• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wildan Guru SMAN 1 Cikarang Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Wildan Guru SMAN 1 Cikarang Pusat"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Abstrak

Tulisan ini adalah hasil analisis data tentang upaya guru pembimbing dalam meningkat- kan aktivitas belajar dalam meningkatkan aktivitas belajar dalam kegiatan BK melalui layanan informasi dengan menggunakan me- dia pembelajaran di SMA Negeri 1 Cikarang pusat. Hasil nya adalah bahwa penyajian layanan informasi dengan media pern- belaiaran (elektronika/film) dapat menarik minat (motivasi) siswa dalam belajar. Di- mana menjadikan belajar siswa sangat kon- dusif dan bersemangat, dengan memakai media ini mampu membelajarkan siswa ser- ta belajar yang menyenangkan dalam memo- tivasi dirinya.

Kata kunci : BK, media pembelajaran Abstract

This paper is the result of data analysis about the efforts of the supervising teacher in increasing learning activities in increasing learning activities in BK activities through information services using instructional me-

dia in SMA Negeri 1 Cikarang. The result is that the presentation of information services with the learning media (electronics / film) can attract students' interest (motivation) in learning. Which makes student learning very conducive and enthusiastic, using this media is able to learn students and learn that is fun in motivating themselves.

Keywords: BK, learning media A. lATARBELAKANG

Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu usaha untuk mengem- bangkan segenap potensi yang ada pada diri individu. Dengan berkembangnya potensi diri manusia akan dapat mewujudkan diri dan fungsinya secara utuh dan optimal. Pendidikan sebagai salah satu usaha untuk menyiapkan siswa guna meningkatkan peranannya di masa yang akan datang, yaitu menjadi manusia yang berkualitas dimana pola hidup dan pola pikirnya berkembang Upaya Guru Pembimbing Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Dalam Kegiatan Bk Melalui Layanan Informasi Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Di SMA Negeri 1 Cikarang Pusat

Wildan

Guru SMAN 1 Cikarang Pusat

(4)

sejalan dengan kemajuan ilmu penge- tahuan dan teknologi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidi- kan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal Ayat 1 yang menjelaskan bahwa:

"Pendidikan adalah usaha sadar dan ter- encana untuk mewujudkan suasana bela- jar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan po- tensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara"

Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap serta menjadi warga negara yang demokratis dan ber- tanggungiawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Seiring denga- ni tujuan pendidikan nasional dan tujuan kritis pendidikan tersebut maka layanan dan bimbingan konseling di sekolah ber- tujuan untuk membantu siswa menenrtukan pribadi, mengenal ling- kungan dan merencanakan masa depan sehingga terbentuknya pribadi mandiri.

Konselor merupakan salah satu

tenaga pendidik, ini senada dengan Pera- turan Menteri Pendidikan Nasional No- mor 22 Tahun 2005 (dalam Prayitno, 2007:36) yang menyatakan "konselor adalah pelaksana pelayanan konseling di sekolah dan madrasah". Pelayanan konseling adalah pelayanan bantuan un- tuk peserta didik baik secara perorangan:

kelompok maupun klasikal, agar mampu mandiri dan berkembang secara opti- mal, dalam bidang pengembangan ke- hidupan pribadi, kehidupan sosial, ke- mampuan belajar. Dan perencanaan ka- rir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norrna- norrna yang berlaku (Badan Standar Na- sional Pendidikan, 2006).

Hal ini senada dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 yaitu konteks tugas konselor berada dalam pelayanan yang bertujuan mengernbangkan potensi dan memandi- rikan peserta didik dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli pada kemaslahatan umum. Untuk mewujudkan pelayanan tersebut, kegiatan bimbingan dan kon- seling dilaksanakan dengan pola yang jelas yaitu BK Pola 17 plus yang terdiri

(5)

dari 9 jenis layanan, 4 bidang pengem- bangan, dan 6 kegiatan pendukung sep- erti yang tertera pada SK Mendikbud No A2511995 sebagai petunjuk pelaksa- naan Jabatan Fungsional Guru dan Ang- ka Kreditnya. Melalui pelayanan bimb- ingan dan konseling diharapkan siswa mampu mengatasi permasalahan yang dialaminya, seperti yang diungkapkan oleh BSNP (2006;4), yaitu: Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pcngembangan peserta didik secara indi- vidual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan. potensi, bakat, minat, perkembangan. kondisi serta peluang-peluang yang dimiliki serta membantu peserta didik nrengatasi kelemahan dan hambatan maupun masa- lah.

Hal ini mengandung makna bah- wa guru pembimbing harus mengerti dan memahami siswa, baik itu bakat, minat, potensi, maupun perkembangann- ya sehingga apabila guru sudah mengerti dan memahami secara baik maka hal ter- sebut akan memberikan peluang bagi guru pembimbing untuk membantu pe- serta didik mengatasi kelemahan, ham- batan, serta masalah yang dialaminya.

Secara umum guru pembimbing ber-

tanggung jawab untuk membimbing pe- serta didik baik secara individual maupun kelompok sehingga memiliki kepribadian yang matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh.

Guru pembimbing diharapkan mampu membimbing peserta didik un- tuk menjalankan perannnya sebagai siswa yaitu belajar. Belajar adalah suatu proses untuk memperteguh tingkah laku melalui pengalaman (Oernar Hamalik, 2001:27). Sejalan dengan itu menurut Slamet (1995:2) belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu dengan Iingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan perilaku.

Salah satu faktor yang mempengaruhi belajar adalah motivasi.

Motivasi merupakan hal yang penting dalam proses belajar karena motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku namun juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku dalam belajar.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Hamzah (2007:1) bahwa "motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam mau- pun dari luar yang mendorong seseorang

(6)

untlrk mencapai tujuan tertentu yang te- lah ditetapkan sebelumnya"- Sejalan dengan itu Thursan Hakim (2002:26) mendefenisikan "motivasi sebagai suatu dorongan kehendak yang rnenyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk rnencapai tujuan tertentu”.

