• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia atau yang dapat disingkat BEI merupakan lembaga yang bertugas mengelola pasar modal di Indonesia. Hadirnya Bursa Efek Indonesia diharapkan dapat meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik bagi calon investor untuk melakukan investasi. Dalam Bursa Efek Indonesia perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya diklasifikasikan ke dalam 9 sektor. Salah satu dari 9 sektor tersebut adalah sektor industri manufaktur.

Industri manufaktur merupakan sektor yang di mana industrinya menggunakan mesin, peralatan, dan juga tenaga kerja dalam suatu proses prduksi untuk menjadikan bahan mentah menjadi bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual yang kemudian di distribusikan kepada pelanggan (Kayo, 2017).

Industri manufaktur diklasifisikan menjadi tiga sektor, yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor barang konsumsi. Industri pengolahan non migas berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena memberikan efek positif bagi penerimaan devisa dari ekspor dan dapat menyerap tenaga kerja lokal (Chandra, 2018). Kontribusi industri manufaktur terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2015 dengan nilai Rp2.097,71 triliun, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya sebesar Rp1.884 triliun (Yusuf, 2016).

United Nation Industrial Development Organization tahun 2017 mencatat bahwa daya saing Indonesia menempati posisi ke sembilan pada tahun 2016 dengan nilai tambah industri sebesar 225,67 miliar dolar AS, nilai tersebut lebih tinggi dari Inggris, Rusia, Kanada, Spanyol, dan beberapa negara Eropa lainnya. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, saat ini kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian di negara-negara dunia rata-rata berkisar 17 persen.

Sedangkan, menurut data World Bank tahun 2017 terdapat lima negara yang dapat menyumbangkan di atas rata-rata tersebut, yaitu posisi pertama ditempati oleh Tiongkok 28,8 persen, kedua Korea Selatan 27 persen, ketiga Jepang 21 persen,

(2)

2

keempat Jerman 20,6 persen dan Indonesia berada diurutan kelima dengan menyumbangkan nilai kontribusi sebesar 20,5 persen (Ridwan, 2018). Menurut data Badan Pusat Statistik industri non migas pada tahun mengalami laju pertumbuhan PDB tahun 2015 sebesar 5,05 persen, namun pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 4,43 persen dan tahun 2017 terjadi kenaikan menjadi 4,48 persen (Anonim, 2018). Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat dilihat bahwa kinerja dari perusahaan sektor manufaktur tergolong dinamis, sehingga menghasilkan laba yang besar serta menunjukkan banyak investor yang memilih menanamkan modal nya di perusahaan sektor manufaktur.

1.2. Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (PSAK 1 revisi 2014). Nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham. Harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang mereflesikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Santoso, 2016 dalam Kahfi, Pratomo, & Aminah, 2018). Nilai perusahaan bagi investor adalah konsep penting, karena nilai perusahaan merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan (Vaeza & Hapsari, 2015). Sehingga nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran (kesejahteraan) kepada para pemegang saham secara maksimum, apabila harga saham meningkat, semakin tinggi harga saham maka semakin besar nilai perusahaan (Suffah & Riduwan, 2016).

Pada saat ini terdapat berbagai macam indikator yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan. Penggunaan indikator sebagai alat ukur dari suatu variabel sangat diperlukan, hal ini terkait dengan memberikan sarana kemudahan dalam memahami maknanya. Variabel dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Tobin’s Q adalah indikator untuk mengukur

(3)

3 kinerja perusahaan, khususnya tentang nilai perusahaan, yang menunjukan suatu performa manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan. Alasan menggunakan tobin’s Q sebagai indikator, karena indikator ini berbeda dari indikator lainnya, dengan menggunakan tobin’s Q juga dapat mengetahui potensi perkembangan harga saham. Kemudian, dapat mengetahui kemampuan manajemen dalam mengelolah aset perusahaan dan dengan tobin’s Q kita juga dapat mengetahui potensi pertumbuhan investasi (Irayanti dan Tumbel, 2014). Jadi, secara keseluruhan tobin’s Q adalah perbandingan antara market value of all outstanding shares yang diperoleh dari closing price dikali dengan jumlah saham yang beredar ditambah total utang dibagi dengan total aset yang tertera pada laporan keuangan.

