Demi Kebenaran Dan Keadilan WASPADA
Teks penuh
(2) Berita Utama. A2 Waspadai .... “Sedangkan untuk wilayah waspada yaitu Asahan, Tanjungbalai, Labuhanbatu Utara, Padang, Nias Utara, Gunungsitoli, Nias Selatan, Simalungun, Medan, Humbang Hasundutan, Batubara, Labuhanbatu, Langkat, Padanglawas Utara, Nias, Nias Barat, Tebingtinggi, Binjai,” ujarnya Sabtu (18/12). Ia mengatakan tinggi gelombang 1.25-2.5 meter berpeluang terjadi di wilayah Selat Malaka, tinggi gelombang 2.5-4.0 meter berpeluang terjadi Perairan Barat P Simeulue hingga Kepulauan Nias. Berdasarkan analisis di atas maka wilayah Sumut dalam tiga hari ke depan berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dengan durasi lama dan cakupan wilayah yang luas sehingga dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologis (banjir bandang, longsor, angin kencang dan gelombang tinggi). Menyikapi kondisi tersebut di atas agar para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Sumut pada 18-21 Desember 2021. Diminta juga masyarakat selalu mengikuti informasi dari BMKG Wilayah I Medan melalui dari media sosial @infobmkgsumut, atau menghubungi layanan informasi BMKG Wilayah I Medan melalui call center 082168043653, email: [email protected]. (cbud). Gunung Semeru .... pusat erupsi. Selain itu, masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Imbauan lainnya, dia menambahkan, masyarakat supaya tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap lontaran batu atau pijar. Masyarakat juga diminta waspadai awan panas guguran (APG) di sepanjang lahar aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak gunung Semeru. Selain itu, PVMBG mengimbau masyarakat jangan terpancing berita yang tidak bertanggung jawab terkait aktivitas Gunung Api Semeru dan mengikuti arahan instansi yang berwenang yaitu Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan PVMBG, pemerintah daerah, hingga instansi terkait. “Informasi terkait Gunung Semeru dapat diperoleh melalui aplikasi Magma Indonesia atau www.magma.esdm.go.id dan media sosial PVMBG di instagram kami,” katanya. Terkait kenaikan aktivitas gunung, pihaknya memiliki beberapa alasan meningkatkan status Gunung Semeru menjadi level III per 16 Desember 2021 pukul 23.00 WIB. Di antaranya yaitu kejadian gunung api semeru masih terjadi dan peningkatan jarak luncur awan panas guguran serta aliran lava. PVMBG mencatat terdapat lahar guguran 4,5 km dari puncak. Dia menambahkan, kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dengan durasi 912 detik. Kemudian, PVMBG juga mencatat terjadi luncuran awan panas pukul 09.30 WIB. Kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimun 17 mm dan durasi 395 detik. Namun, secara visual tidak teramati karena gunung api Semeru tertutup kabut. “Kemudian terjadi luncuran awan panas pukul 15.42 WIB sejauh 4,5 km dari puncak. Kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimal 20 mm dan durasi 400 detik,” katanya. Tak hanya itu, PVMBG juga mencatat kegempaan didominasi gempa letusan dan guguran dengan jumlah guguran meningkat tiga hari terakhir sebanyak 15 sampai 73 kejadian per hari dari rata-rata delapan kejadian per hari sejak 1 Desember 2021. Dia menambahkan, aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi karena adanya endapan aliran lava dengan panjang aliran lebih kurang 2 km dari pusat erupsi. Aliran lava tersebut masih belum stabil dan berpotensi longsor terutama di ujung alirannya. Sehingga, dia melanjutkan, bisa mengakibatkan awan panas guguran. Selain berpotensi terjadi awan panas, dia menambahkan, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Api Semeru. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan diperkirakan musim hujan akan tetap berlangsung selama 3 bulan ke depan.(rep). UMP .... tidak turun,” kata dia menambahkan. Ia menegaskan, keputusan menaikkan UMP DKI menjunjung asas keadilan bagi pihak pekerja, perusahaan, dan Pemprov DKI Jakarta. Sebagai gambaran, pada tahun tahun sebelum pandemi Covid-19, rata-rata kenaikan UMP di DKI Jakarta selama 6 tahun terakhir adalah 8,6%. Karena itu, menurut Anies, kenaikan 5,1 persen ini suatu kelayakan bagi pekerja dan tetap terjangkau bagi pengusaha. Keputusan ini juga dinilai dapat meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. “Ini wujud apresiasi bagi pekerja dan juga semangat bagi geliat ekonomi dan dunia usaha. Harapan kami ke depan, ekonomi dapat lebih cepat derapnya demi kebaikan kita semua”, ujarnya. Sebelumnya, Anies menetapkan UMP DKI sebesar Rp4.453.935,53 pada 2022 mendatang. Kalau dibandingkan tahun ini yang Rp4.416.186,54, UMP itu hanya naik Rp37.749. Anies saat itu mengatakan, kenaikan UMP ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja serta PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan. (cnni). Pemilik Toko .... Baringin, Kecamatan Sosa, Kabupaten Padang Lawas. Begitu datang tersangka pelaku langsung mengambil dua unit handphone dari konter milik korban. Tersangka pelaku langsung pergi membawa Hp curiannya. Melihat aksi pelaku, pemilik toko langsung mengejar tersangka bersama temannya, dan mendatangi rumah pelaku yang berada di Jalinsum Sosa Riau tepatnya di Desa Gunung Baringin, Kecamatan Sosa. Begitu sampai di rumah pelaku, antara korban dan pelaku terjadi pertengkaran dan adu mulut. Tidak lama kemudian bertengkar mulut, pelaku diduga langsung mengambil sebilah kapak bergagang besi yang telah dipersiapkan tersangka pelaku sebelumnya. "Tanpa pikir panjang, pelaku langsung mengayunkan kapak ke bagian leher korban sebelah kiri, akibat korban bersimbah darah dan tewas di tempat kejadian," kata Iptu Haposan. Setelah melihat korban tergeletak, pelaku langsung melarikan diri ke rumah orangtuanya di sekitar Desa Gunung Baringin. Pelaku berhasil ditangkap dan diamankan di Mapolsek Sosa atas tindakan kejahatan pembunuhan. Sehingga terhadap tersangka pelaku pembunuhan berinisial AS dikenakan Pasal 340 subsider 338 KUHPidana tentang pembunuhan berencana yang menghilangkan nyawa orang lain. (a30/C). Beberapa .... pemasangannya. “BMKG berupaya meningkatkan kecepatan, ketepatan dan akurasi (deteksi) gempa bumi. Untuk itu jumlah sensor gempa ini perlu ditambahkan, dirapatkan jaringannya,” sebutnya. Dwikorita berharap kehadiran seismograf ini turut diimbangi dengan pelatihan mitigasi secara rutin, sehingga membangun masyarakat yang sadar dan tangguh terhadap bencana. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno menambahkan, sejauh ini pihaknya telah memasang shelter dan jaringan seismograf di 511 titik se-Indonesia. Berdasarkan kajian para ahli, jumlah ini masih belum cukup guna memenuhi angka ideal jaringan seismograf untuk seluruh wilayah Indonesia. “Berdasarkan hasil dengan para ahli, sekurangkurangnya kita punya (butuh) 600 jaringan seismograf di seluruh Indonesia,” sebut Bambang. “Mudah-mudahan akan terpenuhi, tapi untuk proses pembangunan dibutuhkan waktu, harus survei, cari lokasi, pembangunan shelter, baru diisi peralatannya. Jadi secara bertahap,” katanya. (cnni). Rumah Tertimbun Longsor Di Gunungsitoli, 1 Tewas, 3 Luka GUNUNGSITOLI (Waspada): Diduga akibat hujan yang terus menerus beberapa hari terakhir, satu unit rumah di Dusun III, Desa Hilihao, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, tertimbun tanah longsor, Sabtu (18/12). Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bencana tanah longsor menimpa rumah milik Asali Ndruru alias Ama Novi, 33. Akibat peristiwa itu abang kandung pemilik rumah bernama Yanudi Ndruru, 37, alias AmaYoni, 37, tewas tertimbun tanah longsor. Sedangkan tiga orang lainnya mengalami luka luka.. Kapolres Nias AKBP.Wawan Iriawan, S.Ik melalui Ps.Paur Humas AiptuYanser Hulu kepada wartawan mengungkapkan tanah longsor yang menyebabkan tewasnya Yanudi Ndruru alias Ama Yoni terjadi pada Sabtu (18/12) sekira pukul 09.30 Wib. Pada peristiwa tersebut korban meninggal dunia satu orang dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Dr Thomson Nias. Sedangkan tiga korban luka menjalani perawatan di Puskesmas Kauko. "Korban yang terluka telah dibawa ke Puskesmas Kauko untuk mendapat perawatan.. Ketiga korban luka masing masing Asali Ndruru alias Ama Novi, Nope Zatulo Ndruru, 29, dan Mei Kristiani Ndruru, 3," ujar Yanser Hulu. Kapolres Nias menambahkan korban yang meninggal akibat tertimbun tanah longsor sesuai kartu tanda penduduk (KTP) merupakan warga Desa Fahandona, Kecamatan Ulugawo, Kabupaten Nias. Korban berada di rumah adik kandungnya Asali Ndruru alias Ama Novi karena bekerja sebagai pembuat batu bata di tempat usaha milik adiknya yang ada di samping rumahnya Sebelum kejadian, korban. dan adik kandungnya serta beberapa anggota keluarga lainnya sedang duduk duduk di dalam rumah sambil menunggu hujan reda dan akan memulai aktifitas membuat batu bata. Namun, tiba tiba tebing tanah yang ada di belakang rumah Asali Ndruru alias Ama Novi longsor dan menimpa rumah yang di dalamnya korban dan saksi saksi sedang duduk. Korban tidak sempat lari keluar rumah sehingga ikut tertimbun tanah longsor di dalam rumah dan tewas, sedangkan yang lain sempat lari ke luar rumah dan hanya menderita luka luka.(a26). Buku "Sang Gerilyawan" Memoar Panglima Linge Diluncurkan JAKARTA (Waspada): Penasehat Khusus (Pensus) Gubernur Aceh Bidang Pendidikan, yang juga mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Linge, Fauzan Azima meluncurkan buku "Sang Gerilyawan", Memoar Panglima Linge di Balai Budaya, Jalan Gereja Theresia, Jakarta Pusat, Sabtu (18/12). Buku yang mendokumentasikan perjalanan perjuangan Fauzan semasa dia masih bergerilya itu dibuka oleh ketua Balai BudayaJakarta,SyahnagraIsmail. Fauzan Azima menggatakan, buku tersebut diterbitkan untuk mendokumentasikan berbagai peristiwa dan perjalanan perjuangan semasa bergerliya di Aceh. Namun, kata dia, buku tersebut tidak pula bertujuan mengungkitlukalama,tapihanya untuk pergambaran bahwa Aceh pernah berada di fase konflik. "Jikaditanyauntukapapeluncuran buku ini, saya akan menjawabbukuinihanyauntukmendokumentasikan perjalanan saya semata. Saya berharap di akhir diskusi nanti, saya akan mendapatkanmasukanuntukkemudian memperbaiki isi buku," jelas dia.. Waspada/Ist. Fauzan Azima saat membubuhkan tandatangan pada buku Sang Gerilyawan usai meluncurkan buku perdananya di Balai Budaya Jakarta, Sabtu (18/12). Buku dengan ketebalan 300 halaman lebih itu mengungkapkan banyak peristiwa yang coba ditulis ulang lewat ingatan terputus-putus Fauzan Azima. 10 memoar yang ada di dalam buku itu sendiri berbicara hal penting dan perlu dicatat agar dapat dibaca oleh generasi masa depan. Wartawan senior Tempo, Mustafa Ismail yang menjadi pembicara dalam acara peluncuranbukutersebutmengatakan, apa yang ditulis Fauzan Azima dalam bukunya adalah puzzle sejarah yang penting untuk masa. depan. Apalagi, buku tersebut ditulis dengan baik dan sangat renyah untuk dibaca, hampir serupa novel tapi bukan fiksi. "Saya mendorong temanteman gerilyawan lainnya berani mencoba untuk menulis. Karena semakin banyak tulisan tentang memoar perjuangan mantan GAM ini, semakin berkembang pula pengetahuan umum dalam masyarakat tentang apa yang sebenarnya terjadi di Aceh dulu, karena ditulis langsung oleh para pelaku," ujar dia. Acarapeluncuranbukumeski. Dua Kasus .... terkonfirmasi pada Kamis (16/ 12) berinisial N, seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet Kemayoran. Temuan ini merupakan hasil pemeriksaan khusus ‘S-gene target failure’ (SGTF) yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan pada 14 dan 15 Desember 2021. Kedua pasien terbaru terkonfirmasi Omicron setelah menjalani karantina wajib sepuluh hari seusai kembali dari luar negeri. Menurut Nadia kondisi itu menunjukan bahwa sistem proteksi pemerintah berjalan dengan baik untuk mencegah penularan dari pendatang dari luar negeri yang terjangkit virus Covid-19.. Terkait temuan dua kasus baru Omicron, Nadia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu. Terlebih mengingat laju penyebaran Omicron terbukti sangat cepat. “Indonesia adalah salah satu negara paling aman dari Covid19. Jika kita keluar negeri, maka kita akan keluar dari zona aman menuju zona berbahaya. Jika kembali, nanti akan berpotensi membawa Omicron ke Indonesia dan pastinya akan merusak situasi yang sudah kondusif ini,” katanya. Kasus Covid-19 di beberapa negara Eropa, Afrika dan Amerika, kata Nadia, saat ini melon-. jak tajam mencapai rekor tertinggi seiring dengan menyebarnya varian Omicron yang memiliki daya tular lima kali lipat dari varian Delta. Va r i a n D e l t a p e r n a h menggiring Indonesia ke rekor tertinggi penularan Covid-19 di bulan Mei dan Juni 2021 yang mengakibatkan tekanan tenaga medis di fasilitas kesehatan. Pemerintah memprediksi arus balik warga negara Indonesia yang saat ini sudah berada di luar negeri atau yang akan berpergian ke luar negeri dalam sepekan ke depan akan mencapai puncaknya di pekan pertama dan kedua Januari 2022 seiring dengan berakhirnya liburan Natal dan Tahun Baru. (ant). adalah Lansia yang kerap tidak mencapai target yang disiapkan,” ujarnya. Ia mengungkapkan jumlah dosis vaksin yang terbuang itu merupakan akumulasi dari tujuh Kabupaten/ Kota untuk vaksin Moderna dan empat untuk vaksin Pfizer. Vaksin Moderna yang terbuang di Kabupaten OKI ada 70 dosis, Musi Rawas 14 dosis, Musi Banyuasin 420 dosis, OKU Selatan 210 dosis, Empat Lawang 168 dosis, Kota Palembang 112 dosis dan Pagaralam 70 dosis sehingga total 1.064 dosis terbuang per Jumat (17/12) sore. Sedangkan di hari yang. sama tercatat untuk vaksin Pfizer yang terbuang di Kabupaten OKU ada 300 dosis, OKI 518 dosis, Musi Banyuasin 1.524 dosis, dan Kota Palembang 780 dosis. Kendati demikian secara umum jumlah konsumsi untuk masing-masing vaksin tersebut sudah capai 171.122 dosis atau 76,5 persen untuk Moderna dan Pfizer 686.730 dosis atau 45,3 persen. “Meski begitu stok terakhir yang tersedia di gudang penyimpanan masih ada dan aman sekitar 54.084 untuk Moderna dan 491.670 untuk Pfizer. Untuk memenuhi kebutuhan beberapa waktu ke depan,” ujarnya.