• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar

Pembuatan Tugas Akhir ini harus terlebih dahulu di pahami teori-teori agar mempermudah dalam merancang sebuah program yang di harapkan.

Kemudahan program bagi setiap pengguna akan sangat membantu dalam menyelesaikan setiap kerjaan. Untuk dapat memahami program Perpustakaan di SMP Negeri 6 Karawang Barat. Berikut adalah teori pendukung yang memperkuat penulisan tugas akhir ini.

2.1.1. Program

Menurut Harumy (2016:4) menyatakan bahwa “Program adalah formulasi sebuah algoritma dalam bentuk bahasa pemrograman, sehingga siap untuk dijalankan pada mesin komputer”.

Menurut Kadir (2012:2) yang dimaksud “program adalah kumpulan intruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar melakukan suatu tindakan tertentu”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa program adalah sekumpulan intruksi atau perintah yang dibuat untuk mengatur dan memerintahkan komputer melakukan tindakan tertentu.

A. Xampp

Menurut Riyanto (2011:4) Xampp merupakan “paket PHP dan MySQL

yang berbasis open source yang dapat digunakan sebagai tool pembantu untuk

pengembangan aplikasi berbasis PHP”.

(2)

Xampp mengombinasikan beberapa paket perangkat lunak berbeda kedalam satu paket, berikut beberapa perangkat lunak yang dibundel dalam xampp sebagai berikut :

Apache HTTPD, mod_autoindex_color module, FileZilla FTP Server, Mercury Mail Transport Agent, OpenSSL, SQLLite, The Webalizer, msmtp ( a sendmail compatible SMTP client), MySQL, PrimeBase XT Storage Enggine for MySQL, PHP, eAccelerator extension, Xdebug extension, Ming extension, PDFlib Lite extension, PEAR, phpMyAdmin, FPDF Library, ADOdb, Perl, CPAN, PPM, mod_perl,apache::ASP.

B. Crystal Report

Menurut Madcoms (2010:234), Crystal Report merupakan “program yang terpisah dengan program Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan (linkage)”.

Membuat Crystal Report hasilnya lebih baik dan lebih mudah, karena pada crystal report banyak tersedia objek-objek maupun komponen yang mudah digunakan.

2.1.2. Bahasa Pemrograman

Menurut Munir (2011:13) mengemukakan bahwa “Bahasa pemrograman

adalah bahasa komputer yang digunakan dalam menulis program.” Untuk itu,

bahasa pemrograman dibagi menjadi 4 (empat) tingkatan yaitu:

(3)

1. Bahasa Mesin (Machine Language)

Bahasa pemrograman yang hanya dapat dimengerti oleh mesin komputer yang didalamnya terdapat Central Processing Unit (CPU) yang hanya mengenal dua keadaan yang berlawanan, yaitu:

a. Bila terjadi kontak atau ada arus bernilai 1.

b. Bila tidak terjadi kontak atau arus bernilai 0.

2. Bahasa Tingkat Rendah (Low Level Language)

Karena banyak keterbatasan yang dimiliki bahasa mesin maka dibuatlah simbol yang mudah diingat yang disebut dengan mnemonic (pembantu untuk mengingat). Contoh : Bahasa Assembler, yang dapat menerjemahkan mnemonic.

3. Bahasa Tingkat Menengah (Middle Level Language)

Bahasa pemrograman yang menggunakan aturan-aturan gramatikal dalam penulisan pernyataannya, mudah untuk dipahami, dan memiliki instruksi- instruksi tertentu yang dapat langsung diakses oleh komputer.

Contoh: Bahasa C

4. Bahasa Tingkat Tinggi (High Level Language)

Bahasa pemrograman yang dalam penulisan pernyataannya mudah dipahami secara langsung.

a. Bahasa Berorientasi pada Prosedur (Procedure Oriented Language) Contoh: Algoritma, Fortran, Pascal, Basic, Cobol.

b. Bahasa Berorientasi pada Masalah (Problem Oriented Language)

Contoh: Report Program Generator (RPG).

