• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kiat BISNIS Volume 6 No. 1 Juni 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kiat BISNIS Volume 6 No. 1 Juni 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS SISTEM PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) MELALUI e-FILING

DI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAWA TENGAH II

Abdul Haris

Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma Klaten Istifah

Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma Klaten

Abstract

One of the biggest sources of state revenue derived from the tax sector. Tax revenue is used to finance government expenditures, construction, as well as to improve the welfare of the community through increased public facilities. In order to improve the quality of the tax service to taxpayers, Direktort General tax reform in the field of tax administration, namely in the framework of the implementation of the type of service delivery and the delivery of the Notice to the Annual Tax Extension and conducted electronically through the online system or so-called e-filing. With the implementation of this system, the delivery of the Notice is expected to be more effective and efficient. The purpose of this study is to measure how the effectiveness of the delivery system of annual income tax returns via e-filing in the Office of the Directorate General of Taxation, Central Java II. This study used qualitative methods. Data was collected through interviews, documentation, and literature study. The level of effectiveness of the delivery system through the Annual Income Tax e-filing is measured in two ways: using the ratio of effectiveness, and comparing the number of individual taxpayers registered with the number of individual taxpayers who use the e-filing. Based on the research results, it can be concluded that the implementation of e-filing in 2013 is classified in the category are not effective with effectiveness ratio of 0.21% and the ratio between the number of individual taxpayers registered with that use e-filing by 0.12%..

Keywords : effectiveness, Notice, e-filing

PENDAHULUAN

Salah satu sumber penerimaan negara terbesar berasal dari sektor pajak. Penerimaan dari sektor pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah, pembangunan, serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan sarana publik. Serupa dengan peran pajak bagi pemerintah, perkembangan teknologi informasi juga sangat berperan penting dalam berbagai aspek-aspek di pemerintahan, khususnya aspek perpajakan. Teknologi informasi dapat memberikan segala informasi perpajakan

kepada para pengguna dengan cepat, tepat waktu, dan akurat. Saat ini perkembangan teknologi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, termasuk perkembangan teknologi di bidang kearsipan yaitu dengan adanya arsip elektronik. Di bidang perpajakan arsip elektronik dimanfaatkan untuk mendokumentasikan seluruh arsip-arsip mengenai data perpajakan. Hal ini merupakan suatu pembaharuan sistem perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Pembaharuan sistem perpajakan ini merupakan

(2)

bagian dari modernisasi pajak, khususnya sistem admnistrasi perpajakan.

Modernisasi perpajakan meliputi reformasi kebijakan, reformasi administrasi dan reformasi pengawasan. Reformasi kebijakan terdiri dari amandemen Undang-Undang antara lain UU No. 36 tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan, UU No. 16 tahun 2009 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), UU No. 42 tahun 2009 mengenai PPN dan PPnBM. Reformasi administrasi merupakan reformasi yang dilakukan berkaitan dengan organisasi, teknologi informasi dan SDM, sedangkan reformasi pengawasan terkait dengan adanya kode etik pegawai seirama dengan pelaksanaan good governance dan equal treatment dapat berjalan dengan baik (Lingga, 2012:1). Salah satu perubahan yang berkaitan dengan modernisasi sistem administrasi perpajakan yaitu pelaksanaan jenis pelayanan dalam rangka penyampaian Surat Pemberitahuan dan penyampaian Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara elektronik dan dilakukan melalui sistem online atau yang disebut dengan e-filing.

Dengan adanya sistem e-filing ini, pengiriman data Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja baik di dalam maupun di luar negeri, tidak tergantung pada jam kantor dan dapat pula dilakukan di hari libur dan tanpa kehadiran Petugas Pajak (24 jam dalam 7 hari), di mana data akan dikirim langsung ke database Direktorat Jenderal Pajak. Dan penggunaan e- filing dapat mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas (Noviandini, 2012:3).