(ant). gai terobosan aplikasi mutakhir, salah satunya SLAWE (Sistem Layanan Administrasi Warga Elektronik) untuk urusan kependudukan. Kabupaten Sumbawa Barat Musyafirin dengan pemberdayaan nilai tradisi Siru' (gotong royong) yang diimplementasikan melalui instrumen Pariri, dalam bidang sosial, ekonomi, kesehatan, dll. Bupati Buton La Bakry menjalankan "lockdown" poago, yang merupakan tradisi tua untuk mengatasi pandemi, dengan melibatkan para pemangku adat. Disamping itu tentu saja tetap mengikuti prokes formal. Poago menjadi bukti, bahwa nenek moyang Buton, sudah mempunyai metode untuk menjaga kesehatan warga dan menangkal wabah. Setelah memasuki level 4, sebanyak 38 orang meninggal, Bupati Lamandau Hendra Lesmana bersama warganya selain berupaya secara medis, mereka kembali menengok tradisi, menjalankan Babantan Laman/ Tula Bala/ Balalayah, berupa ritual adat Dayak Tumon, deng-. an kepercayaan Kaharingan. Tradisi tersebut "disesuaikan" dengan keragaman kepercayaan yang ada, sehingga bisa diikuti seluruh warga meski beda kepercayaan /agama dengan bahagia. Berangsur-angsur pandemi teratasi. menurun.. Ribuan .... sudah dibuka oleh petugas kesehatan, namun tidak segera disuntikkan. Hal tersebut sering terjadi, misal dalam sebuah skema vaksinasi diagendakan ada 10 orang peserta maka petugas kesehatan bakal menyiapkan 10 dosis vaksin sesuai kebutuhan tersebut. Tapi dari 10 orang peserta vaksinasi itu hanya delapan orang yang memenuhi jadwal yang diagendakan. Maka oleh sebab itu dua dosis yang tersisa tadi menjadi rusak dan terbuang karena sudah dibuka dari segel pervialnya. “Persertanya kebanyakan. molor satu jam dari jadwal awal 09.30 baru dibuka pada pukul 10.30itudihadirisejumlahpraktisi kebudayaan dan sastra, seperti WartawanSenioryangjugapenulisbuku"HasanTiro,JalanPanjang Menuju Damai Aceh", Pimpinan Redaksi Parahyanganpost, Ismail Lutan, Pemusik Aceh, Amru Pane Band, penyair Aceh, Pilo Poly, dan sejumlah undangan lainnya. Sebelumnya, dilakukan pula penandatanganan poster buku yang menandakan dibukanya diskusi umum yang dimoderatori oleh Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bogor, Putra Gara. Putra Gara yang menjadi editor dalam buku ini berharap, apa yang telah ditulis Fauzan Azima ini semoga menjadi titik balik dari perjuangan para kombatan secara intelektual. "Kami generasi Aceh hari ini berharap masa lalu menjadi pijakan untuk masa yang akan datang. Karena saatnya kita membangun Aceh. Dan Bang Fauzan sudah memulainya melalui karya literasinya," terang Gara. (b01). WASPADA Minggu 19 Desember 2021. Direktur LADUI MUISUAbdul Hakim Siagian Wafat MEDAN ( Waspada): Direktur Lembaga Advokasi Umat Islam Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara (LADUI MUISU), yang juga pengacara senior Dr Abdul Hakim Siagian SH MHum, (foto) wafat, Sabtu(18/12). Kabar duka itu juga beredar di group Whatsapp, Facebook dan media sosial lainnya. Innalillahiwainnailaihiroji’un telah meninggal Dr Abdul Hakim Siagian. SH. MHum/ Wakil Ketua PWM Sumutanggota dewan pertimbangan MUI Medan/Anggota Wali Amanat USU sore ini sekitar pukul 15.50 di RS Adam Malik. Abdul Hakim Siagian lahir di Alang Bombon pada 15 Agustus 1965. Adapun Riwayat Pendidikannya SD Neg.1 Aek Loba – 1976 Aek Loba. SMP Negeri Pulo Raja – 1980. SMA Kualuh Aek Kanopan A-1 1983 Aek Kanopan, S-1 UMSU Hukum Pidana 1989 Medan. S-2 Kpk UGM USU Hukum Perdata 1995 Medan S-3 USU Hukum Perdata 2013 Medan. Kegiatan di MUISU, juga selalu menjadi narasumber dalam berbagai diskusi. Almarhum juga kerap memberi penyuluhan terkait hukum bagi masyarakat yang memerlukan bantuan hukum. (m22). Hari Ketujuh Pencarian Mobil Masuk Sungai, Tersisa Dua Korban SUBULUSSALAM (Waspada): Hari ketujuh pencarian tujuh korban mobil kijang inova masuk sungai ‘Lae Kombih’ yang terjadi, Minggu (12/12) ditemukan, Muhammad Amri Lubis, Sabtu (18/ 12) sekira pukul 05.30 WIB. Dengan temuan ini, menyisakan dua korban yang belum ditemukan, Sudarseh dan Masdi. Kapolres Subulussalam, AKBP QoriWicaksono dalam konferensi persusaipenemuanitudiRSUDSubulussalambersamatimgabungan menjelaskan, proses identifikasi oleh tim dokter dipimpin Direktur RSUD, dr. Dewi Sartika Pinem dipandu secara virtual bersama tim dokter DVI Polda Sumatera Utara. Menurut dr. Dewi, hasil identifikasi, jenazah berjenis kelamin laki-laki, usia sekira 30 tahun, tak ada kelainan kecuali bekas jahitan luka lama di lutut kanan. Data terakhir, lima jasad korban, yakni Khairumi, Arman Yusuf, Fitri Elfirati dan Tata Agusnianti dan Muhammad Amri Lubis ditemukan di sepanjang alur sungai di Kedabuhan Desa Jontor dan Sikelang, Kec. Penanggalan, Kota Subulussalam, jarak sekira 15 s/d 25 km dari titik kejadian. Diketahui, mobil Innova BL 1537 EF lintas Meulaboh - Medan tercebur ke sungai arus deras ‘Lae Kombih’ dalam 30-an meter di Dusun Buluh Didi, Desa Tanjung Mulia, Kec. Sitellu Tali Urang Jehe (STTUJ), Kab. Pakpak Bharat, Minggu (12/12) lalu membawa enam penumpang. Upaya pecarian dilakukan, Minggu hingga Sabtu. Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subulussalam, Adita Karya dikonfirmasi, Sabtu terkait akurat korban yang sudah ditemukan sebut lima jasad, terakhir Muhammad Amri Lubis. Pantauan, pasca kejadian dan masa pencarian hujan turun di sana sehingga air keruh dan arus sungai cukup deras. Tak hanya semangat para petugas terkait, antusias dan empati warga ikut membantu mencari korban cukup tinggi. (b17). Tanjung Mas .... Dalam sebutan singkatnya di kesempatan itu, Sabirin Malau mengaku sama sekali tidak menyangka desanya akan terpilih menjadi desa budaya terbaik. “Di luar dugaan. Ditetapkan saja menjadi desa budaya sudah sangat senang. Apalagi terpilih menjadi desa budaya terbaik tingkat nasional,” kata Sabirin.. Pendamping Kebudayaan Desa Tanjung Mas, Wanhar Lingga, mengatakan, prestasi yang diraih merupakan titik awal kebangkitan desa dalam berbudaya. “Semoga dengan kegiatan ini kedepan pelestarian budaya terus eksis,” ujar Wanhar. Wanhar juga mengucapkan terima sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat yang terli-. bat, sehingga desa Tanjung Mas terpilih menjadi desa budaya terbaik tingkat nasional tahun 2021. Selain Desa Tanjung Mas di Aceh Singkil, penghargaan yang sama juga diterima empat desa lainnya, yakni Desa Maitara