Maka bisa dikatakan bahwa nilai harga saham adalah unsur yang penting dalam perhitungan MVS pada rumus Tobins Q (Irayanti dan Tumbel, 2014).

Berdasarkan data yang dikutip dari laman liputan6.com pada akhir tahun 2015, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berada di zona hijau pada perdagangan akhir tahun. Secara sektoral, sektor saham manufaktur mengalami kenaikan sebesar 1,13 persen, sedangkan pada tahun 2016 sektor manufaktur mengalami penguatan, sektor industri dasar menguat hingga 2,77 persen dari level 524,422 menjadi 538,952, kemudian manufaktur yang menguat 2,6 persen yang menyumbang angka kenaikan yaitu dari sektor barang dan konsumsi dan aneka industri sebesar 2,52 persen (Audriene, 2016). Perusahaan yang mengalami kenaikan harga saham terbesar diantaranya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indocement Tungggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), namun terdapat perusahaan yang mengalami penuruhan harga saham aneka industri PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) (Audriene, 2016).

Begitu juga pada tahun 2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 41,61 poin atau 0,66% ke level 6.355,65. Dalam tahun 2017, IHSG mengalami kenaikan sebesar 19,99%, kenaikan ini dialami oleh sektor industri dasar 2,77%, sektor industri dasar menguat 0,95%, sektor barang konsumer menguat 0,92% dan secara industri sektor manufaktur menguat menguat sebesar 1,22% (Rahmawati, 2017). Perusahaan yang mengalami kenaikan harga saham

(4)

4

terbesar diantaranya PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indospring Tbk (INDS), PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SMSM), dan PT Mandom Indonesia Tbk (TCID), tetapi terdapat beberapa perusahaan yang mengalami penurunan yang terjadi pada tahun 2017, diantaranya PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA), PT Martina Berto Tbk (MBTO), dan Prashida Aneka Niaga Tbk (PYFA).

Fenomena di atas menjabarkan faktor eksternal yang memengaruhi tertekannya harga saham yang menjadi komponen penting dari nilai perusahaan.

Selain itu tingginya nilai perusahaan juga dapat menggambarkan kesejahteraan dari para pemilik perusahaan (Suffah & Riduwan, 2016). Adanya permintaan dan ketersediaan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi. Ada sejumlah faktor mendasar yang dapat mengakibatkan harga saham naik ataupun turun. Secara umum, faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam perusahaan, faktor internal ini yang dapat dimaksimalkan oleh perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui upaya memaksimalkan harga saham.

Meningkatkan nilai perusahaan dapat dilakukan melalui peningkatan kemakmuran kepemilikan atau para pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi dapat mencerminkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Anita & Yulianto, 2016). Manajemen perusahaan diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemegang saham. Peningkatan kepemilikan manajerial ini bertujuan untuk membantu hubungan antara kepentingan pihak internal dan pemegang saham, serta mengarah kepada pengambilan keputusan yang lebih baik dan dapat meningkatnya nilai perusahaan.

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan yang secara aktif terlibat di dalam pengambilan keputusan (Bernandhi & Muid, 2014). Kebijakan manajer yang memiliki saham perusahaan tentu akan berbeda dengan manajer yang murni sebagai manajer, karena jika manajer yang sekaligus pemegang saham di perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan, dengan meningkatnya nilai perusahaan maka kesejahteraan dari para pemegang saham pun meningkat (Mahardhika &

(5)

5 Roosmawarni, 2016). Dengan demikian, aktivitas perusahaan dapat diawasi melalui dewan komisaris dan dewan direksi yang memiliki saham pada perusahaan yang dipimpinnya. Namun, seringkali terjadi konflik antara manajemen sebagai pihak perusahaan atau agen dengan pemegang saham mengenai keputusan–

keputusan yang menyangkut kesejahteraan pemegang saham (Wida & Suartana, 2014).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anita & Yulianto (2016) dan Pratiwi, Kristanti, & Mahardika (2016) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan menurut Ratih &