(4)

A. Microsoft Visual Basic 6.0

Menurut Madcoms (2010:2), Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan

“Bahasa Pemrograman yang cukup populer dan mudah untuk di pelajari. Anda dapat membuat program dengan aplikasi GUI (Graphical User Interface) atau program yang memungkinkan pemakai komputer berkomunikasi dengan komputer tersebut dengan menggunakan modus grafik atau gambar”.

Microsoft Visual Basic 6.0 menyediakan fasilitas yang memungkinkan anda untuk menyusun sebuah program dengan memasang objek-objek grafis dalam sebuah form. Selain itu, visual basic juga menawarkan berbagai kemudahan dalam mengelola sebuah database. Kemudahan ini masih ditambah lagi dengan tersedianya sarana dan peranti yang ada.

B. MySQL

Menurut Anhar (2010:45), MySQL (My Structure Query Language) adalah “salah satu DataBase Management System (DBMS) dari sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lainnya”.

MySQL berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa SQL.

MySQL bersifat open source sehingga kita bisa menggunakannya secara gratis.

Pemrograman PHP juga sangat mendukung/support dengan database MySQL.

C. Database

Menurut Anhar (2010:45), Database adalah “sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom”.

Struktur file yang menyusun sebuah database adalah Data Record dan

Field.

(5)

1. Data adalah satuan informasi yang akan diolah. Sebelum diolah, data di kumpulkan didalam satu file database.

2. Record adalah data yang isinya merupakan satu kesatuan seperti NamaUser dan Password. Setiap keterangan yang mencakup NamaUser dan Password dinamakan satu record. Setiap record diberi nomor urut yang disebut nomor record (Record Number).

3. Field adalah sub bagian dari Record. Dari contoh isi record di atas, maka terdiri dari 2 field, yaitu: field NamaUser dan Password

Tabel II.1 Tabel Database UserName Password

UserName Password

Anhar Tesaja

Hirin Codenesia

aat Virology

Sumber : Anhar (2010:46)

2.1.3. Model Pengembangan Perangkat Lunak

Menurut Sukamto dan M.Shalahudin (2014:28), “model waterfall adalah model SDLC yang paling sederhana. Model ini hanya cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah”.

Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut sekuensial linear (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung (support). Berikut adalah gambar model air terjun:

Field

Record

(6)

Sumber : Sukamto dan Shalahudin (2014:29) Gambar II.1 Ilustrasi Model Waterfall

1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.

3. Pembuatan Kode Program Pengujian

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan yang telah dibuat pada tahap desain.

Desain Pengkodean Pengujian

Analisis

Sistem/Rekayasa

Informasi

(7)

4. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari dari segi lojik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

5. Pendukung (support) atau pemeliharaan

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.

Dari kenyataan yang terjadi sangat jarang model air terjun dapat dilakukan sesuai alurnya karena sebab berikut:

1. Perubahan spesifikasi perangkat lunak terjadi di tengah alur pengembangan 2. Sangat sulit bagi pelanggan untuk mendefinisikan semua spesifikasi di awal

alur pengembangan. Pelanggan sering kali butuh contoh (Prototype) untuk menjalankan spesifikasi kebutuhan sistem lebih lanjut.

3. Pelanggan tidak mungkin bersabar mengkomodasi perubahan yang di perlukan di akhir alur pengembangan.

Model air terjun sangat cocok digunakan kebutuhan pelanggan sudah

sangat dipahami dan kemungkinan terjadi perubahan kebutuhan selama

pengembangan perangkat lunak kecil. Hal positif dari model air terjun adalah

(8)

struktur tahap pengembangan sistem jelas, dokumentasi dihasilkan di setiap tahap pengembangan, dan sebuah tahap dijalankan setelah tahap sebelumnya sesuai dijalankan (tidak ada tumpang tindih pelaksanaan tahap).

2.2. Tools Program

2.2.1. ERD (Entity Relationship Diagram)

Menurut Fathansyah (2012:81) menyatakan bahwa:

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan komponen-komponen Himpunan Entitas dan Himpunan Relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari „dunia nyata‟ yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD).

Berdasarkan definisi di atas maka ERD adalah suatu model jaringan/penggambaran himpunan entitas dan himpunan relasi yang dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang ditinjau kemudian disimpan didalam sistem secara abstrak.

