benar sebanyak 4orang dengan persentase laki-laki yang menjawab benar 30,76% dan yang menjawab salah sebanyak 9 orangdengan persentase laki-laki yang menjawab benar 69,23%.sedangkan siswa perempuan siswa perempuan yang menjawab benar 4 orang dengan persentase yang menjawab benar 23,52%. Dan yang menjawab salah sebanyak 13 orang dengan persentase yang menjawab salah 76,47%.Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan spasial siswa laki-laki maupun siswa perempuan masih rendah. sedangkan menurut wawanacara yang peneliti lakukan peneliti melihat bahwa kemampuan spasial siswa laki-laki dan siswa perempuan memiliki kemempuan spasial yang hampir sama.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan Spasial Siswa Kelas VIII.2 Berdasarkan Gender MTsN 3 Agam Tahun Pelajaran 2020/2021”

(10)

8 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di identifikasikan beberapa permasalah sebagai berikut:

1. Perbedaan antusias siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam pembelajaran matematika.

2. Pembelajaran matematika dianggap sulit oleh siswa laki-laki dan siswi perempuan.

3. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan ketika soal yang diberikan diubah oleh guru.

4. Kemampuan geometri siswa masih rendah.

5. Kemampuan spasial siswa rendah.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang dapat diungkapkan diatas dan agar permasalahan lebih fokus, masalah penelitian ini dibatasi hanya pada:

“Kemampuan Spasial siswa di kelas VIII.2 berdasarkan gender MTsN 3 Agam tahun pelajaran 2020/2021”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Kemampuan Spasial SiswaBerdasarkan Gender di Kelas VIII.2MTsN 3 Agam Tahun Pelajaran 2020/2021”.

E. Tujuan Penelitian

(11)

9

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Kemampuan Spasial siswadikelas VIII.2 berdasarkan Gender MTsN 3 Agam tahun pelajaran 2020/2021.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman serta pedoman bagi peneliti sebagai calon guru.

b. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S-1).

2. Bagi Guru

Sebagai bahan sumber informasi untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai kemampuan spasial siswa.

3. Bagi Sekolah

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang baik pada sekolah dalam rangka meningkatkan mutu SDM sekolah dan proses pembelajaran matematika di MTs.

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami proposal ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.6

6Istriani Hardini dan Devi Puspita, Strategi Pembelajaran Terpadu, hal 160

(12)

10 2. Kemampuan Spasial

Kemampuan spasial merupakan kemampuan dalam membayangkan ( visualisasi), menghayalkan (imajinasi) terhadap hal-hal yang bersifat abstrak.7 3. Gender

Gender berasal dari bahasa Latin genus yang berarti jenis atau tipe.

Gender adalah sifat atau perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya.8

7 Neni Hermita. Pembelajaran Berbasis Jamak di SD.(Yogyakarta:Deepublish,2017).

hl.31

8M. Thobroni. Belajar & Pembelajaran :Teori dan Praktik. (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media,2015), hal 358-359

(13)

11

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Matematika

Matematika berasal dari kata latin mathematica yang diambil dari bahasa Yunani mathematike yang artinya bertalian dengan pengetahuan.

Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathemein yang mengandung arti belajar (berfikir). 9 Sejalan dengan itu, Johnson dan Rising dalam Erman Suherman mendefenisikan bahwa: “Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi”.10

.

B. Kemampuan spasial

1. Pengertian Kemampuan Spasial

kecerdasan spasial merupakan salah satu kecerdasan yang sangat penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja.

Kemampuan spasial merupakan kemampuan dalam membayangkan ( visualisasi), menghayalkan (imajinasi) terhadap hal-hal yang bersifat

9Erman Suherman, Strategi Pembelajaran matematika kontemporer, (Bandung: FMIPA UPI, 2001), h.17

10Erman Suherman, Strategi Pembelajaran,...,h.17

(14)

12

abstrak.11 Kecerdasan ini membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam cara 3 dimensi. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, merubah atau memodifikasi bayangan, mengemudikan diri sendiri dan objek melalui ruangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi grafik.

Jadi Kemampuan Spasial terkait dengan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar yang ada dalam pikiran. Kecerdasan ini digunakan untuk berfikir dalam bentuk memecahkan masalah dalam rangka menemukan jawaban. Kemampuan spasial ini erat kaitannya degan materi bangun ruang.

2. Pentingnya Kemampuan Spasial

Dalam konteks matematika khususnya geometri ternyata kemampuan spasial sangat penting untuk ditingkatkan, hal ini mengacu pada hasil penelitian National Academy Of Science pada tahun 2006 mengemukakan bahwa setiap siswa harus mengembangkan kemampuan dan pengindraan spasialnya yang sangat berguna dalam memahami relasi dan sifat-sifat dalam geometriuntuk memecahkan masalah matematika dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.12.

Jika dipandang dalam kehidupan sehari-hari kemampuan spasial juga perlu untuk ditingkatkan, hal ini mengacu kepada pendapat Barke dan Engida yang mengemukakan bahwa kemampuan spasial merupakan faktor

11 Neni Hermita. Pembelajaran Berbasis Jamak di SD.(Yogyakarta:Deepublish,2017).

hl.31

12National Academy of Science, Learning to Think Spasially. (Washington DC: Library of Congress Catalongin-in- Publication Data, 2006) hl. 45

(15)

13

kecerdasan utama yang tidak hanya peting untuk matematika dan science, tetapi juga perlu untuk keberhasilan keberhasilan dalam banyak profesi.

