• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MUTASI GEN SEBAGAI PENYEBAB KANKER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN MUTASI GEN SEBAGAI PENYEBAB KANKER"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN MUTASI GEN SEBAGAI PENYEBAB KANKER

A.A Ngurah Adhipa Prasada 1802511218

I GDE HARYO GANESHA DEPT. OF MEDICAL EDUCATION

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA 2018

(2)

ii KATA PENGANTAR

“Om Awighnam Astu Nama Sidham” Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi WaҪa karena dengan kemurahan Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang kami beri judul

“Hubungan Mutasi Gen Sebagai Penyebab Kanker “

Kami sangat menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam karya tulis ilmiah ini, tidak lepas dari kekurangan. Tentu saja hal ini disebabkan karena kurangnya, ilmu pengetahuan serta wawasan kami yang masih sangat terbatas. Namun demikian, kami merasa bangga pada diri sendiri, mengingat bahwa pengetahuan serta wawasan kami yang masih sangat terbatas, kami mampu mencetuskan apa yang menjadi bayangan kami dalam bentuk karya tulis ilmiah ini.

Terlepas dari itu semua, kembali lagi kami sangat menyadari bahwa tidak sedikit kekurangan yang terdapat pada karya tulis ilmiah ini. Maka dari itu, kami sangat membutuhkan kritik serta saran yang bersifat relevan, sehingga pada kesempatan berikutnya, kami dapat mempersembahkan yang lebih baik tentunya. Jika terdapat kata-kata yang salah, baik disengaja maupun tidak, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga materi yang kami sajikan dalam karya tulis ilmiah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya, sehingga tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini dapat tercapai, dan manfaat yang tersirat dalam karya tulis ilmiah ini dapat dirasakan secara maksimal.

Denpasar, 10 November 2018

Penulis

(3)

iii

Daftar Isi

Cover

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... iii

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisa ... 2

BAB II Isi ... 3

2.1 Pengertian Mutasi ... 3

2.2 Sistem perbaikan DNA (DNA Repair System) ... 6

2.3 Penjelasan Tentang Kanker ... 10

2.4 Hubungan Mutasi Sistem Repair DNA dan Kanker ... 11

BAB III Kesimpulan ... 13

3.1 Kesimpulan ... 13

Daftar Pustaka ... 14

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mutasi berasal dari bahasa latin yaitu mutatus yang artinya adalah perubahan.

Istilah mutasi petama kali digunakan oleh Hugo de Vries, untuk mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak terjadi pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Nyatanya perubahan tersebut terjadi akibat dari adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth Wright melaporkan peristiwa mutasi yang terjadi pada domba jenis Ancon berkaki pendek dan bersifat menurun terhadap keturunannya. Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan juga oleh Morgan dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam percobaan terhadap lalat buah tersebut, yaitu dengan menemukan mutasi buatan yang menggunakan sinar X.

Mutasi terjadi pada bahan genetik, baik pada tingkat urutan gen maupun pada tingkat kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi dapat disebabkan oleh kesalahan replikasi materi genetika saat pembelahan sel oleh radiasi, bahan kimia (mutagen), atau virus, atau dapat terjadi selama proses meiosis. Mutasi DNA adalah perubahan urutan basa pada DNA yang bersifat permanen dan dapat diturunkan ke generasi berikutnya.

DNA dapat dipengaruhi pada saat sintesis protein pada replikasi atau rekombinasi saat meiosis. Mutasi DNA dapat menyebabkan salah satu penyakit kronis yaitu kanker. Mutasi RNA bisa terjadi pada virus. Virus RNA merupakan virus yang dikenal dengan kemampuanya dalam bermutasi yang lebih cepat dibandingkan dengan virus DNA.