Utara, Maluku Utara, Desa Pedalaman, Kalimantan Barat, Desa Mulyasari, Jawa Barat dan Desa Tandealo, Sulawesi Barat. (b03). Negeri, sebagai bentuk apresiasi kepada Presiden dalam melestarikan budaya yang ada di Indonesia. “Hari ini 20 keluarga dan kerabat dekat mendapat gelar dalam Kesultanan Deli, di antaranya Tengku Zulkarni Otteman Mangedar Alam bin Tengku Otteman Mahmud Perkasa Alam dianugerahi gelar Tengku Besar,” ujarnya. Tengku Zulkarni Otteman Mangedar Alam merupakan adik kandungnya, saat ini masih duduk di bangku SMU. Kemudian, DR Ir H Andi Mawang Batara Soli Palaguna, M.Si diberi gelar Datuk Panglima Arya Pati Raja, Tengku Arief Hasan Delikhan gelar Tengku Pangeran Seri Indera Diraja, Tengku Syah Muhammad Parunggit gelar Tengku Pangeran Seri Mangku Negara, Tengku Ben Husni Pasoetan gelar Tengku Pangeran Seri Mangku Bumi. Lalu, Tengku Rizky Ramadhan Pasoetan gelar Tengku Pangeran Seri Setia Raja, Tengku. Haji Suhami Hidayat gelar Tengku Pangeran Setia Wangsa Negara, Tengku Otteman Ansary Hidayat Al Haj gelar Tengku Pangeran Wira Paduka Raja, Tengku Kelana Jaya gelar Tengku Pangeran Amar Setia Raja, Tengku Muhammad Dicky gelar Tengku Muda Peduka Raja Percut. Seterusnya, Tengku Ikhwan Helda gelar Tengku Seri Setia Peduka Raja, Tengku Renald Al Rasyid gelar Tengku Adhika Guna Dharmawangsa, Yudi Daeng Polewangi gelar Tuk Muda Setia Lela Bestari, Tengku Hajjah Nazariah gelar Tengku Puteri Seri Indera, Tengku Murasyida Rasyiah Murad Aziz gelar Tengku Puteri Seri Setia Jauhari, Tengku Nuhzatul Syima Delikhan gelar Tengku Puteri Seri Setia Kemala dan Tengku Moharsyah Nazmi gelar Duta Setia Narawangsa. Penganugerahan gelar adat disaksikan Perangkat Adat Kesultan Deli, dipimpin Sultan Deli XIV Tuanku Sultan Mah-. mud Lamantjiji Perkasa Alam didampingi Pemangku Sultan Deli XIV Tengku Hamdy Osman Delikhan Al-Haj gelar Tengku Raja Muda Deli, Datuq Fredy Adil Haberham, SE gelar Datuk Sepuluh Dua Kuta, Datuq Fauzie Moeris Al Haj gelar Datuq Seri Indera Asmara Diraja dan Orang-orang Besar Bergelar di lingkungan Kesultan Deli. Selain itu, Kesultanan Deli mengukuhkan gelar yang telah dianugerahkan sebelumnya, yakni kepada Prof Dr H OK Saidin, SH, M.Hum gelar Datuk Seri Amar Lela Cendikia, selama ini menjabat Kepala Urusan Pertanahan Kesultanan Deli, Tengku Osman Amal Ganda Wahid Al Haj (Tengku Aga) gelar Tengku Panglima Besar Deli. Ia merupakan putera Tuanku Sultan Azmy Perkasa Alam, Sultan Deli XII. Terakhir kepada Tengku Edar Husni Delikhan dengan gelar Tengku Temenggung Deli.(m10). lis untuk majalah, koran, juga membuat buku. Boleh jadi ia "bupati penulis" yang paling produktif saat ini. Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, dengan tagline "Megilan" tengah berusaha merekonstruksi kejayaan Lamongan, sebagai pusat peradaban Raja Airlangga, melalui pengukuhan 1000 tahun prasasti Cane. Adanya situs Makam Nyai Andongsari dan temuan sebuah situs Punden Berundak Sitinggil yang diyakini bahwa Gajah Mada lahir di Lamongan. Jejak kejayaan Lamongan juga bisa dilihat pada masa penyebaran agama Islam di pantai utara yang dilakukan Sunan Drajat, Sunan Senang Dhuwur, Joko Tingkir dan peninggalan Gapura Paduraksa Bersayap. La,oham sebagai tempat peradaban ekonomi di masa kolonial dibuktikan dengan adanya Waduk Prijetan dan tenggelamnya Kapal Van Der Wick. Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, menggunakan pendekatan tradisi gotong royong, merangkul para pemi-. kir kebudayaan, hingga para seniman agar tetap bisa berkarya dengan memanfaatkan berbagai kanal dan teknologi informasi di masa pandemi menuju kenormalan baru. Menggelar berbagai ajang festival, baik tradisi maupun kontemporer. Merenovasi Taman Balekambang dengan wajah baru, sebagai arena kreasi dan rekreasi yang lebih ramah dan mudah diakses. Awal Desember lalu, Surakarta bersama daerah lain, dinobatkan sebagai Kota Pemajuan Kebudayaan oleh Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Kota Bekasi, bertetangga dengan Jakarta, meski masuk Provinsi Jawa Barat. Akar sosio kulturalnya Kerajaan Tarumanegara. Kini dikenal sebagai kota perdagangan dan industri, berpenduduk 3 jutaan.Wali Kota Rahmat Effendi, sebagai anak betawi Bekasi, terus melestarikan identitas dan budaya Betawi, di tengah mayoritas penduduk pendatang (Jawa), dan berpacu dengan budaya metropolis. Dalam melayani warga di era pandemi, menggunakan. aplikasi LKM-Sijoni untuk layanan kesehatan berbasis NIK. dan berbagai aplikasi lain untuk layanan antar obat secara gratis, hingga kebutuhan forensik. Obyek wisata dan hiburan mulai dibuka dengan prokes. Bupati Indramayu Nina Agustina Da'i Bachtiar selain menggunakan pendekatan hukum dalam menghadapi persoalan klasik Pekerja Migran Indonesia (PMI), kini mulai menggunakan pendekatan kultural, diantaranya dengan film Ngarot. Tak tanggung-tanggung, ia ikut menjadi pemain. Film produksi lokal tersebut mengetengahkan kultur lokal wong Dermayu, memori kolektif, dengan menyentuh rasa, terhadap berbagai persoalan lokal yang aktual maupun laten. Film yang ditayangkan melalui berbagai berbagai platform itu, ditujukan untuk menggugah kesadaran kaum muda Indramayu agar berani bangkit, mengatasi stigma-stigma buruk terhadap wong Dermayu. (m06/A). Sultan Deli ..... Rahasia 10 Bupati .... Bengkulu, H.Helmi Hassan; Bupati Buton, Sulawesi Tenggara, La Bakri; dan Bupati Lamandau, Kalimantan Tengah, Hendra Lesmana. Kearifan Lokal Untuk memenangkan kesehatan (melawan Covid) dan perilaku baru, para bupati dan wali kota, menggunakan kearifan lokal, di luar cara-cara formal yang telah ditetapkan pemerintah pusat, berupa cuci tangan, pakai masker, jaga jarak. Wali Kota Padang Panjang Fadly Amram, misalnya, menjadikan rumah gadang tidak hanya rumah tinggal satu kaum, namun juga berfungsi sosial. Dalam hal ini digunakan untuk tempat isolasi mandiri warga kaum adat yang merasa ragu dan malu menjalani isolasi di Rumah Sakit Daerah, dan lainnya. Di rumah gadang mereka merasa dirumah sendiri, apalagi makanan diantar sanak saudara pula. Wali Kota Bengkulu Helmi Hassan, mereaktualisi tradisi belenguk (berkumpul berkerumun) gaya baru dengan berba-. Terobosan Kebudayaan Di samping menjaga keseimbangan kesehatan dan ekonomi, para bupati dan wali kota terus berusaha mewujudkan kerja-kerja kebudayaan dan penggunaan teknologi informasi. Bupati Magetan Suprawoto, yang punya visi misi menjadikan kabupaten literasi, misalnya, menggenjot berbagai program literasi, seperti penulisan sejarah desa, sejarah sekolah. Memfasilitasi motor penggerak kelompok penulis yang telah menerbitkan ratusan judul buku. Menggelar apresiasi melalui program purnama sastra dengan membaca puisi (jawa), cerita pendek, mendongeng, bedah buku. Ditengah kesibukan melayani rakyat, Suprawoto sendiri terus menu-.
