• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN. diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN. diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan secara deskriptif dan statistik dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan pendekatan scientific efektif pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Guru mampu mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

scientific pada materi pokok sistem koloid dengan rata-rata

kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik.

b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015. Secara terperinci ketuntasan indikator hasil belajar meliputi: 1) Ketuntasan indikator hasil belajar aspek sikap spiritual (KI 1) yang diperoleh dari observasi sebesar 1 dan angket dengan proporsi sebesar 0,88 dinyatakan tuntas.

2) Ketuntasan indikator hasil belajar aspek sikap sosial (KI 2) yang diperoleh observasi sebesar 0.89 dan angket dengn proporsi sebesar 0.84 dinyatakan tuntas.

(2)

4) Ketuntasan indikator aspek keterampilan (KI 4) yang diperoleh dari indikator psikomotor dengan proporsi sebesar 0.75 dinyatakan tuntas.

c. Hasil belajar tuntas dengan menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015. Secara terperinci ketuntasan hasil belajar meliputi:

1) Ketuntasan hasil belajar aspek sikap spiritual (KI 1) yang diperoleh melalui observasi dan angket dengan rata-rata sebesar 92 dinyatakan tuntas.

2) Ketuntasan hasil belajar aspek sikap sosial (KI 2) yang diperoleh melalui observasi dan angket dengan rata- rata sebesar 86 dinyatakan tuntas.

3) Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan (KI 3) yang diperoleh melalui kuis, tugas dan ulangan dengan rata-rata sebesar 88 dinyatakan tuntas.

4) Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan (KI 4) yang diperoleh melalui psikomotor, presentasi dan portofolio dengan rata-rata sebesar 79 dinyatakan tuntas.

2. Konsep diri siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 baik termasuk dalam kategori konsep diri sangat baik dengan rata-rata yang diperoleh sebesar 85%.

(3)

4. a. Ada hubungan antara konsep diri siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan nilai korelasi product moment yang diperoleh sebesar 0,62.

b. Ada hubungan antara perhatian orang tua siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan nilai korelasi product moment yang diperoleh sebesar 0,49.

c. Ada hubungan konsep diri dan perhatian orang tua siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan nilai korelasi ganda yang diperoleh sebesar 0,68.

5. a. Ada pengaruh antara konsep diri siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan persamaan regresi .

b. Ada pengaruh antara perhatian orang tua siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan persamaan regresi .

(4)

2014/2015 dengan persamaan regresi .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Diharapkan siswa dapat meningkatkan dan mempertahankan konsep diri yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Diharapkan mampu mengetahui perhatian orang tua sehingga dapat menghindari cara belajar yang tidak tepat dan hasil belajar dapat meningkat.

2. Bagi Guru

Pendekatan scientific sangat baik dan efektif dalam pembelajaran kimia, karena itu disarankan agar guru mata pelajaran kimia dapat menerapkannya dalam pembelajaran, pada materi pokok lain yang sesuai. 3. Bagi peneliti Selanjutnya

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M. 2012. Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Scientific Kurikulum 2013.Gava Media.

Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pt Remaja Rosda Karya.

Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung: Pt RemajaRosdakarya. Ihsan, Faud. 2011. Dasar-Dasar kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Jihad dan Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jogjakarta: Multi Pressindo.

Ola Yan, 2014 . Pengaruh Konsep Diri Terhadap Hasil Belajar Kimia Dalam

Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Pokok Sistem Koloid Pada Siswa Kelas Xl IPA SMA Negeri 7 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014.

Ottu Philipd 2014. “Pengaruh perhatian orang tua menurut persepsi siswa

terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia pada materi pokok hidrolisis garam pada siswa kelas XI IPA SMAK GIOVANNI Kupang tahun ajaran 2013/2014.”

Riduwan. 2008. Rumus dan data dalam analisis statistika. Bandung: Alfabeta

Riduwan, dkk. 2009. Pengantar statistika. Bandung: Alfabeta.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

(6)

Sudarmo, Unggul. 2014. Kimia Untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2013. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suryabrata, Sumadi. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

(7)
(8)

Lampiran 001 SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kupang Kelas/ Semester : XI IPA/ 2

Tahun Pelajaran : 2014/2015 Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber Belajar 1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat

hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,

 Sistem koloid

Mengamati (Observing)  Mencari informasi dari

(9)

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar kesetimbangan kimia, larutan dan koloid

sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

 Sifat koloid  Pembuatan koloid  Peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industry

berbagai sumber dengan membaca/mendengar/mengmat i tentang sistem koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan koloid dan peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari

 Mencari contoh-contoh koloid yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Menanya (Questioning)

 Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan perbedaan larutan sejati, koloid dan suspensi,

sistem koloid yang terdapat dalam kehidupan (kosmetik, farmasi, bahan makanan dan lain-lain)

 Mengapa piring yang kotor

(10)

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar karena minyak harus dicuci

menggunakan sabun? Mengumpulkan data

(Eksperimenting)

 Mendiskusikan hasil bacaan tentang sistem koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan koloid dan peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari  Merancang percobaan pembuatan koloid dan mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi  Melakukan percobaan

pembuatan koloid

 Mengamati dan mencatat data hasil percobaan

 Mendiskusikan bahan/zat

dan peduli lingkungan, dsb) Portofolio

 Laporan percobaan

(11)

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar yang berupa koloid dalam

industri farmasi, kosmetik, bahan makanan, dan lain-lain

Mengasosiasi (Associating)

 Menganalisis dan menyimpulkan data percobaan

 Menghubungkan sistem koloid dengan sifat koloid

 Diskusi informasi tentang koloid liofob dan hidrofob

Mengkomunikasikan (Communicating)

(12)

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar  Membuat laporan percobaan

dan mempresentasikannya dengan menggunakan tata bahasa yang benar

(13)

Lampiran 002

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 01

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kupang Kelas/Semester : XI MIA / Ganjil

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Sistem koloid Alokasi Waktu : 2 × 45 menit Tahun Ajaran : 2014/2015

A. Kompetensi Inti (KI)

KI - 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI -2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI – 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

(14)

Lampiran 002

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

KI 1 KD dari KI 1 Indikator

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya 1.1.2 Bersyukur adanya keteraturan

dari system koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

1.1.3 Menyadari bahwa adanya keteraturan dari system koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 1.1.4 Menyadari bahwa

pengetahuan yang diperoleh bersifat tentatif

KI 2 KD dari KI 2 Indikator

2.1 `1Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.1.1 Menunjukan rasa ingin tahu dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas.

2.1.2 Menunjukkan perilaku jujur dalam mengerjakan kuis, melakukan praktikum dan mengerjakan tugas

(15)

2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.2.1 Menunjukkan sikap kerja sama dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas

2.3 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan

2.3.1 Menunjukkan sikap pro- aktif dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas

KI 3 KD dari KI 3 Indikator

3.15 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

3.15.1 Mengelompokkan sifat-sifat koloid

3.15.2 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan disekitar.