3. Unsur-Unsur Kemampuan Spasial

Menurut Meir dalam Isnaniah kemampuan spasial dibagi menjadi lima Unsur kemampuan spasial yaitu:13

a. Spasial Perception (persepsi keruangan)

Merupakan proses mental dalam memprediksi kedalaman suatu bangun ruang, miring tidaknya suatu bangun ruang terhadap acuan vertikal, maupun acuan horizonal.

b. visualisasi

Merupakan kemampuan mental dalam memvisualisasikan konfigurasi bangun ruang menjadi jaring-jaring yang tepat atau sebaliknya membayangkan jaring-jaring menjadi sebuah bangun ruang.

c. Mental Rotation (rotasi pikiran)

Mental Merupakan kemampuan mental dalam memprediksi gambar bangun ruang pada saat benda tersebut diputar. Mental rotasi ini dalam berpikirnya menggunakan mental proses dinamis.

d. Spasial relations (relasi keruangan)

Merupakan kemampuan mental dalam menghubungkan bagian- bagian visual dalam sisi bangun ruang, sehingga apabila perubahan sudut pandang tetap bisa diprediksi.

13 Isnaniah, Analisis Spasial Abilities Mahsiswa Program StudyPendidikan Matematika STAIN Bukittinggi, (Menara Ilmu, Vol X Jilid 1 No. 64 Februari 2016)

(16)

14

e. Spatial orientation (orientasi keruangan)

Merupakan kemampuan mental untuk memprediksi visual bangun ruang bila dilihat dari berbagai sudut pandang.

C. Gender

1. Pengertian Gender

Gender berasal dari bahasa latin genus yang berarti jenis atau tipe. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya.14Menurut ilmu sosiologi dan antropologi, gender adalah perilaku atau pembagian peran antara laki-laki dan perempuan yang sudah dikonstruksikan atau dibentuk di masyarakat tertentu dan pada masa waktu tertentu pula.

Dari peran ataupun tingkah laku yang diproses pembentukannya di masyarakat tersebut, terjadi pembentukan yang “mengharuskan”, misalnya perempuan harus lemah lembut, emosional, cantik, sabar, penyanyang sebagai pengasuh anak, pengurus rumah, dan lain-lain.

Sedangkan, laki-laki harus kuat, rasional, wibawa, perkasa, pencari nafkah, dan lain-lain. Maka, terjadilah ketidakadilan dalam kesetaraan peran ini.15

2. Perbedaan Gender

Perbedaan gender dalam pendidikan di sekolah dapat terjadi dalam perolehan prestasi belajar. Perempuan dalam proses pembelajaran di kelas, pada dasar nya memliki hak dan kesempatan

14M.Thobroni.Belajar dan Pembelajaran.(Yogyakarta:Ar-Ruzz,2015). Hal 364

15M.Thobroni... Hal 364-369

(17)

15

yang sama untuk aktif dalam proses pembelajarannya. Perempuan dan laki-laki dalam setiap situasi pendidikan tersebut sama-sama terbuka untuk mengakses buku-buku di kelas. Namun, bahan-bahan belajar dan sikap guru yang secara halus dapat memengaruhi penilaian mereka tentang diri mereka sendiri serta masyarakat. Bahan-bahan belajar yang dimaksud adalah bahan-bahan belajar yang membedakan peran gender laki-laki dan perempuan.

Hubungan Kemampuan Spasial Dengan Gender

Dalam pembahasan klasik mengenai perbedaan gender, Eleanor Maccoby dan Carol Jacklin menyimpulkan bahwa laki-laki memiliki kemampuan matematika dan spasial (kemampuan yang dibutuhkan arsitek untuk mendesain sudut dan dimensi bangunan) yang lebih baik, sedangkan perempuan lebih baik dalam kemampuan verbalnya.

D. Peneliatian Relevan

Penelitian yang pernah membahas tentang kemampuan komunikasi matematis adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Asri Novia Wulansari dan Alpha Galih Adirakasiwiyang berjudul Analisis Kemampuan Spasial Matematis Siswa dalam menyelesaikan masalah matematika . Hasil penelitian ini adalah: (1) siswa dengan kategori tingkat kemampuan spasial matematis tinggi mampu memenuhi semua indikator kemampuan spasial yang peneliti gunakan. (2) siswa dengan kategori tingkat kemampuan spasial matematis sedang mampu memenuhi dua dari

(18)

16

empat indikator kemampuan spasial yang peneliti gunakan (3) siswa dengan kategori tingkat kemampuan spasial rendah mengalami kesulitan untuk memenuhi beberapa indikator kemampuan spasial yang peneliti gunakan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sefriana Dyah Purborini dan Ratri Candra Hastari yang berjudul Analisis Kemampuan Spasial pada Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Hasil dari penelitian ini adalah : siswa laki-laki (1) mampu menyelesaikan soal dengan menggunakan bantuan gambar dan menggambarkan penyelesaian;(2) mampu menghubungkan data yang diketahui dengan konsep yang dimiliki; (3) mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda; dan (4) mampu menemukan pola dalam menyelesaikan soal.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Musdalifah Asis, Nurdin Arsyad dan Alimuddin yang bejudul profil kemampuan spasial dalam menyelesaikan masalah geometri siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi ditinjau dari perbedaan gender. Hasil penelitian ini adalah (1) kerangka acuan dan rotasi mental, subjek laki-laki dominan menggunakan kemampuan spasialnya sedangkan subjek perempuan dominan menggunakan penalaran logisnya. (2) konsevasi jarak, subjek laki-laki dominan menggunakan kemampuan spasialnya dan dominan menggunakan penalaran logisnya. (3) representasi spasial dan hubungan proyektif, subjek laki-laki dan perempuan

(19)

17

mengintegrasikan kemampuan spasial dan kecerdasan logis matematisnya, (4) level kemampuan spasial, kemampuan subjek laki- laki dan perempuan yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi berada pada level tinggi.

