• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Komposit merupakan suatu material yang terbentuk dari dua atau lebih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Komposit merupakan suatu material yang terbentuk dari dua atau lebih"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A

2.1 Komposit

Komposit merupakan suatu material yang terbentuk dari dua atau lebih material melalui campuran yang dihasilkan dari material komposit dengan sifat dan karakteristik yang berbeda. Rancangan kekuatan material komposit dapat dilakukan dengan mengatur komposisi pembentuk material (Oroh).

Jika dibandingkan dengan komponen penyusun lainnya, material komposit memiliki sifat lebih ringan serta tahan terhadap korosi dan arus yang lebih baik (Adjiantoro. 2014).

1. Komposit Partikel

Komposit partikel merupakan material yang memiliki bahan penguat yang berbentuk butiran. Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Komposit Partikel Sumber : (Lumintang et al., 2011)

(2)

2. Komposit serpih (flake)

Komposit serpih merupakan komposit yang menggunakan bahan penguat di distribusikan ke dalam matriks, sehingga komposit yang dihasilkan cenderung lebih bersifat isotropis dari pada anisoprotis. Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2. 2 Komposit Partikel Serpih (flake) Sumber : (Lumintang et al., 2011)

3. Komposit Sekertal (Filled)

Komposit skeletal merupakan komposit yang mengandung partikel untuk

memperbesar volume material dan bukan untuk kepentingan sebagai bahan

penguat. Komposit ini memiliki tambahan material ke dalam materialnya dengan

struktur tiga dimensi. Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada

Gambar 2.3.

(3)

Gambar 2. 3 Komposit Skeltel (filled) Sumber : (Lumintang et al.,2011)

4. Komposit Laminar

Komposit laminar merupakan komposit yang tersusun atas dua atau lebih laminar. Komposit ini paling banyak digunakan dalam teknologi otomatif dan industri. Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Komposit Laminar Sumber : (Lumintang et al.,2011)

5. Komposit Serat ( fibrous composite )

Komposit serat merupakan komposit dengan karakteristik lebih kuat

dibanding matriknya, sifat dan kandungan seratnya akan menentukan sifat

komposit yang dihasilkan. Komposit ini terdiri dari serat sebagai bahan penguat dan

(4)

matriks sebagai bahan pengikat, pengisi volume pelindung serat untuk mendistribusikan gaya atau beban antar serat. Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2. 5 Fibrous Composite Sumber : (Lumintang et al.,2011)

2.2 Bagian Utama Komposit

Komposit merupakan gabungan dari dua atau lebih material dengan bahan utama yaitu bahan penguat ( reinforcement ) dan bahan pengikat serat yang disebut matrik.

2.3 Reiforcement

Reinforcement (penguat) merupakan bagian serat yang berfungsi sebagai penguat bahan utama pada komposit. Bahan penguat yang banyak digunakan adalah serat (fiber) (Lumintang.,2011) . Bahan penguat terdiri dari serat alami dan serat buatan.

a. Serat alami

(5)

Serat alami merupakan serat yang berasal dari tumbuhan dan hewan berbentuk seperti benang. Jenis serat dari tumbuhan antara lain yakni kapas, pelepah pisang, enceng gondong, nanas, dan sebagainya. Sedangkan jenis serat hewan antara lain wool, sutra, dan bulu burung (Fajri).

Penggunaan serat alami berkembang dengan pesat dikarenakan serat alami memiliki beberapa keunggulan dibandingkan serat buatan (sintetik) yakni beratnya lebih ringan dan dapat diolah secara alami, mudah didapat, serta ramah lingkungan.

Serat alami juga merupakan bahan yang terbaharukan dan mempunyai kekuatan dan kekakuan yang relatif tinggi (Astika). Keuntungan lainnya dari serat alami yakni memiliki kualitas yang bervariasi serta stabilitas panas yang rendah.

Disamping Disamping keunggulan tersebut, serat alami juga mempunyai beberapa kekurangan diantaranya yakni dimensi yang tidak teratur, kaku, rentan terhadap panas, mudah menyerap air, dan cepat lapuk (Astika). Penggunaan serat alami sudah merambah ke berbagai bidang kehidupan manusia. Layaknya serat buatan, serat alami juga mampu digunakan dalam aspek yang biasanya menggunakan serat buatan, hanya saja dalam penggunaannya terdapat modifikasi untuk menyesuaikan dengan sifat-sifat dasar dari serat alami.

b. Serat Sintetis

Serat buatan merupakan serta yang terbentuk dari polimer alam alam serta polimer yang dibuat dengan cara kepolimeran senyawa kimia sederhana (Fajri).