(3) Budaya. WASPADA Minggu 19 Desember 2021. A3. Laut, Kini Tak Seindah Dalam Puisi Oleh: Nasib TS ADA banyak cerita di laut. Para pujangga terdahulu memuja laut sebagai sumber keindahan dan penghidupan. Juga tentang kepahlawanan dan romantisme percintaan. Kini, masihkah laut seindah dalam puisi? Tahun ini Indonesia memiliki agenda peringatan Hari Nusantara yang ke-20. Hari nasional itu jatuh Senin, 13 Desember 2021. Hari Nusantara pertama kali dideklerasikan pada 13 Desember 1957 dan dicanangkan tahun 1999. Namun baru diresmikan sebagai hari nasional oleh pemerintah pada 2001 melalui Keputusan Nomor 126 tahun 2001. Bicara nusantara tidak terlepas dari masalah kelautan. Maka tak salah kalau negeri kita disebut negeri bahari. Pada deklarasi pertama yang dikenal sebagai Deklarasi Djuanda itu berbunyi: “Bahwa semua perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang masuk daratan NKRI adalah bagianbagian yang tak terpisahkan dari wilayah yurisdiksi Republik Indonesia.” Lalu, apa hubungannya laut dengan karya sastra? Deklarasi Djuanda menegaskan laut memiliki potensi dan posisi penting dalam kehidupan kita. Penguatan budaya bahari negeri ini perlu dikedepankan. Pada tataran itu, banyak tema-tema laut yang perlu direvisi. Sikap ini pulalah yang mengemuka ketika sejumlah penyair Sumut melakukan ekspedisi “Telusur Jejak Orang Laut” di Desa Perlis, Kecamatan. Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara sekira dua tahun lalu. Pada saat itu, Tengku Zainuddin, seorang aktivis budaya dari Lingkar Nalar Boemi Putera, dan sejumlah penyair —diantaranya Sugeng Satya Darma, Karahayon Suminar (almarhum), Sumargi Gunarto, Mihar Harahap (almarhum), Mansur Nasution, Idris Siregar, Yunus Rangkuti dan Nasib TS— melakukan penjelajahan di sekitar perairan Kuala Lepan, Desa Perlis, hingga pesisir Selat Malaka. Mereka menemukan fakta berbeda tentang laut dari yang digambarkan para pujangga zaman dulu dalam karyakarya mereka. Tak ada lagi debur ombak yang menyanyikan kedamaian, sedamai nyiur melambai pada air yang bening. Debur ombak di laut kini bergemuruh dengan nyanyian kegelisahan tentang kondusivitas laut yang terancam sengketa zona tangkapan antara pukat trawl dengan nelayan tradisional. Tentang pencemaran pantai yang meracuni habitat para ikan, udang, kerang, kepiting dan biota laut lainnya. Juga tentang abrasi dan lenyapnya mangrove sebagai penyangga utama ekosistem pesisir. Debur ombak di laut juga telah mengalami pergeseran. tafsir. Bergeser dari imajinasi membangun ketenteraman hati yang melambangkan kesejahtaraan, menjadi imajinasi yang menyerang kepiluan dan menyayat-nyayat perasaan. Laksana konser yang melagukan sejuta penderitaan. Penderitaan para nelayan, penderitaan hutan bakau dan penderitaan ikan-ikan. Fakta ini sekaligus menjawab pertanyaan di awal tulisan tadi. Bahwa laut tak lagi indah seperti puisi pujangga ‘tempo doeloe’. Proyek yang digagas Lingkar Nalar Indonesia Boemi Poetra dan Forum Sastrawan Deliserdang itu pun kemudian melahirkan karya berisi tentang ekspedisi mereka terhadap laut. Karya yang tentu saja berpijak pada realitas kejujuran. Bahwa laut di Desa Perlis itu indah, tapi tercabik oleh keserakahan manusia, oleh pencemaran pabrik, perkebunan kelapa sawit, pencemaran limbah, sampah plastik dan lainnya. Ini jelas mengingkari sebuah gambaran yang disenandungkan pujangga bahwa laut digambarkan sesuatu yang indah dengan senjanya atau dengan nyiur melambai. Setelah ekspedisi pertama di Desa Perlis, Langkat itu, kita tunggu ekspedisi selanjutnya. Konon, setelah ekspedisi pertama, kabarnya akan ada ‘ekspedisi orang laut’ selanjutnya. Pantai kita ini sangat luas. Banyak orang yang mengeksplorasi sekaligus mengeksploitasi pantai dengan kekayaan alamnya. Sejalan dengan hal itu, banyak korban dari dampak kejahatan lingkungan perairan. Sementara mata yang mengawasinya sangat terbatas. Kita juga acapkali alpa dari. kesadaran terhadap pantai sebagai wilayah publik. Setelah di Perlis, apa kabar di Belawan, Percut, Pantai Labu, Pantai Cermin, Tanjungbalai, Sibolga dan lainnya? Memang masih menyisakan keindahan, tapi keindahan itu siap-siap terancam kepentingan pemodal atau atas nama kepentingan publik tapi tak mengindahkan kepentingan azasi manusia yang lain. Kita sering mendengar informasi tentang keluhan nelayan atas wilayah yang direklamasi, pantai yang terpapar gemuruh suara pesawat di bandara dan pantai yang tercemar tenaga uap batubara pembangkit listrik. Nah, sejauh mana sastrawan bersuara dalam genangan batin warga yang terdampak itu? Sebagaimana jurnalis yang bekerja, maka sastrawan pun sebenarnya bisa bekerja lebih peka. Bila jurnalis bekerja berdasarkan informasi dan fakta, maka sastrawan bisa bekerja dari dimensi berbeda. Pendekatan bisa dilakukan dengan cara lebih mendalam tentang masa depan, masa kini dan masa lampau. Tentang kemungkinankemungkinan masa itu yang bisa dieksplor dengan imajinasi dan hukum-hukum sastranya. Sastrawan bisa bekerja dengan karya mereka dalam bentuk puisi, cerpen, skenario atau novel. Sehingga tema-tema laut dan ekosistemnya tetap kontekstual dengan zamannya. Undang-undang Dasar 1945 pada pasal 33 mengamanahkan pada pemerintah “Bumi, air dan segala isinya dikuasai oleh negara. Dan dikelola sebesarbesarnya untuk kemaslahatan. masyarakat”. Di sini jelas bahwa alam dan segala isinya dikelola untuk kemaslahatan masyarakat. Bukan sebagian masyarakat. Masyarakat itu adalah kita. Karena itu laut adalah wilayah publik dan siapapun bebas menikmati segala kekayaan alamnya. Orang yang menikmati sangat pantas menjaganya. Saya rasa ini wilayah etika moral termasuk wilayah tanggungjawab anda dan saya. Apalagi penyair sebagai pihak yang menyanyikan suara kemaslahatan publik lewat puisi, lewat cerpen, lewat skenario dan lewat novel. Dalam konteks ini kita batasi tentang laut dengan karut marutnya. Kata orang, kita adalah negeri bahari yang kaya dan indah. Nyatanya, laut belum seindah puisi kita. Perlu Gerakan Kalau begitu kita memerlukan sebuah gerakan moral bersama untuk membenahi laut kita yang terancam oleh kepentingan. Karena laut tidak hanya hanya masalah lingkungan saja. Tidak hanya masalah ekonomi saja. Tidak hanya masalah pariwisata