DNA sebagai materi genetik yang selalu mengalami berbagai reaksi kimia dan selalu melakukan kopi DNA. Perubahan struktur DNA ini biasanya disebut mutasi DNA dan dapat terjadi pada saat proses replikasi DNA. Untuk menstabilkan hal tersebut maka DNA memiliki kemampuan untuk memperbaiki (repair) kesalahan atau

(5)

2 kerusakan yang terjadi pada dirinya sendiri. Jika mutasi DNA terjadi cukup banyak dan DNA tidak sempat untuk memperbaiki (repair) dirinya sendiri maka akan terjadi kelainan ekspresi genetik bahkan hingga menyebabkan terjadinya penyakit genetik, salah satunya kanker. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel pada jaringan tubuh yang mengalami mutasi dan perubahan struktur biokimia.

Dengan mengonsumsi makanan yang bergizi serta istirahat yang cukup memungkinkan tubuh untuk dapat melakukan repair DNA. DNA repair adalah suatu mekanisme perbaikan DNA yang mengalami kerusakan atau kesalahan. Dalam Student Project kali ini kami akan membahas tentang Hubungan Mutasi Sistem Repair DNA dengan Kanker.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan mutasi?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan DNA sistem repair?

1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan kanker?

1.2.4 Bagaimana hubungan mutasi sistem repair DNA dengan kanker?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui tentang mutasi

1.3.2 Untuk mengetahui tentang DNA sistem repair 1.3.3 Untuk mengetahui tentang kanker

1.3.4 Untuk mengetahui hubungan mutasi sistem repair DNA dengan kanker

(6)

3

BAB II ISI

2.1 Pengertian mutasi

Mutasi berasal dari kata Mutatus (bahasa latin) yang artinya adalah perubahan. mutasi didefenisikan sebagai perubahan materi genetic (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis keketurunannya. Istilah mutasi petama kali digunakan oleh Hugo de Vries, untuk mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari kromosomnya. Herman Yoseph Muller berhasil dalam percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X (Anonim, 2009). Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable).

Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi karena faktor luar (mutagen) atau karena kesalahan replikasi.

Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan factor penyebab mutasi disebut mutagen (mutagenic agent).

Perubahan urutan nukleotida yang menyebabkan protein yang dihasilkan tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan sel tidak mampu mentolerir inaktifnya protein tersebut, maka akan menyebabkan kematian (lethal mutation).

2.1.1 Macam-macam mutasi

Mutasi dapat dibagi 2 yaitu mutasi yang terjadi kromosom dan mutasi yang terjadi pada DNA

• Mutasi kromosom

• Mutasi DNA

Mutasi DNA dapat dipengaruhi pada saat sintesis DNA (replikasi). Pada saat tersebut factor mutagenic mempengarugi pasangan basa nukleutida sehingga tidak

(7)

4 berpasangan dengan basa nukleutida yang seharusnya (mismatch). Misalnya triplet DNA cetakan adalah TTA. Namun karena adanya mutagen menyebabkan DNA polymerase memasangkan A dengan C, bukan dengan T. Berdasarkan mekanisme kejadian mutasi dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Spontaneous mutation ;ini merupakan mutasi yang terjadi secara spontan, terjadi secara alami dan acak. Biasanya terkait dengan proses biologis atau kimia normal dalam organisme.

• DNA polymerase kadang-kadang memasukkan nukleotida yang salah, umumnya karena kesalahan pengarahan

• kesalahan replikasi

2. Inducible mutation :ini merupakan mutasi yang terjadi melalui induksi yang disebabkan oleh faktor eksogen, baik alami/ buatan ( mutagens) seperti UV yang menyebabkan mutasi yang biasanya terjadi pada pirimidin yaitu C dan T, lalu radiasi yang menyebabkan kerusakan pada DNA yang berpotensi mengalami perubahan pada materi genetik yang dapat menyebabkan kematian, Perubahan yang diinduksi pada sel somatik mempunyai probabilitas yang rendah tapi secara nyata memberi kontribusi pada proses kompleks karsinogenesis EtBr,Gamma rays,X-rays, bisa juga diakibatkan oleh virus

Berdasarkan effect dari mutasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu efek molecular dan efek klinis