Salah satu jenis serat buatan adalah serat gelas. Serat gelas banyak digunakan

sebagai bahan penguat dalam komposit yang memiliki kekuatan tarik tinggi, tahan

dengan bahan kimia, serta mempunyai sifat isolasi yang baik.

(6)

Sedangkan kekurangan dari serat gelas adalah modulus tariknya rendah, massa jenis relativenya tinggi, sensitif terhadap gesekan, serta kekerasannya tinggi. Fungsi utama dari serat gelas adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit, sehingga tinggi rendahnya kukuatan komposit sangat bergantung dari serat yang digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit mulanya diterima oleh matriks yang diteruskan serat, sehingga serat akan menahan beban sampai beban maksimum. Serat gelas yang terkenal misalnya otomotif dan bodi kapal, pipa plastic, kotak penyimpan, dan industri dasar (Septiyanto)

2.4 Matriks

Matriks dalam stuktur komposit dapat berasal dari bahan polimer atau logam..

Matriks dalam susunan komposit berguna untuk melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik. Selain itu, matriks juga berfungsi sebagai pelapis serat. Syarat yang harus dipenuhi bahan matriks untuk material komposit, antara lain:

1. Resin yang dipakai harus memiliki viskositas rendah, dapat sesuai dengan bahan penguat.

2. Dapat diukur dalam termperatur kamar dalam waktu yang optimal.

3. Memiliki penyusutan yang kecil dalam pengawetan.

4. Memiliki kelengketan yang baik dengan bahan penguat (fiber carbon).

5. Memiliki sifat baik dari bahan yang diawetkan

Beberapa fungsi mariks dalam komposit antara lain : 1. Melindungi serat dari pengaruh lingkungan yang merugikan.

2. Mencegah permukaan serat dari gesekan mekanik

(7)

3. Mempertahankan posisi serat

4. Mendistribusikan sifat-sifat tertentu bagi komposit, diantaranya : ketangguhan, keuletan dan ketahanan panas.

Ada beberapa macam bahan matriks yang sering digunakan dalam material komposit, antara lain :

1. Matriks polimer

Ada dua macam matriks polimer, yaitu thermoplastic dan thermoset : 1) Resin Thermoplastic

Resin thermoplastic merupakan suatu bahan yang dipanaskan dan akan lunak yang didinginkan akan keras. Resin ini bisa lunak dikarenakan molekulnya tidak mengalami ikatan silang. Contoh dari resin thermoplastic yaitun.

a. Poly Propylene

Poly Propylene merupakan polimer kristalin yang didapat dari proses

polimerisasi gas propilena yang memiliki ketahanan terhadap bahan kimia yang tinggi, namun memiliki pukul (impak) yang rendah.

b. Poliamida (nylon)

Nylon merupakan poliamida yang memiliki sifat-sifat yang dapat dibentuk

oleh serat, pelastik dan film.

c. Poly Vinyl Chlorida (PVC)

Poly Vinyl Chlorida (PVC) merupakan hasil dari polimerisasi monometer vinil klorida dengan bantuan katalis.

d. Poly Styrene

(8)

Poly styrene merupakan hasil polimerisasi dari monometer-monometer

stirena yang didapat dari hasil proses dehidrogenisasi dari etil benzene dengan bantuan katalis.

2) Resin Thermorset

Resin thermoset merupakan bahan yang tidak dapat lunak kembali apabila dipanaskan dan tidak dapat didaur ulang dikarenakan telah membentuk ikatan silang antara rantai-rantai molekulnya. Sifat mekanis dari resin ini bergantung dari unsur molekul yang membentuk jaringan, rapat, dan panjang jaringan silang. Ada beberapa macam resin thermoset, antara lain:

a. Polyester

Matriks polyester yang paling banyak digunakan untuk aplikasi konstruksi ringan, selain itu harganya pun murah dan mudah dicari dipasaran industry.

