• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

2.1.Investasi

2.1.1.Definisi Investasi

Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi mempunyai arti

“Penanaman modal” di sebuah perusahaan atau proyek. Arti lainnya yaitu sejumlah modal yang ditanam.

Menurut Zvi Bodie, Alex Kane dan Alan J Marcus (Bodie,2001:2)

“Commitment of current resources in the expectation of deriving greater resources in the future” yang artinya “Komitmen sumber (dana) pada saat ini yang diharapkan menghasilkan sumber (dana) yang lebih besar di masa yang akan datang”.

sedangkan menurut Gordon J. Alexander dan William F. Sharpe (Alexander,1993:1)

investasi adalah “The sacrifice of certain present value for (posibility uncertain) future value”yang artinya Pengorbanan dari nilai tertentu saat ini untuk nilai dimasa yang akan datang.

Dari semua definisi investasi, dapat dilihat adanya unsur waktu dan resiko yang berperan didalamnya. Unsur ini mempengaruhi jumlah dana yang dapat kita terima dimasa yang akan datang. Semakin lama dan semakin beresiko investasi kita, pada umumnya return yang kita dapat juga semakin besar. Begitu pula sebaliknya.

Ada jenis investasi dimana waktu lebih berperan, misalnya obligasi pemerintah sedangkan hal lain dimana resiko yang lebih berperan, misalnya call options pada saham biasa. Hal lainnya baik waktu maupun resiko sama – sama mempunyai peranan yang penting, misalnya shares of common stock. Dengan demikian, investor dapat memilih jenis investasi dan menyesuaikannya dengan keadaan dirinya jika investor termasuk kategori orang bertipe risk averter maka investor tersebut dapat memilih jenis investasi dengan resiko rendah dan lebih mengandalkan peranan waktu.

(2)

Jika investor tersebut masuk kategori risk lover, ia dapat memilih investasi yang beresiko. Untuk itu investor perlu mengetahui jenis – jenis investasi yang ada.

2.1.2.Jenis-Jenis Investasi

Jenis – jenis Investasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : 2.1.2.1. Investasi Jangka Panjang

Pengelolaan dana yang diinvestasikan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Dalam melakukan investasi diperlu pengetahuan mengenai sumber – sumber investasi yang digunakan. Sumber – sumber investasi pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Sebelum memasuki tahun 1990an, Indonesia masuk kedalam jaman primitive economies.

Dimana sebagian besar investasi merupakan real investment (properti) namun ketika memasuki masa modern economies awal tahun 1990 maka sebagian besar investasinya mulai beralih berbentuk financial investment (investasi di pasar modal dan di pasar uang). (Info Finansial 25/VIII/09 April 1997)

Sumber – sumber investasi jangka panjang yaitu:

A. Properti

Investasi konvensional (aktiva berwujud) yang masih banyak digemari pemodal,

baik dalam bentuk tanah, mesin, bangunan, maupun pabrik. Investasi dibidang ini berkaitan erat dengan waktu dan letak, semakin lama dan strategis letak properti semakin tinggi return yang diperoleh. Kelebihan sektor properti adalah lebih aman karena sektor ini hampir tidak tersentuh inflasi maupun devaluasi. Alasannya jumlah tanah dengan lokasi stategis terbatas, sebaliknya tekanan urbanisasi makin mendesak dengan kecepatan lima persen per tahun. Oleh karenanya, kenyataan ini dengan sendirinya membuat apresiasi nilai tanah dan bangunan meningkat. Sedangkan kelemahan sektor properti adalah sektor ini tidaklah cocok untuk investasi jangka pendek. Karena ada kemungkinan pergerakan harga belum cukup bagus ataupun

(3)

sektor ini tidak cukup likuid untuk dapat langsung dijual guna memenuhi kebutuhan dana yang mendesak.

B. Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi dana (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli utang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi menurun, nilai obligasi naik;dan sebaliknya jika bunga meningkat, nilai obligasi turun. Keuntungan obligasi adalah obligasi dikenal sebagai Fixed Income Securities atau surat berharga yang memberikan pendapatan tetap, yaitu berupa bunga atau kupon yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap (misalnya sebesar 16% pertahun) pada waktu yang telah ditetapkan, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan atau satu tahun sekali. Obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian. Sedangkan resiko investasi obligasi adalah kesulitan dalam menentukan penghasilan obligasi adalah sulitnya memperkirakan pertumbuhan suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari pertumbuhan suku bunga. Bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian karena harga obligasi akan turun. Di samping risiko pertumbuhan suku bunga yang sulit dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi risiko callability, yaitu kemampuan membayar utang sebelum jatuh tempo. Betapa menguntungkannya bila kita memiliki obligasi yang membayar bunga tetap disaat suku bunga menurun. Namun sayangnya keuntungan seperti ini tidak

(4)

selamanya bisa dinikmati. Banyak obligasi yang telah dikeluarkan oleh emiten, bisa ditarik kembali sebelum tiba saat jatuh tempo.

C. Saham

Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Surat bukti kepemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain – lain menurut besar kecilnya modal yang disetor. Saham bisa menjadi alternatif yang dapat memberikan return yang paling tinggi, namun resiko yang ditimbulkannya juga relatif besar. Ada dua jenis saham :

1. Saham Biasa (Common Stocks)

Saham Biasa adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan alat investasi yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat.

2. Saham Preferend (Preferred Stocks)

Saham Preferend merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferend serupa dengan saham biasa karena dua hal, yaitu: mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferend dengan obligasi terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya;

dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham; memiliki diskonto

(5)

dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena saham preferend diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferend dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar. Walaupun demikian, obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham preferend.

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham yaitu:

a. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Umumnya Dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti misalnya pemodal institusi atau dana pensiun dan lain-lain. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai - artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

(6)

b. Capital Gain.

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

Misalnya seorang pemodal membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga per saham Rp 3.500 yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Misalnya seorang pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. Saham dikenal dengan karakteristik high risk - high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun, seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

2.1.2.2. Investasi Jangka Pendek

Pengelolaan dana investasi dalam kurun waktu kurang dari setahun. Investasi jangka pendek ini dapat digunakan investor untuk menambah profit bagi perusahaan dalam kurun waktu yang relatif singkat. Sumber – sumber investasi jangka pendek antara lain :

A. Deposito

Jenis investasi jangka pendek yang tergolong rendah resiko, para investor melakukan penyimpanan saldo uang dibank dan menerima return bunga yang telah ditentukan oleh masing – masing bank dengan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.

B. Marketable security

Semacam saham dengan jangka waktu yang relatif singkat

(7)

C. Reksadana

Salah satu produk investasi yang merupakan kumpulan dana masyarakat yang secara bersama – sama diinvestasikan ke dalam pasar modal maupun pasar uang oleh manajer investasi. Reksadana ini relatif lebih aman dibandingkan bila harus investor sendiri yang terjun investasi secara langsung. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Dilihat dari asal kata-nya, Reksadana berasal dari kosa kata 'reksa' yang berarti 'jaga' atau 'pelihara' dan kata 'dana' yang berarti (kumpulan) uang, sehingga reksadana dapat diartikan sebagai 'kumpulan uang yang dipelihara (bersama untuk suatu kepentingan). Umumnya, Reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksadana (Cahyono, 2002:47-51), antara lain:

1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak memiliki dana besar. Dengan Reksadana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, dan obligasi.

(8)

2. Reksadana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.

Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.

3. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksadana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi.

Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, Reksadana pun mengandung berbagai peluang risiko (Cahyono, 2002:52-54), antara lain:

1. Risko berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksadana tersebut.

2. Risiko likuiditas risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

3. Risiko wanprestasi Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksadana.

Dilihat dari segi bentuknya, Reksadana dapat dibedakan menjadi:

1. Reksadana berbentuk Perseroan (Corporate Type)

(9)

Dalam bentuk Reksadana, perusahaan penerbit Reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang.

