SKRIPSI
PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN GAYA HIDUP TERHADAP MINAT BELI SEPATU CONVERSE ALL STAR PADA
MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Oleh:
EKA PUTRI JULIARNI SARAGIH NIM :140521147
PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
ABSTRAK
“PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN GAYA HIDUP TERHADAP MINAT BELI SEPATU CONVERSE ALL STAR PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA”.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek, harga, dan gaya hidup terhadap minat beli sepatu Converse All Star pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, dan menggunakan metode analisi regresi berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sampel pada penelitian ini berjumlah 97 konsumen dengan teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Citra Merek, Harga dan Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli sepatu Converse All Star pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera.
Kata Kunci : Citra Merek, Harga, Gaya Hidup, Minat Beli.
ABSTRACT
"EFFECT OF BRAND IMAGE, PRICE AND LIFESTYLE TOWARD PURCHASE INTEREST SHOES CONVERSE ALL STAR AT STUDENTS ECONOMY AND BUSINESS FACULTY OF NORTH SUMATERA UNIVERSITY”.
This research was conducted in order to determine how much Effect of Brand Image, Price And Lifestyle Toward Purchase Interest Shoes Converse All Star at Students Ekonomy and Business Faculty Of North Sumatera University.
The method used is descriptive analysis method, and using multiple linear regression analysis. The data used in this study are primary and secondary. The data used in this study are primary and secondary data. Samples in this study amounted to 97 customers with a sampling technique that by using purposive sampling. The results of this study indicate that Brand Image, Price and Lifestyle of positive and significant impact to Purchase Interest at Students Economy And Business Faculty Of North Sumatera University.
Keywords: Brand Image, Price, Lifestyle, Purchase Interest
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Gaya Hidup Terhadap Minat Beli Sepatu Converse
All Star Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas SumateraUtara”.
Penulis mengucapkan terimakasih untuk orangtua yang saya sayangi Ayah dan Ibu atas kasih sayang, dukungan, doa, dan nasehatnya selama ini.
Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, dukungan, saran dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenty Sadalia, SE, M.E. selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si. selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembaca yang telah membimbing dan memberikan arahan, masukan dan pemikirannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. .
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si. selaku Ketua Program Studi
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Prof. DR. Rismayani S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Liasta Ginting S.E, M.Si sebagai Pembimbing Pengganti yang sangat membantu memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan membantu selama proses penulisan skripsi ini.
7. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang menjadi responden untuk skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan kemajuan akademika.
Medan, Desember 2016 Penulis
EKA PUTRI JULIARNI SARAGIH
NIM :140521147
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACK ...
ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 5
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.4 Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
2.1 Teori Tentang Citra Merek... 8
2.1.1 Pengertian Citra Merek... 9
2.1.2 Acuan Asosiasi Merek... 12
2.1.3 Elemen Citra Merek... 12
2.1.4 Pembentukan Citra Merek (Brand Image)... 14
2.1.5 Kepribadian Merek... 16
2.1.6 Indikator Citra Merek... 16
2.2 Teori Tentang Harga... 17
2.2.1 Pengertian Harga... 17
2.2.2 Persepsi Harga... 18
2.2.3 Indikator Harga... 19
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Harga... 20
2.3 Teori Tentang Gaya Hidup... 19
2.3.1 Pengertian Gaya Hidup... 21
2.3.2 Manfaat Dari Pemahaman Gaya Hidup Konsumen... 22
2.3.3 Nilai Dan Gaya Hidup... 22
2.3.4 Indikator Gaya Hidup... 23
2.4 Teori Tentang Minat Beli... 24
2.4.1 Pengertian Minat Beli... 24
2.4.2 Indikator Minat Beli... 25
2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen... 26
2.4.4 Tahap-Tahap Minat Beli Konsumen... 27
2.5 Penelitian Terdahulu... 29
2.6 Kerangka Konseptual... 31
2.7 Hipotesis... 36
BAB III METODELOGI PENELITIAN... 34
3.1 Jenis Penelitian... 34
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 34
3.3 Batasan Operasional... 34
3.4 Defenisi Operasional... 35
3.5 Skala Pengukuran Variabel... 36
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian... 36
3.6.1 Populasi... 36
3.6.2 Sampel... 37
3.7 Jenis Data... 39
3.8 Metode Pengumpulan Data..,... 39
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas... 40
3.9.1 Uji Validitas... 40
3.9.2 Uji Realibilitas... 41
3.10 Teknik Analisis Data... 42
3.10.1 Analisis Deskriptif... 42
3.10.2 Uji Asumsi Klasik... 43
3.10.3 Analisis Regresi Berganda... 44
3.11 Uji Hipotesis... 44
3.11.1 Uji Serempak atau Simultan (Uji –F)... 45
3.11.2 Uji Parsial (Uji-t)... 45
3.11.3 Koefisien Determinasi (R
