• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN

LAPORAN SINGKAT

FIT AND PROPER TEST KOMISI III DPR-RI TERHADAP CALON PIMPINAN KPK

---

(BIDANG HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang : 2014-2015 Masa Persidangan : I

Rapat ke :

Sifat : Terbuka

Jenis Rapat : Fit and Proper Test Hari/tanggal : Kamis, 4 Desember 2014 Waktu : Pukul 10.30 s.d. WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi III DPR-RI

Ketua Rapat : DR. Benny K. Harman, SH,/Wakil Ketua Komisi III DPR-RI Sekretaris Rapat : Dra. Tri Budi Utami, M.Si./Kabag Set.Komisi III DPR-RI Hadir : 35 orang Anggota dari 53 Anggota Komisi III DPR-RI

Izin : orang Anggota

Acara : Uji Kelayakan Calon Pimpinan KPK atas nama Robby Arya Brata, SH,.,LLM.,Ph.D

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN

Uji Kelayakan Calon Pimpinan KPK oleh Komisi III DPR RI dibuka pukul 10.30 WIB oleh DR. Benny K. Harman, SH/Wakil Ketua Komisi III dengan agenda rapat sebagaimana tersebut di atas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

1. Sebelum Uji Kelayakan dimulai, pimpinan rapat menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

 Alokasi waktu pelaksanaan Uji Kelayakan adalah 120 menit, termasuk 10 menit untuk menyampaikan visi dan misi calon.

 Pertanyaan diajukan oleh masing-masing Fraksi, kemudian Anggota dapat menggunakan haknya untuk bertanya selama 5 menit.

2. Beberapa hal lain yang menjadi pokok-pokok pembahasan, diantaranya, sebagai berikut :

 Ada beberapa statement yang mencerminkan visi, misi calon ini, karena ini mashab baru. Kalau yang sebelumnya mashab penindakan yang begitu kental, kali ini mashab pencegahan dengan visi yang sangat mengesankan.

Visi yang disampaikan calon yang lebih beradab, apakah berarti selama ini KPK nggak beradab?. statement yang kedua yaitu KPK yang lebih menghargai HAM, apakah selama ini KPK tidak menghargai HAM?.

(2)

Berikutnya, KPK yang menjunjung tinggi rule of law, kemudian KPK yang fokus pada pencegahan. Lalu disimpulkan sukses KPK itu tidak dilihat pada semakin banyak jumlah pejabat publik yang ditangkap KPK dan dijebloskan ke penjara, bukan itu ukuran keberhasilan KPK.

 Apakah keberadaban yang dimaksud Calon bahwa selama ini KPK tidak menjalankan fungsi keberadaban. Kalau tidak menjalankan fungsi keberadaban, bukan HAM, berarti sudah tidak menjalankan fungsi Pancasila.

Jika Calon terpilih menjadi salah satu Pimpinan KPK, menjadi era yang baru dan akan merubah paradigma kepada paradigma yang baru.

Apakah seandainya Calon terpilih menjadi salah satu Pimpinan di KPK akan menerapkan prinsip praduga tak bersalah dan akan betul-betul secara murni menjalankan UU KUHAP. Hal itu menjadi dasar dari KPK untuk melakukan pekerjaan-pekerjaannya termasuk menerbitkan SP3 kalau memang ini tidak mungkin dilanjutkan.

 Bagaimana pendapat calon terhadap pelaksanaan UU tentang MD3, terkait dengan KPK meminta keterangan Anggota DPR harus melalui Majelis Kehormatan Dewan, dan bagaimana pola pencegahan di kementerian.

 Meminta penjelasan Calon tentang konsep pencegahan. Dimana kurangnya dan juga harus diakui dimana lebihnya yang telah dicapai, sebab tidak mungkin semuanya kurang, tidak mungkin semuanya negatif, pasti juga ada positifnya.

 Meminta penjelasan Calon tentang kebobrokan yang terjadi disekitar Istana, agar disebutkan dan dicontohkan. Bahwa Calon mendapatkan SMS dari orang dalam KPK. Apakah isi dari SMS tersebut.