saja. Tidak hanya masalah keamanan saja. Masalah laut juga dilihat sebagai masalah sosial dan budaya. Tidak hanya jurnalis dengan reportasenya, tapi sastrawan juga dengan puisi, cerpen, sekenario dan novelnya. Kita perlu riset sebelum berkarya. Kita perlu karya dari hasil observasi langsung di lapangan. Maka penulis mengapresiasi acara “Deliserdang dalam Seni” —sastrawan dan pelukis membuat karya bersama di daerah Sembahe,Sibolongit,Deliserdang, baru-baru ini. Acara itu digagas Forum Sastrawan Deliserdang. dan Sanggar Rowo. Sebanyak delapan pelukis dan enam sastrawan Deliserdang membuat karya bersama dengan obyek alam secara langsung. Kebetulan obyek yang digarap adalah keindahan alam. Sehingga dari sana lahir karya-karya yang indah dari pelukis dan penyair. Karya yang lahir dari observasi ini bisa didekatkan dengan sektor pariwisata. Di sana memang ada persoalan untuk menggairahkan pariwisata setelah didera pandemi. Sebagai sebuah kegiatan, hal itu pantas diapresiasi. Apalagi kegiatan ini kabarnya didukung oleh Wakil Bupati Deliserdang H MAYusuf Siregar. Konon wakil bupati meminta hajatan itu berlanjut ke depannya. Ini keterlibatan aparat negara yang pantas diacungi jempol untuk para senimannya agar peka terhadap masalah lingkungan. Dalam konteks ini, laut memang perlu mendapat sentuhan. Kita pun berharap dengan program yang disebut di awal tulisan ini yakni, “Telusur Jejak Orang Laut” ditambah dengan program “Deliserdang dalam Seni” membuat Deliserdang akan bergairah dengan karyakarya yang peduli dengan lingkungannya. Keduanya samasama bergerak. Sama-sama berkarya dengan tema bersumber dari obyek yang real. Yang membedakan, mungkin yang satu bergerak dengan dukungun mandiri dan yang satu bergerak dengan skup Deliserdang oleh dukungan pejabat pemerintah. Kedua program ini dicatat dibawa Forum Sastrawan Deliserdang. Selebihnya tinggal mengatur jadwal saja. * Penulis adalah Sastrawan. Catatan Perjalanan Budaya (2). Nazar Dan Keterbatasan Oleh: Nevatuhella SUDAH satu bulan aku dan Heikal anakku meninggalkan Kota Medan. Kami berangkat dari Medan menuju Padang, 10 November sekira jam 12 siang. Hanya Fahmi (putra sulung Alm. Damiri Mahmud) dan istrinya Dina yang mengantar kami di stasiun keberangkatan bus antar kota antar provinsi, ALS. Mengapa kami seolah terburu meninggalkan Medan? Salah satu alasannya karena kegalauan menunggu pengumuman hasil wawancara LPDP Heikal yang sudah dilakukan 26 Oktober yang lalu. Padahal kalau menurut wawancara yang dilakukan, kami optimis Heikal bakal lulus. Apa yang menjadi pegangan kami ialah ibu pewawancara memberi komentar kepada begini, “Kok kamu memilih universitas dalam negeri? Padahal kamu sudah nulis di Kompas!” Menurut Heikal jawaban-. nya waktu itu adalah berikut ini. “Saya menghormati keterbatasan saya. Kemampuan bahasa Inggris saya belum cukup untuk mengambil universitas luar negeri.” Kalimat ini muncul spontan––yang sudah cukup lama tersimpan dalam memorinya. Kalimat ini adalah pengakuan Damiri Mahmud dalam proses kreatifnya untuk kumpulan cerpennya Patung. Heikal menambah pula, “Insya Allah S3 saya akan ke luar negeri.” Kalau sudah begini bagaimana mungkin Heikal tidak menjadi salah seorang yang tepilih dari jumlah 4000 orang lebih yang lulus seleksi LPDP tahun ini. Maka kegalauan dan digdug hati kami terselesaikan dengan kebahagiaan. Malam di penghujung tanggal 6 Desember berdengung notifikasi: Selamat Anda lulus wawancara LPDP. Wawancara merupakan tahap akhir kelulusan penerima. beasiswa LPDP. Lusanya, saya mulai menunaikan nazar untuk mengkhatamkan Al-Quran. Sedangkan Heikal bernazar puasa selama satu bulan. Saya tak bisa tak ikut puasa di hari pertama dan ketiga Heikal puasa. Kami berada di kota kembang Bandung. Hingga hari ini ucapan selamat dari teman dan keluarga bersinambungan. Komentar pun berdatangan. Salah satunya, dari Muhammad Zubeir Sipahutar—penulis opini yang sedang mengikuti kuliah S2 di USU. “Rezeki tidak akan penah tertukar, Kal,” ujar rekan Heikal yang menjuarai Debat Bahasa Indonesia di BBSU (2016). Dua sepupu Heikal, yang lulus dari FKM dan FIB USU menyatakan siap mengikuti jejak Heikal. Bulan Februari 2022, pendaftaran LPDP akan dibuka kembali. Kedua sepupunya ini bahkan memiliki indeks petasi (IP) di atas 3,5. Heikal dan dua sepupunya merupakan mahasiswa beasiswa Bidikmisi Kemdikbud.. Ketiganya berasal dari SMA Negeri Tanjungbalai yang berbeda. Peluang LPDP Afirmasi memang waktunya sudah habis. Adapun LPDP Afirmasi ditujukan untuk mahasiswa yang berkemampuan finansial lemah, dan diprioritaskan untuk calon master (S2) pertama dalam keluarga. Jumat tengah hari. Seperti kebiasaannya di Medan, Heikal pergi shalat Jumat di Masjid AlFurqan di Kompleks Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Jumat ini, merupakan Jumat keempat meninggalkan Medan. Jumat pertama, Heikal menunaikannya di Masjid Raya Sumatera Barat yang anggun dan khas. Banyak jemaah yang kelihatannya berasal dari luar kota, termasuk kami. Jumat kedua Heikal di Liwa, yang dijuluki kota berbunga di provinsi Lampung. Jumat ketiga di Tambun, Bekasi. Melanjutkan studi ke tingkat S2 memang menjadi cita-cita kuat Heikal. Bayangan untuk. lulus beasiswa LPDP tak terkirakan sebelumnya. Bahkan, pada sekira bulan Juni lalu, saya menceritakan pada seorang teman, rencana Heikal mau kuliah S2 di USU saja. Caranya meminjam uang di tempat ia bekerja untuk bayaran uang kuliah plus uang pembangunan masuk, lebih kurang Rp15 juta. Sebuah usaha yang cukup memberatkan jika dilakukan. Seperti kata teman Heikal, Muhammad Zubeir Sipahutar, rezeki tak pernah salah alamat. Untuk kegigihan dan keseriusan Heikal melakukan berbagai upaya mengikuti seleksi LPDP, takdir sebuah realitas terpapar di depan mata. Seperti dia lulus SNMPTN dan beasiswa Bidikmisi di USU, enam tahun silam (2015). Heikal waktu itu tak percaya dia menjadi mahasiswa USU. Bagi sebagian golongan masyarakat Indonesia yang berekonomi kuat dan punya visi besar untuk pendidikan, kuliah di tingkat S2 atau S3 hal biasa.. Bahkan mereka sudah keluar Indonesia di tingkat sarjana. Bagi yang berekonomi lemah itu merupakan sebauah pencapaian yang luar biasa. Sebulan penuh berpuasa bagi Heikal dan saya mengkhatamkan