Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker Payudara Di Masa Dewasa Tengah
Qotrin Nida Rahmata Sari
Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan dampak dukungan sosial pada wanita penderita kanker payudara di masa dewasa tengah. Hal ini dikarenakan dukungan sosial dapat mengurangi tekanan psikologis yang disebabkan oleh penyakit. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah wanita penderita kanker payudara yang berusia 40-60 tahun. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diterima subjek berupa perhatian dari orang disekitarnya. Gambaran dukungan penghargaan dari orang disekitar dirasakan kedua subjek seperti mereka mengikuti saran yang diberikan subjek mengenai kesehatan, memberikan semangat dan tidak mengucilkan subjek. Dukungan instrumental yang diterima berupa bantuan untuk mengingatkan larangan dari dokter, khususnya untuk subjek pertama, dukungan instrumental yang diterimanya berupa kesediaan orang disekitarnya untuk mengantarkan subjek. Untuk dukungan informasi subjek menerimanya dari suami serta teman berupa informasi mengenai kanker payudara dari buku dan internet. Dukungan sosial yang diterima subjek memberikan dampak positif, sehingga subjek bisa mengatasi tekanan psikologis seperti sedih, putus asa, kecemasan dan depresi.
Kata kunci : Dukungan Sosial, Kanker Payudara, Dewasa Tengah 1. PENDAHULUAN
Penyakit kanker payudara (Breast Cancer) merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Kanker payudara menempati posisi kedua untuk semua kasus kanker di Indonesia setelah kanker leher rahim (Prawiharjo dalam Francis & Satiadarma, 2004).
Di Amerika Serikat setiap tahunnya didiagnosis terdapat 183.000 kasus baru kanker payudara, hanya 1000 dari kasus ini adalah pria (Gale &
Charette, 1999). Pada setiap
tahunnya terdapat lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa yang lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria dengan frekuensi sekitar 1% (Pusat Informasi wanita dalam pembangunan, 2002). Pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Risiko kanker payudara lebih besar terjadi pada usia wanita diatas 40 tahun (Gale &
Charette, 1999) atau di masa dewasa tengah.
Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk ditemukan mengingat belum banyaknya informasi yang di ketahui masyarakat tentang kanker payudara, sehingga saat seseorang divonis menderita kanker, pikiran mereka akan tertuju kepada kematian yang menghantui mereka, dan hal inilah salah satu yang memicu depresi mereka. Pasien penderita kanker payudara membutuhkan bantuan dukungan sosial untuk tetap berpikir positif akan keadaan dirinya sehingga mampu menurunkan
kecemasan, depresi dan
ketidakberdayaan (Taylor, 1995).
2. Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Dukungan Sosial
Katc dan Kahn (2000) dukungan sosial adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu. Hal ini disebabkan manusia selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa konsep dukungan sosial melibatkan adanya komunikasi dan biasanya berbentuk dukungan emosional (seperti mendengarkan dan memberikan empati) atau berbentuk dukungan instrumental (seperti membantu memecahkan masalah) (Kaplan & Sadock, 1997).
Jenis dukungan sosial yang diterima dan diperlukan orang tergantung pada keadaan-keadaan
yang penuh stres, seperti misalnya dukungan informatif akan faedah kalau terdapat kekurangan pengetahuan dan keterampilan, dan juga dalam hal yang amat tidak pasti tentang persoalan terkait (Dwiawan, 2005).
Safarino (1994) mengatakan bahwa ada empat jenis dukungan sosial yaitu:
a. Dukungan Emosional (emotional support)
Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap seseorang sehingga membuatnya merasa baik, memperoleh kembali keyakinannya, merasa dimiliki dan dicintai pada saat stres. Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang bersangkutan, misalnya: umpan balik dan penegasan (House dalam Safarino, 1994).
b. Dukungan Penghargaan (esteem support)
Dukungan ini terjadi melalui ekspresi berupa sambutan yang positif dari orang-orang di sekitarnya, dorongan atau pernyataan setuju terhadap ide-ide atau perasaan individu, perbandingan yang positif dengan orang lain, seperti pernyataan bahwa orang lain mungkin tidak dapat bertindak lebih baik. Jenis dukungan ini membuat seseorang merasa berharga, kompeten dan dihargai. Dukungan penghargaan lebih melibatkan adanya penilaian positif dari orang lain terhadap individu dibandingkan dengan dukungan sosial. Bentuk dukungan penghargaan ini muncul dari pengakuan dan penghargaan terhadap kemampuan keterampilan dan prestasi yang dimiliki seseorang.
