• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN PROSES PENGOLAHAN GURITA (Octopus Sp) BEKU DI PT. BUMI MENARA INTERNUSA MAKASSAR SULAWESI SELATAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN PROSES PENGOLAHAN GURITA (Octopus Sp) BEKU DI PT. BUMI MENARA INTERNUSA MAKASSAR SULAWESI SELATAN TUGAS AKHIR"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

i

STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN PROSES PENGOLAHAN GURITA (Octopus Sp) BEKU DI PT. BUMI

MENARA INTERNUSA MAKASSAR SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

NUR WAHIDA 1622050401

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN JURUSAN AGRIBISNIS

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPULAUAN

2019

(2)

2

(3)

3

(4)

4 PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, Juni 2019 Yang Menyatakan

Nur Wahida

(5)

5

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan pencipta alam dan seluruh isinya atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua dalam menjalani setiap aktifitas keseharian kita. Tak lupa juga saya haturkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi para ummatnya dan rahmat bagi seluruh alam semesta sehingga kita dapat merasakan indahnya menjalani kehidupan dalam beragama. Laporan tugas akhir ini dibuat mulai dari bulan Mei sampai bulan Juli 2019.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua saya tercinta Ayahanda Saparuddin (Alm) dan Ibunda Nukmah yang senantiasa memberikan semangat, dukungan serta motivasi sehingga laporan tugas akhir ini dapat selesai tepat pada waktunya. Selain itu terima kasih pula penulis ucapkan kepada pembimbing I Dr. H. Mauli Kasmi, S. Pi., M. Si dan Ilyas, S. Kom., M. Si selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis hingga penyusunan tugas akhir tersebut selesai. Serta beberapa pihak yang turut berperan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini diantaranya :

1. Dr. Ir. Darmawan. MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep 2. Dr. Nur Alam Kasim., S. Pi., M. Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3. Abdullah, S. Pi., M. Si selaku Ketua Program Stadi Agribisnis Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

4. Wiwiek Hidayati, SE., M. Si selaku penguji I

5. Yusri Muhammad Yusuf, S. Pd., M. Pd selaku penguji II

(6)

6 6. Bapak/Ibu dosen beserta pegawai yang ada di Jurusan Agribisnis Perikanan

pada khususnya dan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep pada umumnya.

7. Serta teman-teman dari Jurusan Agribisnis Perikanan, terkhusus untuk Mahasiswa Agribisnis Perikanan angkatan 29 B, yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasinya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan untuk pembuatan laporan di masa mendatang.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Pangkep, Juni 2019

Penulis

(7)

7

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN …... ii

HALAMAN PERNYATAAN …... iii

KATA PENGANTAR …... iv

DAFTAR ISI …... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang …... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan …... 2

1.4 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Gurita …... 4

2.2 Analisis SWOT ... 7

2.3 Manajemen Strategi …... 8

2.4 Definisi Pengembangan ... 15

2.5 Pengertian Pembekuan ... 16

2.6 Teknik Pembekuan ... 16

2.7 Pengertian Proses dan Pengolahan ... 17

2.8 Penanganan dan Pengolahan Gurita Beku ... 17

(8)

8 BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat …... 19

3.2 Metode Pengumpulan Data …... 19

3.3 Jenis Data ... 19

3.4 Analisis Data ... 20

3.5 Definisi Operasional ... 21

BAB IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan ... 22

4.2 Fasilitas Perusahaan ... 23

4.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 24

BAB V HASIL dan PEMBAHASAN 5.1 Faktor Internal ... 28

5.2 Faktor Eksternal ... 31

5.3 Alternatif Strategi PT. BMI ... 32

5.4 Analisis Lingkungan Perusahaan ... 33

5.5 Alur Proses Produksi Gurita Pada PT. Bumi Menara Internusa ... 42

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan …... 47

6.2 Saran …... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

RIWAYAT HIDUP ... 60

(9)

9

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel. 5.1 Uraian Strategi Pengembangan Analisis SWOT ... 38 Tabel. 5.2 Karakteristik mutu gurita pada PT. BMI ... 43

(10)

10

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

I. Struktur Organisasi Perusahaan ...

53

II. Struktur Organisasi Bagian Produksi Gurita ...

54

III. Tahapan Proses Produksi Gurita ... 55 IV. Gambar Alur Proses Produksi Gurita ... 56

(11)

11

ABSTRAK

Nur Wahida. 1622050401. Strategi Pengembagan Manajemen Proses Pengolahan Gurita (Octopus Sp) Beku di PT. Bumi Menara Internusa, Makassar Sulawesi Selatan. Dibawah bimbingan H. Mauli Kasmi dan Ilyas.

Berdasarkan hasil tugas akhir ini, bahwa PT. Bumi Menara Internusa, Makassar Sulawesi Selatan menerapkan Strategi Pengembangan Manajemen Proses Pengolahan Gurita (Octopus sp) yaitu pada lingkungan internal PT. Bumi Menara Internusa, yang menjadi kekuatan adalah kualitas produk yang dihasilkan, menjaga citra perusahaan, produk yang di tawarkan, kapasitas produksi perusahaan, fasilitas produksi dan operasi yang menunjang, pengendalian persediaan produk, visi dan misi perusahaan, dan yang menjadi kelemahan perusahaan adalah manajemen perusahaan yang masih sederhana, dan sistem pengelolaan keuangan. Pada lingkungan ekternal PT. Bumi Menara Internusa yang menjadi peluang dari perusahaan adalah ketersediaan bahan baku, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dengan ancaman perusahaan adalah masuknya pendatang baru dan kenaikan tarif BBM. Hasil tahapan proses produksi gurita beku di PT. Bumi Menara Internusa, yakni sebagai berikut: penerimaan bahan baku, penyortiran, penimbangan I, pencucian I, pembersihan kepala, mata dan gigi, pencucian II, penimbangan II, penyusunan diatas longpan, pembekuan, packing, penyimpanan dan pengiriman ke surabaya.

Kata Kunci: Strategi Pengembangan, Manajemen dan Alur Produksi

(12)

12

ABSTRACT

Nur Wahida. 1622050401. Strategy for Developing Management of Octopus Sp Frozen Processing at PT. Bumi Menara Internusa, Makassar, South Sulawesi.

Under the guidance of H. Mauli Kasmi and Ilyas.

Based on the results of this thesis, that PT. Bumi Menara Internusa, Makassar, South Sulawesi applies the Management Development Strategy for Octopus Processing (Octopus sp), which is in the internal environment of PT.

Bumi Menara Internusa, which is a strength is the quality of the products produced, maintaining the company's image, products offered, the company's production capacity, production facilities and operations that support, product inventory control, company vision and mission, and the company's weakness is company management which is still simple, and a financial management system.

In the external environment of PT. Bumi Menara Internusa which is the opportunity of the company is the availability of raw materials, the advancement of information technology and communication with the threat of the company is the entry of new entrants and the increase in fuel tariffs. The results of the stages of the frozen octopus production process at PT. Bumi Menara Internusa, namely as follows: receipt of raw materials, sorting, weighing I, washing I, cleaning of the head, eyes and teeth, washing II, weighing II, preparation of the longpan, freezing, packing, storage and shipping to Surabaya.

Keywords: Development Strategy, Management and Production Flow

(13)

13 BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan di Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan wawasan nusantara. Perikanan merupakan sumber pendapatan bagi berjuta-juta nelayan, seperti halnya petani gurita, pengolah gurita hingga pedagang gurita. Setiap tahun perikanan juga menyumbang dolar-dolar Amerika dalam bentuk devisa serta membuka peluang- peluang kerja dalam memberikan sumbangsih mereka dalam pembangunan nasional.