Reksadana bentuk Perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi Reksadana Perseroan yang tertutup dan Reksa Dana Perseroan yang terbuka. Bentuk ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT).

b. Pengelolaan kekayaan Reksadana didasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang ditunjuk.

c. Penyimpanan kekayaan Reksadana didasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.

2. Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contractual Type)

Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan, di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan Reksadana yang berbentuk Perseroan.

Bentuk ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektif.

b. Pengelolaan Reksa Dana dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak.

c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh Bank Kustodian berdasarkan kontrak.

2.1.3. Investasi Jangka Panjang – Pendek ( Long – Short Investment )

(10)

Bagi para investor, mencari lahan untuk menginvestasikan dananya belakangan ini tidaklah terlalu sulit. Pilihan investasi yang ditawarkan kian hari tampak kian beragam. Para pemilik uang dapat memilih sumber – sumber investasi dari yang konvensional hingga yang terumit sekalipun, seperti produk derivative.

Jenis investasi jangka panjang dapat menghasilkan return lebih besar daripada investasi jangka pendek, dengan catatan bahwa resiko yang terkandung dalam investasi jangka panjang juga lebih besar daripada investasi jangka pendek. Pada penerapannya, investasi jangka panjang tidak dapat berdiri sendiri begitu saja. Hal ini disebabkan para investor jangka panjang harus memperhatikan investasi jangka pendek untuk kepentingan cash flow nya. Misalnya saja ada hutang lancar yang harus segera dipenuhi. Oleh karenanya, pada akhir tahun 1980-an perusahaan – perusahaan di Amerika Serikat mulai menerapkan kombinasi investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek ke dalam suatu strategi investasi yang biasa dikenal dengan strategi Long – Short Investment (Grinold and Kahn, 2000).

Long short Investment adalah sebuah susunan investasi yang aktif dan teratur dimana posisi jangka panjangnya diseimbangkannya dengan sumber- sumber investasi yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi dan posisi jangka pendeknya menggunakan sumber – sumber investasi yang tingkat pengembaliaannya lebih rendah yang kurang lebih memiliki nilai dan market sensitivity yang sama (Jacobs and Levy, 1997).

Pada akhir tahun 1980 strategi ini telah menjadi kontroversi, tapi seiring dengan berjalannya waktu, Long - Short strategy mulai diterima sebagai penemuan yang bermanfaat. Long-short Investment pada dasarnya berbeda dari investasi konvensional dalam beberapa aspek penting. Perspektif Investasi konvensional pada penyusunan portfolio, risk and return, implementation cost, performance measurement, asset class allocation dan plan structure dapat menghasilkan sebuah perubahan image ketika diaplikasikan pada long-short Investment. (Jacobs dan Levy, 1996:81)

2.2. Perhitungan Tingkat pengembalian dan Resiko Investasi

(11)

Dari jenis – jenis investasi di atas, investor dapat memilih sumber – sumber investasi yang sesuai dengan kebutuhannya dengan memperhitungkan time value of money dan inflasi yang dapat terjadi. Dalam time value of money, terdapat dua nilai yang saling terkait dalam penginvestasian dana yaitu present value dan future value.