2)... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47
4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 47
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan... 49
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan... 49
4.1.3. Produk yang Ditawarkan... 50
4.1.3.1 Produk Original (Asli)... 54
4.1.3.2 Produk Fake (Palsu)... 54
4.1.3.3 Perbedaan Produk Asli dengan Palsu... 56
4.2 Analisis Deskriptif... 60
4.2.1. Analisis Deskriptif Responden... 60
4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel... 61
4.3 Uji Asumsi Klasik... 72
4.3.1 Uji Normalitas... 72
4.3.1 Uji Heterskedastitas... 74
4.3.1 Uji Multi Kololoniearitas... 76
4.4 Analisis Regresi Berganda... 78
4.5 Uji Hipotesis... 80
4.5.1. Uji F... 80
4.5.1. Uji t... 80
4.6 Koefisien Determinasi(R
2)... 82
4.7 Pembahasan... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 89
5.1 Kesimpulan... 89
5.1 Saran... 90
DAFTAR PUSTAKA... 93
LAMPIRAN... 96
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Tabel Top brend indeks 2016... 2
1.2 Daftar Harga Sepatu Converse All Star 2016... 4
2.1 Penelitian Terdahulu... 30
3.1 Operasionalisasi Variabel... 35
3.2 Instrumen Skala Likert... 36
3.3 Hasil Uji Validitas... 41
3.4 Uji Reliabilitas... 42
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 60
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 61
4.3 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Citra Merek... 62
4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Harga... 63
4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Gaya Hidup... 66
4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Minat Beli... 69
4.7 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov... 74
4.8 Hasil Uji Glejser... 76
4.9 Hasil Uji Multikolinearitas... 77
4.10 Hasil Analisis Regresi Berganda... 78
4.11 Hasil Uji Secara Serempak... 80
4.12 Hasil Uji Parsial... 81
4.13 Koefisien Determinasi... 83
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
2.1 Gambar Kerangka Koneptual... 33
4.1 Logo Perusahaan... 49
4.2 Tipe Pertama Sepatu Convers All Star – Chuck Taylor... 50
4.3 Sepatu Convers All Star – Chuck Taylor koleksi warna ... 51
4.4 Convers All Star – Sepatu Bahan... 51
4.5
CT As Canvas Ox Sneaker Shoes Black Pria.... 52
4.6
CT As Canvas Ox Sneaker Shoes Black Wanita.... 52
4.7
Material Produk Sepatu Converse Original... 53
4.8 Desain Sepatu Converse Original... 54
4.9 Heel Patch Sepatu Converse... 56
4.10 Heel Stripe Sepatu Converse... 57
4.11 Insole Sepatu Converse... 58
4.12 Size Label Sepatu Converse... 59
4.13 Grafik Histogram... 72
4.14 Grafik Normal Plot... 73
4.15 Grafik Scatter Plot... 75
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dewasa ini sepatu bukan hanya sebagai alat sandang, melainkan juga menjadi salah satu unsur kebutuhan di bidang fashion dalam masyarakat. Hal ini membuat para produsen sepatu melihat kebutuhan dan keinginan dari konsumen sebagai peluang dalam menciptakn sebuah produk. Peluang ini juga dijadikan referensi utama sebelum meluncurkan suatu produk baru. Inovasi dan kreativitas dalam desain dan warna dijadikan faktor agar bisa bersaing dengan produk pesaing dan menarik minat beli konsumen.
Salah satu faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada saat ini ialah
citra merek dari suatu produk tertentu. Menurut (Kotler dan Amstrong 2001:225)
citra merek adalah keyakinan tentang merek tertentu. Citra atau asosiasi
merepresentasikan persepsi yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif
ataupun tidak. Tentu ini menjadikan sebuah peluang bagi produsen sepatu untuk
bersaing mendapatkan nilai merek yang unggul dimata konsumen. Guna untuk
memperoleh citra merek yang baik dari masyarakat, perusahaan umumnya harus
menghasilkan produk yang berinovasi. Citra Merek dianggap sebagai salah satu
faktor dalam mempengaruhi minat beli konsumen. Minat Beli adalah sesuatu yang
pribadi dan berhubungan dengan sikap (Assael, 2001:57). Pada umumnya
konsumen berminat untuk membeli sebuah produk jika konsumen sudah
mengenal produk dengan baik. Converse All Star merupakan salah satu produsen
sepatu yang sudah memiliki nama yang baik di masyarakat. Faktor elegan, kualitas produk yang baik serta produk yang berasal dari luar negeri menjadikan Converse All Star sebagai salah satu produsen yang dianggap memiliki reputasi yang baik. Kalangan muda menjadikan Converse All Star sebagai salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan.Hal ini dijelaskan dari banyaknya produk dari Converse All Star menghasilkan produk yang bervariasi dan lebih dominan terhadap anak muda seperti sepatu casual dan sepatu olah raga. Dapat digunakan ketika santai dan juga digunakan untuk kegiatan formal seperti kuliah. Sehingga dikalangan muda khususnya mahasiswa menjadikannya sebuah kebutuhan. Untuk mengetahui standar dari peringkat kesukaan serta penjualan sebuah produk dapat dilihat dari data Top Brand Award. Top Brand Award diberikan kepada merek didalam kategori produk tertentu yang memenuhi dua persyaratan, yaitu merek- merek yang memperoleh Top Brand Indeks minimum sebesar 10% dan merek- merek yang menurut hasil data survey berada pada posisi tiga terbaik dalam kategori produknya. Berikut merupakan daftar Top brand dari merek seluruh produsen sepatu di Indonesia.