Gurita merupakan satu komoditi perikanan yang mudah sekali mengalami kemunduran mutu. Dalam waktu yang sangat singkat gurita akan menjadi busuk.

Mengingat kondisi yang demikian maka harus dilakukan upaya penanganan yang tepat agar tidak mengalami kemunduran mutu.

Berbagai cara pengawetan gurita telah banyak dilakukan, tetapi sebagian di antaranya tidak mampu mempertahankan sifat-sifat gurita yang alami. Salah satu cara mengawetkan gurita yang tidak merubah sifat alami gurita adalah pendinginan dan pembekuan.

PT. Bumi Menara Internusa (BMI) adalah salah satu perusahaan atau industri penanganan hasil perikanan. Perusahaan ini melakukan penanganan pada produk perikanan salah satunya ialah gurita (Octopus sp), perusahaan ini berada di Jln. Kima 15, Kav.R No.4, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi dan evaluasi serta

(14)

14 pengendalianya. Pada strategi pengembangan manajemen ini, berkaitan dengan analisis SWOT yang dimana berbicara tentang kondisi perkembangan perusahaan untuk mengevaluasi masalah yang ada di perusahaan. Perusahaan mengolah bahan baku dalam keadaan beku menjadi kekuatan utama untuk mencapai suatu tujuan yang di harapkan, sehingga dalam proses produksi dapat diperoleh kualitas yang baik sehingga produk yang dihasilkan kompetitif dipasaran.

Mengingat pentingnya strategi pengembangan manajemen terhadap proses produksi dalam pengolohan perusahaan tersebut bisa dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan yang akan di capai dengan mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Maka dari itu strategi pengembangan manajemen dalam perusahaan sangatlah penting untuk kelancaran perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan tugas akhir ini yaitu :

1. Apasaja faktor internal dan faktor eksternal yang ada di PT. Bumi Menara Internusa ?

2. Bagaimana alur proses pengolahan gurita (Octopus sp) beku ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apasaja faktor internal dan faktor eksternal yang ada di PT.

Bumi Menara Internusa.

2. Untuk mengetahui bagaimana alur proses pengolahan gurita (octopus sp) beku mulai dari proses hingga menghasilkan produk yang siap untuk dikirim ke Surabaya.

(15)

15 1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai strategi pengembangan manajemen proses pengolahan dalam produksi gurita (octopus sp) beku.

2. Sebagai bahan informasi dan perbandingan teori yang telah diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

(16)

16 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Gurita (Octopus Sp)

Gurita adalah hewan mollusca yang habitatnya di terumbu karang. Hewan yang kakinya terdapat di kepala ini memiliki 8 lengan dengan alat penghisap yang digunakan untuk bergerak dan menangkap mangsa. Lengan pada gurita berupa lapisan otot tanpa tulang, gurita ini tidak memiliki cangkang namun memiliki paruh yang digunakan sebagai rahang. Paruh adalah bagian terkeras dari tubuh yang digunakan sebagai rahang untuk membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil. Pada kulit gurita terdapat kromatofora berupa lapisan kantung-kantung pewarna yang lentur dan bisa mengubah warna, opasitas dan refleksitas jaringan epidermis. Otot-otot di sekeliling kromatofora bisa membuat kantung-kantung pewarna menjadi kelihatan atau hilang.

Kromatofora berisi pigmen berwarna kuning, oranye, merah, coklat, atau hitam.

Sebagian besar spesies gurita memiliki 3 warna dari seluruh pilihan warna kromatofora yang ada, walaupun ada juga spesies yang memiliki 2 atau 4 warna. Sel-sel lain yang bisa berubah warna adalah sel iridophore dan sel leucophore (warna putih). Kemampuan berganti warna digunakan gurita untuk berkomunikasi atau memperingatkan gurita lain. (Anonim, 2010)

Gurita merupakan makanan laut bagi penduduk di negara- negara Mediterania, Meksiko, dan bahan utama berbagai makanan jepang, seperti sushi tempura, Takoyaki dan Akashiyaki. (Adearisandi, 2011).

Secara lengkap urut-urutan klasifikasi dari Gurita (Octopus Sp) adalah sebagai berikut :

(17)

17 Filum : Molusca

Kelas : Cephalopoda Anak kelas : Coleoidea Bangsa : Octopoda Anak bangsa : Incirrata Suku : Octopodidae Anak suku : Octopodinae Marga : Octopus Jenis : Octopus sp.

2.1.1 Sistem Pernafasan

Gurita memiliki 3 bagian jantung, 2 untuk memompa darah ke 2 cabang insang dan 1 bagian untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah gurita mengandung protein Hemosianin yang kaya dengan tembaga untuk mengangkut oksigen. Dibandingkan dengan Hemoglobin yang kaya dengan zat besi, Hemosianin kurang efisien dalam mengangkut oksigen. Hemosianin larut dalam plasma dan tidak diikat oleh sel darah merah sehingga darah gurita berwarna biru pucat. Gurita bernafas dengan menyedot air ke dalam rongga mantel melalui kedua buah insang dan disemburkan keluar melalui funnel. (Anisa, 2009).

2.1.2 Sistem Pertahanan Diri

Gurita memiliki 3 mekanisme pertahanan diri: tinta, kamuflase dan memutuskan lengan. Gurita sangat cerdas dan kemungkinan merupakan hewan paling cerdas di antara semua hewan invertebrata. (Anonim, 2010)

(18)

18 2.1.3 Sistem Pencernaan

Gurita menangkap dan meremukkan mangsa dengan lengan berpenghisapnya.

Mereka juga memiliki paruh untuk mengunyah mangsanya sehingga lebih mudah dicerna. (Adearisandi, 2011)

2.1.4 Sistem Reproduksi

Gurita jantan meletakkan sperma ke dalam mantel gurita betina menggunakan lengan khusus yang disebut hectocotylus. Beberapa bulan setelah masa kawin, gurita jantan akan mati. Setelah dibuahi, 2 bulan kemudian gurita betina akan bertelur (dapat mencapai 200.000 butir) dan menggantung kumpulan telur berbentuk kapsul membentuk untaian di langit-langit sarang. Induk gurita sangat peduli terhadap telurnya. Mereka akan menjaga sarang dari predator dan dengan lembut mengipaskan arus air agar telur-telurnya tidak kekurangan oksigen. Gurita betina tidak makan selama merawat telurnya (hingga 6 bulan).

Tidak lama setelah telur-telur menetas, induk gurita akan mati. (Anonim, 2010) Setelah telur menetas, larva gurita akan melayang bersama kawanan plankton sambil memangsa copepod, larva kepiting & larva bintang laut sampai cukup besar dan berat untuk berada di dasar laut. Gurita muda meningkatkan berat badan sebesar 5 persen setiap hari. Gurita remaja tumbuh dengan kecepatan yang cepat, karena rentang hidup gurita yang singkat. Sebagian besar spesies gurita hidup antara 12-18 bulan dan berkembang biak sekali seumur hidup. Gurita raksasa Pasifik Utara (beratnya bisa mencapai 40 kg) mampu hidup hingga 5 tahun dalam

(19)

19 kondisi lingkungan ideal. Setelah berumur antara 1-2 tahun, gurita dewasa siap untuk kawin. (Anonim, 2010)

2.1.5 Habitat

Octopus Sp dapat ditemukan di dunia luas di perairan tropical dan perairan semitropical. Disana terdapat banyak spesies dan tinjauan taxonomi dari variasi pada spesies ini. Terumbu karang di samudera sebagai habitat utama.