E. Kerangka Konseptual

Gambar 2.2 Skema Kerangka Konseptual Kemampuan

spasial

Siswa laki-laki memiliki kecerdasan spasial

yang lebih dari pada siswa perempuan Unsur-unsur kemampuan

spasial:

1. Persepsi spasial 2. visualisasi spasial 3. kemampuan rotasi 4. relasi spasial 5. orientasi spasial

Siswa Gender

bahwa gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi sosial maupun kultural.

(20)

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982). Penelitian ini juga sering disebut non eksperimen, karena pada penelitian ini tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian.16

Menurut Husaini Usman, dkk kata deskriptif berasal dari bahasa Inggris, descriptive, yang berarti bersifat menggambarkan atau melukiskan sesuatu hal. Menggambarkan atau melukiskan dalam hal ini dapat dalam arti sebenarnya (harfiah), yaitu berupa gambar-gambar atau foto-foto yang didapat dari data lapangan atau peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan gambar-gambar dan dapat pula berarti menjelaskannya dengan kata-kata.

Keduanya dalam laporan penelitian dapat digunakan agar saling melengkapi. 17 Penelitian deskriptif kuantitatif berupa angka dapat digambarkan dalam bentuk statistik deskriptif, antara lain berupa skala pengukuran, hubungan, grafik portrayais, variabilitas, dan sentral tendensi.18

16Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Prakteknya, (Yogyakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hal.157

17Husaini Usman, dkk, Metodologi Penelitian Sosial , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hal.129

18Husaini Usman, dkk, Metodologi …, hal.130

(21)

19 B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 3 Agam. Sedangkan waktu penelitian ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah 30 orang siswa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam tahun pelajaran 2020/2021. Karena siswa kelas VIII.2 memiliki nilai kemampuan spasial yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas lainnya. Serta jumlah siswa perempuan dan laki-laki yang hampir sama.

Table 3.1 jumlah siswa laki- laki dan perempuan kelas VIII.2 MTsN 3 Agam tahun pelajaran 2020/2021

kelas Laki-laki Perempuan

VIII. 2 13 siswa 17 siswa

D. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga bagian yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.Penelitian ini dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan tempat penelitian yaitu kelas VIII MTsN 3 Agam.

b. Mengurus surat izin penelitan pada pihak kampus pada tanggal 7 Desember 2020

c. Menentukan subjek penelitian yaitu siwa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam.

(22)

20

d. Menelaah nilai ulangan harian materi phytagoras serta tes awal kemampuan spasial siswa kelas VIII MTsN 3 Agam TP 2020/2021.

e. Menetapkan jadwal penelitian yaitu pada bulan Januari 2021 f. Merancang dan membuat kisi-kisi soal Kemampuan spasial.

g. Menyusun soal uji coba berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat.

h. Membuat kunci jawaban soal uji coba.

i. Melakukan validasi soal uji coba kepada 3 orang dosen matematika.

j. Melakukan uji coba pada soal uji coba pada kelas yang bukan merupakan kelas subjek. Soal uji coba diuji cobakan pada siswa kelas VIII.3 sebanyak 30 siswa.

k. Melakukan analisis soal uji coba

l. Menyusun soal tes akhir berdasarkan analisis soal uji coba.

2. Tahap pelaksanaan

Setelah menguji cobakan instrumen penelitian, selanjutnya memberikan tes kemampuan spasial kepada subjek kelas VIII. 2 MTsN 3 Agam sebanyak 30 orang.

3. Tahap akhir

Pada tahap akhir penelitian ini penulis menganalisis data yang telah diperoleh dari tahap pelaksanaan kemudian penulis membuat kesimpulan dari analisis tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua

(23)

21

fenomenaini disebut variabel penelitian. 19 Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen berupa tes kemampuan spasial. Tes Kemampuan spasial ini menguji lima unsur kemampuan spasial yaitu spasial peception, spasial visualization, mental rotation, spasial relation dan spasial orientation. Tes kemampuan spasial yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan yang telah disediakan.20

Tes kemampuan kemampuan spasial digunakan untuk melihat bagaimana kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa. Tes disusun oleh peneliti sesuai dengan unsur-unsur kemampuan spasial. Pemberian skor kemampuan spasial siswa pada penelitian ini dinilai dengan menggunakan penilaian pilihan ganda.

Adapun cara penghitungan nilai akhir adalah sebagai berikut ini:21 𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100

Setelah diperoleh rata-rata persentase kemampuan spasial siswa, kemudian peneliti menentukan kriteria dan rata-rata persentase tersebut.menurut Isnaniah untuk menentukan kriteria persentase dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kategori Persentase Kemampuan Spasial22

19 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,…. Hal.148

20Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013 ), hl. 183

21Siti Mawaddah, EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015, h lm. 70

(24)

22

Kriteria Nilai

Tinggi 𝟖𝟎 − 𝟏𝟎𝟎

Sedang 𝟔𝟓 − 𝟕𝟗

Rendah 𝒙 < 65

Dalam penyusunan tes kemampuan spasial siswa, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk mengetahui kemampuan spasial siswa.

b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diujikan yaitu lima unsur kemampuan spasial yang terdiri dari spasial peception, spasial visualization, mental rotation, spasial relation dan spasial orientation.