Al-Quran merupakan nazar kami kalau Heikal lulus LPDP. Nazar ini kami cetuskan ketika di minggu kedua kami berada di Liwa, Lampung Barat. Allah Swt adalah penentu takdir manusia. Pada manusia kita selalu berterimakasih, kepada Allah yang maha luas dan maha Agung merupakan kewajiban. Puasa Heikal dan bacaan Al-Quran saya, adalah sebagai rasa terima kasih dan sanjungan maha besar padaNya. Dengan ibadah ini semoga kami semakin dekat kepadaMu. Semoga cahaya pengetahuan yang kami dapat tak melebihi cahaya kesalehan kami sebagai hamba yang naif. Petunjuk dan hidayah-Mu selalu kami harapkan.. Gayo Dalam Secangkir Kopi Oleh: Kamal Nasution GAYO ternyata tak hanya kopi, tapi juga sejarah dan budaya. Temuan sejumlah benda-benda arkeologi oleh Balai Arkeologi Sumatera Utara di Ceruk Mendale adalah buktinya. Temuan itulah yang Jum’at pekan lalu (10/12) dibahas dalam. dialog “Gayo Prasejarah” di Balai Arkeologi Sumatera Utara, Medan. Dialog itu sendiri merupakan rangkaian dari kegiatan Desember Kopi Gayo 2021 yang digagas oleh penyair asal Gayo, Fikar W Eda dan kawan-kawan. Sejumlah pakar hadir untuk. membahas temuan arkeologi di Ceruk Mendale itu dari berbagai sisi. Para pakar tersebut antara lain Dr KetutWiradnyana MSi (Kepala Balai Arkeologi Sumatera Utara) yang memaparkan hasil penelitian Arkeologi Ceruk Mendale. Juga peneliti linguistik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Dardanila MHum yang membicarakan kaitan. Waspada/ist. SEJUMLAH Sastrawan Fosad hadir dalam acara Desember Kopi Gayo tahun 2019.. temuan Ceruk Mendale, Bahasa Gayo dan penyebaran Bahasa Austronesia. Pembicara lainnya adalah pakar adat Gayo yang juga Ketua Majelis Adat Gayo, H Aspala Bantacut SE MM yang mengulas temuan Ceruk Mendale dan Ekspresi Artistik Motif-Motif Gayo. J u g a D r P h i l To e t i k Koesbardiati (Koordinator Program Studi S3 Ilmu Sosial, FISIP, UNAIR) yang memaparkan hasil analisa kerangka manusia purba Ceruk Mendale. Dr Toetik menyebut sudah pernah datang ke Gayo dan meneliti temuan Ceruk Mendale. Pembicara berikutnya adalah Sylviana Mirahayu ST MT, dosen Universitas Panca Budi yang memaparkan rencana penataan Ceruk Mendale sebagai museum outdoor. Meski secara virtual, turut juga menjadi pembicara pakar ekonomi makro, Dr Ardi Adji dari Pokja Kebijakan TNP2K Sekretariat Wakil Presiden RI. Ardi memaparkan pemikirannya tentang temuan Ceruk Mendale dalam Pembangunan Kawasan Dataran Tinggi Gayo.. Kegiatan Budaya Kegiatan Desember Kopi Gayo 2021 merupakan rangkaian kegiatan budaya yang diinisiasi oleh penyair asal Takengon, Fikar W Eda dan kawan-kawan untuk mengisi panen raya kopi. Setelah tahun lalu terhenti akibat pandemi covid-19, tahun ini, menurut Fikar, kegiatan diisi dengan pertunjukan seni dan dialog virtual dan non virtual. Salah satunya adalah Dialog Gayo Prasejarah yang berlangsung di Balai Arkeologi tersebut. Selain diskusi itu, Desember Kopi Gayo 2021 juga dimeriahkan dengan “Pentas Puisi Desember Kopi Paya Tumpi” di Kampung Paya Tumpi Baru Aceh Tengah pada 15 Desember 2021. Kemudian “Dialog Kopi, Pinus dan Te m b a k a u ” d i Fa k u l t a s Pertanian Universitas Gajah Putih Takengon pada 16 Desember 2021. Sedangkan puncak kegiatan Desember Kopi Gayo 2021 dipusatkan di Kampung Kuyun Kecamatan Celala Aceh Tengah, pada 18 Desember 2021. Tahun ini, Desember Kopi Gayo akan dihadiri para. seniman yang berasal dari Banda Aceh, Bireuen, Deli Serdang, Medan, Bali, Yogyakarta, Batam dan Riau. Para seniman tersebut hadir dengan menampilkan aneka pertunjukan di kebun kopi, kedai kopi dan pabrik kopi. Sedangkan Forum Beru Gayo menerbitkan kumpulan puisi dengan tema “Perempuan dan Gayo Prasejarah.” Tak hanya itu, peserta Desember Kopi Gayo juga dipandu melakukan wisata Gayo prasejarah dengan mengunjungi situs Mendale, Loyang Pukes dan lain-lain. Kegiatan Desember Kopi Gayo sendiri digagas oleh penyair Fikar W Eda dengan dukungan dari para seniman yang bergabung dalam Komunitas Rangkaian Bunga Kopi, Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia dan Komunitas Gayo Prasejarah. Kegiatan Desember Kopi Gayo pertama kali diselenggarakan pada 2016 dan dihadiri seniman dari 18 provinsi di Indonesia yang kemudian menerbitkan kumpulan puisi “Kopi 1550 MDPL” dengan kurator Salman Yoga, Mustafa Ismail dan Fikar W.Eda. (*). Catatan Budaya. Kekuasaan Oleh: S. Satya Dharma KEKUASAAN, dimanapun, memang suka berlebihan. Tak hanya mewujud dalam bentuk sebilah pedang, acapkali kekuasaan itu mempersonifikasikan diri sebagai kepanjangan tangan Tuhan. Bejana sejarah penuh oleh catatan soal itu. Al-Hallaj dipancung. Syekh Siti Jenar, Socrates, Galileo, pun demikian nasibnya. Para pencari kebenaran sejati itu dipaksa bertekuk lutut oleh kekuasaan dari jenis makhluk yang sama dengan mereka; manusia. Kekuasaan, di muka bumi ini, memang seringkali melebihlebihkan dirinya hingga mengambil alih hak Tuhan. Karena itu, kekuasaan seringkali pula tak merasa perlu dukungan mayoritas jika dengan dukungan minoritas saja ia bisa melakukan apapun yang diinginkan. Jadi, tak aneh kalau kekuasaan menjadi buta, tuli dan kehilangan nilai intrinsiknya. Sepanjang sejarah kehidupan, sudah terlalu banyak cerita tentang kekuasaan yang buta, tuli dan kehilangan nilai itu. Kekuasaan makhluk yang justru menjadi teror bagi makhluk lainnya. Dalam khazanah sufisme, Al Hallaj adalah contoh terunik dari wujud kekuasaan yang buta dan tuli itu. Al Hallaj tetap saja dirajam dan dipancung meski sebagian dari para sufi ragu-ragu dengan keputusannya. Sebab, bisakah keyakinan dihukum dan diadili? Hal yang sama masih sering terjadi saat ini, di negeri ini. Asy-Syibli contohnya. Ia sesungguhnya tak begitu yakin Hallaj bersalah. Toh demi memenuhi hasrat kekuasaan, Syibli ikut melemparkan sekepal tanah ke wajah Hallaj. Dari sekian banyak lemparan, justru lemparan Syibli itulah yang membuat Hallaj mengeluh. “Aku tidak mengaduh karena lemparan batu dari orangorang yang tidak mengetahui itu. Aku mengeluh karena sekepal tanah itu justru dilemparkan ke wajahku oleh Syibli, orang yang mengetahui,” keluh Hallaj. Kisah Hallaj, Syekh Siti Jenar, Galileo, Socrates dan banyak lagi yang lain, adalah tragedi kemanusiaan sepanjang abad atas nama dan