(Adearisandi, 2011)

2.1.6 Manfaat Gurita

Menurut Fitday (2010), Gurita adalah sumber kalori rendah dengan bentuk ramping. Ada sekitar 140 kalori per 3 ons (85 g) Gurita, dengan kandungan lemak hanya 1,8 g. Gurita merupakan sumber zat besi yang sangat baik untuk mengatasi kelemahan, kelelahan dan anemia. Gurita juga merupakan sumber kalsium, fosfor, kalium dan selenium juga menyediakan vitamin yang penting termasuk vitamin C, vitamin A dan beberapa vitamin B, serta beberapa omega-3 asam lemak. Omega-3 adalah nutrisi penting yang dapat menurunkan kemungkinan penyakit jantung, serta kanker dan depresi juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu perkembangan otak pada anak-anak. Gurita juga mengandung taurin, yang merupakan asam organik yang bertindak sebagai antioksida dan dapat melindungi terhadap beberapa efek stres. Taurin juga membantu mencegah penyakit jantung, walaupun belum dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa studi dikaitkan juga dengan kadar gula darah meningkat, namun hal ini juga memerlukan penelitian lebih lanjut.

(20)

20 2.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik.

Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. (Freddy Rangkuti, 2006)

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

1. Strengths (kekuatan), merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan), merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunities (peluang), merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar

(21)

21 organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman), merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2.3 Manajemen Strategi 2.3.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa depan dan bagaimana cara mencapai kondisi yang diinginkan tersebut (T.

Tripomo dan Udan, 2005).

Manajemen strategi menekankan dan mengutamakan pengamatan dan evaluasi mengenai peluang, dan ancaman lingkungan eksternal perusahaan dengan melihat kekuatan dan kelemahan dalam lingkungan internal perusahaan.

Sementara itu, proses manajemen strategi meliputi empat elemen dasar yaitu : pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi serta pengendalian (Husein, 2010).

Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi dan evaluasi serta pengendalianya. (David J hunger dan L. Wheelen, Thomas, 2003).

Pengertian strategi menurut David 2006: yaitu tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manjerial tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Sedangkan manajemen strategi adalah rangkaian proses formulasi, implementasi dan evaluasi strategi dalam mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Strategi dirancang untuk menjadi pegangan bagaimana

(22)

22 seharusnya bisnis perusahaan dijalankan dan bagaimana pengambilan keputusan diambil diantara berbagai alternatif pilihan tindakan yang tersedia.

Strategi didasarkan pada misi yang telah ditetapkan untuk menuju visi atau gambaran perubahan yang diinginkan (Hariadi, 2005:6). Campbell dan Yeung dalam David (2006:77) mendefinisikan visi sebagai keadaan masa depan yang mungkin dan diinginkan sebuah organisasi yang mencakup tujuan spesifik, sedangkan misi lebih diasosiasikan dengan perilaku organisasi saat ini. Setiap organisasi butuh sejumlah strategi untuk membimbing agar dapat mencapai tujuan atau target tertentu dan menjalani misi organisasi dengan sukses (Hariadi, 2005).

2.3.2 Model Manajemen Strategi

Secara khusus Steiner, George dan B. Miner (1997) mengatakan bahwa strategi merupakan penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan internal dan eksternal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu unruk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya tepat sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai. Hal itu menjadikan beberapa tahapan dalam manajemen strategi. Tahapan dalam manajemen strategi menurut David (2006), terdiri atas tiga tahap, yaitu :

1. Formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertenu yang akan dilaksanakan. Kerangka kerja dalam formulasi strategi adalah :

a. Tahap input

(23)

23 b. Tahap pencocokan

c. Tahap pengambilan keputusan 2. Implementasi strategi

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menentukan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya agar strategi yang diformulasikan dapat berjalan.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Tiga aktivitas dasar didalamnya adalah :

a. Meninjau ulang faktor internal dan faktor eksternal yang menjadi dasar strategi saat ini

b. Mengukur kinerja

c. Mengambil tindakan korektif

Proses manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelajutan. Suatu perubahan dalam salah satu komponen utama yang terdapat dalam model manajemen strategi dapat menyebabkan perubahan pada satu atau semua komponen lainnya. Model tersebut menunjukan suatu pendekatan yang jelas dan praktis untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi.

2.3.3 Analisis Lingkungan

A. Analisis Lingkungan Eksternal

Tripomo dan Udan (2005) menjelaskan bahwa analisis lingkungan perlu dilakukan sesuai dengan general system theory, yaitu organisasi adalah sistem

(24)

24 terbuka, dan organisasi modern secara continue berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut David (2006) tujuan dari analisis lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari. Bagian yang penting dalam audit eksternal adalah mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal penting untuk keberhasilan formulasi strategi. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari lingkungan makro dan mikro. Lingkungan makro disebut juga dengan lingkungan eksternal luar perusahaan, berupa kekuatan-kekuatan yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan dan harus dipantau oleh perusahaan. Faktor-faktor yang terdapat didalam lingkungan makro yaitu kekuatan ekonomi, sosial budaya demografi dan lingkungan, politik pemerintahan dan hukum, teknologi serta kekuatan kompetitif.

Lingkungan mikro yang biasa disebut lingkungan industri terdiri dari berbagai kekuatan yang dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya melayani pelanggan.

Menurut Porter (2003), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu :

1) Persaingan antar perusahaan sejenis

Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu organisasi dapat berhasil jika dapat memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.

(25)

25 2) Kemungkinan masuknya pesaing baru

Pada saat perusahaan baru dapat masuk dengan mudah kedalam suatu industri maka intensitas persaingan dalam industri tersebut akan meningkat.

Oleh karena itu dalam menyusun strategi perlu mengidentifikasi pesaing yang berpotensi untuk memonitor strategi pesaing baru serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada.

3) Potensi pengembangan produk subtitusi

Keberadaan produk subtitusi menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk subtitusi. Tekanan kompetisi meningkat sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun.

4) Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri. Menyusun strategi membutuhkan analisis mengenai kekuatan tawar-menawar pemasok agar dapat memberikan harga yang masuk akal.

5) Kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen

Ketika konsumen memutuskan membeli dalam jumlah besar maka kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Oleh karena itu dalam menyusun suatu strategi juga perlu menganalisis kekuatan tawar- menawar konsumen.

B. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang dilakukan terhadap situasi dalam perusahaan. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan

(26)

26 kuantitas dan kualitas fisik, keuangan perusahaan, dan juga dapat memperkirakan kelemahan (Weakness) dan kekuatan (Strength) struktur organisasi manajemen perusahaan.

David, J Hunger dan Thomas L. Wheelen, 2003 mengatakan mengidentifikasi faktor-faktor strategi internal, yaitu kekuatan dan kelemahan yang juga akan menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman. Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani perusahaan. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat dijadikan input bagi pihak manajemen dalam menentukan strategi bersaing yang ditetapkan.

Audit internal membutuhkan pengumpulan dan pengasimilasian informasi tentang operasi manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan system informasi manajemen (David, 2006).

Sedangkan Jauch dan Glueck, 2004 membagi faktor-faktor keunggulan strategi (internal) menjadi lima faktor, yaitu:

1) Pemasaran dan distribusi

Aspek pemasaran yang selalu mendapat perhatian dalam rangka mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat dikelompokan kedalam aspek produk, harga, saluran distribusi dan promosi.

2) Faktor keuangan dan akutansi

(27)

27 Aspek keuangan berhubungan dengan mencari sumber dana yang paling tepat, guna membiayai keuangan perusahaan, bagaimana dana tersebut dialokasikan dan yang terpenting adalah bagaimana perusahaan mengontrol dana itu.

3) Penelitian dan pengembangan

Aspek penelitian dan pengembangan menekankan pada teknologi yang digunakan oleh perusahaan dengan tetap memperhatikan kemampuan sumberdaya khususnya sumber daya manusia.

