BAB II
REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET
2.1 Review Literatur
Dalam melaksanakan manajemen media online, farenting.com menggunakan konsep-konsep dalam kajian komunikasi khususnya di bidang jurnalistik, yaitu:
jurnalisme online, peran editor dalam jurnalisme online, etika penulisan jurnalisme online, dan nilai berita.
2.1.1 Jurnalisme Online
Dalam konteks jurnalistik, baik studi maupun praktik, fasilitas online tak dapat dipisahkan dari aktivitas jurnalistik. Berbagai kegiatan jurnalisme, salah satunya yaitu jurnalisme online atau cyber journalism. Hal menarik yang menjadi pembeda antara jurnalisme online dan konvensional adalah munculnya tingkat keterlibatan masyarakat yang lebih tinggi dalam menulis dan menyampaikan berita. Lima perbedaan antara jurnalisme online dan jurnalisme konvensional menurut Rafaeli dan Newhagen, yaitu kemampuan internet untuk menggabungkan banyak media, kurangnya tirani penulis atau pembaca sehingga perhatian audiens tidak dapat dikendalikan, dan internet dapat membuat proses komunikasi berkelanjutan dan interaktivitas web, serta kecepatannya yang menyeluruh menjadi menarik dan menakutkan.
Menurut (Muhtadi, 2016), keterbukaan dan kebebasan dari jurnalisme online nyaris tidak dapat dihambat. Siapapun dapat memberikan informasi mengenai suatu peristiwa, namun harus tunduk pada ketentuan kode etik jurnalistik dan tidak boleh berdasarkan subjektivitas sendiri. Karakteristik jurnalisme online menurut James C. Foust dalam bukunya Online Journalism, Principle and Practices of News of the Web (Foust, 2017), sebagai berikut:
a. Audience Control
Jurnalistik online memungkinkan pembacanya lebih leluasa dalam memilih berita yang ia inginkan. Mereka bisa berpindah dengan cepat dari berita satu ke berita yang lain dan portal satu ke portal lainnya.
4
b. Nonlinearity
Jurnalistik online memungkinkan setiap berita yang disampaikan sesuai dengan minat pembaca. Pembaca bisa dengan bebas memulai bacaannya dengan berita terbaru atau berita yang diunggah setahun yang lalu.
c. Storage and retrieval
Jurnalisme online memungkinkan berita tersimpan, terarsip, atau terdokumentasi dan dapat dengan mudah diakses kembali oleh pembaca.
Kemudahan ini yang membuat penggunanya semakin memilih media online.
d. Unlimited Space
Jurnalistik online relatif tanpa batasan jumlah berita dan informasi yang dipublikasikan, juga tanpa batasan jumlah huruf, kata dan kalimatnya.
Berbeda dengan jurnalisme cetak yang jumlahnya dibatasi.
e. Immediacy
Informasi yang disampaikan lebih cepat dan langsung ke pembaca.
Penggunaan internet sebagai medium untuk menyebarkan informasi secara cepat. Berbeda dengan jurnalisme cetak, ketika berita baru bisa dibaca sehari setelah peliputan.
f. Multimedia Capability
Berita yang release tidak hanya berupa teks dan foto, tetapi dilengkapi dengan audio video, bahkan infografis sebagai penjelas. Gunanya untuk mempermudah penyampaian pesan dan lebih inovatif.
g. Interactivity
Adanya peningkatan partisipasi pembaca di setiap berita, dengan tersedianya kolom komentar atau fasilitas media sosial yang memudahkan pembaca menyebarkan berita di akun media sosialnya.
2.1.2 Peran Editor dalam Jurnalisme Online
Jurnalisme online yang disebut sebagai terobosan baru di dunia jurnalistik ini memiliki kelebihan yaitu lebih cepat publikasinya dibanding jurnalistik konvensional. Namun, hal tersebut tetap harus memperhatikan ketentuan atau kriteria penulisan pada suatu berita (Pers, 2017).
