• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS OLEH BERLIN ANGGIAT TAMPUBOLON /TS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TESIS OLEH BERLIN ANGGIAT TAMPUBOLON /TS"

Copied!
217
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI BORED PILE DIAMETER 600 MM DENGAN METODE EMPIRIS, UJI BEBAN STATIS DAN ELEMEN HINGGA PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT. TESIS. OLEH. BERLIN ANGGIAT TAMPUBOLON 127016005/TS. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014.

(2) ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI BORED PILE DIAMETER 600 MM DENGAN METODE EMPIRIS, UJI BEBAN STATIS DAN ELEMEN HINGGA PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT. TESIS. Untuk memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi Magister Teknik Sipil Pada Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. OLEH BERLIN ANGGIAT TAMPUBOLON 127016005/TS. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014.

(3) Judul Tesis. :. ANALISIS PERHITUNGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI BORED PILE DIAMETER 600 MILI METER DENGAN METODE EMPIRIS, UJI BEBAN STATIS DAN ELEMEN HINGGA PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT. Nama Mahasiswa. :. Berlin Anggiat Tampubolon. Nomor Pokok. :. 127016005. Program Studi. :. Teknik sipil. Menyetujui Komisi Pembimbing,. (Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE) Ketua. Ketua Program Studi,. (Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE). Tanggal Lulus : 1 12 Agustus 2014. (Ir. Rudi Iskandar, MT) Anggota. Dekan,. (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME).

(4) Telah Diuji Pada Tanggal. : 12 Agustus 2014. PANITIA PENGUJI TESIS Ketua. :. Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE. Anggota. :. Ir. Rudi Iskandar, MT Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc.

(5) ABSTRAK. Setiap bangunan memerlukan pondasi sebagai dasar bangunan yang kuat dan kokoh, karena pondasi sebagai dasar bangunan harus mampu memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya untuk diteruskan sampai kelapisan tanah di bawahnya. Kemampuan pondasi memikul beban tersebut disebut daya dukung pondasi.Besarnya daya dukung dan penurunan pondasi dapat diketahui dengan analisis metode empiris, pemodelan metode elemen hingga dan uji beban statis (loading test). Pondasi dalam (deep foundation) secara umum memiliki permasalahan yang lebih rumit daripada pondasi dangkal (shallow foundation). Karena adanya parameter-parameter tanah yang sangat perlu diperhatikan dalam menganalisis besar daya dukung pondasi dalam. Tesis ini menganalisis kapasitas daya dukung dan penurunan (settlement) pada pondasi tiang bored pile diameter 600 mm secara tiang tunggal maupun kelompok tiang, dengan metode empiris, program AllPile, program Plaxis, program SAP2000 dan membandingan hasilnya dengan interpretasi uji beban statis (loading test) pada pondasi proyek Medan Focal Point. Analisis menggunakan data penyelidikan tanah lapangan (soil investigation) dan laboratorium serta membandingkan terhadap model tanah Mohr Coulomb. Hasil analisis daya dukung ultimate pondasi bored pile dengan metode empiris memberikan nilai terbesar yaitu dengan mempergunakan data N-SPT yaitu 697,83 ton dengan metode Reese and Wright serta nilai terkecil 387,67 ton dengan metode Touma and Reese, serta sebesar 26,60 ton untuk daya dukung lateral ultimate, 13,30 ton untuk daya dukung lateral yang diizinkan. Dimana hasil daya dukung lateral ultimate dari program SAP2000 adalah 25,20 ton. Hasil loading test diperoleh daya dukung ultimate 300,00 ton. Maka berdasarkan hasil daya dukung pondasi tersebut aman. Penurunan yang terjadi hasil analisis pemodelan elemen hingga hingga dengan program Plaxis adalah 5,462 mm, hasil program AllPile adalah 9,99 mm, dan hasil loading test di lapangan penurunan pada beban terbesar yang terjadi sebesar 5,443 mm. Berdasarkan ASTM D1143/81, penurunan yang diizinkan adalah sebesar 25,40 mm. Maka berdasarkan penurunan bahwa tiang pondasi aman dalam konstruksi.. Kata Kunci: loading test, Metode Elemen Hingga, Bore Pile,.

(6) ABSTRACT. Every construction needs foundation as a strong construction basis because foundation must be capable of carrying the whole building load and other loads for planting into the ground under it. The capacity of foundation to carry the load is called foundation supporting capacity. The amount of supporting capacity and foundation settlement can be known by conducting empirical method, element modeling, and loading test. Deep foundation generally has more complex problems than shallow foundation. Therefore, the parameters of soil need to be heeded in analyzing supporting capacity of deep foundation. This Thesis analyzed supporting capacity and settlement in bored pile foundation of 600 mm in diameter, using single of group piles, empirical method, All Pile program, Plaxis program, and SAP2000 program, and compared the result with the interpretation of loading test in the project foundation of Medan Focal Point. The data were analyzed by conducting soil investigation and laboratory and compared them with Mohr Coulomb soil model. The result of the analysis on the ultimate supporting capacity of bored pile foundation, using empirical method, showed that the highest value in N-SPT data was 697.83 tons by using Reese and Wright method and lowest value was 387.67 tons by using Touma and Reese method, 26.60 tons for ultimate lateral supporting capacity, 13.30 tons for permitted lateral supporting capacity, in which the result of ultimate lateral supporting capacity of SAP2000 was 25.20 tons. The result of loading test showed that ultimate supporting capacity was 300 tons which indicated that the supporting capacity of the foundation was safe. The settlement of the result of finite element modeling analysis with Plaxis program was 5.462 tons, the result of All Pile program was 9.99 mm, and the result of loading test in the field showed that the biggest load settlement was 5.443 mm. Based on ASTM D1143/81, it was found that the permitted settlement was 25.40 mm which indicated that bored pile foundation was safe in construction.. Keywords: Loading Test, Finite Element Method, Bored Pile.

(7) KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan Penelitian tesis ini dengan baik.Tesis ini ditulis adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Magister Program Pascasarjana Teknk Sipil Universitas Sumatera Utara (USU) untuk memperoleh gelar Magister Teknik (MT) dalam pengutamaan (kekhususan) bidang Struktur Geoteknik. Judul Tesis “Analisis Perbandingan Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Bored Pile Diameter 600 mm dengan Metode Empiris, Uji Beban Statis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Medan Focal Point” dan merupakan sebuah studi literatur yang menggunakan data-data penyelidikan tanah (soil investigation), dan uji pembebanan statis (loading test) serta berisi tentang konsep dan metodologi analisis kapasitas daya dukung dan penurunan pondasi tiang yang dibandingkan (komparasi) dengan analisis pemodelan tanah secara metode elemen hingga. Penulis menyadari, penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE Selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil dan Dosen Pengajar serta Ketua Komisi Pembimbing Tesis. Bapak Ir. Rudi Iskandar, MT Selaku Sekretaris Program Studi Magister Teknik Sipil dan Dosen Pengajar serta Anggota Komisi Pembimbing Tesis dan Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu. DTM & H. M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc sebagai pembanding maupun penguji dalam memperbaiki penelitian ini dengan saran-saran.

(8) yang sangat bermanfaat dan seluruh Bapak Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan dan Adinda Yun Ardi yang telah banyak membantu kelancaran administrasi selama penulis menempuh perkuliahan hingga selesai. Isteri yang tercinta Yetty Riris Rotua Saragi, ST. MT serta kedua anak yang sangatku sayangi serta ku banggakan, Gabriel Bert Harry Tampubolon dan Gabriella Sandra Ivana Tampubolon yang telah memberikan dorongan moral dan berkat doa mereka juga kepada penulis hingga dapat menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Bapak Ir. Sarjono, MM sebagai General Manager PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk studi lanjut kepada penulis pada Program Studi Magister Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. PT. Acset Indonusa, adinda Rajinda Sajali Bintang, ST yang membantu untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Bapak Ir. M. Husin Gultom, MT yang telah membantu memberi masukan kepada penulis. Saudara Simon Petrus Simorangkir, ST dan Saudari Rini, ST sebagai teman dalam pengutamaan (kekhususan) bidang Struktur Geoteknik, serta Rekan-rekan Mahasiswa Magister Jurusan Teknik Sipil USU khususnya angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan penelitian tesis ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, serta referensi yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kriktik membangun demi perbaikan dan penyempurnaan dari tesis ini di masa yang akan datang. Akhir kata, Semogasegala kebaikan yang selama ini telah penulis terima dari berbagai pihak mendapat balasan.

(9) yang mulia dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan nantinya tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Medan,. Mei 2014. BERLIN ANGGIAT TAMPUBOLON 127016005/TS.

(10) PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diakui dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.. Medan,. Mei 2014. BERLIN ANGGIAT TAMPUBOLON 127016005.