4) Sumberdaya dan karyawan perusahaan

Aspek sumberdaya dan karyawan berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia dalam kemampuannya mencapai tujuan perusahaan.

5) Produksi dan operasi perusahaan

Aspek produksi dan operasi melihat apakah perusahaan menghasilkan produk atau jasa, apakah perusahaan tersebut padat modal dan yang paling penting dilihat dari aspek ini adalah bagaimana perusahaan dapat mengembangkan sistem operasi yang dapat menghasilkan produk dengan jumlah, waktu dan biaya yang tepat.

2.4 Definisi Pengembangan

Winardi dalam Patriatiningrum, 2007 pengembangan dalam arti harfiah adalah bertambah besar/bertambah sempurna. Sedangkan usaha adalah kegiatan atau aktivitas agar diperoleh hasil lebih baik.

Kartasasmita, 1994 memberikan pengertian sebagai suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.

Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-

(28)

28 upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan.

Siagian dalam Bratakusumah dan Riyadi, 2003, memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah, menuju moderenitas dalam rangka pembinaan bangsa.

2.5 Pengertian Pembekuan

Pembekuan merupakan proses pengolahan, yaitu suhu produk atau bahan pangan diturunkan dibawah titik beku, dan sejumlah air berubah bentuk menjadi kristal es (Estiasih dan Ahmadi, 2009).

Menurut Effendi, 2009 dengan membekunya sebagian kandungan air bahan atau dengan terbentuknya es sehingga ketersediaan air menurun, maka kegiatan enzim dan jasad renik dapat dihambat atau dihentikan sehingga dapat mempertahankan mutu bahan pangan.

2.6 Teknik Pembekuan

Terdapat beberapa teknik pembekuan yang dikenal dimasyarakat menurut Ir. Eddy Afrianto & Ir. Evi Liviawaty, 1989, yaitu :

2.6.1 Air Blast freezer

Air Blast freezer adalah sebuah lorong dengan udara dingin yang disirkulasikan ke sekitar produk yang akan dibekukan dengan bantuan kipas angin setelah udara tersebut melewati evaporator. Air Blast Freezer digunakan untuk membekukan produk perikanan yang sudah dikemas dan diletakkan longpan.

Pembekuan produk perikanan dengan air blast freezer tergantung pada kecepatannya, makin cepat makin cepat dingin. Kelemahan pembekuan

(29)

29 dengan air blast freezer adalah terjadinya proses pengeringan pada produk perikanan yang tidak dikemas. Namun, pembekuan dengan air blast freezer juga mengandung kelebihan, yakni dapat digunakan untuk produk perikanan segala ukuran dan jenis secara bersamaan.

2.7 Pengertian Proses dan Pengolahan

Menurut Farie S.H, 2015, mendefenisikan proses sebagai rangkaian kegiatan secara diketahui awalnya namun akhirnya tidak diketahui. Proses adalah serangkaian tindakan, perbuatan yang dilakukan secara terus menerus yang menghasilkan suatu produk.

Menurut Handayaningrat S. 2015, Dalam bukunya berjudul “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen” mengatakan bahwa proses adalah suatu tuntutan perubahan dari suatu peristiwa perkembangan suatu yang dilakukan secara terus menerus. Pengolahan adalah proses pembuatan atau diolahnya bahan dari sebelum di buat hingga menjadi suatu produk atau barang.

2.8 Penanganan dan Pengolahan Gurita Beku

Penanganan adalah rangkaian kegiatan penanganan untuk mendapatkan yang baik dan mempunyai jaminan mutu. Penanganan gurita dapat dilakukan berdasarkan produksinya antara lain dari hasil tangkapan di laut ataupun perairan umum. Dari mana pun asalnya penanganan gurita harus secara cepat, cermat, hati- hati, bersih dengan tetap menjaga suhunya. Penanganan seperti ini dilakukan karena ciri produk yang sangat mudah rusak. Gurita segar diterima biasanya berada dalam bak plastik atau sterofom yang berisi es. Penanganan yang terlambat dapat mengakibatkan mutu gurita kurang bagus seperti organ tubuh pada gurita sudah

(30)

30 tidak lengkap lagi, bau amoniak dan lendir sudah mulai berkurang. (M. Ghufran H.

Kordi K, 2011)

Gurita salah satu produk perikanan yang memiliki sifat mudah busuk (highly perishable), maka penanganan yang baik mutlak diperlukan agar mutu gurita tetap segar pada saat di konsumsi. Mutu gurita terutama ditentukan oleh keadaan fisik dan organoleftik (rupa, warna, bau dan tekstur) dari gurita tersebut. Kemudian, ukuran dan keserangaman gurita juga dapat menentukan tingkat mutunya. Oleh karena itu, tidak boleh ada yang cacat, rusak (defest) yang akan mengurangi nilai dari mutu gurita. Gurita yang digunakan dalam industri pengolahan hanyalah gurita yang memiliki mutu segar. Penilaian mutu gurita dapat dilihat secara organoleptik (visual). Mutu gurita sebagai bahan baku akan mempengaruhi produk akhir. Gurita yang memiliki kesegaran baik akan menghasilkan produk akhir yang baik pula atau sebaliknya. (Nugraha, 2017)

(31)

31 BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penulisan tugas akhir ini berdasarkan hasil Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM), yang dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2019 – 4 April 2019. Bertempat di PT. Bumi Menara Internusa Makassar, Jl. Kima 15, Kav.R No.4, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1. Metode Observasi atau pengamatan langsung, yaitu melakukan pengamatan terhadap objek yang dibarengi dengan pencatatan secara sistematik terhadap objek tersebut.

2. Metode Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung atau interaksi tanya jawab kepada karyawan dan penaggung jawab kegiatan di PT. Bumi Menara Internusa Makassar.

3. Metode studi Literatur, yaitu teknik pengambilan data dengan mengambil beberapa literatur dari berbagai sumber yang berhubungan dengan strategi pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan seperti halnya gurita baik dari buku, laporan, maupun wabsite atau internet yang berkaitan dengan proses kegiatan yang dilaksanakan.

(32)

32 3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penulisan tugas akhir ini yaitu :

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui tanya jawab kepada narasumber yang berkaitan untuk mendapatkan berbagai informasi dan keterangan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.

2. Data sekunder adalah berbagai teori dan informasi yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya tapi diperoleh dari berbagai buku, laporan serta melalui website internet.

3.4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu Analisis data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu analisis data deskriptif, kualitatif dan analisis SWOT.

Data deskriptif adalah data yang menggambarkan suatu objek baik dalam bentuk kata-kata atau tulisan, sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak terdiri dari angka yang diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara, atau bahan tertulis.

Analisis SWOT (Rangkuti, 2009), untuk Mengatasi Masalah Pengembangan usaha adalah Kemungkinan strategi dari Proses pengolahan berdasarkan pertimbangan kombinasi empat set faktor strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Strategi – SO

Strategi ini merupakan kombinasi antara kekuatan dan peluang, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang. Strategi ini disebut juga strategi agresif.

(33)

33 2. Strategi – ST

Strategi yang menggunakan seoptimal mungkin kekuatan internal untuk menghadapi tantangan atau kelemahan. Strategi ini disebut strategi diversifikasi.

3. Strategi – WO

Strategi gabungan antara kelemahan dan peluang yang berupaya untuk meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi ini disebut strategi turnarround.

4. Strategi – WT

Strategi kombinasi antara kelemahan dan ancaman yang tidak menguntungkan dan berusaha meminimalkan kelemahan internal yang ada serta menghindari ancaman. Strategi ini disebut juga strategi defensif atau bertahan.