Present value (PV) = Nilai sekarang

Future value (FV) = Nilai dimasa yang akan datang

Menurut Lawrence J.Gitman (2000:182), nilai sekarang dan masa yang akan datang dapat dihitung dengan menggunakan rumusan dasar :

PV

FVn = x

(

1+r

)

n 1a)

atau

(

rn

)

n

PV FV

= +

1

Dimana : FVn = nilai uang pada tahun tertentu dimasa yang akan datang PV = nilai uang sekarang

r = tingkat bunga pertahun n = periode tahun

Dengan menggunakan rumusan diatas dapat diketahui Future value dan Present value. Bila penanaman dana investasi dilakukan berulang – ulang dalam

1a,b) Gitman, Manajerial Finance 9th, 2000, San Diego : 182,186

(12)

jumlah yang sama, maka Future Value dapat dihitung menggunakan rumusan Gitman (2000:186) sbb :

PV FVn = x

mxn

m k

 

 +1 1b) Dimana : k = tingkat bunga

m = jumlah penyetoran dana dalam setahun

Bila dilakukan 2 kali setahun ( semiannual ) maka nilai m = 2 Bila dilakukan 4 kali setahun ( quarterly ) maka nlai m = 4

2.2.1. Return dan resiko dari single asset

Sebagian besar investor mengharapkan return sesuai dengan harapannya.

Return adalah total keuntungan atau kerugian yang dialami dalam berinvestasi pada periode waktu tertentu.

Dengan menggunakan rumusan berikut, investor dapat mengetahui return yang didapat sudah sesuai belum dengan return yang diharapkan:

1 1

+

= −

t t t t

t p

c p

k p 2)

dimana :

k = actual, expected, or required rate of return during period t t

P = harga asset pada periode t t

1

P = harga asset pada periode t-1 t

C = kas yang diterima dari asset yang diinvestasikan pada periode t-1 t

sampai t

Namun seringkali timbul ketidak-pastian atau resiko dalam berinvestasi.

Resiko tersebut diukur dengan standar deviasi (atau variance).

2Ibid Gitman, hal 238

(13)

( )

=

= n

i

i i

k k k x

1

2 Pr

σ 3)

dimana:

σk = Standard deviasi ki = Return dari investasi

k = Expected value of return

Pri = Probabilitas terjadinya tingkat pengembalian n = Jumlah data perusahaan

Bila investor ingin membandingkan investasi mana yang lebih beresiko.

Investor dianjurkan untuk memilih investasi dengan standar deviasi yang paling kecil.

Namun kenyataannya timbul persoalan dimana tingkat return-nya tidak sama maka tidaklah cukup bila investor mengukur tingkat resiko dengan menggunakan standar deviasi. Investor perlu mengukur coefficient of variation (CV).

CV σkk

= 4)

2.2.2. Return dan resiko dari portofolio

Para investor melakukan diversifikasi investasi dengan cara portofolio dengan tujuan memperoleh expected return yang sama dengan resiko yang lebih rendah atau ingin dengan resiko yang sama memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Sementara tingkat keuntungan merupakan rata – rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing – masing investasi yang membentuk portofolio

Tingkat keuntungan portofolio dapat dihitung menggunakan rumusan :

=

= n

i j

p w

k

1

x kj 5)

3 Ibid Gitman, hal 244

4 Ibid Gitman, hal 245

)

5 Ibid Gitman, hal 247

(14)

dimana :

k = return dari portofolio p

k = return dari asset j j

w = Proporsi dana yang diinvestasikan pada asset j j

Dalam setiap investasi pasti mengandung suatu tingkat resiko tertentu yang diusahakan adalah bagaimana kita dapat menekan tingkat resiko tersebut. Oleh karena itu dalam melakukan investasi, sebaiknya investor memegang lebih dari satu surat berharga. Tindakan memegang lebih dari satu surat berharga ini disebut diversifikasi.

Diversifikasi investasi dilakukan dengan membagi investasi keberbagai bidang yang diharapkan dapat meminimumkan tingkat resiko investasi yang ditanggung investor.

Diversifikasi yang baik dilakukan dengan melakukan investasi pada surat berharga dari berbagai macam jenis industri. Misalnya : investasi yang melakukan diversifikasi dengan membeli beberapa saham. Apabila salah satu saham sedang tinggi nilainya dan yang lain sedang turun, maka saham yang sedang tinggi nilainya ini bisa mengkompensasi saham yang sedang turun nilainya.