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II merupakan salah satu Kantor Wilayah DJP di Indonesia yang menerapkan sistem e-filing dalam proses penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Penerapan sistem ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada para wajib pajak. Selain itu dengan diterapkannya sistem ini, penyampaian Surat Pemberitahuan diharapkan akan lebih efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur bagaimana efektifitas sistem penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan melalui e-filing di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah.

Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Istining Dyah Sayekti, Dwi (2012) yang berjudul “Analisis Perubahan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan e-filing (Studi Kasus Pada KPP Pratama Kediri)”.

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi. Analisis data dalam penelitian menggunakan analisis deskriptif dan uji beda Paired Sample t-Test. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunan. Subjek dari penelitian ini adalah penerimaan SPT Tahunan periode Januari- Desember tahun 2008 dan periode Januari- Desember tahun 2010. Teknik pengumpulan datanya adalah dokumentasi untuk penerimaan SPT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif tingkat kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan setelah pemberlakuan e-filing.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya variabel yang digunakan adalah tingkat kepatuhan wajib pajak sebelum dan sesudah pemberlakuan e- filing. Sedangkan pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah efektifitas sistem penyampaian SPT Tahunan PPh melalui e-filing.

2. Kamelia, Siti Hawa (2008) dalam penelitiannya mengenai “Analisis Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Penerapan Program e-SPT dalam Melaporkan SPT Masa PPN (Studi Kasus KPP Pratama Pasar Minggu)”, menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kepatuhan wajib pajak sebelum dan sesudah program e-SPT dalam melaporkan SPT Masa PPN yang diterima. Karena nilai signifikansinya dibawah 0,05 yaitu 0,005. Jadi penerapan program e-SPT sangat efektif bagi wajib pajak. Adapun perbedaan yang dimilikinya sebesar 2,824 Jumlah sampel (N) yang

(3)

digunakan berjumlah 12 sampel (jumlah sebelum dan sesudah SPT Masa PPN yang diterima), dengan tingkat continuity corrected (kelanjutan koreksi) untuk melihat seberapa besar pengaruh e-SPT terhadap kepatuhan wajib pajak PPN Masa, dalam penelitian ini pengaruhnya sebesar 1,000.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya variabel yang digunakan adalah kepatuhan wajib pajak sebelum dan sesudah penerapan program e-SPT dalam melaporkan SPT Masa PPN. Sedangkan pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah efektifitas sistem penyampaian SPT Tahunan PPh melalui e- filing.

3. Noviandini, Nurul Citra (2012) dalam penelitiannya mengenai “Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan e- Filing Bagi Wajib Pajak Di Yogyakarta”, menyatakan bahwa Terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi Kebermanfaatan terhadap Penggunaan e Filing. Hal ini berarti Persepsi Kebermanfaatan mempengaruhi tingkat Penggunaan e-Filing. Semakin tinggi tingkat Persepsi Kebermanfaatan e-Filing, maka wajib pajak akan semakin sering pula menggunakan e-filing. Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan dengan variabel Penggunaan e-Filing. Hal ini berarti Persepsi Kemudahan Penggunaan mempengaruhi tingkat Penggunaan e- Filing. Semakin tinggi tingkat Persepsi Kemudahan Penggunaan, maka wajib pajak akan semakin sering pula menggunakan e-filing. Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel Kepuasan Pengguna dengan variabel Penggunaan e- Filing. Hal ini berarti Kepuasan Pengguna mempengaruhi tingkat Penggunaan e- Filing. Semakin tinggi tingkat Kepuasan Pengguna, maka wajib pajak akan semakin sering pula menggunakan e-Filing.