(11) RIWAYAT HIDUP. A.. DATA PRIBADI Nama. : Berlin Anggiat Tampubolon. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 05 Oktober 1972 Alamat. : Jl. Jaya No. 46 Medan Kel. Sudirejo II Kec. Medan Kota, Sumatera Utara.. B.. Agama. : Kristen Protestan. Email. : berlin_at_hk@yahoo.com. RIWAYAT PENDIDIKAN SD Negeri Inpres No. 064029 Medan. 1979 - 1985. SMP Negeri 13 Medan. 1985 - 1988. SMA Negeri 5 Medan. 1988 – 1991. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas HKBP Nommensen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil USU. 1991 - 1992 1992 - 1998. Magister Teknik Sipil Konsentrasi Struktur Geoteknik 2012 - 2014. C.. RIWAYAT PEKERJAAN PT. Hutama Karya (Persero). 1999 - sekarang.

(12) DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK………………………………………………………………. i. ABSTRACT .............................................................................................. ii. KATA PENGANTAR .............................................................................. iii. PERNYATAAN ........................................................................................ v. RIWAYAT HIDUP................................................................................... vi. DAFTAR ISI ............................................................................................. vii. DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii. DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv. DAFTAR NOTASI ................................................................................... xx. BABI PENDAHULUAN. 1. 1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1. 1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................... 3. 1.3 Pembatasan Masalah ................................................................. 4. 1.4 Sistematika Penulisan................................................................ 5. BAB TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. II 7.

(13) 2.1 Umum ........................................................................................ 7. 2.2 Pondasi Dalam (deep foundations) ........................................... 8. 2.2.1 Tipe dan Jenis Pondasi Dalam ........................................ 9. 2.2.2 Penggunaan Pondasi Bored Pile ..................................... 10. 2.2.3 Jenis Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ............................. 11. 2.2.4 Pentransferan Beban........................................................ 14. 2.2.5 Jarak dan Susunan Tiang................................................. 16. 2.2.6 Metode Pelaksanaan Bored Pile...................................... 17. 2.3 Kapasitas Daya dukung Aksial Pondasi Tiang ......................... 24. 2.3.1 Berdasarkan Data Hasil Uji Lapangan ............................ 25. 2.3.2 Berdasarkan Data Sondir................................................. 28. 2.3.3 Berdasarkan Data SPT .................................................... 29. 2.3.4 Berdasarkan Data Hasil Uji Laborotorium ..................... 34. 2.3.5 Berdasarkan Kekuatan Bahan…………………………. 36. 2.4 Uji Baban Statik (Loading Test) ............................................... 36. 2.4.1 Pengertian Loading Test.................................................. 36. 2.4.2 Jenis Loading Test ........................................................... 38.

(14) 2.4.3 Tujuan Compresive Loading Test ................................... 38. 2.4.4 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam percobaan pembebanan Vertical (Compressive Loading Test)…..... 39. 2.4.5 Metode Percobaan Pembebanan Vertikal (Compressive Loading Test) dengan Pembebanan Langsung….…….. 41 2.4.6. Prosedure dan Schedule Pembebanan Vertikal (Compressive Loading)……………………………….... 44 2.4.7 Prosedur Pengukuran Penurunan Tiang……………..... ... 47. 2.4.8 Peralatan Pengujian…………………………………….. 48. 2.4.9 Perbandingan SOP ASTM D-1143(1981) dan ASTMD1143 (2007)........................................................................ 50 2.5 Interpretation Method……………………………………………..... 51. 2.5.1 Dengan Metoda Davisson (1973)………………………. 51. 2.5.2 Dengan Metode Chin (1970).......................................... ... 52. 2.5.2 Dengan Metode Mazurkiewicz (1972) ........................... .. 53. 2.6 Kapasitas Daya Dukung dan Effisiensi Kelompok Tiang……... 54. 2.6.1 Kelompok Tiang……………………………………….... 54.

(15) 2.6.2 Kapasitas Daya Dukung Kelompok Tiang…………….... 55. 2.6.3 Effisiensi Kelompok Tiang……………………………... 56. 2.7 Penurunan Tiang (pile settlement)……………………………... 57. 2.7.1 Penurunan pada Tiang Tunggal…………………………. 57. 2.7.2 Penurunan pada Kelompok Tiang………………………. 58. 2.7.3 Penurunan Tiang yang Diizinkan (Sizin)……………….. .. 61. 2.8 Daya Dukung Tiang Akibat Beban Lateral…………………... 61. 2.8.1 Tiang Pendek Kepala Tiang Bebas……………………... 62. 2.8.2 Tiang Pendek Kepala Tiang Terjepit……………………. 64. 2.8.3 Tiang Panjang Kepala Tiang Bebas ............................... .. 65. 2.8.4 Tiang Panjang Kepala Tiang Terjepit…………………... 67. 2.9 Metode Elemen Hingga (FEM)………………………………... 69. 2.9.1 Program Plaxis yang merupakan MEH…………………. 70. 2.9.2 Model Morh Coulomb……………………………………….. 71. 2.9.3 Studi Parameter…………………………………………. 74. 2.10 Perkembangan Metode Pengujian Beban Tiang ...................... .. 75. 2.10.1 Jenis-jenis Pengujian Beban…………………………….. 75.

(16) 2.10.2 Pelaksanaan Pengujian O-cell test ................................. .. 77. 2.10.3 Hasil Pelaksanaan Pengujian O-cell test………………….. 79. 2.10.4 Proyek yang Menggunakan Pengujian Osterberg Cell Test……………………………………………….... 80. 2.10.5 Keuntungan dengan Menggunakan Pengujian Osterberg Cell Test ...................................................... 82. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 83. .......................................................................................................... 3.1 Deskripsi Proyek .................................................................................................. 83. .......................................................................................................... 3.2 Data Teknis Tiang Bore Pile ................................................................................ 85. .......................................................................................................... 3.3 Tahapan Penelitian ............................................................................................... 86. .......................................................................................................... 3.4 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ........................................................................ 90. .......................................................................................................... 3.5 Lokasi Titik Bore Hole dan Loading Test ........................................................... BAB IV. 90. HASIL INTERPRETASI UJI BEBAN STATIS, ANALISIS. EMPIRIS DAN PROGRAM AllPile .......................................................... 94.

(17) .......................................................................................................... 4.1 Pendahuluan ......................................................................................................... 92. 4.2 Deskripsi Lapisan Tanah dari Hasil Penyelidikan Tanah. 92. 4.2.1 Analisis Data ................................................................... 92. 4.2.2 Stratigrafi Tanah.............................................................. 93. 4.2.3 Data Lapangan ................................................................ 94. 4.2.4 Deskripsi dan Parameter Tanah ...................................... 94. 4.3 Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Tunggal ............ 99. 4.3.1 Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Tunggal dengan Metode Empiris .................................................. 99. 4.3.2 Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Berdasarkan Parameter Tanah Hasil Pengujian Laboratorium ........... 107. 4.3.3 Menghitung Kapasitas Daya Dukung Tiang Bored Pile Berdasarkan Kekuatan Bahan ......................................... 109. 4.3.4 Menghitung Kapasitas Daya Dukung Tiang Bored Pile Berdasarkan Program AllPile .......................................... 110. 4.4 Analisis Kapasitas Daya Dukung Kelompok Tiang ........ 116. 4.4.1 Analisis Perhitungan Daya Dukung Kelompok Tiang berdasarkan Effisiensi ........................................... 116.

(18) 4.4.2 Analisis Perhitungan Daya Dukung Kelompok Tiang berdasarkan Program AllPile ................................ 118. 4.5 Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Tunggal dengan Interpretasi Hasil Uji Beban Statis ........................................... 119. 4.5.1 Hasil Lapangan Uji Beban Statis .................................... 119. 4.5.2 Interpretasi Perhitungan Daya Dukung Tiang dengan Metode Davisson (1973) ................................................ 122. 4.5.3 Interpretasi Perhitungan Daya Dukung Tiang dengan Metode Chin (1970) .......................................... 124. 4.5.4 Interpretasi Perhitungan Daya Dukung Tiang dengan Metode Mazurkiewicz (1973) ............................. 126. 4.6 Analisis Penurunan Tiang Tunggal (Single Pile) ...................... 127. 4.6.1 Analisis Penurunan Tiang Tunggal berdasarkan Metode Empiris ............................................................... 127. 4.6.2 Penurunan Tiang Tunggal yang Diizinkan (Sizin) ............ 129. 4.7 Analisis Penurunan Kelompok Tiang (Pile Group) .................. 129. 4.7.1 Analisis Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal ............... 130. BAB V PEMODELAN UJI BEBAN STATIS DENGAN METODE.

