• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLITIK (PEMBARUAN ) HUKUM PIDANA DI INDONESIA. (Indonesia Criminal Law Reform Policy)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLITIK (PEMBARUAN ) HUKUM PIDANA DI INDONESIA. (Indonesia Criminal Law Reform Policy)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

POLITIK (PEMBARUAN ) HUKUM

PIDANA DI INDONESIA

(2)

BEBERAPA ISTILAH

Politik Hukum Pidana

Kebijakan Hukum Pidana

Penal Policy

(3)

APA POLITIK HUKUM PIDANA ?

• POLITIK (KEBIJAKAN) adalah keputusan yang menggariskan cara yang paling efektif dan

paling efisien untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama (R. Mayer dan Ernest Greenwood);

• PUBLIC POLICY is whatever governments choose to do or not to do. It is essensial for

(4)

Pengertian Politik Hukum Pidana, lanjutan

• MULADI, Politik Hukum Pidana (criminal law politic) adalah aktifitas menyangkut proses menentukan tujuan dan cara melaksanakan

tujuan tersebut. Dengan demikian terkait di sini proses

pengambilan keputusan (decision making process) atau pemilihan melalui seleksi diantara pelbagai alternatif yang ada mengenai apa yang menjadi tujuan dari sistem hukum pidana. Dalam rangka

mengambil keputusan dan pilihan tersebut disusun pelbagai

kebijakan (policies) yang berorientasi pada pelbagai permasalahan pokok dalam hukum pidana, yaitu perbuatan yang bersifat

melawan hukum, kesalahan/pertanggungjawaban pidana dan

pelbagai alternatif sanksi baik yang merupakan pidana (straf) ataupun tindakan (maatregel) (Muladi).

(5)

POLITIK HUKUM PIDANA

Bagaimana memilih, mengusahakan

atau membuat dan merumuskan

(6)

POLITIK HUKUM PIDANA, POLITIK HUKUM, POLITIK KRIMINAL, DAN POLITIK SOSIAL

Prof Sudarto, Politik hukum pidana sebagai bagian dari politik hukum: Politik Hukum Pidana adalah usaha negara melalui badan-badan yang

berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang dikehendaki yang diperkirakan bisa digunakan untuk mengekspresikan apa yang terkandung dalam masyarakat untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Sebagai bagian dari kebijakan kriminal, maka politik hukum pidana dimaknai sebagai kebijakan

(7)

Politik Hukum Pidana Sebagai Bagian

Dari Politik Hukum

Mengkaji arah pembentukan, perubahan, dan kewenangan penegakan hukum agar dapat

memenuhi tuntutan masyarakat akan tipe hukum yang dicita-citakan. Berarti

(8)

Politik Hukum Pidana sebagai bagian

dari Politik Sosial

• Hoefnagels, terdapat keterjalinan antara politik hukum pidana (politik kriminal), politik

penegakan hukum dan politik sosial;

• Sebagai upaya penanggulangan kejahatan melalui sarana hukum pidana (politik kriminal), politik

hukum pidana merupakan bagian dari politik penegakan hukum (law enforecement policy) dalam arti luas. Kebijakan kriminal juga

merupakan bagian dari politik sosial (social

(9)

Ruang Lingkup Politik Hukum Pidana

• Sebagai bagian dari Sistem Hukum, ruang lingkup politik hukum pidana mencakup bidang substansi hukum, bidang struktur hukum dan bidang kultur hukum;

• Dari substansi yang diatur, mencakup bidang-bidang hukum pidana materiil, hukum pidana formil dan hukum pelaksanaan pidana;

(10)

Mengapa Politik Pembaruan Hukum

Pidana ?

• Menghindari kesan Stagnan !

• Menunjukkan kesan dinamis dan prospektif. • Sistem Hukum Pidana Indonesia saat ini

mengalami banyak masalah:

1. KUHP sebagai induk hukum pidana

(11)

Mengapa politik (pembaruan) hukum pidana ...

2. Perkembangan masyarakat nasional maupun

internasional (politik, ekonomi, sosial-budaya serta pertahanan –keamanan) perlu diadaptasi dan

diakomodasi;

3. Perkembangan baru tindak pidana di luar KUHP. Kriminalisasi perbuatan tanpa pertimbangan yang jelas (Overcriminalisasi/ over reach criminal law)  Demokratisasi, HAM, dan efektivitas hukum pidana. Diperlukan pula pendekatan terpadu, tidak parsial, terintegrasi antara TP diluar KUHP dengan Asas-Asas Hukum Pidana dalam KUHP sebagai satu kesatuan

(12)

Mengapa politik (pembaruan) Hukum Pidana ...

4. Perkembangan paradigmatik hukum pidana, antara lain dari “ retributive justice” ke arah “restorative justice” dengan segala variannya (Penal mediation, diskresi, diversi, dsb);

(13)

PEMBARUAN HUKUM PIDANA

• Pembaruan: Rekonstruksi, Restrukturisasi,

Penataan Kembali, (bahkan pembentukan) .  dikaitkan dengan politik hukum pidana berarti rekonstruksi/restrukturisasi atau penataan kembali sistem hukum pidana

(14)

Pembaruan Hukum Pidana

• Sebagai suatu sistem hukum: Mencakup substansi hukum, struktur hukum dan kultur hukumnya.

- Substansi Hukum Pidana: Meliputi Hukum

Pidana Materiil (KUHP ataupun di luar KUHP). - Struktur Hukum Pidana: Pembaruan/penataan

institusi atau kelembagaan, menejemen dan tatalaksana serta sarana/prasarana dalam rangka penegakan hukum pidana (SPP).