Resin ini memiliki karakteristik,transparan, fleksibel, dapat dibuat kaku, tahan air, tahan cuaca dan bahan kimia.

b. Resin Amino

Resin amino terbuat dari campuran amino yang dikondensasikan.

c. Epoxy

Resin epoxy sering digunakan sebagai bahan pembuat material komposit.

yang dapat direkayasa untuk menghasilkan sejumlah produk yang berbeda guna menaikkan kinerjanya.

d. Resin Furan

Resin furan biasanya digunakan untuk pembuatan material campuran yang memiliki ketahanan tehadap bahan-bahan kimia dan tahan terhdap korosi.

e. Vinyl Ester

(9)

Matriks jenis ini dikembangkan untuk menggabungkan kelebihan dari resin epoxy yang memiliki ketangguhan mekanik dan ketahanan korosi yang sangat baik.

f. Matriks Logam

Matriks logam merupakan matriks yang penyusunnya suatu logam seperti aluminium. Penggunaannya biasanya sebagai bahan untuk pembuatan komponen otomotif.

g. Matriks Keramik

Matriks keramik digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan keramik sebagai matriks dan diperkuat dengan serat pendek.

h. Matriks Karet

Matriks Karet merupakan polimer bersistem cross linked yang memilki kondisi semi kristalis dibawah temperature kamar.

i. Matriks Karbon

Matriks karbon merupakan fiber yang direkatkan dengan karbon sehingga

terjadi karbonisasi.

(10)

2.5 Katalis

Katalis merupakan bahan kimia yang ditambahkan pada matriks resin polyester yang bertujuan untuk proses pembekuan matrik. Katalis adalah suatu

bahan kimia yang dapat meningkatkan laju suatu reaksi tanpa bahan tersebut menjadi ikut terpakai, dan setelah reaksi berakhir, bahan tersebut akan kembali kebentuk awal tanpa perubahan kimia (Oroh.). Jika terlalu banyak dalam penggunaan katalis yang digunakan terhadap matrik maka menyebabkan proses laju pengerasan cepat dan pencampuran katalis yang berlebihan akan menimbulkan getas pada material komposit. Oleh sebab itu pemakaian katalis terhadap komposit sebaiknya tidak melebihi 1% dari volume resin.

2.6 Metode Pembuatan Komposit

Pada umumnya metode pembuatan material komposit memiliki dua cara, yakni. (Setyanto.)

1. Proses Cetakan Terbuka

Dalam metode cetakan terbuka memiliki 5 cara proses pembuatan material komposit, antara lain:

a. Hand Lay Up

Metode hand lay up merupakan metode dengan menuangkan resin dengan ke

dalam serat dengan bentuk seperti rajutan, setelah itu memberikan tekanan dan

meratakan menggunakan rol. Proses ini dilakukan secara berulang kali dengan

ketebalan yang dibutuhkan terpenuhi. Gambar penampang dari komposit partiker

dapat dilihat pada Gambar 2.6. Keuntungan dalam metode tersebut adalah tidak

sulit untuk dikerjakan, baik digunakan dalam komponen besar, dan volumenya

yang kecil

(11)

Gambar 2. 6 Metode Hand Lay Up Sumber : (Setyanto,2012)

b. Vacuum Bag

Metode Vacuum Bag adalah penyempurnaan metode hand lay up dan bertujuan agar menghilangkan udara yang tertinggal. Dalam metode penggunaan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada didalam cetakan. Dengan divakumkan

udara pada cetakan mengakibatkan udara yang berada diluar akan menekankan ke arah dalam. Sehingga mengakibatkan udara yang tertinggal didalam spesimen komposit dapat diminimalisir. Metode ini dapat memberikan reaksi adhesi yang lebih baik antara serat dan matrik. Aplikasi dari metode ini yaitu pembuatan kapal besar dan lain-lain. Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2. 7 Metode Vacuum Bag Sumber : (Setyanto,2012)

c. Pressure Bag

Metode Pressure bag ini menggunakan udara yang dialirkan melawati wadah

elastis. Wadah elastis ini yang akan berhubungan langsung terhadap material

(12)

komposit yang akan dilakukan pemrosesan. Pada umumnya tekanan yang digunakan dalam proses tersebut yaitu sebesar 30 psi hingga 50 psi. Pengaplikasian metode ini yaitu pembuatan tangki, turbin angin dan lain-lain. Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2. 8 Preassure Bag Sumber : (Setyanto,2012)