Tabel 1.1
TOP BRAND INDEKS 2016 SEPATU CONVERSE ALL STAR
MEREK TBI TOP
Bata 19,2% TOP
Nike 12,4% TOP
Adidas 11,5% TOP
Converse/All Star 6,4%
Fladeo 6,1%
Yongky Komaladi 4,9%
Sumber : http://topbrand-award.com//2016
Pada Tabel 1.1 diatas dijelaskan bahwa sepatu converse all star memang masih kalah dibandingkan dengan beberapa produsen sepatu lainnya, dimana sepatu converse all star menempati posisi keempat dan tidak mendapatkan predikat Top.
Selain dari Citra Merek, Harga juga menjadi faktor lain dalam minat beli konsumen. Sebagian besar tentu harga menjadi faktor pembeda lain yang sangat mempengaruhi minat beli konsumen. (Swastha 2004:241) Harga ialah sesuatu yang dibutuhkan untuk mendapatkan suatu kombinasi antara pelayanan ditambah produk dengan membayar jumlah uang yang sudah menjadi patokan.
Harga yang terjangkau dan wajar dianggap menjadi hal utama yang ditawarkan kepada konsumen. Pada umumnya harga sesuai kualitas produk dan nilai merek dianggap sebagai dasar dari penentuan harga dari sebuah produk.
Semakin tinggi nilai merek serta kualitas yang dimiliki tentu akan linier terhadap minat beli konsumen. Biasanya penetapan harga berdasarkan citra merek didominasi kalangan muda yang menilainya.
Kalangan muda khusunya mahasiswa dianggap sebagai sarana promosi berjalan, karena tidak dapat dipungkiri standar dari mahasiswa dianggap mewakili taraf hidup sekitarnya mulai dari kebutuhan, gaya hidup serta kelompoknya.
Berikut merupakan daftar harga sepatu casual converse all star.
Tabel 1.2
Daftar Harga Sepatu Converse All Star 2016
NO JENIS CONVERSE
(P-Pria, W-Wanita)
HARGA (Rupiah) 1 CT As Canvas Ox Sneaker Shoes Black P/W 459.000
2 Converse 1W882 BLACK P/W 559.000
3 Chuck Taylor All Star P/W 699.000
4 Converse Lean Ox 142271C Mono P 599.000
5 CT As Specially Ox P 759.000
6 CT As Specially Ox W 659.000
7 Converse Chuck Taylor All Star Dark Denim Sneakers P
899.000
8 Converse Chuck Taylor All Star Dark Denim Sneakers W
859.000
9 Converse Chuck Taylor Street Mid Black White 859.000 10 Converse Chuch Taylor AS SQ SMU Unisex
Sneakers – Rebbit Grey/Lollipop
759.000
Sumber: www.blibli.com, www.zalora.co.id , Diolah Oleh Penulis
Dari data diatas yang disajikan bahwa harga sepatu casual converse all star masih dianggap terjangkau bagi sebagian kalangan mahasiswa dan masyarakat dan begitu juga sebaliknya. Harga yang cukup mahal dan citra merek yang baik dianggap sebagai sebuah kebutuhan lifestyle ataupun fashion seseorang yang dapat membedakannya dengan yang lain. Interaksi ini biasanya terjadi bagi kalangan muda khususnya mahasiswa. Mereka berlomba lomba mendapatkan produk ini demi sebuah pengakuan atas suatu brand produk yang dimilikinya.
Faktor kebutuhan akan sepatu yang dibarengi dengan lifestyle menjadikan sepatu
casual converse all star sebagai kebutuhan dan gaya hidup.
Gaya Hidup Fashionable ini menjadi faktor pembeda antara satu dengan yang lain tergantung merek sepatu dan harga produk yang digunakan. Gaya hidup menurut Kotler (2007:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Banyak mahasiswa berlomba untuk mendapatkan pengakuan dari kelompoknya bahwa sepatu yang digunakan memiliki reputasi yang baik serta harga yang cukup mahal yang dapat menaikkan derajat sosialnya.