 Bahwa tugas Pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial. Apabila salah satu Pimpinan KPK tidak menghendaki Calon melakukan fungsi sebagai pengawas ini, apa yang akan Calon lakukan.

 Meminta pandangan Calon terhadap tindakan beberapa Pimpinan KPK yang sering menghadiri sidang-sidang perkara yang sedang dilakukan di Pengadilan Tipikor, apakah nanti kalau Calon terpilih sebagai Pimpinan, juga akan menghadiri sidang-sidang Tipikor tersebut.

 Bagaimana pendapat Calon terhadap eksistensi KPK kedepan. Apakah KPK akan menjadi lembaga yang permanen ataukah lembaga ad hoc, dan harapan Calon terhadap kelembagaan KPK dan terhadap aparat penegak hukum di tingkat Kepolisian dan Kejaksaan ke depan seperti apa.

 Meminta pandangan Calon jika terjadi bocornya Sprindik dan BAP, apa yang akan Calon lakukan sebagai pengawas internal. Bahwa pemeriksaan di KPK yang bisa dilakukan 2 jam bisa menjadi 8 jam, apa yang akan Calon lakukan, apakah itu termasuk pelanggaran HAM atau tidak.

 Meminta penjelasan Calon, apakah korupsi ini bisa dihilangkan dari budaya bangsa Indonesia ? untuk dijawab dengan pendekatan budaya. Apakah Calon percaya dengan corruption perseption indeks bahwa itu adalah indikator untuk mengukur korupsi di negara-negara di dunia.

 Apakah sebaiknya KPK itu dalam filsafat budaya Jawa di Solo itu, apakah sebaiknya KPK sudah berusia 12 tahun ini ditempatkan di Ing Ngarso Sung Tulodo atau Ing Madyo Mangun Karso, atau Tutwuri Handayani diantara para penegak hukum lain. Meminta calon menyampaikan 3 target apabila menjadi Pimpinan KPK. Target yang bisa menjadi indikator Calon berhasil apabila kelak diberi takdir untuk ada di KPK.

 Prioritas apa yang akan dilakukan Calon jika terpilih menjadi Pimpinan KPK.

Bagaimana pendapat Calon terhadap kasus yang merugikan Negara dan bagaimana solusinya

(3)

3. Calon Pimpinan KPK atas nama Robby Arya Brata, SH,.,LLM.,Ph.D menyampaikan visi dan misinya sebagai berikut :

 Calon akan membawa KPK pada era baru, paradigma baru, membawa KPK bermartabat. Bahwa KPK pada saat ini hanya mengutamakan penindakan, agak kurang melakukan fungsi pencegahan.

 Apabila KPK terus mengutamakan fungsi penindakan, tidak akan menyelesaikan masalah. Kekuasaan yang dimiliki KPK begitu besar dan tidak ada yang mengawasi. Calon mengusulkan untuk dibentuk Dewan Pengawas agar KPK tidak mudah mendzalimi orang.

 Bahwa kepemimpinan di KPK yang bersifat kolektif kolegial harus dirubah, ada kegagalan dalam pengawasan internal.

 Calon akan terus konsisten apabila menjadi Pimpinan di KPK adalah dibentuknya Dewan Pengawas. Kalau tidak berhasil, Calon akan mundur.

Apabila ada yang mendesak untuk mundur tidak ada masalah. kenapa harus ada dewan pengawas, apabila ada unsur korupsi di KPK. Apabila itu dilakukan oleh Pimpinan KPK, siapa yang mau menindak, pengawas internal tidak bisa, DPR RI tidak bisa, perlu ada Dewan Pengawas KPK.

 Kegiatan di KPK perlu direkam dan dicatat supaya tahu siapa yang membela koruptor, siapa yang menghalang-halangi, nanti Dewan Pengawas KPK bisa melihat hal tersebut. Dewan Pengawas yang tidak benar bisa nanti dia memecat Pimpinan KPK, bahkan kalau dia melakukan pidana, dia bisa diproses pidana, dan itu dilakukan di negara lain, pemberantasan korupsi tidak lebih penting dari penghormatan HAM, HAM juga harus dihargai.