• Efek molekular

1. Mutasi salah arti (missense mutation), yaitu perubahan suatu kode genetik (umumnya pada posisi 1 dan 2 pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino yang terkait pada rantai polipeptida berubah. Perubahan pada asam amino dapat menghasilkan fenotip mutan apabila asam amino yang berubah merupakan asam amino esensial bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa transisi dan tranversi. Contoh missense

mutation TACAACGTCACCATT Untai sense mRNA

AUGUUGCAGUGGUAA Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan

(8)

5 TACAACtTCACCATT AUGUUGaAGUGGUAA Metionin-fenilalanin- lisin- triptofan.

2. Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada posisi 3 kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi dan tranversi. Contoh Silent mutation : TACAACGTCACCATT Untai sense mRNA AUGUUGCAGUGGUAA Metionin-fenilalanin-glisin-

triptofan TACAAgGTCACCATT Untai sense mRNA

AUGUUcCAGUGGUAA Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan.

3. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon asam amino tertentu menjadi kodon stop, yang mengakhiri rantai, mengakibatkan berakhirnya pembentukan protein sebelum waktunya selama translasi.

Dengan kata lain pada mutasi tanpa arti terjadi perubahan kodon (triplet) dari kode basa N asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein. Hasilnya adalah suatu polipoptida tak lengkap yang tidak berfungsi. Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga menghasilkan fenotip mutan.

4. Mutasi rangka baca (Frameshift mutation) yaitu mutasi yang terjadi bukan hanya mengubah urutan local ditambah bingkai pembacaan tapi juga sering mengakibatkanpenggunaan kodon stop yang baru yang dapat menyebabkan ada bentuk baru dari protein.

• Efek klinis

1. Mutasi yang masih bisa diterima yaitu contohnya mutasi diam.

2. Mutasi yang dapat diterima namun hanya sebagian karena ini bisa menyebabkan seseorang dapat hidup namun dalam keadaan sakit atau menderita.

3. Mutasi yang tidak dapat diterima karena dapat menyebabkan letal. Ini membutuhkan enzim memerlukan replikasi sel.

(9)

6 2.1.2 Tipe-tipe mutasi

Untuk mutasi gen, dapat dibagi menjadi dua yaitu subtitusi basa dan non subtitusi basa.

1. Subtitusi basa

• Transisi : Subtitusi purin oleh purin lain atau pirimidin dengan pirmidin yang lainnya

• Transversi : Ini disebabkan oleh subtitusi purin dengan pirimidin, atau subtitusi pirimidin dengan purin

2. Non subtitusi basa(mutasi pergeseran rangka)

• Insersi :Merupakan mutasi yang terjadi akibat penambahan satu basa nitrogen

• Delesi :Merupakan mutasi yang terjadi akibat pengurangan satu basa nitrogen

2.2 Sistem perbaikan DNA (DNA Repair System)

DNA repair merupakan suatu mekanisme perbaikan DNA yang mengalami kerusakan / kesalahan yang diakibatkan oleh proses metabolisme yang tidak normal, radiasi dengan sinar UV, radiasi ion, radiasi dengan bahan kimia, atau karena adanya kesalahan dalam replikasi DNA. Mekanisme perbaikan yang terdapat ditingkat selular secara garis besar disesuaikan dengan jenis kerusakan yang tentu saja terkait erat dengan jenis factor penyebabnya. Sel-sel menggunakan mekanisme-mekanisme perbaikan DNA untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada sekuens basa molekul DNA. Kesalahan dapat terjadi saat aktivitas selular normal, ataupun dinduksi. DNA merupakan sasaran untuk berbagai kerusakan: baik eksternal agent maupun secara spontan.

Apabila ada kesalahan / kerusakan DNA, sel mempunyai dua pilihan :

1. Kesalahan tersebut diperbaiki dengan cara mengaktifkan DNA repair.

Namun apabila kesalahan yang ada sudah tidak mampu lagi ditanggulangi, sel memutuskan untuk beralih ke pilihan kedua.