3.15.3 Menjelaskan perananan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

KI 4

KD dari KI 4 Indikator

4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid.

4.15.1 Melakukan percobaan tentang klasifikasi suspense kasar, larutan sejati dan koloid.

4.15.2 Mengamati dan mencatat data hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid. 4.15.3 Menganalisis data hasil

(16)

4.15.4 Menyajikan hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid.

4.15.5 Menyimpulkan hasil percobaan tentang klasifikasi suspense kasar, larutan sejati dan koloid.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa mampu:

a) Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya

b) Bersyukur adanya keteraturan dari sistem koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

c) Menyadari bahwa adanya keteraturan dari sistem koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

d) Menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh bersifat tentative 2. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa mampu menunjukkan sikap:

a. Menunjukkan perilaku jujur dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

b. Menunjukkan perilaku bertanggungjawab dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

c. Menunjukkan sikap kerja sama dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

d. Menunjukkan sikap rasa ingin tahu dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

e. Menunjukkan sikap pro- aktif dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

3. Setelah proses pembelajaran siswa mampu: a. Mengelompokkan sifat-sifat koloid

(17)

c. Menjelaskan perananan koloid dalam kehidupan sehari-hari. 4. Setelah melakukan proses pembelajaran siswa mampu:

a. Melakukan percobaan tentang klasifikasi suspense kasar, larutan sejati dan koloid.

b. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid.

c. Menganalisis data hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid.

d. Menyajikan hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid.

e. Menyimpulkan hasil percobaan tentang klasifikasi suspense kasar, larutan sejati dan koloid.

D. Materi Pembelajaran a. sistem koloid b. jenis-jenis koloid E. Metode Pembelajaran

1. Metode : Diskusi, tanya jawab,ceramah dan demonstrasi 2. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Scientific

F. Metode Pembelajaran

1. Metode :

Diskusi, tanya jawab,ceramah d an demonstrasi.

2. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Scientific

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

a. Media berupa lembar kerja dan bahan praktikum

b. Alat berupa perangkat pembelajaran dan alat praktikum c. Sumber belajar

 Sudarmo Unggul.2013.KIMIA untuk SMA/MA kelas XI.Jakarta:Erlangga  Buku kimia, sumber lain yang relevan, Bahan Ajar

(18)

H. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran Waktu Pendahuluan

Inti

 Guru Menyampaikan salam (selamat pagi atau selamat siang).

 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.  Guru mengecek kehadiran siswa.

 Guru menyampaikan aspek yang dinilai selama dan setelah pembelajaran

 Guru memotivasi siswa dengan menganalogikan peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan pertanyaan pernahkan kalian minum kopi, susu dan teh?  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai “Mengamati”

 Guru melakukan demonstrasi singkat dengan mencampur gula+ air, pasir + air dan susu +air seperti pada gambar dibawah dan siswa diminta untuk mengamatinya.

 Siswa diminta untuk mengamati demonstrasi tersebut

“Menanya”

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai demonstrasi yang dilakukan pertanyaan yang diharapkan” Apakah ada perbedaan ketiga campuran tersebut? Jika ada, jelaskan mana yang termasuk larutan,suspensi dan koloid

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan menggunakan literature atau buku sumber yang ada.

 Guru membagi siswa secara heterogen kedalam kelompok-10 menit

(19)

kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang siswa.  Guru membagi LKS dan bahan ajar kesetiap kelompok  Guru menilai sikap rasa ingin tahu siswa dari pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan dan dalam mencari sumber.  Guru menyampaikan secara garis besar mengenai materi

system koloid dan jenis-jenis koloid “ Mencoba”

 Siswa mulai melakukan percobaan tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid

 Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspense kasar dan koloid (siswa diharapkan aktif dalam melakukan percobaan)

 Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan data (siswa diharapkan jujur dan bekerja sama dalam mengumpulkan data)

 Guru membimbing siswa mencatat hasil percobaan (siswa diharapkan menunjukkan perilaku jujur dalam mencatat data hasil pengamatan)

 Guru menilai keterampilan siswa dalam melakukan praktikum

“ Mengasosiasi”

 Siswa mulai menganalisis data percobaan tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid dengan menggunakan bahan ajar dan buku sumber lainnya.  Membimbing siswa mengolah data hasil pengamatan

tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid (siswa diharapkan menunjukkan perilaku jujur dalam mengolah data hasil pengamatan)

(20)

 Membimbing siswa menyimpulkan pengamatan tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid

“ Mengkomunikasikan”

 Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid (siswa diharapkan dapat bertanggung jawab mempresentasikan data hasil pengamatan dan menggunakan bahasa yang baku dalam mempresentasikan hasil diskusi dan bekerja sama dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain)

 Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan.

 Guru melakukan penilaian presentasi ketika siswa melakukan presentasi didepan kelas.

“ Menilai”

 Guru membimbing siswa untuk mereview hasil diskusi  Guru meminta siswa mengumpulkan hasil diskusi.

 Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberikan motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik

 Guru memberikan kuis (terlampir)

Penutup  Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran

 Guru memberikan soal tugas pribadi (terlampir) dan tugas kelompok untuk membuat laporan.

 Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

(21)

 Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa.

 Guru memberi salam penutup H. Penilaian Hasil Belajar

No Aspek Teknik Bentuk instrument

1 Sikap aspek spiritual

Observasi dna angket i. Lembar observasi penilaian sikap spiritual

ii. Lembar angket penilaian diri sikap spiritual

2 Sikap aspek social

Observasi, kegiatan diskusi kelompok

a. Lembar observasi sikap sosial

b. Lembar angket penilaian diri sikap social

3 Pengetahuan Penugasan, test tertulis a. Soal penugasan pribadi b. Soal kuis

4 Keterampilan Keterampilan

melakukan Presentasi hasil diskusi kelompok

(22)

SISTEM KOLOID RPP 01

I. Komponen dan Pengelompokan Sistem Koloid A. Sistem Koloid

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer sampai dengan mikrometer. Sedangkan sistem koloid merpakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar).

Untuk memahami sistem koloid, kita akan membandingkan tiga jenis campuran yaitu larutan sejati atau larutan, suspensi dan koloid.

1. Sistem larutan

Campuran yang bersifat homogen disebut larutan atau larutan sejati. Dalam larutan, zat terlarut dicampur dengan zat pelarut umumnya, zat terlarut jumlahnya sedikit, berarti fasa terdispersi dan zat pelarut umumnya lebih banyak sehingga disebut dispersi.