Sehingga dari beberapa penjelasan dan data yang disajikan, peneliti tertarik meneliti Pengaruh citra merek, harga, dan gaya hidup terhadap minat beli sepatu Converse All Star bagi Mahasiswa khususnya pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Alasan selain peneliti merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dari hasil observasi yang dilakukan banyak mahasiswa yang menggunakan sepatu converse all star. Sepatu casual converse all star dapat dikatakan cukup populer dikalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Tentu dari hasil observasi ini peneliti menganggap ada perbedaan antar hasil dari data Top Brand dengan fakta dilapangan. Sehingga fenomena ini menjadikan alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dirumuskan sebagai berikut:
”Bagaimana pengaruh citra merek, harga, dan gaya hidup terhadap minat beli sepatu Converse All Star pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan Menganalisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Gaya Hidup Terhadap Minat Beli sepatu Converse All Star Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Perusahaan
Penelitian diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya hidup, motivasi dan kelompok referensi terhadap minat beli sepatu converse all star, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam hal meningkatkan penjualan produknya.
b. Bagi Departemen Manajemen
Sebagai bahan Kajian ilmu dan menjadi referensi dalam dunia pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan manajemen pemasaran dan juga tentang perilaku konsumen.
c. Bagi Peneliti
Peneliti ini dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan peneliti terkait dengan disiplin ilmu yang dipelajari sehingga dapat di terapkan dengan baik kedepannya.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian untuk permasalahan
yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Tentang Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek
Citra merek didefinisikan segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008:113). Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.
Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau
citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir
tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan: jenis, dukungan,
kekuatan, dan keunikan. (Shimp, 2003:12). Citra merek umumnya didefinisikan
segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra
merek merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang
terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek
(Suryani, 2008:113). Berdasarkan pendapat di atas Hapsari (2010:22) mengambil
beberapa kesimpulan tentang citra merek sebagai berikut:
1. Citra merek mempengaruhi pola pikir dan pandangan konsumen mengenai merek secara keseluruhan.
2. Citra merek bukan hanya merupakan sebuah pemberian nama yang baik melainkan bagaimana cara mengenalkan produk kepada konsumen agar menjadi memori bagi konsumen dalam membentuk suatu persepsi akan sebuah produk.
3. Citra merek memegang kepercayaan, pemahaman, dan persepsi konsumen terhadap suatu merek.
4. Citra merek merupakan asosiasi yang muncul dalam benak konsumen dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu terhadap suatu merek.
5. Citra merek yang baik dapat meningkatkan penjualan produsen serta menghambat kegiatan pemasaran pesaing.
6. Citra merek merupakan faktor penting dalam keputusan pembelian konsumen hingga konsumen menjadi loyal terhadap merek tertentu.
2.1.2 Acuan Asosiasi Merek
Konsumen selalu memiliki kesan tersendiri terhadap suatu merek. Kesan
tersebut bisa muncul setelah konsumen melihat, mendengar, membaca atau
merasakan sendiri suatu produk. Semakin baik suatu merek berinteraksi dengan
konsumen maka akan semakin banyak asosiasi produk yang terbentuk. Menurut
Durianto (2001:69), Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak
konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang
terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman
konsumen dalam mengonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah jika kaitan tersebut didukung oleh jaringan atau kaitan yang lain sebagai pendukung. Suatu merek yang mapan akan memilki posisi yang menonjol dalam persaingan jika didukung oleh asosiasi yang tepat. Berbagai asosiasi yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut citra merek. Semakin banyak suatu asosiasi yang terbentuk akan semakin kuat citra merek yang dimilikinya. Menurut Aaker dalam Simamora (2014:31), terdapat sebelas sumber asosiasi merek, yaitu 1. Product Atributes (Atribut Produk)
Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi Positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi ini sangat efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.
2. Intengibles Atribute (Atribut tak berwujud)
Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsikualitas, kemajuan teknologi, kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.
3. Consumer’s Benefit (Manfaat bagi pelanggan)
Manfaat bagi pelanggan ini dapat berupa manfaat Rasional (Rational Benefit) Dan
manfaat psikologi (Psychological Benefit). Manfaat rasional berkaitan erat dengan
atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan
yang rasional. Manfaat psikologis seringkali merupakan konsekuensi ekstrem
dalam proses pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.
4. Relative Price (Harga Relatif)
Evaluasi terhadap merek disebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.
5. Aplication (Penggunaan).
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.
6. User/consumer (Pengguna/pelanggan)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan kelas produk tersebut.
7. Celebrity/person (Orang terkenal/khalayak)
Mengaitkan orang terkenal/artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi yang kuat yang dimiliki oleh orang terkenal kedalam merek tersebut.
8. Life style (Gaya Hidup/ kepribadian)
Asosiasi merek dengan satu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
9. Product Class (Kelas Produk)
Mengasosiasikan sebuah merek melalui kelas produknya.