(10)

7 2. Apabila DNA tidak mampu diperbaiki lagi, akibat dari adanya kesalahan yang fatal maka akan dimatikan daripada hidup membawa pengaruh yang buruk bagi lingkungan sekelilingnya. Kemudian sel dengan DNA yang normal akan meneruskan perjalanan untuk melengkapi siklus yang tersisa yaitu S (sintesis) G2 (Gap 2) dan M (Mitosis).

Proses perbaikan DNA itu harus melibatkan berbagai macam komponen, yang sangat berperan penting dalam mekanisme perbaikan DNA tersebut. Komponen- komponen yang terlibat dalam mekanisme perbaikan DNA dapat dijelaskan secara rinci pada penjelasan berikut ini.

2.2.1 Komponen yang Terlibat dalam Proses DNA Repair

Repair system Enzim/protein Repair sistem Enzim/protein

Base excision

DNA glycosylase

mismatch

Dam metilase

AP Endonuklease MutS,MutL,MutH

DNA Polymerase I Exonuclease

DNA ligase DNA Helicase II

Nucleotid exicion

UVrA,UVrB,UVrC SSB Protein

DNA polymerase I DNA plomerase III

DNA Ligase DNA Ligase

2.2.2 Mekanisme DNA repair

Pada dasarnya perbaikan DNA dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

1. Demage reversal : penggantian secara langsung, photoreactivation merupakan cara perbaikan DNA dengan melibatkan pembuangan atau pembalikan DNA yang rusak oleh sebuah enzim tunggal yang tergantung oleh cahaya. Pada bakteri E. Coli enzim itu dikodekan oleh gen phr.

(11)

8 Adanya kerusakan pada suatu segmen pirimidin (timin dan sitosin) yang telah berpasangan (dimer) pada suatu struktur DNA, akan mengaktifkan suatu proses perbaikan dimana suatu kompleks protein enzim fotoreaktif akan memutuskan ikatan hydrogen tetapi tanpa memutuskan ikatan fosfodiester antar nukleotida. Perubahan urutan akan diperbaiki dengan pergantian sesame nukleotida dengan basa pirimidin, dan akan diikuti proses penangkupan kembali celah yang semula tercipta.

2. Demage removal : proses ini lebih kompleks karena melibatkan replacing atau penggantian dengan dipotong-potong. Pada excision repair diawali dengan proses pengidentifikasian ketidaksesuaian sekuen / urutan DNA dalam suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh endonuklease perbaikan DNA. Kompleks enzim tersebut akan menginisiasi proses pemisahan DNA heliks utas ganda menjadi suatu segmen utas tunggal.

Proses ini akan diakhiri dengan pertautan kembali antara dua utas tunggal tersebut untuk kembali menjadi bagian dari heliks utas ganda, dengan perantaraan enzim DNA ligase.

3. Demage tolerance : Mentoleransi kesalahan. Hal ini dilakukan bila kesalahan tidak dapat diperbaiki sehingga kesalahan terpaksa ditoleransi dan yang terpotong adalah kedua strand. Mekanisme ini adalah sebuah bentuk replikasi rawan kesalahan (error-phone) yang memperbaiki kerusakan-kerusakan pada DNA tanpa mengembalikan sekuens basa awal. Tipe perbaikan ini bisa dipicu oleh kerusakan DNA dalam tingkat tinggi. Pada bakteri E. Coli, system tersebut diatur oleh gen-gen recA dan umu yang dihipotesiskan mengubah fidelitas (ketepatan) polymerase DNA setempat. Dalam rose situ, polymerase melakukan replikasi melewati kerusakan DNA, sehingga memungkinkan sel untuk bertahan hidup atau sintas. Jika sel tersebut berhasil sintas melalui seluruh kerusakan DNA, besar kemungkinan sel itu mengandung satu atau lebih mutasi.