Jadi, larutan adalah zat terlarut sebagai fasa terdispersi, molekul-molekulnya tesebar secara merata dalam komponenzat pelarut sebagai fasa pendispersi. Larutan ini dapat dikatakan dispersi molekuler, artinya setiap komponen molekul zat tersebar secara merata dalam media fasa pendispersi. Contoh larutan adalah garam dapur, larutan urea, gula pasir dan larutan cuka. Untuk lebih memahami sistem larutan, kita lihat contoh campuran antara gula dengan air yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

(23)

Campuran seperti ini disebut larutan. Dalam larutan tersebut, air merupakan

pelarut dan gula sebagai zat terlarut.

2. Sistem Koloid

Sistem koloid adalah campuran homogen antara fasa terdispersi dan fasa pendispersi. Untuk memudahkan pembahasan sistem dispersi koloid, digunakan fase terdispersi berupa padatan dan fase pendispersi pada umumnya, yaitu air. campuran homogen, artinya campuran dua zat menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekular tetapi bagian dari beberapa molekul. Dalam kehidupan sehari-hari contoh sitem koloid antara laain agar-agar yang dilarutkan dalam aair, es krim, air santan, susu, asap dan kabut. Untuk lebih memahami tentang sistem koloid, berikut ini contoh campuran antara susu dengan air.

Susu yang dicampurkan dengan air akan menghasilkan campuran yang keruh. Campuran susu dengan air ini sepintas memberi kesan merupakan campuran homogen. Ternyata, susu setelah dicampur dengan air masih terlihat perbedaannya. Campuran seperti inilah yang disebut koloid. Campuran koloid merupakan bentuk (fase) peralihan antara campuran homogen menjadi campuran heterogen.

3. Sistem Suspensi

(24)

Untuk lebih memahami tentang sistem suspensi, mari kita lihat contoh sistem suspensi dalam campuran antara tepung dengan air. Hasil campuran tepung dengan air adalah suatu campuran yang tidak dapat merata (heterogen). Dengan mudah, mata kita dapat membedakan antara tepung dengan air pada hasil campuran tersebut. Jika campuran tersebut didiamkan, maka tepung akan terpisah dari air. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi. Contoh lain dari sistem suspensi adalah campran tepung beras dalam air, campuran pasir dalam air, campuran kopi dengan air dan campuran tanah dengan air.

Gambar 1: Tiga jenis campuran

Untuk mengetahui perbedaan secara lebih jelas mengenai larutan, koloid dan suspensi, perhatikan tabel dibawah ini:

Perbedaan sifat larutan , koloid dan suspensi:

Larutan Koloid Suspensi

1 fase 2 fase 3 fase

Jernih Keruh Keruh

Homogen dan transparan

Antara omogen dan heterogen Heterogen Ukuran partikel kurang dari 10-7 cm. Ukuran partikel antara 10-7 cm dan 10 -5 cm

Ukuran partikel lebih dari 10-5 cm.

Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring dengan penyaringan

(25)

biasa Tidak memisah jika

didiamkan

Tidak memisah jika didiamkan

Memisah jika didiamkan

B. Jenis-Jenis Koloid

Penggolongan sistem koloid didasarkan pada dua fase (bentuk) yang disebut komponen-komponen koloid.

a. Fase terdispersi, adalah zat yang fasenya berubah, kecuali jika zat yang dicampur mempunyai fase yang sama.

b. Fase zat pendispersi (fase medium), adalah zat yang mempunyai fase yang tetap pada sistem koloidnya.

Jika dua zat yang fasenya berbeda atau sama membentuk koloid, akan diperoleh suatu koloid yang mempunyai fase yang sama dengan fase salah satu zat yang dicampurkan. Berdasarkan pengertian ini, maka suatu koloid dapat ditentukan fase pendispersi dan fase terdispersinya.

Berdasarkan fase zat terdispersi dan zat terdispersinya, sistem koloid dibedakan menjadi tiga, yaitu koloid sol, emulsi dan buih.

a. Koloid sol

Koloid sol adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase padat. Koloid sol dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Sol padat (padat-padat)

Sol padat adalah jenis kolid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat. Contoh: logam paduan, kaca berwarna, intan hitam dan baja.

(a) kaca berwarna (b) intan hitam Gambar 2 : Sol padat (padat-padat) 2) Sol cair (padat-cair)

(26)

dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: cat, tinta dan kanji.

Gambar 3 : Sol cair (padat-cair) 3) Sol gas (padat-gas)

Sol gas (aerosol padat) adalah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat gas. Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase gas. Contoh: asap dan debu.

a) Asap b) Debu

Gambar 4: Sol gas (padat-gas)

b. Koloid Emulsi

Emulsi adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase cair. Koloid emulsi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebgai berikut:

1) Emulsi Padat (cair-padat)

Emulsi padat (gel) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase padat. Contoh: mentega, keju, jeli dan mutiara.

a) Mentega b) jeli

(27)

Emulsi cair (emulsi) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: susu, minyak ikan dan

santan kelapa.

Gambar 6: Emulsi Cair (cair-cair) 3) Emulsi Gas (cair-gas)

Emulsi gas (aerosol cair) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase gas. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan pendispersi (medium) berfase gas. Contoh: insektida (semprot), kabut dan hair

spray.

a) Insektida (semprot) b) Hair spray. Gambar 7: Emulsi Gas (cair-gas)

(28)

Buih adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase gas. Koloid buih dibedakan menjafi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1) Buih padat (gas-padat)

Buih padat adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase padat. Contoh: busa oada jok mobil dan batu apaung.

2) Buih cair (gas-cair)

Buih cair (buih) adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: buih sabun, buih soda dan krim kocok.

Buih soda

Gambar 8 : Buih cair (gas-cair)

Untuk zat berfase gas terdispersi dalam zat berfase gas bukan merupakan koloid, tetapi merupakan larutan. Contoh peristiwa ini, misalnya larutan-larutan dalam udara bersih.

Perbandingan sistem koloid: No Fase

Terdispersi

Fase

Pendispersi

Nama Contoh

1 Padat Gas Aerosol Asap, debu di udara

2 Padat Cair Sol Sol emas, sol belerang, tinta, cat

3 Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitam ,

(29)

5 Cair Padat Emulsi Susu, santan, minyak ikan

6 Cair Padat Emulsi

padat

Jeli, mutiara

7 Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok

8 Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung, stirofoam

C. Penggunaan Koloid Dalam Bidang Industri

Koloid merupakan satu-satunya bentuk campuran bukan larutan yang komposisisnya (susunannya) merata dan stabil (tidak memisah jika didiamkan). Pada umumnya, produk industri untuk kebutuhan manusia dibuat dalam bentuk koloid. Koloid sangat diperlukan dalam industri cat, keramik, plastik, tekstil, kertas, karet, lem, semen, tinta, kulit, film foto, bumbu selada, mentega, keju, makanan, kosmetika, pelumas, sabun, obat semprot insektisida, detergen, selai, gel, perekat dan sejumlah besar produk-produk industri lainnya.