Notasi-notasi simbolik di dalam Diagram E-R yang dapat kita gunakan adalah:

a. Persegi panjang, menyatakan himpunan entitas.

b. Lingkaran/elips, menyatakan atribut (atribut yang berfungsi sebagai key digaris bawahi).

c. Belah ketupat, menyatakan himpunan relasi.

d. Garis, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.

e. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau

dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu ke satu, 1 dan N untuk

relasi satu ke banyak atau N dan N untuk relasi banyak ke banyak).

(9)

A. Key

Key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua baris data (row) dalam tabel secara unik. Berikut ini adalah jenis-jenis key:

1. Super Key

Merupakan satu atau lebih atribut (kumpulan atribut yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik.

2. Candidate Key

Merupakan kumpulan atribut minimal yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik.

3. Primary Key

Merupakan salah satu dari Candidate key yang memiliki keunikan key lebih sering untuk dijadikan sebagai acuan.

B. Kardinalitas

Untuk merancang ERD dibutuhkan adanya derajat relasi untuk menunjukkan jumlah entitas yang dapat berelasi dengan himpunan entitas lain.

Contoh kardinalitas relasi antar himpunan entitas yaitu:

1. Relasi satu ke satu (one-to-one)

Dosen 1 mengepalai 1

nama_dos alamat_dos

Jurusan nama_dos kode_jur kode_jur

nama_jur

Sumber : Fathansyah (2012:82)

Keterangan: Satu dosen mengepalai satu jurusan

Gambar II.2

Relasi satu ke satu

(10)

2. Relasi satu ke banyak (one-to-many)

Dosen 1 Mengajar N

nama_dos

alamat_dos

Kuliah nama_dos kode_kul kode_kul

nama_kul

waktu ruang sks semester

Sumber : Fathansyah (2012:83)

Keterangan: Satu dosen mengajar banyak matakuliah Gambar II.3 Relasi satu ke banyak 3. Relasi banyak ke banyak(many-to-many)

Mahasiswa N mempelajari N

alamat_mhs

Kuliah kode_kul kode_kul

nama_kul

indeks_nilai sks semester

nim nama_mhs

tgl_lahir

nim

Sumber : Fathansyah (2012:84)

Keterangan: Banyak mahasiswa mempelajari banyak matakuliah Gambar II.4

Relasi Banyak ke Banyak C. Himpunan Entitas Lemah (Weak Entity Sets)

Himpunan Entitas Lemah berisi entitas-entitas yang kemunculannya

tergantung pada eksistensinya dalam sebuah relasi terhadap entitas lain (Strong

Entity).

(11)

Dosen

memiliki

1

N nama_mhs

alamat_mhs tgl_lahir

hobbi nim

menyenangi nim nama_ortu

nim

Orang Tua

nama_ortu

alamat_ortu

Orang Tua

hobbi 1

1

Sumber : Fatansyah (2012:95)

Gambar II.5 Weak Entity Sets

Data orang tua dan hobbi di atas dapat digolongkan sebagai himpunan entitas lemah (yang dalam diagram E-R dinyatakan dengan kotak bergaris ganda), karena kemunculannya sangat tergantung pada adanya relasi dengan entitas yang ada pada himpunan entitas mahasiswa.

D. Derajat Relasi

Relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas yang berbeda disebut sebagai relasi biner (Binary Relation), yang merupakan relasi yang paling umum digunakan. Varian relasi atau derajat dari relationship terbagi menjadi:

1. Relasi Tunggal (Unary Relation)

Relasi tunggal merupakan relasi yang terjadi dari sebuah himpunan entitas ke

himpunan entitas lain. contoh relasi tunggal yaitu:

(12)

Dosen Mendampingi

1

N

Kuliah Kuliah

prasyarat

N

N

Sumber : Fathansyah (2012:97)

Gambar II.6

Contoh Relasi Tunggal (Unary Relation) 2. Relasi Multi Entitas (N-ary Relation)

Merupakan relasi dari tiga himpunan entitas atau lebih. Bentuk relasi ini sedapat mungkin dihindari, karena akan mengaburkan derajat yang ada dalam relasi tersebut.