Ada 3 tipe demage removal yaitu :

(12)

9 (a). Base excision repair, hanya 1 basa yang rusak dan digantikan dengan yang lain. Basa-basa DNA dapat dirusak melalui deaminasi. Tempat kerusakan basa tersebut dinamakan dengan”Abasic site” atau “AP site”. Pada E.coli enzim DNA glycosilase dapat mengenal AP site dan membuang basanya. Kemudian AP endonuklease membuang AP site dan Nukleotida sekitarnya. Kekosongan akan diisi dengan bantuan DNA Polymerase I dan DNA Ligase. DNA polymerase I berperan didalam mensintesis atau menambahkan pasangan basa yang sesuai dengan pasangannya, sedangkan DNA Ligase berperan dalam menyambungkan pasangan basa yang telah disintesis oleh DNA polymerase I.

(b). Nucleotide excision repair, adalah memotong pada bagian / salah satu segmen DNA, dari DNA yang mengalami kerusakan. Kerusakan nukleotida yang disebabkan oleh sinar UV, sehingga terjadi kesalahan pirimidin dimer (kesalahan dua basa tetangga). Pada E. Coli terdapat protein yang terlibat dalam proses pembuangan atau pemotongan DNA yang mengalami kerusakan, protein tersebut adalah UVrA, UVrB, UVrC, setelah protein tersebut mengenali kesalahan, maka nukleotida yang rusak tersebut dihilangkan (dipotong) sehingga terjadi kekosongan pada segmen untaian nukleotida tersebut. Selanjutnya untuk mengisi kekosongan tersebut maka RNA polymerase I mensintesis nukleotida yang baru untuk dipasangkan pada segmen DNA yang mengalami kekosongan tadi, tentu saja dengan bekerja sama dengan DNA ligase dalam proses penyambungan segmen DNA tersebut.

(c). Mismatch repair. Pada tahap ini yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika DNA disalin. Selama replikasi DNA, DNA polymerase sendirilah yang melakukan perbaikan salah pasang. Polimerase ini mengoreksi setiap nukleotida terhadap cetakannya begitu nukleotida ditambahkan pada untaian. Dalam rangka mencari nukleotida yang pasangannya tidak benar, polymerase memindahkan nukleotida tersebut kemudian melanjutkan kembali sintesis, (tindakan ini mirip dengan mengoreksi kesalahan pada pengolah kata dengan menggunakan tombol

“delete” dan kemudian menuliskan kata yang benar). Protein-protein lain selain DNA polymerase juga melakukan perbaikan salah pasang. Para peneliti mempertegas

(13)

10 pentingnya protein-protein tersebut ketika mereka menemukan bahwa suatu cacat herediter pada salah satu dari protein-protein ini terkait dengan salah satu bentuk dari kanker usus besar. Rupanya cacat ini mengakibatkan kesalahan penyebab kanker yang berakumulasi di dalam DNA. Pada intinya mekanisme perbaikan mismatch ini mendeteksi terlebih dahulu pasangan basa yang tidak “cocok (matched)” atau tidak berpasangan dengan benar. Kesalahan berpasangan basa atau mismatch dapat terjadi saat replikasi ataupun rekombinasi DNA, dimana untuk memperbaiki basa yang tidak berpasangan, terlebih dahulu harus diketahui pasangan basa mana yang mengalami kesalahan basa pada untai DNA. Caranya segmen DNA yang membawa basa yang salah dibuang, sehingga terdapat celah (gap) di dalam untai DNA. Selanjutnya dengan bantuan enzim polymerase celah ini akan diisi oleh segmen baru yang membawa basa yang telah diperbaiki, yang kemudian dilekatkan dengan bantuan enzim ligase.

2.3 Penjelasan Tentang Kanker

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel kanker memiliki kemampuan untuk menyerang jaringan biologis baik secara langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) maupun migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasi). Hal ini disebabkan karena DNA yang rusak dapat menyebabkan mutasi pada gen vital yang mengontrol pembelahan sel sampai terjadinya pembelahan sel yang tidak terkontrol sehingga memicu pertumbuhan sel kanker. Mutasi tersebut dapat disebabkan oleh factor kimia maupun factor fisik yang disebut kasinogen. Mutasi ini terjadi secara spontan atau diwariskan. Kanker dapat tumbuh dari sel epitel (karsinoma), jaringan ikat (sarcoma), dan organ yang non solid (darah, leukemia).

