PENGOLAHAN DATA SINGLE BEAM ECHOSOUNDER Septian Nanda - 3311401055 dan Aprillina Idha - 3311401056
Geomatics Engineering
Marine Acoustic, Batam State Politechnic Email : prillyaprillina@gmail.com
ABSTRAK
Akustik kelautan merupakan suatu bidang kelautan yang digunakan untuk mendeteksi target di kolom perairan dan dasar perairan dengan menggunakan suara sebagai mediumnya, salah satunya adalah teknologi bawah air atau juga disebut hidroakustik. Hidroakustik merupakan metode yang efektif dan bermanfaat bagi eksplorasi di bidang kelautan dan juga pemeetan dasar perairan. Pada umumnya instrument yang digunakan dalam teknologi hidroakustik ini sendiri adalah echosounder. Pada praktikum kali ini diperoleh data dari single beam echosounder dan dilakukan data tersebut pada aplikasi MATLAB untuk dapat memahami listing program pengolahan data single beam echosounder tersebut dan menginterpretasikan hasilnya dengan melihat kedalaman, TS (Target Strength), SV, dan threshold.
ABSTRACT
I. Pendahuluan
Akustik kelautan merupakan suatu bidang kelautan yang digunakan untuk mendeteksi target di kolom perairan dan dasar perairan dengan menggunakan suara sebagai mediumnya. Salah satu pengaplikasian akustik kelautan yaitu teknologi hidroakustik, merupakan teori tentang gelombang suara dan perambatannya dalam medium air yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi sumberdaya laut dan juga memetakan dasar perairan. Hidroakustik ini terdiri dari pengukuran, analisis dan interpretasi dari signal yang dipantulkan oleh objek atau scattering dari target yang dikenai gelombang akustik dari tranduser. Salah satu instrument hidroakustik yaitu echosounder yang digunakan dalam pengambilan data untuk praktikum kali ini dengan single beam echosounder yang diarahkan secara vertikal kebawah. Single beam echosounder ini cocok untuk survey pada kedalaman perairan dangkal.
Teknologi ini memiliki keunggulan yang dapat digunakan untuk mendeteksi sumberdaya hayati laut termasuk pendugaan densitas dan keberadaan ikan secara langsung, relatif lebih akurat, cepat dan tidak merusak lingkungan. Studi tentang penerapan teknologi hidroakustik bertujuan untuk mengkaji efektivitas teknologi hidroakustik sebagai instrumen alat bantu penangkapan ikan untuk peningkatan produktivitas unit penangkapan dan pendapatan nelayan.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini untuk memahami bentuk, jenis, spesifikasi
instrumen single beam echosounder, dapat mengenal data single beam echosounder, dapat memahami pembuatan listing program pengolahan data single beam echosounder berbasi MATLAB, dapat mengolah data dan memparsing data tersebut berbasi MATLAB dan Microsoft Excel, dapat membedakan hasil gambar yang
dihasilkan, dan mampu
menginterpretasikan hasil yang dilihat dari kedalaman, TS, SV, dan Thershold pada hasil olahan berbasis MATLAB tersebut.
II. Bahan dan Metode 2.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini ditampilkan dalam tabel.
Alat Bahan
Alat Tulis CruzPro Fishfinder
Laptop MATLAB
2.2. Metode
Data yang diperoleh terdiri dari data single beam echosounder CruzPro Fishfinder dan data pendukung untuk me- listing program pengolahan data single beam echosunder. Data yang digunakan data I5121703.38I
Gambar 1 Data Single Beam Echosounder
Gambar 2 Data Listing Program Pengolahan Data Single Beam Echosounder
1.
Langkah awal memilih salah satu data single beam echosounder kemudian meng- copy pada satu folder dengan data listing program pengolahan data single beam echosounder tersebut.
2.
Membuka data single beam echosounder tersebut dan menyimpan dalam format *.xls
3.Membuka aplikasi MATLAB
dan data parsing.m. kemudian mengubah pada code data”xlsread disesuaikan dengan data excel yang disimpan tadi dan juga pada code xlswrite juga disesuaikan dengan data excel tadi dengan mengubah formatnya menjadi *.xlsx
4.
Membuka data praktikum.m dan mengubah nama file pada baris 116 sesuai dengan data excel *.xlsx yang dilakukan di parsing.m tadi. Lalu klik Run.
Masukkan penginputan data sesuai di dalam modul praktikum.
Menginput nilai frekuensi = 200000Hz.
Menginput nilai diameter transducer = 0,006 m
Menginput nilai durasi
pulse = 0.6, lalu klik enter
sebanyak 2 kali untuk proses
penginputan selanjutnya.