Dari contoh ini dapat kita lihat manfaat dari diversifikasi untuk meminimumkan resiko. Ada dua macam resiko yang harus dihadapi investor dalam diversifikasi :

1. Resiko Sistematis (Systematic Risk)

Resiko sistematis adalah resiko yang harus ditanggung oleh investor dan tidak dapat meminimumkan lagi melalui diversifikasi.

2. Resiko Non-sistematis (Non-systematic Risk)

Resiko Non-sistematis adalah resiko yang harus dihadapi oleh investor dan masih dapat diminimumkan lagi melalui diversifikasi.

Total Resiko = Resiko Sistematis + Resiko Non-Sistematis

(15)

Pengertian tentang resiko yang tidak dapat ditekan lagi setelah menambah sejumlah surat berharga maupun resiko sistematis dan non-sistematis dapat dijelaskan oleh gambar senagai berikut :

Gambar 2.1

Sumber : Bodie, Kane, Marcus,1996:194

Dari gambar 2.1 dapat kita lihat bahwa dengan menambah jumlah saham dalam

suatu portofolio dapat menurunkan tingkat resiko tapi sampai pada titik tertentu.

Tingkat resikonya tidak dapat menurun lagi dan menjadi tetap. Resiko Non-sistematis dapat diminimumkan dengan menambah saham pada portofolio, sedangkan resiko sistematis tidak dapat diminimumkan lagi dengan menambah saham pada portofolio.

Resiko dari portofolio dapat dihitung dengan menggunakan rumusan :

( )

1

1

2

=

=

n k k

n i

p p

σkp 6)

dimana:

6) Ibid Gitman, hal 248

Std dev rata-rata portofolio

Resiko Non-sistematis

Resiko sistematis Jumlah saham dalam portofolio

(16)

kp = Return dari portofolio

k = rata-rata return dari portofolio p n = Jangka waktu investasi

Setelah mengukur resiko dari portofolio terdapat perhitungan statistik yang perlu dipahami yaitu kovarian antar pengembalian surat berharga

Kovarian adalah nilai statistik yang mengukur tingkat hubungan return antar surat berharga.

Hasil perhitungan dari kovarian ini ada dua macam yaitu :

1. Kovarian positif : pergerakan tingkat pengembalian antar surat berharga yang diukur mempunyai arah yang sama.

Contoh : kalau saham A tingkat pengembaliannya naik dan saham B juga naik sebaliknya kalau saham A turun dan saham B juga turun maka kedua saham ini dikatakan mempunyai kovarian positif.

2. Kovarian negatif : Pergerakan tingkat pengembalian antar surat berharga yang diukur mempunyai arah yang berlawanan.

Contoh : kalau saham A tingkat pengembaliannya naik dan saham B turun sebaliknya kalau saham A turun dan saham B naik maka kedua saham ini dikatakan mempunyai kovarian negatif.

Salah satu rumus tambahan yang akan dipergunakan untuk menganalisa hasil perhitungan portofolio yang optimal adalah Konsep Beta. Beta adalah koefisien yang menunjukan hubungan keterkaitan antara pergerakan sebuah sekuritas dengan pergerakan pasar

(17)

( ( ) )

M M mrkt

m

i i

i 2

, var

, cov

σ

β = =σ 7)

keterangan

βi = koefisien pergantian, untuk mengukur sensitivitas dari return sekuritas dengan mengubah return pasar

2.2.3. Profitabilitas perusahaan

Profitabilitas adalah kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profit). Profitabilitas ini dilihat dari kemampuan perusahaan dalam pengelolaan asset, equity, dan investasi. Ada beberapa cara untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Salah satunya dengan mengukur profitabilitas yang dihubungkan dengan penggunaan modal untuk mendapatkan return on investment. Hal ini juga dapat dilakukan dari sudut pandang investor’s equity atau dengan memandang keseluruhan perusahaan. Cara lain untuk mengukur profitabilitas adalah dengan menghubungkan profitabilitas dan penjualan, yaitu dengan cara memperkirakan profit margin (Damodaran 1996:79).

Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumusan sebagai berikut : 1. Return on total assets (ROA) or return on investment (ROI)

ROA dapat digunakan dalam berbagai macam cara. ROA dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan yang berbeda dalam lini bisnis yang sama untuk mengevaluasi efisiensi operasional. Dalam dalam hal ini diperlukan standar akuntansi yang sama pada seluruh perusahaan. ROA juga dapat dibandingkan dengan cost of capital perusahaan, untuk mendapatkan ukuran yang nyata dari return sebuah proyek.

Melalui ROA yang berdasarkan pada book value of assets, sebuah perusahaan dapat memilih proyek yang bagus (dengan net present value yang positif) dengan ROA yang melampaui cost of capital-nya. Perlu diingat bahwa konsep ROA dan cost of

7 Ibid Gitman, hal 258

(18)

capital mengukur return yang didapatkan perusahaan, bukan sekedar return terhadap investor’s equity. (Damodaran, 1996:80).

Return on total assets = net income sales 8) Sales total asset

Net income = Income after interest and taxes Sales = Total penjualan pada perusahaan Total asset = fixed dan current asset

2. Return on common equity (ROE)

Jika ROA menghitung profitabilitas dari keseluruhan perusahaan, maka ROE membahas profitabilitas perusahaan dari perspektif equity investor, dengan menghubungkan profit terhadap equity investor (net profit after tax and interest) dibandingkan dengan nilai buku dari investasi ekuitas. Dikarenakan pemegang preferred stock mempunyai tipe klaim yang istimewa di dalam perusahaan jika dibandingkan dengan pemegang saham biasa, maka ROE harus dibersihkan dari efek preferred stock. Hal ini dapat dipenuhi dengan menggunakan net income after preferred dividends sebagai pembilang dan book value of common equity sebagai penyebut.

Return on common equity = net income 9) Common equity

Net income = Income after interest and taxes Common equity = Total shareholder’s equity

8) Aswath Damodaran, Investment Valuation, 1st edition, John Wiley & Sons, 1996, halaman 79.

9) Ibid Damodaran, halaman 85

(19)

Sejak ROE dihitung dari sudut pandang pemegang saham biasa, perbandingannya, ketika dibuat, seharusnya dipandang dari sudut pandang yang sama yaitu cost of equity. Pada umumnya, perusahaan memutuskan untuk menjalankan suatu proyek apabila proyek tersebut mempunya ROE yang melampaui cost of equity. Hal ini bagaimanapun juga berdasarkan dugaan bahwa book value of equity merupakan perkiraan yang baik untuk harga pasar dari ekuitas dalam asset yang ada dan bahwa keuntungan yang didapat selama periode telah diteliti sebagai tolak ukur yang baik untuk return yang dihasilkan selama umur proyek. Karena ROE sangat berubah-ubah dari tahun ke tahun, maka sering kali para analis melihat rata-rata ROE dalam jangka waktu yang panjang dan membandingkan rata-rata tersebut dengan cost of equity (Aswath Damodaran, Investment Valuation, 1st edition, John Wiley & Sons, 1996, halaman 84-85).

Hubungan Antar Konsep

2.3.1. Hubungan Long-Short Investment dan Profitabilitas

Dengan melakukan long-short investment akan didapatkan return dari investasi tersebut. Semakin besar peningkatan return maka net income yang didapatkan akan mengalami peningkatan, dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA), dimana perhitungan ROA adalah net income dibagi dengan total asset. Diasumsikan total asset tetap, maka jika terjadi peningkatan pada net income sebagai efek dari peningkatan return yang didapatkan dari peningkatan long-short investment, ROA juga akan mengalami peningkatan._Begitupun_sebaliknya.