c. Menyusun kisi-kisi soal tes uji coba

Kisi-kisi soal tes disusun dalam bentuk tabel yang disusun berdasarkan unsur-unsur kemampuan spasial.Kisi-kisi soal disusun agar mempermudah dalam pembuatan soal.Lampiran III halaman 69

d. Menyusun soal tes dan kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Dapat dilihat pada Lampiran IV halaman 71

e. Melakukan validasi soal uji coba kepada 3 orang tim ahli yaitu Bapak Fauzi Yuberta,M.Pd (Dosen Jurusan PMTK IAIN Bukittinggi), Ibu Sherlly Permata,S.Pd,M.Si (Dosen Jurusan PMTK IAIN Bukittinggi), dan pada Ibu Yullis Helsa, M.Pd (Dosen Jurusan PGSD UNP). Hasil validasi dapat dilihat pada LAMPIRANX halaman 89

22 Isnaniah, Analisis Spasial Abilities Mahsiswa Program StudyPendidikan Matematika STAIN Bukittinggi, (Menara Ilmu, Vol X Jilid 1 No. 64 Februari 2016)

(25)

23

f. Melakukan uji coba kepada siswa kelas VIII.3 MTsN 3 Agam pada tanggal 7 dan 8 Januari 2021 peneliti mengadakan uji coba dengan rincian tanggal 7 januari 2021 sebanyak 15 orang siswa. Dan tanggal 8 januari 2021 sebanyak 15 orang siswa.

g. Menganalisis hasil uji coba soal tes kemampuan spasial.

Analisis hasil uji coba soal dilakukan untuk menentukan kualitas soal yang baik, kurang baik dan soal yang tidak baik sama sekali untuk dipakai pada tes akhir. Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Validitas tes

Validitas sering dikatakan dengan kesahihan, suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Artinya adanya kesesuaian antara alat dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.23

Untuk melakukan validitas tes dapat digunakan korelasi product moment yaitu:

𝑟𝑥𝑦= N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)

√(N ∑ X2− (∑ X)2)(N ∑ Y2− (∑ Y)2) Keterangan:

𝑟𝑥𝑦= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = jumlah testee

∑ 𝑋𝑌= jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

∑ X= jumlah skor item

23 Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h.109

(26)

24

∑ Y= jumlah skor total.24

Setelah didapatkan 𝑟𝑥𝑦 kemudian dibandingkan dengan harga kritik nilai 𝑟product moment. Distribusi untuk 𝛼 = 0,05 dan derajat kebebasan (db = n-2) , kaidah keputusannya adalah:

Jika 𝑟𝑥𝑦> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti soal valid

Jika 𝑟𝑥𝑦< 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti soal tidak valid.25

Setelah didapat keputusan soal itu valid, selanjutnya dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi product moment, yaitu sebagai berikut, koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif meunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenal besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Persentase Viliditas Antara 0,800 – 1,00 : Sangat Tinggi

Antara 0,600 – 0,800 : Tinggi Antara 0,400 – 0,600 : Cukup Antara 0,200 – 0,400 : Rendah

Antara0,00 – 0,200 : Sangat Rendah26

24 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),h. 69

25 M.Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 115

(27)

25

Berdasarkan hasil analisis validitas tes akan diperoleh nilai rxy

masing-masing item soal kemudian di cocokkan dengan kriteria interpretasi product moment dengan angka kasar. Hasil analisis validitas soal tes uji coba.

Tabel 3.4 Hasil Analisis Validitas Soal Tes Uji Coba kemampuan spasial

No.soal Korelasi product moment(r)

Nilai tabel r Ket Kriteria validitas

1. 0,497 0,361 Valid Cukup

2. 0,491 0,361 Valid Cukup

3. 0.538 0,361 Valid Cukup

4. 0,537 0,361 Valid Cukup

5. 0,364 0,361 Valid Rendah

6. 0,491 0,361 Valid Cukup

7. 0,726 0,361 Valid Tinggi

8. 0,752 0,361 Valid Tinggi

9. 0,485 0,361 Valid Cukup

10. 0,479 0,361 Valid Cukup

Berdasarkan tabel 3.4 diatas dapat disimpulkan bahwa 15 soal uji coba komunikasi matematis tersebut valid, karena 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Perhitungan validitas soal uji coba kemampuan spasial dapat dilihat pada (LAMPIRAN VI) halaman 81

26Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Buki Aksara, 2007), h.75

(28)

26 2) Reliabilitas Tes

Reliabilitas sering diartikan dengan stabilitas, artinya suatu tes memiliki stabilitas, bilamana tes tersebut dipakai mengukur berulang- ulang hasilnya sama.27 Untuk mengukur reliabilitas soal, dapat dicari dengan rumusalpha yaitu:28

r11 = ( k

k − 1) (1 −∑σi2 σt2 )

Dengan rumus Varians:𝜎2 =X

2(∑X)2n n

Keterangan:

𝑟11= Nilai reliabilitas

K = banyaknya item pertanyaan

∑ 𝜎𝑖2= jumlah variansi butir 𝜎𝑖2 = variansi total N = banyaknya siswa X = skor tiap soal

Nilai 𝑟11 yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan kriteria r product moment pada tabel dengan ketentuan r11 > rtabel maka tes tersebut reliabel. Nilai rtabel dilihat pada α = 0,05 dan 𝑑𝑏 = 𝑛 − 2.Dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.5: Kriteria Reliabilitas Tes.29

Nilai r11 Kriteria

0.80 r11< 1.00 Reliabilitas tinggi sekali 0.60 r11< 0.80 Reliabilitas tinggi

27 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan..., h. 118

28 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 180

29Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1988) h.215

(29)

27

0.40 r11< 0.60 Reliabilitas sedang 0.20 r11< 0.40 Reliabilitas rendah 0.00 r11< 0.20 Reliabilitas sangat rendah sekali

Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas soal uji coba tes komunikasimatematis diperoleh r11 = 0,725 kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel Product Moment dengan N = 30 dan α = 0,05 maka diperoleh rtabel = 0,361. Karena r11 = 0,725 > rtabel = 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa soal tes uji coba kemampuan spasial yang dianalisis dengan rumus Alpha adalah reliabilitas dengan kriteria reliabilitas tinggi. Perhitungan reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada LAMPIRAN VII halaman 83

3) Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks. Indeks ini biasanya dinyatakan dengan proporsi yang besarnya antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran berarti soal tersebut semakin mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal, dapat digunakan langkah-langkah berikut:

a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:

Rata − rata =jumlah skor siswa tiap soal jumlah siswa

b. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus:

(30)

28

Tingkat kesukaran = rata − rata

skor maksimum tiap soal c. Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut:

0,00 − 0,30 = sukar 0,31 − 0,70 = sedang 0,71 − 1,0 = mudah

d. Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan koefisien tingkat kesukaran dengan kriteria.30

Tabel 3.6 Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal uji kemampuan spasial

No Tingkat Kesukaran Kriteria

1. 0.633 Sedang

2. 0.600 Sedang

3. 0.567 Sedang

4. 0.533 Sedang

5. 0.633 Sedang

6. 0.700 Sedang

7. 0.600 Sedang

8. 0.600 Sedang

9. 0.533 Sedang

10. 0.667 Sedang

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan soal uji coba komunikasi matematis nomor 1-10 memiliki tingkat kesukaran sedang. Perhitungan tingkat kesukaran secara lengkap dapat dilihat pada LAMPIRAN IXhalaman 87

4) Daya pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengukur kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Menurut Zainal Arifin, untuk

30Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2017), h.235

(31)

29

menentukan daya pembeda soal dapat digunakan langkah-langkah sebagai berikut:31

1) Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.

2) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil.

3) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah.

4) Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok (kelompok atas maupun kelompok bawah)

5) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:

DP =X̅KA + X̅KB Skor maks Keterangan:

DP = daya pembeda

X̅KA = rata-rata kelompok atas X̅KB = rata-rata kelompok bawah

6) Membandingkan daya pembeda dengan kriteria berikut:

0,40 ke atas = sangat baik 0,30 − 0,39 = baik

0,20 − 0,29 = cukup, soal perlu diperbaikai

0,19 ke bawah = soal kurang baik, soal harus dibuang

Tabel 3.7 Hasil perhitungan Daya Beda soal uji kemampuan spasial

No Daya Beda Kriteria

1. 0.467 Sangat baik

2. 0.400 Sangat baik

3. 0.600 Sangat baik

4. 0.400 Sangat baik

5. 0.333 Baik

6. 0.333 Baik

7. 0.533 Sangat baik

8. 0.533 Sangat baik

9. 0.400 Sangat baik

10. 0.367 Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa soal kemampuan spasial nomor 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, memiliki daya beda sangat

31Zainal Arifin, Evaluasi, ..., h.133

(32)

30

baik. Soal nomor 5, 6 dan 10 memiliki daya beda baik . Perhitungan daya pembeda soal uji coba dapat dilihat padaLAMPIRAN VIII halaman 86 4) Tes akhir

Tabel 3.17 : Hasil Analisis Soal Uji Coba Kemampuan Spasial No Validitas Kriteria Reliabel Kriteria Tk Kriteria Dp Kriteria Ket

1. 0,497 Cukup

0,725 Tinggi

0.633 Sedang 0.467 Sangat baik

Dipakai

2. 0,491 Cukup 0.600 Sedang 0.400 Sangat

baik

Dipakai

3. 0.538 Cukup 0.567 Sedang 0.600 Sangat

baik

Dipakai

4. 0,537 Cukup 0.533 Sedang 0.400 Sangat

baik

Dipakai

5. 0,364 Rendah 0.633 Sedang 0.333 Baik Dipakai

6. 0,491 Cukup 0.700 Sedang 0.333 Baik Dipakai

7. 0,726 Tinggi 0.600 Sedang 0.533 Sangat

baik

Dipakai

8. 0,752 Tinggi 0.600 Sedang 0.533 Sangat

baik

Dipakai

9. 0,485 Cukup 0.533 Sedang 0.400 Sangat

baik

Dipakai

10. 0,479 Cukup 0.667 Sedang 0.367 Baik Dipakai

F. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk memperoleh makna dari data yang sudah terkumpul. Analisis yang dilakukan adalah tes kemampuan spasial siswa.

Analisis hasil tes digunakan untuk mengukur kemampuan spasial siswa setelah mengikuti pembelajaran. Sebelum data dianalisis tahapan yang dilakukan adalah:

1. Tabulasi data

(33)

31

Tabulasi data adalah menyusun data ke dalam tabel-tabel yang mudah dibaca yang nantinya digunakan untuk menganalisis data. Data yang ditabulasikan adalah data yang diperoleh dari hasil penskoran.

2. Menentukan Kategori Persentase Kemampuan Spasial Tabel 3.8 Kategori Persentase Kemampuan Spasial32

Kriteria Nilai

Tinggi 𝟖𝟎 − 𝟏𝟎𝟎

Sedang 𝟔𝟓 − 𝟕𝟗

Rendah 𝒙 < 65

Setelah data dianalisis teknik analisis yang digunakan yaitu dengan mencari rata-rata dan distribusi persentase.

a. Untuk mengukur kemampuan Spasial siswa secara keseluruhan dengan menggunakan skor rata-rata yang diperoleh siswa.