Efek dari mutasi gen mengakibatkan kanker menjadi :

1. Mutasi gen bisa

membuat sel tumbuh dan membelah diri secara tidak terkendali.

2. Mekanisme sel

yang bertanggung jawab dalam mendeteksi dan memperbaiki DNA yang

(14)

11 rusak tidak bekerja dengan baik. Hal ini bisa merubah sel normal menjadi sel kanker.

3. Jumlah paparan

mikroorganisme, bahan kimia, dan radiasi yang didapat meningkat.

2.4 Hubungan Mutasi Sistem Repair DNA dan Kanker 2.4.1 Tumorogenesis dan Karsinogenesis

Tumorogenesis umumnya terjadi melalui proses yang panjang dan orang usia lanjut umumnya lebih rentan untuk menderita tumor. Sebelum berkembang menjadi sel kanker, sel normal harus melewati berbagai tahapan sampai gejala kanker dapat diamati secara klinis. Tahapan tersebut meliputi mutasi secara beruntun pada beberapa gen dalam satu sel. Misalnya, pada kasus kanker kolorektal, sel kanker yang membahayakan baru muncul setelah sel mengalami tahapan berikut. Pertama, mutasi terjadi pada gen adenomatous polyposis coli (APC) yang diikuti oleh perubahan epigenetik yang mengubah ekspresi protein tertentu yang memicu proliferasi sel secara berlebihan. Perubahan ini diikuti oleh mutasi gen penyandi protein K- ras (protoonkogen) dan gen supresor tumor penyandi protein p53. Kanker kolon yang secara klinis baru muncul setelah terjadi perubahan beruntun pada sejumlah gen tesebut. Penentuan tahap perkembangan kanker kolorektal dimungkinkan karena ketersediaan jaringan kolon pada penderita kanker usus pada berbagai stadium.

Analisis genetik jaringan kolorektal pada berbagai stadium kasus kanker kolon mulai dari tahap awal, menengah dan akhir menyebabkann pembentukan teori tetang model urutan terbentuknya kanker kolon.

Gambar 2.4.1 Skema terbentuknya kanker kolon

(15)

12 2.4.2 Replikasi DNA dan Kanker

Benih kanker ditanam oleh kesalahan yang terjadi selama replikasi DNA.

Ketika benih ini ditanam di dalam gen yang mengatur duplikasi genom, mereka dapat memulai kanker dengan menciptakan onkogen atau menonaktifkan gen penekan tumor. Ketika benih-benih ini memicu bentuk replikasi DNA yang keliru dalam bentuk endoreplikasi yang tidak teratur dan re-replikasi DNA, mereka menghasilkan poliploidi atau aneuploidi, yang mendorong 'fenotip mutator' dalam sel kanker yang berubah menjadi lebih agresif, resisten terhadap obat, yang nantinya akan terbentuk menjadi kanker.

(16)

13

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Mutasi adalah perubahan materi genetic (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis keketurunannya. Lalu mutasi juga dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu mutasi kromosom dan mutasi DNA. Untuk mutasi gen terdapat 2 tipe yaitu, substitusi basa dan non substitusi basa. Suatu mekanisme perbaikan DNA yang mengalami kerusakan / kesalahan disebut dengan DNA Repair yang dikelompokkan menjadi 3, yaitu demage reversal, damage removal, demage tolerance.

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali yang juga bisa disebabkan oleh mutasi gen. Ada banyak jenis-jenis kanker seperti kanker paru, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker hati, kanker serviks, kanker prostat. Ada 2 pembentukan kanker yang bisa disebut tumorogenesis dan karsinogenesis. Hubungan replikasi DNA dan Kanker adalah saat replikasi DNA terjadi kesalahan sehingga benih kanker ditanam di dalam gen yang mengatur genom, mereka dapat memulai kanker dengan menciptakan onkogen atau menonaktifkan gen penekan tumor.