Dukungan ini juga muncul dari
penerimaan dan penghargaan terhadap keberadaan seseorang secara total, meliputi kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
c. Dukungan Instrumental atau dukungan yang sifatnya nyata (instrumental or tangible support)
Dukungan ini berupa bantuan langsung misalnya, seseorang memberikan atau meminjamkan uang dan bisa juga berupa bantuan langsung mengerjakan tugas tertentu pada saat mengalami stres.
d. Dukungan Informasi
(informational support)
Dukungan ini mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran- saran atau umpan balik. Dukungan ini akan berfaedah kalau terdapat kekurangan pengetahuan dan keterampilan, dan dalam hal yang amat tidak pasti tentang persoalan yang terkait (misalnya prognosis penyakit berat).
B. Kanker Payudara
Kata kanker berasal dari bahasa latin crab atau kepiting yang digunakan untuk menggambarkan tumor ganas (pertumbuhan kanker).
Kanker bermula ketika sel mulai membelah dan tumbuh dalam cara yang tidak terkontrol dan abnormal sedangkan kanker payudara merujuk pada tumor ganas yang berkembang dari sel-sel dalam payudara. Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian, karena kanker payudara mengakibatkan 46.000 jiwa meninggal pada tahun 1994 (Gale &
Charette, 1999).
C. Dewasa Tengah
Istilah midlife atau paruh baya masuk ke dalam kamus pada tahun 1895 (Lachman dalam Papalia, Olds
& Feldman, 2009). Saat ini pada
masyarakat di negara maju, masa dewasa tengah dianggap sebagai tahapan hidup yang berbeda dengan tahapan lainnya karena memiliki norma sosial, aturan, peluang, dan tantangannya sendiri. Dengan demikian, beberapa ilmuwan menggambarkan masa paruh baya sebagai sebuah konstruksi sosial (Gullette, Menon, Moen &
Wethington dalam Papalia, Olds &
Feldman, 2009). Menurut Papalia, Olds & Feldman (2009) masa dewasa tengah berada dalam kisaran usia 40 sampai 65 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Usia madya (dewasa tengah) pada kebudayaan Amerika saat ini, merupakan masa yang paling sulit dalam rentang kehidupan mereka.
D. Dukungan Sosial Pada Wanita Penderita Kanker Payudara di Masa Dewasa Tengah
Dukungan sosial adalah bentuk bantuan yang dirasakan seseorang yang dapat menumbuhkan perasaan nyaman, percaya diri, semangat, serta meningkatkan kesehatan mental seseorang yang dapat diperoleh melalui hubungan interpersonal.
Sumber dukungan sosial yang terbesar datangnya dari orang yang berarti dan memiliki kedekatan emosional, misalnya pasangan jika sudah menikah, pacar atau sahabat maupun rekan kerja. Dukungan sosial dapat menurunkan tingkat kecemasan, gangguan umum, somatisasi, dan depresi. Bentuk dukungan itu sendiri dapat berupa dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan
instrumental, dukungan informasi dan dukungan jaringan sosial
(Safarino dalam Siswanto, Wardhani
& Utami, 1999). Dukungan sosial akan sangat bermanfaat apabila diberikan pada orang yang membutuhkan dan disaat yang tepat.
Salah satu orang yang membutuhkan dukungan sosial adalah mereka yang mengidap penyakit kronis seperti kanker payudara.
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol dan membentuk neoplasma yang jahat dan jika tidak
ditahan atau dicegah
pertumbuhannya dapat menyebabkan kematian. Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria dengan frekuensi sekitar 1% (Pusat Informasi wanita dalam pembangunan, 2002).
Keadaan-keadaan yang dialami penderita kanker payudara akibat efek samping dari pengobatan seperti kerontokan rambut, perubahan warna kulit dan pengangkatan payudara akan menimbulkan problema psikologis bagi penderita kanker payudara, seperti depresi, kecemasan, sedih, perasaan down, dan tekanan psikologis lainnya. Hal ini disebabkan karena akan menggangu aktivitas kehidupan dan menggangu body image pasien.