Penelitian ini berangkat dari ma- salah berupa apakah melalui layanan informasi yang diberikan kepada siswa dengan menggunakan media pembelaja- ran yang tepat dapat neningkatkan moti- vasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memotivasi siswa dalam kegiatan belajar terutama dalam kegiatan bimbingan dan konsel- ing. Penelitian ini bermanfaat bagi stake holder di lembaga pendidikan dan untuk memperkaya khazanah bimbingan kon- seling di dunia pendidikan.

Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitlan tindakan, pelayanan dengan judul "

Upaya Guru Pembimbing Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa;

mengikuti Kegiatan BK Melalui Layanan lnformasi Dengan Menggunakan Media Pembelajaran".

B. PEMBAHASAN

Konsep Aktivitas Belajar dalam Kegiatan BK Melalui Layanan Infor- masi Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Menurut Mc-Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengap mun- culnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali ter- jadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia"

2. Motivasi ditandai dengan muncul- nya, rasa atau "feeling", afeksi seseorang.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Motivasi akan menyebabkan ter- jadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala keji- waan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

(7)

Motivasi dapat juga dikatakan se- rangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, bila ia tidak suka, maka akan berusaha meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di da- lam diri seseorang.

2. Pengertian Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai proses memahami suatu hal dari tidak tahu menjadi tahu. Seiring dengan itu menurut Winkel (1995:5) belajar adalah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu yang terjadi selama jangka waktu tertentu yang mengakibat- kan individu berubah dalam sikap dan tingkah laku yang secara relatif bersifat konstan dan menetap.

Martinis Yamin (2009:98) mengemukakan belajar adalah peru- bahan perilaku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang diperoleh melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Senada dengan itu menurut Slamet (1995:2) belajar ialah suatu peru- bahan tingkah laku sebagai hasil in-

teraksi dengan lingkungan dalam me- menuhi kebutuhan hidupnya.

Prayitno dan Erman Anti (1994:163) mengemukakan belajar ada- lah "upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan apa yang sudah ada pada diri individu".

Menurut Hamzah (2007:22) belajar mengandung pengertian: (1) Memodifi- kasi atau memperteguh tingkah laku me- lalui pengalaman" (2) Suatu proses peru- bahan tingkah laku individu dengan lingkungannya, (3) perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk pen- guasaan, pengeluaran dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai penge- tahuan dan kecakapan dasar, yang ter- dapat dalam berbagai bidang studi, atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek ke- hidupan atau pengalaman yang terorgan- isasi, dan (4) Belajar selalu menunjuk- kan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan prak- tik atau pengalaman tertentu.

3. Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar. motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

(8)

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan bersemangat untuk belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dapat ditampilkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Sardiman (2008:75) mengemuka- kan motivasi belajar merupakan kese- luruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan bela- jar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Senada dengan itu menurut Martinis Yasmin (2009:80) mo- tivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar menambali keterampilan dan pengala- man.

Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk

melakukan kegiatan belajar. Hasil bela- jar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Hal ini senada dengan pendapat Ngalim Purwarito (1990:60) yaitu bila siswa mempunyai motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semu- la tidak terduga. Menurut Hamzah (2007:23) hakikat motivasi belajar ada- lah:

Dorongan internal dan eksternal pada siswa yang mempunyai peranan besar dalam keberhasilan siswa dalam belajar.

Motivasi internal merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Sedangkan motivasi eksternal merupakan dorongan yang berasal dari luar diri siswa seperti siswa belajar kare- na ingin memperoleh pujian dari orang lain.

Ridwan (2007:210) menyatakan motivasi belajar adalah keseluruhan usaha yang timbul dalam diri siswa agar tumbuh dorongan untuk belajar dan tujuan belajar yang dikehendaki oleh siswa tercapai, yang dapat diungkap rnelalui : (1) Ketekunan dalam belajar, (2) Ulet dalam menghadapi kesulitan, (3) minat dan ketajaman perhatian dalam

(9)

belajar, (4) Berprestasi dalarn belajar, dan (5) Mandiri dalam belajar.

a. Ketekunan dalam belajar

Ketekunan adalah sungguh-sungguh dan penuh perhatian. Ketekunan dalam belajar dapat dilihat dari tingkat ke- hadiran di kelas, mengikuti proses bela- jar di kelas, dan belajar di rumah (Ridwan, 20A7:210). Siswa yang mem- iliki ketekunan dalam belajar akan sela- lu berusaha untuk hadir di kelas dan mengikuti proses belajar di kelas dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian"

Disamping itu, siswa yang tekun juga akan mengulang kembali pelajaran di rumah sehingga ia semakin memahami pelajaran tersebut.

Intensitas kehadiran di kelas, mengikuti proses belajar di kelas dengan sungguh- sungguh, dan mengulang kembali pela- jaran di rumah merupakan bagian dari motivasi belajar. Seorang siswa dapat memperoleh hasil belajar ),yang memuaskan dengan adanya ketekunan dalam beiajar.

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan UIet berarti tidak muCah putus asa yang disertai dengan kemauan keras dan usaha dalam mencapai tujuan. Siswa yang mempunyai tingkat motivasi

bela.iar yang tinggi tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagai kesu- litan dalam belajar. Ulet dalam menghadapi kesulitan dapat dilihat dari sikap terhadap kesulitan dan usaha mengatasi kesulitan (Riduwan, 2007 :210).

c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar

Menurut Slameto (1.995:57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang bebera- pa kegiatan yang selalu diikuti dengan perasaan senang dan adanya kepuasan.