(15)

Pembaruan Hukum Pidana

• Sebagai Suatu Sistem Hukum Pidana:

1. Bekerjanya Hukum Pidana (fungsional) Pembaruan

hukum pidana materiil (KUHP dan di luar KUHP), Hukum Pidana Formil (HK Acara Pidana: KUHAP

ataupun Acara Pidana Khusus tindak pidana di luar KUHP), Hukum Pelaksanaan Pidana.

2. Norma Hukum Pidana Substantif (Keseluruhan

aturan hukum pidana materiil untuk pemidanaan).  Penataan kembali sistem pemidanaan yang

mencakup “General Rules” (Buku I KUHP) dan

(16)
(17)

ISU TERKAIT PEMBAHARUAN HUKUM

PIDANA

1. Hukum Pidana sebagai suatu sistem Hukum (substansi, struktur dan kultur);

2. Hukum Pidana sebagai suatu sistem fungsional

(Hukum pidana materiil, hukum pidana formil dan hukum pelaksanaan pidana bekerjanya Hukum); 3. Hukum Pidana sebagai satu sistem pemidanaan

substantif (general rules dan special rules di dalam ataupun di luar KUHP);

4. Hukum pidana: Unsur-Unsur pemidanaan yang

(18)

PENDEKATAN DALAM PEMBARUAN

HUKUM PIDANA

• Hal yang harus diperhatikan:

1. Upaya penanggulangan kejahatan dapat

dilakukan baik melalui upaya penal ataupun upaya non penal;

2. Penggunaan Hukum Pidana (upaya penal),

tidak menyelesaikan akar masalah. Kejahatan adalah masalah sosial, oleh karena itu

(19)

Pendekatan ...

3. (Sanksi) hukum pidana ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi melindungi kepentingan

hukum manusia (kebebasan, harta benda, nyawa, dsb) di sisi lain di dalam

penerapannya justru melanggar kepentingan hukum manusia. Oleh karena itu penggunaan hukum pidana harus hemat. Jangan gunakan hukum pidana apabila: Tidak berdasar

(20)

Pendekatan...

4. Politik hukum pidana merupakan bagian dari politik penegakan hukum. Mengingat karakteristik hukum pidana (akibat dan biaya sosialnya), maka jangan

digunakan (sanksi) hukum pidana apabila ada sanksi lain (perdata/administrasi) yang lebih manusiawi dan lebih efisien. Persoalannya apakah sanksi lain memiliki kemampuan mencegah kejahatan seefektif hukum

(21)

Pendekatan ....

5. Dalam pembaruan hukum pidana selain harus memperhatikan perkembangan nilai-nilai

yang hidup di masyarakat (pendekatan nilai) juga harus memperhatikan kemampuan

hukum pidana sebagai sarana

penanggulangan kejahatan (pendekatan

(22)

PENDEKATAN NILAI

• Pembaruan hukum pidana harus didasarkan pada nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di

masyarakat;

• Pembaruan hukum pidana (Indonesia)

berorientasi pada pengembangan/pembentukan sistem hukum pidana yang mencerminkan nilai-nilai serta dinamika perkembangan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila.

• Bagaimana membangun sistem hukum pidana

(23)

Pendekatan Rasional

• Disebut juga dengan pendekatan kebijakan;

• Kebijakan berarti menentukan pilihan diantara berbagai alternatif pilihan secara rasional (efektif dan efisien);

• Pendekatan rasional penting, sebab jika hanya pendekatan nilai akan cenderung emosional. Penggunaan hukum pidana yang tidak rasional akan menghasilkan the crisis of

(24)

PENDEKATAN RASIONAL

• “ .... AND THE CHARACTERISTIC OF A

RATIONAL CRIMINAL POLICY IS NOTHING

MORE THAN THE APPLICATION OF RATIONAL METHODS” ( KARL O CHRISTIANSEN);

• Rational methods: Efektif dan efisien  Cost Benefit Analysis  economic analysis of law  rambu-rambu pembatas: JANGAN

(25)

PRINSIP-PRINSIP PEMBATAS

• Jangan gunakan hukum pidana apabila pidana itu tidak sungguh-sungguh mencegah;

• Pidana itu menimbulkan keadaan yang lebih berbahaya/merugikan daripada terjadinya tindak pidana itu sendiri;

(26)

Herbert l. Packer

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan hukum terhadap para pihak yang melakukan perjanjian pinjam meminjam uang secara lisan (non kontraktual) dilakukan dengan melakukan beberapa penilaian

Dasar penolakan rencana pemberian grasi adalah: "Tawanan Politik Papua Merdeka tidak pernah dan tidak akan pernah mengajukan permohonan pengampunan berupa grasi dari kepala

Selanjutnya, aga-agar dengan sari bit yang dipakai untuk uji stabilitas warna dalam penelitian ini adalah agar-agar dengan penambahan sari bit 5 persen, karena selain

Sehingga untuk meningkatkan tingkat keamanan dari unit pengendalian LP Drum adalah melakukan peningkatan keamanan dari masing masing komponen dengan meretrofit

Subjek dapat bersikap dengan cukup baik ketika ada masalah dan juga dapat mengetahui tujuan serta harapan dalam hidupnya sebagai santri pengabdian.. Subjek

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwaperancangan dan pembuatan Sistem Informasi Koperasi Universitas Diponegoro telah berhasil dilakukan

mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain. mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain... Perubahan

Ketika struktur direncanakan untuk menahan beban lateral yang lebih besar, seperti gempa bumi, biasanya digunakan dinding geser pada bangunan gedung.. Umumnya dinding geser