LEMBAR KERJA SISWA(LKS) 01

I. Judul Praktikum: Mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid II. Tujuan :Agar siswa dapat mengklasifikasi larutan, suspensi kasar

dan koloid berdasarkan percobaan III. Alat dan Bahan

(30)

Pasir Garam Tanah IV. Prosedur Kerja :

1. Siapkan 5 buah gelas kimia dan masing-masing diisi dengan air sebanyak 100 mL dan masing-masing diberi label.

2. Memasukan ke dalam masing-masing gelas kimia 1 sendok : pasir pada gelas kimia 1, tanah pada gelas kimia 2, garam pada gelas kimia 3, dan susu bubuk pada gelas kimia 4

3. Keempat campuran diaduk sampai merata dan amatilah larut tidaknya zat yang dicampurkan

4. Diamkan campuran-campuran tersebut. Perhatikan dan catat apakah campuran tersebut bening atau keruh.

5. Saringlah keempat campuran menggunakan kertas saring dan amati ada tidaknya residu pada kertas saring.

V. Hasil Pengamatan :

Jenis campuran Kelarutan (larut atau

tidak)

Kestabilan (memisah atau

tidak)

Residu (ada atau tidak)

Pasir dan air ……… …………. ………

Tanah dan air ……… ……… …………..

Garam dan air ……….. ……… ………

Susu bubuk dan air ……… ……… ………

VI. Pertanyaan :

(31)

JAWABAN LKS 1. Data hasil pengamatan

Jenis campuran Kelarutan (larutatautidak)

Kestabilan (memisah atau

tidak)

Residu (ada atau tidak)

Pasir dan air Tidak larut Tidak sabil Terdapat residu Tanah dan air Tidak larut Tidakstabil Terdapat residu Susu bubuk

danair

Larut Stabil Tidak ada residu

Garam dan air Larut Stabil Tidak ada residu

2. Analisis data hasil pengamatan a. Campuran larutan keruh:

 Pasir dan air  Tanah dan air

b. Campuran larutan yang bening:  Garam dan air

c. Hasil penyaringan filtrat yang bening yaitu:  Garam dan air

d. Bedasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa

a) Campuran antara pasir dan air, tanah dan air disebut sebagai suspensi karena kedua larutan tersebut tidak larut, terdapat residu ketika disaring dan dapat dibedakan.

b) Campuran antara susu bubuk dan air disebut sebagai koloid karena keduanya larut, stabil, dan tidak terdapat residu, filtrate hasil penyaringannya keruh.

(32)

3. Kesimpulan:

Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk larutan sejati yaitu larutan garam, yang termasuk suspensi yaitu campuran pasir dan air, dan campuran tanah dan air, sedangkan yang termasuk koloid yaitu campuran susu dan air.

KUIS RPP 01

Jawablah pertanyaan dibawah ini ! 1. Jelaskan pengertian dari system koloid

2. Sebutkan tiga jenis emulsi beserta contohnya.

Jawaban

1. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspense (campuran kasar)

2. Ada tiga jenis emulsi, yaitu :

(33)

TUGAS RUMAH RPP 01

1. Campuran dapat dibedakan kedalam larutan, koloid, dan suspensi (campuran kasar). Manakah dari ketiga campuran tersebut yang:

a. Stabil atau tidak memisah b. Homogen secara makroskopis c. Homogen secara mikroskopis

d. Dapat dipisahkan dengan penyaringan e. Transparan

2. Jelaskan fase pengertian pendispersi dan medium pendispersi

3. Air susu merupakan contoh dari emulsi yang fase terdispersinya adalah cair dan medium pendispersinya cair. Mengapa pada air susu akan terjadi endapan jika ditambahkan air jeruk? Jelaskan.

4. Jelaskan pengertian dari koloid, larutan sejati dan suspensi dan berapakah ukuran larutan yang tergolong koloid, larutan dan suspensi?

5. Sebutkan contoh koloid, larutan sejati dan suspensi dalam kehidupan sehari-hari

6. Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi dari a. Busa

b. Emulsi c. Sol

JAWABAN TUGAS RPP 01

1. Campuran dapat dibedakan kedalam larutan, koloid, dan suspensi (campuran kasar). Manakah dari ketiga campuran tersebut yang:

a. Stabil atau tidak memisah :koloid b. Homogen secara makroskopis :koloid c. Homogen secara mikroskopis :larutan

d. Dapat dipisahkan dengan penyaringan: suspensi e. Transparan :larutan

(34)

1. Fase pendispersi adalah: zat yang didispersikan dan bersifat diskontinu (terputus-putus, atauzat yang fasenya berubah, kecuali jika zat yang dicampur mempunyai fase yang sama. Sedangkan medium pendispersi adalah zat yang mempunyai fase yang tetap dalam system koloid dan bersifat kontinyu

2. Karena Air susu merupakan contoh dari emulsi yang fase terdispersinya adalah cair dan medium pendispersinya cair, jika ditambahkan air jeruk yang bersifat asam maka emulsi susu akan rusak(pecah) akibat bereaksi dengan adanya ion-ion H+ dari air jeruk.

3. Koloid adalah:campuran homogen antara fase terdispersi dan fase pendispersi. Ukuran partikel zat terdispersi didalam koloid lebih besar daripada ukuran partikel didalam larutan, tetapi lebih kecil daripada ukuran partikel zat terdispersi didalam suspensi. 10-7 cm-10-5cm (1nm- 100 nm).

Larutan adalah: campuran bersifat homogen. Ukuran partikel zat terlarut di dalam suatu larutan lebih kecil dari 10-7 cm (< 1 nm )

Suspensi adalah campuran heterogen antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Ukuran partikel zat terdispersi di dalam suspensi lebih besar dari 10-5 cm ( > 100 nm)

4. Contoh dari koloid dalam kehidupan sehari-hari :air santan dan susu

Contoh dari larutan dalam kehidupan sehari-hari : larutan garam, larutan gula dan larutan cuka

Contoh dari suspensi dalam kehidupan sehari-hari : air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir dan campuran kopi dengan air.

5.

a. Busa

 fase terdispersi : gas  medium pendispersi : cair b. Emulsi

 fase terdispersi : cair  medium pendispersi : cair c. Sol

(35)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 02

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kupang Kelas/Semester : XI MIA / Ganjil

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Sistem koloid Alokasi Waktu : 2 × 45 menit Tahun Ajaran : 2014/2015

C. Kompetensi Inti (KI)

KI - 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI - : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI – 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI - 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

(36)

D. Kompetensi Dasar dan Indikator

KI 1 KD dari KI 1 Indikator

1.2 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.1.5 Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya 1.1.6 Bersyukur adanya keteraturan

dari system koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 1.1.7 Menyadari bahwa adanya

keteraturan dari system koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

1.1.8 Menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh bersifat tentatif.

KI 2 KD dari KI 2 Indikator

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.1.4 Menunjukan rasa ingin tahu dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas. 2.1.5 Menunjukkan perilaku jujur

dalam mengerjakan kuis, melakukan praktikum dan mengerjakan tugas

2.1.6 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas

2.4 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.4.1 Menunjukkan sikap kerja sama dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas

2.5 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

2.5.1 Menunjukkan sikap pro- aktif dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas

KI 3 KD dari KI 3 Indikator

3.15 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3.15.1 Mengelompokkan sifat-sifat koloid

3.15.2 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan disekitar. 3.15.3 Menjelaskan perananan koloid

(37)

KI 4 KD dari KI 4 Indikator 4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk

memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid.