10. Competitors (Para pesaing)
Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing.
11. Country/Geographic Area (Negara/wilayah Geografis)
Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memilki hubungan yangerat dengan produk, bahan dan kemampuan
2.1.3 Elemen Citra Merek
Berdasarkan Handayani (2010:22), citra merek memiliki empat elemen, yaitu:
1. Ketahanan (Tenacity)
Elemen ini berkaitan dengan kualitas dan citra merek produk itu sendiri.
a. Kualitas produk Produk yang dipasarkan dan dijual harus memiliki jaminan atau kualitas yang baik sesuai dengan citra merek yang dimiliki.
b.Bahan-bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produk harus merupakan bahan- bahan yang sesuai atau bermutu dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh sebuah perusahaan.
2. Kesesuaian (Congruence)
Berkaitan dengan kesesuaian antara karakteristik merek dengan citra merek itu
sendiri yang ingin ditonjolkan dari sebuah produk.
a. Iklan
Pemasaran melalui iklan harus menonjolkan karakteristik dan menarik dari sebuah produk sehingga sebuah iklan dapat menjadi ciri pada persepsi konsumen dan membentuk citra merek terhadap sebuah produk yang dipasarkan serta menimbulkan minat beli pada konsumen.
b. Logo
Logo merupakan ciri atau simbol yang menunjukkan suatu karakteristik dari sebuah merek. Oleh karena itu, logo mampu menciptakan brand image tersendiri di benak konsumen.
3. Keseksamaan (Precision)
Sejauh mana brand imagesecara akurat dan konsisten ingin ditampilkan.
a. Rasa
Rasa dari sebuah produk harus konsisten dan akurat. Hal ini akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian berulang.
Ketika konsumen menemukan ada perbedaan cita rasa produk antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, maka ada kemungkinan konsumen akan dikecewakan karena ekspektasi rasa yang didapatkan sebelumnya tidak terpenuhi di repeated-buying berikutnya. Hal ini dapat menimbulkan penghentian repeated-buying.
b. Harga
Harga merupakan faktor utama yang dilihat oleh konsumen. Harga yang
ditawarkan di setiap tempat harus konsisten atau sama. Jika tidak sama,
maka akan terdapat kesenjangan antara ekspektasi konsumen dengan harga yang diberikan.
4. Konotasi (Connotation)
Konotasi merupakan pendapat konsumen dari kepribadian produk yaitu dari semua karakteristik merek produk sejenis yang diterima, konsumen menemukan merek produk yang satu berbeda dari merek produk lainnya.
a. Variasi rasa
Rasa yang ditawarkan kepada konsumen tidak hanya satu melainkan memilki variasi atau beragam rasa dari berbagai produk yang ditawarkan. Hal ini berguna untuk menyesuaikan dengan selera konsumen sehingga konsumen dapat memilih sesuai dengan keinginannya.
b. Pelayanan
Pelayanan yang dihasilkan dari sebuah produk atau jasa sangat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap citra merek dari sebuah produk. Apakah pelayanan dari produk tersebut cepat atau lama, ramah atau tidak, menjawab kebutuhan atau tidak, dan lain-lain.
2.1.4 Pembentukan Citra Merek (Brand Image)
Menurut Handayani (2010:22), pembentukan citra merek dalam benak konsumen tidak terjadi secara cepat melainkan membutuhkan proses bertahun-tahun.
Pembentukan citra merek dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Kualitas dari produk yang dihasilkan.
Semakin baik kualitas produk yang dijual kepada konsumen maka semakin besar minat konsumen untuk membeli kembali sehingga dapat meningkatkan penjualan produk tersebut.
2. Pelayanan yang disediakan.
Produsen tidak hanya menjual produk melainkan pelayanan. Kepuasan pelanggan tergantung pada pelayanan yang diberikan produsen kepada konsumen.
3. Kebijakan perusahaan.
Kebijakan-kebijakan perusahaan yang dibuat akan membentuk nilai dan persepsi untuk perusahaan tersebut di benak konsumen yang berdampak pada citra image perusahaan.
4. Reputasi perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki reputasi masing-masing. Perusahaan yang telah memiliki reputasi yang baik harus dapat mempertahankannya dalam segala bidang. Semakin baik reputasi yang dimiliki perusahaan maka citra image perusahaan tersebut juga semakin baik dan kuat.
5. Kegiatan pemasaran perusahaan.
Apa, bagaimana, kapan, dimana, dan siapa yang akan menjadi target pemasaran
dari perusahaan sangat penting karena hal tersebut dapat mempengaruhi
kesuksesan sebuah perusahaan dalam membentuk citra image.