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

b. Untuk menghitung kemampuan Spasial siswa per indikator digunakan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑒𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

c. Untuk melihat distribusi kemampuan Spasial perkategori digunakan rumus persentase sebagai berikut:

𝑃 = 𝑓

𝑁× 100%33

32Isnaniah, Analisis Spasial Abilities Mahsiswa Program StudyPendidikan Matematika STAIN Bukittinggi, (Menara Ilmu, Vol X Jilid 1 No. 64 Februari 2016)

33Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1987), hal. 43

(34)

32 Keterangan:

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : Jumlah total individu

P : Angka Persentase

d. Menyajikan data, yaitu menuliskan kumpulan data yang terorganisasi dan terkategori sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut.

e. Mendeskripsikan dan menarik kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan

(35)

33

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskriptif Data

Bagian ini merupakan pendeskripsian data kemampuan spasial siswa yang berguna untuk melihat gambaran kemampuan spasial siswa laki-laki dan siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan spasial siswa berdasarkan gender pada mata pelajaran matematika kelas VIII.2 tahun pelajaran 2020/2021.Rentang skor yang ditetapkan untuk instrumen kemampuan spasial siswa adalah 0-100. Berdasarkan data penelitian dapatdiketahui bahwa skor terendah 30 dan skor tertinggi 90.

Setelah dilakukan penskoran kemampuan spasial, dapat dilihat total skor dan kategori antara siswa laki-laki dan siswa perempuankelas VIII.2 sebagai berikut:

Tabel 4.1Kemampuan Spasial siswa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam Siswa Total Skor Rata-Rata

Skor

Kategori

Laki-Laki 85 6.53 Sedang

Perempuan 107 6.29 Rendah

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kemampuan spasial siswa laki-laki berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 6,53 dengan persentase 65.3% dan kemampuan spasial siswa perempuan berada pada kategori rendah dengan rata-rata skor 6,29 dengan persentase 62,9%.

(36)

34

Gambar 4.1Histogram kemampuan spasial Siswa Laki-Laki dan Perempuan (persentase)

Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa kemampuan spasial siswa laki–laki kelas VIII.2 MTsN 3 Agam yang berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 6 orang siswa, walaupun pada kategori tinggi juga mendekati yaitu sebanyak 4 orang siswa dan kategori sedang sebanyak 3 orang. Dan kemampuan spasial siswa perempuan kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada kategori rendah yaitu sebanyak 10 orang siswa, kategori sedang sebanyak 3orang siswa dan kategori tinggi sebanyak 4 orang siswa.

B. Pembahasan

Setelah dilakukan pengklasifikasian atau pengkategorian kemampuan spasial secara keseluruhan dan berdasarkan gender, selanjutnya dilihat kategori kemampuan spasial siswa yang dikelompokkan berdasarkan unsur-unsur kemampuan spasial. Adapun pengelompokkannya sebagai berikut:

1) Spasial Perception (Persepsi Keruangan)

0 10 20 30 40 50 60 70

TINGGI SEDANG RENDAH

HistogramKemampuan Spasial Siswa Kelas VIII.2 MTsN 3 Agam

LAKI-LAKI PEREMPUAN

(37)

35

Spasial Perception atau disebut jugan persepsi keruangan yaitu item dalam instrumen kemampuan spasial yang akan mengungkapkan mengenai proses mental dalam memprediksi kedalaman suatu bangun ruang, miring tidaknya suatu bangun ruang terhadap acuan vertikal maupun horizontal serta mengetahui ukuran sebenarnya dari bangun tersebut. Butir item untuk menyatakanSpasial Perception ini bejumlah 2.Berikut kemampuan spasial siswa berdasarkan gender pada komponen general Spasial Perception dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Presentase siswa laki-laki padaKemampuan Spasial pada komponen Spasial Perception

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 3 23.07%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 10 76.92%

Jumlah 13

Rata-rata skor 0.54 Nilai

persentase

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada unsurSpasial Perception siswa laki-laki diketahui 3 orang siswa berada pada kategori tinggi dengan persentase 23.07%, dan 10 orang siswa berada pada kategori rendah dengan persentase 79.92 %.

Berdasarkan data penelitian, dapat diketahui secara umum siswa laki-laki kelas VIII.2 MTsN 3 Agam memiliki kategori rendah pada

(38)

36

unsurSpasial Perception dengan rata-rata skor yaitu 0.54 untuk lebih jelasnya lihat lampiran halaman .

Tabel 4.5 Kemampuan Spasial siswaperempuan kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada komponen Spasial Perception

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 7 41.17%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 10 58.82%

Jumlah 17

Rata-rata skor 0.62

Dari tabel 4.5 dapat diketahui kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur Spasial Perceptionsecara umum memiliki kategori rendah yaitu sebanyak 10 orang siswa, sementara pada kategori tinggi 7 orang siswa. Dengan rata-rata skor 0.62 dan kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur Spasial Perception berada pada kategori rendah.

Peneliti medeskrisikan dalam Gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2Histogram Unsur Spasial Perception Siswa Laki-Laki dan Perempuan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

TINGGI SEDANG RENDAH

Histogram Unsur Spasial Perception Siswa Laki- laki Dan Perempuan

LAKI-LAKI PEREMPUAN

(39)

37

Secara umum siswa laki-laki dan siswa perempuan berada pada kategori yang sama yaitu kategori rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan spasial siswa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada unsur Spasial Perception berada pada kategori rendah.

2) Visualisasi

Visualisasi yaitu item dalam instrumen kemampuan spasial yang akan mengungkapkan mengenai, kemampuan mental dalam memvisualisasikan konfigurasi bangun ruang menjadi jaring-jaring yang tepat atau sebaliknya membayangkan jaring-jaring menjadi sebuah bangun. Butir item untuk unsur visualisasi ini berjumlah 2.