4.15.6 Melakukan percobaan tentang sifat-sifat koloid.

4.15.7 Mengamati dan mencatat data hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid.

4.15.8 Menganalisis data hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid

4.15.9 Menyajikan hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid 4.15.10Menyimpulkan hasil percobaan

tentang sifat-sifat koloid

I. Tujuan Pembelajaran

3. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa mampu:

a) Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

b) Bersyukur adanya keteraturan dari sistem koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

c) Menyadari bahwa adanya keteraturan dari sistem koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

d) Menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh bersifat tentative 4. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa mampu menunjukkan sikap:

a) Menunjukkan perilaku jujur dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

b) Menunjukkan perilaku bertanggungjawab dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

c) Menunjukkan sikap kerja sama dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

d) Menunjukkan sikap rasa ingin tahu dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

e) Menunjukkan sikap pro- aktif dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas

(38)

b) Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan gambar dan berdasarkan sifat-sifat dari suatu larutan

c) Menyebutkan contoh dari larutan sejati, suspense kasar dan koloid dalam kehidupan sehari-hari

d) Menjelaskan fase terdispersi dan medium pendispersi

e) Menyebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi dari beberapa jenis koloid

f) Mengelompokan jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi.

g) Mengelompokkan sifat-sifat koloid

h) Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan disekitar. i) Menjelaskan perananan koloid dalam kehidupan sehari-hari. 6. Setelah melakukan proses pembelajaran siswa mampu:

a. Melakukan percobaan tentang sifat-sifat koloid.

b. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid. c. Menganalisis data hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid

d. Menyajikan hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid e. Menyimpulkan hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid

J. Materi Pembelajaran 1. Sifat-sifat koloid K. Metode Pembelajaran

1. Metode : Diskusi, tanya jawab,ceramah dan

demonstrasi.

2. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Scientific L. Media, Alat dan Sumber Belajar

a. Media berupa lembar kerja dan bahan praktikum

b. Alat berupa perangkat pembelajaran dan alat praktikum c. Sumber belajar

 Sudarmo Unggul.2013.KIMIA untuk SMA/MA kelas XI.Jakarta:Erlangga  Buku kimia, sumber lain yang relevan

(39)

M. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran Waktu

Pendahuluan  Guru Menyampaikan salam (selamat pagi atau selamat siang).  Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.

 Guru mengecek kehadiran siswa.

 Guru menyampaikan aspek yang dinilai selama dan setelah pembelajaran

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai  Guru memotivasi peserta didik dengan menganalogikan

peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan pertanyaan “pernahkah kalian melihat sorot lampu mobil atau motor pada malam yang berkabut? Atau pernahkah kalian melihat berkas sinar matahari melalui celah daun pohon atau pada celah jendela kamar pada pagi hari yang berkabut?”

10 menit

Inti Mengamati”

 Guru mendemonstrasikan salah satu sifat koloid yaitu efek tyndall dengan mengarahkan senter pada larutan gula dan air dan susu dengan air

 Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi tersebut.  Guru menjelaskan secara garis besar mengenai materi

sifat-sifat koloid “Menanya”

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai demonstrasi tersebut. Pertanyaan yang diharapkan “mengapa larutan gula tidak dapat menghamburkan cahaya sedangkan larutan susu dapat menghamburkan cahaya? Dari

(40)

pertanyaan yang muncul guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS yang telah dibagikan

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan menggunakan literature atau buku sumber yang ada.  Guru membagi siswa secara heterogen kedalam

kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang siswa.  Guru membagi LKS dan bahan ajar kesetiap kelompok

 Guru menilai sikap rasa ingin tahu siswa dari pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dan dalam mencari sumber.

“ Mencoba”

 Siswa mulai melakukan percobaan tentang sifat-sifat koloid.  Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan tentang

sifat-sifat koloid (siswa diharapkan aktif dalam melakukan percobaan)

 Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan data (siswa diharapkan jujur dan bekerja sama dalam mengumpulkan data)

 Guru membimbing siswa mencatat hasil percobaan (siswa diharapkan menunjukkan perilaku jujur dalam mencatat data hasil pengamatan)

 Guru menilai keterampilan siswa dalam melakukan praktikum

“ Mengasosiasi”

 Siswa mulai menganalisis tentang sifat-sifat koloid menggunakan bahan ajar yang dibagikan dan buku sumber lainnya.

 Membimbing siswa mengolah data hasil pengamatan tentang sifat-sifat koloid (siswa diharapkan menunjukkan perilaku jujur dalam mengolah data hasil pengamatan)

(41)

 Membimbing siswa menyimpulkan pengamatan tentang sifat-sifat koloid

“ Mengkomunikasikan”

 Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang sifat-sifat koloid (siswa diharapkan dapat bertanggung jawab mempresentasikan data hasil pengamatan dan menggunakan bahasa yang baku dalam mempresentasikan hasil diskusi dan bekerja sama dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain)

 Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan. “ Menilai”

 Guru membimbing siswa untuk mereview hasil diskusi  Guru meminta siswa mengumpulkan hasil diskusi.

 Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberikan motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik

 Guru memberikan kuis (terlampir)

Penutup  Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran

 Guru memberikan soal tugas pribadi (terlampir) dan tugas kelompok untuk membuat laporan.

 Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

(42)

N. Penilaian Hasil Belajar

No Aspek Teknik Bentuk instrument

1 Sikap aspek spiritual

Observasi dan angket i. Lembar observasi penilaian sikap spiritual

ii. Lembar angket penilaian diri sikap spiritual

2 Sikap aspek social

Observasi, kegiatan diskusi kelompok

c. Lembar observasi sikap sosial

d. Lembar angket penilaian diri sikap social

2 Pengetahuan Penugasan, test tertulis c. Soal penugasan individu d. Soal kuis

3 Keterampilan Keterampilan praktikum dan Presentasi hasil praktikum kelompok

b. Lembar penilaian laporan c. Lembar penilaian

presentasi

(43)

SIFAT-SIFAT SISTEM KOLOID RPP 02

I. Sifat – Sifat Koloid A. Efek Tyndall

Cara yang paling mudah untuk membedakan suatu campuran merupakan larutan, koloid atau suspensi adalah menggunakan sifat Efek Tyndall. Jika seberkas cahaya dilewatkan melalui suatu sistem koloid, berkas cahaya tersebut kelihatan dengan jelas. Hal itu disebabkan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Gejala seperti itulah yang disebut efek Tyndall koloid.