2.1.5 Kepribadian Merek
Dalam rangka menciptakan diferensiasi, pemasar mulai berfokus pada upaya menyertakan nilai emosional pada mereknya dan mengkomunikasikannya lewat metafora kepribadian merek (brand personality). Kepribadian merek yang dipilih adalah yang mampu menyelaraskan nilai emosional merek dan gaya hidup konsumen sasaran. Merek memiliki nilai-nilai emosional atau kepribadian yang bisa sesuai dengan citra diri konsumen (Tjiptono, 2011:3). Manfaat emosional dapat menambah kekayaan dan kedalaman untuk memiliki dan menggunakan suatu merek. Hasilnya dapat menciptakan pengalaman yang berbeda antara satu merek dengan merek yang lain.
2.1.6 Indikator Citra Merek
Indikator yang mencirikan citra merek yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Mudah Dikenali
Merek merupakan elemen kunci strategi perusahaan. Sebuah merek pada hakikatnya merupakan janji pemasar untuk menyerahkan kinerja produk atau jasa yang bisa diramal dimana merek adalah janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan features, benefits dan services kepada para pelanggan. Janji inilah yang membuat masyarakat mengenal merek tersebut lebih dari merek yang lain.
(Kotler dan Amstrong, 2006:266)
2. Selalu dingat
.Untuk menjadi sukses dan menguntungkan, merek harus memiliki reputasi positif, dimana merek yang sudah terkenal dan memiliki citra positif seringkali menjadi andalan dalam menentukan nilai akhir atau kesuksesan suatu produk (Kertajaya, 2004:72).
3. Reputasi yang baik
Reputasi adalah persepsi agregat dari pihak luar pada karakteristik perusahaan yang menonjol.Sebuah produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk dengan persepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai reputasi yang baik. (Kertajaya;2000:484)
2.2 Teori Tentang Harga 2.2.1 Pengertian Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345),” dalam arti yang sempit, harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.”
Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya melambangkan biaya. Harga juga
merupakan satu dari elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel. Tidak seperti
fitur produk dan komitmen penyalur, harga dapat berubah dengan cepat (Kotler dan
Amstrong, 2008:345).
Menurut Tjiptono (2008:152) harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan pembeli yaitu :
1. Peranan alokasi dari harga
Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.
2. Peranan informasi dari harga
Fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaat nya secara objektif.
2.2.2 Persepsi Harga
Menurut Setiadi (2003:13) “Persepsi di defenisikan sebagai proses dimana
seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.” Pada saat konsumen
melakukan penilaian dan evaluasi terhadap harga dari suatu produk sangat
dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri. Keputusan pembelian dari
pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan (kebudayaan, subbudaya,
dan kelas sosial), faktor-faktor sosial (kelompok referensi,keluarga,dan peran dan
status), faktor pribadi (umur, pekerjaan, ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian),
faktor-faktor psikologis ( motivasi, persepsi, proses belajar, dan kepecayaan dan
sikap). Penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama karena tergantung dari persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Tjiptono : 2008 : 152).
2.2.3 Indikator Harga menurut Kotler (2008:345) yaitu:
Indikator yang mencirikan harga yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Keterjangkauan harga
Yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Konsumen akan melihat terlebih dahulu harga yang tercantum pada sebuah produk karena sebelum membeli konsumen sudah berfikir tentang sistem hemat yang tepat. Selain itu konsumen dapat berfikir tentang harga yang ditawarkan memiliki kesesuaian dengan produk yang telah dibeli.
3. Daya saing harga
Yaitu penawaran harga yang diberikan oleh produsen/penjual berbeda dan
bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain, pada satu jenis produk yang
sama.
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Harga
Kotler dan Keller (2003:315) menyatakan faktor-faktor yang menentukan kebijakan penetapan harga terdiri dari;
a. Memilih tujuan penetapan harga.
b. Menentukan permintaan.
c. Memperkirakan biaya.
d. Menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing.
e. Memilih metode penetapan harga.
f. Memilih harga akhir.
Swastha (2004:42) menyatakan “Keputusan-keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: faktor-faktor internal perusahaan dan faktor- faktor lingkungan eksternal perusahaan”.
Menurut Purnama (2001:98) faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga terhadap pembeli dapat diidentifikasi sebagai berikut;
a. Pengaruh nilai unik
b. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti.
c. Pengaruh perbandingan yang sulit.
d. Pengaruh pengeluaran total.
e. Pengaruh manfaat akhir.
f. Pengaruh biaya yang dibagi.
g. Pengaruh investasi yang tertanam.
h. Pengaruh kualitas harga.
i. Pengaruh persediaan.
Sedangkan menurut Peter dan Olson (2000:78) dalam proses penetapan harga dapat disesuaikan dengan keadaan perusahaan dan konsumen. Dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yang mencirikan harga yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas, dan daya saing harga (Stanton, 2002:178).
2.3 Teori Tentang Gaya Hidup 2.3.1 Pengertian Gaya Hidup
Setiadi (2003:80) mendefenisikan gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungan nya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat). Menurut Kotler dan Keller (2009:175,” Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu atau kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.