d. Spray-Up

Spray-Up merupakan salah satu cara dengan cetakan terbuka yang digunakan

agar dapat mendapatkan hasil yang kompleks dari metode hand lay up. Proses spray-up digunakan dengan cara menyemprotkan serat yang dialirkan melalui

tempat pemotongan. Sementara itu resin yang sudah tercampur bersama katalis disemprotkan kedalam cetakan yang telah disediakan kemudian proses dilanjutkan dengan menunggu bahan mengerras pada suhu normal. Proses tersebut juga membuat struktur kekuatan yang rendah dan pada umumnya tidak termasuk kedalam hasil akhir. Pengaplikasian dalam metode tersebut yaitu pembuatan bak mandi.

e. Filament Winding

Serat jenis roving dialirkan melewati cetakan yang terisi matrik, setelah itu serat

diputar di daerah sekeliling mandrel yang sedang berputar arah. Proses tersebut

dilakukan secara berulang kali agar mendapatkan hasil yang dibutuhkan.

(13)

Pengaplikasian dalam metode ini yaitu pipa silinder. Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2. 9 Metode Filament Winding Sumber : (Setyanto,2012)

2. Proses Cetakan Tertutup a. Proses Cetakan Tekan

Proses cetakan ini memakai sistem hidrolik sbagai penekan. Fiber yang telah dipadukan bersama matrik akan dimasukkan ke dalam rongga cetakan, setelah itu dilakukan penekanan dan pemanasan. Pengaplikasian dari metode ini yaitu alat rumah tangga.

b. Injenction Moulding

Metode ini sering disebut pelapisan bertekanan tinggi serat dan matriks dimasukkan kedalam rongga cetakan bagian atas, suhu temperatur harus dijaga agar dapat mencarikan matrik. Serat dan matrik akan dialirkan ke bagian bawah, setelah itu diinjeksi pada nozel menuju cetakan.

c. Continuous Pultrusion

Serat tipe seperti dialirkan melewati cetakan yang berisikan resin, kemudian

dimasukkan ke dalam cetakan dan diawetkan (cure), setelah itu dilakukan

pengerolan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Proses ini sering dinamakan

(14)

sebagai penarikan serat dari suatu jaringan melalui bak resin, setelah itu dialirkan terhadap cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan itu sendiri adalah mengatur kandungan resin, memenuhi pengisian serat, dan mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir setelah melewati cetakan. Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada. Gambar 2.10.

Gambar 2. 10 Metode Continuous Piltrusion Sumber : (Setyanto,2012)

Dalam penelitian yang akan saya lakukan,yaitu dengan metode Hand Lay Up

dengan cairan resin yang telah diberikan katalis dan kemudian meletakkan diatas

penguat (fibre) yang telahdiletakkan pada cetakan. Metode Hand Lay-Up juga

dipilih karena sesuai untuk pembuatan komposit dengan dimensi standart benda uji.

(15)

2.7 Ketangguhan Tarik

Pengujian tarik adalah macam pengujian yang paling sering dilakukan pada suatu benda, sehingga biasanya pada suatu bahan tersebut tercantum nilai kekuatan atau tenggangan tarik dan angka kekerasanya pengujian tarik dilakukan pada mesin uji tarik tersendiri ataupun universal adapun prinsip pengujianya adalah bahwa pada benda uji dengan ukuran tertentu diberikan beban tarik yang teratur dan merata.

Gambar penampang dari komposit partiker dapat dilihat pada Gambar 2.11 (Eko Nugroho, 2016)

Gambar 2. 11 Pemasangan Benda Uji Tarik Sumber : (Eko Nugroho, 2016)

1. Rumusan perhitungan a. Tegangan ulur:

σulu𝑟 = 𝑝

𝐴 ⃘ 𝑘𝑔/𝑚𝑚² Dimana : P = beban ulur

A ⃘= Luas penampang awal b. Tenggan Tarik :

σt = 1 + 𝑓

𝐴 ⃘ 𝑘𝑔/𝑚𝑚²

(16)

Dimana : F = Beban maksimum A ⃘= Luas penampang awal c. Tegangan patah:

σpatah = Fmax

𝐴 ⃘ 𝑘𝑔/𝑚𝑚² Dimana : Fmax = Beban patah

A ⃘ = Luas penampang d. Regangan

£ = 1 + 𝐿𝑢 − 𝐿𝑜

𝐿𝑜 100%

Dimana : Lu = Panjang setelah patah (mm) Lo = Panjang awal (mm)

e. Kontraksi

£ = 1 + 𝑠𝑢 − 𝑠𝑜

𝑠𝑜 100%

Dimana : So = luas penampang awal (mm) Su = luas penampangsetelah patah (mm) f. Modulus elastis

𝐸 = 1 + τ proporsional

£ proporsional 𝑘𝑔/𝑚𝑚²

Dimana : tegangan proporsina =

beban proporsional

luas penampang awal

𝑘𝑔/𝑚𝑚² Tegangan proporsina =

panjang proporsional

panjang awal

(17)

2.8 Pengujian Impact

Uji impact dilakukan untuk mengetahui keuletan suatu bahan atau material yang diberikan beban secara tiba-tiba. Cara kerja alat uji impact adalah dengan memukul benda yang akan diuji kekuatannya dengan pendulum yang berayun.

Pendulum tersebut ditarik hingga ketinggian tertentu lalu dilepas, sehingga pendulum tersebut memukul benda uji hingga patah (Sujana et al., 2020)

Usaha untuk mematahkan material atau spesimen dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :

E = 𝑊𝑋𝑅 [𝑐𝑜𝑠(𝛽)­𝑐𝑜𝑠(ɑ)]

Keterangan : E : Energi (joule) W : Weight of hammer R : Panjang lengan bandul β : Sudut akhir bandul α : Sudut awal bandul

Harga impact dapat dihitung dengan rumus :

HI = 𝐸 𝐴𝑜 Keterangan :

HI : Harga impact (J/mm

2

)

E : Energi untuk mematahkan material (joule)

(18)

Ao : Luas penampang terkecil takik (mm

2

)

Dimensi untuk spesimen uji impact dapat dilihat pada gambar 2.12

Gambar 2. 12 Dimensi Bahan Pengujian Impact ASTM D256

2.9 Serat Karbon

Carbon fiber merupakan sebuah material baru yang dikembangkan dengan

menggabungkan carbon fiber dengan resin untuk menjadi sebuah material yang memiliki properties mekanik lebih baik daripada properties mekanik dari material baja namun memiliki density yang jauh lebih ringan. Bentuk dari carbon fiber dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan, proses pembentukan carbon fiber bergantung pada proses pembuatannya. Namun untuk carbon fiber yang beredar di pasaran pada umumnya berbentuk lembaran-lembaran tipis. Jadi untuk membentuk sebuah benda dengan material carbon fiber yang properties materialnya sesuai dengan kebutuhan bisa dilakukan dengan menumpuk lembaran-lembaran carbon fiber yang banyak dijual di pasaran. Oleh karena hal tersebut terdapat peluang untuk menaikkan efisiensi dari kinerja kendaraan mobil dengan cara melakukan percobaan

penggantian material baja pada poros mobil dengan material carbon fiber. Oleh

karena hal tersebut dilakukan percobaan penggantian material baja poros mobil

berpenggerak belakang dengan material carbon fiber.

(19)

Komposit yang digunakan adalah Kevlar-epoxy dengan densitas 1042 kg/m3.

Dalam penelitian tersebut, disimpulkan bahwa driveshaft dengan bahan komposit memiliki berat 28% lebih rendah dari driveshaft dengan bahan steel. Pada umumnya penggunaan material komposit yang sering dijumpai adalah komposit dengan reinforced berbahan Kevlar dan fiberglass. Adapun sebagai bahan reinforced pada komposit, dapat digunakan carbon fiber yang memiliki kekuatan

mekanik lebih tinggi daripada kevlar dan fiberglass. Hal tersebut juga disimpulkan pada penelitian Yu Uriya. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa densitas pada carbon fiber 5 kali lebih kecil dan memiliki tensile strength 10 kali lebih tinggi dari pada highstrength steels konvesional.