3.5 Definisi Operasional

HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem jaminan mutu yang mendasarkan kepada kesadaran atau penghayatan bahwa hazard (bahaya) dapat timbul pada bagian titik atau tahap produksi tertentu tetapi dapat dilakukan pengendalian untuk mengontrol dan mencengah bahaya-bahaya yang akan timbul.

(34)

34 BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Umum Perusahaan

PT. Bumi Menara Internusa didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 1989 dengan mempekerjakan 100 karyawan saja. Produk utamanya adalah block frozen black tiger headless, PND, dan PUD untuk pasar jepang. Produk jadi yang dihasilkan sebanyak 500 ton / tahun.

Pada tahun 1992, PT. BMI mengembangkan produk seperti Sushi Ebi (untuk jepang), Cooked PDTO (untuk Eropa dan Amerika Serikat). Jumlah karyawannya meningkat menjadi 500 Orang. Produk jadi yang dihasilkan menjadi 1200 ton/tahun.

PT. Bumi Menara Internusa juga membuka pabrik kedua di Dampit, Malang Selatan dengan 100 karyawan untuk mendukung pabrik Surabaya dalam memproses nun- added value product seperti udang headless block frozen. Pada tahun 1997, produk – produk yang dihasilkan PT. Bumi Menara Internusa telah mencakup breaded shrimp dan dimsum. Produk jadi yang dihasilkan semakin meningkat menjadi 2500 ton/ tahun. Pada tahun 2002, produk jadi yang dihasilkan oleh kedua pabrik PT. BMI mencapai 6000 ton/ tahun.

PT. Bumi Menara Internusa Surabaya membuka cabang baru di makassar secara sah dalam bentuk badan hukum perseroan (PT) pada tanggal 8 Mei 2014 dengan nomor izin usaha : AHU/0032373.AHA.01.09. Tahun 2014 diresmikan oleh kementrian Hukum dan HAM.

Namun, PT. Bumi Menara Internusa Makassar Resmi didirikan pada tanggal 18 Agustus 2014 dan beroperasi pada tanggal 19 agustus 2014 yang dipimpin oleh Bapak Victor Capriyanto selaku kepala cabang dengan jumlah

(35)

35 tenaga kerja pada awal berdirinya perusahaan kurang lebih 80 orang dan mengalami perkembangan hingga pada tahun 2018 jumlah karyawan PT. Bumi Menara Internusa Makassar kurang lebih 370 orang. Pada tahun 2018 kepemiminan digantikan oleh Bapak Thomas Ibak selaku kepala cabang yang baru dengan jumlah karyawan 600 orang hingga saat ini. PT. Bumi Menara Internusa saat ini tidak hanya memproduksi Udang Beku tetapi juga memproduksi Tuna Loin Beku, Gurita Beku dan Ikan Kerapu/Dasar Beku.

PT. Bumi Menara Internusa menggunakan praktek jaminan kualitas yang didasarkan pada pelaksanaan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dari Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia yang menjelaskan bahwa perusahaan ini memiliki produk bebas dari bakteri, parasit, serta logam berat yang dapat merugikan karena berbahaya bagi konsumen.

4.2 Fasilitas

Untuk dapat menunjang kelancaran operasional perusahaan PT. Bumi Menara Internusa cabang Makassar, maka sarana fisik dan operasional merupakan faktor penting yang harus diperhatikan sehingga bisa mencapai suatu keberhasilan. Fasilitas yang terdapat di PT. Bumi Menara Internusa adalah : 1. Sarana angkutan darat berupa mobil kontainer, mobil pick up, truk, kapal

laut.

2. Kantor perusahaan 3. Ruang penyimpanan 4. Ruang proses

5. Mess gudang perusahaan 6. Ruang ganti karyawan

(36)

36 7. Pos security

8. Toilet putra/putri 9. Mushollah 10. Tempat parkir 11. Ruang makan

4.3 Struktur Organisasi

Berikut ini dijelaskan secara garis besar tugas dan wewenang masing- masing bagian pada PT. Bumi Menara Internusa Makassar :

1. Direktur

Adapun tugas direktur adalah sebagai berikut : a. Memimpin perusahaan

b. Menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan 2. Departemen operasional

Adapun tugas dari departemen operasional adalah sebagai berikut :

a. Mengarsipkan data penerimaan dan pengeluaran ikan yang diperoleh dari data perusahaan.

b. Mengontrol stock barang yang ada digudang.

3. Departemen produksi

Adapun tugas-tugas manager production adalah sebagai berikut :

a. Mengelola dan merencanakan produksi berdasarkan wewenang yang dilimpahkan ke plant manager.

b. Mengarah dan mengontrol pelaksanaan kegiatan serta hasil produksi.

c. Mengatur administrasi bidang produksi dan tekhnik untuk memudahkan pelaksanaan pengawasan.

(37)

37 d. Menciptakan sistem kerja yang efisien dan terarah bagi seluruh kegiatan

produksi mulai dari penerimaan raw material sampai dengan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

4. Departemen pengadaan bahan baku

Adapun tugas dari departemen pengadaan bahan baku sebagai berikut : a. Mengadakan pembelian bahan baku dari daerah-daerah.

b. Mempunyai tanggung jawab dan wewenang terhadap penentuan harga bahan baku.

5. Manajemen administrasi (personalia) dan keuangan

Dalam satu departemen ini menaungi dua bagian yaitu bagian administrasi dan keuangan, adapun tugas dari personalia adalah sebagai berikut :

a. Penyediaan sumber daya manusia berkualitas dan mampu melaksanakan kegiatan perusahaan secara profesional.

b. Merencanakan, mengkordinasi, mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan operasional disetiap area operasional.

c. Merencanakan dan mempertanggung jawabkan anggaran operasional dan pembelian raw material disetiap field.

d. Memberikan laporan mengenai penanganan mutu raw material operasional.

e. Bertanggung jawab oleh pemakaian kendaraan perusahaan yang dilaksanakan oleh driver.

f. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keamanan lingkungan perusahaan yang dilaksanakan oleh security.

g. Membayar pajak perusahaan

(38)

38 h. Mengontrol keuangan perusahaan dan membayar supliyer

6. Departemen pemeliharaan

Adapun tugas-tugas departemen pemeliharan adalah sebagai berikut : a. Mengontrol dan menjaga serta memperbaiki mesin-mesin perusahaan b. Mengontrol lingkungan sekitar perusahaan.

7. Quality Control

Adapun tugas-tugas quality control adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi dan mengontrol semua bahan baku yang masuk ke perusahaan, penanganan pada pabrik sampai produk diekspor.

b. Mengontrol semua kegiatan proses produksi.

c. Mengawasi sanitasi diseluruh tempat yang berhubungan dengan bahan baku.

d. Menjalankan sistem manual HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) setiap hari.

8. Teknisi

Adapun tugas dari teknisi sebagai berikut :

a. Merawat dan memperbaiki seluruh sarana dan prasarana pabrik.

b. Melakukan perbaikan mesin produksi apabila mengalami kerusakan 9. Departemen Kepala Produksi

Adapun tugas dari departemen kepala produksi sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana operasional dan program pemeliharaan/perawatan, pembangunan/investasi sarana dan prasarana yang berada di perusahaan.

(39)

39 b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasional dan

perawatan.

10. Administrasi (ADM)

1. Administrasi Penerimaan

Adapun tugas dari bagian administrasi penerimaan yaitu : a. Mencatat bahan baku yang masuk.

b. Menentukan size gurita 2. Administrasi Proses

Adapun tugas dari bagian administrasi proses yaitu : a. Mencatat hasil bahan baku yang telah di sortir b. Menulis lebel untuk masing-masing size gurita 3. Administrasi Packing

Adapun tugas administrasi packing yaitu :

a. Mencatat hasil gurita beku yang telah dimasukkan kedalam karung.

b. Mencatat size gurita yang telah di packing.