Kuliah pengajaran

kapasitas

Dosen nama_dos

kode_kul

waktu kode_rus

Ruang

kode_rus

nama_dos kode_kul

kode_rus

Sumber : Fathansyah (2012:98)

Gambar II.7

Contoh Relasi Multi Entitas (N-ary Relation)

(13)

3. Relasi Ganda (Redudant Relation)

Relasi yang muncul antara dua himpunan entitas tidak hanya satu relasi, tetapi ada lebih dari satu relasi.

Dosen

mengajar

1

ruang

kode_kul menguasai

nim nama_ortu

nama_dos N

waktu

Dosen N

N

Sumber : Fathansyah (2012:99)

Gambar II.8

Contoh Relasi Ganda (Redudant Relation)

2.2.2. LRS (Logical Record Structure)

Menurut Ramakrishnan and Gehrke dalam Mulyanto (2008:267) menyebutkan bahwa “Logical Record Structure” adalah konsep relationship pada model E-R berbeda dengan konsep relation dalam model data relasional.

Relationship adalah mekanisme yang menghubungkan entitas”.

Logical Record Structure dibentuk dengan nomor dan tipe record. LRS

terdiri dari link-link diantara tipe record. Link ini menunjukan arah dari satu tipe

(14)

record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kedua link tipe record. Penggambaran LRS mulai dengan menggunakan model yang dimengerti. Dua metode yang dapat digunakan, mulai dengan hubungan kedua model yang dapat yang dikonversikan ke LRS. Metode lainnya dimulai dengan E-R diagram langsung dikonversikan ke LRS. Menentukan kardinalitas, jumlah tabel dan foreign key.

Sumber : Paryudi dan Simarmata (2008:267) Gambar II.9

Contoh Studi Kasus LRS (Logical Record Strukture) Terdapat tiga kardinalitas didalam Logical Record Stucture yaitu : 1. One To One (1-1)

Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas

pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan saat kejadian pada entitas

yang kedua dan sebaliknya.

(15)

2. One To Many (1-M)

Tingkat hubungan satu kebanyak adalah sama dengan banyak ke satu.

Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.

3. Many To Many (M-M)

Tingkat hubungan kebanyakan terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian baik pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama, maupun dilihat dari sisi yang kedua.

2.2.3. Pengkodean

Menurut Kusbianto (2010:67) mendefinisikan bahwa, “pengertian dari pengkodean atau kode digunakan untuk bertujuan mengklasifikasi data, memasukan data ke dalam komputer dan untuk mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya”.

Kode dapat berupa angka, huruf dan karakter khusus. Manfaat pengkodean antara lain:

1. Mempercepat atau mempersingkat proses penulisan baik dari elemen data, proses penyajian maupun entry data pada komputer.

2. Menghemat media penyimpanan data seperti hardisk, dan lain-lain.

(16)

3. Untuk mempermudah dan mempercepat proses pemasukan, pencarian serta pengolahan informasi yang akurat. Ada beberapa macam tipe kode antara lain:

a. Kode Mnemonic (Mnemonic Code)

Kode Mnemonic digunakan untuk tujuan supaya mudah diingat. Kode Mnemonic dibuat dengan dasar singkatan atau mengambil sebagian karakter dari item yang akan di wakili dengan kode ini. Kebaikan : mudah diingat.

Kelemahan : kode dapat menjadi panjang.

b. Kode Urut (Sequential Code)

Kode Urut, disebut juga kode seri merupakan kode yang nilainya urut antar satu kode dengan kode berikutnya. Kebaikan : mudah diingat, kode dapat pendek, tapi harus unik. Kelemahan : penambahan kode hanya dapat ditambahkan pada akhir urut, tidak fleksibel bila terjadi perubahan kode.

c. Kode Blok (Block Code)

Kode Blok mengklasifikasikan item ke dalam kelompok blok tertentu yang mencerminkan suatu klasifikasi tertentu atas dasar maksimum yang di harapkan. Kelebihan : nilai dari kode mempunyai arti, kode dapat ditambah atau dibuang sebagian. Kelemahan : panjang kode tergantung dari jumlah bloknya.

d. Kode Grup (Group Code)

Kode Grup merupakan kode yang berdasarkan field-field dan tiap-tiap field

kode mempunyai arti. Kelebihan: nilai dari kode mempunyai arti, mudah di

perluas, dapat menujukan jenjang dari data. Kelemahan : kode dapat menjadi

panjang.