2.3.2. Hubungan Long-short Investment dan Pengurangan Resiko

Salah satu cara untuk mengurangi resiko adalah dengan melakukan diversifikasi investasi (investasi portofolio). Dalam hal ini, dilakukan diversifikasi investasi dengan mempertimbangkan jangka waktu investasi. Investasi jangka panjang pada umumnya mempunyai resiko yang lebih tinggi daripada investasi

(20)

jangka pendek, oleh karena itulah investasi jangka panjang mengharapkan return yang lebih tinggi daripada investasi jangka pendek.

Sebagai contoh, diasumsikan setiap 10% investasi jangka panjang yang dilakukan dari total investasi memiliki resiko sebesar 2a, sedangkan setiap 10%

investasi jangka pendek yang dilakukan dari total investasi memiliki resiko sebesar a, maka dengan proporsi long short 70:30 total resikonya adalah 17a ((7 x 2a)+(3 x a)). Jika proporsi long shortnya diubah menjadi 50:50 maka total resikonya adalah 15a ((5 x 2a)+(5 x a)). Jika proporsi long short 30:70 maka total resikonya adalah 13a ((3 x 2a)+(7 x a)), jadi terjadi penurunan resiko ketika proporsi long-short investment diubah.

Walaupun resiko short investment lebih rendah dibandingkan long investment, bukan berarti semua investasi cenderung dialokasikan ke short investment. Karena return short investment tidak sebesar long investment. Short investment dilakukan untuk menutupi biaya-biaya jangka pendek seperti biaya operasional dan menjaga likuiditas perusahaan. Sedangkan long investment pada umunya dilakukan ketika perusahaan memiliki excess fund yang dapat diinvestasikan dalam jangka waktu yang lama untuk mendapatkan_keuntungan_yang_lebih.

(21)

diinvestasikan dalam j a n g k a w a k t u mendapatkan keuntungan yang lebih.

Y=%

2.4.Kerangka Berpikir

Investasi

larna untuk

Altematif Investasi :

Long - Short Investment

..

Profitabilitas dan Pengurangan Resiko

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

(22)

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Penjelasan :

Diawali keinginan investor untuk memperbesar return dan mengurangi resiko pada investasi. Maka munculah alternatif investasi yang dikenal dengan Long – Short Investment.

2.5. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Long-short investment berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan besar dan kecil.

2. Long-short investment berpengaruh secara signifikan terhadap pengurangan resiko perusahaan besar dan kecil.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ROA ( Return On Assets ), ROE ( Return On Equity ), EPS ( Earning Per Share ) berpengaruh positif terhadap harga saham Perusahaan

bahwa bimbingan (konseling) merupakan batuan yang diberikan kepada siswa. dalam rangka upaya untuk menemukan pribadi, mengenal lingkungan,

Hasil ini memiliki perbedaan dengan dengan Setiawan (2017) yang memberi informasi bahwa peningkatan literasi saintifik untuk pembelajaran fisika topik mekanika berada

Kehilangan tulang secara vertikal atau angular terjadi dalam arah ablique, yang meninggalkan suatu bentuk kawah pada tulang sepanjang akar; dasar dari

(1) kruna alus mider yaitu kata-kata halus dwifungsi (bisa digunakan dalam bahasa alus singgih dan alus sor), (2) kruna alus madia yaitu kata-kata halus menengah untuk unsur

Menurut modifikator yang gape urusan kenteng pelat buat bodi ini, tangki sengaja tak dibuat coakan.. Sebab coakan buat lulut, bisanya diaplikasi di tangki

Pada pengamatan hari ke 8, pertumbuhan batang pada media yang di tempatkan pada tempat gelap batang tumbuh tinggi dengan rata rata panjang sekitar 340 mm dan tumbuh menyebar,

BANDA ACEH - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh me- minta bantuan sebanyak 250 personel dari Polresta Banda Aceh untuk men- gamankan debat kandidat wali kota