(19) ELEMEN HINGGA ..................................................................................... 132. .......................................................................................................... 5.1 Analisis Perencanaan Struktur Gedung Proyek Medan .......................................................................................................... Focal Point ........................................................................................................... 132. .......................................................................................................... 5.2 Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang degan Metode .......................................................................................................... Elemen Hingga dengan Plaxis ............................................................................. 145. 5.2.1 Input Data Analisis dengan Program Plaxis .......... 146. ................................................................................................... 5.2.2 Output Data Analisis dengan Program Plaxis...................................................... 153. .......................................................................................................... 5.3 Kurva Hubungan Beban vs Penurunan antara Metode Elemen Hingga dengan Plaxis dan Loading Test ............ 156. 5.3.1 Komparasi Kurva Beban vs Penurunan dengan Beban 50% ............................................................ 158. ................................................................................................... 5.3.2 Komparasi Kurva Beban vs Penurunan dengan ................................................................................................ Beban 100%. ................................................................................................ 160.

(20) ................................................................................................... 5.3.3 Komparasi Kurva Beban vs Penurunan dengan ................................................................................................ Beban 150%. ................................................................................................ 162. ................................................................................................... 5.3.4 Komparasi Kurva Beban vs Penurunan dengan ................................................................................................ Beban 200%. ................................................................................................ 164. ................................................................................................... 5.3.5 Komparasi Antara Pemodelan Metode Elemen ................................................................................................ Hingga (Plaxis) dengan Interpretasi Loading Test .............................................. 165. ................................................................................................... 5.3.6 Pembahasan BABVI. ................................................................................................... 167 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 169. .......................................................................................................... 6.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 169. 6.2 Saran ................................................................................. 172. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 173.

(21) DAFTAR TABEL. Nomor. Judul. 2.1. Ir and Nc* values for cohesive soil ....................................................... 2.2. Perbandingan Standart Operation Prosedure ASTMD-1143. Halaman. 27. (1981) dengan ASTM D-1143 (2007)…………………………........... 51. 2.3. Hubungan jenis, konsistensi dengan poison’s ratio (v), (Das,1999) .... 76. 2.4. Korelasi macam tanah dan koefisien rembesan (K), (Wesly, 1977)...... 76. 4.1. Hubungan Nrata-rata SPT, berat isi kering, berat isi basah dan sudut geser dalam yang didapat dari program All Pile dan korelasi parameter tanah pada BP-108…………………………........................ 4.2. Hubungan Nrata-rata SPT, jenis tanah dan permeabilitas tanah pada lokasi BH-02.......................................................................................... 4.3. 95. 96. Hubungan Nrata-rata SPT dengan modulus elastisitas pada Lokasi BH-02............................................................................... ..................... 97. 4.4. Hubungan Nrata-rata SPT dengan poisson’s ratio Lokasi BH-02............. 98. 4.5. Input parametertanah untuk bored pile pada BP-108........................... 98. 4.6. Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Tiang Berdasarkan Metode.

(22) Meyerhoff............................................................................................... 4.7. Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Tiang Berdasarkan Metode Reese and Wright..................................................................... ............. 4.8. 105. Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Tiang Berdasarkan Metode Touma and Reese.................................................................................... 4.9. 104. 106. Hasil perhitungan daya dukung tiang bor berdasarkan Parameter kuat geser tanah..................................................................... ................ 116. 4.10. Parameter Tanah yang digunakan untuk program software Allpile....... 117. 4.11. Hasil Pembacaan Uji Beban Statis Pada BP. 108 ................................. 121. 4.12. Hasil Perhitungan Penurunan dari Uji Beban Statis pada BP. 108....... 123. 4.13. Hasil Perhitungan Analisa Regresi pada BP. 108................................... 125. 4.14. Perkiraan penurunan tiang tunggal......................................................... 129. 5.1. Spesifikasi Bahan........................................................................ .......... 134. 5.2. Daftar Beban Hidup sesuai Peraturan.................................................... 139. 5.3. Perhitungan Fi........................................................................ ............... 144. 5.4. Data Bored Pile pada lokasi BP 108...................................................... 148. 5.5. Rangkuman data factual hasil tes......................................................... 152. 5.6. Hubungan pembebanan dengan penurunan berdasarkan hasil.

(23) Program Plaxis............................................................................ .......... 157. 5.7. Besar penurunan yang diperoleh dengan beban siklik 50%................. 159. 5.8. Besar penurunan yang diperoleh dengan beban siklik 100%................ 161. 5.9. Besar penurunan yang diperoleh dengan beban siklik 150%................ 163. 5.10. Besar penurunan yang diperoleh dengan beban siklik 200%................ 164. 6.1. Hasil interpretasi uji beban statis (loading test)..................................... 166. 6.2. Hasil analisis daya dukung ultimit pondasi tiang bor............................ 170. 6.3. Hasil analisis penurunan pondasi bored pile tiang tunggal................... 170. 6.4. Hasil analisis daya dukung pondasi kelompok tiang ……………….... 171.

(24) DAFTAR GAMBAR. Nomor. 2.1. Judul. Halaman. Pelaksanaan pondasi bored pile dengan terdapat bangunan gedung lainnya di sekitar lokasi pekerjaan ......................................................... 10. 2.2. Jenis-jenis bored pile (Das, 1941) ......................................................... 11. 2.3. Tiang ditinjau dari cara mendukung bebannya (Hardiyatmo, 2010) ..... 15. 2.4. Skema kurva transfer beban friction ...................................................... 15. 2.5. Skema kurva transfer beban end bearing............................................... 16. 2.6. Susunan dan jarak tiang ......................................................................... 16. 2.7. Peg Pile point ......................................................................................... 18. 2.8. Install casing sementara dengan vibro hammer..................................... 18. 2.9. Proses pengeboran (boring) ................................................................... 19. 2.10. Mengukur bored length dengan measuring tape ................................... 20. 2.11. Proses memasukkan steel cage kebored hole ....................................... 21. 2.12. Bentonite plant ....................................................................................... 23. 2.13. Peralatan pengujian bentonite slurryt .................................................... 24.

(25) 2.14. Skema metode Meyerhoff (1956) .......................................................... 29. 2.15. Daya dukung ujung bored pile pasiran (Reese and Wright, 1977) ........ 32. 2.16. Tahanan geser selimut bored pile pasiran (Reese dan Wright, 1977)... 33. 2.17. Faktor Nq* (Vesic,1967) ......................................................................... 35. 2.18. Metode pembebanan langsung (kentledge system) ................................ 41. 2.19. Sususnan balok beton............................................................................. 42. 2.20. Susunan main beam dan sub mean beam dari platform......................... 43. 2.21. Hydraulic Jack ....................................................................................... 48. 2.22. Dial gauge .............................................................................................. 50. 2.23. Penentuan Qu dengan metode Davisson (Hardiyatmo, 2010) ................ 52. 2.24. Grafik hubungan beban dengan penurunan metode Mazurkiewicz (Prakash dan Sharma, 1990) ................................................................. 54. 2.25. Detail pondasi kelompok tiang (pier) BP-108 ....................................... 55. 2.26. Faktor penuruan Io (Poulus and Davis, 1968) ....................................... 58. 2.27. Koreksi kompresi Rk (Poulus and Davis,1968) ..................................... 58. 2.28. Koreksi kedalaman Rh (Poulus and Davis, 1968) ................................. 59. 2.29. Koreksi angka poisson Rμ (Poulus and Davis,1968) ............................. 59. 2.30. Koreksi kekakuan lapisan pendukung Rb, (Poulus and Davis,1968) .... 59.

(26) 2.31. Pola keruntuhan tiang pendek kepala tiang bebas ................................. 2.32. Reaksi tanah dan momen lentur tiang pendek kepala tiang bebas Pada tanah pasir ..................................................................................... 2.33. 62. 63. Reaksi tanah dan momen lentur tiang pendek kepala tiang bebas Pada tanah lempung ............................................................................... 63. 2.34. Kapasitas lateral ultimit untuk tiang pendek pada tanah pasir ............... 63. 2.35. Kapasitas lateral ultimit untuk tiang pendek pada tanah lempung ........ 63. 2.36.a Pola keruntuhan tiang pendek – kepala tiang terjepit ............................ 64. 2.36.b Reaksi tanah dan momen lentur tiang pendek kepala tiang bebas Pada tanah pasir .................................................................................... 2.37. Reaksi tanah dan momen lentur tiang pendek kepala tiang bebas Pada tanah lempung ............................................................................... 2.38. 64. 65. Perlawanan tanah dan momen lentur tiang panjang – kepala Tiang bebas ............................................................................................ 66. 2.39.a Kapasitas lateral ultimit untuk tiang panjang pada tanah pasir.............. 67. 2.39.b Kapasitas lateral ultimit untuk tiang panjang pada tanah lempung ....... 67. 2.40. 2.41. Perlawanan tanah dan momen lentur tiang panjang – kepala Tiang terjepit .......................................................................................... 68. Definisi Eo dan E50 (Plaxis verse8.2) ................................................... 72.