(17)

14

Daftar Pustaka

1. Vassilev, A, DePamphilis, M, 2017, Links between DNA Replication, Stem Cells and Cancer, vol. 8, no. 45, dilihat 11 November 2018 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5333035/pdf/genes-08-

00045.pdf

2. Astawa, I, 2016, Dasar – Dasar Patobiologi Molekuler, Denpasar, Swasta Nulus 3. Morihito, R, Chungdinata, S, Nazareth, T, Pulukadang, I, Makalew, R &

Pinontoan, B, 2017, Identifikasi Perubahan Struktur DNA Terhadap Pembentukan Sel Kanker Menggunakan Dekomposisi Graf, vol, 17, no.2, dilihat

11 November 2018

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JIS/article/download/17368/17570

4. Wilson, S, H, Hill, C & Friedberg, E, C, DNA Repair, dilihat 11 November 2018 5. Dexheimer, T, 2013, DNA Repair Pathways and Mechanism, dilihat 11

November 2018

https://pdfs.semanticscholar.org/453b/c086168edb1abf9073149546e988a9641f2 7.pdf

6. Ju, Y, S, Alexandrof, L, & Gerstung, M, 2014, Origins and Functional Consequences of Somathic Mitochondrial DNA Mutations in Human Cancer, dilihat 11 November 2018 https://doi.org/10.7554/eLife.02935.001

7. Brash, D, 2014, UV Signature Mutations, dilihat 11 November 2018 https://doi.org/10.1111/php.12377

8. Al-Dewik, N, I, Jewell, A,P, Yassin, M, A, El-Ayoubi, H, R, & Morsi, H, M, 2014, Studying TheIimpact of Presence of Point Mutation, Insertion Mutation and Additional Chromosomal Abnormalities in Chronic Myeloid Leukemia Patients Treated with Imatinib Mesylate in the State of Qatar, dilihat 11 November 2018 http://dx.doi.org/10.5339/connect.2014.13

(18)

15 9. Patin, S, M, Roth, J, R, 2015, The Origin of Mutants Under Selection: How Nature Selection Mimics Mutagenesis (Adaptive Mutation), vol. 10, no. 11, dilihat 11 November 2018 http://cshperspectives.cshlp.org/content/current

10. Aisah, I, Kurniadi, E, Carnia, E & Nurul, U, 2015, Representasi Mutasi Kode Genetik Standar Berdasarkan Basa Nukleotida, voll. 11, no. 1, dilihat pada 11 November 2018

11. Dewi, K, P, Winarti, N, W, 2015, Peran Mutasi Gen p53 Pada Karsinogenesis Sel Basal Kulit, vol. 45, no.1, dilihat 11 November 2018 https://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/article/view/13275

Gambar

Gambar 2.4.1 Skema terbentuknya kanker kolon

Referensi

Dokumen terkait

Bengkulu menyatakan bahwa guru Matematika di Kabupaten Kepahiang belum menggunakan alat peraga apalagi media film dalam mengajarkan materi matematika, sehingga proses

Teknik pertama (dan sering digunakan) untuk mengakses parameter yang dilewatkan dari turbo pascal ke turbo assembler adalah menggunakan register BP, sebagai berikut :. CODE

Maka hasil pengamatan penulis terhadap para pengunjung menunjukkan bahwa Masjid Amirul Mukminin dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan ibadah, konsultasi

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kulkas memiliki peranan yang cukup penting dalam penyimpanan bahan pangan yang dimiliki oleh masyarakat luas. Didalam kulkas

terkandung dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa

“Program jaminan sosial yang menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang diselenggarakan nasional secara bergotong-royong wajib

Dengan memiliki fasilitas knowledge repository, secara tidak langsung akan membantu perusahaan dalam menjaga informasi perusahaan dan knowledge perusahaan, seperti

dan pengurangan risiko bencana. Pelatihan serta pendidikan mengenai kebencanaan sangatlah membantu masyarakat terlebih dapat mengurangi korban yang terjadi, peran