Adapun struktur organisasi pada PT. Bumi Menara Internusa Makassar dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 53.

(40)

40 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Faktor Internal

Dari hasil identifikasi faktor internal didapatkan beberapa hal yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan. Faktor-faktor kunci tersebut, adalah :

A. Kekuatan 1. Citra perusahaan

PT. Bumi Menara Internusa sangat menjaga citra perusahaan dengan memberikan prodak-prodak yang berkualitas dan pelayanan yang baik kepada pelanggan sehingga sangat memperhatikan kebersihan dan kesterilan prodak agar pelanggan tidak di kecewakan serta berlangganan terus di perusahaan. Hal ini menjadikan pelanggan menjadi kekuatan yang dimiliki PT. Bumi Menara Internusa. Untuk menjaga kepercayaan pelanggan PT. Bumi Menara Internusa sebaiknya juga mendaftarkan produknya agar mendapatkan sertifikasi halal.

2. Produk yang ditawarkan

Perusahaan tidak hanya menyediakan produk gurita cut boiled sebagai prodak utama tetapi juga menyediakan produk gurita dalam bentuk flower.

Beberapa produk ini dibuat oleh perusahaan terkait dengan permintaan konsumen/buyer akan ketersedian produk tersebut.

3. Kapasitas produksi perusahaan

Kapasitas produksi perusahaan cukup besar sehingga perusahaan dapat mengolah menjadi beberapa produk olahan gurita. Selama ini kapasitas produksi perusahaan berkisar 2 sampai 4 ton perharinya apabila tiba musimnya dan permintaan bayer juga sangat banyak dengan 2 jenis produk gurita yang diolah.

(41)

41 Walaupun demikian perusahaan berpotensi untuk lebih meningkatkan kapasitas produksinya. Hal ini menjadi prasyarat apabila perusahaan ingin lebih mengembangkan produk yang diolah.

4. Fasilitas produksi dan operasi yang menunjang

Kepemilikan tempat dan alat-alat produksi serta sarana transportasi, menjadi penunjang dalam kegiatan produksi operasi. Seperti, lemari beserta ruangan pendingin, ruang procesing yang higienis, kantor dengan status kepemilikan pribadi, kendaraaan operasional berupa mobil kontainer dengan pendingin sebanyak 2 buah. Dengan kepemilikan fasilitas tersebut perusahaan seharusnya dapat meningkatkan kapasitas produksinya. Sehingga dapat menunjang untuk kelancaran proses kegiatan operasi perusahaan.

5. Kualitas produk yang dihasilkan

Perusahaan sangat menjaga kualitas produk yang dihasilkan, dan menggunakan standar bahan baku (gurita) yang diterima di Surabaya yang merupakan pusat dari perusahaan PT. Bumi Menara Internusa. Hal ini di lakukan guna menjaga kepercayaan para pelanggan perusahaan. Mutu segar sampai kurang segar yang disediakan oleh perusahaan, beberapa hal yang menjadi penilaian dari kualitas gurita disini adalah, keutuhan badan/tekstur daging, kadar air yang terkandung, dan tingkat kesegaran gurita.

6. Pengendalian persediaan produk

Perusahaan mampu menjaga dan mengelola kesediaan produk secara efektif.

Mengingat gurita merupakan produk yang mudah membusuk, maka PT. Bumi Menara Internusa melakukan pengawetan produk dengan teknik pembekuan sehingga tingkat kebusukan produk dapat dikurangi. Selain itu, dilakukan pula

(42)

42 penjadwalan pengiriman gurita, sehingga proses pengolahan dilakukan sebelum hari pengiriman. Hal ini turut menjaga ketersediaan produk disaat terdapat permintaan yang mendadak dari buyer.

7. Visi dan misi perusahaan

Sejak perusahaan didirikan sudah memiliki visi dan misi secara tertulis. Dan telah berjalan sesuai yang diinginkan perusahaan dengan segala aktivitas perusahaan yang mengacu kepada tujuan didirikannya perusahaan. Tujuan perusahaan adalah menjadi pimpinan industri pengolahan perikanan di Indonesia namun seiring perkembangan dunia industri kini PT. BMI memiliki visi untuk menjadi pemimpin industri pengolahan perikanan di Asia. Sedangkan misi perusahaan adalah menyediakan produk berkualitas dan aman sesuai persyaratan pelanggan dengan harga yang kompetitif, mengutamakan kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan memberikan pelayanan yang terbaik dan prima, memimpin dalam bidang inovasi, kualitas, dan efisiensi proses, menjaga keseimbangan antara pertumbuhan, keuntungan dan pengembangan kuatitas serta memiliki tanggung jawab sosial dan ramah lingkungan. Perumusan visi dan misi perusahaan ini juga menjadi kekuatan perusahaan guna merumuskan strategis yang tepat bagi perusahaan kedepannya.

B. Kelemahan

1. Manajemen perusahaan masih sederhana

Perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas, namun masih bersifat fungsional. Hal ini dilihat dari masih terdapatnya karyawan yang rangkap jabatan/tugas. Karyawan dibidang penerimaan dan dibagian proses masih diperbantukan dalam kegiatan produksi gurita maupun di bidang lain saat

(43)

43 diperlukan. Oleh sebab itu dibutuhkan sistem manajemen yang lebih baik. Divisi yang dimiliki oleh PT. BMI juga masih sederhana. Perusahaan belum memiliki divisi yang khusus bergerak dibidang penelitian dan pengembangan. Agar dapat menjaga kualitas produk dan sumberdaya manusianya, sebaiknya PT. Bumi Menara Internusa membentuk divisi penelitian dan pengembangan agar manajemen struktur organisasi dapat berjalan sesuai dengan rencana yang diinginkan perusahaan dan dapat dikembangkan sebagaimana mestinya.

2. Sistem pengelolaan keuangan

Perusahaan masih menggunakan sistem pembukuan pencatatan keuangan yang sederhana karena menyadari keterbatasan sumber daya manusianya. Dilihat dari laporan administrasi perusahaan, perusahaan tidak melakukan pencatatan laporan laba rugi dan neraca keuangan perusahaan, dalam beberapa tahun terakhir.

Agar pimpinan perusahaan dapat melihat dengan jelas kondisi kesehatan keuangan PT. BMI maka memerlukan sistem pencatatan yang lebih baik.

5.2 Faktor Eksternal

Dari hasil identifikasi faktor internal didapatkan beberapa hal yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan. Faktor-faktor kunci tersebut diantaranya, yaitu:

A. Peluang

1. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

Dengan maraknya penggunaan internet serta situs-situs komunitas di Indonesia, menjadikan peluang perusahaan dalam meluaskan promosi untuk perusahaan dengan biaya yang rendah. Perusahaan awal mula melakukan promosi dari mulut ke mulut hingga memberikan kartu nama perusahaan. Kemajuan

(44)

44 dibidang teknologi informasi dan komunikasi menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan PT. Bumi Menara Internusa untuk lebih bisa mengembangkan usahanya dibidang pengolahan. Hal ini dinilai sangat efektif oleh perusahaan untuk memperkenalkan produk ke masyarakat hingga kemanca negara.

2. Ketersediaan bahan baku

Ketersediaan bahan baku yang masih banyak terdapat di indonesia, dengan kualitas gurita yang baik menjadi peluang perusahaan kedepannya. Selain itu produk gurita dari Indonesia juga termasuk pilihan utama untuk dikonsumsi di negara-negara luar. Oleh karena itu, perusahaan berpeluang untuk meningkatkan kapasitas produksinya untuk dapat memperluas pasar dan memenuhi kebutuhan yang ada.