(27) 2.42. Lingkaran Tegangan Mohr pada saat leleh (yield) ................................ 73. 2.43. Pelaksanaan Osterberg cell test ............................................................. 78. 2.44. Contoh grafik load-displacement pada P45-12...................................... 79. 2.45. Contoh grafik perbandingan distribusi skin friction .............................. 80. 3.1. Situasi lokasi penelitian ......................................................................... 83. 3.2. Tampak Gedung Medan Focal Point ..................................................... 84. 3.3. Ukuran tiang bored pile diameter 60 cm ............................................... 85. 3.4. Shop drawing Type Pile Cap ................................................................. 86. 3.5. Shop drawing tiang bored pile diameter 600mm ................................... 88. 3.6. Bagan alir (flow chart) penelitian .......................................................... 89. 3.7. Lokasi penilitiantitik bore hol ................................................................ 90. 3.8. Lokasi penelitiantitik loading test .......................................................... 91. 4.1. Hubungan modulud elastisitas dengan N-SPT pada tanah pasir ........... 96. 4.2. Hubungan modulud elastisitas dengan N-SPT pada tanah lempung ..... 96. 4.3. Nilai rata-rata N-SPT dan parameter tanah ............................................ 97. 4.4. Menu membuka program AllPile ........................................................... 98. 4.5. Menu memasukkan data informasi proyek ............................................ 98.

(28) 4.6. Menu memasukkan data properties tiang .............................................. 112. 4.7. Data parameter tiang .............................................................................. 114. 4.8. Data parameter tanah ............................................................................. 114. 4.9. Data gaya horizontal dan momen perletakan ......................................... 115. 4.10. Memasukkan data profil tanah ............................................................... 115. 4.11. Input Data Faktor Keamanan dan load factor........................................ 115. 4.12. Hasil out putAllPile ................................................................................ 116. 4.13. Susunan tiang pada pondasi BP-108 ...................................................... 117. 4.14. Output gaya-gaya pada kelompok tiang ................................................ 118. 4.15. Grafik hubungan beban vs penurunan dari uji beban statis pada BP-108 ................................................................................................... 120. 4.16. Kurva hubungan beban vs waktu pada BP-108 ..................................... 120. 4.17. Kurva hubungan antara penurunan vs waktu Pada BP. 108 .................. 120. 4.18. Grafik metode Davisson hubungan beban vs penurunan ....................... 123. 4.19. Grafik Metode Chin hubungan antara beban vs penurunan................... 125. 4.20. Grafik Metode Mazurkiewicz hubungan antara beban vs penurunan .... 126. 5.1. Diagram spectrum .................................................................................. 135.

(29) 5.2. Pemodelan 3D struktur .......................................................................... 137. 5.3. Reaksi perletakan titik tinjau BP 108..................................................... 144. 5.4. Gaya horizontal dan momen perletakan titik tinjau P 108 ..................... 145. 5.5. Pemodelan lapisan tanah dan tiang pada lokasi BP-108 ........................ 153. 5.6. Generate mesh pada lokasi BP-108 ....................................................... 154. 5.7. Active pore pressure pada lokasi BP-108 .............................................. 154. 5.8. Effective stresses pada lokasi BP-108 .................................................... 155. 5.9. Step akhir perhitungan dari proses calculate ......................................... 155. 5.10. Grafik hubungan antara beban dengan penurunan pada BP-108 ........... 156. 5.11. Grafik hubungan antara beban vs penurunan beban 50% (cycle I) ....... 159. 5.12. Grafik hubungan antara beban vs penurunan beban 100% (cycle II) .... 160. 5.13. Grafik hubungan antara beban vs penurunan beban 150% (cycle III)... 162. 5.14. Grafik hubungan antara beban vs penurunan beban 200% (cycle IV) .. 164. 5.15. Grafik komparasi hubungan beban vs penurunan antara pemodelan Program Plaxis dengan interpretasi uji beban statis .............................. 166. 5.16. Perbandingan daya dukung pondasi tiang tunggal................................. 167. 5.17. Perbandingan penurunan pondasi tiang tunggal .................................... 158.

(30) 5.18. Perbandingan penurunan pondasi kelompok tiang ................................ 158.

(31) DAFTAR NOTASI. γ. =. Berat volume atau berat isi.. γw. =. Berat isi air.. φ. =. Sudut geser.. N-SPT=. Harga SPT lapangan.. Es. =. Modulus Elastisitas.. Es’. =. Modulus Elastisitas efektif.. υ. =. Angka Poisson’s (Poisson’s Ratio).. c. =. kohesi tanah.. ψ. =. Sudut dilatasi.. τ. =. Tegangan geser saar terjadinya keruntuhan atau kegagalan.. σ. =. Tegangan normal.. u. =. Tekanan air pori.. Qp. =. Daya dukung ujung tiang.. Qs. =. Daya dukung selimut tiang.. Qult =. Daya dukung ultimate tiang.. qp. =. Tahanan ujung persatuan luas.. Ap. =. Luas penampang tiang bor.. F. =. Tahanan satuan skin friction.. p. =. keliling tiang.. σ’. =. Tengangan vertical efektif tanah..

(32) cu. =. Kohesi tanah.. JHP =. Jumlah hambatan lekat.. JP. =. Jumlah perlawanan (kg/cm2).. Ko. = Koefisien tanah dalam keadaan diam.. ΔL. = Pertambahan panjang yang tertanam untuk setiap lapisan tanah.. Nb. =. Nc. = Faktor kapasitas daya dukung, tergantung pada sudut geser tanah.. Nq. = Faktor kapasitas daya dukung yang tergantung pada harga L/B>1 dan. Nilai N dari uji SPT pada tanah disekitar dasar tiang.. tergantung pada sudut geser tanah (θ). Rk. = Faktor koreksi kemudah mampatan tiang untuk μ = 0,5.. Rh. = Faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah keras.. Rμ. = Faktor koreksi untuk angka poisson.. Sf. = Penurunan pada kondisi kegagalan..

(33) ABSTRAK. Setiap bangunan memerlukan pondasi sebagai dasar bangunan yang kuat dan kokoh, karena pondasi sebagai dasar bangunan harus mampu memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya untuk diteruskan sampai kelapisan tanah di bawahnya. Kemampuan pondasi memikul beban tersebut disebut daya dukung pondasi.Besarnya daya dukung dan penurunan pondasi dapat diketahui dengan analisis metode empiris, pemodelan metode elemen hingga dan uji beban statis (loading test). Pondasi dalam (deep foundation) secara umum memiliki permasalahan yang lebih rumit daripada pondasi dangkal (shallow foundation). Karena adanya parameter-parameter tanah yang sangat perlu diperhatikan dalam menganalisis besar daya dukung pondasi dalam. Tesis ini menganalisis kapasitas daya dukung dan penurunan (settlement) pada pondasi tiang bored pile diameter 600 mm secara tiang tunggal maupun kelompok tiang, dengan metode empiris, program AllPile, program Plaxis, program SAP2000 dan membandingan hasilnya dengan interpretasi uji beban statis (loading test) pada pondasi proyek Medan Focal Point. Analisis menggunakan data penyelidikan tanah lapangan (soil investigation) dan laboratorium serta membandingkan terhadap model tanah Mohr Coulomb. Hasil analisis daya dukung ultimate pondasi bored pile dengan metode empiris memberikan nilai terbesar yaitu dengan mempergunakan data N-SPT yaitu 697,83 ton dengan metode Reese and Wright serta nilai terkecil 387,67 ton dengan metode Touma and Reese, serta sebesar 26,60 ton untuk daya dukung lateral ultimate, 13,30 ton untuk daya dukung lateral yang diizinkan. Dimana hasil daya dukung lateral ultimate dari program SAP2000 adalah 25,20 ton. Hasil loading test diperoleh daya dukung ultimate 300,00 ton. Maka berdasarkan hasil daya dukung pondasi tersebut aman. Penurunan yang terjadi hasil analisis pemodelan elemen hingga hingga dengan program Plaxis adalah 5,462 mm, hasil program AllPile adalah 9,99 mm, dan hasil loading test di lapangan penurunan pada beban terbesar yang terjadi sebesar 5,443 mm. Berdasarkan ASTM D1143/81, penurunan yang diizinkan adalah sebesar 25,40 mm. Maka berdasarkan penurunan bahwa tiang pondasi aman dalam konstruksi.. Kata Kunci: loading test, Metode Elemen Hingga, Bore Pile,.

(34) ABSTRACT. Every construction needs foundation as a strong construction basis because foundation must be capable of carrying the whole building load and other loads for planting into the ground under it. The capacity of foundation to carry the load is called foundation supporting capacity. The amount of supporting capacity and foundation settlement can be known by conducting empirical method, element modeling, and loading test. Deep foundation generally has more complex problems than shallow foundation. Therefore, the parameters of soil need to be heeded in analyzing supporting capacity of deep foundation. This Thesis analyzed supporting capacity and settlement in bored pile foundation of 600 mm in diameter, using single of group piles, empirical method, All Pile program, Plaxis program, and SAP2000 program, and compared the result with the interpretation of loading test in the project foundation of Medan Focal Point. The data were analyzed by conducting soil investigation and laboratory and compared them with Mohr Coulomb soil model. The result of the analysis on the ultimate supporting capacity of bored pile foundation, using empirical method, showed that the highest value in N-SPT data was 697.83 tons by using Reese and Wright method and lowest value was 387.67 tons by using Touma and Reese method, 26.60 tons for ultimate lateral supporting capacity, 13.30 tons for permitted lateral supporting capacity, in which the result of ultimate lateral supporting capacity of SAP2000 was 25.20 tons. The result of loading test showed that ultimate supporting capacity was 300 tons which indicated that the supporting capacity of the foundation was safe. The settlement of the result of finite element modeling analysis with Plaxis program was 5.462 tons, the result of All Pile program was 9.99 mm, and the result of loading test in the field showed that the biggest load settlement was 5.443 mm. Based on ASTM D1143/81, it was found that the permitted settlement was 25.40 mm which indicated that bored pile foundation was safe in construction.. Keywords: Loading Test, Finite Element Method, Bored Pile.