Berdasarkan banyaknya penelitian mengenai material komposit yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa komposit fiber carbon dan komposit fiberglass memiliki potensi yang sangat besar. Oleh karena hal tersebut Hamouda

melakukan penelitian yang membandingkan 1 layer komposit berbahan carbon fiber, E-glass fiber, dan paduan carbon fiber dan E-glass fiber untuk diberikan

pembebanan torsi. Hasil torsi yang didapatkan untuk komposit berbahan carbon fiber adalah 23 Nm, E-glass fiber 9 Nm, dan paduan carbon fiber dan Eglass fiber

9,5 Nm. Hal ini menunjukkan bahwa material komposit yang terbaik adalah komposit yang berbahan carbon fiber saja (Maustofah, 2017).

2.10 Sifat Dan Karakteristik Serat Karbon

Komposit yang dibuat dari serat karbon lima kali lebih kuat daripada baja

untuk komponen struktur, juga masih lima kali lebih ringan. Sebagai perbandingan

terhadap aluminium, komposit serat karbon tujuh kali lebih kuat dan dua kali lebih

kaku, juga 1,5 kali lebih ringan. Komposit serat karbon mempunyai sifat lelah yang

(20)

super terhadap semua metal yang dikenal, dan ketika berpasangan dengan resin yang tepat, komposit serat karbon adalah salah satu bahan yang ada yang paling tahan korosi. Konduktivitas elektrik dari serat karbon berbasis pitch dan polyacrylonitrile digunakan untuk membuang elektrik static dalam variasi yang

luas dari produk berkaitan komputer.

Kandungan karbon dari serat karbon modulus rendah adalah kurang dari 99%, sebagian besar adalah karena nitrogen yang tertahan. Peningkatan kandungan karbon dan densitas dicapai melalui temperatur perlakuan panas yang lebih tinggi, yang membuang nitrogen dan memberikan kesempurnaan kristalin yang lebih besar. Konduktivitas panas dan elektrik juga meningkat dengan peningkatan kemurnian dan kesempurnaan kristalin. Konduktivitas elektrik dari serat karbon harus diperhitungkan ketika proses, karena serat yang mengambang bebas dapat menciptakan hubung singkat pada perlengkapan elektrik.

Koefisien muai panas pada temperatur ruang dalam arah aksial sedikit negatif

untuk serat karbon modulus rendah, dan meningkat negatif untuk serat karbon

dengan modulus yang lebih tinggi. Pada temperatur di atas 700ºC koefisien

ekspansi panas arah aksial dari semua serat karbon berbalik ke arah positif. Resin

dan metal cair tidak mudah membasahi serat karbon, karena relatif lembam,

permukaan serat non-polar. Serat kaca tergantung pada zat pasangannya untuk

mengikat secara kimiawi dengan resin, serat karbon tidak pernah mencapai ikatan

yang kuat. Sebagai gantinya, serat karbon bergantung pada kombinasi ikatan kimia

yang lemah dan ikatan mekanik dengan bahan matriks. Perlakuan permukaan yang

diterapkan oleh produsen serat karbon melapisi permukaan serat dengan kelompok

kimia aktif seperti hydroxyls, carboxils dan carbonyls. Teknik ini menjembatani

(21)

antara serat dan resin matriks, dan tergantung pada jumlah ikatan daripada kekuatan ikatan untuk ikatan antar permukaan yang kuat. (Pramono, 2012)

2.11 Peneliti Terdahulu

Asroni pada penelitiannya yang berjudul Pengaruh Komposisi Resin Poliester terhadap Kekerasan dan Kekuatan Tarik oleh Komposit Papan Partikel Onggok Limbah Singkong, tujuannya adalah untuk mengetahui nilai komposisi yang baik resin poliester yang diperkuat bahan onggok (limbah singkong). Pada penelitian ini dihasilkan bahwa komposisi 40%:60% merupakan nilai komposisi yang terbaik karena nilai kekerasan dan kekuatan tarik yang paling besar dibandingkan dengan yang lainya. Kekuatan tarik dengan fraksi volume serbuk 40%,50%, dan 60% yaitu sebesar 21,68 N/mm

2

, 14,35 N/mm

2

, dan 18,75 N/mm

2

. (Asroni, 2016).