Senada dengan itu menurut Djaali (2001:121) minat adalah rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau ak- tivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Ketajaman perhatian yaitu menyangkut kemampuan seseorang, yang luar biasa dalam memecahkan soal. Siswa yang memiliki tingkat ke- mampuan yang tinggi cenderung akan lebih tinggi pula ketajaman perhatiann- ya" Ketertat'ikan pada suatu hai yang dibarengi dengan kernampuan sisrva akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kebia- saan dalam mengikuti pelajaran, dan senangat dalam mengikuti proses belajar

(10)

di kelas (Riduwan, 2007:210). Kebia- saan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Kebiasaan mengandung moti- vasi yang kuat (Djaali. 2007:128).

d. Berprestasi dalam belajar

Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar dapat dilihat dari keinginan untuk berprestasi dan kualifikasi hasil. Kebu- tuhan akan berprestasi merupakan dorongan untuk unggul, berprestasi dan berusaha keras untuk sukses (Mc Cleltand, dalam Stephen 2007:222). Se- nada dengan itu siswa yang berprestasi dalam belajar juga mempunyai target dalam mencapai prestasi belajar.

e. Mandiri dalam belajar

Mandiri dalam belajar berarti tidak bergantung kepada orang lain. Hal ini dapat dilihat dari penyelesaian tugas/PR dan menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran (Riduwan, 2007:210).

Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mengerjakan sendiri tugas/

PR dengan penuh tanggung jawab, be- rusaha menyelesaikannya menurut metode yang bervariasi dan kreatif di

luar jam pelajaran, siswa juga bisa mem- bentuk kelompok belajar untuk lebih mengoptimalkan hasil belajarnya.

4. Fungsi Motivasi

Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha bela- jar yang dilakukan siswa. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya moti- vasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik"

Menurut Sardiman (2008:85) ada tiga fungsi motivasi yaitu mendorong manu- sia untuk berbuat, menentukan arah per- buatan dan menyelesaikan perbuatan.

Senada dengan itu menurut Oemar Ha- malik (2007: 161) fungsi motivasi meli- puti mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, motivasi berfungsi mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan, rnotivasi ber- fungsi sebagai penggerak.

5. Peran Motivasi dalam Belajar

Menurut Hamzah (2007.27) peran penting motivasi dalam belajar adalah menentukan hal-hal yang dapat dijadi- kan penguatan belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai,

(11)

menentukan ketekunan belajar Riduwan (2007:201) mengemukakan motivasi dipandang berperan dalam belajar kare- na mengandung nilai-nilai sebagai beri- kut:

a. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan siswa, belajar tanpa motivasi sulit ur"ttuk mencapai keber- hasilan secara optimal.

b. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pem- belajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat, yang ada pada diri siswa.

c. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh men- cari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa.

d. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendaya- gunakan motivasi dalam pros- es pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas. Masalah disiplin kelas dapat timbul karena kega-

galan dalam pergerakan moti- vasi belajar"

e. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang essen- sial dalam proses belajar dan pernbeiajaran motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembeiajaran yang efektif'.

6. Upaya Meningkatkan Motivasi Bela- jar Siswa

Menurut Sardirman (2008:92-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk me- numbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu dengan memberi angka, hadiah, saingan, ego-involvement, member ulangan, mengetahui hasil, pu- jian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui. Senada dengan itu Oemar Hamalik (2007: 166- 168) mengemukakan cara membangkit- kan motivasi belajar siswa adalah mem- beri angka, pujian, hadiah, kerja ke- lompok, persaingan, tuiuan, sarkasrne, penilaian, karyawisata, film pendidikan dan belajar melalui radio.

Menurut Gage & Berliner (dalam Slameto, 1995:176-179) cara meningkat- kan rnotivasi siswa yaitu (1) pergunakan pujian verbal, (2) pergunakan tes dalam

(12)

nilai secara bijaksana, (3) bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi, (4) melakukan hal-hal yang luar biasa untuk mendapatkan perhatian siswa, (5) me- rangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan pada siswa sedikit hadiah yang akan diterimanya bila ia berusaha untuk belajar, (6) agar siswa lebih mudah memahami bahan pelajaran pergunakan materi yang sudah dikenal sebagai con- toh, (7) terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks ) yang unit dan luar biasa agar siswa jadi lebih terlibat, (8) minta pada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah di- pelajari sebelumnya (9) pergunakan stim- ulasi dan permainan, (10) perkecil daya tarik system motivasi yang bertentangan, (11) perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan dari keterli- batan siswa, dan (12) memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan sekolah.

Pengalarnan yang diberikan oleh guru terhadap siswa meningkatkan moti- vasi belajarnya menurut Dimyati dan Mudjiorro (dalam Riduwan, 2007:203) adalah dengan cara:

a. Siswa ditugasi membaca bahan

belajar sebelumnya, tiap mem- baca hal-hal terpenting dari ba- han tersebut dicatat.

b. Guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan men- jelaskannya

c. Guru mengajarkan cam me- mecahkan dan mendidik keberanian kepada siswa dalam mengatasi kesukaran

d. Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran

e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu me- mecahkan masalah dan mung- kin akan membantu rekannya yang mengalami kesulitan f. Guru memberi penguatan pada

siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri g. Guru menghargai pengalaman

dan kemampuan siswa agar belajar secara sendiri.

Senada dengan hal di atas, Yusuf (1992:25) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan motivasi siswa, guru mempunyai peranan sebagai berikut :

a. Menciptakan lingkungan belajar yang merangsang anak untuk

(13)

belajar

b. Member reinforcement bagi tingkah laku yang menunjukkan motif

c. Menciptakan lingkungan kelas yang dapat mengembangkan curiosity dan kegemaran siswa belajar.

Berdasarkan hal-hal di atas maka dapat disimpulkan bahrva guru mempu- nyai peranan penting dalam meningkat- kan motivasi belajar siswa.