(35) BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Sesuai Program Pemerintah untuk meluaskan suatu daerah serta memberikan. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road). Dan dengan dibukanya ruas jalan baru maka secara otomatis akan memberikan kesempatan yang terbuka bagi investor luar maupun dalam negeri untuk mengembangkan usaha baik dibidang perniagaan maupun kawasan perkantoran serta juga lokasi pemukiman yang baru. Dalam membangun gedung untuk menunjang tempat usaha, dimana kondisi bangunan-bangunan gedung existing yang berada pada lokasi sekitarnya telah terdapat beberapa bangunan baik pemukiman maupun gedung lainnya, pemilihan pondasi yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan dengan tetap menjaga kondisi bangunan yang telah berdiri tidak mengalami kerusakan. Pembangunan suatu konstruksi sipil yang terdiri dari struktur bawah (sub structure) dan struktur atas (upper structure). Struktur bawah akan memikul atau meneruskan beban struktur atas sampai ke dalam lapisan tanah yang disebut pondasi. Pekerjaan pondasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam setiap pekerjaan konstruksi sipil. Pondasi dapat dibagi atas 2 (dua) jenis, yaitu pondasi dangkal (shallow foundations) dan pondasi dalam (deep foundations). Pemilihan jenis pondasi sangat tergantung kepada jenis tanah serta beban yang diterima dari struktur. Untuk struktur.

(36) bangunan dengan beban ringan dan kondisi tanah yang cukup baik, akan dipakai pondasi dangkal sehingga lebih ekonomis, tetapi untuk struktur bangunan dengan beban berat biasanya jenis pondasi dalam (deep foundations) adalah pemilihan yang tepat dan lebih aman. Pondasi dalam secara umum memiliki permasalahan yang lebih rumit dari pada pondasi dangkal karena adanya parameter-parameter tanah yang sangat perlu diperhatikan untuk menghitung besar daya dukung pondasi dalam tersebut. Oleh sebab itu, penulis memandang perlu menitik beratkan penulisan tesis ini pada analisis perencanaan pondasi dalam (deep foundation) dengan data-data hasil penyelidikan tanah (soil investigation) yang ada dengan data dari proyek Medan Focal Point, yaitu dengan mempergunakan pondasi bored pile diameter 600 mm. Pondasi bored pile adalah salah satu jenis pondasi dalam (deep foundations) dengan cara melakukan pengeboran tanah yang ada sampai kedalaman tertentu (sesuai kedalaman design), kemudian tanah hasil pengeboran dibersihkan serta dilanjutkan dengan pengisian besi tulangan yang telah dirakit dan dilanjutkan dengan pelaksanaan pengecoran beton. Pondasi bored pile dipilih sebagai pondasi suatu bangunan apabila tanah dasar dari hasil penyelidikan tanah memiliki daya dukung yang sesuai pada kedalaman ± 15 m dari permukaan tanah existing, serta pada sekeliling lokasi pekerjaan bangunan kontruksi telah banyak terdapat pemukiman penduduk dan bangunan-bangunan vital lainnya. Pelaksanaan pondasi bored pile dapat mencegah kekwatiran akan terjadinya retak-retak dan polusi suara yang ditimbulkan dari pelaksanaan pondasi dalam (khususnya pada tiang pancang dengan mempergunakan alat pemancangan diesel.

(37) hammer). Hal ini merupakan pertimbangan yang dipergunakan untuk perencanaan pondasi pada proyek Medan Focal Point yang menjadi objek penelitian tesis ini. Daya dukung total pondasi bored pile dapat diperoleh dari kombinasi daya dukung ujung (end bearing capacity) yang diperoleh pada tekanan ujung tiang bored pile serta daya dukung geser atau selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi antara tiang bored pile dengan tanah di sekelilingnya. Besar daya dukung total diperoleh dari data-data penyelidikan tanah (soil investigation) yang benar dan akurat. Pelaksanaan metode penyelidikan tanah dapat terbagi atas 2 (dua) metode yaitu metode statis dan metode dinamis. Pada proyek Medan Focal Point menggunakan penyelidikan tanah dengan metode statis yaitu penyelidikan standard penetration test (SPT). Dengan penyelidikan tanah dengan standard penetration test (SPT) diperoleh gambaran lapisan tanah berdasarkan jenis dan warna melalui pengamatan secara visual, sifat-sifat tanah dan karakteristik tanah dan akan sangat mendukung untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile, dan daya dukung ujung dan daya gesek friksi setiap lapisan. 1.2. Tujuan Penulisan Dalam penelitian tesis ini, bertujuan antara lain adalah :. a.. Menganalisis dan membandingkan daya dukung pondasi bored pile secara tunggal dan secara grup/kelompok (pile group) dengan mempergunakan rumus beberapa metode empiris (konvensional) dan melakukan interpretasi daya dukung dan penurunan tiang bored pile berdasarkan dari data pengujian beban.

(38) statis (loading test) yang telah dilakukan. Data tanah yang digunakan untuk metode empiris diperoleh dari hasil penyelidikan tanah di lapangan, laboratorium dan interpretasi data SPT. b.. Menganalisis kapasitas daya dukung lateral yang terjadi pada pondasi bored pile diameter 600 mm.. c.. Menganalisis perhitungan struktur proyek Medan Focal Point dengan program SAP2000 untuk memperoleh besar gaya-gaya yang terjadi pada struktur atas dan penurunan yang terjadi pada pondasi bored pile diameter 600 mm.. d.. Menggunakan model tanah Mohr Coulomb untuk menganalisis penurunan (settlement) pondasi bored pile diameter 600 mm dengan menggunakan metode elemen hingga, program Plaxis. Kemudian membandingkannya (komparasi) dengan grafik hasil analisis penurunan pada masing-masing siklik beban yang diberikan pada uji beban statis (loading test) pondasi bored pile diameter 600 mm.. 1.3. Pembatasan Masalah Pondasi bored pile yang digunakan proyek Medan Focal Point, pada dasarnya. mempunyai beberapa permasalahan dalam pelaksanaannya yang dapat mengakibatkan perubahan prilaku tanah dibawah pembebanan sehingga masalah yang terjadi sangat kompleks. Pada penulisan tesis ini diperlukan pembatasan masalah, yaitu : a.. Analisa daya dukung aksial dengan membandingkan hasil metode empiris dengan hasil loading test (uji beban statis).. b.. Analisa daya dukung lateral dengan membandingkan hasil metode empiris dengan hasil perhitungan struktur SAP2000..

(39) c.. Analisa penurunan tiang membanding hasil metode empiris dengan hasil Plaxis dan SAP2000.. d.. Data primer yang digunakan adalah data N-SPT hasil penyelidikan tanah, parameter tanah hanya merupakan data sekunder dari srudi parameter tanah.. e.. Pemodelan tanah yang digunakan pada program Plaxis adalah model Mohr Coulomb dengan analisis axisysmetric.. 1.4. Sistematika Penulisan Dalam penulisan tesis ini, penulis membuat sistematika sebagai berikut : Bab I, Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan. penulisan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. Bab II, Tinjauan Pustaka, menjelaskan tentang teori dari beberapa sumber yang berhubungan dengan permasalahan dan sebagai pedoman dalam analisis. Bab III, Metodologi Penelitian, membahas tentang deskripsi proyek, data teknis tiang bored pile, data loading test (uji beban statis) dan tahapan penelitian. Bab IV, Hasil Interpretasi Loading Test, Analisis Empiris dan Program AllPile, untuk mendapatkan daya dukung dan penurunan pondasi bored pile berdasarkan data penyelidikan tanah (soil investigation) yang ditinjau secara tiang tunggal dan kelompok tiang dan uji pembebanan statis (loading test) yang ditinjau secara tiang tunggal, serta membahas tentang parameter tanah yang dipergunakan dan kapasitas daya dukung lateral tiang tunggal dan kelompok tiang dengan bantuan program software AllPile dan SAP2000. Bab V, Pemodelan Uji Beban Statis dengan Metode Elemen Hingga, dengan pemodelan elemen hingga pada program Plaxis versi 8.2, yang membahas tentang.