Menginput nilai salinitas (permil) untuk di dalam air tawar = 0
Menginput nilai temperature (C) = 26, dan kedalaman = 5 meter, lalu pilih kategori rumus yang digunakan yaitu No. 1 . lalu tekan tombol enter sebanyak 2 kali untuk melanjutkan proses penginputan.
Menginput nilai pH = 6 lalu klik enter dan fdapat dilihat hasil runningnya.
Setelah langkah terkahir
seperti diatas maka proses
listing program telah berhasil di
run, hasil pengolahan terdiri dari
8 gambar yang akan dijelaskan
di bagian Hasil dan
Pembahasan.
III. Hasil dan Pembahasan
1. Time series of target strength
Nilai target 1 berada pada kedalaman sekitar 0,5 meter di bawah permukaan air dalam selang waktu antara 0-3500 detik dengan TS (Target Strength) antara 95-100 dB yang mempunyai warna antara oranye sampai merah. Sedangkan nilai target 2 berada pada kedalaman sekitar 2 meter di bawah permukaan air dalam selang waktu 0-3500 detik dengan TS (Target Strength) antara 70-80 dB yang mempunyai warna antara biru tua sampai biru muda.
2. Time Series of Scattering Volume
IV. Kesimpulan
nilai target 1 berada pada kedalaman sekitar 0,5 meter di bawah
permukaan air dalam selang waktu antara 0-3500 detik dengan SV (Scattering Volume) antara 65-70 dB yang mempunyai warna antara kuning sampai merah. Sedangkan nilai target 2 berada pada kedalaman sekitar 2 meter di bawah permukaan air dalam selang waktu 0-3500 detik dengan SV (Scattering Volume) antara 40-45 dB yang mempunyai warna antara biru muda hingga hampir kehijauan.
3. Target Strength vs Depth
nilai target 1 berada pada kedalaman sekitar 0,5-1 meter di bawah permukaan air dengan TS (Target Strength) berkisar 90-95 dB memiliki noise di kedalaman sekitar 0-0,5 meter.
Sedangkan nilai target 2 berada pada kedalaman sekitar 2-2,5 meter di bawah permukaan air dengan TS (Target Strength) berkisar 90-95 dB yang memiliki noise di kedalaman sekitar 2,5-3 meter
Target 1
Target 2
Target 1
Target 2
Target 1 Target 2
4. Scattering volume vs depth
nilai target 1 berada pada kedalaman sekitar 0,5-1 meter di bawah permukaan air dengan SV (Scattering Volume) berkisar 90-95 dB memiliki noise di kedalaman sekitar 0-0,5 meter.
Sedangkan nilai target 2 berada pada kedalaman sekitar 2-2,5 meter di bawah permukaan air dengan SV (Scattering Volume) berkisar 90-95 dB yang memiliki noise di kedalaman sekitar 2,5-3 meter.
5. Echo Level vs Time
nilai echolevel target 1 sekitar 135- 140 dB pada selang waktu 10-21 detik.
Sedangkan dengan nilai echolevel target 2 sekitar 135-140 dB pada selang waktu 50-60 detik.
6. Spectral Amplitude
Spectral Amplitude paling tinggi 60 berada pada frekuensi antara 0-4000 Hz
7. FFT
Pada gambar diatas bias dilihat target 1 berada pada frekuensi 0,2 – 0,4x10
5Hz, dan target 2 berada pada frekuensi 0,8-1x10
5Hz.
8. Power Spectral Density
Target 1
Target 2
Echo 1 Echo 2
Target 1 Target 2
Target 1 Target 2
Power Spectral Density yang memiliki 2 echolevel, yang mempunyai frekuensi sekitar 0 – 2x10
5Hz keatas, pada waktu sekitar 60-80 detik pada target 1 dan 100-120 detik pada target 2.
IV. Kesimpulan
Pada praktikum akustik kelautan II minggu 4 ini kita dapat memahami setiap perbedaan dari target 1 dan target 2 dari hasil pengolahan data single beam echosounder yang dilihat dari nilai kedalaman, Target Strength (TS), Scattering Volume (SV), dan Thershold berbasis MATLAB ini.
Daftar Pustaka
Lubis, M.Z. Bio akustik dengan perekaman dan analisis spektrum suara ikan mas (cyprinus carpio).
Fisheries and Marine Science, Bogor Agricultural University.
M. Kurnia dan Sudirman. Penerapan teknologi hidroakustik pada perikanan bagan tancap. Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia.
Farid,A, dkk. 2015.