Layanan Informasi

1. Pengertian Layanan Informasi

Layanan informasi adalah layanan bimb- ingan dan konseling yang memung- kinkan siswa menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi perguruan tinggi dan jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertim- bangan dan pengambilan keputusan un- tuk kepentingan peserta didik (Prayitno, 1997:28).

Menurut Prayitno dan Erman Amti (1994:266),layanan inforrnasi adalah layanan yang memberikan pemahaman baru kepada siswa yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan un- tuk menjalani suatu tugas atau kegiatan atau untuk menentukan arah suatu tujuan

atau rencana yang dikehendaki.

Selanjutnya Ahmad Sudrajat (2007) menyatakan bahwa layanan infor- masi merupakan salah saru jenis layanan bimbingan dan koseling di sekolah guna membantu siswa agar dapat terhin- dar dari berbagai kendala yang dapat mengganggu terhadap pencapaian perkembangan siswa, yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar dan karir siswa, Melalui layanan informasi.

diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan per- timbangan dalam pengambilan kepu- tusan untuk kepentingan siswa itu sendiri.

Dalam rangka membantu siswa meningkatkan motivasi belajar, guru pembimbing memberikan layanan infor- masi) yang berkenaan dengan sikap, ke- biasaan dan keterampilan belajar siswa, baik di sekolah maupun di rumah.

2. Tujuan layanan lnformasi

Secara umum Iayanan informasi bertujuan agar dikuasainya informasi tertentu oleh peserta layanan. Informasi tersebut digunakan oleh siswa untuk keperluan sehari-hari dalam rangka men-

(14)

ciptakan kehidupan sehari-hari yang efektif dan perkembangan dirinya (Prayitno, 2004:2)

Secara khusus tujuan layanan infor- masi dikaitkan dengan fungsi bimbingan dan konseling, Yaitu:

1). Fungsi pemahaman, yaitu peserta layanan dapat memahami informasi dengan berbagai seluk beluknya sebagai isi layanan.

2). Fungsi pencegahan, dengan informa- si yang telah diperoleh oleh siswa mere- ka dapat mencegah terjadinya masalah.

3). Fungsi pengentasan, informasi yang diperoleh siswa dapat digunakan untuk memecahkan masalah (apabila siswa yang bersangkutan mengalaminya) 4). Fungsi pemeliharaan dan pengem- bangan, dengan adanya informasi yang diperoleh siswa, mereka dapat mengem- bangkan dan memelihara potensi yang ada.

5). Fungsi advokasi, dengan informasi yang diperoleh siswa, memungkinkan mereka untuk membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-haknya.

Dalam hal pengembangan ke- mandirian, pemahaman dan penguasaan terhadap informasi sangat diperlukan oleh siswa, memungkinkan mereka

mampu menerima diri dan lingkungan secara objektif, positif dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan yang diambil dan akhimya mengaktualisasikan diri secara menyeluruh. Dengan demikian tujuan dari layanan informasi adalah dipahaminya suatu informasi tertentu oleh peserta lainnya.

Dalam menjalani kehidupan dan perkembangan siswa memerlukan berbagai informasi, baik untuk ke- hidupannya sehari-hari, belajar, maupun untuk piiihan studi dan pilihan karir.

Prayitno (2004) menyebutkan seseorang akan mengalami kendala apabila tidak mendapatkan informasi yang mencukupi dan menguasai informasi yang sebenarn- ya ada, namun tidak diaksesnya. Infor- masi juga merupakan acuan untuk bersi- kap dan bertingkah laku sehari-hari, se- bagai arah dari pengembangan diri dan sebagai dasar pen gambilan keputusan.

3. Komponen

Komponen yang terlibat dalam layanan informasi adalah:

1) Konselor

Konselor adalah penyelenggara layanan

(15)

informasi. Konselor harus menguasai sepenuhnya informasi yang rnenjadi isi layanan, mengenal dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan infor- masi dan mengggunakan cara-cara yang efektif untuk melaksanakan layanan.

2) Peserta

Peserta layanan informasi dapat berasal dari berbagai kalangan, baik secara perseorangan maupun kelompok" Di sekolah sasaran utama pemberian layanan informasi bidang bimbingan belajar adalah para siswa"

3). lnformasi yang menjadi isi layanan Jenis, luas dan kedalaman infor- masi yang menjadi isi layanan informasi sangat bervariasai, tergantung pada kebu- tuhan para peserta layanan- Dalam hal ini, identifikasi keperluan akan pen- guasaan informasi tertentu oleh para (calon] peserta sendiri, konselor maupun pihak ketiga sangat penting. Fada da- sarnya inforrnasi, yang diberikan kepada peserta Iayanan meliputi seluruh bidang pengembangan bimbingan dan konsel- ing.

4. Pendekatan dan Teknik

Pendekatan dan teknik yang dapat digunakan dalam pelaksanaan layanan

infomasi bidang bimbingan belajar ada- lah:

1) Ceramah, tanya jawab dan diskusi Cara penyampaian informasi yang paling biasa digunakan adalah ceramah, yang diikuti oleh tanya jawab. Untuk men- dalami informasi tersebut dapat dil- akukan diskusi dengan para Peserta.

2) Media

Dalam penyampaian layanan in- formasi dapat digunakan berbagai macam alat pembantu berupa peraga.

media tulis dan grafis serta seperangkat perangkat dan program elektronik. Papan informasi merupakan media yang cukup efektif jika dikelola dengan baik dan ba- han sajiannya aktual Penyajian layanan informasi bidang bimbingan belajar juga dapat dilakukan melalui rekaman au- dio, video dan kornputer.

3. Acara khusus

Layanan inforrnasi bidang bimb- ingan khusus yang dilaksanakan di sekolah. Waktu atau lebih.

4) Nara sumber

Penyelenggara layanan informasi tidak dimonopoli oleh guru pembimbing saja, pihak-pihak yang lain dapat diiku- tsertakan sesuai dengan isi materi infor-

(16)

masi yang akan diberikan kepada peser- ta layanan.