Damayanthi (2016) kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, namun hasil penelitian dari Wida & Suartana (2014) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan secara langsung didanai oleh perusahaan serta upaya-upaya yang dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi masyarakat sebagai bentuk dari perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan beroperasi (Hudoyo & Juniarti, 2015). Penerapan CSR yang efektif akan meningkatkan kinerja keuangan maupun kinerja pasar atau memaksimalkan nilai perusahaan. Di sisi lain sebagai perusahaan yang eksploratif maka sangat erat pula kaitannya dengan kewajiban melaksanakan kegiatan CSR dan mengungkapkannya pada laporan tahunan perusahaan.

Di Indonesia, penerapan CSR telah didukung oleh pemerintah. Menurut laman Otoritas Jasa Keuangan, pemerintah Indonesia menerbitkan regulasi yang mengatur tentang CSR yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam pasal 74 ayat (1) menyebutkan bahwa:

“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang atau yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Pada tahun 2012 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 diterbitkan mengenai Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

Dengan adanya peraturan yang mengatur CSR, maka CSR tidak lagi bersifat

(6)

6

sukarela melainkan sudah menjadi suatu kewajiban perusahaan untuk melaporkan pertanggungjawaban sosial yang dilakukan dalam laporan tahunan.

Penelitian terdahulu Nahda & Harjito (2011), Raharjo & Djanuarti (2014), Hudoyo & Juniarti (2015), dan Hosana & Juniarti (2013) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan menurut Sofiamira & Asandimitra (2017), Widyasari, Suhadak, & Husaini (2015), Triyono & Setyadi (2015), dan Wardoyo & Veronica (2013) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Umur perusahaan merupakan perhitungan sejak perusahaan tersebut listing di Bursa Efek atau go publik (Christyawan, 2014). Perusahaan yang memiliki umur lebih lama, perusahaan tersebut memiliki kelebihan pengalaman dan informasi dalam mengelola perusahaan dan sejauh mana perusahaan dapat bertahan. Seiring berjalannya waktu, perusahaan belajar untuk semakin baik dan lebih efisien serta memiliki keunggulan kompetitif dalam inti bisnisnya dan mendorong keberhasilan dan kemakmuran bagi para pemegang saham. Penelitian terdahulu Yumiasih & Isbanah (2017) menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif, Onasis & Robin (2016) menyatakan umur perusahaan berpengaruh negatif, sedangkan Mahardhika & Roosmawarni (2016) menyatakan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang di atas, masih banyaknya terdapat perbedaan hasil penelitian dalam penelitian-penelitian sebelumnya, yang menyebabkan peneliti ingin mengetahui pengaruh dari kepemilikan manajerial, tanggung jawab sosial perusahaan, dan umur perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017. Hal tersebut menjadikan latar belakang peneliti untuk memilih judul “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017)”.

(7)

7 1.3. Perumusan Masalah

Investor pada dasarnya ingin berinventasi ke pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dan memiliki nilai perusahaan yang baik sehingga lebih memiliki investor bisa memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan dalam hal menitipkan dananya. Tobin’s Q adalah indikator untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya tentang nilai perusahaan di mana harga saham meruakan komponen dalam rumus ini. Dalam menganalisis perusahaan untuk berinvestasi di masa mendatang, pastinya investor ingin mengetahui factor apa yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai perusahaan

Tindakan menganalisis pengaruh faktor-faktor terhadap nilai perusahaan ini sangat penting bagi investor agar bisa memprediksi dimana ia akan berinvestasi dan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Oleh karena itu, untuk membantu investor menganalisa diperlukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dalam suatu entitas.

1.4. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan ditas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kepemilikan manajerial, tanggung jawab sosial perusahaan, umur perusahaan dan nilai perusahaan?