oleh sebab yang sama; yakni kekuasaan yang melebihi batas. Dan sejarah membuktikan, dalam setiap kali terjadi klaim yang berbeda atas kebenaran, maka para pemegang kekuasaanlah yang memenangkan pertarungan. Al Hallaj, Siti Jenar, Socrates, Galileo adalah tragedi besar kemanusiaan sepanjang abad ketika pikiran merdeka harus berhadap-hadapan dengan pemegang kekuasaan dengan pedang tajam terhunus di tangan. Seperti sudah saya singgung, dalam bentuk, kapasitas dan versi yang berbeda, tragedi kemanusiaan semacam itu masih terus terjadi di berbagai belahan dunia ini, bahkan hingga sekarang. Malah, di negeri ini, “ijtihad ulama” dan ajakan kembali ke jalan kebenaran, seringkali justru diperangi karena dianggap “menyimpang” dari jalan kebenaran yang diyakini penguasa. Tak jarang, ketika ada seseorang atau sekumpulan orang mencoba berijtihad, memberi tafsir baru terhadap gejala buruk yang berlangsung dan berkembang dalam kehidupan bangsa dan negaranya, kekuasaan dalam berbagai tingkatan dan posisinya seringkali mengambil over upaya itu dengan mem-fait accomply duduk soalnya. Dan kekuasaan yang demikian itu seringkali tak membutuhkan argumen pembenar untuk setiap tindakan yang diambilnya. Di negeri ini, dalam tingkat dan level yang berbeda-beda, wujud kekuasaan yang demikian itu masih terus berlangsung. Tak hanya di pusat pemerintahan negara, tapi juga di daerahdaerah. Tak hanya di lingkungan penyelenggara pemerintahan, tapi juga di lingkungan kehidupan masyarakat awam. Fitnah dan pendzaliman masih terjadi dimana-mana. Seringkali atas nama stabilitas dan toleransi, fitnah dan pendzaliman itu berlangsung tak terkendali. Seakan jalan musyawarah telah tertutup rapat. Seolah pintu dialog sudah terkunci mati. Hari ini, situasi itu diperparah oleh fasilitas media sosial yang tanpa batas dan tak terkontrol. Ah, entahlah apa yang sedang direncanakan Allah sang Maha Pembuat Makar terhadap manusia di dunia ini. Yang pasti, ketika kekuasaan telah mengunci pintu ijtihad dengan rapat, ketika pemegang otoritas kebenaran telah menutup jalan musyawarah dan mufakat, lantas apalagi yang bisa kita harapkan? Allah, ampunilah kami. (*). Album LK Ara:. Masih Terus Berkarya MESKI usianya sudah sepuh, mantan wartawan Harian Waspada kelahiran Takengon 12 Nopember 1937 ini rupanya tak mau berpisah dengan dunia yang dicintainya, kesenian. Dialah Lesik Kati Ara atau lebih dikenal dengan panggilan LK Ara, sastrawan budayawan Indonesia yang tahun lalu meraih Anugerah Kebudayaan dari pemerintah Indonesia. Dalam usianya yang sudah menginjak 84 tahun, pak Ara, begitu ia suka dipanggil, masih terus menulis dan bergiat dalam banyak aktivitas seni budaya, khususnya Sastra dan seni tradisional Gayo, Didong. Dia bahkan tak hanya menulis, tapi juga mengumpulkan dan melakukan penelitian. Bahan di usianya yang tak muda itu, dia tak pernah lelah hadir dari satu kegiatan seni ke kegiatan seni lainnya. Maka tak berlebihan jika sejumlah sastrawan Indonesia sangat menghormatinya. Beberapa tahun lalu misalnya, pak Ara mendapat kado istimewa dari para seniman atas dedikasi dan kesetiaannya itu.Yakni sebuah buku berisi kumpulan karyanya berjudul “Jejak Kata.” Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Imaji dan diluncurkan di Jakarta itu berisi puisi, prosa dan esai karya lebih dari 50 seniman dan sastrawan Indonesia. Semuanya dipersembahkan untuk LK Ara. LK Ara adalah sastrawan senior Indonesia yang sudah menulis dan melakukan kegiatan terkait kebudayaan sejak puluhan tahun lalu. Menulis puisi adalah aktivitas utamanya yang kemudian menempatkannya sebagai salah satu sastrawan penting Indonesia. Selain puisi, alumni Taman Madya Taman Siswa Medan ini juga menulis cerita pendek, cerita rakyat, cerita anak, esai, dan lain-lain. Adalah pak Ara pula yang memperkenalkan To’et, penyair tradisi Gayo kepada masyarakat seni Indonesia. Budayawan Gayo yang pernah menjadi guru ini, juga aktif mengumpulkan Didong dari Gayo dan pantun dari Bangka Belitung. Sampai hari ini setidaknya dia berhasil mengumpulkan 2.000 pantun, dimana 1.000 di antaranya telah diterbitkan pada tahun 2005 dengan judul “Pucuk Pauh” oleh Yayasan Nusantara. Sampai hari ini lebih dari 20 judul buku sudah lahir dari tangannya dan diterbitkan oleh berbagai penerbit di Indonesia. Di antaranya antologi sastra budayawan Aceh “Seulawah”, antologi “Jabal Ghafur 86” dan “Aceh dalam Puisi”, “Angin Laut Tawar”, “Manuk Sali Gobal” (ed.), “Junjani” (puisi bahasa Gayo), “Loyang Sekam” (puisi bahasa Gayo), “Buntul Kubu” (puisi bahasa Gayo), “Namaku Bunga”, “Kur Lak Lak”, “Senandung Burung Burung”, “Pohon Pohon Sahabat Kita”, “Antologi Puisi Penyair Aceh” (ed,), “Catatan Pada Daun”, “Dalam Mawar”, “Perjalanan Arafah”, “Si Karmin jadi Ulama” dan banyak lagi. Siplah! (susdha).
Dokumen terkait
Kerja sama ini dilakukan untuk meningkatkan sumber daya yang ada karena akan terjadi pertukaran informasi,” sebutnya.Disebutkannya dalam presentasi, USU telah melakukan kerja
Selain itu, kita juga berdoa bersama, agar banjir tidak me- luas dan yang terdampak banjir bisa tabah dan lebih meningkat ketaqwaan dan tidak mengeluh, sebab bisa saja Allah
Agus Susanto Manajer PKS Sei Silau menam- bahkan “Bantuan batu pitrun ini kami harapkan dapat membantu banyak pihak, bukan hanya masyarakat sekitar Buntu Pane juga masyarakat
Indonesia termasuk yang kena aturan sangat berat itu karena jamaahnya harus melalui negara lain (ketiga) yang kondisi pandemi Covid-19 sudah dapat ditangani dengan baik alias
Di mana, sebelumnya petugas telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar pada saat PPKM Darurat, tidak ada yang membuka toko terutama yang non esensial.. Kapolsek menegaskan,
Dijelaskan Hadi, kompleksnya masalah yang ada, baik dalam hal infrastruktur, ketenagaker- jaan dan pemukiman masyarakat saat ini, me- nyebabkan wajah wilayah Medan Utara terkesan
Calon peserta lelang diwajibkan untuk melihat, membaca dokumen bukti kepemilikan serta dokumen lainnya yang berkaitan dengan objek lelang, melihat kondisi fisik objek lelang
Para guru perintis siap terbang ini perlu diterjunkan pada kantong-kantong lokasi yang jauh dari kota dan’tersulit’ dari aspek komunikasi maupun sarana antarlintas kota.Mereka