Tekanan psikologi yang terjadi pada penderita kanker payudara akan membuat kondisi penderita semakin parah, oleh karena itu sangat dibutuhkan adanya dukungan sosial untuk membantu kesembuhan dan mengurangi tekanan psikologis
seperti kesedihan, rasa putus asa, perasaan down, kecemasan dan depresi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat mengurangi tekanan psikologis yang diakibatkan oleh penyakit.
Dari beberapa hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa salah satu dampak dari dukungan sosial adalah membantu subjek untuk sembuh, mengurangi tekanan psikologis dan mencegah rasa putus asa serta depresi. Dengan adanya dukungan sosial maka para penderita kanker akan mendapatkan semangat untuk sembuh dan menurunkan tekanan psikologis yang mungkin dihadapi.
3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif.
Dengan ini peneliti juga bisa menjelaskan bagaimana gambaran serta dampak dukungan sosial pada penderita kanker payudara di masa dewasa tengah. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Dimana pertanyaan dalam wawancara dibuat fleksibel tetapi tidak menyimpang dari tujuan wawancara yang telah dibuat dan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipatif dimana peneliti tidak terlibat dalam kegiatan subjek, agar penelitian dapat terjaga keobjektifitasan dan validitasnya.
4. HASIL PENELITIAN
Subjek penelitian adalah wanita dewasa tengah yang menderita kanker payudara.
Rangkuman Identitas Subjek
No Identitas Subjek 1 Subjek 2
Nama E.W W
Usia 54 46
Tanggal Lahir 8 Agustus 1956 12 Januari 1964
Status Menikah Menikah
Suku Jawa Jakarta
Pendidikan Terakhir SMA S-1
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga PNS
Subjek 1 (Ibu EW)
Ibu EW adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki dua orang anak.
Subjek menderita kanker payudara stadium dua dan menjalani operasi masektomi (pengangkatan payudara). Subjek merasa sedih dan menutup diri dari lingkungan saat mengetahui menderita kanker payudara, akan tetapi dengan adanya dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya subjek menjadi percaya diri kembali dan tidak menutup diri lagi dari lingkungan.
Subjek 2 (Ibu W)
Ibu W adalah seorang PNS di salah satu kantor pemerintahan di Jakarta. Subjek memiliki dua orang anak. Subjek menderita kanker payudara stadium dua dan menjalani operasi masektomi untuk pengangkatan payudara. Subjek merasa sedih, malu dan putus asa, akan tetapi dengan adanya dukungan sosial yang di berikan oleh orang-orang disekitar subjek menjadikan subjek percaya diri kembali dan semua tekanan psikologis yang dialaminya berangsur-angsur hilang, sehingga subjek mempunyai motivasi untuk sembuh dan menjalani hari-harinya seperti biasa.
Tabel 1
Gambaran dan dampak dukungan sosial pada penderita kanker payudara
Tema Subjek 1 Subjek 2 Kesimpulan
Gambaran dan Dampak Dukungan Sosial pada Penderita Kanker Payudara
Dukungan sosial yang diterima subjek sangat membantu dalam mengatasi tekanan psikologis seperti sedih, putus asa, malu dan down,
Dampak dukungan sosial yang
diterima subjek sangat membantu dalam mengatasi tekanan psikologis pada subjek, karena subjek
Terdapat persamaan dampak dukungan sosial pada subjek 1 dan 2. Dukungan sosial yang diterima oleh kedua subjek sangat membantu kedua subjek dalam
karena yang subjek rasakan memiliki dampak besar terhadap diri subjek, menjadikan subjek merasa lebih semangat dalam menjalani pengobatannya, tidak sedih lagi dan menjadikan subjek tidak malu lagi bergaul dengan orang
disekelilingnya.
Selain itu subjek juga menjadi merasa tidak dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya.
merasakan banyak manfaat yang ditimbulkan dari dukungan sosial di sekitarnya. Subjek menjadi lebih optimis, mempunyai semangat hidup kembali, menjadi lebih kuat, ingin cepat sembuh, tidak putus asa, dan tidak merasa dikucilkan.
mengatasi tekanan psikologis yang biasanya di alami oleh penderita kanker payudara yang tidak
menerima dukungan sosial. Pada subjek 1 dukungan sosial yang diterima dapat menghilangkan tekanan psikologis seperti sedih, putus asa, malu dan down, subjek merasa lebih semangat dalam menjalani
pengobatannya dan menjadikan subjek tidak malu lagi bergaul dengan orang
disekelilingnya.