Berikut kategori kemampuan spasial semua siswa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam berdasarkan gender pada unsurvisualisasi:

Tabel 4.6 Presentase Kategori kemampuan spasial laki-laki pada unsur visualisasi

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 7 53.85%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 6 46.15%

Jumlah 13

Rata-rata skor 0.81

Dari tabel 4.6 dapat dilihat kemampuan spasial siswa laki-laki pada unsue visualisasidiketahui 7 orang siswa berada pada kategori tinggi dengan persentase 53.85%, 6 orang siswa berada pada kategori rendah dengan persentase 46.15%, Berdasarkan data penelitian (Lampiran), dapat diketahui secara umum siswa laki-laki kelas VIII.2 MTsN 3 Agam

(40)

38

memiliki kategori sedang karena rata-rata skor siswa berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 0.81.

Tabel 4.7 kempuan spasial siswa perempuan kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada unsur visualisasi

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 7 41.12%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 10 58.82%

Jumlah 17

Rata-rata skor 0.62

Dari tabel 4.7 dapat diketahui kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur visualisasi secara umum memiliki kategori rendah yaitu sebanyak 10 orang siswa, sementara pada kategori tinggi 7 orang siswa.

Dengan rata-rata skor 0.62 dan kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur visualisasiberada pada kategori rendah.Peneliti medeskrisikan dalam Gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2Histogram Unsur Visualisasi Siswa Laki-Laki dan Perempuan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

TINGGI SEDANG RENDAH

Histogram Unsur Visualisasi Siswa Laki-laki Dan Perempuan

LAKI-LAKI PEREMPUAN

(41)

39

Secara umum siswa laki-laki dan siswa perempuan berada pada kategori yang berbeda. Yang mana kemampuan spasial siswa laki-laki pada unsur visualisasi berada pada kategori tinggi. Dan siswa perempuan berada pada kategori rendah.

3) Mental Rotation ( Rotasi Mental)

Mental Rotation yaitu item dalam intrumen kemampuan spasial yang menyatakan tentang kemampuan mental dalam memprediksi gambar bangun ruang pada saat benda tersebut diputar.Butir item untuk mengungkapkan Mental Rotation ini berjumlah 2.Berikut kategori kemampuan spasial siswa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada unsur Mental Rotation:

Tabel 4.8 Presentase Kategori kemampuan spasial laki-laki pada unsur Mental Rotation

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 3 23.08%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 10 76.92%

Jumlah 13

Rata-rata skor 0.54

Dari tabel 4.8 dapat dilihat kemampuan spasial siswa laki-laki pada unsur Mental Rotation diketahui 3 orang siswa berada pada kategori tinggi dengan persentase 23.08%, 10 orang siswa berada pada kategori rendah dengan persentase 76.92%, Berdasarkan data penelitian (Lampiran), dapat diketahui secara umum siswa laki-laki kelas VIII.2

(42)

40

MTsN 3 Agam memiliki kategori rendah karena rata-rata skor siswa berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 0.54.

Tabel 4.9 kempuan spasial siswaperempuan kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada unsur Mental Rotation

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 5 29.41%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 12 70.59%

Jumlah 17

Rata-rata skor 0.56

Dari tabel 4.9 dapat diketahui kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur Mental Rotation secara umum memiliki kategori rendah yaitu sebanyak 12 orang siswa, sementara pada kategori tinggi 5 orang siswa.

Dengan rata-rata skor 0.56 dan kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur Mental Rotation berada pada kategori rendah.

Peneliti medeskrisikan dalam Gambar 4.3 sebagai berikut:

Gambar 4.3Histogram Unsur Mental Rotation Siswa Laki-Laki dan Perempuan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

TINGGI SEDANG RENDAH

Histogram Unsur Mental Rotation Siswa Laki-laki Dan Perempuan

LAKI-LAKI PEREMPUAN

(43)

41

Secara umum siswa laki-laki dan siswa perempuan berada pada kategori yang sama. Yang mana kemampuan spasial siswa laki-laki dan siswa perempuan pada unsur Mental Rotation berada pada kategori rendah.

4) Spasial Relation ( Relasi Keruangan)

Spasial Relation yaitu item dalam intrumen kemampuan spasial yang menyatakan tentang kemampuan mental dalam menghubungkan bagian-bagian visual dalam sisi bangun ruang, sehingga apabila ada perubahan sudut pandang tetap bisa dipredikasi.

Butir item untuk mengungkapkan Spasial Relation ini berjumlah 2.Berikut kategori kemampuan spasial siswa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada unsur Spasial Relation:

Tabel 4.10 Presentase Kategori kemampuan spasial laki-laki pada unsur Spasial Relation

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 7 53.85%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 6 46.15%

Jumlah 13

Rata-rata skor 0.73

Dari tabel 4.10 dapat dilihat kemampuan spasial siswa laki-laki pada unsue visualisasi diketahui 7 orang siswa berada pada kategori tinggi dengan persentase 53.85%, 6 orang siswa berada pada kategori rendah dengan persentase 46.15%, Berdasarkan data penelitian (Lampiran), dapat diketahui secara umum siswa laki-laki kelas VIII.2 MTsN 3 Agam

(44)

42

memiliki kategori sedang karena rata-rata skor siswa berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 0.73.

Tabel 4.11 kempuan spasial siswa perempuan kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada unsur Spasial Relation

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 4 23.53%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 13 76.47%

Jumlah 17

Rata-rata skor 0.558

Dari tabel 4.11 dapat diketahui kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur Spasial Relation secara umum memiliki kategori rendah yaitu sebanyak 13 orang siswa, sementara pada kategori tinggi 4 orang siswa. Dengan rata-rata skor 0.558 dan kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur Spasial Relation berada pada kategori rendah.