Gaya hidup pada dasar nya merupakan suatu perilaku yang mencerminkan
masalah apa yang sebenarnya yang ada di dalam alam pikir pelanggan yang
cenderung berbaur dengan berbagai hal yang terkait dengan masalah emosi dan
psikologis konsumen. Menurut Well dan Tigert ( dalam Setiadi, 2003:81) perilaku
konsumen dapat diamati atau di ukur dengan sistem AIO ( Activities, Interest, and Opinion ). Gaya hidup merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Walaupun demikian, gaya hidup hidup akan sangat relevan dengan usaha-usaha pemasar untuk menjual produk nya (Setiadi,2003:81).
2.3.2 Manfaat Dari Pemahaman Gaya Hidup Konsumen
Menurut setiadi (2003:87-88) menyatakan ada empat manfaat yang bisa diperoleh pemasar dari pemahaman gaya hidup konsumen yaitu :
1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar.
2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memosisikan produk dipasar dengan menggunakan iklan.
3. Jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan produknya pada media-media yang paling cocok.
4. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan
produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.
2.3.3 Nilai Dan Gaya Hidup
Gaya hidup di tunjukkan oleh perilaku tertentu sekelompok orang atau masyarakat yang menganut nilai-nilai dan tata hidup yang hampir sama. Gaya hidup yang berkembang di masyarakat merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Untuk memahami bagaimana gaya hidup, sekelompok masyarakat di perlukan program atau instrumen untuk mengukur gaya hidup yang berkembang.
2.3.4 Indikator Gaya Hidup menurut Kotler dan Keller (2009:204)
Indikator yang mencirikan gaya hidup yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Aktivitas
Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan orang di setiap bagian dalam perusahaan.
2. Minat
Minat adalah kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan lainnya dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika orang tersebut bebas memilih.
3. Opini
Opini adalah pendapat, pikiran atau pendirian. .
2.4 Teori Tentang Minat Beli 2.4.1 Pengertian Minat Beli
Minat dianggap sebagai suatu “penangkap” atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku, minat juga mengindikasikan seberapa keras seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu dan minat berhubungan dengan perilaku. Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu pelayanan jasa, berdasarkan hal tersebut maka analisa mengenai bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen sangat penting dilakukan.
Perilaku minat konsumen adalah hasil dari evaluasi terhadap merek atau jasa.
Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah pengambilan keputusan secara kompleks termasuk menggunakan merek atau jasa yang diinginkan, mengevaluasi merek atau jasa tersebut pada saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada masa yang akan datang. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah merek tertentu.
Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli
konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar, maupun para ahli ekonomi
menggunakan variabel minat untuk memprediksikan perilaku konsumen di masa yang
akan datang. Minat beli konsumen adalah sebuah prilaku konsumen dimana
konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk,
berdasarkan pengalaman dalam memilih,menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. (Kotler dan Keller, 2003:182). Definisi minat beli menurut Simamora (2003:46) adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap. Individu yang berminat terhadap suatu objek akan memiliki kekuatan atau dorongan untuk mendapatkan objek tersebut.
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001:57) Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka dapat dipahami bahwa minat sangat penting artinya bagi seseorang untuk melaksanakan kegiatan termasuk dalam melakukan pembelian.
2.4.2 Indikator Minat Beli
Menurut Sutantio (2004:14), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator- indikator sebagai berikut :
1. Berusaha mendapatkan informasi mengenai produk
Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat posotif dari produk tersebut.
2. Berminat mengganti produk yang dipakai
Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut, preferensi ini dapat berubah bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
3. Berminat Membeli Produk
Kecenderungan seseorang untuk membeli produk yang diminati.
2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Swastha (2009:89) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:
a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.
d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria,
misalnya dalam pola belanja.
e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.Sedangkan menurut Kotler dan Keller, (2003:187) ada beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen yaitu :
1. Sikap orang lain, minat beli itu banyak dipengaruhi oleh teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayainya serta sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
2 Faktor situasional yang tidak terduga yaitu faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Beberapa faktor ini terdiri dari: harga, pendapatan dan manfaat produk yang diharapkan.
2.4.4 Tahap-Tahap Minat Beli Konsumen
Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:182),
menyatakan konsep model AIDA merupakan rangkaian atau tahap pelanggan bisnis
dalam menentukan minat beli atau menentukan dorongan konsumen dalam
melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap-tahap model
AIDA diantaranya :
1. Attention Merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasanya yang dibutuhkan calon pelanggan, dimana dlam tahap ini calon pelanggan nilai mempelajari produk/jasa yang ditawarkan.
2. Interest Merupakan tahap minat calon pelanggan timbul setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengamati produk/jasa.
3. Desire Calon pelanggan memikirkan serta berdiskusi yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk/ jasa yang ditawarkan. Dalam tahapan ini calon pelanggan harus maju serta tingkat dari sekedar tertarik akan produk.