(40) model tanah dan pondasi tiang yang dipergunakan, uraian pembebanan, hasil gambar kurva hubungan beban dengan penurunan dan gambar kurva hubungan beban dengan waktu serta dengan didukung dengan program SAP2000 untuk memperoleh gaya-gaya struktur yang terjadi dengan peraturan beban sesuai ASCE code. Dan dari hasil semua analisis, kemudian melakukan perbandingan serta pembahasan hasil daya dukung dan penurunan tiang baik secara tunggal maupun kelompok tiang. Bab VI, Kesimpulan dan Saran, menyajikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis empiris dengan interpretasi hasil uji beban statis (loading test), analisis secara numerik dengan pemodelan dari metode elemen hingga..

(41) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Sesuai program pemerintah untuk meluaskan suatu daerah serta memberikan. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar jalur luar (outer ring road). Sehingga dengan dibukanya ruas jalan baru maka secara otomatis akan memberikan kesempatan yang terbuka bagi investor luar maupun dalam negeri untuk membuka usaha baik dibidang perniagaan maupun kawasan perkantoran serta juga lokasi pemukiman yang baru. Keterbatasan lahan yang tersedia, menyebabkan pemilihan perkembangan bangunan biasanya dilakukan kearah vertikal. Sehingga dijumpai banyak bangunan yang tinggi untuk memenuhi permintaan/kebutuhan yang terjadi di sekitar loakasi tersebut. Seiring perkembangan struktur bangunan secara vertikal, maka permintaan untuk penggunaan pondasi yang mampu memikul beban bangunan. Pondasi yang tepat untuk bangunan tinggi adalah tiang pancang, yang merupakan salah satu dari jenis pondasi dalam (deep foundations) dan pondasi dengan tiang bored pile adalah salah satu jenis pondasi dalam yang digunakan pada proyek Medan Focal Point. Adanya bangunan yang sudah ada terlebih dahulu, merupakan pertimbangan diputuskan pemilihan jenis pondasi dalam dengan mempergunakan pondasi bored pile. Hal ini dilakukan untuk mengurangai getaran yang terjadi pada bangunan gedung disekitar proyek bila mempergunakan pondasi jenis tiang pancang akibat alat diesel hammer atau mesin lain yang digunakan untuk pemancangan pada proses pekerjaan pondasi proyek tersebut..

(42) Fungsi pondasi adalah untuk mentransfer beban dari bangunan atas (upper structure) kelapisan tanah dibawahnya. Pondasi tiang memiliki daya dukung akibat perlawanan ujung dan tahanan selimut yang diakibatkan gesekan tanah dengan pondasi tiang. Kapasitas daya dukung pondasi bored pile akibat perlawanan ujung kemungkinan besar akan sama dibandingkan dengan pondasi tiang pancang. Tahanan selimut yang diakibatkan gesekan tanah di sekitar dinding tiang pada pondasi tiang pancang langsung bekerja dibandingkan pada pondasi tiang bored pile. Fungsi pondasi tiang bored pile pada umumnya dipengarui oleh besar/bobot bangunan yang akan dipikul, fungsi bangunan, jenis lapisan tanah sebagai pendukung konstruksi, seperti: a. Transfer beban kontruksi bangunan atas ke dalam tanah baik melalui selimut tiang maupun melalui ujung tiang. b. Menahan gaya desak keatas dan gaya guling, misal pada telapak pada bangunan bawah tanah dan kaki bangunan menara untuk menahan guling. c. Untuk dapat memanfaatkan lapisan tanah pada tanah lepas (non cohesif). d. Mengontrol penurunan terhadap bangunan yang berada pada tanah yang mempunyai penurunan yang besar. (Sinaga, 2009). e. Menahan gaya lateral, misal pada telapak bangunan jembatan, dermaga untuk menahan gaya horizontal yang terjadi akibat beban horizontal.. 2.2. Pondasi Dalam (deep foundations) Pondasi dalam (deep foundation) adalah pondasi yang memiliki perbandingan. kedalaman dengan lebar lebih besar dari empat (D/B > 4), umumnya dipakai pada bangunan dengan beban yanbesar dan kondisi tanah keras jauh dari permukaan tanah..

(43) 2.2.1 Tipe dan Jenis Pondasi Dalam Pondasi dalam sering juga disebut dengan pondasi tiang, dari segi pelaksanaannya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Pondasi tiang pancang beton bertulang pracetak (precast reinforced concrete pile). b. Pondasi tiang cor di tempat (cast in place), sering disebut dengan tiang bored pile. Pondasi tiang dapat dibagi menjadi tiga kategori antara lain: a. Tiang perpindahan besar (large displacement) Tiang perpindahan besar yaitu tiang pejal atau berlubang dengan ujung tertutup yang dipancang ke dalam tanah sehingga terjadi perubahan volume tanah yang relatif besar. Termasuk dalam tiang perpindahan besar adalah tiang kayu, tiang beton pejal, tiang beton prategang, tiang baja bulat, (tertutup pada ujungnya). b. Tiang perpindahan kecil (small displacement) Tiang perpindahan kecil adalah sama seperti tiang kategori pertama hanya volume tanah yang dipindahkan saat pemancangan relatif kecil, contohnya tiang beton berlubang dengan ujung terbuka, tiang beton prategang berlubang dengan ujung terbuka, tiang baja H, tiang baja bulat ujung terbuka, tiang ulir. c. Tiang tanpa perpindahan (non displacement) Tiang tanpa perpindahan, terdiri dari tiang yang dipasang ke dalam tanah dengan cara menggali atau mengebor tanah. Termasuk dalam tiang tanpa.

(44) perpindahan adalah bored pile, yaitu tiang beton yang pengecorannya langsung di dalam lubang hasil pengeboran tanah (pipa baja diletakkan di dalam lubang dan dicor beton) (Hardiyatmo, 2002).. 2.2.2 Penggunaan Pondasi Bored Pile Pondasi bored pile adalah merupakan salah satu jenis pondasi tiang yang biasa digunakan pada konstruksi bangunan tinggi. Pemakaian pondasi bored pile adalah merupakan alternatif lain, bilamana dalam pelaksanaan pembangunan berada pada suatu lokasi yang sangat sulit atau beresiko tinggi apabila mempergunakan pondasi tiang pancang. Dari sisi teknologi, pemakaian pondasi bored pile ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain mobilisasi yang mudah, karena pondasi dicetak di tempat dan hanya membutuhkan alat boring serta perakitan tulangan, tidak mengganggu lingkungan atau bangunan di sekitarnya karena tidak menghasilkan getaran yang dapat merusak bangunan lain di sekitarnya. Hal ini merupakan salah satu pertimbangan penggunaan pondasi bored pile pada proyek Medan Focal Point yang dibangun di pinggir jalan dan di sekitar proyek telah terdapat bangunan-bangunan pertokoan maupun perumahan masyarakat, seperti terlihat pada Gambar 2.1.. Gambar 2.1 Pelaksanaan pondasi bore pile dengan terdapat bangunan gedung lainnya.

(45) di sekitar lokasi pekerjaan (proyek Medan Focal Point., 2011) 2.2.3 Jenis Pondasi Tiang Bor (Bored pile) Pondasi tiang bor (bored pile) diklasifikasikan sesuai dengan rancangan untuk meneruskan beban struktur ke lapisan tanah keras. Jenis-jenis pondasi bored pile dilihat Gambar 2.2 ini. a. Bored pile lurus untuk tanah keras. b. Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk bel. c. Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk trapezium. d. Bored pile lurus untuk tanah berbatu-batuan.. Gambar 2.2 Jenis-jenis bored pile (Das, 1941). Pada. proyek. Medan. Focal. Point. yang. menjadi. lokasi. penelitian. mempergunakan pondasi bored pile dengan kondisi seperti terlihat pada Gambar 2.2. Beberapa pertimbangan dalam menggunakan pondasi bored pile memiliki keuntungan dan kerugian yaitu antara lain: a.. Keuntungan pemakaian pondasi bored pile adalah: 1. Pembuatan tiang bor langsung di lokasi pekerjan. 2. Tiang bor ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transpot..

(46) 3. Panjang tiang bor dapat disesuaikan dengan keadaan di lapangan. 4. Pada saat pelaksanaan tidak menimbulkan getaran dan suara yang dapat mengganggu lingkungan sekitar. 5. Jika diinginkan dasar tiang bor dapat diperbesar. 6. Karena dasar teori pondasi bored pile dapat diperbesar, hal ini memberikan ketahanan yang besar untuk gaya keatas. 7. Permukaan diatas dimana dasar pondasi bored pile didirikan dapat diperiksa secara langsung. 8. Pondasi bored pile mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral. 9. Kedalaman tiang dapat divariasikan. 10.Pada pondasi tiang pancang, proses pemancangan pada tanah lempung akan memuat tanah bergelombang dan menyebabkan tiang pancang sebelumnya bergerak ke samping, hal ini tidak terjadi pada konstruksi pondasi bored pile. 11.Bored pile tunggal dapat digunakan pada tiang kelompok atau pile cap. 12.Selama pelaksanaan pondasi bored pile tidak ada suara yang ditimbulkan oleh alat pancang seperti yang terjadi pada pelaksanaan pondasi tiang pancang. b. Kerugian pemakaian pondasi bored pile adalah: 1. Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut. 2. Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus..