6. Iayanan Informasi dalam Bidang Bimbingan Belajar

Pada pelaksanaan pemberian infonnasi mengenai cara belajar, menurut Ridu- wan 2007: 206) setidaknya mengacu pada tujuan sebagai berikut: (1) mem- bantu para mengembangkan diri sesuai dengan kapasitas dasar yarrg dlmilikin- ya, sehingga mengembangkan kemam- puan belajarnya secara optimal; (2) membantu para siswa memperoleh kepuasaan pribadi dalam belajar; (3) me- numbuhkan kesadaran para siswa akan perlunya pendidikan yang memadai di era globalisasi supaya mereka tidak ketinggalan zaman.

Tujuan-tujuan yang tercantum di atas, perlu direalisasikan dalam bentuk kegiatan layanan yang diberikan kepada siswa, baik yang berfungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, maupun pengembangan" Riduwan (2007: 206) mengemukakan bahwa peranan guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan belajar adalah:

(1) mengumpulkan data tentang siswa; (2) mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari; (3) mengenal para siswa yang memer- lukan bantuan khusus; (4) mengada- kan pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa. Baik secara individual maupun kelompok untuk memperoleh saling pengertian ten- tang pendidikan anak; (5) mernbuat catatan pribadi serta menyiapkannya dengan baik; (6] menyelenggarakan bimbingan kelornpok atau individual;

(7) bekerjasama dengan petugas- petugas birnbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah para siswa; (8) menyusun program bimb- ingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya; (9) mene- liti kemajuan siswa, baik di sekolalr maupun di luar sekolah.

7. Kaitan Layanan Informasi terhadap motivasi siswa dalatn belajar

Proses belajar bermacam-macarn kondisi sesuai dalam mengikutinya (bervariasi), ada yang antusias, ada yang tanpa semangat, tanpa motivasi untuk melibatkan diri atau bahkan ingin melepaskan diri dari proses yang ada itu.

(17)

Konselor yang profesional dalam bi- dangnya berkerwajiban utnuk menjadi- kan proses belajar pada kondisi meaning- ful learning, salah satu wahana yang dapat mewujudkan kondisi yang di- inginkan dalam proses belajar mengajar adalah dengan layanan informasi.

Dengan layanan informasi diharapkan siswa bisa terbuka dan mengungkapkan mengapa meribut, keluar masuk, ber- bicara dengan teman dan mengetahui manfaat motivasi dalam belajar serta menjadi aktif dan proaktif dalam pem- belajaran. Dalam pelaksanaannya layanan informasi diberikan oleh guru pembirnbing agar siswa memahami apa sebenarnya belajar dan bagaimana cara belajar yang baik, sehingga akhirnya siswa memiliki motivasi yang besar da- lam belajar dan akan menjadikan siswa memiliki pahaman dan prestasi dalam pembelajaran.

Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "medium"

yang secara harfiah berarti "Perantara"

atau 'pengantar" yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan peneri- ma pesan. Beberapa ahli memberikan

defines tentang media pembelajaran.

Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sementara itu, Brigs (1977) ber- pendapat bahwa media pernbelajaran adalah sarana fisik untuk,menyampaikan isi materi pembelajaran seperti : buku, filrn, video dan sebagainya. Sedangkan national Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembela- jaran adalah sarana kornunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, Termasuk teknologi perangkat keras.

Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sega- la sesuatu yang dapat menyalurkan pe- san. dapat

Merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Media memiliki beberapa fungsi, dian- taranya :

1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengala-

(18)

pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari factor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku. kesempatan melancong, dan sebagainya"

Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut.

Jika peserta didik tidak mung- kin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik obyek dirnakstrd bias dalam bentuk nyata, min- iatur, model, maupun bentuk gambar- gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

2. Media pembelajaran dapat rnelampaui batasan ruang ke- las. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara lang- sung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, kare- na : (a) obyek terlalu.besar; (b) obyek terlalu kec;il; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat;

(d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) objek yang terlalu kompleks; (f) objek yang bun- yinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta dldik.

3. Media pembelajaran memung- kinkan adanya interaksi lang- sung antara peserta didik dengan lingkungannya.

4. Media menghasilkan keseraga- man pengamatan

5. Media dapat menanankan konsep dasar yang berrar, konkrit, dan realistis

6. Media membangkitkan keingi- nan dan minat baru

7. Media nnernbangkitkan moti- vasi dan merangsang anak un- tuk belajar

8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran A. Media Visual

(19)

1. Media yang tidak diProyeksikan -Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat lang- sung ke obyek Kelebihan dari media re- alita ini adalah dapat memberikan pen- galaman nyata kepada sisrva' Misal un- tuk mempelajari keanekaragaman ma- khluk hidup, klasifikasi makfiluk hidup ekosistem, dan organ tanaman.

- Model adalah benda tiruan dalam u,ujud tiga dirnensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu se- bagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistenr gerak pencernaan, penrafasatr, peredaran darah, sistem ek- skresi, dan syaraf pada hewan.

- Media grafis tergolong media visual yang nrenyalurkan pesan melaiui simbol -simbol visual. Fungsi dari media grafis menarik perhatian memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupa- kan jika hanya dilakukan melalui pen- jelasan verbal.

- Jenis-jenis media grafis adalah: 1) gambar / foto: paling umum digunakan 2) sketsit: gambar sederhana atau draft

kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbal- isme, dan memperjelas pesan. 3) dia- gram sketsa: garnbar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari objek ter- tentu ssecara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel sampai organism.

4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih rnudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu menrberikan ringkasan butir-butir pent- ing dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gan- rbar, diagram, karlun, atau lambang vel- bal. 5) grafrk: gambar sederhana )/ang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggam- barkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

2. Media proyeksi

1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap rnuka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa' guru dapat bertatap muka dengan siswa (tarrpa harus membelakangi siswa).