4. Action Melakukan pengambilan keputusan yang pasif atas penawaran. Pada tahap ini calon pelanggan yang telah mengunjungi perusahaan akan mempunyai tingkat kemantapan akan membeli atau menggunakan suatu produk yang ditawarkan
Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas dalam hubungannya dengan
hierarki tanggapan konsumen model AIDA, maka minat konsumen yang dimaksud
adalah respon konsumen yang melewati tahap kognitif, tahap pengaruh (affective) dan
tahap perilaku (behavioral), yaitu tahapan tanggapan respon perhatian konsumen
(attention), ketertarikan konsumen (interest),kemudian membangkitkan keinginan
(desire) konsumen untuk membeli produk sampai dengan kegiatan pembelian oleh
konsumen (action).
2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Jurnal Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Yuntawati Fristin (2016)
Argini Tiara Dhevy
(2015)
Pengaruh Kualitas Produk dan Brand image Terhadap Keputusan
Pembelian(Studi pada Mahasiswa
PenggunaProduk Sepatu Merek Converse di Fisip Universitas Merdeka Malang
Pengaruh Kepribadian Merek, Perceived Value,
Dan Word Of Mouth (WOM)
Terhadap Minat Beli (Studi Empiris yang Dilakukan Pada Sepatu Merek
Converse Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta)
Kualitas Produk dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian
Kepribadian
Merek Terhadap
Minat Beli
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Jurnal Penelitian Variabel Hasil
Aryanti Dwi Rahayu (2013)
Nita Rahma Fadillah (2012)
Aditya Yoga Wiratama (2012)
Analisis Pengaruh Brand Image (Citra Merek)
Sepatu Converse All Star Terhadap Minat Beli Konsumen Pengguna Sepatu Converse All Star Pada Mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari
Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek CROCS (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi UNAND)
Analisis Pengaruh Produk Persepsi Harga, dan Citra Merek Terahadap Keoutusan Pembelian Sepatu Olah raga Merek Nike Dikota Semarang.
Citra Merek Dan MinatBeli
Gaya Hidup, Kelompok Referensi, dan Keputusan Pembelian
Pengaruh produk, Persepsi Harga, citra merek, dan Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan menggunakan analisis regresi linear sederhana, maka terbukti bahwa variabel brand image sepatu Converse All Star mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap minat beli konsumen serta memiliki hubungan dan merupakan hubungan yang kuat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel gaya hidup dan variabel kelompok referensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel gaya hidup memiliki nilai yang positif sedangkan variabel kelompok referensi memiliki nilai yang negatif.
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat bahwa setiap item pertanyaan yang diajukan valid dan reliabel
Berdasarkan hasil uji linier berganda, dari ketiga variabel independen harga dan citra merek variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian produk sepatu nike adalah variabel harga.
2.6 Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44). Kerangka konseptual mengemukakan tentang variabel yang akan diteliti yaitu: variabel Citra Merek, Harga, Gaya Hidup yang merupakan variabel independen dan Minat Beli yang merupakan variabel dependen.
Citra merek umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan mereka yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek, harga, gaya hidup dan minat beli yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008:113).
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345),” dalam arti yang sempit, Harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Setiadi (2003:80) mendefenisikan gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),
apa yang mereka anggap penting dalam lingkungan nya (ketertarikan), dan apa yang
mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat).
Minat beli konsumen adalah dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. (Kotler dan Keller, 2003:182).
Hubungan citra merek terhadap minat beli, bahwa jika suatu merek memiliki reputasi yang baik maka keinginan konsumen untuk mendapatkan suatu produk itu ada. Apapun produk baru yang dikeluarkan oleh merek tersebut jika dia memiliki reputasi yang baik masyarakat atau mahasiswa akan berminat membeli produk tersebut. Hubungan harga terhadap minat beli meskipun harga naik atau cukup mahal jika merek nya memiliki reputasi yang baik maka keinginan konsumen membeli tidak berpengaruh.
Hubungan gaya hidup terhadap minat beli jika citra merek memiliki reputasi
yang baik dan tentu harga yang cukup mahal sesuai dengan kualitas produk yang
diberikan. Sehingga dengan keterjangkauan harga yang cukup mahal tentu tidak
semua kalangan dapat membeli. Disini gaya hidup dipengaruhi oleh harga, karena
jika membeli produk tersebut dengan harga yang cukup mahal tentu akan mengubah
derajat sosialnya, Jika derajat sosialnya meningkat sesuai dengan gaya hidup nya.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian 2.7 Hipotesis
Adapun Hipotesis penelitian ini sebagai berikut: “Citra Merek, Harga, Dan Gaya Hidup berpengaruh terhadap Minat Beli pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
CITRA MEREK (X1)
HARGA (X2)
MINAT BELI (Y)