Pramono dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan Karakteristik Serat Karbon antara Metode Manual Lay-Up dan Vacuum Infusion dengan Penggunaan Fraksi Berat Serat 60%” tujuannya adalah untuk menentukan perbedaan karakteristik material komposit serat karbon dengan dua metode laminasi antara manual lay up dan vacuum infusion. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa kekuatan komposit serat karbon dengan menggunakan metode vacuum infusion lebih kuat dibandingkan metode manual lay-up dengan kekuatan tarik rata- rata 595,63 MPa dengan modelus elastisitas 6.976 MPa dengan kekuatan impak rata-rata 33,25 J/cm2 dan energi yang di serap 2.433,65 J (Eka Pramono,2017)

Hamam dalam penelitiannya yang berjudul "Kekuatan Tarik Material Fiber Carbon dan Fiber Glass Berdasarkan Orientasi Serat Berbasis Matriks Epoxy"

tujuannya adalah untuk mengetahui orientasi serat berbasis matriks epoxy terhadap

kekuatan tarik fiberglass dan fiber carbon. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa

(22)

pengaruh orientasi serat berpengaruh terhadap kekutan tarik material, dimana semakin panjang serat semakin tinggi besar nilai kekuatan Tarik yang dihasilkan pada orientasi serat 900 pada fiber glass dan fiber carbon yaitu sebesar 500 N/mm2 dan 620 N/mm2 (Fajarudin 2019)

Ichsan dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Susunan Lamina Komposit Berpenguat Serat E-Glass dan Serat Carbon Terhadap Kekuatan Tarik dengan Matrik Polyester" tujuannya adalah untuk mengetahui karakteristik kekuatan tarik komposit lamina berpenguat serat E-Glass dan serat karbon dengan matriks poliester. Pada penelitian ini dihasilkan bahwa kekuatan tarik terbesar diperoleh komposit lamina serat Carbon dengan nilai 265,99 Mpa. (Ichsan., 2015).

Refiadi pada penelitiannya yang berjudul “Pembuatan Material Komposit Polimer dengan Metoda Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI)” tujuannya adalah untuk meneliti metode VARI yang telah berhasil dilaksanakan dalam membuat material komposit polimer yang tersusun atas matriks polyester dan serat penguat berbentuk tenun (woven) E-glass plain weave. Karakteristik proses VARI berdasarkan system yang dihasilkan adalah bahwa VARI dapat dilaksanakan melalui dua cara; pertama melalui aplikasi media distribusi dan breather (SCRIMP method) dan kedua, melalui modifikasi penempatan system saluran resin dan

saluran vakum (KIS method). Berdasarkan hasil komparatif terhadap produk Hand

Lay-up, disimpulkan bahwa VARI memiliki keunggulan dalam hal pencapaian

target perancangan komposit polimer, tingkat fraksi volume serat dan fraksi volume

void (Refiadi, 2005).

Gambar

Gambar 2. 1 Komposit Partikel Sumber : (Lumintang et al., 2011)
Gambar 2. 2 Komposit Partikel Serpih (flake) Sumber : (Lumintang et al., 2011)
Gambar 2. 3 Komposit Skeltel (filled) Sumber : (Lumintang et al.,2011)
Gambar 2. 5 Fibrous Composite Sumber : (Lumintang et al.,2011)
+7

Referensi

Dokumen terkait

berdasarkan Surat Edaran PT Bank Rakyat Indonesia Nomor : S.12-DIR/ADK/5/2013 tentang restrukturisasi kredit dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012

Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau

Berdasarkan uji rank spearman diperoleh nilai r s 0,517 untuk Sarana belajar di rumah dengan hasil belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA

Keseluruhan harta pusaka dan harta benda si mati, boleh alih dan tak boleh alih, yang berada dalam bidang kuasa tidak termasuk apa yang si mati memiliki atau berhak mendapat

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ikan Sili yang ditemukan dari Sungai Ngrowo, Kabupaten Tulungagung secara morfologi merupakan genus

Hasil simulas i kendali kecepatan yang dirangkai terhadap kumparan utama ata u stator dari hubungan pararel kehubungan seri menunjukkan perubahan Unjuk Kerja dari

Dengan dimasukkannya Pengadilan Negeri/ Umum dan lembaga ekstra judicial (Basyarnas) dalam penjelasan pasal 55 ayat (2), maka penyelesaian sengketa perbankan

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo ) Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ) LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK POS