Istilah Efek Tyndalll didasarkan pada nama penemunya, yaitu Jhon Tyndall (1820 - 1893), seorang ahli fisika Inggris. Jhon Tyndall berhasil menerangkan bahwa langit berwarna biru disebabkan oleh penghamburan cahaya pada daerah panjang gelombang biru oleh sistem koloid berupa partikel-partikel oksigen dan nitrogen di udara. Berbeda jika berkas cahaya dilewatkan melalui suatu larutan, nyatanya berkas cahaya seluruhnya dilewatkan. Akan tetapi, jika berkas cahaya tersebut dilewatkan melalui suatu suspensi, berkas cahaya tersebut seluruhnya tertahan dalam suspensi tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati Efek Tyndall ini antara lain :

1) Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut.

2) Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap, berdebu. 3) Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari

yang berkabut.

(44)

B. Gerak Brown

Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Jika di amati dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerek terus menerus dengan gerak patah-patah (zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut Gerak Brown. Gerak Brown ditemukan oleh seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris, Robert Brown (1773 - 1858) pada tahu 1827.

Gerak Brown terjadi dengan akibat tumbukan tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown tetapi tidak dapat diamati. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus-menerus, maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya garvitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi.

Gambar 10 : Model dari Gerak Brown C. Elektroforesis

Koloid ada yang netral dan ada yang bermuatan listrik. Jika partikel-partikel kolid dapat bergerak dalam medan listrik, berarti partikel koloid tersebut bermuatan listrik. Jika sepasang elktrode dimasukan dalam sistem koloid, partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju elektrode negatif (katode) dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju elektrode positif (anode). Pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing elektrode disebut

elktroforesis. Dengan demikian, elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan

jenis muatan koloid.

(45)

pembuatan sarung tangan dari karet. Pada pembuatan sarung tangan ini, getah karet diendapkan dalam cetakan berbentuk tangan secara elektroforesis. Elktroforesis juga digunakan untuk mengurangi pencemaran udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Frederick Cottrell (1877 -1948) dari Amerika Serikat. Metode ini dikenal dengan Metode

Cottrell. Cerobong asap pabrik dilengkapi dengan suatu pengendap listrik

(pengendap Cottrell), berupa lempengan logam yang diberi muatan listrik yang akan menggumpalkan partikel-partikel koloid dalam asap buangan.

Gambar 11: Elektroforesis D. Absorbsi

Suatu partikel koloid akan bermuatan listrik apabila terjadi penyerapan ion pada permukaan partikel koloid tersebut. Contohnya, koloid Fe(OH)3 dalam air

akan menyerap ion H+ sehingga bermuatan positif, sedangkan koloid As2S3 akan

menyerap ion-ion negatif. Peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap ion-ion negatif. Peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap zat lain disebut.absorbsi. berbeda dengan absorbsi pada umumnya, yang penyerapannya hanya sampai ke bagian dalam di bawah permukaan suatu zat, pada koloid mempunyai kemampuan mengabsorbsi ion-ion. Hal itu terjadi karena koloid tesebut mempunyai permukaan yang sangat luas.

Gambar 12 : Absorbsi

(46)

1) Pemutihan Gula Pasir

Gula pasir yang masih kotor (berwarna coklat) diputihkan dengan cara absorbsi. Gula yang masih kotor dilarutkan dalam air panas, lalu dialirkan melalui sistem koloid, berupa mineral halus berpori atau arang tulang. Kotoran gula akan diabsorbsi oleh mineral halus berpori atau arang tulang sehingga diperoleh gula berwarna putih.

2) Pewarnaan Serat Wol, Kapas atau Sutera

Serat yang akan diwarnai dicampurkan dengan garam Al2(SO4)3,

lalu dicelupkan dalam larutan zat warna. Koloid Al(OH)3 yang terbentuk

karena Al2(SO4)3 terhidrolisis akan mengabsorbsi zat warna.

3) Penjernihan Air

Air keruh dapat dijernihkan dengan menggunakan tawas (K2SO4Al2(SO4)3) yang ditambahkan ke dalam air keruh. Koloid

Al(OH)3 yang terbentuk akan mengabsorbsi, menggumpalkan dan

mengendapkan kotoran-kotoran dalam air. 4) Obat

Serbuk karbon (norit), yang dibuat dalam bentuk pil atau tablet, jika diminum dapat menyembuhkan sakit perut dengan cara absorbsi. Dalam usus, norit dengan air akan membentuk sistem koloid yang mampu mengabsorbsi dan membunuh bakteri-bakteri berbahaya yang menyebabkan sakit perut.

5) Alat Pembersih (Sabun)

Membersihkan benda-benda dengan mencuci memakai sabun didasarkan pada prinsip absorbsi. Buih sabun mempunyai permukaan yang luas sehingga mampu mengemulsikan kotoran yang melekat pada benda yang dicuci.

6) Koloid Tanah Liat Menyerap Koloid humus.

(47)

E. Koagulasi

Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Proses koagulasi ini terjadi akibat tidak stabilnya sistem koloid. Sistem koloid stabil jika muatan pada sistem koloid tersebut dilucuti dengan cara menetralkan muatannya, koloid tersebut menjadi tidak stabil lalu terkoagulasi (menggumpal).

Koagulasi dengan cara menetralkan muatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara berikut:

1) Penambahan Zat Elektroli

Jika pada suatu koloid bermuatan ditambahkan zat elktrolit, koloid tersebut akan terkogulasi. Contohnya, lateks (koloid karet) jika ditambah asam asetat, lateks akan menggumpal. Dalam koagulasi ini ada zat elektrolit yang lebih efisien untuk mengkoagulasi koloid bermuatan, yaitu sebagai berikut:

(a) Koloid bermuatan positif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion negatifnya lebih besar. Contohnya: koloid Fe(OH)3 adalah koloid bermuatan positif, lebih mudah

digumpalkan oleh H2SO4 daripada HCl.

(b) Koloid bermuatan negatif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion positifnya lebih besar. Contohnya, koloid As2S3 adalah koloid bermuatan negatif, lebih mudah

digumpalkan oleh BaCl2 dari pada NaCl.

2) Mencampurkan Koloid yang Berbeda Muatan

Jika dua koloid yang berbeda muatan dicampurkan, kedua koloid tersebut akan terkoagulasi. Hal itu disebabkan kedua koloid saling menetralkan sehingga terjadi gumpalan. Contohnya, campuran koloid Fe(OH)3 dengan koloid As2S3.