B. Ancaman

1. Kenaikan tarif BBM

Kenaikan tarif BBM tentu menjadi ancaman buat perusahaan karena akan menambah biaya kegiatan transportasi, yang menjadikan perusahaan harus mengurangi bahan baku untuk menghindari kenaikan harga. Bagi masyarakat pembatasan BBM bersubsidi juga akan mempengaruhi daya beli serta pilihan konsumsi mereka. Sehingga perusahaan harus dapat mempersiapkan diri untuk menghindari ancaman kenaikan serta pembatasan BBM bersubsidi.

2. Masuknya pendatang baru

Kemudahan untuk dapat masuk kedalam pasar, menjadikan ancaman bagi perusahaan untuk dapat bersaing dengan para pendatang baru. Industri-industri sangat berbeda dalam kemudahan untuk masuk yaitu, seberapa mudah bagi sebuah perusahaan baru untuk memasuki pasar yang menunjukan laba yang

(45)

45 menarik. Struktur kompetitif suatu industri dapat berubah dari waktu ke waktu.

Maka dari itu perusahaan harus menciptakan produk-produk yang baru dan berbeda dari perusahaan lain serta dapat menarik perhatian konsumen sehingga meskipun banyak pesaing, produk yang di tawarkan perusahaan tetap laku di pasarkan dan dapat mengalahkan pesaing-pesaing tersebut di luar sana.

5.3 Alternatif Strategi PT. Bumi Menara Internusa

Berdasarkan hasil analisis SWOT didapatkan, tujuh alternatif strategi.

Untuk strategi S-O (Strenght-Opportunities) strategi yang didapatkan ialah pengembangan pasar PT. BMI dan Peningkatan kualitas dan produktifitas perusahaan. Strategi W-O (Weakness-Opportunities) berupa perumusan visi dan misi perusahaan dan promosi yang efektif. Untuk strategi S-T (Strenght-Threats) didapatkan strategi penyediaan kontrak jangka panjang, selanjutnya dengan strategi W-T (Weakness-Threats) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penambahan modal PT. Bumi Menara Internusa.

5.4 Analisis Lingkungan Perusahaan A. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi perusahaan dan mempunyai dampak secara langsung pada perusahaan. Hasil analisis lingkungan internal dapat dilakukan dengan analisis pendekatan fungsional, yaitu mengkaji tentang manajemen, produksi dan operasi perusahaan, keuangan, sumberdaya manusia, aspek produksi dan penelitian dan pengembangan.

1. Produksi dan operasi perusahaan

(46)

46 Untuk menunjang kegiatan produksi dan operasi, kebutuhan bahan baku gurita yang diperlukan adalah sebesar 1 ton per hari. Bahan baku didapatkan dari beberapa pusat pelelangan gurita di Makassar. Pembelian dilakukan dengan cara suplayer membawa langsung gurita ke alamat perusahaan. Adanya hubungan yang baik selama ini dengan suplayer juga membantu memperlancar kegiatan produksi dan operasi. Faktor lokasi dan hubungan yang baik dengan suplayer mempermudah penyaluran bahan baku dan ketersediaan produk.

Kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan adalah mengolah bahan baku awal berupa gurita menjadi beberapa macam produk mentah. Ada beberapa jenis olahan yang tersedia, yaitu : gurita cut boiled dan gurita flower. Dengan demikian konsumen dapat memilih produk yang diinginkannya. Untuk menunjang kegiatan ini disediakan 3 buah lemari pendingin dengan kata lain ABF (Air Blast Frezeer) dan 2 buah mobil kontainer dengan pendingin. Dikarenakan lokasi yang tidak berdekatan dengan pelabuhan pengiriman produk/barang maka tarif BBM sangat berpengaruh pada kegiatan operasi perusahaan.

2. Keuangan

Modal yang dipergunakan untuk memulai dan mengembangkan usaha diperoleh dari modal sendiri. Fungsi keuangan sangat berperan penting dalam suatu perusahaan yaitu mendayagunakan modal yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Berdasarkan kondisi perusahaan saat ini peningkatan teknologi produksi yang modern memudahkan proses kegiatan pengolahan gurita, oleh karena itu kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik.

3. Manajemen sumber daya manusia

(47)

47 Kegiatan manajemen sumber daya manusia (SDM) terdiri dari pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan SDM sedemikian rupa sehingga mendukung kinerja organisasi. Pertimbangan yang dilakukan perusahaan dalam penerimaan karyawannya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Perusahaan Bumi Menara Internusa merupakan perusahaan perseorangan, sehingga pengelolaan manajemen perusahaan dilakukan oleh kepala cabang dan anggotanya. Karyawan dengan tingkat pendidikan yang bervariasi mulai dari SD sampai dengan perguruan Tinggi, adapun jumlah karyawan setiap bagian. Bagian penerimaan gurita 10 orang, bagian produksi gurita 22 orang, bagian administrasi 6 orang, bagian QC (Quality Control) 4 orang, dan bagian packing 10 orang. Gaji yang diterima karyawan disesuaikan dengan tingkat keterampilan yang dimiliki, perusahaan juga memberikan fasilitas tambahan diluar gaji. Adapun fasilitas tambahan yang diberikan kepada karyawan yang rajin berupa Tunjangan Hari Raya (THR).

Perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas, namun masih bersifat fungsional. Hal ini dilihat dari masih terdapatnya karyawan yang rangkap jabatan/tugas. Karyawan dibidang penerimaan dan proses masih diperbantukan dalam kegiatan produksi gurita maupun di bidang lain saat diperlukan. Perekrutan sumber daya manusia yang berkualitas sangat perlu dilaksanakan oleh perusahaan, hal ini mendukung perusahaan melalui penyediaan data dan informasi oleh masing-masing bagian dari struktur organisasi. Dimana keakuratan data dan informasi tersebut akan menghasilkan strategi efektif bagi pengembangan perusahaan.

4. Aspek produksi

(48)

48 Kegiatan produksi PT. Bumi Menara Internusa dikendalikan oleh tim pengelola yang terbagi ke dalam beberapa bagian. Setiap bagian bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya yang saling terkait dengan kegiatan produksi. Pada perusahaan PT. Bumi Menara Internusa yang ada hanya proses pengolahan dan yang pada akhirnya nanti di kirim ke Surabaya untuk di olah lebih lanjut lagi.

5. Penelitian dan pengembangan

Sebagai usaha kecil PT. Bumi Menara Internusa mempunyai sumber pendanaan yang terbatas, serta manajemen yang masih sederhana. Hal tersebut menjadikannya belum memiliki divisi penelitian dan pengembangan (litbang).

David (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk khususnya harus memiliki orientasi litbang yang kuat.

Organisasi berinvestasi kepada litbang karena mereka percaya bahwa investasi tersebut akan menghasilkan produk atau jasa yang superior dan akan memberikan mereka keunggulan kompetitif.

Empat pendekatan untuk menentukan alokasi anggaran litbang yang biasanya digunakan:

1) Membiayai sebanyak-banyaknya promosi proyek 2) Menggunakan metode persentase penjualan

3) Menganggarkan jumlah yang sama dengan pengeluaran litbang pesaing 4) Memutuskan berapa banyak produk baru yang berhasil yang dibutuhkan dan

bekerja mundur untuk memperkirakan investasi litbang yang dibutuhkan (David, 2006). PT. BMI dapat memilih pendekatan-pendekatan tersebut dengan memulai membentuk divisi penelitian dan pengembangan.