(20)

Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transpar- ancy i OHT) dan perangkat keras (Overhead projector I OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu: - Mengambil dari balran cetak dengan teknik tertentu-Membuat sendiri secara manual.

2. Film bingkai / slide adalah film trans- paran yang ulnumnya berukttran 35 mm diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu pa- ket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengatt trans- paransi OHP, harrya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksidan peralatan lebih mahal serta kurang prak- tis. Untuk menyaj ikan dibutuhkan proyektor slide.

B. Media Audio

1. Radio, merupakan perlengkapan el- ektronik yang clapat ciigunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat ,mengetahui beberapa ke- jadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupn dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang

cukup efektif.

2. Kaset-audio

yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keun- tungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan Perawatan murah.

C. Media Audio-Visual

1. Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak dikernbangkan untuk keper- luan pembelajaran, biasa dikemas dalarn bentuk VCD

2. Media komputer Media ini memiliki semua kelebihan yang dirniliki oleh rne- dia lain. selain mampu menarnpilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah Bahkan computer juga dapat disarnbung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta me- nyecliakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.

Kaitan Layanan lnformasi terhadap motivasi siswa dalam belajar

Proses belajar bermacam-macam kondisi siswa dalam rnengikutinya

(21)

(benvariasi), ada yang antusias, ada yang tanpa semangat, tanpa nlotivasi untuk melibatkan diri atau bahkan ingin melepaskan diri dari proses yang ada itu.Konselor yang professional dalam bidangnya berkewajiban utnuk menjadi- kan proses belajar pada kondisi mean- ingful learning salah satu wahana yang dapat mewujudkan kondisi yang di- inginkan dalam proses belajar mengajar adalah dengan layanan informasi.

Dengan layanan informasi di- harapkan siswa bisa terbuka dan mengungkapkan mengapa meribut, keluar masuk, berbicara dengan teman dan mengatahui manfaat motivasi dalam belajar serta menjadi aktif dan proaktif dalam pernbelajaran Dalam pelaksa- naannya layanan informasi diberikan oleh guru pembimbing agar siswa me- mahami apa sebenarnya belajar dan bagaimana cara bela-iar yang baik,sehingga akhirnya siswa memiliki motivasi yang besar dalam belajar dan akan menjadikan siswa memiliki pa- haman dan prestasi dalarn pernbelajaran.

C.HASIL PENELITIAN Deskripsi Kondisi Awal

Pada latar belakang telah

dikemungkakan bahwa kondisi av- raldenganmengunakan metode ceramah membuat siswa kurang aktif, hasil layanan yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan, dan dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel I KondisiAwal

Dari tabel di atas dapat dilihat bah- wa siswa yang mengerjakan tugas lair, 10 orang siswa sekitar 25,00 % , meng- ganggu teman 4 orang siswa sekitar 10,00 76, berbicara dengan teman 4 orang siswa sekitar 10,00 o/o, nreribut 8 orang sislva sekitar 20,00 lto dan jalan -lalan 4 orartg siswa sekitar 10,00 %, dengan total keseluruhan siswa yang tid- ak mempunyai motivasi belajar BK ada- lah sekitar 75,00 %"Dari aktivitas vang dimaksud adalah (1) Mengerjakan tugas lain, adalah mengerjakan tugas selain dari materi yang sedang diajarkan (2)

(22)

Mengganggu teman adalah, meng- ganggu teman ketika guru menerangakn pelajaran. (3) Berbicara dengan teman adalah, berbicara ketika guru men- erangkan pelaiaran. (4) Meribut adalah, meribut ketika guruketika guru men- erangkan pelajaran. (5) Jalan-jalan ada- lah, berjalan-jalan dikelas ketika guru menerangkan pelajaran ataupun ketika proses belajar mengajar berlangsung.

B. Deskripsi Hasil Siklus I 1. Perencanaan tindakan

Perencanaan siklus pertama diawali dengan skenario pembelajaran yang berhubungan

layanan dalam meningkatkan motivasi belajar membuat petunjuk dalam bentuk dengan pelaksanaan pemberian siswa.

Siklus pertama ini, dilikukan dengan serangkaian kegiatan yaitu, 1). Rencana tindakan,2), 3). Tindakan Observasi, 4).

Refleksi.

Berikut ini gambaran langkah-langkah rencana tindakan penelitian pada siklus satu:

adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan Rencana Program Layanan (RPL).

b. Mempersiapkan materi layanan.

c. Mempersiapkan media yang akan digunakan.

d. Mempersia'pkan format pengamatan/

invormasi.

2.Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus per- tama dilakukan mengacu kepada rencana yang sudah dipersiapkan sebe- lumnya, yaitu:

a. Pendahuluan

Berdoa dan mengambil absensi siswa.

Appersepsi materl Yang lalu, b. Kegiatan lnti

* Guru pembimbing menyajikan materi tentang "Motivasi"''

*peneliti menyampaikan informasi ma- teritersebut melalui n'letode ceramah dan tanya jawab.

* peneliti memberikan kesempatan kepa- da siswa untuk bertanya dengan materi yangsudah disampaikan.

*peneliti meminta pendapat kepada siswa berkaitan dengan materiyangsudah di informasikan sebelumnYa.

Di akhir penyampaian materi dil- akukan penilaian segera dengan tanya jawab, apakah siswa memahami lnater-

(23)

iyang disampaikan. Siswa dan guru me- nyimpulkan materiyang sudah diajar- kan.

d. Hasil dan Tindak Lanjut.

e. Menindak lanjuti kegiatan berikutnya.