Terdapat pengaruh positif Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Kepuasan Pengguna secara bersama-sama terhadap Penggunaan e-Filing. Hal ini berarti Kebermanfaatan, Kemudahan dan Kepuasan Pengguna mempengaruhi tingkat Penggunaan e- Filing. Semakin tinggi Kebermanfaatan, Kemudahan dan Kepuasan Pengguna dalam mengoperasikan e-filing maka wajib pajak akan semakin sering menggunakan e-Filing. Berdasarkan hasil perhitungan uji regresi berganda, diperoleh hasil positif pada semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hal ini mengindikasikan ada pengaruh positif secara bersama-sama terhadap variabel dependen, didukung level signifikansi semua prediktor yang di bawah 0,005.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya variabel yang digunakan persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan, dan kepuasan wajib pajak terhadap penggunaan e-filing bagi wajib pajak. Sedangkan pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah efektifitas sistem penyampaian SPT Tahunan PPh melalui e-filing.

TINJAUAN PUSTAKA Pajak

Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam Waluyo (2008:2), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.

1. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai definisi terlihat adanya dua fungsi

(4)

pajak menurut Waluyo (2008:6) adalah sebagai berikut ini.

a) Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Sebagai contoh adalah

dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

b) Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh adalah dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras, dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang mewah.

Modersisasi Sistem Administrasi Perpajakan Menurut Djozoli (2005) pengertian modernisasi sistem administrasi perpajakan adalah suatu proses reformasi pembaharuan dalam bidang administrasi pajak yang dilakukan secara komperhensif, meliputi aspek teknologi informasi yaitu perangkat lunak, perangkat keras dan SDM dengan tujuan mencapai tingkat kepatuhan perpajakan yang tinggi, kepercayaan terhadap administrasi perpajakan dan tercapainya produktivitas kinerja aparat perpajakan yang tinggi, sehingga diharapkan dapat mengurangi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Surat Pemberitahuan (SPT)

Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

1. Fungsi Surat Pemberitahuan

Fungsi Surat Pemberitahuan menurut Waluyo (2011:31) adalah sebagai berikut ini.

a) Bagi Pengusaha

Bagi pengusaha bahwa SPT adalah berfungsi sebagai sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan beberapa hal sebagai berikut ini.

1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotong atau pemungutan pihak lain dalam 1 tahun pajak atau bagian tahun pajak.

2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak.

3) Harta dan kewajiban.

4) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.

b) Bagi Pengusahan Kena Pajak

Bagi Pengusahan Kena Pajak, fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk

melaporkan dan

mempertanggunggjawabkan

penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang beberapa hal sebagai berikut ini.

1) Pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.

2) Pembayaran atau pelusanan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

c) Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi SPT adalah sebagai sarana

melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pajak yang

(5)

dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

e-SPT

Pengertian e-SPT menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 adalah adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

1. Kelebihan e-SPT

Kelebihan e-SPT yang dijabarkan oleh pemerintah dalam situs resmi Diretorat Jeneral Pajak pada www.pajak.go.id adalah sebagai barikut ini.

a) Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/disket.

b) Data perpajakan terorganisir dengan baik.

c) Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistematis.

d) Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan sistem komputer.

e) Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak.

f) Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan sistem komputer.

g) Menghindari pemborosan penggunaan kertas.

h) Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber daya yang cukup banyak.

Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian Tahun Pajak, apabila kewajiban pajak subjektifinya

dimulai atau berakhir dalam Tahun Pajak (Suandy, 2006:81).

1. Subjek Pajak Penghasilan

Berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2008, yang menjadi subjek pajak penghasilan adalah sebagai berikut ini.

a) Orang pribadi.

b) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

c) Badan.

d) Bentuk usaha tetap, merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan.

2. Objek Pajak Penghasilan

Berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2008, yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

e-Filing

Pengertian e-filing menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Per - 39/PJ/2011 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Formulir 1770S Atau 1770SS Secara e-Filing Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP).

1. Tahap Pelaporan SPT Menggunakan e- Filing

Tahap pelaporan SPT menggunakan e- filing yang dijabarkan pemerintah dalam situs resmi Direktorat Jenderal Pajak pada

(6)

www.pajak.go.id adalah sebagai berikut ini.

a) Mengajukan Permohonan e-FIN Electronic Filing Identification Number yang selanjutnya disebut e- FIN adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh KPP kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-filing. e-FIN digunakan untuk pendaftaran sebagai Wajib Pajak e-filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id). Untuk dapat memperoleh e-FIN, ada dua cara yaitu sebagai berikut ini.