Selain koagulasi yang disebabkan adanya pelucutan muatan koloid seperti di atas, ada lagi proses koagulasi dengan cara mekanik, yaitu melakukan pemanasan dan pengadukan terhadap suatu koloid. Contohnya dalam pembuatan lem kanji. Sol kanji dipanaskan sampai membentuk gumpalan yang disebut lem kanji.

(48)

Kita mengenal dua jenis sol, yaitu sol liofil dan sol liofob. Sol liofil adalah sol yang zat terdispersinya akan menarik dan mengabsorbsi molekul mediumnya. Sol liofob ialah sol yang zat terdispersinya tidak menarik dan tidak mengabssorbsi molekul medimunya.

Jika sol tersebut menggunakan air sebagai medium, berarti kedua jendi kolid tersebut adalah sol hidrofil dan sol hidrofob. Contoh koloid hidrofil adalah kanji, protein, sabun, agar-agar, detergen dan gelatin. Contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfida, sol-sol-sol-sol logam, sol-sol belerang dan sol-sol Fe(OH)3.

G. Dialisis

Untuk menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan koloid pada proses pembuatan koloid, dilakukan penyaringan ion-ion tersebut dengan menggunakan membran semipermiabel. Proses penghilangan ion-ion pengganggu dengan cara menyaring menggunakan membran/selaput semipermiabel disebut dialisis. Proses dialisis tersebut adalah sebagai berikut; koloid dimasukkan dalam sebuah kantong yang terbuat dari selaput semipermiabel. Selaput ini hanya dapat melewatkan molekul-molekul air dan ion-ion, sedangkan partikel koloid tidak dapat dilewat. Jika kantong berisi koloid tersebut dimasukkan dalam sebuah tempat berisi air yang mengalir, ion-ion pengganggu akan menembus selaput bersama-sama dengan air. prinsip dialisis ini digunakan dalam proses pencucian darah orang yang ginjalnya tidak berfungsi lagi.

Gambar 13 : Dialisis H. Koloid Pelindung

(49)

stabil, perlu ditambahkan suatu koloid yang dapat melindungi agar tidak terkoagulasi. Koloid pelindung ini akan membungkus atau membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid yang dilindungi. Koloid pelindung ini sering digunakan pada sistem koloid tinta, cat, es krim dan sebagainya agar partikel-partikel koloidnya tidak menggumpal. Koloid pelindung yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi disebut emulgator (zat pengemulsi). Contohnya, susu yang merupakan emulsi lemak dalam air, emulgatornya adalah kasein (suatu protein yang dikandung air susu). Sabun dan detergen juga termasuk koloid pelindung dari emulsi antara minyak dengan air.

I. Sistem Koloid dalam Pengolahan Air

Air sungai merupakan koloid yang terbentuk dari tanah liat yang terdispersi di dalam air. Pengolahan air sungai menjadi air bersih dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1) Penggumpalan

Proses penggumplan (koagulasi) dilakukan dengan menggunakan tawas (Kal(SO4)2), PAC (Poly Aluminium Chloride), dan Al2(SO4)3.

Senyawa-senyawa tersebut dapat menghasilkan koloid Al(OH)3 yang

akan mengadsorpsi pengotor tanah dan menggumpalkannya sehingga terbentuk endapan.

2) Proses Penyaringan

Setelah terjadi penggumpalan, kemudian dilakukan proses penyaringan menggunakan penyaring. Penyaring terdiri atas lapisan pasir, kerikil dan ijuk.

3) Proses Adsorpsi

Adsorbsi atau penjerapan kotoran menggunakan koloid Al(OH)3

terjadi pada tahap awal. Jika terdapat ion Fe2+, ion tersebut terlebih dahulu dioksidasi menajdi ion Fe3+ menggunakan kaporit. Setelah itu baru proses adsorbsi dapat dilakukan menggunakan Al(OH)3, karbon

aktif seperti besi dan sisa kaporit yang berlebih. 4) Proses Desinfeksi

(50)

penggumpalan. Kaporit ini menimbulkan bau unsur klorin yang kurang sedap sehingga digunakan karbon aktif untuk menjerap klorin tersebut.

Gambar 14: Proses Penjernihan Air

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 02 I. Judul Praktikum : Sifat-Sifat Koloid

 Sifat efek tyndall

 Sifat adsorpsi (penjernihan air menggunakan tawas) II. Tujuan : Untuk mengetahui beberapa sifat-sifat koloid (efek tyndall

dan adsorpsi)?

III. Alat dan Bahan : Gelas kimia, tabung reaksi dan rak, silinder ukur, larutan gula,larutan sabun, minuman cocacola,dansusu dan tawas

IV. Prosedur Kerja A. Efek Tyndall

1. Siapkanlah 4 tabung reaksi besar yang bersih, kemudian isilah dengan larutan-larutan berikut masing-masing setinggi kira-kira 5 cm seperti berikut ini :

 Gelas kimia 1 dengan larutan gula

 Gelas kimia 2 dengan larutan sabun (air sabun)  Gelas kimia 3 dengan minuman cocacola  Gelas kimia 4 dengan susu

(51)

Catatlah warna dan keadaan masing-masing larutan-larutan itu (bening atau keruh).

2. Arahkan berkas cahaya lampu senter pada masing-masing gelas kimia satu per satu. Amati berkas cahaya dari samping dengan arah yang tegak lurus. Catat pengamatan anda.

3. Hasil Pengamatan

No Larutan Warna larutan (bening atau keruh) Menghamburkan cahaya atau tidak 1. Larutan gula 2. Larutan sabun 3. Minuman bersoda (coca-cola) 4 Susu 4. Pertanyaan?

1) Bagaimana sifat cahaya terhadap koloid? Apa yang di maksud dengan efek tyndall?

2) Apakah sistem koloid selalu keruh? Jelaskan

3) Bagaimanakah membedakan larutan sejati dengan sistem koloid?

4) Sebutkan beberapa efek tyndall dalam kehidupan sehari-hari 5) Berdasaarkan percobaan yang dilakukan , tabung mana saja yang

memperlihatkan berkas cahaya (efek tyndall? 6) Buatlah kesimpulan mengenai efek tyndall? B. Sifat Koagulasi (penjernihan air menggunakan tawas)  Prosedur kerja

1. Siapkan dua buah gelas kimia.beri label pada masing-masing gelas kimia 1 dan 2.

2. Masukan masing-masing ke dalam gelas kimia air kotor sebanyak 500 mL

(52)

4. Diamkan beberapa saat. Amati perubahan yang terjadi pada gelas kimia 1 dan gelas kimia 2

5. Catat hasil pengamatan.  Data pengamatan

No

Perlakuan

Parameter kualitas air

Kekeruhan Warna Rasa dan Bau Endapan 1 Air kotor yang

ditambah tawas 2 Air kotor yang tidak

ditambah tawas  Pertanyaan

1) Bagaimana cara kerja tawas (alumunium sulfat) dalam menjernihkan air?