2. Apakah kepemilikan manajerial, tanggung jawab sosial perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah terdapat pengaruh parsial dari:

a. Apakah terdapat pengaruh dari kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan?

b. Apakah terdapat pengaruh dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap nilai perusahaan?

c. Apakah terdapat pengaruh dari umur perusahaan terhadap nilai perusahaan?

1.5. Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah yang diuraikan, adapun tujuan dari penelitian ini diantaraya:

(8)

8

1. Untuk mengeinvestigasi kepemilikan manajerial, tanggung jawab sosial perusahaan, umur perusahaan dan nilai perusahaan.

2. Untuk mengeinvestigasi secara simultan dari kepemilikan manajerial, tanggung jawab sosial perusahaan, umur perusahaan terhadap nilai perusahaan.

3. Untuk mengeinvestigasi pengaruh parsial dari:

a. Untuk mengeinvestigasi pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan

b. Untuk mengeinvestigasi pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap nilai perusahaan.

c. Untuk mengeinvestigasi pengaruh umur perusahaan terhadap nilai perusahaan.

1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis

Kegunaan teoritis yang ingin dicapai dari pengembangan ilmu pengetahuan oleh karena itu manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, antara lain:

1. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu memberi tambahan literatur mengenai faktor-faktor yang memengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

Selain itu, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan bahan perbandingan dengan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan faktor lain yang dapat memengaruhi nilai perusahaan sehingga akan menghasilkan penelitian yang lebih baik pada masa mendatang.

2. Bagi pihak akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadi pelengkap penelitian sebelumnya.

1.6.2. Aspek Praktis

Kegunaan praktis yang ingin dicapai dari penerapan sebagai hasil penelitian ini, antara lain:

(9)

9 1. Bagi investor, penelitian ini berharap dapat memberikan informasi kepada investor dalam berinvestasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan perusahaan sektor manufaktur.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen perusahaan perusahaan manufakur terhadap berbagai pertimbangan faktor-faktor yang dapat memengaruhi nilai perusahaan yang untuk selanjutnya digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengawasan yang dilakukan perusahaan perusahaan sektor manufaktur.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah Bursa Efek Indonesia dan objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur. Data penelitian ini diambil dari laporan tahunan perusahaan manufaktur yang penulis dapatkan dari laman Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id.

1.7.2. Waktu dan Periode Penelitian

Waktu penelitian yang dilaksanakan adalah selama enam bulan. Periode penelitian ini menggunakan laporan tahunan perusahaan sektor manufaktur periode 2015-2017.

1.7.3. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan satu variable terikat (variable dependen) dan beberapa variable bebas (variable independen). Variable dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan pada perusahaan sektor barang konsumsi dan 3 variabel independen. Variabel independen yang mungkin mempengaruhi nilai perusahaan adalah kepemilikan manajerial, tanggung jawab sosial perusahaan dan umur perusahaan Perusahaan.

1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang saling terkait, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan atas permasalahan yang

(10)

10

diangkat, yang terdiri dari beberapa sub-bab. Secara garis besar, sistematika penulisan penelitian ini terbagi menjadi:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum yang menggambarkan dengan tepat ini penelitian. Dalam bab ini mengemukakan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pengembangan penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan mengenai pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Ketiga hal tersebut akan diuraikan melalui pembahasan mengenai jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang deskripsi hasil penelitian yang telah diidentifikasi, analisis model dan hipotesis, dan pembahasan mengenai variabel independen (kepemilikan manajerial, tanggung jawab sosial perusahaan dan umur perusahaan) terhadap varibel dependen (nilai perusahaan).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil dari analisis temuan penelitian. Hasil tersebut akan disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian, selain itu juga disertakan saran yang berguna bagi peneliti selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

RSUD.Prof.Dr.Aloei Saboe kota Gorontalo Pencegahan flebitis dapat dilakukan dengan cara bagaimana perawat bisa memilih ukuran yang tepat untuk vena pasien, letak