 Bahwa fungsi pencegahan KPK harus dikuatkan, dan terdapat multi integrated approach ada tiga strategis utama dalam pemberantasan korupsi antara lain law enforcement, pencegahan (prevention) dan education.

Ketiganya harus ter-integrated, namun pencegahan dikedepankan. Jadi Calon merasa berhasil apabila selama di KPK tugas penangkapan berkurang, karena sistemnya sudah berintegritas.

 Untuk program jangka menengah masa jabatan 4 (empat) tahun kurang cukup, seharusnya 5 (lima) tahun. Apabila Calon terpilih menjadi Pimpinan KPK, Calon tidak akan mau dipilih yang kedua kali, cukup satu kali dan memberikan kesempatan kepada darah baru, orang bilang pikiran baru dan segar, yang bisa membawa KPK kearah yang lebih baik. Dan Calon usulkan Pimpinan KPK itu umurnya dibawah 60 tahun.

 Terkait dengan soal mentornya Pak Marsilam, Calon tidak pernah meminta rekomendasinya untuk jadi Pimpinan KPK. tetapi Calon dengar beliau mendukung, karena mengetahui integritas Calon.

 Terkait dengan persoalan kasus transjakarta, harus berbuat adil pada semua orang, semua partai, dan yang terpenting bagi anggota Dewan untuk memilih calon yang betul-betul independen. Apabila tidak independen KPK akan bisa dijadikan alat politik untuk menjatuhkan lawan-lawan politik. Kegagalan beberapa KPK di dunia salah satunya adalah karena KPK-nya tidak independen. Berpolitik itu faktor yang membuat gagalnya KPK.

 Isi SMS dari orang dalam KPK, sebagai berikut : “mohon izin menghaturkan selamat atas terpilihnya Bapak sebagai kandidat Pimpinan KPK yang disampaikan ke Presiden, saya secara pribadi sangat mengharapkan adanya perubahan perbaikan yang signifikan di organisasi KPK, semoga di tangan Bapak harapan kami terwujud, mohon Bapak berkenan untuk membimbing kami, Insya Allah saya siap di belakang mendukung Bapak agar KPK benar- benar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemaslahatan umat, salam hormat” .

SMS diterima jam 09.38 wib tanggal 18 Oktober 2014. Artinya, klaim soliditas oleh Pimpinan KPK itu meragukan. Ada masalah internal dan KPK perlu orang baru yang bisa memperbaiki di dalam.

(4)

 Bahwa penindakan itu ibarat pemadam kebakaran. Kebakaran baru di kipas- kipas, kalau pencegahan jangan terjadi kebakaran dulu, itu kan berarti costnya jauh lebih murah. Kalau kebakaran sudah terbakar semua baru dimatiin, jadi biayanya banyak. Faktanya aset recovery ataupun yang berhasil diselamatkan KPK kan kecil. Prof. Romli mengatakan hanya 1,8% yang bisa diselamatkan, dari hasil kajian Calon di bawah 2%, UGM di bawah 8,1%

kerugian negara yang bersisa. Artinya apa penindakan itu mahal, karena kalau sudah di korup uang itu susah, karena sudah ke sana, diumpetin, di lempar ke sana, lempar ke sini, jadi penindakan itu mahal, makanya pencegahan yang harus diperkuat. Harus betul-betul kuat dan kalau di KPK harus dilaksanakan dan jangan banyak bicara namun betul-betul dilaksanakan.

 Bahwa SP3 itu sebenarnya penting untuk melindungi HAM. Apabila tidak layak kenapa harus dipaksakan kasusnya. Yang jadi masalah SP3 ini dijadikan pasar korupsi, jadi transaksi, itu kenapa akhirnya di KPK tidak diadakan. Bisa diatur dalam UU KPK, tetapi accountability dari penggunaan kewenangannya harus betul-betul terawasi. Caranya dengan adanya Dewan Pengawas. SP3 diperbolehkan bagi KPK, tetapi ada Dewan Pengawas.