Peneliti medeskrisikan dalam Gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.4Histogram Unsur Spasial Relation Siswa Laki-Laki dan Perempuan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

TINGGI SEDANG RENDAH

Histogram Unsur Spasial Relation Siswa Laki-laki Dan Perempuan

LAKI-LAKI PEREMPUAN

(45)

43

Secara umum siswa laki-laki dan siswa perempuan berada pada kategori yang berbeda. Yang mana kemampuan spasial siswa laki-laki pada unsur Spasial Relationberada pada kategori tinggi. Dan siswa perempuan berada pada kategori rendah.

5) Spasial orientation ( orientasi keruangan)

Spasial orientation yaitu item dalam intrumen kemampuan spasial yang menyatakan tentang kemampuan mental untuk memprediksi visual bangun ruang bila dilihat dari berbagai sudut pandang.

Butir item untuk mengungkapkan Spasial orientation ini berjumlah 2.Berikut kategori kemampuan spasial siswa kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada unsur Spasial orientation.

Tabel 4.12 Presentase Kategori kemampuan spasial laki-laki pada unsur Spasial Orientation

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 4 30.76%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 9 69.23%

Jumlah 13

Rata-rata skor 0.653

Dari tabel 4.12 dapat dilihat kemampuan spasial siswa laki-laki pada unsur Spasial orientation diketahui 4 orang siswa berada pada kategori tinggi dengan persentase 30.77%, 9 orang siswa berada pada kategori rendah dengan persentase 69.23%, Berdasarkan data penelitian (Lampiran), dapat diketahui secara umum siswa laki-laki kelas VIII.2

(46)

44

MTsN 3 Agam memiliki kategori sedang karena rata-rata skor siswa berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 0.653.

Tabel 4.13 kempuan spasial siswa perempuan kelas VIII.2 MTsN 3 Agam pada unsur Spasial orientation

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Tinggi 80-100 9 52.94%

Sedang 65-79 - -

Rendah X < 65 8 47.06%

Jumlah 17

Rata-rata skor 0.735

Dari tabel 4.13 dapat diketahui kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur Spasial orientation secara umum memiliki kategori tinggi yaitu sebanyak 9 orang siswa, sementara pada kategori rendah 8 orang siswa. Dengan rata-rata skor 0.735 dan kemampuan spasial siswa perempuan pada unsur Spasial orientationberada pada kategori tinggi.

Peneliti mendeskripikan dalam Gambar 4.5 sebagai berikut:

Gambar 4.5Histogram Unsur Spasial Orientation Siswa Laki-Laki dan Perempuan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

TINGGI SEDANG RENDAH

Histogram Unsur Spasial Orientation Siswa Laki-laki Dan Perempuan

LAKI-LAKI PEREMPUAN

(47)

45

Secara umum siswa laki-laki dan siswa perempuan berada pada kategori yang sama. Yang mana kemampuan spasial siswa laki-laki dan siswa perempuanpada unsur Spasial orientation berada pada kategori tinggi.

(48)

46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa kemampuan spasial siswa laki-laki berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor siswa laki-laki 6,53 atau 65,3%dan siswa perempuan berada pada kategori rendahdengan rata-rata skor siswa perempuan6.29 atau 62,9%dengan kategori rendah.Pencapaian masing-masing unsur yaitu siswa laki-laki lebih unggul pada unsur Visualization, Spasial Orientation dan Spasial Rotation dan siswa laki laki berada pada katogori rendah pada unsur Spasial Perception dan Mental Rotation. Untuk siswi perempuan lebih unggul pada unsur Spasial Orientation dan berada pada kategori rendah pada unsurSpasial Perception, Visualization,Mental Rotation dan Spasial Rotation.

B. Saran

Setelah pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang kemampuan spasial siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII.2 MTsN 3 Agam Tahun Pelajaran 2020/2021, maka untuk siswa yang masih memiliki Kemampuan spasial yang rendah agar dapat meningkatkan kemampuan spasial dengan cara:

1. Memperbanyak latihan soal tentang materi geometri.

2. Memperdalam wawasan dengan cara banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan kemampuan spasial.

(49)

47

Kemudian demi kesempurnaan karya ilmiah ini peneliti mengharapkan beberapa hal sebagai berikut:

1) Kepada orangtua di harapkan memperhatikan peranan orangtua terhadap anak-anaknya.

2) Kepada Kepala Madrasah di harapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman oleh sekolah.

3) Kepada guru, khususnya guru matematika agar dapat memberikan soal- soal yang dapat mengasah kemampuan spasial siswa.

4) Bagi Pembaca, dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang kemampuan spasial beserta komponen-komponennya.

5) Kepada peneliti sendiri, semoga apa yang diteliti dapat menambah wawasan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja organisasi merupakan hasil kerja nyata yang dicapai oleh seorang atau organisasi tersebut baik secara

[r]

Tabel 1 : Prosentase 5 Aspek Kesiapsiagaan Secara rinci aspek 1 merupakan pengetahuan dan tanda-tanda akan terjadinya bencana tergambarkan 56,11%, aspek 2 yaitu dampak

Ketidaktaatan penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan sektor industri skala besar dalam pelaksanaan kewajiban pengelolaan lingkungan hidup disebabkan oleh komitmen

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler, minat baca, dan kedisiplinan belajar secara

Struktur modal dalam bank syariah yang mendasar- kan pada prinsip syariah (melarang adanya bunga) akan menghilangkan risiko finansial namun akan menjadikan biaya modal hutang sama

It consists of an augmented reality mobile app and architectural structures that together create hybrid spaces, in diverse urban green places, where individuals

Nella rubrica Designer sono analizzate alcune esperienze di trasformazione urbana: da una parte l’innovativa High Line di New York - raccontata da Diller &amp; Scofidio –