(17)

e. Kode Desimal (Decimal Code)

Mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit angka decimal dimulai dari angka 0 sampai dengan angka 9 atau dari 00 sampai dengan 99 tergantung banyaknya kelompok.

Syarat-syarat yang harus di perhatikan dalam pembuatan kode adalah sebagai berikut:

1. Harus mudah diingat

Supaya kode mudah diingat maka dapat di lakukan dengan cara menghubungkan kode tersebut dengan objek yang di wakili dengan kodenya.

2. Harus Fleksibel, jika ada perubahan tidak akan merubah semuanya

Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau penambahan item baru dapat tetap diwakili oleh kodenya masing-masing.

3. Harus efisien (singkat), karena kode pendek akan mudah diingat

Kode harus sesingkat mungkin, selain mudah diingat juga akan efisien apabila di rekam dan di simpan di luar komputer.

4. Harus unik (beda), berarti tidak ada kode yang kembar

Kode harus unik untuk masing-masing item yang di wakilinya.

5. Harus konsisten, tidak boleh berubah-ubah dalam jangka pendek Kode harus konsisten dengan kode yang telah digunakan.

6. Harus standarisasi

Kode harus di standarisasi untuk seluruh tingkatan dan department dalam

organisasi.

(18)

7. Hindari penggunaan karakter yang mirip

Karakter yang hampir mirip bentuk dan bunyi pengucapannya sebaiknya tidak digunakan dalam kode.

8. Hindari pengguna spasi

Spasi dalam kode sebaiknya dihindarkan karena dapat menyebabkan kesalahan dalam menggunakannya

9. Panjang kode harus sama

Masing-masing kode yang sejenis harus memiliki panjang kode yang sama.

2.2.4. HIPO

Menurut Fatta (2007:15) mengemukakan bahwa “HIPO adalah teknik penggambaran modul-modul yang nantinya akan di kembangkan menjadi prosedur- prosedur dalam program sistem informasi”.

HIPO dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan beberapa pengguna untuk kepentingan berbeda-beda, antara lain:

1. Seseorang manajer dapat menggunakan dokumentasi HIPO untuk memperoleh gambaran umum sistem.

2. Seorang programmer menggunakan HIPO untuk menentukan fungsi-fungsi dalam program yang dibuatnya.

3. Programmer menggunakan HIPO untuk menentukan fungsi-fungsi yang dimodifikasi dengan cepat.

Teknik ini mempunyai beberapa tujuan utama. Pertama dapat dibuat

sebuah struktur yang menggambarkan hubungan antara fungsi dalam program

secara hirarkis.

(19)

Paket HIPO terdiri dari 3 jenis diagram, yaitu diagram isi visual (visual table of content). Diagram ringkas (overview diagram), dan diagram rinci (detail diagram).

a. Diagram Daftar Isi Visual (DIV)

Diagram ini memuat semua modul yang ada dalam sistem berikut nama dan nomornya, yang nantinya akan diperinci dalam diagram ringkas dan diagram rinci. Dalam DIV juga bisa dilihat fungsi-fungsi utama yang menyusun sebuah sistem dan hubungan antar fungsi tersebut.

b. Diagram Ringkas

Diagram ringkas menerangkan input, proses dan output dari sistem. Diagram ringkas menggambarkan input dan output dari fungsi-fungsi yang telah didefinisikan dalam daftar isi visual.

c. Diagram rinci

Diagram rinci HIPO digunakan untuk memperinci input, proses dan output yang telah digambarkan dalam diagram ringkas. Dalam input data dijelaskan field-field datanya secara detail. Untuk fungsi, juga dideskripsikan proses apa yang dilakukan oleh fungsi-fungsi tersebut. Rincian field-field data output juga dijelaskan dengan lebih detail.