Dari pelaksanaan tindakan dan observasi selarna siklLrs satu rnaka diperoleh data tentang aktivitas siswa seperti yang diganrbarkan dalam tabel berikut

ini:

Dari table diatas diperoleh gambaran aktivitas siawa sebagai berikut:

Jumlah siswa yang mengerjakan tugas lain 6 orang siswa sekitar 15%,, meng- ganggu

teman 2 orangsiswa sekitar 5,00 %, ber- bicara dengan teman sekitar 5,00 %,, meribut 5 orang sekitar 12,50%, ber- jalan-jalan 3 orang sekitar 7,50 %. Jadi dapat diambil kesimpulan setelah dil- akukan siklus l, siswa yang ntengerjakan tugas lain menurun dari 10 orang siswa menjadi 6 orang siswa, mengganggu te- man dari 4 orang menjadi 2 orang siswa,

berbicara dengan teman lain 4 orang siswa menjadi 2 orang siswa, meribut 8 orang siswa meniadi 5 orang siswa dan jalan-.jalan dari 4 orang siswa menjadi 3 orang siswa, dan total keseluruhan adalah 18 orang siswa sekitar 45,00 %. lni dilihat berdasarkan pengamatan peneliti dan teman sejawat selama proses belajar nrengajar berlangsung. Dilihat dari segiaktivitas siswa untuk setlap kali per- temuan menujukan penurunan, namun belum sesuai dengan apa yang harapkan.

Pada siklus I ini rata- rata siswa yang memperhatikan pelajaran semangkin meningkat, dan dari kehadiran siswa di kelas ini 100% dapat dilihat dari ceklis absensi siswa.

Berpedoman dari hasil observasi pertemuan pertama pada siklus 1 diatas , maka peneliti mengadakan refleksi un- tuk pertemuan kedua melalui siklus keII.

Dari hasil refleksi tersebut diakan per- baikan tindakan, perbaikan tindakan yang dimaksud adalah meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling melalui layanan informasi dengan materi yang baru, yaitu; " Percaya Diri".

b. Refleksi

(24)

Berpedoman pada hasilobservasi aktivi- tas siswa dalarn mengikuti kegiatan layanan informasi diatas melalui media elektronika/ tayangan film meningkat- Dari 30 orang siswa sekitar 75,00 %, menurun menjadi L8 0rang siswa sekitar 45,00 %. Refleksi ini nantinya dijadikan catatan perbaikan dan pembaharuan rencana tindakan pada siklus kedua. Pa- da siklus pertama motivasi siswa sudah meningkat, namun belum sempurna. Un- tuk memotivasi siswa peneliti mem- berikan tayangan-tayangan yang lebih menarik sesuai dengan materi yang akan disajikan.

Untuk menindak lanjutisiklus ke 1, peneliti merancang kembali kegiatan untuk siklus ke II dengan mengangkat topik tentang " Percaya Diri" diharapkan siswa termotivasi untuk meningkatkan percaya dirinya dalam penerapan ke- hidupan sehari-hari.

Deskripsi Hasil Siklus II

1. Rencana Tindakan

Secara umum rencana tindakan rnasih mengacu kepada siklus l, yaitu ada: (1) Rencana Tindakan, (2) Tindakan, (3) Observasi dan (4) Refleksi. Berikut ini langkah-langkah rencana tindakan

penelitian pada siklus kedua:

a. Membuat Program layanan (RPL).

b. Menyiapkan materi layanan' c. Menyiapkan alat / media layanan d. Menyiapkan format observasi.

2. Tindakan

pelaksanaan siklus keciua merupakan lanjutan darisiklus pertama dengan ma- teri

yang berbeda, tetapi dengan perlakuan yang sama.

a. Pemberian layanan informasi dengan materi "Percaya Diri".

b. Pemberian lnfornasi melaluitayangan -tayangan film yang berkaitan dengan materi "Percaya Diri".

c. Setelah siswa melihat tayangan, guru dan siswa berdiskusi. Siswa diminta un- tuk memberi tanggapan apa yang sudah mereka tonton.

d. Guru meminta siswa untuk menyim- pulkan materi layanan

e. Guru menyempurnakan kesimpulan yang diberikan siswa

f. Guru menyanyakan bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti kegiatan ini.

3. Hasil Pengamatan

(25)

Dari pelaksanaan tindakan siklus kedua dari pengamatan peneliti terlihat bahwa siswa sangat tertarik menonton materi yang ditayangkan, karena melalui video tentang film percaya diri.Siswa benar- benar serius mengikuti proses belajar mengajar dikelas, Dari penilai peneliti terlihat gambaran bahwa semua siswa benar-benar mempehatikan dan focus pada apa yang ditayangkan. Dari hasil pengamatan dapat dilihat data pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Hasil Observasi Siklus II

Dari kehadiran siswa pada siklus kedua ini tidak ada perubahan, siswa

hadir 100% dengan jumlah siswa 40 orang. Siswa dikelas ini tergolong ralin Dari hasil pengamaian pada siklus kedua ini mengalami kenaikan yang sangat berarti Menurut data yang dikumpulkan jumlah siwa yang mengerjakan tugas lain sekitar tidak ada, berbrcara dengan te- man tidak 1 orang yakni sekitar 2,50%.

mengganggu teman tidak ada, berbicara dengan teman tidak ada, meribut 1 orang siswa sekitar 2,50% dan sementara siswa yang jalan-jalan tidak kelihatan lagi. Dari semua aktivitas siswa mempunyai dam- pak yang menurun untuk sitiap siklus (pertemuan), yaitu dari rata-rala 75,00%

kondisi awal, turun menjadi 45,00 % pada siklus I berarti menurun 30,00 %, pada siklus II menurun menjadi 5,00 %, hal ini sangat berarti.

4. Pembahasan

pemberian layanan informasi melalui media pembelajara (elektronik/film), guru/pembimbing harus betul-betul me- nyiapkan materi yang akan dibahas. Na- mun tetap relevan dengan materi yang akan disampaikan untuk mengantarkan peserta didik dalam pemahaman konsep.