(47) 3. Beton yang dikerjakan secara cast in place tidak dapat dikontrol pada keadaan cuaca yang buruk dan akan mempersulit pengeboran dan pengecoran, dapat diatasi dengan cara menunda pengeboran sampai keadaan cuaca memungkinkan atau memasang tenda sebagai penutup. 4. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah berkerikil maka menggunakan bentonite sebagai penahan longsor. 5. Pengecoran beton sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak dapat dikontrol dengan baik maka diatasi dengan cara ujung pipa tremie berjarak 25 - 50 cm dari dasar lubang pondasi. 6. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tanah terhadap tiang, maka air yang mengalir langsung dihisap dan dibuang kembali ke dalam kolam air. 7. Akan terjadi tanah runtuh (ground loss) jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka dipasang casing untuk mencegah kelongsoran. 8. Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah terpenuhi, kadang-kadang terjadi bahwa tiang pendukung kurang sempurna karena adanya lumpur yang tertimbun di dasar, maka dipasang pipa paralon pada tulangan bored pile untuk pekerjaan base grouting..

(48) 2.2.4 Pentransferan Beban Berdasarkan cara penyaluran bebannya ke tanah, pondasi tiang dibedakan menjadi tiga jenis macam, yaitu: a. Pondasi tiang dengan tahanan ujung (end bearing pile) Tiang ini akan meneruskan beban melalui tahanan ujung tiang ke lapisan tanah pendukung. Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zone tanah yang lunak yang berada diatas tanah keras. Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan keras lain yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan penurunan berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan dukung lapisan keras yang berada dibawah ujung tiang, seperti terlihat pada Gambar 2.3.a. b. Pondasi tiang dengan tahanan gesek (friction pile) Jenis tiang ini akan meneruskan beban ke tanah melalui gesekan antara tiang dengan tanah di sekelilingnya. Bila butiran tanah sangat halus tidak menyebabkan tanah di antara tiang-tiang menjadi padat, sedangkan bila butiran tanah kasar maka tanah di antara tiang akan semakin padat, seperti terlihat pada Gambar 2.3.b. c. Pondasi tiang dengan tahanan lekatan (adhesive pile). Bila tiang ini pada dasar tanah pondasi yang memiliki nilai kohesi tinggi, maka beban yang diterima oleh tiang akan ditahan oleh lekatan antara tanah disekitar dan permukaan tiang, seperti terlihat pada Gambar 2.3.c. Dalam daya dukung pondasi tiang, pentransferan beban juga terjadi pada pondasi tiang, dimana terjadi pentransferan beban friction (gesekan) dan pentransferan.

(49) beban end bearing (tahanan ujung) dapat dilihat pada Gambar 2.3.. (a). (b). (c) Gambar 2.3 Tiang ditinjau dari cara mendukung bebannya (Hardiyatmo, 2010). a. Pentransferan Beban Friksi Suatu tiang yang dibebani oleh suatu beban maka akan tejadi adanya gaya gesekan (friction), gaya gesekan ini akan bekerja bila displacement yang terjadi masih dalam ambang batas 0,4 % dari diameter pile. Seperti yang terlihat pada skema Gambar 2.4.. F. 0.4 % diameter pile. Gambar 2.4 Skema kurva transfer beban friction. Displac.

(50) b. Pentransferan Beban Tahanan Ujung Suatu tiang yang dibebani oleh suatu beban maka akan terjadi adanya gaya tahanan ujung (end bearing), gaya tahanan ujung ini akan bekerja bila displacement yang terjadi masih diatas 0,4 % diameter pile dan dalam ambang batas 6 % dari diameter pile. Dan bila displacement yang terjadi pada suatu tiang masih berada dalam 0,4% dari diameter pile, maka end bearing belum. End Bearing. terjadi atau belum tercapai. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.5.. 6. % Displace. Gambar 2.5 Skema kurva transfer beban end bearing. 2.2.5 Jarak dan Susunan Tiang Jarak antara tiang bor di dalam kelompok tiang akan mempengaruhi kapasitas daya dukung kelompok tiang. Bila beberapa tiang dikelompokkan dengan jarak yang saling berdekatan maka tegangan tanah akibat gesekan tiang dengan tanah mempengaruhi daya dukung tiang yang lain. Jarak minimum antara dua tiang adalah: S > 2 D, dimana S = jarak antara tiang dan D = diameter tiang, dilihat pada Gambar 2.6.. Gambar 2.6 Susunan dan jarak tiang.

(51) 2.2.6 Metode Pelaksanaan Bored Pile Dalam pelaksanaan pekerjaan bored pile sangat diperlukan ketelitian dan pengawasan akan mutu pekerjaan. Dari beberapa metode kerja pelaksanaan bored pile, metode kerja dari bored piling work (wet hole method) ini lebih sering dipergunakan, berikut ini metode pelaksanaan bored pile yaitu: a.. Urutan Pelaksanaan:. Prosedur urutan pekerjaan bored pile adalah sebagai berikut: 1.. Marking posisi pile oleh surveyor.. 2.. Instal casing sementara (temporary casing).. 3.. Mulai melakukan pengeboran (boring).. 4.. Jika Lubang bor tidak stabil, boring harus dilakukan dengan bentonite.. 5.. Setelah pengeboran sudah mencapai toe level, lakukan inspeksi lapangan untuk konfirmasi toe level.. 6.. Lowering steel cage ke dalam lubang bor.. 7.. Casting bore pile dengan pipa tremi.. 8.. Cabut (extract) casing.. b. Metodologi 1.. Setting Out Kontraktor pelaksana harus. menyediakan. license surveyor. dalam membuat setting out poin/titik bored pile yang akan dibor. Kemudian 4 poin sebagai referensi yang dipasang (offset) tidak kurang dari 1 m dari titik posisi pile, dilihat pada Gambar 2.7..

(52) Gambar 2.7 Peg-pile point 2.. Temporary Casing. Cara. pemasangan. casing. sementara. yaitu. dengan. menggunakan. Vibrator (Vibro-hammer) yang di pukul ke dalam tanah. Verticality dicheck dengan menggunakan 2 plum yang diletakkan secara ortogonal atau spirit level jika casing kurang dari 4 m dapat dilihat Gambar 2.8.. Gambar 2.8 Install casing sementara dengan vibro hammer 3.. Boring Soil auger dan soil bucket dipakai untuk pengeboran tanah yang halus. (soft), pasir (sand) sampai tanah keras (hard layer). Apabila dalam pengeboran ditemukan batu (rock) bisa dipakai rock auger atau core barrel. Chisel tidak.

(53) diijinkan dalam pengeboran jika tidak disetujui oleh pengawas lapangan. Proses pengeboran dilihat pada Gambar 2.9.. Gambar 2.9 Proses pengeboran (boring). Verticality kelly bar mesin bor dapat dicheck dengan menggunakan 2 benang yang diposisikan sebagai plum line secara tegak lurus sebelum pengeboran di mulai. Verticality dari lubang bor dapat dicheck dengan melihat posisi dari kelly bar terhadap casing. Lubang bor dalam posisi vertikal jika kelly bar di tengah (centre) casing. Selama proses pengeboran, akan dipakai adukan bentonite untuk menjaga agar lubang bor tidak runtuh (collpase).. Di sini bentonite berperan untuk menstabilkan lubang bor. dengan memastikan tekanan di dalam bore hole lebih besar daripada tekanan horizontal dari tanah dan air tanah. Parameter dari bentonite akan dicheck dan ditest setiap. pile. setelah. proses. de-sanding. selesai dilakukan. dengan. mengambil sampel dari pile. Properti dari cairan bentonite akan dicheck sebelum proses casting dimulai. Sampel tanah diambil setiap 5 m dan akan disimpan. di dalam plastik dan ditulis. (marking). untuk referensi.

(54) jika dibutuhkan. Setelah mencapai design level alat bor akan diganti dengan dasar. yang. flat. cleaning. bucket).. Cleaning bucket. berfungsi. untuk. membersikan dasar lubang bor. Pengukuran kedalaman lubang bor dilakukan dengan menurukan measuring tape sampai ke dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang plum dengan berat yang cukup agar memastikan measuring tape sampai ke dasar bore hole dilihat Gambar 2.10.. Gambar 2.10 Mengukur bored length dengan measuring tape 4.. Bentonite loss. Jika terjadi kehilangan bentonite secara tiba-tiba, langkah yang perlu diambil: a.. Adukan bentonite ditambah ke lubang bor untuk menjaga bentonite tetap di ketinggian level yang cukup. Jika hanya minor loss proses boring tetap dilanjutkan. dengan. memperhatikan bentonite. level apakah. masih. mengalami penurunan atau tidak. b.. Lubang. bor. akan. diurug. (backfill). dengan. tanah. untuk. mencegah kehilangan bentonite, kemudian dipadatkan (compact) dengan chisel. c.. Setelah kehilangan bentonite (bentonite loss) dapat dikontrol, baru boring dapat dilanjutkan. Dalam kasus kehilangan bentonite ini apabila tidak.