(49)

49 B. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada di luar oraganisasi perusahaan dan sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui dengan menganalisanya. Hasil analisis eksternal akan menunjukan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Analisis lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

1. Lingkungan Jauh (Makro) Sosial, Budaya dan Lingkungan

Gurita dinilai memiliki sumber protein yanga baik untuk kesehatan hewani dan termasuk juga diminati oleh masyarakat Indonesia. Mengingat negara kita merupakan negara maritim, dimana sebagian penduduknya merupakan masyarakat pesisir tentunya gurita sudah menjadi sumber protein hingga saat ini. Hal ini tentu menjadi peluang perusahaan melihat kestabilan permintaan gurita dalam negeri maupun luar negeri. Produk gurita sendiri dalam kegiatan produksinya merupakan produk yang ramah lingkungan, limbah pengolahan dan juga produk yang mutunya sudah rendah sehingga tidak terpakai mudah terurai dalam tanah dan tidak membahayakan lingkungan sekitar.

2. Lingkungan Industri (Mikro) a. Masuknya pendatang baru

Pendatang baru dalam industri gurita dapat mengancam perusahaan karena pendatang baru seringkali membawa kapasitas baru, keinginan merebut pangsa pasar, serta seringkali mempunyai sumber daya yang besar. Akhirnya harga dapat menjadi turun atau biaya meningkat sehingga mengurangi pendapatan, akibatnya perusahaan yang sudah ada harus lebih efektif dan

(50)

50 efisien dan berusaha bersaing dalam dimensi baru. Bagi pendatang baru tidak perlu beroperasi dengan kapasitas yang ada, cukup disesuaikan dengan pasar yang mampu mereka raih. Kemudahan pendatang baru dalam bisnis ini diperoleh dari jaringan informasi tentang konsumen. Tidak jarang para pendatang baru ini awalnya bekerja ditempat konsumen produk olahan gurita, sehingga mereka mempunyai jaringan dan pengalaman dalam pengolahan ini.

b. Suplayer

Perusahaan mengambil bahan baku gurita segar dari beberapa tempat pelelangan gurita di Makassar maupun di luar daerah. Dengan berlangganan kepada salah satu penyedia gurita di pelelangan tersebut perusahaan mendapat jaminan kontinuitas dan stabilitas suplai bahan baku sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan efektif. Pembelian dilakukan dengan cara suplayer membawa lansung ke perusahaan dan pihak perusahaan yang memilih langsung gurita yang masih baru dan segar, hal ini untuk menjaga kualitas dari hasil produksinya, mengingat daya tahan gurita yang cukup rentan. Untuk beberapa bahan baku dari luar kota pembelian dilakukan dengan memesan melalui telepon dan suplayer mengirimkannya ke alamat perusahaan.

Tabel. 5.1 Uraian analisis SWOT di atas, maka dapat dirumuskan strategi pengembangan pengolahan gurita beku tersebut sebagai berikut :

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S) 1. Citra perusahaan 2. Variasi produk yang

ditawarkan 3. Kapasitas produksi

perusahaan

4. Fasilitas produksi dan operasi yang menunjang

5. Kualitas produk yang dihasilkan

6. Pengendalian persediaan produk

7. Visi dan misi perusahaan

WEAKNESSES (W) 1. Manajemen perusahaan

masih sederhana 2. Sistem pengelolaan

keuangan

(51)

51 Sumber. PT. Bumi Menara Internusa

1. Strategi S-O

Strategi S-O dibuat berdasarkan kekuatan yang dimiliki dan peluang yang dihadapi perusahaan. Strategi ini dibuat untuk mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk merespon peluang yang ada. Alternatif strategi S-O antara lain:

a. Pengembangkan Pasar

Pengembangan pasar dapat dilakukan dengan mencoba membuka jaringan pelanggan baru dan memasuki wilayah geografis yang belum terjangkau sampai saat ini. Dengan hal ini perusahaan diharapkan dapat menambah tingkat penjualan serta laba yang didapatkannya.

b. Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Produksi Perusahaan

Perusahaan melakukan penjagaan dan peningkatan kualitas dari produk serta meningkatkan produktifitas perusahaan. Dengan demikian maka perusahaan dapat mempertahankan pasar saaat ini dan dalam jangka panjang dapat memasuki pasar ekspor gurita serta memaksimalkan potensi ketersediaan bahan baku yang tersedia.

2. Strategi W-O

OPPORTUNIES (O) 1. Kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi 2. Ketersediaan bahan baku

STRATEGI S-O 1. Pengembangkan pasar 2. Peningkatan kualitas dan

kapasitas produksi perusahaan

Strategi W-O 1. Perumusan Manajemen

perusahaan masih sederhana

2. Sistem pengelolaan keuangan perusahan masih kurang diperhatikan TREATHS (T)

1. Kenaikan tarif BBM 2. Masuknya pendatang baru

STRATEGI S-T 1. Penyediaan kontrak Jangka

Panjang

STRATEGI W-T 1. Meningkatkan kualitas

sumber daya manusia 2. Penambah modal

perusahaan

(52)

52 Strategi W-O dibuat berdasarkan kelemahan yang dimiliki dan peluang yang dihadapi perusahaan. Strategi ini dibuat untuk meperbaiki kelemahan yang dimiliki untuk merespon peluang yang ada. Alternatif strategi W-O antara lain:

a. Perumusan Manajemen Perusahaan Masih Sederhana

Perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas, namun masih bersifat fungsional. Hal ini dilihat dari masih terdapatnya karyawan yang rangkap jabatan/tugas. Karyawan dibidang penerimaan dan dibagian proses masih diperbantukan dalam kegiatan produksi gurita maupun di bidang lain saat diperlukan. Oleh sebab itu dibutuhkan sistem manajemen yang lebih baik. Divisi yang dimiliki oleh PT. BMI juga masih sederhana.

Perusahaan belum memiliki divisi yang khusus bergerak dibidang penelitian dan pengembangan. Agar dapat menjaga kualitas produk dan sumber daya manusianya, sebaiknya PT. Bumi Menara Internusa membentuk divisi penelitian dan pengembangan agar manajemen struktur organisasi dapat berjalan sesuai dengan rencana yang diinginkan perusahaan dan dapat dikembangkan sebagaimana mestinya. Agar tanggung jawab dan tugas yang diberikan dapat di laksanakan sesuai dengan jabatan yang di berikan dan proses pengolahan juga dapat terlaksakan dengan baik dan tertata sesuia dengan yang diinginkan perusahaan.

b. Sistem Pengelolaan Keuangan Perusahaan Masih Kurang Diperhatikan Perusahaan masih menggunakan sistem pembukuan pencatatan keuangan yang sederhana karena menyadari keterbatasan sumber daya

(53)

53 manusianya. Dilihat dari laporan administrasi perusahaan, perusahaan tidak melakukan pencatatan laporan laba rugi dan neraca keuangan perusahaan, dalam beberapa tahun terakhir. Agar pimpinan perusahaan dapat melihat dengan jelas kondisi kesehatan keuangan PT. BMI maka memerlukan sistem pencatatan yang lebih baik. Sehingga kedepan laporan keuangan dapat terlaporkan setiap tahunnya agar pimpinan perusahaan juga dapat mengetahui dan mengontrol pengelolaan keuangan perusahaan serta tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.

3. Strategi S-T

Strategi S-T dibuat berdasarkan kekuatan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Strategi ini dibuat untuk mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang ada. Alternatif strategi S-T antara lain:

a. Penyediaan Kontrak Jangka Panjang

Dari keseluruhan konsumen yang dimiliki PT. BMI, hanya beberapa saja yang memiliki kontrak jangka menengah. Untuk dapat mengembangkan bisnisnya dengan menambah kontrak penjualan jangka panjang kepada konsumen, maka perusahaan dapat terus mengikat dengan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen dan menjaga harga produk agar tetap dapat bersaing.

4. Strategi W-T

Strategi W-T dibuat berdasarkan kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Strategi ini dibuat untuk memperbaiki

Referensi

Dokumen terkait