Apabila ada abuse of power, Dewan Pengawas bisa langsung bergerak.

Sehingga Dewan Pengawas menyelesaikan banyak hal-hal abuse of power di KPK.

 Calon menjelaskan bahwa perlu diadakan MoU antara Kepolisian, KPK dan Kejaksaan. Mesti ada kesepakatan bahwa penyidikannya bisa oleh KPK lalu serahkan penuntutannya ke kejaksaan. Perlu dicoba menciptakan integrated kriminal justice system di bidang ini. Jadi kelemahan di KUHAP itu adalah terjadinya disintegrated kriminal justice system. Polisi jalan sendiri, Jaksa jalan sendiri, berkas bolak-balik karena dissintegrated criminal justice system yang terjadi.

 Model yang bagus di KPK, Polisi dan Jaksa jadi satu atap sehingga tidak ada perbedaan persepsi, tidak ada bolak-balik berkas, pasar korupsinya itu.

Bahwa KUHAP membuka celah pasar korupsi karena disintegritas justice system, persepsinya Polisi seperti ini, persepsinya Jaksa seperti ini, lalu berkas bolak-balik, dimainkan, kadang bisa disalahgunakan.

 Bahwa mestinya Dewan Pengawas KPK yang berperan, namun sementara ini Calon akan mengingatkan, mungkin menegur keras penyidik apabila ada yang membocorkan hal-hal rahasia dengan diberi sanksi. Terhadap pemeriksaan yang bisa dilakukan 1 jam menjadi 8 jam, seharusnya KPK bisa menghargai hak asasi dari tersangka. Speednya mesti cepat karena bagaimana pun mengurangi penahanan atau pemeriksaan itu kan sebetulnya mengurangi kemerdekaan seseorang. Kalau pemeriksaan diperlukan 1 jam, kenapa harus berlama-lama.

 Apabila Calon terpilih, akan betul-betul membawa KPK pada era yang baru dan paradigma baru. Tidak lain kalau Calon di sana ingin suatu saat apabila ditanya anggota DPR RI ditanya sama orang, Calon akan dengan bangga dan terhormat Calon bilang, saya Polisi, saya Jaksa, saya Pegawai Negeri, saya Anggota Dewan dengan mulia dan terhormat, karena apa ? mereka adalah orang yang dipercaya oleh rakyat, publik trust kepada mereka tinggi, dan mereka betul-betul menjalankan fungsinya dengan baik. Dan tidak lain Calon ingin bila nanti di sana ingin menegakkan merah putih demi mewujudkan Indonesia yang hebat.

III. PENUTUP

Rapat diskors pada pukul 15.00 WIB

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian dekoratif ialah sebuah karya yang memiliki daya (unsur) (menghias yang tinggi atau dominan (Susanto, 2002:30) Kata dekoratif sendiri mengandung arti "penuh

‟ Berdasarka n analisis SWOT, maka alternatif strategi yang dapat dirumuska n dalam pengemba ngan usaha peternakan sapi perah rakyat di kabupaten Boyolali adalah : (1)

basah umbi dan bobot kering umbi memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pemberian POC. Makin tinggi pemberian konsentrasi POC supermes, makin menurun

Kesimpulan yang didapat dari perhitungan harga jual normal dengan menggunakan metode Full Costing adalah disetujuinya pesanan Hotel Sahira untuk pembuatan brosur dengan biaya

Media pembuangan sampah organik rumah tangga yang lebih efisien dan tepat untuk diterapkan di Desa Nanggala adalah dengan melakukan pembuatan bak sampah sebanyak 2 buah

Penelitian ini bertujuan untuk mereduksi faktor, usia pubertas, pengetahuan, sikap, harga diri, media informasi, peran orang tua, dan peran teman sebaya, waktu luang, budaya,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) metode pembuatan/pengembangan Game Edukasi Komputer; (2) ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang

Taryana Sunandar, Perkembangan Hukum Perdagangan Internasional dari GATT 1947 Sampai Terbentuknya WTO, Jakarta,1996,h.1.. pendirian ITO mengakibatkan terjadinya kekosongan