1) Datang langsung ke KPP terdekat.

Untuk permohonan e-FIN melalui KPP, Wajib Pajak dapat memperoleh e-FIN dalam satu hari kerja sejak permohonan dibuat, dengan melampirkan Kartu Identitas Diri dan mengisi form permohonan e-FIN.

2) Online

melalui website Direktorat

Jenderal Pajak

(www.pajak.go.id)

b) Mendaftarkan diri sebagai WP e- filing di situs DJP paling lama 30 hari sejak diterbitkannya e-FIN.

c) Menyampaikan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi secara e- filing melalui situs DJP melalui empat langkah prosedural saja, yaitu sebagai berikut ini.

1) Mengisi e-SPT pada aplikasi e- filing di situs DJP.

2) Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan dikirimkan melalui email atau SMS.

3) Mengirim SPT

secara online dengan mengisikan kode verifikasi.

4) Notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan Elektronik akan diberikan kepada WP melalui e- mail.

Pengertian Efektifitas

Pengertian efektifitas menurut Siagian (2001:24) adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

METODE PENELITIAN

Untuk mengetahui bagaimana efektifitas sistem penyampaian SPT Tahunan PPh melalui e-filing di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif ini sering disebut dengan metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2009:1).

Dengan menggunakan metode kualitatif, maka data penelitian yang didapat lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai (Sugiyono, 2009:205).

Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II yang terletak di Jl. MT.

Haryono No.5, Manahan Surakarta, Jawa Tengah, alasan pemilihan objek penelitian ini karena salah satu Kantor Wilayah DJP di Indonesia yang menerapkan sistem e-filing

(7)

dalam proses penyampaian Surat Pemberitahuan adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II.

Penelitian ini berisi tentang bagaimana efektivitas sistem penyampaian SPT Tahunan PPh melalui e-filing di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II.

Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan ada dua, yaitu data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Bungin, 2005:122). Data primer dalam penelitian ini didapat dari wawancara langsung dengan pihak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah yang dari sumber data ke dua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2005:122).

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari data yang telah diolah oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II mengenai laporan penerimaan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (formulir 1770S dan 1770SS) yang disampaian dengan e-filing melaui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) tahun 2012-2013, serta data mengenai jumlah wajib pajak yang terdaftar dan jumlah wajib pajak yang menggunakan fasilitas e-filing.

Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama (Bungin, 2008:108).

Dalam penelitian ini teknik wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada responden, yaitu dari pihak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lain yang tertulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2012:143). Dokumen yang digunakan berupa data mengenai laporan penerimaan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (formulir 1770S dan 1770SS) yang disampaian dengan e-filing melaui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) tahun 2012-2013, serta data mengenai jumlah wajib pajak yang terdaftar dan jumlah wajib pajak yang menggunakan fasilitas e-filing.

3. Studi Kepustakaan

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data kepustakaan dengan cara mempelajari dan mengkaji buku, jurnal, ataupun makalah yang berkaitan dengan penelitian.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.

Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009: 91) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif adalah sebagai berikut ini.

1. Reduksi Data (Data Reduction) 2. Penyajian Data (Data Display) 3. Conclusion Drawing

Dalam penelitian ini tingkat efektivitas sistem penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (formulir 1770S dan 1770SS) melalui e-filing diukur dengan dua cara yaitu menggunakan rasio efektivitas, dan membandingkan antara jumlah wajib pajak

(8)

orang pribadi yang terdaftar dengan jumlah wajib pajak orang pribadi yang menggunkan e- filing.

1. Raiso Efektivitas

Rumus rasio efektivitas adalah sebagai

berikut ini.

Sumber : Yani, 2013:5

Untuk mengukur keefektifan, maka digunakan indikator sebagai berikut ini.