2) Kesimpulan.

Jawaban LKS 02 No Larutan Warna larutan

(bening atau keruh)

Menghamburkan cahaya atau tidak

1. Larutan gula bening Tidak

2. Larutan sabun Keruh Tidak

3. Minuman

bersoda (coca-cola)

Keruh Menghamburkan cahaya

4 Susu Keruh Menghamburkan

cahaya

5 Larutan tepung Keruh Tidak

(53)

2. Sifat koloid terhadap cahaya adalah mampu menghamburkan cahaya ke segala arah, meskipun partikel koloidnya tidak tampak.

Efek Tyndal adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid.

3. cara membedakan larutan sejati dan sistem koloid yaitu dengan cara

mengarahkan seberkas cahaya pada campuran tersebut. Jika menghamburkan cahaya maka campuran tersebut termasuk koloid jka tidak menghamburkan cahaya maka campuran tersebut bukan koloid melainkan larutan.

4. Contoh fek tyndall dalam kehidupan sehari-hari yaitu:  sorot lampu mobil pada malam berkabut

 Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu

 Berkas sinar matahari melalui celah pohon-pohon pada pagi yang berkabut

5. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diatas tabung yang memperlihatkan berkas cahaya adalah: tabung 3 dan 4 sedangkan tabung 1, 2 dan 5 tidak memperlihatkan berkas cahaya.

6. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diatas tabung yang memperlihatkan berkas cahaya adalah: tabung 3 dan 4 yaitu susu dan minuman coca-cola hal ini menunjukan bahwa susu dan minuman coca-cola merupakan koloid. Sedangkan tabung 1,2 dan 5 tidak menghamburkan cahaya hal ini membuktikan bahwa larutan gula,larutan sabun dan larutan tepung bukan merupakan koloid karena tidak menghamburkan cahaya

7. Air mengandung partikel-partikel koloid tanah liat yang bermuatan negatif. Untuk keperluan air minum, partikel-partikel koloid ini harus dipisahkan, seperti dengan penambahan tawas Al2(SO4)3. Tawas mengandung ion Al3+

akan terhidrolisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan

(54)

Al3+ + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+ Al(OH)3 Akan menghilangkan muatan

negatif dari partikel-partikel koloid lumpur sehingga terjadi koagulasi. Al(OH)3 Akan mengendap bersama-sama lumpur. Hal ini digunakan dalam

proses pengolahan air bersih

SOAL KUIS RPP 02

1. Sabun dan detergen merupakan salah satu bahan yang menerapkan prinsip absorpsi sebagai alat pembersih.Jelaskan cara kerja detergen dalam membersihkan baju?

2. Jelaskan pengertian dari koloid liofil dan koloid liofob serta kegunaan koloid pelindung

JAWABAN KUIS RPP 02

1. Peranan koloid dalam industri farmasi, hampir semua jenis obat-obatan membentuk dispersi koloid, baik dalam bentuk sirup, tablet, kapsul, maupun kaplet. Contohnya sirup obat batuk, banyak yang dibuat dalam bentuk sirup dan dikemas dalam botol atau sachet. Oleh karena dispersi koloid dapat tersuspensi jika ada pengaruh dari luar, maka obat batuk sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu agar homogeny atau stabil.

2.

- Koloid liofil adalah koloid yang memiliki kestabilan tinggi karena sol dari zat terdispersinya akan menarik dan mengabsorpsi molekul mediumnya. - Koloid liofob adalah koloid yang memiliki kestabilan rendah karena sol dari

(55)

- Koliod pelindung berfungsi untuk menstabilkan emulsi atau emugulator. Contohnya: susu yang merupakan emulsi lemak dalam air, emugulatornya adalah kasein (suatu protein yang dikandung air susu). Sabun dan detergen merupakan koloid pelindung dari emulsi antara minyak dan air

SOAL TUGAS RUMAH RPP 02

1. Jelaskan sifat- sifat koloid beserta perananya dalam kehidupan sehari-hari

2. Sebutkan peranan koloid dalam bidang farmasi dan jelaskan mengapa obat batuk sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu?

3. Proses dialisis merupakan salah satu sifat dari koloid yang penerapan dalam kehidupan sehari-harinya adalah proses pencucian darah (hemodialisis) untuk penderita gagal ginjal. Jelaskan cara kerja proses pencucian darah (hemodialisis).

4. Mengapa pada siang hari di dalam rumah cukup terang padahal cahaya matahari tidak masuk ke dalam rumah?

5. Buatlah laporan praktikum tentang sifat-sifat koloid JAWABAN

1. Sifat- sifat koloid yaitu:

(56)

b) Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak. Gerak brown terjadi diakibatkan adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi sehingga partikel terdispersi akan terlontar.

c) Elektroforesis

Elektroforesis adalah partikel koloid yang bermuatan yang dapat dipengaruhi oleh arus listrik searah. Contoh ekektroforesis dalam kehidupan sehari-hari :alat untuk mengidentifikasi DNA dalam rangka mengidentifikasi korban atau pelaku kejahatan.

d) Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan- permukaan partikel koloid contoh adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari : proses penjernihan air, penghilangan kotoran pada proses pembuatan sirup, proses menghilangkan bau badan, penggunaan arang aktif, pemutihan gula pasir dan pewarnaan serat wol, kapas atau sutera.

e) Koagulasi

Koagulasi adalah pengumpalan partikel koloid oleh karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari : perebusan telur, pembuatan yoghurt, pembuatan tahu, pembuatan lateks, penjernihan air sungai, pembentukan delta dan pengolahan asap atau debu.

Gambar

Gambar 1: Tiga jenis campuran
Gambar 5: Emulsi Padat (cair-padat)  2)  Emulsi Cair (cair-cair)
Gambar 7: Emulsi Gas (cair-gas)  c.  Koloid Buih
Gambar 8 : Buih cair (gas-cair)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap gizi seimbang mengenai mengonsumsi makanan beragam (p=0,000), tidak ada hubungan

Pendekatan kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dengan

Untuk rata- rata penggunaan air minum setelah kenaikan tarif PDAM yang tertinggi dari sampel Desa/Kelurahan Kecamatan Denpasar Selatan adalah pada Kelurahan/Desa

Berdasarkan akurasi pada masing-masing kelas atau kategori pada variabel respon didapatkan total akurasi (1-APER) yang dihasilkan untuk klasifikasi financial distress

Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menciptakan sistem keamanan dengan menggunakan komponen yang sederhana namun memiliki fungsi RFID, GPS, dan SMS yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan karakteristik desain mock-up mitosis dan meiosis menggunakan “lego miniset” serta mengukur kelayakan mock-up

PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah ( problem ) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintregasikan ilmu

c. Fasilitas belajar sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan proses belajar siswa. Fasilitas belajar sekolah yang memadai