Tabel 4.Perkembangan dari setiap Siklus

(26)

Dari dua siklus yang dilaksanakan dalam penelitian ini menunjukan motivasi siswa sangat baik mengikuti kegiatan layanan melalui media pembelajaran (elektronika/film). Pada siklus satu rata - rata aktivitas siswa 45,00% dan turun nrenjadi 5,00% pada siklus kedua. Data ini memberikan petunjuk bahwa sesuai dengan kriteria penilaian terhadap ak- tivitas siswa yang mengacu pada pen- dapat Suciadi (2000) dalam Rahmaneli, dkk (2005) dengan teknik "group"

close, maka dapat disimpulkan bahwa siswa pada siklus pertama berada pada tingkat instraksional dan pada siklus kedua pada tingkat indenpenden"

penurunan aktivitas siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam layanan informasi sangat drastis menurut dan motivasi siswa sangat meningkat untuk mengikuti kegiatan layanan me- lalui media pembelajaran (elektronik me- dia/film).

Dari hasil observasi / pengama- tan dilakukan refleksi untuk menentukan hasil dan kesimpulan penelitian. Ber- dasakan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sernua siswa termotirrasi untuk mengikuti kegiatan layanan informasi melalui media pembelajaran, yaitu me-

dia eletorinik/ melalui tayangan film sesuai dengan materi informasi. Secara umum layanan informasi bertujuan, agar dikuasainya informasi tertentu oleh peserta layanan. lnformasi itu digunakan siswa untuk kehidupan sehari-hari, dalam rangka menciptakan kehidupan efektif dan perkembangan dirinya. (Prayitno, 2004:2).

Seiring dengan yang diatas Yusuf (Yusuf: 1992:25) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan motivasi siswa, guru mempunyai peranan sebagai berikut:

a. Menciptakan lingkungan belajar yang merangsang anak untuk belajar.

b. Memberi reinforcement bagitingkah laku yang menunjukan motif.

c. Menciptakan lingkungan kelas yang dapat mengembangkan curiosity dan kegemaran siswa belajar Dari hasil yang diperoleh jumlah siswa berkurang sitiap siklus (lihat siklus I dan II), ini menun- jukan keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan layanan inforrnasi terhadap upaya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

(27)

C. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa, penyaj- ian layanan informasi dengan media pernbelaiaran (elektronika/film) dapat menarik minat (motivasi) siswa dalam belajar. Dimana menjadikan belajar siswa sangat kondusif dan bersemangat, dengan memakai media ini mampu membelajarkan siswa serta belajar yang menyenangkan dalam memotivasi dirinya.

Diharapkan kepada guru-guru, khususnya guru pembimbing yang kre- atif dan inovatif dalam memberikan layanan -layanan kepada peserta didik.

Dimana media pembelajaran (elektronik/film) merupakan salah satu alternatif dalam pemilihan model pem- belajaran. Agar media pembelajaran ini betul-betul dapat meningkaikan aktivitas siswa memotivasi dirinya dalam belajar, maka guru/ pembinibing betul-betul ha- rus memahami konsep materi dan guru harus mempunyai kemampuan dalam menyiapkan model-model yang sesuai dengan materi yang dibahas.

D. DFTAR PUSTAKA

A.Surjadi, 1989. Menbuat Siswa Aktif dalant Mengojar. Bandung: Mandar Maju

Elida Prayitno, 1989. Motivasi dalam Belajar, Jakarta: P2LPK

Dalyono, I 997 .Psikologi Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta

Prayitno, 2004. .Layanan Bimbingan Ke- lompok Konseling Kelompok, FIP:

UNP.

Prayitno,2004.Pengembangan Kompe- tensi dan Kebiasaan Siswa Melalui Pelayanan Konseling. FIP:UNP Prayitno,l995.Layanan Bimbingan dan

Konscling Kelonpok, Jakarta: Chalia Indonesia

Suharsimi Arikunto, l987.Pengelolaan Kelas don Sinta (Sebuah Pendekatan Evaluatif), .Jakarta: CV Rajawali Syamsul Bahri Djamarah,2002. Psiklogi

Belajar. Jakarta : Rineka Cipta http://

akhmadstrdra-

jat.wordpress.com2008/01/12/konsep -media-pembelajaran/,

diakses tanggal 17 Mei 2012 http://www.dinaspendidikan- parepare.info/index.php?

op-tion=com_content&view=article&id

=122: berbagai-jenis-ntedia- pernbelaja-

ran&catid=59:artikelpembelajaran, Diakses tanggal 11 Mei 2012

(28)

Gambar

Tabel  I  KondisiAwal
Tabel 4.Perkembangan  dari setiap Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan sistem pengenalan kondisi iris yang merepresentasikan keadaan usus menggunakan Transformasi Wavelet dan Metode Fuzzy logic sudah cukup bekerja dengan baik pada

Pada Bagian ini menguraikan Kebutuhan program penanganan kawasan permukiman kumuh prioritas dengan konsep, strategi dan indicator kekumuhan, program dan

Berdasarkan hal tersebut, kabijakan kedua yang dapat diterapkan terkait dengan pengembangan ekspor sektor industri prioritas ke kawasan ASEAN adalah melalui peningkatan

Secara umum dari model dapat dijelaskan bahwa latihan fisik dapat menurunkan kadar glukosa basal sementara setelah latihan, namun lama-kelamaan akan naik kembali ke

Pihak kedua bersedia mematuhi seluruh kesepakatan yang menyangkut teknis dan peraturan pertandingan, serta kesepakatan mengenai keamanan demi kelancaran penyelenggaraan PORIKAN

DER berpengaruh tidak signifikan terhadap DPR 3 Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout

Konsep dasar ini yang nantinya akan banyak membantu pada saat mengkonstruksi sifat penjumlahan dari anti ideal fuzzy