Tabel 3.1

Klasifikasi Pengukuran Efektivitas

Persentase Klasifikasi

>100% Sangat Efektif

90% - 100% Efektif

80% - 90% Cukup Efektif

60% - 80% Kurang Efektif

<60% Tidak Efektif

Sumber : Depdagri, Kepmendagri NO 690.900.327 Tahun 1996

2. Tingkat efektivitas diukur dengan membandingkan antara jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar dengan jumlah wajib pajak orang pribadi yang menggunkan e-filing dalam proses penyampaian SPT.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengukur tingkat efektifitas penyampaian SPT Tahunan PPh melalui e- filing, maka penulis menyajikan data mengenai target dan realisasi e-filing sebagai berikut ini.

Tabel 4.1

Target dan Realisasi e-filing di Kanwil DJP Jawa Tengah II Tahun Target Realisasi Rasio Efektivitas

2012 - 576 -

2013 700.000 1.464 0,21%

Sumber: data yang sudah diolah Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2012 tidak ada target e-filing dan, realisasinya hanya 576 SPT Tahunan PPh WP OP.

Sedangkan, untuk tahun 2013 target e-filing adalah 700.000 SPT Tahunan PPh WP OP yang disampaikan dengan e-filing.

Untuk menghitung efektifitas pelaksanaan e-filing, maka dilakukan dengan membandingkan antara realisasi serta target dari e-filing tersebut. Pada Tahun 2012, rasio efektivitas pelaksanaan e-filing tidak ada,

karena pada tahun tersebut tidak terdapat target dari pelaksanaan e-filing. Sedangkan untuk tahun 2013 rasio efektivitasnya adalah 0,21%.

Bedasarkan klasifikasi pengukuran efektifitas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan e-filing pada Kanwil DJP Jawa Tengah II untuk Tahun 2013 termasuk dalam kategori tidak efektif, karena fasilitas e-filing melalui situs resmi DJP yaitu www.pajak.go.id baru diterapkan tahun 2012, sehingga masih sedikit sekali wajib pajak yang menggunakannya.

Efektivitas = Realisasi e-filing x 100%

Target e-filing

(9)

Selain menggunakan rasio efektifitas, tingkat efektivitas e-filing juga dapat diukur dengan membandingkan antara jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar dengan jumlah wajib pajak orang pribadi yang

menggunkan e-filing dalam proses penyampaian SPT. Berikut penulis sajikan data mengenai jumla wajib pajak terdaftar dan jumlah wajib pajak yang menggunakan e-filing.

Tabel 4.3

Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Dan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan e-filing

Tahun WP OP Terdaftar WP OP Menggunakan e-filing

2013 1.179.559 1.464

Sumber: Data Yang Sudah Diolah Berdasarkan tabel 4.3 di atas, jumlah Wajib Pajak OP terdaftar untuk tahun 2013 adalah 1.179.559, dan jumlah Wajib Pajak OP yang menggunakan e-filing untuk tahun 2013 adalah 1.464 atau 0,12%. Oleh karena itu, dapat katakan bahwa penerapan e-filing dalam proses penyampaian SPT Tahunan PPh dikatakan tidak efektif, karena dari 1.179.559 WP OP yang terdaftar hanya 1.464 atau 0,12% saja yang menggunakan aplikasi e-filing.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan mengenai efektifitas penyampaian SPT Tahunan PPh melalui e-filing, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut ini.

Tingkat efektifitas sistem penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak melalui e-filing diukur dengan dua cara yaitu sebagai berikut ini.

1. Menggunakan Rasio Efektifitas

Pelaksanaan e-filing untuk tahun 2013 digolongkan dalam kategori tidak efektif dengan rasio efektivitas 0,21%.

2. Diukur dengan membandingkan antara jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar dengan jumlah wajib pajak orang pribadi yang menggunkan e-filing.

Penerapan e-filing dalam proses penyampaian SPT Tahunan PPh dikatakan tidak efektif, karena dari 1.179.559 WP OP yang terdaftar hanya 1.464 atau 0,12%

yang menggunakan aplikasi e-filing.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2008. “Penelitian Kualitatif”.