(55) dapat diatasi dengan usaha diatas maka bore hole dapat dibackfill kembali dan masalah ini lebih baik didiskusikan dan direview dengan konsultan dan kontraktor. 5.. Reinforcement (steel cage) Steel cage akan dipabrikasi di tempat fabrication yard. Lokasi pabrikasi. ini sudah ditentukan di dalam logistic plan kontraktor. Helical link akan dilas pada tulangan utama (main reinforcement), demikian juga laping akan dilas secukupnya jika steel lebih dari 12 m sehingga memungkinkan steel cage akan dibagi menjadi 2 section. Hal ini untuk menjaga agar main reinforcement tetap tersambung bila steel cage akan dipindahkan.. Gambar 2.11 Proses memasukkan steel cage ke bored hole Steel cage yang sudah dipabrikasi kemudian diturunkan ke lubang bor yang sudah selesai dibor sampai disain toe level seperti terlihat pada Gambar 2.11 di atas. Steel cage akan ditopang sementara dengan 2 (dua) besi hook sampai proses casting selesai. Kapasitas besi hook harus dihitung apakah.

(56) mencukupi atau tidak. Pengangkatan (lifting). harus diusahakan agar. tidak terjadi buckling pada steel cage. 6.. Casting Metode casting adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready mix. dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi 2m, 3m, dan 1m yang disambung. Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu sterofom dituang ke dalam corong untuk melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi. Casting akan dihentikan jika concrete sudah mencapai minimum 300 mm diatas cut off level. Over cast dilakukan untuk menghindari concrete yang bercampur dengan tanah (unsound concrete) sewaktu pencabutan casing. Pipa tremi akan dibuka secara continu, tetapi tetap dijaga agar pipa tremi minimal 2 m tertanam di bawah concrete level. Selama casting, bored log dan concrete record harus dipersiapkan yang berisi data delivery time, volume concrete, concrete level (diukur tiap satu lori concrete selesai dituang). Satu sampel kubus atau silinder diambil setiap 30 m3 atau sesuai dengan spesifikasi teknis dari konsultan. Casting harus dicabut 2 jam setelah proses casting selesai. Jika ada plunge column (I-beam) yang akan dipasang ke dalam bored pile, setelah casting selesai dilakukan, casting terlebih dahulu dicabut sampai toe level casting sedikit diatas concrete level. Dan casting dicabut seutuhnya setelah 24 jam. Setelah casting selesai, lubang juga harus ditutup (backfill) kembali dengan pasir atau tanah setidaknya 4 jam setelah casting..

(57) 7.. Bentonite Bubuk bentonite dicampur dengan air dalam digestor dengan kapasitas. 2 m per satu kali batching. Adukan bentonite (bentonite slurry) disimpan di dalam silo pada bentonite plant lihat Gambar 2.12 dengan total kapasitas 2,5 x volume total bored hole yang ukurannya terbesar. Adukan (slurry) didaur ulang dengan menggunkan mesin desanding.. Gambar 2.12 Bentonite plant 8.. Properti Bentonite Slurry Pada dasarnya, adukan tediri dari campuran yang seragam dalam air.. Tempat pengujian bentonite slurry (laboratorium) harus disediakan di lapangan dan pengujian bentonite slurry dilakukan bila proses casting bored pile akan dimulai.. Proses. pencatatan. laporan. lab. hasil. pengujian. bentonite. slurry disimpan dan kemudian dilampirkan dengan bored log. Peralatan Pengujian bentonite slurry seperti pada Gambar 2.13 yang terdiri dari: a. 1 mud balance (density test). b. 1 march cone (viscocity test). c. 1 sand screen set (sand content test). d. PH paper (mengukur PH)..

(58) (a). (b). (c). (d). Gambar 2.13 Peralatan pengujian bentonite slurry. Semua pengujian wajib dilakukan sesuai dengan spesifikasi dengan disaksikan oleh pengawas lapangan. Hasil pengujian harus ditanda tangani dan diapprove oleh pengawas lapangan.. 2.3. Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Kapasitas daya dukung tiang suatu pondasi dalam pada umumnya terdiri atas. dua bagian yaitu daya dukung akibat gesekan sepanjang tiang dan daya dukung ujung (dasar) tiang sebagaimana diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: Qult = Qp + Qs. (2.1). Qall = Qult / SF. (2.2).

(59) Dimana. Qu. =. daya dukung ultimit (Ton).. Qall. =. daya dukung izin tiang (Ton).. Qp. =. daya dukung ujung tiang (Ton).. Qs. =. daya dukung gesekan sepanjang tiang (Ton).. SF. =. faktor keamanan.. Berdasarkan sumber data yang digunakan pada dasarnya terdapat dua cara untuk memperkirakan kapasitas daya dukung tiang. Cara pertama adalah dengan menggunakan data uji lapangan, antara lain dengan menggunakan uji SPT (standard penentration test) dan Sondir (cone penetration test atau CPT). Cara kedua yaitu dengan menggunakan parameter-parameter kuat geser tanah, yaitu yang didapat dari hasil pengujian di laboratorium yaitu nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (φ).. 2.3.1 Berdasarkan Hasil Uji Lapangan O’Neil and Reese (1999), menurunkan persamaan untuk menghitung kapasitas daya dukung tiang tunggal akibat beban aksial yang berdasarkan data hasil uji lapangan adalah sebagai berikut: 1.. Perencanaan kapasitas daya dukung tiang pada tanah Kohesif Qult = Qs + Qp. (2.3). Qs. =. (2.4). Qp. =. Dimana. fs . As qmax . Ab. Qult = kapasitas ultimit daya dukung tiang. Qs. = hambatan lekat daya dukung tiang.. Qp. = kapasitas daya dukung ujung tiang.. (2.5).

(60) fs As. = hambatan lekat rata-rata selimut tiang. = luas selimut tiang yang bersentuhan tanah sepanjang tiang yang ditinjau.. qmax = unit tahanan ujung tiang. Ab. 2.. = luas dasar tiang yang bersentuhan dengan tanah.. Tahanan Selimut fs = α . Cu. (2.6). dimana : fs. = beban ultimit selimut tiang bor pada kedalaman z.. Cu. = kekuatan geser pada kedalaman z kondisi tak teraliri.. α. = faktor empiris,yang bervariasi dengan kedalaman z. (2.7a) .. (2.7b). dimana : Pu = tekanan atmosfir = 101,3 KPa = 2116 Psf.. 3.. Tahanan Ujung (2.8). Nilai Nc* diperoleh dari hubungan antara nilai kohesi dan kekakuan tanah, seperti dilihat pada Tabel 2.1..

(61) Tabel 2.1 Ir and Nc* Values for Cohesive Soil cu. 4.. Ir. Nc*. 24 kPa. (500 psf). 50. 6.55. 48 kPa. (1000 psf). 150. 8.01. 96 kPa. (2000 psf). 250. 8.69. 192 kPa (4000 psf). 300. 8.94. Perencanaan kapasitas daya dukung tiang pada tanah Non Kohesif fsz = Kσ’z tan øc. (2.9) (2.10). dimana: fsz = Unit resistensi sisi paling dalam pasir pada kedalaman z. K = parameter yang menggabungkan koefisien tekanan lateral dan faktor korelasi. σ'z = Teganga efektif vertikal dalam tanah pada kedalaman z. ∅c = gesekan sudut di antarmuka dari beton dan tanah. L = kedalaman embedment dari poros dibor. dA = diferensial area perimeter sepanjang sisi atas tiang sampai kedalaman penetrasi. ). (2.11) (2.12). (2.13a) ;. (2.13b).

Referensi

Dokumen terkait

Alkulturasi Batik Tradisional Jawa dengan Budaya Cina dan Tantangan

Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap. Kepuasan

HELMINTHES PARASITIC (PARAMPHISTOMUM SP) INFECTION ON THE SUMATRAN ELEPHANTS IN ELEPHANT TRAINING CENTER WAY KAMBAS NATIONAL PARK LAMPUNG ( Dedi Candra, Diah Esti, Elisabeth Devi,

Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar Matematika

Sinektik merupakan suatu pendekatan baru yang menarik guna mengembangkan kreativitas, model sinektik biasa digunakan untuk keperluan mengembangkan

Penelitian dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif ini menemukan bahwa (i) tindakan pilihan rasional merupakan tindakan ekonomi yang melandasi rumah tangga pedesaan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis Prilaku POLRI

kegiatan aktivitas belajar mata pelajaran pkn siswa kelas II mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II. Berdasarkan hasil perhitungan pada siklus II