2.2.5. Flowchart

Menurut Soeherman, bonie dan Marion Pinontoan (2008:13) “Flowchart

atau bagan alir merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap

penyelesaian masalah (prosedur) beserta aliran data dengan simbol-simbol standar

yang mudah di pahami”. Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk

(20)

menyederhanakan rangkaian proses prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tersebut.

Bentuk-bentuk diagram alur (flowchart) yang sering digunakan dalam proses pembuatan suatu program komputer sebagai berikut:

1. Program Flowchart

Program Flowchart merupakan simbol-simbol yang menggambarkan proses secara rinci dan detail antara instruksi yang satu dengan instruksi yang lainnya didalam suatu program komputer yang bersifat logis.

2. Sistem Flowchart

Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutan- urutan dari prosedur-prosedur yang ada didalam sistem. Bagan alir sistem menunjukan apa yang dikerjakan didalam sistem.

3. Dokumen Flowchart

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan- tembusannya.

Proses menggambarkan flowchart menggunakan simbol-simbol seperti ini:

1. Simbol Terminal

Simbol ini digunakan untuk menunjukan awal dan akhir suatu proses.

2. Simbol Proses

Simbol ini digunakan untuk mewakili suatu proses pengolahan data.

(21)

3. Simbol Input / Output

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan proses masukan data yang berupa pembacaan data dan sekaligus proses keluaran yang berupa pencetakan data.

4. Simbol Decision

Simbol ini digunakan untuk suatu penyelesaian kondisi didalam program.

5. Simbol Document

Simbol ini digunakan untuk menunjukan dokumen masukan dan keluaran baik untuk proses manual, mekanik atau komputer.

6. Simbol Off page Connector

Simbol ini digunakan untuk menunjukan sambungan dari bagian flowchart dari halaman yang berbeda.

7. Simbol Subroutin

Simbol ini digunakan untuk menunjukan suatu operasi yang rinciannya ditunjukan di tempat lain.

8. Simbol Flow Line

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan hubungan proses dari satu proses ke proses yang lainnya.

Teknik pembuatan program flowchart ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

a. General Way

Teknik pembuatan flowchart dengan cara ini, lazim digunakan di dalam

menyusun logika suatu diagram, yang menggunakan pengulangan proses

secara tidak langsung (Non-Direct-Loop)

(22)

b. Iteration Way

Teknik pembuatan flowchart dengan cara ini, biasanya dipakai untuk logika

program yang cepat serta bentuk permasalahan yang kompleks. Dimana

pengulangan proses yang terjadi bersifat langsung (Direct-Loop).

Gambar

Tabel II.1 Tabel Database UserName Password
Diagram ini memuat semua modul yang ada dalam sistem berikut nama dan  nomornya, yang nantinya akan diperinci dalam diagram ringkas dan diagram  rinci

Referensi

Dokumen terkait

Umumnya kolostomi dilakukan pada pembedahan kanker, namun kadang-kadang diperlukan pada penyakit infeksi usus dan penyakit divertikulum, dan pada pembedahan yang darurat untuk

Teknik, USU Medan Sumut 2007 Karyawan Bank Riau Jl... Mahasiswa angkatan (semester

b. Kegiatan pameran pertanian telah melaksanakan Pameran Gelar Pangan Nusantara tanggal 4-7 Agustus 2016 di Rumah Radank Pontianak sebagai Info Guide, sedangkan

1) Cepat dan langsung, yaitu sarana tercepat lebih cepat dari koran ataupun TV, dalam penyampaian informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan

Selain itu, kajian turut mendapati ramai pelajar tahfiz tidak berusaha untuk memahami ayat al-Quran yang dibaca (Azmil, 2015). Masalah ini boleh ditafsirkan sebagai tidak

Kemampuan speaking adalah kemampuan siswa dalam menghasilkan suara, kata, dan ucapan. Oleh karena itu, speaking menjadi salah satu aspek yang dominan dalam pembelajaran

Berdasarkan uji F pada taraf kesalahan 5% terhadap data jumlah polong tanaman kedelai yang diberi perlakuan dengan berbagai dosis pupuk organik cair menunjukkan

Bertitik tolak dari pemahaman sebegini maka pihak Jabatan Pembangunan Wanita Negeri Johor telah berbincang bersama dengan beberapa usahawan untuk mengadakan