Jakarta. Kencana Media Group.

__________. 2005. “Metode Penelitian Kuantitatif”. Jakarta. Kencana Media Group.

Departemen Dalam Negeri. 1996. Keputusan Dalam Negeri No. 690. 900-327 tentang Pedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan. Jakarta. Sekretariat Negara.

Djazoeli, Sadhani. 2005. “Menuju Good Governance Melalui Modernisasi Pajak”, [online],tersedia://www.bisnisindonesia.co m[23 Mei 2005].

Herdiansyah, Haris. 2012. “Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial”. Jakarta. Salemba Empat.

Istining Dyah Sayekti, Dwi. 2012 .“Analisis Perubahan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan e- filing (Studi Kasus Pada KPP Pratama Kediri)”. Skripsi .FakultasEkonomi.

Malang. Universitas Negeri Malang.

Kamelia, Siti Hawa. 2008.“Analisis Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Penerapan Program e-SPT dalam Melaporkan SPT Masa PPN (Studi Kasus

(10)

KPP Pratama Pasar Minggu)”.

Skripsi:Fakultas Ekonomi. Jakarta.

Universitas Islam Negeri

Lingga, Ita Salsalina. 2012. “Pengaruh Penerapan e-SPT PPN Terhadap Efisiensi Pengisian SPT Menurut Presepsi Wajib Pajak”. Skripsi : Fakultas Ekonomi.

Bandung. Universitas Kristen Maranatha.

Noviandini, Nurul Citra. 2012. “Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E- Filing Bagi Wajib Pajak Di Yogyakarta”.

Skripsi:Fakultas Ekonomi. Yogyakarta.

Universitas Negeri Yogyakara.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 152/PMK.03/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 181/PMK.03/2007 Tentang Bentuk Dan Isi Surat Pemberitahuan, Serta Tata Cara Pengambilan Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Per - 39/PJ/2011 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Formulir 1770S Atau 1770SS Secara e-Filing Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id).

Siagian, Sondang Parulian. 2001. “Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja”.

Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Suandy, Erly. 2006. ”Perpajakan”. Jakarta.

Salemba Empat.

Sugiyono. 2009. “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung. Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Waluyo. 2008. “Perpajakan Indonesia”. Buku 1. Edisi 8. Jakarta. Salemba empat.

_______. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Buku 1. Edisi 10. Jakarta. Salemba empat.

Yani, Meli. 2013. “Analsis Efektifitas Pelaksanaan Sensus Pajak NasionalPada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat”. Skripsi:Jurusan Akuntansi. STIE MDP.

Referensi

Dokumen terkait

4541/3 ©2017 Hak Cipta BPM MARA [Lihat halaman Set Alcohol Alkohol Carboxylic acid Asid karboksilik Observation Pemerhatian..

Menugaskan para Kepala Bidang untuk melaksanakan evaluasi kegiatan pengumpulan, penerimaan, penyimpanan dan pemindaian dokumen perpajakan, perekaman dan transfer data

yang terjadi setelah tanggal keuangan yang diaudit akuntan. e) Surat pernyataan dari emiten di bidang akuntansi. f) Keterangan lebih lanjut tentang perkiraan atau proyeksi. g)

Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai dan bukan pula (jalan)3. orang-orang

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan evaluasi menurut ketentuan - ketentuan yang berlaku oleh Panitia Pengadaan Pekerjaan Konstruksi, maka Panitia Pengadaan

3 Kepada para penyedia jasa / perusahaan yang telah mengikuti Pelelangan Sederhana pada paket pekerjaan tersebut diatas, yang keberatan dengan Pengumuman ini dapat

Berdasarkan hasil analisa tapak pada bab 4, maka alternative tapak ke 3 dinilai paling ideal sebagai site Christian Community Center di Salatiga...

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Di Unit Kerja Produksi Pengecoran Logam.. Skripsi, Universitas Muhammadiyah