Untuk subjek 2 dukungan sosial yang diterimanya menjadikan subjek menjadi lebih optimis, mempunyai semangat hidup kembali, ingin cepat sembuh, menjadi lebih kuat, tidak putus asa, dan tidak merasa dikucilkan.
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial yang diterima oleh kedua subjek sangat membantu kedua subjek dalam mengatasi tekanan psikologis yang biasanya di alami oleh penderita kanker payudara yang tidak menerima dukungan sosial.
Pada subjek 1 dukungan sosial yang diterima dapat menghilangkan
tekanan psikologis seperti sedih, putus asa, malu dan down, subjek merasa lebih semangat dalam menjalani pengobatannya dan menjadikan subjek tidak malu lagi bergaul dengan orang disekelilingnya. Untuk subjek 2 dukungan sosial yang diterimanya menjadikan subjek menjadi lebih optimis, mempunyai semangat hidup
kembali, ingin cepat sembuh, menjadi lebih kuat, tidak putus asa, dan tidak merasa dikucilkan.
5. KESIMPULAN
Dari hasil deskripsi data yang diperoleh nampak bahwa kedua subjek mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang disekitarnya sehingga berdampak dalam mengatasi tekanan psikologis yang biasanya di alami oleh penderita kanker. Dampak dukungan sosial yang dirasakan oleh kedua subjek dalam penelitian ini bisa disebabkan karena dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang disekitar subjek dalam menjaga keseimbangan kondisi fisik dan juga psikologis kedua subjek yang mengalami tekanan, dukungan tersebut melibatkan hubungan sosial yang berarti, sehingga menunjukkan adaptasi psikologis yang lebih baik dan bisa juga disebabkan oleh fungsi dari dukungan sosial itu sendiri dimana dukungan sosial dapat berfungsi sebagai alat bantu untuk melakukan penyesuaian diri terhadap stres.
6. SARAN
Berdasarkan proses dan hasil penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Subjek
Kepada penderita kanker payudara diharapkan senantiasa dapat menjaga keseimbangan kondisi fisiknya dalam menghadapi masalah yang berdampak negatif, sehingga
mengurangi tekanan psikologis yang berpengaruh terhadap penyakit yang diderita.
2. Keluarga
Diharapkan kepada keluarga yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan subjek dapat selalu
memberikan dan menjaga dukungan sosialnya kepada subjek, sehingga subjek merasa lebih baik dan selalu semangat untuk menjalani hari- harinya.
3. Penelitian selanjutnya Berhubung dalam penelitian ini kedua subjek yang digunakan adalah penderita kanker payudara yang berjenis kelamin perempuan, disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat diikut sertakan subjek penderita kanker payudara yang berjenis kelamin laki-laki.
Variabel lainnya seperti grief, kecemasan, konsep diri, depresi dan motivasi.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Dwiawan, D. (2005). Dampak dukungan sosial dalam mengurangi kecemasan pada pasien wanita penderita gagal ginjal kronis di Rumah Sakit khusus ginjal RA. Habibie Bandung. Skripsi. Depok:
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
[2] Francis, S. & Satiadarma, M. R.
(2004). Pengaruh dukungan keluarga terhadap
kesembuhan ibu yang mengidap kanker payudara.
Jurnal Ilmiah Psikologi
“ARKHE”. 9 (1), 37-41.
[3] Gale, D. & Charette, J. (1999).
Rencana asuhan keperawatan onkologi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[4] Kaplan, H. I. & Sadock, B. J.
(1997). Sinopsis psikiatri. 7th. Jilid II. Alih Bahasa: Widjaya Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara.
[5]Katc & Kahn. (2000). The psychology of the
peacekeeper: lessons from the field. Greenwood Publishing Group.
[6] Papalia Olds, & Feldman. (2009).
Human development:
Perkembangan manusia.
Edisi 10, Buku II. Jakarta:
Mc Graw Hill.
[7] Safarino, E. P. (1994). Health psychology:
Biopsychological interaction
(second edition). Kanada:
John Wiley & Sons Inc.
[8]Siswanto, Wardhani & Utami.
(1999). Studi tentang
motivasi kesembuhan pasien penderita kanker dikaitkan dengan dukungan sosial dan tingkat religiusitas. Jurnal Epidemologi Indonesia. 3 (1), 6-12.