5
Sebelum dipublikasi, sebuah berita harus melewati proses editing. Proses ini dikerjakan oleh seorang editor. Tugasnya menyeleksi dan memperbaiki kata pada berita sebelum dipublikasikan. Dalam media massa, peran seorang editor yang berarti adalah hati nurani sebuah media yang menyelaraskan setiap beritanya sesuai dengan visi, misi, dan rubrikasi media. Secara teknis, tugasnya memperbaiki penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan, tata bahasa, dan sebagainya. Hal-hal mendasar dari kegiatan penyuntingan berita oleh editor, antara lain (M.Romli, 2005):
1. Mencegah terjadi kesalahan ejaan, kesalahan fakta, struktur kalimat dan struktur berita
2. Memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca, tata bahasa, dan ejaannya 3. Menghindari arah penulisan menuju penghinaan atau menimbulkan arti
ganda, dan tidak boleh membosankan
4. Mengubah kata atau kalimat yang berlebihan menjadi lebih efektif
5. Menghindari pemberitaan yang sudah basi agar tidak menjadi kontradiksi 6. Menyeleksi berita-berita yang masuk atau diberikan oleh para reporter
Jurnalisme online lebih unggul dibanding jurnalisme konvensional karena aspek kecepatannya pada publikasi. Hal ini dapat terjadi karena peran editor yang menjadi kunci dalam berjalannya proses jurnalisme online. Terdapat 8 poin peran editor berita dalam jurnalisme online, yaitu: memeriksa akurasi kata atau kalimat, memeriksa tata bahasa, struktur pelaporan, gaya penulisan, merencanakan naskah yang akan publikasikan, menyetujui postingan naskah, memberi saran pada desain, dan mengatur deadline atau tenggat waktu.
Jika terjadi kesalahan dalam penulisan maka tanggung jawab ada pada editor. Tanggung jawab seorang editor sangat berat dan penuh risiko. Ia dituntut untuk mengolah berita yang menarik untuk pembaca dan mudah dipahami. Seorang editor harus mampu memotong berita agar masuk pada kolom yang disediakan, namun tetap pada konteks makna yang sama, tidak rancu dan tidak menyesatkan maknanya.
6
2.1.3 Etika Penulisan Jurnalisme Online
Kebebasan penyebaran informasi di media online memang tak bisa dihindari. Namun, farenting.com mengelola setiap artikelnya dengan hati-hati.
Setiap informasi atau data yang dikutip selalu menuliskan sumber dan diolah menjadi kalimat yang berbeda (parafrase). Beberapa etika menurut Mindy Mc Adams (M. Romli, 2012) yang dijadikan acuan seorang editor dalam menyunting sebuah artikel farenting.com, yaitu:
a. Tidak Plagiat
Tidak menyalin tulisan, gambar, dan karya sejenis lainnya tanpa mencantumkan sumber asalnya. Pengecualian jika gambar yang digunakan bersumber pada satu perusahaan media atau dengan naungan yang sama. Dan setiap foto yang dipublikasi memiliki copyright atau hak cipta.
b. Terbuka
Transparansi atau terbuka saat menyebarkan informasi sesuai apa yang didapatkan. Tidak boleh menutupi suatu informasi dan kesalahan seseorang. Editor juga harus teliti saat mengedit artikel-artikel yang dikirimkan oleh reporter. Agar tidak terjadi kesalahan dan disinformasi.
c. Cek dan Ricek
Setiap tulisan artikel dilengkapi dengan dua sudut pandang berbeda atau cover both side. Hal ini bertujuan untuk menampilkan semua fakta dan sudut pandang yang relevan. Sebagai jurnalis harus bersikap netral dan tidak boleh memihak. Verifikasi informasi menjadi nomor satu setelah aspek kecepatan.
2.1.4 Nilai Berita (News Values)
Menurut Downie JR dan Kaiser (Kurnia, 2017) nilai berita merupakan istilah yang tidak mudah diartikan. Nilai sebuah berita ditentukan oleh seberapa jauh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Syarat tersebut yang menjadi ukuran penting tidaknya atau sebagai tolak ukur untuk menentukan layaknya sebuah berita. Sifat atau ciri yang harus dimilik sebuah berita (Barus, 2010), dijelaskan sebagai berikut:
7
a. Penting (Significance)
Memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan orang banyak, atau kejadiannya mempunyai akibat dan dampak yang luas terhadap kehidupan khalayak pembaca.
b. Besaran (Magnitude)
Sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka yang besar hitungannya yang menjadikan sesuatu berarti dan menarik untuk diketahui orang banyak
c. Kebaruan (Timeless)
Memuat peristiwa yang baru terjadi. Kejadian yang belum lama, membuat hal ini menjadi aktual atau masih hangat dibicarakan secara umum.
d. Kedekatan (Proximity)
Memiliki kedekatan secara jarak (geografis) atau emosional dengan pembaca. Kedekatan seperti ini membuat pembaca langsung tertarik untuk membaca berita tersebut.
e. Ketermukaan (Prominence)
Sesuatu peristiwa yang menyangkut orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat yang menjadi berita penting untuk diketahui para pembaca.
f. Sentuhan Manusiawi (Human Interest)
Sesuatu yang menyentuh rasa kemanusiaan, menggugah hati dan minat dari pembaca. Kebanyakan pembaca menyukai berita yang mengandung unsur kemanusiaan dan sosial.
8
Grafik 1: Hasil Riset News Values